ANALISIS PERBE BANK (Studi Kasus p Bank Rak Dia PROGRAM i EDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT ( K KONVENSIONAL DAN BANK SYARI pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogy kyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yog SKRIPSI ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syara Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Dewi Rakhmawati NIM : 042114103 M STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 (PEMBIAYAAN) IAH yakarta dan gyakarta) at NTANSI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS ... · analisis perbedaan sistem pemberian kredit (pembiayaan) bank konvensional dan bank syariah (studi kasus p ... bab v analisis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
(Studi Kasus p
Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
i
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta dan
Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Dewi Rakhmawati
NIM : 042114103
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
ada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta dan
Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Yogyakarta, 30 Juni 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk :Ibu dan ayah yang mencintai dan mendukungkuKakakku dan adek yang menyayangikuDan Almamaterku
Manusia diciptakan dengan kelebihanManusia diciptakan dengan kekuranganManusia hidup dengan perjuanganManusia hidup tidak untuk menyerahManusia hidup dengan harapan dan kasihsayang
Nikmati hidupmu meski deritamuBangkit dan berusahalah slaluKita berkehendak Allah menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak membutuhkan
bantuan, doa dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan
ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Tabel 5.8 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan
di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 1) ......................................................... 114
Tabel 5.9 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan
di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 2) ........................................................ 115
Tabel 5.10 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan
di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 3) ......................................................... 116
Tabel 5.11 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 1) .................................... 118
Tabel 5.12 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 2) ...................................... 119
Tabel 5.13 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 3) .................................... 120
Tabel 5.14 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 4) ...................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel 5.15 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah
di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 5) ...................................... 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN)BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta danBank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Dewi RakhmawatiNIM: 042114103
Universitas Sanata DharmaYogyakarta
2008
Tujuan Penelitian ini untuk dapat membandingkan mekanisme pemberiankredit, perhitungan bunga kredit atau bagi hasil pada pembiayaan musyarakah dankredit modal kerja pada Bank Konvensional dan Syariah. Latar belakang penelitianini adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep perbankan syariahsehingga pemanfatan terhadap bank syariah masih sedikit.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukanwawancara dan dokumentasi. Teknik Analisa data yang digunakan adalah denganmembandingkan kedua sistem perbankan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan prosedur atau sistem pengambilan pembiayaandi bank syariah hampir sama dengan dengan sistem yang ada pada bankkonvensional. Perbedaannya terlihat pada bagi hasil atau bunga yang harusdibayarkan debitur kepada pihak bank. Besarnya bagi hasil yang diberikan debiturkepada pihak bank bergantung pada pendapatan debitur, nisbah bagi hasil antaranasabah dan bank, nominal pinjaman debitur, jangka waktu pinjaman. Sedangkanpada bank konvensional besar kecilnya bunga yang diperoleh bank bergantung pada:tingkat bunga yang berlaku, nominal pinjaman, jangka waktu pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE DIFFERENCES OF CREDIT EXTENSION(FINANCING) BETWEEN CONVENTIONAL BANK AND SYARIAH BANK(A Case study at BRI Yogyakarta and BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Dewi RakhmawatiNIM: 042114103
Sanata Dharma UniversityYogyakarta
2008
The objective of this research was to compare the mechanism of extensioncredit, the calculation of credit interest rate or revenue sharing of musyarakahfinancing and working capital credit at conventional bank and syariah bank. Thebackground of this research is the people’s lack understanding toward the concept ofsyariah banking so the usage of syariah bank is still low.
The type of this research was case study. The data were taken by doinginterview and documentation. The technique of data analysis used was by comparingboth banking systems.
The result of the research showed that the procedure or system of financing insyariah bank was almost similar with the system used in conventional bank. Thedifference was in the revenue sharing or interest that should be paid by the debtor tobank. The amount of share or interest that should be paid depended on the debtor’sincome, the ratio of share between client and bank, debtor’s loan nominal, period ofloan. However, in the conventional bank, the amount of interest that should beobtained by the bank depended on the recent level of interest, loan nominal, period ofloan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertengahan bulan Juli 1997, Indonesia diguncang krisis moneter yang
mengakibatkan hancurnya perekonomian serta menurunnya nilai tukar rupiah.
Imbas dari krisis moneter ini sampai saat ini masih dirasakan masyarakat
Indonesia terutama lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Kondisi
perekonomian Indonesia yang semakin kompleks ini, tentunya membutuhkan
ketersediaan dan peran serta pemerintah serta lembaga keuangan untuk
membantu dan mendukung masyarakat agar dapat menata kembali perekonomian
mereka. Lembaga keuangan menjadi sangat penting perannya dalam memenuhi
kebutuhan dana bagi masyarakat dalam rangka untuk memulihkan kembali usaha
atau bisnis mereka yang akhir-akhir ini lesu.
Saat ini ada dua jenis lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan
perbankan dan lembaga keuangan bukan perbankan. Lembaga keuangan
perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak, sedangkan lembaga keuangan bukan perbankan adalah lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan surat-surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berharga. Bentuk dari lembaga keuangan bukan perbankan ini adalah modal
ventura, anjak piutang, dana pensiun, dan penggadaian.
Lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu
bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Perbankan yang
bersifat konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan
sistem bunga (interest fee), sedangkan perbankan yang bersifat syariah adalah
bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip
syariah Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah
(UU, No 10:1998).
Bulan Mei 1992 merupakan babak baru dalam dunia perbankan
Indonesia. Sejak itulah perbankan syariah eksis di Indonesia, tepatnya dengan
mulai beroperasinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), atas prakarsa Majelis
Ulama Indonesia (MUI), yang didukung oleh sekelompok pengusaha dan
cendekiawan muslim. Latar belakang munculnya perbankan syariah juga terkait
dengan munculnya fatwa MUI mengenai bunga yang dianggap riba dan
hukumnya haram. Krisis ekonomi juga memberi momentum bagi perbankan
syariah, dimana kinerja perbankan syariah lebih baik dibanding bank
konvensional. Banyak perbankan konvensional runtuh dan perlu direkapitalisasi
dikarenakan tidak memiliki ketersediaan dana liquid yang cukup untuk
operasionalnya. Nasabah peminjam mengalami ketidakmampuan untuk
mengembalikan dana pinjaman karena tingginya nilai suku bunga. Kemacetan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengembalian dana pinjaman dari pihak nasabah ke perbankan berimplikasi pada
ketidakmampuan pihak perbankan untuk mengembalikan dana pinjaman kepada
Bank Indonesia. Pada saat nilai suku bunga melonjak tinggi, kondisi ini
mengakibatkan goncangan pada sistem manajemen moneter perbankan
konvensional. Sebaliknya kondisi ini tidak terlalu menggangu kinerja Bank
Mualamat. Bank Muamalat tetap kokoh dan tidak menderita kerugian yang besar
akibat negative spread. Walaupun kinerja perbankan syariah lebih baik daripada
perbankan konvensional, namun masih sedikit masyarakat yang memanfaatkan
jasa perbankan syariah, karena masih terbatasnya pengetahuan masyarakat
mengenai perbankan syariah.
Dalam operasionalnya, perbankan syariah melaksanakan kegiatan yang
hampir sama dengan perbankan konvensional. Secara umum kegiatan tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian: yakni kegiatan penghimpun dana
masyarakat, penyaluran dana (pembiayaan) serta jasa pelayanan bank. Kedua
jenis bank tersebut juga mengandalkan kredit sebagai kegiatan utama untuk
memperoleh penghasilan. Pada perbankan syariah, kredit mempunyai padanan
kata yaitu aktivitas pembiayaan. Kedua perbankan ini sama-sama menyalurkan
dana kepada masyarakat. Namun, mempunyai cara-cara yang berbeda dalam
memperoleh keuntungan yang diharapkan. Bagi perbankan konvensional,
keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi perbankan syariah
keuntungan diperoleh melalui imbalan atau bagi hasil. Sistem kredit yang
ditawarkan oleh perbankan konvensional sudah familier ditengah-tengah
masyarakat, berbeda dengan sistem pembiayaan perbankan syariah, walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), performance bank syariah
menunjukkan kemajuan yang mengesankan. Jaringan bank syariah tumbuh dari
112 kantor pada Desember 2000 menjadi 188 kantor pada Agustus 2003.
Sedangkan volume usaha naik dari Rp1,8 triliun pada Desember 2000 menjadi
Rp6,2 triliun pada Agustus 2003. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan
bank konvensional, nasabah bank syariah masih sangat kecil. Kendala ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep
perbankan syariah. Disinilah peran serta pemerintah dan perbankan syariah
dalam memperkenalkan alternatif perbankan lain yaitu perbankan syariah.
Berdasarkan paparan tersebut diatas, penulis merasa perlu memberikan
pengetahuan kepada pembaca mengenai jasa yang ditawarkan oleh perbankan
syariah dan membandingkannya dengan perbankan konvensional terutama
berkaitan dengan sistem kredit (pembiayaan). Dengan bertambahnya
pengetahuan, masyarakat dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan
dalam bertransaksi dengan pihak perbankan. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka judul yang dipilih oleh penulis adalah “Analisis Perbedaan Sistem
Pemberiaan Kredit (Pembiayaan) antara Bank Konvensional dan Bank
Syariah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimanakah perbedaan mekanisme pemberian kredit modal kerja terkait
dengan prosedur dan penentuan kelayakan kredit dilihat dari sisi keuangan
pada bank konvensional dan bank syariah?
2. Bagaimanakah perbedaan proses perhitungan kredit beserta bunga atas kredit
modal kerja pada bank konvensional dan bank syariah?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan
sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan sistem pemberian kredit dalam penelitian ini, yaitu
proses bank dalam memberikan kredit dari pengajuan proposal kredit sampai
dengan proses pelunasan kredit.
2. Pada bank syariah pemberian kredit modal kerja yang dimaksud adalah
pemberian pembiayaan musyarakah.
3. Pada bank syariah yang dimaksud proses perhitungan kredit beserta bunga,
adalah proses perhitungan pembiayaan beserta bagi hasilnya.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme
pemberian kredit modal kerja dan pemberian pembiayaan musyarakah, serta
untuk mengetahui perhitungan bunga kredit modal kerja pada Bank Rakyat
Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan bagi hasil pembiayaan
musyarakah pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang nantinya digunakan untuk membandingkan manakah yang lebih
menguntungkan antara mengambil kredit di bank konvensional atau bank syariah
dilihat dari segi bunga/bagi hasil yang harus dibayarkan debitur kepada pihak
bank.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
penulis tentang materi perbankan, terutama sistem pemberian kredit bank
konvensional dan syariah.
2. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan
pustaka atau referensi mengenai dunia perbankan.
3. Bagi Bank, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan,
khususnya mengenai penilaian sistem pemberian kredit yang sudah ada,
sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam
menetapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan lebih baik dan tepat.
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang gambaran umum mengenai bank syariah dan bank konvensional
terutama mengenai sistem atau mekanisme pemberian kreditnya dan
penentuan bunga kredit atau bagi hasilnya dalam praktik nyata di lapangan
maupun teorinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dengan urutan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teoritis. Selanjutnya teori
tersebut digunakan sebagai dasar (pedoman) dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, subyek dan obyek penelitian, jenis data yang digunakan
dalam penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Bank Rakyat Indonesia
Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia Syariah
Ahmad Dahlan Yogyakarta, yaitu mengenai pendirian usaha, visi dan
misi, serta struktur organisasi dan manajemen.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan analisis mengenai persamaan dan perbedaan
sistem serta perhitungan bunga kredit dalam pemberian kredit modal
kerja dan bagi hasil musyarakah berdasarkan praktik yang terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan di Bank
Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta.
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Pada akhir bab penelitian dituliskan kesimpulan dari hasil analisis,
keterbatasan penelitian yang ditulis dan saran-saran yang bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya, dan pihak lain yang berkepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit
Definisi kredit menurut PSAK No. 31 adalah sebagai berikut:
“Peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
keuntungan”.
Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit
dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian
surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement
(NPA). Sedangkan pengertian kredit menurut UU RI No. 10 Tahun 1998,
mendefinisikan sebagai berikut: “Penyediaan barang uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga”.
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain
dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai
berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan si pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali
di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan
oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani
dikucurkan. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit
sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah
terhadap bank.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan
ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk bisa berbentuk jangka pendek (dibawah satu tahun),
jangka menengah (satu sampai tiga tahun), atau jangka panjang (diatas tiga
tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit
yang sudah disepakati kedua belah pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Resiko
Tenggang waktu pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak
tertagihnya atau macetnya pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu
jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula
sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja
oleh nasabah, maupun oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya karena
unsur bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit
yang diperolehnya.
5. Balas Jasa
Balas jasa bagi merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu
kredit. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan
kepada nasabah berupa biaya administrasi kredit yang juga merupakan
keuntungan bank.
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak
dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian
kredit juga tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya
tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping
itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dalam hal
ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai
sektor, terutama sektor riil.
Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya
pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru,
sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar
kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang
dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat
memiliki banyak plihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri
dengan fasilitas yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai
untuk keperluan ekspor.
Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki
suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut, antara lain:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja
dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dengan diberikannya
kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa
oleh si penerima kredit, kemudian juga dapat memberikan penghasilan
tambahan kepada pemilik dana.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau
bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Untuk meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan
jumlah barang yang beredar. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang
biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit
yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau
memperluas usahanya.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang
lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
Menurut Kasmir (2006: 109-112), secara umum jenis-jenis kredit dapat
dilihat dari berbagai segi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau biasanya digunakan
untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya
untuk suatu periode yang relatif lebih lama dibutuhkan modal yang relatif
besar pula.
b. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji
pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi
perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk
pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit
industri akan menghasilkan barang industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Kredit konsumtif
Kredit konsumtif digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit
ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit
perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang
dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada
supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam
jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu
kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya
digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan,
misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya
tanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengah
Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka waktu kreditnya
berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk
pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya
paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas
tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka
panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan
untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud atau jaminan orang, artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan
harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek
usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama
berhubungan dengan bank atau pihak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka
pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor
peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka
pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang, ternak kambing
atau ternak sapi.
c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai
industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.
d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha
tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai, biasanya jangka panjang,
seperti tambang emas, minyak atau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para
mahasiswa.
f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
profesional, seperti dosen, dokter, atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.
Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh
bank mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat berdasarkan
prinsip kehati-hatian. Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-Undang Perbankan
yang diubah, yang mestinya dinilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau
pembiayan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, modal, agunan, dan
prospek usaha dari nasabah debitur, dimana menurut Teguh ( 2001: 11 ), dikenal
dengan sebutan “the six C of credit analysis” atau prinsip 6 C, yang terdiri dari:
1. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk
membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang
si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga,
hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran
tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.
2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam
mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya,
sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan. Capacity sering disebut dengan nama Capability.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari
laporan keuangan (neraca dan laporan laba/rugi) yang disajikan dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya,
rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari
sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal
yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa
modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan
politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang.
Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-
benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
5. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya,
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Constraints
Constraints merupakan hambatan atau rintangan berupa faktor sosial
psikologi yang ada pada suatu daerah tertentu yang mengakibatkan proyek
tidak dapat dilaksanakan.
Selanjutnya penilaian suatu kredit menurut Kasmir (2006: 119) dapat pula
dilakukan dengan analisis 7 P dengan unsur penilaian sebagai berikut:
1. Personality
Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality
juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Purpose digunakan untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah
untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Prospect
Prospect digunakan untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai
tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga
nasabah.
5. Payment
Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha
lainnya.
6. Profitability
Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode-periode, apakah akan tetap
sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
akan diperolehnya.
7. Protection
Protection bertujuan untuk menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan
jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman,
perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam praktiknya disamping menggunakan analisis 6 C dan analisis 7 P,
maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan
dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada
dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya
digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu
panjang. Aspek-aspek yang dinilai antara lain meliputi:
1. Aspek yuridis/hukum
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta ijin-
ijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai
dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akta pendirian perusahaan,
sehingga dapat diketahui pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya dari
dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti:
a. Surat Ijin Usaha Industri (S.I.U.I.) untuk sektor industri.
b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (S.I.U.P.) untuk sektor perdagangan.
c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah dan
sertifikat deposito.
f. Serta dokumen-dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap
produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dalam aspek
ini adalah:
a. Hasil penjualan produksi minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun
yang lalu.
b. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang
akan datang.
c. Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai.
d. Prospek produk secara keseluruhan.
3. Aspek keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping
itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. Dari cash flow ini
akan terlihat pendapatan dan biaya-biaya sehingga dapat dinilai layak atau
tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan. Penilaian bank
dari aspek keuangan biasanya mencakup antara lain:
a. Rasio Likuiditas, mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif dengan
hutang lancarnya.
b. Rasio Solvabilitas, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
c. Payback Period
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Net Present value (NPV), menghitung selisih nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun
terminal cash flow) di masa yang akan datang.
e. Profitability index (PI), membandingkan antara nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang
investasi. PI > 1, maka proyek diterima, PI < 1, maka proyek ditolak.
f. Internal Rate of Return (IRR)
= −−
−
g. Dan Break Event Point (BEP)
=1 −
4. Aspek teknis/operasi
Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi,
lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi
usaha seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan. Demikian pula dengan
masalah lay out gedung dan lay out ruangan dan lay out mesin-mesin
termasuk jenis mesin dan teknologi yang digunakan.
5. Aspek manajemen
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber
daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman
sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai
proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Aspek sosial ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampak yang timbul akibat
adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat
secara umum, seperti:
a. Meningkatnya ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan
terhadap impor.
b. Mengurangi pengangguran.
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
d. Tersedianya sarana dan prasarana.
e. Membuka isolasi daerah tertentu.
7. Aspek amdal
Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap
lingkungan baik darat, air, atau udara, termasuk kesehatan manusia akibat
proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum
kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak akan
mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya.
Disamping menggunakan prinsip pemberian kredit di atas, bank dalam
memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3R, yaitu:
1. Returns (Hasil yang Diperoleh)
Returns, merupakan hasil yang diperoleh oleh debitur dalam hal ini ketika
kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur, artinya
perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ongkos-ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti
untuk cash flow, kredit lain jika ada.
2. Repayment (Pembayaran Kembali)
Kemampuan membayar dari pihak debitur tentu saja juga harus
dipertimbangkan, dan apakah kemampuan membayar tersebut match dengan
schedule pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan.
Laba Bersih 55,790 5,88 150,470 7,38 269,71 139,002 5,42 92,38Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 5.6: Sumber dan Penggunaan DanaRp,00
NO. KETERANGAN2006 2007
SUMBER PENGGUNAAN SUMBER PENGGUNAAN
1 Laba/Rugi 150,470 139,002
2 Penyusutan 115,000 87,224
3 Kas/Bank 0 23,750 0 21,219
4 Piutang 0 467,720 0 51,527
5 Uang Muka 0 0 0 0
6 Aktiva Lancar Lainnya 0 0 0 0
7 Persediaan Barang 2,000 0 108 0
8 Hutang Dagang 300,000 0 0 102,920
9 Hutang Bank 0 76,000 0 50,668
10 Aktiva 0 0 0 0
11 Hutang Lainnya 0 0 0 0
12 Prive Ambil/Setor 0 0 0 0
Jumlah 567,470 567,470 226,334 226,334Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 5.7: Rasio-Rasio Keuangan
NO. KETERANGAN01/01/05
s/d31/12/05
01/01/06s/d
31/12/06
01/01/07s/d
31/12/07ULASAN ATAS MASING-MASING PARAMETER
1 Net Working Capital -318500 -129030 46.528 Modal kerja bersih semakin meningkat
2Likw.: Current Ratio(CR) 46,11 85,52 105,90 Rasio aktiva lancar semakin likuid
3 Quick Ratio (QR) 33,25 77,21 96,53 Rasio aktiva diluar persediaan semakin likuid
4 Solvabilitas (DER) 26,49 31,86 26,31 Rasio hutang terhadp modal semakin kecil
5 ROA 1,35 3,33 3,08 Rasuio laba terhadp total asset semakin kecil
6 Profit Margin (PM) 5,88 7,38 5,42 Produktivitas perusahaan semakin kecil
7PertumbuhanPenjualan 105,00 215,19 125,77 Pertumbuhan penjualan semakin kecil
8 ICR 516,34 474,30 618,66Kemampuan perusahaan membayar bunga semakinbesar
9 DOR 65 113 96 Perputaran piutang semakin cepat
10 DOI 81 22 14 Perputaran persediaan semakin cepat
11 WCTO 146 135 110 Perputaran modal kerja semakin cepat
12 DOP 25 12 10 Perputaran hutang dagang semakin lambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja pada tahun 2007 (Dengan
Metode WCTO), adalah sebagai berikut:
HPP: 1.898.553
Biaya Adm + Umum: 400.000
DOR: 96 hari
DOP: 10 hari
DOI: 14 hari
Out Pocket Expenses: 2.298.553 (HPP + Biaya Umum & Administrasi)
Net Trade Cycle: 110 hari (DOR + DOI)
Proyeksi Omzet th 2007/2008 = 105%
110 x 2.298.553 x 105% : 360 = 737.452
Modal kerja yang tersedia (AL - HL): 46.528
Hutang dagang yang diproyeksikan: 65.000
Kebutuhan Modal Kerja: 625.924
Pembiayaan yang dapat dipertimbangkan dibulatkan: 625.000
Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja pada RS. XXX, dapat
diambil kesimpulan bahwa bank dapat memberikan pembiayaan tidak lebih dari
Rp625.000,00, jika debitur tidak bersedia atas tawaran pembiayaan yang
ditawarkan bank, maka bank akan menolaknya, jika debitur menyetujui
penawaran tersebut, maka antara bank dan debitur akan melakukan akad
pembiayaan, yang nantinya akan berujung pencairan dana pembiayaan dari bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
E. Teknik Perhitungan Pengembalian Kredit di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
Teknik perhitungan angsuran atau pengembalian kredit oleh nasabah ke
BRI, dengan jenis kredit yang diberikan adalah kredit modal kerja, adalah
sebagai berikut: Jika pada bulan Desember 2006, PT. Karisma meminjam ke
bank dengan Plafon pinjaman kredit modal kerja sebesar Rp100.000.000,00,
bunganya 15% per tahun, jangka waktu 12 bulan (1 tahun). Maka perhitungan
bunga yang harus dibayarkan oleh debitur kepada pihak bank adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel 5.8: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro YogyakartaAsumsi 1: Jumlah Cicilan Pokok Sama dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian
Tabel 5.9: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro YogyakartaAsumsi 2: Jumlah Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening KoranBunga Harian
Tabel 5.10: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro YogyakartaAsumsi 3: Jumlah Cicilan Pokok Sama dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian
F. Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan
terutama yang berkaitan dengan jenis pembiayaan
berikut:
Pada bulan Januari 2006 RS.XXX bersama
membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan
musyarakah sebesar Rp100.000.000,00, dari pihak bank sebesar
Rp50.000.000,00 dan dari nasabah sebesar Rp50.000
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan
Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat
kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama
dengan bunga yang ditet
Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari
keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka
bank syariah memperoleh keuntungan tiap bulan sebesar:
Nisbah untuk BRI Syariah sebesar:
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau
pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan
dengan beberapa asumsi, sebagai berikut:
Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad
Dahlan Yogyakarta
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan
terutama yang berkaitan dengan jenis pembiayaan musyarakah
Pada bulan Januari 2006 RS.XXX bersama-sama dengan BRI Syariah
membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan
sebesar Rp100.000.000,00, dari pihak bank sebesar
Rp50.000.000,00 dan dari nasabah sebesar Rp50.000
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan
Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat
kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama
dengan bunga yang ditetapkan oleh BRI Cik Di Tiro yaitu 15%. Maka BRI
Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari
keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka
bank syariah memperoleh keuntungan tiap bulan sebesar:
ah untuk BRI Syariah sebesar:
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau
pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan
dengan beberapa asumsi, sebagai berikut:
117
Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad
Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan
musyarakah, adalah sebagai
sama dengan BRI Syariah
membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan
sebesar Rp100.000.000,00, dari pihak bank sebesar
Rp50.000.000,00 dan dari nasabah sebesar Rp50.000.000,00. Dari
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan
Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat
kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama
apkan oleh BRI Cik Di Tiro yaitu 15%. Maka BRI
Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari
keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka
bank syariah memperoleh keuntungan tiap bulan sebesar:
,
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau
pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 5.11: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan YogyakartaAsumsi 1: Jumlah Pendapatan dan Cicilan Pokok yang Dibayarkan Sama
Tabel 5.12: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan YogyakartaAsumsi 2: Cicilan Pokok Sama dan Pendapatan yang Dibayarkan Berbeda