Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang 13 F F E E A A S S I I B B I I L L I I T T Y Y S S T T U U D D Y Y P P E E N N G G E E M M B B A A N N G G A A N N P P E E L L A A B B U U H H A A N N N N I I A A G G A A B B A A T T A A N N G G P P E E M M E E R R I I N N T T A A H H D D A A E E R R A A H H K K A A B B U U P P A A T T E E N N B B A A T T A A N N G G T T A A H H U U N N 2 2 0 0 0 0 5 5
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
15
ABSTRAK
Sedangkan tujuan dilaksanakan studi ini adalah: 1) Menganalisis produksi barangdi wilayah Batang dan sekitarnya yang mempunyai potensi untuk melewatiKabupaten Batang; 2) Mengkaji arus barang yang melewati Kabupaten Batang; 3)Mensurvey industri di lingkungan Kabupaten Batang dan sekitarnya yang berpotensimenghasilkan barang ekspor, maupun kebutuhan akan barang impor yaitu materialawal untuk bahan produksi industri tersebut. 4) Untuk mengetahui kebutuhan saranadan prasarana dalam pembangunan pelabuhan niaga.
Metode yang digunakan dalam Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan NiagaKabupaten Batang adalah survey dan pengamatan (observasi) di lapangan. Surveylapangan dan observasi dilakukan untuk memperoleh data potensi hinterland dankondisi operasional pelabuhan.
Data yang diperoleh akan diklasifikasikan, dianalisis dan diolah sesuai dengantahapan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta dianalisis kelayakannyamenurut aspek ekonomi, dan keuangan. Metode analisis data mula-mula adalahmetode peramalan yang terdiri dari Metode Regresi Linier, Metode Regresi NonLinier, Metode Regresi Linier Berganda. Selanjutnya analisis dilakukan denganmetode Metode Penilaian Rencana Investasi yang terdiri dari Metode Net PresentValue, Profitabilitas Index, dan Payback Period.
Dari hasil analisa data serta hasil kajian kelayakan yang dilakukan terhadapaspek teknis, ekonomi, sosial budaya serta kajian awal dampak lingkungan dapatdiperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Dari hasil kajian lokasi dari 3 alternatif lokasi pengembangan pelabuhan dipilih
lokasi yang terletak di sebelah barat muara Sungai Sambong.2. Dari analisa perkiraan kebutuhan fasilitas Pelabuhan Niaga Batang dapat
diperkirakan kebutuhan investasi awal Pelabuhan Niaga Batang mencapai Rp104.211.838.000,04 (± Seratus Empat Milyar Rupiah).
3. Dari hasil analisis kelayakan secara ekonomis, diperoleh kesimpulan sebagaiberikut : Opportunity loss (yang dapat diukur) sebagian akan tampak dari besarnyabiaya transportasi melalui darat dari Batang ke Semarang, sebagai gambaran dapatdikemukakan biaya transport yang diperkirakan terjadi pada tahun 2007 sebesarRp 28.246.350.000,- Dengan demikian secara ekonomi makro pembangunanPelabuhan Batang akan sangat menguntungkan masyarakat Kabupaten Batang.Pengembangan Pelabuhan Batang dengan kedalaman –3,5 meter, menguntungkan/ layak untuk dilaksanakan karena NPV selama umur investasi positif danprofitability index-nya lebih besar dari satu
4. Dari hasil analisis kelayakan terhadap aspek sosial budaya, diperoleh beberapakesimpulan sebagai berikut: Lokasi calon Pelabuhan Niaga Batang direncanakandengan melakukan reklamasi lahan, sehingga dampak negatif sosial yang dapattimbul akibat penolakan warga karena ketidak sesuaian ganti rugi relatif tidak ada /sangat kecil.Untuk kepentingan peningkatan jalan akses tetap diperlukanpembebasan lahan, dimana dibeberapa ruas terdapat pemukiman penduduk yang
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
16
cukup padat, sehingga diperlukan sosialisasi dan pendekatan sejak dari awal untukmenghindari konflik / gesekan di masyarakat.
5. Hasil analisa sedimentasi dengan menggunakan metode komputasi numerikdengan selang waktu selama 5 tahun, menunjukkan adanya pergerakan transportsedimen yang mengakibatkan garis pantai mengalami erosi dan sedimentasisebagai berikut : Perubahan garis pantai bagian Barat Jetty, antara transportsedimen (akresi / sedimentasi) dan abrasi relatif seimbang. Perubahan garis pantaibagian Timur Jetty, didominasi dengan adanya transport sedimen yang meningkatterus (akresi / sedimentasi), terutama disekitar sisi jetty dan tetap terjadi abrasidengan jumlah yang relatif lebih kecil.
Ada beberapa saran-saran yang dapat Konsultan rekomendasikan sehubungandengan Pengembangan Pelabuhan Niaga Batang, sebagai berikut :1. Pelabuhan lama Batang tidak layak untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan
Niaga Batang, untuk itu lokasi pengembangan Pelabuhan Niaga Batang disarankanpada sisi barat muara Sungai Sambong dengan metode reklamasi
2. Panjang break water (ujung breakwater merupakan posisi pintu masuk kolampelabuhan) direncanakan sepanjang ± 400 m dari pantai (kondisi asli dasar pantaisudah mencapai –6,50 m).
3. Pemerintah Kabupaten Batang perlu menjalin kerja sama dengan investor untukmenginvestasikan dananya di Pengembangan pelabuhan Niaga Batang dengansistem sharing.
4. diperlukan upaya untuk menarik potensi daerah hinterland guna menggunakanPelabuhan Niaga Batang dengan cara antara lain menjalin kerjasama dengan parapengusaha yang potensial di daerah hinterland untuk dapat terlibat dalam kegiatanPelabuhan Niaga Batang, serta upaya-upaya yang bersifat promotif.
5. Untuk meminimalkan dampak kegiatan pengembangan pada lingkungan, makaperlu diupayakan langkah-langkah sosialisasi, koordinasi dan analisis lingkungansecara lebih mendetail, terarah dan terpadu.
6. Diperlukan adanya studi kelayakan lingkungan yang lebih lanjut (AMDAL) danterpisah dari kegiatan studi kelayakan ini.
7. Diperlukan adanya pengelolaan terintegrasi antara hulu dan hilir didalampengelolaan sedimen yang ada di muara, yaitu dengan menghambat laju sedimenyang berasal dari hulu, antara lain dengan melakukan konservasi lahan di daerahhulu DAS Sambong.
8. Untuk mengatasi permasalahan sedimentasi di pantai Pelabuhan Batang selaindiperlukan penanganan secara terintegrasi direkomendasikan dibuatkan suatubangunan revetment atau breakwater yang dapat menghambat laju kemundurangaris pantai (erosi pantai).
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Laporan pelaksanaan
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Batang ini dapat diselesaikan.
Feasibility Study ini merupakan landasan ilmiah (langkah awal) dalam perencanaan
pengembangan Pelabuhan Niaga di Kabupaten Batang.
Dalam laporan ini diuraikan pengembangan Pelabuhan Niaga Batang ditinjau
dari kelayakan secara ekonomis (rencana investasi).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
1. Bapak Ketua Bappeda Kabupaten Batang, yang telah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
2. Kepala Kantor Pelabuhan Batang dan Kepala Dinas terkait di Kabupaten Batang,
yang telah membantu dalam memberikan informasi data sekunder yang sangat
berharga.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data di
lapangan sehingga terlaksananya kegiatan ini dengan lancar.
Sadar akan keterbatasan yang ada, maka kritik dan saran sangat diperlukan
untuk perbaikan laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat.
Batang, Juli 2005
Tim Penyusun.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
18
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 11.1 Latar Belakang ............................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 31.3 Ruang Lingkup ................................................................................ 4
BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI ............................................... 52.1 Kerangka Pendekatan ...................................................................... 52.2 Metodologi ...................................................................................... 7
BAB III DESKRIPSI DAERAH STUDI ............................................................ 133.1 Kondisi Pelabuhan Kabupaten Batang ........................................... 133.2 Potensi Pasar Kawasan Hinterland ................................................. 17
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 234.1 Analisis Pertumbuhan dan Perkiraan Arus Muatan ........................ 234.2 Peramalan Arus Kapal .................................................................... 284.3 Kelayakan Secara Ekonomi ............................................................ 36
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................. 496.1 Kesimpulan .................................................................................... 496.2 Rekomendasi ................................................................................. 49
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
19
DAFTAR TABEL
No. Halaman1 – 1 Beberapa Contoh Jenis Komoditi di Daerah Hinterland
Kabupaten Batang .................................................................................. 23 – 1 Jumlah Kapal Masuk / Keluar Di Pelabuhan Batang Tahun 2001-2004 153 – 2 Potensi Pasar Terhadap Volume Eksport Menurut Jenis Barang ........... 194 – 1 Hasil Perhitungan Pertumbuhan Dan Perkiraan Barang Keluar Melalui
Pelabuhan Batang ................................................................................... 244 – 2 Hasil Perhitungan Pertumbuhan dan Perkiraan Barang Masuk
Melalui Pelabuhan Batang .................................................................... 274 – 3 Realisasi dan Perkiraan Arus Kunjungan Kapal dan Jumlah Barang
(Ton/m3) di Pelabuhan Batang ............................................................... 294 – 4 Perkiraan Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang Eksport
untuk Kapal Tongkang Maksimal 1.425 GT .......................................... 304 – 5 Perkiraan Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang Import /
Bongkar untuk Kapal Tongkang Maksimal 1.425 GT ............................ 324 – 6 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Eksport Tahun 2016 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT)................. 334 – 7 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Eksport Tahun 2026 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT)................. 344 – 8 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
Import Tahun 2016 (Kapal Tongkang Maksimal 1425 GT) .................. 354 – 9 Rasio Muatan dari Arus Kunjungan Kapal Tongkang Untuk Barang
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 454 – 14 Analisis Perhitungan Operation Ratio dan Working Ratio
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 474 – 15 Analisis Perhitungan Net Present Value (NPV)
(Tongkang Maksimal 1425 GT) 48
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
20
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman2 – 1 Bagan Alir Kegiatan 6
3 – 1 Letak Pelabuhan Batang 163 – 2 Lokasi Rencana Pengembangan 17
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
21
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang otonomi daerah yang luas dan
bertanggung jawab, mulai dilaksanakan tahun 2004. Pelaksanaan otonomi daerah
yang luas dan bertanggung jawab tersaebut telah menyadarkan pada pemerintah
daerah betapa rentannya strategi pembangunan yang hanya mengandalkan pada
bantuan pemerintah pusat. Hal ini menggugah pemerintah daerah akan pentingnya
menggali dan mengembangkan potensi daerah yang selama ini belum tergali dan
dikembangkan.
Bertolak dari kenyataan tersebut maka perlu kiranya pemerintah membangun
pondasi yang kuat agar kesinambungan pembangunan tetap terjaga sehingga tidak
terpengaruh dengan adanya ekses era globalisasi. Untuk membangun pondasi yang
kuat maka perlu kiranya pemerintah dalam melaksanakan pembangunan berorientasi
pada potensi daerah yang ada dan mengembangkannya sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal dan akhirnya dapat meningkatkan penerimaan daerah Kabupaten
Batang.
Salah satu potensi yang ada di Kabupaten Batang yang dapat dikembangkan
adalah sektor perhubungan laut dengan dukungan pantainya yang sepanjang 38,75
km. Mengingat Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jawa
Tengah yang sangat strategis, karena terletak pada lintasan jalur pantai utara Jawa
yang menghubungkan antara Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Wilayah ini
tepatnya terletak antara 060 51’ 46” dan 070 11’ 47” LS dan antara 1090 40’ 10” dan
1100 03’ 06” BT. Wilayah Kabupaten Batang terdiri dari daerah pegunungan yang
terletak di bagian selatan dan pantai di bagian utara dengan luas keseluruhan
85.425,841 Ha yang secara administratif terbagi menjadi 12 keamatan, 235 desa, 9
kelurahan, 1.036 RW, dan 3.676 RT. Sedangkan daerah cakupan (hinterland) dari
Kabupaten Batang adalah Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
22
Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.
Tabel 1–1. Beberapa Contoh Jenis Komoditi di Daerah Hinterland KabupatenBatang
Hinterland Jenis komoditi
1 2
Kabupaten Batang Hasil-hasil hutan (kayu jati) dan industri tekstil.
Kota Pekalongan Hasil-hasil industri tekstil dan batik.
Kabupaten Pekalongan Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras,karet, teh dan tetes (dari pabrik gula Sragi),gondorukem, serta industri tekstil dan batik.
Kabupaten Pemalang Hasil-hasil Pertanian dan Perkebunan seperti beras,karet, teh dan tetes (dari pabrik gula Sumberharjo) sertaindustri tekstil.
Kabupaten Tegal Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras dantetes (dari pabrik gula Pangkah) serta hasil industrikecil.
Kota Tegal Hasil-hasil industri mesin logam dasar dan elektronika,industri kimia dasar, aneka industri dan industri hasilperkebunan.
Kabupaten Brebes Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras,bawang, lombok dan tetes (dari pabrik gula Banjaratmadan Jatibarang) serta hasil tambak (udang) dan jamurmerang (Bumiayu).
Kabupaten Banyumas Hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti beras, tetesdan hasil kerajinan keramik.
Kabupaten Purbalingga Hasil-hasil pertanian dan perkebunan.
Kabupaten Banjarnegara Hasil-hasil pertanian dan perkebunan (karet) serta hasilkerajinan keramik.
Sumber : Data Primer
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
23
Hasil industri daerah hinterland Kabupaten Batang yang berupa komoditi ekspor
selama ini lebih banyak melalui Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang), Cirebon,
Tanjung Priok (Jakarta) dan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya).
Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman, dalam upaya untuk
menunjang kegiatan eksploitasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun
sumberdaya alam secara terpadu untuk kesejahteraan penduduk Kabupaten Batang
dan berdasarkan potensi daerah hinterland yang ada maka diperlukan sarana dan
prasarana perhubungan laut yang memadai, untuk itu Kabupaten Batang bermaksud
untuk membangun sebuah pelabuhan niaga beserta sarana dan prasarananya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakan pekerjaan Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan
Niaga Kabupaten Batang ini adalah:
1. Menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Batang dan
sekitarnya.
2. Mengantisipasi terjadinya bangkitan arus barang hasil produk unggulan daerah.
3. Menyiapkan pelabuhan niaga Kabupaten Batang dalam kaitannya dengan
pemberlakuan otonomi daerah.
Sedangkan tujuan dilaksanakan studi ini adalah:
1. Menganalisis produksi barang di wilayah Batang dan sekitarnya yang mempunyai
potensi untuk melewati Kabupaten Batang;
2. Mengkaji arus barang yang melewati Kabupaten Batang;
3. Mensurvey industri di lingkungan Kabupaten Batang dan sekitarnya yang
berpotensi menghasilkan barang ekspor, maupun kebutuhan akan barang impor
yaitu material awal untuk bahan produksi industri tersebut.
4. Untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana dalam pembangunan
pelabuhan niaga.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
24
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup feasibility study pembangunan pelabuhan niaga Kabupaten
Batang adalah:
1. Pengkajian studi ini meliputi seluruh wilayah cakupan Kabupaten Batang.
2. Melakukan pengumpulan data-data yang menyangkut aspek umum, terdiri dari
data pendukung proyek, peluang pasar, pesaing potensial dan kondisi Hinterland.
3. Melakukan pengumpulan data-data yang menyangkut aspek ekonomi (pasar),
mengenai gambaran dan perkiraan perkembangan industri, segmen pasar yang
dituju, harga pasar produk, prospek pemasaran dan perkembangan harga.
4. Melakukan kajian dan pengelolaan serta analisis terhadap data-data yang
menyangkut aspek umum, ekonomi, dan keuangan.
5. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.
6. Memberikan penjelasan kepada pemberi tugas terhadap hasil-hasil studi yang telah
dikerjakan.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
25
BAB II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2.1 Kerangka Pendekatan
Pelaksanaan studi ini secara umum dapat dikelompokan kedalam beberapa
kegiatan yaitu: 1) Studi aspek eknomi potensi arus barang di daerah “Hinterland”;
2) kajian perkembangan arus barang yang memerlukan fasilitas pelabuhan; 3) analisis
kebutuhan sarana dan prasarana pembangunan pelabuhan niaga; 4) kajian mengenai
kelayakan ekonomi pembangunan dan 5) penyusunan laporan. Pelaksanaan studi ini
digambarkan dalam Gambar 1.
Sebagai langkah awal, diperlukan pengenalan kondisi lapangan. Hal ini
diperlukan dalam perencanaan rencana kerja, penentuan lokasi pengambilan sampel,
dan pekerjaan lapangan. Selanjutnya diperlukan pengumpulan data sekunder yang
mencakup data potensi Hinterland, arus barang, studi-studi terdahulu, data akhir
materi dan kondisi eksisting. Selain data sekunder, juga diperlukan data primer yang
diperoleh melalui questionair survey dan interview.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
Survey Lapangan awal
Laporan Pendahuluan
Diskusi
Pengumpulan Data SekunderAspek Ekonomi, meliputi :- Potensi Hinterland- Potensi Pasar- Potensi Angkutan Barang
Persiapan Administrasi
Survey Aspek Ekonomi, meliputi :- Arus Barang- Arus Muatan
Analisis Aspek Ekonomidan Operasi :- Peramalan- Arus Muatan- Arus Kapal
- Aspek Pasar
Draft Laporan Akhir
Diskusi
Analisis kelayakan :- Ekonomi :a. NVPb. Profitabilitasc. Payback period
- Finansial
26
- Investasi
Kesimpulan danRekomendasi
Laporan Akhir
Ringkasan Eksekutif
Gambar 2–1 Bagan Alir Kegiatan
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
27
2.2 Metodologi
2.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah daerah hinterland dari Kabupaten Batang yang
meliputi Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.
2.2.2 Metode
Metode yang digunakan dalam Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan
Niaga Kabupaten Batang adalah survey dan pengamatan (observasi) di lapangan.
Survey lapangan dan observasi dilakukan untuk memperoleh data potensi hinterland
dan kondisi operasional pelabuhan.
Berdasarkan sifat data, maka data dikelompokkan menjadi data primer dan
data sekunder. Data primer yang diperoleh meliputi : (1) Wawancara lansung dengan
pejabat kunci, (2) Survey lapangan yang berupa pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan operasional pelabuhan dan potensi hinterland, dan (3) Diskusi dengan
Tim pendamping proyek. Sedangkan data sekunder meliputi : (1) Pengumpulan
peraturan atau ketentuan–ketentuan perundangan yang berlaku, peraturan pemerintah,
Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, serta keputusan-keputusan intern yang
diterbitkan oleh Daerah, (2) Berbagai keputusan tentang pelabuhan.
2.2.3 Metode Analisis
Data yang diperoleh akan diklasifikasikan, dianalisis dan diolah sesuai dengan
tahapan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta dianalisis kelayakannya
menurut aspek ekonomi, dan keuangan.
1. Metode Peramalan
Untuk mendapatkan besarnya arus muatan dan kapal pada tahun 2026 yang melalui
Pelabuhan Batang, dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode
peramalan. Perhitungan arus muatan dan kapal yang melalui pelabuhan Batang
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
28
dipengaruhi oleh pertumbuhan dari beberapa faktor yaitu GNP, PDRB, Jumlah
penduduk dan sektor produksi. Mengingat karakteristik data dari faktor-faktor
tersebut, peramalan pertumbuhan dilakukan dengan metode regresi linier dan non
linier. Faktor-faktor yang dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier
adalah GNP, PDRB, dan jumlah penduduk, hal ini disebabkan karena karakteristik
data pertumbuhan dari GNP, PDRB, dan jumlah penduduk yang relatif konstan tiap
tahunnya, sehingga metode regresi linier cocok untuk memproyeksikan
pertumbuhannya pada tahun-tahun berikutnya. Sedangkan untuk faktor-faktor
produksi yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan industri,
arus muatan dan jumlah kapal, digunakan metode regresi non linier yang
berfluktuatif setiap tahunnya, sehingga metode regresi non linier time depending
dianggap cocok untuk memproyeksikan pertumbuhannya. Solusi dari metode
regresi linier dan regresi non linier akan digunakan media software curve expert
(CE) dan akan ditunjukkan dalam bentuk grafik.
a. Metode Regresi Linier
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
Y = a + bX
Dimana :
Y = peubah tak bebas yaitu hasil yang ingin diketahuiX = peubah bebas, yaitu parameter yang diketahui.a = intersepb = kemiringan yang dicari.
b. Metode Regresi Non Linier
Penyelesaian bentuk persamaan regresi non linier menggunakan metode
Levenberg-Marquart (LM). Metode ini menggabungkan metode Steepset
Descent dan metode deret Taylor dasar, karena terbukti dapat menyelesaikan
dengan cepat dan dapat diandalkan untuk mengoptimasi bentuk non linier.
Alasan penggabungan dua metode tersebut adalah karena tidak ada satupun
metode optimasi yang benar-benar sempurna. Sebagai contoh adalah bahwa
metode Levenberg-Marquart hanya cocok untuk data yang jauh dari nilai
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
29
minimum sedangkan metode deret Taylor cocok untuk data yang dekat dengan
nilai minimum. Secara umum pemodelan persamaan (dengan satu variabel
bebas) dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = f (x,a)
Bentuk persamaan sederhana diatas menyatakan bahwa variabel tak bebas y
dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari variabel bebas x. Dan parameter
berupa vektor a dari besaran panjang yang berubah-ubah. Sebagai catatan bahwa
penggunaan metode Levenberg-Marquart pada beberapa persamaan non linier
dengan parameter tidak tetap, dapat digunakan sebagai pemodelan data
persamaan.
Pemodelan regresi non linier dibagi dalam beberapa kelompok dasar yang
disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing data yang dievaluasi. Pada
studi ini kelompok yang sesuai untuk evaluasi data adalah kelompok
pertumbuhan. Bentuk dasar persama yang digunakan dalam bentuk
pertumbuhan ini adalah sebagai berikut:
- Exponential Assoc (1) : Y = a (1-e-bx)
- Exponential Assoc (2) : Y = a (b-e-cx)
- Saturation Growth : Y = a Ln (x)-b
c. Metode Regresi Linier Berganda
Penyelesaian bentuk persamaa regresi linier berganda dimaksudkan untuk
melihat pengaruh dari variabel bebas yang lebih dari satu karena banyaknya data
pengamatan. Secara umum pemodelan persamaan linier berganda dengan
variabel bebas lebih dari satu dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ........ + bi Xi +
Dimana :Y = variabel bebasa = intersepb1 ... bi = konstantaX1 ... Xi = variabel tak bebas.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
30
2. Metode Penilaian Rencana Investasi
Untuk menilai kelayakan secara ekonomis, alat analisis yang digunakan antara lain
Metode Net Present Value, Profitabilitas Indeks dan Payback Period.
a. Metode Net Present Value
Dalam metode ini digunakan faktor diskoton. Semua pengeluaran dan
penerimaan dimana saat pengeluaran dan penerimaannya adalah dalam waktu
yang tidak bersamaan. Harus diperbandingkan dengan nilai yang sebanding
dalam arti waktu. Dalam hal ini berarti kita harus mendiskotokan nilai-nilai
pengeluaran dan penerimaan tersebut ke dalam penilaian yang sebanding atau
sama. Pengeluaran adalah dilakukan pada saat mula-mula atau sekarang,
sedangkan penerimaan baru akan diperoleh di masa-masa yang akan datang,
padahal nilai uang sekarang adalah tidak sama atau lebih tinggi dari nilai uang
dikemudian hari. Oleh karena itu jumlah estimasi penerimaan itu harus kita
diskontokan, kita jadikan jumlah-jumlah nilai sekarang (penilaian yang
sebanding dengan pengeluarannya).
Urut-urutan perhitungan dalam metode ini adalah :
1) Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi yang akan
dilaksanakan.
2) Mencari nilai sekarang (Present Value) dari cash flow dengan mengalikan
tingkat diskonto tertentu yang ditetapkan.
3) Kemudian jumlah nilai sekarang atau Present Value dari cash flow selama
umur investasi dikurangi dengan nilai investasi awal akan menghasilkan Net
Present Value (NPV).
Net Present Value dari investasi itu dapat diperoleh dengan menggunakan
formulasi sebagai berikut :
P1 P2 P3 PnNPV = + + + ..........
(1 + i)1
(1 + i)2
(1 + i)3
(1 + i)n
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
31
n PtNPV = - IO
1 (1 + i)t
Keterangan :Pt = Net Cash Flow pada tahun ke-ti = Tingkat diskonton = Lama waktu atau perode perlangsungan investasiIO = Pengeluaran mula-mula atau nilai investasi awal
Untuk pengambilan keputusan, maka apabila NPV lebih besar dari Nol (positif)
maka berarti proyek itu menguntungkan. Apabila jumlah nilai Proceed dari tiap-
tiap tahun menunjukkan angka yang sama besarnya, maka perhitungan nilai
sekarang dari Proceed itu akan dapat lebih disederhanakan lagi dan lebih dapat
dipercepat.
b. Profitabilitas Indeks
Profitabilitas Indeks (PI) adalah perbandingan dari Precent Value dari Net Cash
Flow dengan Precent Value dari investasi awal.
P . V Net Cash Flow (Proceeds)PI =
P . V Initial Outlays (IO)
i Pn
1 (1 + i)n
PI = IO
Dimana :Pn = Net Cash Flow (Proceed) pada tahun ke-ti = Tingkat Diskonton = Lama waktu/periode umum investasiIO = Initial Outlays (nilai investasi mula-mula)
Untuk pengambilan keputusan dari kriteria penilaian Profitabilitas Indeks (PI)
adalah apabila PI lebih besar dari satu maka usulan investasi akan diterima dan
dilaksanakan, tetapi apabila PI kurang dari saru maka usulan investasi itu akan
ditolak.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
32
c. Payback Period
Payback Period menunjukkan periode waktu yang diperoleh untuk menutup
kembali uang yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh atau
(Net Cash Flow) dari investasi tersebut.
Payback Period ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan dari suatu investasi
dapat ditutup kembali dengan Net Cash Flow dari hasil investasi tersebut.
Apabila investasi akan dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian Payback
Period maka sebelumnya ditetapkan lebih dahulu Payback Period maksimum
atau target Payback Period untuk pendamping dengan Payback Period dari
investasi yang akan dilaksanakan.
Untuk pengambilan keputusan, diperbandingkan antara Payback Period
maksimum yang ditetapkan dengan Payback Period investasi yang akan
dilaksanakan. Apabila Payback Period investasi yang akan dilaksanakan lebih
singkat atau pendek waktunya dibanding Payback Period maksimum yang
disyaratkan maka investasi itu akan dilaksanakan, tetapi sebelumnya apabila
lebih panjang waktunya dibanding Payback Period maksimum yang disyaratkan
maka investasi itu ditolak.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
33
BAB III
DESKRIPSI DAERAH STUDI
3.1 Kondisi Pelabuhan Kabupaten Batang
Secara historis Pelabuhan Batang dibawah Kantor Pelabuhan Pekalongan
karena kantor yang digunakan sejak tahun 1991 diperuntukkan untuk satuan kerja
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan KM. 20 Tahun 1988 tanggal 29
Februari 1988 Kantor Kesyahbandaran Batang berubah menjadi satuan kerja
Pelabuhan Batang di bawah kordinasi Kantor Pelabuahn Pekalongan pada Kantor
Wilayah IV Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pada tahun 1989 Kanwil
Perhubungan Laut berubah menjadi Kantor Wilayah XI Departemen Perhubungan
Propinsi Jawa Tengah yang kemudian menjadi tanggungjawab Kepala Kantor
Pelabuhan Batang langsung kepada Kepala Kantor Wilayah XI Departemen
Perhubungan Propinsi Jawa Tengah.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35
Tahun 1993 tanggal 19 Januari 1993 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pelabuhan” dan disempurnakan dengan KM. 63 Tahun 2002 tentang “Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pelabuhan” maka kondisi sekarang Kantor Pelabuhan Batang
ditetapkan menjadi Kantor Pelabuhan Kelas V eselon IV B yang selanjutnya sesuai
KM. 53 Tahun 2002 tentang “Tatanan Kepelabuhan Nasional” Kantor Pelabuhan
Batang termasuk pelabuhan regional. Personil Pelabuhan Batang pada saat masih
merupakan satuan kerja dari Kantor Pelabuhan Pekalongan pada tahun 1998
ditangani empat orang petugas, sekarang dengan Pelabuhan Kelas V jumlah personil
17 (tujuh belas) orang.
Fasilitas Pelabuhan Batang memiliki :
Alur pelayaran sepanjang 1.075 meter dan lebar 80 meter kedalaman alur
Pelabuhan Batang mempunyai kedalaman rata-rata –2 s/d –2,5 LWS oleh
karenanya kurang mendukung untuk lalu lintas keluar masuk kapal-kapal niaga.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
34
Padahal untuk kegiatan keluar masuk kapal-kapal niaga membutuhkan kedalaman
minimal –4 s/d –5 LWS untuk tipe Pelabuhan Batang.
Break Water / Pier Penahan Gelombang untuk sebelah timur mempunyai panjang
566 meter, sedangkan sebelah barat 334,2 meter.
Dermaga beton dengan panjang 50 meter dan lebar 6 meter.
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran berjumlah 2 unit yang terletak pada ujung Break
Water dengan jarak tampak 5 mil.
Lapangan Penumpukan dengan panjang 20 meter dan lebar 10 meter.
Pusat Pendaratan Ikan
Galangan dan Dock Kapal antara lain dari :
- PT. Along Jaya,
- CV Basuki Raharjo,
- CV. Pramono Jati,
- CV Laksana Abadi.
SPBU untuk melayani kapal-kapal di Pelabuhan Batang.
Lapangan Penumpukan Pendaratan Batu Bara.
Kapal Tarik / Tug Boat
Kapal Patroli
Dari fasilitas yang ada tersebut di atas ada keinginan untuk melakukan
peningkatan pengembangan Pelabuhan Batang dari status Pelabuhan Batang Kelas V
menjadi Pelabuhan Standart dengan sarana dan prasarana yang cukup yaitu dengan
penengadaan Alur Pelayaran dengan kedalaman minimal –4 s/d –5 LWS sehingga
bisa untuk lalu lintas keluar masuk kapal-kapal niaga. Untuk hal ini diperlukan
pengerukan dan reklamasi supaya keadaan alur Pelabuhan Batang bisa terpenuhi.
Untuk Break Water yang dimiliki sekarang adalah untuk Pelayaran Kapal
Perikanan sehingga menyulitkan kapal-kapal niaga masuk ke Pelabuhan Batang. Oleh
karenanya perlu dibuat Break Water baru dan reklamasi agar kapal-kapal niaga bisa
berlabuh.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
35
Kegiatan Bongkar Muat kapal-kapal niaga besar di Pelabuhan Batang nihil
karena kedalaman Alur Pelayaran yang kurang mendukung sehingga kapal-kapal
niaga tidak bisa masuk, padahal Pelabuhan Batang pernah melakukan perjanjian
dengan beberapa investor yang dikomandani PT. Dupantek yaitu untuk pengangkutan
batubara dan serbuk kayu karena alur pelayaran Pelabuhan Batang tidak mendukung
perjanjian tersebut sehingga tertunda. Karenanya sekarang arus bongkar muat yang
terjadi hanya kapal-kapal perikanan dengan kurang lebih 30 ton/hari.
Jumlah kapal masuk dan keluar serta bongkar muat yang ada di Pelabuhan
Batang dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Tabel 3–1. Jumlah Kapal Masuk / Keluar Di Pelabuhan Batang Tahun 2001-2004
No Tahun
Jumlah Kapal Jumlah Barang
Masuk KeluarBongkar Muat
(ton) (ton)
1 2001 582 582 3.495 7.293
2 2002 997 964 1.741 1.992
3 2003 527 458 1.864 1.644
4 2004 566 570 3.073 7.587Sumber : Kantor Pelabuhan BatangKapal-kapal yang masuk dan keluar Pelabuhan Batang merupakan kapal-
kapal kecil. Dari tabel tersebut nampak bahwa jumlah barang bongkar dan muat
mengalami penurunan dari tahun 2001 ke tahun 2002 dan 2003 yang cukup besar.
Sedangkan pada tahun 2004 mengalami kenaikan kembali.
Kantor Pelabuhan Batang sampai sekarang belum mempunyai Ketetapan
Batas-Batas DLKP dan DLKR yang seharusnya dengan berlakunya Undang-undang
Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran dan PP No. 70 Tahun 1996 serta PP No. 69
Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, Kantor Pelabuhan Batang seharusnya sudah
mempunyai Batas-Batas DLKP dan DLKR. Upaya untuk memenuhi hal tersebut
sebenarnya sudah diupayakan yaitu dengan Surat Permohonan Kantor Pelabuhan
Batang kepada Bupati Kabupaten Batang sesuai dengan Surat Nomor
PP.724/TP.4/Btg-1998 tanggal 8 Maret 1998 yang kemudian ditindaklanjuti dengan
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
36
Surat Bupati Kabupaten Batang Kepada Gubernur Jawa Tengah Nomor 551. 4/1263
tanggal 15 Desember 1998 sampai sekarang belum ada realisasi dari Gubernur
sehingga Kantor Pelabuhan Batang dalam melakukan operasionalnya menjadi kurang
optimal.
Gambar 3 – 1. Letak Pelabuhan Batang
3.4 Potensi Pasar Kawasan Hinterland
Disamping potensi produksi yang dihasilkan dari daerah Kabupaten Batang,
pada studi ini juga ditampilkan potensi pasar di kawasan Hinterland yaitu mengenai
produk–produk yang dihasilkan dari kawasan Hinterland yang selama ini dikirim
melalui Pelabuhan lain yaitu melalui pelabuhan Tanjung Mas Semarang, pelabuhan
Cirebon, Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Potensi pasar yang
dapat diambil adalah agar supaya barang–barang tersebut dapat dialihkan melalui
pelabuhan Batang. Dasar dari pengalihan ke pelabuhan Batang adalah karena jarak
pengiriman barang dan penerimaan barang dari dan ke tempat lokasi penerimaan
Pelabuhan Batang
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
37
barang yang lebih dekat daripada melalui pelabuhan lain. Apalagi ada prospek
kegiatan bongkar batubara dari Banjarmasin ke daerah Batang dan diprediksi rata–
rata perbulan 10.000 ton, diangkut dengan tongkang dan diperkirakan lahan yang
digunakan kurang lebih 20.000 m2. Sedangkan rencana tersebut kemungkinan bisa
terealisir jika di Kabupaten Batang ada pelabuhan. Data potensi pasar terhadap asal
dan tujuan barang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang
38
TABEL 3–2. Potensi Pasar Terhadap Volume Eksport Menurut Jenis Barang
No Nama Perusahaan Jenis Barang Sat.Volume barang
Asal TujuanPelabu
han1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Petani Bawang Bawang Merah Ton 729,00 913,00 1.181,00 1.250,00 1.325,00 1.538,00 1.691,00 1.843,87 1.996,73 Brebes Malaysia/BruneiTg.Priok
2 PTPN IX Teh Ton 536,00 713,00 785,00 849,00 820,00 951,20 1.232,80 1.303,20 1.373,60 Brebes Jepang/Inggris Tg. Mas
3 PTP IX Semugih Teh Ton 176,25 721,37 927,06 696,69 652,23 912,91 1.005,64 1.098,37 1.191,10 Pemalang Jerman, India, Inggris Tg. Mas
4 PT. Pagilaran Teh Ton - - - 1.850,00 2.070,00 2.070,00 2.070,00 1.129,18 769,22 BatangUSA, AUST, Eropa,Malaysia, Jpg, Tim
TengTg. Mas
5 PTPN IX Tetes Cair Ton 200,00 198,00 219,00 230,00 250,00 259,00 272,20 347,96 376,80 Brebes Singapura/Taiwan Tg. Mas
6 PTP IX Semugih Kakao Ton - - - 13,00 12,95 14,05 15,65 14,36 14,81 Pemalang Pakistan, Taiwan Tg. Mas
7PTP IX Semugih KBNSiluwuk
Kakao Ton - - - 17,00 23,00 8,00 9,00 3,19 8,00 Batang Jepang Tg. Mas
8PTP IX Semugih KBNSiluwuk
Karet Ton - - - 2.813,00 2.894,00 464,38 755,18 1.210,60 1.406,52 Batang Timur Tengah, Jepang Tg. Mas
9PTP IX Semugih KBNSiluwuk
Kapok Ton - - - 589,00 225,00 59,00 149,00 437,00 151,00 Batang Malaysia Tg. Mas
10 PTPN IX Terpentin Ton 429,00 432,00 550,00 575,00 600,00 663,00 711,00 760,14 808,64 Brebes Korsel/Taiwan Tg. Mas
11 Perum Perhutani Terpentin Ton 1.764,54 625,05 1.391,25 626,21 1.571,41 1.665,34 1.759,27 1.853,32 Pemalang Jepang, malaysia, AS Tg. Mas
12 PTPN IX Gondorukem Ton 3.463,00 5.528,00 5.233,00 5.500,00 5.750,00 6.459,00 6.913,00 7.367,86 7.822,47 Brebes Korsel/Taiwan Tg. Mas
13 Perum Perhutani Gondorukem Ton 1.068,69 1.969,57 2.091,60 4.997,28 1.712,88 3.662,83 41.094,44 4.526,05 4.957,66 Pemalang India, Pakistan, Taiwan Tg. Mas
14 PT. Ika Citra Fishtama Ikan Beku Ton - - 1.064,29 273,58 120,69 305,01 756,10 989,51 1.152,38 Pekalongan USATg.Priok
15 PT. Tirta Raya Mina Ikan Beku Ton 637,34 252,98 127,23 161,27 158,34 256,62 301,72 689,27 602,31 Pekalongan USATg.Priok
16 CV. Pahala Mina Ikan Asin Ton - - - - 12,96 15,00 18,10 18,25 20,24 Pekalongan Colombo Tg. Mas
17 PT. Maya Food Udang Ton 106,33 184,67 - - - - - - - PekalonganUSA, Malaysia,Swedia,Hongkong, Denmark
Tg.Priok
18 PT. Phillips Sea Food Ind. Crab (rajungan) Ton 578,05 430.326,00 2.686,03 81.690,25 1.033,50 51.088,56 3.866,55 45.786,02 60.780,20 Pemalang ASTg.Priok
19 PT. Zetta Agro Industri Jamur Ton 2.920,00 8.540,00 8.000,00 8.400,00 8.850,00 10.858,00 8.850,00 12.030,00 13.202,00 Brebes AS/Taiwan/Eropa Tg. Mas
20 Arjuna Sapu Ton 186,29 272,00 707,13 166,50 102,00 218,00 706,00 223,00 198,00 Pemalang Singapura Cirebon
29 PT. Kujang Mas Ramin Dowel Ton - - 16,64 - - - - - - Tegal Jerman Tg. Mas
30 PT. Gema Wijaya HSRaminMoulding
Ton - - 25,48 - - - - - - Tegal JepangTg.Perak
31 PT. Sorgum Tani Baru Sunoko Ton - - - 19,44 - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas
32 PT. Sorgum Tani Baru Agathis Ton - 4,34 - - - - - - - Tegal Jepang Tg. Mas
33 PT. Bina Lestari Kayu Olahan m3 - - - 1.452.165,00 843.286,10 75.086,70 - 1.111.483,00 1.739,54 Batang Jepang Tg. Mas
34 CV. Purbayasa Kayu Olahan m3 3.537,20 4.049,52 4.473,50 6.339,93 5.722,41 6.822,79 7.488,91 - - Purbalingga Jepang Tg. Mas
35 PT. Karya Bhakti M Kayu Olahan m3 1.565,60 1.349,80 1.118,40 1.749,96 1.560,41 1.586,76 1.621,74 1.663,72 1.702,70 Purbalingga Jepang Tg. Mas
36 CV. Narayana Kayu Olahan m3 783,60 457,30 6.138,40 190,98 1.115,94 1.856,76 1.816,00 1.936,44 1.976,28 Purbalingga Jepang, RRC, Belanda Tg. Mas
37 CV. Sinhan Timber Kayu Olahan m3 - - - 2.703,80 2.063,95 2.105,68 2.205,47 2.522,23 Purbalingga Korea Sel Tg. Mas
38 PT. Nyp Wood Work Kayu Olahan m3 1.768,00 1.548,90 2.236,70 2.016,22 2.025,51 2.213,77 2.312,00 2.410,23 2.508,46 Purbalingga Jepang, Taiwan Tg. Mas
39 PT. Bralink Albasinda Kayu Olahan m3 984,30 674,90 1.107,50 703,06 1.982,17 1.697,56 1.899,95 2.102,34 2.304,73 Purbalingga Jepang, Irlandia Tg. Mas
40 PT. Arumabi Kesembadan Kayu Olahan m3 790,98 331,33 729,45 2.128,75 1.641,02 2.173,56 2.523,31 2.873,06 3.222,81 Banyumas Jepang, Korea, Spanyol Tg. Mas
41 CV. Citra Serayu Mas Kayu Olahan m3 2.646,64 1.132,76 2.306,49 2.415,39 1.646,91 1.814,59 1.742,91 1.671,23 1.599,55 Banyumas Jepang, Taiwan Tg. Mas
42 PT. Giri Sentosa Adi Raya Kayu Olahan m3 337,26 67,07 108,34 114,27 123,24 146,84 164,28 102,41 90,11 Banyumas Jepang, Korea Tg. Mas
43 PT. Serayu Makmur Kayu Olahan m3 - - - - 2.040,00 2.354,00 2.985,00 2.524,07 3.251,24Banjarnegara
Jepang Tg. Mas
44 PT. Sinar Permai Kayu Olahan m3 - - - - 21,56 25,04 26,11 28,21 30,02 Tegal Jepang Tg. Mas
45CV. Matera MitraSekawan
Rotan Furniture Ton - 2,93 - - - - - - - Tegal Denmark Tg. Mas
46CV. Matera MitraSekawan
Rotan Furniture Ton - 8,03 4,39 - - - - - - Tegal Finlandia Tg. Mas
47CV. Matera MitraSekawan
Rotan Furniture Ton - 30,09 8,80 - - - - - - Tegal Korea Tg. Mas
48 PT. Archindo Duta Kreasi Rotan Furniture Ton - - - - 4,94 6,71 8,42 10,52 10,15 Tegal Jepang Tg. Mas
49 PT. Mahamotin Rotan Furniture Ton 14,75 - - - - - - - - Tegal Finlandia Tg. Mas
50 PT. Mahamotin Rotan Furniture Ton 1,63 - - - - - - - - Tegal Denmark Tg. Mas
51 CV. Bhakti Furniture Ton - - - 105,00 130,00 141,50 152,00 165,51 170,30 Batang Netherland Tg. Mas
52 PT. Karya Bhakti M Furniture Ton - - - 895,90 10.785,00 11.381,42 13.452,12 15.565,01 17.371,21 Purbalingga Jepang Tg. Mas
53 CV. Tirto Utomo Furniture Ton 38,64 - 16,53 - - - - - - Tegal USA Tg. Mas
54CV. Matera MitraSekawan
Furniture Ton - - - 35,52 - - - - - Tegal Belanda Tg. Mas
Feasibility Study Pengembangan Pelabuhan Niaga Kabupaten Batang