i MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Maria Immaculata Afra Lamatokan 091434018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk membimbing
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA
MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maria Immaculata Afra Lamatokan
091434018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
i
MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X-1 SMA SEMINARI SAN DOMINGGO HOKENG PADA
MATERI VIRUS DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI DISCOVERY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maria Immaculata Afra Lamatokan
091434018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Gerakkan materi akan selalu kontradiktif tapi tidak antagonis,
Gerakan itulah yang akan menuju puncak dan hancur.
Karya ini Kupersembahkan untuk:
Ibu dan Bapak, kedua Orangtuaku sebagai ungkapan keseriusan menjadi manusia yang selalu taat dan
berbakti dan terus menjaga eksistensinya
Juga kepada:
Adikku untuk menyemangatinya bahwa tiada mimpi yang dibarengi usaha yang tidak bisa tercapai
Dan teruntuk kawan-kawan aktivis mahasiswa:
Jalan terus dan biarkan mereka menggerutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Di tempat pertama dan kesempatan pertama ini, ijinkan saya mengucapkan
puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, saya
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan naskah
skripsi yang berjudul Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1
SMA Seminari San Dominggo Hokeng dengan Penggunaan Strategi Belajar
Discovery sebagaimana yang saya harapkan. Adapun skripsi ini dibuat sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini, saya tentunya dibantu
oleh beberapa pihak yang berkaitan sehingga pada kesempatan ini pula, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan
mendukung selama masa penelitian dan penulisan naskah skripsi ini.
1. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Antonius Wadan Sao dan Ibu
Cristina Lisnawati yang tidak pernah berhenti berharap, berdoa, dan
mendukung saya dalam setiap detik perjalanan hidup saya terkhusus masa
penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Kepada saudara, sahabat, Raja Ammar yang selalu setia menemani,
mendukung, dan membantu saya selama masa penelitian dan penulisan
skripsi ini.
3. Kepada kawan terkasih, Fandiatmajaya Sang Dinamit yang berhasil
membuat hari-hari saya selalu berwarna menjelang pelaksanaan ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Kepada adik tercinta, Elisabeth Febrina Tuto Burak Lamatokan yang turut
membantu mendokumentasikan kegiatan selama penelitian, selalu
menemani hari-hari selama masa studi saya.
5. Kepada Kepala Sekolah SMA Seminari San Dominggo, Rm. Antonius
Londa Diazyanto, PR yang telah mengijinkan saya untuk melakukan
penelitian di tempatnya.
6. Kepada adik-adik kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo yang telah
menerima saya dan mau bekerja sama selama masa penelitian.
7. Kepada guru mata pelajaran Biologi, Bapak Drs. Yosef Libu Sili yang
sudah telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian terhadap anak
didiknya dan membantu saya selama masa penelitian.
8. Kepada Ibu Alberta FT Seda, S.Pd. yang telah membantu saya mengamati
aktivitas siswa selama penelitian berlangsung.
9. Kepada Ibu Yasinta Bela yang telah merelakan jam mengajarnya guna
dilaksanakannya penelitian ini.
10. Kepada Sr. Praeksedes yang juga telah merelakan jam mengajarnya demi
berlangsungnya penelitian ini
11. Kepada dosen pembimbing, Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ dan
Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. yang telah merelakan waktu untuk
membimbing saya selama perencanaan penelitian hingga penulisan naskah
skripsi.
12. Kepada segenap guru dan karyawan SMA Seminari San Dominggo yang
telah menerima kehadiran saya selama masa penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
13. Kepada seluruh karyawan sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang sudah
membantu saya dalam menyiapkan keperluan administrasi guna
dilaksanakannya penelitian dan penulisan skripsi.
14. Kepada saudari terkasih, Cicilia Maryani Subekti “Iean Ubex” yang telah
mendukung saya selama penulisan naskah skripsi ini.
15. Kepada sepupu terkasih, Maria Fatima Lamablawa yang selalu
mendukung saya dalam menyelesaikan penulisan naskah skripsi ini.
16. Kepada teman-teman Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
angkatan 2009 yang telah saling mendukung.
Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat di kemudian hari dan saya sangat
mengharapkan kritik dan saran serta umpan balik guna penyempurnaan penelitian
ini selanjutnya. Terima kasih.
Yogyakarta, 6 Maret 2014
Penulis
Maria Immaculata Afra Lamatokan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Kurangnya minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo. Penelitian yang bertujuan meningkatkan minat dan hasil belajar menggunakan discovery pada pembelajaran virus ini, berhasil meningkatkan persentase hasil belajar siswa ranah kognitif dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 55,17 % menjadi 68,96 % dan rata-rata dari 76,55 menjadi 78 pada siklus 1 dan siklus 2. Kemampuan kognitif siswa terlihat dari kemampuan analisis khususnya kemampuan di hampir seluruh indikator kompetensi. Selain itu, hasil belajar afektif dan psikomotorik juga berhasil mencapai target penelitian di kedua siklus dengan persentase sebesar 100 % dan rata-rata lebih dari 75. Peningkatan ini tidak terlepas dari meningkatnya minat belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 82,75 % menjadi 93,10 % dan rata-rata 78 ke 84,10. Hasil ini menjelaskan bahwa discovery merupakan metode yang baik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar.
Kata Kunci : Metode, Discovery, Hasil Belajar, Minat Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
The lack of learning interest has a strong effect on student’s learning outcome as found among students of X-1 SMA Seminari San Dominggo. This research’s purpose to increase learning interest and learning outcome by using discovery. Such a problem can be solved by implementing discovery strategy as a method of teaching as indicated by this research. It was found that discovery strategy can increase cognitive learning outcomes from 55,17 % in cycle 1 to 68,96 % in cycle 2 with the average grade increasing from 76,55 to 78,00. Using analyzis ability related to the whole material as indicator, it was found that the result was similar. The affective and psychomotoric measurement could reach the target in both cycles by reaching the amount of 100 % with average grade above 75. Learning interest increase from 82,75 % in cycle 1 to 93,10 % in cycle 2 with average grade increasing from 78,00 to 84,10. The whole results explained that the discovery strategy was a potential teaching method to increase learning interest and learning outcome of students.
harus bisa membedakan kelompok makhluk hidup yang satu dengan yang
lain. virus memang makhluk peralihan, tetapi virus perlu dimasukkan dalam
standar ini agar siswa dapat membedakan virus dengan mikroorganisme lain.
F. Hubungan Pembelajaran Virus dengan Discovery
Sesuai dengan muatan materi yang telah dipaparkan sebelumnya,
diketahui bahwa untuk membuat siswa mampu mengkonsepkan pengetahuan
tentang virus dirasa cukup sulit menemukan metode yang sesuai. Namun di
dalam discovery, seluruh materi tersebut dapat direduksi dan diasimilasi siswa
dengan serangkaian tahapan dalam discovery.
Melalui tahapan perumusan masalah, misalnya siswa belajar membuat
pertanyaan atau pernyataan saat melihat gambar penderita cacar air (sub
materi peranan virus dalam kehidupan), atau saat membaca artikel mengenai
sejarah penemuan virus (sub materi sejarah penemuan virus). Melalui tahapan
olah data, siswa diberi kebebasan untuk menganalisis data temuan baik
mengenai nama ilmuwan, tahun, eksperimen yang dilakukan, atau fakta-fakta
temuan (sejarah penemuan virus) yang dapat digunakan untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pertanyaan yang dibuatnya. Dengan tahap verifikasi siswa dapat
membandingkan informasi yang disampaikan guru dengan hipotesa yang
dibuatnya sehingga di tahap akhir siswa mampu membuat kesimpulan
mengenai peranan virus atau sejarah penemuan virus.
G. Penelitian yang Relevan
Keberhasilan discovery dalam meningkatkan hasil belajar telah dibuktikan
melalui penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian
dengan penerapan discovery oleh Lestari (2008) dalam rangka meningkatkan
hasil belajar Matematika kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda pada pokok
bahasan bangun datar diperoleh peningkatan rata-rata sebesar 68,68 dari
57,99. Selain penelitian tersebut, Chusnah (2010) juga menggunakan
discovery untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V pada MI Miftahul
Ulum Kejapanan. Pada penelitian tersebut, peneliti yang bersangkutan berhasil
meningkatkan persentase ketuntasan dari 30% menjadi 81%.
H. Kerangka Berpikir
Seperti yang diketahui bahwa indikasi minat belajar siswa X-1 cukup
rendah dan kurang mendorong pencapaian hasil belajar yang baik.
Ketidaktercapaian itu terlihat dari persentase ketuntasan sebesar 62,50 % dari
32 siswa. Dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA
Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus, peneliti menggunakan
strategi discovery yang sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
seperti yang dilakukan oleh dua Chusnah dan Lestari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Hubungan discovery dengan materi virus dilihat dari muatan materi yang
bisa digunakan dalam pembelajaran yaitu siswa diajak untuk melakukan
research sederhana dengan menggunakan literatur atau sumber belajar lain
seperti video atau film dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang
virus. Di dalam menemukan konsep dan pengetahuan tentang virus, siswa
akan diajak untuk aktif dan mampu bersinergi. Selama proses pembelajaran
dengan strategidiscovery, segala aspek dari afektif dan psikomotorik akan
dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai kognitifnya. Hal tersebut nampak
ketika siswa diajak untuk mengolah dan menganalisis proses
perkembangbiakkan virus melalui video, siswa akan menggunakan
kemampuan afektif dan psikomotoriknya seperti memperhatikan dengan serius
video yang ditampilkan, menulis poin-poin penting yang ditemukan,
mencocokan poin tersebut dengan literatur, melakukan koordinasi dengan
anggota kelompoknya, dan lain-lain.
Strategi discovery ini mengutamakan proses maka ketika proses
penemuan berjalan dengan baik sehingga output (hasil belajar) yang
dihasilkan juga akan baik pula. Siswa akan menemukan ketertarikannya ketika
proses penemuannya berjalan dengan baik dan berhasil mendapatkan output
yang baik pula.
I. Hipotesis
Dari beberapa hal yang telah dijabarkan sebelumnya mengenai hakekat
belajar, minat belajar, hasil belajar, serta discovery maka dapat diketahui
bahwasannya discovery adalah metode yang mengasah daya pikir siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memberikan siswa ruang belajar yang luas, sehingga siswa mampu
menemukan konsep pengetahuannya sendiri. Dalam proses menemukan
konsep inilah siswa dapat menggunakan segala kemampuannya sehingga
pengetahuan yang didapat adalah pengetahuan yang konstruktif dan
transformatif. Dengan discovery pula, siswa tidak diharus untuk berpaku pada
sistem belajar yang kaku. Selain jabaran mengenai discovery, beberapa
penelitian yang relevan mengenai discovery juga mendukung kesimpulan
bahwasannya discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik kognitif
atau pun kemampuan afektif dan psikomotorik serta dapat meningkatkan
minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tertentu,
Fuchan (1982) mengungkapkan bahwasannya metode penelitian
merupakan strategi atau cara ilmiah dan sistematis untuk mendapatkan
data yang dapat diolah dan dianalisis. Setiap metode yang digunakan
secara tepat pada dasarnya dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Penelitian yang berjudul Penggunaan Strategi Discovery untuk
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Seminari
San Dominggo Hokeng pada Materi Virus adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sanjaya (2009), Penelitian Tindakan
Kelas merupakan jenis penelitian yang dilakukan untuk menemukan
pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan
terkontrol. Tindakan dalam PTK dapat diartikan sebagai bentuk perlakuan
tertentu yang dilakukan oleh guru terhadap kelas yang menjadi tempat
proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
ketika guru menemukan masalah dalam pembelajaran seperti hasil belajar
siswa yang kurang memuaskan atau kurangnya minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi discovery
sebagai tindakan yang diujicobakan kepada siswa khusus dalam
pembelajaran mengenai virus guna meningkatkan hasil dan minat belajar.
B. Setting Penelitian
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah hasil belajar dan
minat belajar siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng.
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 SMA
Seminari San Dominggo Hokeng yang berjumlah 29 orang. Dari 29
orang siswa ini memiliki latar belakang, status sosial, status ekonomi,
dan kemampuan dalam pembelajaran yang berbeda.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Seminari San Dominggo
Hokeng yang bertempat di Dusun Wolorona, Desa Hokeng Jaya,
Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
4. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu
dari bulan Juli – bulan Agustus pada semester 1 tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2013/2014. Di masa awal sebelum dilakukan penelitian peneliti
mengadakan observasi sekolah guna melihat beberapa faktor
pendukung aktivitas belajar seperti sarana prasarana sekolah dan
terutama sarana prasarana kelas X-1.
C. Rancangan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menggunakan
siklus-siklus. Menurut Mc Kennan dalam Moerdiyanto (2008) tiap siklus
terdiri dari beberapa langkah yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap bagian
dari siklus tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Planning adalah
langkah pertama siklus yang berfungi dalam merencanakan tindakan yang
akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan segala perangkat selama
satu siklus. Acting adalah langkah kedua setelah perencaan yaitu langkah
pelaksanaan tindakan yang sudah dirancang pada tahap planning. Langkah
ketiga dalam siklus adalah observing yang merupakan tahap pengamatan
terhadap aktivitas belajar siswa dan jika ada penilaian yang dilakukan
selama pembelajaran, maka pada tahap ini biasanya dilakukan. Tahap
terakhir adalah refleksi. Refleksi ini digunakan untuk melihat kekurangan
dan keberhasilan pada tahap acting dan observing.
Secara gagasan siklus ini direncanakan oleh peneliti namun dalam
pelaksanaan khusus pada tahap observing, peneliti bekerja sama dengan
dua guru yaitu guru mata pelajaran Biologi dan guru lain yang bertugas
sebagai observer. Pemilihan observer ini berfungsi agar peneliti bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berfokus pada pemberian tindakan sehingga hasil yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan peneliti. Siklus 1 digunakan untuk pembelajaran
mengenai sejarah penemuan virus dan ciri-ciri virus sementara siklus 2
untuk pembelajaran mengenai replikasi virus serta peranan virus dalam
kehidupan. Di akhir masing-masing siklus 1 dan 2 evaluasi pembelajaran
diadakan.
Pola Penelitian Tindakan Kelas yang dijalankan peneliti adalah
mengikuti pola dari Hopkins (1993).
Gambar 3.1 Pola Penelitian Tindakan Kelas Versi Hopkins
Pada pola yang ada pada gambar di atas, menunjukkan posisi
masalah adalah yang teratas. Ini menggambarkan bahwasannya masalah
MASALAH
PLANNING
ACTING
OBSERVING
REFLECTING
PLANNING
OBSERVING
REFLECTING
ACTING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pembelajaran yang terjadi di kelas merupakan alasan bagi seorang guru
atau peneliti untuk melakukan penelitian. Masalah tersebut terlebih dahulu
harus diidentifikasi agar peneliti dapat menemukan perencanaan tindakan
yang tepat agar dapat mengatasi masalah tersebut. Setelah
mengidentifikasi masalah barulah peneliti akan masuk ke dalam siklus
yang dimulai dari perencanaan. Identifikasi masalah dilakukan tidak hanya
dengan melihat kegiatan siswa di kelas melainkan harus dengan bukti
empiris. Dalam mengidentifikasi masalah sebelum dilakukannya
penelitian, peneliti menggunakan tes awal untuk melihat kemampuan awal
siswa.
1. Siklus 1
a. Planning
Beberapa poin penting yang dilakukan peneliti pada tahap
perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar
2) Menyiapkan sumber belajar, media pembelajaran, bahan, dan
alat untuk kegiatan pembelajaran
3) Membuat lembar kerja siswa
4) Membuat format evaluasi berupa soal-soal evaluasi, kisi-kisi
soal, dan kunci jawaban
5) Membuat lembar observasi
6) Membuat lembar penilaian hasil belajar
7) Membuat lembar kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Acting
Pada tahap ini terdapat beberapa poin penting yang dilakukan
peneliti selama pelaksanaan tindakan, yaitu menerapkan tindakan
yang sudah direncanakan. Jika selama pelaksanaan tindakan
terdapat penyimpangan terhadap rencana maka peneliti akan
mengulang tindakan tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan
peneliti selama tahap acting adalah sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok belajar (selama pembelajaran) siklus 1.
2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi
discovery sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 1
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menjelaskan sejarah
penemuan virus 2. Menyebutkan nama
ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus
1 dan 2 Stimulasi
1. Siswa membaca artikel sejarah penemuan virus
Perumusan masalah
2. Siswa merumuskan pertanyaan mengenai sejarah penemuan virus dan hipotesa awal
Pengumpulan data
3. Siswa mengumpulkan data dari buku cetak
Analisis data
4. Siswa menganalisis data dari buku dan membuat hipotesa baru
Verifikasi data
5. Siswa menyampaikan hipotesa dan guru memverifikasi
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang sejarah penemuan virus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menyebutkan ciri-ciri
virus 2. Menjelaskan bagian
tubuh virus
3 dan 4 Stimulasi 1. Siswa mereview sejarah penemuan dan membaca clue pada LKS 2
Perumusan masalah 2. Siswa menulis ciri virus berdasarkan temuan para ahli, menggambar tubuh virus berdasarkan clue dan menjelaskan bagian tubuh
Pengumpulan data 3. Siswa mencari informasi mengenai tubuh virus dan ciri-ciri virus
Analisis data 4. Siswa membandingkan hipotesa awalnya dan menulis hipotesa baru
Verifikasi data 5. Siswa menggambar tubuh virus dan menyebutkan ciri-ciri virus kepada kelompok lain, siswa lain melengkapi, dan peneliti memverifikasi hasil analisis siswa
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang bagian tubuh dan ciri-ciri virus
c. Observing
1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan
lembar observasi afektif dan psikomotorik
2) Menilai hasil pengamatan berdasarkan data dari lembar
observasi
3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar
kognitif siswa pada siklus 1.
4) Membagikan kuisioner minat belajar kepada siswa untuk diisi
secara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data
dari kusioner
6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa
berdasarkan data hasil post test
7) Mengevaluasi tindakan di siklus 1 dan analisis hasil dan minat
belajar siswa
d. Reflecting
Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post
testsiklus 1 dengan guru mata pelajaran
2. Siklus 2
a. Planning
Planning pada siklus 2 ini sedikit berbeda dengan siklus 1
yaitu lebih tepat merupakan perencanaan ulang atas dasar masalah
yang belum terselesaikan pada siklus 1. Beberapa hal yang
dilakukan peneliti adalah:
1) Mengidentifikasi masalah yang belum terselesaikan di siklus 1
2) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai dengan hasil identifikasi masalah pada siklus 1
3) Menyiapkan lembar observasi
4) Menyiapkan kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Acting
Secara umum tahap acting pada siklus 2 sama dengan tahap
acting pada siklus 1. Beberapa kegiatan peneliti lakukan pada
tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Membentuk kelompok belajar baru (selama siklus 2)
2) Melaksanakan tindakan pada pembelajaran dengan
menggunakan strategi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan. Kegiatan
pembelajaran secara umum dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Tahap Discovery Siklus 2
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 1. Menjelaskan cara
perkembangbiakkan virus
1 dan 2 Stimulasi
1. Siswa membaca artikel di LKS 3
Perumusan masalah
2. Siswa membuat hipotesa awal tentang reproduksi virus berdasarkan artikel
Pengumpulan data
3. Siswa mengumpulkan data tentang reproduksi virus dari video perkembangbiakkan virus dan buku cetak
Analisis data
4. Siswa membandingkan hipotesa awal dan menganalisis data tersebut dan menulis hipotesa baru
Verifikasi data
5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan tentang reproduksi virus
1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus
3 Stimulasi 1. Siswa bermain mencocokkan gambar penyakit dan nama penyakit, Siswa diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Indikator Pertemuan Tahap Kegiatan 2. Menjelaskan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus
3. Menjelaskan prinsip kerja vaksin Menyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya
pertanyaan tentang manfaat virus
Perumusan masalah 2. Siswa menulis penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, gejala, penyebab, cara penularan, dan jawaban atas pertanyaan tentang manfaat virus
Pengumpulan data 3. Siswa diberi kesempatan membaca buku cetak untuk memperoleh informasi mengenai vaksin dan penyakit
Analisis data 4. Siswa membandingkan data dan hipotesa awal untuk menulis hipotesa tentang peranan negatif dan positif virus
Verifikasi data 5. Siswa menjelaskan reproduksi virus kepada kelompok lain dan guru memverifikasi
Generalisasi data 6. Siswa membuat kesimpulan mengenai peranan virus dalam kehidupan
c. Observing
1) Melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan
psikomotorik siswa selama pelaksanaan tindakan dengan
lembar observasi afektif dan psikomotorik
2) Menilai dan menganalisis hasil observasi berdasarkan data dari
lembar observasi
3) Melakukan post test untuk melihat perkembangan hasil belajar
kognitif siswa pada siklus 2.
4) Membagikan kuisioner minat belajar kepada siswa untuk diisi
secara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
5) Menilai dan menganalisis minat belajar siswa berdasarkan data
dari kusioner
6) Menilai dan menganalisis hasil belajar kognitif siswa
berdasarkan data hasil post test siklus 2
7) Mengevaluasi tindakan di siklus 2 dan analisis hasil dan minat
belajar siswa dan membandingkannya dengan siklus 1
d. Reflecting
Mendiskusikan hasil analisis kuisioner, hasil observasi, dan post
test siklus 2 dengan guru mata pelajaran
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data. Pada
Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan
peneliti yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah alat yang digunakan peneliti
untuk melaksanakan pembelajaran. Instrumen pembelajaran tersebut
antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (dapat dilihat pada
lampiran 4 dan 5), silabus (dapat dilihat pada lampiran 3), media
pembelajaran berupa poster, video, power point presentation, kartu
gambar penyakit dan kartu nama penyakit, serta lembar kerja siswa
yang contohnya dapat dilihat pada lampiran 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data hasil pemberian tindakan dari kedua siklus.
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini antara lain, soal pre
test (dapat dilihat pada lampiran 9), soal post test siklus 1 (dapat dilihat
pada lampiran 10) dan post test siklus 2 (dapat dilihat pada lampiran
11), lembar observasi yang contohnya telah peneliti lampirkan di
lampiran 15, lembar kuisioner lampiran yang contohnya juga telah
dilampirkan pada lampiran 16, dan kamera.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menentukan beberapa
teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini, antara lain:
1. Observasi
Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data dengan
mengamati subjek pengamatan misalnya mengamati aktivitas siswa
saat mengikuti pembelajaran. Nasution dalam Sugiyono (2010)
menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan bisa bekerja hanya berdasarkan data yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sehingga
data yang diperoleh dari hasil observasi adalah fakta.
Pada penelitian ini observasi dilakukan saat pembelajaran. Data
yang diperoleh dari observasi pembelajaran merupakan data kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yaitu hasil belajar afektif dan psikomotorik dan disediakan dalam
bentuk angka. Berkenaan dengan data kuantitatif maka data tersebut
akan dianalisis sesuai dengan metode analisis data yang telah
ditentukan.
Untuk melakukan observasi, tentunya peneliti telah menyiapkan
instrumen untuk observasi yaitu lembar observasi beserta kisi-kisi
observasi dan cara skoring. Observasi pembelajaran dibuat untuk
mengamati kemampuan afektif dan psikomotorik siswa kelas X-1
SMA Seminari San Dominggo Hokeng. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya untuk melaksanakan observasi, peneliti terlebih dahulu
membuat kisi-kisi kegiatan yang harus diamati. Kisi-kisi tersebut atas
acuan dari indikator ranah afektif psikomotorik yang berhubungan
dengan langkah-langkah discovery seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Afektif
Indikator Kegiatan yang diamati Nomor
Pernyataan Menunjukkan sikap menerima
- Menyiapkan catatan dan alat tulis
- Siswa menunjukkan sikap antusias
3
20
Menganggap penting
- Siswa menulis hasil generalisasi
- Siswa membuat rangkuman dengan baik
- Siswa mendengar dengan serius arahan kegiatan yang disampaikan guru
- Siswa menulis hipotesa baru dengan baik
- Siswa mendengar informasi atau pertanyaan guru
19
16 7 9 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Indikator Kegiatan yang diamati Nomor
Pernyataan Kesediaan berpartisipasi
- Siswa menjawab atau menanggapi pertanyaan atau informasi dari guru
- Siswa bekerja sama dalam kelompok mencari informasi
- Siswa mendengar hasil verifikasi temannya
- Siswa mendengar dengan serius verifikasi guru
- Siswa menyampaikan pendapat saat verifikasi
- Siswa menulis hipotesa awal
5 8
14
15
12 6
Kesediaan memanfaatkan
- Siswa mengerjakan tugas tepat waktu
- Siswa masuk tepat waktu - Siswa bertanya saat kesulitan
10 1 11
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kegiatan Siswa pada Ranah Psikomotorik
Indikator Kegiatan yang diamati Nomor
Pernyataan Keterampilan bergerak dan bertindak
- Siswa menggunakan gerakan tangan, kepala, atau mata yang mendukung apa yang dibicarakannya
18
Kecakapan ekspresif verbal dan non verbal
- Pendapat yang disampaikan siswa sesuai dengan pembelajaran
- Siswa berbicara dengan bahasa yang baik
- Siswa berbicara dengan membuat mimik wajah
13
17 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lembar observasi yang digunakan untuk pengambilan data
akan berisi pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan pada kisi-
kisi. Tiap pernyataan diberi rentang skor antara 1 – 5. Satu lembar
observasi digunakan untuk mengamati satu kelompok siswa. Detail
lembaran observasi telah peneliti lampirkan pada lampiran 15.
Untuk menentukan skor pada tiap pernyataan maka cara
menentukan skor adalah sebagai berikut:
1) Skor 1: 1 orang dalam kelompok melaksanakan
2) Skor 2: 2 orang dalam kelompok melaksanakan
3) Skor 3: 3 orang dalam kelompok melaksanakan
4) Skor 4: 4 orang dalam kelompok melaksanakan
5) Skor 5: 5 orang dalam kelompok melaksanakan
2. Kuisioner
Kuisioner adalah teknik yang biasa digunakan untuk refleksi dan
untuk menilai kinerja. Kuisioner biasanya diisi secara pribadi. Pada
penelitian ini kuisioner digunakan sebagai pengumpul data mengenai
minat belajar siswa. Data yang diperoleh adalah data kuantatif berupa
angka-angka.
Adapun acuan yang peneliti gunakan dalam membuat kuisioner
minat belajar,adalah indikator minat yang telah ditetapkan dalam
batasan yaitu keinginan untuk mengetahui sesuatu, usaha untuk
merealisasikan keinginan, dan partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
Dari masing-masing indikator tersebut dibuatlah pernyataan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pernyataan yang berhubungan dengan minat. Pernyataan-pernyataan
yang dibuat tersebut ada pernyataan negatif dan pernyataan positif.
Berikut adalah kisi-kisi kuisoner yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuisioner Minat Belajar
Indikator Pernyataan +/- Nomor
Pernyataan Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu (A)
- Saya sering mencari tahu mengenai persoalan atau fenomena Biologi yang hangat dibicarakan di kelas.
+ 6
- Saya acuh tak acuh ketika beberapa teman sedang berbicang tentang materi Biologi.
- 11
- Saya jarang melewatkan film atau acara televisi yang berhubungan dengan Biologi
+ 17
- Saya tidak menyukai hiburan atau tontonan yang berhubungan dengan Biologi
- 20
- Saya jarang bertanya kepada guru meskipun saya belum memahami materi Biologi yang diajarkan
- 7
Usaha untuk merealisasikan keinginan (B)
- Saya selalu menjadwal jam belajar Biologi
+ 1
- Saya hanya belajar Biologi ketika ada tes atau ulangan
- 3
- Saya tidak hanya membaca satu buku sumber untuk mata pelajaran Biologi
+ 12
- Ketika diberi tugas Biologi saya biasanya langsung mengerjakannya
+ 13
- Saya tidak pernah melewatkan pelajaran Biologi kecuali saat benar-benar berhalangan
+ 14
- Saya sering membolos saat pembelajaran Biologi
- 18
- Ketika guru Biologi berhalangan hadir, yang saya lakukan adalah membaca buku Biologi
+ 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Indikator Pernyataan +/- Nomor
Pernyataan - Saya biasa mengobrol dengan teman saat
guru Biologi berhalangan hadir - 9
- Saya malas membaca buku Biologi meskipun sudah ditugaskan oleh guru
- 19
- Saya selalu memberi perhatian lebih terhadap penjelasan atau informasi yang disampaikan guru Biologi
+ 10
Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan (C)
- Saya selalu memberi pendapat ketika diskusi pada pembelajaran Biologi
+ 2
- Saya selalu ingin menjadi sukarelawan ketika guru membutuhkan model saat menjelaskan materi Biologi
+ 4
- Saya sering menjawab pertanyaan yang diberikan guru Biologi di kelas
+ 5
- Saya berusaha menghindar agar guru Biologi tidak meminta saya untuk menjawab pertanyaan
- 8
- Saya biasa memberikan kesempatan menjawab kepada teman lain dan saya hanya diam saja
- 15
Selain membuat kisi-kisi kuisioner, peneliti juga membuat lembar
kuisioner yang berisi pernyataan-pernyataan pada kisi-kisi di atas.
Sehubungan dengan jenis data kuantitatif, maka peneliti telah
menentukan cara skoring untuk tiap pernyataan kuisioner sebagai
berikut:
a. Pernyataan positif
1) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
2) Tidak Setuju (TS) : skor 2
3) Kurang Setuju (KS) : skor 3
4) Setuju (S) : skor 4
5) Sangat Setuju (SS) : skor 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Pernyataan negatif
1) Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 5
2) Tidak Setuju (TS) : skor 4
3) Kurang Setuju (KS) : skor 3
4) Setuju (S) : skor 2
5) Sangat Setuju (SS) : skor 1
3. Dokumentasi
Dalam penelitian, catatan peristiwa yang sudah lalu menurut
Sugiyono (2010) disebut dokumen. Dokumentasi merupakan salah satu
teknik pengambilan data selain observasi dan kuisioner. Data yang
diambil melalui dokumentasi disebut dokumen.
Pada penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan pengambilan
foto rekaman kegiatan belajar mengajar. Foto tersebut digunakan
sebagai data kualitatif yang akan melengkapi pembahasan hasil
penelitian.
4. Tes
Teknik lainnya yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah tes. Tes adalah teknik yang paling sering digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar kognitif siswa. Tes dilakukan dengan
merumuskan beberapa soal kemudian siswa diminta untuk
menjawabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pre test dan post
test. Pre test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal siswa akan
kompetensi yang hendak diajarkan dan dilakukan pada awal penelitian.
Post test digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran pada pertemuan tertentu dan dilakukan di akhir masing-
masing siklus. Definisi tes menurut Sanjaya (2009) adalah instrumen
pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.
Untuk melakukan tes, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi
soal (dapat dilihat pada lampiran 6, lampiran 7, dan lampiran 8)
berdasarkan indikator kognitif, membuat soal tes (dapat dilihat pada
lampiran 9, lampiran 10, dan lampiran 11), membuat kunci jawaban,
serta cara skoring (dapat dilihat pada lampiran 12, lampiran 13, dan
lampiran 14). Jumlah soal yang ada pada masing-masing tes baik pre
test dan post test adalah 17 soal dengan 15 buah soal pilihan ganda dan
2 soal esai. Untuk pemberian skor pada dua jenis soal ini berbeda.
Pada setiap soal pilihan ganda jika benar diberi skor 1 sedangkan
untuk setiap soal esai jika benar diberi skor 5. Untuk kisi-kisi dan
kunci jawaban masing-masing jenis tes disesuaikan dengan indikator
pada kompetensi dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini
adalah analisis statistik deskriptif dan dilengkapi dengan analisis deskripsi
kualitatif. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mengolah dan
menganalisis data-data kuantitatif yaitu data hasil tes, data hasil observasi
pembelajaran, dan data kuisioner. Beberapa jenis perhitungan dalam
metode ini adalah rata-rata dan persentase. Sedangkan untuk data kualitatif
berupa data hasil dokumentasi berfungsi sebagai pelengkap data
kuantitatif.
1. Analisis Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksukan pada penelitian ini adalah hasil
belajar dari ketiga ranah yaitu ranah kognitif yang didapatkan dari tes
dan hasil belajar afektif psikomotorik yang didapatkan dari observasi
pembelajaran.
a. Analisis Hasil Belajar Kognitif
1) Nilai siswa didapatkan dari jumlah skor seluruh soal dibagi
dengan skor maksimal (25).
Gambar 3.2 Rumus Nilai Kognitif Siswa
Adapun nilai siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:
- 81 – 100 : Sangat Baik
- 70 – 80 : Baik
- 60 – 69 : Cukup
����� ����� � ∑ �� ��� �� ����� �������
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
- 40 – 59 : Kurang
- 0 – 39 : Sangat Kurang
2) Rata-rata Kelas didapatkan dari jumlah nilai siswa kelas X-1
berbanding dengan jumlah siswa kelas X-1. Secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Kognitif
3) Persentase Ketuntasan didapatkan dari jumlah siswa tuntas
berbanding jumlah siswa kelas X-1 dan dikali 100%. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 3.4 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif
b. Analisis Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik
Sebelum mengolah hasil belajar afektif psikomotorik
berdasarkan observasi pembelajaran, peneliti menentukan cara
menilai kemampuan afektif dan psikomotorik siswa. Skor yang
didapatkan melalui observasi tersebut adalah nilai dari masing-
masing siswa yang ada pada kelompok tersebut. Sehingga nilai
���� � ���� ����� � ∑ NILAI SISWA∑ SISWA
% ���$%����% � ∑ SISWA TUNTAS∑ SISWA ( 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
afektif psikomotorik siswa adalah skor yang diperoleh
kelompoknya. Misalnya siswa A, B, C, D, dan E adalah anggota
kelompok 1 dan kelompok 1 mendapatkan skor 80 maka nilai
afektif psikomotorik siswa A adalah 80 begitu juga dengan siswa
B, C, D, dan E.
1) Nilai siswa didapatkan dari menjumlahkan skor dari seluruh
pernyataan pada lembar observasi. Rumusannya sebagai
berikut:
Gambar 3.5 Rumus Nilai Afektif Psikomotorik Siswa
Adapun nilai siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:
- 81 – 100 : Sangat Baik
- 70 – 80 : Baik
- 60 – 69 : Cukup
- 40 – 59 : Kurang
- 0 – 39 : Sangat Kurang
2) Rata-rata Kelas didapatkan dari jumlah keseluruhan nilai siswa
berbanding dengan jumlah siswa. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Gambar 3.6 Rumus Rata-rata Kelas Hasil Belajar Afektif Psikomotorik
���� � ���� ����� � ∑ NILAI SISWA∑ SISWA
����� ����� � + �� ��� �� ,� -.�/��-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3) Persentase Ketuntasan untuk hasil belajar afektif psikomotorik
diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya hasil belajar
kognitif yaitu dengan membagi jumlah siswa tuntas dengan
jumlah siswa kelas X-1 dan dikali 100%. Rumusan
matematisnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.7 Rumus Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik
2. Analisis Minat Belajar
Analisis minat belajar dilakukan dengan menghitung rata-rata
minat dan persentase minat dari jumlah siswa yang tergolong berminat
dan jumlah siswa yang tergolong sangat berminat. Sebelumnya
terlebih dahulu peneliti menentukan cara penggolongan minat siswa
berdasarkan skor yang ada pada kuisioner.
a. Skor minat siswa diperoleh dari menjumlah skor di tiap pernyataan
Gambar 3.8 Rumus Skor Minat Siswa
Penggolongan minat belajar berdasarkan skor siswa adalah sebagai
berikut:
- Sangat Berminat (SB) : 86 – 100
- Berminat (B) : 70 – 85
% ���$%����% � ∑ SISWA TUNTAS∑ SISWA ( 100%
�012 ����� � + �� ��� �� ,� -.�/��-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
- Cukup Berminat (CB) : 46 – 69
- Kurang Berminat (KB) : 20 – 45
b. Rata-rata Minat diperoleh dari jumlah skor minat seluruh siswa dan
dibagi dengan jumlah siswa. Rumusan matematisnya adalah:
Gambar 3.9 Rumus Rata-rata Minat Belajar
c. Persentase Minat diperoleh dari jumlah siswa yang tergolong
sangat berminat dan berminat dibagi dengan jumlah siswa kelas X-
1 dikali 100%, rumusannya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.10 Rumus Persentase Minat Belajar
d. Minat Berdasarkan Indikator juga dirasakan penting bagi peneliti
untuk dianalisis. Melalui analisis minat berdasarkan indikator akan
diketahui minat belajar seperi apa yang dimiliki siswa. Selain itu
dengan analisis ini akan diketahui jenis indikator minat apa yang
cenderung dimiliki siswa. Perhitungannya dilakukan per indikator
dan hasilnya akan dibandingkan. Hasil dari analisis ini disajikan
dalam bentuk persentase. Rumusan matematisnya yaitu:
���� � ���� 34%�� � ∑ SKOR SISWA∑ SISWA
% 34%�� � ∑ SISWA SB 9 B∑ SISWA ( 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 3.11 Rumus Persentase Minat Siswa Per Indikator
Keterangan gambar:
*) jumlah skor indikator diperoleh dari jumlah total skor siswa per indikator; **) jumlah skor maksimal diperoleh dari total skor maksimal siwa dikali dengan jumlah siswa; ***) total skor maksimal siswa; ****) jumlah siswa
3. Analisis Ketercapaian Soal
Selain menentukan analisis hasil belajar dan analisis minat belajar,
peneliti juga menambahkan satu jenis analisis yaitu analisis
ketercapaian soal. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
ketercapaian siswa pada tiap soal baik pilihan ganda dan esai.
Ketercapaian ini dapat diukur dengan membandingkan jumlah siswa
yang menjawab benar dengan jumlah seluruh siswa. Analisis ini
digunakan pada hasil tes. Fungsi analisis ini untuk mengidentifikasi
indikator kompetensi yang dianggap sulit dan indikator kognitif yang
belum dicapai siswa. Analisis ini dapat dirumuskan secara matematis
Dari hasil penilaian minat didapatkan sebanyak 24 siswa
kelas X-1 tergolong dalam kategori berminat dan sangat berminat.
Dari 24 siswa siswa tersebut jika persentasekan maka menjadi
82,75 %. Persentase tersebut sudah memenuhi target persentase
minat pada penelitian ini. Jika melihat skor minat siswa kelas X-1
pada tabel 4.7 atau pada lampiran 8 dapat disimpulkan bahwa
peroleh skor tertinggi mencapai angka 92 dan perolehan skor
terendah adalah 60. Rata-rata dari seluruh skor minat kelas X-1
adalah 78.
Bertolak dari data minat belajar yang diperoleh, peneliti
kemudian mengidentifikasi dan menganalisis jenis minat yang
dimiliki siswa kelas X-1. Jenis minat disesuaikan dengan indikator
minat yaitu minat yang ditunjukkan dengan keinginan mengetahui
sesuatu, minat yang ditunjukkan dengan usaha untuk
merealisasikan keinginan, dan minat yang ditunjukkan dengan
partisipasi dalam suatu kegiatan. Hasil identifikasi dan analisis
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.10 Analisis Minat Belajar Siklus 1 Berdasarkan Indikator Minat
No. Indikator Minat Belajar Pernyataan Persentase
1 Keinginan untuk mengetahui sesuatu
6, 7, 11, 17, 20
89,9 %
2 Usaha untuk merealisasikan keinginan
1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19
73,4 %
3 Partisipasi dalam suatu kegiatan 2, 4, 5, 8, 15
75,4 %
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10, dapat
diidentifikasi jenis minat yang dimiliki siswa kelas X-1
berdasarkan persentase dari masing-masing indikator di atas.
Hasilnya sebanyak 89,9 % siswa kelas X-1 menunjukkan minat
dengan keinginannya untuk mengetahui sesuatu, 73,4 % siswa
kelas X-1 menunjukkan minat belajar dengan usaha merealisasikan
keinginannya, dan sebanyak 75,4 % siswa menunjukkan minat
belajar dengan partisipasi dalam suatu kegiatan. Dari sekian
persentase indikator minat tersebut, dapat disimpulkan hampir
sebagian besar siswa menunjukkan minat dengan ketiga cara di
atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2
a. Hasil Post Test
Berdasarkan post test di akhir siklus 2 yang dilaksanakan
pada 8 Agustus 2013, didapatkan hasil sebagaimana yang
dijabarkan melalui tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Post Test Siklus 2
No Aspek Hasil Yang
diharapkan 1 Nilai Tertinggi 96 - 2 Nilai Terendah 48 - 3 ∑ Siswa Tuntas 20 - 4 ∑ Siswa Tidak Tuntas 9 - 5 Persentase Ketuntasan 68,96 % ≥ 75 % 6 Rata-rata 78 ≥ 75
Jika melihat tabel 4.11 di atas, bisa disimpulkan
bahwasannya penelitian yang dilakukan belum mencapai indikator
ketercapaian yang diharapkan khususnya aspek persentase
ketuntasan. Namun aspek rata-rata berhasil mencapai target dengan
perolehan sebesar 78. Pada tes yang dilakukan di akhir siklus 2,
perolehan nilai tertinggi mencapai 96 dan nilai terendah adalah 48.
Data lain dari lampiran 6 menunjukkan bahwa perolehan nilai
dengan kategori sangat baik yaitu nilai yang ada pada range 81 –
100 sebanyak 12 siswa dengan persentase 41,4 % dari seluruh nilai
siswa kelas X-1. Perolehan nilai dengan kategori baik yaitu pada
range 70 – 80 mencapai 27,6 % atau 8 siswa dari sekian nilai siswa
kelas X-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Selain menilai hasil tes, peneliti juga menganalisis hasil tes
tersebut untuk melihat kemampuan siswa di tiap indikator
kompetensi dan indikator kognitif. Hasil analisis tersebut seperti
yang telah diuraikan dalam tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Analisis Hasil Post Test Siklus 2 Berdasarkan Indikator Kompetensi dan Indikator Kognitif
INDIKATOR KOMPETENSI
NO SOAL
INDIKATOR KOGNITIF
SKOR KELAS
% KETERCAPAIAN
SOAL Menjelaskan cara perkembangbiakkan virus
I.1 I.2 I.5 I.7
I.12
C2 C2 C2 C1 C1
26 23 27 29 29
89,6 % 79,3 % 9318 % 100 % 100 %
Menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus
I.4 I.6
I.10 I.15 II.1
C2 C2 C1 C2 C4
6 26 16 29
86*
20,7 % 89,6 % 55,2 % 100 % 59,3 %
Menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
I.3 I.13 I.14
C2 C2 C2
24 28 23
82,8 % 96,6 % 79,3 %
Menjelaskan prinsip kerja vaksin
I.8 I.11 II.2
C2 C3 C2
19 28
125*
65,5 % 96,6 % 86,2 %
Meyebutkan contoh vaksin dan kegunaannya
I.9 C3 22 75,9 %
Keterangan: *) skor esai dihitung berdasarkan total skor dibagi dengan skor maksimal (misalnya
110 : 160 ( ×100%) = 68,8%)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebanyak 29 siswa kelas X-1
berhasil menjawab dengan baik soal yang berhubungan dengan
indikator menjelaskan cara perkembangbiakkan virus. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dibuktikan dengan sebanyak 26 siswa menjawab benar pada nomor
1 atau 89,6 % siswa berhasil menjawab soal nomor 1. Selain nomor
1, nomor 2 juga mampu dijawab sebanyak 79,3 % siswa, nomor 5
mampu dijawab sebanyak 93,1 %, nomor 7 dan 12 mampu dijawab
sebanyak 100 % siswa.
Pada indikator menyebutkan penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh virus yaitu pada nomor 4 mampu dijawab
sebanyak 20,7 %, nomor 6 mampu dijawab sebanyak 89,6 %,
nomor 10 mampu dijawab sebanyak 55,2 %, nomor 15 mampu
dijawab sebanyak 100 %, dan nomor 1 esai sebanyak 59,3 %. Hasil
analisis juga memperlihatkan bahwa nomor 12 dan nomor 15
merupakan nomor yang mampu dijawab oleh seluruh siswa kelas
X-1. Untuk pencapaian terendah terdapat pada indikator
menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu
nomor 4 sebesar 20,7 %. Pada indikator menjelaskan prinsip kerja
vaksin, pencapaian tertinggi ada pada nomor 11 sebesar 96,6 %
dan pencapaian terendah pada nomor 8 sebesar 65,5 %
b. Hasil Observasi
Observasi pembelajaran di siklus 2 dilakukan selama
pertemuan 1 dan 2 dan pertemuan 3. Observasi 1 digunakan untuk
menilai hasil belajar afektif psikomotorik siswa pada pertemuan 1
dan 2. Observasi 2 dilakukan untuk menilai hasil belajar afektif
psikomotorik siswa pada pertemuan 3. Dari pengamatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dilakukan observer selama observasi didapatkan data seperti pada
tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 1 pada Siklus 2
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Nilai Tertinggi 93 - 2 Nilai Terendah 81 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat
Baik 29 -
5 Rata-rata 87,44 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, terlihat hasil belajar afektif
dan psikomotorik pada pertemuan 1 dan 2 siklus 2 memperoleh
nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah adalah 81. Seluruh
perolehan nilai pada hasil observasi tersebut masuk dalam kategori
sangat baik. Rata-rata hasil belajar afektif psikomotorik sebesar
87,44 dan persentase yang diperoleh sebesar 100 %. Jika
dibandingkan dengan indikator ketercapaian yang ditargetkan
peneliti, hasil belajar ranah afektif psikomotorik sudah tercapai.
Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap hasil
belajar afektif psikomotorik yang diperoleh melalui observasi,
ditemukan hasil seperti pada tabel 4.14 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.14 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 1 Siklus 2
No. Indikator Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian
1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 100 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,
19 93,1 %
3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi
5, 6, 8, 12, 14, 15
88,2 %
4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 80,2 % 5 Keterampilan bergerak dan
bertindak 18 50,3 %
6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)
2, 13, 17 87,8 %
Tabel 4.14 menjelaskan tentang beberapa indikator yang
diamati selama observasi pembelajaran di siklus 2. Hasil analisis
menunjukkan sebanyak 100 % atau 29 siswa kelas X-1
menunjukkan sikap menerima melalui pernyataan pada nomor 3
dan 20. Siswa sebanyak 93,1 % juga menunjukkan sikap
menganggap penting dari pernyataan nomor 4, 7, 9, 16, dan 19.
Pada observasi 2 siklus 2 yang dilaksanakan pada 6
Agustus 2013, didapatkan data sebagaimana yang disajikan pada
tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Deskripsi Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Observasi 2 Siklus 2
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Nilai Tertinggi 99 - 2 Nilai Terendah 81 - 3 Jumlah Siswa Kategori Baik 0 - 4 Jumlah Siswa Kategori Sangat Baik 29 - 5 Rata-rata 92,10 ≥ 75 6 Persentase 100 % ≥ 75 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pada observasi 2 siklus 2 diperoleh hasil berupa rata-rata
sebesar 92,10 yang lebih tinggi dibanding observasi 1, persentase
ketuntasan hasil belajar juga tetap bertahan yaitu 100%. Dari
pembelajaran tersebut juga diperoleh nilai tertinggi dan nilai
terendah yaitu sebesar 99 dan 81. Seluruh perolehan hasil belajar
afektif dan psikomotorik siswa kelas X-1 masuk pada kategori
sangat baik yaitu pada rentang nilai 81-100.
Dari hasil belajar yang diperoleh tersebut, peneliti
kemudian menganalisis berdasarkan indikator hasil belajar afektif
dan psikomotorik untuk menilai jenis kemampuan afektif
psikomotorik yang dimiliki siswa kelas X-1. Hasil analisis
disajikan dalam tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Analisis Hasil Belajar Afektif Psikomotorik Berdasarkan Indikator pada Observasi 2 Siklus2
No. Indikator Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik Pernyataan Ketercapaian
1 Menunjukkan sikap menerima 3, 20 98,6 % 2 Menganggap penting 4, 7, 9, 16,
19 92,6 %
3 Menunjukkan kesediaan berpartisipasi
5, 6, 8, 12, 14, 15
94,8 %
4 Kesediaan memanfaatkan 1, 10, 11 88,5 % 5 Keterampilan bergerak dan
bertindak 18 80 %
6 Kecakapan ekspresif (verbal dan nonverbal)
2, 13, 17 89,2 %
Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat kemampuan dan
keterampilan yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran peranan
virus di siklus 2, yaitu sebanyak 98,6 % siswa kelas X-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
menunjukkan sikap menerima terhadap pembelajaran dengan
tindakan tertentu seperti pada pernyataan 3 dan 20, selain itu
sebanyak 92,6 % siswa juga menunjukkan bahwa mereka
menganggap penting pembelajaran seperti pada pernyataan 4, 7, 9,
16, 19. Saat proses pembelajaran siswa kelas X-1 sebanyak 94,8 %
menunjukkan kesediaan untuk berpartisipasi. Indikator lain seperti
kesediaan untuk memanfaatkan baik memanfaatkan waktu dan
sumber belajar juga diperlihatkan 88,5 % siswa kelas X-1. Untuk
indikator psikomotorik seperti keterampilan bergerak dan bertindak
serta kecakapan ekspresif mampu dibuktikan oleh 80 % dan 89,2
% siswa kelas X-1.
c. Hasil Kuisioner Minat Belajar
Untuk menilai minat belajar siswa pada siklus 2, peneliti
pada 6 Agustus 2013 membagikan kuisioner kepada siswa kelas X-
1 untuk diisi secara pribadi. Setelah kuisioner tersebut didapatkan
hasil seperti yang disajikan pada tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17 Deskripsi Minat Belajar Kelas X-1 Siklus 2
No Aspek Hasil Diharapkan
1 Skor tertinggi 97 - 2 Skor terendah 62 - 3 Jumlah siswa berminat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Minat belajar dikatakan sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh tehadap hasil belajar siswa. Melalui penilaian minat
ini, dapat diketahui hubungan minat dengan hasil belajar. Minat
belajar pada siklus 2 ditunjukkan dengan 93,10 % siswa kelas X-1
atau 27 siswa masuk dalam kategori siswa yang berminat dan
sangat berminat. Hal ini didukung dengan rata-rata skor yang
mencapai angka 84,10. Skor minat tertinggi mencapai 97 dan skor
terendah ada pada angka 62. Perolehan minat belajar tersebut
kemudian dianalisis berdasarkan indikator minat dan menemukan
hasil seperti pada tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18 Analisis Minat Belajar Siklus 2 Berdasarkan Indikator Minat
No. Indikator Minat Belajar Pernyataan Persentase
1 Keinginan untuk mengetahui sesuatu
6, 7, 11, 17, 20
91,7 %
2 Usaha untuk merealisasikan keinginan
1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19
80,3 %
3 Partisipasi dalam suatu kegiatan 2, 4, 5, 8, 15
82,8 %
Minat yang dimiliki siswa kelas X-1 pada siklus 2 ini
ditunjukkan dengan keinginan untuk mengetahui sesuatu sebesar
91,7 %, setelah memiliki keinginan tentunya diperlukan usaha
untuk merealisasikan keinginan tersebut yang rumuskan dalam
pernyataan 1, 3, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, dan 19. Jika dihubungkan
indikator usaha maka diperoleh 80,3 % siswa kelas X-1 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
menunjukkan minat dengan usaha merealisasikan keinginannya.
Selain itu sebanyak 82,8 % siswa kelas X-1 juga menunjukkan
minat dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan
dengan minatnya tehadap Biologi.
C. Pembahasan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah minat dan hasil belajar
yang diamati dari siswa kelas X-1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng
sebagai subjeknya. Menurut Sudarsono (2003) minat merupakan bentuk
sikap ketertarikan terhadap sesuatu dan berusaha terlibat dalam kegiatan
karena menyadari penting atau bernilainya kegiatan tersebut.
Jika dikaitkan dengan konteks pembelajaran maka minat belajar
merupakan bentuk sikap yang mengungkapkan ketertarikan siswa terhadap
suatu pembelajaran atau mata pelajaran. Sikap tersebut umumnya
diperlihatkan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Uraian di atas juga didukung oleh Surya (2010) dengan pendapatnya
yang mengungkapkan bahwa minat merupakan salah satu faktor yang
menggerakkan siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya sehingga dapat
disimpulkan bahwasannya minat belajar dan hasil belajar adalah dua hal
yang saling berhubungan. Hasil belajar bisa tercapai dengan baik ketika
siswa memiliki minat untuk mengetahui apa yang dipelajarinya dan
berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginan siswa tersebut
dalam pembelajaran yang diminatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Seperti yang diketahui bahwasannya minat bukan menjadi sesuatu
yang tetap dalam diri seseorang sehingga minat dapat diubah ataupun
ditumbuhkan. Cara yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan strategi discovery yang mengajak siswa menemukan
konsep pengetahuannya sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah
(2002) bahwa minat belajar dapat ditumbuhkan dengan cara
menghubungkan bahan pelajaran dengan pengalaman dan menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
Discovery secara teori memiliki kemungkinan besar dalam
menumbuhkan minat belajar, karena menurut peneliti pembelajaran
dengan discovery dapat memberi pengalaman kepada siswa sehingga dapat
memicu tumbuhnya minat. Selain itu discovery juga mengharuskan siswa
menemukan konsep pengetahuan selama proses pembelajaran dari
berbagai sumber. Minat yang tumbuh tersebut nantinya akan memotivasi
siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik sehingga hasil
belajar yang diperoleh juga akan baik.
Pada siklus 1, perolehan ketuntasan hasil belajar kognitif sebesar
55,17 % yang diperoleh siswa kelas X-1 secara langsung menjelaskan
bahwa pemberian tindakan discovery pada siklus 1 belum berhasil
mencapai indikator ketercapaian yang menargetkan ketuntasan sebesar ≥
75 %. Berkenaaan dengan tidak tercapainya target penelitian tersebut
peneliti kemudian melakukan analisis terhadap hasil belajar kognitif
tersebut. Setelah menganalisis hasil belajar koginitif siklus 1, peneliti
mendapatkan beberapa hal penting yang nantinya digunakan sebagai tolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
ukur pengembangan discovery di siklus 2 untuk mencapai indikator
ketercapaian penelitian ini.
Hasil analisis kognitif telah memperlihatkan bahwasannya dari
seluruh indikator kompetensi terdapat beberapa indikator yang menjadi
kendala dalam pencapaian target penelitian, yaitu menyebutkan nama
ilmuwan yang berperan dalam proses penemuan virus dan menjelaskan
bagian tubuh virus. Kedua indikator tersebut yang secara umum memiliki
beberapa ketercapaian yang tergolong rendah. Pada indikator tersebut
meskipun terdapat pencapaian 65,5 %, 71,7 %, 75,9 %, dan 86,2 % akan
tetapi ada pula pencapaian yang hanya sebesar 37,9 %, 44,8 % dan 55,2 %
pada beberapa nomor soal. Hal ini menandakan bahwasannya materi yang
bersangkutan dengan indikator tersebut belum sepenuhnya dikuasai siswa.
Temuan lain dapat dipertimbangkan dengan melihat analisis
pencapaian hasil belajar kognitif bedasarkan tingkat kemampuan kognitif.
Faktanya dari hasil analisis kemapuan kognitif dapat disimpulkan bahwa
soal dengan tingkat analisis, atau pemahaman, atau ingatan kurang
berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian yang diperoleh kelas
X-1 dari setiap soal.
Pada tabel analisis hasil belajar kognitif (tabel 4.4 dan tabel 4.12)
telah diperlihatkan bahwa soal dengan tingkat ingatan, tingkat
pemahaman, aplikasi, dan analisis mampu dijawab siswa dengan baik
meskipun ada beberapa soal yang tidak mampu dijawab benar oleh siswa.
Logika tersebut menjelaskan bahwasanya pada siklus 1, masalah siswa
bukan terletak pada tingkat kemampuan kognitif melainkan muatan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
tertentu yang belum sepenuhnya dikuasai siswa. Penguasaan terhadap
materi memperlihatkan pengaruh yang cukup besar pada hasil belajar
siklus 1.
Dalam usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti telah
mencoba mengembangkan discovery dengan mengkombinasikan strategi
discovery dengan media pembelajaran yang lebih menarik. Alasan
pemilihan bentuk pengembangan ini karena minat siswa cenderung timbul
ketika pembelajaran yang dilakukannya terkesan lebih menarik dan kreatif.
Untuk membuat suatu pembelajaran yang kreatif peneliti menggunakan
bantuan media pembelajaran serta game sehingga siswa dapat tertarik
untuk melakukan pembelajaran.
Pada siklus 1 peneliti menggunakan artikel dan poster berwarna
untuk merangsang minat belajar siswa karena sekolah tidak menyediakan
fasilitas belajar yang mendukung di setiap kelas. Akan tetapi jenis media
tersebut tidak begitu efektif sehingga siswa kurang terpacu minatnya
terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mampu
mencapai target yang ditentukan. Maka dari itu diperlukan pengembangan
discovery dengan media pembelajaran yang lebih menarik bertujuan untuk
membantu siswa dalam mengingat dan memahami muatan materi
pembelajaran dengan lebih baik.
Setelah melaksanakan pengembangan discovery pada siklus 2, hasil
belajar yang didapat mengalami peningkatan yang cukup baik dengan
ketuntasan sebesar 68,96 % dengan rata-rata 78. Meningkatnya hasil
belajar kognitif ini tentu tidak terlepas dari pengaruh pengembangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
direncanakan pada siklus 2. Perbandingan hasil belajar kognitif tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut:
Gambar 4.9 Perbadingan Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 dan Siklus 2
Diketahui hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini selain
hasil belajar kognitif juga ada hasil belajar afektif dan psikomotorik. Dari
rata-rata hasil belajar afektif dan psikomotorik yang pada siklus 1 sebesar
84,68 dan 92,62 mengalami penurunan pada awal siklus 2 sebesar 87,44
dan kembali meningkat pada akhir siklus 2 sebesar 92,10 seperti yang
dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut:
76
.55
78
55
.17 68
.96
S I K L U S 1 S I K L U S 2
HASIL BELAJAR KOGNITIF SIKLUS 1
DAN SIKLUS 2
RATA-RATA PERSENTASE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Psikomotorik pada Siklus 1 dan Siklus 2
Pada kenyataannyahasil yang diperoleh tersebut dapat digolongkan
tidak relevan karena mengalami penurunan setelah dilakukan
pengembangan discovery. Akan tetapi secara umum hasil belajar afektif
dan psikomotorik tersebut berhasil mencapai indikator ketercapaian
penelitian. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik
internal seperti kesehatan siswa dan kondisi siswa juga faktor eksternal
seperti tugas siswa diluar rumah mengingat beberapa faktor yang
menentukan hasil belajar siswa selain minat seperti yang dikemukakan
oleh Slameto (2010).
Alasan peneliti mengangkat masalah di atas, karena pada beberapa
waktu di bulan Agustus, siswa sedang mempersiapkan berbagai acara
penting yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Seminari San
Dominggo Hokeng. Atas dasar alasan tersebut peneliti menyatakan bahwa
selama pelaksanaan pembelajaran di siklus 2, siswa dalam keadaan yang
kurang baik sehingga kemampuan afektif dan psikomotoriknya menurun.
84
.68
87
.44
92
.62
92
.1
S I K L U S 1 S I K L U S 2
HASI L B ELAJAR AFEKT I F DAN
PSI KOMOT ORI K S I KLUS 1 DAN SI KLUS 2
RATA-RATA 1 RATA-RATA 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Hal tersebut dapat dihubungankan dengan penerimaan siswa yang
pada siklus 1 mencapai 100 %, pada siklus 2 hanya mencapai 98,1 %.
Selain itu salah satu indikator afektif seperti kesediaan memanfaatkan
yang ditunjukkan dengan mengumpulkan tugas tepat waktu, masuk kelas
tepat waktu pada siklus 1 mampu ditunjukkan oleh 91,3 % siswa menurun
pada siklus 2 mencapai 88,5 %. Kesimpulannya meskipun hasil belajar
afektif dan psikomotorik siswa pada dua siklus ini sangat baik, tetapi
pengaruh faktor-faktor tersebut membuat penurunan hasil belajar afektif
dan psikomotorik.
Sehubungan dengan terjadinya peningkatan hasil belajar kognitif dan
tercapainya hasil belajar afektif dan psikomotorik, minat belajar siswa pun
mengalami peningkatan dari siklus 1 dan siklus 2. Meningkatnya minat
tersebut ternyata berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hal
tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 4.11 Hubungan Peningkatan Minat dan Hasil Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2
82
.75 93
.1
55
.17 6
8.9
6
76
.55
78
S I K L U S 1 S I K L U S 2
HUBUNGAN PENINGKATAN MINAT
DAN HASIL BELA JAR
% MINAT % HASIL BELAJAR KOGNITIF RATA-RATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Perolehan peningkatan minat dan hasil belajar kognitif serta
tercapainya hasil belajar afektif dan psikomotorik didapatkan melalui
serangkaian tindakan dalam discovery. Seperti yang diketahui
bahwasannya belajar adalah kata kerja yang menggambarkan usaha
membuat perubahan tingkah laku dan kecakapan baik melalui tindakan
dan latihan. Di dalam discovery, siswa berlatih untuk menemukan
pengetahuan melalui kecakapannya dalam berpikir dan bertindak. Di
dalam discovery juga, siswa akan mengalami berbagai pengalaman dalam
membentuk suatu konsep pengetahuan. Pernyataan tersebut sama seperti
yang diungkapkan oleh Chaplin dalam Syah (2003) bahwa belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Dalam prosesnya, discovery mengharuskan siswa untuk
berpartisipasi secara aktif, menggunakan segala kecakapan dan
keterampilan (afektif dan psikomotorik) untuk menemukan suatu
pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan kenyataan mengenai hasil
penelitian. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah strategi discovery
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melalui berbagai rangkaian penelitian, peneliti mendapatkan
beberapa poin penting dari penelitian ini antara lain:
1. Strategi discovery mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas X-
1 SMA Seminari San Dominggo Hokeng pada materi virus. Hal
tersebut ditunjukkan dengan peningkatan persentase minat sebesar
82,75 % dan rata-rata minat sebesar 78 pada siklus 1 menjadi 93,10 %
dengan rata-rata sebesar 84,10 pada siklus 2.
2. Strategidiscovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-1
SMA Seminari San Dominggo Honkeng pada materi virus. Hal
tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan hasil
belajar kognitif dari siklus 1 ke siklus 2, yaitusebesar 55,17 % menjadi
68,96 % dengan rata-rata 76,55 menjadi 78. Strategi discovery juga
menghasilkan capaian hasil belajar afektif dan psikomotorik yang
sangat baik dengan persentase ketuntasan di kedua siklus sebesar 100
% dan rata-rata 84,68 di observasi 1 siklus 1, 92,62 di observasi 2
siklus 1, 87,44 di observasi 1 siklus 2, 92,10 di observasi 2 siklus 2.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
B. Saran
1. Saran bagi Penelitian Selanjutnya
Jika pada penelitian ini peneliti belum bisa mencapai target
penelitian, diharapkan pada penelitian yang menggunakan
discoveryselanjutnya, akanada bentuk pengembangan lain yang lebih
kreatif, tepat sasaran, dan lebih melibatkan peran siswa dalam proses
pembelajaran agar penelitian dapat mencapai target yang diinginkan.
Karena masalah hasil belajar dan minat siswa ini tidak hanya
bergantung kepada metode pembelajaran melainkan seluruh aspek
dalam pembelajaran.
Apabila terdapat masalah pembelajaran yang sama dengan
penelitian ini, penelitian selanjutnya perlu menggunakan sumber
belajar yang lebih variatif dan informatif sehingga siswa tidak mudah
bosan saat mengolah literatur di tiap kegiatan pembelajaran.
2. Saran bagi Guru
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran peneliti kepada
guru mata pelajaran adalah yang pertama guru sebaiknya kembali
mengujicobakan discovery pada materi pembelajaran lainnya sebagai
cara untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan bentuk
pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru juga perlu
menjadi lebih kreatif di tengah keterbatasan fasilitas dalam mengolah
pembelajaran agar tidak cenderung monoton pada setiap
pertemuannya. Keadaan fasilitas sekolah yang minim, sebetulnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
bukan menjadi penghalang bagi guru untuk menjadi lebih inovatif dan
kreatif.
Selain itu guru perlu menindaklanjuti segera mungkin ketika
terjadi masalah pembelajaran dengan bertolak pada analisis hasil
belajar agar dapat menemukan solusi yang tepat bagi pengembangan
pembelajaran di kemudian hari.
3. Saran bagi Sekolah
Sekolah hendaknya turut ikut mendukung pengembangan
pembelajaran dengan cara menyediakan fasilitas belajar yang lebih
menarik agar memudahkan guru untuk mengolah pembelajaran yang
lebih inovatif. Fasilitas tersebut antara lain proyektor lengkap dengan
LCD di setiap kelas dan fasilitas internet sekolah.
Sekolah juga perlu mendukung realisasi pengembangan
pembelajaran dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan
pengembangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta
mewajibkan guru untuk melaksanakan pengembangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA
Amien. (1987). Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.
Arikunto, S. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Chusnah, I. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Discovery untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas V di MI Miftahul Ulum Kejapanan. Penelitan Tindakan Kelas. Diakses Mei 24, 2013, dari http://www.library.um.ac.id
Dahalar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fuchan, A. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Gie, T. L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Hamalik, O. (1991). Pendidikan Guru, Konsep, dan Strategi. Bandung: Mandar Maju.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hopkins, D. (1993). A Teacher's Guide to Classroom Reasearch. Phioladelpia: Opeen University Press.
Lestari, S. (2008, September). Metode Pembelajaran Discovery dengan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Samarinda. Jurnal Didaktika, vol.9, no.3, hal.312-313.
Moerdiyanto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Penjualan dan Bisnis Manajemen. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Moerdiyanto. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Pratiwi, D. A., Maryati, S., Srikini, Suharno, & S, B. (2004). Buku Penuntun Biologi Jilid 1 untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, N. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Sanjaya, P. D. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarsono, J. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhartini, D. (2001). Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi. Tesis PPS UPI.
Surya, H. (2010). Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Surya, M. (2007). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Salatiga: Pustaka Bani Quraisy.
Suryabrata. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Syah, M. (2008). Psikologi Pendidikan dengn Pendekatan Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tafsir, A. (2008). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. (2004). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI