-
PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU DARI
BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Igan EvangLista Tarigan
129114171
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITUNJAU DARI
BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Igan EvangLista Tarigan
129114171
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal:
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 : Dr. Titik Kristiyani, M.Psi.
Penguji 2 : M.L. Anantasari, M.Si.
Penguji 3 : Diana Permata Sari, M.Sc.
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN MOTTO
Dibalik badai kehidupan, Tuhan tidak biarkan kita
sendiri.
Bukan hasil yang dilihat melainkan motivasi kita
memberi yang terbaik.
Bersukacitalah dalampengharapan, Sabarlah dalam
kesukaran, dan bertekunlah dalam Doa – Roma 12: 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang
telah disebutkan
dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 November 2017
Penulis,
Igan EvangLista Tarigan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU DARI
BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
Igan EvangLista Tarigan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan
perkawinan
ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan. Penelitian ini
melibatkan 74 subjek yang
terdiri dari 37 responden berpacaran dan 37 responden
dijodohkan. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kepuasan
perkawinan antara
kelompok berpacaran dan kelompok yang dijodohkan. Instrumen
penelitian ini
menggunakan skala kepuasan perkawinan yang terdiri dari 28 item
dengan
reliabilitas Alpha Cronbach (α)sebesar 0,836. Metode statistik
yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah uji
Mann-Whitney U. Hasil analisis
menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,592 (p < 0,05).
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak yaitu
tidak terdapat
perbedaan kepuasan perkawinan yang signifikan antara kelompok
berpacaran dan
kelompok dijodohkan.
Kata kunci: kepuasan perkawinan, berpacaran, dijodohkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
DIFFERENCES IN MARITAL SATISFACTION IN TERMS OF
DATING AND ARRANGED
Igan EvangLista Tarigan
ABSTRACT
This study aims to determine differences in marital satisfaction
in terms of
dating and arranged. This study involved 74 subjects that
consisted 37
respondents who are dating and 37 respondents who are arranged.
The
hypothesis in this study wasa difference in marital satisfaction
between the dating
group and the arranged group. The instrument that wasused in
this study is
marital satisfaction scale that consisted of 28 items with Alpha
Cronbach (α) reliability equal to 0.836. The statistic method that
was used to analyzed this
study data is Mann-Whitney U test. The analysis results showed
the significance
(р) of 0.592 (р
-
viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma:
Nama : Igan EvangLista Tarigan
NIM : 129114171
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang
berjudul:
“Perbedaan Kepuasan Perkawinan ditinjau dari Berpacaran dan
Dijodohkan”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian
saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak
untuk
menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus
meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 November 2017
Yang menyatakan,
Igan EvangLista Tarigan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang
selalu
menyertai, membimbing, memberikan hikmat, petunjuk, dan
pengetahuan dalam
penyelesaian tugas akhir ini. Karya ini jauh dari kata sempurna
tetapi karya ini
dapat penulis selesaikan berkat doa dan semangat dari berbagai
pihak. Dengan
penuh syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto M.Si.selaku Kepala Program
Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi.
Terimakasih untuk ibu Titik yang selalu meluangkan waktunya
untuk
membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, dan memberi
semangat kepada saya ketika menghadapi kesulitan .
4. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi M.Si. selaku Dosen
Pembimbing
Akademik.
5. Mas Muji, Mas Gandung, teman-teman student staff, dan
teman-teman
petugas lab atas segala bantuannya
6. Kedua orangtuaku yang tidak pernah lupa mendokan
anak-anaknya
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Terimakasih sudah
berperan
besar dalam hidupku, tidak lupa untuk selalu memberikan semangat
dan
motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
7. Kedua adikku Reza Agrifa Tarigan dan Keyna Gianina Triartha
Tarigan.
Teman berantamku sepanjang hari, jangan sering-sering ngelawan
sama
kakaknya yaa. Semoga kita bertiga akan dipersatukan di rumah dan
bisa
menikmati kehidupan bersama-sama lagi.
8. Keluarga Tarigan dan Keluarga Sebayang. Terimakasih atas
penguatan
yang selalu diberikan dan doa-doa yang selalu dipanjakan agar
skripsi
yang dikerjakan lancar.
9. Sahabat-sahabat cabe-cabean: Putri, Olip, Anggie, Nona, Dira,
Mitha,
Seprina, Gung Is, Bincik, dan Itha. Terimakasih sudah menjadi
partner
berjuang dari awal perkuliahan sampai sekarang. Terimakasi
atas
perhatiannya, dukungan, canda tawanya yang tidak bisa
dilupakan.
Kalian sahabat terbaikku dan rumah keduaku di Jogja.
10. Sahabat mitosku: Ajeng, Elga, Gue, Karin, Novia, Risca, Moka
dan GM.
Terimakasih atas kegilaannya setiap kali ngumpul, walaupun
ngumpulnya salalu berujung mitos.
11. Sahabat SMA ku: Silvia, Puspita, Hotma, Claura dan Desbo.
Terimakasi
karena sudah selalu meluangkan waktunya untuk selalu betemu
dan
berkumpul ketika sama pulang ke Medan.
12. Sahabat payungku: Indri, Dira, Ken, Monic, Anggie, Devita
dan Ivi.
Terima kasih atas kerja sama kita, tetap semangat!
13. Teman-teman dosbing Bu Titik: Kak Lia, Kak Tina, Desi,
Clara, Rio
Jeje, Nona, Rere, Ken, Anggie, Ivi, Indri, Monic, Dira, Devita,
Olip,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
Rizky dan Bella yang menguatkan satu sama lain. Terimakasi
atas
semua bantuan yang sudah di berikan saat mengerjakan
skripsi.
14. FS, teman berantem di sepanjang hari, teman selalu ada
ketika saya
sedih dan membutuhkan sesuatu. Terimakasih sudah menjadi
partner
terbaikku.
15. Teman-temanku seluruh angkatan 2012 atas bantuan, dukungan,
dan
doanya. Selalu semangat dan optimis teman-teman.
16. Subjek-subjek yang telah berpartisipasi dalam penelitianku
ini.
17. Semua pihak yang turut memberikan doa, dukungan, dan bantuan
tapi
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih.
Penulis memiliki harapan agar karya ini tidak hanya bermanfaat
bagi penulis saja
tetapi juga berguna bagi seluruh pembaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
................................................................................................
i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN
................................................................................
iii
HALAMAN MOTTO
............................................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
.................................................................
v
ABSTRAK
.............................................................................................................
vi
ABSTRACT
..........................................................................................................
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
............................ viii
KATA PENGANTAR
...........................................................................................
ix
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
................................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
.......................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN
......................................................................................
1
A. Latar Belakang
..............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.........................................................................................
8
C. Tujuan Penelitian
...........................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian
.........................................................................................
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
1. Manfaat Teoritis
.......................................................................................
8
2. Manfaat Praktis
.........................................................................................
8
BAB II. LANDASAN TEORI
................................................................................
9
A. PERKAWINAN
.............................................................................................
9
1. Definisi Perkawinan
.................................................................................
9
2. Definisi Kepuasan
Perkawinan...............................................................
10
3. Aspek Kepuasan Perkawinan
.................................................................
11
4. Area Kepuasan Perkawinan
....................................................................
12
5. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan
................................. 14
B. STATUS SEBELUM MENIKAH
.............................................................
17
1. Berpacaran
..............................................................................................
17
2. Perjodohan
..............................................................................................
19
C. DINAMIKA PERBADAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU
DARI BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
................................................. 19
D. BAGAN PERBEDAAN PERKAWINAN DITINJAU DARI
BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
........................................................... 23
E. HIPOTESIS
................................................................................................
24
BAB III. METODE
PENELITIAN.......................................................................
25
A. JENIS PENELITIAN
...................................................................................
25
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
............................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
C. DEFINISI OPRASIONAL
.........................................................................
25
1. Kepuasan Perkawinan
............................................................................
25
2. Berpacaran dan Dijodohkan
...................................................................
26
D. RESPONDEN PENELITIAN
....................................................................
27
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
.................................. 27
1. Penyusunan blue-printskala kepuasan perkawinan
................................ 28
2. FGD (focus group discussion)
................................................................
29
3. Penulisan Item
........................................................................................
31
4. Review dan revisi item
...........................................................................
31
5 Penghitungan validitas isi
.......................................................................
31
6. Uji coba skala kepuasan perkawinan
...................................................... 33
F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN ...........
35
G. METODE ANALISIS DATA
....................................................................
35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
..................................... 38
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
...............................................................
38
B. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN
................................................ 38
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
............................................................ 41
D. ANALISIS DATA PENELITIAN
.............................................................
42
E. ANALISIS DATA PENELITIAN TAMBAHAN
...................................... 44
F. PEMBAHASAN
........................................................................................
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
...............................................................
53
A. KESIMPULAN
...........................................................................................
53
B. KETERBATASAN PENELITIAN
.............................................................
53
C. SARAN
.......................................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................
55
LAMPIRAN
..........................................................................................................
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala Kepuasan
Perkawinan............................................. 29
Tabel 2. Pemberian Skor Berdasarkan Pilihan Jawaban
.................................. 33
Tabel 3. Distibusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji
Coba ........ 35
Tabel 4. Blue Print Skala Kepuasan PerkawinanSetelah Uji Coba
................. 36
Tabel 5. Deskripsi Jenis Kelamin dan Usia Responden
.................................. 40
Tabel 6. Deskripsi Alamat Responden
.............................................................
40
Tabel 7. Deskripsi Pekerjaan dan Rata-Rata Penghasilan/Bulan
..................... 41
Tabel 8. Deskripsi Usia Perkawinan Responden.
............................................ 41
Tabel 9. Data Kepuasan Perkawinan Responden Penelitian
............................ 42
Tabel 10. Uji Normalitas
..................................................................................
43
Tabel 11. Uji Homogenitas.
.............................................................................
44
Tabel 12. Uji Hipotesis
....................................................................................
44
Tabel 13. Uji Beda Mean Tiap Area Kepuasan Perkawinan.
.......................... 45
Tabel 14. Uji Beda Jenis Kelamin Kelompok Dijodohkan.
............................. 46
Tabel 15. Uji Beda Rata-Rata Penghasilan/Bulan Kelompok
Dijodohkan...... 46
Tabel 16. Uji Beda Usia Perkawinan Kelompok Dijodohkan.
........................ 47
Tabel 17. Uji Beda Jenis Kelamin Kelompok Berpacaran.
............................. 47
Tabel 18. Uji Beda Rata-Rata Penghasilan/Bulan Kelompok
Berpacaran. ..... 48
Tabel 19. Uji Beda Usia Perkawinan Kelompok Berpacaran.
......................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Daftar Pertanyaan Kepuasan Perkawinan untuk FGD
............... 61
Lampiran 2 Form Penilaian Validitas Isi Skala Kepuasan
Perkawinan ................... 63
Lampiran 3 SkalaKepuasan Perkawinan ditinjau dari berpacaran dan
dijodohkan 74
Lampiran 4 Uji Reliabilitas dan Analisis Item Skala Kepuasan
Perkawinan .......... 83
Lampiran 5 Skala Kepuasan Perkawinan ditinjau dari berpacaran
dan dijodohkan 86
Lampiran 6 Uji Reliabilitas Skala Kepuasan Perkawinan
...................................... 93
Lampiran 7 Hasil Uji Deskriptif
..............................................................................
94
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas
.............................................................................
95
Lampiran 9 Hasil Uji Homogenitas
........................................................................
96
Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis
...........................................................................
..97
Lampiran 11 Hasil Analisis Tambahan
....................................................................
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan
manusia. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, yang
membentuk ikatan perkawinan. Perkawinan biasanya dilakukan oleh
dua
orang lawan jenis dan biasanyaterjadipada usia dewasa muda.
Olson dan
DeFrain (2010) menyatakan bahwa usia menikah pada umumnya
adalah
27 tahun untuk pria dan 26 tahun pada wanita. Perkawinan
merupakan
suatu hubungan yang sakral dan suci serta memiliki banyak
keuntungan
dibandingkan dengan hidup sendiri, karena pasangan yang sudah
menikah
dapat menjalani hidup sehat, dapat hidup lebih lama, memiliki
hubungan
seksual yang memuaskan, memiliki banyak aset dalam ekonomi,
dan
umumnya memiliki teman untuk membesarkan anak bersama-sama
(Olson
& DeFrain, 2010).
Burgess dan Locke (1960) mencetuskan kriteria dalam mengukur
keberhasilan perkawinan. Kriteria itu antara lain, awetnya
suatu
perkawinan, kebahagiaan suami dan isteri, kepuasan
perkawinan,
penyesuaian perkawinan, dan kesatuan pasangan. Ardhianita
dan
Andayani (2005) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan menjadi
salah
satu faktor penting dalam keberhasilan suatu perkawinan karena
jika tidak
ada kepuasan perkawinan dalam suatu keluarga maka besar
kemungkinan
keluarga tersebut bisa mengalami kegagalan atau bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan
Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan angka
perceraian di Indonesia lima tahun terakhir terus meningkat.
Kasus
perceraian dalam lima tahun terakhir 2010-2014 meningkat 52
persen.
Sebanyak 70 persen perceraian diajukan oleh istri. Hal itu
terutama karena
ketidaksiapan menikah yang ditandai dengan rumah tangga
tidak
harmonis, tidak ada tanggung jawab, persoalan ekonomi, dan
kehadiran
pihak ketiga. Dirilis dari kompas.com angka perceraian pada
2010-2014,
dari sekitar 2.000.000 pasangan menikah, 15 % diantaranya
bercerai.
Angka perceraian yang diputus pengadilan tinggi agama seluruh
Indonesia
tahun 2014 mencapai 382.231, naik sekitar 100.000 kasus
dibandingkan
dengan pada 2010 sebanyak 251.208 kasus.
Duvall dan Miller (1985) menyatakan bahwa puncak dari
kepuasan
perkawinan akan terjadi pada masa-masa awal dalam perkawinan
tersebut.
Setiap pasangan dituntut untuk mampu memahami perbedaan
masing-
masing dimasa-masa awal perkawinan (Hurlock, 1999). Kepuasan
perkawinan akan tercapai jika pasangan mampu memberikan
kebebasan
dari hubungan yang mereka ciptakan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan
dan harapan yang mereka bawa sebelum perkawinan terlaksana
(Sadarjoen, 2005). Matlin (2008) mengungkapkan bahwa perkawinan
yang
memuaskan adalah perkawinan yang stabil, langgeng, bahagia,
saling
memahami dan menghargai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Setiap pasangan yang sudah menikah akan menginginkan
kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan rumah tangganya.
Namun
kenyataanya untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan
bersama
pasangan tidaklah mudah. Menurut Lemme (1995) kepuasan
perkawinan
merupakan penilaian terhadap kehidupan perkawinan yang
dijalani
pasangan suami dan istri yang dapat berubah sepanjang
perjalanan
perkawinan yang dijalani.
Kepuasan perkawinan terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif
dan
aspek efektif(Bradburry, Fincham &Beach, 2000). Olson dan
Olson
(2000) menjabarkan tujuh area perkawinan yang memuaskan
diantaranya
yaitu, kepribadian, komunikasi, resolusi konflik, pengaturan
keuangan,
aktivitas waktu luang, pola pengasuhan dan hubungan seksual.
Diantara
tujuh area tersebut yang paling membentuk status pra nikah
adalah area
kepribadian, dimana seseorang yang serius kejenjang perkawinan
mereka
terlebih dahulu harus mengenal sosok pasangan yang nanti
menjadi
pendamping hidupnya. Berpacaran sebelum menikah merupakan
hal
penting dalam kepuasan perkawinan.
Kepuasan perkawinan akan berkaitan dengan masa pacaran.
Pacaran
bertujuan untuk proses pematangan pada pasangan dalam hidup
berkeluarga (Adi, 2000dalam Ardhianita & Andayani, 2005).
Proses
tersebut membuat individu akan lebih mengenal karakter
masing‐masing sehingga dengan adanya masa tersebut akan memudahkan
individu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
melakukan penyesuaian‐penyesuaian sebelum memasuki jenjang
perkawinan yang sesungguhnya.
Burgess dan Cotrell (dalam Ardhianita & Andayani, 2005)
mengemukakan bahwa kebahagiaan dalam perkawinan lebih banyak
terjadi pada pasangan yang mempunyai masa perkenalan lima tahun
atau
lebih dari lima tahun. Tidak banyak pasangan yang dapat
mencapai
kebahagiaan dalam kehidupan perkawinan dengan masa perkenalan
yang
singkat. Masa perkenalan yang panjang akan memberikan
penyesuaian
yang baik antar pasangan. Pasangan yang memiliki masa perkenalan
yang
lebih lama akan mengerti kebiasaan, perilaku, dan kepribadian
masing-
masing. Oleh karena itu, mereka tidak akan terkejut dengan
perbedaan
kepribadian dan kebiasaan pasangannya sehingga kebahagiaan
dan
kepuasan perkawinannya tidak akan terpengaruhi.
Terdapat dua jenis perkawinan, yaitu perkawinandijodohkan
atau
perkawinan yang tidak dijodohkan (Habibi, 2015). Pada saat
ini
perjodohan sudah tidak banyak dilakukan, namun perjodohan di
dalam
kehidupan masyarakat masih menjadi suatu fenomena yang perlu
diperhatikan.
Pacaran merupakanproses awal menuju kejenjang perkawinan
atau
salah satu sarana dalam memilih pasangan yang cocok untuk
dijadikan
pasangan hidup (Benokraitis, 1996). Selain itu, pacaran
merupakan proses
menjalin hubungan dan melakukan aktivitas untuk mengenal
karakter satu
sama lainnya (DeGenova, 2008). Kasim (dalam Ardhianita &
Andayani,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
2005) juga menjabarkan pentingnya masa perkenalan. Dalam
masa
perkenalan yang singkat individu belum mengenal secara baik
karakter
masing‐masing. Aitken dan Sobrero (dalam Ardhianita &
Andayani, 2005) berpendapat bahwa sebelum seorang individu
memutuskan untuk
menikahi calon pasangannya ia sebaiknya mengenali pola‐pola
kepribadian, watak, minat‐minat, nilai‐nilai, dan jalan hidup calon
pasangannya.
Di Indonesia, pacaran umumnya merupakan salah satu cara yang
dilakukan masyarakat dalam memilih pasangan hidup, tetapi ada
beberapa
budaya yang masih memegang teguh adat mengenai perkawinan
tanpa
melalui proses pacaran melainkan dengan cara dijodohkan.
Perkawinan
tanpa melalui proses pacaran biasanya dilakukan karena alasan
latar
belakang budaya. Selain latar belakang budaya perkawinan
dalam
perjodohan merupakan suatu perkawinan yang diatur oleh kerabat
atau
keluarga. Salah satu budaya yang masih memegang tradisi
perkawinan
melalui dijodohkan yaitu Budaya Batak (Nasution, 2005).
Tradisi
perjodohan masih juga dilakukan oleh masyarakat Batak Karo
yang
disebut Perjodohan Antar Impal. Tujuan perjodohan antar impal
yang
dilakukan oleh masyarakat Batak Karo adalah untuk menjaga
hubungan
dekat, menjaga komunikasi antara kelurga besar agar tidak putus,
dan hal
yang paling penting adalah untuk meneruskan marga di dalam
keluarga.
Masyarakat Batak Karo adalah masyarakat yang pada umumnya
masih memegang teguh nilai dan norma-norma serta adat budaya
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
berasal dari nenek moyang dahulu. Masyarakat Batak Karo juga
masih
memiliki rasa kekerabatan yang mempengaruhi hubungan
kekeluargaan
yaitu kelahiran dan perkawinan. Dalam hal perkawinan, masyarakat
Batak
Karo memiliki sifat yang setia terhadap keluarganya (Tiar,2012).
Bangun
(1986) mengatakan bahwa salah satu sifat suku Batak adalah
sayang
keluarga dimana keluarga adalah merupakan prioritas paling utama
untuk
mereka.
Beberapa budaya di Indonesia masih melakukan perkawinan
seperti
dijodohkan. Blood (dalam Allendorf & Ghimer, 2012)
mengatakan bahwa
perjodohan tidak selamanya mengalami kegagalan, namun tidak
juga
menutup kemungkinan bahwa perjodohan akan sangat memuaskan
untuk
beberapa orang yang telah dijodohkan. Perkawinan melalui
perjodohan
pada awalnya memiliki tingkat kualitas perkawinan yang rendah,
namun
akan meningkat seiring dengan lamanya waktu perkawinan.
Berbeda
dengan perkawinan atas pilihan sendiri, pasangan ini memiliki
kualitas
perkawinan tinggi pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu
akan
menjadi rendah. Hal tersebut menjadi pendukung bahwa
perkawinan
melalui proses perjodohan bukan sebagai penghalang pasangan
suami istri
dalam mendapatkan kualitas perkawinan yang baik serta dalam
mencapai
tujuan perkawinan itu sendiri.
Penelitian sebelumnya memiliki hasil yang bervariasi.
Penelitian
yang dilakukan oleh Ardhianita dan Andayani (2005)pada pasangan
yang
telah menikah paling sedikit selama 1 tahun dan maksimal 5
tahun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan kelompok yang menikah
tanpa
berpacaran lebih tinggi daripada kelompok yang menikah
dengan
berpacaran sebelumnya. Dalam penelitian ini kelompok subjek yang
tidak
berpacaran sebelum menikah memahami tentang agamanya dan selalu
taat
dalam beribadah sehingga memiliki religiusitas yang membuat
kepuasan
perkawinan subjek yang tidak berpacaran sebelum menikah lebih
tinggi
daripada subjek yang berpacaran sebelum menikah. Disisi lain
hasil
penelitian Myers, Madathil, dan Tingel (2005) menunjukkan bahwa
tidak
terdapat perbedaan kepuasan dan kesejahteraan perkawinan pada
pasangan
di India yang dijodohkan dengan pasangan di Amerika yang
tidak
dijodohkan. Penelitian ini juga sejalan dengan temuan
Sukmadiarti (2007)
yang tidak menemukan perbedaan yang berarti pada kepuasan
perkawinan
pasangan yang dijodohkan dan pasangan yang berpacaran
sebelum
menikah.
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk
mengetahui adakah perbedaan kepuasan perkawinan antara
kelompok
berpacaran dan kelompok dijodohkan pada masyarakat yang
berlatarbelakang budaya Batak Karo, dengan pertimbangan ini di
zaman
sekarang perkawinan dijodohkan sudah tidak banyak namun di
Medan
masih banyak terdapat perkawinan dijodohkan sehingga hal
tersebut
menarik untuk dijadikan kajian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah
dalam
penelitian ini adalah apakah ada perbedaan kepuasan perkawinan
ditinjau
dari berpacaran dan dijodohkan?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan
yang
telah dipaparkan sebelumnya dengan cara menguji perbedaan
kepuasan
perkawinan ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah pengetahuan dibidang psikologi keluarga dan
perkawinan
mengenai kepuasan perkawinan ditinjau dari berpacaran dan
dijodohkan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi subjek penelitian
Dapat dijadikan sebagai media dalam mengevaluasi
kehidupan perkawinan yang dijalani.
b. Bagi masyarakat
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai
kepuasan perkawinan dilihat dari berpacaran dan dijodohkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
BAB II
LANDASAN TEORI
D. PERKAWINAN
1. Definisi Perkawinan
Perkawinan adalah suatu ikatan janji setia antara suami dan
istri
yang didalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari kedua
belah
pihak. Janji setia yang terucap merupakan sesuatu yang tidak
mudah
diucapkan. Dalam pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974
tentang
Perkawinan, disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir
batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut Bachtiar (2004) definisi perkawinan adalah pintu
bagi
bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang
berlangsung
dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat
berbagai
hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing
pihak
untuk mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, harmonis,
serta
mendapat keturunan. Perkawinan itu merupakan ikatan yang kuat
yang
didasari oleh perasaan cinta yang sangat mendalam dari
masing-
masing pihak untuk hidup bergaul guna memelihara
kelangsungan
manusia di bumi.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perkawinanadalah suatu ikatan janji setia antara pasangan suami
istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
yang harus bertanggung jawab akan hak dan kewajiban agar
mendapatkan kehidupan yang harmonis. Perkawinan sifatnya
kekal
dan bertujuan menciptakan kebahagian individu yang terlibat
didalamnya.
2. Definisi Kepuasan Perkawinan
Duvall dan Miller (1985) mendefinisikan kepuasan perkawinan
sebagai terpenuhinya rasa aman secara emosional, dapat
membangun
komunikasi dan terbinanya kedekatan. Menurut Lemme (1995)
kepuasan perkawinan adalah evaluasi yang dilakukan oleh
pasangan
suami istri terkait dengan kehidupan perkawinan yang berubah
sepanjang berjalannya perkawinan itu sendiri. Fowers dan
Olson
(1993) mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai perasaan
bahagia,
puas, dan menyenangkan terhadap seluruh kehidupan
perkawinannya,
serta pada aspek-aspek khusus yang berhubungan dengan
pasangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
perkawinan adalah terpenuhinya rasa aman secara emosional,
komunikasi dan terbinanya kedekatan serta dapat membangun
perasaan bahagia, puas dan menyenangkan dalam kehidupan
perkawinannya. Selain itu, kepuasan perkawinan juga
merupakan
evaluasi yang dilakukan oleh pasangan terkait dengan
kehidupan
perkawinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
3. Aspek Kepuasan Perkawinan
Menurut Bradburry, Fincham dan Beach (2000) kepuasan
perkawinan
terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan afektif.
3.1 Aspek Kognitif
Aspek kognitif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada
sikap evaluatif atau keyakinan dalam mempersepsikan apakah
perilaku pasangan bermanfaat atau merugikan (Bradburry,
Fincham &Beach, 2000). Aspek kognitif tampak dari cara
individu
melakukan evaluasi atau memberikan penilaian (judgement)
terhadap kehidupan perkawinannya, seberapa positif atau
seberapa
baik perkawinan yang dijalaninya. Evaluasi tersebut
didasarkan
pada informasi-informasi yang diperoleh dari pengalaman.
3.2 Aspek Afektif
Aspek afektif dari kepuasan perkawinan didasarkan pada
penilaian terhadap perasaan positif yang dirasakan individu
terhadap pasangan dalam kehidupan perkawinannya. Aspek
afektif
dalam kepuasan perkawinan digunakan untuk mengamati afeksi
individu tentang perkawinan dari waktu ke waktu (Bradburry,
Fincham & Beach, 2000). Evaluasi tersebut didasarkan
pada
informasi yang diperoleh dari pengalaman kehidupan
perkawinannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
4. Area Kepuasan Perkawinan
Olson dan Olson (2000) menjabarkan tujuh area kepuasan
perkawinan
diantaranya:
4.1 Isu Kepribadian.
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda,
termasuk watak, kepribadian, dan cara berpikir. Hal ini berarti
bagi
pasangan yang menikah membawa perbedaan-perbedaan tersebut
dalam hubungan perkawinan. Pada area ini menjelaskan
mengenai
penilaian individu terhadap sifat-sifat pasangan dan perilaku
dalam
perkawinan.
4.2 Resolusi Konflik
Konflik merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak akan
merusak sebuah hubungan. Apabila pasangan melihat konflik
sebagai hal yang negatif dan menghindar untuk membicarakan
hal
tersebut, maka hubungan mereka akan mengalami kesengsaraan.
Konflik akan semakin besar apabila pasangan tidak memahami
bagaimana cara untuk mengatur dan menyelesaikan konflik.
Pada
areaini menjelaskan tentang persepsi kesadaran pasangan
terhadap
masalah dan strategi penyelesaian masalah pada hubungan.
Dalam
area ini berfokus padaketerbukaan pasangan untuk menyadari
dan
menyelesaikan masalah serta strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan perdebatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
4.3 Pengaturan keuangan.
Ekonomi merupakan sebuah alasan penting untuk perkawinan.
Banyak masalah terjadi ketika salah satu pasangan berfikir
pasangannya harus lebih berhati-hati dalam menggunakan uang.
Mengelola keuangan agar tetap stabil merupakan masalah bagi
sebagian besar pasangan yang telah menikah. Area ini
berfokus
pada sikap dan kekhawatiran mengenai masalah pengaturan
ekonomi.
4.4 Pola asuh dan anak.
Orangtua bertanggung jawab untuk perkembangan anak-anak
mulai dari harga diri, rasa tanggung jawab, nilai-nilai,
kesehatan
fisik, dan emosional serta kebutuhan sosial dan emosi anak.
Dalam area ini menjelaskan mengenai penilaian dan perasaan
tentang memiliki dan cara membesarkan anak.
4.5 Aktivitas waktu luang.
Menghabiskan waktu bersama pasangan merupakan aspek
penting untuk menunjang kedekatan satu sama lain. Terlebih
ketika sudah memiliki anak, karena sebagian banyak waktu
akan
habis untuk mengurus anak dan pekerjaan. Area ini mengkaji
mengenai preferensi untuk menghabiskan waktu luang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
4.6 Komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu hal penting yang mampu
mendefinisikan suatu hubungan. Pasangan yang tidak bahagia
sering mengeluh bahwa mereka tidak berkomunikasi, akan
tetapi
tidak mungkin jika dalam suatu hubungan tidak terjadi
komunikasi. Dalam area ini menjelaskan mengenai perasaan
individu terhadap kehadiran percakapan, kontak fisik,
senyuman,
dan keterbukaan komunikasi yang terjadi.
4.7 Hubungan seksual.
Sebagian pasangan tidak malu untuk mengekspresikan kasih
sayang mereka satu sama lain, namun beberapa pasangan merasa
enggan untuk mengekspresikan perasaannya terlebih dahulu,
begitu juga dalam mengekpresikan keinginan untuk melakukan
hubungan seksual. Pada area ini menjelaskan tentang perasaan
pasangan mengenai afeksi dan hubungan seksual.
5. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Perkawinan
Menurut Ayub (2010) terdapat delapan faktor yang memengaruhi
kepuasan perkawinan, yaitu:
5.1 Hubungan dengan mertua
Hubungan dengan mertua merupakan penekanan utama.
Dalam sebuah perkawinan, mertua memiliki bagian penting
dalam
keberhasilan perkawinan. Kualitas hubungan dengan mertua
dapat
memprediksi stabilitas, kepuasan dan komitmen pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
5.2 Perbedaan gender
Dalam hal perbedaan jenis kelamin, suami melaporkan lebih
puas dalam perkawinannya dibandingkan istri. Perempuan lebih
peduli pada kasih sayang dan kebersamaan dibandingkan pria.
Perempuan lebih realistis sementara pria lebih idealis atau
cenderung menyangkal tentang perkawinan, hal tersebut yang
menyumbang gender dalam kepuasan perkawinan.
5.3 Finansial
Status finansial yang tinggi dan stabil mendukung kepuasan
perkawinan pada pasangan suami istri.
5.4 Pendidikan pasangan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin bebas
ekspresi dan perilaku asertifnya. Pada faktor ini disebutkan
bahwa
ada hubungan positif antara kepuasan perkawinan dan tingkat
pendidikan pasangan, pasangan dengan gelar sarjana
dilaporkan
memiliki kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pasangan dengan gelar SMA.
5.5 Kehadiran Anak
Kehadiran anak-anak di kehidupan perkawinan cenderung
meningkatkan kepuasan perkawinan pasangan suami istri.
5.6 Kompromi
Untuk membuat perkawinan berhasil serta terdapat kepuasan
di dalam kehidupan perkawinan adalah dengan kompomi, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
membangun pemahaman di antara pasangan, membahas
keuangan, rekreasi dan orangtua serta hubungan dengan orang
lain
di dalam hidup pasangan. Semakin tinggi kesediaan kompromi
di
antara keduanya, maka semakin puas keduanya dengan kehidupan
perkawinan.
5.7 Pengertian dan Dukungan Pasangan
Dukungan dari pasangan berarti saling mengerti satu sama
lain
dalam berbagai hal, seperti kemampuan dan kesepakatan dalam
mengatasi perbedaan dan perubahan yang terjadi dan
nilai-nilai
dalam kehidupan. Dukungan dari pasangan tidak dapat
digantikan
dengan teman maupun orang terdekat. Individu yang tidak
memiliki pasangan yang suportif atau tidak mendapatkan
dukungan dari pasangan cenderung mengalami kebencian,
depresi
dan kecemasan. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dalam
hubungan dan perkawinan mereka, begitu juga sebaliknya.
5.8 Persepsi diri
Individu yang memandang kehidupan secara positif lebih
merasakan kepuasan di dalam kehidupan perkawinannya, begitu
juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat delapan faktor yang
memengaruhi kepuasan perkawinan yaitu hubungan dengan
mertua, perbedaan gender, pendidikan pasangan, kehadiran
anak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
kompromi, pengertian dan dukungan pasangan, persepsi diri,
dan
finansial.
E. STATUS SEBELUM MENIKAH
1. Berpacaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015) pacar adalah
teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan
berdasarkan
cinta kasih. Benokraitis (1996) mendefinisikan bahwa pacaran
adalah
proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang lainnya
dalam
kontekssosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan
sesuai
atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.
Papilia,
Olds dan Feldman (2009), mendefinisikan bahwa proses
membangun
dan membentuk suatu hubungan personal dengan lawan jenis
dapat
berlangsung dalam hubungan pacaran. Masa pacaran berguna
untuk
saling mengenal lebih dekat antara satu dengan yang lainnya
sebelum
bertunangan dan kemudian berlanjut ke perkawinan (Knys,
1986).
Menurut DeGenova (2008) pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian
aktivitas untuk mengenal satu sama lain, mempelajari,
bersosialisasi,
dan memilih pasangan dengan pilihan mutual. Proses pacaran
dilakukan sebagai dasar perkawinan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pacaran adalah hubungan yang di dasari oleh cinta kasih. Selain
itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
pacaran bertujuan untuk mengenal satu sama lain agar dapat
memilih
seseorang yang cocok untuk dijadikan pasangan hidup.
1.1 Komponen Pacaran
Menurut Karsner (dalam Wiyanti, 2014) ada empat
komponen penting dalam menjalin hubungan pacaran. Kehadiran
komponen-komponen tersebut dalam hubungan akan memengaruhi
kualitas dan kelanggengan hubungan pacaran yang dijalani.
Adapun komponen-komponen pacaran tersebut, antara lain:
1.1.1 Saling Percaya (Trust each other)
Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan
apakah suatu hubungan akan berlanjut atau akan dihentikan.
Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran kognitif
individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh pasangannya.
1.1.2 Komunikasi (Communicate your self)
Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu
hubungan yang baik (Johnson dalam Supratiknya, 1995).
1.1.3 Keintiman (Keep the romance alive)
Keintiman merupakan perasaan dalam suatu hubungan
yang dapay meningkatkan kedekatan, ketertarikan dan
keterikatan dalam hubungan cinta (Stenberg, 1986). Adanya
kedekatan secara emosional dan rasa kepemilikan terhadap
pasangan juga merupakan bagian dari keintiman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
1.1.4 Meningkatkan komitmen (Increase Commitment)
Menurut Stenberg (1986) komitmen adalah suatu
ketetapan seseorang untuk bertahan bersama hingga
hubungannya berakhir. Komitmen bertujuan untuk
mencurahkan perhatian, menjaga hubungan agar tetap langgeng
dan saling menghadapi kesulitan-kesulitan bersama.
2. Perjodohan
Perjodohan adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orang
tua,
atau kerabat dekat untuk sang pasangan dan biasanya dilakukan
pada
wanita (Zaidi dan Shuraydi, 2002).
Untuk melihat jelas pengertian perjodohan yang sudah
disinggung dalam latar belakang, berikut penjelasan perjodohan
yang
dimaksud oleh peneliti. Definisi perjodohan
(arrangedmarriages)
adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orang tua, atau kerabat
dekat
untuk sang pasangan, dan biasanya dilakukan pada wanita (Zaidi
&
Shuraydi, 2002).
F. DINAMIKA PERBEDAAN KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU
DARI BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
Manusia diciptakan Tuhan secara berpasang-pasangan dan
berakhir
pada sebuah perkawinan. Burgess dan Cotrell (dalam Ardhianita
&
Andayani, 2005) mengatakan bahwa dalam lingkup perkawinan
kebahagiaan antar pasangan banyak dialami ketika pasangan
tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
memiliki masa perkenalan dalam rentang waktu 5 tahun atau lebih
dan
hanya sedikit pasangan yang dapat mencapai kebahagiaan tersebut
dengan
masa perkenalan yang singkat. Ketika antar pasangan memiliki
masa
perkenalan dalam rentang waktu yang lebih lama, mereka dipercaya
dapat
melanjutkan kejenjang perkawinan karena mereka memiliki
penyesuaian
yang baik dengan pasangannya. Adanya penyesuaian diri tersebut
akan
membuat seseorang mengetahu kebiasaan dan kepribadian
pasangannya.
Perkawinan terdiri atas dua jenis yaitu perkawinan atas dasar
cinta
yang biasa disebut dengan berpacaran dan perkawinan yang diatur
oleh
kerabat atau orang tua yang biasa disebut dengan perjodohan.
Perjodohan
(arrangedmarriages) adalah suatu perkawinan yang diatur oleh
orang tua,
atau kerabat dekat untuk sang pasangan, dan biasanya dilakukan
pada
wanita (Zaidi & Shuraydi, 2002). Sebagian orang beranggapan
bahwa
perkawinan melalui perjodohan tidak akan bertahan lama, namun
tidak
juga menutup kemungkinan bahwa perjodohan akan sangat
memuaskan
untuk beberapa orang yang telah dijodohkan. Perkawinan
melalui
perjodohan pada awalnya memiliki tingkat kualitas perkawinan
yang
rendah, namun akan meningkat seiring dengan lamanya waktu
perkawinan. Berbeda dengan perkawinan atas pilihan sendiri,
pasangan ini
memiliki kualitas perkawinan tinggi yang pada perkawinannya,
namun
menjadi rendah seiring lamanya waktu perkawinan (Blood, 1967
dalam
Allendorf & Ghimer, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardhianita dan Andayani
(2005), menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan kelompok yang
menikah tanpa berpacaran lebih tinggi daripada kelompok yang
menikah
dengan berpacaran sebelumnya. Asumsi sebelumnya adalah bahwa
subjek
yang berpacaran sebelum menikah akan lebih puas
perkawinannya
ternyata tidak terbukti. Hal ini dapat saja disebabkan kelompok
subjek
tidak berpacaran sebelum menikah yang terlibat dalam penelitian
ini
mempunyai tingkat religiusitas yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok
subjek yang berpacaran.
Berbeda dengan pasangan yang berpacaran sebelum menikah yang
memiliki masa pendekatan sebelum ke jenjang perkawinan.
Zaman
sekarang, kebanyakan masyarakat memilih pasangan hidup melalui
proses
pacaran karena proses pacaran dapat mengenali karakter yang ada
didalam
diri pasangan. Ketika kedua pasangan sudah saling mengenal lebih
dalam
dan ingin menjalin kehidupan yang lebih serius serta keduanya
sudah
mampu untuk saling percaya maka mereka akan memutuskan untuk
menikah. Kepuasan perkawinan akan dipengaruhi oleh masa
perkenalan
yang dimaksud juga dengan masa pacaran. Pacaran merupakan
proses
pematangan pada pasangan untuk hidup berkeluarga (Adi,
2000dalam
Ardhianita & Andayani, 2005). Masa pacaran akan membuat
individu
mengenal karakter pasangannya sehingga adanya masa pacaran
tersebut
individu lebih dahulu melakukan adaptasi sebelum memasuki
jenjang
perkawinan yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Kepuasan perkawinan adalah sebuah istilah yang pas untuk
menggambarkan atau menjelaskan keberhasilan dan kebahagiaan di
dalam
kehidupan perkawinan. Menurut Lemme (1995) kepuasan
perkawinan
adalah penilaian terhadap kehidupan perkawinan yang dijalani
oleh
pasangan suami istri yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Terdapat
beberapa tolok ukur yang diungkapkan oleh ahli dalam menilai
keberhasilan di dalam kehidupan perkawinan, yaitu: langgengnya
suatu
perkawinan, kebahagiaan yang dirasakan oleh pasangan suami
istri,
kepuasan di dalam kehidupan perkawinan, penyesuaian seksual,
penyesuaian perkawinan dan kesatuan pasangan Burgess dan
Locke
(dalam Ardhianita &Andayani, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
D. BAGAN PERBEDAAN PERKAWINAN DITINJAU DARI
BERPACARAN DAN DIJODOHKAN
Hubungan Pra Perkawinan
Berpacaran
Memiliki masa perkenalan kurang lebih 5 tahun
Saling mengenal kepribadian masing-masing.
Saling mengetahui kebiasaan pasangan
Lebih dahulu melakukan penyesuaian sebelum memasuki
jenjang perkawinan.
Tidak Berpacaran (Perjodohan)
Tidak menjalin hubungan perkenalan sebelumnya
Tidak saling mengenal kepribadian masing-masing
Tidak mengetahui tentang kebiasaan-kebiasaan pasangan
Tidak melakukan penyesuaiam sebelum memasuki jenjang
perkawinan.
Kepuasan Perkawinan
Perkawinan atas pilihan sendiri, pasangan akan lebih
mengenal
karakter atau kepribadian
pasangannya. Melalui proses
pacaran subjek akan lebih
terbiasa untuk memecahkan
masalah bersama
Kepuasan Perkawinan
Melalui perjodohan pasangan yang ingin menikah tidak akan
mengenal karakter atau
kepribadian pasangannya
karena tidak ada proses
perkenalan. Pasangan juga tidak
terbiasa untuk memecahkan
masalah.
Kepuasan Perkawinan Tinggi Kepuasan Perkawinan Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
E. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori terkait dengan perbedaan kepuasan
perkawinan ditinjau dari berpacaran dan dijodohkan diperoleh
hipotesis
sebagai berikut: ada perbedaan kepuasan perkawinan ditinjau
dari
berpacaran dan dijodohkan yaitu kelompok berpacaran dan
kelompok
dijodohkan, dimana kelompok yang berpacaran lebih merasakan
kepuasan
perkawinan dibandingkan kelompok yang dijodohkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian komparatif. Penelitian kuantitatif komparatif adalah
bentuk
analisis data penelitian untuk menguji ada tidaknya perbedaan
atau
perbandingan keberadaan variabel dari dua kelompok data atau
lebih
(Siregar, 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
perbedaan
kepuasan perkawinan ditinjau dari status pra nikah yaitu
kelompok
berpacaran dan kelompok dijodohkan.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan, maka yang
menjadi variable dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Tergantung : Kepuasan Perkawinan
2. Variable Bebas : Dijodohkan dan Pilihan Sendiri
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kepuasan Perkawinan
Kepuasan perkawinan adalah terpenuhinya rasa aman secara
emosional, komunikasi dan terbinanya kedekatan serta dapat
membangun perasaan bahagia, puas dan menyenangkan dalam
kehidupan perkawinannya. Selain itu, kepuasan perkawinan
juga
merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pasangan terkait
dengan
kehidupan perkawinan. Kepuasan perkawinan terdiri dari dua
aspek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
yaitu aspek kognitif dan afektif. Masing masing aspek
dilihat
berdasarkan tujuh area dalam perkawinan, yaitu kepribadian,
komunikasi, resolusi konflik, pengaturan keuangan, aktivitas
waktu
luang, hubungan seksual dan pola pengasuhan. Kepuasan
perkawinan
diukur dengan skala kepuasan perkawinanyang disusun dari
area
kepuasan perkawinan yang meliputi kepribadian, resolusi
konflik,
pengaturan keuangan, pola pengasuhan, waktu luang, komunikasi
dan
hubungan seksual.
2. Berpacaran dan Dijodohkan
Status pra nikah dibedakan menjadi kelompok berpacaran dan
kelompok dijodohkan. Berpacaran adalah hubungan yang di
dasari
oleh cinta kasih. Selain itu, pacaran bertujuan untuk mengenal
satu
sama lain agar dapat memilih seseorang yang cocok untuk
dijadikan
pasangan hidup.
Perjodohan adalah suatu perkawinan yang diatur oleh orangtua
atau kerabat keluarga baik laki-laki maupun perempuan.
Proses
perjodohan tidak ada proses pacaran sebelumnya. Biasanya
kedua
pasangan di pertemukan oleh keluarga dan langsung
membicarakan
hal-hal terkait kapan akan dilaksanakan acara perkawinan.
Tujuan
dilakukan perjodohan agar ikatan tali persaudaraan tidak putus
begitu
saja. Status pra nikah dilihat dari data diri yang di laporkan
responden
dalam skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
D. RESPONDEN PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini adalah laki-laki dan
perempuan
yang berusia 21-60 tahun, yang di ambil menggunakan
tekniknon
probability sampling jenis purposive sampling.Purposive sampling
adalah
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria
tertentu.Peneliti menetapkan dua kriteria untuk penetapan
responden:
1) Laki-laki atau perempuan dewasa yang telah menikah
2) Usia perkawinan lebih dari lima tahun.
Pada penelitian ini, semua responden memiliki urutan
perkawinan
pertama dengan usia perkawinan yang berbeda-beda pada setiap
responden.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
cara
menyebarkan skala kepada responden disertai dengan identitas
responden
yang diperlukan, terutama mengenai status responden sebelum
menikah.
Penelitian ini menggunakan skala kepuasan perkawinan yang
disusun
berdasarkan area-area perkawinan menurut Olson dan Olson(2000).
Skala
adalah suatu teknik pengumpulan informasi untuk mempelajari
sikap-
sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik seseorang (Siregar,
2013).
Metode dan alat pengumpulan data ini disusun dengan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
1. Penyusunan Blue-PrintSkala Kepuasan Perkawinan
Skala kepuasan perkawinan dibuat berdasarkan area menurut
Olson (2000) terdiri dari 7 area yang bertujuan untuk
mengukur
kepuasan perkawinan pasangan suami istri. Item yang di susun
berdasarkan perspektif kognitif dan afektif, ketujuh area
tersebut terdiri
dari: kepribadian, resolusi konflik, pengaturan keuangan,
pola
pengasuhan, waktu luang, komunikasi dan hubungan seksual.
Langkah
pertama dalam pengambilan skala adalah penyusunan blue print
Kepuasan Perkawinan.
Berdasarkan ketujuh area kepuasan perkawinan, peneliti
menyusun blue print pada masing-masing area dimana
pernyataan
terdiri dari 4 pernyataan favorable dan 4 pernyataan
unfavorable. Total
jumlah item kepuasan perkawinan adalah 56 item. Item-item di
dalam
skala kepuasan perkawinan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Blue Print Skala Kepuasan Perkawinan Aspek
Konteks
Penilaian Perasaan Jumlah
Kepribadian 2 2 2 2 8
Resolusi Konflik 2 2 2 2 8
Pengaturan Keuangan 2 2 2 2 8
Pola Pengasuhan 2 2 2 2 8
Waktu Luang 2 2 2 2 8
Komunikasi 2 2 2 2 8
Hubungan Seksual 2 2 2 2 8
Total 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
2. FGD (Focus Group Discussion)
Berdasarkan blue print yang dibuat, peneliti melakukan FGD
untuk memahami areadan mengidentifikasi bentuk-bentuk tingkah
laku
yang dianggap sebagai indikator, baik yang favorabel maupun
unfavorabel dari sikap terhadap kehidupan perkawinan calon
responden penelitian. Pertanyaan yang diberikan dalam FGD
tersebut
disusun menurut areakepuasan perkawinan. FGD dilaksanakan di
Magelang pada tanggal 8 Desember 2016 yang terdiri dari 5
responden
perempuan yang sudah menikah. Kelima responden dipilih
beradasakan status mereka sebelum menikah, tetapi dalam
kelompok
FGD tersebut tidak ada responden yang menikah dengan
dijodohkan.
Berdasarkan hasil FGD yang dilihat dari areakepuasan
perkawinan kelima responden puas dengan kepribadian pasangan
mereka masing-masing karena pasangan kelima responden
bertanggung jawab, mampu memberikan kasih sayang seperti
memberikan perhatian kepada pasangan dan anak dan pasangan
responden percaya kepada mereka untuk mengelola pengeluaran
dan
pemasukan didalam keluarga. Kelima responden dan pasangan
menyelesaikan masalah dalam keluarganya dengan cara berdiskusi
dan
menyelesaikan masalah bersama. Namun dalam hal mengasuh
anak,
kelima responden mengatakan bahwa mereka memiliki pola asuh
yang
berbeda dengan pasangan seperti pasangan mereka lebih
menuruti
permintaan anak yang membuat anak menjadi manja. Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
responden memiliki waktu luang bersama aktivitas yang
dilakukan
adalah menonton tv bersama bersama anak-anak mereka,
melakukan
diskusi dengan anak dan menanyakan kesulitan-kesulitan yang
dialami
dalam perkuliahan dan ada juga responden ketika memiliki
waktu
luang mereka berkunjung kerumah nenek. Kelima responden
mengatakan mereka puas dengan komunikasi yang mereka bangun
dalam keluarga. Ketika pasangan mereka berada diluar rumah
mereka
tetap melakukan komunikasi walaupun hanya via SMS atau
telepon.
Dalam hal hubungan seksual responden mengatakan bahwa
pasangan
mereka tetap memberikan perhatian seperti memeluk dan
mencium
mereka.
Selain itu peneliti juga memberi pertanyaan lebih diluar
area
kepuasan perkawinan untuk kelompok dijodohkan yang bertujuan
agar
peneliti tahu bagaimana kehidupan responden dijodohkan
seperti
bagaimana responden menerapkan kepercayaan kepada pasangan,
bagaimana responden membangun komunikasi pertama kali sejak
berkeluarga, dan bagaimana responden membangun kedekatan
dengan
pasangan serta bagaimana cara mereka untuk membangun
komitmen
bersama setelah beranjak ke jenjang perkawinan.
Ketiga responden memberikan pendapatnya masing-masing.
Dalam hal membangun kepercayaan, mereka mengatakan hidup
akan
dijalani saja dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan
oleh seorang istri yang bijaksana dan tetap mengandalkan Tuhan
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
rumah tangga mereka. Dalam hal komunikasi, ketiga responden
awalnya sulit untuk membangunnya namun siring berjalannya
waktu
mereka dapat menjalin komunikasi yang harmonis dalam
keluarga.
Ketiga responden mengatakan, mereka percaya akan cinta dan
kasih
sayang akan bertumbuh dalam kehidupan mereka walaupun mereka
susah mewujudkan komitmen bersama karena perkawinan mereka
tidak didasarkan oleh pilihan sendiri tetapi mereka harus tetap
bersabar
untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Selain itu, ketiga
responden mengatakan komitmen dan kelanggengan rumah tangga
akan tercapai ketika mereka salalu mengandalkan Tuhan.
3. Penulisan Item
Item-item kepuasan perkawinan disusun berdasarkan hasil dari
FGD yang telah dilakukan. Item kepuasan perkawinan terdiri dari
56
item, yaitu 28 item favorable dan 28 item unfavorable.
Penyusunan
skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert, dimana
penyataan
terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan
unfavorable.
Skala likert memiliki empat alternatif jawaban antara lain:
Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Peneliti hanya menggunakan 4 pilihan jawaban dengan alasan
untuk
menghindari adanya kemungkinan responden menjawab netral.
Skor
seluruh item dalam pernyataan favorable bergerak dari angka 4
sampai
1, sementara pada pernyataan unfavorable bergerak dari angka
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
sampai 4. Ketentuan dari penilaian untuk pernyataan
favorable
maupun unfavorable dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Pemberian Skor berdasarkan pilihan jawaban
4. Review dan Revisi Item
Peneliti meminta dosen pembimbing skripsi untuk memeriksa
ketepatan definisi konseptual, indikator, serta item-item. Tahap
ini
dilakukan untuk mengecek bahwa item relevan dengan aspek dan
indikator, memastikan bahwa penulisan item, tata bahasa dan
ejaan,
pemilihan kata, serta taraf kesulitan bahasa yang digunakan
sesuai
dengan responden penelitian
5. Penghitungan Validitas Isi
Validitas isi digunakan untuk mengetahui apakah skala yang
dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan
ukurnya.
Validitas isi menunjukkan kemampuan item-item alat ukur
untuk
mencakup keseluruhan isi objek yang hendak diukur (Azwar,
2012).
Peneliti menggunakan pendekatan Professional Judgement,
yaitu
dosen pembimbing skripsi dan empat orang mahasiswa yang
sedang
mengerjakan skripsi. Penilaian yang telah diberikan digunakan
untuk
menghitung nilai IVI-I (Indeks Validitas Isi-Item) dari
masing-masing
Kategori Jawaban Skor
Favorabel Unfavorabel
Sangat Tidak Sesuai
(STS)
1 4
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sesuai (S) 3 2
Sangat Sesuai (SS) 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
item dan nilai IVI-S (Indeks Validitas Isi-Skala). IVI-I
menunjukkan
taraf relevansi item dengan variabel yang diukur, sedangkan
IVI-S
menunjukkan rata-rata proporsi item yang memiliki nilai relevan.
Dari
penghitungan IVI-I dari variabel kepuasan perkawinan, terdapat 7
dari
56 item yang perlu diperbaiki. Perhitungan IVI-I dianggap
relevan
ketika mencapai skor 0,78 (Supratiknya, 2016). Jika nilai IVI-I
kurang
dari 0,78 maka item tersebut harus di revisi atau di gugurkan.
Setelah 7
item tersebut diperbaiki, dipeorleh IVI-S pada skala
kepuasan
perkawinan sebesar 0,91.
6. Uji Coba Skala Kepuasan Perkawinan
Uji coba skala kepuasan perkawinan dilakukan pada tanggal 15
Maret 2016 hingga tanggal 28 Maret 2017 yang di sebar pada
pasangan suami istri yang sudah menikah di Medan. Uji coba
dalam
penelitian ini melibatkan 60 responden yang terdiri dari
kelompok
dijodohkan dan kelompok berpacaran.
Peneliti melakukan uji coba skala untuk menentukan apakah
item-item dapat digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian,
yaitu
dengan melihat taraf reliabilitas dan validitas melalui analisis
item.
Peneliti menggunakan program SPSS for Windows versi 16 untuk
melakukan analisis item dengan melihat Corrected Item Total
Correlation pada Realiability Statistic. Analisis item perlu
dilakukan
untuk memilih item-item yang akan membentuk sebuah skala
yang
bersifat homogeny atau memiliki daya diskriminasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
baik(Supratiknya, 2014). Distribusi item skala kepuasan
perkawinan
sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Distribusi Item Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Uji Coba
No Area Favorable Unfavorable Jumlah Bobot
1 Kepribadian 3,40, 13, 48 31,22,38, 15 8 14,3 %
2 Resolusi Konflik 28,44,1, 11 6,14,34,2 8 14,3 %
3 Pengaturan Keuangan 45, 29,39, 32 21,54,46, 50. 8 14,3 %
4 Pola Pengasuhan 35,5,49, 7 16,47,52, 26 8 14,3 %
5 Waktu Luang 4,53,17, 24 12,51,25, 30 8 14,3 %
6 Komunikasi 10,41,19,42 8,36,20, 9 8 14,3 %
7 Hubungan Seksual 23,18,33, 55 43,27,37, 56 8 14,3 %
Total 100%
Setelah seleksi item dilakukan, terdapat 23 item yang
dinyatakan gugur karena memiliki koefisien korelasi kurang dari
0.30,
sedangkan item dengan koefisien korelasi lebih dari 0,30
sebanyak 30
item. Setelah itu, peneliti melakukan eliminasi terhadap
item-item
untuk menyeimbangkan jumlah dari item pada setiap aspek.
Peneliti
mengeliminasi 5 item lainnya, sehingga item yang tersisa untuk
skala
kepuasan perkawinan adalah 28 item dari 56 item. Hasil seleksi
item
dapat dilihat pada tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Tabel 4.
Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Setelah Uji Coba
Aspek / Konteks Item Jumlah
Favorabel Unfavorabel
Kepribadian 2 2 4
Resolusi Konflik 4 - 4
Pengaturan
Keuangan
3 1 4
Pola Pengasuhan 3 1 4
Waktu Luang 4 - 4
Komunikasi 2 2 4
Hubungan Seksual 3 1 4
Total 28
F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan
hasil
ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Peneliti
menggunakan Alpha Cronbach untuk mengukur koefisien
reliabilitas
dengan program SPSS for Windows versi 16. Nilai reliabilitas
yang
diperoleh untuk skala Kepuasan Perkawinan setelah di uji coba
sebesar
0,945 dari 33 item. Hal ini menunjukkan bahwa skala tersebut
reliabel.
G. METODE ANALISIS DATA
Peneliti menganalisis data dengan melakukan uji hipotesis
dengan
menggunakan uji bedaIndependent Sample t-test pada program SPSS
for
Windows versi 16. Uji Independent Sample t-testdigunakan
untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok sampel
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
tidak berhubungan apabila data distribusi tidak normal. Untuk
melakukan
uji tersebut, dilakukan uji asumsi yaitu:
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
atau tidak (Siregar, 2013). Uji normalitas dilakukan untuk
mengecek apakah data penelitian yang diambil berasal dari
populasi yang sebarannya normal. Uji normalitas perlu
dilakukan karena perhitungan statistik parametrik
mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari
populasi yang sebarannya normal. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov dalam program
IBM SPSS Statisticversi 16. Data dikatakan memiliki sebaran
yang normal apabila hasil signifikansi (p) lebih besar dari
0,05
(p > 0,05) (Santoso, 2010).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan
varians setiap kelompok data (Supardi, 2013). Apabila syarat
uji homogenitas terpenuhi yaitu signifikansi (p) lebih besar
dari
0,05 (p > 0,05) dapat dikatakan bahwa varian antar
kelompok
memiliki besaran yang sama (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
2. Uji Homogenitas
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik
Independent Sample t-test yaitu dengan menggunakan program
SPSS
Statisticversi 16. Pada dasarnya Independent Sample t-test
membandingkan rata-rata (mean) dari dua sampel yang tidak
berhubungan (Santoso, 2010).Jika data yang diperoleh tidak
terdistribusi normal, maka data yang didapatkan akan
dianalisis
menggunakan statistik nonparametrik yaitu teknik
Mann-Whitney
(Santoso, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih dua minggu, dimulai
pada
tangga 14 April 2017 hingga 29 April 2017. Responden penelitian
terdiri
dari masyarakat yang berlatarbelakang budaya Batak Karo dan
jemaat
GBKP Kendit Kenderan yang sudah menikah baik laki-laki
maupun
perempuan. Penyebaran skala dilakukan dengan mendatangi
rumah
responden satu persatu. Pada jemaat gereja, peneliti menitipkan
skala pada
ibu yang merupakan salah satu anggota pelayan gereja.
Skala yang disebar sebanyak 80 skala. Namun yang dapat
digunakan untuk penelitian hanya 74 skala karena ada enam
responden
yang tidak memenuhi kriteria sebagai responden penelitian, yaitu
tidak
mengisi usia perkawinan, urutan perkawinan dan status sebelum
menikah
yaitu, berpacaran dan dijodohkan.
B. DESKRIPSI RESPONDEN PENELITIAN
Responden penelitian berjumlah 74 responden. Baik pada
kelompok dijodohkan maupun kelompok berpacaran, responden
berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 18 dan responden perempuan sebanyak
19,
seperti dapat dilihat pada tabel 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
Tabel 5.
Deskripsi Jenis Kelamin dan Usia
Jenis Kelamin Jumlah Total
Dijodohkan Laki-laki 18 37
Perempuan 19
Berpacaran Laki-laki 18 37
Perempuan 19
Usia Jumlah Total
Dijodohkan
21-40 tahun 15
37 41-50 tahun 12
51-60 tahun 11
Berpacaran
21-40 tahun 10
37 41-50 tahun 18
51-60 tahun 9
Responden penelitian tinggal di beberapa kota yaitu Medan,
Tanah
Karo, Dairi dan Pekanbaru. Deskripsi tersebut dapat dilihat pada
tabel 6.
Tabel 6.
Deskripsi Alamat, Asal Daerah, Asal Daerah Pasangan
Alamat Jumlah Total
Dijodohkan Tanah karo 34 37
Pekanbaru 3
Berpacaran Tanah karo 37 37
Asal Daerah Jumlah Total
Dijodohkan Satu daerah 33
37 Beda daerah 4
Berpacaran Satu daerah 31
37 Beda daerah 6
Asal Daerah
Pasangan
Jumlah Total
Dijodohkan Satu daerah 33
37 Beda daerah 4
Berpacaran Satu daerah 31
37 Beda daerah 2
Beberapa responden penelitian memiliki pekerjaan seperti,
wiraswasta, bertani, ibu rumah tangga dan PNS dan setiap
responden
memiliki rata-rata penghasilan/bulannya, seperti dapat dilihat
pada tabel 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Tabel 7.
Deskripsi Pekerjaan dan Rata-rata penghasilan/bln
Pekerjaan Jumlah Total
Dijodohkan
Wiraswasta 13
37 Bertani 15
Ibu rumah tangga 5
PNS 4
Berpacaran
Wiraswasta 9
37 Bertani 14
PNS 14
Rata-rata
penghasilan/bln
Jumlah Total
Dijodohkan
< 1.000.000 5
37 1.000.000-2.5000.000 13
2.500.000-5.000.000 15
> 5.000.000 4
Berpacaran
< 1.000.000 1
37 1.000.000-2.5000.000 13
2.500.000-5.000.000 19
> 5.000.000 4
Semua responden dalam penelitian ini memiliki urutan
perkawinan
pertama dengan usia perkawinan yang berbeda-beda pada setiap
responden, seperti dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8.
Deskripsi usia perkawinan
Usia perkawinan Jumlah Total
Dijodohkan
5-10 tahun 8
37 11-20 tahun 15
21-30 tahun 10
31-40 tahun 4
Berpacaran
5-10 tahun 3 37
11-20 tahun 11
21-30 tahun 20
31-40 tahun 3
Dari data yang sudah terkumpul, diperoleh data demografi
yang
memberikan informasi tentang usia responden, jenis kelamin,
alamat, asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
daerah, asal daerah pasangan pekerjaan, rata-rata
penghasilan/bulan,
urutan perkawinan, usia perkawinan, dan jumlah anak, serta
responden
diminta untuk memilih status perkawinannya sebelum menikah
seperti
memilih dijodohkan atau berpacaran.
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut hasil analisis mean
teoritis
dan mean empiris penelitian:
Tabel 9.
Data Kepuasan Perkawinan Responden Penelitian
Status
sebelum
menikah
N Dara Teoritis Data Empiris Sig.
(p) Mean
Skor SD Mean
Skor SD
Min Max Min Max
Dijodohkan 37 62 28 96 10,33 85,59 66 108 9,748 0,000
Berpacaran 37 62 28 96 10,33 86,08 69 100 6,228 0,000
Hasil analisis deskriptif pada tabel 9 menunjukkan bahwa
mean
empiris dijodohkan maupun berpacaran lebih besar dari nilai
mean
teoritisnya. Mean empiris yang diperoleh dijodohkan adalah
sebesar
85,594 sementara mean teoritisnya sebesar 62, sedangkan mean
empiris
berpacaran sebesar 86,081 sementara mean teoritisnya 62.
Peneliti
melakukan uji beda dengan menggunakan One-sample t-test
dengan
program SPSS for Windows versi 16 untuk mengetahui tingkat
perbedaannya. Berdasarkan uji One-Sample t-test didapatkan
nilai
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti
terdapat perbedaan
kepuasan perkawinan yang signifikan antara mean empiris dan
mean
teoritis yang menunjukkan bahwa responden yang dijodohkan
maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
responden berpacaran memiliki kepuasan perkawinan yang
tergolong
tinggi.
D. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi sebaran
data yang ada apakah terdistribusi secara normal atau tidak.
Teknik analisis yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov
Test
pada program SPSS for Windows versi 16. Data terdistribusi
normal apabila memiliki nilai signifikansi (p) lebih besar dari
0,05
(p > 0,05). Berikut hasil uji normalitas status sebelum
menikah:
Tabel 10.
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
.092 74 .199
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 10 nilai
signifikansi (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,199 (p >
0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian memiliki
persebaran
yang normal.
1.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan
varians setiap kelompok data. Pengukuran homogenitas
menggunakan Levene’s test pada program SPSS for Windows
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
versi 16. Uji homogenitas terpenuhi apabila nilai signifikansi
(p)
yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Table 11.
Uji Homogenitas
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
4.376 1 72 .040
Dari table 11 diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikasi
(p)
yang diperoleh sebesar 0,040 (p > 0,05). Berdasarkan hasil
tersebut
dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
2.1.Uji Mann-Whitney U Test
Analisis uji beda menggunakan Mann-Whitney U Test pada
program SPSS for Windows versi 16. Uji Mann-Whitney U Test
digunakan karena data yang diperoleh tidak homogen. Uji
hipotesis
dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12.
Uji Hipotesis
kepuasan
perkawinan
Mann-Whitney U 635.000
Wilcoxon W 1338.000
Z -.536
Asymp. Sig. (2-
tailed) .592
Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai signifikasi (2-tailed) (p)
yang diperoleh sebesar 0,592. Berdasarkan hasil hipotesis
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
diperoleh penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kepuasan perkawinan antara berpacaran maupun
dijodohkan.
E. ANALISIS DATA PENELITIAN TAMBAHAN
Peneliti melakukan analisis tambahan fungsinya untuk
memperkaya data penelitian, analisis tambahan sebagai
berikut:
1. Uji beda mean tiap area kepuasan perkawinan dapat dilihat
pada tabel
13.
Tabel 13.
Uji beda mean tiap area kepuasan perkawinan
No Area Mean Sig.
(2-tailed) Dijodohkan Berpacaran
1 Kepribadian 35,49 39,51 0,413
2 Resolusi Konflik 39,57 35,43 0,400
3 Pengaturan
Keuangan
35,47 39,53 0,406
4 Pola Pengasuhan 34,30 39,34 0,320
5 Waktu Luang 38,14 36,86 0,795
6 Komunikasi 37,66 37,34 0,947
7 Hubungan Seksual 37,31 37,69 0,939
Berdasarkan hasil uji beda Mann-Whitney U Test pada area
kepuasan perkawinan, diketahui bahwa area kepribadian,
resolusi
konflik, pengaturan keuangan, pola pengasuhan, waktu luang,
komunikasi, hubungan seksual memiliki nilai signifikansi (p)
diatas
0,05 (p > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan
kepuasan perkawinan yang signifikan dalam area kepribadian,
resolusi
konflik, pengaturan keuangan, pola pengasuhan, waktu luang,
komunikasi, hubungan seksual pada kelompok dijodohkan dan
kelompok berpacaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
2. Uji data demografi pada kelompok dijodohkan dan kelompok
berpacaran
Hasil uji beda jenis kelamin dalam kelompok dijodohkan
menghasilkan nilai sebesar 0,843 sehingga tidak terdapat
kepuasan
perkawinan antara laki-laki dan perempuan, dapat dilihat dari
tabel 14.
Tabel 14.
Uji beda jenis kelamin
jenis kelamin
Mann-Whitney U 164.500
Wilcoxon W 354.500
Z -.198
Asymp. Sig. (2-tailed) .843
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .845
a
Hasil uji beda rata-rata penghasilan dalam kelompok
dijodohkan
menghasilkan nilai sebesar 0,260, sehingga tidak terdapat
perbedaan
dalam kepuasan perkawinannya, dapat dilihat dari tabel 15.
Tabel 15.
Uji beda rata-rata penghasilan
rata-rata
penghasilan
Mann-Whitney U 134.000
Wilcoxon W 305.000
Z -1.126
Asymp. Sig. (2-tailed) .260
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .271
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
Hasil uji beda usia perkawinan dalam kelompok yang
dijodohkan
menghasilkan nilai sebesar 0,567, sehingga tidak terdapat
perbedaan
kepuasan perkawinannya, dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16.
Uji beda usia perkawinan
usia
perkawinan
Mann-Whitney U 146.500
Wilcoxon W 399.500
Z -.573
Asymp. Sig. (2-tailed) .567
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .572
a
Hasil uji beda jenis kelamin pada kelompok berpacaran
menghasilkan
nilai sebesar 0,096, sehingga tidak terdapat perbedaan
kepuasan
perkawinan antara laki-laki dan perempuan, dapat dilihat dari
tabel 17.
Tabel 17.
Uji beda jenis kelamin
jenis kelamin
Mann-Whitney U 116.500
Wilcoxon W 306.500
Z -1.663
Asymp. Sig. (2-tailed) .096
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .098
a
Hasil uji beda rata-rata penghasilan dalam kelompok
berpacaran
menghasilkan nilai sebesar 0,571, sehingga tidak terdapat
perbedaan
kepuasan perkawinannya, dapat dilihat dari tabel 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
Tabel 18.
Uji beda rata-rata penghasilan
rata-rata
penghasilan
Mann-Whitney U 143.000
Wilcoxon W 248.000
Z -.566
Asymp. Sig. (2-tailed) .571
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .588
a
Hasil uji beda usia perkawinan dalam kelompok yang
berpacaran
menghasilkan nilai sebesar 0,139, sehingga tidak terdapat
perbedaan
kepuasan perkawinan, dapat dilihat dari tabel 19.
Tabel 19.
Uji beda usia perkawinan
usia
perkawinan
Mann-Whitney U 114.000
Wilcoxon W 219.000
Z -1.478
Asymp. Sig. (2-tailed) .139
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .147
a
F. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan
perkawinan pada pasangan yang menikah setelah berpacaran dan
menikah
dengan dijodohkan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya
perbedaan
yang signifikan pada kepuasan perkawinan kelompok yang
berpacaran dan
dijodohkandalam responden yang berlatarbelakang Batak Karo,
sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
hipotesis penelitian ditolak. Dalam penelitian ini, kepuasan
perkawinan
antara kelompok berpacaran yang dijodohkan dan yang berpacaran
sama-
sama tergolong tinggi.
Hasil penelitian ini mengukuhkan hasil penelitian Myers,
Madathil,
dan Tingel (2005) yang menemukan tidak terdapat perbedaan
kepuasan
dan kesejahteraan perkawinan pada pasangan di India yang
dijodohkan
dengan pasangan di Amerika yang tidak dijodohkan. Penelitian ini
juga
sejalan dengan temuan Sukmadiarti (2007) yang tidak
menemukan
perbedaan yang berarti pada kepuasan perkawinan pasangan
yang
dijodohkan dan pasangan yang berpacaran sebelum menikah.
Responden dalam penelitian ini, baik yang dijodohkan maupun
berpacaran mampu mencapai kepuasan perkawinan yang tinggi. Hal
ini
dapat dicapai karena responden dan pasangannya dapat
memenuhi
setidaknya enam area kepuasan perkawinan, yaitu kepribadian,
pengaturan
keuangan, resolusi konflik, hubungan seksual, waktu luang
dan
komunikasi. Responden dalam penelitian ini merupakan pasangan
yang
berlatar belakang suku Batak, dimana mereka merasa puas
dengan
kepribadiaan pasangannya karena mereka sudah saling mengenal
satu
sama lain walaupun mereka dijodohkan.Masyarakat Batak dikenal
sebagai
orang yang terbuka dalam menyatakan apa yang ada dipikirannya
dan
tidak pernah menutupi tentang bagaimana dirinya sebenarnya. Hal
ini
sejalan dengan temuan Javanmard dan Garegozlo (2013) bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
keterbukaan memiliki korelasi yang signifikan dengan
kepuasan
perkawinan.
Dalam hal pengaturan keuangan, resolusi konflik, dan
hubungan
seksual menunjukkan bahwa responden dapat mengelola keuangan
dengan
pasangannya, mampu mengatasi masalah bersama-sama, serta
dapat
memberikan perhatian seksual satu sama lain seperti memeluk
dan
mencium pasangannya. Menurut Tiar (2012) salah satu sifat yang
ada
dalam suku Batak yaitu kesetiaan, walaupun mereka berada
dalam
masalah yang berat sekalipun mereka tetapi memperjuangkan
kehidupan
perkawinan mereka. Hal ini sesuai dengan temuan Srisusanti dan
Zulkaida
(2013) bahwa kemampuan mengelola keuangan, kemampuan
mengatasi
konflik, dan kehidupan seksual merupakan faktor yang
memegaruhi
kepuasan perkawinan.
Bangun (1986) mengatakan bahwa salah satu sifat suku Batak
adalah
sayang keluarga dimana keluarga merupakan prioritas paling utama
untuk
mereka. Biasanya responden selalu memiliki waktu luang dengan
keluarga
mereka seperti berpergian bersama. Hal ini sejalan dengan
temuan
Crawford, Houts, Huston, dan George (2002) yang menemukan
bahwa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan pasangan meningkatkan
kepuasan perkawinan.
Dalam hal berkomunikasi suku Batak biasanya dapat membangun
komunikasi yang tegas dan jelas dengan pasangannya. Hal ini
sejalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
dengan temuan Olson dan Olsan (2000) yang menemukan bahwa
kualitas
komunikasi yang tidak baik berdampak pada ketidakpuasan
perkawinan.
Tidak seperti hipotesis dalam penelitian ini yang dinyatakan
bahwa
kepuasan perkawinan kelompok yang dijodohkan lebih rendah
dibanding
kelompok yang berpacaran,hasil penelitian ini menunjukkan
skor
kepuasan perkawinan yang tinggi, baik pada kelompok yang
dijodohkan
maupun berpacaran. Pada responden kelompok yangdijodohkan
dalam
penelitian ini, mereka menikah dengan jodoh pilihan orang tua
atau
kerabat dekat. Hasil wawancara pada beberapa responden yang
dijodohkan
menunjukkan bahwa proses perkenalan mereka dengan
pasangannya
hanya berlangsung sekitar 1-2 bulan. Singkatnya masa perkenalan
tersebut
tidak memengaruhi tingkat kepuasan perkawinan mereka.
Tingginya
tingkat kepuasan perkawinan pada responden yang dijodohkan
dapat
terjadi karena masyarakat suku Batak memiliki kemampuan
beradaptasi
yang cepat (Simanjuntak, 2014).
Hasil wawancara pada respoden yang dijodohkan menunjukkan
bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan baik karena dari
awal
perkenalan hingga melanjutkan hubungan ke jenjang perkawinan,
mereka
tidak menutupi kekurangan yang ada dalam diri mereka. Awalnya
mereka
sulit membangun komunikasi tetapi seiring berjalannya waktu
mereka
dapat berkomunikasi dengan baik. Blood, 1967 (dalam Allendorf
&
Ghimer, 2012) mengatakan bahwa perkawinan melalui perjodohan
pada
awalnya memiliki tingkat kualitas yang rendah dan akan meningkat
seiring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
dengan lamanya waktu perkawinan. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian
Ardhianita dan Andayani (2005) yang menunjukkan bahwa
kepuasan
perkawinan pada kelompok yang menikah tanpa berpacaran lebih
tinggi
daripada kelompok berpacaran. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
Myers, Madathil dan Tingle (2005) mengatakan bahwa perkawinan
yang
dijodohkan memiliki nilai kepuasan perkawinan lebih tinggi
daripada
perkawinan atas dasar cinta. Komunikasi yang baik pada
responden
dijodohkan memampukan mereka untuk mencapai kepuasan
perkawinan
yang tinggi.
Pacaran merupakan proses awal menuju perkawinan dan cara
untuk
memilih pasangan yang cocok dijadikan sebagai pasangan hidup
(Benokraitis, 1996). Responden kelompok berpacaran dalam
penelitian ini
merupakan pasangan berlatar belakang suku Batak yang menikah
dengan
memilih pasangan hidupnya sendiri, tanpa campur tangan orang
tua.
Mereka memiliki masa pacaran sekitar 4-5 tahun, sehingga
memiliki masa
perkenalan yang tergolong lama. Menurut Burg