1 PENENTUAN METODE TERBAIK PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle LINN.) ANTARA PENYULINGAN DENGAN AIR DAN PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Andika Marsetyo Negoro NIM : 038114038 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENENTUAN METODE ... · PDF filemenentukan metode penyulingan terbaik antara penyulingan dengan air dan ... specific gravity, refractive index,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENENTUAN METODE TERBAIK PROSES PENYULINGAN MINYAK
ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle LINN.) ANTARA PENYULINGAN
DENGAN AIR DAN PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Andika Marsetyo Negoro
NIM : 038114038
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENENTUAN METODE TERBAIK PROSES PENYULINGAN MINYAK
ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle LINN.) ANTARA PENYULINGAN
DENGAN AIR DAN PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP
Yang diajukan oleh :
Andika Marsetyo Negoro
NIM : 038114038
Skripsi ini telah disetujui oleh :
Pembimbing :
Yohanes Dwiatmaka, M.Si.
Tanggal: 7 Februari 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Masyarakat boleh meramalkan,Tetapi hanya saya sendirilah yang
dapatMenentukan takdir saya…..
(Anthony Robbin)
Kupersembahkan Karyaku atas rahmat dan doateruntuk..
Eci-ku, yang selalu setia menemanikehidupanku...
Papa-mama dan adek tercinta..
Para Sahabat dan Almamaterku..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karuniaNya
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“PENENTUAN METODE TERBAIK PROSES PENYULINGAN MINYAK
ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle LINN.) ANTARA PENYULINGAN
DENGAN AIR DAN PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP”. Skripsi ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.) pada Program Studi Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Semua kelancaran dan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, dapat terwujud dengan adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberi dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaan
menguji dan telah memberikan banyak masukan dan arahan.
4. Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaan
menguji dan telah memberikan banyak masukan dan arahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., yang telah membantu dalam
memberikan pengarahan mengenai kepastian melakukan proses
determinasi.
6. Pak Domo, Mas Agung, Mas Wagiran dan segenap karyawan
Laboratorium Kimia Fakultas MIPA UGM, serta karyawan Laboratorium
Farmasi USD yang telah bersedia mendampingi selama melakukan
penelitian ini.
7. Papa-Mama, Om Hadi-Bulik Tri, Beni dan Nova, untuk doa, kasih sayang,
perhatian, dan materi yang selalu mengiringi perjalananku.
8. Untuk “My Private Angel” Christina Rezy, atas kesetiaannya
mendampingi dan menyertai dalam setiap langkahku.
9. Mita, Vita, dan Nanda, atas bantuan dan dukungannya.
Lampiran 4. Penetapan Bobot Jenis Minyak Atsiri Daun Sirih ................... 74
Lampiran 5. Penetapan Indeks Bias Minyak Atsiri Daun Sirih ................... 81
Lampiran 6. Data Spesifikasi Alat Kromatografi gas-spektrometri massa . 85
Lampiran 7. Kromatogram dan Waktu Retensi Komponen Minyak Atsiri
Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air .............................. 86
Lampiran 8. Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun
Sirih Hasil Penyulingan Air ..................................................... 88
Lampiran 9. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil
Penyulingan Air ...................................................................... 89
Lampiran 10. Kromatogram dan Waktu Retensi Komponen Minyak Atsiri
Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan Uap ................ 90
Lampiran 11. Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun
Sirih Hasil Penyulingan Air dan Uap ...................................... 92
Lampiran 12. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil
Penyulingan Air dan Uap ........................................................ 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
INTISARI
Minyak atsiri daun sirih (Piper betle LINN.) merupakan bahan bakuutama yang dibutuhkan dalam industri farmasi, kosmetika, dan parfum, sehinggadiperlukan suplai minyak dengan rendemen yang bagus untuk memaksimalkanhasil dan kualitas produksi.
Penelitian ini bersifat non eksperimental. Penelitian ini bertujuanmenentukan metode penyulingan terbaik antara penyulingan dengan air danpenyulingan dengan air dan uap untuk memperoleh hasil minyak atsiri daun sirihdengan kualitas yang terbaik. Proses penentuan metode terbaik dilakukan denganmembandingkan rendemen, bobot jenis, indeks bias, dan kandungan senyawakimia yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih antara penyulingan dengan airdan penyulingan dengan air dan uap.
Hasil penelitian menunjukkan, untuk minyak atsiri daun sirih yangdiperoleh menggunakan penyulingan dengan air diketahui rendemen 0,800%,bobot jenis 0,9733±0,0025; indeks bias 1,510±0,0012; kandungan chavicol 3,74%dan chavibetol 30,58%; untuk minyak atsiri daun sirih yang diperolehmenggunakan penyulingan dengan air dan uap diketahui rendemen 1,267%, bobotjenis 0,9603±0,0015; indeks bias 1,511±0,0006; kandungan chavicol 0,72% danchavibetol 5,99%. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan standaryang disebutkan menurut Guenther (1952). Untuk memperoleh minyak atsiri daunsirih secara kuantitas, metode penyulingan dengan air dan uap merupakan metodeyang lebih baik untuk digunakan. Untuk memperoleh minyak atsiri daun sirihsecara kualitas metode penyulingan dengan air merupakan metode yang lebih baikuntuk digunakan.
Kata kunci : Penyulingan air, penyulingan air dan uap, minyak daun sirih, betel
oil, chavicol, chavibetol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ABSTRACT
Betel oil (Piper betle LINN.) is the first of pharmaceutical, cosmetics,and perfumes compound, so oil supply, with a good yield of oil to maximizequalities and production output, is needed.
The characteristic of this research is none experimental. The aim of thisresearch is to determine the best distilling method between water distillation andwater and steam distillation to have the best of essential oil. The process of bestmethod determination is done by compare the yield of oil, specific gravity,refractive index, and chemical compound contents which is contained fromessential oil between water distillation and water and steam distillation.
The result of this research shows that essential oil, which is obtainedfrom water distillation, has 0,800% yield of oil, 0,9733±0,0025 specific gravity,1,510±0,0012 refractive index, 3,74% chavicol and 30,58% chavibetol; afterwardsthe essential oil which is obtained from water and steam distillation has 1,267%yield of oil, 0,9603±0,0015 specific gravity; 1,511±0,0006 refractive index,0,72% chavicol and 5,99% chavibetol. All of this result of this research is inappropriate with the standard which is mentioned by Guenther (1952). To obtainessential oil on quantity scale, the good method which is used is water and steamdistillation. To obtain the good quality of essential oil, the good method which isused is water distillation.
Key words : water distillation, water and steam distillation, betel oil, chavicol,
chavibetol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak atsiri merupakan bahan baku utama industri farmasi, kosmetika,
dan parfum. Di era globalisasi yang semakin berkembang saat ini, tingkat
kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk farmasi, kosmetika, dan parfum
semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap barang-
barang tersebut, semakin meningkat pula jumlah permintaan terhadap bahan baku
produksi, termasuk permintaan terhadap minyak atsiri. Dengan demikian, prospek
perdagangan minyak atsiri beberapa waktu kedepan dapat dikatakan memiliki
prospek yang cukup cerah (Agusta, 2000).
Di Indonesia sendiri, masyarakat secara umum belum banyak
mengetahui apa dan bagaimana minyak atsiri tersebut. Oleh karena hal itulah
proses produksi dan perdagangan minyak atsiri hanya beredar pada kalangan-
kalangan terbatas saja. Padahal jika dilihat dari letak geografisnya, negara
Indonesia yang merupakan negara tropis memiliki bahan baku yang melimpah
untuk dapat menghasilkan minyak atsiri, sehingga hal ini merupakan peluang
yang cukup baik pada era ini (Lutony dan Rahmayati, 2000).
Minyak atsiri memiliki nama dagang yang berbeda-beda sesuai dengan
bagian tanaman yang menghasilkannya, salah satunya ialah minyak atsiri yang
berasal dari tanaman sirih terutama berasal dari bagian daunnya yang disebut
dengan minyak daun sirih. Minyak atsiri daun sirih memiliki arti penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkembangan industri farmasi dan kosmetika. Dari beberapa penelitian diketahui
minyak atsiri daun sirih memiliki daya anti bakteri yang kuat. Dengan
berkembangnya penggunaan terhadap obat-obat anti bakteri saat ini. Kebutuhan
akan bahan baku obat-obat tersebut juga semakin meningkat. Sehingga kebutuhan
akan minyak atsiri daun sirih sebagai bahan baku obat-obat anti bakteri juga ikut
meningkat.
Menurut Grieve konstituen utama penentu kualitas pada minyak atsiri
daun sirih yaitu chavicol dan chavibetol, kedua senyawa tersebut merupakan
komponen fenol yang berdaya antiseptik kuat (Ikmo, 2006). Menurut Eykman,
Gorter, dan Schimmel kedua jenis komponen fenol tersebut memiliki daya
antibakteri 5 kali lebih besar dibandingkan dengan fenol biasa (Heyne, 1987).
Dalam praktek, terdapat tiga jenis metode penyulingan, yaitu metode
penyulingan dengan air, metode penyulingan dengan air dan uap, dan metode
penyulingan dengan uap. Pada instalasi berskala kecil, penggunaan metode
penyulingan air serta metode penyulingan air dan uap lebih menguntungkan,
karena peralatannya sederhana, dan unitnya mudah untuk dipindah-pindahkan.
Kedua jenis metode tersebut banyak dipergunakan pada negara-negara
berkembang (Guenther, 1987).
Di Indonesia, hampir seluruh kegiatan usaha produksi minyak atsiri
dalam bentuk industri skala kecil. Sebagian besar pengusaha komoditi ini tampak
masih berjalan sendiri, sehingga banyak keterbatasan yang dimiliki oleh para
petani penyuling, diantaranya kurangnya modal, informasi dan penyuluhan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
rangka perbaikan harga, peningkatan mutu, serta sistem penyulingan yang
memadai (Sinar Harapan, 2003).
Metode penyulingan dengan air dan metode penyulingan dengan air dan
uap merupakan metode yang populer dikalangan petani penyuling kelas menengah
ke bawah disamping metode penyulingan yang lain, yaitu metode penyulingan
dengan uap. Hal ini disebabkan kerena sebagian besar petani penyuling berjalan
sendiri-sendiri dengan modal, kemampuan, serta informasi yang terbatas (Lutony
dan Rahmayati, 2000).
B. Perumusan Masalah
Manakah proses penyulingan yang memberikan hasil terbaik berdasarkan
jumlah rendemen yang dihasilkan, bobot jenis, indeks bias, serta komponen
senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri hasil penyulingan dengan air atau
penyulingan dengan air dan uap?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai minyak atsiri daun sirih telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya (Effendi, “Daya Anti Bakteri Rebusan Daun Sirih (Piper betle L.)
Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli”, 2000), tetapi penelitian
tentang penentuan metode terbaik proses penyulingan minyak atsiri daun sirih
antara metode penyulingan dengan air dan metode penyulingan dengan air dan
uap, sejauh penelusuran peneliti belum pernah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan
suatu informasi mengenai perbandingan rendemen, bobot jenis, indeks bias, serta
komponen dari minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan melalui penyulingan
dengan air dan penyulingan air dan uap. Manfaat praktis yang diharapkan, yaitu
bermanfaat dalam pemilihan metode penyulingan dalam memproduksi minyak
atsiri daun sirih sehingga memperoleh hasil rendemen dan kualitas minyak yang
lebih baik.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menentukan metode penyulingan terbaik untuk memperoleh hasil
minyak atsiri daun sirih yang memiliki kualitas yang maksimal.
2. Tujuan khusus
Menentukan metode penyulingan yang memberikan hasil terbaik
berdasarkan perbandingan rendemen, bobot jenis, indeks bias, serta jumlah
kandungan chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak atsiri hasil isolasi
dari metode penyulingan air dan penyulingan air dan uap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Sirih
1. Keterangan botani
Tanaman sirih (Piper betle LINN.) merupakan anggota suku
Piperaceae. Tanaman ini memiliki sinonim Chavica auriculata Miq; C.betle Miq.
Sirih merupakan nama umum/dagang dari tanaman ini (Syamsuhidayat dan
Arahkan ujung hand refraktometer pada cahaya terang, lihat melalui
lensa sambil memutar knob pada hand refraktometer hingga skala terlihat dengan
jelas, dari dalam lensa akan tampak garis batas yang memisahkan sisi terang dan
gelap pada bagian atas dan bawah, jika garis batas berwarna atau tidak jelas,
putarlah ring untuk menghilangkan warna hingga garis batas tersebut menjadi
jelas (atur knob pada posisi “1”, “2”, atau “3” cari posisi yang menunjukkan
perbedaan jelas antara bagian terang dan bagian gelap). Setelah garis batas terlihat
dengan jelas membedakan bagian terang dan bagian gelap, kemudian baca indeks
biasnya.
E. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan komparatif, dengan
membandingkan rendemen, bobot jenis, indeks bias, serta kandungan chavicol
dan chavibetol pada minyak daun sirih antara hasil penyulingan dengan air dan
minyak daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap dengan pustaka menurut
Guenther (1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kepastian Bahan Daun Sirih
Tanaman sirih merupakan tanaman yang secara umum telah banyak
diketahui dan diperdagangkan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan
Jawa pada khususnya. Oleh karena masyarakat telah sangat mengenal tanaman
sirih, maka proses determinasi tidak dilakukan. Untuk memberikan kepastian daun
sirih yang dipergunakan pada penelitian telah sesuai dengan daun sirih yang
berasal dari tanaman sirih yang dikenal masyarakat umum, dilakukan
perbandingan pertelaan tanaman sirih yang dipergunakan pada penelitian dengan
pertelaan tanaman sirih yang terdapat pada buku acuan (Anonim, 1980).
Berdasarkan pengamatan pertelaan tanaman sirih yang dipergunakan
sebagai bahan penelitian, diketahui bahwa pertelaan tanaman sirih yang digunakan
sebagai bahan penelitian sesuai dengan pertelaan tanaman sirih yang tertulis pada
buku acuan Materia Medika Jilid IV (Anonim, 1980).
B. Penetapan Rendemen Minyak Atsiri Daun Sirih
Minyak atsiri diperoleh dengan mempergunakan alat penyulingan air
serta alat penyulingan air dan uap. Proses penyulingan dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu menggunakan metode penyulingan dengan air dan metode penyulingan
dengan air dan uap. Daun sirih kering utuh yang dipergunakan sebanyak 750
gram, proses penyulingan berlangsung hingga semua minyak atsiri habis tersari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang ditandai dengan tidak menetesnya minyak dari dalam kondensat. Minyak
atsiri yang diperoleh ditampung, kemudian tapak-tapak air dihilangkan dengan
natrium sulfat anhidrat (Gambar 8).
Na2SO4 + 10H2O Na2SO4.10H2O
Gambar 8. Reaksi desikasi
Penghilangan tapak-tapak air merupakan suatu reaksi desikasi yaitu suatu
reaksi penyerapan air oleh desikan yang dalam hal ini ialah natrium sulfat anhidrat
dimana tingkat penyerap air berbeda-beda tergantung pada jumlah air yang
terdapat pada minyak atsiri. Minyak atsiri disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan kedap cahaya. Rendemen minyak atsiri dihitung dalam %v/b.
Tabel III. Hasil penetapan rendemen minyak atsiri daun sirih dari penyulingan air dan penyulinganair dan uap
No MetodeRendemen (%v/b)
Replikasi 1 Replikasi 2 X ± SD
1. Penyulingan dengan air 0,800 0,786 0,793±0,0099
2. Penyulingan dengan air dan uap 1,267 1,063 1,165±0,1178
Dari tabel III, terlihat bahwa pada metode penyulingan dengan air dan
uap menunjukkan rendemen minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan lebih besar
daripada hasil penyulingan dengan air. Hasil rendemen dari kedua metode tersebut
dianggap baik menurut kriteria Guenther (1952) karena standar rentang rendemen
minyak atsiri daun sirih yaitu 0,6 – 1,8%. Diperoleh hasil rendemen yang lebih
besar pada penyulingan minyak daun sirih dengan air dan uap (1,165±0,1178);
dibandingkan pada penyulingan minyak daun sirih dengan air (0,793±0,0099);
sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memperoleh hasil yang baik
secara kuantitas digunakan metode penyulingan dengan air dan uap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Hasil Analisis Kandungan Senyawa Minyak Atsiri Daun Sirih
Menggunakan Kromatografi gas-spektrometri massa
Analisis menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa bertujuan
untuk mengetahui persentase dan jumlah kandungan senyawa yang terdapat dalam
minyak atsiri daun sirih, baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun
yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap. Minyak atsiri sebanyak 0,1 L
diinjeksikan kedalam kolom pada suhu 280oC yang telah dialiri gas helium,
minyak atsiri tersebut dalam bentuk gas bergerak bersama gas helium (fase gerak)
melalui kolom kapiler sepanjang 30 meter (Rtx-5 berisi fase diam 5% phenyl
polysiloxane, 95% dimethyl polysiloxane). Komponen minyak atsiri daun sirih
yang memiliki afinitas rendah terhadap fase diam, akan keluar pertama dari kolom
karena interaksi komponen minyak atsiri daun sirih tersebut kecil terhadap fase
diam, sehingga waktu retensi yang dimiliki kecil, sebaliknya komponen minyak
atsiri daun sirih yang memiliki afinitas besar, akan keluar dari kolom dengan
waktu retensi yang besar, hal ini dikarenakan interaksi komponen minyak atsiri
daun sirih tersebut terhadap fase diam besar. Puncak-puncak kromatogram yang
merupakan hasil pemisahan komponen-komponen minyak atsiri daun sirih akan
diterima oleh detektor spektrometri massa dalam bentuk molekul. Molekul-
molekul senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih tersebut
dalam detektor spektrometri massa kemudian terionisasi, hal tersebut dapat terjadi
karena molekul-molekul senyawa tersebut dibombardir oleh elektron berenergi
tinggi yang berasal dari sumber elektron tegangan tinggi pada detektor
spektrometri massa. Ion-ion tersebut kemudian terdeteksi berdasarkan massanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang digambarkan sebagai spektra massa. Hasil pemisahan komponen
minyak atsiri daun sirih yang diperoleh dari penyulingan dengan air dan
penyulingan dengan air dan uap secara kromatografi gas
dapat dilihat pada Gambar
Gambar 9. Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gasspektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air
Gambar 10. Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografispektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air dan uap
51
n sebagai spektra massa. Hasil pemisahan komponen
minyak atsiri daun sirih yang diperoleh dari penyulingan dengan air dan
penyulingan dengan air dan uap secara kromatografi gas-spektrofotometri massa
dapat dilihat pada Gambar 9,10, Tabel IV, dan Lampiran 6 – 12.
Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gasspektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air
Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografispektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air dan uap
n sebagai spektra massa. Hasil pemisahan komponen-komponen
minyak atsiri daun sirih yang diperoleh dari penyulingan dengan air dan
spektrofotometri massa
Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-
Kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air dan uap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Data kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan
dari penyulingan dengan air dan penyulingan dengan air dan uap menunjukkan
waktu retensi setiap pemisahan komponen senyawa minyak atsiri daun sirih, luas
area, tinggi dari setiap puncak kromatogram, konsentrasi relatif setiap komponen
senyawa minyak atsiri daun sirih dan data spektra massa dari setiap komponen
minyak atsiri daun sirih meliputi berat molekul, struktur komponen dan nama
komponen senyawa penyusun minyak atsiri daun sirih.
Dari data kromatografi gas-spektrometri massa dapat diketahui adanya
perbedaan pola puncak kromatogram berdasarkan terjadinya waktu retensi yang
bervariasi dari setiap puncak kromatogram yang dimunculkan akibat proses
pemisahan komponen minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari penyulingan
dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap.
Pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal dari penyulingan
dengan air secara kromatografi gas-spektrometri massa terdapat 56 puncak pada
kromatogram. Sedangkan, pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal
dari penyulingan dengan air dan uap secara kromatografi gas-spektrometri massa
terdapat 64 puncak pada kromatogram. Setiap puncak yang muncul pada
kromatogram mewakili senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun
sirih yang dianalisis menggunakan kromatogarfi gas-spektrometri massa. Dapat
diketahui bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap
memiliki jumlah senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah senyawa penyusun yang dimiliki minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air, hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah puncak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
muncul pada masing-masing kromatogram hasil analisis minyak atsiri daun sirih
hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air dan uap menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa.
Secara organoleptis dapat diamati bahwa minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air dan uap yang memiliki senyawa penyusun yang lebih
banyak dibandingkan dengan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan
air, memiliki warna yang lebih gelap yaitu berwarna kuning kecoklatan dibanding
warna minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air yang berwarna
kuning bening.
Berdasarkan data-data yang diperoleh pada kromatogram dan spektra
massa dari komponen minyak atsiri daun sirih dapat dilakukan perbandingan
persentase kandungan senyawa yang sama antara minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air
dan uap.
Menurut Guenther (Essential Oil, halaman 160); Eykman, Gorter, dan
Schimmel (Heyne, 1987); Mann dkk (Grieve cit Hernani dan Yuliani, 1991),
kandungan utama penentu kualitas minyak atsiri daun sirih terdapat pada
komponen fenol yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih dalam bentuk
chavicol dan chavibetol. Komponen-komponen utama tersebut memiliki daya anti
bakteri 5 kali lebih bisar dibandingkan dengan fenol biasa.
Oleh karena hal tersebut untuk menentukan kualitas terbaik minyak atsiri
daun sirih dilakukan perbandingan persentase komponen chavicol dan chavibetol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.
Tabel IV. Perbandingan persentase kandungan chavicol dan chavibetol pada minyak atsiri daunsirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingandengan air dan uap
No SenyawaPersentase Kandungan
(Metode Penyulingan Air)
Persentase Kandungan(Metode Penyulingan Air
dan Uap)1. Chavibetol (eugenol) 30,58 5,992. Chavicol (4-alilfenol) 3,74 0,72
Berdasarkan persentase kandungan senyawa minyak atsiri daun sirih
yang diperoleh menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa, diketahui
bahwa persentase komponen chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak
atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air lebih besar bila dibandingakan
dengan persentase komponen chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap. Persentase chavicol
dan chavibetol pada komponen minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan
air sebesar 3,74% dan 30,58%, sedangkan persentase chavicol dan chavibetol
pada komponen minyak atsiri hasil penyulingan dengan air dan uap sebesar
0,72% dan 5,99%.
Selain kromatogram, pada analisis menggunakan alat kromatografi gas-
spektometri massa juga diperoleh data keluaran berupa spektra massa, setiap
kromatogram yang muncul pada analisis menggunakan alat kromatografi gas-
spektrometri massa mewakili komponen senyawa tertentu yang terkandung di
dalam minyak atsiri daun sirih, sehingga pada tiap kromatogram yang muncul
memiliki spektra massa tertentu yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Untuk dapat mengetahui nama senyawa yang menjadi komponen
minyak atsiri daun sirih, pada spektra massa yang muncul dari analisis minyak
atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa, dilakukan
pencarian nama senyawa berdasarkan spektra massa yang muncul menggunakan
sumber data yang terdapat komputer yang terhubung dengan alat kromatografi
gas-spektrometri massa.
Berdasarkan perbandingan menggunakan perpustakaan data wiley dan
nisti terhadap spektra massa yang diperoleh dari hasil analisis, maka persentase
nilai SI (spectra identification) pada spektra pembanding menunjukkan kepastian
nama dan spesifikasi senyawa yang diperoleh.
Gambar spektra massa dan spektra pembanding dari chavicol dan
chavibetol dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 11. Spektra massa hasil analisis dan spektra pembandingkromatografi gas
Gambar 12. Spektra massa hasil analisis dan spektra pembandingkromatografi gas
Pada Gambar
(spektra atas) merupakan gambar spektra massa komponen minyak atsiri daun
sirih hasil analisis menggunakan kromatografi gas
gambar spektra massa kedua (spektra bawah) merupakan hasi
56
Spektra massa hasil analisis dan spektra pembanding chavibetolmatografi gas-spektrometri massa
Spektra massa hasil analisis dan spektra pembanding chavibetolkromatografi gas-spektrometri massa
Pada Gambar 11 dan 12, dapat dilihat gambar spektra massa pertama
(spektra atas) merupakan gambar spektra massa komponen minyak atsiri daun
sirih hasil analisis menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa. Sedangkan
gambar spektra massa kedua (spektra bawah) merupakan hasil pencarian spektra
chavibetol menggunakan alat
chavibetol menggunakan alat
, dapat dilihat gambar spektra massa pertama
(spektra atas) merupakan gambar spektra massa komponen minyak atsiri daun
spektrometri massa. Sedangkan
l pencarian spektra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
massa pembanding yang sesuai atau menyerupai berdasarkan perpustakaan data
yang terdapat dalam komputer analisis yang terhubung dengan alat kromatografi
gas-spektrometri massa, sehingga dengan melihat besarnya nilai SI (spectra
identification) yang terdapat pada spektra pembanding dapat menunjukkan
persentase kesesuaian spektra yang dianalisis dengan spektra pembanding.
Pada Gambar 11 diketahui nilai SI (spectra identification) pada spektra
pembanding sebesar 96%, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak
atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavicol sesuai dengan
spesifikasi yang disebutkan pada spektra pembanding menggunakan perpustakaan
data Wiley.
Pada Gambar 12 diketahui nilai SI (spectra identification) pada spektra
pembanding sebesar 95%, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak
atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavibetol sesuai
dengan spesifikasi yang disebutkan pada spektra pembanding menggunakan
perpustakaan data Wiley.
D. Pemeriksaan Organoleptik
Pemeriksaan organoleptik minyak atsiri daun sirih merupakan proses
identifikasi umum. Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau, rasa
dan warna. Hasil identifikasi diketahui minyak atsiri daun sirih memiliki bau khas
tanaman sirih, memiliki rasa pedas-pahit, dan berwarna kuning bening pada
minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, serta berwarna kuning
kecoklatan pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Perbedaan warna tersebut terjadi dikarenakan pada analisis minyak atsiri
daun sirih menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa diperoleh hasil
bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki
kandungan senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan
kandungan senyawa penyusun yang terdapat pada minyak atsiri daun sirih hasil
penyulingan dengan air, yang masing-masing diwakili oleh jumlah puncak yang
muncul pada tiap kromatogram, yaitu pada minyak atsiri hasil penyulingan dengan
air dan uap memiliki 64 puncak dan pada minyak atsiri hasil penyulingan dengan
air memiliki 56 puncak. Sehingga dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak jumlah senyawa yang terdapat di dalam minyak atsiri daun sirih,
menimbulkan warna yang semakin gelap bila dibandingkan dengan minyak atsiri
daun sirih yang memiliki senyawa penyusun lebih sedikit.
E. Penetapan Bobot Jenis Minyak Atsiri Daun Sirih
Penetapan bobot jenis penting untuk dilakukan dalam menentukan mutu
dan kemurnian minyak atsiri. Karena dengan membandingkan nilai bobot jenis
minyak atsiri tertentu dengan standar nilai bobot jenis minyak tersebut. Maka kita
dapat menentukan kualitas dari minyak atsiri yang diteliti.
Bobot jenis merupakan nilai perbandingan antara kerapatan minyak atsiri
(minyak atsiri) dengan kerapatan aquades (aquades) dalam penelitian dipergunakan
aquades pada suhu standar tertentu (t25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Proses penetapan bobot jenis dilakukan dengan cara membandingkan
kerapatan minyak atsiri daun sirih dengan kerapatan aquades, dimana volume
piknometer sama dengan volume aquades pada suhu standar 25oC.
Proses penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air dan hasil penyulingan dengan air dan uap masing-masing dilakukan
dengan replikasi sebanyak tiga kali. Data hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri
daun sirih hasil penyulingan dengan air dan hasil penyulingan dengan air dan uap
dapat dilihat pada Tabel V dan Tabel VI.
Tabel V. Hasil penetapan bobot jenis minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan denganair
Dari tabel VII dan VIII, menurut rentang indeks bias standar untuk
tanaman famili Piperaceae yang ditetapkan yaitu 1,496 – 1,529 (Gildemeister dan
Hoffmann cit Guenther, 1952). Diketahui bahwa hasil penetapan indeks bias
minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun
yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap, masuk ke dalam rentang indeks
bias standar yang ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian minyak atsiri daun sirih menggunakan penyulingan dengan air
diketahui rendemen 0,800%, bobot jenis 0,9733±0,0025; dan indeks bias
1,510±0,0012; untuk minyak atsiri daun sirih yang diperoleh menggunakan
penyulingan dengan air dan uap diketahui rendemen 1,267%, bobot jenis
0,9603±0,0015; dan indeks bias 1,511±0,0006.
2. Pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air diketahui
kandungan chavicol 3,74 % dan chavibetol 30,58 %, sedangkan pada minyak
atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap kandungan chavicol
0,72 % dan chavibetol 5,99 %.
3. Penyulingan minyak atsiri daun sirih dengan menggunakan air dan uap
merupakan metode penyulingan yang lebih baik untuk menghasilkan minyak
atsiri daun sirih secara kuantitas.
4. Penyulingan minyak minyak atsiri daun sirih dengan menggunakan air
merupakan metode penyulingan yang lebih baik untuk menghasilkan minyak
atsiri daun sirih secara kualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Saran
1. Dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbandingan penetapan rendemen
minyak atsiri daun sirih dengan melakukan replikasi pada tiap metode
penyulingan yang dipergunakan.
2. Dilakukan perbandingan hasil penelitian penentuan metode terbaik
penyulingan dengan air dan penyulingan dengan air dan uap terhadap metode
penyulingan dengan uap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Andria, 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia, 1-5, 29-37,86, Penerbit ITB, Bandung
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, 92-95, 98, DepartemenKesehatan Republik Indonesia, Dirjen POM, Jakarta
Christian, Gary, 2003, Analytical Chemistry, 6th edition, 593-599, John Wiley andSons INC., New Jersey
Damayanti, Rini, dan Mulyono, 2005, Khasiat dan Manfaat Daun Sirih ObatMujarab dari Masa ke Masa, 7-18, Agromedia Pustaka, Jakarta
Effendi, Hendri, 2000, Daya Anti Bakteri Rebusan Daun Sirih (Piper betle L.)Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, FakultasFarmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Guenther, E., 1952, The Essential Oils, Volume Two, Fourth Printing, VanNostrand Reinhold Company, New York, 504-515
___________, 1963, The Essential Oils, Volume Five, D. Van Nostrand ReinholdCompany. INC, New York, 158-161
___________, 1987, The Essential Oils, diterjemahkan oleh S. Ketaren, Jilid I, 3-10, 171-183, 286-292, 296-299, UI Press, Jakarta
Harborne, J.B., 1987, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh KosasihPadamawinata, terbitan II, ITB, Bandung
Hendayana, Sumar, 1996, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi danElektroforensis, 31-41, 49, PT Remaja, Bandung
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, diterjemahkan olehBadan Litbang Kehutanan, cetakan ke-1, 622-627, Koperasi KaryawanDepartemen Kehutanan, Jakarta Pusat
Lutony, T.L dan Rahmayati, Yeyet, 2000, Produksi dan Perdagangan MinyakAtsiri, 1-9, 32-44, Penebar Swadaya, Jakarta
Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid I,Depkes RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta
Siagian, Naomi, 2003, Ekspor Minyak Atsiri Diharapkan Capai US$ 500 Juta,Sinar Harapan, September 2006, http// www.sinarharapan.com/ekonomi&bisnis/ Ekspor Minyak Atsiri Diharapkan Capai US$ 500Juta.htm, Diakses pada 10 Februari 2007.
www. Ikmo.org/herb/piperaceae/piperbetlelinn.pdf, Diakses pada 5 Januari 2007
Yuliani, Sri., dan Hernani, 1991, Peranan Sirih Sebagai Obat Tradisional,Prosiding Seminar Sirih 1991, Volume 1, 13-14, Warta Tumbuhan ObatIndonesia, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 1. Daftar Foto
Foto 1. Tanaman Sirih
Foto 2. Diameter Daun Sirih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Foto 3. Daun Sirih Kering
Foto 4. Ketel Penyulingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Foto 5. Alat Penyulingan
Foto 6. Hand Refraktometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 8. Seperangkat Alat Kromatografi gas
69
Foto 7. Piknometer 10 mL
Foto 8. Seperangkat Alat Kromatografi gas-spektrometri massaspektrometri massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 9. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air
Foto 10. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan
70
Foto 9. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air
Foto 10. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan
Foto 9. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air
Foto 10. Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan Uap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2. Perhitungan Rendemen Minyak Atsiri Daun Sirih
1. Metode Penyulingan dengan Air
a. Replikasi 1
Berat daun sirih kering : 750 gram
Jumlah minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan : 6,00 mL
Rendemen (v/b) = %100atsiriminyakjumlah
xbahannpenimbangaberat
= %100750
6,00x
= 0,800%
b. Replikasi 2
Berat daun sirih kering : 700 gram
Jumlah minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan : 5,50 mL
Rendemen (v/b) = %100atsiriminyakjumlah
xbahannpenimbangaberat
= %100700
5,50x
= 0,786%
2. Metode Penyulingan dengan Air dan Uap
a. Replikasi 1
Berat daun sirih kering : 750 gram
Jumlah minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan : 9,50 mL
Rendemen (v/b) = %100atsiriminyakjumlah
xbahannpenimbangaberat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
= %100750
9,50x
= 1,267%
b. Replikasi 2
Berat daun sirih kering : 400 gram
Jumlah minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan : 4,25 mL
Rendemen (v/b) = %100atsiriminyakjumlah
xbahannpenimbangaberat
= %100400
4,25x
= 1,063%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 3. Pemeriksaan Organoleptik
Bau : Khas tanaman sirih
Rasa : Pedas-pahit
Warna : 1. Kuning bening (minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air)
2. Kuning kecoklatan (minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan
dengan air dan uap)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 4. Penetapan Bobot Jenis Minyak Atsiri Daun Sirih
2. Metode Penyulingan dengan Air
Tanggal : 24 November 2006
Bobot Jenis
No : 1
Alat : Piknometer 10 mL Suhu Percobaan : 27oC
Sampel : Minyak daun sirih air Suhu Standart : 25oC
Kerapatan aquades (air) : 0,99707 Bobot Piknometer Kosong(a):24,007 g
Besar Bobot Jenis Terukur
Replikasi
Bobot Pikno
+ aquades
(a + b)
Bobot
aquades (b)
Volume
Piknometer (c)
1 34,078 g 10,071 g 10,1006 mL
2 34,085 g 10,078 g 10,1076 mL
3 34,075 g 10,068 g 10,0976 mL
ReplikasiBobot Pikno +
sampel (a + d)
Bobot
sampel (d)
Kerapatan
sampel ()
Bobot Jenis
( ttD )
1 33,832 g 9,825 g 0,9727 0,9756
2 33,789 g 9,782 g 0,9678 0,9706
3 33,810 g 9,803 g 0,9708 0,9737
Bobot jenis rata-rata : 0,9733
Peneliti,
(_____________)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Perhitungan Data
a. Replikasi 1
Bobot piknometer + aquades = 34,078 g
Bobot piknometer kosong = 24,007 g
Bobot aquades = 10,071 g
Diketahui kerapatan aquades (air) pada suhu 25oC = 0,99707
Volume piknometer = volume aquades = Vp =mlg
g
/99707,0
071,10
= 10,1006 mL
Bobot jenis minyak atsiri :
Bobot piknometer + sampel = 33,832 g
Bobot piknometer kosong = 24,007 g
Bobot sampel = 9,825 g
Diketahui kerapatan sampel =mL10,1006
g9,825= 0,9727 g/mL
Bobot jenis ( )25()25(
tairtsampelD ) =
0,99707
0,9727= 0,9756
b. Replikasi 2
Bobot piknometer + aquades = 33,789 g
Bobot piknometer kosong = 24,007 g
Bobot aquades = 10,078 g
Diketahui kerapatan aquades (air) pada suhu 25oC = 0,99707
Lampiran 5. Penetapan Indeks Bias Minyak Atsiri Daun Sirih
1. Metode Penyulingan dengan Air
Tanggal : 24 November 2006
Indeks Bias
No : 1
Alat : Hand Refraktometer ATAGO® Suhu Percobaan : 30oC
Sampel : Minyak daun sirih air Suhu Standart : 20oC
Indeks Bias Terukur
Replikasi np ns
1 1,506 1,511
2 1,505 1,509
3 1,505 1,509
Ns rata-rata : 1,510
Peneliti,
( ________________ )
Perhitungan data
a. Replikasi 1
Suhu percobaan (tp) = 30oC
Suhu standar (ts) = 20oC
Indeks bias suhu percobaan (np) = 1,506
Faktor koreksi = 0,00045
Indeks bias suhu standar (ns) = np + 0,00045 (tp – ts)
= 1,506 + 0,00045 (30 – 20)
= 1,511
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
b. Replikasi 2
Suhu percobaan (tp) = 30oC
Suhu standar (ts) = 20oC
Indeks bias suhu percobaan (np) = 1,505
Faktor koreksi = 0,00045
Indeks bias suhu standar (ns) = np + 0,00045 (tp – ts)
= 1,505 + 0,00045 (30 – 20)
= 1,509
c. Replikasi 3
Suhu percobaan (tp) = 30oC
Suhu standar (ts) = 20oC
Indeks bias suhu percobaan (np) = 1,505
Faktor koreksi = 0,00045
Indeks bias suhu standar (ns) = np + 0,00045 (tp – ts)
= 1,505 + 0,00045 (30 – 20)
= 1,509
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Metode Penyulingan dengan Air dan Uap
Tanggal : 24 November 2006
Indeks Bias
No : 2
Alat : Hand Refraktometer ATAGO® Suhu Percobaan : 30oC
Sampel : Minyak daun sirih air dan uap Suhu Standart : 20oC
Indeks Bias Terukur
Replikasi np ns
1 1,506 1,511
2 1,507 1,512
3 1,506 1,511
Ns rata-rata : 1,511
Peneliti,
( ________________ )
Perhitungan data
a. Replikasi 1
Suhu percobaan (tp) = 30oC
Suhu standar (ts) = 20oC
Indeks bias suhu percobaan (np) = 1,506
Faktor koreksi = 0,00045
Indeks bias suhu standar (ns) = np + 0,00045 (tp – ts)
= 1,506 + 0,00045 (30 – 20)
= 1,511
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Replikasi 2
Suhu percobaan (tp) = 30oC
Suhu standar (ts) = 20oC
Indeks bias suhu percobaan (np) = 1,507
Faktor koreksi = 0,00045
Indeks bias suhu standar (ns) = np + 0,00045 (tp – ts)
= 1,507 + 0,00045 (30 – 20)
= 1,512
c. Replikasi 3
Suhu percobaan (tp) = 30oC
Suhu standar (ts) = 20oC
Indeks bias suhu percobaan (np) = 1,506
Faktor koreksi = 0,00045
Indeks bias suhu standar (ns) = np + 0,00045 (tp – ts)
= 1,506 + 0,00045 (30 – 20)
= 1,511
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Data Spesifikasi Alat Kromatografi gas
85
Lampiran 6. Data Spesifikasi Alat Kromatografi gas-spektrometri massaspektrometri massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Kromatogram dan WaktuDaun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air
86
Lampiran 7. Kromatogram dan Waktu Retensi Komponen Minyak AtsiriDaun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air
Retensi Komponen Minyak Atsiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun SirihHasil Penyulingan Air
88
Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun SirihHasil Penyulingan AirSpektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun Sirih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri DaunPenyulingan Air
89
Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri DaunPenyulingan AirSpektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Kromatogram dan Waktu Retensi Komponen Minyak AtsiriDaun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan Uap
90
Kromatogram dan Waktu Retensi Komponen Minyak AtsiriDaun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan UapKromatogram dan Waktu Retensi Komponen Minyak AtsiriDaun Sirih Hasil Penyulingan dengan Air dan Uap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun SirihHasil
92
Spektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun SirihHasil Penyulingan Air dan UapSpektra massa Chavibetol (eugenol) Minyak Atsiri Daun Sirih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih HasilPenyulingan Air dan Uap
93
Lampiran 12. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih HasilPenyulingan Air dan Uap
Lampiran 12. Spektra massa Chavicol Minyak Atsiri Daun Sirih Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BIOGRAFI PENULIS
Andika Marsetyo Negoro dilahirkan pada tahun 1985 di
Banyumas, Jawa Tengah. Setelah menamatkan di SD
Negeri Purwosari I dan SLTP Negeri I di Purwokerto, ia
hengkang untuk melanjutkan sekolah berasrama SMU
Van Lith di kota kecil Muntilan. Setelah tamat pada tahun
2003, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejak 2001 sampai sekarang penulis
bekerja secara independen di bidang perdagangan minyak atsiri. Karya ilmiah ini
merupakan hasil karya keduanya setelah Penyulingan Minyak Atsiri Daun
Cengkeh dan Kegunaannya yang ditulis pada tahun 2002.