HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Psikologi Disusun oleh: I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga NIM : 149114106 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/32962/2/149114106_full.pdf · Terimakasih buat keluarga saya, Bulik Desy dan Kak Jono yang mengenalkan Jogja diawal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
NIM : 149114106
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Whenever you are in a hard situation, think that All is Well
Kita mungkin dilahirkan untuk merasakan kekalahan, tapi kita tidak dilahirkan
untuk menyerah
Learning is not about memorizing the exact words from the book. Learning is
understanding it and being able to explain it in your own words
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu memberikan jalan dan
kekuatan kepada saya
Orang tua, adik-adikku, dan keluarga besar saya yang selalu memberi
dukungan
Dosen pembimbing skripsi yang tidak pernah berhenti memberi semangat,
petunjuk, dan bimbingan kepada saya
Dan terakhir untuk Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak pelajaran hidup, sehingga saya belajar menjadi manusia yang
lebih manusiawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Hipotesispenelitian ini adalah adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Subjek dalampenelitian ini berjumlah 457 orang remaja yang berusia 14 sampai 24 tahun. Alatpengumpulan data yang digunakan ialah skala intensitas penggunaan media sosialInstagram dan skala materialisme. Skala intensitas penggunaan media sosialInstagram memiliki 4 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,885 dan skalamaterialisme memiliki 15 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,858. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman’srho karena persebaran data pada kedua skala bersifat tidak normal. Penelitian inimenghasilkan r = 0,546 dan nilai signifikansi p = 0,00 < 0,05. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antaraintensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Halini berarti bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial Instagram,maka semakin tinggi pula materialisme pada remaja. Sebaliknya, semakin rendahintensitas penggunaan media sosial Instagram, maka materialisme pada remajamenjadi semakin rendah.
Kata kunci: intensitas penggunaan media sosial Instagram, materialisme, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN INTENSITY OF SOCIAL MEDIAINSTAGRAM USAGE AND MATERIALISM IN ADOLESCENT
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRACT
This research aimed to determine the correlation between intensity of socialmedia Instagram usage and materialism in adolescent. The hypothesis of thisresearch was that there was a positive and significant correlation betweenintensity of social media Instagram usage and materialism in adolescent. Thesubjects in this research were 457 adolescent aged 14 to 24 years old. Theinstrument that used in this research were the intensity of social media Instagramusage scale and the materialism scale. The intensity of social media Instagramusage scale has 4 items with 0.885 reliability coefficient and the materialism scalehas 15 items with 0,858 reliability coefficient. The data analysis technique whichused in this study was Spearman's rho correlation test because the datadistribution of both scale are not normal. This research yielded r = 0,546correlation value and p = 0,00<0,05 significant value. The results of this researchshowed that there was a significant correlation between intensity of social mediaInstagram usage and materialism in adolescent. It means that the higher intensityof social media Instagram, the higher of the materialism in adolescent. Viceversa, the lower intensity of social media Instagram usage, the lower of thematerialism in adolescent.
Keywords: intensity of social media Instagram usage, materialism, adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas tuntunan-Nya, saya dapat menjalankan proses penyusunan skripsi ini dengan
seluruh kemampuan yang saya miliki. Saya juga menyadari bahwa banyak pihak
yang telah berkontribusi dalam penelitian ini. Untuk itu, saya juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar
pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. M. Laksmi Anantasari, M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama saya
menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M.A selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu memberi support dan arahan yang mudah untuk saya
mengerti. Terimakasih dan semangat untuk studinya ya Mbak Etta
semoga diberikan kemudahan, sehingga Mbak Etta bisa cepat kembali ke
Fakultas kita tercinta untuk memajukan Fakultas ini.
5. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. dan Albertus Harimurti, S.Psi.,
M.Hum. sebagai dosen yang memberikan banyak masukan positif,
sehingga skripsi ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah membagi dan memberi ilmu pengetahuan, sehingga
secara tidak langsung saya belajar bahwa ini semua bukan tentang
kompetensi, tapi bagaimana kompetensi tersebut bisa berkontribusi
nyata bagi sesama.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Pak Sidiq,
Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji yang selalu menunjukkan
kesediaannya untuk membantu kelancaran penyususnan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
mengisi skala penelitian saya.
9. Terimakasih buat Cik Mel dan El yang membantu saya untuk
menerjemahkan skala.
10. Terimakasih kepada Atu Wayah, Ninik, dan Niang atas penyertaan dan
doa-doanya.
11. Terimakasih kepada kedua orangtua saya, I Gusti Made Arsawan dan
Pande Ni Ketut Rai Puspadewi, there’s no word can describe it.
12. Adik-adik yang sangat saya sayangi, Gilang Sukmaraga & Guna
Sukmaraga. Kesuksesan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal,
tanpa pendidikan formal seperti berkuliah pun kalian bisa sukses asalkan
kalian tau dan yakin dengan potensi yang kalian miliki.
13. Terimakasih buat keluarga saya, Bulik Desy dan Kak Jono yang
mengenalkan Jogja diawal perkuliahan saya disini, semoga kalian hidup
berbahagia selalu.
14. Kak Praba yang sangat-sangat membantu saya dalam memberikan ide,
arahan, dan masukan. Makasi banyak ya Kak, kalau waktu itu nggak
ketemu di depan sekre mungkin aku masih bingung topik skripsi apa
yang bakal aku teliti.
15. Teman-teman seluruh angkatan 2014, terkhusus kelas psikohanam A.
Aku sangat beruntung bisa ada dikelas ini. Kelas yang benar-benar
kompetitif namun tetap tidak melupakan rasa kekeluargaan yang ada.
Mereka yang mengajariku banyak hal disini. Tanpa mereka, kuliah di
Psikologi terasa hampa. Makasi yaa Lur, beberapa akan kusebutkan
Media Sosial Instagram Sebelum Uji Coba .................................... 45
Tabel 2 Skor Respon Variabel Intensitas Penggunaan Media
Sosial Instagram Berdasarkan Frekuensi dan Durasi ....................... 46
Tabel 3 Sebaran Item Skala Materialisme Sebelum Uji Coba ..................... 48
Tabel 4 Pemberian Skor pada Skala Materialisme ....................................... 49
Tabel 5 Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial
Instagram Setelah Uji Coba ............................................................. 51
Tabel 6 Sebaran Item Skala Materialisme Setelah Uji Coba ....................... 51
Tabel 7 Deskripsi Usia Subjek ..................................................................... 56
Tabel 8 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ...................................................... 56
Tabel 9 Deskripsi Konten yang Paling Sering Dilihat Subjek ..................... 57
Tabel 10 Data Empiris Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram ................................................................... 58
Tabel 11 Data Empiris Skala Materialisme .................................................... 58
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 61
Tabel 13 Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 62
Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis Spearman’s rho ................................................ 63
Tabel 15 Uji Normalitas Dalam Skala Materialisme
Pada Kelompok Perempan Dan Kelompok Laki-laki ..................... 64
Tabel 16 Uji Homogenitas Dalam Skala Materialisme................................... 65
Tabel 17 Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Skala Penelitian Uji Coba............................................................ 80
Lampiran B Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram dan Seleksi Item ................................... 86
Lampiran C Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Item Skala
Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram .......................... 88
Lampiran D Hasil Uji Reliabilitas Skala Materialisme .................................. 90
Lampiran E Skala Penelitian ........................................................................... 92
Lampiran F Hasil Uji T Mean Teoritik dan Mean Empiris........................... 101
Lampiran G Hasil Uji Normalitas.................................................................. 103
Lampiran H Hasil Uji Linearitas.................................................................... 105
Lampiran I Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 107
Lampiran J Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Analisis Tambahan .................................................................... 109
Lampiran K Hasil Uji Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................... 111
Lampiran L Ijin dari Pemilik Skala Materialisme (print out e-mail) ............ 113
Lampiran M Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam
Bahasa Indonesia ....................................................................... 115
Lampiran N Surat Keterangan Penerjemahan Skala ke dalam
Bahasa Inggris ........................................................................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir pengguna media sosial Instagram
dihebohkan dengan tagar #RichKidsofInstagram yang berisi konten-
konten para anak muda memamerkan gaya hidup mewah di dalam media
sosialnya (Hasan, 2018). Tagar tersebut juga meluas hingga bermunculan
tagar serupa yang digunakan di berbagai belahan dunia seperti
#RichKidsofBritain, #RichKidsofAmerica, dan #RichkidsofChina (Hasan,
2018). Bahkan di Indonesia, tagar #RichKidsofIndonesia juga sudah dapat
ditemukan dalam media sosial Instagram (Jeko, 2017). Konten yang
termuat di dalamnya adalah foto maupun video para remaja di Indonesia
yang memamerkan liburan mewah, barang-barang mewah, serta
perkumpulan sosial khusus remaja-remaja kaya di Indonesia (Jeko, 2017).
Meluasnya tagar #RichKidsofInstagram di media sosial tersebut
menunjukkan bahwa semakin besarnya potensi pengguna aplikasi
Instagram terpapar pesan yang mengisyaratkan bahwa tujuan utama hidup
ialah kenikmatan inderawi serta kesuksesan hidup bergantung pada
pemerolehan barang-barang material (Dash, 2018). Ketika individu
terpapar pesan-pesan tersebut, mereka akan meyakini bahwa kepemilikan
harta benda bersifat material mampu membuat mereka mencapai kepuasan
hidup (Guru, 2018).
Keyakinan individu yang memandang kepuasan hidup terpenting
berasal dari kepemilikan harta benda dan pemerolehannya disebut sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Whenever you are in a hard situation, think that All is Well
Kita mungkin dilahirkan untuk merasakan kekalahan, tapi kita tidak dilahirkan
untuk menyerah
Learning is not about memorizing the exact words from the book. Learning is
understanding it and being able to explain it in your own words
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu memberikan jalan dan
kekuatan kepada saya
Orang tua, adik-adikku, dan keluarga besar saya yang selalu memberi
dukungan
Dosen pembimbing skripsi yang tidak pernah berhenti memberi semangat,
petunjuk, dan bimbingan kepada saya
Dan terakhir untuk Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak pelajaran hidup, sehingga saya belajar menjadi manusia yang
lebih manusiawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM DAN MATERIALISME PADA REMAJA
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Hipotesispenelitian ini adalah adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intensitaspenggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Subjek dalampenelitian ini berjumlah 457 orang remaja yang berusia 14 sampai 24 tahun. Alatpengumpulan data yang digunakan ialah skala intensitas penggunaan media sosialInstagram dan skala materialisme. Skala intensitas penggunaan media sosialInstagram memiliki 4 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,885 dan skalamaterialisme memiliki 15 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,858. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman’srho karena persebaran data pada kedua skala bersifat tidak normal. Penelitian inimenghasilkan r = 0,546 dan nilai signifikansi p = 0,00 < 0,05. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antaraintensitas penggunaan media sosial Instagram dan materialisme pada remaja. Halini berarti bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial Instagram,maka semakin tinggi pula materialisme pada remaja. Sebaliknya, semakin rendahintensitas penggunaan media sosial Instagram, maka materialisme pada remajamenjadi semakin rendah.
Kata kunci: intensitas penggunaan media sosial Instagram, materialisme, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN INTENSITY OF SOCIAL MEDIAINSTAGRAM USAGE AND MATERIALISM IN ADOLESCENT
I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga
ABSTRACT
This research aimed to determine the correlation between intensity of socialmedia Instagram usage and materialism in adolescent. The hypothesis of thisresearch was that there was a positive and significant correlation betweenintensity of social media Instagram usage and materialism in adolescent. Thesubjects in this research were 457 adolescent aged 14 to 24 years old. Theinstrument that used in this research were the intensity of social media Instagramusage scale and the materialism scale. The intensity of social media Instagramusage scale has 4 items with 0.885 reliability coefficient and the materialism scalehas 15 items with 0,858 reliability coefficient. The data analysis technique whichused in this study was Spearman's rho correlation test because the datadistribution of both scale are not normal. This research yielded r = 0,546correlation value and p = 0,00<0,05 significant value. The results of this researchshowed that there was a significant correlation between intensity of social mediaInstagram usage and materialism in adolescent. It means that the higher intensityof social media Instagram, the higher of the materialism in adolescent. Viceversa, the lower intensity of social media Instagram usage, the lower of thematerialism in adolescent.
Keywords: intensity of social media Instagram usage, materialism, adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas tuntunan-Nya, saya dapat menjalankan proses penyusunan skripsi ini dengan
seluruh kemampuan yang saya miliki. Saya juga menyadari bahwa banyak pihak
yang telah berkontribusi dalam penelitian ini. Untuk itu, saya juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah menandatangani lembar
pengesahan skripsi ini.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D. selaku Kaprodi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. M. Laksmi Anantasari, M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat selama saya
menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M.A selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu memberi support dan arahan yang mudah untuk saya
mengerti. Terimakasih dan semangat untuk studinya ya Mbak Etta
semoga diberikan kemudahan, sehingga Mbak Etta bisa cepat kembali ke
Fakultas kita tercinta untuk memajukan Fakultas ini.
5. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. dan Albertus Harimurti, S.Psi.,
M.Hum. sebagai dosen yang memberikan banyak masukan positif,
sehingga skripsi ini jauh lebih baik dari sebelumnya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah membagi dan memberi ilmu pengetahuan, sehingga
secara tidak langsung saya belajar bahwa ini semua bukan tentang
kompetensi, tapi bagaimana kompetensi tersebut bisa berkontribusi
nyata bagi sesama.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Pak Sidiq,
Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji yang selalu menunjukkan
kesediaannya untuk membantu kelancaran penyususnan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Seluruh subjek penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
mengisi skala penelitian saya.
9. Terimakasih buat Cik Mel dan El yang membantu saya untuk
menerjemahkan skala.
10. Terimakasih kepada Atu Wayah, Ninik, dan Niang atas penyertaan dan
doa-doanya.
11. Terimakasih kepada kedua orangtua saya, I Gusti Made Arsawan dan
Pande Ni Ketut Rai Puspadewi, there’s no word can describe it.
12. Adik-adik yang sangat saya sayangi, Gilang Sukmaraga & Guna
Sukmaraga. Kesuksesan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal,
tanpa pendidikan formal seperti berkuliah pun kalian bisa sukses asalkan
kalian tau dan yakin dengan potensi yang kalian miliki.
13. Terimakasih buat keluarga saya, Bulik Desy dan Kak Jono yang
mengenalkan Jogja diawal perkuliahan saya disini, semoga kalian hidup
berbahagia selalu.
14. Kak Praba yang sangat-sangat membantu saya dalam memberikan ide,
arahan, dan masukan. Makasi banyak ya Kak, kalau waktu itu nggak
ketemu di depan sekre mungkin aku masih bingung topik skripsi apa
yang bakal aku teliti.
15. Teman-teman seluruh angkatan 2014, terkhusus kelas psikohanam A.
Aku sangat beruntung bisa ada dikelas ini. Kelas yang benar-benar
kompetitif namun tetap tidak melupakan rasa kekeluargaan yang ada.
Mereka yang mengajariku banyak hal disini. Tanpa mereka, kuliah di
Psikologi terasa hampa. Makasi yaa Lur, beberapa akan kusebutkan
& John (2007); Chaplin & John (2010); Kasser dkk. (2004); Browne &
Kaldenberg (1997) materialisme pada individu disebabkan oleh 2
faktor, yaitu:
a. Faktor individual
1.) Motivasi untuk menonton acara televisi
Moschis dan Moore (dalam Ahluwalia & Sanan, 2015)
menyatakan bahwa motivasi menonton acara televisi dipandang
sebagai sarana individu untuk mengumpulkan informasi
tentang suatu produk dimana hal tersebut akan berdampak pada
keputusan konsumen serta informasi seputar gaya hidup dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
perilaku yang terkait dengan produk konsumen. Selain itu pula,
iklan yang terdapat di dalam televisi juga menjadi salah satu
faktor yang memengaruhi materialisme individu (Ahluwalia &
Sanan, 2015). Iklan dapat membujuk remaja untuk mencari
kesuksesan dan kebahagiaan melalui konsumsi dan
menyampaikan pesan bahwa semua masalah dapat diatasi
dengan mengkonsumsi suatu produk.
2.) Motivasi untuk menggunakan internet
Motivasi dalam menggunakan internet merujuk pada
motivasi individu untuk mengumpulkan informasi melalui
internet yang bertujuan untuk membuat keputusan konsumen
serta memperoleh informasi mengenai gaya hidup dan perilaku
terkait produk konsumen (Moschis & Moore, 1982, dalam
Ahluwalia & Sanan, 2015)
3.) Harga diri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chaplin dan
John (2007) harga diri secara signifikan mampu memengaruhi
materialisme pada remaja. Ketika individu memiliki harga diri
rendah, individu cenderung mencari sesuatu untuk
meningkatkan harga dirinya dan unsur yang ada di dalam harta
benda dipandang mampu memenuhi hal tersebut (Chaplin &
John, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4.) Demografi individu
a.) Usia
Faktor usia menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh pada materialisme individu. Dalam penelitian
Ahluwalia dan Sanan (2015) menyatakan bahwa remaja
akhir yang berusia 14 tahun keatas cenderung lebih
materialis dibandingkan dengan remaja awal yang berusia
dibawah 14 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Achenreiner (1997)
menemukan hasil berbeda dengan Ahluwalia dan Sanan
(2015) yaitu meskipun ada banyak perubahan yang terjadi
saat anak bertambah usia, materialisme pada individu
dipandang sebagai sifat yang relatif stabil, sehingga seiring
bertambahnya usia, sifat tersebut hanya akan menunjukkan
variasi yang sedikit.
b.) Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian Ahluwalia dan Sanan (2015)
menyatakan bahwa remaja laki-laki cenderung lebih
materialis dibandingkan dengan remaja yang berjenis
kelamin perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh
Browne dan Kaldenberg (1997) juga menyatakan bahwa
laki-laki lebih materialis dibandingkan dengan perempuan
karena mereka lebih meyakini bahwa memiliki harta benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mampu menunjukkan status sosial dan kebahagiaan
individu.
c.) Status ekonomi
Status ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang
memengaruhi materialisme individu. Hal tersebut dibuktikan
melalui penelitian Ahluwalia dan Sanan (2015) yang
menyatakan bahwa remaja yang berada pada status ekonomi
rendah cenderung lebih materialis dibandingkan dengan remaja
pada status ekonomi menengah keatas. Individu yang memiliki
status ekonomi rendah cenderung merasa tidak aman dan
tertekan karena mereka khawatir terhadap kondisi ekonomi
yang sedang dialaminya, sehingga membuat individu lebih
mengadopsi nilai-nilai materialisme sebagai kompensasi dari
perasaannya tersebut (Kasser dkk., 2004).
b. Faktor sosial / lingkungan
1.) Komunikasi keluarga perihal konsumsi
Komunikasi antaranggota keluarga mengenai konsumsi
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi materialisme
individu. Menurut Moschis dan Churchill (dalam Ahluwalia &
Sanan, 2015) komunikasi tersebut meliputi interaksi antara
orangtua dan remaja mengenai barang dan jasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.) Komunikasi antarsebaya perihal konsumsi
Komunikasi antarsebaya merujuk pada interaksi yang
dilakukan remaja terhadap rekan sebayanya mengenai barang
dan jasa (Moschis & Churchill, 1978, dalam Ahluwalia &
Sanan, 2015).
3.) Penggunaan media sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Masood dkk. (2016)
menyatakan bahwa media sosial menjadi sumber yang dapat
meningkatkan materialisme. Selain itu, dalam penelitian
Ahluwalia dan Sanan (2015), penggunaan jejaring sosial
tergabung dalam variabel frekuensi menggunakan internet yang
menjadi salah satu kontributor dalam nilai materialisme
individu. Media internet juga disebutkan sebagai salah satu
agen penting yang dapat menyebarkan nilai materialisme.
Internet dipandang sebagai sumber yang dapat menggambarkan
gaya hidup mewah dan meninggikan kepemilikan atas barang-
barang yang bersifat material. Melalui penggunaan internet,
remaja cenderung akan mempelajari gaya hidup yang berbeda,
dan cenderung menjadi lebih materialis (Ahluwalian & Sanan,
2015).
4.) Materialisme orangtua
Penelitian yang dilakukan oleh Goldberg dkk. (2003)
menemukan bahwa orangtua yang materialis cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
memiliki anak yang lebih materialis pula. Hal tersebut karena
pengasuhan dalam keluarga merupakan sebuah proses
pentransmisian nilai. Ketika anak melihat orangtuanya
mengedepankan nilai harta benda yang bersifat material
sebagai acuan kesuksesan secara finansial, anak akan menganut
nilai yang sama. Orangtua merupakan model pertama bagi
anak. Meskipun anak mempelajari hal yang bersifat eksplisit
melalui orangtuanya, mereka juga mempelajari sesuatu yang
bersifat implisit yaitu bahasa dan perilaku orangtua mereka
(Kasser, dalam Sutton, 2013).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Chaplin dan John
(2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara materialisme orangtua dengan materialisme remaja.
5.) Materialisme rekan
Chaplin dan John (2010) menemukan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara materialisme rekan terhadap
materialisme pada remaja.
Berdasarkan pemaparan faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa
materialisme dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individual dan
faktor sosial atau lingkungan. Faktor individual meliputi motivasi
untuk menonton acara televisi, motivasi untuk menggunakan internet,
harga diri, serta demografi individu (usia, jenis kelamin, serta status
ekonomi). Sedangkan dalam faktor sosial atau lingkungan meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
komunikasi keluarga perihal konsumsi, komunikasi antarsebaya
perihal konsumsi, penggunaan media sosial, materialisme orangtua,
serta materialisme rekan.
C. REMAJA
G. Stanley Hall sebagai tokoh pionir dalam studi ilmiah remaja
melihat masa remaja berada pada rentang usia 14 – 24 tahun (Curtis,
2015). Steinberg (dalam Curtis, 2015) menyatakan bahwa remaja dibagi
menjadi tiga yaitu remaja awal dengan rentang usia 10 – 13 tahun, remaja
madya dengan rentang usia 14 – 18 tahun, serta remaja akhir dengan
rentang usia 19 – 22 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti memilih remaja
dengan batasan usia 14-24 tahun menurut G. Stanley Hall (dalam Curtis,
2015) sebagai subjek penelitian. Batasan usia menurut G. Stanley Hall
dipilih oleh peneliti karena Hall merupakan tokoh pionir yang
mengemukakan gagasannya mengenai remaja (Santrock, 2003).
Banyaknya perbedaan mengenai batasan usia remaja membentuk
suatu pandangan bahwa di dalam pendefinisiannya, remaja tidak hanya
dilihat berdasarkan pertimbangan usia namun juga faktor sosiohistoris
yang memengaruhinya. Santrock (2013) mendefinisikan remaja sebagai
tahapan perkembangan yang berisi proses transisi dari masa kanak-kanak
menuju dewasa serta ditandai oleh perubahan dalam aspek biologis,
kognitif, dan sosioemosional. Papalia (2014) juga menyatakan bahwa
remaja merupakan masa transisi yang melibatkan berbagai perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
baik secara fisik, emosional, kognitif, dan sosial dalam periode yang
panjang.
Anastasia, Rasimin, dan Nuryati (2008) menyatakan bahwa
terdapat dua karakteristik utama yang dimiliki oleh remaja diantaranya, (a)
remaja cenderung labil dan belum mempunyai pendirian yang kuat. Masa
remaja merupakan masa dimana individu sedang dalam proses pencarian
identitasnya. Remaja cenderung masih mencari suatu komitmen dan
identifikasi yang mampu menggambarkan dirinya melalui nilai apa yang
baik atau penting bagi dirinya dan apa yang benar dilakukan atau
sebaliknya (Taylor dalam Fearon, 1999). Selain itu, Hall (dalam Santrock,
2003) menyatakan bahwa remaja merupakan masa dimana individu
memiliki pemikiran, perasaan, dan tindakan yang cenderung mudah
berubah-ubah dan tidak konsisten. (b) remaja lebih mudah dipengaruhi
oleh orang lain dan lingkungan disekitarnya. Pada masa remaja, individu
akan mulai memisahkan diri dari orangtua dan memperluas relasinya
dengan teman sebaya. Oleh karena itu, Nurhayati (2015) menyatakan
bahwa lingkungan teman sebaya menjadi sangat berpengaruh dan berarti
dalam kehidupan sosial para remaja.
Salah satu tugas seorang remaja yang mengarah pada proses
penyesuaian diri individu selama masa remaja ialah mereka harus mampu
mengembangkan hati nurani, moralitas, tanggung jawab, dan nilai yang
sesuai dengan lingkungan serta kebudayaan dimana individu berada
(Carballo dalam Sarwono, 1985). Sejalan dengan itu, Nasution (2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menyatakan bahwa masa remaja merupakan fase terpenting dalam proses
pembentukan nilai individu yang diperoleh melalui hasil interaksi sosial.
D. Dinamika hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme pada remaja
Interaksi yang terjadi antarindividu dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya melalui media sosial (Mar’at, 1981). Hal
tersebut karena media sosial merupakan media berbasis jejaring dan
teknologi mobile yang mampu mengubah komunikasi menjadi dialog
bersifat interaktif dengan sesama penggunanya (Baruah, 2012). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh We Are Social salah satu jenis media sosial
yang paling sering digunakan oleh para remaja dengan rentang usia 18-24
tahun adalah Instagram (WAS, 2018). Instagram merupakan aplikasi yang
dilengkapi dengan fitur untuk mengambil foto atau video secara praktis
serta membagikan momen tersebut pada pengguna lainnya (Aditya, 2015).
Intensitas penggunaan media sosial Instagram dapat ditinjau berdasarkan
dua aspek yaitu durasi waktu yang telah dihabiskan dan frekuensi perilaku
saat individu menggunakan media sosial Instagram dalam jarak waktu
tertentu (Tubb & Moss dalam Nurjan dkk., 2016).
Intensitas penggunaan media sosial di kalangan remaja, memiliki
berbagai dampak baik secara positif maupun negatif. Beberapa dampak
positif dari media sosial diantaranya memudahkan individu membentuk
komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama, membantu pengguna
untuk berinteraksi dengan teman maupun keluarga untuk melihat apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sedang terjadi, serta media sosial mampu menyebarkan informasi lebih
cepat dibandingkan media tradisional (Amedie, 2015; Instagram, 2018).
Namun, saat individu sering menghabiskan waktunya untuk menggunakan
media sosial, mereka cenderung akan mengalami berbagai gangguan
seperti kecemasan dan depresi (Amedie, 2015). Selain itu, Valkenburg
dkk. (2016) dan Ho dkk. (2017) menyatakan bahwa secara tidak sadar,
penggunaan media sosial dapat mengubah perilaku dan keyakinan yang
dimiliki individu, diantaranya keyakinan individu terhadap suatu nilai
(APA, 2002).
Dengan karakteristik remaja yang cenderung labil dan tidak tetap
pendirian (Anastasia, Rasimin, & Nuryati, 2008), mereka lebih berpotensi
untuk menginternalisasi nilai-nilai yang justru menyimpang dari apa yang
seharusnya diharapkan oleh lingkungan dan budayanya. Salah satu
keyakinan yang muncul akibat penggunaan media sosial yaitu
materialisme. Penelitian yang dilakukan oleh Masood dkk. (2016)
menemukan bahwa media sosial menjadi sumber yang mampu
meningkatkan nilai materialisme pada individu.
Materialisme itu sendiri didefinisikan sebagai suatu keyakinan
terhadap pentingnya kepemilikan suatu barang atau harta benda yang
bersifat material dalam kehidupan (Richins & Dawson, 1992). Melalui
penggunaan media sosial, individu akan meningkatkan kesadaran terhadap
status sosialnya (Masood dkk., 2016). Ketika individu menggunakan
media sosialnya, mereka berpotensi terpapar informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menggambarkan bahwa kepemilikan harta benda material merupakan
indikator dari kebahagiaan, status sosial, kesuksesan, dan kepuasan hidup
seseorang (Dittmar & Kapur, 2011). Hal ini membuat individu meyakini
bahwa harta benda merupakan hal yang penting di dalam hidup, sehingga
mereka akan berfokus pada kepemilikan harta benda serta pemerolehannya
(Richins & Dawson, 1992). Selain itu pula, gaya hidup mewah yang
dipelajari individu melalui media sosial juga dapat meningkatkan
materialisme individu tersebut (Ahluwalia & Sanan, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
E. Skema Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
Instagram dan materialisme pada remaja
Ditinjau berdasarkandurasi dan frekuensi :individu menggunakanmedia sosial Instagramdalam jangka waktu lamauntuk melihat berbagaiinformasi serta berbagikonten dengan penggunalain. Selain itu, individujuga semakin seringmengulangi perilakumenggunakan mediasosialnya tersebut.
Ditinjau berdasarkan durasidan frekuensi : individumenggunakan media sosialInstagram untuk melihatberbagai informasi sertaberbagi konten denganpengguna lain dalam jangkawaktu tidak lama sertaindividu jarang pulamengulangi perilakumenggunakan mediasosialnya tersebut.
Intensitas penggunaan media sosialInstagram tinggi
Intensitas penggunaan media sosialInstagram rendah
Materialisme tinggi Materialisme rendah
- Mengubah keyakinanindividu sehingga memilikinilai yang melihatpentingnya harta bendabersifat material sebagaitujuan utama dalam hidup.
- Kesadaran akan statussosial meningkat.
- Mempelajari gaya hidupbaru (gaya hidup mewah)yang ditemukan dalammedia sosialnya.
- Kurang memengaruhikeyakinan individu sehinggakurang memiliki nilai yangmelihat pentingnya hartabenda bersifat materialsebagai tujuan utama dalamhidup.
- Kurang memiliki kesadaranakan status sosial.
- Kurang mempelajari gayahidup baru (gaya hidupmewah) yang ditemukandalam media sosialnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara intensitas penggunaan media sosial Instagram
dan materialisme remaja. Semakin tinggi intensitas remaja menggunakan
media sosial Instagramnya maka semakin tinggi kecenderungan
materialisme remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah intensitas
remaja menggunakan media sosial Instagramnya, maka semakin rendah
kecenderungan materialisme remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional.
Metode penelitian kuantitatif berfungsi untuk meneliti suatu sampel atau
populasi melalui penggunaan instrumen penelitian untuk mengumpulkan
data, serta metode statistik dalam menganalisis data dengan tujuan untuk
menguji sebuah hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014). Lebih
lanjut, menurut Creswell (2013), jenis penelitian kuantitatif bertujuan
untuk melakukan pengujian atas teori secara objektif melalui pemeriksaan
atau penelitian terhadap hubungan antarvariabel yang dapat diukur,
sehingga data yang dihasilkan bersifat numerik dan dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik.
Sejalan dengan itu, Azwar (2016) juga menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada proses
analisis berdasarkan data-data numerik yang diolah menggunakan metode
statistik. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini dimana
peneliti ingin mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media
sosial Instagram dan materialisme remaja. Data numerik dalam penelitian
ini diperoleh melalui pengukuran dari skala masing-masing variabel, dan
akan dianalisis menggunakan metode statistik (Azwar, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Menurut Azwar (2016), penelitian korelasional bertujuan untuk
melihat sejauh mana variasi pada satu variabel berhubungan dengan
variasi pada variabel lainnya berdasarkan koefisien korelasi, serta
mendapat informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi. Sugiyono
(2014) menyatakan bahwa hubungan yang terjadi antarvariabel bersifat
sebab dan akibat, sehingga dalam penelitian korelasional sering
menemukan istilah variabel tergantung dan variabel bebas.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Creswell (2013) menyatakan bahwa variabel bebas yaitu atribut
dari individu maupun kelompok yang menjadi penyebab,
memengaruhi, atau memberi efek pada hasil. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah intensitas penggunaan media sosial Instagram.
2. Variabel tergantung
Creswell (2013) menyatakan bahwa variabel tergantung yaitu
atribut dari individu maupun kelompok yang merupakan hasil dari
pengaruh variabel bebas atau disebut sebagai atribut yang tergantung
pada variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
materialisme.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan sebuah definisi yang diberikan
pada variabel penelitian dengan berbagai cara, seperti memberi arti,
menspesifikasikan aktivitas, atau memberi suatu operasional yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dibutuhkan dalam mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005). Selain itu,
definisi operasional menurut Azwar (2016) disusun atas karakteristik-
karakteristik variabel yang dapat diamati. Variabel-variabel yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Intensitas penggunaan media sosial Instagram
Intensitas penggunaan media sosial Instagram adalah besarnya
kekuatan tingkah laku berdasarkan jumlah ulangan perilaku serta
waktu yang dihabiskan para remaja saat menggunakan media sosial
Instagramnya. Intensitas penggunaan ditinjau melalui dua aspek yaitu
frekuensi dan durasi (Tubb & Moss dalam Nurjan dkk., 2016). Kedua
aspek tersebut diukur melalui skala intensitas penggunaan media sosial
Instagram yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala tersebut
menunjukkan waktu yang dihabiskan individu saat membuka
Instagram dan jumlah ulangan perilaku yang ditunjukkan individu saat
menggunakan media sosial Instagramnya. Semakin tinggi skor saat
individu menggunakan media sosial Instagramnya, maka semakin
tinggi pula intensitas penggunaan media sosial Instagram individu.
Sebaliknya, semakin rendah skor saat individu menggunakan
Instagram, maka semakin rendah intensitas penggunaan individu pada
media sosial Instagramnya.
2. Materialisme
Materialisme merupakan suatu nilai yang dimiliki remaja terkait
kepercayaan akan pentingnya kepemilikan harta benda secara material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
serta pemerolehannya, sehingga menjadikan hal itu sebagai tujuan
utama di dalam kehidupannya. Materialisme akan diukur
menggunakan skala hasil adaptasi dari material values scale (MVS)
milik Richins (2004). Skala tersebut didasarkan atas tiga aspek
materialisme yaitu, acquisition centrality, acquisition as the pursuit of
happiness, dan possession-defined succes. Semakin tinggi skor total
yang diperoleh individu dalam skala tersebut, maka semakin tinggi
pula materialismenya. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang
diperoleh individu, maka semakin rendah materialismenya.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan remaja yang berada pada
rentang usia 14 sampai 24 tahun (Hall dalam Curtis, 2015). Penelitian ini
menggunakan teknik convenience sampling. Creswell (2013) menyatakan
bahwa convenience sampling merupakan teknik sampling yang memilih
subjek berdasarkan kemudahan dan ketersediaan sampel yang diperoleh.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah paling
pokok dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data
yang sesuai dengan standar data yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2014). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah melalui penyebaran skala. Penyebaran skala merupakan metode
berbentuk laporan diri sendiri yang didalamnya berisi sekumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pernyataan yang harus dijawab oleh individu sebagai subjek penelitian
(Azwar, 2009).
2. Alat Pengumpulan Data
a. Intensitas Penggunaan Media Sosial Intagram
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penggunaan
media sosial Instagram dalam penelitian ini melalui skala pilihan.
Skala pilihan merupakan bagian dari rating scale atau skala
penilaian. Pada skala pilihan, subjek diminta menyatakan secara
langsung jawaban atau pendapat, perasaan, keyakinan, atau sikap
terhadap pertanyaan atau konsep tertentu (Supratiknya, 2014).
Selanjutnya, jawaban subjek akan diubah ke dalam bilangan atau
nilai skala tertentu yang dipandang mampu menunjukkan jumlah
pemilikan atribut psikologis yang sedang menjadi objek pengukuran
(Supratiknya, 2014).
Menurut Tubb dan Moss (dalam Nurjan, Tjahjono, & Yamin,
2016) intensitas penggunaan media sosial Instagram ditinjau melalui
dua aspek yaitu durasi dan frekuensi yang diukur melalui 4 item.
Peneliti menanyakan berapa lama durasi yang dihabiskan individu
saat menggunakan media sosial dalam sehari dan seminggu serta
berapa kali individu membuka dan menggunakan Instagram baik
dalam sehari maupun seminggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel. 1Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial InstagramSebelum Uji Coba
Aspek Nomor Item Jumlah
Frekuensi 1, 2 2Durasi 3, 4 2
Total 4
Setiap item pada skala intesitas penggunaan media sosial
Instagram memiliki lima pilihan jawaban yang didasarkan pada hasil
kategorisasi dari survei terhadap 307 responden. Survei dilakukan
untuk mencari rentang intensitas penggunaan media sosial Instagram
berdasarkan frekuensi dan durasi. Pada survei tersebut, peneliti
menanyakan berapa menit waktu yang responden habiskan setiap
kali membuka dan menggunakan Instagram dalam satu hari, serta
berapa kali responden membuka dan menggunakan Instagram dalam
satu hari. Hasil data survei tersebut dikategorisasi untuk
mendapatkan rentang intensitas penggunaan media sosial Instagram.
Hasil kategorisasi tersebut selanjutnya menjadi pilihan jawaban pada
skala intensitas penggunaan media sosial Instagram. Semakin tinggi
rentang waktu yang dipilih subjek dalam pilihan jawaban maka
semakin tinggi pula skor yang akan diterima. Subjek yang mendapat
skor tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki intensitas
penggunaan media sosial Instagram yang tinggi pula. Sebaliknya,
subjek yang mendapat skor rendah menunjukkan bahwa subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
memiliki intensitas penggunaan media sosial Instagram yang rendah
pula. Pemberian skor ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel. 2Skor Respon Variabel Intensitas Penggunaan Media SosialInstagram Berdasarkan Frekuensi dan Durasi
b. Materialisme
Skala yang digunakan dalam materialisme berjenis skala likert.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi subjek tehadap suatu objek sosial atau
fenomena tertentu (Siregar, 2014). Dalam skala likert, isi pernyataan
dibagi menjadi dua kategori yaitu, pernyataan favorable yang
Pilihan Jawaban SkorItem 1(dalamsehari)
Item 2(dalam
seminggu)
Item 3(dalamsehari)
Item 4(dalam
seminggu)
lebih dari20 kali
lebih dari140 kali
diatas 3 jam38 menit
diatas 25 jam26 menit
5
14 - 20kali
98 - 140kali
2 jam 36menit - 3jam 38menit
18 jam 20menit - 25
jam 26 menit
4
8 - < 14kali
56 - < 98kali
1 jam 35menit - < 2
jam 36menit
11 jam - 5menit - < 18jam 20 menit
3
3 - < 8kali
21 - < 56kali
34 menit - <1 jam 35
menit
3 jam 58menit - < 11jam 5 menit
2
kurangdari 3 kali
kurang dari21 kali
kurang dari34 menit
kurang dari 3jam 58 menit 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bersifat positif karena mencerminkan kehadiran ciri variabel yang
diukur serta pernyataan unfavorable yang bersifat negatif karena
pernyataannya bertentangan dengan ciri variabel yang diukur
(Supratiknya, 2014).
Skala materialisme terdiri dari 15 item, yaitu 9 item favorable
dan 6 item unfavorable. Item tersebut disusun berdasarkan tiga aspek
materialisme menurut Richins (2004) berikut ini:
a. acquisition centrality
b. acquisition as the pursuit of happiness
c. possession-defined success
Skala materialisme dalam penelitian ini merupakan skala yang
telah dibuat oleh peneliti lain menggunakan bahasa asing dan akan
digunakan secara utuh dalam penelitian ini (Creswell, dalam
Supratiknya, 2015), sehingga peneliti terlebih dahulu melakukan
proses adaptasi dengan menerjemahkan skala ke dalam Bahasa
Indonesia.
Proses penerjemahan skala menggunakan metode back-
translation. Menurut Oxford dictionaries, back-translation diartikan
sebagai proses mengubah sebuah teks yang telah diterjemahkan
kembali ke bahasa aslinya. Sejalan dengan hal itu, Brislin (1970)
menyatakan bahwa tahapan back-translation yaitu pertama
melakukan terjemahan dari bahasa sumber (Inggris) ke bahasa target
(Indonesia) dan kedua menerjemahkan kembali dari bahasa target ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
bahasa sumber. Ketika skala asli dan skala hasil proses back-
translation bersifat identik, maka dapat dipastikan bahwa skala
terjemahan ditengah proses back-translation setara dengan skala
versi aslinya (Brislin, 1970). Skala Materialisme diterjemahkan oleh
dua orang guru bahasa Inggris yang telah lulus pada tahap
pendidikan S1 di bidang Sastra Inggris.
Sebelum melakukan pengadaptasian skala, peneliti telah
mendapatkan izin sebelumnya dari pihak atau peneliti yang membuat
skala tersebut (terlampir). Kemudian, peneliti melibatkan seorang
professional judgement sebagai usaha untuk menguji kelayakan atau
relevansi isi dari skala tersebut. Professional judgement dalam
penelitian ini merupakan dosen pembimbing skripsi.
Tabel. 3Sebaran Item Skala Materialisme Sebelum Uji Coba
AspekNomor Item
JumlahFavorable Unfavorable
Succes 5,9,12,13 3 5
Centrality 2,4 7,10,15 5
Happiness 1,8,11 6,14 5
Total 15
Subjek yang memiliki skor tinggi pada pernyataan favorable
menunjukkan bahwa subjek tersebut memiliki materialisme yang
tinggi. Sebaliknya, pernyataan unfavorable yang tinggi menunjukkan
bahwa subjek memiliki materialisme yang rendah. Pemberian skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pada setiap item pernyataan baik favorable maupun unfavorable
dalam skala ini ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel. 4Pemberian Skor pada Skala Materialisme
JenisPernyataan
SangatSetuju(SS)
Setuju(S)
Netral(N)
TidakSetuju(TS)
SangatTidakSetuju(STS)
Favorable5 4 3 2 1
Unfavorable1 2 3 4 5
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas menurut Nazir (2005) meninjau apakah suatu alat ukur
secara tepat mampu mengukur apa yang menjadi tujuan dalam sebuah
penelitian. Sejalan dengan itu, Azwar (2009) juga menyatakan bahwa
tujuan adanya uji validitas skala ialah untuk mengetahui apakah sebuah
skala psikologi dapat memberi hasil yang akurat sesuai dengan tujuan
ukurnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan
validitas isi dimana validitas tersebut mempersoalkan apakah isi dari
suatu alat ukur secara bahan, topik, maupun substansi mampu
merepesentasikan atau cukup menjadi sebuah sampling (Nazir, 2005).
Validitas isi diperoleh melalui pengujian isi tes berdasarkan analisis
rasional dari professional judgement yang bersifat subjektif (Azwar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2003). Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi.
2. Seleksi Item
Untuk meninjau kualitas item dari skala dalam penelitian ini,
peneliti melakukan pengujian daya beda item melalui proses uji coba
skala. Hasil uji daya beda item ditinjau berdasarkan perolehan skor
korelasi dari item total dengan batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 2009). Maka
dapat diketahui bahwa item dengan daya beda yang tinggi memiliki
skor rix minimal 0,30. Sedangkan, item yang memiliki daya beda yang
rendah berada pada skor rix < 0,30 dan item tersebut harus digugurkan.
Proses uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2018
menggunakan metode penyebaran skala online melalui Google Form
https://goo.gl/forms/g7TpP6ejUmCyRFVJ2. Jumlah subjek pada uji
coba skala yaitu 64 orang. Hasil uji coba dianalisis menggunakan SPSS
for windows versi 22.
Hasil uji coba skala adalah sebagai berikut:
a. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
Pada skala intensitas penggunaan media sosial Instagram
dengan 4 item menunjukkan bahwa seluruh item memiliki nilai rix
> 0,30. Keempat item berada pada rentang nilai yaitu 0,693 –
0,810. Hal tersebut menunjukkan bahwa item-item pada skala
intensitas penggunaan media sosial Instagram memiliki daya beda
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel. 5Sebaran Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial InstagramSetelah Uji Coba
Aspek Nomor Item Jumlah
Frekuensi 1, 2 2Durasi 3, 4 2
Total 4
b. Skala Materialisme
Pada skala materialisme dari total 15 item, terdapat 2 item
yang memiliki nilai rix < 0,30. Item tersebut merupakan item nomor
6 (rix = 0,253) dan 14 (rix = 0,215). Hal tersebut menunjukkan
bahwa item tersebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar,
2009). Namun, peneliti tidak menggugurkan item tersebut karena
menurut Kline (dalam Supratiknya, 2014) item tersebut masih
dipandang ideal apabila memiliki koefisien korelasi item total >
0,20. Berikut adalah tabel skala materialisme setelah dilakukan uji
coba:
Tabel. 6Sebaran Item Skala Materialisme Setelah Uji Coba
AspekNomor Item
JumlahFavorable Unfavorable
Succes 5,9,12,13 3 5Centrality 2,4 7,10,15 5Happiness 1,8,11 6,14 5
Total 15
3. Reliabilitas
Menurut Supratiknya (2014) reliabilitas yang tinggi dalam suatu
pengukuran merupakan salah satu syarat tes yang baik. Nazir (2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyatakan bahwa reliabilitas menyangkut apakah suatu alat ukur
cukup akurat, tepat, stabil, serta konsisten dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dalam bentuk
Nilai materialisme tersebut dapat muncul sebagai hasil dari interaksi yang
terjadi antarindividu (Woodruff, 1952). Interaksi yang terjadi antarindividu
dapat melalui berbagai macam media salah satunya melalui media sosial
Instagram (Mar’at, 1981). Instagram merupakan aplikasi berbasis internet dan
mobile yang mampu membuat penggunanya untuk mengambil foto maupun
video secara instan, membagikan momen, serta berbagi informasi salah satunya
mengenai informasi produk dengan sesama pengguna (Aditya, 2015; Agustina,
2016; Utari, 2017). Saat ini, Indonesia menduduki negara dengan pertumbuhan
pengguna media sosial tertinggi ketiga di dunia (We Are Social, 2018). Hal
tersebut semakin memperkuat bahwa semakin banyak orang yang
menggunakan media sosialnya sebagai media untuk berinteraksi (Mar’at,
1981).
Tingginya intensitas penggunaan media sosial Instagram membuat para
remaja semakin berpotensi terpapar berbagai informasi yang dipandang mampu
mengubah perilaku atau bahkan keyakinan remaja terhadap suatu nilai (Ho,
Shin, & Lwin, 2017; Valkenburg, Peter, & Walther, 2016). Melalui
karakteristik remaja yang labil dan cenderung masih mencari komitmen akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
suatu nilai yang baik maupun buruk dalam kehidupannya, para remaja akan
sangat rentan menerima nilai-nilai yang justru negatif dari media sosial
Instagram (Anastasia, Rasimin, & Nuryati, 2008; Taylor dalam Fearon, 1999).
Salah satu nilai yang dapat muncul akibat penggunaan media sosial adalah
materialisme (Kasser dkk., 2004). Materialisme dalam media sosial dapat
muncul melalui gambaran-gambaran ideal yang menunjukkan bahwa
kepemilikan harta benda material mampu menilai status, kebahagiaan, serta
kepuasan hidup seseorang (Dittmar & Kapur, 2011). Para remaja yang sering
terpapar informasi tersebut akan meyakini bahwa kepemilikan suatu objek
(barang) dalam kehidupan tersebut penting, sehingga mereka cenderung
berfokus pada harta benda material serta pemerolehannya (Richins & Dawson,
1992).
Hasil analisis tambahan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara materialisme pada kedua kelompok remaja yaitu kelompok
remaja perempuan dan kelompok remaja laki-laki. Hasil analisis tambahan
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara materialisme
pada kelompok remaja perempuan dan kelompok remaja laki-laki (p=0,00 <
0,05). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan
bahwa remaja laki-laki cenderung lebih materialis dibandingkan dengan remaja
perempuan (Ahluwalia & Sanan, 2015; Browne & kaldenberg, 1997). Browne
dan Kaldenberg (1997) menyatakan bahwa laki-laki lebih materialis
dibandingkan dengan perempuan karena mereka lebih meyakini bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
memiliki harta benda mampu menunjukkan status sosial dan kebahagiaan
individu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media
sosial Instagram pada remaja tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui
data intensitas penggunaan media sosial Instagram yang menunjukkan bahwa
mean empiris lebih besar dibandingkan dengan mean teoritisnya (13,85 > 12).
Mean empiris yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritis
menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki frekuensi dan durasi yang
cenderung tinggi dalam menggunakan media sosial Instagramnya.
Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme remaja
cenderung tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui data pada skala materialisme
yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan dengan
mean teoritis (47,14 > 45). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian
yaitu para remaja memiliki keyakinan yang cenderung tinggi akan pentingnya
kepemilikan harta benda dalam kehidupan (Richins & Dawson, 1992).
Tingginya materialisme para remaja tersebut disebakan oleh adanya perubahan
pandangan individu yang mulai mengasosiasikan harga diri mereka dengan
kepemilikan barang-barang bersifat material (John, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas penggunan media sosial
Instagram dan materialisme pada remaja (r = 0,546; p = 0,000). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial
Instagram, maka semakin tinggi pula materialisme pada remaja. Sebaliknya,
semakin rendah intensitas penggunaan media sosial Instagram, maka semakin
rendah pula materialisme pada remaja tersebut.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti meyakini bahwa masih terdapat hal yang perlu diperbaiki
dalam penelitian ini. Terkait dengan kriteria subjek dalam proses pengambilan
data, peneliti hanya mempertimbangkan remaja yang memiliki akun Instagram
tanpa melihat apakah subjek tersebut merupakan pengguna aktif Instagram
atau tidak. Selain itu pula, peneliti meninjau intensitas penggunaan media
sosial Instagram berdasarkan durasi dan frekuensi waktu penggunaan saja
tanpa mengaitkannya dengan indikator-indikator di dalam Instagram, sehingga
hal tersebut dipandang kurang mewakili intensitas penggunaan media sosial
Instagram subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C. Saran
1. Bagi Subjek (Remaja)
a. Hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan media sosial
Instagram berhubungan dengan materialisme. Maka dari itu, untuk
mengurangi potensi menerima informasi mengenai gaya hidup yang
lebih mewah serta pentingnya kepemilikan harta benda material melalui
gambaran-gambaran yang ditemukan di dalam Instagram, para remaja
diharapkan mampu mengurangi penggunaan Instagram. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan mengalihkannya pada kegiatan
lain, sehingga waktu penggunaan Instagram menjadi berkurang.
b. Para remaja sebaiknya mampu lebih selektif dalam mencari dan
menerima konten-konten yang terdapat dalam Instagram. Berdasarkan
data demografik terdapat 31,9% remaja dalam penelitian ini yang sering
membuka konten terkait informasi mengenai gaya (fashion terkini dan
online shop). Para remaja sebaiknya lebih sering mengakses konten-
konten yang bersifat edukatif disamping konten yang lebih menjurus
pada hal yang bersifat materialis seperti (konten mengenai fashion
terkini dan online shop).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Metode pengambilan data sebaiknya tidak hanya melalui penyebaran
secara online namun juga dapat secara manual (menggunakan kertas
dan pensil), sehingga subjek yang tidak mengerti cara pengisian skala
secara online dapat berkontribusi di dalam penelitian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian lain seperti
eksperimen untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam mengenai
intensitas penggunaan media sosial Instagram individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Achenreiner, G. B. (1997). Materialistic values and susceptibility to influence inchildren. Dalam Merrie Brucks and Deborah J. MacInnis (Ed.), Advances inconsumer research (Vol. 24, hh. 82-88). Provo, UT: Association forConsumer Research.
Aditya, R. (2015). Pengaruh media sosial instagram terhadap minat fotografi padakomunitas fotografi Pekanbaru. Jom FISIP, 2(2).
Agustina. (2016). Analisis penggunaan media sosial instagram terhadap sikapkonsumerisme remaja di SMA Negeri 3 Samarinda. E-journal IlmuKomunikasi, 4(3), 410-420.
Ahluwalia, A. K., & Sanan, P. (2015). Materialism among adolescents: Aconsumer socialization perspective. International Journal of Commerce andManagement, 9, 88-96.
Alam, S. S., Hasyim, N. M. H. N., Ahmad, M., Wel, C. A.C., Nor, S. M., &Omar, N. A. (2014). Negative and positive impact of internet addiction onyoung adults: Empirical study in Malaysia. Intangible Capital, 10(3), 619-638.
Amedie, J. (2015). The impact of social media on society. Advanced Writing: PopCulture Intersections, 2.
American Psychological Association (APA). (2002). Developing adolescents.Diambil dari https://www.apa.org/pi/families/resources/develop.pdf.
Andarwati, S. R., & Sankarto, B. S. (2005). Pemenuhan kepuasan penggunainternet oleh pengguna badan litban pertanian di Bogor. JurnalPerpustakaan Pertanian, 14(1).
Atmoko, D. B. (2012). Instagram handbook tips fotografi ponsel. Jakarta: MediaKita.
Azwar, S. (2003). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi (Ed. 1). Yogyakarta: PustakaPelajar.
Azwar, S. (2016). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Baruah, T. D. (2012). Effectiveness of social media as a tool of communicationand its potential for technology enabled connections: A micro-level study.International Journal of Scientific and Research Publication, 2(5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Burroughs, J. E., & Rindfleisch, A. (2002). Materialism and well-being: Aconflicting values perspective. Journal of Consumer Research, 29(3), 348-370.
Belk, R. W. (1983). Wordly possessions: Issues and criticisms, Dalam Advancesin Consumer Research, Vol. 10, ed. Richard P. Bagozzi and Alice M.Tyhout, Ann Arbor, MI: Association for Consumer Research, 514-519.
Belk, R. W. (1984). Three scales to measure constructs related to materialism:Reliability, validity, and relationships to measures of happiness, DalamAdvances in Consumer Research, 11, ed. Thomas Kinnear, Provo, UT:Association for Consumer Research, 291-297.
Bohang, F. K. (2018, Juni 21). Juni 2018 pengguna aktif ig tembus 1 miliar.Diambil dari https://tekno.kompas.com/read/2018/06/21/10280037/juni-2018-pengguna-aktif-instagram-tembus-1-miliar.
Blackburn, S. (2013). Kamus filsafat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brislin, R. W. (1970). Back-translation for cross-cultural research. Journal ofCross-Cultural Psycology, 1(3), 185-216.
Browne, B. A., & Kaldenberg, D. O. (1997). Conceptualizing self-monitoring:Links to materialism and product involvement. Journal of ConsumerMarketing, 14(1), 31-44.
Curtis, A. C. (2015). Defining adolescence. Journal of Adolescent and FamilyHealth, 7(2).
Chaplin, , L. N., & John, D. R. (2007). Growing up in a material world: Agedifferences in materialism in children and adolescents. Journal of ConsumerResearch, 34(4), 480-493.
Chaplin, L. N., & John, D. R. (2010). Interpersonal influences on adolescentmaterialism: A new look at the role of parents and peers. Journal ofConsumer Psychology, 20, 176-184.
Creswell, W. J. (2013). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, danmixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dash, A. (2018, Agustus 9). Effect of materialism as a root cause of crime.Diambil dari https://newsday.co.tt/2018/08/09/effect-of-materialism-as-a-root-cause-of-crime/.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dittmar, H. (1992). Perceived material wealth and first impressions. BritishJournal of Social Psychology, 31, 379-391.
Dittmar, H., & Kapur, P. (2011). Consumerism and well-being in India and theUK: Identity projection and emotion regulation as underlying psychologicalprocesses. Psychology Study, 26(1), 71-85.
Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Kamus besar bahasa Indonesia (4th
ed.). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dewing, M. (2012). Social media: An introduction. Canada: Library ofParliament.
Fearon, J. D. (1999). What is identity (as we now use the word). California:Stanford University Press.
Fournier, S., & Richins, M. L. (1991). Some theoretical and popular nationsconcerning materialism. Journal of Social Behavior and Personality, 6, 403-414.
Guru (2018). Materialism: The root cause of crime. Diambil darihttps://www.scienceofidentityfoundation.net/articles-by-jagadguru/materialism-the-root-cause-of-crime.
Goldberg, M. E., Gorn, G. J., Peracchio, L., & Bamosy, G. (2003).Understanding materialism among youth. Journal of Consumer Psychology,13(3), 278-288.
Hartney, E. (2018, Maret 24). Materialism and shopping addictions. Diambil darihttps://www.verywellmind.com/what-is-materialism-22209.
Hasan, A. M. (2018, Agustus 25). Richard muljadi, richkidsofinstagram, dankonsumsi gila gilaan itu. Diambil dari https://tirto.id/richard-muljadi-richkidsofinstagram-amp-konsumsi-gila-gilaan-itu-cUPu.
Ho, H., Shin, W., & Lwin, M. O. (2017). Social networking site use andmaterialistic values among youth: The safeguarding role of the parent-childrelationship and self-regulation. Communication Research, 1-26.
Instagram, Inc. (2018, April 19). Layanan instagram. Diambil darihttps://help.instagram.com/581066165581870.
Jeko, I. R. (2017, Juni 20). Begini cara remaja kaya di instagram buang-buanguang. Diambil dari https://www.liputan6.com/tekno/read/2997449/begini-cara-remaja-kaya-di-instagram-buang-buang-uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
John, D. R. (1999). Consumer socialization of children: A retrospective look attwenty-five years of research. Journal of Consumer Research, 26(3), 183–213.
Kaplan, A., & Haenlein, M. (2014). Collaborative projects (social mediaapplication): About wikipedia, the free encyclopedia. Business Horizons, 57,617-626.
Kartono, K., & Gulo, D. (2000). Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Kasser, T., Ryan, R., M., Couchman, C., E., & Sheldon, K., M. (2004).Materialistic value: Their causes and consequences. Dalam T. Kasser & A.D. Kanner (Eds.), Psychology and consumer culture: The struggle for agood life in a materaialistic world (hh. 11-28). Washington, DC: AmericanPsychological Association.
Kasser, T. (2016). Materialistic values and goals. Annual Review of psychology,67, 489-514.
Kilbourne, W., & Pickett, G. (2008). How materialism affects environmentalbeliefs, concern, and environmentally responsible behavior. Journal ofBusiness Research, 61(9), 885-893.
We Are Social. (2016, Januari 26). Digital in 2016. Diambil darihttps://www.slideshare.net/wearesocialsg/digital-in-2016/218.
We Are Social. (2018, Januari 29). Digital in 2018 in southeast asia. Diambil darihttps://www.slideshare.net/wearesocial/digital-in-2018-in-southeast-asia-part-2-southeast-86866464.
Manampiring, R. A. (2015). Peranan media sosial instagram dalam interaksi sosialantar siswa SMA Negeri 1 Manado. E-journal “Acta Diurna”, 4(4).
Mar’at Prof. Dr. (1981). Sikap manusia perubahan serta pengukurannya. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Masood, A., Musarrat, R., & Mazahir, S. (2016). Increased materialistic trendsamong youth. Journal of Educational, Health, and Community Psychology,5(3), 56-77.
Mayfield, A. (2008). What is social media? e-book from iCrossing.
Mueller, D. & Wornhoff, S. (1990). Distinguishing personal and social values.Educational & Psychological Measurement, 50(3), 691-700.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Moschis, G. P., & Churchill, G. A. (1978). Consumer socialization: A theoreticaland empirical analysis. Journal of Marketing Research, 15, 599-609.
Nasution, S. (2014). Perkembangan remaja (suatu tinjauan psikologis). JurnalDarul’Ilmi, 2(1).
Nazir. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurhayati, T. (2015). Perkembangan perilaku psikososial pada masa pubertas.Jurnal Pendidikan Sosial Ekonomi, 4(1).
Nurjan, S., Tjahjono, H. K., & Yamin, M. N. (2016). Trends in the adolescentdelinquency behavior at the Institute of Islamic Education PonorogoDistrict. Journal of Government and Politics.
Osterrieder, A. (2013). The value and use of social media as communication toolin the plant sciences. Plant Methods, 9(26).
Oxford Dictionaries online. https://en.oxforddictionaries.com/definition/us/back-translation diakses pada 10 Desember 2017, pukul 17.15 WIB.
Papalia D. E., & Feldman, R. D. (2014). Experience human development(menyelami perkembangan manusia edisi 12 buku 2). (Penerj. Fitriana WuriHerarti). Jakarta: Salemba Humanika.
Putri, R. A., Erlyani, N., & Mayangsari, M. D. (2016). Hubungan antaraaktualisasi diri dengan intensitas penggunaan media sosial path pada remajadi SMA Negeri 2 Banjarbaru. Jurnal Ecopsy: Jurnal Ilmu Psikologi, 3(1).
Putri, Wilga S. R., Nurwati, R. N., & Budiarti, M. (2016). Pengaruh media sosialterhadap perilaku remaja. Jurnal Prosiding KS: Riset & PKM, 3(1), 47-51.
Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitiandengan spss dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava Media.
Richins, Marsha L., & Dawson, Scott (1992). A consumer values orientation formaterialism and its measurement: Scale development and validation.Journal of Consumer Research, 19, 303-316.
Richins, Marsha L. (1999). Possessions, materialism, and other-directedness in theexpression of self. Dalam Holbrook, M. B (ed.), Consumer value aframework for analysis and research (hh. 85-104). London, NY: Routledge.
Richins, Marsha L. (2004). The Material Value Scale: Measurement propertiesand development of a short form. Journal of Consumer Research, 31(1),209-219.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Reber, Arthur S., & Reber, Emily S. (2010). Kamus psikologi (3rd ed.).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence (perkembangan remaja) (6th ed.). Jakarta:Erlangga.
Santrock, J. W. (2013). Life-span development (14th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi remaja. Jakarta: CV Rajawali.
Siregar, S. (2014). Statistika deskriptif untuk penelitian: Dilengkapi perhitunganmanual dan aplikasi spss versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixedmethods). Bandung: Alfabet.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas SanataDharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalampsikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sutton, C. (2013). Adolescent materialism, parental and peer materialism, parentaland peer support and adolescent well-being. MSc by Research thesis.University of Bedfordshire.
Schwartz, S. H. (2007). Cultural and individual value correlates of capitalism: Acomparative analysis. Psychological Inquiry, 18, 52-57.
Sheskin, D. J. (2000). Handbook of parametric and nonparametric statisticalprocedure ( 2nd Ed.). United State of Amerika: CRC Press LLC.
Tubbs, S., & Moss, S. (1983). Human communication fourth edition. UnitedStates: Random House, Inc.
Umar, H. (2007). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Utari, M. (2017). Pengaruh media sosial instagram akun @Princessyahriniterhadap gaya hidup hedonis para followersnya. Jom FISIP, 4(2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Valkenburg, P. M., Peter J., & Walther, J. B. (2016). Media effects: Theory andresearch. The Annual Review of Psychology, 315-338.
Ward, S., & Wackman, D. (1971). Family and media influences on adolescentconsumer learning. American Behavioral Scientist, 14 (3), 415-427.
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Woodruff, A. D. (1952). The roles of value in human behavior. The Journal ofSocial Psychology, 36, 97-107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN ASkala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SKALA PENELITIAN
(online)
Perkenalkan saya I Gusti Bagus Gantih Sukmaraga, mahasiswa Fakultas PsikologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saya ingin meminta bantuan teman-teman untuk mengisi skala penelitian yangsaya buat, untuk keperluan penyusunan skripsi saya.
Silahkan untuk mengisi identitas yang sebenarnya. Kerahasiaan identitas danjawaban teman-teman akan dijamin sesuai kode etik Psikologi. Adapun kriteriayang dibutuhkan adalah:
1. Laki- laki atau perempuan
2. berusia 14 - 24 tahun.
3. memiliki akun Instagram.
Atas bantuan dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sayaucapkan terimakasih.
BAGIAN IDENTITAS
1. Jenis Kelamin
o Perempuan
o Laki-laki
2. Usia
o 14 tahun
o 15 tahun
o 16 tahun
o 17 tahun
o 18 tahun
o 19 tahun
o 20 tahun
o 21 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
o 22 tahun
o 23 tahun
o 24 tahun
Skala Bagian 1
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai pengunaan saudara/i terhadap
Instagram saudara/i.
Silahkan saudara/i membaca dengan seksama dan jawablah masing-masing
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman yang
saudara/i alami.
Tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memengaruhi nilai atau apapun yang berkaitan dengan diri saudara/i. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
1. Berapa kali anda membuka dan menggunakan Instagram dalam sehari ?
o lebih dari 20 kali
o 14 - 20 kali
o 8 - < 14 kali
o 3 - < 8 kali
o kurang dari 3 kali
2. Jika dijumlahkan, berapa kali dalam seminggu anda membuka dan
menggunakan Instagram ?
o lebih dari 140 kali
o 98 - 140 kali
o 56 - < 98 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
o 21 - < 56 kali
o kurang dari 21 kali
3. Apabila dijumlahkan, berapa lama waktu yang anda habiskan saat membuka
dan menggunakan Instagram dalam satu hari ?
o diatas 3 jam 38 menit
o 2 jam 36 menit - 3 jam 38 menit
o 1 jam 35 menit - < 2 jam 36 menit
o 34 menit - < 1 jam 35 menit
o kurang dari 34 menit
4. Jika diakumulasikan, berapa lama waktu yang anda habiskan dalam seminggu
untuk membuka dan menggunakan Instagram ?
o diatas 25 jam 26 menit
o 18 jam 20 menit - 25 jam 26 menit
o 11 jam - 5 menit - < 18 jam 20 menit
o 3 jam 58 menit - < 11 jam 5 menit
o kurang dari 3 jam 58 menit
Skala Bagian 2
Petunjuk Pengerjaan
Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi
saudara/i. Silahkan saudara/i membaca dengan seksama dan tanggapi masing-
masing pernyataan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi
saudara/i.
Terdapat 5 pilihan jawaban dalam setiap pernyataan, yaitu:
SS : Jika saudara/i merasa SANGAT SETUJU terhadap pernyataan yang
diberikan
S : Jika saudara/i merasa SETUJU terhadap pernyataan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
N : Jika saudara/i merasa NETRAL terhadap pernyataan yang diberikan
TS : Jika saudara/i merasa TIDAK SETUJU terhadap pernyataan yang
diberikan
STS : Jika saudara/i merasa SANGAT TIDAK SETUJU terhadap pernyataan
yang diberikan
Tidak ada jawaban yang salah maupun benar. Hasil dari skala ini tidak akan
memengaruhi nilai atau apapun yang berkaitan dengan diri saudara/i. Kerahasiaan
data akan dijamin dan hanya dapat diakses oleh peneliti.
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya akan lebih bahagia jika saya
mampu membeli lebih banyak
barang.
2. Saya suka banyak kemewahan
dalam hidup saya.
3. Saya tidak menganggap jumlah
harta yang dimiliki seseorang
sebagai tanda kesuksesan.
4. Membeli barang-barang memberi
saya banyak kesenangan.
5. Barang-barang yang saya miliki
menunjukkan seberapa baik
kehidupan saya.
6. Saya memiliki semua hal yang
saya butuhkan untuk menikmati
hidup.
7. Saya kurang mementingkan hal-
hal yang bersifat materi daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kebanyakan orang yang saya tahu.
8. Hidup saya akan lebih baik jika
saya memiliki barang-barang
tertentu yang tidak saya miliki
saat ini.
9. Saya mengagumi orang-orang
yang memiliki rumah, mobil, dan
pakaian yang mahal.
10. Barang-barang yang saya miliki
tidak seluruhnya penting bagi
saya.
11. Terkadang saya sedikit terganggu
ketika saya tidak mampu membeli
semua barang yang saya suka.
12. Beberapa pencapaian terpenting
dalam hidup saya adalah memiliki
harta benda.
13. Saya suka memiliki barang-
barang yang membuat orang
terkesan.
14. Saya tidak akan menjadi lebih
bahagia jika saya memiliki
barang-barang yang lebih baik.
15. Saya mencoba membuat hidup
saya sederhana, sejauh
mempertimbangkan barang-
barang yang saya miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN B
Hasil Uji Reliabilitas Skala
Intensitas Penggunaan Media
Sosial Instagram dan Seleksi Item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram
dan Seleksi Item
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.885 4
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
item1 9.25 11.587 .754 .851
item2 9.23 11.801 .693 .872
item3 9.39 10.528 .746 .854
item4 9.30 10.339 .810 .827
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN CHasil Uji Reliabilitas Setelah
Seleksi Item Skala Intensitas
Penggunaan Media Sosial
Instagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Item Skala Intensitas Penggunaan
Media Sosial Instagram
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.885 4
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
item1 9.25 11.587 .754 .851
item2 9.23 11.801 .693 .872
item3 9.39 10.528 .746 .854
item4 9.30 10.339 .810 .827
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN DHasil Uji Reliabilitas Skala
Materialisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasil Uji Reliabilitas Skala MaterialismeCase Processing Summary
N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables inthe procedure.