PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA BUNGA-PAGODA ( Clerodendrum paniculatum L. ) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh: Natalia Indu Maya NIM : 038114058 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filePENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA BUNGA-PAGODA (Clerodendrum paniculatum L. ) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT JANTAN DENGAN METODE
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA BUNGA-PAGODA
( Clerodendrum paniculatum L. ) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT
JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh: Natalia Indu Maya NIM : 038114058
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“Pengetahuan itu seperti angin yang membawa cinta untuk semua. Nubuat pun akan berakhir, kenangan akan dihapus dan pengetahuan akan dimusnahkan, namun yang tersisa adalah cinta yang tersampaikan melalui sebuah pengetahuan.”
(dari seorang Sahabat)
kupersembahkan salah satu karya yang
terbaik ini untuk………
Jesus, my lord
Ayah dan Ibu tercinta
Adikku yang tersayang
Seseorang yang mengisi hatiku
dan Almamaterku…………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
bahwa oleh karena rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda (Clerodendrum paniculatum
L.) Terhadap Waktu Tidur Mencit Jantan dengan Metode Potensiasi Narkose“ ini
dengan baik.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis
hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M. Si., Apt, selaku Dekan Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Mulyono, Apt, selaku dosen pembimbing utama skripsi atas segala
dukungan, bimbingan, kritik dan masukkan kepada penulis demi kemajuan
skripsi ini.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes., selaku dosen penguji skripsi atas bantuan
dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
4. Erna Tri Wulandari, M. Si, Apt., selaku dosen penguji skripsi yang juga telah
memberikan bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
5. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., Mas Sigit, dan Mas Andri, atas bantuan
determinasi dan pembuatan herbarium bunga pagoda.
6. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanta, S, Si., S.J., atas bantuannya memberikan
masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental.
8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran, atas segala
bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
9. Ayah, Ibu dan adikku Iksan yang selalu mendukung terutama dukungan moral,
semangat dan kasih sayang selama ini.
10. Sahabatku Dianita Yulianti, atas persahabatan, dan dukungannya.
11. Setiya Adhi Nugraha atas kasih sayang, dukungan, penyertaan, dan
perhatiannya.
12. Rekan kerjaku Oliv dan Evelin terimakasih atas kerjasamanya.
13. Teman-teman seperjuangan di laboratorium, Nia, Siska, Eka, Agnes, Rini
terimakasih atas canda-tawa dan diskusi yang sangat membantu.
14. Teman-teman kelas B terutama kelompok C atas pertemanan, suka dan duka
selama ini.
15. Teman–teman UKM Aikido atas kebersamaan dan hari-hari yang
menyenangkan.
16. Pihak–pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan masukkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembacanya.
Yogyakarta, Januari 2008
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI Penggunaan tanaman bunga pagoda (Clerodendrum paniculatum L.) didalam
masyarakat secara empiris dipercaya mampu memberikan pengaruh menenangkan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh serta besarnya pengaruh penggunaan tanaman bunga pagoda sebagai anticemas.
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah dengan subyek uji mencit jantan galur Swiss. Sebanyak 36 ekor subyek uji dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif CMC-Na 1 %, kelompok II sebagai kontrol positif diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB, kelompok III, IV, V, dan VI sebagai kelompok perlakuan yang dipejani dengan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (EEBBP) dengan dosis 1375 mg/KgBB, 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB, 45 menit kemudian dipejani penginduksi Natrium Tiopental dosis 45,5 mg/kgBB.
Pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur diuji menggunakan metode potensiasi narkose. Data kuantitatif kumulatif perpanjangan waktu tidur (detik) dianalisis dengan uji Kolmogorof-Smirnov, Levene Statistic, dan dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur dengan persentase dari 4 peringkat dosis diatas secara berturut-turut adalah sebesar 15,30; 275,14; 878,03; dan 255,55.
Kata kunci : ekstrak etanol bunga bunga-pagoda, bunga bunga-pagoda
(Clerodendrum paniculatum L. )
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The usage of pagoda flower in the society is empirically trusted to be able to give calming effect. Therefore, the writer is interested to conduct the research to the effect of pagoda flower as antianxiety.
This research was a pure experimental research with complete design of simple randomize design with Swiss groove male mice as the object to be tested. Thirty six mice of the test subject were devided into 6 groups. Each group consisted of 6 mice, they were: group I as the negative control CMC-Na 1 %, group II as a diazepam positive control with dosage of 0,4446 mg/kgBB, group III, IV, V, and VI as the groups which were injected with ethanol extract of the flower of pagoda flower (EEFPF) with the dosage of 1375 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB , 2857 mg/kgBB, and 4123 mg/kgBB, 45 minutes later were injected with Sodium Thiopental with the dosage of 45,5 mg/kgBB.
The effect of the ethanol extract of the flower of pagoda flower to the sleeping time was tested using narcose potentiation methode. The quantitative sum of the additional sleeping time (second)) data was analyzed using Kolmogorof-Smirnov, Lavene Statistic, and continued using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test with 95% trust ratio. The result of the research showed that the effect of the ethanol extract of the flower of pagoda flower could longer the sleeping time with the percentage of 15,30; 275,14; 878,03; and 255,55 in the 4 ranks of dosage above. Key words : ethanol extract of the flower of pagoda flower, the flower of pagoda
flower (Clerodendrum paniculatum L. )
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v
PRAKATA……………………………………………………………………. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… ix
INTISARI…………………………………………………………………….. x
ABSTRACT……………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xvi
DAFTAR GAMBAR………………………...……………………………….. xviii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xix
BAB I PENGANTAR………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
1. Permasalahan…………………………………………….. 2
2. Keaslian Penelitian……………………………………………… 3
3. Manfaat Penelitian………………………………………………. 3
a. Manfaat Teoritis......................................................................... 3
b. Manfaat Praktis.......................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 4
1. Tujuan Umum…………………………………………………… 4
2. Tujuan Khusus…………………………………………………... 4
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………... 5
A. Uraian Tanaman Bunga Pagoda……………………………………. 5
1. Sistematika Tanaman……………………………………………. 5
2. Sinonim…………………………………………………………. 5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Nama Daerah……………………………………………………. 5
4. Morfologi Tanaman…………………………………………….. 6
5. Kandungan Kimia……………………………………………….. 6
6. Sifat dan Khasiat………………………………………………… 6
B. Ekstrak dan Perkolasi……………………..………………………... 7
1. Ekstrak…………………………………………………………... 7
2. Perkolasi………………………………………………………… 7
C. Ansietas…………………………………………………………….. 9
D. Tidur………………………………………………………………... 9
E. Hipnotik Sedatif……………………………………………………. 10
1. Benzodiazepin…………………………………………………... 13
a. Struktur Kimia Diazepam…………………………………….. 14
b. Mekanisme Kerja Diazepam…………………………………. 14
c. Biotransformasi Diazepam…………………………………… 16
d. Indikasi……………………………………………………….. 17
e. Kontra Indikasi……………………………………………….. 18
2. Barbiturat………………………………………………………... 19
a. Struktur Kimia Natrium Tiopental.......……………………….. 20
b. Farmakologi………………..…………………………………. 21
c. Biotransformasi……………………………………………… 21
d. Indikasi……………………………………………………….. 21
e. Kontra Indikasi……………………………………………….. 21
3. Interaksi Obat.…………………………………………………... 22
a. Interaksi Farmasetis................................................................... 22
b. Interaksi Farmakokinetika......................................................... 23
a. Larutan Pentotal......................................................................... 35
b. Larutan Diazepam..................................................................... 35
c. CMC-Na 1%.............................................................................. 36
d. Suspensi Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda........................ 36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Penetapan Dosis............................................................................ 36 a. Pentotal...................................................................................... 36 b. Diazepam................................................................................... 37 c. Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda........................................ 38 7. Orientasi Waktu............................................................................ 40 a. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah
b. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda......................
40
8. Perlakuan Hewan Uji..................................................................... 41 9. Penentuan Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda.......... 42 10. Tata Cara Analisis Data............................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN…………………….. 44 A. Determinasi Tanaman……………………………………………… 44 B. Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda............................. 45 C. Uji Pendahuluan……………………………………………………. 46 1. Penentuan Kriteria Lama Tidur (durasi) mencit………………… 46 2. Penentuan Dosis Pentotal…………………………................... 46 3. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian
4. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda( EEBBP)...........................
52
5. Penentuan Dosis Diazepam........................................................... 56 6. Penentuan Kontrol Negatif............................................................ 60 D. Pengujian Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda............... 61 BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 68 A. Kesimpulan………………………………………………………… 68 B. Saran………………………………………………………………... 68 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 69 LAMPIRAN…………………………………………………………………... 72 Biografi Penulis……………………………………………………………….. 112
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Penentuan dosis pentotal..................................................... 47
Tabel II Hasil analisis variansi satu arah rata-rata durasi tidur pada
Tabel XVII Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang
waktu pemberian Pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah
pemberian diazepam……………………………………...
82
Tabel XVIII Data lama waktu tidur mencit pada selang waktu
pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kg BB setelah
pemberian ekstrak………………………………………...
85
Tabel XIX Data Jumlah PWT (detik) pada penentuan dosis
diazepam…….……………………………………………
90
Tabel XX Data jumlah PWT (detik) pada pengujian penentuan
kontrol negatif………………………………………….....
93
Tabel XXI Data jumlah PWT mencit pada pengujian seluruh
kelompok………………………………………………….
95
Tabel XXII
Tabel XXIII
Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada
pengujian seluruh kelompok……………………………...
Data persen PWT pada pengujian seluruh
kelompok………………………………………………….
195
104
Tabel XXIV Data potensi relatif ekstrak etanol bunga bunga-pagoda… 111
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Beberapa tempat ikatan pada reseptor GABAA................... 12 Gambar 2 Struktur kimia benzodiazepine………………….………... 13 Gambar 3 Struktur kimia diazepam……………………….…………. 14 Gambar 4 Mekanisme kerja diazepam…………………..................... 15 Gambar 5 Skema biotransformasi dari diazepam…………….……… 17 Gambar 6 Struktur kimia barbiturat..................................................... 19 Gambar 7 Struktur kimia Natrium Tiopental…………………..…….. 20 Gambar 8 Grafik rata-rata waktu tidur pada penentuan dosis
Gambar 9 Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal.........................................
50
Gambar 10 Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal.........................................
54
Gambar 11 Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada penentuan dosis diazepam.....................................................................
58
Gambar 12 Grafik rata-rata waktu tidur mencit pada penentuan kontrol negatif......................................................................
61
Gambar 13 (a) Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur..........
63
(b) Grafik rata-rata persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur..........................................
63
Gambar 14 Tanaman bunga pagoda………………………………….. 73 Gambar 15 (a),(b) unga pagoda.......................................................... 74 Gambar 16 Serbuk bunga pagoda......................................................... 75 Gambar 17 Ekstrak etanol kental bunga bunga-pagoda..................... 75 Gambar 18 Perkolator………………………………………………… 76 Gambar 19 Mencit pada posisi tidur…………………………………. 77 Gambar 20 Bagan skema kerja perlakuan hewan uji......................... 78
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat pengesahan determinasi............................................. 72
Lampiran 2 Foto tanaman bunga pagoda………………………..…..... 73
Lampiran 3 Foto perkolator dan foto mencit pada posisi tidur.............. 76
Lampiran 4 Skema kerja perlakuan hewan uji....................................... 78
Lampiran 5 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan dosis pentotal............................................
80
Lampiran 6 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis
45,5 mg/kgBB setelah pemberian diazepam……………...
82
Lampiran 7 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis
45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak………………..
85
Lampiran 8 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan dosis diazepam sebagai kontrol positif….
90
Lampiran 9 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik
pada penentuan kontrol negatif………...…………………
93
Lampiran 10 Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit dan hasil
analisis statistik pada seluruh kelompok………………….
95
Lampiran 11 Data persen PWT mencit dan hasil analisis statistik pada
seluruh kelompok................................................................
104
Lampiran 12 Hasil perhitungan potensi relatif efek sedatif pemberian
ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dalam empat
peringkat dosis…………………….……………………...
111
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan keadaan tidak menyenangkan yang penyebabnya
belum dapat diketahui secara pasti. Kecemasan merupakan gangguan yang sering
dijumpai dalam masyarakat. Gejala yang sering dijumpai disertai dengan gelisah,
berkeringat, gemetar, jantung berdebar, otot mengalami ketegangan, dan masih
banyak lagi gejala yang muncul (Mycek, Harvey dan Pamela, 1997).
Secara psikologis, wanita lebih banyak menderita kecemasan dibandingkan
pria dengan rasio 2:1 (Kaplan cit., Idrus, 2006). Pertolongan bagi penderita gangguan
ini yaitu pemberian obat penenang (hipnotik sedatif), pemberian obat penenang
bertujuan untuk menidurkan penderita gangguan kecemasan.
Berdasarkan gejala – gejala yang menyertai gangguan kecemasan, proses
tidur diperlukan untuk mengembalikan fungsi tubuh menjadi normal. Proses tidur
pada manusia dimulai dengan kehilangan kesadaran (kantuk), kemudian
memejamkan mata dalam jangka waktu tertentu (dalam keadaan tidak sadarkan diri).
Semakin meningkatnya penggunaan obat sedatif (senyawa kimia),
masyarakat perlu menyadari bahwa pengggunaan senyawa kimia secara terus
menerus mampu memberi dampak buruk bagi tubuh. Dewasa ini, pengobatan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
alternatif sudah berkembang, sehingga memberikan alternatif pilihan pada
penanganan gangguan kecemasan.
Penggunaan tanaman bunga pagoda (Clerodendrum paniculatum L.)
didalam masyarakat secara empiris dipercaya mampu memberikan pengaruh hipnotik
sedatif sebagai anticemas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penggunaan tanaman bunga pagoda sebagai anticemas. Secara
khusus penulis akan meneliti pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap
waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi narkose, sehingga diharapkan
mampu memberikan efek tidur secara optimal.
Pemilihan sediaan berupa ekstrak etanol diharapkan mampu memperoleh
semua kandungan kimia yang terdapat dalam bunga bunga-pagoda. Metode
potensiasi narkose dipilih, karena metode ini merupakan penelitian pendahuluan yang
dapat menginduksi tidur.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. apakah pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur
dengan menggunakan metode potensiasi narkose ?
b. berapakah besar pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda
terhadap waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi narkose
secara optimum ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan oleh penulis,
penelitian mengenai pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap
waktu tidur mencit jantan dengan menggunakan metode potensiasi narkose
belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya dalam pemanfaatan dan
pendayagunaan obat tradisional.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai kebenaran, pengobatan anticemas ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda terhadap waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi
narkose kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran pengaruh
pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur dengan
menggunakan metode potensiasi narkose sebagai anticemas.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini dikerjakan untuk mendapatkan bukti bahwa pengaruh
pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur dengan
menggunakan metode potensiasi narkose dapat memberikan pengaruh
anticemas secara optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman Bunga Pagoda
1. Sistematika Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendrum
Spesies : Clerodendrum paniculatum L.
(Backer, dan Bakhuizen van den Brink, 1965; Backer, dan Bakhuizen van den
Brink, 1968; Anonim, 1997)
2. Sinonim
C. kaempferi (Jacq.) Sleb. (Nagai, 1986)
3. Nama Daerah
Nama daerah Bali: senggugu, tumbak raja (Nagai, 1986)
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1b-2b-7b-9b-10a- ( 11.a…………………….……. Clerodendrum paniculatum L.)
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Metode yang digunakan untuk memperoleh ekstrak bunga bunga-pagoda
adalah perkolasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70%. Penggunaan etanol 70%
dipilih karena diharapkan dapat melarutkan senyawa-senyawa anti cemas yang
terkandung di dalam bunga bunga-pagoda, yaitu flavonoid, dan alkaloid.
Serbuk bunga bunga-pagoda sebanyak 150 g dibasahi dengan etanol 70% di
dalam erlenmeyer selama 24 jam dalam bejana tertutup. Selama serbuk dibasahi,
cairan penyari dapat masuk ke dalam sel dan melarutkan zat-zat aktif sel yang dilalui
sampai mencapai keadaan jenuh. Dengan adanya proses pembasahan, aliran cairan
penyari tidak akan mengalami hambatan dan dapat menembus serbuk dengan
sempurna.
Kemudian serbuk yang telah dibasahi dipindahkan ke dalam perkolator dan
dituangi etanol 70% secukupnya sampai menetes dan masih terdapat selapis cairan
etanol di atas simplisia. Kran perkolator dibuka dan kecepatan penetesan etanol
adalah 1-3 ml/menit, tidak terlalu cepat ataupun lambat, tujuannya agar proses
penyarian dapat berlangsung optimal. Pada proses perkolasi, cairan penyari yang
terus-menerus baru dapat menyebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi sehingga
zat aktif dapat tersari lebih sempurna. Selama proses perkolasi berlangsung, tinggi
etanol di atas permukaan serbuk ± 1-1,5 cm. Perkolasi dihentikan jika perkolat yang
diperoleh sudah tidak berwarna lagi. Perkolat yang didapat kemudian dipekatkan
dengan vacum evaporator untuk mempercepat penguapan etanol. Pemekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dilanjutkan dengan menguapkan sisa etanol di atas waterbath sampai diperoleh
ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh berwarna coklat kehitaman dengan
bobot sebesar 37,75 g (gambar 17.) ).
C. Uji Pendahuluan
1. Penentuan Kriteria Lama Waktu Tidur Mencit
Kriteria lama waktu tidur (detik) dapat diamati ketika mencit mulai
kehilangan reflek balik badan (onset) setelah diinjeksi pentotal secara
intraperitoneal (i.p) hingga mencit bangun. Kehilangan reflek pemulihan tubuh
dapat mulai diamati ketika mencit dapat diterlentangkan (bagian perut menghadap
keatas, dan posisi ke-empat kaki tidak menyentuh styrofoam). Kemudian waktu
dihentikan ketika mencit bangun (kembali ke posisi semula, dan ke-empat kaki
mencit menapak pada styrofoam). Respon yang diberikan mencit tidak akan sama
karena setiap mencit memiliki metabolisme dan kondisi patologis yang berbeda.
2. Penentuan Dosis Pentotal
Penentuan dosis pentotal dilakukan untuk mencari dosis yang dapat
menimbulkan waktu tidur yang singkat. Dalam penelitian ini diberikan 3 variasi
dosis pentotal pada 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit
putih jantan, yaitu dosis 36,4 mg/KgBB, 45,5 mg/KgBB, dan 54,5 mg/KgBB.
Pemberian pentotal dilakukan secara i.p. kemudian dicatat waktu mencit mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tidur (onset) dan lama waktu tidur. Rata-rata waktu tidur (detik) mencit pada
penentuan dosis pentotal dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Penentuan dosis pentotal
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah waktu tidur yang muncul pada penentuan dosis pentotal
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.
Gambar 8. Grafik rata-rata waktu tidur pada penentuan dosis pentotal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin meningkat dosis pentotal
maka waktu tidur yang terjadi juga semakin bertambah. Untuk melihat adanya
perbedaan pada ketiga kelompok tersebut dilakukan analisis variansi satu arah.
Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif waktu tidur pada
penentuan dosis pentotal dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata waktu tidur pada penentuan
dosis pentotal
Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya
adalah 0,63 (p>0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok dosis
tersebut berbeda tidak bermakna, sehingga tidak perlu dilakukan uji Scheffe.
Penelitian ini menggunakan pentotal dosis 45,5 mg/KgBB dikarenakan pada dosis
ini telah dapat menyebabkan semua mencit tidur dengan waktu tidur yang pendek.
3. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal setelah Pemberian Diazepam
Penentuan selang waktu pemberian pentotal dilakukan untuk mengetahui
waktu yang tepat agar diazepam (kontrol positif) dapat memberikan efek yang
optimal. Aksi kerja senyawa tersebut ditunjukkan dengan perpanjangan waktu
tidur (PWT) setelah penambahan pentotal dosis 45,5 mg/kgBB (hasil orientasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada penentuan selang waktu pemberian pentotal ini digunakan
diazepam dosis 10 mg yaitu dosis terapi tertinggi yang lazim digunakan. Dosis ini
kemudian dikonversikan pada mencit menjadi sebesar 1,3 mg/KgBB. Variasi
selang waktu yang diuji adalah 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Rata-
rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan selang waktu
pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian
pentotal dapat pula disajikan dalam grafik pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 9. Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian Pentotal
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dengan selang waktu menit 15, 30, dan 45
mengalami kenaikan, sedangkan pada selang waktu menit ke-60 mengalami
penurunan. Untuk melihat adanya perbedaan pada ke-4 kelompok tersebut
dilakukan analisis variansi satu arah.
Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel IV. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya
adalah 0,014 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ke-empat kelompok
dosis tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk
mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe rata-rata
PWT mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada
Tabel V.
Tabel V. Hasil uji Scheffe rata-rata PWT mencit pada penentuan selang waktu
pemberian pentotal
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok selang waktu pemberian
15 menit tidak berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 30 menit dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
60 menit. Kelompok selang waktu pemberian 30 menit tidak berbeda bermakna
dengan selang waktu pemberian 15 menit, 45 menit dan 60 menit. Kelompok
selang waktu pemberian 45 menit berbeda bermakna dengan selang waktu
pemberian 15 menit dan berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian
30 menit dan 60 menit, sehingga dapat dikatakan bahwa pada selang waktu
pemberian 30 menit, 45 menit dan 60 menit memberikan hasil yang sama.
Perpanjangan waktu tidur (PWT) pada selang waktu 15 masih terlalu
singkat, hal ini mungkin disebabkan diazepam belum terabsorbsi secara optimal.
Pada selang waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit, terdapat perbedaan
perpanjangan waktu tidur yang tidak bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa
selang waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit memberikan hasil yang sama.
Penentuan selang waktu pemberian pentotal dipilih menit ke-45. Hal ini dilihat
dari Tabel III, dimana pada menit ke-45 memiliki rata-rata PWT yang paling
lama.
4. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak
Etanol Bunga Bunga-Pagoda ( EEBBP)
Penentuan selang waktu pemberian pentotal dilakukan untuk mengetahui
waktu yang tepat agar EEBBP (senyawa uji) dapat memberikan efek yang
optimal. Prosedur pelaksanaan penentuan selang waktu pemberian pentotal
setelah pemberian EEBBP sama dengan setelah pemberian diazepam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel VI.
Tabel VI. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan penentuan selang waktu
pemberian pentotal dapat pula disajikan dalam grafik pada gambar 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 10. Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa PWT mencit pada penentuan
selang waktu pemberian pentotal pada selang waktu menit 15, 30, dan 45
mengalami kenaikan, sedangkan pada selang waktu menit ke-60 mengalami
penurunan. Untuk melihat adanya perbedaan pada ke-empat kelompok tersebut
dilakukan analisis variansi satu arah menggunakan Kruskal Wallis Test. Hasil
analisis variansi satu arah rata-rata PWT pada penentuan selang waktu pemberian
pentotal dapat dilihat pada Tabel VII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel VII. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal
Berdasarkan hasil analisis diperoleh probabilitasnya adalah 0,022
(p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ke-empat kelompok dosis tersebut
terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Mann-Whitney untuk mengetahui
perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT
mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel
V.
Tabel VIII. Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT mencit pada penentuan selang
waktu pemberian pentotal
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok selang waktu
pemberian 15 menit berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 30 menit,
45 menit dan 60 menit. Kelompok selang waktu pemberian 30 menit berbeda
tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 45 menit dan berbeda bermakna
dengan selang waktu pemberian 15 menit, dan 60 menit. Kelompok selang waktu
pemberian 45 menit berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 30
menit dan berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 15 menit dan 60
menit. Kelompok selang waktu pemberian 60 menit berbeda tidak bermakna
dengan selang waktu pemberian 30 menit, 45 menit dan 60 menit.
Perpanjangan waktu tidur (PWT) pada selang waktu 15 masih terlalu
singkat, hal ini mungkin disebabkan ekstrak belum terabsorbsi secara optimal.
PWT pada selang waktu 60 menit mengalami penurunan, hal ini mungkin
disebabkan ekstrak sebagian besar telah mengalami proses eliminasi. Penentuan
selang waktu pemberian pentotal dipilih menit ke-45. Hal ini dilihat dari tabel.VI,
dimana pada menit ke-45 memiliki rata-rata PWT yang paling lama. Selang
waktu pemberian pentotal untuk kelompok kontrol negatif mengikuti selang
waktu pemberian senyawa uji yaitu 45 menit.
5. Penentuan Dosis Diazepam
Pada penelitian ini, diazepam berfungsi sebagai kontrol positif yang
digunakan sebagai pembanding terhadap EEBBP maupun CMC-Na. Kontrol
positif artinya senyawa tersebut telah terbukti dapat meningkatkan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
signifikan waktu tidur mencit dibandingkan kontrol negatif tetapi masih
memberikan sedikit perpanjangan waktu tidur dibandingkan dengan senyawa uji
(EEBBP). Penentuan dosis diazepam dilakukan untuk mendapatkan dosis yang
optimal, yaitu memberikan perpanjangan waktu tidur yang tidak terlalu panjang
dan tidak terlalu singkat.
Dosis diazepam yang diujikan pada penelitian ini adalah 0,26 mg/KgBB,
0,4446 mg/KgBB, 0,7605 mg/KgBB dan 1,3 mg/KgBB yang diberikan secara
peroral. Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) dapat dilihat
pada Tabel IX.
Tabel IX. Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) pada
penentuan dosis diazepam
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)
Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) dan persen
proteksi pada penentuan dosis diazepam dapat pula disajikan dalam bentuk
diagram batang seperti pada gambar 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada penentuan dosis diazepam
Data diatas menunjukkan bahwa pada kenaikan dosis 0,26; 0,4446; dan
1,3 mg/kgBB mengalami peningkatan PWT, akan tetapi pada dosis 0,7605
mg/kgBB PWT mengalami sedikit penurunan dibandingkan dosis 0,4446
mg/kgBB. Selanjutnya dilakukan analisis variansi satu arah terhadap data PWT
untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut. Hasil analisis variansi
satu arah PWT pada penentuan dosis diazepam dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel X. Hasil analisis variansi satu arah PWT pada penentuan dosis diazepam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah
0,000 (p<0,05), hal ini berarti pada keempat kelompok dosis tersebut terdapat
perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan tersebut
bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe PWT pada penentuan dosis diazepam dapat
dilihat pada Tabel XI.
Tabel XI. Hasil uji Scheffe PWT pada penentuan dosis diazepam
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian diazepam dosis 0,26
mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,4446 mg/KgBB dan dosis
0,7605 mg/KgBB, tetapi berbeda bermakna dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Dosis
0,4446 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,26 mg/KgBB dan
0,7605 mg/KgBB, tetapi berbeda bermakna dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Untuk
dosis 0,7605 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,26 mg/KgBB dan
0,4446 mg/KgBB. Dosis 1,3 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 0,26
mg/KgBB, 0,4446 mg/KgBB, dan 0,7605 mg/KgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pada dosis 0,26 mg/KgBB, 0,4446 mg/KgBB, dan 0,7605 mg/KgBB
terdapat perbedaan PWT yang tidak bermakna sehingga dapat dikatakan ketiga
dosis memberikan hasil yang sama, sedangkan dosis 1,3 mg/KgBB memberikan
hasil yang bermakna dengan ketiga dosis lainnya
Penelitian ini menggunakan diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB yang
sudah dapat meningkatkan PWT yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu singkat.
6. Penentuan Kontrol Negatif
Pada penelitian ini terdapat data yaitu pentotal (pemberian tunggal),
akuades dan CMC-Na 1%. Pentotal ikut disertakan untuk melihat apakah pelarut
yang digunakan akuades dan CMC-Na 1% menimbulkan PWT. Bila tidak
menimbulkan PWT maka akuades dan CMC-Na 1% akan dipilih salah satu untuk
digunakan dalam perhitungan persen proteksi dari diazepam sebagai kontrol
positif dan EEBBP sebagai senyawa uji yang diteliti. Hasil analisis variansi satu
arah PWT pada penentuan dosis kontrol negatif dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada penentuan kontrol
negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan kontrol negatif
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 12.
Gambar 12. Grafik rata-rata waktu tidur mencit pada penentuan kontrol negatif
Dari analisis didapat bahwa probabilitasnya sebesar 0.919 dimana
p>0.05 yang menunjukkan ketiganya berbeda tidak bermakna. Hal ini kedua
pelarut baik akuades dan CMC-Na 1% tidak mengalami perpanjangan waktu tidur
(PWT). Pada penelitian ini dipilih CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif
dikarenakan CMC-Na 1% digunakan dalam pembuatan senyawa uji yang diteliti
yaitu ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (EEBBP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
D. Pengujian Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda
Pengujian pengaruh EEBBP terhdap waktu tidur mencit dilakukan setelah
seluruh uji pendahuluan selesai dilakukan. Pengujian ini menggunakan pentotal dosis
45,5 mg/KgBB, EEBBP sebagai senyawa uji dengan empat peringkat dosis,
diazepam sebagai kontrol positif menggunakan dosis 0,4446 mg/KgBB, dan CMC-
Na 1% sebagai kontrol negatif. Data tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan
akan diperoleh persen PWT yang dibandingkan dengan kontrol. Data rata-rata jumlah
kumulatif PWT dan persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu
tidur seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIII.
Tabel XIII. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada pengujian seluruh
kelompok.
Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = Standard Error (SD/√n)
Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada pengujian seluruh
kelompok dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 13. (a) Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur
(b) Grafik rata-rata persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur
Keterangan : I = Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1 %) II = Kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB III = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1375 mg/kgBB IV = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1980 mg/kgBB V = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 2857 mg/kgBB VI = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 4123 mg/kgBB
Persen PWT kelompok perlakuan kemudian dianalisis menggunakan analisis
variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat apakah diantara
kelompok perlakuan mempunyai perbedaan atau tidak. Analisis variansi satu arah
persen PWT seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel XIV. Analisis variansi satu arah persen PWT pada pengujian efek hipnotik seluruh kelompok.
Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah 0,000
(p<0,05), hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat perbedaan.
Analisis menggunakan Kruskal Wallis Test, kemudian dilakukan uji Mann-Whitney
untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Mann-Whitney
persen proteksi pada pengujian seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XV.
Tabel XV. Hasil uji Mann-Whitney persen PWT pada pengujian seluruh kelompok.
Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) I = Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1 %) II = Kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB III = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1375 mg/kgBB IV = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1980 mg/kgBB V = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 2857 mg/kgBB VI = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 4123 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif
(CMC-Na 1%) memiliki perbedaan persen PWT yang bermakna dengan kelompok
kontrol positif (diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB) dan dengan kelompok senyawa uji
(EEBBP) dosis 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB. Perbedaan
tersebut dikarenakan terjadi perpanjangan waktu tidur yang bermakna pada diezepam
dan EEBBP dosis 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB (903,06%,
275,14%; 878,03%; dan 255,55%) jauh lebih besar dibandingkan dengan kontrol
negatif CMC-Na. Kontrol negatif tidak berbeda bermakna dengan kelompok senyawa
uji dosis 1375 mg/KgBB (15,30%) atau tidak menunjukkan perpanjangan waktu tidur
yang berarti.
Pada kelompok kontrol positif diazepam dan keempat kelompok perlakuan
ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terjadi perpanjangan waktu tidur pada mencit,
sehingga diasepam terbukti sebagai anticemas.
Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diantara kelompok kontrol positif
(diazepam) dengan kelompok senyawa uji dosis 1375 mg/KgBB, dosis 1980
mg/KgBB, dan dosis 4123 mg/KgBB terdapat perbedaan persen PWT yang
bermakna. Untuk kelompok kontrol positif dengan kelompok senyawa uji dosis 2857
mg/KgBB terdapat perbedaan persen PWT yang tidak bermakna atau sama, oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa pada peringkat dosis ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 2857 mg/kgBB memberikan efek yang sebanding dengan diazepam.
Ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dosis 2857 mg/KgBB menunjukkan
perbedaan yang bermakna terhadap diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB sebagai kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
positif sedangkan terhadap EEBBP dosis 1375 mg/KgBB, dosis 1980 mg/KgBB dan
dosis 4123 mg/KgBB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
dikarenakan EEBBP dosis 2857 mg/KgBB memiliki persen PWT (873,03%) yang
sama dengan persen PWT diazepam sebagai kontrol positif (903,06), tetapi berbeda
jauh dengan persen PWT ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dosis 1375 mg/KgBB
(15,30%), 1980 mg/KgBB (275,14%), dan dosis 4123 mg/KgBB (255,55%).
Pada kelompok EEBBP dosis tertinggi 4123 mg/KgBB ini terjadi penurunan
persen PWT dibandingkan dengan dosis 2857 mg/KgBB. Hal ini menunjukkan
bahwa dosis 4123 mg/KgBB kurang dapat memberikan perpanjangan waktu tidur
dibandingkan dosis 2857 mg/KgBB. Penurunan persen PWT ini mungkin
dikarenakan EEBBP dosis 2857 mg/KgBB telah mengalami penjenuhan, sehingga
ketika dosis dinaikan tidak menunjukkan perubahan yang signifikan atau
perpanjangan waktu tidur lebih singkat. Berdasarkan hal tersebut dosis optimum
EEBBP berada pada kisaran dosis 2857 mg/KgBB.
Berdasarkan hasil perhitungan persen PWT kemudian dihitung potensi
relatif EEBBP terhadap kontrol positif (diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB).
Potensi relatif semua kelompok perlakuan EEBBP di bawah 100 persen. Hal
ini menunjukkan EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur namun kurang poten
mg/kgBB berturut-turut sebesar 1,69; 30,47; 96,90; dan 28,30%. Potensi relatif
EEBBP dosis 2857 mg/kgBB paling tinggi dibandingkan kelompok senyawa uji
lainnya sehingga dapat dikatakan EEBBP dosis 2857 mg/kgBB dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
memperpanjang waktu tidur yang lebih baik dibandingkan kelompok lainnya. Data
dan perhitungan potensi relatif EEBBP dapat dilihat pada lampiran 17.
Hasil penelitian menujukkan EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur
dibandingkan kontrol negatif, menimbulkan efek anticemas. Perpanjangan waktu
tidur ini dimungkinkan antara senyawa uji dan pentotal (penginduksi) terjadi efek
saling menguatkan. Zat aktif pada senyawa uji bekerja seperti diazepam yaitu
berikatan pada reseptor GABAA dan dengan penambahan Pentotal meningkatkan
hiperpolarisasi kanal ion Cl- sehingga menurunkan potensial kerja.
Harborne (1999) memaparkan bahwa ada senyawa flavonoid beraktifitas
sebagai hipnotik sedatif, seperti: adenosin, apigenin, cinnamaldehyde. Cordell (1981)
juga menyatakan bahwa ada senyawa alkaloid yang menimbulkan anticemas, seperti:
muscimol, reserpine, xylopine. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
memastikan senyawa aktif yang bertanggungjawab sebagai anticemas. Hal ini
dikarenakan belum adanya informasi yang mencantumkan tentang efek dari tanaman
bunga pagoda khususnya bagian bunganya sehingga senyawa aktif yang bertanggung
jawab atas efek anticemas juga belum dapat dipastikan.
Penelitian dengan metode potensiasi narkose ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dapat memperpanjang waktu tidur dan
menenangkan, akan tetapi belum dapat diketahui secara pasti apakah senyawa uji
termasuk obat sedatif, hipnotik, atau bahkan anastesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan,
antara lain :
1. pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda menggunakan potensiasi
narkose menyebabkan perpanjangan waktu tidur dibandingkan kontrol
negatif.
2. besar pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dalam menyebabkan
perpanjangan waktu tidur adalah 1375 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 2857
mg/kgBB dan 4123 mg/kgBB, adalah 15,30%, 275,14%, 878,03%, dan
255,55%.
B. Saran
Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disarankan sebagai berikut :
1. perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa yang
bertanggung jawab terhadap pengaruh dari ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda ini.
2. perlu dilakukan penelitian terhadap ekstrak etanol bunga bunga-pagoda
dengan menggunakan metode lain seperti Palpeberal test dan Motor
deficit.
3. perlu dilakukan pengujian toksisitas akut terhadap ekstrak etanol bunga
bunga-pagoda.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh., 1995, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, 45, 80-90, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik:
Antiansietas, 63-65, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. Anonim, 1997, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (IV), 43-44, Departemen
Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, 732, 885-886, EGC, Jakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 131, CV. Sagung Seto,
Jakarta. Anonim, 2003, Bunga Pagoda, http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=CLJA3.
diakses pada tanggal 7 November 2006. Anonim, 2004, Petunjuk Praktikum Farmakologi, 7, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Anonim, 2005a, AHFS Drug Information, 1924-1929, American Society of Health-
System Pharmacist Inc., USA. Anonim, 2005b, Bunga Pagoda Penyembuh Insomnia,
http://www.koranmerapi.com/article.php?sid=956, diakses tanggal 29 Mei 2007
Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink Jr., R.C, 1965, Flora of Java, Vol. I, 3-
33, N.V.P., Noordhoof-Groningen-The Nederlands published under The auspices of the Rijksher Barium, Leyden.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink Jr., R.C, 1968, Flora of Java, Vol. III, 199-204, N.V.P., Noordhoof-Groningen-The Nederlands published under The auspices of the Rijksher Barium, Leyden.
Cordell, G. A., 1981, Introduction to Alkoloids a Biogenetic Approach, 579, 609,
John Wiley and Sons, Inc. United States of America. Dollery, S.C., 1999a, Therapeutic Drugs, Vol. I, D86-D89, Churchill Livingstone,
Edinburgh. Guyton, A. C., 1994, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 7, diterjemahkan oleh
Fengadi, K. A., dkk., 408-412, Penerbit: EGC, Jakarta. Harborne, J. B., 1999, The Flavonoids: Advances in Research since 1986, 388, 408,
696, 706, Chapman and Hall/ CRC, United States of America. Hembing, dkk, 2005 Tanaman Berkhasiat Obat
,http://www.tanindo.com/abdi16/hal3801.htm, diakses tanggal 13 Oktober 2006 Idrus, H. M . F., 2006, Anxietas dan Hipertensi, J Med Nus, Vol. 27, No.1, 15 -20 Katzung, B., 2002, Obat Sedatif-Hipnotik, Farmakologi dan Klinik, Edisi VIII, 21-
36, ECG, Jakarta. Muhlis, M., 2006, Drug Interaction,
http://my.opera.com/muhlis3/blog/show.dml/259122, diakses tanggal 23 Januari 2008
Mutschler, E., 1986, Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti, A., S., 164-165, Penerbit : ITB, Bandung.
Mycek, M. J., Harvey, R. A., dan C., Pamela, C., 1997, Obat-Obat Ansiolitik dan
Hipnotik dalam Harvey, R. A., Champe, P. C. (editor), Farmakologi: Ulasan Bergambar, diterjemahkan oleh Azwar, A., Edisi II, 89-97, Widya Medika, Jakarta.
Nagai, S., 1986, Medical Herb Index in Indonesia, diterjemahkan oleh Sastrapradja
Didin, 324, 325, PT. Eisai Indonesia, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Neal, M. J., 2006, Medical Pharmacology At a Glance, , edisi kelima, diterjemahkan oleh Safitri Amalia, 50-55, Erlangga, Jakarta.
Santoso, S., 1999, Mengolah Data Statistik secara Profesional, 202-205, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta. Stockley, I. H., 1994, Drug Interaction, Third Ed., 1-11, Blackwell Science, Australia. Tjitrosoepomo, G., 1988, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), 469-471, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, 69-91, Academic Press,
New York. Vogel, H. G., 2002, Drug Discoveryand Evaluation Pharmacological Assays, 495,
Springer, Heidelberg. Wiria, M.S.S., dan Handoko, T., 1995, Hipnotik-Sedatif dan Alkohol dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantiastuti, Nafrialdi (editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 124, 125, 134 bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2. Foto tanaman bunga pagoda
Gambar 14. Tanaman bunga pagoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
(a)
(b)
Gambar 15 (a),(b). Bunga bunga-pagoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 16. Serbuk bunga bunga-pagoda
Gambar 17. Ekstrak etanol kental bunga bunga-pagoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3. Foto perkolator dan foto mencit pada posisi tidur
Gambar 18. Perkolator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 19. Mencit pada pos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 4. Skema kerja perlakuan hewan uji
45 menit sesudahnya
Onset (detik)
Durasi (detik)
Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 10
Kel 11
Kel 9
Kel 8
Kel 5
Kel 4
Kel 6
Kel 7
Enam puluh enam ekor mencit dibagi dalam 11 kelompok
Diberi Kontrol Positif Diazepam (p.o)
Diberi ekstrak etanol bunga pagoda (p.o)
Kontrol (-) Aquades
Kontrol (-) CMC-Na
Injeksi Natrium Tiopental 45,5 mg/kgBB (i.p)
Catat waktu mencit mulai tidur (onset) dengan membalikan
badannya pada posisi terlentang
Catat waktu mencit bangun (kembali ke posisi normal)
Gambar 20. Bagan Skema Kerja Perlakuan Hewan Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Keterangan : Kelompok I : kelompok uji pendahuluan Natrium Tiopental 45,5 mg/kgBB kelompok II : kelompok kontrol negatif aquades Kelompok III : kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% Kelompok IV : kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,26 mg/kgBB Kelompok V : kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB Kelompok VI : kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,7605 mg/kgBB Kelompok VII : kelompok kontrol positif diazepam dosis 1,3 mg/kgBB Kelompok VIII : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 1375 mg/kgBB Kelompok IX : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 1980 mg/kgBB Kelompok IX : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 2857 mg/kgBB Kelompok X : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-
pagoda dosis 4123 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 5. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada
penentuan dosis pentotal
Tabel XVI. Data lama tidur tidur (detik) pada penentuan dosis pentotal Dosis