Page 1
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS
BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN FLIP PDF PROFESSIONAL
UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Tiurmala Manurung
161224047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS
BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN FLIP PDF PROFESSIONAL
UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Tiurmala Manurung
161224047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan karya ini sebagai ucapan syukur dan terima kasih kepada:
1 Tuhan Yesus yang selalu memberkati, menopang dan sekalipun tidak pernah
membiarkan penulis menghadapi masalah dalam menyelesaikan penelitin ini.
2 Bapak Selamat Manurung dan Ibu Tiana Sinaga, selaku orang tua penulis
yang selalu memberikan semangat, mendoakan, mengarahkan, dan menasihat
agar penulis dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu.
3 Keluarga Lidya Manurung, Keluarga Meilani Manurung, Keluarga Rinto
Panjaitan, Keluarga Cecilile Manurung, Keluarga Parulian Siregar, Keluarga
Gio Manurung, Keluarga Tison Manurung, Keluarga Hizkia Pasaribu, Sehat
Manurung, selaku saudara kandung penulis yang selalu memberikan nasihat
dan semangat dalam menyelesaikan studi.
4 Lidya, Jensen, Tomi, Tina, Meylani, Gerry, Michael, Rinto, cecilile, Parulian,
Anju, Hizkia, Evendi, dan Gio, selaku ponakan penulis yang selalu
memberikan hiburan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
5 Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar mengarahkan, mengajari dan memberikan dedikasi tinggi untuk
membimbing penulis dalam penyusunan penelitian ini.
6 Para Dosen PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu
memberikan dedikasi dalam mengajari dan mengarahkan penulis selama
kuliah di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
7 Gretty Silvia manurung, selaku teman seperjuangan penulis yang sama-sama
mendukung, memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini dan lulus
kuliah tepat waktu dan dapat wisuda bersama.
8 Sahabat, teman, dan semua orang yang memberikan dorongan, pengalaman
dan pelajaran kepada penulis selama ini.
9 Anggota Fresh Kairos yang selalu mendukung penulis dalam doa maupun
dorongan, dan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
v
MOTO
“Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi semua orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”
(1 Timotius 4:12)
“Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai
engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau;
janganlah takut dan janganlah patah hati.”
(Ulangan 31:8)
Tidak ada seorangpun yang bisa kembali ke masa lalu dan memulai awal yang
baru lagi, tapi semua orang bisa memulai hari ini dan membuat akhir yang baru.
(Maria Robinson)
Lakukanlah yang terbaik seolah-olah kesempatan tidak akan datang untuk kedua
kalinya. Awalan dengan doa dan akhiri dengan ucapan syukur.
(Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
viii
ABSTRAK
Manurung, Tiurmala. 2020. Pengembangan Modul Pembelajaran FrasaEksosentris Bahasa Indonesia Menggunakan Flip PDF Professsionaluntuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Skripsi.Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini mengenai bagaimanapengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesiamenggunakan flip PDF professsional untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan modulpembelajaran frasa eksosentris menggunakan flip PDF professsional untukmahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pengembangan atau Research andDevelopment (R&D) menurut Borg dan Gall. Tahap penelitian ini disederhanakanmenjadi empat tahap yaitu: penelitian dan pengumpulan informasi, pengembanganproduk, uji validasi, dan revisi. Penelitian ini tidak melakukan uji coba kepadamahasiswa karena adanya pandemik virus Corona. Untuk menguji kelayakanModul Pembelajaran Frasa Eksosentris, peneliti menvalidasinya kepada tiga dosenahli/validator.
Hasil studi pendahuluan terhadap 26 mahasiswa melalui kuesonermenyatakan bahwa mahasiswa kesulitan dalam pembelajaran frasa eksosentris,sedangkan dosen pengampu menyatakan bahwa pengembangan modul sangat baikkarena dapat digunakan mahasiswa secara mandiri. Dalam pengembangan modulini, hal-hal yang harus dilakukan yaitu, menentukan judul, menentukan tujuan,memilih bahan, penyusunan kerangka, mengumpulan bahan, dan penyusunanmodul digital. Berdasarkan hasil validasi ketiga dosen ahli/validator modul digitalfrasa eksosentris layak digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia. Berikut hasil Validasi akumulasi ketiga dosen ahli/validator terhadapaspek kelayakan modul, 1) aspek kelayakan isi/materi memperoleh skor rata-rata3,95 dengan kategori “baik”, 2) aspek kelayakan penyajian memperoleh skor rata-rata 3,71 dengan kategori “baik”, 3) aspek kelayakan bahasa memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan kategori “baik”, 4) aspek kelayakan kegrafikan memperoleh skorrata-rata 3,92 dengan kategori “baik”, 5) aspek kelayakan media memperoleh skorskor rata-rata 3,93 dengan kategori “baik”.
Kata Kunci: modul, flip pdf professional, frasa eksosentris, sintaksis, pembelajaran,mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
ix
ABSTRACT
Manurung, Tiurmala. 2020. The Development of Indonesia Exocentric phraseLearning Modul Using the Flip PDF Professional for IndonesianEducation ond Literature Student .Thesis. Yogyakarta: Bahasa IndonesiaEducation and Literature Study Program, Department of Languages andArts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata DharmaUniversity.
The problem formulation of this research is how the learning module onIndonesian’s exocentric phrases is developed for students of Bahasa IndonesiaEducation and Literature. This research aimed to produce a learning module onIndonesian’s exocentric phrases for students of Bahasa Indonesia Education andLiterature.
The type of the research, according to Borg and Gall, was Research andDevelopment (R&D). The research procedure was simplified into four stages:research and data gathering, product development, validation testing, and revision.This research did not examine the students due to the occurrence of Coronaviruspandemic. In testing the eligibility of the exocentric phrase digital learning module,the researcher validated it to three academic experts/validators.
The results showed that 26 students, through questionnaires, found adifficulty in learning exocentric phrases, while the assigned lecturer conveyed thedevelopment of the digital learning module brought an impressive impact as itfacilitated the students to do an independent learning. In developing the digitalmodule, things that must have been done included determining the title, objectives,and materials, constructing the framework, collecting materials, and arranging thedigital module. Based on the results of the validation of the three academicexperts/validators, the exocentric phrase digital learning module was eligible to beused by the students of Bahasa Indonesia Education and Literature. Following arethe results of the accumulated validations of the three academic experts/validatorson the module’s eligibility aspects, 1) the eligibility aspect of the content/materialgot an average score of 3.95 with a “good” category, 2) the eligibility aspect of thepresentation obtained an average score of 3.71 with a “good” category, 3) theeligibility aspect of language got an average score of 3.83 with a “good” category,4) the eligibility aspect of graphics got an average score of 3.92 with a “good”category", 5) the eligibility aspect of media got an average score of 3.93 with a“good” category.
Keywords: module,flip PDF professional, exocentric phrases, syntax, learning,students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL----------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN---------------------------------------------------- iii
HALAMAN PERSEMBAHAN-------------------------------------------------- iv
MOTO----------------------------------------------------------------------------------v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA-----------------------------------------vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS---------------------------- vii
ABSTRAK-------------------------------------------------------------------------- viii
ABSTRACT--------------------------------------------------------------------------- ix
KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------x
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR TABEL----------------------------------------------------------------xviii
DAFTAR BAGAN ----------------------------------------------------------------xix
DAFTAR DIAGRAM------------------------------------------------------------- xx
DAFTAR GAMBAR--------------------------------------------------------------xxi
DAFTAR LAMPIRAN-------------------------------------------------------- xxvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah................................................................................. 6
1.3 Rumusan masalah .............................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
xiv
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
1.5 Definisi Oprasional ............................................................................ 8
1.6 Spesifikasi Produk ........................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................13
2.1 Kajian Terdahulu yang Relevan..................................................... 13
2.2 Landasan Teori............................................................................... 17
2.2.1 Sintaksis..........................................................................................17
2.2.1.1 Hakikat Sintaksis............................................................................ 19
2.2.1.2 Frasa................................................................................................20
2.2.1.3 Jenis-Jenis Frasa............................................................................. 26
2.2.1.4 Frasa Eksosentris............................................................................ 27
2.2.2 Modul..............................................................................................33
2.2.2.1 Hakikat Modul ...............................................................................34
2.2.2.2 Tujuan dan Fungsi Modul ..............................................................37
2.2.2.3 Karakteristik Modul .......................................................................38
2.2.2.4 Struktur Penulisan Modul ..............................................................42
2.2.2.5 Prosedur Penulisan Modul .............................................................49
2.2.3 Flip PDF Professional....................................................................54
2.2.3.1 Hakikat Flip PDF Professional......................................................54
2.2.3.2 Cara Pembuatan Modul Menggunakan
Flip PDF Professional....................................................................55
2.2.3.3 Kelebihan Flip PDF Professional................................................... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
xv
2.3 Kerangka Berpikir.......................................................................... 58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................60
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 60
3.2 Sumber Data dan Data ...................................................................61
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 62
3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................63
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................... 65
3.6 Langkah Penelitian Pengembangan ...............................................69
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................75
4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................75
4.1.1 Hasil Penelitian Pendahuluan......................................................... 76
4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Dosen Pengampu Mata
Kuliah Sintaksis Tarhadap Pengembangan
Modul Digital Frasa Eksosentris.................................................... 79
4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait
Pengalaman Awal dalam Pembelajaran
Frasa Eksosentris ........................................................................... 81
4.1.2 Pengembangan Modul Digital Pembelajaran
Frasa Eksosentris ........................................................................... 85
4.1.2.1 Penentuan Tujuan........................................................................... 86
4.1.2.2 Pemilihan Bahan ............................................................................86
4.1.2.3 Penyusunan Kerangka ................................................................... 87
4.1.2.4 Pengumpulan Bahan dan Penyusunan Bahan ................................89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
xvi
4.1.2.5 Penyusunan Modul......................................................................... 90
4.1.3 Uji Validasi ..................................................................................102
4.1.3.1 Hasil Validasi Dosen Ahli............................................................ 103
4.1.4 Revisi............................................................................................111
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................122
4.2.1 Deskripsi Modul .......................................................................... 122
4.2.1.1 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Isi/Materi.....................123
4.2.1.2 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Penyajian.....................131
4.2.1.3 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Bahasa.........................135
4.2.1.4 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Kegrafikan.................. 137
4.2.1.5 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Media.......................... 142
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi ......................................................144
4.2.2.1 Deskripsi Hasil Validasi Ahli I.....................................................145
4.2.2.2 Deskripsi Hasil Validasi Ahli II................................................. 147
4.2.2.3 Desakripsi Hasil Validasi Ahli III................................................ 149
4.2.3 Analisis Kelayakan Modul .......................................................... 151
4.2.3.1 Aspek Kelayakan Isi/Materi......................................................... 152
4.2.3.2 Aspek Kelayakan Penyajian......................................................... 153
4.2.3.3 Aspek Kelayakan Bahasa ............................................................ 154
4.2.3.4 Aspek Kelayakan Kegrafikan ......................................................155
4.2.3.5 Aspek Kelayakan Media...............................................................156
4.2.4 Kajian Produk Akhir --------------------------------------------------- 159
4.2.4.1 Aspek Kelayakan Isi/Materi------------------------------------------- 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xvii
4.2.4.2 Aspek kelayaka Penyajian............................................................161
4.2.4.3 Aspek Kelayakan Bahasa---------------------------------------------- 165
4.2.4.4 Aspek kelayakan Kegrafikan .......................................................169
4.2.4.5 Aspek Kelayakan Media...............................................................171
BAB V PENUTUP.................................................................................... 175
5.1 Kesimpulan...................................................................................175
5.2 Saran............................................................................................. 176
5.2.1 Saran Bagi Dosen Pengampu....................................................... 177
5.2.2 Saran Bagi Mahasiswa..................................................................177
5.2.3 Saran Bagi Peneliti lain ............................................................... 177
DAFTAR PUSTAKA................................................................................179
BIOGRAFI PENULIS..............................................................................183
LAMPIRAN.............................................................................................. 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Fungsi Sintaksis pada Kalimat................................22
Tabel 2.2 Perbedaan Mofrem Terikat, Klitika dan Frasa.....................24
Tabel 2.3 Perbedaan Frasa dengan Kata Majemuk...............................26
Tabel 2.4 Perbedaan Modul Cetak dan Modul Digital------------------- 36
Tabel 3.1 Konversi Nilai dan Skla Sikap.............................................. 66
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Dosen Pengampu Sintaksis......................80
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kebutuhan Awal Mahasiswa.........................82
Tabel 4.3 Kerangka Modul Digital Frasa Eksosentris.......................... 88
Tabel 4.4 Aspek yang Dinilai dalam Validasi Modul..........................96
Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Ahli I, Ahli II, dan Ahli III................. 104
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli 1 .........................................146
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli II..................................... 148
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli III....................................151
Tabel 4.9 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Hasil
Validasi Dosen Ahli............................................................ 152
Tabel 4.10 Analisis Kelayakan Isi/Materi Oleh Ketiga Dosen Ahli.....153
Tabel 4.11 Analisis Kelayakan Penyajian Oleh Ketiga Dosen Ahli.....154
Tabel 4.12 Analisis Kelayakan Bahasa Oleh Ketiga Dosen Ahli......... 155
Tabel 4.13 Analisis Kelayakan Kegrafikan Oleh Ketiga Dosen Ahli...156
Tabel 4.14 Analisis Kelayakan Media Oleh Dosen Ketiga
Dosen Ahli........................................................................ 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Bagian-bagian Sintaksis ------------------------------------------- 18
Bagan 2.2 Kedudukan Frasa---------------------------------------------------- 23
Bagan 2.3 Bagan Jenis-jenis Frasa Eksosentris------------------------------ 28
Bagan 2.3a Contoh Sistematika Uraian Modul Digital
Frasa Eksosentris---------------------------------------------------- 47
Bagan 2.4 Kerangka Berpikir---------------------------------------------------59
Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Research and
Developmen (R&D)------------------------------------------------- 69
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Lima Tahap ----------------------------------74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xx
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Validasi Isi Oleh Dosen Ahli I,
Ahli II dan Ahli III.............................................................. 106
Diagram 4.2 Hasil Validasi Kelayakan Penyajian Oleh Dosen
Ahli I, Ahli II dan Ahli III...................................................107
Diagram 4.3 Hasil Validasi Kelayakan Penyajian Oleh Dosen
Ahli I, Ahli II dan Ahli III...................................................108
Diagram 4.4 Hasil Validasi Kelayakan Kegrafikan Oleh Dosen
Ahli I, Ahli II dan Ahli III...................................................109
Diagram 4.5 Hasil Validasi Kelayakan Media Oleh Dosen
Ahli I, Ahli II dan Ahli........................................................110
Diagram 4.6 Data Skor Rata-rata Validasi Seluruh Dosen
ahli terhadap kelesuruhan aspek kelayakan........................ 111
Diagram 4.7 Hasil Validasi Ahli I Terhadap Aspek-aspek
Kelayakan Modul Digital....................................................146
Diagram 4.8 Hasil Validasi Ahli II Terhadap Aspek-aspek
Kelayakan Modul Digital....................................................148
Diagram 4.9 Hasil Validasi Ahli III Terhadap Aspek-aspek
Kelayakan Modul Digital...................................................150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Desaian Sampul Depan dalam Lembaran Kerja Fotor--91
Gambar 4.2 Petunjuk Penggunaan Modul dan Daftar pustaka
Dilembar Kerja Microsoft Word--------------------------- 91
Gambar 4.3 Tujuan Pembelajaran, Kata Motivasi, dan Peta
Konsep pada Pembelajaran 1------------------------------- 92
Gambar 4.4 Sebagian Isi Draf Modul dalam Lembar
Kerja Microsoft Word 2010---------------------------------93
Gambar 4.5 Sebagai Bagian Ketiga yang Terdapat pada Modul---- 95
Gambar 4.6 Contoh Pengaturan Tata Letak Modul-------------------- 98
Gambar 4.7 Gambar lembar Kerja Flip PDF Profesional------------- 99
Gambar 4.8 Gambar Lembar Kerja Pengeditan di Flip
PDF Profesional-------------------------------------------- 100
Gambar 4.9 Gambar Akhir Modul Frasa Eksosentris
Setelah Pengeditan------------------------------------------101
Gambar 4.10 Gambar Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia-- 102
Gambar 4.11 Latihan 2.b Sebelum Direvisi----------------------------- 112
Gambar 4.12 Latihan 2b Sesudah Direvisi------------------------------ 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xxii
Gambar 4.13 Petunjuk Penggunaan Modul Sebelum Revisi----------114
Gambar 4.14 Petunjuk Penggunaan Modul Setelah Direvisi--------- 115
Gambar 4.15 Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI
Sebelum Revisi-------------------------------------------- 116
Gambar 4.16 Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI
Setelah Revisi-----------------------------------------------117
Gambar 4.17 Kesalahan Tanda Baca Pendahuluan pada
Materi Sintaksis Sebelum Direvisi----------------------- 118
Gambar 4.18 Kesalahan Tanda Baca Pendahuluan pada
Materi Sintaksis Setelah Direvisi----------------------- 118
Gambar 4.19 Kesalahan Pengetikan pada Kata
“Mendefenesikan” Sebelum Direvisi-------------------- 119
Gambar 4.20 Kesalahan Pengetikan pada Kata
“Mendefenesikan” Setelah Direvisi----------------------119
Gambar 4.21 Variasi Huruf yang Sulit Dibaca Sebelum Direvisi----120
Gambar 4.22 Variasi Huruf yang Sulit Dibaca Setelah Revisi -------120
Gambar 4.23 Gambar yang Tidak Memiliki Sumber
Sebelum Direvsi--------------------------------------------121
Gambar 4.24 Gambar yang Tidak Memiliki Sumber
setelah direvsi------------------------------------------------121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xxiii
Gambar 4.25 Kompetensi dan Materi Pembelajaran------------------- 124
Gambar 4.26 Aktivitas Ia-------------------------------------------------- 126
Gambar 4.27 Latihan 1----------------------------------------------------- 126
Gambar 4.28 Tes Formatif------------------------------------------------- 126
Gambar 4.29 Refleksi-------------------------------------------------------127
Gambar 4.30 Aktivitas pada Pembelajaran II--------------------------- 128
Gambar 4.31 Latihan Pembelajaran II------------------------------------128
Gambar 4.32 Tes Formatif pada Pembelajaran II-----------------------129
Gambar 4.33 Tes Formatif pada Pembelajaran II-----------------------129
Gambar 4.34 Rangkuman pada Pembelajaran I-------------------------130
Gambar 4.35 Rangkuman pada Pembelajaran II------------------------130
Gambar 4.36 Kata-kata Motivasi Kegiatan Pembelajaran I-----------132
Gambar 4.37 Kata-kata Motivasi Kegiatan Pembelajaran II----------132
Gambar 4.38 Sebagian Gambar Bagian Pendahuluan----------------- 134
Gambar 4.39 Sebagian Gambar Bagian Isi------------------------------ 134
Gambar 4.40 Sebagian Gambar Bagian Penutup----------------------- 134
Gambar 4.41 Materi yang Disajikan dalam Bentuk Tabel------------ 135
Gambar 4.42 Contoh Materi yang Sesuai dengan PUEBI-------------137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xxiv
Gambar 4.43 Desain Sampul Depan Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia-----------------------------139
Gambar 4.44 Desain Sampul Belakang Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia---------------------------- 139
Gambar 4.45 Contoh Variasi Huruf, Spasi dan Margin pada Halaman
Dalam Modul Frasa Eksosenris Bahasa Indonesia-----140
Gambar 4.46 Contoh Variasi Huruf, Spasi dan Margin pada Tujuan
Pembelajaran Dalam Modul Frasa Eksosenris
Bahasa Indonesia--------------------------------------------141
Gambar 4.47 Ilustrasi Peta Konsep -------------------------------------- 142
Gambar 4.48 Ilustrasi Gambar pada Materi Ruang Lingkup
Sintaksis------------------------------------------------------ 142
Gambar 4.49 Tombol Navigasi Pada Modul Digital------------------- 143
Gambar 4.50 Gambar Video yang Dimuat Modul Digital------------ 144
Gambar 4.51 Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan
Isi/Materi---------------------------------------------------- 160
Gambar 4.52 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi------------161
Gambar 4.53 Kajian Produk Awal pada Kelayakam Penyajian
(Petunjuk Penggunaan Modul)--------------------------- 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xxv
Gambar 4.54 Kajian Produk Akhir pada Kelayakam Penyajian
(Petunjuk Penggunaan Modul)----------------------------163
Gambar 4.55 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian
(Penggunaan Gambar yang Tidak Relevan)------------ 164
Gambar 4.56 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian
(Penggunaan Gambar yang Tidak Relevan)------------ 164
Gambar 4.57 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa
(Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI)-------------166
Gambar 4.58 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa
(Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI)-------------166
Gambar 4.59 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa
(Penggunaan Tanda Baca)--------------------------------- 167
Gambar 4.60 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa
(Penggunaan Tanda Baca)-------------------------------- 167
Gambar 4.61 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa
(Salah Pengetikan)------------------------------------------ 168
Gambar 4.62 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa
(Salah Pengetikan)------------------------------------------ 168
Gambar 4.63 Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan (Tujuan Kompetensi)-------------------------169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
xxvi
Gambar 4.64 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan (Tujuan Kompetensi)-------------------------169
Gambar 4.65 Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan (Sumber Gambar)-----------------------------170
Gambar 4.66 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan (Sumber Gambar)-----------------------------170
Gambar 4.67 Aspek Kelayakan Kegrafikan Pada Modul
(Sumber Gambar)------------------------------------------- 171
Gambar 4.68 Aspek Kelayakan Kegrafikan Pada Modul (Video)--- 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1.........Kisi-kisi Wawancara dengan Dosen Pengampu........185
Lampiran A2.........Kisi-kisi Angket Pengalaman Awal Mahasiswa........186
Lampiran A3.........Kisi-kisi Angket Validasi oleh Dosen
Pengampu dan Dosen Ahli........................................ 187
Lampiran A4.........Kisi-kisi Penilaian Desain Modul Pembelajaran
Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia.......................... 189
Lampiran B1.........Hasil Transkip Wawancara Dosen Pengampu...........191
Lampiran B2. a.1..Instrumen Angket Pengalaman
Awal Mahasiswa.......................................................193
Lampiran B2. a.2..Instrumen Angket Pengalaman
Awal Mahasiswa......................................................196
Lampiran B2.b Rekapan Analisis Angket Pengalaman Awal
Mahasiswa................................................................. 199
Lampiran B2.c Kategori Analisis Angket Pengalaman Awal
Mahasiswa................................................................ 202
Lampiran B2.d Rekapitulasi Komentar Angket Pengalaman
Awal Mahasiswa........................................................204
Lampiran B2.e Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen
Ahli 1......................................................................... 206
Lampiran B2.f Hasil Akumulasi Desain Modul
Oleh Dosen Ahli 1..................................................... 212
Lampiran B2.g.......Hasil Validasi Desain Modul oleh Dosen
Ahli 2........................................................................ 214
Lampiran B2.h Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen
Ahli 2......................................................................... 220
Lampiran B2.i Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen
Ahli 3......................................................................... 222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
xxviii
Lampiran B2.j Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh
Dosen 3................................................................. 228
Lampiran B3.a.i Hasil Angket Validasi Modul Oleh Dosen
Ahli 1.................................................................... 230
Lampiran B3.a.ii Rekapitulasi Hasil Validasi Modul Oleh Dosen
Ahli 1................................................................... 240
Lampiran B3.a.iii Hasil Angket Validasi Modul Oleh Dosen
Ahli 2.................................................................... 244
Lampiran B3.a.iv Rekapitulasi Hasil Validasi Modul Oleh Dosen
Ahli 2.................................................................... 255
Lampiran B3.a.v Hasil Angket Validasi Modul Oleh Dosen
Ahli 3.................................................................... 258
Lampiran B3.a.vi Rekapitulasi Angket Validasi Modul Oleh
Dosen Ahli 3......................................................... 269
Lampiran B4 Modul Digital Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia.................................................. 272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan tujuh subbab yaitu: 1) latar belakang, 2) batasan masalah, 3)
rumusan masalah, 4) tujuan penelitian, 5) manfaat penelitian, 6) definisi operasional,
dan 7) spesifik produk. Berikut rincian paparan tujuh subbab pada bagian
pendahuluan.
1. 1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini berkembang dengan pesat.
Segala segi kehidupan kini berubah semakin canggih dengan adanya perkembangan
teknologi. Berbagai bidang yang mengalami perubahan di antaranya adalah bidang
ekonomi, sosial, budaya dan khususnya bagi dunia pendidikan. Banyak dampak yang
timbul akibat dari perkembangan teknologi dan infomasi diantaranya: semua orang
dapat mengakses internet, mudahnya memperoleh informasi tanpa dibatasi jarak dan
waktu, mempermudah seseorang untuk berkomunikasi lewat whatshapp, line, dan
media sosial lainnya. Contoh positif dari perkembangan teknologi yaitu semua orang
dapat saling tatap muka dengan cara video call lewat whatsapp dan pengiriman file
lewat email dan lain sebaginya.
Teknologi dan informasi memberikan banyak dampak positif bagi dunia
pendidikan. Perkembangan teknologi ini harus disambut dengan baik demi kebaikan
pendidikan. Adapun perubahan pendidikan yang diakibatkan oleh perkembangan
teknologi dan informasi diantaranya: (1) mahasiswa dapat menerima dan mengirim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
2
tugas atau makalah melalui email, whatsapp, line dengan mudah dan cepat, (2)
mahasiswa dan dosen dapat berkomunikasi dengan mudah, (3) ujian dapat dilakukan
secara online, (4) pembayaran uang kuliah, penyusunan mata kulian dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat lewat internet, (5) mempermudah mahasiswa mengakses
berbagai aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang pembelajaran, dan 6) banyak
sumber yang dapat diakses mahasiswa untuk memperkaya pengetahuan lewat
smartphone.
Penggunaan teknologi berfungsi dalam menciptakan pembelajaran dengan
suasana yang lebih menarik dan memotivasi peserta didik. Pemanfaatan teknologi
dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu
aplikasi yang berkembang akibat perbahan teknologi adalah Flip PDF Professional.
Flip PDF Professinal merupakan aplikasi yang dapat merancang media pembelajaran
dengan fitur-fitur yang menarik. Perkembangan teknologi dan informasi di dunia
pendidikan merupakan suatu hal yang menarik. Dosen akan mudah menyajikan
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dapat menarik simpatik mahasiswa.
Perkembangan teknologi telah membuat pendidikan semakin berwarna. Menurut
Rosenberg (2001) perkembangan teknologi informasi akan menyebabkan pergeseran
proses pembelajaran yaitu: dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ketempat
yang tidak terbatas, dari kertas ke paperless, dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan,
dan dari waktu ke siklus ke waktu nyata. Dengan demikian, pengaruh teknologi dan
informasi membuat universitas/kampus (tempat kuliah) harus memanfaatkan
perkembangan ini untuk memajukan pembelajaran di perkuliahaan. Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
3
Sanata Dharma Yogyakarta sudah secara keseluruhan menggunakan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Penggunaan teknologi tersebut dibuktikan dengan
adanya LCD di setiap kelas, adanya grup kelas menggunakan media sosial,
perpustakaan yang dilengkapi dengan Komputer, dan wifi yang dapat diskses oleh
mahasiswa.
Modul menggunakan aplikasi flip PDF professional tidak pernah digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran frasa eksosentris bahasa
Indonesia di kelas. Hal ini didasarkan tidak adanya modul materi frasa eksosentris
yang tersedia. Pada hal, Modul pembelajaran menggunakan flip PDF professional
merupaka wujud nyata dari perubahan teknologi dan informasi di dunia pendidikan.
Penggunaan modul dapat terwujud dalam berbagai mata kuliah di perkuliahan. Modul
pembelajaran menggunakan flip PDF professional merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan dan tentunya dapat dikembangkan.
Pengembangan modul bukan lagi menggunakan kertas, tetapi berbentuk digital dalam
flip PDF professional. Modul pembelajaran frasa eksosentris menggunaka flip PDF
professional tentunya dapat diakses oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
belajar secara mandiri. Tujuan dari pembuatan modul ini untuk menghemat dan
mempermudah kegiatan pembelajaran. Selain kemudahan dan kehematan, modul juga
sesuai dengan kriteria mahasiswa generasi sekarang yang lebih tertarik pada
pembelajaran berasis digital.
Frasa adalah adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata yang
bersifat nonpredekarif. Menurut Ramlan (2005:139) frasa merupakan satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
4
gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih, di mana satuan yang dimiliki tidak
melampaui batas fungsi unsur klausa, artinya gabungan kata yang terdapat dalam
unsur klausa yaitu S, P, O, Pel, atau Ket. Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian
atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan komponenya,
baik sumbu maupun perangkai. Dengan mempelajari frasa eksosentris, mahasiswa
dapat memahami makna dari setiap gabungan kata yang didengar maupun yang
dibaca. Pembelajaran frasa eksosentris pada mata kuliah sintaksis merupakan mata
kuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBSI). Hal tersebut didukung oleh kutipan dalam rancangan
pembelajaran semester (RPS), mata kuliah sintaksis, Program studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Adappun kutipan
kompetensi pembelajaran yaitu, “mahasiswa mampu menjelaskan frasa bahasa
Indonesia”. Hal tersebut dikembangkan ke dalam beberapa materi pembelajaran salah
satunya adalah kontruksi frasa eksosentris. Berdasarkan kutipan RPS di atas,
mahasiswa harus mencapai kompetensi materi frasa eksosentris.
Pemahaman mahasiswa akan frasa sangat penting untuk dipahami secara
mendalam. Pembentukan frasa eksosentris sangat berpengaruh pada pemahaman
makna yang akan disampaikan. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
mengalami kesulitan dalam pembelajaran frasa eksosentris. Adapun masalah yang
dialami oleh mahasiswa berdasarkan angket yang disebarkan yaitu (1) sulitnya
membedakan frasa eksosentris dengan frasa jenis yang lainnya, (2) bahan ajarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
5
sulit dipahami, sehingga membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. (3) medianya
kurang menarik, karena sering menggunakan buku konvensional.
Penelitian ini merupakan penelitian yang berfokus pada pengembangan bahan
ajar materi frasa eksosentris bahasa Indonesia pada mata kuliah sintaksia bahasa
Indonesia. Hal tersebut didasakan pada masalah-masalah yang ditemukan peneliti.
Modul digital pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia dikembangkan.
Alasan peneliti mengembangkan modul digital pembelajaran frasa eksosentris bahasa
Indonesia supaya dapat digunakan dan menjadi salah satu bahan ajar alternatif dalam
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, perlu dilakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris Menggunakan Flip PDF
Professional untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”. Modul
yang akan dikembangkan oleh peneliti diharapkan mampu membantu mahasiswa
dalam memahami pembelajaran frasa eksosentris dalam perkuliahan sintaksis.
Penggunaan modul digital yang ingin dibuat peneliti yakni: menghemat biaya,
menarik, mengurangi penggunaan kertas, memudahkan mahasiswa dalam
pembelajaran, mudah diakses oleh mahasiswa dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
6
1. 2 Batasan Masalah
Batasan masalah ini perlu digunakan peneliti agar tidak terjadi penyimpangan
dan tidak menimbulkan kebingungan dan berpusat. Masalah yang diteliti dalam
penelitian ini dibatasi pada Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa eksosentris
Bahasa Indonesia Menggunakan Flip PDF Professional untuk Mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
1. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul yakni modul pembelajaran
frasa eksosentris bahasa Indonesia.
2. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi Flip PDF Professional.
3. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia.
4. Penelitian ini dibatasi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
5. Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa angkatan 2016 sebagai studi
pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara menyebar angket
kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma yang sudah menempuh mata kuliah sintaksis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
7
1. 3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang atau masalah yang telah dipaparkan di atas,
rumusan masalah yang digunakan peneliti yaitu, “Bagaimana pengembangan modul
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan flip PDF professional
untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?”
1. 4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia
menggunakan Flip PDF Professional untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
1. 5 Manfaat Penelitian
Manfaat ada dua bagian yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Secara
praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi berbagai pihak
yaitu, 1) mahasiswa, 2) dosen, dan 3) peneliti lain dalam menggunakan serta
mengembangkan modul pembelajaran frasa eksosentris. Berikut diuraikan manfaat
secara praktis dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya modul pembelajaran menggunakan Flip PDF Professional.
yang dihasilkan dari penelitian ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
pembelajaran frasa eksosentris secara mandiri atau dengan kehadiran dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
8
sebagai fasilitator. Produk ini juga diharapkkan menjadi salah satu pilihan
sebagai bahan pembelajaran yang dapat diakses mahasiswa secara mudah.
2. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu alterlatif
bahan ajar untuk pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia sehingga
pembelajaran lebih bervariasi.
3. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti lain untuk
mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan menggunakan flip PDF
professional. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan semakin bewarna
mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, dan berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang
hendak melakukan penelitian yang sama atau mirip.
1. 6 Definisi Operasional
Penelitian ini diberikan definisi operasional oleh peneliti. Hal ini bertujuan
untuk menyamakan konsep dan menghindari keambiguan dari berbagai istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah batasan dari istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
9
1. Modul
Modul adalah sumber ajar yang dicetak dan dirancang untuk
dipelajari secara mandiri oleh peserta didik (Diklat Direktur Tenaga
Kependidikan 2008:3). Modul dikatakan sumber ajar yang dapat digunakan
secara mandiri oleh peserta didik karena dilengkapi oleh petunjuk yang dapat
dipahami secara mudah. Peserta didik dapat mempelajari segala materi yang
ada di dalam modul tanpa adanya kehadiran seorang pendidik atau pendidik
sebagai fasilitator. Modul berisikan materi-materi pembelajaran, metode
pembelajaran, batasan-batasan dan cara mengevaluasi. Modul yang akan
dikembangkan oleh peneliti adalah modul berbasis digital yang dirancang
menggunakan aplikasi flip PDF profesional. Modul yang akan dibuat tidak
menggunakan kertas atau tercetak melainkan, modul yang dapat diakses
menggunakan komputer atau gadged. Modul digital ini akan dapat diakses
oleh mahasiswa dimanapun sehingga lebih mudah dan praktis.
2. Frasa
frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari gabungan kata yang
bersifat nonpredekatif. Nonpredekatif maksudnya adalah gabungan kata
tersebut hanya mengisi batas fungsi sintaksis dalam suatu kalimat. Frasa
hanya menempati satu fungsi yakni sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel), atau keterangan (Ket). Menurut Ramlan (2005:139) frasa
merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
10
satuan yang dimiliki tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, artinya
gabungan kata yang terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu S, P, O,
PEL atau KET.
3. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian atau seluruhnya tidak
memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponennya, baik
dengan sumbu maupun dengan preposisi. Frasa eksosentris mempunyai dua
komponen yaitu perangkai dan sumbu (Zaenal 2009:19). Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa frasa eksosentris adalah gabungan
antara dua atau lebih kata yang tidak melebihi batas fungsi dan memiliki
perangkai dan sumbuh.
4. Aplikasi Flip PDF Professional
Aplikasi Flip PDF prefesional merupakan aplikasi yang dapat
digunakan dalam menggabungkan materi pembelajaran dalam bentuk file
PDF, video, audio, gambar dan animasi. Flip PDF Professional adalah media
interaktif yang dapat menambahkan berbagai jenis tipe dan media yang
menyajikan fitur-fitur yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
11
1. 7 Spesifikasi Produk
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
pengembangan sehingga penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk. Produk
yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan modul untuk pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indonesian menggunakan Flip PDF Professional. Modul ini
dibuat sebagai upaya untuk membantu mahasiswa dalam memahami pembelajaran
frasa eksosentris bahasa Indonesia dan menambah variasi sumber belajar mahasiswa.
Kekhasan produk ini adalah penyajiannya yang tidak berbentuk cetakan, melainkan
berbentuk aplikasi yang dapat diakses menggunakan komputer dan leptop.
Modul yang akan dibuat adalah modul interaktif dengan menggunakan
aplikasi flip PDF Professional. Dalam pengembangan modul ini, peneliti merancang
media yang dapat mendorong mahasiswa untuk belajar frasa eksesetris bahasa
Indonesia. Selain itu, modul ini sangat praktis untuk digunakan oleh mahasiswa dan
dosen. Modul pada umumnya dikembangkan berdasarkan kebutuhan mahasiswa serta
pengajar dalam pembelajaran frasa eksosentris.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa:
1) pembelajaran sintaksis pada aspek frasa eksosentris sangat penting untuk
dipelajari oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma, 2) strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran frasa
eksosentris sangat dibutuhkan untuk mencapai kompetensi belajar mahasiswa, 3)
penggunaan modul pada pembembelajaran frasa eksosentris dapat mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
12
mahasiswa, 4) modul berbasis digital lebih menarik dibandingkan modul tercetak, 5)
mahasiswa memiliki kendala dalam memahami materi frasa eksosentris, dan 6)
belum ada modul menggunakan aplikasi Flip PDF Professional yang digunakan
dosen sebagai sumber ajar.
Modul pembelajaran frasa eksosentri dilengkapi dengan ilustrasi, peta konsep,
tabel, bagan dan petunjuk penggunaan secara jelas dan lengkap. Selain itu, modul
digital ini dilengkapi dengan materi frasa eksosentris. Pemaparan materi akan
dilengkapi dengan contoh-contoh yang otentik sehingga mudah dipahami oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Modul ini juga dilengkapi aktivitas latihan-latihan soal,
tes formatif, kunci jawaban dan refleksi. Tujuannya adalah untuk membantu
mahasiswa menguasai materi pembelajaran frasa eksosentris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini terdapat tiga subbab yaitu: penelitian yang relevan, kajian teori,
dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan menyajikan penelitian-penelitian
sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kajian teori menyajikan kumpulan
teori-teori dari para ahli yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian
ini. Kerangka berpikir menyajikan langkah-angkah secara garis besar berdasarkan
hasil penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangkan berpikir. Ketiga subbab
di atas akan diuraikan di bahwa ini.
2.1 Kajian Terdahulu yang Relevan
Peneliti memaparkan tiga penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti.
Ketiga penelitian terdahulu ini memiliki kesaman dengan penelitian sekarang.
Penelitian relevan yang pertama oleh Ardianto (2017) melakukan penelitian yang
berjudul “Penggunaan Struktur Frasa Eksosentris Direktif dan Fungsinya Dalam
Novel Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA”. Penelitian relevan kedua oleh Putra (2019) melakukan penelitian
yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas V
Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karekter Cerita Anak-anak Tradisional”. Penelitian
yang ketiga oleh Najihan (2015) dengan judul penelitian “Frasa Eksosentris Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
14
Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata”. Berikut penjelasan ketiga penelitian
relevan tersebut.
Penelitian relevan yang pertama oleh Ardianto (2017) melakukan penelitian
yang berjudul “Penggunaan Struktur Frasa Eksosentris Direktif dan Fungsinya
Dalan Novel Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di SMA”. Penelitian yang dilakukan difokuskan pada struktur frasa
eksosentris direktif dan fungsinya dalan wacana novel Negeri 5 Menara. Instrumen
penelitian sendiri dimuat dalam tabel analisis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
1.280 butir frasa eksosentris direktif yang dikaji berdasarkan pola struktur dan
maknannya dalam novel tersebut. Frasa yang paling banyak muncul adalah frasa
preposisional yang menyatakan mengenai tempat. Hal ini dikarenakan frasa
eksosentris direktif ditentukan dari preposisi yang digunakan. Hasil penelitian dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran kompetensi dasar yang mengarahkan siswa
SMA untuk memiliki kompetensi menganalisis frasa dalam sebuah novel sesuai
tuntutan kurikulum 2013.
Penelitian relevan yang kedua oleh Putra (2019) melakukan penelitian yang
berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas V
Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karekter Cerita Anak-anak Tradisional. Penelitian
ini merupakan penelitian pengembangan atau research & developmen. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk modul pembelajaran Bahasa
Indonesia SD kelas V terintegrasi dengan nilai-nilai karekter cerita anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
15
tradisional. Penelitian tersebut mengacu pada proses pengembangan Borg dan Gall.
Ada enam langkah pengembangan modul pembelajaran tersebut yakni: 1) penelitian
dan pengumpulan informasi, 2) pengembangan produk, 3) uji validasi, 4) revisi
produk tahap I, 5) uji coba produk, dan 6) revisi produk tahap II. Berdasarkan keenam
langkah tersebut diperoleh hasil sebagai berikut. (a) siswa mendukung pengembangan
modul pembelajaran bahasa Indonesia, (b) dalam mengembangkan produk, peneliti
menentukan judul terlebih dahulu, (c) validasi dilakukan oleh dosen pakar internal
dan dosen pakar eskternal, (d) revisi produk didasarkan pada hasil validasi dari dosen
ahli dan dosen ahli, (e) uji coba produk dilakukan secara terbatas kepada 18 siswa SD
Kanisius Notoyudan, Yogyakarta, (f) pelaksanaan revisi produk dilakukan
berdasarkan hasil revisi dari dua dosen pakar. Berdasarkan hasil validasi dari dosen
pakardan dosen internal dan dosen pakar eksternal skor rata-ratanya adalah 4,21. Skor
rata-rata hasil dari siswa yakni 4,22. Berdasarkan penjelasan diatas, modul
pembelajaran Bahasa Indonesia layak untuk digunakan untuk SD kelas V.
Penelitian relevan yang ketiga oleh Najihan (2015) dengan judul penelitian
“Frasa Eksosentris Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata”. Adapun
tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan: 1) bentuk frasa eksosentris Preposisional
dan nondirektif dalam novel Sebelas Patriot karya Andrean Hirata. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat dalan novel
Sebelas Patriot karya Andrean Hirata. Teknik pengumpulan datanya adalah teknik
dokumentasi. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa frasa memiliki bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
16
dan pola yang beragam. Frasa eksosentis dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu frasa eksosentris preposisional dan frasa eksosentris nondirektif.
Bentuk frasa eksosentris preposisional yang ditemukan dalam novel Sebelas Patriot
karya Andrean Hirata berjumlah 101 frasa.
Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan yang telah dipaparkan di atas,
terdapat kemiripan dengan penelitian yang dibuat. Persamaan penelitian sekarang
dengan penelitian pertama adalah sama-sama meneliti frasa eksesentris. Namun,
penelitian pertama hanya meneliti bagian dari frasa eksosentris yaitu frasa eksesentris
direktif serta fungsinya. Persamaan penelitian kedua dengan penelitian sekarang
adalah sama-sama mengembangkan modul pembelajaran. Namun, penelitian ini
mengembangkan modul pembelajaran untuk jenjang SD untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Persamaan penelitian ketiga dengan penelitian yang sekarang adalah sama-
sama meneliti frasa eksesentris. Penelitian ketiga ini menganalisis frasa eksesentris di
dalam novel.
Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki perbedaan yang menjadi
kekhasanya yaitu, hasil akhir penelitian ini adalah berupa produk modul pembelajaran
frasa eksosentris bahasa Indonesia yang dapat diakses dengan mudah. Modul
pembelajaran ini juga menyajikan materi dan soal-soal frasa eksosentris yang dapat
membantu mahasiswa memahami pembelajaran frasa eksosentris. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan modul pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indonesia belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
17
itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan modul pembelajaran
frasa eksosentris untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2.2 Landasan Teori
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) sintaksis serta
sintaksis dalam pembelajaran, dan 2) modul. Berbagai kajian teori yang digunakan
dalam penelitian ini akan dijadikan acuan untuk mengembangkan modul
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menggunakan flip PDF professional.
untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berikut ini penjabaran
mengenai teori di atas sebagai berikut.
2.2.1 Sintaksis
Sintaksis merupakan bagian dari lingustik. Secara garis besar, sintaksis
merupakan cabang lingustik yang membahasa seluk-beluk kalimat, klausa, dan frasa
dalam suatu ujaran serta hubungan antarkata dalam ujaran (speech). Berikut
penjelasan mengenai bagian-bagian sintaksis yang akan diteliti dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
18
Bagan 2.1 Bagian-bagian Sintaksis
Frasa eksosentris merupakan bagian dari sintaksi. Frasa eksosentris adalah
salah satu bagian dari sintaksis yang harus dikuasai oleh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun, penguasaan akan frasa eksosentris
belum sepenuhnya diketahui oleh mahasiswa karena mahasiswa sulit memahami serta
membedakan rasa eksosentris itu sendiri. Dengan demikian, pengembangan modul
digital frasa eksosentris ini sangat penting untuk dilaksanakan. Modul pembelajaran
yang akan dikembangkan adalah modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa
Indonesia menggunakan flip PDF professional untuk mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Sintaksis
Frasa
Klausa
Kalimat
Endosentris
Eksosentris
nondirektif Direktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
19
Dengan pembuatan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia ini,
peneliti sebagai penyusun modul ini memaparkan beberapa materi yang berkaitan
dengan frasa eksosentris meliputi: Hakikat sintaksis, ruang lingkup sintaksis, hakikat
frasa, ciri-ciri frasa, frasa eksosentris dan jenis-jenis frasa eksosentris. Berikut ini
uraian lebih lanjut mengenai hal tersebut.
2. 2.1.1 Hakikat Sintaksis
Sintaksis berdasarkan etimologi. Verhar (1993:70) mengatakan bahwa secara
etimologi, kata sintaksis berasal dari bahasa yunani, yaitu sun artinya dengan dan
tattein artinya menempatkan. Kata suntattein berarti menempatkan kata atau ilmu
tentang penempatan kata atau ilmu tata kalimat. Sementara Pateda 1988 (dalam
Suhardi, 2012:14) menyatakan bahwa sintaksis diserap dari bahasa Belanda, yaitu
dari kata syntaxis (bahasa Inggris : syntax). Berikut ini diuraikan pendapat para pakar
bahasa Indonesia menganai hakikat sintaksi.
Menurut Krisdalaksana (1985:6) sintaksis merupakan tata bahasa yang
mencakup kata dan satuan-satuanya yang lebih besar dari kata, beserta hubunganya
satu dengan yang lainnya. Menurut Chaer (2008:1) sintaksis adalah cabang lingusitik
yang membicarakan hubungan antarkata dalam sebuah tuturan (speech). Unsur
bahasa yang termasuk dalam ruang lingkup sintaksis yaitu frasa, klausa, dan kalimat.
Menurut Ramlan (1981:21) sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membahas
seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Disisi lain, Verhaar (dalam putrayasa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
20
2017:1) mendefinisikan sintaksis cabang tata bahasa yang membahas hubungan
antarkata dalam tuturan.
Berdasarkan pendapat pakar tentang sintaksis di atas, dapat disimpulkan
bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan tentang hubungan
antar kata dalam suatu tuturan (speech). Ruang lingkup sintaksis adalah kalimat, frasa
dan klausa. Kalimat merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri dan
memiliki tanda baca final seperti tanda baca titik (.), tanda seru (!), dan tanda Tanya
(?). Frasa adalah gabungan kata dua atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Nonpredikatif maksudnya adalah gabungan kata tersebut tidak melebihi batas fungsi.
Klausa adalah satuan gramatikal yang merupakan gabungan kelompok kata yang
setidaknya memiliki fungsi subjek (S) dan predikat (P) dan tidak memiliki tanda baca
final.
2. 2.1.2 Frasa
Di dalam Bahasa Indonesia, istilah frasa diserap dari bahasa Inggris yaitu
phrase. Istilah frasa sering disebut pula dengan kata frase. Berdasarkan pada Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia bentuk bakunya adalah ‘frasa’ (Sukini, 2010:20).
Untuk memperjelas mengenai hakikat frasa, berikut hakikat frasa menurut para pakar
di bawah ini.
Menurut Rahardi (2010: 67) frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri
dari gabungan kata dan bersifar nonpredikatif. Jadi, dalam gabungan kata tersebut
tidak ditemukan fungsi predikat seperti halnya yang ditemukan di dalam kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
21
Menurut Ramlan (2005:139) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata
atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Artinya sebanyak apapun
kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek,
pelengkap, atau keterangan maka itu adalah frasa. Menurut Chaer (2003:222) frasa
adalah satuan gramatikal yang merupakan gabungan dari beberapa kata yang bersifat
nonpredikatif atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam
suatu kalimat.
Berdasarkan pendapat kedua pakar di atas, frasa adalah satuan gramatikal
yang terdiri dari gabungan kata yang bersifat nonpredekatif. Nonpredekatif
maksunya adalah gabungan kata tersebut hanya mengisi batas fungsi sintaksis dalam
suatu kalimat. Frasa hanya menempati satu fungsi yakni sebagai subjek (S), predikat
(P), objek (O), pelengkap (Pel) atau keterangan (Ket). Berikut ini contoh-contoh frasa.
1. gedung aula PGSD
2. yang sedang mendengarkan
3. sedang makan
4. kemarin siang
5. di halaman rumah
6. gadis itu
7. dari kediaman Hani
8. mahasiswa Universitas Sanata Dharma
9. dll
Frasa pada umunya terdapat pada ujaran, kalimat, teks dan lain-lain. Dalam
pembelajaran frasa, mahasiswa harus mampu menganalisis fungsi sintaksis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
22
ujaran atau teks untuk mengetahui ada tidaknya frasa. Apabila dalam suatu fungsi
(subjek, predikat, objek, pelengkap atau keterangan) terdiri dua kata atau lebih maka
itu adalah frasa. Supaya lebih mengerti mengenai frasa, perhatikan contoh di bawah
ini. Berikut contoh frasa dalam suatu kalimat.
1. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma sedang menghadiri wisuda kelulusan di
Auditoriun Driyarkara.
2. Masyarakat Yogyakarta sedang merayakan hari kemerdekaan Indonesia di Alun-
alun Selatan.
Tabel 2.1 Analisis Fungsi Sintaksis pada kalimat.
Contoh kalimat di atas menunjukkan bahwa dalam contoh kalimat 1 dan 2
terdiri dari berbagai frasa. Tabel di atas menjelaskan bahwa frasa yang terdapat pada
kalimat tersebut terdiri dari gabungan kata yang menempati satu fungsi sintaksis.
NoAnalisis Fungsi Sintaksis
Subjek Predikat Objek Keterangan
1. MahasiswaUniversitasSanata Dharma
Sedangmenghadiri
Wisudakelulusan
di AuditoriunDriyarkara
Analisis Frasa Frasa Frasa Frasa
2. MasyarakatYogyakarta
sedangmerayakan
harikemerdekaanIndonesia
di Alun-alunSelatan.
Analisis Frasa Frasa Frasa Frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
23
Setiap fungsi kalimat yang terdapat pada contoh di atas terdiri kurang lebih dua kata
atau lebih. Berdasarkan contoh di atas menjelaskan bahwa frasa merupakan gabungan
dua atau lebih kata dan hanya menempati satu fungsi kalimat. Untuk mengetahui
secara mendalam mengenai frasa, berikut dipaparkan ciri-ciri frasa. Menurut
Baehaqie (2014:2) frasa memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakanya dengan
yang lainnya, Ciri-ciri frasa sebagai berikut.
1. Frasa merupakan satuan gramatikal (satuan bentuk yang bermakna) suatu
tataran yang berada di atas kata dan di bawah klausa. Perhatikan bagan di
bawah ini untuk lebih jelas.
Bagan 2.2 Kedudukan Frasa
2. Frasa terdiri dari dua kata atau lebih. Dalam hal ini, unsur-unsur frasa berupa
klitika dan bukan morfem-morfem terikat. Jika morfem terikat, maka itu
Kata
Frasa
Klausa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
24
termasuk dalam kelompok kata berimbuhan atau kata majemuk buka frasa.
Berikut tabel penjelasan mengenai morfem terikat, klitika dan frasa.
Tabel 2.2 Perbedaan Mofrem Terikat, Klitika dan Frasa
MORFEMTERIKAT KLITIKA FRASA
Morfem terikatadalah satuangramatikal terkecilyang mempunyaimakna dan tidakdapat berdiri sendiri.
Klitika adalah sejenisimbuhan yang dalampengucapan tidakmemiliki tekanansendiri dan tidakmerupakan kata yangselalu terikat padabentuk kata lain .
Frasa adalah gabuandua atau lebih katayang tidak melampauibatas fungsi kalimat.
Contoh
- bermain
- memakan
Contoh
- masuklah
- merekapun
Contoh
- seorang anak
- di halaman rumah
3. Bersifat nonpredikatif, artinya gabungan kata tersebut berada pada satu fungsi
kalimat seperti, subjek (S), predikat (P), objek (O), atau keterangan (Ket).
Contoh :
a. Mahasiswa itu sedang bernyanyi
Subjek Predikat
‘Mahasiswa itu’ merupakan frasa yang terdiri dari dua kata yaitu kata
‘mahasiswa’ dan kata ‘itu’ yang berada pada fungsi subjek (S). ‘Sedang
bernyanyi’ terdiri dari dua kata yaitu, kata ‘sedang’ dan ‘bernyanyi’
menempati fungsi predikat.
b. Seekor anjing dan kucing sedang berkelahi di halaman rumah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
25
Subjek Predikat Keterangan
‘Seekor anjing dan kucing’ merupakan frasa yang menempati fungsi subjek,
terdiri dari empat kata yaitu, ‘seekor’, ‘anjing’, ‘dan’, dan ‘kucing’. Frasa
‘sedang berkelahi’ menempati fungsi predikat yang terdiri dari dua kata yakni
‘sedang’, dan ‘berkelahi’. ‘di kamar mandi’ merupakan frasa karena terdiri
dari tiga kata yang menempati fungsi keteranga. Berdasarkan contoh di atas
dapat disimpulkan bahwa, gabungan kata yang terdiri antara dua kata atau
lebih dapat dikatakan sebagai frasa apabila menempati satu fungsi kalimat.
Contoh di atas merupakan sebuah kalimat (contoh a dan b) yang masing-
masing kalimat terdiri atas kata. Gabungan kata pada kalimat contoh di atas
menempati suatu fungsi kalimat sehingga dinamakan frasa.
4. Frasa dan kata majemuk memiliki kesamaan. Frasa dan kata majemuk sama-
sama terbentuk atas beberapa kata. Berikut ciri-ciri yang membedakan kalimat
majemuk dan frasa pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.3 Perbedaan Frasa dengan Kata Majemuk1. Struktur Susunanya dapat Susunanya tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
26
dibalikkan dibalikkan
2.Bisa diulang Bagian morefemnya dapat
diulang
Sebagian morfemnya tidakdapat diulang, harus diulangkeseluruhanya
3. J enis Tidak morfem terikat Bisa salah satu konstituennyaberupa morfem terikat
4. Contoh Di halaman rumah Meja hijau
2. 2.1.3 Jenis-jenis Frasa
Frasa dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria sebagai berikut: (1)
distribusinya, (2) susunan unsur pembentuknya, (3) maknanya dan (4) kategorinya.
Berdasarkan distribusinya, frasa dibedakan menjadi dua yakni frasa endosentris dan
frasa eksosentris. Berdasarkan unsur pembentunya, frasa dibagi menjadi frasa tunggal
dan majemuk. Dilihat dari segi maknanya, frasa dikelompokkan menjadi frasa lugas
dan frasa idiomatik, dan dipandang dari kategorinya, frasa dibagi menjadi frasa
nomina, pronominal, frasa verbal, frasa numeral, frasa adjektifal, frasa adverbial,
frasa preposisional, frasa petunjuk, dan frasa Tanya. Menurut Ramlan (2005:144)
frasa dikelompokkan berdasarkan kategori kata hanya empat golongan, yaitu frasa
nomina, frasa verbal, frasa bilangan, frasa keretangan, dan frasa depan. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada pembahasan mengenai frasa eksosentris
bahasa Indonesia.
2. 2.1.4 Frasa Eksosentris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
27
Menurut Ramlan (2005:142) frasa eksosentris adalah frasa yang tidak
mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Menurut Zaenal (2009:19) Frasa
eksosentris adalah frasa yang sebagian atau keseluruhannya tidak memiliki perilaku
sintaksis yang sama dengan semua komponennya. Frasa eksosentris memiliki dua
komponen yaitu berupa perangkai dan sumbu. Kompenen perangkai itu berwujud
preposisi partikel. Frasa eksosentris adalah frasa sebagian dari unsurnya, atau
seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan komponennya.
Komponen frasa eksosentris adalah komponen sumbu dan perangkai (Rahardi,
2010:67).
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, Frasa eksosentris merupakan frasa yang
memiliki distribusi yang sama dengan semua kompenenya baik itu kompenen
perangkai atau sumbu. Frasa eksosentris juga terdiri atas komponen perangkai dan
sumbu. Sebagai contoh frasa di halaman, Preposisi ‘di’ disebut perangkai dan kata
‘halaman’ sebagai sumbu. Frasa eksosentris terbagi menjadi dua yaitu frasa
eksosentris preposisional dan frasa eksosentris nondirektif. Berikur uraian mengenai
frasa eksosenris direktif dan nondirektif.
Bagan 2.3 Bagan Jenis-jenis Frasa Eksosentris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
28
1. Frasa Eksosentris Direktif (Frasa preposisional)
Frasa atau kelompok kata yang berhubungan dengan preposisi atau kata depan
sebagai perangkat disebut frasa eksosentris direktif (Rahardia, 2009:67). Frasa yang
berperangkai disebut frasa preposisional atau frasa eksosentris direktif seperti, di, ke,
dan dari. Frasa atau kelompok kata ini biasanya berfungsi sebagai fungsi keterangan.
Sebagai fungsi keterangan pada kalimat, frasa direktif atau preposisional ini
mengandung banyak makna yaitu, (1) mengandung makna tempat, (2)
mengungkapkan asal arah, dan (3) mengungkapkan makna tujuan. berikut uraiannya
frasa eksosentris direktif berdasarkan makna yang disampaikan.
1) Mengandung makna tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
29
Makna tempat. Frasa yang bermakna tempat pada lazimnya terdapat preposisi
‘di’ diikuti nama tempat. Preposisi ‘di’ digabungkan dengan nama tempat, maka
akan berfungsi sebagai keterangan pada suatu kalimat atau klausa yang bermakna
sebagai tempat.
Contoh:
a. di Medan,
b. di kebun,
c. di rumah sakit Panti Rapih,
d. di pasar keuangan,
e. di Universitas Sanata Dharma,
f. di daerah ,
g. di berbagai sekolah.
Contohnya frasa eksosentris bermakna tempat dalam kalimat sebagai berikut:
Contoh :
a. Merekah tidak jadi menikah di salah salah satu Gereja Bethel,
S (kata) P (Frasa) Ket (frasa direktif)
Kalimalang, Bekasi Jawa Barat. (Kompas, 18-02-2020. hlm.1)
b. Tim gabungan pers mengungkapkan hal tersebut di Kementrian Hukum
S (frasa ) P (kata) O (kata) Ket (frasa direktif)
dan HAM. (Suara merdeka, 20-02-2020.hlm.1)
c. Sri Mahanani Budi Utomo lahir dan besar di Pinggiran sungai Bengawan
S (frasa ) P (frasa) Ket (frasa direktif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
30
(Suara merdeka, 20-02-2020.hlm.3)
2) Mengungkapkan asal arah
Frasa ini pada umumnya menggunakan preposisi ‘dari’ diikuti kata tempat. Frasa
yang bermakna arah biasanya menyatakan arah sesuatu dan berfungsi sebagai
keterangan pada klausa atau kalimat.
Contoh :
a. dari kapal pesiar,
b. dari rumah ayah,
c. dari daun jambu air,
d. dari daun kelor,
e. dari Desa Bakal Gajah
Berikut contoh frasa yang menyatakan tujuan pada kalimat:
a. Ratusan penumpang Dimond Princess keluar dari kapal pesiar itu.
S (Frasa) P(kata) Ket (Frasa ekdirektif)
(Suara merdeka, 20-02-2020, hal 1)
b. Sekitar 500 penumpang telah diijinkan turun dari kapal
Subjek (frasa) P (farasa) Pel Ket (Frasa ditektif)
(Suara merdeka, 20-02-2020, hal 3)
c. Inggris akan memprioritaskan pekerja dari seluruh dunia
S (kata) P (frasa) O (kata) Ket (Frasa s direktif
(Suara merdeka, 20-02-2020, hal 3)
3) Mengungkapkan makna tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
31
Frasa yang memiliki makna tujuan pada umumnya terdapat preposisi ‘ke’
yang diikuti kata tempat. Dalam kalimat atau klausa, frasa yang ada preposisi
‘ke’ diikuti kata tempat berfungsi sebagai keterangan yang menyatakan tujuan.
Contoh:
a. ke halaman,
b. ke Surabaya,
c. ke kampus,
d. ke berbagai daerah pelosok Indonesia,
e. ke candi prambanan, Jawa Tengah,
f. ke ligkungan sekitar
Contohnya frasa eksosentris bermakna asal arah yang terdapat pada kalimat
sebagai berikut:
a. Kami sudah melakukan sejumlah langkah untuk memulangkan yang
S(kata) P (frasa) O (frasa ) Ket (frasa direktif)
bersangkutan ke Indonesia
(Suara Merdeka, 20-02-2020. hlm.7)
b. Sebanyak 37 narapidana kasus teroris dipindahkan ke sejumlah lapas di
S (Frasa) P (kata) Ket (frasa direktif)
Pulau Nusakambangan dan Cilacap
(Suara Merdeka, 20-02-2020. hlm.7)
c. Kedua siswa itu tampaknya canggung ditemui ke sekolah
S (frasa) P (frasa) Ket (frasa direktif)
(Jawa Pos, 25-04-2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
32
2. Frasa Eksosenris nondirektif
Frasa eksosentris nondirektif adalah penamaan lain dari frasa yang di luar frasa
eksosentris direktif (Rahardi, 2009:68). Menurut Kridalaksana (1988:84) frasa eksosentris
nondirektif adalah frasa yang terbentuk dari partikel seperti, si, kaum, para, dan yang.
Rahardi (2009:68) mengelompokkan frasa eksosentris nondirektif dibedakan menjadi
dua yaitu:
a. frasa yang sebagian atau seluruh komponennya memiliki perlakuan yang sama.
Contohnya seperti, si kancil, si terdakwa, sang kekasih, kaum marginal, kaum
penguasa, para pemuda, para hakim. Bukti bahwa partikel ‘si’, ‘sang’, ‘para’, dan
‘kaum’ memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagian dari frasa itu. Hal ini
dapat dibuktikan dengan cara membuang patrikel ‘si’, ‘sang’, ‘para’, dan ‘kaum’
maka frasa itu tetap bermakna sama.
Contoh:
1. aku bertanya kepada si terdakwa.
S(kata) P (kata) Frasa (Frasa nondirektif)
2. Ia menunggu kedatangan sang kekasih di taman bungaS(kata) P (frasa) O (frasa nondirektif) Ket (frasa direktif)
b. Frasa yang seluruhnya tidak memiliki perilaku sama dengan bagian-bagianya.
Akan tetapi, seperti, yang mulya, yang besar, yang hebat, yang itu, yang mudah,
yang bercinta. Contohnya saja ‘yang besar’ tidak memiliki perlakuan yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
33
antara ‘yang’ dengan ‘besar’.
Contoh:
1. Orang yang berbaju merah itu memasuki ruang rapatS (frasa non direktif) P (kata) O (frasa)
2. Yang mulia memarahi pasukanya di ruang istanaS (frasa nondirektif) P (kata) O (kata) Ket (frasa direktif)
2.2.2 Modul
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu media cetak dan
media digital. Media adalah sarana menyampaikan informasi dari sumber informasi
ke penerima yang dapat merangsang pikiran dan membangkitkan motivasi mahasiswa
sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan baik. Media pembelajaran berguna
untuk menyampaikan pembelajaran ke mahasiswa. Peneliti memilih untuk
mengembangkan media menggunakan aplikasi flip PDF Professional dibandingkan
media pembelajaran lain karena modul ini lebih praktis untuk dipelajari oleh
mahasiswa. Modul yang dimaksudkan adalah media belajar mahasiswa secara
mandiri melalui modul yang dibuat secara digital berupa flipbook menggunakan
aplikasi PDF flip professional sehingga mahasiswa dapat mengoperasikannya secara
mandiri dengan menggunakan komputer atau leptop.
Modul menggunakan aplikasi flip PDF Professional dikembangkan oleh
peneliti karena era saat ini adalah era teknologi sehingga segala sesuatunya dapat
diakses menggunakan leptop dan komputer. Sebelum mengembangkan modul ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
34
peneliti harus memahami pembuatan modul terlebih dahulu diantaranya: 1) hakikat
modul dan modul digital, 2) fungsi dan tujuan modul, 3) karakteristik modul, 4)
Struktur penulisan modul, 5) prosedur penulisan modul. Berikut uraian uraian
mengenai kelima hal di atas.
2. 2.2.1 Hakikat Modul
Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) modul adalah bahan ajar yang
dicetak dan dirancang untuk dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri.
Modul juga diartikan sebagai media belajar yang digunakan secara mandiri karena
didalamnya sudah terdapat kegiatan pembelajaran untuk belajar sendiri tanpa adanya
dampingan tenaga pendidik. Dengan kata lain, peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar secara efektif tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa,
pola dan kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul menggunakan bahasa
pengajar atau bahasa dosen yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar
kepada peserta didiknya. Maka dengan itu, media ini sering disebut bahan
instruksional mandiri. Dosen tidak harus bertatap muka dengan mahasiswa, tetapi
kegiatan belajar tetap terlaksana dengan adanya modul ini.
Menurut Sanjaya (2012:257) modul merupakan salah satu sumber belajar
berbentuk cetakan yang dilengkapi mulai dari rumusan tujuan, materi pembelajaran,
langka-langkah pembelajaran, tugas, dan soal evaluasi yang harus dikerjakan oleh
peserta didik untuk mengukur keberhasilan dalam pembelajaran. Dengan demikian,
modul adalah media pembelajaran berbentuk cetakan yang dilengkapi berbagai
petunjung yang lengkap sehingga pengguna dapat menggunakanya secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
35
Daryanto (2013:9) menjelaskan bahwa modul merupakan salah satu bentuk
bahan ajar yang dibuat dengan tujuan agar pengguna atau peserta didik dapat secara
mandiri menggunakan bahan ajar tersebut. secara tidak langsung, modul ini berisikan
petunjuk-petunjuk belajar sehingga seolah-olah mengalami kegiatan belajar-mengajar.
Modul ini dirancang sedemikian rupa untuk menarik simpatik peserta didik untuk
menggunakanya.
Jerrold E, Kemp dalam wane (2009:231) mendefenisikan modul sebagi paket
pembelajaran mandiri yang berisikan topik satu materi pembelajaran dan dibutuhkan
waktu yang cukup. Modul ini dilengkapi materi yang saling berkaitan dan semuanya
berisikan jam pelaksanan pembelajaran yang teratur. Dengan kata lain, modul ini
merupaka media pembelajaran yang dapat dipelajari secara mandiri. Modul sudah
berisikan materi-materi suatu pembelajaran yang sudah dirancang sedemikian rupa
sehingga penggunanya dapat menggunakanya tanpa kehadiran dosen atau pengajar.
Selain pakar di atas, berikut pendapat Prastawo (2011:104) modul merupakan
media pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, informasi pendukung,
latihan soal, petunjuk penggunaan, evaluasi, dan balikan terhadap hasil evaluasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modul adalah media pembelajaran yang
dibuat sedemikian rupa untuk dapat digunakan oleh peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Penggunaan modul ini dapat dilakukan secara mandiri atau
kehadiran dosen sebagai fasilitator.
Secara Umum, modul cetak dan Modul menggunakan Aplikasi Flip PDF
Professional hampir sama dari segi struktur, isinya, bahasa dan unsur-unsur didalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
36
modul bedanya hanya pada penyajiannya saja. Modul cetak biasanya dicetak
sedangkan modul menggunakan Aplikasi Flip PDF Professional yang tanpa dicetak
dalam bentuk kertas. Berikut perbedaaan modul menggunakan aplikasi flip PDF
professional dengan modul cetak.
Tabel 2.4 Perbedaan Modul menggunakan Aplikasi Flip PDF Professional dengan
Modul Cetak
Nomor Modul menggunakan AplikasiFlip PDF Professional
Modul Cetak
1. Ditampilkan dengan menggunakanmonitor atau layar baik komputermaupun gatget.
Tampilamya berupa kertas yangberisi tercetak, dijilid dan dibericover.
2. Lebih praktis untuk dibawakemanapun karena bentuknya yangtidak besar.
Kurang praktis untuk dibawakarena bentuknya relatif besar danberat.
3. Biaya produksi lebih murah Biaya produksi lebih mahal.4. Dapat dilengkapi video, audio, dan
animasi dalam penyajiannya.tidak dilengkapi video, audio, dananimasi dalam penyajiannyamelainkan gambar, grafis, dandiagram.
5. Tahan lama. Tidak tahan lama karena modulberbahan kertas.
Modul pembelajaran yang akan dikembangkan penulis merupakan media
pembelajaran yang berisikan materi-materi mengenai frasa eksosentris bahasa
Indonesia yang dapat diakses secara langsung menggunakan Komputer dan leptop.
2. 2.2.2 Tujuan dan Fungsi Modul
Penggunaan modul sangat berkaitan dengan aktivitas pembelajaran mandiri
(self-instruction). Fungsi modul adalah untuk bahan ajar dalam kegiatan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
37
mengajar. Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka modul harus memenuhi
kelengkapan isi. Kelengkapan isi yang dimaksud adalah isi atau materi dari suatu
modul haruslah lengkap sehingga pembaca dapat memahaminya secara mudah.
Modul memiliki banyak arti berkaitan dengan kegiatan pembelajaran secara mandiri.
Seseorang dapat belajar kapan saja dan dimana saja secara mandiri. Konsep
pembelajaran yang dapat dilakukan secara mandiri. Kegiatan belajat menjadi tidak
terbatas pada masalah tempat dan waktu artinya siapa saja dapat melakuakn kegiatan
belajar, walaupun tempatnya tidak bersamaan. Adapun tujuan dari pembuatan modul
menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:5) yaitu,
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian informasi.
2. Memberikan kemudahan bagi peserta didik dan mahasiswa untuk belajar
walau terbatas waktu, ruang, dan daya indra.
3. Dapat digunakan secara tepat dan lebih bervariasi. Contohnya dapat
meningkatkan motivasi dan gairah belajar peserta didik.
4. Memungkinkan mahasiswa atau pembelajar dapat mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Dengan tujuan modul yang telah dipaparkan di atas, modul sebagai bahan
ajar sama efektinya jika digunakan tanpa tatap muka secara langsung dengan
pengajarnya. Penulisan modul harus menulis seolah-olah sedang mengajar kepada
seseorang peserta didik mengenai materi melalui tulisan. Penggunaan modul dapat
dikatakan sebagai aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan secara tulisan. Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
38
pembelajaran frasa ekosentris bahasa Indonesia yang akan dikembangkan peneliti
berfungsi untuk membantu mahasiswa dalam memahami pembelajran frasa
eksosentris dengan mudah. Modul pembelajaran frasa eksosentris memuat materi-
materi yang berhubungan dengan frasa eksosentris diantaranya, hakikat sintaksis,
ruang lingkup sintaksis, hakikat frasa, jenis-jenis frasa, hakikat frasa eksosentris,
dan jenis-jenis frasa eksosentri. Modul akan dirancang sehingga menenuhi fungsi
modul yakni mempermuda mahasisiswa dalam belajar, memuat informasi yang
relevan, dan meningkatkan daya belayar mahasiswa.
2. 2.2.3 Karakteristik Modul
Modul merupakan alat atau bahan ajar. Modul berisikan materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
tampilan menarik supaya mencapai kompetensi yang diinginkan sesuai dengan
kompetensinya (Direktorat 2008:3). Suatu modul dapat dikatakan baik dan menarik,
harus memiliki kriteria sebagai yaitu, (a) Self Instructional, (b) Self Contained, (c)
Stand Alone (berdiri sendiri), (d) Adaptive, (e) User Friendl). Berikut uraian kriteia
yang harus dimiliki modul.
a. Self Instructional, yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta didik
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain (Direktorat,
2008:3). Artinya suatu modul yang dirancang harus dapat digunakan seseorang
secara mandiri tanpa bergantung pada dosen atau pengajar. untuk memenuhi Self
Instructional, maka modul tersebut harus terdapat: (1) terdapat tujuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
39
dirumuskan secara jelas, sehingga peserta didik dapat memahami informasi yang
disampaikan, (2) terdapat materi pembelajaran yang disajikan dalam kelompok-
kelompok kecil dan lebih terperinci. Dengan demikian, akan mempermudah
pembelajar dalam menyelesaikan pembelajaran secara baik, (3) memberikan
contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan materi, (4) ada soal-soal latihan,
tugas dan sejenisnya yang membantu pengguna dalam mengukur tingkat
kemampuanya pada materi tersebut, (5) materi-materi pembelajaran yang disajikan
harus berkaitan dengan konteks tugas dan penggunanya, (6) Menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembacanya, (7) terdapat
rangkuman materi pembelajaran, (8) terdapat instrumen penilaian. Modul digital
frasa eksosentris memuat kriteria Self Instructional karena modul tersebut
menyajikan materi, aktivitas pembelajran, contoh, soal, serta rangkuman yang
disajikan dengan variasi yang berbeda-beda di setiap bab.
b. Self Contained, yaitu semua materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang
dipelajari terdapat dalam modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah
memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas. Apabila terjadi pembagian materi, maka harus
dilakukan secara hati-hati supaya tidak terjadi kesalahan. Kompetensi pembelajran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
40
yang terdapat dalam silabus mata kuliah sintaksis Bahasa Indonesi mengenai frasa
eksosentris dibagi menjadi dua bab. Bab I membahas mengenai sintaksi, ruang
lingkup sintaksis, dan hakikat frasa, dan ciri-ciri frasa. Bab II membahas mengenai
jenis-jenis frasa, hakikat frasa eksosentris, frasa eksosentris direktif, frasa
eksosentris nondirektif.
c. Stand Alone (berdiri sendiri), yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung
pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media
pembelajaran lain. Dengan adanya modul, pembelajar tidak bergantung pada
media pembelajaran yang lainya. Suatu media pembelajaran yang bergantung pada
media yang lainnya maka, modul itu tidak dapat dikategorikan sebagai modul. Hal
ini karena modul merupakan media pembelajaran yang dapat berdiri sendiri dan
dapat digunakan secara mandiri. Modul pembelajran frasa eksosentris yang
dirancang penulis dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan media lain.
d. Adaptive, yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dikatakan adaptif jika dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel
untuk digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan
teknologi, pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul
yang adaptif adalah modul yang berisi materi pembelajaran yang dapat digunakan
sampai dengan kurun waktu tertentu. Modul digital pembelajran eksosentris
dikembangkan karena mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan dengan
penyajian modul yang tidak berbentuk cetak/buku lagi melainkan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
41
komputer/leptop. Modul juga berisikan contoh-contoh yang terjadi saat-saat ini
atau ’up to date”. Contoh yang dibuat, tidak sekedar contoh, tetapi berisikan ilmu
terbaru dengan kondisi dunia sekarang.
e. User Friendly, yaitu modul hendaknya saling bersahabat dengan pengguanya.
setiap intruksi atau paparan informasi yang terdapat dalam modul harus sesuai
dengan penggunanya. Penggunaan bahasa juga harus yang mudah dipahami serta
menggunakan istilah yang umum. Sebelum modul pembelajran frasa eksosentris
Bahasa Indonesia, peneliti sudah melakukan studi pendahuluan kepada dosen dan
mahasiswa serta meminta pendapat perihal modul yang diinginkan. Dengan
demikian, modul digital pembelajaran frasa eksosentris sesuai dengan keinginan
dosen dan mahasiswa.
f. Konsisten, modul harus memiliki kriteria konsisten terhadap penggunaan gambar,
font, spasi, tata letak dan lain sebagainya.
g. Disampaikan menggunakan berbagai fitur media elektronik sehingga modul
digunakan menggunakan media elektonik berbasis komputer.
h. Perlu mendesain modul yang akan dibuat secara cermat sesuai dengan prinsip
pembelajaran.
2. 2.2.4 Struktur Penulisan Modul
Modul yang dibuat harus terstruktur supaya mempermudah pembelajar dalam
mempelajari materi yang terdapat di dalam modul tersebut. Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008:21-26) menuliskan bahwa struktur penulis atau pembuatan
modul dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
42
penutup. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga bagian yang terdapat di
dalam modul.
A. Bagian Pembuka
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:21-23) bagian pembuka modul ini
terdiri dari beberapa hal yaitu: 1) judul, 2) daftar isi, 3) peta informasi, 4) daftar
tujuan kompetensi, 5) tes awal. Berikut penjabaranya.
1. Judul.
Judul modul dibuat semenarik mungkin dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai materi yang terdapat dalam modul tersebut. Judul pada modul juga
mempengaruhi motivasi pembaca untuk mengetahui isi dari modul tersebut.
Penentuan judul harus mempertimbangkan judul dan isi modul. Penggunaan kata
yang memiliki daya diksi yang baik dan tepat akan membuat pengguna atau
pembaca termotivasi untuk membaca dan mengetahi secara mendalam materi yang
terdapat pada modul. Adapun judul modul pembelajaran yang dikembangkan
peneliti yaitu “Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia”. Judul dirumuskan
berdasarkan materi/isi yang terdapat pada modul frasa eksosentris.
2. Daftar isi
Daftar isi menjelaskan secara terperinci halaman-halaman setiap topik-topik yang
akan dibahas. Topik-topik diurutkan berdasarkan urutan lembaranya di dalam
modul tersebut. Dengan adanya daftar isi, pengguna dapat melihat sekilas topik-
topik yang terdapat dalam modul tersebut. Daftar isi mencantumkan nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
43
nomor halaman untuk mempermudah pembelajar dalam menemukan topik
pembelajaran yang terdapat di dalam modul tersebut. Modul yang dikembangkan
penulis terdiri dari 99 halaman. Untuk membantu mahasiswa dalam mencari
topik dalam modul, peneliti membuat daftar isi pada bagian halaman depan
modul setelah petunjuk penggunaan modul yakni tepatnya pada halaman enam
(vi).
3. Peta Informasi
Modul harus menyertakan peta informasi. Hal yang terdapat pada peta informasi
adalah topik apa yang akan dipelajari. Peta informasi yang akan disajikan di
dalam modul berupa isi bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Penulis
modul harus menyesuaikan bentuk peta informasi sesuai dengan materi topik
dalam modul itu. Peta informasi pada modul dapat disajikan dalam bentuk
diagram dan disajikan secara lengkap. peta informasi memuat hal-hal penting
mengenai pembelajaran yang terdapat modul. Dengan adanya peta informasi
akan membantu mahasiswa memahami isi modul. Modul pembelajaran frasa
eksosentris memuat dua peta informasi/peta konsep. Peta konsep dimuat sebelum
pemaparan materi pada setiap bab dan disajikan dalam bentuk bagan.
4. Daftar Tujuan Kompetensi
Penulisan tujuan sangat penting dicantumkan di dalam modul. Dengan adanya
tujuan, pengguna dapat memahami tujuan pembelajaran yang harus dicapanya.
Penulisan tujuan kompetensi juga membantu peserta didik untuk memahami
pengetahuan, sikap, dan keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
44
menyelesaikan pembelajaran menggunakan modul tersebut. Tujuan pembelajaran
frasa eksosentris yang terdapat modul pembelajran eksosentris dirumuskan sesuai
dengan kempetensinya. Kompetensi dan tujuan pembelajran disajikan sebelum
materi pembelajran dipaparkan. Tujuannya agar mahasiswa memahami capaian
apa yang akan ditempuh.
5. Tes Awal
pre-tes berguna untuk mengukur kemampuan peserta didik. Dengan adanya pre-
tes mahasiswa dapat mengetahui kemampuanya awal mahasiswa tersebut.
Dengan demikian, bagian pembuka dari modul digital frasa eksosentris harus
harus mencakup judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan kompetensi, bab tes
awal. Semua bagian dalam modul wajib dicantumkan sehingga mempermuda
pengguna dalam menggunakanya. Judul dalam modul dibuat semenarik mungkin dan
sesuai dengan materi yang akan dibuat di dalam modul. Daftar isi berguna untuk
membantu mahasiswa melihat topik-topik yang terdapat pada modul serta letak
halamanya. Selain itu, perlu mencantumkan peta informasi dan daftar tujuan
kompetensi agar mahasiswa dapat mencapai tujuan sesuai dengan apa yang
dicantumkan dalam modul tersebut. Peneliti juga harus mencantumkan tes awal untuk
mengukur kemampuan awal mahasiswa mengenai topik tersebut.
B. Bagian Inti
Bagian inti dalam modul ini berisikan (1) pendahuluan/ tinjauan umum materi, (2)
hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain, (3) uraian materi, (4) penugasan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
45
dan (5) rangkuman. Kelima bagian ini merupakan pendapat dari Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008:23-25). Berikut ini rincian kelima bagian tersebut.
1. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi
Fungsi dari pendahuluan yaitu: 1) memberi gambaran secara umum mengenai isi
materi modul, 2) menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan nyata
yang dialami oleh mahasiswa, 3) materi yang akan dipelajari harus lebih
terperinci, 4) mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi yang akan
dipelajari, dan 5) membuat petunjuk mengenai penggunaan atau jaluk penyajian
materi. Bagian pendahuluan pada modul pembelajaran frasa eksosentris
menyajikan peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan
kompetensi yang akan dicapai.
2. Hubungan dengan Materi atau Pelajaran yang Lain
Materi di dalam modul harus lengkap, maksudnya semua materi yang dipelajari
tersedia di dalam modul tersebut harus lengkap untuk memberikan pemahaman
yang lengkap kepada pembacanya. Tujuan kompetensi menghendaki supaya
pembelajar mendapat wawasan baru. Pentingnya arahan yang jelas sehingga
mahasiswa memahami maksud dari pembelajaran yang terdapat di modul
tersebut. Apabila materi terdapat di internet, maka perlu arahn mengenai materi
apa, di mana, dan bagaimana cara mengaksesnya.
3. Uraian Materi
Uraian materi merupakan pejelasan secara jelas tentang materi pembelajaran
yang akan disampaikan di dalam modul tersebut. Isi materi pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
46
susunan materi pembelajaran disusun secara lengkap, sehingga mempermudah
pembelajar memahami materi pembelajaran yang terdapat dalam modul tersebut.
Setiap kegiatan pembelajaran harus terdapat uraian materi, penugasan, dan
rangkuman. Adapun sistematika penulisan modul frasa eksosentris sebagai
berikut.
Bagan 2.3a Contoh Sistematika Uraian Modul Frasa Eksosentris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
47
Kegiatan Belajar 1Sintaksis dan Frasa
1. Tujuan pembelajaran2. Uraian materi3. Aktivitas4. Latihan5. Tes formatif6. Rangkuman
Kegiatan Belajar IIFrasa Eksosentris
1. Tujuan pembelajran2. Uraian materi3. Aktivitas4. Latihan5. Tes formatif6. Rangkuman
4. Rangkuman
Rangkuman merupakan bagian yang berisikan hal pokok atau inti pembelajaran
dalam modul yang telah dibahas atau diajarkan. Rangkuman diletakkan pada
bagian akhir modul. Ringkasan akan membantu mahasiswa untuk mengimhat
kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Berdasarkan uraian pada bagian isi, modul pembelajran frasa eksosentris yang
dikembangkan peneliti dilengkapi bagian isi sesuai dengan penulisan modul menurut
Direktorat Tenaga Kependidikan. Modul pembelajaran frasa eksosentris memuat
pendahuluan. Pendahuluan terdapat pada bagian awal pembelajaran dan disajikan
secara berbeda untuk menarik perhatian mahasiswa. Selain itu, modul berisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
48
materi lain yang berhubungan dengan frasa eksosentris, uraian materi, dan
rangkuman pada setiap bab.
C. Bagian penutup
Menurut Direktorat Tenaga kependidikan (2008:26) bagian penutup berisikan (1)
glosarium atau daftar istilah, (2) tes akhir, dan (3) indeks. Berikut jabaran ketiga hal
tetrsebut.
1. Glosarium atau Daftar Istilah
Berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam modul. Definisi dibuat
secara ringkas dengan tujuan untuk mengingatkan atau memberitahu konsep yang
akan dipelajari.
2. Tes Akhir
Tes akhir merupakan kagiatan yang dapat mengukur sebarapa pahamnya mengenai
materi yang dijelaskan setelah mempelajari materi tersebut. Aturan umum tes
akhir ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar.
3. Indeks
Indeks merupakan istikah-istilah penting yang terdapat dalam modul serta halaman
di mana istilah tersebut ditemukan. Indek perlu dimuat dalam modul supaya
pembelajar dapat menemukan topik yang hendak dipelajari. Indeks yang
mengandung kata kunci sangat perlu, sehingga mempermudah pembelajar untuk
menemukan topik yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
49
Modul pembelajran frasa eksosentris dirancang berdasarkan pedoman penulisan
modul oleh Direktorat Tenaga Kependidikan. Modul frasa eksosentris pada bagian
penutup terdiri dari, glosarium atau daftar Istilah pada halaman terakhir, tes akhir
pada setiap bab untuk menukur kemampuan mahasiswa, dan indek yang berisikan
kata-kata kunci pada modul frasa eksosentris.
2. 2.2.5 Prosedur Penulisan Modul
Modul merupakan media pembelajaran yang sistematis, maka dalam
menyusunan modul perlu memperhatikan prosedur penulisan modul yang sudah
ditetapkan. Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi ajar yang dibuat
secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai suatu
tujuan kompetensi. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12-16) menjelaskan tiga
prosedur penulisan modul yaitu, (1) analisis kebutuhan modul, (2) penyusunan draf,
dan (3) uji coba. Adapun penjelasan ketiga prosedur sebagai berikut.
1. Analisis kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan adalah kegiatan menaganalisis tujuan untuk menentukan
jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Penetapan judul
suatu modul didasarkan pada kompetensi yang terdapat pada bagian terpenting dari
kegiatan yang akan dilakukan. Analisisi kebutuham modul berguna untuk mencari
atau menetapkan jumlah dan judul yang harus dikembangkan. Langkah-langkah
menganalisis kebutuhan modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12)
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
50
a. Menentukan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program
pembelajaran yang akan dimuat dalam susunan modulnya. Hal pertama yang
dilakukan dalam penyusunan modul adalah analisis kebutuhan modul dan
menentukan judulnya. Berdasarkan garis inti pada kompetensi yang terdapat pada
pempelajaran yang akan dilakukan.
b. Mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit kompetensi yang ingin
dicapai yaitu merumuskan ruang lingkup pembelajaran dan menentukan capaian
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar tercapai kompetensi pembelajaran dari
menggunakan modul yang disusun.
c. Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dipersyaratkan. Perumusan indikator-indikator capaian materi dan menentukan
materi yang sesuai dengan indikator merupakan hal penting dalam penyusunan
modul.
d. Menentukan judul modul yang akan disusun. Penentuan judul disesuaikan dengan
materi dan tujuan pembelajaran. Judul yang dicantumkan pada modul harus sesuai
berkaitan kegiatan materi yang akan diajarkan. Contonya jika materinya mengenai
frasa eksosentris, maka judulnya harus berhubungan dengan frasa eksosentris.
Dengan demikian, melalui judulnya pembaca dapat memahami secara garis besar
hal yang akan dipelajari.
e. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal
pengembangan modul. Dengan menganalisis kebutuhan, pengembangan modul
dapat dilakukan dan dapat disusun sesuai kebutuhan penggunanya. Jika sasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
51
modul yang dibuat untuk mahasiswa, maka modul disusun sesuai dengan
kebutuhan untuk mahasiswa. Modul digital frasa eksosentris
2. Penyusunan Draf
Penyusunan draf modul merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian
materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu
kesatuan yang sistematis. Penyusunan draf modul bertujuan menyediakan konsep
suatu modul sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun, langkah-langkah
penyusunan draf modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:13) adalah
dengan menetapkan judul modul, menetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang
harus dicapai oleh peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul, menetapkan
kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir, menetapkan garis besar atau
outline modul, mengembangkan materi menjadi garis-garis besar, dan memeriksa
ulang draf yang telah dihasilkan.
Untuk melaksanakan uji coba draf modul yang akan diuji dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut. (1) siapkan dan perbanyak modul draf yang akan
diuji sebanyak peserta yang akan diikut sertakan dalam uji coba modul, (2) susunlah
instrumen pendukung uji coba, (3) salurkan draf modul dan instrumen pendukung uji
coba kepada peserta uji coba, (4) informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan
uji coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba, dan (5) proses dari
simpulkan hasil pengumpulan masukan yang didapatkan melalui uji coba.
Berdasarkan uji coba akan mendapat berbagai masukan untuk penyempurnaan
draf modul. Uji coba dapat dilakukan dalam kelompok kecil dan uji coba yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
52
lapangan. Uji coba kelompok kecil dilakukan hanya kepada 2-4 orang peserta,
sedangkan uji coba lapangan dilakukan kepada peserta berjumlah 20-30 peserta didik.
3. Uji Coba
Uji coba draft modul adalah kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas,
untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran sebelum
modul tersebut digunakan secara umum. Ada enam langkah-langkah uji coba draf
modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:14) yaitu menyiapkan draf
modul sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba menyusun instrumen
pendukung uji coba, membagikan draf dan instrumen pendukung uji coba kepada
peserta uji coba, menginformasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba
dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba, mengumpulkan kembali draf
modul dan instrumen uji coba, dan menyimpulkan hasil pengumpulan naskah
masukan yang disaring melalui instrumen uji coba.
4. Validasi
Validasi modul adalah suatu proses pengesahan terhadap kesesuaian modul
dengan kebutuhan. Kesesuaian modul dengan kebutuhan peserta didik dapat
dikatakan layak atau tidak. Suatu modul dikatakan layak harus melakukan validasi
melibatkan pihak praktisi ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait modul itu sendiri.
Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15) menyebutkan beberapa langkah yang
dilakukan dalam memvalidasi modul yaitu: (1) persiapkan dan gandakan draf modul
yang akan divalidasi sesuai dengan jumlah validator yang akab berpartisipasi dalam
validasi, (2) susun instrumen pendukung validasi, (3) sebarkan draf modul dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
53
instrumen validasi kepada validator untuk divalidasi, (4) informasikan kepada
validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang harus dilakukan oleh validator.
Hal ini bertujuan agar validator tidak salah memahami arahan atau supaya tidak
terjadi miskomunikasi, lalu (5) kumpulkan kembali draf modul dan instrumen
validasi yang telah telah divalidasi oleh validator, dan (6) proses dan simpulkan
hasil pengumpulan masukkan yang dijaring melalui instrumen validasi.
Dari kegiatan validasi ini akan menghasilkan kesimpulan berupa masukan dan
persetujuan dari validator sesuai dengan bidanya masing-masing. Masukan akan
digunakan sebagai bahan perbaikan modul tersebut.
5. Revisi
Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul setelah
memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi (Direktorat,2008:15).
Tujuan dari revisi ini adalah untuk finalisasi atau penyempurnaan akhir, sehingga
modul dapat menghasilkan modul yang sesuai dengan kebutuhan. Perbaikan suatu
modul harus melalui aspek-aspek sebagai berikut. Pengorganisasian materi
pembelajaran, penggunaan metode instruksional, penggunaan bahasa, dan aspek
terakhir adalah pengorganisasian tata tulis dan perwajahan. Dengan adanya revisi,
peningkatan kualitas suatu modul harus seimbang terus-menerus. Suatu modul dapat
ditinjau ulang dan diperbaiki, sehingga mengalami penyempurnaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
54
2.2.3 Flip PDF Professional
Penggunaan teknologi pada saat ini harus dimanfaatkan dengan baik terkhusus
dalam menunjang aktivitas yang menarik dalam pembelajaran. Dengan adanya
teknologi, banyak aplikasi-aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media
pembelajaran yang menarik. Aplikasi flip PDF professional merupakan salah satu
contoh aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran yang
interaktif. Flip PDF professional sangat berbeda dengan PDF pada umunya, Aplikasi
ini dapat digunakan dalam menggabungkan materi pembelajaran berupa gambar,
animasi, video, audio, dan lain sebgaainya. Dalam merancang media pembelajaran
berikut hal-hal yang harus dipahami yaitu, (1) hakikat flip PDF professional, (2) cara
penggunaan flip PDF professional, dan (3) kelebihan flip PDF professional. Berikut
paparan ketiga hal di atas.
2.2.3.1 Hakikat Flip PDF Professional
Aplikasi flip PDF professional merupakan aplikasi yang digunakan untuk
mengkonversi PDF yang digunakan untuk menciptakan media pembelajaran dengan
berbagai fitur. Flip PDF Professional berbeda dengan PDF pada umunya, baik dari
segi tampilan. Tampilan modul yang dirancang menggunakan Flip PDF Professional
seperti E-book yang dapat di bolak-balik menggunakan komputer dan leptop
(Himmah 2019:25). Menurut Himmah (2019:26) Flip PDF Professional merupakan
media interaktif yang mudah digunakan dengan berbagai fitur yang dapat mendesain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
55
modul sehingga lebih menarik. Fitur yang terdapat pada flip PDF professional dapat
menggabungkan file seperti PDF, gambar, animasi, video, audio, Youtube, hyperlink.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa flip PDF professional
aplikasi yang dapat digunakan untuk merancang media pembelajaran dengan berbagai
variasi seperti gambar, animasi, video, audio dan lain sebagainya. Flip PDF
professional menampilkan hasil flipbook dengan berbagai fitur yang dapat
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Modul yang dihasilkan
menggunakan flip PDF professional dapat diakses dengan mudah menggunakan
komputer atau leptop.
2.2.3.2 Cara Pembuatan Modul Menggunakan Flip PDF Professional
Dalam pembuatan modul menggunakan flip PDF professional langka-langkah yang
harus dilakukan sebagai berikut.
1. Langkah pertama membuat mengipor dokumen.
Langkah pertama ini dimulai dengan membuka aplikasi flip PDF professional,
klik tombol new project lalu pilih HMTL 5 dan klik ok. Kemudian klik browse
untuk menggabungkan file yang sudah dokumen yang akan dimasukkan ke dalam
flip PDF professional dimana file tersebut sudah dalam bentuk PDF. Setelah
dokumen sudah ditemukan maka akan mengimpor dokumen yang diinginkan ke
flip PDF professional. Langkah pertama dalam mengimpor dokumen yaitu modul
frasa eksosentris yang sudah terlebih dahulu diubah menjadi PDF. File yang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
56
diimpor ke dalam flip PDF professional berupa materi pembelajaran frasa
eksosentris yang dibuat di microsoft word 2010.
2. Langkah kedua Menghias Flipbook.
Tahap ini merupan langkah untuk mendesain modul sehingga sesuai dengan yang
diinginkan dengan menggunakan fiture edit yang terdapat pada Flip PDF
professional. Langkah ini dimulai dengan mengklik temple design untuk
mendesain tample, tema, beckground, animasi, assistent, dan plugin. Selain itu,
pada tab design setting untuk menyesuaikan flipbook sesuai keinginan
penyusunya. Setelah modul frasa eksosentris diimpor ke flip PDF professional,
langkah selanjutnya proses pengeditan. Modul frasa eksosentris bahasa Indonesia
menggunaka temple design menggunakan florid dengan teman kumpulan warna
yang menghiasi latar belakang modul tersebut.
3. Langkah ketiga penambahan video, gambar, animasi.
Flipbook dengan Video, Audio, Gambar, dan Tautan Page editor yang terdapat
pada flip PDF professional untuk memberikan variasi pada media/modul yang
dirancang berupa gambar, audio, video, tautan, teks, tombol, dan lain sebagainya.
Hai tersebut dilakukan untuk membuat halaman modul yang lebih menarik dan
kreatif. Modul digital menambah video pada halaman 46 yaitu video untuk
melengkapi soal pertanyaan pada soal latihan berupa aktivitas 2b. Tampilan movie
yang digunakan pada modul frasa eksosentris adalah tipe video empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
57
4. Mempublikasikan Flipbook dalam Berbagai Format
Flip PDF pofessional menyediakan berbagai format yang dapat digunakan seperti,
html, exe, zip,mac app, versi mobile, dll. Modul pembelajaran frasa eksosentris
bahasa Indonesia disimpan/dipublikasikan dalam format exe.
2.2.3.3 Kelebihan Flip PDF Professional
Adapun kelebihan dari Flip PDF Professional sebagai berikut.
a. Interaktif Publishing, tampilanya menarik dengan penambahan gambar, animasi,
video, audio dan lain sebagainya sehingga membuat flipbook interaktif dengan
penggunanya.
b. Terdapat berbagai macam tamplate, tema, pemandangan, latar belakang, dan
plugin yang bervariasi dan menarik sesuai dengan selera pembuatnya.
c. E-book dapat didukung dengan teks dan audio.
d. Format keluaran (output) bervariasi, mudah diakses, dan fleksibel seperti html,
exe, zip, mac app, versi mobile, dll.
e. Menghasilkam media pembelajaran dalam bentuk digital yang dapat diakses
melalui leptop atau komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
58
2.3 Kerangka Berpikir
Sintaksis merupakan mata kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
terkhusus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata
Dharma. Dalam sintaksis terdapat beberapa ruang lingkup sintaksis yang dipelajari
salah satunya adalah frasa eksosentris. frasa eksosentris merupakan materi yang sulit
karena terdapat jenis-jenis frasa yang lain yang sulit dibedakan. Hal ini juga didukung
nahwa, masih banyak mahasiswa yang sering salah menganalisis atau
mendeskripsikan frasa eksosentris.
Beranjak dari permasalahan pembelajaran frasa eksosentris, maka diperlukan
pengembangan terhadap media pembelajaran. Dalam pembelajaran frasa eksosentris
ada beberapa hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah kurangnya media
pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran. Media pembelajaran frasa
eksosentris perlu dikembangkan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Media
pembelajaran diperlukan pengembangan untuk mendorong penggunaan media dalam
pembelajaran. Media yang dikembangkan bukan lagi dalam bentuk visual. Namun,
media pembelajaran dikembangkan dalam bentuk digital sesuai dengan
perkembangan zaman. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan
media pembelajaran frasa eksosentris dalam bentuk modul menggunakan flip PDF
professional. Pengembangan media pembelajaran harus disesuaikan dengan
kompetensi belajar dan dilakukan uji validasi materi kepada dosen ahli materi, dosen
ahli media, serta penilaian oleh dosen pengampu mata kuliah sintaksis, dan tanggapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
59
dari pengguna. Pengembangan media pembelajaran frasa eksesentris bahasa
Indonesia diharapkan dapat memperlancar proses pembelajaran. Berdasarkan uraian
di atas, maka bagan kerangka berpikirnya sebagai berikut.
Bagan 2.4 Kerangka Berpikir
Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa EksosentrisBahasa Indonesia Menggunakan Flip PDF
Prefossional. Untuk Mahasiswa Pendidikan Bahasa DanSastra Indonesia
Tingkat Pemahaman FrasaEksosentris MahasiswaPBSI Universitas Sanata
Dharma
KebutuhanMahasiswa AkanMateri FrasaEksosentris
Kebutuhan ModulFrasa Eksosentris
Penyebaran Angket Penyebaran AngketPenyebaran Angket
WawancaraDosenData Kajian Teori
Modul DigitalPembelajaran frasa
eksosentris
Uji Validasi
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research &
Development (R&D). Penelitian pengembanga merupakan jenis penelitian yang
digunakan mengembangkan suatu produk yang digunakan dalam dunia pendidikan.
Penelitian ini mengembangkan produk berupa modul pembelajaran frasa eksosentris
bahasa Indonesia untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bagian
bab tiga ini memiliki beberapa subbab yaitu: 1) jenis penelitian, 2) sumber data dan
data, 3) teknik pengumpulan data, 4) instrument penelitian, 5) teknik analisis data,
dan 6) prosedur penelitian. Berikut uraian secara terperinci keenam subbab tersebut.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and
development (R&D). Jenis penelitian seperti ini akan menghasilkan produk atau
media tertentu hasil dari pengembangan. Di dalam dunia pendidikan, produk yang
dihasilkan bisa modul, buku cetak atau berbagai media atau alat yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran. Untuk menghasilkan sebuah
produk, penelitian pengembangan harus melalukan penelitian, merancang produk,
memproduksi, dan memvalidasi produk yang sudah dihasilkan. Menurut Sugiyono
(2016:30) kegiatan penelitian pengembangan disingkat menjadi 4P yaitu penelitian,
perancangan, produksi, dan pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
61
Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai
suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan, evaluasi program,
proses, dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan,
dan efektifitas. Tujuan utama dari model penelitian dan pengembangan (R&D) adalah
bukan untuk merumuskan atau menguji teori, Namun, mengembangkan hasil-hasil
yang efektif untuk dimanfaatkan di perkuliahan atau lembaga-lembaga lainnya
(Darmadi, 2011:6).
Jenis penelitian ini digunakan oleh peneliti karena sesuai dengan tujuan
penelitian yang akan dilakukan yaitu mengembangkan atau membuat produk modul
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia untuk mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Modul ini dibuat untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di kampus. Selain itu, modul ini juga dapat menambah sumber belajar
yang dapat diakses secara mudah oleh pengajar maupun mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
3.2 Sumber Data dan Data
Menurut Arikunto (2010:172) sumber data adalah subjek tempat data diperoleh.
Sumber data berbicara mengenai dari mana data tersebut. Informasi yang didapatkan
dari sumber data merupakan data. Peneliti harus mengkaji sumber data dan data
dalam penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen mata kuliah
sintaksis bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma dan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Penelitian ini dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
62
Universitas Sanata Dharma yang beralamat Jl. Mrican baru, Mrican, Caturtunggal,
Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta.
Data penelitian ini diperolah dari dosen sintaksis mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Berikut uraian data yang diperoleh
dari dosen sintaksis bahasa Indonesia. 1) modul akan dapat membantu dosen untuk
mengajarkan pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, 2) selama ini, sumber
ajar untuk pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia masih bersifat
konvensional, 3) produk tentunya akan lebih menarik untuk mahasiswa, 4) belum ada
modul menggunakan flip PDF prefossional yang pernah digunakan dalam
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, 5) masukan terhadap modul yang
akan dibuat. Data yang diperoleh dari mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2016 sebagai berikut. 1) pengalaman awal
mahasiswa dalam pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, 2) kendala yang
dihadapi mahasiswa terhadap pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, 3)
masukan terhadap modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia yang akan
dibuat.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016:200) pengumpulan data merupakan inti dari sebuah
penelitian. Peneliti mencari serta mengumpulkan data tergantung pada rumusan
masalah. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian berupa teknik nontes. Teknik
nontes merupakan alat penilaian yang digunakann oleh peneliti untuk memperoleh
data tanpa harus memberikan tes kepada responden. Penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
63
teknik wawancara dan angket. Artinya tidak harus melakukan tes untuk mengukur
tingkat intelegensi seseorang, tetapi menggunakan pengalaman seseorang akan suatu
pembelajran frasa eksosentris bahasa Indonesia di mata kuliah Sintaksis.
3.4 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2016:156) berpendapat bahwa instrument penilaian adalah alat yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan pendapat
pakar di atas, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument
nontes. Instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk memperoleh data berupa
kondisi pembelajaran frasa eksosentris, kebutuhan bahan ajar berupa modul digital
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia, kesulitan mahasiswa dalam
pembelajaran frasa eksosentris, dan masukan mengenai terkait pengembangan produk
penelitian ini. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kuesioner/
angket dan wawancara. Berikut ini uraian kedua instrument tersebut.
5. Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pertanyaan atau berupa pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2017:142). Kuesioner akan menghasilkan data
yang efisien karena peneliti dapat memperoleh data yang dapat diukur. Selain itu,
data yang didapatkan dapat berupa harapkan dari responden. Kuesioner juga dapat
dilakukan untuk responden berjumlah banyak dan tersebar di wilayah yang luas
(Sugiyono, 2016:216). Penelitian ini melakukan penyebaran angket atau kuesioner
kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, angkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
64
2016 sebagai mahasiswa yang sudah memperoleh mata kuliah Sintaksis. Fungsi dari
pengisian kuesioner atau angkat ini adalah untuk mengetahui kesulitan siswa dalam
pembelajaran frasa eksosentris dan masukan terhadap produk yang akan
dikembangkan oleh peneliti. Angket yang dimuat berisikan poin-poin pertanyaan
mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian. Pengisian angket dilakukan
dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia. Jawaban dapat
berupa penyataan sangat setuju (SS), setujuh (S), tidak tahu (TT), tidak setuju (TS),
Sangat tidak setuju (STS).
6. Wawancara
Sugiyono (2016:210) menyatakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data. Tujuan penggunaan instrument wawancara untuk mempermudah
peneliti mencari data dari narasumber yang dipercayai. Menurut Nurgiyantoro
(2010:96) wawancara merupakan suatu cara yang digunakan oleh pewawancara untuk
menemukan data yang diinginkan melalui kegiatan tanya jawab kepada narasumber.
Wawancara dilakukan secara lisan atau tatap muka secara individu (Sukmadinata,
2011:216). Berdasarkan pendapat para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa
wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara bertemu langsung
dengan narasumber secara lisan. Penelitian ini melakukan wawancara dengan Bapak
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen mata kuliah sintaksis di Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
65
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2016:368) analisis data merupakan proses mencari dan
menyusun data secara sistematis. Data yang akan diperoleh selanjutnya akan diproses
dan diinterpretasikan. Data yang akan diolah adalah hasil wawancara terhadap dosen
sintaksis, hasil kuesioner atau angket, dan validasi dosen ahli.
1. Analisis Hasil Wawancara
Hasil wawancara terhadap dosen mata kuliah sintaksis yang telah didapatkan dan
dianalisis. Teknik yang akan digunakan adalah analisis data kualitatif. Wawancara
dilakukan diawal tahap pengumpulan data oleh peneliti. Hasil wawancara yang
diperoleh akan diproses dengan cara: (1) melakukan transkip hasil wawancara, (2)
merangkum hasil transkip wawancara, (3) menganalisis data wawancara untuk
menyimpulkan kebutuhan pengembangan modul digital pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indonesia, dan (4) menjadikan data sebagai salah satu acuan oleh
peneliti dalam melakukan pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris
bahasa Indonesia.
2. Analisis Angket/Kuesioner Mahasiswa
Angket atau kuesioner dianalisis menggunakan skala likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur suatu pendapat, sikap, dan pandangan seseorang atau kelompok
terhadap suatu hal. Adapun langka-langkah yang dilakukan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
66
a. Mengukur skor setiap butir pertanyaan dengan kriteria skor. Konversi ini mengacu
pada Nurgiyantoro (2010:92)
Tabel 3.1 Konversi nilai dan skla sikap
b. Menjumlahkan skor butir pertanyaan.
Rumus:
Keterangan:
T : Total jumlah responden yang memilihPn : Pilihan skor angka likert
c. Menghitung skor ideal tertinggi dan skor terendah
Skor ideal tertinggi (X) diperolah dengan cara menghitung hasil kali jumlah
resonden dengan skor maksimal setiap butir soal. Skor ideal terendah (Y)
diperoleh dengan cara menghitung hasil kali jumlah responden dengan skor
minimal tiap butir soal.
Keterangan Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Tidak tahu 3
Tahu 2
Sangat tidak setuju 1
T x Pn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
67
Rumus:
X : Jumlah responden X 5 (skor maksimal)
Y : Jumlah responden X 1 (skor minimal)
d. Menghitung presentasi dengan skor yang diperoleh dibagi dengan sekor maksimal
dan dikalikan 100%
Rumus
Indeks % = Skor yang diperoleh x 100%
e. Setelah itu, lalu mengubah presentase ke dalam bentuk kategori.
Perubahan ini berguna agar persentase yang diperoleh dapat dideskripsikan
peneliti. Selain itu, pengubahan ini bergunan untuk melihat tingkat pernyataan
setuju atau tidak setuju terhadap pengembangan modul digital pembelajaran frasa
eksosentris. Untuk mengubah presentase ke dalam kategori, peneliti
menggunakan kriteria menurut Penilaia Acuan Patokan (PAP).
7. Lembar Validasi
Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian oleh peneliti (Sugiyono,
2016:267). Validasi desain menurut Sugiyono (2016:302) merupakan proses kegiatan
untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional oleh pakar atau tenaga ahli
untuk mengetahui kekurangan atau kelemahannya. Penelitian ini membuat
kuesioner/angket penilaian produk berupa lembar validasi. Kuesioner berisikan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
68
hasil penilaian produk dari validator dan akan digunakan sebagai alat pertimbangan
revisi produk.
Lembar validasi penilaian modul pembelajaran frasa eksosentris berisikan lima
aspek penilaian modul yang mencakup aspek isi/materi, kelayakan penyajian,
kelayakan bahasa, kegrafikan, dan kelayakan media. Lembar validasi desain modul
pembelajaran frasa eksosentris berisikan tiga bagian yaitu, bagian pembuka, bagian
inti, dan bagian penutup. Skala yang digunakan dalam lembar validasi produk adalah
skala likert. Dalam penelitian dan pengembangan, Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau kelompok terhadap petensi
dan masalah suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk, dan
produk yang telah dikembangkan atau diciptakan (Sugiyono, 2016:165).
Peneliti memastikan bahwa instrument penelitian yang digunakan telah melalui
prosedur uji validitas oleh pakar ahli. Hal ini dilakukan agar instrument yang dipakai
dapat mengukur aspek-aspek yang akan diukur. Untuk memperoleh informasi tentang
validasi instrument, peneliti memberikan instrument kepada ahli atau pakar yang
dianggap layak untuk memberikan penilaian terhadap aspek-aspek yang tercantum
dalam instrument. Hasil validasi pakar atau ahli dalam hal ini adalah dosen, yang
akan memutuskan apakah produk tersebut layak atau tidak untuk digunakan. Hasil
penilaian yang dihasilkan para validator dapat berupa saran dan kritik dijadikan
sebagai acuan dalam merevisi produk akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
69
3.6 Langkah Penelitian Pengembangan
Borg dan Gall menyusun sepuluh langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penelitian pengembangan. Berikut uraian langkah-langkah penelitian pengembangan
menurut Borg dan Gall.
Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Developmen (R&D)
menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono,2017)
a) Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting)
Studi literatur terkait dengan permasalahan yang dikaji. Peneliti melakukan
analisis kebutuhan, studi literatur, melakukan penelitian dalam skala kecil, dan
merumuskan kerangka penelitian.
b) Perencanaan (planning)
Tahap perencanaan dimulai dengan menyusun rencana penelitian, membuat garis
besar mengenai pengembangan yang sekiranya tepat untuk topik penelitian.
pengujian dalam lingkup terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
70
c) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)
Peneliti membuat pengembangan bentuk permulaan produk yang akan dihasilkan.
Selain itu, peneliti juga melakukan persiapan komponen pendukung, bahan
pembelajaran, pedoman dan buku petunjuk, serta melakukan evaluasi terhadap
kelayakan instrument pendukung.
d) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)
Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan awal. Peneliti mengumpulkan dan
menganalisis data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan angket.
e) Merevisi hasil uji coba (main product revision)
Tahap ini akan memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba awal. Revisi
hasil uji coba produk ini sangat memungkinkan untuk dapat diperbaiki lebih dari
satu kali sesuai dengan hasil uji coba awal.
f) Uji coba lapangan (main field testing)
Pada tahap ini berisi penyempurnaan dan terhadap hasil uji coba yang lebih luas.
sehingga produk yang dikembangkan dapat divalidasi.
g) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision)
Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk hasil uji coba secara luas dan
hasil produk yang dikembangkan merupakan produk yang siap untuk divalidasi.
h) Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing)
Uji validasi ini melibatkan subjek penelitian dengan jangkauan yang lebih banyak.
Data penguji lapangan tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran angket,
melakukan wawancara, observasi serta analisis lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
71
i) Penyempurnaan produk akhir (final product revision)
Pada tahap ini, peneliti melakukan revsisi akhir pada modul yang dikembangkan
berdasarkan data yang didapatkan dari hasil uji coba produk di lapangan. Hasil
dari penyempurnaan merupakan hasil akhir dari penelitian pengembangan ini.
j) Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation)
Tahap Ini merupakan tahap terakhir. Pada tahap ini, dilakukan penyebarluasan
produk final. Langkah yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu menyebarluaskan
produk melaui penerbitan, penulisan hasil penelitian dalam jurnal, dan lain
sebagainya.
Langkah-langkah penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall terdapat 10
langkah, seperti yang sudah dipaparkan di atas. Namun, penelitian ini
menyederhanakannya. Peneliti membuat langka penelitian ini menjadi empat langkah
saja. Hal ini dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan yakni wabah penyakit
akibat virus Corona, keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang dimiliki oleh peneliti.
Walaupun demikian, keempat langkah-langkah tersebut sudah mampu menghasilkan
produk, hasil validasi dan lain sebagainya. Adapun keempat langkah tersebut
diantaranya adalah: (1) penelitian dan pengambilan data, (2) pengembangan produk,
(3) uji validasi, (4) revisi produk. Berikut uraian lanjut mengenai langkah-langkah
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
72
1. Penelitian dan Pengambilan Data
Tahap awal, Penelitian ini melakukan studi pendahuluan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang berhubungan dengan seberapa penting adanya
pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengumpulan
data ini dilakukan melalui penyebaran angket pada mahasiswa angkatan 2016 dan
melakukan wawacara dengan dosen mata kuliah sintaksis, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Data yang sudah dikumpulkan dianalisis dan diteliti untuk menemukan
makna dan kesimpulan dari pengembangan ini.
2. Pengembangan Produk
Kegiatan penyebaran angket kepada mahasiswa dan wawancara dengan dosen
mata kuliah sintaksis adalah studi pendahuluan. Setelah melakukan studi pendahuluan,
maka selanjutnya peneliti menyusun draf modul. Pada tahap ini, peneliti menyusun
draf modul dengan menetapkan judul modul, tujuan, pemilihan bahan, penyusunan
kerangka, dan pengumpulan bahan. Pengumpulan materi dilakukan sebagai sumber.
Apabila materi dirasa cukup, maka peneliti melakukan penyusunan modul. Modul
digital disusun dengan ketentuan dalam penyususnan modul yang berlaku.
3. Uji validasi Tahap
Uji validasi dilakukan setelah melakukan tahap pengembangan selesai.
Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:14) menjelaskan bahwa validasi adalah
proses pengesahan atau persetujuan terkait dengan kesesuaian modul. Validator yang
akan memvalidasi modul ini adalah dosen yakni Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
73
M.Hum., Bapak Prof. Dr. Pranowo., Bapak Danang Satria Nugraha, S.S., M.A.
Validasi dilakukan dengan cara memberikan angket/kuesioner pada dosen ahli.
Angket yang diberikan berisikan penilaian terhadap modul frasa eksosentris bahasa
Indonesia yang dikembangkan. Angket yang diberikan berisikan penilan terhadap
aspek isi materi, bahasa, penyajian, kegrafikan, dan kelayakan media. Tujuan dari
validasi adalah untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan pembelajar.
4. Revisi
Langka selanjutnya yang dilakukan adalah melakuka revisi. Menurut Direktorat
Tenaga Kependidikan (2008:15) revisi adalah proses perbaikan atau penyempurnaan
modul yang sudah melalui tahap validasi. Revisi dilakukan setelah mendapatkan
angket penilaian dari dosen ahli. Kekurangan produk akan diperbaiki sesuai arahan
yang diberikan dosen ahli. Tahap ini merupakan tahap revisi akhir yang dilakukan
oleh peneliti setelah melakukan validasi tahap terhadap dosen ahli/validator. Segala
masukan berupa saran dan kritikan akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki
produk hingga layak untuk digunakan.
Bagan 3.2. Prosedur penelitian pengembangan setelan disederhanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
74
BAB IV
Penelitian dan
Pengambilan Data
Revisi
Uji ValidasiPengembangan
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
75
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan dua subbab yaitu hasil penelitian dan pembahasan
penelitian. Subbab hasil penelitian berisikan uraian keempat langkah penelitian
pengembangan produk. Subbab pembahasan hasil penelitian menuraikan: 1) deskripsi
modul, 2) deskripsi hasil validasi, dan 3) analisis kelayakan modul. Uraian hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut.
4.1 Hasil penelitian
Penelitian ini menggunakan langkah-langkah penelitian pengembangan atau
Research and Development (R&D). Lamayanti dan Indris Harta (2014)
menyederhanakan langkah penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall menjadi
emapat tahap yaitu: tahap pendahulua, tahap pengembangan, tahap uji lapangan, dan
desimenasi dalam jurnalnya berjudul Pengembangan Modul untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Minat SMP. Selai itu, Rahmawati (2018) dalam penelitianya
berjudul Pengembangan Modul Menulis Esai Argumentatif Berperspektif Logika
Toulmin dan Paradigma Pembelajaran Pedagogi Respektif Pada Program Studi
Pedidikan Matematika Universitas Sanata Dharma menyederhanakan langkah
penelitian pengembangan menjadi enam langkah. Keenam langkah tersebut
diantaranya, penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji
validasi, revisi produk I, uji coba produk, dan revisi produk II.
Peneliti dengan kedua peneliti di atas sama-sama menyederhanakan penelitian
pengembangan. Perbedaan peneliti dengan kedua penelitian di atas pada uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
76
produk, karena pandemik virus Corona yang menyebabkan peneliti tidak bisa
melakukan uji produk pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Peneliti menyeserhanakan langkah pengembangan menjadi empat
langkah penelitian pengembangan. Keempat langkah tersebut yaitu: (1) penelitian dan
pengumpulan data, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi, dan (4) revisi produk.
Berikut uraian atau deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan
keempat langkah penelitian pengembangan tersebut sebagai berikut.
4.1.1 Hasil Penelitian Pendahuluan
Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan informasi terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
Rahmawati (2018) melakukan studi pendahuluan dengan cara mewawancarai dosen
pengampu mata kuliah bahasa Indonesia, pengambilan angket pengalaman awal
mahasiswa, pelaksanaan observasi dan pemberian tes awal menulis esai
argumentative. Namun, penelitian ini melakukan stusi pendahuan dengan cara
mewawancarai dosen mata kuliah sintaksis bahasa Indonesia yang mengajarkan
pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesi dan penyebaran angket terhadap
mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia. Sumber data
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
angkatan 2016 dan dosen pengampu mata kuliah Sintaksis. Informasi dari berbagai
sumber data dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
77
Informasi yang didapatkan dari sumber data diolah untuk dijadikan masukan dalam
pembuatan modul frasa eksosentris bahasa Indonesia.
Sebelum mengumpulkan informasi dari berbagai sumber data, peneliti
melakukan berbagai persiapan yaitu pembuatan kisi-kisi. Kisi-kisi berguna sebagai
pedoman atau arahan terhadap pembuatan butir-butir instrument yang akan
dikembangkan oleh peneliti sehingga fokus dalam menggali informasi. Dalam
pembuatan kisi-kisi, peneliti mengkonsultasikanya dengan dosen pembimbing untuk
direvisi. Kemudian, peneliti mengembangkan kisi-kisi dalam bentuk soal-soal
instrumen. Seluruh instrument pengumpulan informasi seperti angket dan pertanyaan
untuk wawancara divalidasi dosen pembimbing terlebih dahulu untuk mengukur
kelayakannya.
Setalah dilakukan validasi oleh dosen pembimbing, peneliti melakukan
pengumpulan data seperti langkah pertama dalam penelitian pengembangan atau
research and development (R&D). Langkah awal yang peneliti lakukan dalam
menggali informasi yaitu dengan cara mewawancarai dosen pengampu mata kuliah
Sintaksis. Dosen yang peneliti wawancarai berjumlah satu orang. Beliau adalah
Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen mata kuliah Sintaksis di
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Selanjutnya, peneliti menyebarkan angket kepada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016, Universitas Sanata Dharma.
Angket disebar kepada 26 0rang mahasiswa. Penyebaran angket dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
78
acak dengan syarat harus sudah mengambil mata kuliah Sintaksis atau mahasiswa
yang sudah mempelajari pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia. Angket
terdiri atas tiga lembar. Lembar pertama terdapat data yang harus diisi oleh
mahasiswa, petunjuk pengisian angket dan berbagai soal-soal yang didisi oleh
mahasiswa berdasarkan pengalamanya dalam pembelajaran frasa eksosentris. Lembar
kedua berisikan kendala yang dialami oleh mahasiswa sewaktu mengikuti mata
kuliah sintaksis materi frasa eksosentris. Lembar ketiga berisikan masukan
mahasiswa dalam pengembangan modul digital frasa eksosentris. Cara menjawab
instrument pertanyaan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom penyataan
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tahu (TT), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS). Adapun tujuan pembuatan angket ini adalah untuk mengetahui seberapa
pentingnya pembelajaran frasa eksosentris, mengetahui kesulitan yang dihadapi
mahasiswa, dan masukan mahasiswa terhadap pembuatan modul digital frasa
eksosentris bahasa Indonesia.
4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Sintaksis Terhadap
Pengembangan Modul Digital Frasa Eksosentris.
Kegiatan wawancara berguna untuk mendapat informasi secara mendalam
mengenai situasi dan kondisi pada mata kuliah sintaksis materi frasa eksosentris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
79
Peneliti melakukan wawancara dengan seorang dosen pengampu mata kuliah
sintaksis di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Narasumber tersebuat adalah Bapak Dr. R. Kunjana
Rahardi, M.Hum. Topik wawancara terdiri dari beberapa poin diantaranya, (1)
manfaat penggunaan modul digital untuk mahasiswa dan dosen pengajar frasa
eksosentris, (2) apakah selama mengajar frasa eksosentris, sudah ada modul digital
yang digunaka, (3) bagaimana cara yang digunakan oleh dosen untuk mengatasi
pembelajaran di kelas tanpa adanya modul digital, apakah ada rencana untuk
membuat modul berbasis digital, (4) kriteria modul yang baik untuk dikembangkan,
(5) apakah modul digital bisa menjadi media pembelajaran yang membantu
mahasiswa dalam memahami pembelajaran frasa eksosentris.
Informasi dari kegiatan wawancara ini digunakan peneliti sebagai pertimbangan
untuk pengembangan modul digital frasa eksosentris. Harapan dosen pengembangkan
modul yang dikembangkan harus memenuhi kriteria modul pada umumnya. Modul
digital harus menyajikan isi yang lengkap sesuai dengan tujuan kompetensi yang
akan dicapai mahasiswa. Adapun hasil dari wawancara tersebut diuraikan dalam
tabel di bawah ini .
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Dosen Pengampuh Sintaksis.
No Hasil Wawancara1. Modul akan membantu dosen dalam mengajarkan pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indonesia. Mahasiswa juga akan terbantu dengan adamodul ini karena sejauh ini mahasiswa hanya menggunakan sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
80
konvensional yang diramu oleh dosen. Modul apabila disajikan kepadamahasiswa tentunya akan menarik bagi mahasiswa. Jadi, manfaatnyacukup tinggi.
2. Selama ini belum ada modul yang digunakan oleh dosen sebagaireferensi untuk pembelajaran frasa eksosentris. Selama ini masihmenggunakan sumber-sumber konvensional. Dosen harus memilihsumber dalam rangka menyiapkan materi pembelajaran dan penyusunanRPS.
3. Modul merupakan salah satu media atau metode untuk memvariasikegiatan pembelajaran.
4. Modul diperuntukkan bagi mahasiswa agar bisa belajar secara mandiri.Modul tersebut harus mudah dipahami dari segi kebahasaan, simple, danmenarik. Selain itu, modul harus sesuai dengan tingkat usiapenggunanya.
5. Modul diharapkan dapat membantu serta memvariasi kegiatanpembelajaran, sehingga mencapai tujuan pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah sintaksis,
dapat ditarik kesimpulanya bahwa penggunan modul dianggap sangat bagus karena
memiliki manfaat yang baik. Modul sangat berguna bagi mahasiswa dan dosen.
Modul dianggap baik karena mengikuti perkembangan zaman sekarang. Dengan
pengembangan modul ini, harapanya dapat menambah variasi kegiatan pembelajaran
di kelas. Modul sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan mahasiswa
secara mandiri tentunya harus dibuat semenarik mungkin untuk menarik simpatik
mahasiswa.
4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait Penglaman Awal
dalam Pembelajaran Frasa Eksosentris.
Penelitian ini melakukan studi pendahuluan bertujuan untuk memperoleh
informasi pengalaman awal mahasiswa dalam pembelajaran frasa eksosentris bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
81
Indonesia. Studi pendahuluan ini dilakukan kepada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, pada hari Senin, 16 September 2019. Studi
pendahuluaan ini dilakukan dengan cara menyebar angket kepada 26 mahasiswa yang
dipilih secara acak dari angkatan 2016 kelas A dan kelas B. Angket ini disebar
bertujuan untuk mengetahui pengalaman mahasiswa dalam pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indonesia. Selain itu, angket ini bertujuan untuk mendapat
masukan berupa saran terkait pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris
bahasa Indonesia yang dilakukan peneliti. Berikut diuraikan dalam tabel 4.2 hasil
studi pendahuluan.
Tabel 4.2 Hasil analisis kebutuhan awal mahasiswa
NO Deskripsi Penilaian ∑ Skor(N= 26) �� % Kategori
1. Mata kuliah sintakasis pada 112 4,30 86% Sangat setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
82
pembelajaran frasaeksosentris sangat pentingbagi mahasiswa.
2. Menganalisis keberadaanfrasa eksosentrismembutuhkan tingkatkonsentrasi yang tinggi
112 4,30 86% Sangat setuju
3. Strategi pembelajaran yangtepat dalam pemahamanpembelajaran frasaeksosentris penting untukmeningkatkan pengetahuanmahasiswa.
111 4,27 85% Sangat setuju
4. Strategi pembelajaran yangtepat dalam pembelajaranfrasa eksosentrias pentinguntuk mencapai kompetensibelajar mahasiswa
111 4,27 85% Sangat setuju
5. Penggunaan modulmenggunakan flip PDFprofessional mempermudahpenguasaan materi terkaitpembelajaran frasaeksosentris
108 4,15 83% Sangat setuju
6. Modul flip PDF professionallebih menarik dibandingkandengan modul tercetak
111 4,27 85% Sangat setuju
7. Penggunaan modul flip PDFprofessional memotivasimahasiswa dalampembelajaran frasaeksosentris.
107 4,12 82% Sangat setuju
�� 110 4,66 84% Sangatsetuju
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas, dapat disimpulkan bahwa skor
rata-rata yang diperoleh sebesar 4,66 atau 84% dengan kategori sangat setuju. Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
83
yang dihasilkan menunjukkan bahwa mahasiswa sangat setuju dengan adanya
penelitian ini. Skor paling tinggi yaitu sebesar 86% dengan pernyataan bahwa
pembelajaran frasa eksosentris sangat penting dan pembelajaran frasa eksosentris
membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. Selain itu, mahasiswa juga sangat
setuju dengan penyataan bahwa modul menggunakan flip PDF professional lebih
menarik dibandingkan modul cetak dengan persentase 85%. Data pada tabel di atas
menunjukkan bahwa mahasiswa sangat setuju pada semua pernyataan dalam angket.
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulanya bahwa (1) pembelajaran
frasa eksosentris dangat penting untuk dipahami oleh mahasiswa, (2) mahasiswa
membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam pembelajaran frasa eksosentris, (3)
strategi pembelajaran dibutukan untuk mencapai kompetensi belajar mahasiswa dan
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, (4) mahasiswa juga menyatakan sangat
setuju penggunaan modul flip PDF professional akan mempermudah untuk
penguasaan pembelajaran frasa eksosentris, (5) responden juga lebih suka modul flip
PDF professional dibandingkan modul cetak, dan (5) penggunaan modul digital akan
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Selain data di atas, peneliti juga mencantumkan dua pertanyaan berisikan
kesulitan yang dialami mahasiswa dan masukan terhadap pembuatan modul
pembelajaran frasa eksosentris. Pendapat berupa masukan dan pengalaman yang
ditulis mahasiswa sebagai gambaran peneliti dalam mengembangkan modul digital
pembelajaran frasa eksosentris. Adapun kesimpulan dari 26 responden terhadap
pengalaman terhadap kesulitan pembelajaran frasa eksosentris sebagai berikut. (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
84
mahasiswa mengalami banyak kesulitan dalam pembelajaran frasa eksosentris seperti
sulit membedakan frasa eksosentris dengan frasa jenis lainnya, (2) penyajian materi
pembelajaran kurang menarik sehingga membuat mahasiswa bosan dan malas, (3)
kurangnya contoh-contoh saat penyajian materi, (4) kurangnya teori sebagai dasar
yang dimiliki sehingga dalam proses menganalisis mengalami kesulitan. Selain
pengalaman mahasiswa saat pembelajaran frasa eksosentris, responden juga
memberikan berbagai masukan sebagai berikut: 1) modul yang dikembangkan harus
dapat diakses mahasiswa secara mudah, 3) contoh otentik diperbanyak, 4) modul
harus dibuat semenarik mungkin, dan 5) teori pembelajaran frasa eksosentris
diperbanyak.
Dari hasil penyebaran angket, baik berupa hasil pengisisn instrument angket
dan masukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
peneliti menyimpulkan bahwa dalam penyusunan modul pembelajaran harus
memperhatikan isi, bahasa, dan relevansi. Isi modul harus memuat materi
pembelajaran dan contoh yang otentik. Bahasa yang digunakan dalam modul adalah
bahasa yang mudah dipahami mahasiswa dan sesuai dengan tingkat usia mahasiswa
tersebut. Relevansi artinya membuat kegiatan pembelajaran sesuai dengan konteks
nyata di kehidupan sehari-hari.
4.1.2 Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Frasa Eksosentris
Rahmawati (2018) mendesain bahan ajar modul dengan menentukan judul,
penentuaan tujuan, pemeilihan bahan, penyusunan kerangka, dan pengumpulan bahan.
Sama halnya dengan Rahmawari, peneliti melakukan langkah-langsah yang hampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
85
sama hanya berbeda dalam tahap penyusunan modul. Peneliti menjelaskan tahap yang
dilakukan peneliti dalam tahap penyusunan modul dalam mengembangkan modul
pembelajaran frasa eksosentris. Penyusunan modul pembelajaran ini dilakukan
berdasarkan pada studi pendahuluan yang diperoleh melalui wawancara terhadap
dosen mata kuliah sintaksis dan angket yang disebar kepada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Studi pendahuluan menjadi langkah awal
dalam penelitian ini untuk mengumpulkan informasi. Informasi dan data analisis
studi pendahuluan digunakan sebagai acuan untuk menuju langkah kedua yaitu tahap
pengembangan modul digital frasa eksosentris. Penentukan judul pada modul
merupakan langkah awal. Judul modul digital ini adalah “Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesi”. Setelah menentukan judul, langkah selanjutnya adalah penentuan
tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan dan penyusunan
modul digital. Berikut uraian langkah-langkah tersebut.
4.1.2.1 Penentuan Tujuan
Langkah utama dalam pembuatan modul digital adalah menentukan tujuan.
Pada tahap ini, peneliti menentukan tujuan pembelajaran untuk memberikan
gambaran pada mahasiswa mengenai kemampuan-kemampuan apa yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
86
dicapai oleh mahasiswa. Hal ini dianggap penting karena menunjukkan kompetensi
yanga akan dicapai oleh mahasiswa yang menggunakan modul pembelajaran ini.
Tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi yang ditentukan pada
kurikulum dan rancangan pembelajaran semester (RPS) mata kuliah sintaksis yang
digunakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Tujuan khusus yang terdapat dalam modul digital pada bab I yaitu, (1)
mahasiswa mampu memahami sintaksis bahasa Indonesia yang mencakup hakikat
sintaksis dan ruang lingkup sintaksis, (2) mahasiswa mampu menguasai hakikat frasa
dan ciri-ciri frasa. Tujuan khusus dari kegiatan pembelajaran bab II yaitu, (1)
mahasiswa mampu menerapkan kaidah frasa eksosentris dalam menganalisis frasa
eksosentris dalam teks otentik.
4.1.2.2 Pemilihan Bahan
Pada tahap ini, peneliti memilih bahan-bahan yang layak dan sesuai untuk
dimasukkan dalam modul ini. Bahan-bahan yang akan diisi pada modul ini yaitu:
teori atau materi, gambar atau ilustrasi, contoh-contoh, dan lain sebagainya. Teori
yang dimasukkan pada bab I mencakup: (1) hakikat sintaksis, (2) ruang lingkup
sintaksis, (3) hakikat frasa, dan (4) ciri-ciri frasa. Teori yang terdapat pada bab II
mencakup: (1) jenis-jenis frasa, (2) hakikat frasa eksosentris, (3) frasa eksosentris
direktif, (4) frasa eksosentris nondirektif. Teori-teori di atas disajikan pada modul
dengan tujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai frasa eksosentris
sebagai acuan untuk dapat menganalisis frasa eksosentris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
87
Selain teori di atas, modul ini juga dilengkapi gambar, diagram, dan tabel dari
berbagai sumber. Tujuan dari ini adalah untuk mempermudah dan menarik perhatian
mahasiswa. Peneliti juga mencantumkan berbagai contoh dari berbagai sumber
otentik seperti Koran, jurmal, dan berbagai sumber otentik yang lainnya. Contoh yang
terdapat pada modul ini diperjelas sebaik mungkin untuk mempermudah mahasiswa
dalam memahami teori.
4.1.2.3 Penyusunan kerangka
Sebelum membuat modul digital frasa eksosentris, peneliti terlebih dahulu
menyususn kerangka modul pembelajaran tersebut. Kerangka modul bertujuan untuk
memberikan pandangan kepada peneliti dalam menyusun modul digital sehingga
modul yang dibuat dapat disusun secara sistematis dan runtut. Kerangka modul
digital ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: (1) sampul atau cover, (2) halaman judul,
(3) kata pengantar, (4) rasionalisasi, (5) petunjuk penggunaan modul, (6) daftar isi, (7)
kompetensi, materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran (8) Kegiatan belajar I dan
kegiatan pembelajaran II dan terdapat tujuan pembelajaran setiap bab, peta konsep,
teori, contoh, aktivitas, latihan, rangkuman, tes formatif, dan refleksi, (9) evaluasi,
(10) kunci jawaban, (11) daftar pustaka, (12) glosarium, (13) indeks, dan (14) biodata
penulis. Susunan kerangka yang lebih lengkap dapat melihat tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Kerangka Modul Frasa Eksosentris
No Kerangka Modul1. Sampul luar2. Halaman judul3. Kata pengantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
88
4. Rasionalisasi5. Petunjuk penggunaan6. Daftar isi7. Daftar tabel8. Daftar bagan9. Kolom kompetensi dan tujuan pembelajaran10. Isi modul
a. Bab 1 : sintaksis, ruang lingkup sintaksis, hakikat frasa, danciri-ciri frasa.
b. Bab 2 : Hakikat frasa eksosentris, jenis-jenis frasa, frasaeksosentris direktif,dan frasa eksosentris nondirektif.
11. Aktivitas12. Latihan13. Rangkuman14. Tes formatif15. Refleksi16. Kunci jawaban17. Daftar Pustaka18. Glusarium19. Indeks20. Biodata penulis
4.1.2.4 Pengumpulan dan Penyusunan Bahan
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah membuat kerangka modul adalah
pengumpulan bahan yang diperlukan pada penyusunan modul pembelajaran frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
89
eksosentris. Bahan-bahan tersebut yaitu: teori/materi, gambar/ilustrasi, contoh frasa
eksosentris, kata-kata motivasi, bagan, tabel dan berbagai materi yang berhubungan
dengan frasa eksosentris. Bahan yang telah dikumpulkan diambil dari berbagai
sumber-sumber otentik seperti buku-buku sintaksis, koran, penelitian yang memiliki
kemiripan dengan penelitian ini, dan berbagai sumber yang diakses dari internet.
Setelah mencari bahan dari berbagai sumber, lalu dilakukan penyeleksia bahan yang
dikumpulkan. Hal ini bertujuan agar bahan yang dimuat dalam modul benar-benar
efektif dan efesien untuk digunakan.
Segala bahan yang diambil dari buku, internet dan sumber-sumber otentik
lainnya harus dicantumkan sumbernya. Sumber gambar ditulis di bawah gambar
tersebut dengan font dengan ukuran tulisan lebih kecil. Sumber buku dan sumber
lainnya ditulis di bagian belakang yakni di daftar pustaka. Bahan-bahan yang telah
dikumpul lalu disusun dengan baik sehingga menghasilkan materi pembelajaran yang
baik dan layak dipelajari mahasiswa.
4.1.2.5 Penyusunan Modul
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2018:12-16) ada lima tahap
penyusunan modul. Adapun kelima langkah penyusunan modul tersebut diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
90
meliputi: 1) penyusunan draf, 2) validasi desain modul, 3) pengaturan tata letak
modul, 4) penggabungan dan export file, dan 5) finising modul digital. Berikut ini
uraian mengenai kelima tahap penyusunan modul sebagai berikut.
A. Penyusunan Draf Modul
Setelah seluruh bahan sudah terkumpul, langkah senjutnya peneliti
menggabungkan bahan yang disebut penyusunan draf modul pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indoneia. Peneliti menyusun draf di Microsoft Word 2010.
Lembar kerjanya berukuran A4 (21,0 cm x 29,7cm). Penulis mulai mengembangkan
kerangka dalam modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia. Hal yang
dimuat dan dikembangkan dalam draf modul bagian pertama/pengantar diantaranya
adalah kata pengantar, rasionalisasi, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, serta
tabel kompetensi dan materi pembelajaran ditulis di Microsoft Word. Sampul depan
dan sampul belakang modul digital frasa eksosentris dibuat menggunakan aplikasi
Fotor. Sampul depan menggambarkan tentang isi materi yang terdapat dalam modul,
sasaran pengguna modul, dan nama penulis modul. Gambar sampul belakang modul
menyajikan kata motivasi. Berikut ini adalah gambaran kerja fotor, dan Microsoft
Word 2010.
Gambar 4.1 Desain Sampul Depan Dalam Lembar Kerja Fotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
91
Gambar 4.2 Petunjuk Penggunaan Modul dan Daftar pustaka dilembar kerja
Microsoft Word
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
92
Bagian dua memuat mengenai isi modul. Bagian isi terbagi atas dua bab yaitu
kegiatan pembelajaran I dan kegiatan pembelajaran II yang dikembangkan dengan
menggunakan Microsoft Word 2010. Kegiatan pembelajaran I berjudul Sintaksis dan
frasa. Kegiatan pembelajaran 1 dilengkapi dengan tujuan pembelajaran, kata-kata
motivasi dari tokoh-tokoh tertentu, peta konsep, materi pendahuluan dan aktivitas
pembelajaran. Berikut ini adalah gambaran lembar kerja Microsoft Word 2010 yang
menampilkan tujuan pembelajaran, kata-kata motivasi, dan peta konsep pada
pembelajaran I.
Gambar 4.3 Tujuan Pembelajaran, Kata Motivasi, dan Peta Konsep padaPembelajaran 1.
Selanjutnya, kegiatan I memuat materi mengenai sintaksis, yang mencakup
hakikat sintaksis, ruang lingkup sintaksis, hakikat frasa dan ciri-ciri frasa. Kegiatan
pembelajaran I juga dilengkapi dengan aktivitas, latihan dan tes formatif untuk
kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Selain itu, terdapat rangkuman yang berguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
93
untuk mempermudah mahasiswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari.
Refleksi untuk merefleksikan pembelajaran mahasiswa dengan menggunakan modul
pembelajaran frasa eksosentris. Berikut gambar materi pembelajaran I dan aktivitas
mahasiswa dalam lembar kerja Microsoft Word 2010.
Gambar 4.4 Sebagian Isi Draf Modul dalam Lembar Kerja Microsoft Word 2010
Kegiatan pembelajaran II berjudul Jenis Frasa Eksosentris. Kegiatan
pembelajaran II memuat menganai tujuan pembelajaran, kata motivasi dari seorang
tokoh tertentu, dan peta konsep. Kegiatan pembelajaran II memuat materi menganai
jenis-jenis frasa eksosentris yang meliputi: jenis frasa, hakikat frasa eksosentris, frasa
eksosentris direktif, dan frasa eksosentris nondirektif. Kemudian, kegiatan
pembelajaran II dilengkapi dengan aktivitas, latihan, tes formatif untuk mengukur
kemampuan mahasiswa dalam materi yang telah dipelajari. Kegiatan dua juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
94
dilengkapi dengan refleksi yang bertujuan untuk merefleksikan kendala-kendala yang
dihadapi mahasiswa dan rangkuman untuk mempermudah mahasiswa untuk
mengingat materi pembelajaran.
Bagian ketiga atau bagian akhir yang terdapat dalam modul terdiri atas, kunci
jawaban, daftar pustaka, glosarium, indeks dan biodata penulis. Kunci jawaban
memuat segala jawaban dari aktivitas, latihan, dan teks formatif yang bertujuan untuk
mencocokkan jawaban yang benar dengan jawaban yang dikerjakan oleh mahasiswa.
Daftar pustaka memuat sumber rujukan dari materi-materi yang terdapat dalam
modul ini. Selain itu, penulis juga mencantumkan glosarium yang berisikan kata-kata
oprasional yang terdapat dalam modul. Indeks merupakan kata kunci dan halaman
dimana kata tersebut ditemukan. Pada bagian terakhir terdapat biodata penulis modul
secara lengkap. Berikut gambar bagian ketiga yang terdapat dalam lembar kerja
Microsoft Word 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
95
Gambar 4.5 Sebagai Bagian Ketiga yang Terdapat pada Modul
B. Validasi Desain Modul
Desain modul digital frasa eksosentris bahasa Indonesia divalidasi
berdasarkan kriteria struktur modul yang diadaptasi dari pedoman penulisan modul
yang berjudul Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008:3-23). Setelah desain selesai dibuat, peneliti memberikan desain
modul digital frasa eksosentris bahasa Indonesia kepada validator yakni Dr. R
Kunjana Rahardi, M.Hum., Prof. Dr. Pranowo., Danang Satria Nugraha, S.S., M.A.
untuk dinilai. Hasil validator dari tiga dosen/ahli berguna untuk tolok ukur kelayakan
desain dan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan modul. Hal yang dinilai
dari validasi modul dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu, bagian pembuka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
96
bagian inti, dan bagian penutup. Hal yang dinilai pada setiap bagian dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Aspek yang dinilai dalam Validasi Modul
No Struktur Modul Aspek yang Dinilai
1. Bagian Pembuka
Sapul Luar
Halaman Judul
Kata pengantar
Rasionalisasi
Petunjuk Penggunaan Modul
Daftar Isi
Kolom Kompetensi dan MateriPembelajaran
2. Bagian Inti
Pendahuluan (Kata Motivasi, tujuanpembelajaran, pete konsep)
Materi Pendahuluan
Materi Inti
Aktivitas
Latihan
Rangkuman
3. Bagian Penutup
Tes Formatif
Refleksi
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka
Glosarium
Indeks
Biodata Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
97
Berdasarkan Hasil validasi dosen ahli, ada beberapa masukan yang dimuat dalam
instrument penilaian desain modul pembelajaran frasa eksosentris sebgai berikut: (1)
ilustrasi diganti dengan ilustrasi yang berhubungan dengan ilmu bahasa, (2) petunjuk
penggunaan modul lebih disederhanakan, (3) indeks dalam modul diperbaiki.
Untuk memvalidasi desai modul, terdapat 20 butir pertanyaan dilengkapi dengan
skala penilaian (skala 5) dan komentar atau masukan. Seluruh validator memberikan
penilaian “baik”. Dosen ahli I memberikan skor rata-rata 87 dengan kategori “sangat
baik”, dosen ahli II memberikan skor rata-rata 80 dengan kategori “baik”, dan dosen
ahli III memberikan skor rata-rata 74 dengan kategori “baik”. Dosen ahli I dan dosen
ahli III menyatakan bahwa modul digital frasa eksosentris ini layak digunakan dengan
revisi sesuai catatan/masukan yang diberikan sedangkan, dosen ahli II menyatakan
bahwa modul frasa eksosentris ini sudah layak digunakan tanpa revisi. Dengan
demikin, penulis akan merevisi modul yang berjudul Modul Digital Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia.
C. Pengaturan Tata Letak
Setelah desain modul frasa eksosentris direvisi sesuai masukan validator/dosen
ahli, langka selanjutnya adalah mengatur tata letak (lay out) modul sehingga rapi dan
sesuai dengan standar penulisan modul. Hal yang diatur oleh penulis diantaranya:
header, footer, margin, page number, subjudul, teks, gambar ilustrasi, kolom, tabel,
bagan, dan lain sebagainya secara detail. Header pada modul frasa eksosentris ini
yaitu 3 cm dan tidak ada desain ornament header. Footer pada modul ini berukuran
3 cm dilengkapi dengan ornament footer dan page number jenis alpahabet. Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
98
page number diletakkan di samping kiri dan dilengkapi tulisan “Modul digital frasa
eksosentris bahasa Indonesia untuk mahasiswa PBSI” Ukuran margin top 3 cm, left 3
cm, bottom 4 cm, dan right 4 cm. Berikut ini adalah salah satu contoh pengaturan
tata letak modul.
Gambar 4.6 Contoh Pengaturan Tata Letak Modul
D. Penggabungan dan Export File
Setelah dilakukan pengaturan tata letak, langkah selanjutnya adalah
penggabungan dan Export File. Ada tiga aplikasi yang digunakan dalam penyusunan
modul frasa eksosentris ini diantaranya: 1) Microsoft Word 2010, 2) Fotor, dan Flip
PDF Profesional. Sebelum dilakukan penggabungan, hal yang dilakukan adalah
menjadikan sampul depan dan belakang yang terdapat di aplikasi Fotor dalam bentuk
gambar. Langkah awal yang dilakukan adalah menggabungkan desain sampul depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
99
dan belakang yang terdapat di Footer ke Microsoft Word 2010. Sampul depan
diletakkan di halaman paling awal dan sampul belakang diletakkan di bagian
belakang. File modul frasa eksosentris yang terdapat di Microsoft Word 2010
disimpan dalam bentuk PDF.
Setelah modul tersusun layaknya sebuah buku, langka selanjutnya export file
modul frasa eksosentris yang terdapat di Microsoft Word 2010 ke Flip PDF
Profesional. langkah-langka export file modul frasa eksosentris sebagai berikut.
Pertama, membuka aplikasi Flip PDF Profesiona, lalu pilih new project dan berikan
tanda tanda centang pada HTML5 dan klik ok. Kedua, masukkan file dokumen modul
yang dalam bentuk PDF ke dalam PDF File dan pilih “Import now”. Ketiga, setelah
jadi import file akan muncul lembar kerja Flip PDF Profesional seperti gambar di
bawah ini.
Gambar 4.7 Gambar lembar kerja Flip PDF Profesional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
100
Keempat, langkah selanjutnya adalah mengedit modul frasa eksosentris. Klik edit
pages dan akan muncul tampilan pengeditan di lembar kerja Flip PDF Profesional.
Lalu pilih halaman yang akan dipilih atau hendak ditambahkan seperti gambar, video
dan audio. Berikut ini gambar lembar kerja pengeditan di Flip PDF Profesional.
Gambar 4.8 Gambar lembar kerja pengeditan di Flip PDF Profesional.
Kelima, setelah modul sudah selesai, lalu simpan dengan cara klik “save and exit”.
Modul digital yang sudah tersimpan akan kembali ke lembar kerja awal. Keenam,
untuk memperindah tampilan modul klik “neat” lalu akan muncul berbagai tipe
tampilan modul yang lebih bervariasi. Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
menggunakan tipe tampilan “spread”. Berikut tampilan modul setelah melewati
proses pengeditan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
101
Gambar 4.9 Gambar Akhir Modul Frasa Eksosentris Setelah Pengeditan
Langkah terakhir adalah menyimpan modul digital frasa eksosentris sehingga dapat
digunakan tanpa dicetak. Klik “Publish” lalu pilih bentuk penyimpanan “exe”, lalu
convert. Setelah melalui proses convert, klik “open folder”. Modul Digital Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia siap digunakan.
E. Finisingmodul digital
Setelah proses penggabungan dan export file, Langkah selanjutnya adalah
Finising modul digital frasa eksosentris. Modul berjudul “Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia” dapat digunakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Modul ini tidak melalui tahap pencetakan karena modul
ini dibuat dalam bentuk digital yang dapat digunakan mahasiswa menggunakan
leptop atau komputer. Modul ini dapat diakses secara offline. Berikut gambar modul
frasa eksosentris Bahasa Indonesia yang siap digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
102
Gambar 4.10 Gambar Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
4.1.3 Uji Validasi
Setelah melakukan pengembangan modul digital frasa eksosentris, tahap
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah uji validasi produk. Uji validasi yang
dimaksud adalah modul yang sudah jadi diuji validasinya oleh validator. Rahmawati
(2018) melakukan uji validasi dengan menggunakan lembar kuesoner/angket yang
memuat aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan kepada dosen ahli dan
dosen pengampu. Sama halnya dengan peneliti di atas, penelitian ini melakukan uji
validasi modul frasa eksosentris dengan menyebar kuesoner/angket terdadap 3 dosen
ahli. Uji validasi pada modul pembelajaran frasa eksosentris ini dilakukan
menggunakan instrument validasi yang berisikan berbagai aspek seperti aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
103
isi/materi, penyajian, bahasa, kegrafikan dan kelayakan media. Berikut ini dipaparkan
lebih lengkap mengenai uji validasi.
4.1.3.1 Hasil Validasi Dosen Ahli
Validator modul digital frasa eksosentris ini dilakukan oleh tiga dosen ahli.
Dosen ahli I yaitu Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dosen ahli II yaitu Prof. Dr.
Pranowo, dan dosen ahli III yaitu Danang Satria Nugraha, S.S., M.A. Ketiga validator
di atas merupakan dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Data yang divalidasi oleh ketiga dosen ahli terdiri dari beberapa aspek meliputi aspek
isi/materi, aspek penyajian, kelayakan bahasa, kegrafikan dan kelayakan media.
Berikut disajikan hasil validasi ahli I, ahli I dan ahli III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
104
Tabel 4.5 Data Hasil Validasi ahli I, ahli II, dan ahli III
Dosen Ahli No Aspek-aspek modul SkorRata-rata Kategori
1
1 Kelayakan isi/materi 4,25 Sangat baik2 Kelayakan penyajian 3,5 Baik3 Kelayakan bahasa 4 Baik4 Kelayakan kegrafikan 4,33 Sangat baik5 Kelayakan media 4 Baik
Jumlah 20,08BaikRata-rata 4,02
Persentase 80,32
2
1 Kelayakan isi/materi 4 Baik2 Kelayakan penyajian 4 Baik3 Kelayakan bahasa 4 Baik4 Kelayakan kegrafikan 4 Baik5 Kelayakan media 4 Baik
Jumlah 20BaikRata-rata 4
Persentase 80%
3
1 Kelayakan isi/materi 3,59 Baik2 Kelayakan penyajian 3,63 Baik3 Kelayakan bahasa 3,5 Baik4 Kelayakan kegrafikan 3,44 Baik5 Kelayakan media 3,8 Baik
Jumlah 17,96BaikRata-rata 3,59
Persentase 77%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
105
A. Kelayakan Isi/Materi
Di dalam menguji validasi kelayakan isi/materi modul, ada dua puluh butir
pertanyaan yang tercantum dalam instrument penilaian modul digital pembelajaran
frasa eksosentris bahasa Indonesia. Dua puluh pertanyaan tersebut dirumuskan dari
Kriteria meliputi: (1) kesesuaian materi dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran,
(2) kesesuaian tahapan/sistematika, (3) ketetapan pemilihan materi dalam modul, (4)
penggunaan teori yang relevan, (5) ketepatan soal dengan tingkat pemahaman
mahasiswa, dan (6) kaitan materi dengan kemampuan mahasiswa.
Hasil validasi Dosen ahli terkait aspek isi atau materi pada modul berjudul Modul
Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia sebagai berikut: Dosen ahli I memperoleh skor
rata-rata 4,25 dengan kategori “sangat baik”, Dosen ahli II memperoleh skor rata-rata
4 dengan kategori “baik”, dan dosen ahli III memperoleh skor rata-rata 3,59 dengan
kategori “baik”. Berikut diagam hasil validasi aspek isi/materi oleh dosen ahli I,
dosen ahli II, dan dosen ahli III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
106
Diagram 4.1 Hasil Validasi Isi Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli III
Berdasarka hasil validasi ahli I, ahli II, dan ahli III, dapat disimpulkan bahwa
aspek isi pada Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia mendapat penilaian skor
rata-rata 3,95 dengan persentase 78,93 sehingga mendapat kategori “baik”.
B. Kelayakan Penyajian
Untuk menguji validasi kelayakan penyajian, ada delapan butir pertanyaan yang
dimuat dalam instrument penilaian modul frasa eksosentris. Delapan butir pertanyaan
mengenai kelayakan penyajian dirumuskan dari kriteria sebagai berikut: (1) dukungan
penyajian dalam modul, (2) kerututan penyajian materi dalam modul dengan alur
pemahaman mahasiswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab.
Dari hasil validasi dosen ahli I terkait kelayakan penyajianya memperoleh skor
3,5 dengan kategori “baik”, dosen ahli II memperoleh skor rata-rata 4 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
107
kategori “baik” dan dosen ahli III memperoleh skor rata-rata 3,63 dengan
kategori ”baik”. Berikut diagram hasil validasi aspek penyajian oleh dosen ahli I,
dosen ahli II dan dosen ahli III.
Diagram 4.2 Hasil Validasi kelayakan penyajian Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan
Ahli III
Berdasarkan hasil validasi dosen ahli terkait aspek kelayakan dapat disimpulkan
bahwa Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia memperoleh skor rata-rata 3,71
dengan persentasi 70,2% sehingga mendapat kategori “baik” .
C. Kelayakan Bahasa
Untuk menvalidasi kelayakan bahasa, ada enam butir pertanyaan yang dimuat
dalam instrument penilaian modul frasa eksosentris. Keenam pertanyaan dirumuskan
dari kriteria sebagai berikut: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan
mahasiswa, (2) kesesuaian dan ketepatan diksi, dan (3) kekoherensian antarkomponen
penyajian materi. dari hasil validasi, dosen ahli I memperoleh skor rata-rata 4 dengan
kriteria “baik” , dosen ahli II memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
108
dan dosen ahli III memperoleh skor rata-rata 3,5 dengan kategori “baik”. Berikut
diagram hasil validasi aspek bahasa oleh dosen ahli I, dosen ahli II dan dosen ahli III.
Diagram 4.3 Hasil Validasi kelayakan penyajian Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan
Ahli III
Berdasarkan hasil validasi seluruh dosen ahli terhadap aspek kelayakan bahasa
Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan
presentase 77% sehingga memperoleh kategori “baik”.
D. Kelayakan Kegrafikan
Dalam menguji validasi kelayakan kegrafikan, ada Sembilan butir pertanyaan
yang terdapat pada instrument penilaian modul frasa eksosentris. Kesembilan
pertanyaan tersebut dirumuskan dari kriteria sebagai berikut: (1) kesesuaian fisik
modul, (2) kesesuaian tata pengetikan, (3) pemanfaatan penggunaan gambar, tabel,
dan ilustrasi dalam modul, dan (4) kelengkapan penggunaan gambar, table dan
ilustrasi. Berdasarkan hasil validasi aspek kelayakan kegrafikan, dosen ahli I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
109
memperoleh skor rata-rata 4,33 dengan kategori “sangat baik”, dosen ahli II
memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”, dan dosen ahli III memperoleh
skor rata-rata 3,44 dengan kategori “baik”. Berikut diagram hasil validasi aspek
kegrafikan oleh dosen ahli I, dosen ahli II, dan dosen ahli III.
Diagram 4.4 Hasil Validasi kelayakan kegrafikan Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan
Ahli III
Berdasarkan hasil validasi ketiga dosen ahli, dapat disimpulkan bahwa aspek
kelayakan kegrafikan pada Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia memperoleh
skor rata-rata 3,92 dengan persentase 78,46 sehingga memperoleh kategori “baik”.
E. Kelayakan Media
Untuk menguji kelayakan media, terdapat lima butir pertanyaan yang
dirumuskan dari kriteria sebagai berikut: (1) pemakaian media, (2) kualitas tampilam
media. Berdasarkan hasil validasi kelayakan media, dosen ahli I memperoleh skor
rata-rata 4 dengan kategori “baik”, dosen ahli II memperoleh skor rata-rata 4 dengan
kategori “baik”, dan dosen ahli III memperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
110
“baik”. Berikut diagram hasil validasi kelayakan media dosen ahli I, dosen ahli II,
dan dosen ahli III.
Diagram 4.5 Hasil Validasi Kelayakan Media Oleh Dosen Ahli I, Ahli II dan Ahli
III
Berdasarkan hasil validasi kelayakan media oleh ketiga dosen ahli terhadap Modul
Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa diperoleh skor rata-
rata seluruh validator sebesar 3,93 dengan kategori “baik”.
Berdasarkan hasil validasi dosen ahli I, dosen ahli II, dan dosen ahli III dari
masing-masing aspek kelayakan pada modul berjudul Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia memperoleh skor rata-rata 3,87 dengan persentase 77,4% dengan
kategori “baik”. Kesimpulan akhir dari dosen ahli, modul digital frasa eksosentris
bahasa Indonesia layak digunakan dengan syarat harus direvisi sesuai
masukan/komentar. Berikut diagram hasil validasi seluruh aspek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
111
Diagram 4.6 Data Skor Rata-rata Validasi seluruh Dosen ahli terhadap
kelesuruhan aspek kelayakan
4.1.4 Revisi
Revisi merupakan proses penyempurnaan yang dilakukan setelah tahap
validasi oleh ahli dalam bidangnya (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008:15).
Produk berupa modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia telah
divalidasi oleh tiga dosen ahli. Berdasarkan validasi dosen ahli, ada beberapa
masukan dan saran untuk memperbaiki produk digital yang berjudul Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia. Adapun masukan/saran dan masukan yang diberikan
oleh validator dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu: 1) kelayakan isi/materi, 2)
kelayakan penyajian, 3) kelayakan bahasa, 4) kegrafikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
112
A. Revisi aspek Isi/Materi
Berdasarkan hasil validasi dosen ahli, aspek kelayakan isi/materi modul
berjudul Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia mendapatkan penilaian dengan
kategori “baik”. Namun, ada beberapa komentar atau masukan dari validator untuk
memperbaiki beberapa hal terkait aspek isi/materi pada modul pembelajaran frasa
eksosentris tersebut. Adapun masukan atau komentar validator terhadap aspek
isi/materi sebagai berikut. Aktivitas 2.b, halaman 46 diperbaiki bagian instruksi
pengerjaan soalnnya dan dicek kembali kunci jawabannya. Berikut adalah gambar
perbandingan modul sebelum dan sesudah mengalami perbaikan sesuai masukan dari
validator.
Gambar 4.11 Latihan 2.b sebelum direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
113
Gambar 4.12 Latihan 2b Sesudah direvisi
B. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian
Berdasarkan validasi dari ketiga validator, aspek kelayakan penyajian modul
berjudul Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia mendapat penilaian dengan
kategori “baik”. Namun, validator memberikan masukan atau komentar untuk
memperbaiki modul tersebut. Hal yang dikomentari atau diberi masukan oleh
validator tersebut sebagai berikut. pertama, Petunjuk penggunaan modul harus
diperbaiki dibuat lebih spesifik dan sesuai cara penggunaan modul digital tersebut.
Kedua, beberapa gambar yang tidak relevan dengan materi harus dihindari. Berikut
adalah gambar perbandingan modul sebelum dan sesudah mengalami perbaikan
sesuai masukan dari validator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
114
Gambar 4.13 Petunjuk Penggunaan Modul Sebelum revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
115
Gambar 4.14 Petunjuk penggunaan modul setelah direvisi
C. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa
Berdasarkan hasil validasi ketiga validator, aspek kelayakan bahasa secara
keseluruhan mendapat kategori “baik”. Namun, beberapa validator memberikan
beberapa masukan/komentar untuk memperbaiki modul digital frasa eksosentris.
Adapum masukan yang diberikan validator diantaranya. Pertama, bahasa yang
digunakan di dalam modul masih ada yang tidak sesuai dengan PUEBI. Kedua,
penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Ketiga, ada beberapa tulisan yang salah
dalam pengetikan sehingga sulit dipahami pembacanya. Berikut adalah gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
116
perbandingan modul sebelum dan sesudah mengalami perbaikan sesuai masukan dari
validator.
Gambar 4.15 Aktivitas 1c tidak sesuai dengan PUEBI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
117
Gambar 4.16 Aktivitas 1c tidak sesuai dengan PUEBI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
118
Gambar 4.17 Kesalahan Tanda Baca Pendahuluan pada Materi Sintaksis sebelumdirevisi
Gambar 4.18 Kesalahan Tanda Baca Pendahuluan pada Materi Sintaksis setelahdirevisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
119
Gambar 4.19 Kesalahan Pengetikan pada kata “mendefenesikan” sebelum direvisi
Gambar 4.20 Kesalahan Pengetikan pada kata “mendefenesikan” setelah direvisi
D. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan
Berdasarkan hasil validasi ketiga dosen validasi, aspek kelayakan kegrafikan
pada modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia menperoleh kategori
“baik”. Namun, beberapa validator memberikan saran/masukan untuk memperbaiki
modul tersebut. Adapun masukan validator adalah sebagai berikut. Pertama, variasi
huruf harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Kedua, sumber gambar harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 142
120
dicantumkan supaya tidak terjadi plagiat. Berikut adalah gambar perbandingan modul
sebelum dan sesudah mengalami perbaikan sesuai masukan dari validator
Gambar 4.21 Variasi Huruf yang Sulit Dibaca sebelum direvisi
Gambar 4.22 Variasi Huruf yang Sulit Dibaca Setelah Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 143
121
Gambar 4.23 Gambar yang Tidak Memiliki Sumber sebelum direvsi
Gambar 4.24 Gambar yang Tidak Memiliki Sumber setelah direvsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 144
122
4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada subbab ini peneliti membahas hasil penelitian. Hal yang akan dibahas
dalam bab ini diantaranya: (1) deskripsi modul, (2) deskripsi hasil validasi, dan 3)
hasil kelayakan modul dengan judul Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris Bahasa
Indonesia. Berikut ini uraian mengenai hasil penelitian sebagai berikut.
4.2.1 Deskripsi Modul
Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
modul merupakan bahan ajar mandiri yang disusun secara sistematik dengan tujuan
agar mahasiswa dapat belajar dengan dosen maupun belajar secara efisien yang dapat
diakses dengan mudah. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) modul
merupakan media pembelajaran yang dirancang untuk dapat dipelajari oleh
mahasiswa secara mandiri disesuaikan dengan tingkat kemampuan penggunanya.
Modul dibuat untuk tujuan agar mahasiswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Modul pembelajaran frasa eksosentris berjudul Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia. Modul ini dibuat untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Modul pembelajaran ini memuat materi yang dilengkapi
dengan latihan, rangkuman, tes formatif dan refleksi. Modul ini juga mencantumkan
petunjuk penggunaan modul dengan tujuan mempermudah mahasiswa dalam
menggunakan modul ini. Modul ini dikembangkan menggunakan aplikasi Flip PDF
Profesional. Aplikasi ini merupakan aplikasi flipbook yang memiliki konsep tampilan
buku dalam aplikasi. Modul ini sangat menarik karena mudah digunakan dan
tampilan menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 145
123
Pengembangan modul ini dilakukan berdasarkan pedoman penulisan modul
yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan yang berjudul Penulisan
Modul. Modul pembelajaran ini disusun berdasarkan lima aspek kelayakan sesuai
dengan ketentuan dalam penulisan modul. Aspek Penulisan modul menurut
Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15) diantaranya: 1) aspek kelayakan
isi/materi, 2) aspek kelayakan penyajian, 3) aspek kelayakan bahasa, 4) aspek
kelayakan kegrafikan, dan 5) aspek kelayakan media. Uraian deskripsi kelima aspek
penulisan modul dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1.1 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
Penyusunan isi/materi pada modul ini berdasarkan pada tujuan pembelajaran
yang akan dicapai oleh mahasiswa melalui modul digital ini. Aspek kelayakan
isi/materi mencakup berbagai hal-hal diantaranya: 1) kesesuaian materi dengan
kompetensi dan tujuan pembelajaran, 2) kesesuaian tahapan/sistematika, 3) ketetapan
pemilihan materi dalam modul, 4) penggunaan teori yang relevan. Dalam
pengembangan modul ini, Peneliti berpedoman pada kompetensi pembelajaran frasa
eksosentis bahasa Indonesia yang tercantum dalam silabus pembelajaran sintaksis
bahasa Indonesia, adapun kompetensi dan materi pembelajaran yang akan dicapai
mahasiswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 146
124
Gambar 4.25 Kompetensi dan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan yang akan dicapai mahasiswa adalah mahasiswa mampu
menjelaskan hakikat sintaksis, ruang lingkup sintaksis, hakikat frasa, dan ciri-ciri
frasa bahasa Indonesia dengan baik, jelas, dan mahasiswa mampu menjelaskan jenis
frasa eksosentris bahasa Indonesia dengan baik. Berdasarkan kompetensi dan materi
pembelajaran, modul ini dikembangkan ke dalam dua bab/kegiatan pembelajaran
yaitu bab I dan bab II. Materi pembelajaran yang terdapat pada bab I atau kegiatan
pembelajaran I yaitu hakikat sintaksis, ruang lingkup sintaksis, hakikat frasa, dan ciri-
ciri frasa. Materi yang dimuat dalam modul tersebut diharapkan mampu membantu
mahasiswa untuk memahami serta membantu mahasiswa dalam memahami materi-
materi yang berhubungan dengan frasa. Mahasiswa akan mampu memahami frasa
eksosentris apabila lingkup-lingkup atau hal-hal yang berhubungan dari frasa
eksosentris bahasa Indonesia dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 147
125
Modul digital frasa eksosentris juga menyajikan materi-materi yang relevan
dangan cara mengelaborasikan teori-teori dari berbagai ahli. Materi tersebut lalu
disaring dan disederhanakan untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami
materi yang dimuat dalam modul. Materi disusun dari hal yang mudah ke sulit, dari
pengetahuan ke penerapan, dan dari yang diketahui sampai ke hal yang tidak
diketahui. Setiap materi dilengkapi dengan berbagai contoh-contoh otentik yang
diambil dari berbagai media seperti, buku pelajaran, koran, majala, dan sumber
otentik lainnya. Selain contoh otentik, modul ini juga dilengkapi dengan gambar
ilustrasi yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran.
Sebagai tolok ukur kemampuan mahasiswa, terdapat aktivitas, latihan, dan tes
formatif. Soal-soal yang dimuat untuk mengukur pemahaman mahasiswa bervariasi
seperti pilihan berganda, uraian singkat, uraian, dan lain sebagainya. Kegiatan yang
diberi nama “aktivitas” memuat berbagai soal-soal yang dikerjakan secara kelompok
maupun individu tujuanya untuk menjadikan pembelajaran komunikatif.
Dalam merefleksikan kegiatan pembelajaran mengenai kelebihan atau
kekurangan yang dihadapi mahasiswa, modul dilengkapi “refleksi”. Refkesi ini
memuat tiga butir pertanyaan. Hal yang ditanyakan dalam refeksi mengenai pendapat
mahasiswa mempelejari materi dengan menggunakan modul digital frasa eksosentris,
sejauh apa modul tersebut dapat membantu mahasiswa, dan kendala apa yang
dihadapi mahasiswa selama menggunakan modul tersebut. Hal yang sudah
dipaparkan di atas menandakan bahwa Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia dikembangkan berdasarkan prinsip penulisan modul berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 148
126
buku panduan berjudul Penulisan Modul oleh direktorat Tenaga Kependidikan
(2008:12). Berikut ini gambar-gambar yang menampilkan aktivitas, latihan, tes
formatif, dan refleksi pada kegiatan I.
Gambar 4.26 Aktivitas Ia Gambar 4.27 Latihan 1
Gambar 4.28 Tes Formatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 149
127
Gambar 4.29 Refleksi
Kegiatan pada bab II atau kegiatan II berjudul Jenis-jenis Frasa Eksosentris.
Kegiatan pembelajaran ini menyajikan hal yang sama dengan pembelajaran I
diantaranya: aktivitas, latihan, dan tes formatif, dan refleksi. Berbeda dengan
pembelajaran I, pembelajaran berfokus pada frasa eksosentris bahasa Indonesia.
Materi pada kegiatan pembelajaran ini meliputi: 1) jenis-jenis frasa, 2) hakilat frasa
eksosentris , 3) frasa eksosentris direktif, dan 4) frasa eksosentris nondirektif. Setiap
materi pembelajaran selalu dilengkapi aktivitas untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa pada setiap materi yang telah dipelajari. Untuk dapan menyelesaikan atau
menjawab berbagai pertanyaan yang terdapat pada setiap materi, modul dilengkapi
dengan pembahasan materi dan pemberian contoh secara lengkap dengan
penjelasanya.
Materi yang dipaparkan pada kegiatan pembelajaran II dielaborasikan dari
berbagai sumber-sumber otentik dan berbagai pendapat para ilmuan bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 150
128
Peneliti juga menambahkan tiga butir pertanyaan pada “refleksi” bertujuan untuk
wadah mahasiswa untuk merefleksikan pembelajran yang telah dilewati
menggunakan modul pembelajaran frasa eksosentris. Prinsip-prinsip yang terdapat
pada modul ini sesuai dengan prinsip penulisan modul menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008:9). Berikut ini beberapa gambar-gambar yang menampilkan
aktivitas, latihan, tes formatif dan refleksi pada kegiatan pembelajaran II.
Gambar 4.30 Aktivitas pada Gambar 4.31 LatihanPembelajaran II Pembelajaran II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 151
129
Gambar 4.32 Tes Formatif pada Pembelajaran II
Gambar 4.33 Tes Formatif pada Pembelajaran II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 152
130
Selain hal yang sudah di paparkan di atas, aspek materi/isi pada modul ini
dilengkapi dengan rangkuman. Rangkuman dibuat bertujuan untuk membantu
mahasiswa untuk mengingat kembali hal-hal penting pada materi yang dibahas.
Rangkuman memuat mengenai garis-garis besar yang dibahas pada materi
pembelajaran. Hal yang dimuat di atas sesuai dengan konsep rangkuman yang
terdapat pada Penulisan Modul Oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:9-25).
Berikut ini gambar-gambar rangkuman yang disajikan pada akhir kegiatan
pembelajaran.
Gambar 4.34 Rangkuman Gambar 4.35 Rangkumanpada pembelajaran I pada pembelajaran II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 153
131
4.2.1.2 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Penyajian
Untuk mengembangkan modul digital frasa eksosentris, aspek penyajian harus
diperhatikan. Aspek Penyajian sesuai dengan prinsip penulisan modul yang dimuat
dalam berjudul Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008:9-19). Aspek penyajian meliputi hal-hal berikut: 1) dukuangan
penyajian dalam modul, 2) keruntutan penyajian materi dalam modul dengan alur
pemahaman mahasiswa, dan 3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab. Aspek
penyajian modul sangat penting karena berpengaruh pada minat penggunanya.
Penyajian modul dengan berurut dan menarik akan meningkatkan pemahaman
mahasiswa, bahkan akan menambah pengetahuan mahasiswa terhadap materi yang
disajikan.
Aspek kelayakan penyajian berhubungan dengan peningkatan motivasi
mahasiswa untuk belajar aktif dan efektif. Oleh karena itu, setiap bab/kegiatan
pembelajaran pada modul pembelajaran frasa eksosentris memuat kata-kata motivasi
dari berbagai tokoh. Halaman belakang juga memuat kata-kata motivasi untuk
semangat dalam mencapai kesuksesan. Kata-kata motivasi diharapkan dapat
memotivasi mahasiswa dan menarik perhatian mahasiswa untuk mempelajari materi
yang dimuat dalam modul tersebut. Hal yang menarik dari modul ini adalah
mencantumkan kolom pendahuluan. Pendahuluan berisikan informasi pengantar
mengenai materi yang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 154
132
Gambar 4.36 Kata-kata Motivasi Kegiatan Pembelajaran I
Gambar 4.37 Kata-kata Motivasi Kegiatan Pembelajaran II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 155
133
Dalam pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris keruntutan
penyajian materi harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman mahasiswa. Penyajian
materi dari hal yang sederhana ke arah yang sulit akan membantu membantu
mahasiswa untuk memahami materi pembelajaran. Prinsip penulisan modul pada
aspek penyajian dalam hal merangsang atau memberikan stimulus, sesuai dengan
pedoman penulisan modul. Prinsip penulisan modul dimuat dalam buku berjudul
Penulisan Modul oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12). Sistematika
penyajian modul digital pada setiap kegiatan pembelajaran merupakan hal penting.
Modul frasa eksosentris berisikan materi-materi yang dirumuskan dari
kompetensi pembelajaran. Bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup
diuraikan sebaik mungkin secara propesional. Bagian pendahuluan modul
dikembangkan dan disajikan secara lengkap. Pendahuluan modul diantaranya: kata
pengantar, rasionalisasi, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, daftar tabel, daftar
bagan, kompetensi pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Bagian
isi modul dikembangkan dan dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, sumber
acuan, aktivitas, latihan, rangkuman, tes formatif, dan refleksi. Bagian penutup modul
terdiri atas, kunci jawaban, daftar pustaka, glosarium, indeks, dan biodata penulis.
Berikut gambar sebagai dari bagian-bagian dari modul frasa eksosentris bahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 156
134
Gambar 4.38 Sebagian Gambar Bagian Pendahuluan
Gambar 4.39 Sebagian Gambar Bagian Isi
Gambar 4.40 Sebagian Gambar Bagian Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 157
135
Di dalam modul ini disajikan materi-materi yang berguna untuk menambah
pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran dengan cara yang bervariasi.
Berbagai “aktivitas” dibuat bervariasi seperti kerja kelompok, kerja secara mandiri
dan terdapat pembelajaran yang mengajak mahasiswa untuk kreatif serta aktif.
Pembelajaran tidak hanya berfokus pada kontek tapi pembelajaran divariasi dengan
hal-hal yang bersifat komunikatif. Berbagai hal yang diatur dalam aspek penyajian
diharapkan mampu meningkatkan minat mahasiswa untuk belajar mengenai frasa
eksosentris. Berikut ini gambar materi yang dimuat dalam tabel.
Gambar 4.41 Materi yang Disajikan dalam Bentuk Tabel
4.2.1.3 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Bahasa
Aspek kelayakan bahasa merupakan hal yang penting dalam pengembangan
suatu modul. Bahasa akan mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa terhadap isi
materi pembelajaran. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti
serta sesuai dengan PUEBI akan membantu mahasiswa untuk lebih mudah
memahami setiap materi pembelajaran. Adapun aspek kelayakan bahasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 158
136
terdapat dalam Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia mencakup hal-hal
diantaranya: 1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan mahasiswa, 2)
kesesuaian dan ketepatan diksi, dan 3) kekoherensian antarkomponen penyajian
materi.
Bahasa yang digunakan oleh penulis dalam modul ini disesuaikan dengan
tingkat pemahaman dan tingkat sosial mahasiswa. Hal ini juga bertujuan supaya
mahasiswa dapat memahami dan membayangkan setiap materi pembelajaran yang
terdapat pada modul tersebut. Selai itu, Bahasa juga harus diperhatikan
kekoherensiannya dan ketepatan diksi.
Penyajian informasi yang terdapat dalam modul harus menari, jelas, tepat
sasaran, dan tidak multitapsir. Dalam penyusunan setiap informasi, peneliti selalu
meperhatikan setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat agar sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Penulisan setiap judul, subjudul,
kalimat perintah, kalimat pertanyaan, kutipan dan lain-lainya dibuat sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pemilihan kata yang sesuai
dengan PUEBI bertujuan untuk memudahkan menyampaikan pesan yang terdapat
dalam modul frasa eksosentris ke mahasiswa, sehingga mahasiswa terdorong untuk
belajar. Berikut ini adalah contoh ketepatan diksi yang sesuai dengan PUEBI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 159
137
Gambar 4.42 Contoh Materi yang Sesuai Dengan PUEBI
Selain memperhatikan penggunaan diksinya sesuai dengan PUEBI, gambar
contoh di atas juga menyajikan informasi yang dikutip dari tokoh-tokoh tertentu
sesuai dengan penulisan sumber pada PUEBI. Kesesuaian diksi akan berpengaruh
dalam menyampaikan informasi dan hubungan logis. Penulisan berbagai
informasi/pengetahuan yang terdapat dalam modul dibubuhi kata penghubung
(konjungsi), pengulanan kata, kata serapan dan lain sebagainya.
4.2.1.4 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
Kegrafikan merupakan suatu aspek yang sangat dipertimbangkan dalam
penyusunan modul. Aspek kegrafikan juga mempengaruhi daya tarik bagi
penggunanya. Apabila modul memiliki gaya grafik yang menarik maka, penggunanya
akan terdorong untuk mempelajari materi pembelajaranya. Aspek penyajian pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 160
138
modul frasa eksosentris meliputi: 1) kesesuaian fisik modul, 2) kesesuaian tata
pengetikan, 3) pemanfaatan penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi dalam modul,
dan 4) kelengkapan penggunaan gambar, tabel dan ilustrasi. Modul frasa eksosentris
ini dikembangkan dengan ukuran standar ISO, yaitu A4 (210mm x 297mm). Ukuran
di atas dipilih oleh penulis karena ukuran A4 memiliki bentuk standar untuk ukuran
sebuah buku. Ukuran A4 dianggap penulis dapat menampung segala materi
pembelajaran frasa eksosentris Bahasa Indonesia. Materi yang dimuat dalam modul
berupa teks, tabel, diagram serta ilustrasi.
Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia, memiliki sampul depan dan
sampul belakang berwarna yang konsisten dan harmonis. Konsep warna pada sampul
dibuat sederhana, tetapi menarik serta menyampaikan gambaran materi yang dimuat
dalam modul. Berikut ini gambar sampul depan modul frasa eksosentris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 161
139
Gambar 4.43 Desain Sampul depan Gambar 4.44 Desain SampulModul Frasa Eksosentris Belakang Frasa EksosentrisBahasa ndonesia Bahasa Indonesia
Aspek kegrafikan juga meliputi tata pengetikan yang meliputi: penggunaan
huruf, ukuran huruf, dan warna huruf yang dibuat semenarik mungkin, proporsional
dan mudah dibaca mahasiswa. Modul ini juga hanya menggunakan sedikit variasi
jenis huruf agar pembacanya dapat membaca dan kelihatan rapi. Jenis hurup pada
modul ini konsisten dari pembelajaran I dan kegiatan pembelajaran II. Adapun variasi
huruf yang diginakan dalam Modul Frasa Eksosentri Bahasa Indonesia adalah Time
New Roman, Agency FB, Ink Free, Broadway, Mistral, dan Informal Roman. Namun,
secara keseluruhan modul frasa eksosentris banyak menggunakan jenis huruf Time
New Roman. Jenis huruf pada sampun adalah kombinasi antara Time New Roman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 162
140
Ink Free. Peneliti juga mempertimbangkan margin, spasi antarteks, dan ilustrasi agar
preporsional. Margin pada teks frasa ini adalah top 3 cm, left 3 cm, bottom 4 cm dan
right 4 cm dengan orientation portrait dan spasi antarteks sebesar 1,5.
Gambar 4.45 Contoh Variasi Huruf, Spasi dan Margin pada HalamanDalam Modul Frasa Eksosenris Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 163
141
Gambar 4.46 Contoh Variasi Huruf, Spasi dan Margin pada TujuanPembelajaran Dalam Modul Frasa Eksosenris Bahasa Indonesia
Di dalam modul frasa eksosentris dilengkapi dengan ilustrasi yang berguna
untuk memberikan gambaran terhadap materi pembelajaran. Ilustrasi yang dimuat
dalam modul ini diantaranya berupa gambar, bagan, tabel, dan lain sebagainya.
Ilustrasi–ilustrasi tersebut dibuat dengan menyesuaikan dengan materi yang disajikan.
Tujuan ilustrasi adalah untuk melengkapi materi materi serta mempermudah
mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran dan sebagai daya tarik. Berikut ini
contoh penggunaan ilustrasi dalam Modu Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 164
142
Gambar 4.47 Ilustrasi Gambar 4.48 Ilustrasi gambarPeta Konsep pada Materi Ruang Lingkup
Sintaksis
Dua hal yang sudah diJelaskan di atas menunjukkan bahwa penempatan judul,
subjudul, ilustrasi, gambar, tabel dan diagram harus dipertimbangkan dengan baik.
Namun, berbagai ilustrasi, gambar, bagan, subjudul dibuat secara proporsional tanpa
mengubah pesan yang disampaikan. Gambar di atas dibuat dengan sederhana dengan
mempertimbangkan daya keterbacaanya dan daya kemudahan pemahaman pada
bagian isi modul yang telah dikembangkan peneliti.
4.2.1.5 Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Media
Aspek media dapat dipahami sebagai perantara informasi yang berasal dari
sumber belajar untuk diterima oleh mahasiswa sebagai penerima informasi. Media
merupan segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sember ke
penerima informasi (Smaldino dalam Suryani 2018). Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia dikembangkan melalui aplikasi Flip PDF Professional yang
menampilkan modul dalam bentuk Flipbook. Modul ini dikembangkan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 165
143
media interaktif yang dapat digunakan mahasiswa secara mandiri atau kehadiran
dosen sebagai fasilitator. Modul frasa eksosentris ini dapat digunakan secara
berkelompok atau secara mandiri. Modul frasa eksosentris ini dilengkapi dengan
tombol navigasi untuk mengoperasikan modul, sehingga mahasiswa mampu
menggunakanya secara mudah. Berikut ini gambar tombol navigasi yang digunakan
untuk mengoprasikan Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia.
Gambar 4.49 Tombol Navigasi Pada Modul Digital
Aspek media pada modul digital frasa eksosentris ini dilengkapi dengan video
di bagian modul. Tujuan pemberian ikon video bertujuan memberikan variasi
kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah gambar video yang dicantumkan dalam
modul digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 166
144
Gambar 4.50 Video yang Dimuat Modul
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi
Menurut Rahmawati (2018) deskripsi hasil validasi mendeskkripsikan hasil
validator, dimana validator itu merupakan dosen ahli, dan dosen pengampu. Bagian
ini menguraikan hasil validasi modul digital oleh tiga dosen ahli (dosen ahli I, dosen
ahli II, dan dosen ahli II). Hasil validasi diukur menggunakan skala likert dengan
rentang 1-5. Skala 1 menyatakan sangat “tidak setuju”, skala 2 menyatakan “kurang
setuju”, skala 3 menyatakan “cukup baik”, skala 4 menyatakan “baik”, dan skala 5
menyatakan “sangat baik”. Data kuantitatif tersebut diolah peneliti menjadi data
kualitatif menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) menurut Sukarjo. Data yang
didapatkan bertujuan untuk melihat kualitas aspek-aspek Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia. Validasi terhadap aspek-aspek kelayakan Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia. Berikut uraian deskripsi hasil validasi ketiga dosen ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 167
145
4.2.2.1 Deskripsi Hasil Validasi Ahli I
Dosen ahli I adalah Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. validator/dosen
ahli I merupakan seorang dosen ahli dalam pembelajaran sintaksis. Ahli I
memberikan penilaian terhadap lima aspek-aspek kelayakan modul diantaranya,
Aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek Kegrafikan, dan aspek media.
Dalam memvalidasi Modul Frasa Eksosentirs Bahasa Indonesia, peneliti
menyerahkan instrument pertanyaan mengenai aspek-aspek kelayakan modul.
Instrumen penilaian modul frasa eksosentris bahasa Indonesia terdiri atas 40 butir
pertanyaan yang dirimuskan dari kriteria diantaranya: 1) dua belas butir pertanyaan
untuk mengukur kelayakan isi/materi, 2) delapan butir pertanyaan untuk mengukur
kelayakan penyajian, 3) enam butir pertanyaan mengenai kelayakan bahasa, 4)
sembilan butir pertanyaan mengenai kelayakan kegrafikan, 5) lima butir pertanyaan
untuk mengukur kelayakan media. Berikut ini diagram hasil validasi modul frasa
eksosentris oleh ahli 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 168
146
Diagram 4.7 Hasil Validasi Ahli I Terhadap Aspek-aspek Kelayakan Modul Digital
Berdasarkan diagram 4.7 menunjukkan bahwa hasil validasi oleh ahli I
memperoleh skor rata-rata 4,02 dengan kategori baik. Aspek kelayakan kegrafikan
merupakan skor rata-rata tertinggi yakni 4,33 dan urutan kedua adalah aspek
kelayakan isi/materi dengan skor rata-rata 4,25. Skor rata-rata terendah adalah aspek
penyajian yakni 3,5. Berikut ini uraian hasil rekapitulasi rata-rata hasil validasi dosen
ahli I.
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil validasi ahli I
Dosen Ahli No Aspek-aspek modul SkorRata-rata Kategori
1 1 Kelayakan isi/materi 4,25 Sangat baik
2 Kelayakan penyajian 3,5 Baik3 Kelayakan Bahasa 4 Baik4 Kelayakan Kegrafikan 4,33 Sangat baik5 Kelayakan media 4 Baik
Jumlah 20,08 BaikRata-rata 4,02Persentase 80,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 169
147
Berdasarkan tabel 4.6 yakni hasil rekapitulasi hasil validasi ahli I di atas,
Modul frasa eksosentris Bahasa Indonesia memperoleh skor rata-rata 4,02 dengan
kategori “baik”. Berdasrkan hasil validasi hasil kelima aspek-aspek kelyakan modul,
dapat disimpulkan Bahwa Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia layak
digunakan dengan berbagai masukan/kritikan.
4.2.2.2 Deskripsi Hasil Validasi Ahli II
Dosen ahli II adalah Bapak Prof. Dr. Pranowo validator/dosen ahli
merupakan seorang Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Ahli II menilai
lima aspek-aspek kelayakan modul frasa eksosentris dengan rincihan sebagai berikut
diantaranya, Aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek Kegrafikan, dan
aspek media
Instrumen penilaian modul digital frasa eksosentris bahasa indonesia terdiri
atas: 1) Dua belas butir pertanyaan untuk mengukur kelayakan isi/materi, 2) delapan
butir pertanyaan untuk mengukur kelayakan penyajian, 3) enam butir pertanyaan
mengenai kelayakan bahasa, 4) sembilan butir pertanyaan mengenai kelayakan
kegrafikan, 5) lima butir pertanyaan untuk mengukur kelayakan media. Jumlah
keseluruhan pertanyaan pada instrument validasi 40 butir. Berikut ini diagram hasil
validasi modul frasa eksosentris oleh ahli II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 170
148
Diagram 4.8 Hasil Validasi Ahli II Terhadap Aspek-aspek Kelayakan Modul
Berdasarkan diagram 4.8 menunjukkan bahwa hasil validasi oleh ahli II memperoleh
nilai dengan kategori baik. Kelima aspek kelayakan modul frasa eksosentris
memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli II
Dosen Ahli No Aspek-aspek modul SkorRata-rata Kategori
2
1 Kelayakan isi/materi 4 Baik2 Kelayakan penyajian 4 Baik3 Kelayakan Bahasa 4 Baik4 Kelayakan Kegrafikan 4 Baik5 Kelayakan media 4 Baik
Jumlah 20BaikRata-rata 4
Persentase 80%
Tabel 4.7 rekapitulasi hasil validasi Ahli II di atas, Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesi memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 171
149
hasil kesimpulan yang terdapat kertas validasi, Modul frasa eksosentris layak
digunakan tanpa revisi.
4.2.2.3 Deskripsi Hasil Validasi Ahli III
Dosen ahli III adalah Danang Satria Nugraha, S.S., M.A. Beliau adalah
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Aspek-aspek kelayakan yang
dinilai oleh dosen ahli I dan dosen ahli II sama dengan dosen ahli III. Adapun aspek-
aspek kelayakan yang divalidasi dianataranya, aspek isi/materi, aspek penyajian,
aspek bahasa, aspek Kegrafikan, dan aspek media. Untuk memvalidasi kelayakan
modul digital frasa eksosentris berdasrkan aspek-aspek kelayakan, peneliti membuat
istrumen penilain modul frasa eksosentris terdiri atas 40 butir pertanyaan, 12 butir
aspek isi/materi, 8 butir aspek kelayakan penyajian, 6 butir kelayakan bahasa, 9 butir
kelayakan kegrafikan, dan 5 kelayakan media. Berikut ini diagram hasil validasi
dosen ahli III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 172
150
Diagram 4.9 Hasil Validasi Ahli III Terhadap Aspek-aspek Kelayakan Modul
Berdasarkan diagram 4.9 yakni hasil validasi seluruh aspek kelayakan Modul
Frasa Eksosentris di atas, hasil seluruh aspek kelayakan memperoleh skor rata-rata
yang baik. Aspek kelayakan media memperoleh skor rata-rata paling tinggi urutan
pertama yaitu 3,8 dengan kategori “baik”. Aspek kelayakan yang memperoleh skor
rata-rata urutan ke dua yaitu aspek kelayakan penyajian dengan skor rata-rata 3,63
dengan kategori “baik”. Berikut tabel rekapitulasi hasil validasi seluruh aspek
kelayakan modul digital pembelajaran frasa eksosentris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 173
151
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli III
Dosen Ahli No Aspek-aspek modul SkorRata-rata Kategori
3
1 Kelayakan isi/materi 3,59 Baik2 Kelayakan penyajian 3,63 Baik3 Kelayakan Bahasa 3,5 Baik4 Kelayakan Kegrafikan 3,44 Baik5 Kelayakan media 3,8 Baik
Jumlah 17,96BaikRata-rata 3,59
Persentase 77%
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil validasi aspek-aspek kelayakan modul
frasa eksosentris di atas, skor rata-rata kelayakan memperoleh skor rata-rata
berkategori “baik”. Rata-rata skor seluruh aspek-aspek kelayakan sebesar 3,59
dengan kategori “baik”. Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia layak digunakan oleh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia. Dosen ahli III memberikan kesimpulan
bahwa modul digital ini harus direvisi sesuai dengan masukan/saran yang diberikan.
4. 2.3 Analisis Kelayakan Modul
Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia telah selesai divalidasi pada
setiap aspek-aspek kelayakan modul. Tahap selanjutnya adalah untuk menganalisis
kelayakan modul frasa eksosentris. Adapun aspek-aspek kelayakan modul yang
divalidasi meliputi: 1) aspek isi/materi, 2) aspek penyajian, 3) aspek bahasa, 4) aspek
kegrafikan, dan 5) aspek media. Setiap aspek-aspek kelayakan modul yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 174
152
dikembangkan oleh peneliti akan di paparkan pada bagian ini. Berikut ini diuraikan
hasil skor rata-rata seluruh kelayakan modul frasa eksosentris dalam bentuk tabel.
Tabel 4.9 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Hasil Validasi Dosen Ahli
Hasil Rata-rata
ValidasiDosen AhliI, Dosen
Ahli II danDosen Ahli
III
No Aspek Kelayakan Skor rata-rata Kategori
1 Kelayakan isi/materi 3,95 Baik2 Kelayakan penyajian 3,71 Baik3 Kelayakan Bahasa 3,83 Baik4 Kelayakan Kegrafikan 3,92 Baik5 Kelayakan media 3,87 Baik
Jumlah 19,28BaikRata-rata 3,86
Persentase 77,12
Berdasarkan tabel 4.9 yaitu analisis kelayakan modul berdasarkan hasil
validasi dosen Ahli, hasil rata-rata setiap kelayakan berbeda-beda. Berikut ini
penjelasan setiap aspek kelayakan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa
Indonesia.
4.2.3.1 Aspek Kelayakan Isi/materi
Aspek kelayakan isi/materi pada Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
memperoleh skor rata-rata dari seluruh validator (dosen ahli I, dosen ahli II, dan
dosen ahli III) sebesar 3,95 dengan kategori “baik”. Skor rata-rata aspek kelayakan
isi/materi dari validator/dosen ahli I sebesar 4,25 dengan kategori “sangat baik”.
Validator/dosen ahli II memberikan skor rata-rata sebesar 4 dengan kategori “baik”
pada aspek kelayakan isi/materi. Validator/dosen ahli III memvalidasi kelayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 175
153
isi/materi dengan skor rata-rata 3,59 dengan kategori “baik”. Berikut adalah tabel
hasil validasi aspek kelayakan isi/materi oleh ketiga validator/ahli.
Tabel 4.10 Analisis Kelayakan Isi/materi Oleh Ketiga Dosen Ahli
AspekKelayakanIsi/Materi
No Dosen Ahli/Validator SkorRata-rata
Kategori
1 Dosen ahli I 4,25 Sangat baik2 Dosen ahli II 4 Baik3 Dosen ahli III 3,59 Baik
Jumlah 11.84Baik.Rata-rata 3,95
Persentase 78,93
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, hasil penggabungan skor rata-rata hasil
validasi dosen ahli I, dosen ahli II, dan dosen ahli III memperoleh skor dengan
kategori “baik”. Setiap dosen ahli memberikan skor penilaian yang berbeda-beda
terhadap kelayakan penyajian modul frasa eksosentris. Validator yang memberikan
skor tertingggi pada kelayakan penyajian yaitu dosen ahli I dengan skor rata-rata 4,25.
Validator yang memberikan skor terendah adalah dosen ahli III dengan skor rata-rata
3,59. Berdasarkan hasil validasi dosen ahli, Modul Frasa Eksosentris Bahasa
Indonesia sesuai dengan teori dan layak untuk digunaka.
4.2.3.2 Aspek Kelayakan Penyajian
Aspek kelayakan Penyajian divalidasi oleh tiga dosen ahli yang merupakan
dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata
Dharma. Validator I memberikan skor rata-rata 3,5 dengan kategori “baik”. Dosen
ahli II memberikan skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”. Dosen ahli III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 176
154
memberikan skor rata-rata 3,63 dengan kategori “baik”. Berikut ini tabel hasil
validasi aspek kelayakan isi/materi oleh ketiga validator/ahli.
Tabel 4.11 Analisis Kelayakan Penyajian Oleh Ketiga Dosen Ahli
AspekKelayakanPenyajian
No Dosen Ahli/Validator SkorRata-rata
Kategori
1 Dosen ahli I 3,5 Baik2 Dosen ahli II 4 Baik3 Dosen ahli III 3,63 Baik
Jumlah 11.13Baik.Rata-rata 3,71
Persentase 74.2
Berdasarkan pada hasil validasi di atas, Dosen ahli II memberikan skor rata-
rata tertinggi terhadap aspek kelayakan penyajian sebesar 4 dengan kategori “baik”.
Skor terendah diperoleh dari hasil validasi dosen ahli I dengan skor rata-rata 3,5
dengan kategori “baik”. Hasil validasi setiap dosen ahli berbeda, tetapi hasil validasi
ketiga dosen ahli tidak jauh berbeda. Dengan demikian, Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia memenuhi kriteria “baik” dari sisi penyajiannya.
4.2.3.3 Aspek Kelayakan Bahasa
Aspek kelayakan bahasa pada Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
memeroleh skor rata-rata yang berbeda dari setiap dosen ahli. Dosen ahli I
memberikan skor rata-rata sebesar 4 dengan kategori “baik”. Dosen ahli II
memberikan skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”. Dosen ahli III memberikan skor
rata-rata 3,5 dengan kategori “baik”. Berikut tabel hasil validasi dosen ahli terhadap
kelayakan bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 177
155
Tabel 4.12 Analisis Kelayakan Bahasa Oleh Ketiga Dosen Ahli
AspekKelayakanBahasa
No Dosen Ahli/Validator SkorRata-rata
Kategori
1 Dosen ahli I 4 Baik2 Dosen ahli II 4 Baik3 Dosen ahli III 3,5 Baik
Jumlah 11.5Baik.Rata-rata 3,83
Persentase 76,67%
Berdasarkan tabel di atas, Dosen ahli I dan dosen ahli II memberikan skor
rata-rata yang sama dan tertinggi yaitu 4 dengan kategori “baik”. Dosen validator III
memberikan skor rata-rata 3,5 dengan kategori “baik”. Skor rata-rata aspek kelayakan
bahasa yaitu 3,83 dengan kategori “baik” Berdasarkan hasil validasi, Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia layak digunakan dan memenuhi syarat aspek bahasa
dengan kategori “baik”.
4.2.3.4 Aspek Kelayakan Kegrafikan
Aspek kelayakan kegrafikan di validasi oleh tiga dosen ahli dengan skor
rata-rata yang berbeda-beda. Dosen ahli I memberikan skor rata-rata 4,33 dengan
kategori “sangat baik”. Skor rata-rata kelayakan kegrafikan sebesar 4 dengan kategori
“baik” dari dosen ahli II. Dosen ahli III memberikan skor rata-rata 3,44 dengan
kategori “baik”. Berikut tabel hasil analisis kelayakan kegrafikan oleh ketiga dosen
ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 178
156
Tabel 4.13 Analisis Kelayakan Kegrafikan Oleh Ketiga Dosen Ahli
AspekKelayakanKegrafikan
No Dosen Ahli/Validator SkorRata-rata
Kategori
1 Dosen ahli I 4,33 Sangat baik2 Dosen ahli II 4 Baik3 Dosen ahli III 3,44 Baik
Jumlah 11.77Baik.Rata-rata 3,92
Persentase 78,47%
Berdasarkan analisis kelayakan kegrafikan, dosen ahli I memberikan skor
tertinggi terhadap aspek kegrafikan sebesar 4,33 dengan kategori “sangat baik”. Skor
terendah diperoleh dari dosen ahli III yaitu 3,44 dengan kategori “baik”. Berdasarkan
hasil validasi, Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia memperoleh skor rata-rata
3,92 dengan kategori “baik” dari aspek kegrafikan. Dengan demikian Modul Frasa
Eksosentris ini sudah menemuhi standar kelayakan kegrafikan.
4.2.3.5 Aspek Kelayakan Media
Aspek kelayakan media Modul Frasa eksosentris Bahasa Indonesia
memperoleh skor rata-rata yang berbeda dari setiap dosen ahli. Dosen ahli I memberi
skor rata-rata 4 dengan kategori “baik” terhadap kelayakan media. Dosen ahli II
memberikan skor rata-rata 4 dengan kategori “baik”. Dosen ahli III memberikan skor
rata-rata 3,8 dengan kategori “baik”. Berikut hasil analisis kelayakan media dari
ketiga dosen ahli dalam bentuk tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 179
157
Tabel 4.14 Analisis Kelayakan Media Oleh Ketiga Dosen Ahli
AspekKelayakanMedia
No Dosen Ahli/Validator SkorRata-rata
Kategori
1 Dosen ahli I 4 Baik2 Dosen ahli II 4 Baik3 Dosen ahli III 3,8 Baik
Jumlah 11.8Baik.Rata-rata 3,93
Persentase 78,67%
Berdasarkan hasil analisis validasi ketiga dosen ahli, dosen ahli I dan dosen
ahli II memberikan skor yang sama yaitu 4 dengan kategori “baik”. Hasil validasi
dosen ahli I dan dosen ahli II merupakan skor rata-rata tertinggi terhadap hasil
validasi kelayakan media. Skor paling rendah terdapap kelayakan media diperoleh
dari dosen ahli III yaitu 3.8. Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia memperoleh
skor rata-rata keseluruhan 3,93 dengan kategori “baik”. Kesimpulan dari hasil
validasi kelayakan media pada pembelajaran bahasa memenuhi standard dan layak
digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah uraikan di atas, Jenis penelitian
pengembangan atau Research and Development (R&D) dapat menghasilkan produk
berupa modul berjudul Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia. Sasaran yaitu
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pengembangan
modul frasa ekosentris ini bertujuan untuk meningkatkan serta pemahaman
mahasiswa terhadap frasa eksosentris dan mengembangkan media pembelajaran frasa
eksosentris yang mengikuti perkembangan zaman. Produk modul ini dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 180
158
sesuai langka-langka penelitian pengembangan yang disederhanakan menjadi empat
tahap yaitu penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji
validasi, revisi. Untuk mengembangkan produk, berbagai hal yang harus dilakukan
yaitu, menentukan judul, penentuan tujuan pembelajaran secara keseluruhan dan
perbab, memilih bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan, dan terakhir
adalah penyusunan modul.
Produk digital pembelajaran frasa eksosentris telah dinilai melalui proses uji
validasi oleh dosen ahli. Namun, produk tidak diuji cobakan kemahasiswa karena
kondisi yang tidak memungkinkan yaitu pandemik Virus Corona. Modul ini
divalidasi oleh tiga dosen. Hal yang divalidasi oleh dosen ahli diantaranya, aspek
keleyakan isi/materi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, aspek
kelayakan kegrafikan, dan aspek kelayakan media. Berdasarkan hasil analisis hasil
kelayakan aspek-aspek modul, masing-masing aspek kelayakan memperoleh skor
rata-rata yang berbeda-beda. Aspek kelayakan isi/materi memperoleh skor rata-rata
3,95 dengan kategori “baik”, aspek kelayakan penyajian memperoleh skor rata-rata
3,71 dengan kategori “baik”, aspek kelayakan bahasa memperoleh skor rata-rata 3,83
dengan kategori “baik”, aspek kelayakan kegrafikan memperoleh skor rata-rata 3.92
dengan kategori “baik”, dan aspek kelayakan media memperoleh skor rata-rata 3,93
dengan kategori “baik”. Dengan demikian, Modul Frasa Eksosentris Bahasa
Indonesia memenuhi aspek-aspek kelaykan modul dan layak untuk digunakan untuk
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 181
159
4. 2.1 Kajian Produk Akhir
Rahmawati mengatakan (2018) kajian produk akhir beriskan perbandingan
yang produk belum direvisi dan produk setelah direvisi serta pembahasan mengenai
produk akhir dari berbagai aspek modul seperi isi/materi, penyajian, bahasa,
kegrafikan dan media. Menurut Listiani (2019) produl berupa modul Menulis Cerpen
dengan Bintara dikembangkan oleh peneliti telah melalui revisi sesuai masukan
validator, guru penganpu dan saran siswa. Modul digital yang berjudul Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia yang dikembangkan peneliti telah melewati proses
yang panjang diantaranya, pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji
validasi, dan revisi. Pada tahap revisi, peneliti telah mengembangkan dan merevisi
modul digital frasa eksosentris ini berdasarkan hasil komentar/saran para dosen
ahli/validator. Adapun Kajian produk berupa Modul Frasa Eksosentris Bahasa
Indosesia sebagai berikut.
4.2.4.1 Aspek Kelayakan Isi/Materi
Aspek kelayakan isi/materi pada Modul Frasa Eksosentrsi Bahasa Indonesia
secara keseluruhan mendapat kategori “baik” dan skor rata-rata 3,59 berdasarkan
analisisi kelayakan produk. Dosen ahli/validator memberikan masukan dan saran
terhadap modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia. Adapun hal yang
diperbaiki pada aspek kelayakan isi menurut dosen ahli sebagai berikut. 1) aktivitas
2.b, halaman 46 diperbaiki bagian instruksi pengerjaan soalnnya dan dicek kembali
kunci jawabannya. Berikut gambar kajian awal dan akhir pada aspek isi/materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 182
160
Gambar 4.51 Kajian Produk Awal pada aspek kelayakan isi/materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 183
161
Gambar 4.52 Kajian Produk akhir pada aspek isi/materi
Gambar 4.52 merupakan aktivitas 2b yang terdapat pada Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia yang diberikan masukan oleh dosen ahli. Aktivitas 2b
kurang harus dilengkapi instuksi yang mengajak mahasiswa untuk mengerjakan
soalnya. Berdasarkan masukan masukan dosen ahli, Peneliti merevisi kata-kata yang
terdapat pada aktivitas 2b sehingga dilengkapi ilustrasi untuk mengerjakan soal
seperti pada gambar 4.51.
4.2.4.2 Aspek kelayaka Penyajian
Aspek penyajian pada Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
memperoleh skor rata-rata 3,71 degan kategori “baik”. Skor rata-rata tersebut
merupakan hasil perhitungan dari hasil validasi ketiga dosen ahli terhadap aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 184
162
kelayakan penyajian. Untuk menjadikan modul ini menjadi modul yang baik, hal
yang harus dilakukan peneliti adalah merevisi sesuai masukan/komentar dari dosen
ahli. Adapun masukan untuk perbaikan Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
pada aspek penyajian diantaranya. 1) petunjuk penggunaan modul harus diperbaiki
dibuat lebih spesifik dan sesuai cara penggunaan modul frasa eksosentris tersebut, 2)
beberapa gambar yang tidak relevan dengan materi harus dihindari. Berikut gambar
kajian awal dan akhir pada aspek kelayakan penyajian.
Gambar 4.53 Kajian Produk Awal pada Kelayakam penyajian(Petunjuk Penggunaan Modul)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 185
163
Gambar 4.54 Kajian Produk Akhir pada Kelayakam Penyajian (PetunjukPenggunaan Modul)
Perbaikan Petunjuk Penggunaan Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia
disarankan oleh dosen ahli karena penggunan katanya yang tergolong luas. Kata pada
petunjuk penggunaan Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia masih perlu
direvisi sehingga menggambarkan petunjuk penggunaan Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia. Peneliti memperbaiki sehingga ada perubahan antara gambar 4.53
dan gambar 4.54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 186
164
Gambar 4.55 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian(Penggunaan Gambar yang Tidak Relevan)
Gambar 4.56 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian(Penggunaan Gambar yang Tidak Relevan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 187
165
Penggunaan gambar yang tidak relevan dengan dianggap tidak baik karena
tidak memiliki maksud yang mempermuda mahasiswa dalam memahami materi
pembelajaran. Gambar 4.55 terdapat gambar motivasi yang gambarnya kabur dan
menyimpang dari materi pembelajaran. Berdasarkan masukan/komentar dari validator,
peneliti menghapus gambar pada halaman modul tersebut. Setelah melakukan revisi,
maka produk akhirnya terdapat pada gambar 4.56.
4.2.4.3 Aspek Kelayakan Bahasa
Aspek kelayakan bahasa pada Modul Pembelajaran Frasa Eksosentis
Bahasa Indonesi memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan kategori “baik”. Hasil skor
rata-rata diambil dari hasil analisis kelayakan oleh ketiga dosen ahli. Berdasarkan
hasil validasi modul, aspek kelayakan bahasa memperoleh masukan/komentar
terhadap beberapa hal mengenai aspek kelayakan bahasa. Masukan dari dosen ahli
diantaranya: 1) bahasa yang digunakan di dalam modul masih ada yang tidak sesuai
dengan PUEBI, 2) penggunaan tanda baca yang kurang tepat, 3) ada beberapa tulisan
yang salah dalam pengetikan sehingga sulit dipahami pembacanya. Berikut gambar
kajian awal dan akhir pada aspek kelayakan bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 188
166
Gambar 4.57 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa(Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI)
Gambar 4.58 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa(Aktivitas 1c Tidak Sesuai dengan PUEBI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 189
167
Gambar 4.59 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa(Penggunaan Tanda Baca)
Gambar 4.60 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa(Penggunaan Tanda Baca)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 190
168
Gambar 4.61 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa(Salah Pengetikan)
Gambar 4.62 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa(Salah Pengetikan)
4.2.4.4 Aspek kelayakan Kegrafikan
Aspek kelayakan kegrafikan yang terdapat pada Modul Frasa Eksosentris
Bahasa Indonesia memperoleh kategori “baik” dengan skor rata-rata 3,92. Hasil skor
rata-rata di atas merupakan penggabungan hasil validasi ketiga dosen ahli. Walaupun
mendapat kategori baik, dosen memberikan masukan/ komentar untuk perbaikan
modul. Berikut ini masukan/komentar dari dosen ahli atau validator. Pertama, variasi
huruf harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Kedua, sumber gambar harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 191
169
dicantumkan supaya tidak terjadi plagiat. Berikut gambar kajian awal dan akhir pada
aspek kelayakan kegrafikan.
Gambar 4.63 Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan Kegrafikan(Tujuan Kompetensi)
Gambar 4.64 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kelayakan Kegrafikan(Tujuan Kompetensi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 192
170
Gambar 4.65 Kajian Produk Awal pada Aspek Kelayakan Kegrafikan(Sumber Gambar)
Gambar 4.66 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kelayakan Kegrafikan(Sumber Gambar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 193
171
4.2.4.5 Aspek Kelayakan Media
Berdasarkan hasil validasi seluruh dosen ahli, Aspek kelayakan media
memperoleh skor rata-rata 3,93 dengan kategori “baik” pada Modul Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia. Modul digital ini dilengkapi dengan berbagai tombol
navigasi yang akan memudahkan penggunanya dalam menggunakannya. Modul ini
juga dilengkapi dengan video berita yang dijadikan soal untuk latihan mahasiswa.
Modul frasa eksosentris Bahasa Indonesia tidak melakukan perubahan karena
mendapat nilai standar. Modul pembelajaran frasa eksosentris ini sangat mudah
dioperasikan. Namun, bagi mahasiswa yang baru perlu penjelasan dan pengantar
dalam mengorerasikanya. Berikut adalah gambar tombol navigasi yang digunakan
mengoperasikan modul.
Gambar 4.67 Aspek Kelayakan Kegrafikan Pada Modul(Sumber Gambar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 194
172
Gambar 4.68 Aspek Kelayakan Kegrafikan Pada Modul(Video)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 195
173
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini terdapat dua subbab yaitu, 1) kesimpulan dan 2) saran.
Kesimpulan berisikan simpulan hasil penelitian pengembanga. Saran berisikan saran-
saran yang diisampaikan oleh peneliti kepada pihak-pihak tertentu yang bersangkutan
diantaranya, saran bagi dosen pengampu, saran bagi mahasiswa, dan saran bagi
peneliti sejenis. Berikut diuraikan bab penutup ini.
5. 1 Kesimpulan
Hasil penelitian dan pengembangan Modul Frasa Eksosentris Bahasa
Indonesi menyimpulkan berbagai hal-hal sebagai berikut ini. Pertama, hasil analisis
pengalaman awal mahasiswa melalui kuesoner terhadap 26 mahasiswa PBSI sebagai
berikut. 1) pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesia sangat penting dipelajari
dengan persentase 86%, 2) pembelajaran frasa eksosentris membutuhkan konsentrasi
tinggi denga persentase 86%, 3) strategi yang tepat dibutuhkan dalam pembelajaran
frasa eksosentris dengan persentase 85%, 4) strategi dibutuhkan untuk mempermuda
penguasaan pembelajaran frasa eksosentris dengan persentase 85%, 5) penggunaan
modul digital mempermudah penguasaan materi pembelajaran frasa eksosentris
dengan persentase 83%, 6) modul menggunaka flip PDF professional lebih menarik
dibandingkan modul cetak dengan persentase 85%, dan 7) penggunaan modul
menggunaka flip PDF professional memotivasi mahasiswa dalam pembelajaran frasa
eksosentris dengan persentasi 82%. Berdasarkan wawancara dengan dosen pengampu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 196
174
menyatakan bahwa modul frasa eksosentris merupakan hal yang baru dan sangat baik
untuk dikembangkan. Selain itu, modul sangat baik bagi mahasiswa karena dapat
digunakan secara mandiri. Sejauh ini, dosen pengampu hanya menggunakan buku
konvensional sebagai sumber belajar. Berdasarkan data pengalaman awal di atas,
pengembangan modul pembelajaran frasa eksosentris bahasa Indonesi menggunaka
flip PDF professional sangat baik untuk dikembangkan untuk mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Kedua,hasil penelitian pengembangan terdiri atas enam tahap diantaranya: 1)
penentuan judul modul, 2) penentuan tujuan, 3) pemilihan bahan 5, pengumpulan
bahan, dan 6) penyusunan bahan. Judul dari modul yang disusun peneliti adalah
Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran yang terdapat
modul ini disesuaikan dengan silabus pembelajaran mata kuliah sintaksis bahasa
Indonesi. Modul pembelajaran frasa eksosentris dilengkapi bahan-bahan seperti,
materi/teori, gambar atau ilustrasi, contoh-contoh, tabel, bagan dan kata-kata motivasi.
Kerangka Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia yaitu, (1) cover, (2) halaman
judul, (3) kata pengantar, (4) rasionalisasi, (4) petunjuk penggunaan modul, (5) daftar
isi, (6) daftar tabel, (7) daftar bagan, (8) kompetensi dan materi pembelajaran, (9)
kegiatan pembelajaran I dan kegiatan pembelajaran II, peta konsep, teori, contoh,
aktivitas, latihan, rangkuman, tes formatif, refleksi, (10) kunci jawaban, (11) daftar
pustaka, (12) glosarium, (13) Indeks, dan (14) biodata penulis. Untuk menyususn
kerangka modul, peneliti mencari berbagai bahan dari berbagai sumber-sumber otenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 197
175
seperti buku-buku pembelajaran, jurnal, skripsi, dan berbagai sumber terpercaya dari
internet.
Ketiga, Modul Frasa Ekosentris Bahasa Indonesia divalidasi oleh tiga dosen
ahli yaitu Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., Prof. Dr. Pranowo, dan Danang Satria
Nugraha, S.S., M.A. Berdasarkan hasil validasi ketiga dosen ahli/validator modul
digital frasa eksosentris layak digunakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Berikut hasil Validasi akumulasi ketiga dosen ahli/validator
terhadap aspek kelayakan modul, 1) aspek kelayakan isi/materi memperoleh skor
rata-rata mendapat penilaian skor rata-rata 3,95 dengan persentase 78,93 sehingga
mendapat kategori “baik”, 2) aspek kelayakan penyajian memperoleh skor rata-rata
3,71 dengan persentasi 70,2% sehingga mendapat kategori “baik”, 3) aspek kelayakan
bahasa memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan persentase 77% sehingga memperoleh
kategori “baik”, 4) aspek kelayakan kegrafikan memperoleh skor rata-rata 3,92
dengan persentase 78,46 sehingga memperoleh kategori “baik”, 5) spek kelayakan
media memperoleh skor skor rata-rata 3,93 dengan persentase 78,6% sehingga
memperoleh kategori “baik”.
Keempat, Modul Pembelajaran Frasa Eksosentris Bahasa Indonesia tidak
melalui uji coba karena pandemik virus Corona yang sedang melanda. Untuk menguji
kevalidasi modul ini, peneliti menggantikan uji coba dengan menguji validasi kepada
tiga dosen ahli/validator. Kesimpulan secara keseluruhan mengenai penelitian bahwa,
Modul Frasa Eksosentris Bahasa Indonesi dinyatakan layak digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 198
176
pembelajaran frasa eksosentri bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
5. 2 Saran
Pada Kesempata ini, Peneliti menyampaikan saran kebeberapa pihak penting
untuk dapat diterapkan oleh pihak-pihak terkait. Pihak-pihak yang dituju oleh peneliti
diantaranya, 1) dujn josen, 2) mahasiswa, dan 3) peneliti lain. Berikut uraian saran
terhadap ketiga pihak tersebut.
5.2.1 Saran Bagi Dosen
Harapan peneliti kepada dosen pengampu untuk mampu memberikan variasi
pembelajaran dalam kelas sehingga mahasiswa mampu memahami setiap materi
pembelajaran dengan baik. Dosen merupakan gambaran dari pembelajaran di kelas,
apabila dosen hanya berpatuk pada pembelajaran yang membosankan maka
pembelajaran akan membosankan. Hal ini dikarenakan mahasiswa banyak mengeluh
akan pembelajaran membosankan bahkan tidak menarik. Dosen juga diharapkan
mampu menyajikan sumber-sumber belajar yang lebih bervariasi sesuai dengan
tuntutan zaman. Pembelajaran di kelas menggunakan media konvensional kurang
mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar sehingga kehadiran dosen dengan
berbagai variasi kegiatan pembelajaran sangat diharapkan. Pembelajaran frasa
eksosentris merupakan materi pembelajaran yang sederhana ruan lingkup sintakais,
tetapi pemahaman akan frasa eksosentris harus diajarkan secara nyara. Frasa
eksosentris akan mudah dimengerti oleh mahasiswa apabila dosen menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 199
177
media pembelajaran yang menarik dan bisa langsung dihadapkan pada kenyataan
sebenarnya di lingkungan sekitar mahasiswa.
5.2.2 Saran Bagi Mahasiswa
Peneliti berharap modul digital untuk pembelajaran frasa eksosentris bahasa
Indonesia dapat digunakan mahasiswa dalam pembelajaran frasa eksosentris. Modul
ini dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi mahasiswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Mahasiswa harus menggerakkan usahanya untuk menggunakan
modul ini. Mahasiswa diharapkan mau bertindak dengan gigih dalam mempelajari
setiap pembelajaran di kampus. Mahasiswa diharapkan memiliki motivasi yang benar
untuk belajar. Kemalasan tidak akan berubah menjadi rajin apabila mahasiswa tidak
memotivasi dirinya sendiri. Obat rasa malas tidak akan ditemukan pada diri orang
disekitarnya, tetapi pada diri mahasiswa tersebut. Materi pembelajaran sudah banyak
diakses diberbagai media baik itu media cetak dan media elektronik, jadi mahasiswa
harus rajin dan tidak merasa bosan untuk menggali ilmu sebanyak mungkin.
5.2.3 Saran Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini hanya terbatas pada pengembangan modul pembelajaran frasa
eksosentris bahasa Indonesia dengan menggunakan pendektan komunikatif sehingga
peneliti lain harus memahaminya. Peneliti berharap peneliti lain dapat
mengembangkan berbagai modul pembelajaran untuk menambah varisasi modul yang
dapat digunakan untuk pembelajaran. Selain itu, peneliti berharap peneliti lain
mempu menerapkan hal-hal baik yang terdapat dalam penelitian ini. Selain kelebihan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 200
178
peneliti berharap peneliti lain segala kelemahan yang terdapat dalam penelitian untuk
dikesampingkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 201
179
DAFTAR PUSTAKA
Alek dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:
Kencana Praneda Media Grup.
Anin, Maria Emerensiana. 2019. Pengembangan Modul Digital Pembelajaran
Menulis Cerita Fantasi Dengan Memadukan Nilai-nilai Kearifan Lokal Cerita
Rakyat Nusantara Untuk Siswa SMP Kelas VII. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma.
Ardianto, Bayu. 2017. Penggunaan Struktur Frasa Eksosentris Direktif dan
Fungsinya Dalam Novel Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, LPMP Sulawesi Barat. Tersedia:
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/aksis/article/view/3251 [10 Novembar 2019]
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2008. Sintaksis.Jakarta: Kompas Gramedia.
Baehaqia, Imam. 2014. Sintaksis Frasa. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Brown, H. Douglas, 2007, Teaching by Principles: An Interactive Approach to
Language Pedagogy. New York: Pearson Education, terdapat pada
https://media.neliti.com/media/publications/74272-ID-pendekatan-komunikatif-
al-madkhol-al-itt.pdf. diakses pada (20 Frbruari 2020)
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Devi, Arnelia Seneca. 2019. Pengembangan Modul Digital Modul Menulis Cerpen
Dengan Memanfaatkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Legenda Asal Mula Huruf
Jawa Untuk Siswa Kelas IX. Skripsi, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 202
180
Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Pertama. 2017. Panduan Praktis
Penyusunan E-Modul Tahun 2007.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Direktorat Tenaga Kependidikan.2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Jendral
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional.
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Djuanda, Dadan. 2008. Studi Tentang Penerapan Pendekatan Komunikatif dan
Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VI SD
Negeri Sukamaju Kabupaten Sumedang. Terdapat
pada http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10
Oktober_2008/Studi_Tentang_Penerapan_Pendekatan_Komunikatif_dan_Pende
katan_Terpadu_dalam_Pembelajaran_Bahasa_Indonesia_di_Kelas_VI_SD_Nege
ri_Sukamaju_Kabupaten_Sumedang.pdf. Diakses pada (2o Februari 2020)
Hani’ah. 2018 .Panduan terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Laksana.
Himmah, Elok fa’iqotul. 2019. Pengembangan E-Modul Menggunakan Flip PDF
Professional pada Materi Suhu dan Kalor. Skripsi, Universitas Islam Negeri.
Irawan, Aemilianus Ganda Prima. 2019. Pengembangan Modul Digital Membaca
Pemahaman Di SMA Untuk Menanamkan Nilai-nilai Karakter Keindonesiaan
Melalui Cerita Rakyat Daerah Istimewah Yogyakarta. Skripsi, Universitas
Sanata Dharm.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 203
181
Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesia. Ende: Penerbit Nusa Indah.
Khairah, Miftahul dan Sukara Ridwan. 2014. Sintaksis Memahami Satuan Kalimay
Perspektif Fungsi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti et al.1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia:
Sintaksis, Jakarta: Pusat Bahasa.
Lasmiyati dan Indris Harta. Pengembangan Modul Pembelajaran untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat SMP. Jurnal, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Vol 9 (2014) hlm.1-14.
Listiani, Fransisca Despa. 2019. Pengembangan Modul Menulis Cerpen Melalui Teks
Cerita Rakyat Tradisional Berlatar Belakang Nilai-nilai Kearifan Lokal Sai
Bumi Ruwa Jurai Untuk Siswa SMA Kelas XI. Skripsi, Universitas Sanata
Dharma.
Najihah, Mu’allimatin. 2015. Frasa Eksosentris Dalam Novel Sebelas Patriot Karya
Andrea Hirata. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Priyatni,Tri Endah. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Putrayasa, Ida Bagus.2017. Sintaksis memahami kalimat tunggal. Bandung: PT
Rafika Aditama.
Putra, Ignaatius Banu Pratama. 2019. Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD Kelas V Terintegrasi dengan Nilai-nilai Karekter Cerita Anak-
anak Tradisional.Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 204
182
Rahmawati, Lusia Ely. Pengembangan Modul Esai Argementatif Berspektif Logika
Toulmin dan Paradigma Pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Skripsi, Universitas Sanata
Dharma.
Ramlan, M. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.
Ramlan, M. 1980.Kata Depan atau Preposisi Dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta: CV
Karyono
Rosenberg. Maerc.J.2001. E-learning: Strategies for Dalivering knowledge in the
Digital Age.USE: Mcgraw-Hill Campanies
Slamet,Y.ST.2014.Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah dan
di Kelas Tinggi Sekolah Dasar.Surakarta:UNS Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono.2016. Metode Penelitian dan Pengembangan Research and development.
Bandung:Alfabeta.
Suhardi. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia.Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Sukini. 2010. Sintaksis Sebuah Panduan Praktis. Klaten:Yuma Pustaka
Sumardi,Muljanto.2014. Berbagai Pendekatan Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Jakarta:Bumi Aksara
Suprihatin, Siti. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Bahasa Siswa. Jurnal,
Pendidikan Ekonomi UM Metro, vol 3 (2015), No.1:hlm.73-82.
Verhar,J.W.M.1993.Pengantar Linguistik.Yogyakarta: Gadja Mada University press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 205
183
BIODATA PENULIS
Tiurmala Manurung
Penulis lahir di Desa Bakal Gajah, 26 Agustus 1996.
penulis mengawali pendidikan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) di SD Bakal Gajah, lulus pada tahun 2010.
Setelah lulus SD, Penulis melanjutkan studi kejenjang
sekolah menengah pertama (SMP) di SMP Negeri 1
Silima Punggapungga, lulus pada tahun 2013. Kemudian,
penulis masuk sekolah menengah atas (SMA) di SMA
Swasta Methodist 8, Medan dan lulus tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis akhirnya
memutuskan untuk melanjut studi ke perguruan tinggi (PT) yakni di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam menyelesaikan S1, penulis
menyusun skripsi untuk memperoleh gelar S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Skripsi yang ditulis berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Frasa
Eksosentris Bahasa Indonesia Menggunakan Flip PDF Professiona Untuk
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 206
184
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 207
185
Lampiran A1. Kisi-kisi Wawancara dengan Dosen Pengampu
KISI-KISI WAWANCARA DOSEN PENGAMPU
MATA KULIAH SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
UNTUK PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FRASA EKSOSENTRIS
NO Kisi-kisi
1. Manfaat penggunaan modul frasa eksosentris terhadap pembelajaran frasaeksosentris.
2. Ketersediaan referensi mengajar untuk pembelajaran frasa eksosentris.
3. Ketersediaan modul frasa eksosentris yang dimiliki oleh dosen pengampumata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia.
4. Penggunaan modul sudah terealisasi di dalam kelas mata kuliah Sintaksis
5. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran frasa eksosentris.
6. Tanggapan dosen dalam mengatasi masalah yang dihadapi mahasiswa.
7. Tanggapan dosen terhadap pengembangan modul frasa eksosentrismenggunaka flip PDF professional.
8. Strategi yang cocok digunakan dalam pembelajaran frasa eksosentris
9. Dosen sudah pernah atau tidak mengembangan modul pembelajaran frasaeksosentris.
10. Harapan dan masukan dosen terhadap pengembangan modul frasaeksosentris yang akan dibuat peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 208
186
Lampiran A2. Kisi-kisi Angket Pengalaman Awal Mahasiswa
KISI-KISI ANGKET PENGALAMAN AWAL MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
DALAMMEMAHAMI MATERI PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS
BAHASA INDONESIA
No Aspek yang Dinilai Kode IndikatorPenilaian
Pembelajaran Membaca Pemahaman
1. Urgensi mata kuliah sintaksis aspek frasaeksosentris
1
2. Keterampilan yang dimiliki dalam menganalisiskeberadaan frasa eksosentris
2
3. Strategi pembelajaran yang tepat dalampemahaman pembelajaran frasa eksosentris
3
4. Strategi pembelajaran yang tepatpembelajaranfrasa eksosentris
4
Penggunaan Modul Digital
5. Modul menggunaka flip PDF professionalmempermudah dalam pembelajaran
5
6. Kemenarikan modul menggunaka flip PDFprofessional dibandingkan dengan tercetak
6
7. Penggunaan modul menggunaka flip PDFprofessional memotivasi dalam pembelajaran
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 209
187
Lampiran A3. Kisi-kisi Angket Validasi oleh Dosen Pengampu dan Dosen Ahli
KISI-KISI VALIDASI MODUL PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRISOLEH DOSEN PENGAMPU DAN DOSEN AHLI
No AspekPenilaian Aspek yang Dinilai
NomorIndikatorPenilaian
1.KelayakanIsi/Materi
Kesesuaian materi dengan kompetensidan tujuan pembelajaran 1, 2
Kesesuaian tahapan/ sistematika 3, 4
Ketetapan pemilihan materi dalammodul
5, 6, 7, 8, 9,10,11
Penggunaan teori yang relevan 12
2.KelayakanPenyajian
Dukuangan penyajian dalam modul 13, 14, 15
Kerututan penyajian materi dalammodul dengan alur pemahamanmahasiswa 16
Sistematika penyajian materi dalamsetiap bab 17, 18, 19, 20
3.KelayakanBahasa
Kesesuaian bahasa dengan tingkatkemampuan mahasiswa 21, 22
Kesesuaian dan ketepatan diksi 23, 24
Kekoherensian antarkomponenpenyajian materi 25, 26
4.KelayakanKegrafikan
Kesesuaian fisik modul 27, 28
Kesesuaian tata pengetikan 29, 30
Pemanfaatan penggunaan gambar,tabel, dan ilustrasi dalam modul 31, 32, 31
Kelengkapan penggunaan gambar, table 34, 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 210
188
dan ilustrasi
5.KelayakanMedia
Pemakaian media 36, 37, 38
Kualitas tampilam Media 39, 40
Sumber: Diadopsi dari Direktorat Tenaga Kependidikan.2008.Penilisan Modul. Jakarta: DirektoratJendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasionaldengan perubahan seperlunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 211
189
Lampiran A4. Kisi-kisi Penilaian Desain Modul Pembelajaran FrasaEksosentris Bahasa Indonesia
KISI-KISI PENILAIAN DESAIN
MODUL PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS
OLEH DOSEN PENGAMPU DAN DOSEN AHLI
No Struktur Modul Aspek yang Dinilai Kode IndikatorPenilaian
1. Bagian Pembuka
Sampul Luar 1
Halaman Judul 2
Kata pengantar 3
Rasionalisasi 4
Petunjuk PenggunaanModul 5
Daftar Isi 6
Kolom Kompetensi danMateri Pembelajaran 7
2. Bagian Inti
Pendahuluan (KataMotivasi, tujuanpembelajaran, pete konsep)
8
Materi Pendahuluan 9
Materi Inti 10
Aktivitas 11
Latihan 12
Rangkuman 13
3. Bagian Penutup
Tes Formatif 14
Refleksi 15
Kunci Jawaban 16
Daftar Pustaka 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 212
190
Glosarium 18
Indeks 19
Biodata Penulis 20
sumber: Diadaptasi dari Penulisan Modul yang Diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan(2008:3-23) dengan penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 213
191
Lampiran B1. Hasil Transkip Wawancara Dosen Pengampu
HASIL TRANSKIP WAWANCARA DOSEN PENGAMPUMATA KULIAHSINTAKSIS UNTUK PENGEMBANGAN MODUL FRASA EKSOSENTRIS
BAHASA INDONESIA
NO Pertanyaan Jawaban
1. Menurut Bapak, apamanfaat modulmenggunaka flip PDFprofessional dalampembelajaran frasaeksosentris bagi dosen danmahasiswa?
Modul menggunaka flip PDF professionalakan membantu dosen dalam pembelajaranfrasa eksosentris. Mahasiswa juga akanterbantu dengan ada modul menggunaka flipPDF professional ini, karena sejauh inimahasiswa hanya menggunakan sumberkonvensional yang diramu oleh dosen.Modul menggunaka flip PDF professionaldisajikan kepada mahasiswa tentunya akanmenarik bagi mahasiswa. Jadi manfaatnyacukup tinggi.
2. Apakah ada referensimodul menggunaka flipPDF professional yangdigunakan?
Selama ini belum ada modul menggunakaflip PDF professional yang digunakan olehdosen sebagai referensi untuk pembelajaranfrasa eksosentris. Selama ini masihmenggunakan sumber-sumber konvensional.Dosen harus memilih sumber dalam rangkamenyiapkan materi pembelajaran danpenyusunan RPS.
3. Bagaimana cara mensiasatipembelajaran di kelas?
Modul menggunaka flip PDF professionalmerupakan salah satu media atau metodeuntuk memvariasi kegiatan pembelajaran.Jadi belum bisa menggantikan seluruhkegiatan di kelas.
4. Kriteria seperti apa yangharus terdapat pada suatumodul?
Modul diperuntukkan bagi mahasiswa agarbisa belajar secara mandiri. Modul tersebutharus mudah dipahami dari segi kebahasaan,simple, menarik. Menyesuaikan moduldengan tingkat usia penggunanya. Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 214
192
pastinya ada ilustrasi, jadi ilustrasinyadisesuaikan dengan orang yangmenggunaka, contohnya ada ilustrasi anakpakai dodot, ini jadi kurang elok. Contohnyalagi ada ilustrasi merokok di modul untukanak SD, itu sudah ngaur.
5. Apakah modulmenggunaka flip PDFprofessional dapatmembantu mahasiswadalam pemahaman frasaeksosentris?
Modul diperuntukkan bagi mahasiswa agarbisa belajar secara mandiri. Modul tersebutharus mudah dipahami dari segi kebahasaan,simple, menarik. Menyesuaikan moduldengan tingkat usia penggunanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 215
193
Lampiran B2.a1 Instrumen Angket Pengalaman Awal Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 216
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 217
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 218
196
Lampiran B2.a2 Instrumen Angket Pengalaman Awal Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 219
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 220
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 221
199
Lampiran B2.b Rekap Analisis Angket Pengalaman Awal Mahasiswa
REKAP ANALISIS
PENGALAMAN AWAL MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN FRASA EKSOSENTRIS BAHASA
INDONESIA
N
ONAMA NIM
BUTIR PERNYATAAN
1 2 3 4 5 6 7
1. Anggela Marici. Ahut 161224037 5 4 4 4 5 4 4
2. Bella Emelia. A 161224073 4 4 5 4 4 4 5
3. Bernadet Alexandra Priliandari 161224066 4 4 4 4 3 4 3
4. Brigita Erna P 161224025 4 4 4 4 5 5 5
5. Brigita Eka Wahyuningsih 161224020 4 4 4 4 3 4 3
6. Cindy Dwika Novandria 161224004 4 4 4 4 4 5 5
7. Clara Meilani 161224042 5 5 5 5 5 5 5
8. Dyah Lestari 161224027 4 4 4 4 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 222
200
9. Eka Avena 161224011 4 4 4 4 5 5 5
10. Erica Valentine Siboro 161224019 4 4 4 4 4 4 4
11. Hengki Yosua Pranata 161224041 4 4 4 4 5 5 4
12. Indah Julilestari 161224045 5 5 5 5 4 5 5
13. Julia Krisdayani 161224015 4 5 5 4 5 5 5
14. Leny Cristi Ocataviana 161224012 4 4 4 4 3 2 4
15. Lia Listiani 161224051 4 4 4 4 4 4 4
16. Lidwina Putri 161224048 5 5 5 5 4 4 4
17. Maria M.T.L 161224061 5 5 4 5 4 5 4
18. Paulina Desty Indah S. 161224052 4 4 4 4 4 4 4
19. Paulina Yoviani T. Bahagia 161224018 4 5 5 5 4 5 5
20. Priska Astri 161224038 5 4 4 5 5 4 4
21. Rini Hartawati 161224016 4 4 4 4 5 5 5
22. Romaina Eait Teresa 161224023 5 5 5 5 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 223
201
23. Seravina W.L 161224029 4 4 4 4 4 4 4
24. Theresia Nita Trisnawati 161224024 5 5 4 4 5 5 4
25. Yohana 161224059 4 4 4 4 5 2 3
26. Yolanda W. Herbelubun 161224060 4 4 4 2 2 2 4
Keterangan
Kategori Kepanjangan Bobot Nilai
SS Sangat setuju 5
S Setuju 4
TT Tidak tahu 3
TS Tidak setuju 2
STS Sangat tidak setuju 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 224
202
Lampiran B2.c Kategori Analisis Angket Pengalaman Awal Mahasiswa
KATEGORI ANALISIS
PENGALAMAN AWAL MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN SINTAKSIS ASPEK FRASA
EKSOSENTRIS BAHASA INDONESIA
Kode
Alternatif Jawaban
JumlahRespon-den
SkorJlhskor(∑)
JlhSkorIdeal
(X)
Jlh
SkorRend-ah
(Y)
% Kate-gori
5 4 3 2 1
SS S TT TS STS SS S TT TS STS
1. 8 18 0 0 0 26 40 72 0 0 0 112 130 26 86% sangatsetuju
2. 8 18 0 0 0 26 40 72 0 0 0 112 130 25 86% sangatsetuju
3. 7 19 0 0 0 26 35 76 0 0 0 111 130 26 85% sangatsetuju
4. 7 18 0 1 0 26 37 72 0 2 0 111 130 26 85% sangatsetuju
5. 9 13 3 1 0 26 45 52 9 2 0 108 130 26 83% sangatsetuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 225
203
Tabel KategoriInterval Skor PAP Menurut
Sukarjo Rentang Skor Hasil Penghutungan PAP Kategori
∑ >Xi + 1,80 SBi ∑ >104,98 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi 84,99< ∑≤104,98 Baik
Xi – 0,60 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi 65,004< ∑≤84,99 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < x ≤ Xi - ),60 SBi 45,01< ∑≤65,004 Kurang Baik
x ≤ Xi – 1,80 SBi ∑≤45,01 Sangat Kurang
6. 13 10 0 3 0 26 65 40 0 6 0 111 130 26 85% sangatsetuju
7. 11 11 3 1 0 26 55 44 9 2 0 110 130 26 82% sangatsetuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 226
204
Lampiran B2.d Rekapitulasi Komentar Angket Pengalaman Awal
Mahasiswa
REKAPITULASI KOLOM KOMENTAR
ANGKET ANALISIS PENGALAMAN AWAL
MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
DALAM PEMBELAJARAN SINTAKSIS ASPEK FRASA EKSOSENTRIS
No Pertanyaan Jawaban Jumlah Presentase
1.
Mahasiswamengalami kendaladalam memahamimateri frasaeksosentris bahasaIndonesia. Kendalaapa saja yangsering dihadapi?
Kesulitan dalammemahami frasaeksosentris dancontohnya
6 24%
Kendala dalammemahami kalimat yangterdapat frasaeksosentris
5 20%
Masih bingung dalammenganalisis frasaeksosentris
4 16%
Materi yangdisampaikan terlalu luas,sehingga membuatbingung memdedakanyadengan jenis frasa yanglain
3 12%
Materi kurang menarik 3 12%
Motivasi dalam belajarkurang jadi sulitmemahami materi frasaeksosentris
1 4%
Sering lupa saatmaterinya sudah berlalu 1 4%
Kurang teliti dalammenentukan frasaeksosentris
1 4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 227
205
Kurang contoh-contohyang memadai 1 4%
Total 25 100%
2.
Jika kami akanmembuat produkmodulmenggunaka flipPDFprofessionalmateri ajar, isifrasaeksosentris,modul sepertiapa yang andaharapkan.
Modul yang menarik 11 27,5%
Modul menggunaka flipPDF professional harussecara lengkap membahasmengenai frasa eksosentris
7 17,5%
Mempermudah mahasiswadalam memahami materi 6 15%
Modulnya terdapat contoh-contoh yang banyak 4 10%
Modul menggunaka flipPDF professional harusmampu menumbuhkansemangat para mahasiswadalam kegiatanpembelajaran
3 7,5%
Penggunaan bahasa dalammodul harus dapat dipahamipembaca
3 7,5%
Modul dapat digunakandimana saja 2 5%
Terdapat latihan-latihan soaldan pembahasanya 2 5%
Banyak gambar 1 2,5%
Tidak terlalu banyak tulisan 1 2,5%
Total 40 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 228
206
Lampiran B2.e Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 229
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 230
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 231
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 232
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 233
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 234
212
Lampiran B2.f Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 1
HASIL AKUMULASI VALIDASI DESAIN MODUL FRASA
EKSOSENTRIS OLEH AHLI 1
No INDIKATOR PENILAIAN SKOR
1. Sampul luar modul menarik dan mencerminkan isi modul. 4
2. Halaman judul menarik dan memberikan gambaran tentang isi. 4
3. Kata pengantar dapat mengantarkan pembaca kepada isi atau uraian
modul.
5
4. Rasionalisasi dapat memberikan informasi mengenai latar belakang,
tujuan, dan deskripsi modul.
4
5. Petunjuk penggunaan modul dapat membantu mahasiswa dan dosen
dalam menggunakan modul secara efektif.
4
6. Daftar isi menyajikan topik-topik yang akan dibahas 4
7. Kolom kompetensi, dan tujuan pembelajaran dapat membantu
mahasiswa dan dosen dalam memahami hal yang harus dikuasai.
5
8. Pendahulaun setiap bab memuat kata-kata motivasi, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dan peta informasi/pete konsep.
4
9. Materi pendahuluan pada setiap bab memberikan gamabaran umum
materi pembelajaran.
4
10. Materi inti pada setiap bab (bab 1 dan bab 2) diuraikan secara
terperinci.
4
11. Aktifitas pada setiap materi membantu mahasiswa untuk lebih
memperdalam materi frasa eksosentris.
4
12. Latihan pada setiap bab sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. 5
13. Rangkuman setiap bab tepat pada hal-hal-hal penting dari materi
yang disampaikan.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 235
213
14. Tes formatif tepat mengukur kemampuam mahasiswa dalam
menguasai materi yang telah dipelajari pada setiap bab.
4
15. Refleksi pada setiap bab mencerminkan perasaan, pengalaman, dan
berbagai kesualian yang dihadapi mahasiswa.
4
16. Kunci Jawaban dapat membantu mahasiswa untuk mengoreksi
secara mandiri baik aktivtas, latihan,
dan tes formatif.
5
17. Daftar pustaka memenuhi rujukan-rujukan untuk mempelajari lebih
jauh tentang informasi yang dikutip dalam modul.
4
18. Glosarium memuat defenisi-defenisi konsep yang dibahasa materi
yang terdapat pada modul
5
19. Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di
mana istilah tersebut dapat ditemukan
5
20. Biodata penulis memuat informasi tentang penulis modul digital
frasa eksosentris bahasa Indonesia
4
Jumlah 87
Rata-rata 4,20
Presentase 87%
KategoriSangat
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 236
214
Lampiran B2.g Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 237
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 238
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 239
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 240
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 241
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 242
220
Lampiran B2.h Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 2
HASIL AKUMULASI VALIDASI DESAIN MODUL FRASAEKSOSENTRIS OLEH AHLI 2
No INDIKATOR PENILAIAN SKOR
1. Sampul luar modul menarik dan mencerminkan isimodul.
4
2. Halaman judul menarik dan memberikan gambarantentang isi.
4
3. Kata pengantar dapat mengantarkan pembaca kepada isiatau uraian modul.
4
4. Rasionalisasi dapat memberikan informasi mengenai latarbelakang, tujuan, dan deskripsi modul.
4
5. Petunjuk penggunaan modul dapat membantu mahasiswadan dosen dalam menggunakan modul secara efektif.
4
6. Daftar isi menyajikan topik-topik yang akan dibahas 4
7. Kolom kompetensi, dan tujuan pembelajaran dapatmembantu mahasiswa dan dosen dalam memahami halyang harus dikuasai.
4
8. Pendahulaun setiap bab memuat kata-kata motivasi,tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan petainformasi/pete konsep.
4
9. Materi pendahuluan pada setiap bab memberikangamabaran umum materi pembelajaran.
4
10. Materi inti pada setiap bab (bab 1 dan bab 2) diuraikansecara terperinci.
4
11. Aktifitas pada setiap materi membantu mahasiswa untuklebih memperdalam materi frasa eksosentris.
4
12. Latihan pada setiap bab sesuai dengan kompetensi yangdiharapkan.
4
13. Rangkuman setiap bab tepat pada hal-hal-hal penting darimateri yang disampaikan.
4
14. Tes formatif tepat mengukur kemampuam mahasiswadalam menguasai materi yang telah dipelajari pada setiapbab.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 243
221
15. Refleksi pada setiap bab mencerminkan perasaan,pengalaman, dan berbagai kesualian yang dihadapimahasiswa.
4
16. Kunci Jawaban dapat membantu mahasiswa untukmengoreksi secara mandiri baik aktivtas, latihan,dan tes formatif.
4
17. Daftar pustaka memenuhi rujukan-rujukan untukmempelajari lebih jauh tentang informasi yang dikutipdalam modul.
4
18. Glosarium memuat defenisi-defenisi konsep yangdibahasa materi yang terdapat pada modul
4
19. Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul sertahalaman di mana istilah tersebut dapat ditemukan
4
20. Biodata penulis memuat informasi tentang penulis moduldigital frasa eksosentris bahasa Indonesia
4
Jumlah 80
Rata-rata 4
Presentase 80%
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 244
222
Lampiran B2.i Hasil Validasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 245
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 246
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 247
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 248
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 249
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 250
228
Lampiran B2.j Hasil Akumulasi Desain Modul Oleh Dosen Ahli 3
HASIL AKUMULASI VALIDASI DESAIN MODUL FRASA
EKSOSENTRIS OLEH AHLI 3
No INDIKATOR PENILAIAN SKOR
1. Sampul luar modul menarik dan mencerminkan isi modul. 4
2. Halaman judul menarik dan memberikan gambaran tentang isi. 3
3. Kata pengantar dapat mengantarkan pembaca kepada isi atau
uraian modul.4
4. Rasionalisasi dapat memberikan informasi mengenai latar
belakang, tujuan, dan deskripsi modul.3
5. Petunjuk penggunaan modul dapat membantu mahasiswa dan
dosen dalam menggunakan modul secara efektif.2
6. Daftar isi menyajikan topik-topik yang akan dibahas 4
7. Kolom kompetensi, dan tujuan pembelajaran dapat membantu
mahasiswa dan dosen dalam memahami hal yang harus
dikuasai.
4
8. Pendahulaun setiap bab memuat kata-kata motivasi, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dan peta informasi/pete
konsep.
4
9. Materi pendahuluan pada setiap bab memberikan gamabaran
umum materi pembelajaran.4
10. Materi inti pada setiap bab (bab 1 dan bab 2) diuraikan secara
terperinci.4
11. Aktifitas pada setiap materi membantu mahasiswa untuk lebih
memperdalam materi frasa eksosentris.4
12. Latihan pada setiap bab sesuai dengan kompetensi yang 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 251
229
diharapkan.
13. Rangkuman setiap bab tepat pada hal-hal-hal penting dari
materi yang disampaikan.4
14. Tes formatif tepat mengukur kemampuam mahasiswa dalam
menguasai materi yang telah dipelajari pada setiap bab.4
15. Refleksi pada setiap bab mencerminkan perasaan, pengalaman,
dan berbagai kesualian yang dihadapi mahasiswa.3
16. Kunci Jawaban dapat membantu mahasiswa untuk mengoreksi
secara mandiri baik aktivtas, latihan,
dan tes formatif.
4
17. Daftar pustaka memenuhi rujukan-rujukan untuk mempelajari
lebih jauh tentang informasi yang dikutip dalam modul.4
18. Glosarium memuat defenisi-defenisi konsep yang dibahasa
materi yang terdapat pada modul4
19. Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta
halaman di mana istilah tersebut dapat ditemukan3
20. Biodata penulis memuat informasi tentang penulis modul
digital frasa eksosentris bahasa Indonesia4
Jumlah 74
Rata-rata 3,7
Presentase 74%
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 252
230
Lampiran B3. a.i Hasil Angket Validasi Modul oleh Dosen Ahli 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 253
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 254
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 255
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 256
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 257
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 258
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 259
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 260
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 261
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 262
240
Lampiran B3. a.ii Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Dosen Ahli 1
REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL OLEH DOSEN AHLI 1
Nomor
Butir
soal
Alternatif Jawabanskor
Juml
ah
skor
(∑)
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
Aspek Kelayakan isi
1. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
5. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
7. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
8. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
9. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
12. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
JUMLAH 51
SKOR RATA-RATA 4,25
PERSENTASE 85%
KATEGORI Sang
at
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 263
241
baik
Aspek Kelayakan Penilaian/Penyajian
13. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
15. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
16. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
19. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
JUMLAH 28
SKOR RATA-RATA 3.5
PERSENTASE 70%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
21. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
22. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
23. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
24. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
25. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
26. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 24
SKOR RATA-RATA 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 264
242
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
27. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
28. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
30. 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
31. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
33. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
34. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
35. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 39
SKOR RATA-RATA 4,33
PERSENTASE 86,6
KATEGORI
Sang
at
baik
Kelayakan Media
36. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
38. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 265
243
JUMLAH 20
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 266
244
Lampiran B3. a.iii Hasil Angket Validasi Modul oleh Dosen Ahli 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 267
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 268
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 269
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 270
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 271
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 272
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 273
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 274
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 275
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 276
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 277
255
Lampiran B3.a.iv Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Dosen Ahli 2
REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL OLEH DOSEN AHLI 2
NomorButirsoal
Alternatif Jawabanskor
Jumlahskor(∑)
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
Aspek Kelayakan isi
1. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 48
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Penilaian/Penyajian
13. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 278
256
16. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
19. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 32
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
21. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
22. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
23. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
24. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
25. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
26. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 24
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
27. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
30. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
31. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 279
257
32. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
33. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
34. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
35. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 36
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
Kelayakan Media
36. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
38. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 20
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 280
258
Lampiran B3.a.v Hasil Angket Validasi Modul oleh Dosen Ahli 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 281
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 282
260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 283
261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 284
262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 285
263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 286
264
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 287
265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 288
266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 289
267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 290
268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 291
269
Lampiran B3.a.vi Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Dosen Ahli 3
REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL OLEH DOSEN AHLI 3
NomorButirsoal
Alternatif Jawabanskor
Jumlahskor(∑)
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
Aspek Kelayakan isi
1. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
6. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
8. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
11. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
12. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 43
SKOR RATA-RATA 3,59
PERSENTASE 71.67%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Penilaian/Penyajian
13. 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 3
14. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 292
270
15. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17. 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 3
18. 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 3
19. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 29
SKOR RATA-RATA 3,63
PERSENTASE 72,5%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
21. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
22. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
23. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
24. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
25. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
26. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 21
SKOR RATA-RATA 3,5
PERSENTASE 70%
KATEGORI Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
27. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 293
271
30. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
31. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
33. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
34. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
35. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
JUMLAH 31
SKOR RATA-RATA 3,44
PERSENTASE 69%
KATEGORI Baik
Kelayakan Media
36. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
38. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39. 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40. 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
JUMLAH 29
SKOR RATA-RATA 3,8
PERSENTASE 78%
KATEGORI Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 294
272
Lampiran B4 Gambar Sebagian BagianProduk Frasa Eksosentris Bahasa
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 295
273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 296
274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 297
275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 298
276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 299
277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 300
278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 301
279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 302
280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI