Top Banner
PLENO SKENARIO 2 BLOK KARDIOVASKULAR Kelompok 7 Advisedly 1018011003 Sanggiani Diah Aulia 1018011022 William Doktrian Julius 1018011024 Faddly Hendarsyah 1018011058 Assyifa Anindya 1018011043 Meta Sakina 1018011076 Ranti Apriliani P 1018011091 Zaky Faris Maulana 1018011106 Anisa Septa Rini 1018011112 Elvi yana 1018011057 Zelvi Ninaprilia 1018011130
82

PLENO Skenario 2 Cardio

Jul 22, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Advisedly Sanggiani Diah Aulia William Doktrian Julius Faddly Hendarsyah Assyifa Anindya Meta Sakina Ranti Apriliani P Zaky Faris Maulana Anisa Septa Rini Elvi yana Zelvi Ninaprilia

1018011003 1018011022 1018011024 1018011058 1018011043 1018011076 1018011091 1018011106 1018011112 1018011057 1018011130

Kelompok 7PLENO SKENARIO 2 BLOK KARDIOVASKULAR

Hipertensi

Tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal tekanan darah.

Hipertensi

Hipertensi yg tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial.

Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakan dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya)

Hipertensi sekunder1. Hipertensi pada penyakit ginjal 2. Hipertensi renovaskuler 3. Hiperaldosteronisme Primer 4. Feokromositoma

Hipertensi lainnya1. Hipertensi pada kehamilan 2. Krisis hipertensi

Epidemiologi

Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah Lebih dari separuh orang berusia > 65 th menderita hipertensi Pengendalian tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 % dari seluruh penderita hipertensi

Klasifikasi Hipertensi menurut WHOKategori Optimal Normal Tingkat 1 (hipertensi ringan) Sistol (mmHg) < 120 < 130 140-159 Diastol (mmHg) < 80 < 85 90-99

Sub grup : perbatasanTingkat 2 (hipertensi sedang) Tingkat 3 (hipertensi berat) Hipertensi sistol terisolasi Sub grup : perbatasan

140-149160-179 180 140 140-149

90-94100-109 110 < 90 < 90

Klasifikasi Hipertensi - Joint National Committee 7Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)

Normal

120 mmHg. Pengukuran dilakukan dua kali dalam jangka waktu 30 menit Tidak ada tanda-tanda yg meningkatkan TD seperti nyeri kepala/artikular, kandung kemih penuh.

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur dengan batas penurunan maksimal TD 20-25% dari mean arterial blood pressure. Jika TD sistolik 180-220 mmHg dan TD

diastolik 105-120 mmHg, dilakukan penatalaksanaan seperti terapi pd hipertensi urgensi.

b. Perdarahan: perdarahan intraserebral, perdarahan subarachnoid, pecahnya Arteriovenous Malformation (AVM). TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg. Pengukuran dilakukan dua kali dalam jangka waktu 30 menit.

Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD

seperti nyeri kepala/ artikular, kandung kemih penuh.

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai

prosedur tatalaksana krisis hipertensi dg batas penurunan TD 20-25% dari mean arterial blood pressure. Target TD adalah sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg.

Tabel No. 1. Obat-obat parenteral untuk terapi emergensi hipertensi pada stroke akut Obat Dosis Mulai kerja Lama kerja Efek samping Keterangan

Labetolol

20-80 mg iv 5-10 menit bolus setiap 10 menit at 2 mg/menit, infus kontinyu

3-6 jam

Nausea, vomtus ,hipotensi, blok atau gagal jantung,kerusaka n hati, bronkospasmeTakikardi

Terutama untuk kegawatdarur atan hipertensi, kecuali pd gagal jantungLarut dalam air, tidak sensitif terhadap cahaya Krisis hipertensi

Nikardipin

5-15 mg/jam 5-15 menit Infus kontinyu

Sepanjan g infus berjalan

Diltiazem

5-40 5-10 menit g/kg/menit infus kontinyu

4 jam

Blok nodus A-V, denyut prematur atrium, terutama usia lanjut

2. Ensefalopati hipertensi TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg. Pengukuran dua kali dalam jangka waktu 30 menit. Terdapat gangguan kesadaran, retinopati dg papiledema, peningkatan tekanan intrakranial sampai kejang. Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD Obat antihipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas penurunan TD 20-25% dari MAP.

3. Cedera kepala dan Tumor intrakranial Terdapat gejala tekanan intrakranial yg meningkat seperti: sakit kepala hebat, muntah proyektil/ tanpa penyebab gastrointestinal, papiledema (sembab papil), kesadaran menurun.

TD sistolik >220 mmHg dan diastolik >120 mmHg . Pengukuran 2x dlm jangka waktu 30 menit. Tidak ada tanda-tanda lain yg meningkatkan TD

Obat anti hipertensi parenteral diberikan sesuai prosedur tatalaksana hipertensi krisis dg batas penurunan TD 20-25% dari MAP.

Khusus untuk tumor intrakranial hipofisis perlu dilakukan pemeriksaan hormonal dan penatalaksanaan sesuai dg hipertensi krisis dengan gangguan endokrin.

KRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT JANTUNG

Krisis Hipertensi dan Diseksi aorta

Definisi Suatu kondisi akibat robekan pada dinding aorta sehingga lapisan dinding aorta terpisah dan darah dapat masuk ke sela-sela lapisan dindingpembuluh darah aorta.

MANIFESTASI KLINIS Keluhan dapat bervariasi1. Nyeri khas Aorta: onset mendadak, nyeri teriris

sudah maksimal dirasakan saat awal, lokasi nyeri sesuai lokasi dimana robekan aorta tadi. 2. Rasa nyeri dada seperti nyeri dada khas infark miokard, bila proses diseksi menjalar ke ostium arteri koronaria. 3. Rasa nyeri leher disertai pandangan kabur, bila proses diseksi ekstensi ke arteri karotis. 4. Sinkope merupakan petanda komplikasi yg fatal, spt tamponade jantung, hipoperfusi serebri.

DIAGNOSIS Kecurigaan diagnosa Diseksi Aorta berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan

fisik cukup unruk menatalaksana sebagai diseksi aorta. Diagnosa pasti dengan pencitraan:

1. Ekokardiografi transesofageal (TEE) 2. CT scan dengan kontras. 3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Prinsip tatalaksana/ sasaran tekanan darah Atasi rasa nyeri dg morfin iv. Menurunkan TD diastolik segera (dalam 10-20 menit) dg target

TD sistolik 110-120 mmHg dan frekwensi nadi 60 x/mnt. -blocker merupakan obat pilihan utama untuk mengurangi shear stress dan mengontrol TD Terapi medikamentosa dapat dilakukan pd diseksi aorta desenden tanpa komplikasi ke organ lain (hipoperfusi ginjal, ekstremitas dan mesenterika) Setelah pasien stabil, idealnya 24-48 jam, obat IV diganti dengan oral.

Tabel No.1 Obat-obat intravena Diseksi Aorta yg ada di IndonesiaOBAT Penyekat Beta Propanolol DOSIS Bolus DOSIS PEMELIHARAAN

1 mg IV setiap 3-5 menit (max 6.15 mg/kgBB)

2-6 mg IV Setiap 4-6 jam

Kalsium Antagonis Diltiazem

0,25 mg/kg IV dalam 2 menit setelah 15 menit 0,35 mg/kg IV0,075-0,1 s/d 2,5-5 mg/kg Selama 2 menit

5 mg/jam dapat dititrasi 2,5-5 mg/jam, max 15 mg/jam

Verapamil

5-15 mg/jam IV drip

Krisis Hipertensi dengan edema paruDefinisi Suatu keadaan timbulnya tanda dan gejala gagal jantung yang disertai dengan peningkatan tekanan darah dan gambaran rontgen toraks sesuai dengan edema paru.

Manifestasi KlinisKeluhan/ gejala: 1. Sesak Nafas 2. Orthopnea 3. Dyspnea deffort

Pemeriksaan fisik1. TD sesuai definisi krisis hipertensi 2. Frekwensi pernafasan meningkat 3. Pada pemeriksaan jantung ditemukan S3

dan/ atau S4 gallop. 4. Pada pemeriksaan paru suara nafas ekspirasi memanjang disertai ronchi basah halus seluruh lapangan paru. 5. Peningkatan tekanan vena jugularis.

DIAGNOSIS1. Peningkatan tekanan darah sesuai krisis

hipertensi 2. Gejala dan tanda gagal jantung 3. Edema paru pada foto thorax

Prinsip Tatalaksana dan Sasaran Tekanan Darah1. O2 dengan target saturasi 02 perifer > 95%, bila

2. 3. 4. 5.

perlu dapat digunakan CPAP atau ventilasi mekanik non-invasif bahkan ventilasi mekanik invasif. Pemberian Nitroglycerin sublingual, bila perlu dilanjutkan dg pemberian drip. Pemberian diuretik loop IV (Furosemid) Pemberian obat anti hipertensi IV at sublingual Bila tidak ada kontra indikasi morfin IV dapat dipertimbangkan.

Target penurunan TD sistolik atau diastolik

sebesar 30 mmHg dalam beberapa menit. Sasaran akhir TD sistolik < 130 mmHg dan TD diastolik < 80 mmHg. Sebaiknya dicapai dalam 3 jam

Tabel No 2 Obat-obat parenteral untuk penanganan hipertensi emergensi pd edema paru dan sindroma koroner akut Obat Sodium nitroprusid Golongan Vasodilator Arteri & vena Dosis 0,25-10 Mg/kg/mnt Onset kerja Segera stlh distop 1-5 mnt Masa kerja 1-2 mnt Efek samping Mual, hipotensi,keracunan tiosianat, methemoglobinemia dan sianida. Sakit kepala, mual, takikardia, muntah toleransi Sakit kepala,mual, takikardia, muntah, toleransi Hipotensi,takikardi,mual muntah, muka merah Hipokalemi Hipovolemia

Nitrogliserin Vasodilator: Arteri & vena Isosorbid dinitrat Nikardipin Furosemide Vasodilator: Arteri & vena Kalsium antagonis Diuretik loop

5-300 mcg/mnt 1- 10 mg/jam 5-15 mg/jam 20-40 mg

3-5 mnt 3-5 mnt 30-40 menit 4-6 jam

1-5 mnt

5-15 menit 10-20 mnt

Krisis Hipertensi pd Sindroma Koroner Akut

Definisi Krisis hipertensi yang terjadi pada pasien dengan sindroma koroner akut. Sindroma koroner akut tdd : 1. angina pektoris tidak stabil, 2. Infark miokard non ST elevasi 3. Infark miokard dengan ST elevasi

Manifestasi KlinisKeluhan Nyeri dada dg penjalaran ke leher atau lengan kiri dengan durasi lebih dari 20 menit dan dapat disertai dg gejala sistemik berupa keringat dingin, mual dan muntah dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda gagal jantung. Temuan Klinis Pemeriksaan fisik dapat normal atau tandatanda gagal jantung

Diagnosis 1. Anamnesis 2. EKG 3. Enzim petanda kerusakan otot jantung (CKmb, Troponin T)

Prinsip tatalaksana dan Sasaran Tekanan Darah1. Penyekat Beta dan nitrogliserin merupakan anjuran

2.

3. 4. 5.

utama. Bila tidak terkontrol dapat diberikan gol kalsium antagonis parenteral, nicardipin dan diltiazem bila tidak ada kontraindikasi. Sasaran TD sistolik adalah 160/100 mmHg) setelah usia > 50. 3. Ditemukan hipertensi yg refrakter dan sulit dikendalikan dengan obat kombinasi lebih dari 3 macam ( termasuk diuretik)

4. Terjadinya peningkatan TD tiba-tiba pd keadaan pasien hipertensi yg terkontrol baik sebelumnya. 5. Hipertensi maligna ( hipertensi dg keterlibatan gangguan organ lain seperti gagal ginjal akut, perdarahan retina, gagal jantung, dan kelainan neorologis.6. Peningkatan plasma kreatinin dalam waktu singkat setelah pemberian golongan obat ACEI/ARB

Pemeriksaan penunjang diagnostik1. Arteriografi ginjal (pemeriksaan baku emas) 2. Magnetic resonance angiography. 3. Computed tomography angiography. 4. Duplex doppler ultrasonography.

KRISIS HIPERTENSI PD GANGGUAN ENDOKRINKrisis Feokromositoma Keganasan pd kelenjar adreno-medulari menyebabkan terjadi krisis hipertensi, karena kelebihan produksi epinefrin dan non epinefrin dilepaskan ke dalam peredaran darah. Juga karena stimulasi beta reseptor ginjal oleh kadar katekolamin yg tinggi menyebabkan dilepaskannya renin yg pd akhirnya meningkatkan tekanan arteri

Diagnosis feokromositoma ditegakkan dengan pemeriksaan katekolamin plasma, katekolamin urine dan atau metabolitnya dalam urine 24 jam

( seperti metanefrin dan VMA= Vanil mandelic acid). Feokromositoma jarang ditemukan, tetapi merupakan penyebab yang penting pada krisis hipertensi.

KRISIS HIPERTENSI PADA KEHAMILAN Keadaan yg menyertai krisis hipertensi adalah preeklampsi.

Dapat ditemukan gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri sampai gangguan serebrovsaskuler. Bila terjadi kejang penderita masuk stadium eklampsia.

Krisis hipertensi hanya dapat diakhiri dengan

proses persalinan dan penanggulangan dilakukan sesuai penanggulangan krisis hipertensi dg perhatian khusus pd kehamilan. Keputusan untuk melakukan terminasi kehamilan/ proses persalinan dilakukan oleh ahli medis di bidang kebidanan. (Obstruksi ginekolog)

HIPERTENSI KRISIS PD PENGGUNA NAPZA

Sejumlah obat/ senyawa yg termasuk NAPZA

dapat menimbulkan krisis hipertensi, terutama pada pasien yg sudah hipertensi. Senyawa tersebut adalah, kokain,

amfetamin, metamfetamin, phencyclidine. Penanganan disesuaikan dengan

penatalaksanaan krisis hipertensi.

TERIMA KASIH