PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE BAG- TSP.004.A- 39 60 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL EDISI 2001
25
Embed
Plane Table Sampul - psbtik.smkn1cms.netpsbtik.smkn1cms.net/bangunan/teknik_survai_pemetaan/pemetaan... · merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE
BAG-TSP.004.A-
39 60 JAM
Penyusun :
TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL EDISI 2001
ii
KATA PENGANTAR
Modul dengan judul “Pemetaan Situasi Dengan Plane Table”
merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum
peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk
salah satu bagian dari kompetensi Melaksanakan Pembuatan Peta
Situasi.
Modul ini mengetengahkan pengukuran detail situasi dengan cara
radial, pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka, pengukuran
situasi cara poligon, yang mencakup pekerjaan pengukuran, hitungan dan
penggambaran hasil pengukuran. Hitungan dan penggambaran langsung
dilakukan di lapangan dengan posisi alat ukur Plane Table tetap
terpasang di titik pengamatan. Hasil akhir pemetaan situasi berupa peta
situasi. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas Pemetaan
Situasi dan Pemetaan Topografi.
Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa
harus banyak dibantu oleh instruktur.
Tim Penyusun
iii
DESKRIPSI JUDUL
Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yang mencakup :
1. Pengukuran Cara Radial, 2. Pengukuran Cara Radial dan 3.
Pengukuran Cara Poligon.
Pada kegiatan belajar 1 membahas tentang teknik-teknik yang
dilakukan dalam pengukuran detail situasi dengan cara radial serta cara
penghitungan dan penggambarannya, Kegiatan belajar 2 membahas
tentang teknik pengukuran situasi dengan cara pemotongan ke muka yaitu
Plane Table didirikan pada dua titik tetap dilengkapi dengan lembar kerja,
Kegiatan belajar 3 membahas tentang pengukuran situasi dengan cara
poligon, penerapannya dan cara pengkoreksian gambar yang keliru.
iv
PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Program Keahlian : Teknik Survai dan Pemetaan
Tingkat I Tingkat II Tingkat III BAG-TGB.001.A BAG-TSP.002.A BAG-TSP.005.A BAG-TGB.001.A-01 BAG-TSP.002.A-33 BAG-TSP.005.A-41 BAG-TSP.005.A-42 BAG-TGB.001.A-02 BAG-TSP.002.A-34 BAG-TSP.005.A-43 BAG-TSP.005.A-44 BAG-TGB.001.A-03 BAG-TSP.002.A-35 BAG-TSP.005.A-45 BAG-TGB.001.A-04 BAG-TSP.003.A BAG-TGB.001.A-05 BAG-TSP.003.A-36 BAG-TSP.006.A BAG-TGB.001.A-06 BAG-TSP.006.A-46 BAG-TGB.001.A-07 BAG-TSP.003.A-37 BAG-TSP.006.A-47 BAG-TSP.001.A BAG-TSP.004.A BAG-TSP.001.A-32 BAG-TSP.004.A-38 BAG-TSP.006.A-48 BAG-TKB.001.A BAG-TSP.004.A-39 BAG-TSP.007.A BAG-TKB.001.A-71 BAG-TSP.007.A-49 BAG-TKB.001.A-72 BAG-TSP.004.A-40 BAG-TSP.007.A-50 BAG-TKB.001.A-73 BAG-TSP.007.A-51 BAG-TKB.001.A-74 BAG-TSP.007.A-52 BAG-TKB.001.A-75 BAG-TKB.001.A-76 BAG-TKB.002.A BAG-TKB.002.A-77 BAG-TKB.002.A-78 BAG-TKB.002.A-79 BAG-TKB.002.A-80
BAG-TKB.002.A-81
BAG-TKB.003.A BAG-TKB.003.A-82 BAG-TKB.003.A-83 BAG-TKB.003.A-84 Keterangan : BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan TGB : Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan TSP : Program Keahlian Teknik Survai dan Pemetaan TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan TPK : Program Teknik Perkayuan TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi
: Modul yang dibuat
v
PRASYARAT
Untuk melaksanakan modul Pemetaan Situasi dengan Plane Table
memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta diklat, yaitu :
? Peserta diklat telah menguasai cara penggunaan theodolit, yang
mencakup : penyetelan alat, pembacaan benang silang pada rambu
ukur dan pembacaan sudut vertikal.
? Peserta diklat telah memahami tentang takimetri, yaitu hitungan
jarak dari data ukur pembacaan benang atas, benang bawah dan
sudut vertikal.
? Peserta diklat telah memahami pemetaan situasi, yang mencakup :
pengukuran, hitungan dan penggambaran detail situasi.
? Peserta diklat memahami cara pengukuran posisi horisontal, yang
mencakup : pengukuran poligon dan pemotongan ke muka.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DESKRIPSI JUDUL ................................................................................. iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ................................................................ iv
PRASYARAT ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
PERISTILAHAN ........................................................................................ vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................. viii
TUJUAN ..................................................................................................... ix
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGUKURAN CARA RADIAL ............................................................ 1
A. Lembar Informasi ................................................................... 1
B. Lembar Kerja .......................................................................... 2
C. Lembar Latihan ....................................................................... 4
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUKURAN CARA PEMOTONGAN KE MUKA ........................... 5
A. Lembar Informasi ................................................................... 5
B. Lembar Kerja .......................................................................... 5
C. Lembar Latihan ....................................................................... 7
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUKURAN CARA POLIGON ......................................................... 8
A. Lembar Informasi ................................................................... 8
B. Lembar Kerja .......................................................................... 9
C. Lembar Latihan ....................................................................... 11
q. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik A dan C.
r. Plane Table dipindahkan ke titik C.
s. Langkah i hingga o dikerjakan untuk mengukur titik B dan D.
C. Lembar Latihan
1. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pada gambar
1 mm, berapa meterkah kekeliruan di lapangan ?
2. Bila peta situasi dibuat dengan skala 1 : 200, kekeliruan pengukuran
1 m, berapa milimeterkah kekeliruan pada peta ?
3. Bagaimanakah pengukuran dilakukan apabila antara dua titik bidang
tanah yang dipetakan tidak saling tampak ?
4. Apakah jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur ?
12
LEMBAR EVALUASI
Tes Tertulis
1. Apakah kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding
dengan theodolit ?
2. Apakah kekurangan pemetaan situasi dengan Plane Table dibanding
dengan theodolit ?
3. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table
lebih cocok dibanding dengan theodolit ?
4. Dalam keadaan bagaimana pemetaan situasi dengan Plane Table
kurang cocok dibanding dengan theodolit ?
5. Apakah jarak hasil ukur dengan Plane Table selalu harus dihitung dari
data ukur ?
Tes Perbuatan
1. Menyetel Plane Table di atas titik tetap hingga siap untuk pengukuran.
2. Menggambar garis arah teropong dan jarak hasil pengukuran pada
kertas gambar Plane Table.
3. Menggambar garis yang menghubungkan titik-titik yang bersesuaian,
misalnya : batas bidang tanah atau tepi gedung, hasil pengukuran
dengan Plane Table.
4. Mengoreksi poligon hasil pengukuran dengan Plane Table.
13
LEMBAR KUNCI JAWABAN
Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 1
1. Apabila pengukuran situasi terpaksa dihentikan karena turun hujan
atau karena hari sudah senja, maka pada pengukuran lanjutannya
posisi papan gambar perlu disetel seperti pada kedudukan saat
pengukuran sebelumnya (bobot skor 50).
2. Tidak selalu perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur.
Pencatatan tidak perlu apabila Plane Table dilengkapi dengan
Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung dapat dibaca dan
digambar. Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena
arah langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar
atau alidade (bobot skor 50).
Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 2
1. Tidak perlu mencatat data ukur dengan formulir ukur. Pada
pengukuran cara pemotongan ke muka, yang diukur hanyalah arah.
Sudut arah atau sudut horisontal tidak perlu dicatat, karena arah
langsung digambar di atas papan gambar dengan mistar gambar atau
alidade (bobot skor 40).
2. Jarak tidak perlu diukur, karena penentuan posisi dengan cara
pemotongan kemuka berdasarkan perpotongan dari dua arah yang
berbeda (bobot skor 30).
3. Cara pemotongan ke muka cocok untuk titik detail yang jumlahnya
sedikit (bobot skor 30).
Jawaban Lembar Latihan Kegiatan Belajar 3
1. Besar kekeliruan di lapangan = 200 x 1 mm = 200 mm atau 0,1 meter
(bobot skor 25).
14
2. Kekeliruan pada peta = 1 meter : 200 = 1000 mm : 200 = 5 mm (bobot
skor 25).
3. Apabila antar dua titik tidak saling tampak, maka perlu dipasang titik
bantu yang dapat mengamat ke dua titik tersebut. Selanjutnya titik
bantu diukur seperti titik-titik yang lain (bobot skor 25).
4. Jarak antar titik boleh diukur dengan pita ukur. Apabila medan
pengukuran cukup datar atau landai, pengukuran jarak dengan pita
ukur akan lebih menguntungkan (bobot skor 25).
Jawaban Lembar Evaluasi
Jawaban Tes Tertulis
1. Kelebihan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah peta
langsung digambar di lapangan, sehingga kalau ada kekeliruan atau
kekurangan pengukuran langsung dapat diatasi (bobot skor 20).
2. Kelemahan pemetaan situasi dengan Plane Table adalah pekerjaan
lapangan menjadi lebih lama, karena penggambaran peta dikerjakan
langsung di lapangan, tidak di studio (bobot skor 20).
3. Pemetaan situasi dengan Plane Table cocok untuk pemetaan areal
kecil atau sedikit titik detail (bobot skor 20).
4. Pemetaan situasi dengan Plane Table tidak cocok untuk pemetaan
areal yang luas atau banyak titik detail, terutama detail alam seperti :
sungai (bobot skor 20).
5. Jarak hasil ukur dengan Plane Table tidak perlu dihitung apabila
dilengkapi dengan Takimeter Swa-Reduksi, sehingga jarak langsung
dapat dibaca dan digambar (bobot skor 20).
Jawaban Tes Perbuatan
1. Dicek apakah :
a. Unting-unting tepat ke arah titik poligon di bawahnya (bobot skor
10)
15
b. Nivo sudah seimbang (bobot skor 10)
c. Papan gambar sudah terorientasi ke arah utara-selatan (bobot skor
10)
d. Alidade sudah sejajar arah teropong (bobot skor 10)
2. Dicek apakah garis arah dan jarak yang digambar sudah sesuai
dengan hasil pengukuran (bobot skor 20).
3. Dicek apakah semua titik yang bersesuaian sudah dihubungkan
(bobot skor 20).
4. Dicek apakah poligon sudah terkoreksi dengan benar baik arah
maupun besar koreksinya (bobot skor 20).
Syarat Minimal Kelulusan
Peserta diklat dinyatakan lulus, jika memperoleh skor 70.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brinker, Russel C., Paul R. Wolf dan Djoko Walijatun. 2000. Dasar-dasar Pengukuran Tanah (Surveying). Edisi Ketujuh. Cetakan ke-4. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Frick, Heinz. 1985. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius. Sosrodarsono, Suyono, Masayoshi Takasaki dan M. Yusuf Gayo. 1997.
Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Cetakan ke-4. Jakarta : Pradyna Paramita.
Wongsotjitro, Soetomo. 2001. Ilmu Ukur Tanah. Cetakan ke-16.