EFEK ANALGESI DENGAN METO Di Me i IK DARI INFUSA BUNGA TELANG (Cli ODE RANGSANG KIMIA PADA MENCI SKRIPSI iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat emperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Febria Sinaga NIM : 098114123 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 itoria ternatea) IT BETINA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Butterfly pea flower (Clitoria ternatea) is one of plant that has many health benefits. Flavonoid, is one of the active compound contained
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEK ANALGESIKDENGAN METODE RANGSANG KIMIA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana
i
EFEK ANALGESIK DARI INFUSA BUNGA TELANG (ClitoriaDENGAN METODE RANGSANG KIMIA PADA MENCIT BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Febria Sinaga
NIM : 098114123
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2013
Clitoria ternatea)MENCIT BETINA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Bapa-mu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya”
(Matius 6:8)
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Tuhan Yesus atas segala yang Diaberikan, Bunda Maria, bunda
kasih sayang
Bapak Mama tersayang sebagai ungkapan terima kasihku dan
rasa sayangku, Kakak serta adik tersayang,
Semua sahabatku dan almamater kebanggaanku
“You were given this life, because you are strong enough to live it.”
Robin Sharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala kuasa, berkat, limpahan rahmat dan kasih yang tak terbatas sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Analgesik dari Infusa
Bunga Telang (Clitoria ternatea) dengan Metode Rangsang Kimia pada Mencit
Betina” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi
(S.Farm) di jurusan Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah
sesuatu yang tidak terbatas.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan, bimbingan,
pengarahan, semangat, uluran tangan dan kasih sayang dari berbagai pihak.Oleh
karena itu, tak salah kiranya bila penulis mengungkapkan rasa terimakasih dan
penghargaan kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, atas segala dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan
semangat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan ide, saran, dan masukan yang membangun bagi penelitian ini.
4. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. , selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan ide, saran, dan masukan yang membangun bagi penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Pak Parjiman, Pak Heru, Pak Andri, Pak Kayat atas bantuan dan semangat
yang selalu diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian ini.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan sejak awal penulis masuk Fakultas Farmasi
hingga melakukan penelitian ini, Suster Novita Sagala, Devi Yanthre S.
Manurung, Endang M. Tabalubun, atas segala pengertian, bantuan,
kebersamaan, kerja keras, dan semangat.
7. Jang Wooyoung,, 2PM, Jay Park, sebagai inspirator, motivator, dan machine
laughter penulis selama masa-masa kuliah hingga pengerjaan skripsi.
8. Teman-teman tercinta Maria F. Ambuk, Regina Arning Sari, Rosa D.
Puspitasari, serta semua teman-teman FKK-B atas segala bantuan dan
semangat kepada penulis selama pengerjaan skripsi.
9. Teman-teman dan Ibu kos 99999, atas segala bantuan dan semangat.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya perkembangan ilmu pendidikan.
Yogyakarta, 12 Juli 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................. vi
PRAKATA .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
INTISARI .................................................................................................... xviii
ABSTRACT .................................................................................................. xix
BAB I PENGANTAR ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
Lampiran 5. Foto cara menginfusa bunga telang yang digunakan
dalam penelitian............................................................ 59
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Foto geliat mencit yang masuk kriteria.......................
Foto geliat mencit yang tidak masuk kriteria ………..
60
60
Lampiran 8. Hasil analisis uji Saphiro-Wilk pada jumlah geliat
semua kelompok perlakuan........................................... 61
Lampiran 9. Hasil analisis uji Kruskal-Wallis pada jumlah geliat
semua kelompok perlakuan........................................... 62
Lampiran 10. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol negatif dan kontrol positif …………… 63
Lampiran 11. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol negatif dan infusa telang dosis I........... 64
Lampiran 12. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol negatif dan infusa telangdosis II.......... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran 13 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol negatif dan infusa telang dosis III............. 66
Lampiran 14 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol negatif dan infusa telang dosis IV............ 67
Lampiran 15 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol positif dan infusa telang dosis I .............. 68
Lampiran 16 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol positif dan infusa telang dosis II ............. 69
Lampiran 17 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol positif dan infusa telang dosis III ............. 70
Lampiran 18 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara kontrol positif dan infusa telang dosis IV.............. 71
Lampiran 19 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara infusa telang dosis I dan infusa telang dosis II...... 72
Lampiran 20 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara infusa telang dosis I dan infusa telang dosis III..... 73
Lampiran 21 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara infusa telang dosis I dan infusa telang dosis IV..... 74
Lampiran 22 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara infusa telang dosis II dan infusa telang dosis III… 75
Lampiran 23 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara infusa telang dosis I dan infusa telang dosis IV..... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 24 Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat
antara infusa telang dosis III dan infusa telang dosis
IV……………………………………………………… 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan salah satu tanaman yangbanyak memiliki manfaat bagi kesehatan. Flavonoid merupakan salah satusenyawa aktif yang terkandung di bunga telang. Telah dibuktikan bahwaflavonoid mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui adanya efek analgesik dari infusa bunga telang (Clitoriaternatea) terhadap mencit betina dengan menggunakan metode rangsang kimia.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni denganrancangan acak lengkap pola searah. Tiga puluh ekor mencit jenis kelamin betinagalur Swiss, umur 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram dan dibagi dalam 6kelompok. Kelompok I adalah kontrol negatif (Aquades 25 g/kgBB), kelompok IIadalah kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/kgBB), kelompok III-VI adalahkelompok perlakuan infusa bunga telang dengan peringkat dosis (dosis I = 327,5mg/kgBB, dosis II = 655 mg/kgBB, dosis III = 1310 mg/kgBB dan IV = 2620mg/kgBB). Kontrol dan bahan uji yang digunakan diberikan secara per oral. Limabelas menit setelah diberikan bahan uji dan kontrol, induktor nyeri (asam asetat1%) diberikan secara intraperitonial. Diamati jumlah geliat mencit yangditimbulkan setiap 5 menit, selama 60 menit. Jumlah geliat digunakan untukmenghitung % proteksi geliat. Hasil yang didapatkan akan dianalisis dengan ujiSaphiro Wilk, dilanjutkan Kruskal Wallis dan Mann Whitney dengan tarafkepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa bunga telang dapatmemberikan efek analgesik. Persen proteksi infusa bunga telang pada dosis 327,5;655; 1310 dan 2620 mg/KgBB berturut-turut adalah 46,27; 51,49; 77,61; dan82,83%. Dosis efektif 50 % (ED50) infusa bunga telang sebesar 446,7 mg/kgBB.
Kata kunci: analgesik, bunga telang (Clitoria ternatea), persen proteksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Butterfly pea flower (Clitoria ternatea) is one of plant that has manyhealth benefits. Flavonoid, is one of the active compound contained in butterflypea flower. It has been proven that flavonoid has antioxidant activity. This studywas conducted to find out the effect of analgetic from butterfly pea flower(Clitoria ternatea) infusion on female mice using chemical stimulation method.
This research was a pure experimental research of a complete randomdesign of one-way pattern. 30 swiss strain female mice, aged 2-3 months, 20-30grams and divided randomly in 6 groups. Group I: negative control (aquades 25g/kgBW), group II: positive control (acetocal 91 mg/kgBW), group III-VI:treatment groups were given butterfly pea flower infusion doses ratings (dose I =327,5 mg/KgBW; dose II = 655 mg/kgBW, dose III = 1310 mg/kgBW, dose IV =2620 mg/kgBW). Control and test materials used were given orally. Fifteenminutes after administration of the test materials and controls, pain inductor(acetic acid 1%) were injected by intraperitonial. The number of mice stretchingwere observed that appeared every 5 minutes, within 60 minutes. Number ofstretching are used to calculate percent protection stretching. The results obtainedwill be analyzed by the Saphiro wilk, continued by Kruskal wallis and Mannwhitney with 95% confidence level.
The results of the study suggesting that infusion of butterfly pea flower hasanalgesic effect. Percent protection from infusion of butterfly pea flower at dose327,5; 655; 1310 and 2620 mg/KgBW were 46,27; 51,49; 77,61; and 82,83percent, respectively. Effective dose (ED50) from infusion of butterfly pea floweris 446,7 mg/kgBW.
Key words: analgesic, butterfly pea flower (Clitoria ternatea), percent protection
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan secara nyata atau jaringan yang
potensial mengalami kerusakan. Nyeri juga merupakan suatu perasaan tidak
menyenangkan yang disebabkan stimulus spesifik mekanis, kimia, dan elektrik
pada ujung-ujung saraf yang tidak dapat diserahterimakan kepada orang lain
(Aprillia, 2010).
The International Association for the Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai “an unpleasant sensory and emotional experience
which we primarily associate with tissue damage or describe in terms of such
damage, or both”. Definisi ini menyatakan bahwa nyeri merupakan fenomena
kombinasi dari aspek sensori, emosional, serta kognitif, dan ekstensi dari keadaan
patologi fisik tidaklah mutlak muncul pada pasien yang sedang mengalami nyeri
(IASP, 1979).
Indonesia memiliki kekayaan alam yang besar dalam keanekaragaman
hayati di darat maupun di laut, banyak diantaranya mengandung obat. Tumbuhan
obat merupakan aset nasional yang perlu digali, diteliti, dikembangkan dan
dioptimalkan pemanfaatannya. Kecenderungan masyarakat untuk back to nature,
dengan indikasi utama peningkatan kebutuhan produk-produk konsumsi untuk
kesehatan dari bahan alam, merupakan peluang bagi pengembangan tanaman obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebagai obat tradisional. Pemakaian obat tradisional selain harganya murah, dapat
dijangkau masyarakat luas dan mudah didapat karena tersebar luas di Indonesia
serta dapat diramu sendiri oleh yang memerlukannya. Obat tradisional juga
mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat modern (Hargono,
2000).
Bunga telang telah banyak digunakan masyarakat sebagai obat mata.
Telah banyak bukti empiris mengenai pemanfaatan ekstrak air bunga telang
sebagai tetes mata penderita mata merah mulai dari bayi sampai orang dewasa.
Namun sampai saa tini belum dilakukan penelitian mengenai efek analgesik dari
bunga telang (Kazuma, et al. 2003).
Menurut penelitian Herman (2005), bunga telang yang berwarna ungu
dapat digunakan untuk pewarna makanan. Bunganya yang direndam dalam air
panas dapat diminum sebagai the untuk mengurangkan sakit akibat sariawan
(ulcer). Air rendaman bunganya dapat digunakan untuk obat mata pada penderita
mata merah atau konjungtivitis.
Kazuma et al (2003), telah meneliti mengenai komposisi kimia kelopak bunga
telang dan telah menunjukkan bahwa bunga ini kaya akan senyawa fitokimia.
Salah satu senyawa fitokimia yang berada pada bunga adalah flavonoid. Manfaat
flavonoid bagi kesehatan telah banyak diteliti. Salah satu yang utama adalah
kemampuan senyawa flavonoid berperan sebagai antioksidan yang efektif sebagai
penangkap radikal bebas. Dengan adanya sifat antioksidan, maka radikal bebas
akan ditangkap sehingga proses pembentukan asam arakidonat melalui jalur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siklooksigenase akan terhambat dan menyebabkan mediator nyeri dan peradangan
tidak terbentuk.
Pada penelitian ini digunakan sediaan infusa, karena pada umumnya
penggunaan obat tradisional (bunga telang) di masyarakat biasanya dalam bentuk
rebusan atau infusa. Dasar pemilihan sediaan infusa pada masyarakat adalah
karena alasan lebih mudah dan sederhana dalam pengerjaannya.
Masyarakat pada umumnya, biasanya sering mengalami nyeri ataupun
sakit kepala, hal ini disebabkan karena nyeri atau sakit kepala merupakan salah
satu gejala yang paling sering muncul pada beberapa penyakit. Mengkonsumsi
obat penghilang rasa nyeri (analgesik) sudah merupakan salah satu kebudayaan
masyarakat pada saat merasakan nyeri atau sakit kepala. Oleh karena itu, pada
penelitian ini diperlukan uji analgesik pada infusa bunga telang agar nantinya
dapat digunakan sebagai obat analgesik pada penggunaan di masyarakat.
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu:
a. Berapa besar persen proteksi geliat dari infusa bunga telang pada mencit
betina?
b. Apakah infusa bunga telang mempunyai efek analgesik pada mencit betina
dengan metode rangsang kimia?
c. Berapa besar dosis efektif 50% (ED50) dari infusa bunga telang pada mencit
betina?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Keaslian penelitian
Sepengetahuan penulis, penelitian tentang infusa bunga telang (Clitoria
ternatea) pada mencit betina belum pernah dilakukan. Adapun penelitian terkait
tentang bunga telang adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas Antikanker dari Clitoria ternatea terhadap Limfoma (Jacob, 2012).
Dari hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa Clitoria ternatea
memiliki aktivitas sebagai antikanker.
b. Aktivitas Antibakteri Filtrat Mahkota Bunga Teleng (Clitoria ternatea)
terhadap Bakteri Penyebab Konjungtivis (Rokhman, 2007).
Dari hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa filtrat mahkota
bunga Teleng (Clitoria ternatea) memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
c. Aktivitas Antimikrobial dari Bunga Clitoria ternatea dan Penggunaanya
Sebagai Indikator Alami pada Titrasi Asam Basa (Pahune, 2013).
Dari hasil penelitian penulis, dapat disimpulkan bahwa bunga Teleng
(Clitoria ternatea) memiliki aktivitas sebagai antimikrobial.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Untuk bahan informasi penelitian lebih lanjut mengenai efek analgesik pada
bunga telang.
b. Manfaat praktis
Untuk mengetahui informasi mengenai efek analgesik, besar persen proteksi,
dan besar dosis efektif 50% (ED50) infusa bunga telang pada mencit betina
galur Swiss.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini memberikan informasi tentang adanya efek analgesik pada
infusa bunga telang (Clitoria ternatea).
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui seberapa besar efek analgesik dari infusa bunga telang
dengan metode rangsang kimia pada mencit betina
b. Untuk mengetahui seberapa besar persen proteksi geliat dari infusa bunga
telang pada mencit betina
c. Untuk mengetahui besar dosis efektif 50% (ED50) dari infusa bunga telang
pada mencit betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Nyeri
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkandan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri bersifat individu
dan ambang nyeri pada setiap orang berbeda-beda (Roach, 2004).
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat atau level saat nyeri dirasakan
pertama kali atau intensitas rangsang yang terendah saat seseorang merasakan
nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal merupakan suatu gejala yang berfungsi
sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan pada jaringan, seperti
peradangan, infeksi, dan kejang otot (Tjay dan Rahardja, 2002).
1. Penggolongan nyeri
Berdasarkan waktu dan lama kejadian, nyeri dibedakan menjadi
nyeri akut dan kronik. Nyeri akut memiliki onset yang jelas dan seringkali
berkaitan dengan tanda-tanda hiperaktifitas sistem saraf autonom seperti
takikardi, hipertensi dan pucat. Nyeri akut biasanya mempunyai penyebab
yang jelas dan berfungsi sebagai protektif, yaitu memberi peringatan terhadap
gangguan internal maupun eksternal. Rasa nyeri yang terjadi lebih dari 6 bulan
dikategorikan sebagai nyeri kronik (Cragg dan Newman, 2002).
Berdasarkan mekanismenya, nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu nyeri
superfisial dan nyeri viseral/deep pain. Nyeri superfisial adalah nyeri yang
berasal dari kulit melalui serabut jenis A yang merasakan nyeri panas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kemudian disusul slow delayed pain (Serabut C). Nyeri viseral/deep pain
adalah jenis nyeri yang sangat terpengaruh dengan sistem saraf otonom yang
berkaitan dengan dermatoma yang disebut sebagai reffered pain (Satyanegara,
2010).
2. Mekanisme nyeri
Proses penghantaran nyeri terdiri dari 4 tahap, yaitu stimulasi, transmisi,
persepsi nyeri dan modulasi.
a. Stimulasi
Sensasi nyeri dimulai dengan pembebasan reseptor nyeri akibat
rangsangan mekanis, panas, dan kimia. Adanya rangsangan tersebut
(nozius stimuli) akan menyebabkan lepasnya bradikinin, K+, prostaglandin,
histamine, leukotrien, serotonin dan substansi P. Aktivasi reseptor
menimbulkan aksi potensial yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf
aferen menuju sumsum tulang belakang.
b. Transmisi
Transmisi rangsang nyeri terjadi di serabut aferen Aδ dan C. Serabut
saraf aferen tersebut merangsang serabut nyeri di berbagai lamina spinal
cord’s dorsal horn melepaskan berbagai neurotransmitter termasuk
glutamate, substansi P, dan kalsitonin.
c. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri adalah titik utama transmisi impuls nyeri. Otak akan
mengartikan sinyal nyeri dengan batas tertentu, sedangkan fungsi kognitif
dan tingkah laku akan memodifikasi nyeri sehingga tidak menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
parah. Relaksasi, pengalihan, meditasi dan berkhayal dapat mengurangi
rasa nyeri.Sebaliknya, perubahan biokimia saraf yang terjadi pada keadaan
seperti sepresi dan stress dapat memperburuk rasa nyeri.
d. Modulasi
Modulasi nyeri melalui sejumlah proses yang kompleks. Diketahui
bahwa sistem opiate endogen terdiri dari berbagai neurotransmitter (seperti
µ, δ, dan k) yang ditemukan dalam sistem saraf pusat. Opioid endogen
berikatan dengan reseptor opioid dan mengantarkan transmisi rangsang
nyeri (DiPiro, Tabert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2008).
3. Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan
pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya;
1. Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
misalnya pada mukosa, kulit.
2. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
3. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh
didaerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
4. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada
system saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Nyeri berdasarkan sifatnya;
1. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
2. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama.
3. Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat-ringannya;
1. Nyeri rendah , yaitu nyeri dengan intensitas rendah
2. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.
3. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;
1. Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui
dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka
operasi, ataupun pada suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri
koroner.
2. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun (Asmadi, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Analgetika
Analgetika adalah obat atau senyawa yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Kesadaran akan
perasaan sakit terdiri dari dua proses, yakni penerimaan rangsangan sakit di
bagian otak besar danreaksi-reaksi emosional dan individu terhadap
perangsang ini (Anief, 2000). Karena khasiat dari obat analgetika ini dapat
mengurangi rasa sakit atau nyeri, maka obat analgetika ini menjadi sangat populer
dan disenangi oleh masyarakat, meskipun tidak dapat menyembuhkan atau
menghilangkan penyakit dari penyebabnya (Widjajanti, 2008).
Analgetik diberikan kepada penderita untuk mengurangi rasa nyeri yang
dapat ditimbulkan oleh berbagai rangsang mekanis, kimia, dan fisis yang
melampaui suatunilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Rasa nyeri tersebut
terjadi akibat terlepasnya mediator-mediator nyeri (misalnya bradikinin,
prostaglandin) dari jaringan yang rusak yang kemudian merangsang reseptor nyeri
di ujung saraf perifer ataupun di tempat lain. Dari tempat-tempat ini selanjutnya
rangsang nyeri diteruskan ke pusat nyeri di korteks serebri oleh saraf sensoris
melalui sumsum tulang belakang dan thalamus. Obat penghalang nyeri (analgetik)
mempengaruhi proses pertama dengan mempertinggi ambang kesadaran akan
perasaan sakit, sedangkan narkotik menekan reaksi-reaksi psychis yang
diakibatkan oleh rangsangan sakit (Anief, 2000).
Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua
kelompok besar, yakni:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih
betina galur Swiss yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan antara 20-30
g. Semua mencit dipelihara dengan kondisi yang sama meliputi: pakan,
minum, kandang dan alasnya. Sebelum diperlakukan mencit terlebih dahulu
dipuasakan selama 24 jam dengan tetap diberi minum, hal ini bertujuan untuk
mengurangi pengaruh makanan terhadap hasil uji. Mencit yang digunakan
sebanyak 30 mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok.Kelompok I
adalah kontrol negatif (aquades dosis 25 g/kgBB), kelompok II adalah
kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/KgBB) dan kelompok III, IV, V dan VI
berturut-turut adalah kelompok perlakuan bunga telang, dengan peringkat
dosis 327,5, 655, 1310 dan 2620 mg/KgBB yang diberikan secara per oral.
Setelah selang waktu tertentu hasil orientasi, mencit diberikan rangsang
kimia berupa asam asetat 1% secara intraperitonial dengan dosis hasil
orientasi kemudian respon geliat diamati dan dicatat selang waktu 5 menit
selama 1 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sebanyak 30 ekor mencit dibagi secara acak dalam 6 kelompok
kontrol kontrol infusa infusa infusa infusanegatif positif B. telang B. telang B. telang B. telang(aquades) (asetosal dosis 327,5 dosis 655 dosis 1310 dosis 2620
91mg/kgBB) mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB
Diberi larutan asam asetat 1 % dosis 50 mg.kgBB secara i.p
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
10. Penetapan kriteria geliat
Respon geliat yang terjadi pada pengujian daya analgesik
menggunakan rangsang kimia sangat bervariasi. Oleh karena itu, perlu
ditetapkan geliat yang kurang lebih sama sehingga pengamatan tidak
mengacaukan hasil penelitian. Geliat yang diamati dan dihitung adalah
geliat dengan kriteria mencit menarik kedua kaki belakang kearah belakang
dan perutnya menempel ke alas pengamatan sehingga tubuh mencit terlihat
memanjang.
11. Penentuan % proteksi geliat
Metode penentuan % proteksi geliat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode rangsang kimia. Besarnya penghambatan jumlah
geliat dihitung dengan menggunakan persamaan Handershot and Forshait
yang telah dimodifikasi, yaitu:
% proteksi geliat = (100-(P/K x 100))%
Keterangan:P = Jumlah kumulatif geliat hewan uji perlakuanK = Jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif
Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positifmenggunakan rumus:
Perubahan % proteksi geliat =(ି୮)
୮x 100 %
Keterangan:P = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuanKP = rata-rata % proteksi geliat pada kontrol positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
12. Perhitungan daya analgetik
Perhitungan daya analgetik dilakukan dengan membandingkan %
proteksi geliat dari kelompok perlakuan terhadap kontrol positif (asetosal
dosis 91 mg/kgBB).
Daya analgesik =
୮x 100 %
Keterangan:P = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuanKP = rata-rata % proteksi geliat pada kontrol positif
(Putra, 2003).
13. Penentuan dosis efektif 50% (ED50)
Penentuan dosis efektif 50% dilakukan dengan cara memplotkan log dosis
dan persen proteksi geliat. Hasil yang didapatkan selanjutnya dimasukkan di
dalam persamaan regresi linear dengan menggunakan rumus:
Y = Mx + B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
G. Analisis Hasil
Geliat yang muncul pada masing-masing mencit dikumulatifkan.Jumlah
∑ geliat yang didapatkan selanjutnya dihitung sebagai persen proteksi geliat
dan dianalisis menggunakan Saphiro Wilk Test untuk mengetahui distribusi
datanya.Analisis kemudian dilanjutkan menggunakan Kruskal Wallis taraf
kepercayaan 95%. Jika hasil yang diperoleh berbeda bermakna maka analisis
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Data
kuantitatif % proteksi geliat disajikan dalam rata-rata (mean) ± standard error
dengan 5 subyek uji untuk tiap kelompok perlakuan. Untuk daya analgesik
dihitung dengan membandingkan kelompok perlakuan dengan kontrol positif
(asetosal dosis 91 mg/kgBB), sedangkan untuk perhitungan dosis efektif 50 %
(ED50) dihitung dengan memplotkan log dosis dan persen proteksi geliat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Bahan yang diteliti pada penelitian ini adalah bunga dari tanaman telang
(Clitoria ternatea). Sebelum bunga telang (Clitoria ternatea) digunakan dalam
pengujian efek analgesik maka diperlukan determinasi tanaman untuk memastikan
bahwa tanaman yang digunakan adalah benar-benar tanaman telang (Clitoria
ternatea). Tanaman bunga telang (Clitoria ternatea) kebanyakan dimanfaatkan
masyarakat Indonesia sebagai obat mata.Bagian tanaman yang digunakan dalam
determinasi adalah bagian batang, daun, biji, buah dan bunga.
Determinasi dilakukan secara benar sesuai dengan buku acuan “Flora
untuk Sekolah di Indonesia” dan hasil determinasi sesuai dengan yang diharapkan
hingga kategori jenis (spesies) membuktikan bahwa yang dideterminasi adalah
benar bunga telang (Clitoria ternatea).
B. Uji Pendahuluan
Sebelum dilakukan uji analgesik bunga telang (Clitoria ternatea),
terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan.Uji pendahuluan merupakan
serangkaian uji-uji yang dilakukan sebagai orientasi untuk mempersiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam pengambilan data penelitian. Guna uji pendahuluan adalah
untuk menetapkan hal-hal yang akan dilakukan pada pengujian sebenarnya, agar
didapat hasil yang valid dan akurat. Hal-hal yang dilakukan dalam uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pendahuluan ini adalah penetapan kriteria geliat hewan uji, penetapan dosis asam
asetat dan penetapan selang waktu pemberian rangsang.
Kriteria hewan uji yang digunakan dalam uji pendahuluan sama dengan
yang digunakan dalam pengambilan data penelitian, yaitu mencit betina galur
Swiss, umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 g. Sebelum melakukan
pengujian, mencit dipuasakan selama 24 jam.
1. Penentuan kriteria geliat
Kriteria geliat perlu ditentukan agar geliat yang mucul bersifat
seragamsehingga pada saat dilakukan pengamatan menjadi lebih mudah dan
lebih valid.Gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah apabila
mencit menarik kedua kaki belakang ke belakang hingga batas maksimal dan
perut hewan uji bagian bawah menyentuh alas tempat perlakuan (lampiran 6).
Respon geliat yang terjadi diakibatkan karena mencit disuntikan dengan
larutan asam asetat 1 % secara intraperitonial. Respon menggeliat tersebut
timbul karena rasa sakit yang yang ditimbulkan oleh pemberian asam asetat
yang menyebabkan jaringan teriritasi. Namun, respon geliat tiap mencit tidak
selalu sama atau bersifat subjektif. Hal ini dikarenakan penilaian rasa nyeri
oleh masing-masing mencit dipengaruhi oleh ketahanan masing-masing
mencit terhadap rangsang nyeri yang diberikan.
2. Penentuan dosis asam asetat
Penentuan dosis asam asetat dilakukan untuk mencari dosis efektif
asam asetat yang dapat menimbulkan respon nyeri. Penelitian efek analgesik
dari infusa Bunga telang ini menggunakan metode rangsang kimia. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
metode ini.senyawa penginduksi nyeri yang diinjeksikan adalah asam asetat
secara intraperitoneal pada mencit putih betina.
Gunawan (2010), Andini (2010), Tokiman (2011) dan Sidebang
(2011) telah melakukan penelitian mengenai penentuan dosis asam asetat.
Pada penentuan dosis asam asetat digunakan tiga peringkat dosis, yaitu 25,50
dan 75 mg/KgBB dengan konsentrasi asam asetat yang digunakan pada
penelitian sebelumnya, yaitu 1% (Putra, 2003). Dari hasil penelitian,
disimpulkan bahwa dosis asam asetat yang digunakan adalah 50 mg/kgBB.Hal
ini dikarenakan bahwa geliat yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu sedikit. Menurut Handara (2006), menyebutkan bahwa kontrol dosis
yang paling baik digunakan sebagai kontrol negatif, yaitu yang memberikan
jumlah geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak karena dapat
menyulitkan pengamatan.
3. Penetapan selang waktu pemberian rangsang
Selang waktu pemberian rangsang merupakanjarak waktu antara
pemberian zat uji secara per oral dengan saat pemberian injeksi rangsang nyeri
(asam asetat) secara intraperitonial. Penetapan selang waktu pemberian
rangsang bertujuan untuk mengetahui waktu dimana zat uji (asetosal sebagai
kontrol positif dan bunga telang sebagai senyawa uji) terabsorbsi secara tepat
sehingga dapat memberikan efek yang optimal. Zat uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah asetosal 91 % mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Andini (2010), telah melakukan penelitian mengenai penetapan
selang waktu pemberian rangsang.Pada penelitian selang waktu pemberian
rangsang, digunakan asetosal (sebagai kontrol positif) dosis 500 mg yang
merupakan dosis lazim.Dosis ini kemudian dikonversikan pada mencit,
sehingga menjadi 91 mg/kgBB.Dosis asam asetat yang digunakan adalah 50
mg/kgBB. Rentang waktu yang diujikan adalah 5 menit, 10 menit, dan 15
menit. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa pada selang waktu 15 menit
merupakan selang waktu yang optimum, dikarenakan rata-rata jumlah geliat
pada menit ke-15 lebih sedikit dibandingkan menit ke-10 sedangkan pada
menit ke-5 jumlah geliat yang muncul masih terlalu banyak. Oleh karena itu,
dipilih selang waktu menit ke-15 karena dalam waktu 15 menit asetosal telah
dapat memberikan efek dengan cara menghambat geliat. Selanjutnya, asam
asetat diberikan pada menit ke-15 setelah pemberian zat uji (asetosal sebagai
kontrol positif, aquades sebagai kontrol negatif dan infusa bunga telang
sebagai senyawa uji).
4. Pemilihan kontrol negatif
Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah aquades
yang digunakan untuk melarutkan senyawa uji (infusa bunga telang).Kontrol
negatif merupakan bahan yang berfungsi untuk melarutkan suatu senyawa
yang diujikan dan tidak dapat memberikan efek proteksi atau menghambat
geliat dalam keadaan normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Efek Analgesik pada Infusa Bunga Telang (Clitoria ternatea)
Sebelum dilakukan uji efek analgesik pada infusa bunga telang (Clitoria
ternatea) terlebih dahulu telah dilakukan uji pendahuluan. Hasil yang didapatkan
pada uji pendahuluan selanjutnya digunakan pada pengujian efek analgesik pada
infusa bunga telang (Clitoria ternatea). Dari hasil uji pendahuluan Gunawan
(2010), Andini (2010), Tokiman (2011) dan Sidebang (2011) diperoleh zat
penginduksi nyeri digunakan adalah asam asetat 1% 50 mg/kgBB. Andini (2010),
telah melakukan uji pendahuluan mengenai penetapan selang waktu pemberian
rangsangKontrol positif, yaitu asetosal dosis 91 mg/kgBB, yang diberikan dengan
selang waktu 15 menit sebelum pemberian asam asetat 1% 50 mg/kgBB.
Data-data yang diperoleh dari masing-masing kelompok perlakuan
dianalisis secara statistik dan dihitung jumlah kumulatif geliatnya yang kemudian
digunakan untuk menghitung persen proteksi dan perubahan persen proteksi.
Persen proteksi senyawa uji terhadap nyeri dibandingkan dengan kontrol negatif
(aquades), sedangkan daya analgesik senyawa uji terhadap nyeri dibandingkan
dengan kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB). Hasil rata-rata jumlah kumulatif
geliat mencit, persen proteksi, perubahan persen proteksi dan daya analgesik pada
uji efek analgesik pada infusa bunga telang (Clitoria ternatea) disajikan dalam
bentuk X±SE pada tabel II dan III yang dapat dilihat di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel II. Hasil rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit, % proteksi dan uji Mann
Whitney pada semua kelompok perlakuan
Kelompokperlakuan
Rata-ratajumlah geliat
(X ± SE)
Rata-rata persenproteksi (X ±
SE)
I II III IV V VI
KND 25g/kgBB
26,8 ± 1,64 0,002 ± 6,10 - b b b b b
KPD 91mg/kgBB
4,2 ± 0,18 84,32 ± 0,67 b - b b b tb
IBT 327,5mg/KgBB
14,4 ± 1,36 46,27 ± 2,26 b b - tb b b
IBT 655mg/KgBB
13,0 ± 0,98 51,49 ± 3,65 b b tb - b b
IBT 1310mg/KgBB
6,0 ± 0,63 77,61 ± 1,05 b b b b - b
IBT 2620mg/KgBB
4,6 ± 0,22 82,83 ± 0,82 b tb b b b -
Tabel III. Hasil rata-rata perubahan % proteksi, daya analgesik dan uji Mann
Whitney pada semua kelompok perlakuan
Kelompokperlakuan
Perubahan %proteksi
Dayaanalgesik
(%)
I II III IV V VI
KND 25g/kgBB
-99,99 0,004 - b b b b b
KPD 91mg/kgBB
0 100 b - b b b tb
IBT 327,5mg/KgBB
-45,13 54,87 b b - tb b b
IBT 655mg/KgBB
-38,93 61,07 b b tb - b b
IBT 1310mg/KgBB
-7,96 92,04 b b b b - b
IBT 2620mg/KgBB
-1,76 98,24 b tb b b b -
Keterangan :X±SE = Mean±Standart ErrorKND 20g/kgBB = Kontrol negatif (Aquades) dosis 0,5 ml/20 gKPD 91 mg/kgBB = Kontrol positif (Asetosal)dosis 91 mg/kgBBIBT 327,5 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 327,5 mg/KgBBIBT 655 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 655 mg/KgBBIBT 1310 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 1310 mg/KgBBIBT 2620 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 2620 mg/KgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dari tabel II dan III di atas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah geliat dan
perubahan persen proteksi memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan rata-
rata proteksi geliat. Semakin sedikit atau kecil geliat serta perubahan persen
proteksi, semakin besar proteksi geliat atau daya analgesiknya. Pada kelompok
kontrol negatif dapat dilihat jumlah rata-rata geliat paling besar, yaitu 26,8 ± 1,64,
hal ini membuktikan bahwa kontrol negatif (aquades) tidak memiliki kemampuan
untuk mengatasi rasa nyeri, sehingga geliat yang dihasilkan banyak, sedangkan
pada kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB), memiliki nilai yang jauh lebih kecil
dibandingkan kontrol negatif (aquades), yaitu 4,2 ± 0,18, hal ini menunjukkan
bahwa kontrol positif (asetosal 91 mg/kgBB) memiliki efek analgesik.
Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada infusa bunga telang
untuk seluruh kelompok disajikan dalam bentuk histogram berikut.
Gambar 5.Histogram rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada uji efekanalgesik infusa bunga telang untuk semua kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Data persen proteksi pada uji efek analgesik infusa bunga telang untuk seluruh
kelompok disajikan dalam bentuk histogram berikut.
Gambar 6.Histogram % proteksi uji efek analgesik pada infusa bunga telang untuksemua kelompok perlakuan
Keterangan :X±SE = Mean±Standart ErrorKND 25 g/kgBB = Kontrol negatif (Aquades) dosis 0,5 ml/20 gKPD 91 mg/kgBB = Kontrol positif (Asetosal) dosis 91 mg/kgBBIBT 327,5 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 327,5mg/KgBBIBT 655 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 655 mg/KgBBIBT 1310 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 1310 mg/KgBBIBT 2620 mg/KgBB = Infusa bunga telang dosis 2620 mg/KgBB
Persen proteksi kemudian diolah menggunakan uji Saphiro Wilk untuk
mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh normal atau tidak. Hasil
pengolahan statistik tersebut menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal
(lampiran 8). Data kemudian diolah dengan menggunakan statistik Kruskal
Wallis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari hasil penelitian, didapatkan probabilitas keseluruhan yang
dihasilkan pada data statistik analisis variansi adalah 0,000 (<0,05), hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar kelompok (lampiran 9).
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut bermakna atau tidak
bermakna, hasil analisis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney (lampiran 10 –
lampiran 24). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel II dan III.
Dari tabel II, dapat dilihat bahwa infusa bunga telang dari peringkat dosis
terendah sampai tertinggi (327,5; 655; 1310 dan 2620 mg/kgBB) berturut-turut
memiliki persen proteksi sebesar 46,27; 51,49; 77,61 dan 82,83 %. Dari data
dapat disimpulkan bahwa semakin besar dosis infusa bunga telang maka semakin
besar persen proteksi infusa bunga telang yang didapatkan.
Hasil analisis antara kontrol negatif (aquades) terhadap kelompok
perlakuan infusa bunga telang dosis 327,5; 655; 1310 dan 2620 mg/kgBB
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini menyatakan
bahwa pemberian infusa bunga telang dosis 327,5; 655; 1310 dan 2620 mg/kgBB
memiliki kemampuan efek proteksi nyeri. Selain itu, hal ini membuktikan bahwa
kontrol negatif (aquades) tidak memiliki efek analgesik, yang dapat ditunjukkan
dengan rata-rata jumlah geliat yang paling besar dibandingkan dengan kelompok-
kelompok lainnya (26,8 ± 1,64) dan memiliki persen proteksi yang paling kecil
(0,002 ± 6,10).
Hasil analisis pada kontrol positif (asetosal dosis 91 mg/kgBB)
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan infusa bunga telang dosis 327,5; 655;
dan 1310 mg/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna. Secara statistik, hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menyatakan bahwa kelompok perlakuan infusa bunga telang dosis 327,5; 655; dan
1310 mg/kgBB tidak mempunyai kemampuan proteksi nyeri yang sama dengan
asetosal 91 mg/kgBB, sedangkan pada hasil analisis kontrol positif (asetosal 91
mg/kgBB) menunjukkan bahwa kelompok perlakuan infusa bunga telangdengan
dosis 2620 mg/kgBB terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan infusa bunga telang dosis 2620
mg/kgBB mempunyai kemampuan proteksi nyeri yang sebanding dengan asetosal
91 mg/kgBB.
Dapat dilihat pada tabel III, perubahan % proteksi terhadap asetosal pada
kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 327,5 mg/kgBB, 655
mg/kgBB, 1310 mg/kgBB dan 2620 mg/kgBB berturut-turut adalah -45,13; -
38,93; -7,96 dan -1,76%. Hal ini menunjukan bahwa perubahan % proteksi
kelompok perlakuan yang infusa diberi bunga telang dosis 327,5 mg/kgBB, 655
mg/kgBB, dan 1310 mg/kgBB lebih rendah dibanding perubahan % proteksi
asetosal (0 %). Namun pada kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang
dosis 2620 mg/kgBB terjadi perubahan % proteksi terhadap asetosal berupa
peningkatan sebesar -1,76%. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan % proteksi
kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 2620 mg/kgBB
memiliki perubahan % proteksi terhadap nyeri yang sebanding dengan asetosal,
dan secara statistik, peningkatan ini berbeda tidak bermakna.
Pada kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 655
mg/kgBB, terjadi peningkatan persen proteksi dibanding pemberian infusa bunga
telang dosis 327,5 mg/kgBB, peningkatannya sebesar 5,22%, namun secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
statistik peningkatan ini tidak berbeda bermakna. Pada kelompok perlakuan infusa
bunga telang dosis 1310 mg/kgBB terjadi peningkatan persen proteksi dibanding
infusa bunga telang dosis 327,5 mg/kgBB. Peningkatan tersebut sebesar 31,34 %,
dan secara statistik peningkatan ini berbeda bermakna, sedangkan pada kelompok
pemberian infusa bunga telang dosis 2620 mg/kgBB terjadi peningkatan persen
proteksi sebesar 36,56% dibanding pemberian infusa bunga telang dosis 327,5
mg/kgBB dan secara statistik peningkatan persen proteksi kelompok perlakuan
yang diberi infusa bunga telang dosis 2620 mg/kgBB berbeda bermakna dengan
kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 327,5mg/kgBB.
Pada kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 1310
mg/kgBB menunjukan adanya peningkatan % proteksi sebesar 26,12 % dibanding
dengan kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 655mg/kgBB,
dan secara statistik perubahan ini berbeda bermakna, sedangkan kelompok
perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 2620 mg/kgBB jus tomat
menunjukan peningkatan % proteksi sebesar 31,34 % dibanding dengan kelompok
perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 655 mg/kgBB, dan secara statistik
perubahan ini berbeda bermakna.
Pada kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 2620
mg/kgBB menunjukkan peningkatan % proteksi sebesar 5,22 % dibanding dengan
kelompok perlakuan yang diberi infusa bunga telang dosis 1310 mg/kgBB dan
secara statistik perubahan ini berbeda bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa persentase proteksi infusa
bunga telang bergantung dari banyaknya dosis yang diberikan, semakin besar
dosis infusa bunga telang yang diberikan, semakin kecil persen proteksinya.
Berdasarkan kriteria analgesik suatu obat, obat yang dapat memberikan
proteksi sebesar 50% disebut memiliki efek analgesik dan bila kemampuan
menghambat geliat kurang dari 50% dikatakan belum memiliki aktivitas
analgesik. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa kelompok perlakuan infusa
bunga telang dosis 655; 1310; 2620 mg/kgBB dan asetosal dosis 91 mg/kgBB
memiliki aktivitas analgesik dengan nilai berturut-turut, yaitu 51,49; 77,61 dan
82,83 %, sedangkan pada kelompok perlakuan infusa bunga telang dosis 327,5
mg/kgBB tidak memiliki efek analgesik dengan nilai sebesar 46,27%, hal ini
dimungkinkan karena dosis yang diberikan terlalu kecil, sehingga tidak dapat
menimbulkan efek analgesik.
Pada tabel III, dapat dilihat juga bahwa daya analgesik pada kontrol
negatif (aquades) sangat rendah, yaitu 0,004 % bila dibandingkan dengan daya
analgesik pada kontrol positif (asetosal), yaitu 100 %. Hal ini membuktikan
bahwa kontrol negatif (aquades) tidak memiliki daya analgesik. Infusa bunga
telang pada dosis 327,5; 655; dan 1310 mg/kgBB memiliki daya analgesik
berturut-turut adalah sebesar 54,87; 61,07; dan 92,04 %, hal ini menunjukkan
bahwa infusa bunga telang pada dosis 327,5; 655; dan 1310 mg/kgBB memiliki
daya analgesik, tetapi terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif
(asetosal), sedangkan infusa bunga telang pada dosis 2620 mg/kgBB mempunyai
daya analgesik sebesar 98,24%, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang tidak bermakna terhadap kontrol positif (asetosal), yang berarti bahwa
infusa bunga telang pada dosis 2620 mg/kgBB memiliki daya analgesik sebanding
dengan kontrol positif (asetosal).
Pada penelitian didapatkan juga Effective Dose50 (ED50), yaitu suatu
dosis yang dapat menyebabkan dimana 50% populasi menimbulkan efek
analgesik yang dihitung secara ekstrapolasi. Perhitungan ED50 diperoleh dengan
cara memplotkan log dosis dan persen proteksi geliat. Log dosis yang didapatkan,
yaitu 2,52; 2,82; 3,12 dan 3,42 mg/kgBB dan rata-rata persen proteksi, yaitu
46,27; 51,49; 77,61; dan 82,83%.
Dari data diatas didapatkan bahwa nilai ED50 untuk infusa bunga telang
adalah 446,7 mg/kgBB. Grafik persamaan antara log dosis dan persen proteksi
infusa bunga telang dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 7. Persamaan garis ED50 infusa bunga telang (Clitoria ternatea)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
%p
rote
ksig
elia
t
log dosis infusa kembang telang
Persamaan garis ED50 Infusa Kembang Telang
Y = 45.27x - 69,89R2 = 0,956
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari hasil persamaan garis ED50 infusa bunga telang di atas, dapat dilihat
bahwa grafik yang muncul meningkat seiring dengan meningkatnya dosis,
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis infusa bunga telang yang
berikan, semakin besar persen proteksi yang berarti bahwa semakin besar efek
analgesik pada infusa Bunga telang.
Kandungan terbanyak pada bunga telang, yaitu flavonoid (20,07 ± 0,55
mmol/mg). Senyawa flavonoid pada bunga telang berperan sebagai antioksidan
(Herman, 2005). Salah satu jenis flavonoid pada bunga telang adalah senyawa
antosianin yang memberikan warna biru-keunguan, dan memiliki peran sebagai
antioksidan. Mekanisme antioksidan pada bunga telang, yaitu sebagai penangkal
radikal bebas dan dapat menghambat oksidasi arakhidonat sehingga dapat
menghambat terbentuknya oksigen reaktif (radikal bebas) dan juga prostaglandin.
Mekanisme kontrol positif (asetosal) mirip dengan bunga telang, yaitu dapat
menghambat enzim siklooksigenase yang dapat mengakibatkan penghambatan
sintesis senyawa endoperoksida siklik PGG2 dan PGH. Kedua senyawa ini
merupakan zat dari senyawa prostaglandin, sehingga sintesis prostaglandin akan
terhenti (Campbell, 1991).
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa infusa bunga telang memiliki
aktivitas sebagai analgesik pada mencit. Kelompok perlakuan infusa bunga telang
dengan dosis 655; 1310 dan 2620 mg/kgBB dapat memberikan efek analgesik.
Kelompok perlakuan infusa bunga telang dengan dosis 2620 mg/kgBB dapat
dikatakan memiliki kemampuan analgesik yang sebanding dengan asetosal dosis
91 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam penelitian ini digunakan bunga telang dalam bentuk infusa karena
berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan bunga telang, yaitu
dalam bentuk rebusan atau infusa dengan alasan lebih mudah dan sederhana.
Pada penelitian ini, pemanenan bunga telang yang dilakukan pada bulan Maret
2013 dan pada saat musim hujan, hal ini dapat menyebabkan kandungan aktif dari
bunga telang (antosianin) dapat berkurang, oleh karena itu sebaiknya tidak
dilakukan pada saat musim hujan.
Dalam penelitian ini telah dilakukan uji mengenai efek analgesik pada
bunga telang (Clitoria ternatea) dan hasil yang didapatkan adalah bunga telang
dapat memberikan efek analgesik. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
dikembangkan penelitian lebih lanjut mengenai uji toksisitas akut untuk
mengetahui suatu nilai keamanan dari infusa bunga telang (Clitoria ternatea).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kelompok perlakuan infusa bunga telang dengan dosis 327,5; 655; 1310 dan
2620 mg/kgBB memiliki besar persen proteksi berturut-turut adalah 46,27;
51,49; 77,61 dan 82,83%.
2. Infusa bunga telang memiliki efek analgesik (dosis 655; 1310 dan 2620
mg/kgBB) terhadap mencit betina dengan metode rangsang kimia.
3. Besar dosis efektif 50% (ED50) yang didapatkan dari infusa bunga telang
adalah 446,7 mg/kgBB.
B. Saran
1. Untuk penelitian lanjutan, pemanenan bunga telang sebaiknya tidak
dilakukan pada saat musim hujan karena akan mengurangi senyawa aktif dari
bunga telang (antosianin).
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas akut dari infusa
bunga telang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Y., 2010. Hipnosetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &Melahirkan, hal. 103. Gagas Media, Jakarta.
Andini, P. A., 2010. EfekAnalgesikEkstrakMetanol-Air DaunMacarangatanirus L.padaMencitBetinaGalur Swiss
Anief,M., 2000. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta:UniversitasGadjah Mada University Press.
Asmadi,2008.TeknikProseduralKeperawatanKonsepdanAplikasiKebutuhanDasarKlien, SalembaMedika, Jakarta, 112-115.
Campbell, W. B. 1991. Lipid-Derived Autacoids : Eicosanoids and Platelet-Activating Factor. Editor: Gilman, A. G. et al. New York: PengamonPress.
Cragg, G.M., and Newman, D.J., 2002, Ethnomedicine and Drug Discovery,Advances and Phytomedicine Series, vol 1, Elseivier Science B.V.,Netherlands, pp. 9-10.
DepartemenKesehatan RI, 1986, SediaanGalenik, DepartemenKesehatan RI,Jakarta, pp. 4-5, 16-20.
DirektoratJenderalPengawasanObatdanMakanan RI, 1995, jilid IV, FarmakopeIndonesia, DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, pp. 9.
Dinkes,2010.InformasitentangAsetosal,http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-obat/220-asetosal.html, diaksestanggal 21 April 2013
DiPiro, J.T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey,M.,2008, Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, McGraw-Hill, USA, pp. 1002.
Encyclopedia Aspirin, 2003.http://www.statemaster.com/encyclopedia/Aspirin,diaksestanggal 5 Mei 2013.
Gunawan, T., 2010. Efek Analgesik-Antiinflamasi Sari buah Nanas (Ananas-comosus L.) Pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas SanataDharma Yogyakarta.
Handara, P. D., 2006,EfekAnalgesikInfusaBatangBrotowalipadaMencitPutihBetina, Skripsi,UniversitasSanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hargono,. 2000. Pedoman kader pemanfaatan tanaman obat untuk kesehatankeluarga. Depkes RI, Jakarta.
Helmenstine, A. M., 2010, Aspirin or AcetylsalicylicAcidhttp://chemistry.about.com/od/medicalhealth/ig/DrugPhotoGallery/Aspirin.-1VJ.htm, diaksestanggal 5 Juli 2013.
Herman, 2005. Pengetahuan, sikap dan perilaku pengguna tanaman obat di desaSukajadi, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor dan faktor-faktoryang mempengaruhinya. (Skripsi), Bogor. Jurusan Gizi Masyarakat danSumber daya Keluarga Fakultas Pertanian IPB.
IASP, 1979. IASP Pain Terminology, Classification of Chronic Pain, Seattle,209-214.
Jacob, L. 2012. AktivitasAntikankerdariClitoriaternateaterhadapLimfoma,Mahatma Gandhi University, India.
Kazuma K., Noda, N.& Suzuki, M. 2003.Flavonoid Composition Related toPetalColor in Different lines of Clitoriaternatea. Phytochemistry;64: 1133-1139.
Kusuma, A., 2007. Menkes: PrevalensiHipertensi di Indonesia,http://www.kedaiobat.co.cc/2010/04/prevalensi-hipertensi.html,diaksespadatanggal 31 Mei 2013
Malabodi R.B., Nataraja K. 2001. Shoot Regenaration in Leaf Explants of Clitoriaternatea L. cultured in vitro. Phytomorphology;51: 169-171, Jakarta.
Michael, S.G., Kalamani A. 2003. Butterfly Pea (Clitoria ternatea): a nutritivemultipurpose forage legume for the tropics-an overview.PakistanJournal of Nutrition2: 374-379.
Pahune, B., 2013. Aktivitas Antimikrobial dari bunga Clitoria ternatea danPenggunaanya Sebagai Indikator alami pada Titrasi Asam Basa, Collegeof Pharmacy, Maharashtra, India.
Permadi, A.,2006. Tanaman Obat Pelancar Air Seni, hal. 58-59. PenebarSwadaya, Jakarta.
Powers and Jackson, 2008.Exercise-Induced Oxidative Stress: CellularMechanisms and Impact on Muscle Force Production. Department ofApplied Physiology and Kinesiology, University of Florida.
Putra, D.A.G., 2003, Efek Analgesik Air Perasaan Umbi wortel (Daucus carotaL.) pada mencit Putih Betina, Skripsi,Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Rein M. 2005. Copigmentationteactions and color stability of berryantthocianinsm (Dissertation). Food Chemistry Division, University ofHelsinky
Roach, S. S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, edisi 7, LippincottWilliams & Wilkins, New York, pp. 150.
Roberts, L.J., dan Morrow, J.D., 2001, The Pharmacological basis ofTherapeutics, edisi 10, Turner, R.A., 1965, Screening Method inPharmacology, Academic Press, New York, 100-118.
Rokhman, F., 2007. Aktivitas antibakteri filtrat bunga telang (Clitoria ternatea)terhadap bakteri penyebab konjungtivis. Skripsi Program Studi BiokimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamInstitut PertanianBogor, Bogor.
Satyanegara, 2010, Ilmu Bedah Syaraf, Edisi IV, PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, pp. 471.
Sidebang, M. B., 2011,PengaruhPraperlakuanInfusaBatangBrotowali(TinosporacrispaL.)terhadapDayaAnalgetikParasetamolpadaMencitPutihBetina, Skripsi,UniversitasSanata Dharma Yogyakarta.
Siswandono dan Soekarjdo, 2000, Prinsip-Prinsip Rancangan Obat, AirlanggaUniversity Press, Surabaya, pp. 293-294.
Tjay, T.H dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi V, PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta, pp. 202-302.
Tjay, T.H dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting, Edisi VI, PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta, pp. 313
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tutshi, G. N. T., 2007,UjiEfekAnalgesikEkstrakEtanolDaunSengganipadaMencitPutihBetina,Skripsi, UniversitasSanata Dharma Yogyakarta
Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery and Evaluation : Pharmacological Assay,edisi 2, Springer, Jerman, pp. 716-717.
Widjajanti, 2008, Obat-obatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, pp. 34
Wilmana, P.F., 1995, Analgetik Antipiretik Anti-inflamasi Non-steroid dan ObatPirai, dalam Ganiswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D.,Purwantyastuti, Nafrialdi, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, BagianFarmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, pp.207-209.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LAMPIRAN
Lampiran 1.SuratPengesahanDeterminasiTanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 2.SuratPengesahanEthical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 3. Foto tanaman dan bungatelang yang digunakan dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 4. Foto infusa bunga telang yang digunakan dalam penelitian
Lampiran 5. Foto panci infusa yang digunakan dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 6. Foto geliat mencit yang masuk kriteria
Lampiran 7. Foto geliat mencit yang tidak masuk kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 8. Hasil analisis uji Saphiro-Wilk pada jumlah geliat semua kelompokperlakuan
NPar Tests
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dosis 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
dosis Mean 56.9630 5.63146
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 45.4454
Upper Bound 68.4806
5% Trimmed Mean 59.5057
Median 68.2850
Variance 951.402
Std. Deviation 3.08448E1
Minimum -19.40
Maximum 85.07
Range 104.47
Interquartile Range 38.24
Skewness -1.091 .427
Kurtosis .315 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
dosis .215 30 .001 .837 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 9. Hasil analisis uji Kruskal-Wallis pada jumlah geliat semua kelompokperlakuan
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Kruskal-Wallis Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank
dosis kontrol negatif 5 3.00
kontrol positif 5 26.20
infusa dosis telang 1 5 9.80
infusa dosis telang 2 5 11.20
infusa dosis telang 3 5 18.40
infusa dosis telang 4 5 24.40
Total 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 10. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolnegatif dan kontrol positif
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol negatif 5 3.00 15.00
kontrol positif 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
Test Statisticsa,b
dosis
Chi-Square 26.712
df 5
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 11. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolnegatif dan infusa telang dosis I
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol negatif 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 1 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.627
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 12. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolnegatif dan infusa telang dosis II
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol negatif 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 2 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.619
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 13. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolnegatif dan infusa telang dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol negatif 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 3 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 14. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolnegatif dan infusa telang dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol negatif 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 15. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolpositif dan infusa telang dosis I
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol positif 5 8.00 40.00
infusa dosis telang 1 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 16. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolpositif dan infusa telang dosis II
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol positif 5 8.00 40.00
infusa dosis telang 2 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.643
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 17. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolpositif dan infusa telang dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol positif 5 7.90 39.50
infusa dosis telang 3 5 3.10 15.50
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .500
Wilcoxon W 15.500
Z -2.578
Asymp. Sig. (2-tailed) .010
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 18. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara kontrolpositif dan infusa telang dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis kontrol positif 5 6.50 32.50
infusa dosis telang 4 5 4.50 22.50
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U 8.500
Wilcoxon W 23.500
Z -.924
Asymp. Sig. (2-tailed) .356
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 19. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusatelang dosis I dan infusa telang dosis II
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis infusa dosis telang 1 5 6.70 33.50
infusa dosis telang 2 5 4.30 21.50
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U 6.500
Wilcoxon W 24.000
Z -.745
Asymp. Sig. (2-tailed) .456
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .548a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 20. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusatelang dosis I dan infusa telang dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis infusa dosis telang 1 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 3 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 21. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusatelang dosis I dan infusa telang dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis infusa dosis telang 1 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 22. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusatelang dosis II dan infusa telang dosis III
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis infusa dosis telang 2 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 3 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.643
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 23. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusatelang dosis II dan infusa telang dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis infusa dosis telang 2 5 3.00 15.00
infusa dosis telang 4 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.652
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 24. Hasil analisis uji Mann-Whitney pada jumlah geliat antara infusatelang dosis III dan infusa telang dosis IV
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Dosis 30 59.3337 30.44345 -19.20 85.28
Perlakuan 30 3.5000 1.73702 1.00 6.00
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
dosis infusa dosis telang 3 5 3.30 16.50
infusa dosis telang 4 5 7.70 38.50
Total 10
Test Statisticsb
dosis
Mann-Whitney U 1.500
Wilcoxon W 16.500
Z -2.410
Asymp. Sig. (2-tailed) .016
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap FebriaSinaga. Dilahirkan di
Nabire, Papua Tengah pada tanggal 24Februari 1992.
Lahir dari pasangan Bona Sinaga dan Mijem sebagai
anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1997
masuk SD YPPK Santo Petrus di Nabire, Papua Tengah.
Pada tahun 2003 menempuh pendidikan di SMP YPPK
Santo Antonius Nabiredan pada tahun 2006 melanjutkan
ke SMA AdhiNabire, Papua Tengah. Pada tahun 2009 penulis masuk Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif
dalam beberapa acara yang diselanggarakan kampus, antara lain sebagai panitia
sie perlengkapan pada acara Paingan Fest, panitia sie dana usaha pada acara
EKM Kasih, editor majalah Pharmaholic di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI