Top Banner
P P Progr PERANAN PARA SUS Di ram Studi I PR KEKHU FAKULT MEDITAS STER ABD iajukan untu Memperole lmu Pendid M ROGRAM USUSAN P JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y SI TERHA DI KRISTU S K R I P uk Memenu eh Gelar Sa dikan Kekhu Oleh Margareta D NIM: 1111 STUDI ILM ENDIDIKA AN ILMU P URUAN DA SITAS SAN YOGYAKA 2016 ADAP MUT US REGIO P S I uhi Salah Sa arjana Pendi ususan Pend : Danawati 24025 MU PEND AN AGAM PENDIDIK AN ILMU NATA DHA ARTA 6 TU PELAY YOGYAK atu Syarat idikan didikan Aga IDIKAN MA KATOL KAN PENDIDIK ARMA YANAN KARTA ama Katolik LIK KAN k PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

Dec 30, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

P

P

Progr

PERANAN

PARA SUS

Di

ram Studi I

PR

KEKHU

FAKULT

MEDITAS

STER ABD

iajukan untu

Memperole

lmu Pendid

M

ROGRAM

USUSAN P

JURUSA

TAS KEGU

UNIVERS

Y

SI TERHA

DI KRISTU

S K R I P

uk Memenu

eh Gelar Sa

dikan Kekhu

OlehMargareta D

NIM: 1111

STUDI ILM

ENDIDIKA

AN ILMU P

URUAN DA

SITAS SAN

YOGYAKA

2016

ADAP MUT

US REGIO

P S I

uhi Salah Sa

arjana Pendi

ususan Pend

: Danawati

24025

MU PEND

AN AGAM

PENDIDIK

AN ILMU

NATA DHA

ARTA

6

TU PELAY

YOGYAK

atu Syarat

idikan

didikan Aga

IDIKAN

MA KATOL

KAN

PENDIDIK

ARMA

YANAN

KARTA

ama Katolik

LIK

KAN

k

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

S KRIP SI

PERANAIY MEDTTASI IERHADAP MUTU PELAYANAI\IPARA SUSTER ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKARTA

Dr. B. Agus Rukiyantq S.J. Tanggal, l0 Februari 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

S KRIP SI

PERANAFT MEDITASI IERIIADAP MUTU PELAYANAIYPARA SUSTER ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKAR'TA

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Margareta Danawati

NIM: lll1CI4D25

Telah dipertatunkan di depan Panitia Penguji

Pa& tanggal t 0 Maret 2016

:

,,',dar dinyatakan memenuti-syarat

v.rsusrlst:sJ i:::.,.

Yoerakarf4 l0'Maret 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanala Dharma

tfi,

_F!_j 6 *l*ilr_a_'\rk,rrt**r'* [S'"qfi q-v \*i., r"6*I-*:='. ";-,/-r ,r=,,ll.hEtt-"-. r1 y-

lll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan seluruh anggota

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus dan siapa saja yang telah

mendukung saya dengan caranya masing-masing

selama kuliah di IPPAK-USD Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

v

MOTTO

“Jiwaku memuliakan Tuhan,

sebab Ia memperhatikan daku hamba-Nya yang hina ini”.

(Luk 1: 46-48)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

PERI\TYATAAI{ KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya batrwa skripsi yang saya tulis ini

tidak'memuat karya atau bagian karya orang lairU kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftarpustaka sebagaimana layaknya karya ilmiatr.

Yogyakarta, l0 Maret 2016

Penulis

$wMarganeta Danawati

vl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

LEMBARAN PERI\IYATAAI\I PERSETUJUAI\I

PT'BLII(ASI KARYA ILMIAII T]NTI]K KEPENTINGA}I AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta:

Nama : MargaretaDanawati

Nomor Matrasiswa : llll24025

Doni pengembangan ilmu pengetatruan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universias Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul

PERANAI\T MEDITASI TERIIADAP MUTU PELAYANAI\I PARA SUSTER

ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKARTA beserta porangkat yang diperlukan

(bila ada) saya memberikan kepada perpustakaan Universias Sanata Dharma hak

menyimpaq mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendishibusikan secara terbatas dan mempublikasikan di intemet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta iiin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagni penulis.

Demikian pemyataan ini penulis buat dengan sebenamya.

Yogyakarta l0 Maret 2016

Penulis,

q,,J-Margareta Danawati

vll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PERANAN MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN PARA SUSTER ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKARTA, dipilih berdasarkan pengalaman, keprihatinan dan refleksi penulis sebagai anggota Kongregasi Biarawati Abdi Kristus. Doa menjadi salah satu hidup kaul yang dihayati oleh setiap biarawati secara khusus para suster Kongregasi Biarawati Abdi Kristus. Salah satu doa yang dihayati oleh kongregasi ini adalah doa dalam bentuk meditasi. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis sebagai salah satu anggota kongregasi ini, merasakan bahwa meditasi kurang dihidupi dan dihayati karena berbenturan dengan waktu dan kesibukan karya pelayanan. Tidak semua anggota melaksanakan meditasi rutin, sehingga hal ini memberi dampak terhadap mutu karya pelayanan yang dijalani.

Skripsi ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyegarkan kembali semangat meditasi untuk menjaga mutu pelayanan dalam hidup harian. Berdasarkan pelaksanaan meditasi yang rutin saat dalam tahap pembinaan, meditasi yang dihidupi setiap hari memberikan buah kesegaran jasmani, menyegarkan pikiran, jiwa dan yang pasti juga memberikan kekuatan hidup rohani. Meditasi yang rutin dijalani setiap hari dengan kesungguhan hati tanpa mengabaikan hidup doa yang lain, telah terbukti memampukan seseorang secara khusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi memampukan seseorang untuk tetap sabar dan fokus dalam setiap karya pelayanan. Meditasi menjadi alat pengontrol setiap kata, tindakan, sehingga membuat orang yang melaksanakan dan menghayati meditasi tersebut tetap bisa mengendalikan diri di saat berbenturan dengan permasalahan hidup karya pelayanan maupun hidup bersama. Meditasi yang sungguh dihayati dalam pelaksanaannya menjadikan seorang biarawati Abdi Kristus seorang pelayan Tuhan yang penuh tanggung jawab, berdayaguna dalam karya pelayanan apapun.

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yang melibatkan tiga unsur pokok yakni, teknik wawancara, teknik observasi, pencatatan dan penggunaan dokumen. Ketiga teknik pengumpulan data ini akan digunakan untuk memperkaya temuan yang ada di lapangan (para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta). Tujuan utama dari metode penulisan ini terletak pada usaha untuk menjelaskan apa yang menjadi temuan penulis di lapangan. Harapannya dengan skripsi yang telah penulis persembahkan ini bisa menjadi bahan permenungan yang memberikan semangat dan kegembiraan untuk berani mengambil waktu setiap hari untuk melaksanakan meditasi. Dan yang terpenting adalah mewujudnyatakan buah-buah yang didapat dalam meditasi pada karya pelayanan sehari-hari.

Skripsi ini mendukung Kongregasi Biarawati Abdi Kristus dalam upaya meningkatkan dan menyegarkan kembali semangat meditasi demi menjaga mutu pelayanan yang lebih baik. Hal ini terlaksana secara nyata dalam pelaksanaan rekoleksi dalam rangka menyambut Hari Raya Bunda Maria Menerima Kabar Sukacita dan pembaharuan kaul Tri Prasetya para suster Abdi Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

ix

ABSTRACT

This undergraduate thesis entitles MEDITATION ROLE ON SERVICE QUALITY OF CHRIST SERVANT SISTERS REGIO YOGYAKARTA, was chosen based on author’s experience, concerns and reflections as a member of the congregation of Christ Servant religious sisters. Praying becomes one of the living vow comprehended by every religious sister in particular the Sisters of the Congregation of the Christ Servant religious sisters. One of the prayers comprehended by the congregation was meditation. Based on the experiences and observations of the author as one of the members of this congregation, felt that meditation was less vitalized and comprehended due to time was in coincidence with the bustle of service work. Not all members carried out regular meditation, so this would have an impact on the quality of service work undertaken.

This undergraduate thesis aims to improve and to refresh the spirit of the implementation of the meditation to maintain the quality of service in everyday life. Based on the implementation of the routine meditation while in the stage of formation, the meditation which is vitalized daily gives fruitfully a fresh body, refresh the mind, soul and certainly also gives spiritual life strength. Meditation which is daily undertaken with sincerity without ignoring other pray life, has been proven to enable someone specifically the Christ Servant religious sisters in order to comprehend daily lives more faithfully in each problem of mission work.

Meditation enables one to remain patient and focus on in every mission work. Meditation becomes a means of controlling every word and action, so as to make people who implement and comprehend meditation can still control themselves when met the problems of mission work sas well as of living together. Meditation which was actually comprehended in practice to make a religious sister of Christ Servant as a fully responsible and efficiently God Servant in whatever mission work.

The writer uses qualitative research method. Qualitative research methods involve three main elements, interview techniques, observation, recording and use of documents. These three data collection techniques will be used to enrich the existing findings in the field (the Sisters of Christ Servants in Yogyakarta). The main purpose of writing this method lies in the effort to explain what the author’s findings in the field. Hopefully this thesis whose author has been dedicated could be a reflection materials that encourage and excitement to dare to take time every day to carry out meditation. And most importantly, bring in the fruits obtained in meditation on concrete daily life.

This undergraduate sthesis supports Christ Servant congregation in an effort to improve and refresh the spirit of meditation in order to maintain the better quality of services. This was accomplished significantly in the implementation of recollection to celebrate the Holiday of Mother Mary receiving a Good News and in the renewal of Three Commitments vows for the Christ Servant Sisters.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena segala kebaikan dan

rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN

MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN PARA SUSTER ABDI

KRISTUS REGIO YOGYAKARTA ini.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah dan sumbangan terhadap para religius,

secara khusus para suster Kongregasi Biarawati Abdi Kristus dan sekaligus untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di FKIP-JIP-

Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Proses penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar karena dukungan dan

kebaikan dari banyak orang sehingga memampukan penulis untuk tetap semangat

meskipun banyak tantangan dan kesulitan yang dialami. Penulis sangat

berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan

gagasannya, kemudahan dan kesempatan sehingga skripsi ini dapat selesai pada

waktu yang tepat. Secara khusus terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno W.W. SJ., M.Ed selaku Kaprodi IPPAK Universitas

Sanata Dharma yang telah berkenan membimbing dan mendukung penulis

selama kuliah di kampus IPPAK-USD.

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ sebagai pembimbing utama dalam skripsi ini yang

penuh kesabaran, kerelaan, kemudahan dalam mendampingi, membimbing

penulis selama penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

xi

3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum sebagai dosen penguji II sekaligus

dosen pembimbing akademik yang memberi semangat, keramahan, masukan

dan dukungan serta kelancaran baik selama kuliah dan secara khusus dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Dr. C. Putranta, SJ sebagai dosen penguji III yang bersedia meluangkan

waktu dan memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.

5. Para dosen dan staf karyawan yang telah membimbing dan memberi

dukungan selama penulis kuliah di IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Pimpinan Umum Kongregasi Biarawati Abdi Kristus Sr. M. Elfrida, AK, staff

dewan dan seluruh anggota para suster Abdi Kristus di mana pun berada,

secara khusus para suster sekomunitas yang telah memberikan kepercayaan

dan kesempatan bagi penulis untuk menjalani studi di IPPAK Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Teman-teman seperjuangan selama kuliah, angkatan 2011 yang telah

memberi dukungan, semangat, kegembiraan dan kebersamaan yang

meneguhkan dalam perjuangan selama studi bersama di IPPAK-USD.

8. Orang tua tercinta melalui doa dan perhatian yang istimewa dan segenap

anggota keluarga saya secara khusus adik tercinta Dwi Prakasti Diamanta

yang memberikan semangat dan dukungan selama penulis menempuh studi di

Yogyakarta.

Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak

kekurangan yang perlu diperbaiki dan penulis membutuhkan koreksi dari

pembaca, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi. Oleh sebab itu, penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

mengharapkan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

sekalian. Terima kasih.

Yogyakarta l0 Maret 2016

Penulis

(,,@tvtargaLta Danawati

xll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 8

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 9

D. Manfaat Penulisan ........................................................................... 9

E. Metode Penulisan ............................................................................ 10

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II PERANAN MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN PARA SUSTER ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKARTA ........... 13

A. Meditasi ......................................................................................... 13

1. Pengertian Meditasi .................................................................. 13

2. Ha-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan meditasi .. 15

3. Buah-buah Meditasi.................................................................. 17

4. Hidup Rohani Kongregasi Biarawati Abdi Kristus .................. 20

5. Rangkuman ............................................................................... 23

B. Karya Pelayanan Kongregasi Abdi Kristus ................................... 24

1. Latar Belakang Kongregasi ...................................................... 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

xiv

a. Tujuan Didirikan .................................................................. 24

b. Cita-cita Khas dan Kharisma Tarekat .................................. 25

c. Spiritualitas Tarekat ............................................................. 26

d. Lambang dan Semboyan ...................................................... 28

2. Pelayanan Suster-suster Abdi Kristus ...................................... 29

3. Karya Pelayanan para Suster Abdi Kristus di Yogyakarta ....... 31

C. Mutu Pelayanan ............................................................................. 32

D. Peranan Meditasi Terhadap Mutu Pelayanan ................................ 38

E. Rangkuman .................................................................................. 40

BAB III METODOLOGI, LAPORAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................................................... 43

A. Metodologi Penelitian ................................................................... 43

1. Rumusan Permasalahan ............................................................ 43

2. Tujuan Penelitian ...................................................................... 44

3. Manfaat Penelitian .................................................................... 44

4. Jenis Penelitian ......................................................................... 46

5. Metode Penelitian ..................................................................... 46

6. Pengumpulan Data.................................................................... 46

7. Analisis Data ............................................................................ 47

8. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 48

9. Responden Penelitian ............................................................... 48

a. Populasi ................................................................................ 48

b. Sampel Penelitian ................................................................ 49

10. Variabel Penelitian ................................................................... 49

a. Variabel Independen ............................................................ 49

b. Variabel Dependen .............................................................. 50

11. Instrumen Penelitian ................................................................. 50

B. Laporan Hasil Penelitian ............................................................... 52

1. Hasil Dokumen ......................................................................... 52

2. Hasil Observasi ......................................................................... 55

3. Hasil Wawancara ...................................................................... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

xv

C. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Peranan Meditasi Terhadap Mutu Pelayanan Para Suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta .......................................................................... 76

1. Pemahaman Tentang Peran Meditasi Terhadap Mutu Pelayanan Para Suster Abdi Kristus di Yogyakarta ................. 76

D. Rangkuman ................................................................................... 92

BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI PERANAN MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN PARA SUSTER ABDI KRISTUS ........................................................... 94

A. Latar Belakang Program ............................................................... 94

B. Alasan Pemilihan Program ............................................................ 96

C. Tujuan Program ............................................................................. 96

D. Rumusan Tema dan Tujuan .......................................................... 97

E. Matriks Program Rekoleksi Bagi para Suster Kongregasi Biarawati Abdi Kristus .................................................................. 99

F. Persiapan Rekoleksi ...................................................................... 102

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 116

A. Kesimpulan .......................................................................................... 116

B. Saran ..................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 121

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian .............................................................. (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ..................................... (2)

Lampiran 3: Hasil Wawancara .................................................................. (3)

Lampiran 4: Foto Responden ................................................................... (23)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Baru:

dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia

dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

Ef : Efesus

Gal : Galatia

Kis : Kisah para rasul

Kor : Korintus

Luk : Lukas

Mat : Matius

Mrk : Markus

Mzr : Mazmur

Rm : Roma

Yoh : Yohanes

B. Singkatan Lain:

AK : Abdi Kristus

DPU : Dewan Pimpinan Umum

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KAS : Keuskupan Agung Semarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

xvii

Kons : Konstitusi

LCD : Liquid Crystal Display

Rm : Romo

S. J : Serikat Jesus

Sr. : Suster

YSMAK : Yayasan Santa Maria Abdi Kristus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan sebuah kata yang indah ketika diucapkan, namun di dalam

prakteknya banyak menimbulkan dampak negatif. Padahal yang salah tentu bukan

bidang pelayanannya, melainkan orang-orang atau pelaku pelayanan itu sendiri.

Masih ada yang beranggapan bahwa di dalam pelayanan yang terpenting adalah

kemauan atau kesediaan, atau dalam istilah lebih populer komitmen. Ada lagi yang

menambahkan faktor talenta atau kemampuan, termasuk kecakapan bekerja.

Pelayanan bukan sekedar melakukan pekerjaan, melainkan melakukan tugas

dengan didasari semangat rohani. Pelayanan lebih dari sekedar profesionalisme.

Pelayanan sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang memiliki

spiritualitas atau hidup rohani yang dihayati dan diwujudkan dalam tindakan

nyata. Pelayanan memiliki nilai yang lebih dari sekedar bekerja. Pelayanan sangat

berbeda dengan pekerjaan atau melayani berbeda dengan bekerja. Pekerjaan pada

akhirnya biasanya mendapatkan imbalan, upah atas jerih payah yang dilakukan,

sedangkan pelayanan tidak mengharapkan imbalan apapun. “Upahku adalah tidak

mendapatkan upah” (1 Kor: 9).

Mutu pelayanan berhubungan dengan sesuatu yang lebih dari sekedar

profesionalisme. Melaksanakan pelayanan membutuhkan persiapan yang

sungguh-sungguh. Bukan hanya persiapan dalam arti mengerti dan menangkap

sabda Allah akan tetapi juga persiapan dalam hal hubungan yang berisi pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

2   

Melalui hubungan pelayanan itu sabda Allah sampai kepada manusia (Nouwen,

1986: 19). Persiapan yang dimaksudkan bukan saja persiapan fisik tetapi terlebih

persiapan batin. Bekal dalam diri, menghayati spiritualitas rohani secara pribadi.

Apa yang akan disampaikan kepada orang lain juga dihayati secara pribadi, itulah

bekal yang dimaksudkan. Pelayanan yang biasa saja dengan pelayanan yang

bermutu tentu berbeda.

Mutu pelayanan adalah pelayanan yang tidak sekedar melakukan tugas,

tetapi tugas yang dilakukan dengan jiwa yang didasari ketulusan hasrat untuk

melayani, kerelaan untuk berkorban apapun baik waktu maupun tenaga. Selain itu

mutu pelayanan adalah apa yang dihasilkan berguna bagi orang lain, bermanfaat

bagi orang yang dilayani. Hal tersebut tidak hanya dapat dilihat dan dinikmati dari

buah mutu pelayanannya, tetapi baik dari awal, proses maupun akhirnya, semua

bermanfaat bagi orang lain, itu mutu sebuah pelayanan. Mutu pelayanan tidak

dilihat dari kesuksesan di akhir tetapi dari hari ke hari.

Mother Theresa dari Kalkuta mengatakan bahwa “aku dipanggil bukan

untuk sukses melainkan untuk setia”. Kesuksesan bukan yang utama dalam mutu

pelayanan, melainkan kesetiaan setiap waktu menghadapi suka duka, tantangan,

kesulitan, penderitaan dengan jiwa besar, tidak mudah mengeluh, tidak patah

semangat, demi orang-orang yang dilayaninya. Mutu pelayanan tentu

berhubungan dengan bagaimana orang yang melakukan pelayanan itu. Bagaimana

sikapnya, prosesnya, hasilnya. Apakah itu memberikan manfaat bagi orang lain

atau sebaliknya. Kriteria orang yang memiliki mutu pelayanan adalah mereka

yang pada intinya tidak mementingkan kepentingan diri sendiri. Pelayanan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

3   

bermutu bukan suatu pelayanan demi imbalan atau keuntungan pribadi, namun

hanya ingin memberi dan mencari, bahkan menyerahkan dan kehilangan nyawa

demi yang dilayani. “.....dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti

orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia” (Ef 6: 7).

Seorang religius pada hakekatnya juga adalah seorang pelayan. Tuntutan

seorang religius diharapkan lebih dari seorang awam. Menjadi seorang religius

secara istimewa telah mau menyanggupkan diri untuk mengutamakan Allah dan

perkara-perkara-Nya dalam segala hal, baik hidup maupun pelayanan dan kerja.

Maka kerja dan pelayanan itu sungguh-sungguh rasuli, sejauh bersatu erat dengan

Tuhan (Kons. 247). Pelayanan seorang religius adalah persembahan hidup bagi

Tuhan. Bagaimana seorang religius dikatakan memiliki mutu pelayanan, yaitu

seorang religius yang melaksanakan perutusannya dengan didasari semangat

rohani. Pelayanan tersebut seharusnya pelayanan yang berdasarkan ketulusan hati,

memegang prinsip melayani Tuhan dalam diri sesama. Pelayanan yang murah

hati, tanpa pamrih, penuh kegembiraan.

Pelayanan seorang religius bukan semata-mata karena perutusan dari

pimpinan, melainkan sebagai ungkapan syukur atas rahmat panggilan dari Allah.

“Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan

keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur

kepada Allah” (II Kor. 9: 12). Setiap religius juga tentu memiliki mutu pelayanan

yang berbeda-beda. Ada yang biasa-biasa saja, ada pula yang sungguh-sungguh,

misalnya saja para santo-santa. Jelas orang bisa melihat dan merasakan bagaimana

pelayanan mereka. Hal tersebut tentu didasari oleh hidup rohani yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

4   

mendalam. Begitu pula para religius yang dalam pelayanannya mudah marah,

emosi, asal bekerja, hal tersebut tentu karena orang yang bersangkutan kurang

memiliki dasar hidup rohani yang mendalam. Bisa dikatakan hidup rohani hanya

sekedar rutinitas belaka. Jelas bisa dirasakan bahwa hidup rohani yang baik atau

kurang baik sangat mempengaruhi dan memberi peran dalam bidang pelayanan.

Sejauh itu benar-benar dilihat dan direfleksikan.

Dari pengamatan penulis, pelayanan para religius khususnya, seringkali

hanya karena itu memang sudah menjadi tugasnya, sehingga banyak dari mereka

yang mengalami krisis pelayanan. Harus diakui betapa tidak mudah memang

untuk selalu memiliki semangat pelayanan yang tinggi, sering mengalami godaan

untuk sekedar bekerja, berkarya dan bukan melayani. Banyaknya kaum religius

yang kurang memiliki mutu pelayanan yang baik, salah satunya disebabkan oleh

kurangnya penghayatan dalam doa-doa, termasuk doa dalam bentuk meditasi,

dimana meditasi seharusnya menjadi kehidupan rohani yang rutin, yang harus

dijalani oleh setiap religius.

Kaum religius seringkali kurang memperhatikan buah-buah yang

terkandung dari meditasi, bahkan jarang dari mereka, atau tidak pernah

melaksanakan meditasi. Sementara meditasi seharusnya merupakan salah satu

kewajiban rohani bagi para religius untuk menjadi sarana semakin dekat dengan

Tuhan, sehingga berbuah dalam pelayanan. “Tetapi aku tidak menghiraukan

nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan

pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian

tentang Injil kasih karunia Allah” (Kis 20: 24). Pelayanan berjalan dan dimaknai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

5   

setiap saat setiap hari sampai akhir hidup, hal ini yang perlu dimiliki oleh setiap

religius. “Hendaknya semua selalu memperhatikan dan percaya bahwa karya

pengabdian dan pelayanan, apapun bentuk dan keadaannya, hanyalah berarti

sejauh sungguh melakukan itu dalam kesatuan dengan Tuhan, mengenakan Tuhan

dalam segala hal” (Kons. 235).

Meditasi adalah salah satu bentuk hidup doa yang dijalani oleh para

religius, yang dilaksanakan kurang lebih satu jam dalam praktek atau

pelaksanaannya. Dengan meditasi, jiwa disegarkan, mendapatkan inspirasi,

pencerahan, yang dapat memberikan semangat dalam menjalani kehidupan

sehari-hari. Dari uraian diatas tampak adanya hubungan antara meditasi dengan

mutu hidup sehari-hari. Hidup sehari-hari tidak hanya terbatas pada religius yang

sudah berkarya, tetapi juga mereka yang masih studi, menjalani masa pembinaan,

dan lain sebagainya.

Bercermin dari masalah tersebut di atas, berikut ini penulis paparkan

mengenai peranan meditasi terhadap mutu pelayanan. Banyak hal dapat dilakukan

untuk menjaga mutu pelayanan agar pelayanan tersebut hanya demi kemuliaan

Tuhan. Misalnya dengan menghayati hidup doa sehari-hari, laku tapa atau mati

raga, juga salah satunya dengan meditasi yang rutin setiap hari, entah itu pada

pagi hari maupun sore hari, yang dilaksanakan kurang lebih satu jam setiap

harinya. Penulis akan memaparkan tentang salah satu di antaranya yaitu dengan

cara meditasi. Meditasi dimaksudkan untuk memurnikan batin, menyegarkan jiwa.

Meditasi membersihkan proses pikiran dari apa yang dapat disebut perangsang

psikis, yakni hal-hal seperti keserakahan, kebencian, kecemburuan, kelesuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

6   

kemalasan, dan hal-hal yang membuat orang terkungkung dalam belenggu

emosional. Meditasi membawa batin ke dalam keadaan ketenangan dan keadaan-

sadar, keadaan penuh konsentrasi dan pencerahan. Meditasi membantu,

mendorong seseorang untuk berdoa lebih mendalam, untuk merenungkan

bagaimana Tuhan menyampaikan cinta-Nya kepada setiap pribadi tanpa syarat

dan bagaimana cinta itu dapat memenuhi hidup setiap pribadi. Hal tersebut dapat

terwujud melalui perutusan yang diemban dan melalui pelayanan dalam hidup

sehari-hari. Memberi dampak dalam hidup harian, baik dalam sikap maupun tutur

kata.

Meditasi menjadi bagian penting dalam hidup para religius. Para suster

Abdi Kristus juga menjalani meditasi. Penulis sebagai seorang anggota

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus merasa bahwa meditasi memiliki peran dalam

hidup harian. Perjalanan sepanjang hari terasa berbeda antara menjalani hari

dengan diawali meditasi atau menjalani hari tanpa melakukan meditasi. Hal ini

juga dirasakan oleh penulis. “Tanpa keheningan pada pusat doa, tidak mungkin

akan terjadi gerakan atau pertumbuhan. Meditasi adalah upaya untuk menemukan

dan menjadi hening” (Freeman, 2014: 5). Meditasi melatih seseorang untuk

menjadi hening. Dari keheningan tersebut akan muncul buah-buah rohani yang

memberi kesegaran pada hati dan jiwa. Apabila kesegaran jiwa ini senantiasa

dihidupi setiap hari dalam pelayanan, tentu saja akan memberikan kesegaran pula

dalam karya pelayanan.

“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah” (Mzm. 46: 11). Dengan

diam dan hening seseorang yang melakukan meditasi akan menemukan Allah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

7   

sapaan Ilahi melalui bisikan dalam hati dan batin yang diperoleh dari meditasi.

Dari sini penulis juga merasa yakin bahwa keheningan dalam doa, dalam meditasi

akan membawa dampak rohani yang sangat menyegarkan. Dan hal ini akan

mempengaruhi dalam karya pelayanan sehari-hari. Meditasi juga melatih

seseorang untuk diam secara fisik. Dalam Kitab Suci ini dikatakan dengan sangat

indah. “Diam secara fisik membantu menyadari bahwa tubuh kita adalah kudus”

(bdk. 1 Kor. 6: 19). Doa hati, doa kontemplasi, atau meditasi pada dasarnya

adalah doa iman. “Dalam keheningan, menerima bahwa Allah mengetahui

kebutuhan yang akhirnya akan menyempurnakan dalam segala hal” (Freeman,

2014: 6). Menurut pengalaman penulis dalam bermeditasi, keheningan dan diam

secara fisik mempengaruhi konsentrasi hati dan budi, sehingga setelah meditasi

selesai, apa yang dilakukan senantiasa dilakukan dalam kesadaran. Hal ini sangat

menguntungkan, mampu mengatasi kecenderungan-kecenderungan yang tidak

baik dalam karya pelayanan sehari-hari.

Belajar hening pada saat melaksanakan meditasi mendidik untuk berdoa

pada segala waktu. Mendidik untuk menggunakan setiap penundaan atau

kekecewaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu kesempatan, bahkan suatu

karunia, untuk masuk lebih dalam, belajar mendengarkan (Freeman, 2014: 11).

Jelas bahwa keheningan yang selalu rutin dilatih dalam meditasi adalah

keheningan yang mengandung kebenaran. Menyembuhkan gejolak batin, obat

untuk menghilangkan kemarahan, kecemasan, kepedihan. Hal ini akan sangat

dibutuhkan untuk melaksanakan pelayanan, sehingga akan memiliki pelayanan

yang sungguh-sungguh bermutu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

8   

Pengalaman hidup rohani penulis saat menjalani masa pembinaan sebagai

seorang religius, saat di postulat maupun novisiat, sungguh merasakan manfaat

dari meditasi. Meditasi yang rutin penulis jalani setiap hari baik pagi maupun

sore, memampukan penulis untuk menjalani hidup setiap hari dengan

kegembiraan hati. Dalam arti menjadi senang dan bahagia walau banyak teguran,

tantangan, kesulitan. Dan jika dibandingkan dengan saat ini, saat telah menjalani

perutusan untuk studi, merasa berbeda ketika tidak lagi rutin bermeditasi. Ada

perbedaan saat tekun bermeditasi dan tidak bermeditasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dan pengalaman konkret ini, penulis

merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan mengambil judul skripsi

“PERANAN MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN PARA

SUSTER ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan

beberapa permasalahan yang muncul sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan Kongregasi Abdi Kristus tentang mutu pelayanan?

2. Sejauh mana peranan meditasi terhadap mutu pelayanan para suster Abdi

Kristus?

3. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan supaya meditasi menjadi

salah satu dasar dalam menjaga mutu pelayanan para suster Abdi Kristus?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

9   

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk memahami sejauh mana meditasi memberi peranan terhadap mutu

pelayanan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan meditasi selama ini yang dilaksanakan

oleh para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

3. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh para

suster Abdi Kristus dalam melaksanakan karya pelayanannya.

4. Mengusahakan bersama penghayatan meditasi sehingga menjadi sarana

semakin berkualitasnya hidup perutusan para suster Abdi Kristus dalam

upaya meningkatkan mutu pelayanan.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Bagi para Suster Abdi Kristus

a. Para suster Abdi Kristus diharapkan semakin menyadari pentingnya

penghayatan meditasi sehingga menjadi sarana bermutunya pelayanan.

b. Para suster Abdi Kristus diharapkan mau mengupayakan penghayatan meditasi

dalam hidup sehari-hari, yang mengalir dari kesadaran pribadi sebagai seorang

religius yang bertanggung jawab terhadap mutu pelayanannya.

c. Para suster Abdi Kristus diharapkan semakin menyadari perannya dalam

menjalankan tugas perutusan sebagai seorang religius yang mengedepankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

10   

mutu pelayanan untuk membangun semangat perutusan baik di dalam maupun

di luar komunitas.

d. Para biarawan-biarawati diharapkan semakin meningkatkan mutu

pelayanannya dengan menggali kedalaman hidup rohani melalui meditasi,

sehingga akan berdampak dalam kedalaman mutu pelayanan hidup sehari-hari.

2. Bagi Penulis

Penulis sebagai seorang biarawati berharap semakin tekun menghayati

meditasi sehingga mampu mewujudkan pelayanan yang berkualitas, baik di

komunitas maupun di tempat karya. Meditasi yang rutin dan dihayati diharapkan

memampukan penulis untuk mengolah diri terus menerus agar semakin menjadi

pribadi yang memiliki mutu pelayanan sehingga mampu melaksanakan karya

pelayanan dengan penuh kegembiraan dan tanggung jawab.

3. Bagi Pembaca

Supaya pembaca tergerak hati untuk memahami kehidupan membiara dan

mengetahui misi kehadirannya, secara khusus pelayanan para suster Abdi Kristus

dalam keterlibatannya dalam karya penyelamatan Allah di tengah masyarakat.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.

Untuk memperlancar penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif melibatkan tiga unsur pokok,

yakni: teknik wawancara, teknik observasi, pencatatan dan penggunaan dokumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

11   

Ketiga teknik pengumpulan data ini akan digunakan untuk memperkaya temuan

yang ada di lapangan (para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta). Tujuan utama

dari metode penulisan ini terletak pada usaha untuk menjelaskan apa yang

menjadi temuan penulis di lapangan.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai sebuah gambaran umum tentang hal apa saja yang akan dibahas di

dalam penulisan skripsi, berikut ini adalah sistematika penulisannya:

Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan dan sistematika

penulisan.

Bab II berisi tentang landasan teori dari berbagai buku dan literatur yang

akan mendasari pembahasan-pembahasan selanjutnya mengenai meditasi, mutu

pelayanan dan peranan meditasi terhadap mutu pelayanan. Bagian pertama

menguraikan tentang apa itu meditasi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

meditasi, buah-buah meditasi, hidup rohani Kongregasi Biarawati Abdi Kristus

dan rangkuman. Bagian kedua akan menguraikan tentang karya pelayanan

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus, yaitu latar belakang kongregasi, pelayanan

suster-suster Abdi Kristus, karya pelayanan para suster Abdi Kristus Regio

Yogyakarta. Bagian ketiga menguraikan peranan meditasi terhadap mutu

pelayanan dan rangkuman.

Bab III berisi metodologi penelitian, laporan dan hasil penelitian,

pembahasan hasil penelitian dan rangkuman tentang peranan meditasi terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

12   

mutu pelayanan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta. Dengan pemahaman

ini diharapkan meditasi sungguh rutin dilaksanakan dan dihayati sehingga

memberikan kesegaran kembali dalam karya pelayanan serta memberi peran bagi

pelayanan yang semakin bermutu.

Bab IV penulis akan memaparkan mengenai usulan program untuk

mendukung perjalanan mutu pelayanan para suster Abdi Kristus. Berisi latar

belakang, alasan, tujuan, rumusan dan tema, matriks dan persiapan program

rekoleksi.

Dalam Bab akhir dari skripsi, penulis akan menguraikan kesimpulan dan

saran yang dapat diajukan demi terwujudnya pelayanan yang semakin bermutu

dalam tubuh Kongregasi Biarawati Abdi Kristus khususnya Regio Yogyakarta.

Demikian proses berpikir penulis yang dituangkan dalam skripsi ini.

Penulis mempunyai harapan penulisan tentang peranan meditasi terhadap mutu

pelayanan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta, berguna bagi

perkembangan kongregasi. Dengan demikian mutu pelayanan setiap pribadi suster

Abdi Kristus di mana pun berkarya semakin dapat menunjukkan kesaksian hidup

yang baik di tengah masyarakat, seturut cita-cita pendiri kongregasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

13   

BAB II

PERANAN MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN PARA SUSTER ABDI KRISTUS REGIO YOGYAKARTA

A. Meditasi

1. Pengertian Meditasi

Dalam ulasan-ulasan tentang hidup rohani biasanya disajikan suatu bentuk

doa yang disebut meditasi. Inti metode meditasi ini adalah memikir-mikirkan

kebenaran-kebenaran (Yves Raguin, 1986 : 29).

Orang yang melakukan meditasi diharapkan diresapi oleh kebenaran-

kebenaran supaya dapat mengalami kemajuan dalam cinta kasih Allah. Metode-

metode meditasi mengajarkan untuk memikir-mikirkan kebenaran-kebenaran

kristiani, mengait-kaitkannya yang satu dengan yang lain supaya bertambah

dayanya untuk meyakinkan budi dan hati. Seluruh waktu meditasi merupakan

waktu refleksi dalam doa di hadapan Allah (Yves Raguin, 1986 : 30).

Orang yang melakukan meditasi tidak tinggal dalam pikiran-pikirannya

sendiri. Ia mampu masuk ke dalam pikiran-pikiran Allah. Orang yang bermeditasi

maju dari pikiran yang satu ke pikiran yang lain, tetapi budinya dalam tindak

iman, mengarahkan perhatiannya kepada pikiran lain dalam tingkat iman. Apa

yang ia baca, dibacanya pada dua tingkat dengan satu pandangan. Ia

menangkapnya dalam kedalaman, ia menikmatinya dan membuatnya menjadi

santapan rohani bagi jiwa. Dalam pengenalan misterius itu jiwa memperoleh

kekuatan. Ia akan segera dapat memasuki kemesraan lebih mendalam dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

14   

Tuhan. Inti meditasi merupakan suatu kontemplasi budi, namun lebih teratur dan

tersusun (Yves Raguin, 1986 : 31-32).

Meditasi adalah latihan rohani yang universal, yang membimbing

seseorang ke dalam keadaan doa, ke dalam doa Kristus. Seseorang yang

bermeditasi dibawa dalam suasana yang hening, diam. Cara untuk melakukannya

adalah dengan mengulang suatu kata yang suci dengan setia dan penuh cinta

selama waktu meditasi. Kata suci itu dinamakan mantra. Hal tersebut di atas

merupakan cara berdoa Kristiani kuno yang telah ditemukan kembali oleh seorang

rahib Benediktin, Pater John Main (dalam Freeman, 2014: 14).

Pater John Main dalam buku Latihan Harian Meditasi Kristiani (Freeman

2014: 27), mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi orang modern untuk

melakukan meditasi, adalah bahwa meditasi itu sendiri merupakan hal yang

sederhana. Meditasi melatih diri untuk berhadapan dengan hal-hal yang rumit.

Namun, sederhana itu menuntut disiplin. Meskipun ia terus menekankan untuk

membuat meditasi sebagai suatu disiplin harian, bukan sekadar teknik

peningkatan diri, ia juga menekankan kesabaran dan kelemahlembutan dalam

mempelajari disiplin itu.

Meditasi merupakan suatu cara untuk mengenal dan menerima diri. Ini

adalah langkah pertama untuk mengenal Allah. Hal itu bukanlah semata-mata

mengenal Allah secara intelektual, melainkan mengenal Allah melalui keserasian

yang dalam antara tubuh yang diam dan jiwa. Tubuh sendiri merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari perjalanan menuju Allah. Perjalanan ini bukanlah

perjalanan seorang diri. Perasaan seorang diri dalam bermeditasi menyadarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

15   

akan ketergantungan timbal balik dengan orang lain dan karena itu meditasi

menciptakan komunitas atau kebersamaan (Freeman, 2014: 27).

Pater John Main tidak mengatakan bahwa meditasi adalah satu-satunya

jalan menuju kedalaman hati manusia.

Saya tidak ingin mengatakan bahwa meditasi adalah satu-satunya jalan, melainkan bahwa meditasi adalah jalan satu-satunya yang saya temukan. Menurut pengalaman saya, meditasi adalah jalan yang sederhana yang membuat sadar sepenuhnya akan kehadiran Yesus di dalam hati, dan inilah pengalaman yang terekam dalam tradisi Kristiani sejak zaman rasul-rasul sampai masa kini (Freeman, 2014: 28).

Meditasi merupakan sebuah pengalaman, yang dipraktekkan langsung,

bukan sekadar teori atau suatu konsep tertentu. Meditasi adalah ungkapan doa.

Tubuh bukanlah suatu penghalang antara orang yang bermeditasi dengan Allah.

Tubuh merupakan sakramen yang diberikan Allah waktu manusia diciptakan.

Tubuh adalah bait Roh Kudus dari Yesus yang bangkit. Tubuh merupakan bagian

dari seluruh pengalaman doa. Hal tersebut dapat dipahami hanya dengan

bermeditasi (Freeman, 2014: 31).

Teks-teks kuno menyebut bahwa konfrontasi antara sabda dan hati itu

adalah meditation. Meditasi yang dimaksud bukanlah meditasi dalam arti kata

yang lebih rasional, melainkan meditasi dalam arti kata yang asli, yaitu: terus-

menerus mengulangi, secara sabar mengucapkan berkali-kali kata-kata yang sama

(Andre Louf, 1984: 65).

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Meditasi

Berikut ini adalah hal-hal sederhana yang perlu diperhatikan untuk

melakukan meditasi (Freeman, 2014: 32-37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

16   

Tubuh dalam keadaan santai, tetapi bukan dalam posisi tidur-tiduran,

dalam diam tubuh mengungkapkan sikap dan tingkah laku seseorang. Punggung

lurus dan tubuh dalam keadaan sadar penuh. Dalam bernafas, paling baik bernafas

dengan perut. Sikap yang santai tetapi sadar penuh merupakan jalan menuju

kedamaian. Dalam bermeditasi, mengambil waktu sejenak sangatlah baik untuk

menemukan suatu sikap yang nyaman dan bisa bertahan lama. Ketegangan-

ketegangan dalam tubuh perlu dihilangkan yang biasanya ada di bagian bahu,

tengkuk, mata, dan dahi. Sikap duduk dasar yang dapat dicoba adalah duduk di

atas kursi dengan sandaran tegak sebagai penopang atau duduk bersila di lantai.

Berguna sekali bila mencoba semua cara sampai mendapatkan satu sikap duduk

yang paling baik, yang dirasa paling membantu dalam meditasi.

Sikap dan latihan bernafas adalah latihan yang baik untuk tubuh. Sikap dan

latihan tersebut akan mengajar manusia untuk menghormati tubuh sebagai karunia

dan bait Allah. Sikap-sikap itu adalah persiapan untuk relaksasi yang sangat cocok

sebelum melakukan meditasi. Waktu dan tempat yang tenang sangat diperlukan

agar dapat terhindar dari gangguan selama meditasi. Waktu perlu diutamakan

dalam bermeditasi, karena waktu dan tempat yang tepat akan sangat membantu

dalam proses meditasi.

Orang yang melakukan meditasi akan mengerti mengapa orang-orang yang

setiap hari bermeditasi menganggap waktu-waktu meditasi tersebut sebagai

waktu-waktu yang berharga dalam hidup mereka. Melakukan dengan tekun di

tempat dan pada waktu yang sama, karena hal ini akan membantu memperdalam

irama doa dalam hidup seseorang yang melakukan meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

17   

Waktu pagi merupakan waktu yang paling baik untuk melakukan meditasi

pertama, sebelum melakukan kegiatan apapun. Menjelang malam adalah waktu

yang terbaik untuk melakukan meditasi kedua, sesudah pulang kerja, sebelum

santap malam dan melakukan kegiatan pada malam hari. Setiap meditasi dapat

diawali atau diakhiri dengan sebuah musik atau sesuatu yang lain yang dapat

menenangkan dan memusatkan perhatian. Dan tentu saja, meditasi dapat

diintegrasikan dengan cara-cara doa lainnya, seperti perayaan Ekaristi atau

membaca Kitab Suci.

Meditasi perlu dijalankan secara teratur dan penuh disiplin. Lamanya

waktu meditasi dapat diingatkan dengan alat bantu, misalnya dengan

menggunakan timer dengan nada yang lembut atau menggunakan kaset dengan

musik lembut selama 3-5 menit pada awal dan akhir rekaman. Memperpendek

atau memperpanjang waktu meditasi sesuka hati adalah sikap yang kurang tepat,

tetapi bersikap luwes terhadap disiplin diri akan sangat membantu. Kesulitan

besar dan paling sering dialami oleh banyak orang dalam bermeditasi adalah

pikiran yang datang silih berganti. Kesulitan ini seakan-akan tidak ada habis-

habisnya. Semua orang mengalami hal yang sama. Semua itu hanya merupakan

akibat dari aktivitas pikiran. Mantra adalah cara yang paling sederhana dan efektif

untuk mengatasi segala macam pikiran dan khayalan yang mengganggu tersebut.

3. Buah-buah Meditasi

Buah-buah dalam meditasi bukanlah untuk membuat kesadaran orang yang

melakukannya berubah atau mengalami sesuatu yang luar biasa. Meditasi adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

18   

menghidupi sesuatu yang biasa secara penuh dan menemukan di dalamnya

kehadiran Allah. Sesuatu yang biasa namun dilihat dengan cara yang luar biasa.

Bila meditasi dilakukan secara teratur dua kali sehari, orang yang tekun

melakukannya akan merasakan bahwa keteraturan itu menjadikan hidup manusia

lebih seimbang dan damai. Bila ia yang sudah terbiasa melakukannya dan tidak

melakukan sehari saja, orang tersebut akan merasakan kehilangan sesuatu yang

sangat penting. Meskipun waktu melakukan meditasi, orang yang melakukan

tidak bisa tenang dan terganggu oleh banyak hal, meditasi tetap merupakan bagian

yang penting dari hari orang yang rutin melakukan. Orang akan tetap setia

sebagai seorang murid dengan mengikuti suatu disiplin yang begitu sederhana

setiap hari (Freeman, 2014: 40).

Dalam kehidupan sehari-hari dan teristimewa dalam hubungan dengan

orang lain, dengan rutin melakukan meditasi akan dapat dirasakan buah-buah

meditasi. Untuk bisa merasakan perubahan batin, tidak terjadi secara cepat atau

dramatis. Hal itu disampaikan kepada pelaku meditasi oleh orang-orang yang

hidup dan bekerja bersamanya. Mereka dapat memberikan catatan bahwa orang

yang tekun melakukan meditasi itu berubah (Freeman, 2014: 40). Meditasi sangat

membantu meningkatkan pemahaman dalam membaca Kitab Suci. Cakrawala

baru menjadi terbuka, sejalan dengan pengalaman batin yang semakin mendalam

(Freeman, 2014: 52).

Perubahan itu dijelaskan dengan sangat indah oleh St. Paulus dengan nama

“Buah Roh”. “Kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kebaikan,

kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri” (Gal 5: 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

19   

Adapun buah-buah meditasi menurut (Freeman, 2014: 41-43) adalah

sebagai berikut:

a. Kasih: kasih ditempatkan sebagai karunia terbesar.

b. Sukacita: sukacita mempunyai arti lebih dalam daripada hanya kesenangan dan

kebahagiaan. Sukacita ditemukan dalam pengalaman baru tentang hal-hal

sederhana dan biasa dalam hidup.

c. Kedamaian: kedamaian berarti pancaran dari keharmonisan hubungan-Nya

dengan Bapa dan dengan seluruh ciptaan.

d. Kesabaran: kesabaran adalah penyembuhan terhadap letupan-letupan rasa

dongkol, kemarahan atau ketidaksabaran, dan segala cara untuk mengendalikan

diri terhadap hal-hal yang memicu ketidaksabaran.

e. Keramahan: keramahan adalah karunia untuk memperlakukan orang lain

seperti diri sendiri.

f. Kebaikan: kodrat manusia adalah baik karena diciptakan oleh Allah, dan

karena Allah telah hidup di dalam diri.

g. Kesetiaan: kesetiaan adalah karunia yang diterima melalui disiplin bermeditasi

setiap hari. Menjadikan relasi hidup dan saling mencintai.

h. Kelemahlembutan: sikap tanpa kekerasan terhadap orang lain dan juga

terhadap diri sendiri.

i. Penguasaan diri: menikmati hidup dalam kebebasan.

Itulah buah-buah dari meditasi yang membuat perjalanan hidup dan karya

pelayanan menjadi bermutu. Seimbang di tengah-tengah yang berlebihan. Buah

Roh dalam meditasi perlahan-lahan bertumbuh di dalam diri orang yang setia dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

20   

tekun melaksanakan meditasi. Mengapa, karena mulai berpaling kepada kekuatan

cinta yang ada dalam diri. Semua karunia dapat diperoleh dengan belajar

bersyukur dalam keheningan, dalam meditasi. Menjauhkan dari kelekatan-

kelekatan diri. Sumber dari dalam diri, hati, adalah sumber yang menyembuhkan

dan membuat utuh. Menjadi utuh berarti menjadi kudus. Dengan meditasi, orang

dikuduskan karena disembuhkan (Freeman, 2014: 43).

Dengan meditasi yang rutin hari demi hari, seseorang akan menemukan

bahwa mantra yang diucapkan dalam meditasi berakar dengan sendirinya dalam

hati, sehingga menghidupi kesibukan dan istirahat sehari-hari dalam kesadaran

akan kehadiran Allah. Hidup menjadi lebih kontemplatif yakni lebih berakar

dalam “saat kini”, dengan penuh kesadaran dan lebih berbelas kasih (Freeman,

2014: 49-50).

4. Hidup Rohani Kongregasi Biarawati Abdi Kristus

Berikut ini adalah cara meditasi yang dilakukan oleh para suster Abdi

Kristus, yang tertuang dalam buku doa para suster Abdi Kristus.

Untuk bisa masuk ke dalam hati, aku bisa lewat beberapa pintu, misalnya: mata, bibir dan akal budi. Cara atau bentuk doa dipengaruhi oleh macam pintu itu. Bila aku masuk lewat mata, yang memandang lama dan penuh kasih, lalu hati terkena dan berdoa, aku berkontemplasi. Bila aku masuk lewat bibir, yang terus berkomat-kamit mengucapkan kata-kata atau kalimat singkat, dengan memperhatikan ritme, resonansi dan repetisi (irama, gema, dan pengulangan), aku berdoa “mantra” atau ber “doa Yesus”, yang keduanya adalah doa lisan. Bila aku masuk lewat akal budi, yang menyelidiki, menalari dan menimbang-nimbang, lalu hati tergerak dan berdoa, maka aku bermeditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

21   

Selagi berlatih melaksanakan meditasi, di antara tahap pendahuluan berupa mengheningkan diri dan memohon rahmat khusus dan tahap akhir berupa wawancara dan doa penutup hafalan, ada tahap pokok meditasi berupa pengamatan, pemahaman dan pengalaman (Buku Doa Kongregasi Biarawati Abdi Kristus 2014: 69).

Para suster Abdi Kristus yang masih menjalani tahap pembinaan di

postulat maupun novisiat melakukan kebiasaan meditasi pada pagi hari sebelum

merayakan perayaan Ekaristi. Sedangkan bagi para suster Abdi Kristus yang telah

berkarya, melakukan meditasi bisa pada pagi hari atau sore hari atau malam hari.

Waktu dan tempat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi karya masing-

masing suster. Bahan yang direnungkan biasanya mengambil dari bacaan Injil

pada hari yang bersangkutan atau sesuai dengan kebutuhan masing-masing para

suster.

Hidup doa ditandai oleh suasana bakti pada kehadiran Allah sebagaimana

tampak dalam keheningan, doa pribadi, doa bersama sehingga dapat memperkaya

hidup batin dan rohani (Kons. 248). Hidup doa ini diupayakan terus-menerus

dengan memupuk keyakinan bahwa Bunda Maria pasti membawa manusia pada

putranya; Per Mariam ad Jesum (Kons. 249). Doa tidaklah mengurangi

keterlibatan pengabdian, bahkan akan menyuburkan hidup dan pengabdian

sebagaimana telah dinyatakan oleh Bunda Maria. Oleh karena itu diperlukan

keseimbangan antara hidup doa, karya dan bersama (Kons. 249).

Hidup doa para suster Abdi Kristus dijalankan dengan memupuk hidup

batin melalui latihan-latihan rohani, berusaha mengikuti Perayaan Ekaristi setiap

hari (Kons. 256-257), mendoakan secara bersama dan pribadi doa harian atau ofisi

dalam komunitas-komunitas masing-masing (Kons. 259), kebiasaan visitasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

22   

adorasi Sakramen Maha Kudus, menerima sakramen tobat secara teratur setiap

bulan (Kons. 261), berdoa secara pribadi secara teratur haruslah menjadi

kerinduan para suster Abdi Kristus (Kons. 262), bimbingan rohani (Kons. 263),

ingkar diri atau penyangkalan diri (Kons. 266). Dalam Konstitusi No. 267-269

ditegaskan juga hidup doa yang diupayakan bersama berupa silentium dalam

biara, rekoleksi bulanan, retret tahunan dan pemeriksaan batin atau mawas diri

yang dilaksanakan baik secara pribadi maupun bersama dalam komunitas-

komunitas (Kapitel Umum V, 2008: 7-8).

Pembinaan melalui retret ditangani oleh Tim Spiritualitas. Retret

dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya pendalaman Konstitusi Tarekat

Abdi Kristus, penyegaran hidup doa. Pemandu retret selain dari Tim Spiritualitas,

juga mengundang pastor sebagai nara sumber utama. Retret dilaksanakan selama

8 hari di rumah retret yang dikelola oleh para suster AK atau di rumah retret

lainnya, sesuai dengan kondisi dan kesepakatan bersama antara para suster

pembimbing. Bahan retret yang didalami bersama biasanya telah disiapkan oleh

pembimbing dengan menggunakan sumber bahan Kitab Suci, Konstitusi

Biarawati Abdi Kristus, buku latihan rohani dan tayangan-tayangan atau materi

khusus yang disiapkan oleh pembimbing (Dewan Pimpinan Umum Kongregasi

Biarawati Abdi Kristus, 2007: 10).

Pelaksanaan rekoleksi setiap bulan diserahkan pengaturannya kepada

komunitas masing-masing. Bahan biasanya sudah disiapkan oleh tim spiritualitas

namun komunitas mempunyai kebebasan untuk menggunakannya, sesuai dengan

kebutuhan komunitas. Kitab Suci, Konstitusi merupakan sumber bahan utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

23   

yang diambil sesuai dengan kebutuhan. Sumber bahan tambahan lainnya biasanya

diambil dari buku-buku bijak, buku inspiratif, atau pengalaman hidup dari salah

satu suster yang pernah tertuang dalam bentuk tulisan.

5. Rangkuman

Berdasarkan berbagai sudut pandang para ahli serta pengalaman penulis

dalam melakukan meditasi dapat disimpulkan bahwa meditasi merupakan salah

satu bentuk doa. Di mana dengan meditasi tersebut yang dijalankan dengan

kesungguhan hati, akan membawa manusia pada kedekatan dengan Allah.

Meditasi adalah suatu bentuk doa yang melibatkan seluruh jiwa dan raga. Doa

meditasi tersebut bukanlah doa yang hanya menggunakan hati, namun seluruh

pikiran, kesadaran, bahkan tubuh. Semua terarah kepada Allah.

Meditasi merupakan bentuk doa yang sederhana, tidak rumit, namun

membutuhkan kedisiplinan dari orang yang melakukan meditasi tersebut. Bagi

orang kristiani, khususnya para religius, meditasi menjadi sebuah sarana untuk

mendapatkan kekuatan dari Allah sendiri dalam menjalankan karya kerasulan.

Meditasi dilakukan dalam ketenangan, kedisiplinan, keseriusan serta keteraturan.

Meditasi memampukan seseorang memiliki pengalaman batin yang menjadikan ia

semakin dekat dengan penciptanya. Buah-buah dalam kerutinan, kebiasaan dan

kesungguhan melakukan meditasi tidak hanya dirasakan oleh orang yang tekun

dan setia melakukan meditasi, melainkan juga mampu dirasakan oleh orang-orang

yang ada di sekitarnya. Penulis sendiri memiliki pengalaman, bahwa setelah

melakukan meditasi dengan sungguh-sungguh, merasakan kesegaran jiwa, ada

semangat baru serta kegembiraan hati setelah melakukan meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

24   

B. Karya Pelayanan Kongregasi Biarawati Abdi Kristus

1. Latar Belakang Kongregasi

Ada beberapa bentuk khusus hidup religius, dan Kongregasi Biarawati

Abdi Kristus (AK) merupakan hidup lembaga religius aktif-apostolik. Kongregasi

Biarawati Abdi Kristus lahir atas prakarsa Mgr. Petrus Willekens, SJ yang pada

waktu itu menjabat sebagai Vikaris Apostolik Batavia. Keinginan beliau untuk

memajukan orang-orang pribumi dan memperkembangkan kebudayaan pribumi,

terwujud dengan mendirikan Kongregasi Biarawati Abdi Kristus yang pada waktu

pendiriannya diberi nama “Kongregasi Abdi Dalem Sang Kristus”, di Ambarawa

pada 29 Juni 1938 (Darminta, 2008: 11-12).

Dalam mengikuti Kristus pergi kepada Bapa, Kongregasi Biarawati Abdi

Kristus terpanggil untuk menyebarluaskan karya penyelamatan Kristus, yang

datang untuk membawa tahun rahmat Tuhan Allah bagi bangsa manusia, terutama

yang miskin dan tertindas (Luk 4:18-19). Lewat hidup dan karya-karya,

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus ingin menyatakan bahwa Allah menyertai

mereka, membawa perukunan dan perdamaian di dunia, serta mengangkat hidup

dan budaya mereka untuk berbakti kepada Allah (Kons. 31).

a. Tujuan Didirikan

Tarekat Abdi Kristus menyediakan dan mempersembahkan diri kepada

karya pewartaan Gereja lewat kegiatan-kegiatan pengabdian kepada Gereja

maupun masyarakat. Hidup rasuli merupakan inti hakekat Tarekat. Dengan

kegiatan kerasulan itu, Tarekat ingin menyatukan diri dengan Kristus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

25   

mewartakan Kabar Gembira untuk menyelamatkan umat manusia. Kerasulan

secara religius dibaktikan kepada Gereja dan Allah, bagi Tarekat merupakan jalan

menuju kepada Allah Bapa dengan mengikuti Kristus. Dengan bantuan rahmat

Allah, Tarekat bertujuan ikut serta mengakarkan iman kristiani dalam budaya

setempat baik lewat hidup Tarekat maupun lewat karya-karyanya (Kons. 29).

Panggilan Tarekat terutama ditujukan kepada masyarakat pedesaan dan

kota-kota kecil. Pelayanan Tarekat terutama ditujukan kepada mereka yang

memerlukan pendidikan dasar dan karya kasih lainnya baik rohani dan jasmani

pada tingkat awal. Dengan karya itu Tarekat ingin menanamkan nilai-nilai dasar

hidup berdasarkan iman kristiani. Sebagian besar karya dan pelayanan Tarekat ini

adalah masyarakat menengah ke bawah (Kons. 32).

b. Cita-cita Khas dan Kharisma Tarekat

Tarekat ini bercita-cita untuk mencintai dan menghayati hidup sederhana,

sesuai dengan masyarakat di mana berada. Hidup sederhana yang dicita-citakan

ialah hidup yang penuh kerelaan dalam berbagi kekayaan baik rohani maupun

jasmani sebagai wujud dari rasa seperasaan dan sepenanggungan dengan mereka

yang miskin. Kemiskinan Tarekat ialah kemiskinan orang bekerja keras untuk

memperoleh nafkahnya, bahkan dari kekurangannya berani membagikan kepada

sesama. Lewat itu Tarekat ingin menyebarkan pola hidup sederhana kepada

masyarakat (Kons. 33).

Dengan ingin memupuk hidup seturut teladan Bunda Maria Hamba Allah

dalam karya penyelamatan, Tarekat yakin mendapatkan anugrah kharisma khusus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

26   

untuk diperjuangkan dan dihayati, yaitu kesederhanaan iman. Itu berarti

penyerahan diri secara total kepada Allah dan karya penyelamatan-Nya. Allahlah

yang merupakan tumpuan harapan satu-satunya, sebab sadar bahwa Allah yang

mampu mengangkat kaum hina-dina (Kons. 35).

c. Spiritualitas Tarekat

Bersama Maria, yang menghambakan diri untuk menyambut kedatangan

Sang Penebus dan demi terlaksananya karya penebusan-Nya dengan menyebut

dirinya Hamba Allah, Tarekat menyambut rahmat panggilan untuk ikut serta di

dalam karya penyelamatan-Nya. Maria Hamba Allah merupakan spiritualitas

Tarekat. Maka Tarekat mau meneladan Maria dalam pengabdiannya kepada

Gereja dan masyarakat kecil (Kons. 34).

Konstitusi Tarekat Abdi Kristus No. 251-255 memaparkan tentang jiwa

Bunda Maria yang selayaknya menjadi jiwa para suster Abdi Kristus. Bunda

Maria berdoa, karena menyadari kekecilan dan kemiskinan berhadapan dengan

sapaan Allah, ia menyebut dirinya Hamba, Maria mampu memuji dan meluhurkan

Allah, selalu menggantungkan diri pada kuasa dan rencana Allah. Kesadaran

bahwa Allah mencintai dan karena itu dia membuat dirinya yang hina pantas

dicintai itulah yang menjadi kenyataan yang dialami dalam jiwa Bunda Maria.

Kesadaran bahwa Tuhan adalah penyelenggara utama membuat beban menjadi

ringan dan menghantar orang selalu menghadap hadirat-Nya (Kons. 251).

Dalam doa berada di hadirat Allah seperti itu, ia merasa ditemani semua

pendoa, pria, wanita, oleh Bunda Maria dan Kristus sendiri (Kons. 252). Berjiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

27   

miskin yang semakin dipupuk dan disuburkan lewat doa itu menjamin sikap

miskin, yaitu orang merasa bebas terhadap keterbatasan dalam hidup, latar

belakang, kesehatan, lanjut usia, ketidakmampuan untuk menyelesaikan apa yang

diinginkan, ketergantungan kepada orang lain. Ia dibebaskan dari rasa takut dan

putus asa. Maka juga tidak mudah goyah oleh godaan, tidak mau membesar-

besarkan penderitaan. Semua hanya didasarkan atas kepercayaan bahwa Tuhan

sendirilah yang akan menyempurnakan segala-galanya (Kons. 253).

Jiwa kemiskinan itulah yang selayaknya mendorong para suster Abdi

Kristus dalam berdoa secara benar dan dibenarkan oleh Allah (Luk 18: 13-14),

berdoa bersama umat Allah, baik dalam Ekaristi, doa ibadat harian serta doa-doa

lainnya. Selain itu, jiwa kemiskinan ini pula yang mendorong para suster Abdi

Kristus untuk berdoa bagi kepentingan-kepentingan orang-orang lain dan mereka

yang dilayani, supaya terjadi menurut rencana Allah. Secara khusus dalam doa

mohon kekuatan dan keberanian seperti wanita-wanita dalam Injil diperkenankan

bersama Maria di hadapan salib (Kons. 254).

Dijiwai oleh semangat Bunda Maria, yang mengharapkan agar Sabda

Allah terjadi pada dirinya, para suster Abdi Kristus yang hidup dalam komunitas-

komunitas sangat diharapkan merenungkan Sabda Allah sebagai sumber

kehidupan, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci. Sabda Allah yang menjadi

sumber hidup berkomunitas ini ditegaskan dengan jelas dalam Konstitusi Tarekat

Abdi Kristus no. 260-261.

Penulis meringkas demikian: Dalam merenungkan Kitab Suci menuntut

kesediaan penuh untuk mendengarkan Tuhan yang bersabda dan hati yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

28   

menyesal menanggapi sentuhan dan ajakan Sabda untuk bertobat. Rahmat tobat

yang ditawarkan oleh Kitab Suci mengundang para suster untuk memperbaharui

diri dengan menyesali dosa dan kekurangan. Pertobatan ini merupakan jalan

pemurnian jiwa dan kemerdekaan dalam pelayanan kepada Tuhan.

Sejalan dengan teladan Bunda Maria, para suster Abdi Kristus ingin

menyerahkan diri agar digunakan oleh Allah, terutama untuk menyapa yang

lemah, tersisih dan kurang diperhatikan (Kons.199). Pelayanan Abdi Kristus lebih

mementingkan dan mendahulukan mereka kalangan kecil. Bunda Maria menjadi

pola pelayanan Abdi Kristus. Melayani dengan kesederhanaan namun sungguh-

sungguh sangat dibutuhkan oleh orang-orang kecil.

Bunda Maria yang menjadi teladan dan pola hidup Kongregasi Abdi

Kristus dalam melaksanakan karya penyelamatan Allah bukanlah melalui

perbuatan-perbuatan atau karya-karya besar tetapi iman yang penuh penyerahan

diri. Hal itulah yang memberi bobot kepada segala pengabdian dan pelayanan para

suster Abdi Kristus, betapa pun nampaknya tak berarti dan kecilnya, tetapi

pelayanan itu sangat dibutuhkan oleh orang-orang kecil yang tidak terjangkau

oleh Kongregasi-kongregasi besar (Kons. 200).

d. Lambang dan Semboyan

Tarekat ini dimeteraikan dengan lambang Salib Berbentuk Jangkar, yang

bertuliskan Ecce Ancila Domint, sebagai tanda pengakuan iman Tarekat. Sebagai

Abdi Kristus, Sang Penebus yang memanggul salib, dalam kesederhanaan iman

menyerahkan diri seutuhnya kepada kuasa Salib yang menyelamatkan. Tarekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

29   

bersemboyan PadaMu Ya Tuhan Aku Berharap (Maz 38: 16), karena dari

pengalaman hanya Tuhanlah yang kuasa melangsungkan Tarekat ini (Kons. 37).

2. Pelayanan Suster-suster Abdi Kristus

Dalam Konstitusi Tarekat Abdi Kristus No 32, dikatakan bahwa pelayanan

Tarekat terutama ditujukan kepada mereka yang memerlukan pendidikan dasar

dan karya kasih lainnya baik rohani dan jasmani pada tingkat awal. Pelayanan

Kongregasi Abdi Kristus lebih mengutamakan mereka yang kecil, pendidikan

menengah ke bawah. Pelayanan tidak hanya dalam bidang pendidikan, melainkan

pelayanan apa saja dalam hal rohani maupun jasmani, misalnya asrama atau panti

asuhan, rumah bersalin, balai pengobatan, dan lain sebagainya.

Cita-cita khas Tarekat adalah mencintai dan menghayati hidup sederhana,

sesuai dengan masyarakat di mana berada. Hidup sederhana yang dicita-citakan

ialah hidup yang penuh kerelaan dalam berbagi kekayaan baik rohani maupun

jasmani sebagai wujud dari rasa seperasaan dan sepenanggungan dengan mereka

yang miskin (Kons. 33).

Pengalaman rohani penulis sebagai anggota Abdi Kristus merasakan

bahwa mutu pelayanan suster Abdi Kristus adalah suatu karya kerasulan yang

dilakukan oleh para suster Abdi Kristus, bukan berdasarkan kewajiban dan tugas

saja melainkan karena semangat yang didapatkan dari buah hasil sebuah doa yakni

salah satunya adalah doa dalam bentuk meditasi. Meditasi menjadi bagian yang

sangat penting dalam kehidupan para suster Abdi Kristus. Buah-buah yang

diperoleh dari ketekunan untuk bermeditasi mampu memberi kekuatan serta

semangat dalam karya pelayanan bagi para Suster Abdi Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

30   

Doa bukanlah pengganti pelayanan. Begitu pula pelayanan yang penuh

semangat, bukanlah sebagai pengganti doa. Keduanya sangatlah penting bagi

kehidupan setiap religius. Mutu pelayanan setiap suster Abdi Kristus tidaklah

hanya nampak dalam sikap lahiriah sehari-hari, melainkan juga tentunya

dirasakan dalam kedalaman hati setiap suster Abdi Kristus. Mengenai pengabdian

para suster Abdi Kristus juga terungkap dalam Konstitusi Tarekat yakni:

Kerja kita dan semua pelayanan kita haruslah kita hayati sebagai tugas yang menjadikan kita dan sesama manusiawi, sebagai manusia yang bermartabat karena Tuhan tinggal. Dalam bekerja yang kita cari bukanlah keuntungan pribadi, kepuasan diri, apalagi balas jasa berlebihan, kecuali yang layak diterima, karena setiap pekerja layak mendapat upahnya. Kita perlu selalu mencamkan, bahwa masyarakat memerlukan orang-orang yang merdeka tidak terikat dan terhambat oleh benda materi. Masyarakat sederhana sangat memerlukan orang-orang yang tanpa pamrih mengabdi mereka, berbagi rasa dengan penderitaan mereka. Oleh karena itu mewartakan Injil dalam kemiskinan bagi kita berarti bahwa kita ingin dengan merdeka dan rela ikut menanggung beban hidup dan derita orang-orang kecil dan sederhana dalam bergulat untuk menyambung hidup mereka. Kadang kala kitapun harus rela bersama mereka mengalami ketakberdayaan di dalam hidup, sehingga hanya pada Tuhanlah bertumpu harapan kita (Kons.186). Menurut pemahaman dan pengalaman penulis sebagai anggota Abdi

Kristus, pelayanan yang dihayati oleh para suster Abdi Kristus adalah pelayanan

yang mengutamakan orang-orang kecil dan sederhana, sebagaimana yang menjadi

cita-cita Tarekat Abdi Kristus adalah lebih mengutamakan pelayanan pada orang-

orang kecil dan sederhana, bukan pada karya-karya yang besar seperti

Kongregasi-kongregasi besar lainnya.

Dalam pertemuan para suster yunior Abdi Kristus, Rm. Krispurwana

Cahyadi, S. J. menuliskan dalam diktatnya demikian:

Seorang suster Abdi Kristus adalah pelayan perutusan Kristus. Pengabdian tersebut dibuat di dalam Gereja. Maka bisa dikatakan pula bahwa suster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

31   

Abdi Kristus adalah pelayan Gereja, sebagai sakramen keselamatan Allah. Di sini tidak dipisahkan, apalagi dibedakan, antara pengabdian kepada Kristus dengan pengabdian kepada Gereja. Pengabdian kepada Kristus tersebut justru ada di dalam Gereja (Krispurwana Cahyadi: 2015).

Sejalan dengan teladan Bunda Maria, para suster Abdi Kristus ingin

menyerahkan diri agar digunakan oleh Allah, terutama untuk menyapa yang

lemah, tersisih dan kurang diperhatikan (Kons.199). Pelayanan para suster Abdi

Kristus lebih mementingkan dan mendahulukan mereka kalangan kecil. Bunda

Maria menjadi pola pelayanan para suster Abdi Kristus. Melayani dengan

kesederhanaan namun sungguh-sungguh sangat dibutuhkan oleh orang-orang

kecil.

Bunda Maria yang menjadi teladan dan pola hidup Kongregasi Abdi

Kristus dalam melaksanakan karya penyelamatan Allah bukanlah melalui

perbuatan-perbuatan atau karya-karya besar tetapi iman yang penuh penyerahan

diri. Hal itulah yang memberi bobot kepada segala pengabdian dan pelayanan para

suster Abdi Kristus, betapa pun nampaknya tak berarti dan kecilnya, tetapi

pelayanan itu sangat dibutuhkan oleh orang-orang kecil yang tidak terjangkau

oleh Kongregasi-kongregasi besar (Kons. 200).

3. Karya Pelayanan para Suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta

Beberapa komunitas para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta:

a. Komunitas Postulat Condronegaran: Komunitas ini merupakan komunitas

pendidikan. Dimana para suster yang tinggal di komunitas ini adalah para

postulan serta para suster yang sedang menjalani perutusan untuk studi di

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

32   

b. Komunitas Wates: Komunitas dengan karya pelayanan yakni: playgroup, TK

serta karya pastoral, di paroki Wates.

c. Komunitas Wonosari: Komunitas dengan karya pelayanan yakni: panti

asuhan (di Ngawen), TK, SMP, SMK serta karya pastoral lainnya.

d. Komunitas Wedi: Komunitas dengan karya pelayanan TK, SD, dan balai

pengobatan serta karya pastoral.

e. Komunitas Sangkal Putung: Komunitas dengan karya pelayanan rumah retret,

sebagai penanggungjawab bagian dapur dan ruangan-ruangan, bekerja sama

dengan para pastor Jesuit dan karyawan rumah retret lainnya.

f. Komunitas Seminari Tinggi Kentungan: Karya sebagai staff seminari tinggi.

Bertanggungjawab di bagian dapur dan kapel seminari.

g. Komunitas Sumber, yang terletak di paroki Sumber dengan karya pastoral

yakni: SD, Rumah Retret dan karya pastoral Gereja lainnya yakni

mendampingi kegiatan-kegiatan pasca erupsi Merapi.

Itulah beberapa karya pastoral komunitas para suster Abdi Kristus Regio

Yogyakarta.

C. Mutu Pelayanan

Para pelayan kristiani mulai merasa bahwa doa semakin dialami sebagai

pelarian ke dalam hidup batin yang aman dan sebagai jalan untuk menghindarkan

diri dari masalah-masalah yang seharusnya mengusik suara hati kristiani dan

merupakan tantangan untuk melibatkan diri dalam tindak yang kreatif dalam

pelayanan. Meditasi dan kontemplasi akan membosankan dan tidak menghasilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

33   

buah kalau tidak diimbangi dengan menggunakan waktu secara lebih baik untuk

melatih ketrampilan yang perlu dan mempelajari teknik-teknik yang membantu

untuk dapat melayani sesama dengan sungguh-sungguh. Tidak mengherankan

bahwa kapel menjadi tempat yang makin tidak populer untuk dikunjungi,

pembimbing rohani semakin jarang didatangi. Sebaliknya semakin banyak

perhatian diberikan kepada latihan-latihan pastoral di rumah sakit, penjara, paroki

dan proyek-proyek khusus (Nouwen, 1986: 17).

Doa bukanlah persiapan sebelum bekerja atau syarat yang tidak dapat

diabaikan kalau pelayanan mau berhasil, doa adalah bagian dari hidup orang

beriman. Doa dan pelayanan adalah sama dan tidak dapat dipisahkan. Kalau

keduanya dipisahkan, seorang pelayan kristiani akan menjadi seorang tukang dan

imamat tidak lebih dari sebuah cara lain untuk meringankan penderitaan hidup

sehari-hari. Kalau keinginan untuk hening, untuk berkontemplasi dan bermeditasi

tidak muncul dari keterlibatan terhadap dunia ini, akan segera menjadi bosan

karena tidak tahu mengapa harus menjalani latihan-latihan rohani yang begitu

banyak. Kalau Allah tidak semakin menjadi Allah yang hidup, manipulasi bagi

mereka yang melayani umat Allah setiap hari, Dia tidak akan ditemukan di gurun,

di biara atau pun pada saat-saat diam. Kalau profesionalisme pelayanan tidak mau

merosot menjadi satu bentuk manipulasi klerikal, haruslah profesionalisme itu

dilandaskan pada hidup rohani pelayan kristiani sendiri yang mengakar begitu

dalam, karena profesionalisme itu berkembang dari perhatiannya yang terus-

menerus bagi mereka yang bekerja bersama dengan dia (Nouwen, 1986: 21).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

34   

Keutamaan kerja keras dan mutu adalah tuntutan profesionalitas sekaligus

tuntutan totalitas. Kerja keras mengindikasikan kemauan untuk mencurahkan

seluruh tenaga dan waktu, sementara mutu mengindikasikan kemauan untuk

memberikan semua kemampuan dan potensi diri. Kerja keras dan mutu hendak

menunjuk pada pribadi yang tidak setengah-setengah. Ia punya sikap magis, yaitu

melakukan yang lebih baik dengan cara memberikan waktu, tenaga maupun

pikiran dan talenta diri. Keutamaan kerja keras dan mutu dilakukan sebagai

penghayatan iman bahwa ia melakukan semua itu karena ingin dipersatukan

bersama Allah sendiri, yang di dalam Yesus Kristus telah bekerja keras demi

kebahagiaan dan keselamatan umat manusia seluruhnya (Mintara, 2014: 78).

Motivasi sejati dalam pelayanan dimurnikan dan dijernihkan dalam doa.

Begitu banyak motifasi yang tidak sehat menentukan pemikiran dan tindakan dan

semuanya itu membutakan sehingga tak dapat lagi membedakan motifasi-motifasi

yang sesungguhnya (Stockman, 2005: 39).

Efektivitas karya pelayanan ikut terpengaruh oleh bagaimana cara

melayani. Sebaik dan semutu apapun pelayanan kita, tetapi bila diberikan dengan

tidak rela, maka buah dan efektivitas pelayanan menjadi lain, yakni kurang baik.

Pelayanan yang murah hati tampak dalam pelayanan yang membebaskan.

Pelayanan yang membebaskan tampak dari buah pelayanan yang membawa orang

kepada suasana ringan, enak dan gembira. Entah bagaimana kehadiran kita

membuat orang lain merasa dibantu, dibebaskan dari belenggu atau tekanan

tertentu. Kehadiran dan pelayanan kita selalu dinantikan, diharapkan, dan

dirindukan (Martasudjita, 2003: 49-50).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

35   

Pelayanan yang murah hati adalah pelayanan yang penuh pengabdian.

Pengabdian dalam arti sikap pelayanan yang tulus, tanpa pamrih, tidak

memikirkan kepentingan diri sendiri. Jiwa pengabdian juga mengandung makna

tanpa mencari imbalan alias tanpa pamrih (Martasudjita, 2003: 52-53).

Pelayanan dengan penuh pengabdian dijiwai oleh keinginan untuk

memberikan seluruhnya bagi Kerajaan Allah. Sedangkan hal-hal lain, seperti

keperluan hidup, pakaian, makanan, singkatnya: nafkah, tidak menjadi nomor

satu. Orang macam ini meresapkan Sabda Tuhan (Martasudjita, 2003: 54).

Seluruh karya pelayanan dan kerasulan hanya bisa ada, hidup dan tumbuh

karena mengalir dari Tuhan Yesus Kristus sendiri, Sang Batu Penjuru. Itulah

hakikat karya pelayanan yakni karya Tuhan sebagaimana telah direnungkan.

Karya pelayanan dan kerasulan merupakan karya Gereja sendiri yang dibangun

atas dasar para rasul dan para nabi (Martasudjita, 2006: 47).

Di dalam kehidupan ini khususnya dalam karya pelayanan para religius,

tentu banyak tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Orang beranggapan bahwa

kesusahan, derita, penyakit adalah hambatan dalam pelayanan yang baik.

Pandangan yang dikemukakan oleh Yesus bertolak belakang dengan pandangan

duniawi. Baik dalam pengajaran maupun dalam hidup-Nya, Yesus menunjukkan

bahwa kegembiraan yang sejati sering kali tersembunyi di balik kesusahan, tarian

kehidupan dimulai dalam kesedihan. Ia berkata, “...kalau tidak mati, biji gandum

tidak dapat menghasilkan...”. Salib menjadi lambang yang amat jelas. Salib adalah

lambang kematian dan kehidupan dalam karya pelayanan, penderitaan dan

kegembiraan, kekalahan dan kemenangan (Nouwen, 1998: 37-38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

36   

Orang Katolik begitu akrab dengan kata pelayanan (diakonia). Di dalam

Gereja Katolik, dalam banyak kesempatan kata itu sering digunakan, misalnya

pelayanan sakramental, pelayanan kesehatan, pelayanan orang sakit, dan

sebagainya. Dalam banyak bidang, pelayanan menjadi bagian hidup dan

berkembangnya Gereja.

Dalam pelayanan, orang melakukan sesuatu demi kebaikan orang lain.

Sesuatu yang baik itu bisa berupa bantuan untuk orang miskin, pelayanan sabda

untuk menghidupkan iman. Pelayanan tidak sekedar melakukan sebuah pekerjaan

dengan tujuan mendapatkan sesuatu, tetapi sebuah pengabdian yang hanya karena

didasari oleh rasa hormat dan syukur pada Tuhan. Semua orang Kristiani adalah

pelayan, yaitu orang yang berusaha untuk menghayati hidupnya dalam sinar

terang kabar gembira Yesus Kristus (Nouwen, 1986: 7).

Bertolak dari kalimat tersebut, penulis juga memiliki pendapat yang sama.

Semua orang Kristiani, baik itu awam maupun para religius, mereka memiliki

tugas yang sama yaitu sebagai pengikut Yesus Kristus. Menjadi pengikut Yesus

Kristus berarti mengikuti teladan-Nya, menjadi pelayan. Pekerjaan apa saja yang

dilakukan oleh seorang pengikut Kristus adalah pelayanan. Misalnya seorang

Kristiani yang bekerja di tempat tertentu, sekalipun dia bekerja untuk

mensejahterakan hidupnya, keluarganya, namun tetap harus didasari semangat

pelayanan. Upah itu penting untuk hidupnya, namun yang jauh lebih penting

adalah sikap pelayanannya.

Pelayanan bukanlah pekerjaan dengan jam kerja mulai pukul delapan

sampai pukul lima, atau waktu-waktu yang telah ditentukan, akan tetapi pertama-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

37   

tama adalah jalan hidup. Jalan hidup yang dimaksud adalah supaya apa yang

dilakukan selama bekerja dilihat dan dimengerti oleh orang lain bahwa bekerja

bukan sekedar mencari upah melainkan demi cinta kasih terhadap orang lain. Doa

bukanlah persiapan sebelum bekerja atau syarat yang tidak dapat diabaikan kalau

pelayanan mau berhasil. Doa adalah hidup, doa dan pelayanan adalah sama dan

tidak dapat dipisahkan (Nouwen, 1986: 21).

Menurut penulis pelayanan itu tidak sekedar melakukan pekerjaan, sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, tetapi pelayanan itu adalah

suatu tindakan yang dilakukan dan dijiwai semangat rohani. Bukan untuk

kepentingan diri sendiri, tetapi terlebih untuk orang lain. Pelayanan lebih

mengarah pada tindakan untuk memuliakan Tuhan melalui sesama dan alam

sekitar. Doa dan pelayanan itu saling berkaitan. Doa yang dijiwai dan dihayati

pasti akan membuahkan pelayanan yang penuh kasih. Doa ungkapan iman dan

relasi batin manusia dengan Tuhan dan pelayanan merupakan ungkapan mencintai

Tuhan dalam diri sesama dan alam sekitar.

Yesus mengosongkan diri-Nya dan memberikan hidup-Nya bagi orang

lain. Demikianlah jalan dari semua pelayanan (Nouwen, 1986: 73). Merefleksikan

hidup Yesus selama di dunia penulis merasakan bahwa segala yang Ia lakukan

bukan semata-mata untuk diri-Nya sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan

dalam diri sesama. Kehidupan Yesus sepenuhnya adalah sebuah pelayanan.

Pelayan Kristiani, pelayanan religius, pelayanan yang memberi perhatian

kepada orang lain terlebih mereka yang kecil, dipanggil untuk menjadi terampil

tetapi tidak untuk menjadi seorang tukang, banyak pengetahuan tetapi bukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

38   

seorang yang serba memaksakan, profesional tetapi bukan seorang manipulator.

Apabila ia dapat menyangkal dirinya sendiri, beriman dan memahami arti

penderitaan manusia, maka orang yang dilayani akan menyadari bahwa melalui

tangan mereka yang mau menjadi pelayan, Allah menunjukkan cinta kasih-Nya

yang lembut kepadanya. Mengajar menjadi pelayanan kalau guru melangkah lebih

jauh daripada sekedar menyampaikan ilmu dan bersedia memberikan pengalaman

hidupnya sendiri kepada murid, sehingga kecemasan yang melumpuhkan dapat

disingkirkan. Khotbah menjadi pelayanan kalau pengkhotbah melangkah lebih

jauh daripada sekedar menceritakan kisah (Nouwen, 1986 : 86).

D. Peranan Meditasi terhadap Mutu Pelayanan

Doa dalam spiritualitas aktif. Maksudnya adalah kerohanian mereka yang

hidup aktif, artinya yang mengabdikan hidupnya dalam keterlibatan di dunia

ramai, bukan mengabdikan diri pada hidup doa saja dalam suasana keheningan,

jauh dari keramaian dunia. Dalam tradisi kerohanian Kristiani orang mengenal

dua arus spiritualitas, yaitu tradisi spiritualitas kontemplatif dan tradisi

spiritualitas aktif. Dua tradisi ini mempunyai penekanan yang berbeda dalam

memandang relasi antara acara doa dengan kegiatan hidup sehari-hari.

Hubungannya dengan pelayanan yang bermutu adalah, acara doa dihayati dan

akhirnya tertuang dalam tindakan nyata pada karya pelayanan. Doa yang sungguh

dihayati dan dihidupi akan nampak dalam keaktifan hidup sehari-hari.

Dalam tradisi kontemplatif, doa formal menduduki tempat sentral, seperti

tarekat-tarekat monastik (Trappist, Karmelit, Klarist) mengatur acara harian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

39   

mereka di seputar doa formal. Mereka memahami spiritualitas mereka di sekitar

rahmat yang paling dimohon, yaitu pengalaman kesatuan mistik dengan Allah

dalam doa (sering diistilahkan dengan “rahmat kontemplasi”). Kemajuan hidup

rohani diukur terlebih dalam taraf kesempurnaan yang dicapai dalam doa formal.

Tradisi spiritualitas aktif (yang menjiwai kaum awam, imam diosesan,

tarekat-tarekat religius aktif, termasuk tarekat Abdi Kristus). Doa informal justru

menjadi tujuan yang ingin dicapai lewat doa formal sebagai sarana yang mutlak

perlu. Artinya, rahmat yang paling dimohon bukanlah pertama-tama kesatuan

mistik dengan Tuhan dalam doa, melainkan kontak terus-menerus dengan Allah

yang secara subur menjiwai penyerahan diri dalam pelayanan di tengah dunia.

Doa formal adalah doa yang terstruktur oleh semua atau salah satu dari unsur-

unsur berikut: saat tertentu dalam hari, frekuensi tertentu, lamanya tertentu,

tempat tertentu, sikap tubuh tertentu, atau cara berdoa tertentu.

Suasana doa yang dibawa ke dalam hidup mencakup kesadaran yang

penuh kesiagaan akan kehadiran dan aktifitas Allah di tengah dunia, usaha untuk

terus menegaskan kehendak Allah sekarang ini dan di tempat ini untuk mengikuti

kehendak-Nya dalam pelayanan pada sesama secara lebih baik lagi. Rahmat yang

paling dirindukan oleh spiritualitas aktif yang berfokus pada “doa informal”

adalah rahmat penyangkalan diri, mengalahkan ego-sendiri dan menyatukan diri

ke dalam kehendak Allah di medan dunia.

Spiritualitas kaum aktif ternyata mempunyai akar alkitabiah yang jelas.

Khususnya Rasul Paulus telah memberikan sumbangan visi yang kuat bagi

mereka yang terlibat dalam keramaian dunia. Spiritualitas aktif sebagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

40   

dipaparkan di atas jauh sekali dari suatu spiritualitas duniawi yang berusaha

mendamaikan kenikmatan serta kekayaan material dengan kesalehan serta

macam-macam devosi. Kesuburan spiritualitas aktif akan menjadi nyata bila

dijalani dengan setia, dan salah satu buah kesuburan ini antara lain (seturut rahmat

yang dianugerahkan kepada masing-masing) adalah kemudahan doa dan

berkontak dengan Tuhan (Putranta, 2006: 2-9).

E. Rangkuman

Berdasarkan pembahasan mengenai meditasi dari beberapa tokoh serta

pengalaman penulis, dan juga pembahasan mengenai mutu pelayanan baik dari

beberapa tokoh maupun dari Konstitusi Para Suster Abdi Kristus, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Meditasi merupakan salah satu bentuk doa, relasi pribadi manusia dengan

Allah. Bagi orang Kristiani meditasi menjadi sarana untuk menyegarkan jiwa dan

hidup rohani seseorang. Meditasi juga merupakan salah satu bentuk doa yang

dijalani oleh para religius, secara khusus pula para suster Abdi Kristus. Bagi para

suster Abdi Kristus yang hidup di tengah masyarakat luas, setiap suster

mengemban pelayanan yang berbeda-beda. Ada yang di dunia pendidikan, sosial,

kemasyarakatan, paroki, dan lain sebagainya.

Dengan melihat apa yang tertuang dalam konstitusi para Suster Abdi

Kristus, mereka menjadikan Maria sebagai pola hidup sehari-hari termasuk dalam

bidang pelayanan. Jelas dalam konstitusi bahwa Bunda Maria memiliki semangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

41   

hidup sederhana serta hidup doa yang begitu mendalam. Begitu pula Yesus

Kristus yang menjadi teladan utama para Suster Abdi Kristus, memiliki hidup doa

yang patut diteladani. Dua tokoh tersebut menjadi figur bagaimana para Suster

Abdi Kristus berdoa dan melayani, lepas dari kekurangan masing-masing pribadi

para suster dalam pelayanan dan doa sehari-hari.

Meditasi dalam buku doa harian para Suster Abdi Kristus merupakan salah

satu bentuk doa yang dihidupi oleh Kongregasi. Meditasi menjadi salah satu

sarana para Suster Abdi Kristus untuk menjalin relasi yang mendalam dengan

Tuhan. Untuk dapat menjelaskan dan membuktikan lebih lanjut, maka pada bab

berikutnya nanti akan dijelaskan kenyataan yang sesungguhnya berdasarkan

penelitian yang akan penulis laksanakan. Penelitian nanti akan ditujukan kepada

para Suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta. Penelitian yang dilaksanakan

sehubungan dengan bagaimana meditasi itu memberikan peran terhadap mutu

pelayanan para Suster Abdi Kristus.

Meditasi berperan sebagai cara bagaimana seorang religius mengenal

pelayanannya serta menerima pelayanan dengan penuh sukacita. Dalam sebuah

pelayanan tentu akan sering didapati tantangan dan kesulitan, namun meditasi

yang dijalani dengan tekun dan setia akan memampukan menerima itu semua

dengan kegembiraan hati.

Mengenali kehendak Tuhan tidak dapat diwujudkan begitu saja, melainkan

sebuah proses yang terus menerus digulati dalam hidup harian. Dalam meditasi

seseorang akan memiliki kesadaran penuh, dan kesadaran tersebut akan dibawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

42   

dalam pelayanannya sehingga dengan kesadaran itu akan memampukan untuk

dapat mengenali kehendak Tuhan dalam setiap peristiwa hidup, secara khusus

dalam pelayanan setiap hari.

Seorang religius yang tekun setia dalam olah rohani setiap saat, dalam

ketekunan bermeditasi, tentu sangat berbeda dengan mereka yang tidak

melakukannya. Sehingga jelas bahwa meditasi membantu meningkatkan mutu

sebuah pelayanan. Meditasi membantu seorang religius untuk menghayati

pelayanannya sebagai perutusan dari Allah sendiri. Memampukan seorang religius

melihat dan memaknai pimpinannya sebagai wakil Tuhan yang memberikan tugas

perutusan sebagai sebuah pelayanan.

Meditasi secara khusus juga membantu para suster Abdi Kristus dalam

meningkatkan mutu pelayanannya. Melaksanakan pelayanan dan perutusan

sebagai rahmat karunia dari Allah sehingga pelayanan sungguh dihayati sebagai

pemberian dan persembahan hidup bagi Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

43   

BAB III

METODOLOGI, LAPORAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tiga bagian pokok, yaitu metodologi penelitian,

laporan, dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data tentang peranan meditasi terhadap mutu pelayanan para suster

Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

A. Metodologi Penelitian

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang rumusan permasalahan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, pengumpulan

data, analisis data, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, variabel

penelitian dan instrumen penelitian.

1. Rumusan Permasalahan

a. Bagaimana pandangan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta tentang

mutu pelayanan?

b. Faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan peranan meditasi

bagi mutu pelayanan?

c. Bagaimana meditasi berperan terhadap pelayanan para suster Abdi Kristus

khususnya Regio Yogyakarta?

d. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan agar meditasi menjadi salah

satu dasar dalam menjaga mutu pelayanan para suster Abdi Kristus?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

44   

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk memahami sejauh mana meditasi memberi peran terhadap mutu

pelayanan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

b. Mengetahui bagaimana pelaksanaan meditasi selama ini dilaksanakan oleh

para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

c. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh para

suster Abdi Kristus dalam melaksanakan karya pelayanannya.

d. Mengusahakan bersama penghayatan meditasi sehingga menjadi sarana

semakin berkualitasnya hidup perutusan para suster Abdi Kristus dalam

upaya meningkatkan mutu pelayanan.

3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi para Suster Abdi Kristus

1) Para suster Abdi Kristus diharapkan semakin menyadari pentingnya

penghayatan meditasi sehingga menjadi sarana bermutunya pelayanan.

2) Para suster Abdi Kristus diharapkan mau mengupayakan penghayatan

meditasi dalam hidup sehari-hari, yang mengalir dari kesadaran pribadi

sebagai seorang religius yang bertanggungjawab terhadap mutu

pelayanannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

45   

3) Para suster Abdi Kristus diharapkan semakin menyadari perannya dalam

menjalankan tugas perutusan sebagai seorang religius yang mengedepankan

mutu pelayanan untuk membangun semangat perutusan baik di dalam

maupun di luar kongregasi.

4) Para suster Abdi Kristus diharapkan semakin meningkatkan mutu

pelayanannya dengan menggali kedalaman hidup rohani melalui meditasi,

sehingga akan berdampak dalam kedalaman mutu pelayanan hidup sehari-

hari.

b. Bagi Penulis

Penulis sebagai seorang biarawati diharapkan semakin tekun menghayati

meditasi sehari-hari sehingga mampu mewujudkan pelayanan yang berkualitas

baik di komunitas maupun di tempat karya. Supaya terpacu untuk mengolah diri

terus menerus agar semakin menjadi pribadi yang memiliki mutu pelayanan

sehingga mampu melaksanakan karya pelayanan dengan penuh kegembiraan dan

tanggung jawab dalam melayani seperti yang diharapkan kongregasi maupun

Gereja.

c. Bagi Pembaca

Supaya pembaca tergerak hati untuk memahami kehidupan membiara dan

mengetahui misi kehadirannya, secara khusus pelayanan para suster Abdi Kristus

dalam keterlibatannya dalam karya penyelamatan Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

46   

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto. Sugiyono

dalam Riduwan (2008: 50) menyatakan penelitian ex post facto adalah suatu

penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan

kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kejadian tersebut.

5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang gunakan oleh penulis adalah metode penelitian

kualitatif. Metode penelitian kaulitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat post positivisme/interpretif, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana

peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono,

2014: 9).

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah melalui wawancara

terstruktur. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara penulis telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan. Dalam

melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk

wawancara, penulis juga menggunakan alat bantu seperti Handphone (untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

47   

merekam), kamera yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar

(Sugiyono, 2014: 387).

Melalui data yang terkumpul penulis secara selektif akan memperoleh

informasi tentang keadaan responden. Penulis akan mencatat data yang diperoleh

melalui wawancara kemudian mendiskripsikan masalah-masalah yang ada di

lingkungan responden. Teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih

menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014: 386). Dalam

penelitian ini penulis melibatkan tiga unsur pokok, yakni; teknik wawancara,

teknik observasi, dan pencatatan melalui dokumen. Ketiga teknik pengumpulan

data ini akan digunakan untuk memperkaya temuan yang ada di lapangan yakni,

komunitas para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

Sugiyono, mengutip dari Esterberg (2002) menuliskan bahwa wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik (Sugiyono,

2014: 231). Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi yang tidak bisa ditemukan melalui observasi (Sugiyono,

2014: 232).

7. Analisis Data

Dalam rangka penelitian kualitatif, analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,

catatan di lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

48   

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono,

2014: 402).

Setelah data-data terkumpul melalui observasi, wawancara dan pencatatan

melalui dokumen, penulis mengelompokkan jawaban-jawaban responden menurut

kelompok variabel. Kemudian penulis akan mendeskripsikan jawaban-jawaban

dari responden dan akan diuraikan pada bagian laporan dan hasil penelitian.

8. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di komunitas-komunitas para suster Abdi

Kristus Regio Yogyakarta. Komunitas-komunitas tersebut meliputi komunitas

Wates, Wonosari, Condronegaran, Sangkal Putung, Seminari Tinggi Kentungan,

sebagai tempat atau lokasi penelitian, karena berdasarkan pertimbangan yakni

lokasi mudah dijangkau oleh penulis.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015.

9. Responden penelitian

a. Populasi

Sugiyono mengutip dari Spradley, istilah populasi disebut dengan “social

situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (place),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

49   

pelaku (actors), dan aktivitas (aktivity) yang berinteraksi secara sinergis

(Sugiyono, 2014: 363). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah para

suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendaknya

diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlah lebih sedikit

dari pada jumlah populasi (Sunyoto, 2009: 125). Sampel penelitian ini adalah para

suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta. Sampel yang berjumlah 12 orang ini

dipilih karena dianggap mampu mewakili populasi dan mampu memberikan

informasi data yang dibutuhkan oleh penulis.

10. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014: 38). Dalam skripsi terdiri dari dua variabel, yakni:

a. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014:

39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yakni peran meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

50   

b. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2014: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen yakni mutu pelayanan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

Tabel 1. Variabel Penelitian

No Variabel yang diungkapkan

Indikator

(1)

(2) (3)

1 Peran Meditasi 1. Pelaksanaan dan penghayatan meditasi. 2. Buah-buah yang didapatkan dari meditasi. 3. Bagaimana meditasi berperan dan membantu

dalam melaksanakan pelayanan. 4. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

pelaksanaan meditasi.

2 Mutu pelayanan para suster Abdi Kristus

1. Karya pelayanan apa yang dijalani saat ini. 2. Mutu pelayanan. 3. Pandangan mereka tentang mutu pelayanan. 4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga mutu pelayanan.

11. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi

baik langsung maupun partisipan, dokumentasi, dan wawancara terstruktur

(sructured interview). Dalam melakukan wawancara penulis telah menyiapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

51   

instrumen penelitian berupa pedoman pertanyaan-pertanyaan. Dalam wawancara

ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan penulis mencatatnya

(Sugiyono, 2014: 138).

Hasil wawancara akan direkam dengan Handphone (HP) sebagai alat

bantu pada saat wawancara agar penulis dapat berkonsentrasi pada proses

pengambilan data tanpa harus berhenti mencatat jawaban-jawaban dari subyek.

Hasil rekaman kemudian ditulis kembali dalam bentuk print out sebagai

dokumen. Instrumen penelitian ini adalah pedoman pertanyaan wawancara.

Adapun butir-butir pokok yang dijadikan pedoman oleh penulis dalam

wawancara adalah sebagai berikut:

Instrumen Penelitian Responden:

a. Karya pelayanan apa yang suster jalani saat ini? Berapa lama suster bekerja

dalam bidang pelayanan itu dan dengan siapa saja suster bekerja?

b. Apakah di dalam pelayanan suster, suster merasakan kebahagiaan atau

kegembiraan batin, meskipun menghadapi tantangan? Mengapa suster

merasakan seperti itu?

c. Apa yang membuat suster bersemangat melaksanakan pelayanan?

d. Menurut suster pelayanan yang bermutu itu seperti apa?

e. Bagaimana cara suster mengupayakan agar pelayanan suster bermutu?

f. Apakah sebelum dan sesudah pelayanan suster melakukan meditasi, mengapa?

g. Apakah kebiasaan rutin meditasi suster jalani setiap hari?

h. Buah-buah apa yang suster dapatkan dari meditasi?

i. Apakah meditasi berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

52   

j. Usaha apa yang suster lakukan agar meditasi memberi peran dalam

meningkatkan mutu pelayanan?

k. Harapan-harapan apa yang ingin suster sampaikan sehubungan dengan hal ini?

B. Laporan Hasil Penelitian

1. Hasil Dokumen

Dokumen yang dipakai penulis untuk mengetahui perihal data-data tentang

karya pelayanan para responden selain dari wawancara langsung juga diambil dari

buku katalog terbaru kongregasi Abdi Kristus yang memuat tentang tugas karya

pelayanan yang dilaksanakan oleh para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

Karya pelayanan baik sebagai pimpinan karya maupun pimpinan komunitas

maupun sebagai anggota karya dan anggota komunitas. Selain itu juga dari

refleksi atas hidup tarekat menjelang kapitel umum VI dan hasil kapitel umum VI

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus.

a. Refleksi atas Hidup Tarekat

Begitu banyak wujud bukti kehadiran dan penyertaan Tuhan yang dialami

oleh anggota kongregasi baik secara personal maupun komunal entah dalam

keheningan, dalam hal-hal kecil dan sederhana dalam visitasi, adorasi ekaristi,

meditasi, berdiam diri bersama Yesus dan Bunda Maria. Penyertaan Tuhan

memberikan kekuatan rohani dan mendorong untuk semakin mengandalkan

Tuhan (Refleksi atas hidup tarekat 2014: 16).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

53   

Berbagai cara ditempuh untuk menjalin relasi akrab dengan Tuhan yaitu

melalui perayaan ekaristi, tekun merenungkan sabda-Nya, setia dan disiplin

menaati jam-jam doa pribadi maupun bersama.

Akrab, intim dengan Tuhan dalam doa maupun saat berkarya. Hanya

bersama Tuhan dan dalam Dia bisa melaksanakan karya pelayanan dengan baik.

Upaya yang dilakukan untuk semakin dekat dengan Tuhan yaitu melalui usaha

menjaga keheningan, matiraga, refleksi, meditasi, kontemplasi, mawas diri,

membaca buku rohani, ekaristi, berdevosi dan lain-lain, menjadi syarat ampuh

atau sarana-sarana untuk dapat berjumpa dengan Tuhan. Relasi yang akrab dan

intim dengan Tuhan inilah yang menjadi sumber kekuatan dalam hidup bersama

dan kesuburan karya-karya pelayanan (Refleksi hidup tarekat 2014: 31).

Mutu pelayanan berkaitan dengan kualitas hidup. Setiap perutusan dalam

karya pelayanan yang dijalani oleh anggota adalah pelayanan yang berpegang

pada iman. Setiap pribadi mengusahakan pengabdian yang berciri mandiri, kreatif,

terbuka, peka terhadap lingkungan sekitar, penuh dedikasi, bekerja secara

bermartabat (Kapitel Umum V 2008: 31).

b. Evangelisasi Khas Abdi Kristus

Dengan tetap setia kepada Kristus dan Injil-Nya, pada kharisma Pendiri,

Gereja, dan situasi zaman, para suster Abdi Kristus mau melanjutkan perjalanan

pengabdian. Dengan semangat Evangelisasi Baru hendak menghayati dan

mewujudkan secara konkrit penghayatan hidup doa, hidup kaul terutama kaul

kemiskinan, hidup berkomunitas maupun karya kerasulan, dan memelihara

keutuhan ciptaan serta berevangelisasi di era globalisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

54   

c. Evangelisasi dalam Doa

Sebagai pelaku evangelisasi yang hendak mewartakan Kabar Gembira

buah perjumpaan dengan Allah, sudah selayaknyalah setiap suster Abdi Kristus

selalu menyediakan diri untuk berjumpa dengan Kristus dalam meditasi dan

kontemplasi, sehingga mengalami misteri cinta-Nya di Salib yang menjadikan

iman semakin kuat dan mendalam, mengandalkan Tuhan dan setia pada Kristus

dan karya pelayanan-Nya. Dengan perjumpaan dan pengalaman akan kekuatan

cinta-Nya membawa serta keprihatinan dunia kepada-Nya dalam doa bersama

yang misioner.

d. Evangelisasi dalam Karya Kerasulan

Para suster Abdi Kristus dipanggil untuk terlibat dalam menyebarluaskan

Kabar Gembira di tengah masyarakat khususnya di desa-desa dan kota-kota kecil,

terutama mereka yang kecil dan miskin. Sesuai dengan panggilan khusus sebagai

religius Abdi Kristus, memilih jalan dan cara sebagaimana jalan dan cara yang

ditempuh Kristus yang telah menanggalkan ke-Allahan-Nya dan turun di tengah

dunia yang silau oleh gemerlapnya kemegahan duniawi, untuk menyatakan cinta

Bapa kepada umat manusia, terutama mereka yang miskin, tertindas dan tersingkir

(Kapitel Umum VI, 2014: 20).

Sesuai dengan cita-cita Pendiri dan panggilan khas para suster Abdi

Kristus, keterlibatan untuk ambil bagian diwujudkan bukan dengan karya-karya

besar yang jauh melampaui kemampuan, tetapi dengan perbuatan-perbuatan kecil,

sederhana, dan biasa tetapi menjadi luar biasa karena pikiran, perasaan, ungkapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

55   

dan dilakukan dengan kedalaman yang bersumber dari perjumpaan pribadi dengan

Tuhan dalam keheningan dan ketersembunyian (Kapitel Umum VI, 25).

2. Hasil Observasi

Dari beberapa komunitas yang diobservasi oleh penulis, jadwal harian para

suster demikian, setiap pagi diadakan doa bersama: doa harian dan brevir. Setelah

itu dilanjutkan dengan perayaan ekaristi. Untuk jadwal meditasi, bisa dilakukan

setiap pribadi sebelum doa bersama dan setelah perayaan ekaristi, tergantung

jadwal dan tugas pribadi masing-masing suster.

Dari observasi yang dilakukan oleh penulis ketika mengikuti doa bersama,

memang benar bahwa meditasi tidak dilakukan secara bersama dan di tempat yang

sama, melainkan secara pribadi mengambil waktu sendiri-sendiri. Ada yang pagi

hari sebelum doa bersama, ada yang setelah doa bersama menjelang ekaristi dan

ada yang setelah perayaan ekaristi selesai, sebelum berkarya di tempat tugas.

Dalam meditasi pun cara dan penggunaan sarana prasarana berbeda. Ada yang

dengan pegangan Kitab Suci sesuai bacaan pada hari yang bersangkutan, ada pula

yang menggunakan konstitusi dan memilih tema sesuai dengan kebutuhan

masing-masing pribadi. Rupanya bahan meditasi disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing, namun pada malam hari tetap dibacakan bahan renungan untuk

pagi hari yakni dari Injil pada hari yang bersangkutan serta dari konstitusi Tarekat

Abdi Kristus.

Duabelas Responden yang penulis pilih dalam penelitian ini memiliki

peran dan tugas masing-masing dalam karya pelayanan. Baik sebagai pimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

56   

karya maupun sebagai anggota karya maupun anggota komunitas. Waktu bersama

dalam komunitas biasanya saat sore hari sampai malam. Untuk pagi hari sampai

siang masing-masing berkarya di tempatnya masing-masing.

Untuk lebih memperoleh data yang lebih valid, penulis telah

mewawancarai baik pimpinan karya, pimpinan komunitas, maupun anggota

komunitas, dengan berbagai macam karya.

3. Hasil Wawancara

Berikut ini akan dipaparkan laporan hasil wawancara berdasarkan

pertanyaan yang diajukan penulis kepada para suster baik sebagai pimpinan karya

maupun anggota.

a. Identitas Responden

Dalam tabel 2 ini penulis akan menuliskan 12 identitas responden yang

sudah penulis wawancarai. Baik sebagai pimpinan karya maupun anggota, serta

responden lainnya, yakni para suster yang masih dalam tahap pembinaan.

Tabel 2: Identitas Responden Sebagai Pimpinan Karya dan Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Sr. M. Yosephinia, AK. Usia 58 tahun. Sebagai pimpinan komunitas sekaligus penanggungjawab dan pimpinan karya PAUD Terpadu, St. Theresia, serta Pastoral. Berkarya selama lima (5) tahun di komunitas Wates. Berkarya dengan para guru, karyawan baik sekolah maupun komunitas, dengan rama paroki serta umat setempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

57   

2 R2 Sr. M. Nerifa, AK. Usia 25 tahun. Berkarya sebagai anggota komunitas dan pendamping TPA, sehari-hari menemani anak-anak, sekitar 7 anak. Sudah berkarya selama satu tahun. Selain itu juga pastoral. PIA, Misdinar, WK: Arisan, memberi renungan, memimpin ibadat, Dasawisma. Bekerja dengan para karyawan play group, para suster, rama paroki, ketua lingkungan dan umat setempat.

3 R3 Sr. M. Retha, AK. Usia 53 tahun. Bekerja selama 4 tahun, sebagai bendahara dan keuangan sekolah (PAUD Terpadu: TPA, Play Group, TK). Bekerja dengan para guru dan karyawan non Guru. Selain berkarya di sekolah juga menjalani pastoral.

4 R4 Sr. M. Angela, AK. Usia 66 tahun. Berkarya sebagai pimpinan karya dan penanggungjawab Klinik St. Maria Wedi, Klaten. Dalam karya bekerja dengan para perawat, dokter, pasien, dan karyawan non kesehatan. Sudah lebih dari 25 tahun berkarya dalam bidang kesehatan.

5 R5 Sr. M. Yovita, AK. Usia 54 tahun. Sebagai anggota komunitas, bendahara RB & BP St. Maria, dan sebagai perawat. Berkarya selama 4 tahun. Relasi karya dengan para karyawan dan anggota komunitas.

6 R6 Sr. M. Carola, AK. Usia 40 tahun. Sebagai pimpinan komunitas dan penanggung jawab di rumah retret Sangkal Putung Klaten. Berkarya selama bulan, sebelumnya tinggal di komunitas novisiat. Di rumah retret berkarya bersama para Rama Jesuit, para karyawan rumah retret.

7 R7 Sr. Yhosepha Maria. Usia 53 tahun. Sebagai anggota komunitas dengan karya penanggungjawab bagian kamar dan ruangan-ruangan di rumah retret Sangkal Putung Klaten. Sudah berkarya selama 4 tahun. Dalam karya bekerja dengan para karyawan rumah retret.

8 R8 Sr. M. Hilaria, AK. Usia 59 tahun. Sebagai pengurus rumah tangga seminari tinggi kentungan, berkarya selama 5 tahun, 2 bulan. Dalam karya bekerjasama dengan para Rama praja, para frater, dan karyawan seminari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

58   

9 R9 Sr. M. Chantal, AK. Usia 56 tahun. Sebagai anggota komunitas di seminari tinggi kentungan Yogyakarta dan sekaligus sebagai penanggungjawab dapur di seminari tinggi kentungan Yogyakarta. Sudah berkarya selama 4 tahun. Bekerjasama dengan para karyawan seminari.

10 R10 Sr. M. Marcellina, AK. Usia 46 tahun. Sebagai pengelola panti asuhan Ngawen Wonosari, dan sebagai anggota komunitas. Berkarya selama satu tahun. Dalam karya bekerja dengan para pengasuh anak panti.

11 R11 Sr. M. Mathilda, AK. Usia 20 tahun. Sebagai novis AK, menjalani pembinaan kurang lebih 3 tahun. Dalam keseharian hidup bersama dengan Magistra novisiat, para suster sekomunitas dan rekan kerja seperti para karyawan komunitas.

12 R12 Sr. M. Tarsisiani, AK. Usia 21 tahun. Sebagai novis AK menjalani pembinaan kurang lebih 3 tahun. Dalam keseharian hidup bersama dengan Magistra novisiat, para suster sekomunitas dan rekan kerja seperti karyawan novisiat.

b. Dalam Menghadapi Tantangan dan Kesulitan dalam Pelayanan, Hal-hal yang

Dirasakan

R1 sebagai pimpinan karya mengatakan bahwa di dalam pelayanan

dirasakan ada kegembiraan setiap hari. Tantangan dan kesulitan itu selalu ada,

namun bukan penghalang untuk tetap bahagia dalam pelayanan dan panggilan.

Hal ini sama dengan apa yang dikatakan oleh R2 sebagai anggota komunitas

bahwa tantangan tidak pernah tidak ada, bahkan selalu ada, tetapi justru dari

tantangan itu digembirakan oleh Tuhan bisa melayani dengan perjuangan,

sehingga tetap bahagia meskipun ada kesulitan. Perhatian dan kasih dari orang-

orang sekitar baik di tempat karya maupun di komunitas memampukan untuk

tetap bahagia dalam tantangan dan kesulitan sekalipun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

59   

R3 mengatakan hal yang sama dengan yang dialami oleh R7 dan R9,

kebahagiaan dirasakan dalam pelayanan yang tulus, bekerja dengan sebaik-

baiknya. Dalam karya pelayanan merasakan kecewa, sedih, marah, emosi, baik

pada karyawan maupun rekan kerja yang lain, namun hal tersebut tidak membuat

lemah dan putus asa di dalam karya pelayanan setiap hari.

Beberapa responden lain juga mengatakan bahwa tantangan dan kesulitan

bukan penghalang untuk tetap bahagia dan gembira dalam pelayanan sehari-hari.

Justru dalam situasi apapun diharapkan tetap bahagia, itulah jati diri seorang Abdi

Kristus atau pelayan Tuhan. Kegembiraan batin dirasakan dalam tantangan dan

kesulitan karena itu yang membuat krasa dadi suster (merasakan benar jadi

seorang suster seperti ini). Dalam kesulitan masih tetap bahagia itu kegembiraan

sejati sebagai seorang Abdi Kristus.

Dalam tabel 3 dan tabel 4 berikut ini penulis akan memaparkan secara

lengkap hasil wawancara tersebut.

Tabel 3: Tantangan dalam pelayanan menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Tetap bahagia dan gembira walaupun banyak tantangan dan kesulitan. Kesulitan pasti selalu ada dalam kehidupan pelayanan maupun hidup bersama dalam komunitas. Ada kesulitan bukan berarti tidak bahagia. Semua orang tentu mempunyai kesulitan masing-masing, dan bagi saya itu menjadi tantangan yang membuat berkembang. Kebahagiaan dan kegembiraan yang saya alami bukan berarti tanpa kesulitan. Dan menghadapi kesulitan dan tantangan bukan berarti saya tidak bahagia. Intinya menjadi suster tetap bahagia dan gembira.

2 R4 Pertolongan Tuhan saat mengalami kesulitan merupakan kebahagiaan. Kebahagiaan bukan hanya dalam hal-hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

60   

yang menggembirakan, namun juga dalam kesulitan. Merasa bahagia karena boleh ambil bagian dalam karya Tuhan meski dalam hal-hal yang sederhana, misalnya melayani orang sakit, dan tidak mendapat imbalan apapun, itu menggembirakan.

3 R6 Bahagia bukan saat menerima, tetapi saat bisa memberi dengan penuh ketulusan hati. Berkarya di tengah banyak karyawan dan teman kerja dari kongregasi lain semakin menambah wawasan dan ada banyak tantangan. Namun dukungan dan kerjasama yang baik dengan teman sekomunitas sangat membantu dalam pelaksanaan karya.

4 R8 Bahagia karena bisa menjadi penyalur rahmat Tuhan melalui kemampuan yang dimiliki. Bahagia sebagai orang yang dipilih menjadi utusan-Nya. Merasa sebagai orang pineleh (terpilih). Berkarya di lingkungan para rama dan frater sangat tidak mudah, ada tantangan tersendiri yang dihadapi. Tetap gembira dan bahagia bisa melayani sesuai dengan kemampuan meski terbatas.

Tabel 4: Tantangan dalam pelayanan menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2 Kerjasama yang baik antar rekan kerja, suster sekomunitas. Itu sudah merupakan kebahagiaan. Bisa merayakan ekaristi setiap hari juga merupakan kebahagiaan yang tidak terkira. Meskipun kadang ada kesulitan, tantangan, tetapi tetap merasa bahagia. Dalam tantangan dan kesulitan bisa merasakan artinya kebahagiaan. Bahagia tidak terletak pada fisik yang penuh tawa, tetapi keiklasan hati menerima tantangan merupakan kebahagiaan batin.

2 R3, R7, R9 Kebahagiaan itu dirasakan dalam pelayanan yang tulus, bekerja dengan sebaik-baiknya itu membahagiakan. Dalam pelayanan setiap hari tetap bahagia. Terkadang ada rasa kecewa, sedih, kesulitan, emosi, namun itu tidak membuat putus asa, tidak menyurutkan dalam melayani.

3 R5, R10 Setiap hal dalam pelayanan sangat membahagiakan karena untuk itu diutus yaitu untuk melayani. Perkara bahagia itu rahmat yang diperoleh setiap hari. Sejauh setiap peristiwa selalu dimaknai dan direfleksikan bersama Tuhan, itu pasti selalu membahagiakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

61   

4 R11, R12 Hidup keseharian dalam pembinaan tidak lepas dari tantangan dan hambatan, baik dalam hidup pribadi maupun bersama. Banyak mendapat teguran, banyak perhatian dan sorotan dari komunitas lain. Sering ditegur itu setiap hari, tetapi itu mengembangkan, menjadi tahu mana yang salah, mana yang benar. Setiap hari dibentuk melalui teguran. Tetapi mendewasakan.

c. Hal-hal yang Menyemangati dalam Pelayanan

Sebagian besar dari responden mengatakan bahwa hidup doa, hidup rohani

itu yang paling memberi semangat di dalam karya pelayanan. Relasi dengan

Tuhan dalam doa, meditasi, perayaan ekaristi setiap hari, bacaan rohani,

mendalami konstitusi, kegiatan rohani tersebut yang selalu memberi kekuatan,

demikian yang diungkapkan oleh R1, R4 sebagai pimpinan karya, sama halnya

yang dikatakan oleh anggotanya yakni R2, R3. Menurut R6 mengatakan bahwa

hal pokok dan utama yang menyemangati dalam karya pelayanan adalah kekuatan

doa. Baik doa bersama sesuai kesepakatan bersama dan aturan kongregasi,

maupun doa pribadi dalam bentuk hening, meditasi, adorasi serta perayaan

ekaristi. Selain itu dukungan dari komunitas, kongregasi, keluarga juga sangat

memberi kekuatan di dalam pelayanan. Hal tersebut sama dengan yang dikatakan

oleh R7. Rahmat yang didapat dari doa-doa memberi peneguhan dalam karya.

Saling mendukung antar anggota komunitas dan pimpinan karya sangat memberi

pengaruh dalam pelaksanaan karya.

Berbeda dengan R5, mengatakan bahwa yang menyemangati di dalam

karya pelayanan adalah rasa syukur sebagai orang terpanggil secara khusus, hal

ini yang menjadi penyemangat setiap hari dalam pelayanan. Pelayanan bermutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

62   

yang penuh semangat karena luapan rasa syukur dari dalam hati. Hal serupa juga

diungkapkan oleh R8, R9 dan responden lain yakni para novis, R11 dan R12.

Dalam tabel 5 dan 6 berikut ini, penulis akan memaparkan secara lengkap

hasil wawancara tersebut.

Tabel 5: Yang Menyemangati dalam Pelayanan Menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Satu-satunya yang menyemangati adalah relasi dengan Tuhan. Rahmat Tuhan yang didapatkan melalui doa bersama, meditasi serta perayaan ekaristi setiap hari. Segalanya karena Tuhan yang memberi rahmat, sehingga bersemangat setiap hari dalam pelayanan.

2 R4 Pelayanan dalam bentuk apapun adalah sarana untuk mengabdi Tuhan. Yang paling terasa menyemangati dalam karya pelayanan adalah kedisiplinan hidup rohani secara pribadi, tanpa pernah mengabaikan kebersamaan. Saya melihat orang sakit yang saya layani adalah Yesus sendiri. itu yang selalu membuat semangat. Yesus hadir melalui orang sakit. Melihat orang sakit berarti melihat Yesus.

3 R6 Kekuatan doa dalam bentuk doa bersama dalam komunitas, doa pribadi seperti adorasi, meditasi, hening, refleksi. Buah-buah dari doa-doa itulah yang memberi kekuatan dan semangat dalam karya pelayanan dalam wujud apapun dimana pun. Dukungan dan perhatian kongregasi serta keluarga juga sangat mendukung dalam pelayanan.

4 R8 Kepercayaan yang diberikan dari kongregasi merasa sebagai orang yang diutus, itu yang selalu menjadi semangat. Saya di sini dipanggil dan diutus. Utusan dari kongregasi merupakan utusan Tuhan.

Tabel 6: Yang Menyemangati Dalam Pelayanan Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2 Motivasi awal menjadi seorang religius memberi semangat dalam pelayanan setiap hari. Sadar diri bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

63   

dipanggil untuk melayani, maka selalu semangat. Tanpa semangat rohani pelayanan sekedar bekerja saja.

2 R3 Bacaan rohani dan menghayati konstitusi, menjadi tongkat dalam perjalanan pelayanan setiap hari.

3 R5 Rasa syukur sebagai orang terpanggil secara khusus menjadi penyemangat setiap hari dalam pelayanan. Pelayanan bermutu yang penuh semangat karena luapan rasa syukur dalam hati. Rasa syukur itu menumbuhkan semangat dan kreatifitas dalam melayani.

4 R7 Kekuatan doa dalam bentuk doa bersama dalam komunitas, doa pribadi seperti adorasi, meditasi, hening, refleksi. Rahmat yang didapat melalui kehidupan rohani itu memberi peneguhan dan semangat dalam karya pelayanan dalam wujud apapun dimana pun. Relasi yang baik antara pimpinan dan anggota juga mendukung.

5 R9, R10 Dipanggil untuk terlibat. Diutus oleh pimpinan dimaknai sebagai utusan dari Tuhan sendiri.

6 R11, R12 Semangat karena teguran itu demi kebaikan dan perkembangan panggilan. Sadar diri karena dibentuk Tuhan melalui pimpinan dan kongregasi.

d. Pengertian Tentang Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan menurut beberapa responden bukanlah pengertian secara

teori, namun karena sudah dilaksanakan sehingga mengartikan dan memaknai apa

itu pelayanan yang bermutu atau mutu pelayanan karena merasakan maknanya

dalam kenyataan. Menurut R4 sebagai pimpinan di karya kesehatan mengatakan

bahwa mutu pelayanan itu saat memberi dengan tulus tanpa mengharapkan

imbalan apapun. Hal ini sesuai dengan pengalamannya selama bertahun-tahun

berkarya di kesehatan bahwa ketika pasien tidak membayar karena tidak

mempunyai uang, Suster sebagai responden dalam penelitian ini tetap merasa

bahagia. Dia mengatakan di sinilah letak pelayanan yang bermutu. Menurut R8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

64   

pelayanan yang bermutu itu adalah pelayanan yang dilakukan dengan sebaik-

baiknya, tidak mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi mengandalkan Tuhan.

Semua semata-mata untuk Tuhan.

Dalam tabel 7 dan tabel 8 berikut ini penulis menguraikan dengan jelas

jawaban dari responden mengenai pengertian mutu pelayanan.

Tabel 7: Pengertian Mutu Pelayanan Menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Karya apapun yang dilakukan dibumbui dengan doa, tidak sekedar bekerja saja, tetapi ada semangat doa di dalamnya. tidak mengandalkan diri sendiri, tetapi mengandalkan kekuatan Tuhan.

2 R4 Siap sedia melakukan perutusan setiap hari dengan menghayati ketiga kaul yakni, kaul kemurnian, kaul ketaatan dan kaul kemiskinan. Melayani berbeda dengan bekerja. Melayani tidak menuntut upah.

3 R6 Pelayanan yang seimbang, bukan hanya bekerja, berkarya tetapi juga berdoa. Kesabaran menghadapi apapun juga.

4 R8 Pelayanan yang mengarahkan diri pada Tuhan, tidak mencari kepentingan pribadi tetapi semua karya ditujukan pada Tuhan. Tidak mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan dengan doa dan karya yang sebaik-baiknya. Semua semata-mata hanya untuk Tuhan.

Tabel 8: Pengertian Mutu Pelayanan Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2 Pelayanan yang tulus dan tidak mudah mengeluh, murah hati, mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi maupun kelompok.

2 R3 Mutu pelayanan tidak terletak pada besarnya pelayanan atau jabatan, tetapi sikap batin dalam melaksanakannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

65   

3 R5 Bekerja dengan sebaik-baiknya, melayani dengan sebaik-baiknya, bukan menurut ukuran diri sendiri, tetapi dengan motivasi menggembirakan orang lain.

4 R7, R10 Berkarya dimana pun senang, mengerjakan apapun senang, tidak ada yang tinggi tidak ada yang rendah. Dalam pelayanan semua di hadapan Tuhan sama, maka juga mengusahakan segalanya menjadi sarana melayani Tuhan. Pekerjaan bentuk apapun dan di mana pun, semua dilakukan dengan ketulusan hati, kegembiraan batin. Kemurahan hati tidak dalam berapa banyak yang kuberikan tetapi kerelaan hati memberikan waktu, tenaga dan perhatian.

5 R9 Bukan dilihat dari hasilnya, tetapi kerelaan hati apapun hasilnya. Memberikan diri bagi pelayanan untuk kemuliaan Tuhan. Bertindak kreatif sesuai dengan talenta yang diberikan, tidak monoton tetapi berkembang.

6 R11, R12 Melakukan pekerjaan seperti mengepel, berkebun, menyapu, berdoa, dengan sebaik-baiknya, tulus, gembira, bukan maksud ingin dipuji, bukan karena ada pimpinan yang melihat. Ada pimpinan maupun tidak ada pimpinan tetap berkerja dan melayani dengan sebaik-baiknya. Orientasinya pada Tuhan, motivasi melakukan untuk Tuhan, bukan untuk pimpinan.

e. Cara Mengupayakan Agar Pelayanan Sungguh Bermutu

Banyak cara yang dilakukan dan diusahakan supaya dari hari ke hari

pelayanan untuk Tuhan semakin mantap dan bermutu. Setiap pribadi dari

responden mengusahakan hal itu. Menurut R4 beliau mengatakan bahwa setiap

hari selalu mengusahakan kedekatan dengan Tuhan. Banyak cara yang dilakukan

agar relasi dengan Tuhan terjaga dengan baik, dan salah satu yang pokok adalah

melalui hidup doa, itu yang menjadi sumber kekuatan. Dan rata-rata sebagian

besar dari responden juga mengatakan hal yang sama, bahwa hidup doa menjadi

kekuatan paling besar dalam menjalani pelayanan setiap hari. Tidak ada kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

66   

yang lebih besar selain dari Tuhan melalui doa. Hal serupa juga dikatakan oleh

R10 bahwa tunduk dengan hati dan batin itu jauh lebih kokoh dari kekuatan

manapun. Di dalam Tuhan segalanya menjadi bisa karena doa. Doa, meditasi,

refleksi merupakan relasi yang dibangun setiap hari dengan Tuhan karena dari sini

mengalir sumber rahmat dan kekuatan.

Berikut ini pada tabel 9 dan tabel 10 penulis akan menjabarkan lebih lanjut

tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh seluruh responden dalam menjaga agar

pelayanan menjadi semakin bermutu.

Tabel 9: Usaha Agar Pelayanan Bermutu Menurut Pimpinan Karya

No Responden Jawaban Responden

1 R1 dan R4 Berdoa dan meditasi setiap hari. Selalu mengambil waktu khusus untuk berdoa baik pribadi maupun bersama. Bacaan rohani dan konstitusi. Hidup rohani yang dihayati menjadi pondasi kuat dalam menjaga mutu pelayanan. Dengan berbagi terwujud persaudaraan sejati dalam karya yang dijalani.

2 R6 Selalu bersyukur setiap saat menjadi energy rohani yang memberi daya dalam menjaga pelayanan agar tetap bermutu dan bermakna.

3 R8 Memupuk kesadaran bahwa semua orang adalah kenisah Tuhan, maka wajib dihormati dan dihargai.

Tabel 10: Usaha Agar Pelayanan Bermutu Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2 Melakukan pelayanan setiap hari dengan sebaik mungkin. Apapun dikerjakan dengan hati berdoa, demi kemuliaan Tuhan, bukan diriku.

2 R3 Memupuk disiplin, percaya pada orang lain, mengikuti perkembangan zaman dan memupuk cinta pada sesama dan pada karya perutusan. Komitmen dan tidak plin plan. Selalu bersyukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

67   

3 R5, R7 Berlatih untuk dapat hening meski dalam keramaian. Hati yang dibiasakan untuk reflektif atas peristiwa hidup sehari-hari.

4 R9 Menjalin komunikasi yang baik dengan pimpinan dan rekan kerja. Transparan dan terbuka pada komunitas dan rekan kerja.

5 R10 Mendengarkan orang lain, apa yang baik dari orang lain dengan rendah hati menggunakannya jika itu sungguh memperkembangkan dalam menjaga mutu pelayanan. Tidak sombong dengan kemampuan diri sendiri, terbuka pada kelebihan orang lain.

6 R11, R12 Mengarahkan pekerjaan untuk Tuhan, bukan ingin dipuji supaya kelihatan baik. Bekerja dan berdoa. Dalam bekerja sehari-hari, dalam suasana hening. Hening tidak cukup tanpa bicara, tetapi doa dalam batin dengan ujub tertentu.

f. Melakukan Meditasi Sebelum dan Sesudah Karya Pelayanan

Pada dasarnya meditasi dilakukan oleh seluruh responden, hanya cara dan

waktu yang berbeda-beda. Semua disesuaikan dengan waktu dan situasi karya

pelayanan masing-masing. Tidak ada satu pun responden yang meninggalkan doa

dan meditasi maupun hidup rohani yang lainnya, namun waktu dan tempat yang

berbeda dalam melaksanakan meditasi tersebut berbeda-beda. Menurut R4

mengatakan bahwa rutin melakukan meditasi pada pagi dan malam hari. Pada

pagi hari dilakukan di kamar setelah bangun tidur sebelum beranjak untuk

berkarya. Meditasi juga dilanjutkan di kapel merenungkan sabda Tuhan dalam

Kitab Suci. Pada malam hari, meditasi dilakukan pula secara pribadi setelah doa

completorium bersama. Meditasi rutin ini dilakukan setiap hari pagi dan malam.

Hal ini sama dengan yang dilakukan oleh R10, mengatakan bahwa meditasi itu

nafas hidup dalam panggilan. Menggerakkan dan menyegarkan hati dan jiwa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

68   

Pada tabel 11 dan tabel 12 berikut ini, penulis akan menjelaskan lebih

lengkap tentang responden yang melakukan meditasi pada setiap harinya.

Tabel 11: Sebelum dan Sesudah Pelayanan, Apakah Melakukan Meditasi Menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1, R4, R6

dan R8

Melakukan meditasi, namun tidak tergantung pada waktu dan tempat. Menyesuaikan dengan waktu karya. Waktu dan tempat tidak pasti, tetapi rutin melakukan baik sehari sekali maupun sehari dua kali. Pada pagi hari dan malam hari. Di kapel maupun di tempat-tempat pribadi.

Tabel 12: Sebelum dan Sesudah Pelayanan, Apakah Melakukan Meditasi

Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2, R3, R5,

R10

Melakukan meditasi. Tidak tergantung pada waktu dan tempat. Menyesuaikan dengan waktu karya maupun komunitas. Waktu dan tempat tidak pasti, tetapi rutin melakukan baik sehari sekali maupun dua kali. Sebagai seorang religius, meditasi adalah pokok dalam perjalanan hidup panggilan.

2 R7, R9 Melakukan meditasi. Selalu mengambil waktu dan kesempatan secara pribadi untuk melakukan meditasi. Melakukan meditasi tidak otomatis duduk manis di kapel, tetapi juga dilakukan dengan cara hening dalam melakukan pelayanan. Misalnya berkebun dengan hening. Merenungkan Sabda Tuhan sebelum merayakan ekaristi.

3 R11, R12 Pasti melakukan meditasi, waktu sudah diatur dan ditentukan. Selalu tersedia waktu. Kadang di kapel, terkadang meditasi di alam terbuka. Meditasi pribadi merenungkan Sabda Tuhan dan meditasi terpimpin, mendapat tuntunan dari magistra.

g. Kebiasaan Rutin dalam Meditasi

Hal ini hampir sama dengan tabel dan penjelasan sebelumnya, yaitu

sehubungan dengan sebelum dan sesudah pelayanan melakukan meditasi ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

69   

hubungan erat dengan kebiasaan rutin dalam melakukan meditasi setiap harinya.

Jawaban-jawaban dari responden tidak jauh berbeda dengan jawaban sebelumnya.

Dari sini nampak kekonsistenan para responden dalam menjawab maupun dalam

pelaksanaannya.

Berikut ini pada tabel 13 dan tabel 14 akan penulis paparkan seluruh

jawaban dari responden.

Tabel 13: Apakah Kebiasaan Rutin Meditasi Setiap Hari Suster Jalani Menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1, R4, R6,

R8

Iya, secara pribadi mengambil waktu untuk bermeditasi, waktunya tidak pasti, bisa pagi, siang, atau sore. Tergantung Tuhan kapan memberi waktu yang tepat. Meditasi dijalani, tergantung situasi yang terjadi hari itu. Disesuaikan dengan keadaan, tidak kaku pada aturan dan jam. Lebih sering pada pagi hari.

Tabel 14: Apakah Kebiasaan Rutin Meditasi Setiap Hari Suster Jalani Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2, R3, R5 Doa itu pokok, dan meditasi juga makanan pokok setiap hari. Rutin menjalani karena selalu disediakan waktu oleh Tuhan, dan berani mengambil waktu untuk meditasi di sela-sela kesibukan.

2 R7, R9,

R10

Sujud dari dalam hati bukan fisik. Meditasi tidak harus dipahami tetapi direnungkan. Sesibuk apapun tetap secara pribadi merenungkan Sabda Tuhan dalam keheningan pribadi itu yang dimaknai sebagai meditasi.

3 R11, R12 Rutin, tidak pernah sehari saja tanpa meditasi. Ini rutinitas, kewajiban seorang novis, tetapi menjadi kebutuhan dasar hidup sebagai calon religius dalam anggota tetap kongregasi. Tidak terpaksa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

70   

h. Buah-buah yang Didapatkan Melalui Meditasi

Hampir keseluruhan dari responden juga mengungkapkan hal yang sama

mengenai buah-buah yang didapatkan melalui meditasi. Menurut R8 mengatakan

bahwa buah-buah dari meditasi yaitu rahmat kekuatan dalam menjalani pelayanan

sehari-hari. Hal serupa juga dikatakan oleh R10, bahwa dari meditasi yang

dihayati setiap hari mendapatkan rahmat kegembiraan batin, menemukan Tuhan

dalam segala hal.

Tabel 15: Buah yang Didapatkan Melalui Meditasi Menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Kesegaran fisik, pikiran, hati. Memberi kekuatan, memberi semangat, lebih sabar dan tidak mudah emosi menerima tantangan dengan hati terbuka.

2 R4 Penuh kasih, cinta. Selalu bahagia dan gembira, melayani dengan penuh kegembiraan. Menjadi pribadi yang disiplin dalam hidup rohani. Dalam segalanya semakin menggantungkan diri pada Tuhan. Segar da nada semangat baru.

3 R6 Konsisten, penuh syukur, murah hati. Interaksi dengan orang lain semakin berkembang. Fisik disegarkan, pikiran dan hati juga menjadi jernih. Bisa menguasai diri. Tekun dalam melaksanakan pelayanan.

4 R8 Pertobatan dari hari ke hari, memberi kekuatan jiwa. Menggetarkan hati dan jiwa. Sadar diri bahwa kehadiranku sebagai religius sebagai tanda eskatologis. Kesadaaran diri.

Tabel 15: Buah yang Didapatkan Melalui Meditasi Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden 1 R2 Disiplin dan tertib waktu. Melatih keheningan batin

dalam keramaian karya pelayanan di tengah masyarakat. Kesegaran fisik menyegarkan pikiran.

2 R3 Mudah untuk konsentrasi dan bisa focus. Tidak mengabaikan kepercayaan yang diberikan orang lain maupun kongregasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

71   

3 R5 Tenang menghadapi persoalan, seberat apapun persoalan dalam karya pelayanan tetap terasa ringan karena campur tangan Tuhan. Dan merasakan campur tangan Tuhan ditemukan melalui doa dan meditasi. Pikiran jernih.

4 R7 Memberikan keseimbangan dalam hidup, antara doa dan karya pelayanan. Konsisten. Tidak mudah lesu.

5 R9 Tuhan semakin memberi waktu. Menjadi seimbang antara hidup doa dan hidup karya pelayanan.

6 R10 Meditasi seperti olah raga yang meyegarkan fisik dan pikiran. Apa yang dilihat menakjubkan, di setiap sudut menemukan kehadiran Tuhan. Tidak pernah kesepian meski sendiri, bekerja dengan hening.

7 R11, R12 Hening, pengendalian diri, mampu menguasai tubuh dan pikiran. Menjadi ramah, sabar.

i. Peran Meditasi dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan

Keseluruhan responden mengatakan bahwa meditasi sungguh memberikan

peran bagi pelayanan sehari-hari. Hal tersebut dialami sendiri oleh para

responden.

Berikut ini pada tabel 16 dan tabel 17 penulis akan memaparkan secara

lengkap apa yang sudah dikatakan oleh responden dalam wawancara yang sudah

berlangsung.

Tabel 16: Peran Meditasi dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Menurut Pimpinan Karya

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Kedisiplinan dalam meditasi membuat disiplin dalam karya pelayanan. Bangun pagi untuk meditasi memberi semangat untuk datang tepat waktu di tempat karya.

2 R4 Meditasi memberi peran dalam jiwa bahwa saya bukan tenaga sosial tetapi seorang abdi-Nya, pelayan-Nya. Memurnikan motivasi sebagai abdi-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

72   

3 R6 Siap sedia melakukan apapun juga, pelayanan dalam bentuk apapun menjadi bermakna, karena selalu sadar diri sebagai orang terpilih. Meditasi berperan sebagai pengingat, pengontrol diri dalam melakukan tindakan dan berkata-kata. Menjadi rambu-rambu.

4 R8 Meditasi menjadi motor penggerak dalam pelayanan yang bermutu. Sebagai pengendali batin dan tindakan dalam segala situasi. Pengarah ke jalan yang benar, karena dengan merenungkan Sabda Tuhan dalam meditasi, sabda itu menjadi hidup dalam pelayanan.

Tabel 17: Peran Meditasi dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2 Meditasi sungguh memberi peran bukan hanya dalam pelayanan tetapi sepanjang perjalanan hidup panggilan sebagai seorang religius. Kekuatan dalam pelayanan dan hidup panggilan.

2 R3 Melayani dan bekerja dengan sebaik-baiknya, tidak sembarangan karena sadar diri telah diberi rahmat oleh Tuhan dalam meditasi.

3 R5 Meditasi menjadi nafas kehidupan karya pelayanan. Menghidupi pelayanan, menyemangati. Penguat di saat lemah. Memberi Roh dan jiwa dalam pelayanan.

4 R7 Meditasi yang dilakukan dengan kesungguhan hati, membuat diri menjadi kreatif, mampu memaknai setiap peristiwa secara positif, tidak mudah menyerah dan mengeluh saat ada tantangan dan kesulitan dalam pelayanan.

5 R9 Tersenyum dalam segala situasi berkat rahmat yang didapatkan dari meditasi. Meditasi sebagai pencerah dan memberi warna dalam karya pelayanan.

6 R10 Orang lain mengenal Allah bukan aku lagi. Meditasi berperan sebagai penyalur rahmat Tuhan bagi sesama.

7 R11, R12 Bukan hanya pelayanan dan pekerjaan yang bermutu, namun dengan meditasi hidup panggilan semakin bermutu, berbobot. Sabda Tuhan yang direnungkan dalam Kitab Suci di dalam meditasi menjadi penuntun hidup setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

73   

j. Usaha yang Dilakukan Agar Meditasi Memberi Peran dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan

Banyak usaha yang dilakukan oleh responden dalam meningkatkan

meditasi agar memberi peran dalam meningkatkan mutu pelayanan. Usaha yang

dilakukan usaha dalam hidup rohani misalnya dalam doa dan juga usaha dalam

tindakan nyata.

Pada tabel 18 dan tabel 19 berikut ini, penulis akan menjabarkan lebih

lanjut tentang usaha yang dilakukan oleh setiap responden.

Tabel 18: Usaha yang Dilakukan agar Meditasi Memberi Peran dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Menurut Pimpinan Karya

1 R1 Saat-saat meditasi digunakan dengan sebaik-baiknya

karena itu adalah waktu yang Tuhan anugerahkan untuk menimba kekuatan. Setiap hari selalu berani mengambil waktu untuk meditasi. Medisplinkan diri.

2 R4 Menghargai yang memberi kepercayaan baik kongregasi maupun teman dalam karya pelayanan. Sehingga dalam kesibukan apapun menyempatkan diri untuk berdoa bersama maupun meditasi. Dalam meditasi merenungkan Sabda Tuhan agar sabda itu dapat dilaksanakan secara nyata dalam pelayanan sehari-hari.

3 R6 Meditasi diimbangi dengan doa bersama dan bacaan rohani agar hati tidak kering dengan sibuknya banyak karya pelayanan. Saat meditasi memposisikan diri, tubuh fisik secara benar dan disiplin. Keheningan fisik berpengaruh pada keheningan batin.

4 R8 Melakukan meditasi dengan teratur pagi hari dan malam menjelang tidur refleksi diri. Menjadikan meditasi sebagai saat untuk berefleksi diri atas karya pelayanan yang dilakukan setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

74   

Tabel 19: Usaha yang Dilakukan Agar Meditasi Memberi Peran dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Menurut Anggota

NO Responden Jawaban Responden

1 R2 dan R5 Bila dalam sepanjang hari itu tidak bisa melakukan meditasi, maka sebelum tidur ambil waktu sejenak untuk refleksi diri, mawas diri. Ini juga sebagai bentuk pengganti meditasi, dan buah-buah yang dirasakan tetaplah sama.

2 R3, R7 Meditasi tidak dibatasi oleh waktu yang terlalu kaku, tetapi luwes dan tidak terjadwal pasti seperti dalam pembinaan di postulat maupun novisiat. Bersikap tegas terhadap kedisiplinan diri untuk meditasi.

3 R9 Meditasi dihidupi dan dihayati setiap saat, bukan rutinitas tetapi meditasi dijadikan pokok utama selain doa bersama dalam komunitas.

4 R10 Meditasi menjadi saat dimana kekuatan ditimba, maka saat meditasi adalah saat-saat jiwa disegarkan kala mengalami kesulitan. Saat meditasi diberi waktu yang longgar sehingga dapat leluasa merenungkan Sabda Tuhan.

5 R11, R12 Godaan saat meditasi yakni mengantuk dan melantur, maka usaha yang dilakukan yaitu focus, tegas kembali ke meditasi saat mulai melantur dan mengantuk.

Harapan ke depannya untuk kongregasi maupun pribadi juga disampaikan

oleh semua responden yang diwawancarai. Dalam tabel 20 berikut ini adalah

harapan-harapan yang telah disampaikan oleh semua responden.

Tabel 20. Harapan-harapan Para Responden

NO Responden Jawaban Responden

1 R1 Mengharapkan adanya pembinaan berkelanjutan dari kongregasi misalnya pertemuan per angkatan untuk berbagi pengalaman sukaduka dalam karya pelayanan selama menjadi suster.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

75   

2 R2 Para suster yang sudah senior hendaknya turut mendukung yang masih yunior. Bukan hanya tugas pendamping yunior tetapi semua anggota kongregasi. Pertemuan dan sharing lintas angkatan akan sangat mendukung untuk saling mengenal. Memahami kebudayaan yang berbeda sehingga saling menghargai.

3 R3 Selain retret setiap tahunnya, alangkah baik ada pertemuan untuk mendalami dan saling berbagi tentang pengalaman rohani, baik dalam meditasi maupun dalam sukaduka pelayanan. Lintas komunitas sangat baik.

4 R4 Mendalami konstitusi bersama seluruh kongregasi akan sangat mendukung. Menyamakan cara pandang dan hidup rohani yang sama. Semua hendaknya menghayati ketiga kaul dan hidup secara konstitusioanal. Sharing pengalaman dengan yang muda itu juga baik.

5 R5 Retret setiap tahun perlu ditingkatkan dengan ditambah mendalami bersama spiritualitas kongregasi dan kekayaan-kekayaan rohani kongregasi. Meditasi janganlah ditinggalkan, itu hidup seorang religius.

6 R6 Meditasi diimbangi dengan doa bersama dan bacaan rohani agar hati tidak kering dengan sibuknya banyak karya pelayanan. Saat meditasi memposisikan diri, tubuh fisik secara benar dan disiplin. Keheningan fisik berpengaruh pada keheningan batin.

7 R7 Mengharapkan adanya pendalaman bersama tentang meditasi atau pelayan yang bermutu.

8 R8 Belajar bersama meditasi terpimpin, dengan nara sumber yang handal dalam meditasi.

9 R9 Rekoleksi bersama lintas angkatan dan lintas komunitas untuk tema meditasi maupun pelayanan yang bermutu itu yang bagaimana.

10 R10 Penyegaran bersama tentang meditasi seperti saat-saat di novisiat, dalam tahap pembinaan.

11 R11 Meditasi tidak menjadi jadwal atau rutinitas tetapi berharap untuk semua anggota agar meditasi menjadi kebutuhan setiap suster.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

76   

12 R12 Meditasi tidak hanya dijalankan hanya saat pembinaan di novisiat tetapi untuk seterusnya dihidupi seluruh kongregasi.

C. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Peranan Meditasi Terhadap Mutu Pelayanan para Suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta

1. Pemahaman Tentang Peran Meditasi Terhadap Mutu Pelayanan para Suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta

Keterkaitan antara buah-buah meditasi serta peran meditasi dalam

pelayanan menjadi kunci utama tentang peran meditasi terhadap mutu pelayanan

para suster Abdi Kristus. Pemahaman ini akan mendorong para suster Abdi

Kristus khususnya regio Yogyakarta dan keseluruhan kongregaasi untuk

meningkatkan semaksimal mungkin kualitas meditasi yang dijalani dalam hidup

sehari-hari, sehingga karya pelayanan semakin bermutu. Pemaparan berikut ini

terarah pada paham para suster dalam meningkatkan pelaksanaan meditasi dalam

hidup sehari-hari sehingga diharapkan memberi peran dalam menjaga dan

meningkatkan mutu pelayanannya.

a. Tantangan-tantangan serta Kesulitan yang Dihadapi dalam Pelayanan

Tantangan dan kesulitan dalam karya pelayanan hampir dialami oleh

semua responden, baik dalam hidup bersama maupun dalam karya. Dari hasil

penelitian yang penulis laksanakan, responden mengungkapkan bahwa tantangan

dan kesulitan yang dialami dalam karya pelayanan sesuai dengan bidang mereka

masing-masing. Kesulitan yang mereka hadapi dalam karya tidaklah menjadi

penghalang bagi mereka untuk bahagia dan gembira menjalani karya pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

77   

menurut R1. R2 mengungkapkan bahwa kebahagiaan tidak terletak pada lahiriah

yang penuh tawa dan canda, tetapi keilklasan hati menerima tantangan dan

kesulitan sebagai rasa syukur. Hal itu merupakan kebahagiaan batin. R3 juga

mengungkapkan bahwa terkadang dalam karya pelayanan merasakan kecewa,

namun hal tersebut tidak membuat putus asa. R4 juga mengungkapkan, ada

kesulitan dan tantangan, namun saat Tuhan memberikan pertolongan dalam

kesulitan itu, itulah kebahagiaan yang dirasakan dalam kesulitan. R5 pun

mengungkapkan bahwa kesulitan yang dimaknai itu membahagiakan. R6 bahagia

itu saat bisa memberi dengan keikhlasan penuh ketulusan hati. Berkarya dengan

banyak karyawan itu tidak mudah, namun saat ada dukungan dan perhatian dari

rekan sekomunitas, itu membahagiakan.

R7 selalu bahagia, tapi ada kalanya sedih, kecewa, marah, namun rasa

perasaan itu tidak melemahkan dalam pelayanan. R8 kemampuan terbatas dalam

karya yang dilaksanakan, namun tetap bahagia. Berkarya di lingkungan seminari

tidak mudah, namun kebahagiaan selalu ada karena menajdi penyalur rahmat

Tuhan melalui kemampuan terbatas yang dimiliki. R9 kesulitan, emosi itu ada

tetapi tidak menyurutkan dalam pelayanan. Tersenyum selalu dalam segala situasi.

R10 pekerjaan yang sangat sederhana itu tetap membahagiakan, misalnya di

kebun, bahkan saat sakit pun tetap bahagia menjadi suster. Yang membuat tetap

bahagia adalah karena apa yang dialami selalu direfleksikan. R11 dan R12

mengungkapkan pula bahwa bahagia itu saat menemukan kehadiran Tuhan dalam

setiap peristiwa hidup, saat ditegur pimpinan, saat melakukan kesalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

78   

Suka duka dalam karya pelayanan yang diungkapkan oleh para responden

sama dengan yang dituliskan oleh Henri Nouwen, dengan ungkapan bahwa Yesus

menunjukkan bahwa kegembiraan yang sejati sering kali tersembunyi di balik

kesusahan kita, dan bahwa tarian kehidupan dimulai dalam kesedihan. Tantangan

dan kesulitan adalah salib dalam pelayanan, kebahagiaan sejati tidak hanya

ditemukan dalam keberhasilan namun juga dalam kegagalan dan mau bangkit lagi

(Nouwen 1998: 37).

b. Hal-hal yang Memberi Semangat dalam Karya Pelayanan

R1 sebagai pimpinan karya mengungkapkan bahwa yang memberi

semangat dalam karya pelayanan yang dijalani adalah relasi dengan Tuhan.

Rahmat Tuhan yang didapatkan melalui doa bersama, meditasi serta perayaan

ekaristi setiap hari. Segalanya karena Tuhan yang memberi rahmat, sehingga

bersemangat setiap hari dalam pelayanan. R5 mengungkapkan bahwa rasa syukur

sebagai orang terpanggil secara khusus menjadi penyemangat setiap hari dalam

pelayanan. Pelayanan bermutu yang penuh semangat karena luapan rasa syukur

dalam hati. Rasa syukur itu menumbuhkan semangat dan kreatifitas dalam

melayani.

R7 mengatakan hal yang serupa bahwa kekuatan doa dalam bentuk doa

bersama dalam komunitas, doa pribadi seperti adorasi, meditasi, hening, refleksi.

Rahmat yang didapat melalui kehidupan rohani itu memberi peneguhan dan

semangat dalam karya pelayanan dalam wujud apapun dimana pun. Relasi yang

baik antara pimpinan dan anggota juga mendukung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

79   

Hal tersebut sama dengan yang dituliskan dalam konstitusi AK bahwa

hidup doa ditandai oleh suasana bakti pada kehadiran Allah sebagaimana tampak

dalam keheningan, doa pribadi, doa bersama sehingga dapat memperkaya hidup

batin dan rohani (Kons. 248). Hidup doa ini diupayakan terus-menerus dengan

memupuk keyakinan bahwa Bunda Maria pasti membawa manusia pada putranya;

Per Mariam ad Jesum (Kons. 249). Doa tidaklah mengurangi keterlibatan

pengabdian, bahkan akan menyuburkan hidup dan pengabdian sebagaimana telah

dinyatakan oleh Bunda Maria. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan antara

hidup doa, karya dan bersama (Kons. 249).

Hidup doa para suster Abdi Kristus dijalankan dengan memupuk hidup

batin melalui latihan-latihan rahani, berusaha mengikuti Perayaan Ekaristi setiap

hari (Kons. 256-257), mendoakan secara bersama dan pribadi doa harian/ofisi

dalam komunitas-komunitas masing-masing (Kons. 259), kebiasaan visitasi dan

adorasi Sakramen Maha Kudus, menerima sakramen tobat secara teratur setiap

bulan (Kons. 261), berdoa secara pribadi secara teratur haruslah menjadi

kerinduan para suster Abdi Kristus (Kons. 262), bimbingan rohani (Kons. 263),

ingkar diri atau penyangkalan diri (Kons. 266). Dalam Konstitusi No. 267-269

ditegaskan juga hidup doa yang diupayakan bersama berupa silentium dalam

biara, rekoleksi bulanan, retret tahunan dan pemeiriksaan batin/mawas diri yang

dilaksanakan baik secara pribadi maupun bersama dalam komunitas-komunitas

(Kapitel Umum V, 2008: 7-8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

80   

c. Pengertian Tentang Mutu Pelayanan

Beberapa responden mengungkapkan bahwa pengertian tentang mutu

pelayanan bukan dari teori yang mereka dapatkan, melainkan dipahami dari

penghayatan pelaksanaan pelayanan sehari-hari. Karya pelayanan yang dibumbui

semangat doa, mengandalkan kekuatan Tuhan, R1. Mutu pelayanan itu adalah

pelayanan yang tulus dan tidak mudah mengeluh, murah hati, tanpa pamrih,

mendahulukan kepentingan orang lain, demikian yang telah diungkapkan R2.

Sedangkan R3 mengungkapkan bahwa pelayanan yang bermutu itu adalah

tidak terletak pada besarnya pelayanan atau jabatan, tetapi sikap batin pelayan itu

sendiri. Siap sedia melakukan perutusan setiap hari dengan menghayati ketiga

kaul yakni kaul kemurnian, kaul ketaatan dan kaul kemiskinan. Melayani tidak

menuntut upah, R4. Bekerja dengan sebaik-baiknya, melayani dengan sebaik-

baiknya, bukan menurut ukuran diri sendiri, tetapi dengan motivasi

menggembirakan orang lain, memuliakan Tuhan, R5. Pelayanan yang seimbang,

bukan hanya bekerja, berkarya tetapi juga berdoa. Kesabaran menghadapi apapun

juga, R6.

Berkarya dimana pun senang, mengerjakan apapun senang, tidak ada yang

tinggi tidak ada yang rendah. Dalam pelayanan semua di hadapan Tuhan sama,

maka juga mengusahakan segalanya menjadi sarana melayani Tuhan. Pekerjaan

bentuk apapun dan di mana pun, semua dilakukan dengan ketulusan hati,

kegembiraan batin. Kemurahan hati tidak dalam berapa banyak yang kuberikan

tetapi kerelaan hati memberikan waktu, tenaga dan perhatian, demikian yang

diungkapkan R7. Pelayanan yang mengarahkan diri pada Tuhan, tidak mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

81   

kepentingan pribadi tetapi semua karya ditujukan pada Tuhan. Tidak

mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan dengan doa dan karya yang

sebaik-baiknya. Semua semata-mata hanya untuk Tuhan, R8.

Menurut R9 mengatakan bahwa mutu dari sebuah pelayanan bukan dilihat

dari hasilnya, tetapi kerelaan hati apapun hasilnya. Memberikan diri bagi

pelayanan untuk kemuliaan Tuhan. Bertindak kreatif sesuai dengan talenta yang

diberikan, tidak monoton tetapi berkembang. Talenta saya memasak, berarti

memasak dengan hati, dengan sebaik-baiknya. R10 mengungkapkan demikian

berkarya dimana pun senang, mengerjakan apapun senang, di kebun, memasak,

mengepel, menemani anak panti belajar, tidak ada yang tinggi tidak ada yang

rendah, dan tidak diukur dari jenis pelayanannya. Yang penting tulus, semangat,

bergembira dalam Tuhan, itu mutu pelayanan. Segala sesuatu bisa dijadikan

sarana untuk melayani Tuhan dan yang penting motivasi dan orientasinya hanya

untuk Tuhan bukan untuk kesenangan pribadi. Demi Kerajaan Allah.

Menurut responden lain, R11 dan R12, mengungkapkan bahwa melakukan

pekerjaan seperti mengepel, berkebun, menyapu, berdoa, dengan sebaik-baiknya,

tulus, gembira, bukan maksud ingin dipuji, bukan karena ada pimpinan yang

melihat. Ada pimpinan maupun tidak ada pimpinan tetap berkerja dan melayani

dengan sebaik-baiknya. Orientasinya pada Tuhan, motivasi melakukan untuk

Tuhan, bukan untuk pimpinan.

Pada intinya, apa yang diungkapkan oleh semua responden yakni bahwa

pelayanan yang bermutu itu merupakan pelayanan demi Kerajaan Allah, bukan

mementingkan diri sendiri. Pengertian tentang mutu pelayanan yang diungkapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

82   

oleh semua responden ada kesamaan dengan apa yang ditulis oleh Martasudjita,

pelayanan yang murah hati adalah pelayanan yang penuh pengabdian. Pengabdian

dalam arti sikap pelayanan yang tulus, tanpa pamrih, tidak memikirkan

kepentingan diri sendiri. Jiwa pengabdian juga mengandung makna tanpa mencari

imbalan alias tanpa pamrih (Martasudjita, 2003: 52-53).

d. Cara Mengupayakan agar Pelayanan Sungguh Bermutu

Berbagai cara juga diungkapkan oleh para responden dalam meningkatkan

mutu pelayanan, seperti yang diungkapkan oleh R1 berdoa dan meditasi setiap

hari. Dalam meditasi merenungkan Sabda Tuhan yang menjadi pegangan dalam

pelayanan. Selalu mengambil waktu khusus untuk berdoa baik pribadi maupun

bersama. Bacaan rohani dan konstitusi. Hidup rohani yang dihayati menjadi

pondasi kuat dalam menjaga mutu pelayanan setiap harinya. Dengan berbagi baik

di lingkungan karya maupun komunitas terwujud persaudaraan sejati dalam karya

yang dijalani. Menurut R10 mengatakan bahwa cara yang dilakukan adalah

dengan mendengarkan orang lain, apa yang baik dari orang lain dengan rendah

hati menggunakannya jika itu sungguh memperkembangkan dalam menjaga mutu

pelayanan. Tidak sombong dengan kemampuan diri sendiri, terbuka pada

kelebihan orang lain.

Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh para responden ada kesamaan

dengan yang tertuang dalam konstitusi, pelayanan berjalan dan dimaknai setiap

saat setiap hari sampai akhir hidup, hal ini yang perlu dimiliki oleh setiap religius.

“Hendaknya semua selalu memperhatikan dan percaya bahwa karya pengabdian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

83   

dan pelayanan, apapun bentuk dan keadaannya, hanyalah berarti sejauh sungguh

melakukan itu dalam kesatuan dengan Tuhan, mengenakan Tuhan dalam segala

hal” (Kons. 235).

e. Rutin Melakukan Meditasi Sebelum dan Sesudah Karya Pelayanan

Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa mereka rutin melakukan

meditasi. Menurut pemahaman penulis dari hasil penelitian yang sudah dilakukan,

rutin yang dimaksud di sini adalah tidak pernah meninggalkan meditasi. Para

responden menyadari diri sebagai seorang religius bahwa meditasi itu sangat

penting bagi hidup panggilan dan pelayanan. Dari hal tersebut yang menjadi

permasalahan adalah kesibukan karya seringkali membuat waktu meditasi

berbeda-beda. Waktu dan tempat tidak pasti dan tidak sama. Ada yang berani

mengambil waktu dalam kesibukan karya, da nada pula yang kapan ada waktu

untuk meditasi, lalu melakukan meditasi tersebut.

f. Buah-buah yang Didapatkan Melalui Meditasi

Menurut R1 dengan jelas mengungkapkan bahwa buah yang didapatkan

dari meditasi adalah memperoleh kesegaran fisik dan pikiran, hati. Memberi

kekuatan dan semangat, lebih sabar dan tidak mudah emosi, menerima tantangan

dengan hati terbuka, tidak bersikap kasar terhadap karyawan. Demikian pula yang

diungkapkan oleh R2, mengatakan bahwa buah yang diperoleh dari meditasi yakni

menjadi disiplin, tertib waktu. Tubuh dan pikiran segar, sehingga jarang sakit,

selalu sehat. Melatih keheningan batin. R5 juga mengungkapkan mendapatkan

ketenangan, bisa berpikir jernih. Buah-buah yang diperoleh dari meditasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

84   

diungkapkan oleh ketiga responden tersebut ada kesamaan dengan yang ditulis

oleh Freeman. Meditasi adalah upaya untuk menemukan dan menjadi hening”

(Freeman, 2014: 5). Meditasi melatih seseorang untuk menjadi hening. Dan dari

keheningan tersebut akan muncul buah-buah rohani yang memberi kesegaran pada

hati dan jiwa. Apabila kesegaran jiwa ini senantiasa dihidupi setiap hari dalam

pelayanan, tentu saja akan memberikan kesegaran pula dalam karya pelayanan.

R3 mengatakan bahwa buah yang didapatkan adalah mudah untuk

konsentrasi dan focus. R4 merasakan buahnya yakni penuh kasih dan cinta. Selalu

bahagia dan gembira, merasa disegarkan, menjadi pribadi yang disiplin. Hal

serupa juga diungkapkan oleh R6 konsisten, penuh syukur, murah hati. Fisik

disegarkan, pikiran dan hati menjadi jernih, bisa menguasai diri, tekun dalam

melaksanakan pelayanan.

R7 juga mengungkapkan bahwa meditasi memberikan buah

keseimbangan dalam hidup, antara doa dan pelayanan. Konsisten dan tidak mudah

lesu. Selanjutnya R8 mengungkapkan buah dari meditasi yakni rahmat pertobatan

dari hari ke hari. Meditasi membuahkan kekuatan jiwa, menggetarkan hati.

Memberi kesadaran bahwa kehadiranku sebagai religius adalah sebagai tanda

eskatologis. R9 mengatakan bahwa waktu karya yang terpotong untuk meditasi

tidak merugikannya, justru Tuhan semakin memberi waktu. Membuahkan

keseimbangan antara hidup doa dan hidup karya pelayanan. R10 mengatakan

bahwa buah yang didapatkan dari meditasi yakni menyegarkan fisik dan pikiran,

meditasi seperti olah raga, olah rasa. Semua yang dilihat itu menakjubkan, di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

85   

setiap sudut menemukan kehadiran Tuhan. Tidak pernah kesepian meski sendiri,

bekerja dengan hening. Mengubah kesepian menjadi keheningan. Hal ini juga

dikatakan oleh R11 dan R12, kemampuan untuk hening dan pengendalian diri.

Buah-buah yang telah didapatkan dari meditasi yang dialami oleh para

responden sama dengan yang ditulis oleh Freeman, belajar hening pada saat-saat

meditasi mendidik untuk berdoa pada segala waktu. Mendidik untuk

menggunakan setiap penundaan atau kekecewaan dalam kehidupan sehari-hari

sebagai suatu kesempatan, bahkan suatu karunia, untuk masuk lebih dalam,

belajar mendengarkan (Freeman, 2014: 11). Jelas bahwa keheningan yang selalu

rutin dilatih dalam meditasi adalah keheningan yang mengandung kebenaran.

Menyembuhkan gejolak batin, obat untuk menghilangkan kemarahan, kecemasan,

kepedihan. Dan hal ini akan sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pelayanan,

sehingga akan memiliki pelayanan yang sungguh-sungguh bermutu. Perubahan itu

dijelaskan dengan sangat indah oleh St. Paulus dengan nama “Buah Roh”. “Kasih,

sukacita, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

kelemahlembutan, dan penguasaan diri” (Gal 5: 22).

Adapun buah-buah meditasi menurut (Freeman, 2014: 41-43) adalah

sebagai berikut: Kasih: kasih ditempatkan sebagai karunia terbesar. Sukacita:

sukacita mempunyai arti lebih dalam daripada hanya kesenangan dan

kebahagiaan. Sukacita ditemukan dalam pengalaman baru tentang hal-hal

sederhana dan biasa dalam hidup. Kedamaian: kedamaian berarti pancaran dari

keharmonisan hubungan-Nya dengan Bapa dan dengan seluruh ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

86   

Kesabaran: kesabaran adalah penyembuhan terhadap letupan-letupan rasa

dongkol, kemarahan atau ketidaksabaran, dan segala cara untuk mengendalikan

diri terhadap hal-hal yang memicu ketidaksabaran. Keramahan: keramahan adalah

karunia untuk memperlakukan orang lain seperti diri sendiri. kebaikan: kodrat

manusia adalah baik karena diciptakan oleh Allah, dan karena Allah telah hidup di

dalam diri. Kesetiaan: kesetiaan adalah karunia yang diterima melalui disiplin

bermeditasi setiap hari. Menjadikan relasi hidup dan saling mencintai.

Kelemahlembutan: sikap tanpa kekerasan terhadap orang lain dan juga terhadap

diri sendiri. Penguasaan diri: menikmati hidup dalam kebebasan.

g. Peran Meditasi dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan

R1 mengungkapkan bahwa kedisiplinan dalam meditasi membuat disiplin

dalam karya pelayanan. Bangun pagi untuk melakukan meditasi memberi

semangat untuk datang tepat waktu di tempat karya. Beliau mengatakan bahwa

meditasi jelas berperan karena buahnya berdampak dalam tindakan pelayanan. R2

mengatakan bahwa meditasi berperan tidak hanya dalam karya pelayanan, tetapi

buahnya dirasakan sepanjang perjalanan hidup panggilan sebagai religius.

Meditasi memberikan rahmat kekuatan di dalam pelayanan sehari-hari. Sementara

R3 mengatakan bahwa beliau dapat melaksanakan pelayanan dengan sebaik-

baiknya berkat rahmat yang didapatkan melalui meditasi.

R4 merasakan peran meditasi yakni menyadarkan diri bahwa dipanggil

bukan untuk menjadi tenaga sosial tetapi sebagai seorang abdi-Nya, pelayan-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

87   

Hal ini memurnikan motivasinya dalam panggilan. R5 mengungkapkan bahwa

meditasi menjadi nafas kehidupan karya pelayanan. Menghidupi pelayanan,

menyemangati. Penguat di saat lemah. Perannya meditasi yaitu memberi roh dan

jiwa dalam karya pelayanan. R6 mengatakan peran meditasi yakni pelayanan

dalam bentuk apapun menjadi bermakna, karena selalu sadar diri menjadi orang

terpilih. Meditasi berperan sebagai pengingat, pengontrol diri dalam melakukan

tindakan dan dalam bertutur kata. Meditasi menjadi rambu-rambu. Hal serupa

juga diungkapkan oleh R7 meditasi dengan kesungguhan hati membuat diri

menjadi kreatif, mampu memaknai peristiwa secara positif. Dalam pelayanan

tidak mudah mengeluh dan menyerah saat menghadapi tantangan dan kesulitan.

R8 meditasi menjadi motor penggerak dalam pelayanan yang bermutu.

Sebagai pengendali batin dan tindakan dalam segala situasi. Pengarah ke jalan

yang benar, karena dengan merenungkan Sabda Tuhan dalam meditasi, Sabda itu

menjadi hidup dalam pelayanan. R9 rahmat dari meditasi berperan dalam

keramahan, menjadi pribadi yang murah senyum. Meditasi memberi pencerah dan

pewarna dalam karya pelayanan, yakni dengan senyuman. R10 peran meditasi

adalah sebagai penyalur rahmat Tuhan bagi sesama. Orang lain melihat Allah

dalam diriku. R11 dengan meditasi tidak hanya pelayanan yang bermutu tetapi

seluruh hidup panggilan. Dengan merenungkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci

saat renungan, menjadi penuntun dalam menjalani hidup sehari-hari, sebagai Abdi

Kristus, hal ini sama persis dengan yang dikatakan oleh R12.

Peran-peran meditasi dalam karya pelayanan yang telah diungkapkan oleh

semua responden tersebut sama dengan semangat yang dijiwai oleh Bunda Maria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

88   

Bunda Maria menjadi pola hidup dan teladan para suster kongregasi Abdi Kristus.

Hidup doa ditandai oleh suasana bakti pada kehadiran Allah sebagaimana tampak

dalam keheningan, doa pribadi, doa bersama sehingga dapat memperkaya hidup

batin dan rohani (Kons. 248). Hidup doa ini diupayakan terus-menerus dengan

memupuk keyakinan bahwa Bunda Maria pasti membawa manusia pada putranya;

Per Mariam ad Jesum (Kons. 249). Doa tidaklah mengurangi keterlibatan

pengabdian, bahkan akan menyuburkan hidup dan pengabdian sebagaimana telah

dinyatakan oleh Bunda Maria. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan antara

hidup doa, karya dan bersama (Kons. 249).

h. Usaha yang Dilakukan agar Meditasi Memberi Peran dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan

Usaha yang dilakukan oleh R1 agar meditasi memberi peran dalam

meningkatkan mutu pelayanan adalah saat meditasi dilakukan dengan sebaik-

baiknya, karena hal tersebut merupakan waktu yang telah dianugerahkan oleh

Tuhan untuk menimba kekuatan dari-Nya. Di sela-sela kesibukan karya, berani

tegas mengambil waktu untuk bermeditasi. Mendisiplinkan diri, tidak terus

menerus bekerja dan berkarya, tetapi berani undur diri dari keramaian untuk

hening berdoa di hadapan Tuhan menimba kekuatan untuk karya pelayanan dan

perjalanan hidup panggilan. R2 mengatakan bahwa untuk mengatasi waktu saat

pagi hari tidak dapat meditasi, maka pada malam hari sebelum istirahat

mengambil waktu sejenak untuk refleksi dan mawas diri. Buah-buah yang

dirasakan dari refleksi ini sama dengan buah yang didapatkan saat meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

89   

Selain hal ini, responden ini juga mengatakan bahwa niat yang dibangun atau

direnungkan dalam meditasi, sungguh diwujudnyatakan dalam tindakan.

Konsekwen terhadap niat yang ingin diwujudkan. R3 mengungkapkan bahwa

waktu untuk meditasi bersikap secara luwes, tidak kaku harus murni selama satu

jam, disesuaikan dengan situasi dan keadaan. Bersikap tegas terhadap kedisiplinan

diri untuk melakukan meditasi.

R4 juga mengungkapkan bahwa sebagai wujud sikap menghormati dan

menghargai kepercayaan yang diberikan dari kongregasi maupun rekan karya

dalam pelayanan, usahanya yaitu dengan selalu menyempatkan diri untuk

meditasi maupun doa-doa lainnya. Saat meditasi menjadi saat di mana

merenungkan Sabda Tuhan agar Sabda itu dapat dilaksanakan secara nyata dalam

pelayanan sehari-hari. R5 mengungkapkan hal yang sama bila dalam sepanjang

hari tidak sempat melakukan meditasi maka sebelum tidur ambil waktu sejenak

untuk refleksi diri, mawas diri. Ayat Kitab Suci yang mengesan menjadi bahan

permenungan yang dihidupi.

R6 meditasi diimbangi dengan doa bersama dan bacaan rohani agar hati

tidak kering dengan sibuknya banyak karya pelayanan. Saat meditasi

memposisikan diri, tubuh fisik secara benar dan disiplin. Keheningan fisik

berpengaruh pada keheningan batin. R7 meditasi tidak dibatasi oleh waktu yang

terlalu kaku, tetapi luwes dan tidak terjadwal pasti seperti dalam pembinaan di

postulat maupun novisiat. Bersikap tegas terhadap kedisiplinan diri untuk

meditasi. R8 melakukan meditasi dengan teratur pagi hari dan malam menjelang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

90   

tidur refleksi diri. Menjadikan meditasi sebagai alat untuk berefleksi diri atas

karya pelayanan yang dilakukan setiap hari. Meski tidak utuh dan rutin waktu dan

tempat seperti saat di pembinaan, namun meditasi tetap dilakukan. Saat meditasi

adalah saat-saat merenungkan Sabda Tuhan. R9 meditasi dihidupi dan dihayati

setiap saat, bukan rutinitas tetapi meditasi dijadikan pokok utama selain doa

bersama dalam komunitas. Dulu awalnya meditasi rutinitas tetapi sekarang

kebutuhan.

R10 meditasi menjadi saat dimana kekuatan ditimba, maka saat meditasi

adalah saat-saat jiwa disegarkan kala mengalami kesulitan. Saat meditasi diberi

waktu yang longgar sehingga dapat leluasa merenungkan Sabda Tuhan. R11 dan

R12 yang masih dalam tahap pembinaan mengatakan hal yang sama yakni saat

meditasi berusaha mengatasi rasa mengantuk. Merasa meditasi berperan dalam

kehidupan sehari-hari, maka saat meditasi sungguh dihayati.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh para suster Abdi Kristus sebagai

responden dalam penelitian ini, menggambarkan jelas bagaimana meditasi itu

sungguh berperan dalam karya pelayanan. Sejak dalam pembinaan sebagai calon

Abdi Kristus, mereka telah menerima pembekalan untuk menghayati dan

menghidupi meditasi setiap hari. Karya pelayanan yang mereka jalani saat ini

mampu bertahan dan semangat karena rahmat Tuhan yang mereka dapatkan dari

doa-doa, dan secara khusus melalui doa dalam bentuk meditaasi. Hal serupa juga

dihayati oleh Bunda Maria yang menjadi semangat pelayanan para Suster Abdi

Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

91   

Jiwa kemiskinan itulah yang selayaknya mendorong para suster Abdi

Kristus dalam berdoa secara benar dan dibenarkan oleh Allah (Luk 18: 13-14),

berdoa bersama umat Allah, baik dalam Ekaristi, doa Ibadat harian serta doa-doa

lainnya. Selain itu, jiwa kemiskinan ini pula yang mendorong para suster Abdi

Kristus untuk berdoa bagi kepentingan-kepentingan orang-orang lain dan mereka

yang dilayani, supaya terjadi menurut rencana Allah. Secara khusus dalam doa

mohon kekuatan dan keberanian seperti wanita-wanita dalam Injil diperkenankan

bersama Maria di hadapan salib (Kons. 254).

Dijiwai oleh semangat Bunda Maria, yang mengharapkan agar Sabda

Allah terjadi pada dirinya, para suster Abdi Kristus yang hidup dalam komunitas-

komunitas sangat diharapkan merenungkan Sabda Allah sebagai sumber

kehidupan, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci. Sabda Allah yang menjadi

sumber hidup berkomunitas ini ditegaskan dengan jelas dalam Konstitusi Tarekat

Abdi Kristus no. 260-261.

Keutamaan kerja keras dan mutu adalah tuntutan profesionalitas sekaligus

tuntutan totalitas. Kerja keras mengindikasikan kemauan untuk mencurahkan

seluruh tenaga dan waktu, sementara mutu mengindikasikan kemauan untuk

memberikan semua kemampuan dan potensi diri. Kerja keras dan mutu hendak

menunjuk pada pribadi yang tidak setengah-setengah. Ia punya sikap magis, yaitu

melakukan yang lebih baik dengan cara memberikan waktu, tenaga maupun

pikiran dan talenta diri. Keutamaan kerja keras dan mutu dilakukan sebagai

penghayatan iman bahwa ia melakukan semua itu karena ingin dipersatukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

92   

bersama Allah sendiri, yang di dalam Yesus Kristus telah bekerja keras demi

kebahagiaan dan keselamatan umat manusia seluruhnya (Mintara, 2014: 78).

D. Rangkuman

Pada umumnya para suster Abdi Kristus mengetahui bahwa meditasi

memberi peran yang amat penting dalam meningkatkan mutu sebuah pelayanan.

Pemahaman tentang doa, meditasi, mereka mengetahui, namun yang menjadi

persoalan adalah kesibukan karya kadang menjadi alasan untuk tidak melakukan

meditasi. Sekali pun mereka mengungkapkan rutin dalam melakukan meditasi,

namun kenyataan sesungguhnya dalam karya pelayanan, mereka masih kurang

memiliki mutu yang baik. Mutu pelayanan yang mereka laksanakan dan wujudkan

setiap hari jelas sangat dipengaruhi oleh hidup rohani mereka yang cukup dan

seimbang. Ada perbedaan jelas dalam mewujudkan mutu sebuah pelayanan,

antara responden yang sungguh menghayati hidup rohani dengan yang kurang

menghayati hidup kerohaniannya.

Berbeda dengan saat masih dalam tahap pembinaan, meditasi rutin dijalani

setiap hari, serta latihan-latihan rohani lainnya. Dan setelah sibuk berkarya,

mereka kurang serius menjalani meditasi. Hanya beberapa suster yang sungguh-

sungguh menghayati. Hidup rohani yang terbangun dengan baik dan tetap stabil

dari saat masih pembinaan sampai saat sudah berkarya ternyata tidak dialami oleh

semua responden. Sedangkan hidup rohani sangat menentukan dalam

mewujudkan pelayanan yang bermutu. Demi terjaganya mutu pelayanan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

93   

sangat baik di kalangan para suster Abdi Kristus hendaknya hidup rohani

khususnya penghayatn doa dalam bentuk meditasi perlu disegarkan dan dihidupi

kembali.

Menanggapi bahwa peran meditasi sangat penting dalam meningkatkan

mutu pelayanan, maka perlu adanya upaya yang dilakukan oleh kongregasi dalam

meningkatkan mutu pelayanan para suster Abdi Kristus. Para suster disegarkan

kembali untuk memperbaharui hidup doa khususnya meditasi. Dan untuk ke

depannya para suster dapat menjalankan pelayanan dengan mutu yang sungguh

baik dan berguna bagi uamt yang dilayani di mana pun berada dalam bentuk

pelayanan apapun juga.

Oleh karena itu dalam bab IV ini penulis mengusulkan diadakan

penyegaran kembali panggilan seorang religius, seorang Abdi Kristus untuk

menjadi pelayan Tuhan yang semakin memiliki mutu pelayanan. Penyegaran ini

dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi bersama, secara bertahap oleh seluruh

anggota suster Abdi Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

94   

BAB IV

USULAN PROGRAM REKOLEKSI PERANAN MEDITASI TERHADAP MUTU PELAYANAN

PARA SUSTER ABDI KRISTUS

A. Latar Belakang Program

Mutu pelayanan para suster Abdi Kristus akan semakin terwujud nyata

melalui pelaksanaan suatu program yang merupakan bagian dari pembinaan terus

menerus. Salah satu program pembinaan terus menerus yang telah menjadi tradisi

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus adalah rekoleksi menyambut pesta pelindung

utama Kongregasi Biarawati Abdi Kristus, Bunda Maria Menerima Kabar

Sukacita pada setiap tanggal 25 Maret. Namun pada tahun ini dilaksanakan pada

bulan April karena tepat pada bulan Maret adalah masa prapaskah. Pada perayaan

tersebut para suster Abdi Kristus memperbaharui kaul Tri Prasetya kepada Tuhan

melalui tubuh Kongregasi Biarawati Abdi Kristus.

Pada bab IV ini penulis akan memaparkan sebuah usulan program untuk

mendukung proses pelaksanaan rekoleksi menyambut pesta pelindung pertama,

yaitu Bunda Maria menerima kabar suka cita dan pembaharuan kaul. Program

yang penulis usulkan berupa rekoleksi dengan tidak meninggalkan tradisi

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus dalam rekoleksi rutin yang dilaksanakan

setiap bulannya di setiap komunitas.

Berdasarkan keprihatinan dan refleksi yang dipaparkan oleh para suster

Abdi Kristus melalui wawancara dalam penelitian, dapat ditangkap adanya

kerinduan dari para suster untuk dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

95   

Mereka merindukan memiliki mutu pelayanan yang baik, yang didasari oleh

semangat hidup rohani yang baik pula. Kendala yang dihadapi adalah waktu yang

sangat terbatas, berbenturan dengan karya pelayanan yang dijalani, serta kurang

berani mengambil waktu secara khusus untuk mendisiplinkan diri berani tegas

dalam semangat hidup rohani, khususnya ketekunan dalam meditasi setiap hari.

Kerinduan para suster Abdi Kristus untuk memiliki mutu pelayanan yang lebih

baik lagi diperlukan adanya suatu penyegaran kembali semangat hidup rohani

khususnya dalam meditasi. Meditasi kurang dihidupi ketika sudah sibuk dalam

karya pelayanan. Hal itu yang menjadi penyebabnya, maka dari itu semangat

meditasi tersebut perlu disegarkan kembali melalui rekoleksi yang penulis usulkan

ini.

Berdasarkan uraian tersebut, di sini penulis mengusulkan suatu program

untuk penyegaran kembali semangat meditasi yang pasti semua peserta pernah

mengalaminya dalam tahap pembinaan di novisiat maupun postulat. Dengan

melihat keprihatinan bahwa para suster kurang memiliki semangat dan keberanian

mengambil waktu khusus untuk meditasi, penulis mengusulkan sebuah program

berupa rekoleksi penyegaran. Program ini juga berdasarkan masukan dari

responden yang telah penulis wawancarai sebelumnya. Semoga dengan program

ini akan semakin memberi semangat baru bagi peserta untuk kembali menghidupi

semangat meditasi diantara kesibukan karya setiap harinya. Dengan meditasi yang

dijalani diharapkan akan semakin dapat mewujudkan mutu pelayanan yang

diharapkan dalam hidup sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

96   

B. Alasan Pemilihan Program

Dengan melihat situasi yang ada dimana meditasi memberi peran namun

belum dilaksanakan dengan baik, maka penulis mengusulkan program rekoleksi

berupa penyegaran kembali semangat hidup rohani khususnya dalam pelaksanaan

meditasi. Program ini juga berdasarkan harapan dan usulan dari beberapa

responden yang sebelumnya telah penulis wawancarai. Dengan rekoleksi

penyegaran ini harapannya peserta akan kembali disegarkan semangatnya dalam

menjaga dan mempertahankan mutu pelayanan. Buah semangat itu diharapkan

berasal dari doa dalam bentuk meditasi yang kembali diperbaharui dan dihidupi

setiap hari, sehingga mendukung dalam menghayati tri kaul hidup membiara

yakni kaul keperawanan, kaul ketaatan dan kaul kemiskinan.

C. Tujuan Program

Karya pelayanan yang dijalani oleh para suster Abdi Kristus saat ini adalah

lebih mengutamakan pelayanan terhadap orang-orang kecil dan sederhana. Dalam

bidang pendidikan misalnya, lebih mengutamakan pendidikan tingkat menengah

ke bawah, karena memang selaras dengan pilihan sarana kerasulan kongregasi,

yakni pelayanan tarekat terutama ditujukan kepada mereka yang memerlukan

pendidikan dasar dan karya kasih lainnya baik rohani dan jasmani pada tingkat

awal. Karya pelayanan tersebut seringkali berhadapan dengan banyak tantangan di

sekitar, baik dari masyarakat maupun lingkungan karya dan komunitas. Selain itu

juga dari pribadi yang bersangkutan yakni pelayan itu sendiri, dalam hal ini adalah

para suster Abdi Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

97   

Dari uraian tersebut di atas, tujuan program ini dimaksudkan supaya dalam

karya pelayanan para peserta yakni para suster Abdi Kristus tetap setia menjalani

hidup rohani khususnya meditasi, karena dari hasil penelitian jelas bahwa meditasi

memberi peran dalam meningkatkan mutu pelayanan. Harapannya dengan

penyegaran kembali semangat untuk meditasi juga memberi semangat dalam

karya pelayanan yang dijalani.

D. Rumusan Tema dan Tujuan

Dengan tujuan yang sudah dipaparkan di atas, maka yang menjadi usulan

program rekoleksi adalah:

Tema Umum : Bersama Bunda Maria Menjadi Pelayan dan Abdi Tuhan

yang Berjiwa Pendoa

Tujuan Umum : Bersama pendamping pesera semakin menyadari tugas dan

panggilannya sebagai seorang pelayan dan Abdi Tuhan

sehingga peserta terdorong untuk semakin menghayati hidup

rohani serta senantiasa menjaga mutu pelayanan di dalam

hidup sehari-hari

Tema I : Meneladan Bunda Maria Yang Kontemplatif

Tujuan Tema I : Bersama pendamping, peserta meneladan Bunda Maria yang

berjiwa pendoa dan kontemplatif sehingga jiwa yang pendoa

itu berperan dalam karya pelayanannya.

Tema II : Doa dengan Tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

98   

Tujuan Tema II : Bersama pendamping, peserta semakin memahami dan

menyadari arti pentingnya sikap tubuh dalam doa dan

meditasi.

Tema III : Spiritualitas Seorang Pelayan Tuhan

Tujuan Tema III : Beserta pendamping, peserta semakin menyadari bahwa

dalam menjaga mutu pelayanan perlu memiliki hati sebagai

seorang pelayan dan Abdi Tuhan, semangat dalam karya

pelayanan apapun, di manapun dengan kegembiraan hati.

Sub Tema IV : Belajar dari Pola Pelayanan Yesus Kristus

Tujuan Tema IV : Bersama pendamping, peserta memahami kembali dan

mengikuti pola pelayanan Yesus Kristus Sang Pelayan Sejati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

99   

E. Matriks Program Rekoleksi Bagi para Suster Kongregasi Biarawati Abdi Kristus

NO TEMA

PERTEMUAN TUJUAN

PERTEMUAN MATERI METODE SARANA SUMBER

01 Meneladan

Bunda Maria

Yang

Kontemplatif

Bersama

pendamping,

peserta meneladan

Bunda Maria yang

berjiwa pendoa

dan kontemplatif

sehingga jiwa yang

pendoa itu

berperan dalam

karya

pelayanannya.

• Maria yang

Berdoa

• Jiwa dan

Semangat Bunda

Maria

• Informasi

• Tanya-jawab

• Refleksi

• Laptop

• LCD

• Konstitusi

Abdi Kristus

• Darminta, SJ

(1994). “Maria

Bunda Iman

Kita”.

• Konstitusi

Tarekat Abdi

Kristus (1996:

47-49).

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

100   

02 Doa Dengan Tubuh

Bersama pendamping, peserta semakin memahami dan menyadari arti pentingnya sikap tubuh dalam doa dan meditasi.

• Penyadaran tubuh sebagai doa bakti

• Disiplin Kitab Suci

• Informasi • Sharing • Tanya jawab • Doa dan Refleksi

pribadi

• Laptop • LCD • Kitab Suci

• Anthony de Mello, SJ, 1980 “Sadhana”.

• Nouwen, 2008 “Jalan Pengosongan Diri”.

03 Spiritualitas seorang pelayan Tuhan

Beserta pendamping, peserta semakin menyadari bahwa dalam menjaga mutu pelayanan perlu memiliki hati sebagai seorang pelayan dan Abdi Tuhan, semangat dalam karya pelayanan apapun, di manapun dengan kegembiraan hati.

• 1 Ptr 5,1-4 “Sikap kerelaan dalam melayani” dan Mrk 12:41-44 ”Persembahan seorang janda miskin”

• Informasi • Refleksi pribadi • Tanya jawab • Diskusi kelompok • Sharing

pengalaman

• Teks lagu “Aku Melayani Tuhan”

• Laptop • LCD • Kertas flap

dan spidol

• Dianne Bergant, SCA dan Robert J. Karris, OFM, 2002” Tafsiran Alkitap Perjanjian Baru”

• Kitap Suci Perjanjain Baru Jakarta, 2002, Lembaga Alkitab Indonesia. Yogyakarta: Kanisius

• Pengalaman peserta 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

101   

04 Belajar dari pola pelayanan Yesus Kristus.

Bersama pendamping, peserta memahami kembali dan mengikuti pola pelayanan Yesus Kristus Sang Pelayan Sejati.

• Yoh 13: 1-20 “Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya”

• Tanya jawab • Diskusi

kelompok • Rangkuman/info

rmasi

• LCD • Laptop • Teks lagu

“Hati Sbagai Hamba”

• Dianne Bergant, CSA dan Robert J. Karris, OFM, 2002, Tafsiran Alkitab Perjanjian baru

• Hadiwiyata, 2008, Tafsiran Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius

• Oliver, David. (2006). Love Work Live Life, Menghadirkan Tuhan Dalam Pekerjaan.

• Kitab Suci Perjanjian Baru. Jakarta, 2002, Lembaga Alkitab Indonesia

• Pengalaman peserta

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

102

F. Persiapan Rekoleksi

Tabel 21. Langkah-langkah Kegiatan Rekoleksi

Hari/ Tanggal

Waktu Kegiatan

Minggu/3 April 2016

• 08.00-08.30 Check in dan Ice Breaking • 08.30-08.45

• 08.45-10.00

• Pembuka Lagu pembuka “Aku Melayani Tuhan”

Doa pembuka Pengantar

Kegiatan Inti I Meneladan Bunda Maria Yang

Kontemplatif

• 10.00-10.30 • Snack dan minum• 10.30-12.00

• 11.45-12.00

Kegiatan Inti II Penyadaran tubuh sebagai doa Disiplin Kitab Suci Refleksi pribadi/diskusi dari materi.

• 12.00-15.00 • Ibadat siang • Makan siang • Istirahat

• 15.00-16.00 Kegiatan Inti III “Spiritualitas seorang pelayan Tuhan”.

Peserta diajak untuk masuk dalam kelompok (3 orang/kelompok) dan merenungkan teks Kitab Suci yang berbicara tentang pelayanan dan membahasnya dalam kelompok.

Peserta memplenokan hasil pengalaman diskusi dalam kelompok besar.

• 16.00-16.30 • Snack dan minum

• 16.30-17.00

Kegiatan IV “Belajar dari pola pelayanan Yesus Kristus”.

Peserta diajak untuk menonton film singkat ketika Yesus membasuh kaki para murid-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

103

• 17.00-17.45

• 17.45-18.00

Peserta diajak untuk mengambil makna dari film tersebut secara pribadi (refleksi pribadi).

• Peserta memplenokan hasil refleksi/makna dari film “Yesus membasuh kaki para murid-Nya”.

• Peneguhan • Penutup:

Doa penutup Lagu penutup “Detak Iman di

Hatiku”

Langkah-langkah:

1. Tema : Bersama Bunda Maria menjadi pelayan dan abdi Tuhan yang

berjiwa pendoa.

2. Tujuan : Bersama pendamping peserta semakin menyadari tugas dan

panggilannya sebagai seorang pelayan dan abdi Tuhan sehingga

peserta terdorong untuk semakin menghayati hidup roh serta

senantiasa menjaga mutu pelayanan di dalam hidup sehari-hari.

3. Waktu : Minggu, 3 April 2016 Pkl 08.00-18.00 WIB

4. Peserta : Para Suster Abdi Kristus

5. Proses Pelaksanaan

a. Pembukaan

1) Doa Pembuka:

Puji syukur pada-Mu ya Tuhan, karena pada kesempatan ini Engkau telah

mengumpulkan kami semua abdi-Mu dalam persaudaraan suster-suster Abdi

Kristus. Hari ini kami bersama-sama akan mendalami kembali hidup rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

104

kami, khususnya dalam meditasi. Kami berharap semoga dengan kegiatan

yang akan kamu laksanakan ini, menyegarkan kembali semangat kami dalam

hidup rohani khususnya meditasi setiap hari, agar kami mampu melayani-Mu

dengan sepenuh hati. Bersama Bunda Maria kami akan meneladan hidupnya

yang dalam karya pelayanan dijiwai oleh semangat doa. Ya Tuhan, kami

menyerahkan kepada-Mu seluruh waktu kami hari ini, demi Kristus Tuhan

kami. Amin.

2) Lagu Pembuka : “Aku Melayani Tuhan”

3) Pengantar

Para suster yang terkasih dalam Tuhan, pada kesempatan ini kita bersama-

sama akan menggali kembali semangat rohani dan doa kita. Selain persiapan

untuk pembaharuan kaul menjelang hari raya Maria menerima kabar suka cita,

kita juga akan bersama-sama kembali menyegarkan hidup meditasi kita. Karya

pelayanan kita sebagai para suster Abdi Kristus akan semakin bermutu dengan

didayai oleh semangat hidup rohani kita. Marilah kita membuka hati kita

untuk disegarkan oleh Tuhan sendiri melalui rekoleksi pada hari ini, dalam

menyambut hari raya Bunda Maria Menerima Kabar Sukacita. Semoga

dengan rekoleksi ini, yang akan kita jalani bersama, kita sebagai para suster

Abdi Kristus, disegarkan kembali semangat pelayanan kita serta penghayatan

kita terhadap ketiga kaul yang telah kita ikrarkan di hadapan Tuhan.

b. Kegiatan Inti I

1) Materi Pertemuan : Meneladan Bunda Maria yang kontemplatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

105

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta meneladan Bunda

Maria yang berjiwa pendoa dan kontemplatif sehingga

jiwa yang pendoa itu berperan dalam karya

pelayanannya.

3) Penjelasan mengenai Bunda Maria yang kontemplatif:

a) Maria yang Berdoa :

Bunda Maria tidak begitu saja menjadi perempuan yang kontemplatif. Hal

itu hanya mungkin bila Bunda Maria berdoa. Maka tidak mengherankan kalau St.

Lukas memperkenalkan Bunda Maria menyimpan segala perkara itu di dalam

hatinya dan merenungkannya (Luk 2: 19-51). Dengan cara itu Bunda Maria

menjadikan hati tempat berjumpa dengan Sabda Allah, bahkah tempat Allah

sendiri bertahta. Hati diarahkan pada rencana Allah. Menyimpan dalam hati dan

merenungkannya merupakan tindakan dan doa Maria dalam kepatuhan iman yang

terdalam. Dengan menyimpan dan merenungkan dalam hati, Bunda Maria

membiarkan diri sepenuhnya dikuasai oleh Allah yang hadir dan berkarya

menurut caranya sendiri. Maria dengan hatinya merasakan bahwa Allah sedang

membawanya ke sesuatu yang baru. Maria menyambut sapaan Allah dengan

hatinya. Dengan kata lain Bunda Maria berdoa dengan hatinya.

Doa Bunda Maria dengan hati semakin lama semakin membuahkan

keakraban dengan Yesus yang lebih mendalam, yaitu tidak hanya bertindak

sebagai ibu jasmani bagi Yesus, melainkan menjadi rekan sekerja dengan Yesus

(Yoh 2: 4). Doa dengan hati membuahkan hubungan yang semakin erat dan baru,

meskipun itu harus dilalui dengan kegelapan iman dan karenanya mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

106

proses pemurnian terus-menerus, sampai ke puncak pengalaman doa yaitu doa

pasif dan afektif, seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria sewaktu berada di kaki

salib. Doa hati inilah yang menjadikan Bunda Maria mengerti segala sesuatu yang

terjadi atas Yesus dan semua nubuat para nabi karena kekuatan Roh yang

bersemayam di dalam hati. Bunda Maria menjadi mengerti bahwa dirinya

dipanggil menjadi perempuan penciptaan baru, Bunda semua orang-orang yang

dilahirkan dalam iman akan Yesus. Bunda Maria menjadi hamba penciptaan baru,

karena dia sendiri terlebih dahulu telah menjadi Hawa baru, Ibu dari yang hidup

baru.

Dengan berdoa seperti itu, yaitu menyimpan dan merenungkan dalam hati,

Bunda Maria mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap benar dan berdoa

benar kepada Allah. Semakin dekat dengan Tuhan, orang semakin merasa dirinya

kecil, lemah dan tak pantas. Semakin orang menyadari keagungan Tuhan dan

kekecilannya sendiri, semakin dia hanya akan berseru kepada Tuhan. Dengan

pandangan seperti itu, Bunda Maria mengambil sikap sebagai yang kecil, tak

punya daya, tidak punya kekuatan untuk memaksakan kehendaknya kepada Allah.

Maka yang dia lakukan ialah menyimpan dalam hati dan merenungkan,

sebagaimana layaknya seorang hamba menyimpan segala perkataan majikannya

yang penuh janji, agar pada waktunya digenapi oleh Sang Pemberi Janji. Itulah

sikap dan cara berdoa yang diajarkan oleh Bunda Maria kepada kita. Kita diajak

untuk berdoa dengan seluruh hati, dengan segala kerendahan hati dan dengan

segala penyerahan diri. Doa Maria sungguh doa seorang hamba, yang kenal betul

akan Tuhannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

107

b) Jiwa dan Semangat Bunda Maria

Bila kita ingin meneladan Bunda Maria, tentu kita ingin meneladan secara

utuh, luar dan dalam. Untuk itu kita perlu mengenal jiwa dan semangat Bunda

Maria, yang mendasari sikap dan tindakan Maria. Jiwa dan semangat terutama di

dalam hidup beriman, biasanya dapat kita kenali lewat doa-doanya. Doa seseorang

mengungkapkan inti terdalam hidup di hadapan Allah. Inti terdalam hidup itu

bagaikan sumber air yang mengalir keluar, nampak dan nyata dalam sikap,

keputusan dan tindakan-tindakan atau perilaku hidup. Oleh karena itu tidak ada

jalan lain bagi kita untuk mengenal jiwa Bunda Maria, seperti yang ditulis di

dalam Injil menurut St. Lukas 1: 46-56. Renungan ini akan dibagi menjadi dua,

yaitu Luk 1: 46-56 dan Luk 1: 51-56. Dan renungan pada bagain kedua itu akan

diletakkan pada Maria yang kontemplatif.

c) Maria Hamba yang Rendah

Maria sewaktu disambut dan disapa oleh Elizabeth sebagai Ibu Tuhan,

(Luk 1: 43), mengungkapkan isi hatinya dengan madah pujian, yang isinya

sebagian berbunyi sebagai berikut:

“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia (Luk 1: 46-50).

Dengan nyanyian itu, Bunda Maria mengungkapkan rasa terdalam atas

dirinya, sebagai ciptaaan Allah. Bagi Bunda Maria, manusia dicipta untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

108

memuliakan dan memuji Tuhan. Itulah hakikat hidup manusia, yang diwartakan

oleh Bunda Maria kepada kita. Oleh Bunda Maria kita diajak untuk tetap sadar

bahwa kita diciptakan untuk memuji dan memuliakan Allah. Kita semua adalah

pertama-tama makhluk ciptaaan Tuhan. Inilah dasar yang tepat untuk mengambil

sikap yang benar di hadapan Allah.

Lebih lanjut Bunda Maria mengungkapkan bahwa manusia tidak hanya

ciptaan Allah, tetapi juga yang diselamatkan oleh Allah. Bunda Maria melihat

bahwa sesungguhnya manusia adalah pendosa, yang tetap dicintai dan dikasihi

oleh Allah. Meskipun Bunda Maria mendapat perkenaan dari Allah terbebas dari

dosa, Bunda Maria tetap menyamakan diri dengan manusia pendosa. Maka dia

menyebut dirinya hamba yang hina dan rendah di hadapan Allah. Dia tetap

melihat bahwa apapun yang terjadi pada dirinya, yang membawa kebaikan, adalah

karya Allah yang menyelamatkan. Allah dialami sebagai Allah yang setia, karena

Dia kudus. Karena itu rahmat-Nya akan setia turun-temurun, bila orang itu gentar

dan takut akan Allah.

Maka hati Bunda Maria bergembira atas segalanya itu, terutama karena

Allah dialami sebagai yang memperhatikan dirinya, betapapun hinanya. Itulah

keagungan Tuhan. Kegembiraan Bunda Maria adalah kegembiraan orang yang

merasa bahagia, bahwa dirinya, meski hina, disapa dan diperhatikan, bahkan

ditebus dari kehinaan dan dosa. Inilah kegembiraan dalam Roh, karena Bunda

Maria dinaungi oleh Roh Allah (Luk 1: 35). Inilah kegembiraan karena rahmat

yang diterima (Luk 1: 28). Inilah kegembiraan yang datang dari Allah. Karena

kegembiraan seperti itulah, Bunda Maria juga siap untuk menerima anugerah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

109

anugerah lain untuk menjalankan tugas yang diterima dari Allah yaitu menjadi

Bunda Sang Penebus. Maka tidak dapat lain, kecuali menyebut dirinya hamba.

d) Maria yang Menyerahkan Diri Seutuhnya

Menyadari diri sebagai hamba dan segala sesuatu hanyalah kelimpahan

rahmat semata, Bunda Maria tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri

dalam kesederhanaan iman kepada rencana ilahi. Yang menjadi pedoman Bunda

Maria ialah “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1: 38). Sabda Tuhan

itulah yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Dengan begitu Bunda Maria

menjadi hamba karya penyelamatan Allah. Bunda Maria terlibat di dalam rencana

keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini

sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria akan kuasa Allah yang

menaungi. Bunda Maria tidak mengandalkan diri pada kekuatannya sendiri tetapi

kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan menyertai dengan berbagai rahmat

yang lain.

e) Maria Tetap Manusia

Allah suka akan Maria, sebab dalam diri Maria terpenuhi benar-benar apa

yang direncanakan Allah untuk semua orang. Itu berarti bahwa Maria harus kita

renungkan sebagai sungguh manusia biasa seperti kita. Rencana Allah agar

manusia menjadi kudus telah terlaksana pada Bunda Maria, karena Bunda Maria

dalam hidup sehari-hari menyerahkan diri sepenuhnya kepada dorongan Roh

Kudus. Seperti kita, Maria harus bekerja sama dengan rahmat Allah di setiap saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

110

selama hidupnya. Dapat kita yakini, bahwa Maria sebagai perempuan Yahudi

saleh sudah berjuang keras untuk memiliki sikap pasrah yang diakibatkan oleh

iman yang mendalam, kepercayaan dan kasih akan Allah yang dianugerahkan oleh

Roh Kudus. Karena itu Bunda Maria memiliki sikap serah diri, artinya dalam

segala hal mampu mengalahkan rasa gelisah dan mengenakan rasa damai dan

kegembiraan, karena tahu bahwa dalam semua peristiwa hidupnya ia dibimbing

oleh Roh. Anugerah seperti itu juga diperuntukkan bagi kita semua.

Maka wajar, bila Bunda Maria, sebagaimana layaknya semua manusia,

tumbuh dan berkembang dalam kekudusan, yaitu serah diri utuh kepada Allah,

melalui keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa hidup yang dialami. Karena

hanya lewat peristiwa-peristiwa hidup sehari-hari, orang biasanya dapat

merasakan kasih penyelenggaraan Bapa yang sedang bekerja. Kekudusan Maria

itu dapat dipastikan tidak terlepas dari jasa orang tua Bunda Maria, yang pasti

mendidiknya, memperkenalkan Yahwe, mengajari berdoa dan lain sebagainya.

Kekudusan Maria juga semakin berkembang dengan perjumpaan dan

pergaulannya dengan St. Yosef, yang memang laki-laki saleh dan tulus, sehingga

dapat mengerti apa yang terjadi dalam diri Maria. Dapat dibayangkan pula bahwa

Maria tumbuh lewat perjumpaan dan pergaulan para tetangga, orang yang

dijumpai seperti Simeon, Hanna, para gembala, Elizabeth dan lain sebagainya. Di

situ Maria, karena iman, semakin mampu menjadi kudus sebagai manusia,

perempuan, karena dia serah diri dalam kemerdekaan kepada karya Allah. Dia

sungguh menjadi hamba Allah.

Renungan mengenai jiwa dan semangat Bunda Maria membawa kita untuk

melihat Maria sebagai perempuan yang beriman kuat. Bila Maria mempunyai jiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

111

dan semangat seperti itu, itu hanyalah mungkin bila Maria tumbuh dan

berkembang dalam ikatan dan keterpautan yang semakin erat dengan Allah.

Semakin erat hubungan dan keterpautan, semakin mendalam hubungan cinta itu.

Semakin mendalam hubungan cinta, semakin tinggi rasa hormat. Semakin tinggi

rasa hormat, semakin utuh penyerahan diri, semakin bersatu dalam hati.

c. Kegiatan Inti II

1) Materi Pertemuan : Doa dengan Tubuh

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta semakin memahami dan

menyadari arti pentingnya sikap tubuh dalam doa dan

meditasi.

3) Penjelasan Mengenai Penyadaran Tubuh Sebagai Doa

Salah satu dasar menyatakan bahwa doa itu suatu latihan yang membawa

perkembangan dan memberi kepuasan, dan memang banyak kita mencari ini

semua dalam doa. Dasar lain mengatakan bahwa doa itu harus lebih dilakukan

dengan hati daripada budi. Doa dengan tubuh merupakan sebuah variasi latihan

meditasi dengan penyadaran tubuh sebagai doa bakti. Hal pertama yang harus

dilakukan adalah dengan penenangan diri, dengan menyadari berbagai perasaan

pada bagian tubuh. Mempertajam perasaan dengan memperhatikan perasaan yang

paling lembut, bukan hanya yang jelas. Menggerakkan bagian-bagian jari tangan

saat berdoa juga akan sangat membantu dalam menyadari keberadaan diri.

Menyadari gerakan dan menjadikan gerakan sebagai doa di hadapan Tuhan.

Tanpa kata namun menyatukan diri dengan gerakan tubuh. Cara komunikasi tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

112

kata ini hanya dengan gerakan seperti yang sudah dilakukan, dapat dilakukan

dalam kelompok dan tidak memerlukan perubahan banyak dalam sikap duduk.

Inilah doa yang dilakukan dengan tubuh. Dengan demikian pikiran yang tegang

karena banyak karya pelayanan akan menjadi ringan dan mengembirakan.

4) Disiplin Kitab Suci

Disiplin lain selain meditasi yang sangat menunjang dalam menjaga mutu

pelayanan adalah dengan disiplin Kitab Suci. Membaca dan merenungkan Kitab

Suci merupakan hal yang mendasar bagi setiap orang yang ingin mengikuti

Kristus di jalan pengosongan diri. Meskipun Gereja menyampaikan Sabda Allah

kepada kita setiap hari, kita juga perlu mendengarkan Sabda itu secara pribadi dan

membiarkan Sabda itu berbicara di kedalaman diri kita. Kristus merupakan Sabda

Allah yang menjadi manusia bagi kita. Melalui disiplin Kitab Suci, Sabda Allah

dapat terus menjelma menjadi manusia di dalam diri kita. Membaca Kitab Suci

sebagai kata-kata Allah yang paling pribadi bagi kita merupakan perwujudan

peristiwa inkarnasi dalam kehidupan kita yang paling nyata.

Hal ini merupakan bentuk disiplin yang sesungguhnya karena, sewaktu

membaca Kitab Suci, sering kali kita membacanya semata-mata hanya untuk

mendapatkan informasi, peneguhan atau inspirasi. Sebagaimana Yesus adalah

Anak Allah, demikianlah juga halnya dengan Kitab Suci yang merupakan Sabda

Allah. Oleh Sabda Allah, kita dibentuk menjadi Kristus-Kristus yang hidup. Dan

pembentukan ini tidaklah sekedar suatu informasi, pengajaran, peneguhan ataupun

inspirasi. Pembentukan ini mengandaikan bahwa orang memakan Sabda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

113

mengunyah, dan mencerna-Nya. Dengan demikian, orang membiarkan Sabda itu

menjadi sungguh-sungguh makanan. Dan Sabda itu bergerak turun dari pikiran

menuju hati kita yang merupakan tempat kediaman-Nya.

Inilah kenyataan sebenarnya apa yang disebut meditasi. Meditasi

merupakan disiplin di mana orang belajar mengasah mata batinnya agar dapat

menaruh perhatian kepada Sang Sabda. Dari antara banyak teks yang disajikan

oleh Gereja kepada kita setiap tahun, mungkin ada satu kata, satu kisah, satu

perumpamaan, satu kalimat yang memiliki daya untuk membalik jalan pikiran

kita, mengubah seluruh hidup kita, memberi kita hati dan pikiran yang baru dan

menyesuaikan diri kita dengan Kristus.

Oleh sebab itu, meditasi sebenarnya adalah lebih daripada sekadar upaya

mengerti perumpamaan, ataupun uraian tentang ungkapan-ungkapan rumit.

Meditasi merupakan kesiapsediaan batin dalam mendengarkan kata, agar kita

dapat dibimbing, dibuka, dibebaskan dari rasa takut oleh Sang Sabda yang tinggal

di dalam diri kita. Meditasi yang sejati berarti membiarkan sang Sabda menjadi

manusia di dalam diri kita.

d. Kegiatan Inti III

1) Tema III : Spiritualitas seorang pelayan Tuhan

2) Tujuan Pertemuan : Beserta pendamping, peserta semakin menyadari bahwa

dalam menjaga mutu pelayanan perlu memiliki hati

sebagai seorang pelayan dan Abdi Tuhan, semangat

dalam karya pelayanan apapun, di manapun dengan

kegembiraan hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

114

3) Pengertian Spiritualitas

Spiritualitas adalah Roh Allah yang memotivasi dan menyemangati,

menjiwai, memberi kekuatan, membimbing serta meneguhkan agar tidak mudah

putus asa dalam melaksanakan tugasnya.

Seorang pelayan Tuhan perlu mengetahui dan menghidupi apa yang

seharusnya menjadi spiritualitas pelayanan. Spiritualiatas pelayanan merupakan

semangat yang menjiwai untuk selalu memotivasi dan menyemangati, menjiwai,

memberi kekuatan, memberi serta meneguhkan agar tidak mudah putus asa dalam

melaksanakan tugasnya dengan setia dan penuh kerelaan. Dapat dikatakan bahwa

spiritualitas seorang pelayan merupakan spiritualitas Injil yang dihayati yakni

”Bukan aku sendiri yang hidup dalam diriku, melainkan Kristus yang hidup di

dalam aku” (Gal 3:27).

a) Kegiatan

Peserta diberi waktu masuk dalam kelompok. Kemudian peserta diberi

tugas untuk merenungkan bersama dalam kelompok kecil teks Kitab Suci yang

berbicara tentang sikap seorang pelayan. Pemandu memberikan kebebasan kepada

kelompok untuk memilih teks Kitab Suci yang menjadi bahan permenungan,

yaitu:

- 1 Petrus 5,1-4 “Sikap kerelaan dalam melayani”.

- Markus 12:41-44 “Persembahan seorang janda”.

(Untuk saling memperkaya satu sama lain, setelah peserta membahas teks

Kitab Suci dalam kelompok kecil, kemudian pendamping meminta 2 (dua)

kelompok untuk memplenokan hasil diskusi dalam kelompok besar).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

115

e. Kegiatan Inti IV:

1) Tema : Belajar dari pola pelayanan Yesus Kristus.

2) Tujuan Pertemuan : Bersama pendamping, peserta memahami kembali dan

mengikuti pola pelayanan Yesus Kristus Sang Pelayan

Sejati.

a) Peserta diajak untuk menonton film singkat “Yesus membasuh kaki para

murid-Nya”.

b) Membaca teks Kitab Suci Yohanes 13:1- 20 ”Yesus membasuh kaki para

murid-Nya”.

c) Makna apa yang dapat diambil dari tayangan tersebut serta dari Kitab Suci,

tentang Yesus membasuh kaki para murid-Nya?

d) Niat-niat apa saja yang hendak kita lakukan untuk dapat mewujudkan mutu

pelayanan dalam hidup sehari-hari?

e) Kemudian pendamping membagikan kertas dan pulpen kepada peserta untuk

menuliskan aksi konkrit. Peserta dibagi dalam kelompok masing-masing

kelompok berjumlah 3 orang. Dalam kelompok peserta menggabungkan

sikap dan niat yang telah dibuat dan menyimpulkannya menjadi komitmen.

f) Pengendapan dari seluruh kegiatan rekoleksi.

f. Penutup

1) Doa penutup : spontan dari peserta

2) Lagu penutup “Detak Iman di Hatiku”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

116

BAB V

PENUTUP

Dalam bab penutup, penulis akan memaparkan rangkuman isi bab-bab

sebelumnya, yaitu gagasan penting yang menjadi kesimpulan dari karya tulis ini.

Pada bagian berikutnya akan diuraikan beberapa saran dan usulan dalam upaya

meningkatkan kedisiplinan dalam olah rohani khususnya dalam pelaksanaan

meditasi sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang semakin bermutu.

A. Kesimpulan

Kaum religius tidak pernah hidup lepas dari doa, entah itu doa bersama

maupun doa pribadi. Meditasi juga menjadi bagian penting bagi hidup kaum

religius. Dalam pelaksanaan meditasi kesempatan menimba kekuatan dan

merenungkan Sabda Tuhan melalui ayat-ayat yang menyentuh dalam

permenungan selama meditasi.

Dalam karya pelayanan pun dampak dari buah-buah doa serta hidup rohani

lainnya memberi pengaruh di dalam karya pelayanan sehari-hari sebagai seorang

religius. Melihat apa yang terjadi dalam karya pelayanan, dari situ nampak pula

kehidupan rohani seseorang. Tidak bisa dihindari bahwa salah satu hal yang

memberi nilai dalam hal ini adalah hidup rohani dan hidup seseorang, nampak

dari apa yang dilakukan dan diucapkan.

Buah dari kedalaman hati orang yang berdoa dengan sungguh-sungguh,

akan dapat dirasakan oleh orang lain. Dalam hal ini adalah karya pelayanan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

117

suster Abdi Kristus akan dirasakan buahnya yang baik karena didasari hidup doa

yang baik pula.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada awal bulan November

2015 yang lalu dinyatakan bahwa sebagian besar para suster yang terpilih sebagai

responden masih belum memiliki kesadaran yang penuh akan peran meditasi

terhadap mutu pelayanannya sehari-hari. Kesadaran, penghayatan pembatinan

masih belum merupakan suatu kesadaran penuh. Namun meskipun demikian ada

beberapa suster yang tetap tekun menghayati meditasi dalam kesibukan karyanya.

Berdasarkan penelitian dari wawancara para responden memberikan usul

dan harapan kepada penulis agar diadakan penyegaran kembali semangat meditasi

dalam kehidupan sehari-hari diantara karya pelayanan. Bentuk penyegaran

kembali panggilan sebagai pelayan atau yang mau ditawarkan dalam skripsi ini

adalah rekoleksi. Berpedoman pada spiritualitas Yesus Kristus dalam tugas

pelayanan dan kegembalaan-Nya. Seorang pelayan yang mempunyai hati adalah

seorang pribadi yang rela berkorban, siap berbagi, dan siap diutus.

Agar sampai pada sasarannya, bentuk penyegaran rohani yang digunakan

adalah rekoleksi. Dengan rekoleksi mau mengajak para suster untuk

mengumpulkan kembali pengalaman-pengalaman akan kasih Allah selama ini

dalam tugas panggilan sebagai seorang pelayan. Pengalaman-pengalaman itu

dihadirkan kembali, direnungkan, dimaknai dan diolah agar sungguh-sungguh

berguna bagi hidup karya maupun rohani untuk selanjutnya. Dengan demikian

mutu pelayan pun dapat diwujudkan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

118

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya,

berikut ini akan diajukan beberapa hal sebagai saran untuk kaum religius pada

umumnya dan secara khusus bagi para suster Abdi Kristus sebagai warga Gereja.

1. Bagi Kaum Religius pada Umumnya

Dalam karya pelayanan zaman sekarang, orang dihadapkan pada banyak

tawaran, akibat dari arus globalisasi dan post modern yang turut mempengaruhi

hidup kaum religius. Namun di sisi lain, perkembangan dunia komunikasi saat ini

juga dihidupi oleh orang-orang yang dilayani.

Kaum religius hendaknya tetap memiliki kesadaran akan jati dirinya

sebagai kaum yang terpanggil menjadi saksi kehadiran Allah di tengah

perkembangan zaman ini. Kesadaran tersebut akan selalu terpupuk, terjaga apabila

kaum religius memiliki kedekatan dan relasi yang intim dengan Allah. Di tengah

kesibukan karya dan perkembangan zaman tetap menjalin relasi yang mendalam

dengan Allah. Doa serta hidup rohani lainnya tetap dijaga, dihidupi bukan karena

rutinitas melainkan kesadaran penuh membutuhkan Allah dalam segala situasi.

Dengan demikian mutu pelayanan dalam bentuk apapun akan tetap dapat

dilaksanakan dengan kesadaran penuh melayani Tuhan dalam segala tindakan dan

tutur kata.

Hidup doa, olah rohani, meditasi, hendaknya menjadi sarana suci sebagai

rahmat untuk terus berkarya dan melayani di tengah keramaian dunia. Tetap dapat

hening meski berhadapan dengan kenyataan dunia yang penuh tawaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

119

kenikmatan dan hiburan. Keheningan tersebut hanya dapat diperoleh dari relasi

yang dekat dengan Allah.

2. Bagi para Suster Abdi Kristus

Sebagai orang-orang yang terpanggil untuk menjadi Abdi Kristus melalui

tubuh Kongregasi Biarawati Abdi Kristus di mana Bunda Maria Hamba Allah

menjadi pelindung utamanya, para suster Abdi Kristus baik yunior, medior

maupun senior hendaknya selalu memiliki:

Kesadaran masing-masing pribadi dalam hidup rohani, memiliki

kedisiplinan diri untuk selalu olah diri, olah rohani. Memiliki kesadaran rohani

untuk selalu mengarahkan segala pelayanan baik tindakan maupun tutur kata,

hanya untuk kemuliaan Tuhan. Semangat hidup doa, meditasi, hendaknya tidak

hanya saat pembinaan atau kegiatan rohani bersama lainnya, melainkan menjadi

milik, menjadi kedisiplinan hati setiap pribadi suster Abdi Kristus. Dengan

demikian Bunda Maria Hamba Allah yang menjadi pola dan teladan hidup

Kongregasi akan senantiasa bergema dan dihidupi oleh seluruh anggota

Kongregasi. Mutu pelayanan, baik dalam hal besar maupun kecil dalam hidup

sehari-hari akan dapat dirasakan oleh orang-orang yang dilayani.

Seperti hasil penelitian melalui wawancara yang penulis laksanakan,

bahwa meditasi sungguh dirasakan memberi peran yang sangat baik dalam karya

pelayanan sehari-hari, memberi daya kekuatan dalam hidup rohani yang mampu

memberi roh dalam segala tindakan pelayanan. Maka, saran penulis yakni

bersama-sama kembali melaksanakan dan menghayati meditasi dalam hidup

harian, agar mutu pelayanan sebagai Abdi Kristus tetaplah terjaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

120

Program rekoleksi penyegaran dalam menyambut Hari Raya Kongregasi

semoga memberi kesegaran yang menyemangati untuk melaksanakannya dalam

hidup harian selama menjalani panggilan dalam tubuh kongregasi Abdi Kristus.

Demikian uraian kesimpulan dan saran yang diajukan penulis terkait

dengan pemaparan dan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya. Saran yang

penulis ajukan di atas ditujukan bagi kaum religius dan secara khusus bagi para

suster Abdi Kristus. Tentu saja masih ada banyak saran dan wujud konkret dalam

upaya peningkatan mutu pelayanan yang dilaksanakan oleh para suster Abdi

Kristus. Dengan harapan pelayanan akan semakin bermutu dan dijiwai oleh

semangat meditasi. Mewujudkan secara konkret permenungan Sabda Tuhan

dalam meditasi pada tindakan pelayanan sehari-hari, sehingga mutu pelayanan

para suster Abdi Kristus semakin nyata dirasakan oleh banyak orang. Pelayanan

kecil dan sederhana setiap hari yang dilakukan dengan penuh iman dan ketulusan

merupakan wujud nyata turut ambil bagian dalam karya penyelamatan Tuhan

yang agung di dunia ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIkhusus para suster Abdi Kristus untuk dapat menghayati hidup keseharian dengan lebih setia dalam setiap permasalahan karya perutusan. Meditasi

121

DAFTAR PUSTAKA

Darminta, J. S.J. (1994). Maria Bunda Iman Kita. Yogyakarta: Kanisius. De Mello, Anthony. S.J. (1980). Sadhana. Jalan Menemukan Tuhan. Yogyakarta:

Kanisius. Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Biarawati Abdi Kristus. (2014). Laporan

Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Biarawati Abdi Kristus Masa Bakti 2008-2014. Manuskrip berisi tentang laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Umum Masa Bakti 2008-2014, dikeluarkan di Gedanganak, Ungaran pada awal Januari 2014.

Freeman, Laurence. (2014). Latihan Harian Meditasi Kristiani. Jakarta: Obor. Kapitel Umum V. (2008). Menjadi Religius Abdi Kristus Konstitusional.

Manuskrip berisi tentang seluruh pembicaraan dan keputusan bersama selama Kapitel V berlangsung, dikeluarkan di Ungaran

Krispurwana Cahyadi. T, S.J. (2015). “Abdi Kristus” Bahan pertemuan Suster Yunior AK: Yogyakarta.

Kongregasi Biarawati Abdi Kristus. (2015). Katalog Suster-suster Abdi Kristus Per Januari 2015. Ungaran: Kongregasi Biarawati Abdi Kristus

Konstitusi Tarekat Abdi Kristus. (1995). Manuskrip berisi Pedoman Hidup Para Suster Abdi Kristus yang disyahkan oleh Julius Kardinal Darmaatmaja pada tanggal 25 Oktober 1995 di Semarang.

Louf, Andre. (1984). Menyelami Tradisi Doa. Yogyakarta: Kanisius. Mangunhardjana, A.M. (1979). Delapan Belas Sikap Doa. Yogyakarta: Kanisius. ___________________ (1987). 22 Metode Renungan. Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita, E. (2003). Pelayanan yang Murah Hati. Yogyakarta: Kanisius. _____________(2006). Spiritualitas Pelayanan Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. Mintara Sufiyanta. (2014). Roh Sang Guru. Obor: Yogyakarta Mudji Sutrisno, F.X. (1984). Zen Dan Fransiskus. Pengalaman Menemukan Diri.

Yogyakarta: Kanisius. Nouwen, Henri J. M. (1986). Pelayanan yang Kreatif. Yogyakarta: Kanisius. __________________(2003). Bekal Peziarahan Hidup, Bread for the Journey.

Yogyakarta: Kanisius. Oliver, David. (2006). Love Work Live Life, Menghadirkan Tuhan Dalam

Pekerjaan. Yogyakarta: Andi Offset. Putranta, C. (2006). Doa Dalam Spiritualitas Aktif. (Umat Baru: Majalah Pastoral

Kateketik Kristologi dan Pendampingan Iman, No. 226, XXXIX, Jan-Feb 2006; Yogyakarta: Pusat Kateketik.

Raguin, Yves. (1986). Berbagai Jalan Kontemplasi. Unsur-unsur Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius.

Stockman, Rene. (2005). Bermeditasi bersama Romo Triest. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ________(2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI