Top Banner
UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Christina Dwi Maretniatin NIM :048114031 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

Nov 17, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans

SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Christina Dwi Maretniatin

NIM :048114031

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan

orang rajin menjadikan kaya” (Amzal 10 : 4)

Karya tulis ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu “ I’ll do my best for both of you “ .... Kakakku tercinta

My lovely man......Yohanes Wahyu Evan Eryanto Tiap pribadi yang telah hadir mewarnai hidupku......

Almamaterku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juli 2008

Penulis,

Christina Dwi Maretniatin

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Christina Dwi Maretniatin Nomor Mahasiswa : 048114031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA INVITRO” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Juli 2008 Yang menyatakan

( Christina Dwi Maretniatin )

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat, kesehatan, dan jalan hingga terselesaikannya skripsi

dengan judul “UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH

MERAH ( Piper crocatum Ruiz & Pav. ) TERHADAP Candida albicans

SECARA IN VITRO”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Tuhan Yesus Kristus

atas semua karunia yang diberikan-Nya. Juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Ibu Erna Tri Wulandari, MSi, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, pengarahan dan saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., selaku Dosen Penguji yang telah

bersedia menguji dan memberi saran, pengarahan, dan bimbingan yang

bermanfaat bagi penelitian ini.

4. Ibu Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt selaku Dosen Penguji yang telah

bersedia menguji dan memberi saran, pengarahan, dan bimbingan yang

bermanfaat bagi penelitian ini.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

5. Romo Sunu yang telah menyempatkan waktunya untuk membimbing

penulis dalam hal statistika sehingga penulis dapat mengolah data yang

diperoleh.

6. Semua petugas laboratorium : Mas Wagiran dan Mas Sarwanto atas

bantuannya selama penulis beraktivitas di laboratorium.

7. Bapak dan Ibu untuk segala kasih sayang, doa, nasehat, dukungan,

bantuan, dan kepercayaan untuk terus maju.

8. Kakak penulis : Chatarina Ika Nuryanti untuk segala doa, dukungan,

nasehat, dan semangat untuk pantang menyerah.

9. Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa, dukungan, dan

semangat untuk berani menjalani hidup.

10. Yohanes Wahyu Evan Eryanto : terimakasih atas doa, kasih sayang,

bantuan, semangat, kesabaran, dan pengertiannya.

11. Bapak Wik Janarko : terimakasih atas bantuannya sehingga penulis bisa

mendapatkan daun sirih merah untuk penelitian ini.

12. Bapak Kari dan Ibu Wayan : terimakasih atas pinjaman buku Sirih

Merahnya.

13. Widaningrum : terimakasih atas segala kerjasama, bantuan, dan semangat

selama melakukan penelitian.

14. Mas Eriet dan Mbak Wewen : terimakasih atas segala bantuan, masukan,

doa, dan semangat selama melakukan penelitian.

15. Sahabat penulis di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma : Rina,

Made, Reni, Siska, Ana, Rian, Rissa, Manda, Novi, Nur’aniyah, Wiwid,

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

Retry, Oktaf, Pipit, Cicil, Fila, Dian (Sapi), Agung. Terimakasih untuk

segala nasehat, pengertian, persahabatan, semangat, bantuan dan kenangan

indah yang pernah tercipta.

16. Teman – teman FKK angkatan 2004, terutama kelompok Praktikum C :

terima kasih atas kebersamaan dan canda tawanya selama ini.

17. Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan kasih-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu saran dan kritik sangat diharapkan demi kebaikkan skripsi ini.

Yogyakarta, 15 Juli 2008

Penulis

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

INTISARI

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) merupakan tanaman berkhasiat untuk mengobati penyakit keputihan. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih merah adalah alkaloid, minyak atsiri, polifenol, flavonoid, dan tanin (Sudewo, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah terhadap Candida albicans dan mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah.

Identifikasi senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan dengan menggunakan metode uji tabung dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pengujian potensi antifungi terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode difusi paper disk dan dilusi padat. Uji potensi antifungi dilakukan dengan lima variasi konsentrasi yaitu 20%; 30% ; 40%; 50%, dan 60% b/v, dengan Ketokonazol sebagai kontrol positif dan Tween 80 (konsentrasi 5%) sebagai kontrol negatif. Hasil pengukuran diameter zona hambat dianalisis dengan Kolmogorov Smirnov Test, ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) muncul pada konsentrasi 50%. Dari hasil KLT diduga ekstrak etanol daun sirih merah mengandung senyawa aktif alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid.

Kata kunci : Potensi antifungi, Piper crocatum, Candida albicans, ekstrak etanol daun sirih merah, alkaloid, minyak atsiri, flavonoid.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

ABSTRACT

Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) is a plant that is used as an antifungal for candidiasis. Chemical constituents of this plant are alkaloids, etherial oils, polifenols, flavonoids, and tanins.

This research was aimed to determine the antifungal potential to against Candida albicans and to know the chemical constituents of etanol extract Sirih Merah Leaves. This research was a pure experimental research using one way complete random design.

Chemical constituents identification of Sirih Merah Leaf etanol extract used tube test and Thin Layer Chromatography (TLC). On the antifungal potention test to against Candida albicans with paper disk difution method and solid dilution. On the antifungal potention test, there were five concentration variation. They were 20%; 30%; 40%; 50%; and 60% (b/v) concentration, with Ketokonazol as positive control and Tween 80 (5% concentration) as negative control. The result of diametres of inhibition zone were analyzed with Kolmogorov Smirnov Test, One Way ANOVA, and Least Significant Difference (LSD) at significant level of 0,05.

The results of this research showed that etanol extract Sirih Merah leaves have antifungal potention. Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of etanol extract Sirih Merah leaves appeared at 50% (b/v) concentration. Based on the results of Thin Layer Chromatography (TLC), Sirih Merah Leaf etanol extract contains alkaloids, etherial oils, and flavonoids. Keyword : Antifungal potency, Piper crocatum, Candida albicans, etanol extract Sirih Merah leaves, alkaloids, etherial oils, flavonoids

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... vi

KATA PENGANTAR.............................................................................. vii

INTISARI................................................................................................. x

ABSTRACT............................................................................................... xi

DAFTAR ISI............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xvii

BAB I. PENGANTAR............................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................. 1

B. Permasalahan...................................................................... 2

C. Keaslian Penelitian............................................................. 3

D. Manfaat Penelitian.............................................................. 3

E. Tujuan Penelitian................................................................ 3

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.................................................... 4

A. Sirih Merah........................................................................ 4

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

B. Penyarian........................................................................... 8

C. Ekstraksi dengan Soxhlet.................................................. 10

D. Candida albicans............................................................... 12

E. Media…………………………………………………… 14

F. Metode Pengukuran Daya Antifungi................................ 15

G. Sterilisasi........................................................................... 17

H. Kromagrafi Lapis Tipis (KLT)......................................... 18

I. Landasan Teori................................................................. 19

J. Hipotesis............................................................................ 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN............................................ 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................ 21

B. Variabel Penelitian............................................................ 21

C. Definisi Operasional……………………………………. 22

D. Bahan…………………………………………………… 22

E. Alat……………………………………………………… 23

F. Tatacara Penelitian……………………………………… 24

1. Determinasi Tanaman ........................................... 24

2. Pengumpulan Bahan dan Pengeringan Bahan...... 24

3. Ekstraksi............................................................... 24

4. Identifikasi Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanol

Daun Sirih merah dengan Metode Uji Tabung dan

Kromatografi Lapis Tipis (KLT).......................... 25

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

5. Uji Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Terhadap

Candida albicans................................................... 27

G. Tata Cara Analisa Data...................................................... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………….. 31

A. Determinasi Tanaman………………………………….... 31

B. Pengumpulan Bahan dan Pengeringan Bahan…………... 31

C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah…………... 33

D. Identifikasi Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun Sirih

merah dengan Metode Uji Tabung dan Kromatografi Lapis Tipis

(KLT)…………………………………………………… 34

E. Uji Potensi Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Terhadap

Candida albicans dengan Metode Difusi Paper Disk…… 46

F. Pengukuran Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan

Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Etanol Daun Sirih

Merah dengan Metode Dilusi Padat……………………... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 56

A. Kesimpulan……………………………………………….. 56

B. Saran.................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 57

LAMPIRAN............................................................................................... 60

BIOGRAFI................................................................................................. 77

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil pengamatan uji kandungan kimia ekstrak etanol daun sirih

merah dengan uji tabung............................................................... 35

Tabel II. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah........ 38

Tabel III. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah........ 41

Tabel IV. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah........ 44

Tabel V. Diameter zona hambat yang terbentuk oleh ekstrak etanol daun

sirih merah………………………………………………………. 48

Tabel VI. Hasil analisis data secara LSD...................................................... 50

Tabel VII. Hasil uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan

metode dilusi padat dengan waktu inkubasi 24 jam..................... 53

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada identifikasi

Alkaloid…………………………………………………………. 39

Gambar 2. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada identifikasi

Minyak Atsiri…………………………………………………… 42

Gambar 3. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada identifikasi

Flavonoid....................................................................................... 45

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi................................................... 60

Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Uji Candida albicans........................... 61

Lampiran 3. Foto Tanaman Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)...... 62

Lampiran 4. Foto Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)............. 62

Lampiran 5. Kromatogram Identifikasi Alkaloid Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi UV 254 nm............. 63

Lampiran 6. Kromatogram Identifikasi Alkaloid Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak

(Disemprot Dragendorff)........................................................... 64

Lampiran 7. Kromatogram Identifikasi Minyak Atsiri Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi UV 254 nm............. 65

Lampiran 8. Kromatogram Identifikasi Minyak Atsiri Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak

(Disemprot vanilin-asam sulfat)................................................. 66

Lampiran 9. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak......... 67

Lampiran 10. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar UV 254 nm

(Disemprot AlCl3)...................................................................... 68

Lampiran 11. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar UV 364 nm

(Disemprot AlCl3)...................................................................... 69

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

Lampiran 12. Pengamatan diameter zona hambat ekstrak etanol daun sirih merah

terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk

waktu inkubasi 24 jam............................................................... 70

Lampiran 13. Pengamatan diameter zona hambat kontrol negatif (Tween 80)

terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk

waktu inkubasi 24 jam............................................................... 71

Lampiran 14. Hasil pengukuran KHM ekstrak etanol daun sirih merah dengan

metode dilusi padat pada waktu inkubasi 24 jam...................... 72

Lampiran 15. Hasil pengukuran KBM ekstrak etanol daun sirih merah dengan

metode dilusi padat waktu inkubasi 24 jam............................... 73

Lampiran 16. Analisis Data.............................................................................. 74

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

BAB I

PENGANTAR

A. Latar belakang

Saat ini obat tradisional dengan bahan baku sirih merah (Piper crocatum

Ruiz & Pav.) banyak digemari oleh kalangan masyarakat. Booming nya produk

dengan bahan baku sirih merah diakibatkan oleh kepercayaan masyarakat bahwa

sirih merah dapat membasmi berbagai macam penyakit. Akan tetapi kepercayaan

masyarakat tersebut tidak didasarkan pada hasil penelitian melainkan dari berita

yang menyatakan bahwa sirih merah telah dimanfaatkan secara turun-temurun

untuk keperluan ngadi saliro (kesehatan tubuh dan kecantikan) khususnya oleh

kaum perempuan (Sudewo, 2005).

Daun sirih merah secara empiris dapat digunakan sebagai obat untuk

mengatasi keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit disembuhkan (Sudewo,

2005). Salah satu penyebab keputihan adalah adanya infeksi fungi, oleh sebab itu

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi sirih merah. Salah

satu fungi penyebab keputihan adalah Candida albicans. Keputihan dapat terjadi

pada selaput lendir mulut dan vagina. Keputihan yang disertai rasa gatal dapat

sebagai gejala utama terjadinya candidiasis yaitu infeksi jamur yang menyerang

kulit atau jaringan yang lebih dalam. Candidiasis vagina dapat tanpa gejala gatal,

tetapi keluhan yang dikemukakan berupa bertambahnya keputihan bila lelah atau

sebelum datang haid (Gandahusada, 1998). Pada saat kekebalan tubuh menurun,

fungi yang ada dalam tubuh akan menyerang tidak saja bagian kulit, tetapi melalui

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

2

perantara darah menyebar ke seluruh tubuh dan menyerang organ vital seperti

jantung, paru-paru, dan otak (Budimulya, 1992).

Menurut Sudewo (2005) daun sirih merah mengandung flavonoid,

alkaloid, senyawa polifenol, tanin, dan minyak atsiri. Senyawa alkaloid diketahui

berperan sebagai perlindungan terhadap fungi (Mursyidi, 1990). Senyawa fenol

dapat bersifat bakteriostatik dan pada umumnya telah banyak digunakan sebagai

antiseptik (Harbone, 1987). Efek minyak atsiri diketahui berperan sebagai

antifungi (Robinson, 1991). Ekstrak etanol daun sirih merah diduga berpotensi

sebagai antifungi karena adanya kandungan senyawa tersebut. Penelitian ini

menggunakan penyari etanol karena etanol dapat menarik kandungan kimia

seperti alkaloid, minyak atsiri, polifenol, flavonoid, dan tanin.

Adanya latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

potensi ekstrak etanol daun sirih merah dalam menghambat pertumbuhan

Candida albicans ditunjukkan dengan zona hambat, Konsentrasi Hambat

Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Perlu juga diteliti

senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirih merah.

B. Permasalahan

a. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi terhadap

Candida albicans ?

b. Kandungan kimia apakah yang terkandung dalam ekstrak etanol daun sirih

merah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

3

C. Keaslian Penelitian

Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan oleh penulis, sampai saat ini

penelitian tentang uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah terhadap

Candida albicans secara in vitro belum pernah dilakukan.

D. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu

kefarmasian terutama tentang obat-obat tradisional, dalam hal ini ekstrak etanol

daun sirih merah yang berkhasiat mengobati keputihan yang disebabkan oleh

Candida albicans.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

bahwa daun sirih merah merupakan tanaman obat yang berkhasiat untuk

mengobati keputihan.

E. Tujuan penelitian

a. Mengetahui potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah terhadap

Candida albicans.

b. Mengetahui kandungan kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun

sirih merah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sirih Merah

1. Keterangan botani

Tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) termasuk dalam

familia Piperaceae (Anonim, 2006a). Sinonim dari tanaman sirih merah yaitu

Arthanthe crocata (R.&P.) Miq., Steffensia crocata (R.&P.) kunth (Anonim,

2006a), Piper ornatum N. E. Br. (Anonim, 1998). Nama daerah tanaman sirih

merah adalah sirih merah (Sudewo, 2005).

2. Deskripsi

Tanaman dengan batang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak

berbunga. Batangnya beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Di setiap buku tumbuh

bakal akar. Daun bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing,

bertepi rata, dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya

bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-

abuan bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa

sangat pahit, dan beraroma wangi khas sirih (Sudewo, 2005).

3. Kandungan kimia

Daun sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, senyawa polifenol,

tanin dan minyak atsiri (Sudewo, 2005).

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

5

a) Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa basa nitrogen organik yang terdapat dalam

tumbuhan. Kebanyakan alkaloid menunjukkan aktivitas fisiologis tertentu

sehingga metabolit sekunder ini banyak digunakan sebagai obat, sedangkan peran

bagi tumbuhan penghasil diantaranya sebagai racun untuk melindungi tumbuhan

dari gangguan serangga dan hewan (Mursyidi, 1990). Hampir semua alkaloid

bersifat toksis, artinya dalam dosis kecil sudah menunjukkan keaktifan biologi

dan keracunan pada hewan dan manusia. Secara biologi, alkaloid menyebabkan

krusakan sel membran karena interaksi dengan membran sterol (Bruneton, 1999).

Alkaloid berasa pahit dan sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam

kloroform, eter, dan pelarut organik lain yang relatif nonpolar dan tak campur

dengan air (Mursyidi, 1990).

Pada uji tabung terbentuknya endapan dengan pereaksi Dragendorff dan

Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Pada uji secara KLT, alkaloid

dapat dideteksi dengan sinar UV 254 nm, UV 365 nm dan pereaksi Dragendorff.

Sebagian besar alkaloid menunjukkan peredaman pada UV 254 nm dan beberapa

alkaloid berfluoresensi biru atau kuning pada UV 365 nm. Alkaloid akan

berwarna coklat atau orange setelah disemprot dengan Dragendorff, tetapi warna

yang terjadi tidak stabil (Wagner, H., Bladt, S., and Zgainski, E.M., 1984).

Alkaloid dapat dipisahkan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis dengan

pelat berlapiskan silika gel dan dideteksi dengan pereaksi Dragendorf. Fase gerak

yang digunakan t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1v/v). Dan deteksi yang

digunakan adalah UV 254 nm dan UV 365 nm (Harbone, 1987).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

6

b) Flavonoid

Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau, kecuali alga.

Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, batang atau

dahan, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, biji (Markham, 1988). Flavonoid

berupa senyawa yang larut dalam air karena pada umumnya senyawa ini berikatan

dengan gula sebagai glikosida. Flavonoid dapat diekstraksi menggunakan etanol

70%.

Beberapa fungsi flavonoid yang terkandung dalam tumbuhan yaitu

pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, bekerja sebagai antimikroba dan antivirus

(Robinson, 1991).

Aglikon flavonoid adalah polifenol, oleh karena itu mempunyai sifat kimia

fenol. Polifenol sebagai aglikon flavonoid mempunyai aktifitas sebagai antifungi,

estrogenik, bakterisidal, anthelmentik, diuretik, hipotensif, antihistamin, dan lain-

lain.

Senyawa flavonoid dapat dipisahkan dengan cara Kromatografi Lapis

Tipis dengan pelat berlapiskan selulosa. Pengembang yang umum digunakan

adalah BAW (n-butanol : asam asetat : air ( 4:1:5 v/v ) ) dan asam asetat 5%.

Pembanding baku yang digunakan pada kromatogram adalah rutin (Harborne,

1987).

Pada uji tabung terjadinya warna hijau sampai biru dengan penambahan

pereaksi Besi (III) Klorida menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Deteksi

senyawa flavonoid pada UV 254 nm ditandai dengan terjadinya peredaman yang

tampak sebagai zona biru gelap dengan latar belakang kuning pada lempeng KLT,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

7

sedangkan pada UV 365 nm tergantung dari masing-masing struktur flavonoid

(dapat berfluoresensi kuning, biru atau hijau) (Wagner, H., Bladt, S., and

Zgainski, E.M., 1984).

c) Minyak Atsiri

Minyak atsiri didefinisikan sebagai bahan yang mempunyai bau khas dan

ditemukan dalam berbagai bagian tanaman (Tyler ,V.E., Brady, L.R., and

Robert,E., 1998). Pada umumnya minyak atsiri larut dalam etanol, dan pelarut

organik lain, kurang larut dalam etanol yang kadarnya kurang dari 70% (Anonim,

1985). Pada minyak astiri yang mengandung terpen, keanekaragaman jenis

persenyawaannya yang terkandung dalam minyak astiri mempengaruhi aktivitas

sebagai fungisida (Guenther, 1987).

Minyak atsiri dapat dipisahkan dengan cara KLT menggunakan

pengembang toluene : etil asetat (93 : 7 v/v). Dan fase diam yang digunakan

adalah silika gel. Untuk deteksinya digunakan vanilin-H2SO4 (Wagner, H., Bladt,

S., and Zgainski, E.M., 1984).

4. Kegunaan

Secara empiris ekstrak daun sirih merah dalam pemakaian secara tunggal

atau diformulasikan dengan tanaman obat lainnya mampu membasmi aneka

penyakit. Efek zat aktif yang terkandung dalam daun sirih merah dapat

merangsang saraf pusat dan daya pikir. Di samping itu, juga memiliki efek

pencegah ejakulasi dini, antikejang, antiseptik, analgetik, antiketombe, pelindung

organ hati, antidiare, antikoagulan, mempertahankan kekebalan tubuh, dan

penghilang bengkak. Daun sirih merah juga mampu mengatasi penyakit seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

8

keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit disembuhkan, diabetes mellitus,

peradangan akut pada organ tertentu, luka yang sulit sembuh, kanker payudara

dan kanker rahim, tifus, leukemia, TBC, lemah syahwat, ambeien, batuk, maag

kronis, jantung koroner, darah tinggi, dan asam urat (Sudewo, 2005).

B. Penyarian

1. Definisi dan Ruang Lingkup Penyarian

Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang

tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang disari mengandung zat aktif

yang dapat larut dan zat aktif yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat,

protein, dan lain-lain. Faktor yang mempercepat kecepatan penyarian adalah

kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari

dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Untuk melakukan penyarian harus

diketahui zat aktif yang dikandungnya sehingga mempermudah pemilihan cairan

penyari dan cara penyarian yang tepat (Anonim, 1986).

Pelarut yang diperbolehkan adalah air dan alkohol (etanol) serta

campurannya. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih efektif

(kapang, khamir dan kuman lebih sulit tumbuh dalam etanol diatas 20%), tidak

beracun, netral, absorbsinya baik, dapat bercampur air pada segala perbandingan,

dan pengeringan diperlukan waktu sebentar. Etanol dapat melarutkan alkaloid,

minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid,

damar, klorofil, lemak, tanin, dan saponin (Anonim, 1986). Jenis pelarut lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

9

seperti metanol, heksana, dan sebagainya umumnya digunakan sebagai pelarut

untuk tahap pemurnian (fraksinasi).

2. Metode-metode penyarian

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan

pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan

massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku

yang telah ditetapkan (Anonim, 2000).

Ekstrak dapat diperoleh dengan menggunakan pelarut antara lain :

a. Cara dingin

1) Maserasi adalah proses penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sel yang

mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan

konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka

larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam sel dan di luar sel.

2) Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna

yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.

b. Cara panas

1) Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama

waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

10

2) Soxhletasi adalah ekstraksi yang menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu

dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

3) Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara

umum dilakukan pada temperatur 40˚C-50˚C.

4) Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96˚C-

98˚C) selama waktu tertentu (15-20 menit)

5) Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30 menit) dan temperatur

sampai titik didih air.

6) Destilasi Uap adalah ekstraksi senyawa yang mempunyai sifat mudah

menguap (minyak atsiri) dan bahan (segar atau simplisia) dengan uap air

berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan

fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan

kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi)

menjadi destilasi air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna

atau sebagian (Anonim, 2000).

C. Ekstraksi dengan Soxhletasi

Ekstraksi dengan soxhlet merupakan metode untuk mengekstraksi zat

terlarut dari suatu bahan padat. Serbuk kering ditempatkan dalam thimble yang

terbuat dari kertas saring dan dimasukkan ke dalam ekstraktor soxhlet. Ekstraktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

11

dihubungkan dengan labu alas bulat berisi cairan penyari dan kondensor. Prinsip

metode ekstraksi dengan soxhlet adalah saat cairan penyari dipanaskan akan

menguap, uap cairan penyari naik melalui pipa samping kondensor (pendingin

balik). Adanya kondensor akan mengembunkan uap sehingga uap akan turun

kembali melalui thimble yang berisi serbuk sehingga thimble akan terisi cairan

penyari secara perlahan-lahan. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif

dalam serbuk. Saat cairan mencapai permukaan sifon, cairan akan turun kembali

ke labu alas bulat. Cairan penyari tersebut membawa senyawa yang ingin

diekstraksi (Anonim, 1986).

Saat penyarian, cairan penyari akan menembus dinding sel dan akan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif (proses osmosis). Zat aktif

akan larut dan karena ada perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam

sel dengan di luar sel, larutan yang pekat akan didesak keluar (proses difusi).

Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara

larutan di luar dan di dalam sel (Anonim, 1986).

Pemilihan alat ekstraksi soxhlet ini memberikan keuntungan daripada cara

ekstraksi yang lain karena pada proses ekstraksi ini serbuk akan selalu terbasahi

oleh cairan penyari yang jernih dan ini berlangsung secara kontinyu sehingga

ekstraksi akan efektif (Wild and de Koning, 1997). Selain itu pelarut yang

dibutuhkan tidak terlalu banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

12

D. Candida albicans

1. Deskripsi

Candida albicans termasuk dalam familia Saccharomycetaceae (Anonim,

2006b). Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai yeast lonjong.,

bertunas, gram positif, berukuran 2-3 x 4-6 µm, dan sel-sel bertunas menyerupai

hifa (pseudohifa) (Jawetz, Melnick and Adelberg, 1996).

2. Candidiasis

Candidiasis adalah mikosis yang menyerang kulit atau jaringan yang lebih

dalam lagi. Penyebabnya adalah Candida albicans yaitu suatu fungi patogenik

pada manusia. Fungi ini seringkali terdapat pada mukosa mulut, oropharynx, dan

tractus gastrointestinal orang sehat (flora normal). Candidiasis dapat mengenai

kulit, kuku atau organ tubuh seperti ginjal, jantung dan paru-paru. Candidiasis

dapat pula terjadi pada selaput lendir mulut dan vagina. Infeksi karena Candida sp

terjadi karena adanya faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah kulit

yang lembab dan obesitas. Candidiasis pada mukosa mulut dan vagina seringkali

terjadi karena pengobatan antifungi yang lama, yang menyebabkan berkurangnya

flora normal didaerah tersebut (Entjang, 2001).

Keputihan merupakan keluarnya cairan abnormal dari vagina yang

disebabkan oleh infeksi fungi yang terjadi ketika pertumbuhan dari Candida yang

berlebih yaitu saat pH normal vagina berubah dan keseimbangan hormon yang

berubah. Keputihan dapat disebabkan adanya benda asing atau kotoran dalam

vagina, alergi, infeksi (Anonim, 2008a). Pada wanita Candida sering

menimbulkan vaginitis dengan gejala utama fluor albus atau keputihan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

13

sering disertai rasa gatal. Candidiasis vagina dapat juga tanpa gejala gatal, tetapi

keluhan yang dikemukakan berupa bertambahnya keputihan bila lelah atau

sebelum datang haid (Gandahusada, 1998).

Pada saat kekebalan tubuh menurun, fungi yang ada di dalam tubuh akan

menyerang tidak saja bagian kulit, tetapi melalui perantara darah menyebar ke

seluruh tubuh dan menyerang organ vital seperti jantung, paru-paru dan otak

(Budimulya, 1992).

3. Pengobatan Candidiasis

Ketokonazol merupakan obat antijamur turunan imidazol, ketokonazol

mempunyai aktivitas antijamur baik sistemik maupun nonsistemik, efektif

terhadap Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus neoformans, H.

capsulatum, B.dermatitidis, Aspergillus dan Sporothrix spp. Ketokonazol

merupakan antijamur sistemik per oral yang diserap baik melalui saluran cerna

dan menghasilkan kadar plasma yang cukup untuk menekan aktivitas barbagai

jenis jamur (Anonim, 1995). Ketokonazol dapat diberikan 1 x 400 mg/hari selama

5 hari, untuk kulit dan selaput lendir dan pada infeksi sistemik dapat diberikan

dosis yang lebih tinggi dan lebih lama dengan mengelola fungsi hepar

(Gandahusada, 1998).

Ketokonazol berinteraksi dengan enzim sitokrom P450 untuk menghambat

demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang merupakan sterol penting untuk

membran jamur. Penghambatan ini mengganggu fungsi membran dan

meningkatkan permeabilitas (Jawetz, Melnick and Adelberg, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

14

E. Media

Media merupakan kumpulan zat-zat organik, maupun anorganik yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroba dengan syarat-syarat tertentu. Media

menurut konsistensinya dibedakan menjadi media padat, media setengah padat

(semi solid), dan media cair. Untuk mendapatkan suatu lingkungan kehidupan

yang cocok bagi pertumbuhan mikroba, maka syarat-syarat media pembuatan

media harus memenuhi dalam :

1. Susunan makanan : dalam suatu media yang digunakan untuk pertumbuhan

haruslah ada air, sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, dan gas.

2. Tekanan osmose : mengingat sifat-sifat mikroba, juga sama seperti sifat-sifat

sel yang lain terhadap tekanan osmose, maka mikroba untuk pertumbuhannya

membutuhkan media yang isotonis. Bila media tersebut hipotonis maka

mikroba akan mengalami plasmoptysis, sedangkan bila media tersebut

hipertonis maka akan terjadi plasmolysis.

3. Derajat keasaman (pH) : mikroba membutuhkan pH yang sesuai untuk

pertumbuhan yang optimal.

4. Temperatur : untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal dari mikroba

membutuhkan temperatur tertentu. Umumnya untuk bakteri yang patogen

membutuhkan temperatur sekitar 37oC, sesuai dengan temperatur tubuh.

5. Sterilitas : tidak mungkin kita dapat melakukan pemeriksaan mikrobiologis

apabila media yang digunakan tidak steril, karena tidak dapat dibedakan

dengan pasti apakah mikroba tersebut berasal dari material yang diperiksa

ataukah hanya merupakan kontaminan (Anonim, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

15

F. Metode Pengukuran Daya Antifungi

Pengukuran aktivitas antifungi secara in vitro bertujuan untuk mengetahui

kepekaan mikroba terhadap obat pada konsentrasi tertentu. Pengukuran aktivitas

antimikroba ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode dilusi dan

difusi.

b. Metode dilusi

Metode dilusi ini biasanya dinamakan metode pengenceran. Bahan obat

yang akan digunakan diencerkan dengan konsentrasi tertentu dan dicampurkan

dengan media pertumbuhan cair atau padat. Media yang berisi konsentrasi obat

yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba terlihat tetap bening, sedangkan

tabung dengan konsentrasi obat yang tidak menghambat pertumbuhan terlihat

keruh.

Suatu metode yang akurat untuk menentukan sensitifitas suatu obat adalah

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), yang merupakan konsentrasi terkecil dari

obat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen. KHM biasanya

ditentukan dengan metode dilusi cair melalui pengujian menggunakan tabung atau

wadah yang sesuai. Mikroba patogen yang sudah diinokulasikan pada media

dengan berbagai konsentrasi antibiotik dalam tabung diinkubasikan. Jika

konsentrasi obat menghambat mikroba dalam tabung tersebut, menunjukkan tidak

adanya pertumbuhan mikroba; maka hanya ada satu konsentrasi yang dibutuhkan

dalam penghambatan. Pada metode dilusi (konsentrasi terendah) yang secara

visibel masih menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba disebut dengan KHM.

Sel dari tabung yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan dapat disubkultur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

16

ke dalam media dengan jumlah antibiotik yang kecil untuk menunjukkan apakah

penghambatan yang terjadi bersifat reversibel atau permanen. Langkah tersebut

untuk menentukan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Konsentrasi terkecil

dari antibiotik yang dapat membunuh organisme disebut dengan KBM. KBM

selalu lebih tinggi dari KHM, biasanya antibiotik dapat lebih membunuh

organisme daripada hanya menghambat pertumbuhannya (McKane, Larry and

Kandel Judy, 1996).

c. Metode difusi

Pengukuran daya antifungi menggunakan metode agar difusi yaitu suatu

metode yang mengukur aktivitas antimikrobia berdasarkan pengamatan luas

daerah hambatan pertumbuhan mikrobia karena berdifusinya obat dari titik awal

pemberian ke daerah difusi (Jawetz, Melnick & Adelberg, 1996). Metode difusi

dikenal dengan nama Kirby-Bauwer. Prinsip kerja metode difusi berdasarkan

kemampuan obat untuk berdifusi ke dalam media tempat fungi uji dapat

berkembangbiak secara optimal, dengan meletakkan cakram kertas atau paper

disk yang menghambat antibiotik atau zat uji di atas agar. Besarnya daerah difusi

sesuai dengan pertumbuhan atau hambatan fungi uji dan sebanding dengan kadar

yang diberikan (Hugo & Russel, 1987).

Pada metode ini biasanya juga digunakan cara sumuran yaitu media agar

dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu (umumnya 8 mm). Larutan obat

dimasukkan ke dalam sumuran tersebut dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama

18-24 jam. Pembacaan hasil dilakukan dengan mengukur daerah atau zona

hambat yang terbentuk (Ristanto, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

17

Metode difusi yang lain adalah cara tuang (pour plate). Metode ini

dilakukan dengan cara menginokulasikan suspensi mikroba uji ke dalam tabung

reaksi yang mengandung agar cair yang telah didinginkan pada suhu 45°C (Volk

dan Wheeler, 1988).

Pada metode difusi terdapat zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar

paper disk dimana tidak ditemukan adanya pertumbuhan fungi uji. Kemudian

dikenal zona irradikal yang merupakan daerah dimana pertumbuhan fungi uji

dihambat oleh antibiotik, tetapi tidak dimatikan. Pada zona irradikal masih

terdapat pertumbuhan fungi tetapi kurang subur bila dibandingkan dengan daerah

diluar pengaruh antibiotik (Ristanto, 1989).

G. Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang

terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ada 3 cara utama yang umum dipakai

dalam sterilisasi yaitu pertama, penggunaan panas; kedua, penggunaan bahan

kimia; dan ketiga adalah penyaringan (filtrasi).

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf dengan

menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121˚C selama 15 menit, artinya

keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 121˚C selama 15 menit

(Ratna, 1993).

Dalam penggunaan autoklaf, mutlak perlu diusahakan agar seluruh udara

didalam ruangan autoklaf tergantikan dengan uap jenuh. Apabila masih ada udara,

maka suhu didalam ruangan tersebut akan turun jauh dibawah suhu yang dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

18

oleh uap jenuh murni pada tekanan yang sama. Yang dapat mematikan

mikroorganisme adalah suhu tinggi uap, bukan tekanan uap. Autoklaf merupakan

alat yang esensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi (Pelczar, M.J., Jr., and

Chan, E.C.S., 1986).

H. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis ini bertujuan untuk memisahkan zat berdasarkan

pembagian campuran senyawa ke dalam fase diam dan fase gerak (Stahl, 1985).

Menurut Stahl (1985) jarak pengembangan pada kromatogram biasanya

dinyatakan dengan angka Rf.

Rf = jarak titik pusat bercak dari titik awal

jarak rambatan fase gerak

Deteksi pada KLT adalah jika senyawa menunjukkan penyerapan di

daerah ultra violet (UV) gelombang pendek (radiasi utama kira-kira 254 nm) atau

jika senyawa itu dapat dideteksi ke fluoresensi radiasi UV gelombang pendek dan

atau gelombang panjang (365 nm). Suatu senyawa jika tidak dapat dideteksi

dengan UV maka harus dideteksi dengan reaksi kimia atau pereaksi semprot.

Dalam analisa menggunakan metode KLT digunakan dua macam

komponen yaitu :

a. Fase Diam

Fase diam yang digunakan dalam KLT adalah bahan penyerap (adsorben).

Silika gel merupakan penyerap yang paling banyak digunakan dalam KLT. Bahan

pengikat ditambahkan untuk melekatkan silika pada pendukungnya. Bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

19

pengikat yang biasa digunakan adalah gypsum. Silika gel yang diberikan

tambahan gypsum dikenal dengan nama ”silika gel G”. Silika gel juga dapat

ditambahkan senyawa yang mudah berfluoresensi guna memudahkan identifikasi

dan dikenal dengan sebutan ”silika gel GF”. Selain silika gel terdapat bahan lain

yang digunakan sebagai bahan penyerap antara lain amilum, selulosa, sefadex,

dan poliamida.

b. Fase Gerak

Fase gerak merupakan medium angkut yang terdiri dari satu atau beberapa

pelarut. Fase gerak bergerak dalam fase diam yaitu suatu lapisan berpori karena

adanya gaya kapiler. Pelarut yang digunakan harus bertingkat mutu analitik

(Stahl, 1985).

I. LANDASAN TEORI

Daun sirih merah secara empiris telah digunakan oleh masyarakat sebagai

obat untuk mengatasi keputihan menahun (kronis) dan akut yang sulit

disembuhkan. Salah satu fungi penyebab keputihan adalah Candida albicans.

Fungi ini dapat bersifat patogen apabila terjadi penurunan daya tahan tubuh.

Dalam daun sirih merah terdapat kandungan kimia seperti flavonoid,

alkaloid, senyawa polifenol, tanin, dan minyak atsiri (Sudewo, 2005). Alkaloid

dan flavonoid diketahui berperan sebagai perlindungan terhadap fungi. Flavonoid

termasuk senyawa fenol yang mekanisme kerjanya sebagai antifungi dengan cara

mendenaturasi protein fungi. Selain itu pada minyak atsiri yang mengandung

terpen, keanekaragaman jenis persenyawaannya yang terkandung dalam minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

20

atsiri mempengaruhi aktivitas sebagai fungisida. Ekstrak etanol daun sirih merah

diduga mempunyai potensi sebagai antifungi karena mengandung alkaloid,

minyak atsiri, dan flavonoid.

Dalam penelitian ini akan dilihat kandungan senyawa aktif dalam ekstrak

etanol daun sirih merah dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Metode

KLT digunakan karena metode ini dapat memisahkan golongan senyawa sehingga

dapat diidentifikasi secara kualitatif. Setelah itu dilakukan pengujian potensi

antifungi terhadap Candida albicans.

J. HIPOTESIS

Ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi terhadap

Candida albicans.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

Penelitian tentang uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah

terhadap Candida albicans ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel penelitian

a. Variabel bebas : Ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai macam

konsentrasi 20%; 30%; 40%; 50%; dan 60%.

b. Variabel tergantung : Diameter zona hambat yang terbentuk disekitar

paper disk, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM).

c. Variabel pengacau terkendali : Media pertumbuhan (Saboraoud Dextrose

Agar), waktu inkubasi (24 jam), suhu inkubasi (37oC), kepadatan suspensi

Candida albicans setara dengan larutan standar Mc Farland II (6.108

CFU/ml), suhu pengeringan 45oC, diameter paper disk (6 mm), tempat

tumbuh tanaman, waktu pemanenan, cara penyarian (soxhletasi).

d. Variabel pengacau tak terkendali : Umur tanaman.

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

22

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak etanol daun sirih merah adalah ekstrak yang diperoleh dengan cara

mengekstraksi 50 gram serbuk daun sirih merah menggunakan larutan penyari

etanol 96 % sebanyak 300 ml secara soxhletasi, penyarian dihentikan apabila

cairan penyari yang keluar dari soxhlet menjadi bening.

2. Daya antifungi adalah kemampuan ekstrak etanol daun sirih merah untuk

menghambat pertumbuhan Candida albicans.

3. Candida albicans adalah fungi uji gram positif yang berbentuk bulat lonjong,

bertunas menyerupai hifa (pseudohifa) diperoleh dari Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta.

4. Zona hambat adalah zona jernih yang sama sekali tidak dijumpai pertumbuhan

Candida albicans atau zona yang masih memperlihatkan pertumbuhan

Candida albicans dalam jumlah sedikit di sekitar paper disk.

5. KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) adalah konsentrasi minimal ekstrak

etanol daun sirih merah yang dapat menghambat pertumbuhan Candida

albicans.

6. KBM (Konsentrasi Bunuh Minimal) adalah konsentrasi minimal ekstrak

etanol daun sirih merah yang dapat membunuh Candida albicans.

D. Bahan

Daun sirih merah yang diperoleh dari daerah Condong Catur, Sleman

Yogyakarta; Kultur murni Candida albicans ATCC 10231 yang diperoleh dari

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta; Medium SDA (Sabouroud Dextrose

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

23

Agar) sebagai medium pertumbuhan; Etanol (96%) sebagai penyari yang

digunakan untuk mengekstraksi daun sirih merah, Tween 80 (konsentrasi 5%)

sebagai larutan kontrol negatif, Ketokonazol sebagai kontrol positif, Aquadest

steril, fase diam = selulosa, silika gel GF 254, fase gerak = n-butanol : asam asetat

: air (4:1:5 v/v), t-butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1v/v), toluene : etil asetat

(93:7 v/v) dan pembanding : rutin, skopolamin, eugenol, pereaksi semprot =

Alumunium (III) Klorida, Dragendorff, vanilin-asam sulfat, larutan standar Mc

Farland II (6.108 CFU/ml).

E. Alat

Soxhlet (pyrex), inkubator (Memmert, type BE 40, GmbH+Co KG-

D91126, Mycrobiologycal Safety Cabinet (MSC), Vacum Rotary Evaporator

(Janke & Kunkel, Ika-labotechnik, RV05-ST), autoklaf (Metode KT-40, ALP co,

Ltd, Hamurashi, Tokyo, Japan), lampu UV 254 nm dan UV 365 nm, oven

(Memmert, Germany), penyerbuk (Retsch bv), Electric Sieve Shaker (IML

Indotest Multi LAB), Laminar Air Flow (Inches W.C.), Lemari pendingin

(Sharp), Glass beaker (pyrex), cawan petri, tabung reaksi (pyrex), Erlenmeyer

(pyrex), pipet volume (pyrex), batang pengaduk, gelas ukur (pyrex), jarum ose,

paper disk, Mikropipet (Ependrof-Netler-Hinz), kertas saring, alumunium foil,

kertas sampul, kompor listrik, penggaris, lampu Bunsen, plat KLT, penyemprot

reagen tampak, bejana, neraca analitik (Mettler PC 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

24

F. Tatacara penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan oleh Laboratorium Farmakognosi, Bagian Biologi

Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Determinasi dilakukan

dengan cara mencocokkan tanaman segar sirih merah dengan pustaka (Backer and

Bakhuizen van den Brink, 1965).

2. Pengumpulan bahan

Daun sirih merah diambil dari tanaman sirih merah di daerah Condong

Catur, Sleman Yogyakarta. Daun dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran yang melekat, lalu ditiriskan sampai sisa air menghilang.

Daun dikeringkan dalam oven dengan suhu 45˚C selama 48 jam. Setelah kering,

lalu diserbuk dengan blender sampai halus dan diayak menggunakan ayakan

Aperture ukuran 250 mikrometer.

3. Ekstraksi

Sebanyak 50 gram serbuk kering daun sirih merah ditimbang, dibungkus

dalam thimble dan dimasukkan ke dalam tabung soxhlet. Untuk penyarian

digunakan etanol 96% sebanyak 300 ml dan pengisiannya dengan tiga kali

sirkulasi. Soxhletasi dihentikan bila tetesan terakhir dalam alat soxhlet sudah

bening. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan dengan Vacum Rotary

Evaporator sampai didapatkan ekstrak kental dan ekstrak kental disimpan

didalam lemari es.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

25

4. Identifikasi Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun Sirih

Merah dengan Metode Uji Tabung dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

a. Metode Uji Tabung

Uji Alkaloid : Ekstrak (0,5 g) dipanaskan dalam tabung reaksi besar dengan asam

klorida 1% (2,5 ml) selama 30 menit dalam penangas air mendidih. Suspensi

disaring dengan kapas ke dalam tabung reaksi. Larutan dibagi dua sama banyak,

lalu ke dalam larutan tabung-1 ditambah dengan reaksi Dragendorff (3 tetes) dan

larutan tabung-2 ditambah pereaksi Mayer (3 tetes). Terbentuknya endapan

dengan kedua pereaksi tersebut menunjukkan adanya alkaloid.

Uji Minyak Atsiri : Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambahkan 1 ml eter kocok, saring.

Filtrat dikering uapkan. Bila sedikit berbau aromatik, larutan residu dengan 3 tetes

etanol, uapkan lagi sampai kering. Bila terjadi bau aromatik spesifik,

menunjukkan adanya minyak atsiri.

Uji Flavonoid : Ekstrak (0,5 g ) ditambahkan air (2,5 ml), dipanaskan selama 10

menit di atas air mendidih. Larutan disaring melalui kapas. Larutan ditambahkan

dengan Besi (III) Klorida (3 tetes), larutan berwarna hijau sampai biru

menunjukkan adanya senyawa flavonoid.

Uji Tanin : Ekstrak etanol (0,5 g) dipanaskan dengan air (2,5 ml) selama 30 menit

diatas tangas air. Disaring, filtrat (5 ml) ditambah larutan natrium klorida 2% (1

ml), bila terjadi suspensi atau endapan disaring melalui kertas saring, kemudian

filtrat ditambah larutan gelatin 1% (5 ml). Terbentuknya endapan menunjukkan

adanya tanin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

26

b. Metode Kromatografi Lapis Tipis

Ekstrak etanol daun sirih merah yang digunakan untuk identifikasi

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dibuat dengan melarutkan 0,5 gram ekstrak

etanol daun sirih merah dengan Tween 80 (konsentrasi 5%) sebanyak 2 ml.

Identifikasi Alkaloid : Ekstrak ditotolkan pada fase diam silika gel GF 254 nm

dengan menggunakan pipa kapiler pada lempeng KLT. Fase gerak tertier butanol :

kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v), dan pembanding skopolamin. Senyawa

dieluasikan sampai batas yang ditentukan yaitu 10 cm. Pengamatan dilakukan di

bawah sinar UV 254 nm dan UV 365 nm dan dideteksi dengan pereaksi semprot

Dragendorff. Harga Rf dan warna bercak uji dibandingkan dengan harga Rf dan

warna pembanding.

Pembuatan standar skopolamin : 5 mg skopolamin dilarutkan dalam 10 ml

metanol.

Identifikasi Minyak Atsiri : Ekstrak ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada

lempeng KLT. Fase diam yang digunakan silika Gel GF 254 nm dan fase gerak

yang digunakan toluena : etil asetat (93:7 v/v). Sebagai pembanding digunakan

eugenol. Senyawa dieluasi hingga batas tertentu (10 cm) kemudian dikeringkan.

Selanjutnya dilihat pada UV 254 nm dan UV 365 nm. Pereaksi semprot yang

digunakan yaitu vanilin-asam sulfat. Harga Rf dan warna bercak uji dibandingkan

dengan harga Rf dan warna pembanding. Harga Rf dan warna bercak uji

dibandingkan dengan harga Rf dan warna pembanding.

Pembuatan standar eugenol : 10 ml eugenol dilarutkan dalam 10 ml toluen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

27

Identifikasi Flavonoid : Ekstrak ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada

lempeng KLT. Fase diam yang digunakan adalah selulosa, fase gerak n-butanol :

asam asetat : air (4:1:5 v/v), dan pembanding rutin. Langkah selanjutnya adalah

pengeluasian lempeng dengan jarak rambat 10 cm. Pengamatan dilakukan di

bawah sinar UV 254 nm dan UV 365 nm dan dideteksi dengan pereaksi

Alumunium (III) Klorida. Harga Rf dan warna bercak uji dibandingkan dengan

harga Rf dan warna pembanding.

Pembuatan standar rutin : 10 mg rutin dilarutkan dalam 10 ml metanol.

5. Uji anti fungi

a. Sterilisasi alat-alat dan bahan

Alat-alat seperti cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet volume,

ujung mikropipet dan media SDA yang akan digunakan untuk pemeriksaan

aktivitas antifungi disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121˚C dengan tekanan 1

atm selama 15 menit.

b. Pembuatan larutan uji

Konsentrasi ekstrak

etanol (%)

Berat ekstrak etanol (g) Pelarut Tween 80 (ml)

60 1,2 2

50 1,0 2

40 0,8 2

30 0,6 2

20 0,4 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

28

Sebagai kontrol positif digunakan Ketokonazol yang dibuat dengan melarutkan

0,1 mg serbuk Ketokonazol dalam 100 ml metil alkohol dan kontrol negatif

Tween 80.

c. Pembuatan media SDA

Sebanyak 65 gram SDA dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan

dengan 1 Liter aquadestilata. Kemudian ditutup dengan menggunakan kapas, dan

dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan pada suhu 121˚C selama 15

menit dengan tekanan 1 atm.

d. Penyiapan stok Candida albicans

Media SDA yang sudah steril dicairkan kemudian dituang ke dalam

tabung reaksi dan dimiringkan, biarkan hingga membeku. Setelah membeku

diambil 1 ose fungi dari pertumbuhan dan diinokulasikan secara streak plate.

Inkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C. Digunakan sebagai

stok.

e. Pengujian potensi anti fungi

Metode Difusi : Pengujian potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih

merah dilakukan dengan metode difusi secara paper disk. Satu koloni fungi

Candida albicans dari stok disuspensikan ke dalam media SDA cair,

diinkubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam. Hasil suspensi dibandingkan

dengan standar Mc. Farland II (6.108 CFU/ml) hingga kekeruhannya sama. Dari

suspensi tersebut, diambil 0,1 ml kemudian ditambahkan ke dalam 20 ml media

SDA yang telah memadat dengan cara spread plate, kemudian didiamkan selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

29

15 menit. Setelah itu, diletakkan paper disk 6 mm pada jarak tertentu diatas cawan

petri.

Langkah yang terakhir, hasil pengenceran dari ekstrak etanol daun sirih

merah dan kontrol diteteskan diatas paper disk sebanyak 10 µl. Sebagai kontrol

positif digunakan Ketokonazol dan kontrol negatif digunakan Tween 80, lalu

diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37˚C. Diukur diameter zona hambatnya

dengan menggunakan penggaris. Pengulangan pengukuran masing-masing

diameter sebanyak 5 kali.

Metode Dilusi Padat : Di ambil 1 ose fungi dari stok fungi, kemudian

disuspensikan ke dalam 5 ml SDA cair campur rata dan inkubasi pada suhu 37˚C

selama 24 jam. Hasil suspensi dibandingkan dengan standar Mc. Farland II (6.108

CFU/ml) hingga kekeruhannya sama lalu diambil 0,5 ml. Kemudian 0,5 ml

ekstrak etanol daun sirih merah dengan kadar tertentu ditambahkan dalam

suspensi tadi dan dicampur rata dengan 15 ml SDA yang cairkan. Setelah divortex

lalu dituang dalam cawan petri steril secara pour plate dan dibiarkan memadat

lalu diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37˚C. Setelah masa inkubasi,

kekeruhan yang menunjukkan pertumbuhan Candida albicans dalam media

diamati dan diberi penilaian menggunakan notasi (+) untuk media yang tampak

keruh. Hal ini berlaku untuk tiap ekstrak etanol daun sirih merah, kontrol negatif

(Tween 80) dan kontrol positif (Ketokonazol). Hasil pengamatan dianalisis untuk

mendapatkan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) senyawa uji. Setelah

ditemukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), kemudian dilakukan streak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

30

plate. Kadar Bunuh Minimum (KBM) ditentukan apabila sudah tidak ada

pertumbuhan fungi uji.

G. Tata cara analisa data

Penentuan potensi antifungi dengan metode difusi agar ditunjukkan

dengan adanya zona hambat di sekitar paper disk. Replikasi perlakuan masing-

masing dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil pengukuran diameter zona hambat yang

terbentuk dilakukan uji Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui data terdistribusi

normal atau tidak. Kemudian diameter zona hambat yang terbentuk dari masing-

masing konsentrasi dianalisis dengan ANOVA satu arah, dilanjutkan dengan uji

LSD dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan khasiat antar

konsentrasi. Sedangkan pada metode dilusi padat, dengan membandingkan

kekeruhan dengan kontrol pertumbuhan dan kontrol negatif akan diperoleh

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM).

Analisis hasil KLT dilakukan dengan menghitung harga Rf dari bercak

yang timbul dan mengamati warna bercak tersebut. Nilai Rf dan warna bercak

sampel dibandingkan dengan Rf dan warna bercak pembanding.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman Sirih Merah

Penelitian ini diawali dengan melakukan determinasi tanaman yang akan

digunakan. Tujuan dilakukan determinasi tanaman sirih merah ini supaya tanaman

yang digunakan sebagai bahan penelitian ini benar-benar tanaman sirih merah

(Piper crocatum Ruiz & Pav.) sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

penggunaan.

Determinasi tanaman sirih merah dilakukan oleh Laboratorium

Farmakognosi, Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah

Mada dengan mencocokkan contoh tanaman sirih merah dengan metode

identifikasi baku (Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965).

Berdasarkan hasil determinasi (Lampiran I) dapat dipastikan bahwa

tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sirih merah (Piper

crocatum Ruiz & Pav).

B. Pengumpulan dan Pengeringan Bahan

Tanaman sirih merah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

daerah Condongcatur, Sleman Yogyakarta. Tanaman sirih merah yang digunakan

adalah tanaman sirih merah dengan lokasi tumbuh yang sama agar diperoleh

keseragaman bahan dan kandungan kimia. Bagian tanaman yang digunakan

adalah daunnya yang dikumpulkan pada bulan November 2007. Daun diambil

pada keadaan segar dengan kondisi daun dipilih setelah bagian 3 atau 4 tangkai

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

32

dari pucuk dahan dan 3 tangkai sebelum pangkal dahan, bukan daun yang

terlalu muda atau terlalu tua, dengan asumsi bahwa kandungan zat aktif pada daun

adalah maksimal.

Daun sirih merah dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan

kotoran yang melekat, lalu ditiriskan sampai sisa air menghilang dan ditempatkan

dalam suatu wadah. Pengeringan dilakukan di dalam oven untuk mengurangi

kadar air sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh fungi, menghambat bekerjanya

enzim yang dapat merusak senyawa aktif dari daun sirih merah, dan menghindari

pembusukan. Daun dinyatakan kering apabila daun mudah dipatahkan dan mudah

hancur bila diremas dengan tangan. Daun kering ini kemudian diserbuk dengan

menggunakan blender dan diayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia

harus dihaluskan menjadi serbuk, diayak dengan nomor ayakan 4/18 (Anonim,

1989). Karena keterbatasan alat maka serbuk diayak menggunakan ayakan

Aperture dengan ukuran 250 mikrometer. Tujuan dari pengayakan yaitu untuk

mendapatkan serbuk yang halus sehingga dapat mempermudah proses penyarian

(Anonim, 1986). Daun dalam bentuk serbuk memiliki luas permukaan yang lebih

besar dibandingkan dengan daun utuh. Kondisi ini menyebabkan kontak yang

lebih besar antara serbuk dengan larutan penyari etanol sehingga senyawa aktif

yang terkandung didalam daun dapat tersari sempurna pada saat proses penyarian.

Berat basah daun awal adalah 1060 kg, setelah dikeringkan dan diserbuk

diperoleh berat serbuk 134,30 gram .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

33

C. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

Ekstrak etanol daun sirih merah diperoleh dengan menggunakan metode

soxhletasi. Ekstraksi dengan soxhlet memberikan keuntungan daripada proses

ekstraksi yang lain karena pada proses ekstraksi ini serbuk akan selalu terbasahi

oleh cairan penyari yang jernih dan ini berlangsung kontinyu sehingga ekstraksi

akan efektif. Selain itu pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Kelemahan

cara soxhletasi adalah terbatas pada senyawa yang tahan terhadap panas, untuk

senyawa yang mudah rusak oleh panas maka tidak cocok digunakan.

Prinsip metode ekstraksi dengan soxhlet adalah saat cairan penyari

dipanaskan akan menguap, uap cairan penyari naik melalui pipa samping

kondensor (pendingin balik). Adanya kondensor akan mengembunkan uap

sehingga uap akan turun kembali melalui thimble yang berisi serbuk sehingga

thimble akan terisi cairan penyari secara perlahan-lahan. Cairan penyari akan

membasahi serbuk dalam thimble, kemudian penyari akan melarutkan zat aktif

yang terdapat dalam serbuk. Saat cairan mencapai permukaan sifon, cairan akan

turun kembali ke labu alas bulat. Cairan penyari tersebut membawa senyawa yang

ingin diekstraksi (Anonim, 1986). Cairan penyari berupa etanol 96%. Etanol 96%

memiliki rentang polaritas yang lebar sehingga sebagian besar kandungan zat aktif

baik polar, semipolar, maupun non polar akan terlarut dalam etanol 96%. Etanol

96% sebanyak 300 ml di masukkan ke alat soxhlet diasumsikan cukup untuk

membasahi seluruh bagian simplisia. Soxhletasi dihentikan apabila cairan penyari

yang keluar dari soxhlet menjadi bening yang menandakan bahwa penyarian

senyawa aktif yang larut dalam etanol sudah tersari sempurna. Larutan penyari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

34

hasil dari soxhletasi kemudian diuapkan dengan Vacum Rotary Evaporator untuk

memisahkan cairan penyari yang masih tersisa sehingga diperoleh ekstrak kental.

Proses penguapan dihentikan apabila hampir semua etanol menguap. Penguapan

etanol dengan Vacum Rotary Evaporator dilakukan selama 1 jam. Dari

penimbangan ekstrak kental tersebut diperoleh bobot ekstrak kental sebesar 8,9

gram. Ekstrak kental yang siap digunakan ini disimpan dalam wadah tertutup

dalam lemari es. Suhu dingin dari lemari es dapat menghambat pertumbuhan

mikroba yang dapat mengkontaminasi dan merusak senyawa aktifnya.

D. Identifikasi Kualitatif Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Daun Sirih

Merah dengan Metode Uji Tabung dan Kromatografi Lapis Tipis

(KLT)

Identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan

untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol

daun sirih merah dengan mengamati warna yang terbentuk dari reaksi antara zat

aktif yang ada dengan pereaksi yang digunakan. Kandungan kimia daun sirih

merah meliputi flavonoid, alkaloid, senyawa polifenol, tanin dan minyak atsiri

(Sudewo, 2005). Pada ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan uji alkaloid, uji

flavonoid, uji tanin dan uji minyak atsiri karena dari hasil identifikasi serbuk daun

sirih merah tidak mengandung antrakinon, kardenolida, dan saponin. Pengamatan

pada uji tabung dapat melalui pengamatan warna. Peristiwa terjadinya warna

disebabkan karena struktur zat aktif dari tanaman yang mengandung gugus

kromofor bereaksi dengan pereaksi tertentu sehingga menimbulkan warna yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

35

khas. Parameter hasil berdasarkan warna yang terbentuk dinyatakan positif

apabila didalam reaksi warna yang terbentuk secara intensif tidak berubah.

Tabel I. Hasil pengamatan uji kandungan kimia ekstrak etanol daun sirih merah dengan uji tabung

Identifikasi Pereaksi Hasil Pengamatan

Alkaloid Pereaksi Mayer Terbentuk endapan merah bata

Pereaksi Dragendorf Terbentuk endapan merah bata

Minyak atsiri - Tercium bau khas Flavonoid Fe3Cl Terbentuk warna

hijau tua Tanin Natrium klorida 2 %

dan Larutan Gelatin 1%Tidak terbentuk endapan

a. Identifikasi Alkaloid

Pereaksi Mayer digunakan untuk mengetahui adanya basa amin (alkaloid).

Reaksi positif jika terbentuk endapan dengan penambahan pereaksi Mayer dan

Dragendorff. Pada uji alkaloid sampel di didihkan dengan HCl 1% dengan tujuan

untuk menggaramkan alkaloid yang berbentuk basa. Dari hasil identifikasi

alkaloid menunjukkan hasil yang positif, hal ini berarti ekstrak etanol daun sirih

merah mengandung alkaloid. Kemampuan alkaloid mengendapkan logam

pereaksi dimungkinkan oleh adanya atom nitrogen yang memiliki lone pair

elektron pada struktur alkaloid yang dapat membentuk ikatan komplek dengan ion

logam berat sehingga terbentuk kristal yang tidak larut dalam air.

b. Identifikasi Minyak Atsiri

Identifikasi adanya minyak atsiri dalam ekstrak etanol daun sirih merah

hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya bau aromatik khas sirih merah. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

36

identifikasi minyak atsiri digunakan eter dan etanol untuk melarutkan minyak

atsiri di dalam ekstrak etanol daun sirih merah sehingga saat dipanaskan dapat

tercium bau khas daun sirih. Dari hasil percobaan didapatkan hasil yang positif,

hal ini berarti ekstrak daun sirih merah mengandung minyak atsiri. Bagian utama

dari minyak atsiri adalah terpenoid yang menyebabkan wangi, bau yang khas pada

tumbuhan.

c. Identifikasi Flavonoid

Ekstrak etanol daun sirih merah dididihkan dengan aquadest dan disaring

saat masih panas karena senyawa flavonoid lebih mudah larut dalam air panas.

Penambahan Besi (III) klorida digunakan untuk mengetahui adanya senyawa

fenolik termasuk flavonoid. Terbentuknya warna hijau biru menunjukkan adanya

flavonoid. Dari hasil pengujian identifikasi flavonoid diketahui bahwa terbentuk

warna hijau tua, hal ini berarti ekstrak etanol daun sirih merah mengandung

flavonoid.

d. Identifikasi Tanin

Pada identifikasi tanin ditambahkan larutan natrium klorida 2 % (1 ml)

dan larutan gelatin 1 % (5 ml). Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya

endapan dengan penambahan kedua larutan tersebut. Hasil identifikasi tanin dari

ekstrak etanol daun sirih merah menunjukkan tidak terbentuknya endapan, hal ini

tidak berarti ekstrak etanol daun sirih merah tidak mengandung tanin.

Kemungkinan tanin rusak oleh pemanasan pada saat proses soxhletasi

berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

37

Dari hasil identifikasi dengan uji tabung memberikan kemungkinan

sementara keberadaan alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid dalam ekstrak etanol

daun sirih merah.

Pemeriksaan kandungan kimia secara KLT dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang lebih pasti mengenai kandungan kimia dalam ekstrak etanol daun

sirih merah. Analisis KLT mempunyai beberapa keuntungan yaitu waktu yang

dibutuhkan singkat, dapat memberikan pemisahan yang baik, lebih sederhana,

cuplikan dan pelarut yang digunakan sedikit.

a) Identifikasi Alkaloid

Identifikasi alkaloid dengan KLT menggunakan fase diam silika gel GF

254 nm dan fase geraknya adalah tertier butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1

v/v). Untuk deteksi digunakan pereaksi semprot Dragendorff. Sebagai

pembanding adanya alkaloid digunakan skopolamin. Skopolamin digunakan

sebagai pembanding karena skopolamin termasuk alkaloid. Fase gerak yang

digunakan merupakan senyawa yang nonpolar karena alkaloid yang akan

dipisahkan merupakan senyawa nonpolar. Sementara silika gel GF 254 nm

merupakan senyawa polar di mana mengandung indikator fluoresensi gelombang

254 nm, terlihat sebagai bercak gelap dengan latar belakang berfluoresensi.

Sebelum digunakan, silika gel GF 254 nm yang ditempatkan di lempeng kaca

diaktifkan terlebih dahulu dengan cara lempeng dipanasi di oven agar pori-

porinya terbuka sehingga perambatan bercak saat eluasi atau pengembangan dapat

maksimal (Stahl, 1985).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

38

Ekstrak etanol daun sirih merah ditotolkan pada lempeng KLT

menggunakan pipa kapiler. Eluasi lempeng KLT dilakukan di dalam tabung yang

jenuh akan uap dari fase gerak. Penempatan kertas saring yang dibasahi dengan

fase gerak pada dinding tabung akan membantu dan mempercepat proses

penjenuhan. Penjenuhan ini sendiri bertujuan agar perambatan dapat berjalan

dengan cepat dan optimal. Jarak rambat yang ditentukan pada penelitian ini adalah

10 cm. Eluasi dilakukan sampai pada saat fase gerak tepat melampaui jarak yang

telah ditentukan (10 cm).

Dari KLT yang telah dilakukan hasilnya dapat dilihat secara visual bahwa

terjadi pemisahan senyawa setelah ditotolkan pada fase diam dan dieluasi dengan

fase gerak. Untuk meningkatkan kepekaan deteksi, memperjelas gambaran bercak

sehingga dapat meningkatkan intensitas warna pada kromatogram maka di

semprot dengan menggunakan pereaksi semprot Dragendorff.

Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun

sirih merah dalam tabel II

Tabel II. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah

Senyawa Hargauji Rf

Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365Ekstrak etanol 0.19 Hijau Hijau merah terang Orange Orange Orange

Pembanding 0.19 Kuning Ungu - Orange Orange Orangeskopolamin

Sebelum disemprotDragendorff

Setelah disemprotDragendorff

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

39

Rf Rf Rf

1,00 1,00 1,00

0,90 0,90 0,90

0,80 0,80 0,80

0,70 0,70 0,70

0,60 0,60 0,60

0,50 0,50 0,50

0,40 0,40 0,40

0,30 0,30 0,30

0,20 0,20 0,20

0,10 0,10 0,10

0,00 0,00 0,00

A B A B A B

I II III Gambar 1. Kromatogram Ekstrak etanol daun sirih merah pada

identifikasi Alkaloid Keterangan : I = deteksi dengan sinar tampak II = deteksi dengan sinar UV 254 nm III = deteksi dengan sinar UV 365 nm (setelah disemprot

Dragendorff) A = ekstrak etanol daun sirih merah B = pembanding skopolamin Fase diam = silika gel GF 254 nm Fase gerak = t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v) Jarak pengembangan = 10 cm Dari hasil KLT diperoleh 1 bercak pemisahan untuk sampel ekstrak etanol

daun sirih merah dengan Rf sebesar 0,19. Pembanding skopolamin memiliki harga

Rf 0,19. Dengan demikian diketahui bahwa bercak sampel dengan harga Rf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

40

sebesar 0,19 merupakan alkaloid. Hal ini diperkuat dengan warna bercak ekstrak

etanol daun sirih merah yang sama dengan warna bercak pembanding setelah

disemprot dengan Dragendorff yaitu orange. Menurut Wagner, H., Bladt, S.,

Zgainski, E.M., (1984) dengan penyemprotan Dragendorff nampak bercak

berwarna orange dan pembanding skopolamin juga berwarna orange, hal ini

menunjukkan adanya alkaloid. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-benar

mengandung alkaloid. Deteksi alkaloid yang paling ideal adalah dengan

mengamati perubahan warna sebelum dan sesudah disemprot dengan pereaksi

Dragendorff (Harbone, 1987).

b) Identifikasi Minyak Atsiri

Identifikasi minyak atsiri dengan KLT menggunakan fase diam silika gel

GF 254 nm yang bersifat polar. Perbedaan sifat kepolaran dari silika gel GF 254

nm dan minyak atsiri diharapkan agar tidak terjadi pengikatan antara zat uji

dengan fase diam sehingga zat uji dapat tereluasi dengan baik dengan bantuan

fase gerak yang sifatnya sama dengan zat uji. Fase gerak yang digunakan toluene :

etil asetat (93:7 v/v) yang bersifat non polar sama dengan minyak atsiri. Fase

gerak yang digunakan harus memiliki sifat yang relatif sama dengan senyawa

yang akan dipisahkan tetapi harus memiliki sifat yang tidak campur dengan fase

diam (Sastrohamidjojo, 1991).

Ekstrak etanol daun sirih merah ditotolkan pada lempeng KLT

menggunakan pipa kapiler. Eluasi lempeng KLT dilakukan di dalam tabung yang

jenuh akan uap dari fase gerak. Penempatan kertas saring yang dibasahi dengan

fase gerak pada dinding tabung akan membantu dan mempercepat proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

41

penjenuhan. Penjenuhan ini sendiri bertujuan agar perambatan dapat berjalan

dengan cepat dan optimal. Jarak rambat yang ditentukan pada penelitian ini adalah

10 cm. Eluasi dilakukan sampai pada saat fase gerak tepat melampaui jarak yang

telah ditentukan (10 cm).

Pembanding yang digunakan dalam KLT ekstrak etanol daun sirih merah

adalah eugenol. Eugenol digunakan sebagai pembanding karena di dalam minyak

atsiri daun sirih merah terdapat eugenol (Anonim, 2008b). Identifikasi KLT

minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan juga dengan

penyemprotan untuk meningkatkan intensitas warna pada kromatogram. Pereaksi

semprot yang digunakan adalah vanilin-asam sulfat (Wagner, H., Bladt, S., and

Zgainski, E.M., 1984). Vanilin-asam sulfat digunakan sebagai pereaksi semprot

karena vanilin-asam sulfat dapat digunakan untuk mendeteksi adanya senyawa

terpenoid dalam minyak atsiri seperti eugenol.

Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun

sirih merah dalam tabel III

Tabel III. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah

Senyawa Harga

uji Rf

Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365Ekstrak etanol 0,28 Hijau Kuning Kuning Kuning Hijau Hijau

kehijauan kehijauan kehijauan0,36 Hijau Kuning Biru Biru Biru Biru

kehijauan0,88 Hijau Kuning Kuning Kuning Biru Biru

muda mudaPembanding 0,49 Kecoklatan Ungu - Biru - -

eugenol

Sebelum disemprot Setelah disemprotVanilin-asam sulfat Vanilin-asam sulfat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

42

Rf Rf Rf

1,00 1,00 1,00

0,90 0,90 0,90

0,80 0,80 0,80

0,70 0,70 0,70

0,60 0,60 0,60

0,50 0,50 0,50

0,40 0,40 0,40

0,30 0,30 0,30

0,20 0,20 0,20

0,10 0,10 0,10

0,00 0,00 0,00

A B A B A B

I II III Gambar 2. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada

identifikasi Minyak Atsiri

Keterangan : I = deteksi dengan sinar tampak II = deteksi dengan sinar UV 254 nm III = deteksi dengan sinar tampak (setelah disemprot vanilin

asam-sulfat) A = ekstrak etanol daun sirih merah B = pembanding eugenol Fase diam = silika gel GF 354 nm Fase gerak = toluene : etil asetat (93:7 v/v) Jarak pengembangan = 10 cm

Dari hasil identifikasi minyak atsiri (Tabel III), dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat minyak atsiri dalam ekstrak etanol daun sirih merah. Hal ini

dilihat dari adanya kesamaan warna antara bercak sampel dengan bercak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

43

pembanding yaitu bercaknya berwarna biru pada pengamatan dibawah sinar

tampak setelah disemprot vanilin-asam sulfat. Kesamaan warna ini dimungkinkan

adanya kemiripan struktur antara sampel dengan pembanding sehingga jika

disemprot dengan vanilin-asam sulfat dapat berwarna biru. Menurut Wagner, H.,

Bladt, S., and Zgainski, E.M., (1984) setelah disemprot dengan vanilin-asam

sulfat maka bercak akan berwarna biru, hijau, merah, serta coklat dan ini

menunjukkan adanya minyak atsiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-

benar mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri yang terdapat didalam ekstrak

etanol daun sirih merah diduga minyak atsiri golongan fenol.

Minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih merah di duga mempunyai ikatan

rangkap yang terkonjugasi atau mempunyai cincin aromatis dan juga mempunyai

gugus kromofor karena pada UV 254 nm bercak berwarna kuning kehijauan. Pada

UV 254 nm senyawa yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi atau gugus

kromofor terjadi peredaman bercak dengan latar belakang yang bersinar berwarna

hijau karena menggunakan fase diam silika gel GF 254 nm.

c) Identifikasi Flavonoid

Identifikasi flavonoid dengan KLT digunakan fase diam selulosa (polar)

dan fase gerak BAW yaitu n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v) yang bersifat

non polar. Silika gel tidak digunakan sebagai fase diam karena dapat membentuk

khelat dengan flavonoid yang akan mengganggu pergerakan senyawa ketika di

eluasi. Untuk deteksi adanya bercak digunakan pereaksi semprot Aluminium (III)

Klorida (Harbone, 1987). Aluminium (III) Klorida digunakan sebagai pereaksi

semprot karena pereaksi ini digunakan untuk mendeteksi senyawa yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

44

orto dihidroksi seperti flavonoid. Pembanding baku yang digunakan pada analisis

kualitatif ini adalah rutin karena menurut Harbone (1987) rutin adalah senyawa

glikosida flavonol yang paling umum terdapat dalam tumbuhan. Dalam

tumbuhan, biasanya terikat dalam bentuk glikosida, terikat dengan gulanya

(Robinson, 1991).

Setelah penotolan dengan pipa kapiler, lempeng KLT kemudian dieluasi

didalam tabung yang jenuh akan uap dari fase gerak. Penjenuhan dilakukan

dengan menempatkan kertas saring yang dibasahi oleh fase gerak pada dinding

tabung. Tujuan penjenuhan tabung eluasi dengan uap dari fase gerak agar

perambatan dapat berlangsung cepat dan optimal. Eluasi dilakukan hingga jarak

eluasi yang ditentukan (10 cm) tepat terlampaui oleh fase gerak. Jarak 10 cm

digunakan karena menyesuaikan dengan panjang lempeng kaca.

Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun

sirih merah dalam tabel IV

Tabel IV. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah

Senyawa Harga

uji Rf

Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365Ekstrak etanol 0,57 Hijau Hijau Merah Hijau Kuning Kuning

terang kekuningan kehijauan kemerahan Pembanding 0,57 Kuning Kuning Ungu Kuning Ungu Kuning

rutin terang

Sebelum disemprot Setelah disemprotAlCl3 AlCl3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

45

Rf Rf Rf

1,00 1,00 1,00

0,90 0,90 0,90

0,80 0,80 0,80

0,70 0,70 0,70

0,60 0,60 0,60

0,50 0,50 0,50

0,40 0,40 0,40

0,30 0,30 0,30

0,20 0,20 0,20

0,10 0,10 0,10

0,00 0,00 0,00 A B A B A B

I II III Gambar 3. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada

Identifikasi Flavanoid Keterangan : I = deteksi dengan sinar tampak II = deteksi dengan sinar UV 365 nm III = deteksi dengan sinar tampak (setelah disemprot AlCl3) A = ekstrak etanol daun sirih merah B = pembanding rutin Fase diam = selulosa Fase gerak = n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v) Jarak pengembangan = 10 cm Dari hasil identifikasi flavonoid (Tabel IV), diperoleh bercak kromatografi

sebanyak 1 buah bercak pemisahan untuk sampel ekstrak etanol daun sirih merah

dengan harga Rf sebesar 0,57 dan pembanding rutin memiliki harga Rf 0,57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

46

Dengan demikian diketahui bahwa bercak sampel tersebut merupakan flavonoid

karena harga Rf-nya sama dengan pembanding. Hal ini diperkuat dengan warna

bercak yang sama dengan warna bercak pembanding setelah disemprot dengan

Alumunium (III) Klorida pada pengamatan di bawah lampu UV 254 nm yaitu

hijau kekuningan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-benar mengandung

flavonoid. Jenis flavonoid yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah

diduga termasuk golongan flavonol.

E. Uji Potensi Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah terhadap

Candida albicans dengan Metode Difusi Paper Disk

Metode difusi dipilih karena lebih sederhana dan praktis digunakan

sebagai uji pendahuluan (kualitatif) untuk menentukan potensi antifungi. Prinsip

kerjanya adalah senyawa uji ditempatkan dalam media padat yang telah

diinokulasikan fungi uji. Senyawa uji akan terdifusi ke dalam media dan

menghambat pertumbuhan fungi atau mematikannya. Setelah waktu inkubasi 20-

24 jam akan diperoleh zona hambat yang menunjukkan besarnya potensi antifungi

senyawa uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dalam penelitian ini

metode difusi secara paper disk dengan pertimbangan senyawa uji akan lebih

mudah terdifusi ke dalam media dan akan menghambat pertumbuhan fungi.

Suhu pada waktu inkubasi sebesar 37°C seperti suhu tubuh manusia

karena Candida albicans termasuk flora normal dalam tubuh manusia. Pada suhu

37°C merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan Candida albicans.

Media penanaman fungi uji yang digunakan yaitu Saboraoud Dextrosa Agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

47

(SDA). Jumlah fungi uji yang diinokulasikan disetarakan dengan standar

Mc.Farland II (6.108 CFU/ml). Perlunya pengontrolan terhadap suspensi Candida

albicans bertujuan agar jumlah fungi uji yang akan dibiakkan dikendalikan

populasinya dengan membandingkan kekeruhan suspensi secara visual dengan

standar baku yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang kurang lebih sama.

Tahap uji potensi antifungi ini diawali dengan uji potensi antifungi secara

difusi paper disk dengan diameter 6 mm menggunakan lima variasi konsentrasi

ekstrak etanol daun sirih merah 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% b/v sebanyak 10

µl. Kadar yang bervariasi bertujuan untuk mengetahui apakah pada konsentrasi

tersebut dihasilkan potensi penghambatan terhadap pertumbuhan Candida

albicans dan juga untuk melihat hubungan kenaikan tingkat konsentrasi dengan

besar diameter hambat. Kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding

adalah Ketononazol karena sudah terbukti secara klinis memiliki potensi

antifungi. Sebagai kontrol negatif digunakan Tween 80 dengan konsentrasi 5%

karena sebagai pelarut ekstrak etanol daun sirih merah. Dari uji awal ini diketahui

bahwa ekstrak etanol daun sirih merah mempunyai potensi antifungi terhadap

Candida albicans. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat disekitar

paper disk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

48

Tabel V. Diameter zona hambat yang terbentuk oleh ekstrak etanol daun sirih merah

NoNegatif Positif 20% 30% 40% 50% 60%

1 0,6 0,9 0,8 0,8 0,9 0,9 1,22 0,6 1,1 0,7 0,8 0,8 0,9 1,13 0,6 1,4 0,7 0,7 0,8 0,8 0,94 0,6 1,3 0,7 0,8 0,9 1,0 1,35 0,6 1,5 0,8 0,7 0,9 0,9 1,1

Purata 0,6 ± 0,0 1,2 ± 0,24 0,7 ± 0,05 0,8 ± 0,05 0,9 ± 0,05 0,9 ± 0,07 1,1 ± 0,15

± SD

Kontrol (cm) Kadar Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (cm)

Dari data diatas diperoleh hasil bahwa kadar 40% dan 50% memiliki rata-

rata diameter zona hambat yang sama, hal ini diduga karena zat aktif ekstrak

etanol daun sirih merah pada konsentrasi tersebut tidak seluruhnya berdifusi pada

paper disk. Sedangkan untuk konsentrasi 20%, 30%, dan 60% diketahui bahwa

dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah maka

diameter zona hambatnya semakin besar. Selanjutnya untuk mengetahui

perbedaan kelompok konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah dengan kontrol

dilakukan uji statistik ANOVA satu arah yang sebelumnya dilakukan uji

Kolmogorf Smirnov untuk mengetahui pola distribusi datanya dengan parameter

bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05. Dari analisis ini

diketahui bahwa data hasil penelitian ini terdistribusi normal yang ditunjukkan

dengan nilai signifikansi 0,112 (> 0,05). Oleh karena itu uji dilanjutkan dengan

ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah digunakan untuk mengetahui potensi

antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai konsentrasi serta

pengaruh dari kontrol negatif dan kontrol positif terhadap pertumbuhan Candida

albicans dengan membandingkan nilai F uji dengan F tabel. Apabila F uji > F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

49

tabel maka Hnull ditolak dan H1 diterima, demikian juga sebaliknya (Pratista,

2004).

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis kerja (H1) sebagai berikut :

setiap variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah memiliki perbedaan

potensi antifungi terhadap Candida albicans. Sedangkan Hnull dirumuskan

sebagai berikut : setiap variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah tidak

memiliki perbedaan potensi antifungi terhadap Candida albicans.

Dari ANOVA satu arah yang dilakukan terhadap diameter zona hambat

yang ditimbulkan oleh ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai variasi

konsentrasi dengan kontrol negatif dan kontrol positif, ternyata Hnull ditolak dan

H1 diterima dikarenakan nilai F uji (18,610) > F tabel (6,16) atau dapat dilihat

probabilitasnya sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Hnull ditolak. Hal ini berarti setiap

variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah serta kontrol negatif dan

kontrol positif memiliki mean yang berbeda. Dari kesimpulan yang diperoleh

pada tabel ANOVA perlu dilakukan uji lanjut atau Post Hoc Test dengan

menggunakan uji Least Significan Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan

95%. Uji LSD dilakukan untuk antar variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih

merah serta kontrol negatif dan kontrol positif.

Uji LSD dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing

konsentrasi dan kelompok kontrol (Tabel VI). Parameter dari uji ini adalah setiap

variasi konsentrasi ekstrak daun sirih merah memiliki perbedaan yang bermakna

dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan baik antar variasi konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

50

maupun terhadap kontrol positif Ketokonazol dan kontrol negatif Tween 80 jika

nilai signifikansinya < 0,05 (Taraf Kepercayaan 95%).

Tabel VI. Hasil analisis data secara LSD

K(-) K(+)

e.e 20%

e.e 30%

e.e 40%

e.e 50%

e.e 60%

K(-)

- Bb

Btb Bb Bb Bb Bb

K(+)

Bb - Bb

Bb Bb Bb Btb

e.e 20%

Btb Bb - Btb Btb Bb Bb

e.e 30%

Bb

Bb Btb - Btb Btb Bb

e.e 40%

Bb

Bb Btb Btb - Btb Bb

e.e 50%

Bb

Bb Bb Btb Btb - Bb

e.e 60%

Bb Btb Bb Bb Bb Bb -

Keterangan : K(-) : kontrol negatif Tween 80 K(+) : kontrol positif Ketokonazol e.e : ekstrak etanol daun sirih merah bb : berbeda bermakna btb : berbeda tidak bermakna Terlihat pada tabel VI bahwa antara konsentrasi 50% dengan 40% dan

30% menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna, juga konsentrasi 40%

dan 30% dengan konsentrasi 20% menunjukkan tidak adanya perbedaan

bermakna. Hal ini berarti antara konsentrasi tersebut mempunyai hambatan

yang sama terhadap pertumbuhan Candida albicans. Konsentrasi 20% dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

51

kontrol negatif tidak memiliki perbedaan yang bermakna, diduga konsentrasi 20%

memiliki potensi antifungi yang sangat kecil. Sedangkan variasi konsentrasi

ekstrak etanol daun sirih merah konsentrasi 60%; 50%; 40%; dan 30% dengan

kontrol negatif memiliki nilai signifikansi < 0.05 dan menghasilkan zona hambat

yang berbeda bermakna, artinya variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih

merah tersebut mempunyai potensi antifungi terhadap Candida albicans.

Variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah kecuali konsentrasi

60% berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontrol positif Ketokonazol.

Akan tetapi diameter zona hambat masing-masing ekstrak lebih kecil jika

dibandingkan dengan diameter zona hambat Ketokonazol. Hal ini menunjukkan

bahwa variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih tersebut kurang efektif dari

pada kontrol positif. Sedangkan konsentrasi 60% tidak berbeda bermakna dengan

kontrol positif Ketokonazol, kemungkinan ekstrak etanol daun sirih merah dengan

konsentrasi 60% memiliki potensi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan

Candida albicans.

Hasil uji LSD pada tabel VI terlihat bahwa sebagian besar menunjukkan

adanya perbedaan bermakna pada masing-masing konsentrasi dengan kontrol dan

antar kelompok konsentrasi pada pertumbuhan Candida albicans. Hal ini berarti

variasi konsentrasi dari ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi sebagai

antifungi. Tween 80 digunakan sebagai kontrol negatif karena Tween 80

digunakan sebagai pelarut ekstrak etanol daun sirih merah. Tween 80 yang

digunakan sebagai kontrol negatif tidak memberikan diameter zona hambat, hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

52

ini berarti hanya ekstrak etanol daun sirih merah saja yang mempunyai potensi

sebagai antifungi.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDA yang bersifat

asam. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan dari mikroorganisme yang lain

karena jamur dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas termasuk pada kisaran pH

asam karena umumnya mikroorganisme tumbuh pada pH 6,5-7,5 meskipun ada

juga yang dapat tumbuh pada pH 0,5 dan pH 9,5 (Pelczar & Chan, 1986). SDA

yang digunakan untuk menumbuhkan fungi mempunyai pH 5,7 sehingga media

ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sewaktu pertumbuhan

mikroorganisme, pH dalam media mempengaruhi protein (enzim dari sistem

transport) yang terdapat dalam membran sel yang menyebabkan perubahan

struktur protein. Mikroorganisme mempunyai enzim yang berfungsi sempurna

pada pH tertentu sehingga dengan adanya perubahan ini menyebabkan

pertumbuhan mikroorganisme terhenti (Lay, 1994).

Setelah pengujian zona hambat dengan metode difusi paper disk maka

pengujian dilanjutkan dengan metode dilusi padat untuk mengetahui Konsentrasi

Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM).

F. Pengukuran Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah dengan

Metode Dilusi Padat

Dari uji potensi antifungi dengan metode difusi paper disk diperoleh data

bahwa variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah dapat menghambat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

53

pertumbuhan Candida albicans. Metode yang dipakai adalah dilusi padat untuk

mengetahui konsentrasi minimal atau Konsentrasi Hambat Minimum dari ekstrak

etanol daun sirih merah yang diuji, dengan menggunakan media Saboraoud

Dextrosa Agar.

Sebagai kontrol suspensi Candida albicans digunakan standar Mc.Farland

II (6.108 CFU/ml). Perlunya pengontrolan terhadap suspensi Candida albicans

bertujuan agar jumlah fungi uji yang akan dibiakkan dikendalikan populasinya

dengan membandingkan kekeruhan suspensi secara visual dengan standar baku

yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang kurang lebih sama.

Tabel VII. Hasil uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode dilusi padat dengan waktu inkubasi 24 jam

Konsentrasi ekstrak etanol (%) Hasil

60 + 50 ++ 40 +++ 30 ++++ 20 +++++

Kontrol + - Kontrol - ++++++

Keterangan : ++++++ = pertumbuhan sangat subur sekali +++++ = pertumbuhan subur sekali ++++ = pertumbuhan subur +++ = pertumbuhan kurang subur ++ = pertumbuhan kurang subur sekali + = pertumbuhan sangat kurang subur - = tidak ada pertumbuhan sama sekali

Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap kekeruhan media uji disertai

pembanding antar konsentrasi. Dalam penelitian ini, karena hanya diperlukan

perbandingan potensi antifungi maka tidak dilakukan perhitungan secara nominal

melainkan menggunakan notasi. Notasi diberikan untuk mendeskripsikan tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

54

kekeruhan media yang berisi fungi uji yang sudah diberikan ekstrak etanol daun

sirih merah. Semakin keruh berarti pertumbuhan fungi uji semakin subur dan

sebaliknya semakin jernih maka pertumbuhan fungi uji kurang subur

(Trihendrokesowo, 1986). Dari hasil dilusi padat pada tabel VII, terlihat bahwa

semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah maka pertumbuhan

fungi uji juga semakin kurang subur dan sebaliknya. Pertumbuhan fungi uji yang

diberikan kontrol positif Ketokonazol juga menunjukkan tidak adanya

pertumbuhan fungi uji sama sekali. Sedangkan untuk kontrol negatif Tween 80

menunjukkan bahwa pertumbuhan fungi uji sangat subur sekali, hal ini berarti

kontrol negatif tidak memiliki potensi antifungi.

Untuk mempertegas hasil yang diperoleh maka dilakukan uji penegasan

dengan metode streak plate dari hasil dilusi padat. Hasil yang diperoleh dari uji

penegasan secara streak plate pada konsentrasi 50% dan 60% sudah tidak dapat

ditemukan adanya pertumbuhan fungi uji. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50%

merupakan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) yang merupakan konsentrasi

terendah dari ekstrak etanol daun sirih merah yang dapat menghambat dan

membunuh Candida albicans.

Hasil penelitian ini ternyata ekstrak etanol daun sirih merah berpotensi

menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hal ini kemungkinan disebabkan

adanya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, dan minyak atsiri.

Alkaloid yang terkandung dalam daun sirih merah di duga memiliki

tanggung jawab terhadap potensi antifunginya. Kebanyakan alkaloid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

55

menunjukkan aktivitas fisiologis tertentu, sehingga metabolit sekunder ini banyak

digunakan sebagai obat (Mursyidi, 1990). Hampir semua alkaloid bersifat toksis,

artinya dalam dosis kecil sudah menunjukkan keaktifan biologi pada hewan dan

manusia. Secara biologi alkaloid menyebabkan kerusakan sel membran karena

interaksi dengan membran sterol (Bruneton, 1999).

Minyak atsiri yang terkandung dalam daun sirih merah di duga

bertanggung jawab terhadap potensi antifunginya. Minyak atsiri dapat berfungsi

sebagai antifungi karena salah satu fungsi dari senyawa ini adalah sebagai

penghambat fungi (Robinson, 1991). Candida albicans adalah fungi gram positif

yang mempunyai dinding sel yang kaku yang mengandung kitin juga polisakarida,

dan membran selnya mengandung ergosterol. Ergosterol ini kemungkinan yang

bereaksi dengan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri ekstrak etanol daun

sirih merah. Senyawa minyak atsiri ini akan merusak atau mempengaruhi

permeabilitas selektif dari sel Candida albicans. Kerusakan membran sel dapat

menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari sel fungi.

Flavonoid yang terkandung dalam daun sirih merah juga di duga

bertanggung jawab terhadap potensi antifunginya. Flavonoid merupakan senyawa

fenol. Senyawa fenol akan membentuk komplek dengan protein sel sehingga

menghambat kerja enzim (Robinson, 1991). Dengan terhambatnya kerja enzim

maka metabolisme sel terganggu dan sel akan mati. Struktur dinding sel akan

mengalami denaturasi protein karena senyawa fenol ini akan berikatan dengan

protein dinding sel pada lapisan lipopolisakarida dan mengakibatkan denaturasi

protein (Jawetz, Melnick and Adelberg, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi terhadap

Candida albicans.

2. Kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah

adalah alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid.

B. SARAN

a. Perlu dilakukan isolasi terhadap ekstrak etanol daun sirih merah untuk

mengetahui senyawa aktif dalam daun sirih merah yang berpotensi sebagai

antifungi terhadap Candida albicans.

b. Perlu dilakukan pengujian antibakteri untuk mengetahui potensi sirih

merah.

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

57

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 105-127, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 17, 25-26, Direktorat Pengawasan Obat dan

Makanan Indonesia, Jakarta. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan

Republik indonesia, Jakarta. Anonim, 1993, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 27-29, Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada Bagian Mikrobiologi, Yogyakarta. Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 562-563, Bagian Farmakologi,

Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 1998, Piper crocatum, http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/, diakses pada

tanggal 26 Juni 2007. Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan

Pertama, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta.

Anonim, 2001, “Jangan Sepelekan Jamur”, dalam Intisari, Volume 4, April 2001,

139-144, Gramedia, Jakarta. Anonim, 2006a, Piper crocatum, http://www.Zipcodezoo.com/, diakses pada

tanggal 9 Agustus 2007. Anonim, 2006b, Candida albicans, http://www.wikipedia.org/, diakses pada

tanggal 15 Juni 2006. Anonim, 2008a, Candidiasis Yeast Symptoms, Treatment & Causes Fact Book,

http://www. healthnewsflash.com/, diakses pada tanggal 16 April 2008 Anonim, 2008b, Sirih Merah Sebagai Tanaman Obat Multi Fungsi,

http://[email protected], diakses pada tanggal 2 Maret 2008. Backer, C.A., and Bakhuizen van den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, Volume

II, N.V.P. Noordhoff-Groningen, The Netherland. Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plant, 2th edition,

1063, Intercept Ltd, New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

58

Budimulya, U., 1992, Simposium Tentang Informasi Terbaru Dalam Mikosis, Epidemiologi, dan Terapi, Laporan Penelitian, Balai Sidang Jakarta.

Entjang, 2001, Mikrobiologi dan Parasitologi, 160, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Gandahusada, 1998, Parasitologi Kedokteran, 314-318, Universitas Indonesia, Jakarta.

Guenther, E., 1987, Essential Oil, diterjemahkan oleh S. Ketaren, Jilid I, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Harbone, J.B., 1987, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, 21, 70-74, ITB, Bandung.

Hugo, W. B., and Russel, A. D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 4th, Edisi V, 285-286. Blackwell Scientific Publication. Oxford.

Jawetz E., Melnick, J.l., and Adelberg, E.A., 1996, Medical Microbiology,

diterjemahkan oleh Edi Nugroho, R.F. Maulana, Edisi XX, 160, 627-629, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Edisi I, 83-87, 91-94, 100-

101, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1-13, Diterjemahkan

oleh Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung. McKane, Larry and Kandel Judy, 1996, Microbiology Essentials And

Applications, Second Edition, 397-398, McGraw-Hill, INC., New York. Mursyidi, A., 1990, Analisa Metabolit Sekunder, 63-76, Pusat Antar Universitas

Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pelczar, M.J., and Chan, E.C.S., 1986, Elements of Microbiology, diterjemahkan

oleh Ratna Siri Hadioetomo, Sri Lestari Angka, Jilid I, 202-205, Universitas Indonesia, Jakarta.

Pratista, A., 2004, Aplikasi SPSS 10.05 Dalam Statistik Dan Rancangan

Percobaan, 99-100, Penerbit Alfabeta, Bandung. Ratna Sri H., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktik, 55-56, PT. Gramedia,

Jakarta. Ristanto, 1989, Kursus Singkat Fisiologi Fungi, 67, PAU, Bioteknologi, UGM,

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

59

Robinson, T.,1991, the Organic Constituen of Higher Plants, diterjemahkan oleh

Kosasih Padmawinata Edisi VI, 132-170, Penerbit ITB, Bandung. Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi, Edisi I, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Sudewo, B., 2005, Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah, Cet I, 33-36, 40, 45, P.T.

Agromedia Pustaka, Jakarta. Stahl, E., 1985, Drug Analysis by Chromatography and Microscopy, A Practical

Suplement to Pharmacopeias, diterj. oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, 4-17, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Tortora, J., Gerard; Funke, R., Berdell; Case, I., and Christine L., 2004,

Microbiology An Introduction, Eigth Ed, 579-580, Benjamin Cumming, San Francisco.

Trihendrokesowo, 1986, Dasar-dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 7-18, 33-42,

Yogyakarta. Tyler, V.E., Brady, L.R., Robert, E., 1998, Pharmacognosy, 9th ed, Lea and

Febiger, Philadelphia. Volk, W.A. and Wheller, M.F., 1988, Basic Microbiology, diterjemahkan oleh

Markham, M., Edisi V, Jilid I, 298, Penerbit Erlangga, Jakarta. Wagner, H., Bladt, S., Zgainski, E.M., 1984, Plant Drug Analysis : A Thin Layer

Chromatography Atlas, Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg-New York- Tokyo.

Wild, G. and de Koning, L., 1997, Contaminant Analysis Techniques, http : //

www. whale.Wheelock.edu/bucontaminants/analysis, diakses pada tanggal 7 Juli 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

60

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

61

Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Uji Candida albicans

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

62

Lampiran 3. Foto Tanaman Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)

Lampiran 4. Foto Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

63

Lampiran 5. Kromatogram Identifikasi Alkaloid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (skopolamin)

Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm

Fase Gerak : t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

64

Lampiran 6. Kromatogram Identifikasi Alkaloid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak (Disemprot Dragendorff)

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (skopolamin)

Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm

Fase Gerak : t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

65

Lampiran 7. Kromatogram Identifikasi Minyak Atsiri Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi UV 254 nm

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (Eugenol)

Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm

Fase Gerak : toluene : etil asetat (93:7 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

66

Lampiran 8. Kromatogram Identifikasi Minyak Atsiri Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak (Disemprot vanilin-asam sulfat)

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (Eugenol)

Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm

Fase Gerak : toluene : etil asetat (93:7 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

67

Lampiran 9. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (Rutin)

Fase Diam : Selulosa

Fase Gerak : n-butanol : asam asetat : air (4:5:1 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

68

Lampiran 10. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar UV 254 nm (Disemprot AlCl3)

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (Rutin)

Fase Diam : Selulosa

Fase Gerak : n-butanol : asam asetat : air (4:5:1 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

69

Lampiran 11. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi UV 365 nm (Disemprot AlCl3)

Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

B. Pembanding (Rutin)

Fase Diam : Selulosa

Fase Gerak : n-butanol : asam asetat : air (4:5:1 v/v)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

70

Lampiran 12. Pengamatan diameter zona hambat ekstrak etanol daun sirih merah terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk waktu inkubasi 24 jam

Keterangan : A. Kontrol positif Ketokonazol B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20% C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30% D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40% E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50% F. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

71

Lampiran 13. Pengamatan diameter zona hambat kontrol negatif (Tween 80) terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk waktu inkubasi 24 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

72

Lampiran 14. Hasil pengukuran KHM ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode dilusi padat pada waktu inkubasi 24 jam

A B C

D E

F G

Keterangan : A. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20% B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30% C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40% D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50% E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60% F. Kontrol Negatif (Tween 80) G. Kontrol Positif (Ketokonazol)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

73

Lampiran 15. Hasil pengukuran KBM ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode dilusi padat waktu inkubasi 24 jam A B

C

C D

E

Keterangan : A. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20% B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30% C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40% D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50% E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

74

Lampiran 16. Analisis Data Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat

n 60% 50% 40% 30% 20% (+) (-)

1 1.2 0.9 0.9 0.8 0.8 0.9 0.6

2 1.1 0.9 0.8 0.8 0.7 1.1 0.6

3 0.9 0.8 0.8 0.7 0.7 1.4 0.6

4 1.3 1.0 0.9 0.8 0.7 1.3 0.6

5 1.1 0.9 0.9 0.7 0.8 1.5 0.6

dalam satuan cm

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dayahambat N 25

Mean ,8760Normal Parameters(a,b) Std. Deviation ,15885

Absolute ,240Positive ,240

Most Extreme Differences

Negative -,134Kolmogorov-Smirnov Z 1,200Asymp. Sig. (2-tailed) ,112

Sig. ,000(c)Lower Bound ,000

Monte Carlo Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interval Upper Bound ,113

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. c Based on 25 sampled tables with starting seed 299883525.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

75

Oneway

ANOVA

dayahambat

1,499 6 ,250 18,610 ,000,376 28 ,013

1,875 34

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

76

Multiple Comparisons

Dependent Variable: dayahambatLSD

,22000* ,07329 ,006 ,0699 ,3701,26000* ,07329 ,001 ,1099 ,4101,36000* ,07329 ,000 ,2099 ,5101,38000* ,07329 ,000 ,2299 ,5301

-,12000 ,07329 ,113 -,2701 ,0301,52000* ,07329 ,000 ,3699 ,6701

-,22000* ,07329 ,006 -,3701 -,0699,04000 ,07329 ,590 -,1101 ,1901,14000 ,07329 ,066 -,0101 ,2901,16000* ,07329 ,038 ,0099 ,3101

-,34000* ,07329 ,000 -,4901 -,1899,30000* ,07329 ,000 ,1499 ,4501

-,26000* ,07329 ,001 -,4101 -,1099-,04000 ,07329 ,590 -,1901 ,1101,10000 ,07329 ,183 -,0501 ,2501,12000 ,07329 ,113 -,0301 ,2701

-,38000* ,07329 ,000 -,5301 -,2299,26000* ,07329 ,001 ,1099 ,4101

-,36000* ,07329 ,000 -,5101 -,2099-,14000 ,07329 ,066 -,2901 ,0101-,10000 ,07329 ,183 -,2501 ,0501,02000 ,07329 ,787 -,1301 ,1701

-,48000* ,07329 ,000 -,6301 -,3299,16000* ,07329 ,038 ,0099 ,3101

-,38000* ,07329 ,000 -,5301 -,2299-,16000* ,07329 ,038 -,3101 -,0099-,12000 ,07329 ,113 -,2701 ,0301-,02000 ,07329 ,787 -,1701 ,1301-,50000* ,07329 ,000 -,6501 -,3499,14000 ,07329 ,066 -,0101 ,2901,12000 ,07329 ,113 -,0301 ,2701,34000* ,07329 ,000 ,1899 ,4901,38000* ,07329 ,000 ,2299 ,5301,48000* ,07329 ,000 ,3299 ,6301,50000* ,07329 ,000 ,3499 ,6501,64000* ,07329 ,000 ,4899 ,7901

-,52000* ,07329 ,000 -,6701 -,3699-,30000* ,07329 ,000 -,4501 -,1499-,26000* ,07329 ,001 -,4101 -,1099-,16000* ,07329 ,038 -,3101 -,0099-,14000 ,07329 ,066 -,2901 ,0101-,64000* ,07329 ,000 -,7901 -,4899

(J) perlakuan50%40%30%20%kontrol positifkontrol negatif60%40%30%20%kontrol positifkontrol negatif60%50%30%20%kontrol positifkontrol negatif60%50%40%20%kontrol positifkontrol negatif60%50%40%30%kontrol positifkontrol negatif60%50%40%30%20%kontrol negatif60%50%40%30%20%kontrol positif

(I) perlakuan60%

50%

40%

30%

20%

kontrol positif

kontrol negatif

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan

77

Biografi Penulis

Penulis bernama Christina Dwi Maretniatin, lahir pada

tanggal 15 Maret 1986 di Kota Bantul Daerah Istimewa

Yogyakarta, anak ke dua dari dua bersaudara. Orang tua

bernama Markus Sumaryono dan Katarina Sarjinah.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari TK Kanisius

Sorowajan pada tahun 1991 dan melanjutkan di SD

Kanisius Sorowajan tahun 1992 – 1998, SMP N 2 Banguntapan tahun 1998 -

2001, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2001 - 2004. Setelah tamat dari

jenjang SMA kemudian masuk ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

tahun yang sama di Fakultas Farmasi. Selama menjalani kegiatan akademis di

kampus, penulis pernah masuk dalam kepanitiaan Dies Natalis, Sumpahan

Apoteker, Pelepasan Wisuda, Open House, Asisten Praktikum Botani Dasar pada

tahun 2006, Asisten Praktikum Farmakognosi-Fitokimia pada tahun 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI