i DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw) PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh : Maria Paulina Hartaya NIM : 058114046 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileii halaman persetujuan pembimbing skripsi daya antidiare sari buah salak pondoh (salacca edulis reinw) pada mencit dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw)
PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Maria Paulina Hartaya
NIM : 058114046
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw)
PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
Yang diajukan oleh :
Maria Paulina Hartaya
NIM : 058114046
Skripsi ini telah disetujui oleh:
Pembimbing
Ipang Djunarko, S.Si., Apt
tanggal 22 Agustus 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan Skripsi Berjudul
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw)
PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
Oleh:
Maria Paulina Hartaya
NIM : 058114046
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
pada tanggal: 19 Agustus 2009
Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Pembimbing:
Ipang Djunarko, S.Si., Apt
Penguji:
1. Ipang Djunarko, S.Si., Apt
2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt
3. Drs. Mulyono, Apt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Maria Paulina Hartaya
Nomor Mahasiswa : 058114046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Zallaca edulis
Reinw) PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendiatribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 20 Agustus 2009
Yang menyatakan,
Maria Paulina Hartaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
” Bergembiralah karena TUHAN maka Ia akan memberikan kepadamu apa
yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah
kepada-Nya, dan Ia akan bertindak ”
Mazmur 37: 4-5
Karya ini kupersembahkan untuk:
Sumber hidupku Yesus
Bunda Maria bunda pelindungku
Bapak ibu sumber cinta kasih dan semangatku
Kakak, adik, ponakan sumber kegembiraan dan ketegaranku
Semua sahabatku yang telah mewarnai hari-hari ku
dan semua dosen sumber ilmu dan pengetahuan untuk ku.
”Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan,
supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”
Amsal 19:20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
INTISARI
Telah dilakukan penelitian mengenai daya antidiare sari buah salak pondoh (Salacca edulis reinw) pada mencit betina. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kebenaran khasiat sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) sebagai antidiare dan mengetahui besarnya daya antidiare sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-30 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit intestinal. Pada proses penelitian digunakan 60 ekor mencit yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok CMC Na dan tiga kelompok uji dengan tiga peringkat dosis berturut-turut yaitu 14,95 g/kg BB; 25 ml/kg BBdan 63,23 g/kg BB. Bahan uji yang digunakan yaitu sari buah salak pondoh (Salacca edulis reinw). Setelah 45 menit, hewan uji diberi larutan marker karbo adsorben sebanyak 0,2 ml/20 gram BB mencit secara oral. Setelah 20 menit, mencit dimatikan dan diambil ususnya. Diukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben (A) dan panjang usus seluruhnya (B) dan dihitung nilai rasio antara A dan B. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan statistik dengan metode Anova dan dilanjutkan dengan uji post hoc/LSD.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah salak pondoh memiliki daya antidiare. Sari buah salak pondoh dosis 12,5 ml/kg BBmemiliki daya antidiare sebesar 68%. Sari buah salak pondoh dosis 25 ml/kg BBmemiliki daya antidiare sebesar 84%. Sari buah salak pondoh dosis 50 ml/kg BBmemiliki daya antidiare sebesar 135%. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin tinggi dosis semakin besar pula daya antidiare yang dihasilkan. Kata kunci : Salacca edulis reinw, tanin, metode transit intestinal, sari buah salak pondoh, anova.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
A research had been conducted about the Antidiarrhea Effect of Salacca edulis juice based on the contain of chemical substance in Salacca edulis juice. Purpose this research is to knowing the truth of antidiarrhea effect of Salacca edulis juice and to knowing bigness Antidiarrhea Power of Salacca edulis juice. This study is an experimental research with the one way complete randomized design use white female mice, aged 2-3 month, weight 20-30 gram. This research was using intestinal transit method. In the process of the research was using 60 mice randomly devided into 6 groups – negative control group, positive group, CMC Na 1% group and three test group – with three phase dose of 14,95 g/kg BW; 31,04 g/kg BW dan 63,23 g/kg BW. The experimental material which was contained Salacca edulis juice, was given in volume 0,2 ml per 20 gram BW mice. After 45 minutes, the experimental mice were given 0,2 ml/20 gram BW mice of carbo adsorben marker solution orally. After 20 minutes, mice were terminated and then the intestine were bringing out through the surgery. The karbo adsorben marker solution trace (A) within the intestine and the total of intestine length (B) were measured and calculate ratio of A and B values. The data obtained was analyzed statistically using Anova method and the computation using Post Hoc test. The result data showed that Salacca edulis juice has the antidiarrhea power. The dose of Salacca edulis juice 12,5 ml/kg BW has 68% antidiarrhea power, in the 25 ml/kg BW the power was 84% and at the dose of 50 ml/kg BW the antidiarrhea power was 135%. Key word: Salacca edulis, tannin, intestinal transit method, Salacca edulis juice, Anova.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul ”Daya Antidiare Sari Buah Salak Pondoh (Salacca edulis reinw) pada
Mencit dengan Metode Transit Intestinal.” Skripsi ini ditulis sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud
tanpa bimbingan, bantuan dan pengarahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ipang Djunarko, S.Si., Apt., selaku dosen pembimbing, yang selalu
memberi dukungan, bantuan, dan saran selama penelitian.
2. Rita Suhadi, S.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik penulis.
3. Christine Patramurti, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. sebagai pimpinan laboratorium Farmasi yang
telah memberikan izin dalam penggunaan fasilias laboratorium untuk
penelitian skripsi ini.
5. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Mulyono, Apt. Selaku dosen penguji yang telah banyak membantu
dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
7. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Yuono dan semua staf
laboratorium Farmasi yang telah banyak membantu dalam memberikan
berbagai kebutuhan selama penelitian berlangsung.
8. St. Hartaya dan Ant. Sumiyati tercinta, yang telah membesarkanku,
terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada habisnya untukku.
9. Mbak Cha, Mbak Tha, Erni, terimakasih untuk semangat yang kalian
berikan, juga buat Dedek Ito, Mbak Cika yang membuatku selalu
tersenyum.
10. Bulek, Om Basuki, yang telah memberikan kebun salaknya untuk
penelitianku, terimakasih, tanpa kalian penelitian ini tiada artinya.
11. Teman seperjuanganku dalam penelitian ini Aya dan Detta yang telah
banyak membantu, menemani dan menyemangati selama penelitian dan
penulisan skripsi ini, kita stres bersama kita juga harus bangkit bersama-
sama kawan, serta Dani, Nixon dan Inus yang banyak membantuku,
berdiskusi, mengajariku dalam penulisan skripsi ini.
12. Aya, Detta, Siska, eratkan tali persahabatan kita kawan. Aku sayang
kalian, terimakasih untuk persahabatan, kebahagiaan yang kalian berikan
selama ini.
13. Sahabatku Erika, Ade, Lintang Ayuning Tyas, Hadian, Iman, Angela
Giovanny, Lusi, Tini, Made, Bembi, Tami, Rita, Suci, David dan semua
FST 2005 terimakasih untuk semangat yang kalian berikan untukku, kalian
telah memberikan warna sehingga membuat hari-hariku indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
14. Berto dan Wulan, Yoyok, Wisley dan Stella, Agus, Fian terimakasih untuk
kenangan yang kalian berikan.
15. Untuk Rio, Inggit, Bapak, Ibu, terimakasih karna telah memberikan warna
baru dalam hidupku, terimakasih untuk semangat yang selalu diberikan
untukku.
16. Teman-teman kosku (Cintya, Mbak Tika, Uti, Gadis, Sepa), juga
sahabatku Yeni, Echie, Terry, ayo semangat kawan, terimakasi atas
keindahan yang kita alami terutama di akhir masa kuliah kita.
17. Pak Parno yang telah membatuku dalam menyediakan mencit untuk
penelitian ini.
18. Staf keamanan kampus III Paingan yang telah saya repotkan selama
penelitian ini.
19. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan untukku, semoga Tuhan
selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah dalam hidup mereka.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.
Namun demikian, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna
bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 1 Mei 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Mei 2009
Penulis,
Maria Paulina Hartaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........… ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................... iv
INTISARI...............................................................................…... v
ABSTRACT.........................................................................…........ vi
PRAKATA..............................................................................…... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................... x
DAFTAR ISI.............................................................................…. xi
DARTAR TABEL......................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xvii
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang.................................................................... 1
3. alat suntik oral, berupa jarum sonde yaitu jarum yang pada bagian ujungnya
berbentuk bulat dan bagian tengahnya berlubang, yang digunakan untuk jalur
pemberian oral.
4. blender, pisau, stopwacth, penggaris
5. kandang mencit, kotak kaca, meja bedah dan alat bedah
E. Tata Cara Penelitian
Pada penelitian ini peneliti melakukan rangkaian proses sebagai berikut :
1. Pengumpulan bahan
Bahan atau sampel buah salak pondoh yang diambil atau dipetik adalah
buah yang sudah tua yang siap panen yaitu yang berwarna coklat kehitaman. Buah
salak pondoh ini diambil dari desa Ndero, Harjobinangun, Pakem, Sleman,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Penentuan metode uji
Pada percobaan ini penulis memilih menggunakan metode uji transit
intestinal. Penulis memilih metode ini karena metode transit intestinal sangat
mudah dikerjakan dengan hasil yang cukup akurat. Selain itu, pada pengerjaanya
relatif tidak dibutuhkan waktu yang lama karena total waktu yang diperlukan
adalah selama 65 menit. Hasil yang ditunjukkan juga mudah untuk diamati karena
hanya melakukan pengukuran panjang usus yang ditempuh suatu penanda yaitu
marker karbo adsorben yang dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya.
3. Percobaan pendahuluan
Sebelum dilakukan percobaan lebih lanjut ada beberapa percobaan
pendahuluan yang dilakukan, yaitu:
a. Perlakuan hewan uji
Sebelum diberikan perlakuan, hewan uji dipuasakan makan selama lebih
kurang 18 jam tetapi minum tetap diberikan. Hewan uji dipuasakan lebih dahulu
supaya saluran pencernakan (lambung dan usus) menjadi bersih sehingga tidak
mengganggu pengamatan dan tidak mempengaruhi absorbsi loperamid dan sari
buah salak pondoh.
b. Penentuan dosis sari buah salak pondoh
Penentuan dosis sari buah salak pondoh ini ditetapkan berfasarkan
orientasi karrna belum ada keterangan empiris tentang dosis sari buah salak
pondoh sebagai antidiare. Peringkat dosis ditetapkan dengan peringkat volume (
0,25 ml, 5 ml, 1 ml) karena konsentrasi sari buah salak pondoh tidak dapat
dipekatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Yang pertama dilakukan adalah menentuan konsentrasi sari buah salak
pondoh dengan cara meninmbang 20 buah salak pondoh (tanpa kulit dan biji) satu
per satu kemudian dirata-rata, kemudian satu persatu disarikan dan dihitung rata-
rata sari buah salak pondoh yang dapat diambil. Didapatkan rata-rata buah salak
pondoh dan rata-rata sari buah salak pondoh yaitu dalam 41,108 gram dapat
diambil 7,47 ml sari buah salak pondoh.
Untuk mengetahui konsentrasi sari buah salak pondoh dosis terapi,
ditimbang 0,5 ml sari buah salak pondoh dengan spuit, lalu didapatkan berat 0,5
ml sari buah salak pondoh.
1) Penentuan dosis I
Dosis dihitung sebagai berikut:
D x BB = C x V
D = = 12,5 ml/kg BB
2) Penentuan dosis II
Dosis dihitung sebagai berikut:
D x BB = C x V
D = = 25 ml/kg BB
konversi = 25 ml/kg BB x 378,9 = 9472,5 ml/70 kg BB
= 135,32 ml/kg BB x 5,5
= 744,27 g/kg BB ∞ 18 buah salak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Penentuan dosis III
Dosis dihitung sebagai berikut:
D x BB = C x V
D = = 50 ml/kg BB
c. Pembuatan larutan loperamid HCl
Pembuatan larutan loperamid HCl diawali dengan menghaluskan 10
tablet loperamid lalu dihomogenkan. Langkah selanjutnya adalah dengan
menimbang seksama serbuk tablet loperamid yang setara dengan 4 mg loperamid,
kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditambahkan aquadest
hingga tanda.
Kandungan loperamid HCl pada obat X adalah 2 mg tiap tablet. Pada
penderirta dewasa, loperamid HCl diberikan dengan dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg
setiap setelah buang air besar. Berat badan rata-rata orang dewasa Indonesia
adalah 50 kg. Apabila dosis tersebut dikonversikan ke orang dewasa Eropa
dengan berat badan 70 kg adalah sebagai berikut :
kgBBgxgx 70106,5004,05070 3−=
Sedangkan faktor konversi dosis dari manusia yang dikonversikan ke mencit
dengan berat badan 20 gram sebesar 0,0026. Maka untuk mencit 20 gram
diberikan:
5,6.10-3 x 0,0026 = 1,456.10-5 g/20 g BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dosis Loperamid yang diberikan pada mencit
1000 x 1,456.10-5 g/20 g BB = 7,28.10-4 g/ kg BB 20
Volume pemberian pada hewan uji (mencit) 0,2 ml/20 gram BB (Anonim, 1991).
Maka konsentrasi larutan Loperamid yang dibutuhkan :
D x BB = C x V
7,28.10-4 g/ kg BB x 0,02 kg = C x 0,2 ml
C = 7,28.10-5 g/ml = 7,28.10-3 g/100 ml
Total serbuk yang diambil = tabletberattotalxloperamidkandungantotal
dibutuhkanyangloperamidtotal
= gxx 372.00222.102.01028.7 3
=−
Sehingga ditimbang 0,372 gram loperamid dalam 100 ml CMC Na 1%.
d. Pembuatan larutan fisiologik 0,9 %
Larutan fisiologik dibuat dengan menimbang 0,9 gram NaCl
kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Proses pelarutan dibantu dengan
pengadukan supaya serbuk NaCl lebih cepat larut.
e. Pembuatan suspensi marker
Dalam penelitian ini dibutuhkan marker yang terdiri dari suspensi
Gom Arab 20% yang diwarnai hitam dengan karbo adsorben 5 %. Oleh sebab
itu, dalam pembuatan marker dilakukan pembuatan dua macam larutan, yaitu:
1) Suspensi Gom Arab 20%
Suspensi Gom Arab dibuat dengan menimbang 10 gram Gom Arab.
Kemudian dilarutkan dengan sedikit aquadest dan dituangkan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
labu takar volume 50 ml. Proses pelarutan dibantu dengan pengadukan
yang cepat dan sesering mungkin untuk menghindari penggumpalan Gom
Arab. Selanjutnya volume labu takar ditambah dengan aquadest hingga
mencapai 50 ml.
2) Karbo adsorben 5%
Karbo adsorben dengan konsentrasi 5% dibuat dengan menimbang 2,5
gram karbo adsorben kemudian dilarutkan dalam 50 ml aquadest. Proses
pelarutannya dibantu dengan pengadukan secukupnya.
Selanjutnya suspensi Gom Arab 20% tersebut dicampur dengan larutan
karbo adsorben 5% kemudian digunakan sebagai marker.
4. Penentuan daya antidiare
Setelah 65 menit perlakuan, mencit dikorbankan dengan cara dislokasi
tulang leher. Usus dikeluarkan dengan hati-hati. Panjang usus yang dilalui marker
mulai dari pylorus sampai ujung akhir yang berwarna hitam diukur. Demikian
pula panjang usus seluruhnya dari pilorus sampai rektum.
Kemudian dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap
panjang usus seluruhnya. Apabila nilai rasio kelompok uji lebih kecil
dibandingkan dengan rasio kelompok kontrol negatif maka sari buah salak pondoh
memang mempunyai daya antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5. Perhitungan daya antidiare
Daya antidiare sari buah salak pondoh ditunjukkan dengan
membandingkan (rasio) panjang usus yang dilalui marker norit terhadap panjang
usus seluruhnya. Misalnya, panjang usus yang dilalui marker norit dilambangkan
dengan A dan panjang usus seluruhnya dilambangkan dengan B. Maka daya
antidiare (Ad) sari buah salak pondoh dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ad = x 100%
6. Seleksi hewan uji
Dalam penelitian ini, mencit yang digunakan adalah mencit putih betina
galur lokal yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Pada
penelitian ini di gunakan hewan uji sebanyak 78 ekor yang terbagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok orientasi sebanyak 18 ekor dan kelompok perlakuan
sebanyak 60 ekor. Semua hewan yang digunakan dalam penelitian ini mendapat
perlakuan yang sama dalam hal kandang, pakan dan minum. Sebelum digunakan
untuk pengujian, hewan uji yang akan digunakan dipuasakan terlebih dahulu
selama 18-24 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja.
7. Perlakuan terhadap hewan percobaan
Dalam penelitian ini, hewan uji yang digunakan untuk perlakuan
sebanyak 60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan
yang terdiri dari kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok
CMC Na, kelompok uji dosis I, II, dan III masing-masing 10 ekor. Pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sediaan dilakukan dengan cara per oral. Kelompok kontrol negatif menerima
larutan fisiologik NaCl 0,9%, kelompok uji menerima sari buah salak pondoh
dengan dosis I (12,5 ml/kg BB mencit), II (25 ml/kg BBg/kgBB mencit), III (50
ml/kg BBmencit) dan kelompok kontrol positif menerima loperamid pada dosis
7,28 x 10-4g/kg BB. Setelah t = 45 menit semua hewan diberikan suspensi marker
karbo adsorben sebanyak 0,2 ml/20 gram BB secara oral. Pada t = 65 menit,
semua hewan dikorbankan secara disoklasi tulang leher. Usus dikeluarkan secara
hati-hati, sampai teregang. Panjang usus yang dilalui norit mulai dari pylorus
sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur. Demikian pula panjang seluruh usus
dari pylorus sampai rectum dari masing-masing hewan. Kemudian dari masing-
masing hewan dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap panjang
usus seluruhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
8. Skema kerja
60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan. Setiap
kelompok perlakuan terdiri atas 10 ekor mencit yang dipelihara pada kondisi
yang sama.
Hewan percobaan dipuasakan makan selama lebih kurang 18 jam, minum tetap
diberikan.
Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara rawu, kelompok kontrol
positif, kelompok CMC Na, kelompok kontrol negatif, kelompok uji dengan
dosis I (12,5 ml/kg BB g/kgBB mencit) ,II (25 ml/kg BBg/kgBB mencit), III (50
ml/kg BBg/kgBB mencit) masing-masing 10 ekor.
pada t 45 menit berikan 0,2 ml suspensi marker
pada t 65 menit korbankan mencit dengan dislokasi tulang leher dan bedah
keluarkan usus dengan hati-hati, regangkan pelan-pelan ukur panjang usus yang
dilalui marker norit dari pilorus hingga ujung akhir yang berwarna hitam (A)
ukur panjang usus seluruhnya dari pilorus sampai rektum (B)
hitung rasionya (A: B), hitung rata-ratanya
Gambar 1. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok uji.
Selanjutnya nilai rata-rata rasio A dan B dari masing-masing kelompok
dibandingkan satu dengan yang lainnya (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang diperoleh berupa nilai ratio A dibanding B dari tiap
kelompok. Dihitung nilai rata-rata rasio A dan B pada tiap-tiap kelompok. Nilai
rata-rata tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif, kelompok uji I, II dan III.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan metode Anova.
Bila nilai rasio kelompok uji lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas antidiare. Sebaliknya, bila
rasio kelompok uji lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas laksansia atau antispasmotidik. Pada
penelitian ini digunakan taraf kepercayaan 95% (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Kebun Obat
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Determinasi tanaman dilakukan untuk
memastikan kebenaran identitas tanaman yang digunakan sebagai sampel, yaitu
Salacca edulis Reinw. serta untuk menghindari kesalahan tanaman yang
digunakan. Ciri hkas yang terdapat dalam tanaman salak di determinasi dengan
buku Flora (Steenis, 1992).
Kunci determinasi tanaman salak (Salacca edulis Reinw) adalah sebagai
berikut:
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7a - 8b
21…………………………………………………………….……..Fam. Palmae
1b - 3b - 4a
5b………………………………….………………………………Salacca edulis
Dari hasil determinasi diketahui bahwa tanaman yang digunakan adalah
salak (Salacca edulis Reinw.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Penetapan Daya Antidiare
Pada penelitian daya antidiare sari buah salak pondoh ini digunakan
metode transit intestinal dengan pemberian larutan kontrol maupun larutan uji
dengan cara oral. Penulis memilih metode ini karena metode transit intestinal
sangat mudah dikerjakan dengan hasil yang cukup akurat.
Daya antidiare pada penelitian ini ditetapkan dengan penghitungan rasio
panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (B) terhadap panjang usus
seluruhnya (A). Nilai rasio panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (B)
terhadap panjang usus seluruhnya (A) tiap kelompok yaitu kontrol positif
(pembanding), kelompok CMC Na 1%, kontrol negatif, kelompok dosis I,
kelompok dosis II dan kelompok dosis III, kemudian dirata-rata. Hasil rata-rata
rasio tiap kelompok tersebut kemudian dibandingkan.
Apabila rasio panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (B)
terhadap panjang usus seluruhnya (A) mempunyai nilai yang kecil di bandingkan
dengan kontrol negatif maka senyawa tersebut memiliki aktifitas sebagai
antidiare. Sehingga bila pada mencit yang diberi perlakuan sari buah salak pondoh
memiliki nilai ratio yang lebih kecil daripada kelompok kontrol negatif maka sari
buah salak pondoh menunjukkan aktifitas sebagai antidiare.
Nilai rata-rata rasio kelompok perlakuan yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif disebabkan karena jarak yang ditempuh marker
karbo adsorben di dalam usus mencit semakin pendek dengan adanya pemberian
sari buah salak pondoh. Hal ini terjadi karena kandungan tanin yang ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sari buah salak pondoh dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk
lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan menyebabkan sekresi
elektrolit dan air terhambat. Selain itu tanin juga mempunyai kemampuan sebagai
spasmolitik yang mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Dengan terhambatnya sekresi elektrolit dan air yang
berlebih dalam saluran pencernaaan tersebut serta gerak peristaltik usus yang
berkurang maka menyebabkan karbo adsorben akan sulit bergerak di dalam usus
sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben semakin pendek.
1. Penentuan kontrol positif
Sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan
penentuan senyawa yang sesuai untuk digunakan sebagai kontrol positif. Kontrol
positif berfungsi sebagai pembanding hasil penelitian sampel yang diuji. Kontrol
positif yang digunakan sebaiknya adalah senyawa yang benar-benar atau telah
terbukti mempunyai efek sebagai antidiare. Selain itu, pemilihan kontrol positif
juga harus disesuaikan dengan metode uji yang digunakan, mekanisme kerja dari
kontrol positif yang digunakan sebaiknya sesuai dengan mekanisme kerja dari
metode uji yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan metode transit intestinal. Cara kerja dari
metode ini didasarkan pada salah satu patofisiologi terjadinya diare, yaitu
perubahan motilitas intestinal. Oleh karena itu, kontrol positif yang digunakan
sebaiknya juga menunjukkan mekanisme kerja yang sama pula yaitu perubahan
motilitas intestinal. Loperamid HCl adalah kontrol positif yang disarankan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
penelitian dengan menggunakan metode transit intestinal (Anonim, 1991), karena
Loperamid HCl juga menunjukkan mekanisme perubahan motilitas intestinal.
2. Orientasi percobaan
Orientasi yang dilakukan adalah orientasi dosis pemberian sari buah
salak pondoh. Orientasi dosis pemberian sari buah salak pondoh dilakukan untuk
mengetahui dosis yang dapat menunjukka aktivitas sebagai antidiare pada hewan
uji. Orientasi dilakukan terhadap 18 ekor mencit putih betina yang memenuhi
persyaratan percobaan. Tiga ekor mencit mewakili satu kelompok perlakuan, yaitu
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelopok CMC Na, kelompok dosis I,
dosis II dan dosis III.
Pada orientasi ini dilakukan penelitian sesuai dengan cara kerja yang
sudah ditentukan yaitu dengan metode transit intestinal untuk mengetahui daya
antidiare dari larutan kontrol negatif, kontrol positif dan sari buah salak pondoh
dalam berbagai peringkat dosis. Hewan uji dalam orientasi ini dibagi dalam enam
kelompok sebagai berikut : kelompok kontrol negatif diberi perlakuan berupa
pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% sebanyak 0,2 ml/20 gram BB; kelompok
kontrol positif (pembanding) diberi perlakuan berupa pemberian larutan
Loperamid HCl dalam CMC Na sebanyak 0,2 ml/20 gram BB dengan dosis 7,28 x
10-4 g/kg BB; kelompok pembanding kontrol positif diberi CMC Na 1% sebanyak
0,2 ml/20 gram BB; kelompok perlakuan I diberi sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB; kelompok perlakuan II
diberi sari buah salak pondoh konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BB;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kelompok perlakuan III diberi sari buah salak pondoh konsentrasi 1,2646 g/ml
dengan dosis 50 ml/kg BB.
Data panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben, panjang usus
seluruhnya dan rasio hasil orientasi dapat dilihat pada tabel 1 berikui ini:
Tabel III. Hasil orientasi kontrol negatif, kontrol positif , CMC Na dan sari buah salak pondoh dengan metode transit intestinal
Perlakuan Χ ratio ± SE Χ daya ± SE
I 0,5300 ± 1,63 x 10-2 0,58 ± 1,15 x 10-2
II 0,3100 ± 8,16 x 10-3 1,00 ± 5,77 10-3
III 0,4933 ± 9,43 x 10-3 0,63 ± 6,67 10-3
IV 0,4533 ± 1,69 x 10-2 0,68 ± 1,20 10-2 V 0,3633 ± 1,25 x 10-2 0,85 ± 8,82 10-3
VI 0,2367 ± 4,71 x 10-3
1,31 ± 3,33 10-3
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. Χ ratio ± SE : rata-rata ratio tiap kelompok Χ daya ± SE : rata-rata daya tiap kelompok
Melihat data hasil orientasi tersebut, dapat diketahui rata-rata rasio dan
rata-rata daya antidiare tiap kelompok perlakuan. Rata-rata ratio antidiare NaCl
fisiologik 0,9% adalah 0,53; kontrol positif dengan pemberian larutan loperamid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
HCl dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB adalah 0,31; pembanding CMC
Na adalah 0,49. Terlihat bahwa rasio loperamid HCl lebih kecil bila dibandingkan
dengan NaCl fisiologik 0,9% maupun bila dibandingkan dengan CMC Na, data
ini berarti bahwa loperamid HCl menunjukkan aktifitas sebagai antidiare.
Selanjutnya rata-rata ratio kelompok perlakuan dosis I, II dan III berturut-turut
adalah 0,45; 0,36 dan 0,24. Terlihat bahwa rasio sari buah salak pondoh dosis I, II
dan III lebih kecil bila dibandingkan dengan NaCl fisiologik 0,9%, data ini juga
menunjukkan bahwa sari buah salak pondoh dosis I, II dan III mempunyai
aktifitas sebagai antidiare. Dari data tersebut juga diketahui rasio dosis III lebih
kecil bila dibandingkan dengan Loperamid HCl, berarti daya antidiare salak
pondoh dosis III lebih besar dari loperamid HCl.
Pada pelaksanaan penelitian selanjutnya digunakan cara kerja yang sama
seperti yang telah dilakukan pada orientasi percobaan. Dari hasil orientasi tersebut
peringkat dosis telah menunjukkan aktifitas antidiare sehingga digunakan
peringkat dosis seperti pada orientasi tersebut yaitu 12,5 ml/kg BB; 25 ml/kg
BBg/kg BB dan 50 ml/kg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Pengujian Daya Antidiare
Tabel IV. Daya antidiare kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok CMC Na 1% dan kelompok perlakuan dengan metode transit intestinal.
Kelompok Jumlah (ekor) Χ ratio ± SE Χ daya ± SE
I 10 0,5370 ± 0,0122 0,58 ± 0,0122
II 10 0,3130 ± 0,0121 1,00 ± 0,0121
III 10 0,4880 ± 0,0119 0,64 ± 0,0135
IV 10 0,4570 ± 0,0374 0,68 ± 0,0409 V 10 0,3740 ± 0,0196 0,84 ± 0,0196 VI
10
0,2310 ± 0,0198
1,35 ± 0,0198
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. Χ ratio ± SE : rata-rata ratio antidiare tiap kelompok.
Adapun data panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben A)
terhadap panjang usus seluruhnya (B), serta angka rasio A dan B serta rata-ratanya
untuk semua kelompok tersaji pada lampiran.
Setiap kelompok menggunakan 10 ekor mencit. Hasil penelitian pada
kelompok kontrol negatif memperlihatikan bahwa besarnya daya antidiare larutan
NaCl fisiologik 0,9% adalah 58%. Kelompok kontrol positif dengan pemberian
loperamid HCl dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB besarnya daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
antidiare adalah 69%. Kelompok CMC Na 1% besarnya daya antidiare adalah
100%.
Kelompok perlakuan dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga peringkat
dosis. Pada ketiga kelompok digunakan sediaan yang sama yaitu sari buah salak
pondoh namun setiap kelompok mendapat perlakuan dosis yang berbeda-beda.
Tiga peringkat dosis yang digunakan adalah merupakan peringkat dosis yang telah
diuji pada orientasi percobaan dan memiliki daya antidiare yang diharapkan.
Kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh konsentrasi
1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB memiliki daya antidiare sebesar 68%.
Kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB memiliki daya antidiare sebesar
84%. Kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi 1,2646
g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB memiliki daya antidiare sebesar 135%.
Sampel uji mempunyai daya antidiare jika nilai rasio panjang usus yang
dilewati marker karbo adsorben (A) terhadap panjang usus (B) mempunyai nilai
yang lebih kecil dari kelompok kontrol negatif. Dari data yang diperoleh diketahui
bahwa kelompok perlakuan menggunakan sari buah salak pondoh memiliki daya
antidiare karena memiliki nilai rasio yang lebih kecil dibandingkan dengan rasio
kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan fisiologik NaCl 0,9%.
Rasio kontrol negatif yaitu NaCl fisiologik 0,9% menunjukkan nilai rasio
yang paling besar dari semua kelompok yaitu sebesar 0,5370. Hal ini disebabkan
NaCl fisiologik 0,9% tidak dapat membentuk lapisan selaput lendir usus, sehingga
selaput lendir usus tidak menciut, sekresi elektrolit dan air tetap lancar. NaCl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
fisiologik 0,9% juga tidak mempunyai kemampuan sebagai spasmolitik sehingga
tidak mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus
tidak berkurang. Hal tersebut menyebabkan karbo adsorben akan tetap bergerak
lancar di dalam usus sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben
semakin panjang, dan menghasilkan rasio yang besar.
Dari hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan perbedaan jarak
yang ditempuh oleh karbo adsorben karena kemampuan karbo adsorben bergerak
berbeda-beda, juga disebabkan oleh perbedaan kemampuan daya antidiare
senyawa yang diberikan.
Hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif memperlihatkan bahwa
rasio rata-rata larutan NaCl fisiologik 0,9% adalah 0,5370. Kelompok kontrol
positif dengan pemberian loperamid HCl dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg
BB besarnya rasio rata-rata adalah 0,3130. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kontrol positif yang digunakan yaitu loperamid HCl memiliki kemampuan sebagai
antidiare karena rata-rata nilai rasio yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
dengan nilai rasio dari kelompok kontrol negatif. Oleh karena loperamid HCl
memiliki kemampuan menghambat sekresi cairan elektrolit dan gerakan
peristaltik pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan gerak karbo adsorben
di dalam usus terhambat sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben
semakin pendek, dan menghasilkan rasio yang kecil.
Pada kelompok perlakuan dengan pemberian sari buah salak pondoh
peringkat dosis I, dosis II dan dosis III menunjukkan nilai rata-rata rasio berturut-
turut sebesar 0,4570; 0,3740 dan 0,2310. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
buah salak pondoh memiliki kemampuan sebagai antidiare karena rata-rata nilai
rasio yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan nilai rasio dari kelompok
kontrol negatif. Hal ini terjadi karena kandungan tanin yang ada dalam sari buah
salak pondoh dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan,
sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan menyebabkan sekresi elektrolit
dan air terhambat. Selain itu tanin juga mempunyai kemampuan sebagai
spasmolitik yang mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Dengan terhambatnya sekresi elektrolit dan air yang
berlebih dalam saluran pencernaaan tersebut serta gerak peristaltik usus yang
berkurang maka menyebabkan karbo adsorben akan sulit bergerak di dalam usus
sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben semakin pendek.
Untuk mempertegas hasil yang didapatkan maka dilakukan uji statistik
dengan menggunakan uji Anova satu arah. Dipilih uji Anova satu arah karena
variabel bebas pada penelitian ini hanya ada satu yaitu dosis sari buah salak
pondoh. Namun sebelum melakukan uji Anova satu arah harus dilakukan uji
distribusi sampel dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov dengan taraf
kepercayaan 95% dan uji variansi karena syarat dibunakannya uji Anova satu arah
adalah hasil harus terdistribusi normal dan variansinya sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil distribusi sampel dengan Kolmogorov Smirinov disajikan pada tabel
berikut:
Tabel V. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov.
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic df Sig. ratio negatif .232 10 .136 positif .160 10 .200* CMC Na .224 10 .168 dosis1 .177 10 .200* dosis2 .171 10 .200* * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Pengujian distribusi menggunakan Kolmogorov Smirnov suatu
sampel dikatakan terdistribusi normal jika nilai significancy untuk masing-masing
kelompok > 0,05 (p > 0,05). Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua
kelompok perlakuan nilai significancy-nya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05)
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sampel terdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji variansi untuk melihat apakah ada perbedaan
variansi tiap kelompok. Hasil uji variansi dengan SPSS tersaji pada tabel berikut:
Tabel VI. Hasil uji varians antar kelompok perlakuan.
Test of Homogeneity of Variances rasio
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.373 5 54 .051
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dari hasil uji variansi data menunjukkan bahwa nilai significancy 0,051 (p
> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kelompok
data yang dibandingkan atau dengan kata lain variansi data adalah sama.
Dari hasil uji distribusi sampel dengan menggunakan Kolmogorov
Smirinov dengan taraf kepercayaan 95% dan uji variansi telah yaitu hasilnya
terdistribusi normal dan variansinya sama, maka dapat dilanjutkan dengan uji
Anova satu arah.
Hasil uji Anova satu arah menunjukkan angka signifikan kurang dari 0,05
(p < 0,05) diantara kelompok uji pada penelitian ini. Angka signifikan kurang dari
0,05 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna diantara kelompok uji
(kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, CMC Na dan kelompok
perlakuan) berdasarkan perhitungan rasio A dan B. Data selengkapnya dari
perhitungan Anova dapat dilihat pada lampiran.
Tabel VII. Hasil anova satu arah daya antidiare sari buah salak pondoh antar kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selanjutnya dari perhitungan Anova tersebut dilanjutkan dengan uji post
hoc. Uji ini dilakukan untuk mempertegas hasil perhitungan Anova yang telah
dilakukan. Yang terpenting dilihat signifikan perbandingan rata-rata rasio pada
keenam kelompok uji. Apabila dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikan
kurang dari 0,05 (p<0,05) maka terdapat perbedaan yang bermakna diantara
kelompok uji. Namun bila hasil dari perhitungan diperoleh nilai signifikan lebih
dari 0,05 (p>0,05) maka terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Data lengkap
mengenai hasil perhitungan uji LSD dapat dilihat pada lampiran.
Tabel VIII. Rangkuman hasil LSD daya antidiare sari buah salak pondoh
Kelompok Signifikan bila dibandingkan dengan kelompok
I II III IV V VI I .000bb .561btb .088btb .000bb .000bb
II .000bb .000bb .000bb .317btb .054btb
III .561btb .000bb .897btb .004bb .000bb
IV .088btb .000bb .897btb .070btb .000bb
V .000bb .317btb .004bb .070btb .000bb
VI .000bb .054btb .000bb .000bb .000bb
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. bb : menunjukkan perbedaan yang bermakna bila angka signifikan kurang
dari 0,05 (p<0,05) btb : menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna bila angka signifikan
lebih dari 0,05 (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari data yang tersaji pada tabel menunjukkan bahwa hasil penelitian daya
antidiare dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% (kontrol negatif)
menunjukkan angka signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05) untuk kontrol positif,
dosis II dan dosis III. Artinya perbandingan daya antidiare yang ditunjukkan oleh
NaCl fisiologik 0,9% terhadap daya antidiare loperamid dan sari buah salak
pondoh dosis II dan dosis III adalah berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% tidak menunjukkan daya antidiare.
Sedangkan perlakuan kontrol positif dengan pemberian loperamid dan perlakuan
dengan pemberian sari buah salak pondoh dosis II dan dosis III benar-benar
memiliki daya sebagai antidiare. Kelompok perlakuan dosis I menunjukkan angka
signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,088 artinya terdapat perbedaan tidak
bermakna antara kontrol negatif dan perlakuan dosis I sehingga dapat disimpulkan
bahwa sari buah salak pondoh dosis I tidak memiliki daya antidiare.
Dari data yang tersaji pada tabel menunjukkan bahwa hasil penelitian daya
antidiare dengan pemberian larutan loperamid HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB
menunjukkan angka signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05) yang berarti adanya
perbedaan bermakna untuk kontrol negatif, CMC Na 1% dan perlakuan dosis I.
Perbedaan yang bermakna ini diartikan bahwa kedua hasil dinyatakan berbeda
karena menunjukkan besarnya daya antidiare yang berbeda. Sedangkan angka
signifikan loperamid HCl menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna terhadap
perlakuan dosis II dan perlakuan dosis III. Perbedaan tersebut tidak bermakna
sehingga dapat dikatakan bahwa daya antidiare perlakuan dosis II dan dosis III
dengan kelompok kontrol positif adalah hampir sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari data besarnya daya antidiare masing-masing kelompok atau hasil
perhitungan rasio panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben (A)
terhadap panjang usus seluruhnya (B) dapat digambarkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik rata-rata rasio panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben terhadap panjang usus seluruhnya.
Dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa sari buah salak pondoh dosis
II dan dosis III memiliki daya antidiare. Daya antidiare yang ditunjukkan oleh sari
buah salak pondoh dosis II dan dosis III disebabkan oleh adanya tanin yang
terkandung dalam sari buah salak pondoh. Kandungan tanin yang ada dalam sari
buah salak pondoh dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan,
sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan menyebabkan sekresi elektrolit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan air terhambat. Selain itu tanin juga mempunyai kemampuan sebagai
spasmolitik yang mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Penelitian ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut
apakan hanya senyawa tanin yang memiliki daya antidiare dalam sari buah salak
pondoh.
D. Rangkuman Pembahasan
Penelitian ini menggunakan metode transit intestinal. Sejumlah hewan uji
yaitu mencit putih betina dibagi secara acak dalam enam kelompok perlakuan,
masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit. Kelompok perlakuan
tersebut yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok
CMC Na 1% dan tiga kelompok dosis. Kontrol negatif yang digunakan adalah
larutan NaCl fisiologik 0,9%. Sedangkan kontrol positif menggunakan larutan
loperamid HCl dalam CMC Na 1% dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB. Kelompok
perlakuan sari buah salak pondoh dengan peringkat dosis yaitu 12,5 ml/kg BB; 25
ml/kg BBg/kg BB dan 50 ml/kg BB. Semua kelompok diberi perlakuan yang
sama sesuai hasil orientasi.
Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah panjang usus yang
dilalui marker karbo adsorben (A) dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya
(B). Hasil perhitungan rasio keduanya adalah merupakan besarnya daya antidiare
yang ditunjukkan oleh senyawa yang diujikan. Senyawa uji dikatakan mempunyai
daya antidiare apabila nilai rasio A dan B lebih kecil daripada nilai rasio
kelompok kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dari hasil penelitian, kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah
salak pondoh dosis 25 ml/kg BBg/kg BB dan kelompok perlakuan III dengan sari
buah salak pondoh dosis 50 ml/kg BB menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna dengan larutan kontrol positif sehingga dapat dikatakan bahwa daya
antidiare perlakuan dosis II dan dosis III dengan kelompok kontrol positif adalah
hampir sama.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah salak pondoh
memiliki daya antidiare. Sari buah salak pondoh dosis 12,5 ml/kg BB memiliki
daya antidiare sebesarb68%. Sari buah salak pondoh dosis 25 ml/kg BBg/kg BB
memiliki daya antidiare sebesar 84%. Sari buah salak pondoh dosis 50 ml/kg BB
memiliki daya antidiare sebesar 135%. Hasil penelitian juga menunjukkan
semakin tinggi dosis semakin besar pula daya antidiare yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sari buah salak pondoh mempunyai daya antidiare.
2. Daya antidiare sari buah salak pondoh dosis 12,5 ml/kg BB; 25 ml/kg BBg/kg
dan 50 ml/kg BB yaitu 68%, 84%, 135%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaikya perlu dilakukan
penelitian-penelitian lebih lanjut, misalnya:
1. Penggunaan buah salak pondoh yang muda yaitu yang belum siap panen
sebagai bahan penelitian.
2. Penggunaan metode penelitian selain metode transit intestinal.
3. Penelitian lebih lanjut senyawa apa saja dalam buah salak pondoh yang dapat
digunakan sebagai antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PUSTAKA
Ajizah, 2004, Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun
Psidium Guajava L., Bioscientiae, volume pertama, 31-38 Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka-Penapisan
Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 23-25, 111, 179-185, Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta
Anonim, 1994, Daftar Obat di Indonesia, edisi 9, 468, 902, Grafidian Jaya,
Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 2005, World Health Organization (Who) Guidelines On Treatment Of Diarrhea (2005), who_guidelines.asp.htm, diakses tanggal1 Juli 2009
Anonim, 2007, Salak Prospek Agribisnis dan Teknik Usaha Tani, cetakan ke-6, 74, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Anonim, 2008, Salacca edulis Reinw,
http://free.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-256.pdf , diakses tanggal 24 Oktober 2008
Anonim, 2008, World Gastroenterology Organisation Practice Guideline: Acute
Diarrhea, http://www.worldgastroenterology.org/assets/downloads/en/pdf/guidelines/01_acute_diarrhea.pdf, diakses tanggal 1 Juli 2009
DiPiro, J.T and Longe, R. L., 1997, Diarhea and Constipation, in DiPiro, J. T.,
Talbrt, R. t., Yee, G. C., Matzake, G. R., Well, B. G., Posey, L. M., (eds), Pharmacoteraphy, A Phatophysiologic Approach, Third Edition, 2125-2141, Appleton and Lange, Stamford
Djamhuri, A., 1995, Sinopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik dan
Perawatan, edisi 1, cetakan III, 101, Penerbit Hipokrates, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dollery, S. C., 1991, Therapeutic Drugs, volume 2, Churchill Livingstone Edinburgh, London
Firdaus, 1997, Etiologi Diare karena Infeksi di Indonesia, Medika, edisi 23 tahun
I, 41-44 Heinrich, 2004, Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapy, 199, Churchill Livingstone,
New York
Longe, R.L, 2005, Diarrhea, dalam Handbook of Nonprescription Drugs, 14th ed., 405-431, American Pharmacist Association, Washington D.C.
Markum, 1999, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Masduki I, 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap
S. aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran 109 : 21-24. Mills, S. and Kerry, B., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy: Modern
Herbal Medicine, 34-37, 68-70, Churcill Livingstone Mutschler, E., 1986, Arzneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Widianto dan
Ranti, edisi 5, 521, Penerbit ITB, Bandung Soenarto, Y., 1993, Tatalaksana Kasus Diare Akut pada Anak dalam Pemakaian
Obat pada Anak, Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas GAdjah Mada, Yogyakarta
Sugiyanto, 1997, Penatalaksanaan Diare pada Malnutrisi, Medika, edisi 23 tahun
1, 35-40 Suharyono, 1991, Diare Akut Klinik dan Laboratorik, PT Rineka Cipta, Jakarta Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan
dan Efek-efek Sampingnya, cetakan pertama, edisi kelima, PT. Elexmedia Komputindo Keluarga Gramedia, Jakarta
Van Steenis, C. G. G. J., 1992, Flora, cetakan ke-6, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta. Widjaja, M. C., 2002, Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita, Cetakan I,
Kawan Pustaka, 4-10, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 1: Penimbangan bahan.
Volume pemberian pada hewan uji (mencit) 0,2 ml/20 g BB. Maka konsentrasi
larutan Loperamid yang dibutuhkan :
D x BB = C x V
7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg = C x 0,2 ml
C = 7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg 0,2 ml
C = 7,28 x 10-5 g/ml atau 7,28 x 10-3 g/100 ml
Dari perhitungan di atas diketahi bahwa banyaknya Loperamid yang dibutuhkan
adalah 7,28 x 10-3 g dalam 100 ml. Loperamid HCl didapatkan dari tablet X
sebanyak 10 tablet yang tiap tabletnya mengandung 2 mg Loperamid HCl. Berat
serbuk X yang harus diambi dapat dihitung dengan cara:
Berat serbuk yang ditimbang =
= tabletberattotalxloperamidekandunganTotal
dibutuhkanygloperamideTotal ......
...
= 7,28 x 10-3 g/ml x 1,022 g 0,020 g
= 0,372 g
Serbuk sebanyak 0,372 g ini kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest,
sehingga didapatkan loperamid dengan konsentrasi 7,28 x 10-3 g/100ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hasil orientasi kontrol negatif, kontrol positif , CMC Na dan sari buah salak pondoh dengan metode transit intestinal
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. B : panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben. A : panjang usus seluruhnya. B/A : rasio daya antidiare
*. This is a lower bound of the true significance.
Interpretasi data: Jumlah sampel 60 sampel data. Diketahui nilai Significancy dari semua kelompok perlakuan menunjukkan nilainya lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi normal. Maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Anova one way.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI