OPTIMASI SUHU DAN VOLUME ETANOL DALAM PROSES DIGESTI RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Elisa Aster Nugroho NIM : 088114172 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei optimasi suhu dan volume etanol dalam proses digesti rumput mutiara (hedyotis corymbosa (l.) lamk.) dengan aplikasi desain
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
OPTIMASI SUHU DAN VOLUME ETANOL DALAM PROSES DIGESTI RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) DENGAN
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh: Elisa Aster Nugroho
NIM : 088114172
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
OPTIMASI SUHU DAN VOLUME ETANOL DALAM PROSES DIGESTI RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) DENGAN
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh: Elisa Aster Nugroho
NIM : 088114172
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan (Yesaya 41:10).
Nothing is impossible in God
As long as me want to try, there is a way in front of us…
Dengan penuh rasa syukur Kupersembahkan buah pikir dan kerja keras ini
Untuk mereka yang kukasihi Papa dan mamaku
Adik-adikku Semua saudara dan saudariku
Para sahabat, dan Almamaterku tercinta…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, penyertaan dan
hikmat yang luar biasa melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
berjudul “Optimasi Suhu dan Volume Etanol dalam Proses Digesti Rumput
Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) dengan Aplikasi Desain Faktorial”
sebagai tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam perjalanan menyelesaikan skripsi ini,tentunya banyak kesulitan
yang dihadapi. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
banyak pihak,. Dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih kepada:
1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan saran selama pembuatan tugas akhir ini, selalu
sabar dan bijaksana dalam memberikan pengarahan kepada penulis.
3. Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
kritik dalam penyusunan skripsi ini, serta selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing serta memberikan saran dalam
pengambilan mata kuliah setiap semester.
4. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt selaku dosen penguji dan atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk menjadi penguji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M. S., Apt selaku Dosen pengajar yang bersedia
menyediakan waktu untuk berdiskusi terkait dengan penelitian, yang
memberikan banyak masukkan serta sangat mendukung penelitian ini dengan
nasihat-nasihat yang bermanfaat bagi penulis.
6. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt selaku dosen pengajar yang bersedia
memberikan baku asam ursolat yang sangat penting bagi penelitian ini,
bersedia share pengetahuan dan bersedia share jurnal-jurnal terkait penelitian
ini yang sangat berguna bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
7. Mas Bimo, Mas Kunto, Pak Parlan, Pak Mus, Mas Agung, Pak Iswandi, Mas
Wagiran, Mas Sigit, Mas Andri, Mas Ottok selaku staf laboran yang sangat
membantu penulis selama penelitian.
8. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan bimbingan selama menimba ilmu
di bangku kuliah.
9. Seluruh karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah menyediakan
sarana untuk terselesainya semua kegiatan akademik dengan lancar.
10. Lilia Cresensia Yuniarty Rogan, sahabat penulis yang berjuang bersama dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan, doa, dukungan,
bantuan, kerja sama, perhatian dan semangat yang selalu saling melengkapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Tumbuhan rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk) merupakan tumbuhan liar yang memiliki kandungan utama asam ursolat. Asam ursolat merupakan senyawa golongan triterpen yang memiliki banyak aktivitas farmakologi, diantaranya sebagai antiinflamasi, hepatoprotektif, antihiperlipidemia, dan antitumor. Asam ursolat diekstraksi dengan metode digesti, menggunakan beberapa variasi suhu dan penyari etanol. Asam ursolat larut dalam etanol. Kelarutan dipengaruhi oleh suhu, maka dapat dicari kondisi optimal penyarian asam ursolat. Di dalam herba rumput mutiara juga terdapat triterpen lain yaitu asam oleanolat yang sangat sulit dipisahkan dari asam ursolat, sehingga penetapan dilakukan terhadap kadar triterpen total. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan desain faktorial dengan dua faktor yaitu suhu dan volume etanol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efek suhu dan volume etanol tehadap kadar triterpen total yang diperoleh dari proses digesti rumput mutiara serta menemukan area optimum dimana diperoleh asam ursolat dengan kadar optimal. Penentuan kadar sebagai triterpen total yang dihitung sebagai asam ursolat dilakukan dengan metode KLT densitometri dimana dengan instrumen ini akan didapat AUC dari bercak sampel yang dihasilkan. Analisis hasil dilakukan dengan menggunakan metode desain faktorial dengan menggunakan software ubuntu-10.04-DesFaktor-0,9® by ubuntu R OpenOffice.org (www.molmod.org). Dari pengolahan data, didapat bahwa efek yang paling dominan dan paling signifikan dalam mempengaruhi kadar triterpen total adalah faktor volume etanol. Didapat persamaan desain faktorial y = 0.08712 + 0.004262xa + 0.006875xb - 0.00004427xaxb. Dalam penelitian ini telah ditemukan area optimum kondisi ekstraksi yang menghasilkan ekstrak dengan kadar triterpen total yang optimal. Kata kunci : rumput mutiara, asam ursolat, digesti, KLT densitometri, desain
faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABTRACT
Pearl grass is plant that has ursolic acid as the main content. Ursolat acid is a triterpene compound classes that have many pharmacological activities, such as anti-inflammatory, hepatoprotective, antihiperlipidemia, and antitumor. Ursolic acid was extracted by digestion method, using some variation of temperature and the volume of ethanol.
Ursolic acid dissolved in ethanol. The solubility is influenced by temperature, optimal extraction conditions of ursolat acid it can be searched. In the pearl grass herb also has other triterpene acids, thas is oleanolic acid. Ursolic acid and oleanolic acid is very difficult to separated, so the determination made on levels of total triterpenes.
This study is an experimental study using a factorial design using two factors: temperature and volume of ethanol. The purpose is to determine how the effects of temperature and volume of ethanol to the total of triterpene content obtained from the digestion process of pearl grass and found the optimum area which contain optimal ursolic acid. Determination of the total triterpene acid, calculated as ursolic acid using (TLC) densitometry method in which this instrument would be obtained with an AUC of the samples.
Analysis of the results is done using a factorial design method by using ubuntu-10.04-DesFaktor-0,9® by ubuntu R OpenOffice.org (www.molmod.org) software.Found that volume of ethanol is the most dominant effect and significantly influencing the amount of total triterpenes. The factorial design equation is y=0,08712 + 0,004262xa+0,006875xb – 0,00004427xaxb. In this research, optimum extraction area has been found that produce an extract which contain optimal total triterpenes.
Keywords: pearl grass, ursolic acid, digestion, TLC densitometry, factorial design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Telah dilakukan penelitian bahwa triterpen asam ursolat diketahui
memiliki aktivitas antiinflamasi, antikarsinogenik terhadap beberapa tipe sel
kanker, meningkatkan jumlah ceramid di keratinosit (Lee, Nam, Kim, dan Lee,
2006), hepatoprotektif, antihiperlipidemia, dan antitumor (Liu, 1995).
Melihat besarnya potensi asam ursolat sebagai agen pengobatan yang
penting, maka perlu penyediaan asam ursolat dalam jumlah yang cukup. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.)
Lamk.) sebagai sumber asam ursolat. Disamping karena mudah ditemukan dan
cepat tumbuh, tumbuhan ini belum populer secara umum sebagai tanaman obat,
bahkan rumput mutiara lebih dikenal sebagai tumbuhan liar. Oleh karena itu,
peneliti melihat rumput mutiara berpotensi menjadi tanaman obat yang bagus.
Rumput mutiara yang diteliti didapatkan dari lingkungan kampus III
Universitas Sanata Dharma. Tumbuhan ini banyak tumbuh di daerah yang lembab
namun cukup mendapatkan sinar matahari. Bagian tanaman yang digunakan
adalah herba, yaitu seluruh bagian tanaman yang ada di atas tanah.
Menurut Haryanti, Junedi, dan Meiyanto (2009), asam ursolat merupakan
senyawa utama dalam rumput mutiara. Karena kandungan asam ursolat dalam
rumput mutiara cukup banyak, maka penyarian dengan digesti lebih sesuai. Di
samping itu, metode digesti memiliki kelebihan yaitu cara pengerjaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
peralatan sederhana dan mudah dilakukan (Pramesti, 2008). Digesti memiliki
kelebihan dibanding dengan maserasi yaitu adanya penambahan panas. Adanya
pemanasan akan meningkatkan efektifitas penyarian. Suhu dan volume pelarut
merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas penyarian secara digesti.
Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kecepatan difusi
(Depkes RI, 1986). Adanya peningkatan volume cairan pengekstraksi maka
konsentrasi akan menurun sedangkan massa dapat tetap atau meningkat (Alupului
dan Lavric, 2008). Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Dari beberapa
pelarut yang dapat melarutkan asam ursolat, etanol merupakan pelarut yang paling
aman digunakan untuk dibuat sediaan.
Menurut Liang, Jiang, Fong, dan Zhao (2008), selain asam ursolat, rumput
mutiara memiliki kandungan asam oleanolat merupakan isomer asam ursolat.
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk memisahkan asam ursolat dengan
asam oleanolat. Namun, belum ada penelitian yang berhasil memisahkan isomer
ini secara sempurna. Oleh karena itu, respon penelitian ini adalah kadar triterpen
total yang dihitung sebagai asam ursolat. Penetapan kadar triterpen total dilakukan
dengan metode KLT-densitometri karena pengerjaannya relatif sederhana. Desain
faktorial dapat digunakan sebagai rancangan percobaan untuk mendapatkan
kondisi optimum suatu proses digesti pada penelitian sebelumnya (Pramesthi,
2008; Permatasari, 2008).
Dalam penelitian ini akan dicari area optimum kondisi proses digesti
dengan variasi suhu dan volume etanol 96% yang digunakan sehingga dapat
memberi alternatif dalam pengadaan ekstrak yang memiliki kandungan asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ursolat yang optimum bagi industri farmasi, peneliti-peneliti maupun masyarakat
pada umumnya.
1. Perumusan masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah perbedaan suhu dan volume etanol berpengaruh signifikan
terhadap kadar triterpen total yang diperoleh pada proses digesti serbuk
herba rumput mutiara?
b. Faktor manakah antara suhu dan volume etanol yang paling dominan
berpengaruh terhadap kadar triterpen total yang diperoleh pada proses
digesti serbuk herba rumput mutiara?
c. Apakah ditemukan area kondisi optimum antara suhu dan volume etanol
dalam proses ekstraksi herba rumput mutiara secara digesti terbatas pada
level yang diteliti?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian yang
berkaitan dengan optimasi ekstraksi tumbuhan rumput mutiara adalah optimasi
ekstraksi tumbuhan rumput mutiara menggunakan pelarut aseton dan kloroform
secara soxhletasi yang dilakukan oleh Liang dkk (2008). Sejauh yang diketahui
peneliti, penelitian tentang optimasi proses digesti dengan melihat pengaruh suhu
dan volume etanol 96 % terhadap kadar triterpen total dengan aplikasi desain
faktorial belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Manfaat penelitian
a) Manfaat Teoritis. Menambah informasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang farmasi sains teknologi khususnya mengenai
pengaruh perbedaan suhu dan volume etanol terhadap kadar triterpen
yang dihasilkan pada proses digesti serbuk herba rumput mutiara.
b) Manfaat Metodologis. Menambah informasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan mengenai aplikasi desain faktorial dalam bidang kefarmasian
untuk menghasilkan suatu kondisi optimum proses digesti terbatas pada
level yang diteliti.
c) Manfaat Praktis. Menambah informasi bagi industri farmasi mengenai
proses ekstraksi asam ursolat dari serbuk herba rumput mutiara.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana efek suhu dan
volume etanol terhadap kadar triterpen total yang diperoleh dari proses digesti
rumput mutiara dengan menggunakan aplikasi desain faktorial.
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui apakah suhu dan volume etanol berpengaruh signifikan pada
kadar triterpen total yang dihasilkan pada proses digesti serbuk herba
rumput mutiara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b) Mengetahui faktor yang dominan antara suhu dan volume etanol terhadap
kadar triterpen total yang diperoleh pada proses digesti serbuk herba
rumput mutiara.
c) Memperoleh kondisi optimum dari suhu dan volume etanol dalam proses
ekstraksi rumput mutiara secara digesti terbatas pada level yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Rumput Mutiara
1. Keterangan botani
Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) termasuk dalam famili
Rubiaceae (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965). Tanaman ini memiliki
sinonim Oldenlandia corymbosa (L.) Lamk.
Gambar 1. Tumbuhan rumput mutiara
2. Morfologi
Tumbuhan ini merupakan rumput yang tumbuh rindang berserak, agak lemah,
tinggi 15-5 cm, tumbuh subur pada tanah yang lembab, mempunyai banyak
peracangan. Batang bersegi, daun berhadapan silang, tangkai daun pendek hampir
duduk, panjang daun 2-3,5 cm, ujung runcing, tulang daun ditengah. Ujung daun
mempunyai rambut yang pendek. Bunga keluar dari ketiak daun, bentuknya
seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk)
keras, panjang 5-10 mm, buah bulat, ujungnya pecah-pecah (Wijayakesuma,
1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Nama daerah
Rumput mutiara memiliki nama lokal yaitu rumput siku-siku, bunga telor
belungkas (Indonesia); daun mutiara (Jakarta); katepan, urek-urek polo (Jawa);
pengka (Makasar); shui xian cao (China) (Haryanto, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
G. Analisis Kualitatif Kandungan Asam Ursolat dengan metode KLT
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui dan memastikan apakah
ekstrak yang diperoleh dari digesti herba rumput mutiara mengandung asam
ursolat. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode KLT melalui
perbandingan nilai Rf yang dihasilkan antara bercak sampel dan baku asam ursolat
serta dari persamaan warna bercak yang dihasikan.
Sistem KLT yang digunakan adalah sistem KLT fase normal, yaitu fase
diam bersifat lebih polar dibandingkan dengan fase geraknya. Fase gerak yang
digunakan adalah campuran toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan
90:10:0,07 v/v. Fase diam yang digunakan adalah silika gel 60 F254. Pemilihan
sistem KLT fase normal dikarenakan sifat dari analit, yaitu asam ursolat yang
memiliki sifat cenderung nonpolar. Fase gerak yang dipakaipun bersifat nonpolar.
Dengan demikian asam ursolat dapat terelusi oleh fase gerak karena sama-sama
bersifat nonpolar.
Pemilihan fase gerak toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan
90:10:0,07 v/v ini merupakan fase gerak hasil optimasi dimana fase gerak ini
dapat memisahkan bercak asam ursolat paling baik dengan bentuk bercak yang
baik (tidak berekor) dan terpisah sempurna dengan bercak lainnya (Rs lebih dari
1,5).
Pemilihan fase diam silika gel 60 F254 didasarkan sifat asam ursolat yang
sama-sama bersifat asam sehingga struktur asam ursolat tidak berubah saat
dielusi. Jika asam ursolat dielusi dengan fase diam yang bersifat basa (seperti
alumina) maka asam ursolat akan terikat kuat pada permukaan oleh interaksi ionik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sehingga sulit elusi dan terbawa oleh fase gerak. Selain itu, penggunaan diam
silika gel 60 F254 dikarenakan diam silika gel 60 F254 ini dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa yang termasuk golongan terpen, gula (Stock, 1974). Plat
yang digunakan untuk KLT pada densitometri sebaiknya digunakan plat buatan
pabrik, karena pada pelat buatan sendiri fase diamnya kurang rata, sehingga akan
mempengaruhi hasil penelusuran dengan densitometri.
Silika gel 60 F254 ini harus diaktifkan dahulu dengan cara dipanaskan
dalam oven selama 1 jam pada suhu 110oC sebelum digunakan. Menurut Gritter
(1985), biasanya pengaktifan dilakukan pada suhu 100-110oC paling sedikit 1
jam. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lembab. Hal ini dikarenakan air atau
lembab dapat menempati semua titik penyerapan sehingga sampel tidak terelusi
dengan baik dan mengakibatkan pemisahan yang kurang efektif. Air dapat
berikatan hidrogen dengan lempeng silika. Molekul air ini harus dihilangkan
dengan pemanasan. Perbedaan jumlah air atau lembab yang tersisa dalam plat
silika gel 60 F254 ini akan berpengaruh pada Rf dan resolusi yang dihasilkan.
Penjenuhan chamber dengan fase gerak toluen : aseton : asam asetat
(90:10:0,07 v/v) harus dilakukan lebih dahulu agar fase gerak dapat mengelusi
fase diam secara bersamaan. Kecepatan menguap dari masing-masing komponen
fase gerak berbeda. Uap dalam chamber yang telah jenuh akan memberikan
pengelusian bercak yang lebih baik serta waktu elusi yang lebih cepat.
Ekstrak kering dilarutkan dengan pelarut. Larutan sampel dan baku asam
ursolat (300 ppm) masing-masing ditotolkan pada plat KLT dan setelah kering
dielusi berulang sebanyak 3 kali dengan jarak rambat 10 cm tiap elusi. Jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
rambat 10 cm ini sudah cukup untuk memisahan bercak asam asam ursolat dari
bercak lainnya. Namun, pengembangan harus dilakukan berulang sebanyak tiga
kali. Karena jika hanya 1 kali, bercak ursolat masih mengekor serta belum
terpisah sempurna dengan zat lain.
Asam ursolat merupakan senyawa yang tidak berwarna. Di bawah sinar
UV 254, asam ursolat juga tidak terdeteksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
derivatisasi untuk membuat senyawa asam ursolat menjadi berwarna. Plat hasil
pengembangan kemudian disemprot dengan reagen pendeteksi. Reagen
pendeteksi yang digunakan adalah 10% H2SO4 dalam etanol. Kemudian di oven
dengan suhu 110oC selama 3 menit lalu diukur AUC dan tinggi peaknya dengan
densitometer. Asam ursolat merupakan golongan triterpen, yaitu senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik. Reaksi antara triterpen dan H2SO4 yang
dibantu dengan pemanasan akan menghasilkan warna merah muda. Oleh karena
itu, asam ursolat yang merupakan senyawa golongan triterpen akan bereaksi
dengan H2SO4 dan menghasilkan warna merah muda. Suhu oven 110oC
digunakan untuk mempercepat proses reaksi derivatisasi. Waktu 3 menit
merupakan waktu yang optimum untuk proses derivatisasi ini. Jika terlalu
sebentar, warna merah muda tidak maksimum, artinya belum semua asam ursolat
bereaksi dengan H2SO4. Jika terlalu lama, plat silika akan gosong dan berwarna
coklat. Silika yang berwarna coklat ini akan menghasilkan respon AUC pada saat
di scan dengan densitometer sehingga akan mengganggu serapan dari analit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Setelah itu, bercak diamati visual dengan sinar tampak. Bercak baku asam
ursolat berwarna merah muda. Begitu juga bercak asam ursolat pada ekstrak.
Terdapat bercak berwarna merah muda pula pada Rf sekitar bercak asam ursolat
baku. Dengan demikian, dimungkinkan bahwa bercak merah muda pada ekstrak
tersebut adalah bercak asam ursolat.
Gambar 6. Profil KLT baku asam ursolat dan sampel ekstrak dilihat secara visual dengan cahaya tampak
Keterangan: Bercak 1 : baku asam ursolat (300 ppm) Bercak 2 : sampel ekstrak Bercak 3 : sampel ekstrak Bercak 4 : sampel ekstrak Bercak 5 : sampel ekstrak
Secara visual, warna keempat bercak tersebut sama, yaitu merah muda.
Untuk memastikan lagi kesamaan warna antara bercak pada baku dan pada
sampel, dilakukan scanning lamda maksimum ke 5 bercak ini. Scanning
1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dilakukan dari lamba 200 – 700 nm. Berikut hasil scanning lamda maksimum
antara bercak pada baku asam ursolat dan bercak sampel.
Gambar 7. Perbandingan spektra baku asam ursolat dan sampel ekstrak etanolik herba rumput mutiara
Keterangan: Bercak 1 : baku asam ursolat (300 ppm) Bercak 2 : sampel ekstrak Bercak 3 : sampel ekstrak Bercak 4 : sampel ekstrak Bercak 5 : sampel ekstrak Gambar 7. menunjukkan bahwa sampel dan baku asam ursolat memiliki
pola spektra dan lambda maksimum yang mirip. Jadi, secara kualitatif dapat
dikatakan bahwa senyawa ada pada sampel ekstrak etanolik herba rumput mutiara
adalah sama dengan baku asam ursolat. Dari hasil scanning lambda maksimum
ini, diperoleh lamba maksimum untuk baku dan sampel adalah 537 nm.
AU
(nm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Analisis kualitatif juga dilakukan dengan menghitung Rf tiap bercak
dibandingkan dengan harga Rf baku asam ursolat. Rf (Retardation factor)
merupakan parameter kualitatif yang nantinya digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya analit dalam sampel. Rf dipengaruhi oleh interaksi asam ursolat dengan
fase diam dan fase gerak.
O
Si
O
Si
O
Si
O
Si
OO
OO
OO H
H
H
O
Si
OHO
O
OHO
O
H
O
O
H
ursolic acid
H
fase diam silika gel
H
Gambar 8. Interaksi asam ursolat dengan fase diam
Keterangan : --------- = interaksi hidrogen
Interaksi yang terjadi antara asam ursolat dengan fase diam silika gel 60 F254
adalah interaksi hidrogen. Terdapat 4 interaksi hidrogen yang terjadi. Adanya
interaksi ini akan menyebabkan asam ursolat cukup terikat ada fase diam.
Asam ursolat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
toluene
O
acetone
O
O acetic acidH
O
H
O
O
Hursolic acid
H
OO H
O
H
O
O
H
O
OO
HO
Gambar 9. Interaksi asam ursolat dengan fase gerak
Keterangan: ------- = interaksi hidrogen, interaksi van der waals
Interaksi yang terjadi antara asam ursolat dan fase gerak adalah interaksi
hidrogen dan van der waals. Terdapat 1 interaksi hidrogen dan banyak interaksi
van der waals. Banyaknya interaksi ini menyebabkan asam ursolat dapat terbawa
oleh fase gerak sehingga pemisahan asam ursolat dengan senyawa lain dapat
terjadi.
toluen
aseton
Asam asetat
Asam ursolat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel IV. Rf antara baku asam ursolat dan analit dalam sampel serta nilai resolusi
Konsentrasi baku (ppm) Rf baku Sampel Rf sampel Resolusi 99,99 0,41 (1) replikasi 1 0,38 1,5
Dari hasil perhitungan data yang diperoleh, nilai CV pada konsentrasi
100 ppm, 300 ppm, dan 500 ppm kurang dari 10,5 %. Oleh karena itu,
metode penetapan kadar asam ursolat ini dikatakan memiliki presisi yang
baik, sehingga penetapan triterpen total pada level konsentrasi tersebut
menggunakan metode ini akan memberikan kedekatan hasil pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
c. Linearitas
Linearitas suatu metode ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r)
dari kurva baku, dimana nilai r ini menunjukkan korelasi hubungan antara
konsentrasi dengan respon pengukuran, dalam hal ini AUC. Suatu metode
dikatakan memiliki linearitas yang baik apabila nilai r > 0,99 (Chan, Lam,
Lee, dan Zhang, 2004).
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pembuatan kurva baku
diperoleh nilai r untuk replikasi 1 = 0,9816, replikasi 2 = 0,9893 dan
replikasi 3 = 0,9933. Nilai r yang kurva baku replikasi 3 tersebut
memenuhi persyaratan, sehingga dapat dikatakan metode KLT-
densitometri ini memiliki linearitas yang baik dalam menetapkan kadar
triterpen total. Untuk penetapan kadar triterpen total selanjutnya, seri baku
yang digunakan adalah seri baku replikasi 3 ini karena memiliki linearitas
yang memenuhi syarat.
d. Rentang
Rentang adalah interval antara konsentrasi (jumlah) analit pada level
atas dan pada level bawah dalam suatu sampel, yang mana dapat
ditunjukkan bahwa prosedur analisis mempunyai level akurasi, presisi dan
linearitas yang sesuai. Konsentrasi 100 ppm – 500 ppm pada metode ini
telah memenuhi parameter akurasi, presisi dan linearitas. Jadi, rentang
konsentrasi untuk metode ini adalah 100 ppm – 500 ppm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
e. Selektivitas
Selektivitas atau spesifisitas merupakan kemampuan suatu metode
yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan
adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.
Selektivitas pada metode kromatografi ditunjukkan melalui nilai resolusi.
(Garfield, 1991). Menurut (Swartz and Krull, 1997), dalam teknik
pemisahan, daya pisah (resolusi) antara analit yang dituju dengan
pengganggu lainnya harus 1,5.
Penentuan selektivitas dari metode KLT-densitometri ini dapat dilihat
dengan membandingkan nilai Rf baku dan Rf analit sampel. Nilai Rf
merupakan parameter analisis kualitatif suatu senyawa dalam campuran
pada metode KLT, sehingga dapat digunakan sebagai parameter
selektivitas. Parameter lain dari selektifitas adalah resolusi, dimana suatu
metode dikatakan memiliki selektivitas yang baik apabila memiliki nilai
resolusi 1,5 (Swartz and Krull, 1997). Perbandingan nilai Rf antara baku
dan analit dalam sampel serta nilai resolusi dapat dilihat pada tabel IV.
f. Akurasi dan presisi dalam matriks sampel
Penentuan akurasi dan presisi asam ursolat dalam matriks sampel
dilakukan dengan menambahkan baku asam ursolat yang telah diketahui
jumlah dan konsentrasinya ke dalam sampel. Adisi baku asam ursolat ke
dalam matriks sampel ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa peak
dengan nilai Rf yang identik terhadap baku asam ursolat memang
merupakan peak senyawa triterpen yang dominan asam ursolat. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dapat diketahui dengan melihat apakah terjadi penambahan luas area pada
peak yang dimaksud ketika dilakukan penamabahan baku ke dalam
sampel. Apabila luas area pada peak tersebut bertambah ketika baku asam
ursolat ditambahkan maka dapat dipastikan bahwa peak tersebut
merupakan peak asam ursolat. Berikut kromatogram dari sampel tanpa
penambahan baku dan sampel dengan penambahan baku asam ursolat
ditunjukkanpada gambar 11 dan 12.
Gambar 11. Kromatogram sampel tanpa penambahan baku asam ursolat
Gambar 12. Kromatogram sampel dengan penambahan baku asam ursolat
Berdasarkan hasil yang diperoleh, terjadi penambahan luas area
pada peak yang memiliki nilai Rf identik terhadap baku asam ursolat. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dapat disimpulkan bahwa peak tersebut merupakan triterpen dominan
asam ursolat.
Setelah dipastikan bahwa peak dengan nilai Rf yang identik
tersebut merupakan asam ursolat maka dilakukan penentuan akurasi dan
presisi baku asam ursolat dalam matriks sampel. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah metode ini masih dapat mengukur respon baku asam
ursolat dalam matriks sampel secara akurat dan seksama.
Tabel VII. Akurasi dan presisi baku asam ursolat dalam matriks sampel Replikasi Recovery (%) CV (%)
1 100,6165 2,4256 2 99,0671
3 103,8755
Kadar baku asam ursolat yang ditambahkan ada sampel adalah 100
ppm, maka menurut USP, nilai recovery yang dapat diterima yaitu 90-
107% dan nilai CV 10,5%. Oleh karena itu, dari tabel VII. dapat
disimpulkan bahwa metode KLT-densitometri ini dapat digunakan untuk
mengukur analit dalam matriks sampel secara akurat dan seksama.
3. Penetapan kadar triterpen triterpen total yang terhitung sebagai asam
ursolat dalam ekstrak etanolik herba rumput mutiara
Analisis kuantitatif ekstrak herba rumput mutiara dimulai dengan preparasi
sampel. Ekstrak kering hasil digesti dilarutkan dalam pelarut yang digunakan,
yaitu campuran metanol-kloroform dengan perbandingan 4:1. Ekstrak dilarutkan
dengan pelarut kemudian dimasukan dalam labu takar 10 mL lalu add dengan
pelarut hingga 10 mL. Setelah itu, ekstrak dimasukkan dalam flakon dan siap
untuk ditotol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Penotolan dimulai dengan mentotolkan sederet seri baku asam ursolat pada
plat silika gel 60 F254 kemudian dilanjutkan penotolan sampel ekstrak etanol yang
akan ditetapkan kadarnya. Sederet seri baku ini akan menghasilkan kurva baku
yang akan digunakan untuk penetapan konsentrasi asam ursolat yang terkadung di
dalam masing-masing ekstrak. Seri baku perlu ditotolkan pada plat yang sama
dengan ekstrak pada setiap kali penetapan kadar secara KLT-densitometri.
Persamaan regresi linier baku yang digunakan tidak bisa menggunakan persamaan
regresi linier yang didapat pada hasil analisis linearitas. Hal ini disebabkan karena
kondisi yang terjadi tiap-tiap analisis berbeda-beda, misalnya perbedaan suhu
ruangan, kelembaban ruangan, kelembaban yang terkandung dalam fase diam.
Hal-hal kecil ini dapat menyebabkan perbedaan AUC untuk larutan yang sama
dengan perlakuan yang sama. Oleh karena itu, perlu ditotolkan seri baku untuk
setiap penetapan kadar untuk mendapatkan kurva baku yang mengalami
perlakukan yang sama dengan sampel.
Seri baku yang digunakan adalah 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm.
Volume baku asam ursolat dan sampel yang ditotolkan adalah 2 µL. Dengan jarak
masing-masing totolan 1 cm. Penotolan dilakukan dengan alat autosampler
(Linomat 5 No 170610) sehingga penotolan dapat seragam. Penotolan secara
manual tidak disarankan pada penotolan sampel yang cukup banyak seperti pada
penetapan kadar ini karena membutuhkan waktu yang lama dan
reprodusibilitasnya kurang bagus.
Penetapan kadar ekstrak etanolik herba rumput mutiara selanjutnya
dilakukan dengan elusi plat. Dengan kondisi KLT yang sama dengan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
analisis kualitatif sebelumnya. Pengembangan dilakukan sepanjang 10 cm dan
elusi berulang 3 kali dengan fase gerak yang sama. Proses derivatisasi dilakukan
dengan menyemprotkan reagen 10% H2SO4 dalam etanol. Lalu di oven selama 3
menit pada suhu 110oC. Analisis kadar asam ursolat dilakukan dengan
menggunakan Camag Densitometer dengan panjang gelombang maksimum 537
nm sehingga didapatkan data berupa Area Under Curve atau AUC. Berikut profil
KLT setelah keluar dari oven.
Gambar 13. Profil KLT penetapan kadar triterpen total dalam ekstrak etanolik
herba rumput mutiara dilihat secara visual dengan cahaya tampak
Dalam analisis kadar dengan menggunakan persamaan kurva baku asam
ursolat yang diperoleh. Persamaan kurva baku yang diperoleh adalah y = 19,9149
x + 2994,83 dengan r = 0,9921. Nilai r yang didapat telah memenuhi syarat
linearitas yang baik, yaitu r > 0,99 (Chan dkk,2004).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Keterangan: 1.baku 100 ppm 2. baku 200 ppm 3. baku 300 ppm 4. baku 400 ppm 5. baku 500 ppm 6.ekstrak kondisi (1) R 1 7. ekstrak kondisi (1) R 2 8. ekstrak kondisi (1) R 3 9. ekstrak kondisi (a) R 1 10. ekstrak kondisi (a) R 2 11. ekstrak kondisi (a) R 3 12. ekstrak kondisi (b) R 1 13. ekstrak kondisi (b) R 2 14. ekstrak kondisi (b) R 3 15. ekstrak kondisi (ab) R 1 16. ekstrak kondisi (ab) R 2 17. ekstrak kondisi (ab) R 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 14. Kurva baku asam ursolat
Dari persamaan regresi liner yang diperoleh, dapat dihitung berapa
konsentrasi triterpen total yang ada di dalam sampel. Seluruh kadar triterpen total
dalam sampel rumput mutiara masuk dalam rentang seri baku asam ursolat yang
digunakan yaitu 100 ppm - 500 ppm. Jadi penetapan kadar triterpen total ini
bukan merupakan hasil ekstrapolasi.
Tabel VIII. Kadar asam ursolat dalam sampel ekstrak herba rumput mutiara
Kondisi ekstraksi Replikasi AUC Konsentrasi triterpen total dalam sampel (ppm)
Hasil perhitungan kadar asam ursolat dalam sampel ini kemudian dihitung
lagi berapa jumlah asam ursolat yang didapatkan dibandingkan dengan bobot
y = 19,9149x + 2994,83r = 0,9921
02000400060008000
100001200014000
0 100 200 300 400 500 600
AU
C
konsentrasi (ppm)
kurva baku asam ursolat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
serbuk herba rumput mutiara yang telah ditimbang sehingga diperoleh berat asam
ursolat tiap 100 gram serbuk (% b/b).
Tabel IX Kandungan asam ursolat dalam ekstrak etanolik herba rumput mutiara
Kondisi ekstraksi Replikasi Kadar triterpen total (% b/b)
Rata-rata kadar triterpen total (% b/b)
(1) Suhu 30oC,
volume etanol 25 mL
1 0,368 0,354±0,02 (CV = 6,63%) 2 0,364
3 0,329 (a)
Suhu 60oC, volume etanol 25 mL
1 0,445 0,448±0,01 (CV = 1,05%) 2 0,447
3 0,453 (b)
Suhu 30oC, volume etanol 100 mL
1 0,784 0,770±0,13 (CV = 4,80%) 2 0,735
3 0.790 (ab)
Suhu 60oC, volume etanol 100 mL
1 0,814 0,765±0,12 (CV = 9,34%) 2 0,699
3 0,782
Dilihat dari %CV yang diperoleh, ada beberapa kondisi yang memiliki
variasi yang cukup besar. Variasi yang cukup besar ini belum diketahui apa
penyebabnya. Beberapa kondisi yang sekiranya dapat memperbesar variasi sudah
dikendalikan, diantaranya adalah suhu ekstraksi yang dijaga terus-menerus, lama
pemanasan dalam oven, suhu dalam oven, volume yang ditotolkan, dan
penyemprotan reagen H2SO4 yang selalu dijaga sampai seluruh permukaan silika
tampak tidak berpendar pada seluruh bagian. Belum ditemukan apa yang
menyebabkan vaiasi tiap kondisi nya cukup besar. Hal ini menjadi salah satu
kesulitan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Kadar triterpen total yang diperoleh ini kemudian dianalisis dengan
faktorial desain untuk melihat pengaruh dari faktor suhu dan volume etanol
terhadap kadar triterpen total yang dihasilkan dalam ekstrak dan untuk membuat
persamaan desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
I. Analisis hasil
Data yang diperoleh dari penetapan kadar selanjutnya dianalisis
menggunakan metode desain faktorial dengan software ubuntu-10.04-DesFaktor-
0,9® by ubuntu R OpenOffice.org (www.molmod.org). Dari pengolahan data, dapat
dihitung efek suhu dan volume etanol beserta interaksi keduanya, sehingga dapat
diketahui efek yang dominan dalam menentukan kadar asam ursolat yang didapat.
Hasil perhitungan nilai efek faktor suhu dan volume penyari dalam mempengaruhi
respon kadar asam ursolat dapat diihat pada tabel X.
Tabel X. Kondisi desain faktorial dan respon yang dihasilkan
Notasi Suhu (oC) Volume etanol (mL) Respon kadar (% b/b) 1 30 25 0,354±0,02 a 60 25 0,448±0,45 b 30 100 0,770±0,13
Ab 60 100 0,765±0,12 Data kuantitatif ini kemudian dianalisis hubungan efek suhu dan volume
etanol terhadap respon kadar triterpen total.
Gambar 15a Gambar 15b
Gambar 15. Grafik hubungan efek suhu (a) dan volume etanol (b) terhadap respon kadar triterpen total (% b/b)
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
0 50 100
Kada
r tri
terp
en to
tal (
%b/
b)
Suhu (oC)
volume etanol level tinggi
volume etanol level rendah
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
0 50 100 150
Kada
r tri
terp
en to
tal (
%b/
b)
Volume (mL)
suhu level tinggisuhu level rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari gambar 15. dapat dilihat bahwa peningkatan suhu akan meningkatkan
respon pada penggunaan volume etanol level rendah maupun level tinggi.
Peningkatan volume penyari juga akan meningkatkan respon kadar asam ursolat
pada penggunaan suhu level rendah dan level tinggi. Semakin curam garis yang
terbentuk, maka faktor tersebut makin berpengaruh pada respon. Tampak bahwa
faktor volume etanol lebih berpengaruh terhadap respon triterpen total.
Dari grafik hubungan ini hanya dapat dilihat bagaimana efek suhu dan
volume etanol dalam mempengaruhi nilai respon. Berdasarkan grafik hubungan
ini hanya didapat apakah faktor suhu dan volume menaikkan atau menurunkan
nilai respon. untuk melihat faktor mana yang dominan perlu dilakukan
perhitungan nilai efek.
Data kuantitatif yang didapat kemudian dianalisis nilai efek dari kedua
faktor maupun interaksinya terhadap respon kadar untuk melihat faktor mana
yang dominan dalam mempengaruhi respon. Semakin besar nominal angka yang
muncul berarti faktor tersebut semakin berpengaruh dominan terhadap respon.
Jika efek bernilai positif, berarti peningkatan faktor tersebut akan meningkatkan
nilai respon. Jika efek bernilai negatif, berarti peningkatan faktor tersebut akan
menurunkan respon.
Tabel XI. Nilai efek dari faktor suhu, volume etanol dan interaksinya terhadap respon Efek Nilai efek pada respon kadar triterpen total Suhu 0,04485
Volume etanol 0,36625 Interaksi -0,04975
Keterangan: (+) = peningatan efek akan meningkatkan respon (-) = peningkatan efek akan menurunkan respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari tabel XI. dapat dilihat bahwa peningkatan suhu dan volume etanol
akan meningkatkan respon kadar triterpen total. Hasil perhitungan efek ini sesuai
dengan teori, yaitu semakin tinggi suhu akan semakin tinggi kadar triterpen total
yang didapat. Suhu berpengaruh dalam meningkatan solubilitas senyawa dalam
suatu larutan, akibatnya asam ursolat yang terambil oleh penyari pada digesti suhu
tinggi menjadi lebih banyak bila dibandingkan dengan digesti suhu rendah.
Dari tabel XI. pula dapat ditentukan faktor mana yang dominan
mempengaruhi respon. Faktor yang dominan adalah faktor yang memiliki nilai
efek yang paling besar nominalnya, tanpa memperhatikan nilai negatif maupun
positif. Faktor yang dominan dalam mempengaruhi respon kadar triterpen total
adalah volume etanol. Berarti, jumlah etanol yang digunakan sebagai penyari
memberikan efek paling besar dalam mengekstraksi triterpen total yang
terkandung di dalam serbuk herba rumput mutiara.
Data analisis kuantitatif dianalisis juga dengan metode desain faktorial
dengan software ubuntu-10.04-DesFaktor-0,9® by ubuntu R OpenOffice.org
(www.molmod.org). Hasil yang diperoleh dari analisis tersebut adalah persamaan
desain faktorial, F value, dan p value.
Diperoleh persamaan desain faktorial yaitu y = 0.08712 + 0.004262Xa +
0.006875Xb - 0.00004427XaXb. Berikut hasil F value dan F tabel.
Tabel XII. Hasil F value, F tabel pada respon kadar triterpen total Faktor dan interaksi
Respon kadar asam ursolat F value F tabel
Suhu 4,9432 5,32 Volume 174,3338 Interaksi 6,0939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Nilai F value yang diperoleh dibandingkan dengan F tabel. Jika f value
lebih besar dari F tabel, berarti faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap
respon. Jadi, hanya faktor volume etanol dan faktor interaksi yang berpengaruh
signifikan terhadap kadar triterpen total yang didapatkan. Melihat hasil ini,
artinya, penggunaan volume etanol akan signifikan mempengaruhi kadar triterpen
tota yang diperoleh. Dalam hal ini, semakin tinggi volume etanol, maka akan
meningkatkan respon karena volume berefek meningkatkan respon kadar triterpen
total. Faktor interaksi berpengaruh signifikan terhadap kadar artinya, ada interaksi
antara suhu dan volume etanol yang berpengaruh signifikan yang berefek
menurunkan nilai respon. Adanya pengaruh signifikan interaksi yang menurunkan
respon ini harus dipertimbangkan agar mendapatkan kadar yang tinggi. Interaksi
antara suhu dan volume etanol yang berefek menurunkan respon ini artinya
semakin tinggi suhu dan semakin tinggi volume akan menimbulkan semakin
banyak interaksi yang berefek menurukan respon kadar triterpen total. Faktor suhu
yang tidak signifikan dalam mempengaruhi respon ini (F value < F tabel) berarti
adanya peningkatan suhu, tidak memberikan kenaikan respon yang signifikan.
p value yang didapat dilihat apakah p value lebih kecil dari 0,05. Jika p
value kedua respon lebih kecil dari 0,05 memiliki arti respon dapat dibuat
superimposed nya. p value yang diperoleh adalah 7,089 . 10-6. Namun, dalam
penelitian ini, hanya ada satu respon, yaitu kadar triterpen total. Jadi,
superimposed pun tidak dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 16. Contour plot kadar triterpen total (%b/b)
Gambar 16. menunjukkan bahwa daerah yang memenuhi batas kadar yang
baik hanya di bagian atas saja, yaitu di atas 0,75%. Batas kadar triterpen total
yang diterima adalah 0,75%. Angka ini diperoleh dari hasil penelitian Liang dkk
(2008). Daerah optimum yang diterima adalah bagian yang diarsir abu-abu, yaitu
di bagian atas. Seluruh titik di area abu-abu ini diprediksikan akan memenuhi
syarat ekstrak herba rumput mutiara yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Faktor yang diprediksi berpengaruh signifikan terhadap kadar triterpen
total yang diperoleh pada proses digesti serbuk herba rumput mutiara
adalah volume etanol dan interaksi antara volume etanol dan suhu.
2. Faktor yang diprediksi paling dominan berpengaruh terhadap kadar
triterpen total yang diperoleh pada proses digesti serbuk herba rumput
mutiara adalah volume etanol.
3. Ditemukan area kondisi optimum antara suhu dan volume etanol dalam
proses ekstraksi herba rumput mutiara secara digesti terbatas pada level
yang diteliti.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai cara pemisahan asam ursolat dan asam
oleanolat, sehingga penetapan kadar asam ursolat dapat dilakukan secara murni,
yang terukur hanya asam ursolat saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Alupului, A., dan Lavric, V., 2008, Ultrasound Extraction of Avtive Principles with Hypoglicaemic Activity from Medicinal Plants, http://www.aidic/it/IBIC2008/webpapers/86Alupului.pdf, diakses tanggal 20 Agustus 2011
Backer dan van den Brink, B., 1965, Flora of Java, Volume II, N. V. P Noordhoof-Groningen-The Netherlands Published under The Auspices of The Rijksher Barium, Leyden
Bolton, S., And Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Applications, 4th ed, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 265-285, 506-520
Budavari, S., Neil, M.J.O., Smith, A., Heckelman, P. Z., 1989, The Merck Index an Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, eleventh edition, penerbit Merck & Co. Inc. Rahway, H. J., USA, pp 1079, 1556
Depkes RI, 1977, Materia Medika, Jilid I, Departemen Kesehatan Repblik Indonesia, Jakarta, pp. 29-33
Depkes RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 1-15
Dekes RI, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 2-25
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Ed III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 4
De Voogd, C.N.A., Ir., Tanaman Apakah Ini Gerangan, diterjemahkan oleh Soetan Sanif, (9150), hal. 22, penerbit N.V. Uitgeverij W. Van Hoeve, Bandung
Du, H., dan Chen, X. Q., 2008, A Comparative Study of the Separation of Oleanolic Acid and Oleanolic Acid in Prunelle Vulgaris by High-Performance Liquid Chromatography and Cyclodextrin-Modified Micellar Electrokinetic Chromatography, Journal of the Iranian Chemical Society, Vol 6, No. 2, June 2009, 334-340
Gandjar, I. G. dan Rohman, A. , 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 353, 354
Garfield, F.M. 1991, Quality Assurance Principles for Analytical Laboratories AOAC International, USA, p. 71
Gbaguidi, F., Accrombessi, G., Moudachiron, M., Quetin-Leclercq, J., 2005, HPLC Quantification of Two Isomeric Triterpenic Acids Isolated From
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Mitracarpus scaber and Antimicrobial Activity on Dermatophilus congolensis, Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 39 (2005) 990-995
Gritter, R. J., Bobbitt, J. M., dan Schwarting, A. E., 1985, Introduction to Chromatography, 2nd ed, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Hoyden-day inc, USA, pp. 84-85
Handayani, S., 2003, Efek Antiinflamasi Air Rebusan Herba Katepan (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) pada Mencit Betina, skripsi, xiii,1, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Harbone, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Penentuan Cara Modern Menganalisis Tanaman, Terbitan 2,Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung, pp 123-153
Haryanti, S., Junedi, S., Meiyanto, E., 2009, Ethanolic Extract of Hedyotis corymbosa L. Increases Cytotoxic Activity of Doxorubicin on MCF-7 Breast Cancer Cell, Indonesian Journal of Biotechnology vol 14, No. 1, 1146-1154
Haryanto, S., 2009, Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, Penerbit Palmall, Yogyakarta, pp 427, 429
Lee, H.K., Nam, G.W., Kim, S. H., dan Lee S.H, 2006, Phytocomponents of triterpenoids,oleanolic acid and ursolic acid, regulated differently the processing of epidermal keratinocytes via PPAR-a pathway, Experimental Dermatology, Blackwell Munsgoard, Singapore
Liang Z., Jiang Z., Fong, D. W., dan Zhao Z., 2008, Determination of Oleanolic Acid and Ursolic Acid in Oldenlandia diffusa and Its Subtitute Using High Performance Liquid Chromatography, Journal of Food and Drug Analysis, Vol. 17, No 2, 2009,69-77
Liu, J., 1995, Review Article Pharmacology of Oleanolic and Ursolic Acid, Departement of Pharmacology and Toxicology and Therapeutics, University of Kansas Medical Center,Kansa City, USA
Muth, J. E, 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Application, Marcel Dekker Inc., Allright Revised, Mdnison Avenue, New York, pp. 265-280
Nasution, A. R., 2008, Isolasi senyawa Triterpenoid/Steroid dari Daun Tumbuhan Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa Wight.), Skripsi, 5,6, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Permatasari, V., 2008, Optimasi Volume Air dan Suhu dalam Proses Maserasi Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bertonii M.) dengan Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, 1, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pramesti, D. E, 2008, Optimasi Suhu dan Volume Etanol dalam Proses Maserasi Daun Stevia (Stevia rebaudiana Beronii. M.) dengan Aplikasi Desain Faktorial,Skripsi, 2, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Puspita, M. D, 2010, Identifikasi Kandungan Tanin dalam Ekstrak Etanolik Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dari Kebun Tanaman Obat Universitas Sanata Dharma dengan Metode KLT-Densitometri, Skripsi, 21,22, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Rohman, A., 2009, Kromatorafi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 47-54
Sastrohamidjojo, H., 1985, Kromatografi, Ed I, Penerbit Liberty, Yogyakarta, pp. 26-30
Skrzypek, Z. dan Wysokinska, H., 2003, Sterols and Triterpenes in Cell Culture of Hyssopus officinalis L., Laboratory of Biology and Pharmaceutical Botny, Medical University, Muszynkiego 1, 308-312
Stahl, E., 1983, Analisis Obat secara Kromatorafi dan Mikroskopi, Penerbit ITB, Bandung, pp. 3-18
Stock, R., dan C. B. F. Rice, 1974, Chromatographic Methods, Thrird Edition, 283, Chapman and Hall and Scuence Paper Backs, Great, Britain, pp. 58
Wibowo, I. M, 2010, Identifikasi Kandungan Kafein dalam Ekstrak Etanolik Daun Teh (Camellia sinensis L.) dari Daerah Boyolali dengan Metode KLT-Densitometri, Skripsi, 19-20, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Wijayakesuma, H., H. M., 1992, Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia, Penerbit Pustaka Kartini, Jakarta, pp 11-12
Wulansari, Y. D., 2011, Validasi Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri pada Penetapan Kadar Kurkumin dala Sediaan Cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti ®, Skripsi, 38-40, Universitas Sanatha Dharma, Yogyakarta
Wojciak-Kosior, M., 2007, Application of High Performance Thin-layer-chromatography to Separation of Oleanoic, Ursolic and Betulinic Acids, Journal of Pre-Clinical and Clinical Research, Vol 1, No 2, 176-178
Yamaguchi, H., Noshita, T., Kidachi, Y., Umetsu, H., Hayashi, M., Komiyama, K. dkk, 2008, Isolation of Ursoluic Acid from Apple Peels and Its Specific Efficacy as a Potent Antotimor Agent, Journal of Health Science, 54(6), 654-660
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 2.Certificate of Analysis Baku Asam Ursolat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 3. Data Penimbangan Bahan
1. Baku Asam Ursolat
Penimbangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Berat kertas (g) 0,2427 0,2547 0,2401 Berat kertas + zat (g) 0,2533 0,2650 0,2503 Berat kertas + sisa (g) 0,2433 0,2548 0,2402 Berat zat (g) 0,0100 0,0102 0,0101
Persamaan regresi linear yang diperoleh: y = 19,91489x + 2994,83
AUC sampel = 10322.7 (kondisi (1) replikasi 1)
Kadar analit dalam sampel : y = 19,91489x + 2994,83
10322.7 = 19,91489x + 2994,83
x = 381.089ppm = 381.089 mg/1000 mL
= 3,811mg/10mL
y = 19,9149x + 2994,83r = 0,9921
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
0 200 400 600
AU
C
Konsentrasi (ppm)
Grafik Kurva Baku Penetapan Kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Jadi, kadar triterpen total dalam 10 mL larutan ekstrak atau dalam 5 mL ekstrak = 3,811mg
Jadi, kadar titerpen total dalam 1 mL ekstrak = 3,811mg / 5 = 0.762 mg
Untuk mendapatkan bobot triterpen total yang didapat dalam seluruh hasil digesti (triterpen total yang tersari), jumlah kadar triterpen total dalam 1 mL ekstrak perlu dikali dengan volume ekstrak awal, yaitu 25 ml untuk kondisi (1) dan (a), 100 ml untuk kondisi (b) dan (ab).
Bobot triterpen total yang diperoleh dari proses ekstrasi 5g serbuk herb rumput mutiara : 0.762 mg x 25 = 19.055mg = 0,019055 g
% b/b triterpen total terhadap berat serbuk = , ,
푥 100% = 0.381 % b/b
Setelah itu, dicari rata-rata, SD dan %CV dari 3 replikasi pada masing-masing kondisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 9. Data Desain Faktorial
1. Persamaan Desain Faktorial
Call: lm(formula = respon ~ a + b + a * b, data = data) Coefficients: (Intercept) a b a:b 8.712e-02 4.262e-03 6.875e-03 -4.427e-05 y = 0.08712 + 0.004262xa + 0.006875xb - 0.00004427xaxb
2. Perhitungan Nilai Efek
formula suhu waktu interaksi respon 1 -1 -1 1 0,3648
a 1 -1 -1 0,4726 b -1 1 -1 0,7247 ab 1 1 1 0,7192 efek suhu 0,05115 efek volume 0,30325
efek interaksi -
0,05665 perhitungan:
efek suhu = , , , , = 0,05115
efek volume = , , , , = 030325
efek interaksi = , , , , = 0,05665
faktor dominan yang berpengaruh pada respon adalah fakor volume etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3. Signifikansi
Residual standard error: 0.03494 on 8 degrees of freedom Multiple R-squared: 0.9771, Adjusted R-squared: 0.9684 F-statistic: 113.5 on 3 and 8 DF, p-value: 6.763e-07 Analysis of Variance Table Response: respon Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F) a 1 0.00604 0.00604 4.9461 0.05683 . b 1 0.40238 0.40238 329.5581 8.71e-08 *** a:b 1 0.00744 0.00744 6.0936 0.03880 * Residuals 8 0.00977 0.00122 --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
Jika F value lebih besar dari F table maka faktor tersebut signifikan berpengaruhi respon kadar.
Lampiran 10. Kromatogram
A. Kromatogram optimasi fase gerak
1. Kromatogram elusi dengan fase gerak toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan 100:3:0,07 v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2. Kromatogram elusi dengan fase gerak toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan 95:5:0,07 v/v
3. Kromatogram elusi dengan fase gerak toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan 96:4:0,07 v/v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Kromatogram elusi dengan fase gerak toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan 97:3:0,07 v/v
5. Kromatogram elusi dengan fase gerak toluen - aseton - asam asetat dengan perbandingan 90:10:0,07 v/v
B.Kromatogram seri baku asam ursolat replikasi 3
1. Seri 1 (99,99 ppm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2. Seri 2 (199,98 ppm)
3. Seri 3 (299,97 ppm)
4. Seri 4 (399,96 ppm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
5. Seri 5 (499,95 ppm)
C. Kromatogram akurasi dan presisi metode
1. Baku 1
2. Baku 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Baku 3
4. Baku 4
5. Baku 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
6. Rendah replikasi 1
7. Tengah replikasi 1
8. Tinggi replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
9. Rendah replikasi 2
10. Tengah replikasi 2
11. Tinggi replikasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
12. Rendah replikasi 3
13. Tengah replikasi 3
14. Tinggi replikasi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
D.Kromatogram akurasi dan presisi dalam matriks sampel
1. Baku 1
2. Baku 2
3. Baku 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4. Baku 4
5. Baku 5
6. Sampel tanpa adisi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
7. Sampel tanpa adisi 2
8. Sampel tanpa adisi 3
9. Sampel dengan adisi baku 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
10. Sampel dengan adisi baku 2
11. Sampel dengan adisi baku 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
F.Kromatogram penetapan kadar asam ursolat dalam ekstrak etanolik herba rumput mutiara
1. Baku 1
2. Baku 2
3. Baku 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI