UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Christina Dwi Maretniatin NIM :048114031 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans
SECARA IN VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Christina Dwi Maretniatin
NIM :048114031
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan
orang rajin menjadikan kaya” (Amzal 10 : 4)
Karya tulis ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibu “ I’ll do my best for both of you “ .... Kakakku tercinta
My lovely man......Yohanes Wahyu Evan Eryanto Tiap pribadi yang telah hadir mewarnai hidupku......
Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Juli 2008
Penulis,
Christina Dwi Maretniatin
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Christina Dwi Maretniatin Nomor Mahasiswa : 048114031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) TERHADAP Candida albicans SECARA INVITRO” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Juli 2008 Yang menyatakan
( Christina Dwi Maretniatin )
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, kesehatan, dan jalan hingga terselesaikannya skripsi
dengan judul “UJI POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH
MERAH ( Piper crocatum Ruiz & Pav. ) TERHADAP Candida albicans
SECARA IN VITRO”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Tuhan Yesus Kristus
atas semua karunia yang diberikan-Nya. Juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Erna Tri Wulandari, MSi, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, pengarahan dan saran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia menguji dan memberi saran, pengarahan, dan bimbingan yang
bermanfaat bagi penelitian ini.
4. Ibu Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia menguji dan memberi saran, pengarahan, dan bimbingan yang
bermanfaat bagi penelitian ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Romo Sunu yang telah menyempatkan waktunya untuk membimbing
penulis dalam hal statistika sehingga penulis dapat mengolah data yang
diperoleh.
6. Semua petugas laboratorium : Mas Wagiran dan Mas Sarwanto atas
bantuannya selama penulis beraktivitas di laboratorium.
7. Bapak dan Ibu untuk segala kasih sayang, doa, nasehat, dukungan,
bantuan, dan kepercayaan untuk terus maju.
8. Kakak penulis : Chatarina Ika Nuryanti untuk segala doa, dukungan,
nasehat, dan semangat untuk pantang menyerah.
9. Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa, dukungan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Retry, Oktaf, Pipit, Cicil, Fila, Dian (Sapi), Agung. Terimakasih untuk
segala nasehat, pengertian, persahabatan, semangat, bantuan dan kenangan
indah yang pernah tercipta.
16. Teman – teman FKK angkatan 2004, terutama kelompok Praktikum C :
terima kasih atas kebersamaan dan canda tawanya selama ini.
17. Dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan kasih-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu saran dan kritik sangat diharapkan demi kebaikkan skripsi ini.
Yogyakarta, 15 Juli 2008
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) merupakan tanaman berkhasiat untuk mengobati penyakit keputihan. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih merah adalah alkaloid, minyak atsiri, polifenol, flavonoid, dan tanin (Sudewo, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah terhadap Candida albicans dan mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah.
Identifikasi senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan dengan menggunakan metode uji tabung dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pengujian potensi antifungi terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode difusi paper disk dan dilusi padat. Uji potensi antifungi dilakukan dengan lima variasi konsentrasi yaitu 20%; 30% ; 40%; 50%, dan 60% b/v, dengan Ketokonazol sebagai kontrol positif dan Tween 80 (konsentrasi 5%) sebagai kontrol negatif. Hasil pengukuran diameter zona hambat dianalisis dengan Kolmogorov Smirnov Test, ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) muncul pada konsentrasi 50%. Dari hasil KLT diduga ekstrak etanol daun sirih merah mengandung senyawa aktif alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid.
Kata kunci : Potensi antifungi, Piper crocatum, Candida albicans, ekstrak etanol daun sirih merah, alkaloid, minyak atsiri, flavonoid.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) is a plant that is used as an antifungal for candidiasis. Chemical constituents of this plant are alkaloids, etherial oils, polifenols, flavonoids, and tanins.
This research was aimed to determine the antifungal potential to against Candida albicans and to know the chemical constituents of etanol extract Sirih Merah Leaves. This research was a pure experimental research using one way complete random design.
Chemical constituents identification of Sirih Merah Leaf etanol extract used tube test and Thin Layer Chromatography (TLC). On the antifungal potention test to against Candida albicans with paper disk difution method and solid dilution. On the antifungal potention test, there were five concentration variation. They were 20%; 30%; 40%; 50%; and 60% (b/v) concentration, with Ketokonazol as positive control and Tween 80 (5% concentration) as negative control. The result of diametres of inhibition zone were analyzed with Kolmogorov Smirnov Test, One Way ANOVA, and Least Significant Difference (LSD) at significant level of 0,05.
The results of this research showed that etanol extract Sirih Merah leaves have antifungal potention. Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of etanol extract Sirih Merah leaves appeared at 50% (b/v) concentration. Based on the results of Thin Layer Chromatography (TLC), Sirih Merah Leaf etanol extract contains alkaloids, etherial oils, and flavonoids. Keyword : Antifungal potency, Piper crocatum, Candida albicans, etanol extract Sirih Merah leaves, alkaloids, etherial oils, flavonoids
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... vi
KATA PENGANTAR.............................................................................. vii
INTISARI................................................................................................. x
ABSTRACT............................................................................................... xi
DAFTAR ISI............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xvii
BAB I. PENGANTAR............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Permasalahan...................................................................... 2
C. Keaslian Penelitian............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 3
E. Tujuan Penelitian................................................................ 3
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.................................................... 4
A. Sirih Merah........................................................................ 4
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Penyarian........................................................................... 8
C. Ekstraksi dengan Soxhlet.................................................. 10
D. Candida albicans............................................................... 12
E. Media…………………………………………………… 14
F. Metode Pengukuran Daya Antifungi................................ 15
G. Sterilisasi........................................................................... 17
H. Kromagrafi Lapis Tipis (KLT)......................................... 18
I. Landasan Teori................................................................. 19
J. Hipotesis............................................................................ 20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN............................................ 21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................ 21
B. Variabel Penelitian............................................................ 21
C. Definisi Operasional……………………………………. 22
D. Bahan…………………………………………………… 22
E. Alat……………………………………………………… 23
F. Tatacara Penelitian……………………………………… 24
1. Determinasi Tanaman ........................................... 24
2. Pengumpulan Bahan dan Pengeringan Bahan...... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00
A B A B A B
I II III Gambar 1. Kromatogram Ekstrak etanol daun sirih merah pada
identifikasi Alkaloid Keterangan : I = deteksi dengan sinar tampak II = deteksi dengan sinar UV 254 nm III = deteksi dengan sinar UV 365 nm (setelah disemprot
Dragendorff) A = ekstrak etanol daun sirih merah B = pembanding skopolamin Fase diam = silika gel GF 254 nm Fase gerak = t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v) Jarak pengembangan = 10 cm Dari hasil KLT diperoleh 1 bercak pemisahan untuk sampel ekstrak etanol
daun sirih merah dengan Rf sebesar 0,19. Pembanding skopolamin memiliki harga
Rf 0,19. Dengan demikian diketahui bahwa bercak sampel dengan harga Rf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sebesar 0,19 merupakan alkaloid. Hal ini diperkuat dengan warna bercak ekstrak
etanol daun sirih merah yang sama dengan warna bercak pembanding setelah
disemprot dengan Dragendorff yaitu orange. Menurut Wagner, H., Bladt, S.,
Zgainski, E.M., (1984) dengan penyemprotan Dragendorff nampak bercak
berwarna orange dan pembanding skopolamin juga berwarna orange, hal ini
menunjukkan adanya alkaloid. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-benar
mengandung alkaloid. Deteksi alkaloid yang paling ideal adalah dengan
mengamati perubahan warna sebelum dan sesudah disemprot dengan pereaksi
Dragendorff (Harbone, 1987).
b) Identifikasi Minyak Atsiri
Identifikasi minyak atsiri dengan KLT menggunakan fase diam silika gel
GF 254 nm yang bersifat polar. Perbedaan sifat kepolaran dari silika gel GF 254
nm dan minyak atsiri diharapkan agar tidak terjadi pengikatan antara zat uji
dengan fase diam sehingga zat uji dapat tereluasi dengan baik dengan bantuan
fase gerak yang sifatnya sama dengan zat uji. Fase gerak yang digunakan toluene :
etil asetat (93:7 v/v) yang bersifat non polar sama dengan minyak atsiri. Fase
gerak yang digunakan harus memiliki sifat yang relatif sama dengan senyawa
yang akan dipisahkan tetapi harus memiliki sifat yang tidak campur dengan fase
diam (Sastrohamidjojo, 1991).
Ekstrak etanol daun sirih merah ditotolkan pada lempeng KLT
menggunakan pipa kapiler. Eluasi lempeng KLT dilakukan di dalam tabung yang
jenuh akan uap dari fase gerak. Penempatan kertas saring yang dibasahi dengan
fase gerak pada dinding tabung akan membantu dan mempercepat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penjenuhan. Penjenuhan ini sendiri bertujuan agar perambatan dapat berjalan
dengan cepat dan optimal. Jarak rambat yang ditentukan pada penelitian ini adalah
10 cm. Eluasi dilakukan sampai pada saat fase gerak tepat melampaui jarak yang
telah ditentukan (10 cm).
Pembanding yang digunakan dalam KLT ekstrak etanol daun sirih merah
adalah eugenol. Eugenol digunakan sebagai pembanding karena di dalam minyak
atsiri daun sirih merah terdapat eugenol (Anonim, 2008b). Identifikasi KLT
minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih merah dilakukan juga dengan
penyemprotan untuk meningkatkan intensitas warna pada kromatogram. Pereaksi
semprot yang digunakan adalah vanilin-asam sulfat (Wagner, H., Bladt, S., and
Zgainski, E.M., 1984). Vanilin-asam sulfat digunakan sebagai pereaksi semprot
karena vanilin-asam sulfat dapat digunakan untuk mendeteksi adanya senyawa
terpenoid dalam minyak atsiri seperti eugenol.
Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun
sirih merah dalam tabel III
Tabel III. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah
Senyawa Harga
uji Rf
Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365Ekstrak etanol 0,28 Hijau Kuning Kuning Kuning Hijau Hijau
muda mudaPembanding 0,49 Kecoklatan Ungu - Biru - -
eugenol
Sebelum disemprot Setelah disemprotVanilin-asam sulfat Vanilin-asam sulfat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00
A B A B A B
I II III Gambar 2. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada
identifikasi Minyak Atsiri
Keterangan : I = deteksi dengan sinar tampak II = deteksi dengan sinar UV 254 nm III = deteksi dengan sinar tampak (setelah disemprot vanilin
asam-sulfat) A = ekstrak etanol daun sirih merah B = pembanding eugenol Fase diam = silika gel GF 354 nm Fase gerak = toluene : etil asetat (93:7 v/v) Jarak pengembangan = 10 cm
Dari hasil identifikasi minyak atsiri (Tabel III), dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat minyak atsiri dalam ekstrak etanol daun sirih merah. Hal ini
dilihat dari adanya kesamaan warna antara bercak sampel dengan bercak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pembanding yaitu bercaknya berwarna biru pada pengamatan dibawah sinar
tampak setelah disemprot vanilin-asam sulfat. Kesamaan warna ini dimungkinkan
adanya kemiripan struktur antara sampel dengan pembanding sehingga jika
disemprot dengan vanilin-asam sulfat dapat berwarna biru. Menurut Wagner, H.,
Bladt, S., and Zgainski, E.M., (1984) setelah disemprot dengan vanilin-asam
sulfat maka bercak akan berwarna biru, hijau, merah, serta coklat dan ini
menunjukkan adanya minyak atsiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-
benar mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri yang terdapat didalam ekstrak
etanol daun sirih merah diduga minyak atsiri golongan fenol.
Minyak atsiri ekstrak etanol daun sirih merah di duga mempunyai ikatan
rangkap yang terkonjugasi atau mempunyai cincin aromatis dan juga mempunyai
gugus kromofor karena pada UV 254 nm bercak berwarna kuning kehijauan. Pada
UV 254 nm senyawa yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi atau gugus
kromofor terjadi peredaman bercak dengan latar belakang yang bersinar berwarna
hijau karena menggunakan fase diam silika gel GF 254 nm.
c) Identifikasi Flavonoid
Identifikasi flavonoid dengan KLT digunakan fase diam selulosa (polar)
dan fase gerak BAW yaitu n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v) yang bersifat
non polar. Silika gel tidak digunakan sebagai fase diam karena dapat membentuk
khelat dengan flavonoid yang akan mengganggu pergerakan senyawa ketika di
eluasi. Untuk deteksi adanya bercak digunakan pereaksi semprot Aluminium (III)
Klorida (Harbone, 1987). Aluminium (III) Klorida digunakan sebagai pereaksi
semprot karena pereaksi ini digunakan untuk mendeteksi senyawa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
orto dihidroksi seperti flavonoid. Pembanding baku yang digunakan pada analisis
kualitatif ini adalah rutin karena menurut Harbone (1987) rutin adalah senyawa
glikosida flavonol yang paling umum terdapat dalam tumbuhan. Dalam
tumbuhan, biasanya terikat dalam bentuk glikosida, terikat dengan gulanya
(Robinson, 1991).
Setelah penotolan dengan pipa kapiler, lempeng KLT kemudian dieluasi
didalam tabung yang jenuh akan uap dari fase gerak. Penjenuhan dilakukan
dengan menempatkan kertas saring yang dibasahi oleh fase gerak pada dinding
tabung. Tujuan penjenuhan tabung eluasi dengan uap dari fase gerak agar
perambatan dapat berlangsung cepat dan optimal. Eluasi dilakukan hingga jarak
eluasi yang ditentukan (10 cm) tepat terlampaui oleh fase gerak. Jarak 10 cm
digunakan karena menyesuaikan dengan panjang lempeng kaca.
Dari hasil KLT didapat harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun
sirih merah dalam tabel IV
Tabel IV. Harga Rf dan warna bercak ekstrak etanol daun sirih merah
Senyawa Harga
uji Rf
Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365Ekstrak etanol 0,57 Hijau Hijau Merah Hijau Kuning Kuning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00 A B A B A B
I II III Gambar 3. Kromatogram ekstrak etanol daun sirih merah pada
Identifikasi Flavanoid Keterangan : I = deteksi dengan sinar tampak II = deteksi dengan sinar UV 365 nm III = deteksi dengan sinar tampak (setelah disemprot AlCl3) A = ekstrak etanol daun sirih merah B = pembanding rutin Fase diam = selulosa Fase gerak = n-butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v) Jarak pengembangan = 10 cm Dari hasil identifikasi flavonoid (Tabel IV), diperoleh bercak kromatografi
sebanyak 1 buah bercak pemisahan untuk sampel ekstrak etanol daun sirih merah
dengan harga Rf sebesar 0,57 dan pembanding rutin memiliki harga Rf 0,57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dengan demikian diketahui bahwa bercak sampel tersebut merupakan flavonoid
karena harga Rf-nya sama dengan pembanding. Hal ini diperkuat dengan warna
bercak yang sama dengan warna bercak pembanding setelah disemprot dengan
Alumunium (III) Klorida pada pengamatan di bawah lampu UV 254 nm yaitu
hijau kekuningan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel benar-benar mengandung
flavonoid. Jenis flavonoid yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah
diduga termasuk golongan flavonol.
E. Uji Potensi Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah terhadap
Candida albicans dengan Metode Difusi Paper Disk
Metode difusi dipilih karena lebih sederhana dan praktis digunakan
sebagai uji pendahuluan (kualitatif) untuk menentukan potensi antifungi. Prinsip
kerjanya adalah senyawa uji ditempatkan dalam media padat yang telah
diinokulasikan fungi uji. Senyawa uji akan terdifusi ke dalam media dan
menghambat pertumbuhan fungi atau mematikannya. Setelah waktu inkubasi 20-
24 jam akan diperoleh zona hambat yang menunjukkan besarnya potensi antifungi
senyawa uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Dalam penelitian ini
metode difusi secara paper disk dengan pertimbangan senyawa uji akan lebih
mudah terdifusi ke dalam media dan akan menghambat pertumbuhan fungi.
Suhu pada waktu inkubasi sebesar 37°C seperti suhu tubuh manusia
karena Candida albicans termasuk flora normal dalam tubuh manusia. Pada suhu
37°C merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan Candida albicans.
Media penanaman fungi uji yang digunakan yaitu Saboraoud Dextrosa Agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(SDA). Jumlah fungi uji yang diinokulasikan disetarakan dengan standar
Mc.Farland II (6.108 CFU/ml). Perlunya pengontrolan terhadap suspensi Candida
albicans bertujuan agar jumlah fungi uji yang akan dibiakkan dikendalikan
populasinya dengan membandingkan kekeruhan suspensi secara visual dengan
standar baku yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang kurang lebih sama.
Tahap uji potensi antifungi ini diawali dengan uji potensi antifungi secara
difusi paper disk dengan diameter 6 mm menggunakan lima variasi konsentrasi
ekstrak etanol daun sirih merah 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% b/v sebanyak 10
µl. Kadar yang bervariasi bertujuan untuk mengetahui apakah pada konsentrasi
tersebut dihasilkan potensi penghambatan terhadap pertumbuhan Candida
albicans dan juga untuk melihat hubungan kenaikan tingkat konsentrasi dengan
besar diameter hambat. Kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding
adalah Ketononazol karena sudah terbukti secara klinis memiliki potensi
antifungi. Sebagai kontrol negatif digunakan Tween 80 dengan konsentrasi 5%
karena sebagai pelarut ekstrak etanol daun sirih merah. Dari uji awal ini diketahui
bahwa ekstrak etanol daun sirih merah mempunyai potensi antifungi terhadap
Candida albicans. Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat disekitar
paper disk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel V. Diameter zona hambat yang terbentuk oleh ekstrak etanol daun sirih merah
Kontrol (cm) Kadar Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (cm)
Dari data diatas diperoleh hasil bahwa kadar 40% dan 50% memiliki rata-
rata diameter zona hambat yang sama, hal ini diduga karena zat aktif ekstrak
etanol daun sirih merah pada konsentrasi tersebut tidak seluruhnya berdifusi pada
paper disk. Sedangkan untuk konsentrasi 20%, 30%, dan 60% diketahui bahwa
dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah maka
diameter zona hambatnya semakin besar. Selanjutnya untuk mengetahui
perbedaan kelompok konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah dengan kontrol
dilakukan uji statistik ANOVA satu arah yang sebelumnya dilakukan uji
Kolmogorf Smirnov untuk mengetahui pola distribusi datanya dengan parameter
bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05. Dari analisis ini
diketahui bahwa data hasil penelitian ini terdistribusi normal yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi 0,112 (> 0,05). Oleh karena itu uji dilanjutkan dengan
ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah digunakan untuk mengetahui potensi
antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai konsentrasi serta
pengaruh dari kontrol negatif dan kontrol positif terhadap pertumbuhan Candida
albicans dengan membandingkan nilai F uji dengan F tabel. Apabila F uji > F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tabel maka Hnull ditolak dan H1 diterima, demikian juga sebaliknya (Pratista,
2004).
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis kerja (H1) sebagai berikut :
setiap variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah memiliki perbedaan
potensi antifungi terhadap Candida albicans. Sedangkan Hnull dirumuskan
sebagai berikut : setiap variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah tidak
memiliki perbedaan potensi antifungi terhadap Candida albicans.
Dari ANOVA satu arah yang dilakukan terhadap diameter zona hambat
yang ditimbulkan oleh ekstrak etanol daun sirih merah dengan berbagai variasi
konsentrasi dengan kontrol negatif dan kontrol positif, ternyata Hnull ditolak dan
H1 diterima dikarenakan nilai F uji (18,610) > F tabel (6,16) atau dapat dilihat
probabilitasnya sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Hnull ditolak. Hal ini berarti setiap
variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah serta kontrol negatif dan
kontrol positif memiliki mean yang berbeda. Dari kesimpulan yang diperoleh
pada tabel ANOVA perlu dilakukan uji lanjut atau Post Hoc Test dengan
menggunakan uji Least Significan Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan
95%. Uji LSD dilakukan untuk antar variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih
merah serta kontrol negatif dan kontrol positif.
Uji LSD dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing
konsentrasi dan kelompok kontrol (Tabel VI). Parameter dari uji ini adalah setiap
variasi konsentrasi ekstrak daun sirih merah memiliki perbedaan yang bermakna
dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan baik antar variasi konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
maupun terhadap kontrol positif Ketokonazol dan kontrol negatif Tween 80 jika
nilai signifikansinya < 0,05 (Taraf Kepercayaan 95%).
Tabel VI. Hasil analisis data secara LSD
K(-) K(+)
e.e 20%
e.e 30%
e.e 40%
e.e 50%
e.e 60%
K(-)
- Bb
Btb Bb Bb Bb Bb
K(+)
Bb - Bb
Bb Bb Bb Btb
e.e 20%
Btb Bb - Btb Btb Bb Bb
e.e 30%
Bb
Bb Btb - Btb Btb Bb
e.e 40%
Bb
Bb Btb Btb - Btb Bb
e.e 50%
Bb
Bb Bb Btb Btb - Bb
e.e 60%
Bb Btb Bb Bb Bb Bb -
Keterangan : K(-) : kontrol negatif Tween 80 K(+) : kontrol positif Ketokonazol e.e : ekstrak etanol daun sirih merah bb : berbeda bermakna btb : berbeda tidak bermakna Terlihat pada tabel VI bahwa antara konsentrasi 50% dengan 40% dan
30% menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna, juga konsentrasi 40%
dan 30% dengan konsentrasi 20% menunjukkan tidak adanya perbedaan
bermakna. Hal ini berarti antara konsentrasi tersebut mempunyai hambatan
yang sama terhadap pertumbuhan Candida albicans. Konsentrasi 20% dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kontrol negatif tidak memiliki perbedaan yang bermakna, diduga konsentrasi 20%
memiliki potensi antifungi yang sangat kecil. Sedangkan variasi konsentrasi
ekstrak etanol daun sirih merah konsentrasi 60%; 50%; 40%; dan 30% dengan
kontrol negatif memiliki nilai signifikansi < 0.05 dan menghasilkan zona hambat
yang berbeda bermakna, artinya variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih
merah tersebut mempunyai potensi antifungi terhadap Candida albicans.
Variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah kecuali konsentrasi
60% berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontrol positif Ketokonazol.
Akan tetapi diameter zona hambat masing-masing ekstrak lebih kecil jika
dibandingkan dengan diameter zona hambat Ketokonazol. Hal ini menunjukkan
bahwa variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih tersebut kurang efektif dari
pada kontrol positif. Sedangkan konsentrasi 60% tidak berbeda bermakna dengan
kontrol positif Ketokonazol, kemungkinan ekstrak etanol daun sirih merah dengan
konsentrasi 60% memiliki potensi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan
Candida albicans.
Hasil uji LSD pada tabel VI terlihat bahwa sebagian besar menunjukkan
adanya perbedaan bermakna pada masing-masing konsentrasi dengan kontrol dan
antar kelompok konsentrasi pada pertumbuhan Candida albicans. Hal ini berarti
variasi konsentrasi dari ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi sebagai
antifungi. Tween 80 digunakan sebagai kontrol negatif karena Tween 80
digunakan sebagai pelarut ekstrak etanol daun sirih merah. Tween 80 yang
digunakan sebagai kontrol negatif tidak memberikan diameter zona hambat, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ini berarti hanya ekstrak etanol daun sirih merah saja yang mempunyai potensi
sebagai antifungi.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDA yang bersifat
asam. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan dari mikroorganisme yang lain
karena jamur dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas termasuk pada kisaran pH
asam karena umumnya mikroorganisme tumbuh pada pH 6,5-7,5 meskipun ada
juga yang dapat tumbuh pada pH 0,5 dan pH 9,5 (Pelczar & Chan, 1986). SDA
yang digunakan untuk menumbuhkan fungi mempunyai pH 5,7 sehingga media
ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sewaktu pertumbuhan
mikroorganisme, pH dalam media mempengaruhi protein (enzim dari sistem
transport) yang terdapat dalam membran sel yang menyebabkan perubahan
struktur protein. Mikroorganisme mempunyai enzim yang berfungsi sempurna
pada pH tertentu sehingga dengan adanya perubahan ini menyebabkan
pertumbuhan mikroorganisme terhenti (Lay, 1994).
Setelah pengujian zona hambat dengan metode difusi paper disk maka
pengujian dilanjutkan dengan metode dilusi padat untuk mengetahui Konsentrasi
Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM).
F. Pengukuran Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi
Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah dengan
Metode Dilusi Padat
Dari uji potensi antifungi dengan metode difusi paper disk diperoleh data
bahwa variasi konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah dapat menghambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pertumbuhan Candida albicans. Metode yang dipakai adalah dilusi padat untuk
mengetahui konsentrasi minimal atau Konsentrasi Hambat Minimum dari ekstrak
etanol daun sirih merah yang diuji, dengan menggunakan media Saboraoud
Dextrosa Agar.
Sebagai kontrol suspensi Candida albicans digunakan standar Mc.Farland
II (6.108 CFU/ml). Perlunya pengontrolan terhadap suspensi Candida albicans
bertujuan agar jumlah fungi uji yang akan dibiakkan dikendalikan populasinya
dengan membandingkan kekeruhan suspensi secara visual dengan standar baku
yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang kurang lebih sama.
Tabel VII. Hasil uji potensi antifungi ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode dilusi padat dengan waktu inkubasi 24 jam
Konsentrasi ekstrak etanol (%) Hasil
60 + 50 ++ 40 +++ 30 ++++ 20 +++++
Kontrol + - Kontrol - ++++++
Keterangan : ++++++ = pertumbuhan sangat subur sekali +++++ = pertumbuhan subur sekali ++++ = pertumbuhan subur +++ = pertumbuhan kurang subur ++ = pertumbuhan kurang subur sekali + = pertumbuhan sangat kurang subur - = tidak ada pertumbuhan sama sekali
Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap kekeruhan media uji disertai
pembanding antar konsentrasi. Dalam penelitian ini, karena hanya diperlukan
perbandingan potensi antifungi maka tidak dilakukan perhitungan secara nominal
melainkan menggunakan notasi. Notasi diberikan untuk mendeskripsikan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kekeruhan media yang berisi fungi uji yang sudah diberikan ekstrak etanol daun
sirih merah. Semakin keruh berarti pertumbuhan fungi uji semakin subur dan
sebaliknya semakin jernih maka pertumbuhan fungi uji kurang subur
(Trihendrokesowo, 1986). Dari hasil dilusi padat pada tabel VII, terlihat bahwa
semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah maka pertumbuhan
fungi uji juga semakin kurang subur dan sebaliknya. Pertumbuhan fungi uji yang
diberikan kontrol positif Ketokonazol juga menunjukkan tidak adanya
pertumbuhan fungi uji sama sekali. Sedangkan untuk kontrol negatif Tween 80
menunjukkan bahwa pertumbuhan fungi uji sangat subur sekali, hal ini berarti
kontrol negatif tidak memiliki potensi antifungi.
Untuk mempertegas hasil yang diperoleh maka dilakukan uji penegasan
dengan metode streak plate dari hasil dilusi padat. Hasil yang diperoleh dari uji
penegasan secara streak plate pada konsentrasi 50% dan 60% sudah tidak dapat
ditemukan adanya pertumbuhan fungi uji. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50%
merupakan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) yang merupakan konsentrasi
terendah dari ekstrak etanol daun sirih merah yang dapat menghambat dan
membunuh Candida albicans.
Hasil penelitian ini ternyata ekstrak etanol daun sirih merah berpotensi
menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hal ini kemungkinan disebabkan
adanya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, dan minyak atsiri.
Alkaloid yang terkandung dalam daun sirih merah di duga memiliki
tanggung jawab terhadap potensi antifunginya. Kebanyakan alkaloid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menunjukkan aktivitas fisiologis tertentu, sehingga metabolit sekunder ini banyak
digunakan sebagai obat (Mursyidi, 1990). Hampir semua alkaloid bersifat toksis,
artinya dalam dosis kecil sudah menunjukkan keaktifan biologi pada hewan dan
manusia. Secara biologi alkaloid menyebabkan kerusakan sel membran karena
interaksi dengan membran sterol (Bruneton, 1999).
Minyak atsiri yang terkandung dalam daun sirih merah di duga
bertanggung jawab terhadap potensi antifunginya. Minyak atsiri dapat berfungsi
sebagai antifungi karena salah satu fungsi dari senyawa ini adalah sebagai
penghambat fungi (Robinson, 1991). Candida albicans adalah fungi gram positif
yang mempunyai dinding sel yang kaku yang mengandung kitin juga polisakarida,
dan membran selnya mengandung ergosterol. Ergosterol ini kemungkinan yang
bereaksi dengan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri ekstrak etanol daun
sirih merah. Senyawa minyak atsiri ini akan merusak atau mempengaruhi
permeabilitas selektif dari sel Candida albicans. Kerusakan membran sel dapat
menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari sel fungi.
Flavonoid yang terkandung dalam daun sirih merah juga di duga
bertanggung jawab terhadap potensi antifunginya. Flavonoid merupakan senyawa
fenol. Senyawa fenol akan membentuk komplek dengan protein sel sehingga
menghambat kerja enzim (Robinson, 1991). Dengan terhambatnya kerja enzim
maka metabolisme sel terganggu dan sel akan mati. Struktur dinding sel akan
mengalami denaturasi protein karena senyawa fenol ini akan berikatan dengan
protein dinding sel pada lapisan lipopolisakarida dan mengakibatkan denaturasi
protein (Jawetz, Melnick and Adelberg, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol daun sirih merah memiliki potensi antifungi terhadap
Candida albicans.
2. Kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun sirih merah
adalah alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid.
B. SARAN
a. Perlu dilakukan isolasi terhadap ekstrak etanol daun sirih merah untuk
mengetahui senyawa aktif dalam daun sirih merah yang berpotensi sebagai
antifungi terhadap Candida albicans.
b. Perlu dilakukan pengujian antibakteri untuk mengetahui potensi sirih
merah.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 105-127, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 17, 25-26, Direktorat Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia, Jakarta. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan
Republik indonesia, Jakarta. Anonim, 1993, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 27-29, Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Bagian Mikrobiologi, Yogyakarta. Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 562-563, Bagian Farmakologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 1998, Piper crocatum, http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/, diakses pada
tanggal 26 Juni 2007. Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan
Pertama, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta.
Anonim, 2001, “Jangan Sepelekan Jamur”, dalam Intisari, Volume 4, April 2001,
139-144, Gramedia, Jakarta. Anonim, 2006a, Piper crocatum, http://www.Zipcodezoo.com/, diakses pada
tanggal 9 Agustus 2007. Anonim, 2006b, Candida albicans, http://www.wikipedia.org/, diakses pada
tanggal 15 Juni 2006. Anonim, 2008a, Candidiasis Yeast Symptoms, Treatment & Causes Fact Book,
http://www. healthnewsflash.com/, diakses pada tanggal 16 April 2008 Anonim, 2008b, Sirih Merah Sebagai Tanaman Obat Multi Fungsi,
http://[email protected], diakses pada tanggal 2 Maret 2008. Backer, C.A., and Bakhuizen van den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, Volume
II, N.V.P. Noordhoff-Groningen, The Netherland. Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plant, 2th edition,
1063, Intercept Ltd, New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Budimulya, U., 1992, Simposium Tentang Informasi Terbaru Dalam Mikosis, Epidemiologi, dan Terapi, Laporan Penelitian, Balai Sidang Jakarta.
Entjang, 2001, Mikrobiologi dan Parasitologi, 160, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Gandahusada, 1998, Parasitologi Kedokteran, 314-318, Universitas Indonesia, Jakarta.
Guenther, E., 1987, Essential Oil, diterjemahkan oleh S. Ketaren, Jilid I, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Harbone, J.B., 1987, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, 21, 70-74, ITB, Bandung.
Hugo, W. B., and Russel, A. D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 4th, Edisi V, 285-286. Blackwell Scientific Publication. Oxford.
Jawetz E., Melnick, J.l., and Adelberg, E.A., 1996, Medical Microbiology,
diterjemahkan oleh Edi Nugroho, R.F. Maulana, Edisi XX, 160, 627-629, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Edisi I, 83-87, 91-94, 100-
101, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1-13, Diterjemahkan
oleh Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung. McKane, Larry and Kandel Judy, 1996, Microbiology Essentials And
Applications, Second Edition, 397-398, McGraw-Hill, INC., New York. Mursyidi, A., 1990, Analisa Metabolit Sekunder, 63-76, Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pelczar, M.J., and Chan, E.C.S., 1986, Elements of Microbiology, diterjemahkan
oleh Ratna Siri Hadioetomo, Sri Lestari Angka, Jilid I, 202-205, Universitas Indonesia, Jakarta.
Pratista, A., 2004, Aplikasi SPSS 10.05 Dalam Statistik Dan Rancangan
Percobaan, 99-100, Penerbit Alfabeta, Bandung. Ratna Sri H., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktik, 55-56, PT. Gramedia,
Jakarta. Ristanto, 1989, Kursus Singkat Fisiologi Fungi, 67, PAU, Bioteknologi, UGM,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Robinson, T.,1991, the Organic Constituen of Higher Plants, diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata Edisi VI, 132-170, Penerbit ITB, Bandung. Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi, Edisi I, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Sudewo, B., 2005, Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah, Cet I, 33-36, 40, 45, P.T.
Agromedia Pustaka, Jakarta. Stahl, E., 1985, Drug Analysis by Chromatography and Microscopy, A Practical
Suplement to Pharmacopeias, diterj. oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, 4-17, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Tortora, J., Gerard; Funke, R., Berdell; Case, I., and Christine L., 2004,
Microbiology An Introduction, Eigth Ed, 579-580, Benjamin Cumming, San Francisco.
Wild, G. and de Koning, L., 1997, Contaminant Analysis Techniques, http : //
www. whale.Wheelock.edu/bucontaminants/analysis, diakses pada tanggal 7 Juli 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Uji Candida albicans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 3. Foto Tanaman Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.)
Lampiran 4. Foto Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 5. Kromatogram Identifikasi Alkaloid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (skopolamin)
Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm
Fase Gerak : t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 6. Kromatogram Identifikasi Alkaloid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak (Disemprot Dragendorff)
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (skopolamin)
Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm
Fase Gerak : t butanol : kloroform : dietil amina (2:7:1 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 7. Kromatogram Identifikasi Minyak Atsiri Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi UV 254 nm
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (Eugenol)
Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm
Fase Gerak : toluene : etil asetat (93:7 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 8. Kromatogram Identifikasi Minyak Atsiri Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak (Disemprot vanilin-asam sulfat)
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (Eugenol)
Fase Diam : Silika Gel GF 254 nm
Fase Gerak : toluene : etil asetat (93:7 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 9. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar Tampak
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (Rutin)
Fase Diam : Selulosa
Fase Gerak : n-butanol : asam asetat : air (4:5:1 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 10. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi Sinar UV 254 nm (Disemprot AlCl3)
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (Rutin)
Fase Diam : Selulosa
Fase Gerak : n-butanol : asam asetat : air (4:5:1 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 11. Kromatogram Identifikasi Flavonoid Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Deteksi UV 365 nm (Disemprot AlCl3)
Keterangan : A. Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
B. Pembanding (Rutin)
Fase Diam : Selulosa
Fase Gerak : n-butanol : asam asetat : air (4:5:1 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 12. Pengamatan diameter zona hambat ekstrak etanol daun sirih merah terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk waktu inkubasi 24 jam
Keterangan : A. Kontrol positif Ketokonazol B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20% C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30% D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40% E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50% F. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 13. Pengamatan diameter zona hambat kontrol negatif (Tween 80) terhadap Candida albicans dengan metode difusi paper disk waktu inkubasi 24 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 14. Hasil pengukuran KHM ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode dilusi padat pada waktu inkubasi 24 jam
A B C
D E
F G
Keterangan : A. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20% B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30% C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40% D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50% E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60% F. Kontrol Negatif (Tween 80) G. Kontrol Positif (Ketokonazol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 15. Hasil pengukuran KBM ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode dilusi padat waktu inkubasi 24 jam A B
C
C D
E
Keterangan : A. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 20% B. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 30% C. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 40% D. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 50% E. Ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 60%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 16. Analisis Data Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat
n 60% 50% 40% 30% 20% (+) (-)
1 1.2 0.9 0.9 0.8 0.8 0.9 0.6
2 1.1 0.9 0.8 0.8 0.7 1.1 0.6
3 0.9 0.8 0.8 0.7 0.7 1.4 0.6
4 1.3 1.0 0.9 0.8 0.7 1.3 0.6
5 1.1 0.9 0.9 0.7 0.8 1.5 0.6
dalam satuan cm
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dayahambat N 25
Mean ,8760Normal Parameters(a,b) Std. Deviation ,15885
Absolute ,240Positive ,240
Most Extreme Differences
Negative -,134Kolmogorov-Smirnov Z 1,200Asymp. Sig. (2-tailed) ,112
Sig. ,000(c)Lower Bound ,000
Monte Carlo Sig. (2-tailed) 95% Confidence Interval Upper Bound ,113
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. c Based on 25 sampled tables with starting seed 299883525.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Oneway
ANOVA
dayahambat
1,499 6 ,250 18,610 ,000,376 28 ,013
1,875 34
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI