-
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN
KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS
KLEPU SLEMAN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
ALOISIA RANI MEITA P
101134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN
KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS
KLEPU SLEMAN
Skripsi
DiajukanUntukMelengkapi Salah SatuSyarat
MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
DisusunOleh :
ALOISIA RANI MEITA P.
101134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Juni 2014
Penulis
Aloisia Rani Meita P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan untuk
:
Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu memberkati dan
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kedua orang tua yang telah memberi dukungan dan semangat agar
saya
dapat menyelesaikan kuliah ini dengan baik dan tepat waktu.
Kakak dan adik yang selalu membantu dan memberikan semangat
pula
untuk saya agar selalu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Sahabat-sabahatku Maria Erika, Febrieny Wulandari, dan Maria
Wanti
yang selalu berjuang bersama-sama menyelesaikan skripsi ini dan
selalu
memberikan semangat kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
MOTTO
Proses merupakan langkah awal mendapatkan
sebuah hasil yang terbaik.
Pengalaman akan berguna untuk kehidupan kita
tanpa kita sadari.
Berjuang itu penting daripada mencari kemudahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma :
Nama : Aloisia Rani Meita Prasetianingsih
NIM : 101134066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN
KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS KLEPU
SLEMAN.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis
tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti
kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 12 Juni 2014
Yang menyatakan,
Aloisia Rani Meita P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Sikap Toleransi Dan Kemampuan Kognitif
Penjumlahan
Pecahan Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman
Studi Kasus pada Peningkatan Sikap Toleransi dan Kemampuan
Kognitif Siswa
Kelas V SD Kanisius Klepu Tahun Ajaran 2013/1014
Aloisia Rani Meita P.
UniversitasSanata Dharma
2014
Latar belakang masalah penelitian ini kurangnya sikap toleransi
dan
pemahaman mengenai pecahan. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk
mendeskripsikan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat
meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif mata
pelajaran matematika
materi penjumlahan pecahan siswa kelas V SD Kanisius Klepu
semester genap
tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
menggunakan
model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dua siklus,
setiap siklus
terdiri tiga tahap yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan,
serta refleksi.
Model Kemmis dan Taggart mempunyai ciri khas menggabungkan
tindakan dan
pengamatan menjadi satu tahapan. Teknik pengumpulan data
menggunakan
pengamatan, kuesioner, penilaian diri, dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
modelpembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap toleransi dan
kemampuan
kognitif materi penjumlahan pecahan.Sikap toleransi siswa semula
memiliki rata-
rata nilai sebesar 65 termasuk kategori sedang, dan diakhir
siklus rata-rata nilai
sikap toleransi yaitu 82 termasuk kategori sangat tinggi.
Peningkatan nilai rata-
rata dari kondisi awal ke akhir siklus sebesar 23. Kemampuan
kognitif siswa
semula memiliki rata-rata nilai ulangan 67,5dan diakhir siklus
rata-rata nilai
ulangan siswa yaitu 86. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan
kognitif dari
kondisi awal ke akhir siklus sebesar 19. Kondisi awal persentase
siswa yang
mencapai KKM 58%, diakhir siklus persentase siswa yang mencapai
KKM 93%.
Peningkatan persentase siswa yang mencapai KKM dari kondisi awal
ke akhir
siklus sebesar 35%.
Kata kunci : sikap toleransi, kemampuan kognitif, penjumlahan
pecahan,
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
The Use Cooperative LearningModel Type STAD to Improve Tolerance
and
Cognitive Ability in Addtion Fraction of the Fifth Grade
Students at
Kanisius Klepu Elementary School of Sleman
The case study to increase Tolerance and Cognitive Abilityof the
Fifth Grade
Students at Kanisius Klepu Elementary School of Sleman academic
year of
2013/2014
Aloisia Rani Meita P.
Universitas Sanata Dharma
2014
The background of this research problem was the lack of
tolerance and
understanding fractions. Therefore, this research aimed to
describe the use of
cooperative learning type STAD can increase tolerance and
cognitive ability as
mathematics material addtion fractions of the fifth grade
students at Kanisius
Klepu Elementary School in even semester of the academic year of
2013/2014.
This research was a classroom action research which used Kemmis
and
Taggart model. This research was conducted in two cycles. Each
cycle is
consistedof three stages: planning, action and observation, also
reflection. Model
Kemmis and Taggart have a characteristic combining action and
observation into
a single stage. The data collection technique used observations,
questionnaires,
self-assessment and tests.
The result of the research showed that the use ofcooperative
learning
model of STAD type can improve tolerance and cognitive ability
of addtion
fractions material. The attitude of tolerance studentsinitially
has the mean score of
61 included in medium category and the last cycle, average score
was 82,
included in very high category. An increase in the average value
of the initial
conditions to the last cycle was 23. The students’ cognitive
ability initially has the
mean score of 67 in daily tests and the last cycle, the mean
score of the students
was 86. An increase in average value cognitive ability of the
initially conditions to
the last cycle was 19. The initial conditions the percentage of
the students who
reached KKM was 58% and the las tcycle, the percentage
ofstudents who reached
KKM was 93%. An increase in the percentage students who reached
KKM of the
initial conditions to the last cycle was 35 %.
Keywords: tolerance, cognitive ability, addtion fractions,
cooperative
learning type Student TeamAchievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi dengan
judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STADuntuk
Meningkatkan Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Penjumlahan
Pecahan
Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahawa tanpa bimbingan, bantuan, dan dorongan
dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena
pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., Ketua
Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Dra Haniek S.P., M.Pd., dosen pembimbing I yang telah
membimbing
dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing
II yang telah
membimbing dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan
melayani kami.
6. Bapak A. Yance Eko Sutopo, S.Pd, Kepala SD Kanisius Klepu
yang telah
mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di SD Kanisius
Klepu.
7. Bapak Sri Mantoro, S.Pd., Guru Kelas V SD Kanisius Klepu yang
telah
mendukung terlaksananya penelitian.
8. Ibu Nimas Palmasari, S.Pd., Guru kelas IV SD Kanisius Klepu
yang telah
membantu mempersiapkan pelaksanaan penelitian.
9. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
10. Maria Erika, Febrieny Wulandari, Maria Wanti, dan Fx. Candra
Dwi P.
sebagai sahabat yang selalu memberikan semangat dan dukungan
untuk
menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak bisa penulis
sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas
Sanata Dharma.
Yogyakarta, 12 Juni 2014
Penulis
Aloisia Rani Meita P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN
............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
.........................................................................
iv
MOTTO
..............................................................................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
........................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
............................. vii
ABSTRAK
.........................................................................................................
viii
ABSTRACT
.......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR
........................................................................................
x
DAFTAR ISI
......................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
..............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
......................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
.........................................................................
1
B. Pembatasan Masalah
..............................................................................
6
C. Rumusan Masalah
..................................................................................
7
D. Pemecahan Masalah
...............................................................................
7
E. Batasan Pengertian
.................................................................................
8
F. Tujuan Penelitian
....................................................................................
9
G. Manfaat Hasil Penelitian
........................................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
.............................................................................
11
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement
Division (STAD)
....................................................................................
11
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
............................. 11
2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
............................ 12
3. Persiapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
.............................. 15
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
................. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
5. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
............................. 19
6. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
.......................... 20
B. Ranah Kemampuan yang Dicapai Siswa dalam Kegiatan
Pembelajaran
....................................................
........................................
21
1. Ranah Kognitif
.....................................................................................
21
2. Ranah Afektif
.......................................................................................
24
3. Ranah Psikomotorik
.............................................................................
25
C. Hakikat Toleransi
...................................................................................
25
1. Pengertian Sikap Toleransi
...............................................................
25
2. Karakteristik Sikap Toleransi
............................................................ 26
D. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
.......................................... 27
1. Hakikat Pembelajaran Matematika
................................................... 27
2. Karakteristik Matematika
..................................................................
28
3. Tujuan Matematika
...........................................................................
30
4. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
................................ 31
5. Pecahan
.............................................................................................
32
E. Hasil Penelitian yang Relevan
................................................................
35
F. Kerangka Berpikir
..................................................................................
38
G. Hipotesis Tindakan
.................................................................................
40
BAB III METODE PENELITIAN
.....................................................................
64 41
A. Jenis Penelitian
.......................................................................................
41
B. Setting Penelitian
....................................................................................
44
1. Waktu Penelitian
...............................................................................
44
2. Subjek Penelitian
...............................................................................
44
3. Objek Penelitian
................................................................................
44
4. Tempat Penelitian
..............................................................................
44
C. Rencana Penelitian
.................................................................................
45
1. Persiapan
..........................................................................................
45
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
...................................................... 46
3. Pengamatan
.......................................................................................
55
4. Refleksi
.............................................................................................
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
D. Teknik Pengumpulan Data
.....................................................................
57
1. Variabel Indikator Keberhasilan
...................................................... 57
2. Pengumpulan Data
...........................................................................
59
E. Instrumen Penelitian
...............................................................................
63
1. Instrumen Sikap Toleransi
...............................................................
63
2. Instrumen Kemampuan Kognitif
..................................................... 68
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian
...................................... 71
1. Validitas
...........................................................................................
71
2. Reliabilitas
.......................................................................................
77
G. Teknik Analisis Data
..............................................................................
78
1. Analisis Data Sikap Toleransi
.......................................................... 78
2. Analisis Data Kemampuan Kognitif
................................................ 81
H. Kriteria Keberhasilan
.............................................................................
82
1. Kriteria Keberhasilan Sikap Toleransi
............................................. 82
2. Kriteria Keberhasilan Kemampuan Kognitif
................................... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
................................... 84
A. Data Kondisi Awal
.................................................................................
84
1. Sikap Toleransi Siswa
.....................................................................
84
2. Kemampuan Kognitif Siswa
........................................................... 86
B. Deskripsi Pelaksanaan Setiap Siklus
..................................................... 87
1. Siklus I
............................................................................................
88
2. Siklus II
...........................................................................................
98
C. Hasil Penelitian
......................................................................................
107
1. Siklus I
.............................................................................................
107
2. Siklus II
............................................................................................
110
D.
Pembahasan............................................................................................
112
1. Peningkatan Sikap Toleransi Siswa
................................................. 113
2. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa
....................................... 117
BAB V PENUTUP
............................................................................................
123
A. Kesimpulan
............................................................................................
123
B. Keterbatasan Penelitian
..........................................................................
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
C. Saran
......................................................................................................
124
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................
126
LAMPIRAN
......................................................................................................
129
BIODATA PENULIS
........................................................................................
328
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Materi Penjumlahan Pecahan
............................. 3
Tabel 2.1 Perhitungan Skor Perkembangan
....................................................... 13
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok
........................................................ 16
Tabel 2.3 Contoh Pembagian Siswa ke dalam Tim
............................................ 17
Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2006
........... 32
Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumen
...................................................... 57
Tabel 3.2 Pemberian Skor Pengamatan
..............................................................
64
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pengamatan Sikap Toleransi
............................................... 64
Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert
.....................................................................
65
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Toleransi
.................................................. 66
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Penilaian Diri Sikap Toleransi
............................................ 67
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I
.......................................................... 68
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II
........................................................ 69
Tabel 3.9 Penskoran Soal Uraian Objektif
......................................................... 70
Tabel 3.10 Rincian Penskoran Soal Evaluasi
...................................................... 71
Tabel 3.11 Pedoman PAP II
................................................................................
73
Tabel 3.12 Koefisien Reliabilitas
........................................................................
77
Tabel 3.13 Perhitungan PAP II
...........................................................................
78
Tabel 3.14 Kategori Sikap Toleransi Siswa
........................................................ 79
Tabel 3.15 Kriteria Keberhasilan Sikap Toleransi
.............................................. 82
Tabel 3.16 Kriteria Keberhasilan Kemampuan Kognitif
.................................... 83
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Sikap Toleransi Siswa
........................................ 85
Tabel 4.2 Rekap Nilai Ulangan Matematika Materi Penjumlahan
Berbagai
Bentuk Pecahan pada Tahun 2011/2012 dan
2012/2013.................... 86
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
............................................................ 88
Tabel 4.4 Hasil Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siklus I
................. 97
Tabel 4.5 Hasil Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siklus II
................ 105
Tabel 4.6 Sikap Toleransi Siswa Siklus I
........................................................... 107
Tabel 4.7 Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I
................................................. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
Tabel 4.8 Sikap Toleransi Siswa Siklus II
.......................................................... 110
Tabel 4.9 Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II
................................................ 111
Tabel 4.10 Rata-rata Sikap Toleransi Siswa
....................................................... 113
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Ulangan Siswa Kelas V
...................................... 118
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penelitian
............................................................
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Pecahan............................................................................................
33
Gambar 2.2 Langkah Pertama Operasi Hitung Pecahan dengan Media
Kertas .. 34
Gambar 2.3 Langkah Kedua Operasi Hitung Pecahan dengan Media
Kertas .... 34
Gambar 2.4 Bagan Literatur Map Penelitian-penelitian Relevan
....................... 37
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
.................................................... 42
Gambar 4.1 Peningkatan Sikap Toleransi Siswa
................................................ 114
Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan Kognitif
Siswa....................................... 118
Gambar 4.3 Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
.......................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran
...........................................................................................
129
Lampiran 2 a RPP Siklus I
.......................................................................................................
138
b RPP Siklus II
.....................................................................................................
156
Lampiran 3 a Penlaian Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua
Siklus
I dan Siklus II
....................................................................................................
173
b Penilaian Pertemuan Ketiga Siklus I dan Siklus II
............................................ 178
Lampiran 4 a Rangkuman Materi Siklus I
...............................................................................
181
b Rangkuman Materi Sikus II
..............................................................................
185
Lampiran 5 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1
............................................. 189
b Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1
....................................................... 193
c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 1
........................................ 195
d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 1
.................................... 196
Lampiran 6 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2
............................................. 197
b Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2
....................................................... 200
c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 2
........................................ 203
d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 2
.................................... 204
Lampiran 7 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1
........................................... 205
b Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1
...................................................... 209
c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan
1....................................... 212
d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan 1
.................................. 213
Lampiran 8 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2
........................................... 215
b Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2
...................................................... 220
c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan
2....................................... 223
d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan 2
.................................. 224
Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I
...........................................................................................
226
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II
.........................................................................................
231
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Evaluasi
...............................................................................
238
Lampiran 12 Pembagian Kelompok STAD
...............................................................................
243
Lampiran 13 Sertifikat Penghargaan Tim
..................................................................................
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
Lampiran 14 a Lembar Pengamatan Sikap Toleransi siswa
...................................................... 247
b Lembar Kuesioner Sikap Toleransi siswa
......................................................... 249
c Lembar Penilaian diri Sikap Toleransi siswa
.................................................... 252
Lampiran 15 a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Uji Validasi Siklus I
.................................................... 254
b Data Uji Validasi Soal Siklus I
..........................................................................
255
c Rekap Hasil Penghitungan Uji Validasi Siklus I
............................................... 258
Lampiran 16 a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Uji Validasi Siklus II
................................................... 260
b Data Uji Validasi Soal Siklus II
........................................................................
261
c Rekap Hasil Penghitungan Uji Validasi Siklus II
............................................. 264
Lampiran 17 a Data Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I
...................................................... 266
b Hasil Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Soal Siklus I
...................................... 269
Lampiran 18 a Data Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II
..................................................... 270
b Hasil Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Soal Siklus II
.................................... 272
Lampiran 19 a Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran
..................................................... 273
b Isian Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
.................................................... 276
c Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
........................................ 279
Lampiran 20 a Instrumen Validasi Lembar Pengamatan
........................................................... 280
b Isian Hasil Validasi Lembar
Pengamatan..........................................................
281
c Rangkuman Hasil Validasi Lembar Pengamatan
.............................................. 282
Lampiran 21 a Instrumen Validasi Lembar Kuesioner
..............................................................
283
b Isian Hasil Validasi Lembar Kuesioner
.............................................................
285
c Rangkuman Hasil Validasi Lembar Kuesioner
................................................. 287
Lampiran 22 a Instrumen Validasi Lembar Penilian Diri
.......................................................... 288
b Isian Hasil Validasi Lembar Penilian
Diri.........................................................
289
c Rangkuman Hasil Validasi Lembar Penilian Diri
............................................. 290
Lampiran 23 a Instrumen Validasi Soal Evaluasi
......................................................................
291
b Isian Hasil Validasi Soal Evaluasi
.....................................................................
292
c Rangkuman Hasil Validasi Soal Evaluasi
......................................................... 293
Lampiran 24 a Data Kondisi Awal Hasil Pengamatan Sikap
Toleransi
Siswa..................................................................................................................
294
bData Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus I 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xxi
c Data Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus I
Pertemuan 2
....................................................................................................
296
d Data Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus II
Pertemuan 1
....................................................................................................
297
e Data Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus I
Pertemuan 2
....................................................................................................
344
298
Lampiran 25 Skor Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa
.................................................... 299
Lampiran 26 a Data Kondisi Awal Hasil Kuesioner Sikap Toleransi
...................................... 300
b Data Hasil Kuesioner Sikap Toleransi Siswa Siklus
I...................................... 301
c Data Hasil Kuesioner Sikap Toleransi Siswa Siklus II
.................................... 302
Lampiran 27 Skor Hasil Kuesioner Sikap Toleransi Siswa
....................................................... 303
Lampiran 28 a Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Kondisi
Awal ................................. 304
b Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus I Pertemu
an Pertama
.........................................................................................................
305
c Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus I
Pertemu-
an Kedua
............................................................................................................
306
d Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus II Perte-
muan Pertama
....................................................................................................
307
e Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus II
Pertemu
an Kedua
............................................................................................................
308
Lampiran 29 Hasil Akhir Penilaian Diri Sikap Toleransi
.......................................................... 309
Lampiran 30 a Nilai Ulangan Siswa Kelas V Tahun Ajaran 2011/2012
................................... 310
b Nilai Ulangan Siswa Kelas V Tahun Ajaran 2012/2013
................................... 311
Lampiran 31 a Hasil Penilaian Kemampuan Kognitif Siklus I
.................................................. 312
b Hasil Penilaian Kemampuan Kognitif Siklus II
................................................ 315
Lampiran 32 a Poin Perkembangan Siswa Siklus I
...................................................................
318
b Poin Perkembangan Siswa Siklus II
..................................................................
321
Lampiran 33 Dokumentasi
.........................................................................................................
324
Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian
..............................................................................................
326
Lampiran 35 Surat Telah Melakukan
Penelitian........................................................................
327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tujuh hal yaitu latar belakang
masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan
pengertian,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang penting
dalam
perannya mengembangkan potensi anak. Hal ini sesuai dengan
kurikulum yang
diterapkan di Indonesia dimana mata pelajaran matematika telah
diberikan sejak
sekolah dasar. Kompetensi yang harus dikuasai anak di sekolah
dasar yaitu
berkaitan dengan bilangan, pengukuran, dan pengolahan data yang
tercantum
dalam standar kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP).
Melalui mata pelajaran matematika, anak diharapkan memiliki
kemampuan
untuk berpikir logis, analitis, sistematis, krisis, kreatif, dan
kemampuan bekerja
sama (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 240). Hal ini dapat terwujud
jika
pelaksanaan pembelajaran guru tepat dalam memilih metode atau
model
pembelajaran yang digunakan. Guru juga dapat menumbuhkan
sikap-sikap positif
untuk perkembangan anak jika kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan
menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat untuk mata
pelajaran
matematika. Sikap-sikap positif yang dapat ditumbuhkan seperti
pantang
menyerah, disiplin, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
teliti, dan tanggung
jawab dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan saling
menghargai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika
harus
dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh guru. Guru juga harus
cerdas dan
kreatif dalam membantu siswa memahami konsep matematika yang
dapat
dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang sering dijumpai siswa
setiap
harinya. Guru juga hendaknya memilih berbagai variasi
pendekatan, strategi,
metode yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan situasi
kelas. Guru
dalam memilih baik atau tidaknya model pembelajaran akan
tergantung tujuan
pembelajaran, kesesuaian materi ajar, tingkat kecerdasan siswa,
kemampuan guru
serta memaksimalkan sumber belajar yang ada (Daryanto dan
Rahardjo, 2012
:240). Hal ini perlu supaya siswa dapat memahami materi dengan
baik dan tidak
mengalami kesulitan yang besar. Materi mata pelajaran matematika
bersifat
abstrak untuk siswa di sekolah dasar karena perkembangan
kognitif siswa usia
sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit atau masih
membutuhkan
hal-hal yang nyata atau konkrit.
Mata pelajaran matematika juga membutuhkan ketelitian dalam
menyelesaikan setiap persoalan, memiliki materi yang abstrak,
atau cara guru
menyampaian materi kurang jelas dapat membuat siswa mengalami
kesulitan
mata pelajaran ini. Permasalahan ini juga saya jumpai di SD
Kanisius Klepu
ketika peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V pada
hari Senin
tanggal 21 Oktober 2013. Siswa kelas V SD Kanisius Klepu lebih
kesulitan pada
mata pelajaran matematika khususnya materi pecahan baik
penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini didukung dengan
nilai
matematika materi penjumlahan pecahan siswa kelas V tahun
2011/2012 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
2012/2013 yang menunjukkan lebih dari lima siswa tidak mencapai
Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) di setiap tahun ajaran. Nilai mata
pelajaran
matetmatika dua tahun terakhir yang dapat dilihat pada Tabel 1.1
berikut.
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Mata Pelajaran Matematika Materi
Pecahan Kelas V SD Kanisius Klepu
Tahun
Pelajaran KKM
Nilai
Rata-Rata
Kelas
Ketuntasan Jumlah
Siswa Ya Tidak
2011/2012 60 68 57,57%
(19 siswa)
43,43%
(14 siswa) 33
2012/2013 60 67 58,62%
(17 siswa)
41,37%
(12 siswa) 29
Rata-rata total 68 58,06%
(36 siswa)
41,93%
(26 siswa) 62
Sumber : daftar nilai siswa kelas V SD Kanisius Klepu Sleman
Data kondisi awal Tabel 1.1, nilai rata-rata materi pecahan di
dua tahun
terakhir di SD Kanisius memiliki tingkat ketuntasan yang masih
kategori rendah.
Siswa yang tidak tuntas pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak
51,51% dari 33
siswa. Tahun ajaran 2012/2013, siswa yang tidak tuntas 51,72%
dari 29 siswa.
Kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran matematika di
SD Kanisius
Klepu yaitu 60.
Peneliti juga melakukan observasi di kelas V SD Kanisius Klepu
saat mata
pelajaran matematika pada hari Senin, 21 Oktober 2013. Peneliti
mendapatkan
hasil observasi belum optimalnya sikap toleransi antar siswa
kelas V SD Kanisius
Klepu. Siswa kelas V SD Kanisius Klepu antusias dalam belajar
akan tetapi siswa
cenderung tidak menghormati guru karena ketika guru menjelaskan
ada beberapa
siswa yang tidak mau mendengarkan bahkan suara guru kalah dengan
suara siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
yang asyik berbicara. Ketika siswa diminta untuk berkelompok,
siswa
menentukan sendiri anggota kelompok yaitu teman bermain atau
teman di sekitar
tempat duduk. Siswa yang menentukan kelompok sendiri menunjukkan
bahwa
setiap kelompok terdiri dari anggota yang sesama gender dan
beberapa kelompok
beranggotakan siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang
rendah. Ketika
berdiskusi, siswa yang menonjol dikelas atau siswa yang pintar
di kelompok
tersebut yang menguasai diskusi dan mengambil setiap keputusan.
Di kelas V SD
Kanisius Klepu juga terdapat satu siswa yang dikucilkan karena
siswa tersebut
dianggap nakal dan menyebalkan oleh siswa.
Toleransi adalah sikap saling menghargai perbedaan di lingkungan
sekitar
(Suyadi, 2013: 66). Manusia di kehidupan ini mengalami
perbedaaan antar
masing-masing individu maka sikap saling menghargai perbedaan
harus
ditanamkan sejak dini supaya dapat memiliki sikap toleransi.
Perbedaan yang
sering dialami oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah
perbedaan
tingkat kemampuan masing-masing siswa, perbedaan bakat,
perbedaan sikap,
perbedaan jenis kelamin dan perbedaan pendapat ketika
berdiskusi. Perbedaan-
perbedaan inilah harus diberi perhatian khusus oleh guru agar
antar siswa dapat
terjalin toleransi atau saling menghargai dengan baik. Hasil
perolehan kondisi
awal yang diambil menggunakan pengamatan, kuesioner, dan
penilaian diri
tentang sikap toleransi diperoleh rata-rata nilai 61 dan
termasuk pada kategori
sedang. Alat pengumpulan data untuk sikap toleransi berdasarkan
lima indikator
sikap toleransi pertama menghargai siswa yang mengalami
kesulitan; kedua saling
menghargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya,
kemampuan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
ketiga dapat menerima hal-hal berbeda dengan yang dipercayai;
keempat
menumbuhkan sikap bekerjasama dan bersinergi; kelima mengenali
potensi diri.
Permasalahan yang terjadi di SD Kanisius Klepu diperlukan
penelitian
tindakan kelas karena materi penjumlahan pecahan masih menjadi
kesulitan bagi
siswa kelas V di SD Kanisius Klepu dan belum optimalnya sikap
toleransi.
Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team
Achievement Division (STAD) untuk mengatasi permasalahan di
kelas V SD
Kanisius Klepu. Siswa dituntut untuk selalu bekerjasama dengan
siswa lain jika
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga
siswa dapat
saling membaur dan menghargai satu sama lain. Penelitian
tindakan kelas juga
dapat memberi solusi dalam memperbaiki hasil materi penjumlahan
pecahan
karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, siswa
dituntut untuk memiliki tanggung jawab secara mandiri dalam
memahami materi.
Penelitian tindakan kelas pada dasarnya memberikan obat atau
solusi atas
penyakit atau permasalahan yang terjadi saat kegiatan
pembelajaran. Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki ciri utama belajar
secara kelompok
yang terdiri dari empat hingga lima siswa yang memiliki
perbedaan di setiap
anggotanya baik dari segi kemampuan, bakat, jenis kelamin bahkan
suku. Melalui
model kooperatif tipe STAD mengembangkan sikap saling
membantu,
menghargai satu sama lain di dalam kelompok, dan mengenali
potensi diri
sehingga dapat membantu meningkatkan toleransi dan kemampuan
kognitif.
STAD paling tepat untuk mengajarkan materi pelajaran ilmu pasti
seperti
matematika, penggunaan bahasa, geografi, dan konsep sains
lainnya (Rusman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
2010: 214). Siswa akan melakukan kegiatan pembelajaran secara
kelompok
dengan anggota kelompok dibentuk secara heterogen berdasarkan
tingkat
kemampuan dan gender sehingga siswa yang mengalami kesulitan
matematika
dapat dibantu oleh siswa yang telah memahami materi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan
penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe STAD Untuk Meningkatkan Sikap Toleransi Dan Kemampuan
Kognitif
Penjumlahan Pecahan Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman. Penelitian
ini
memiliki tujuan agar melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan sikap toleransi
dan
kemampuan kognitif siswa materi penjumlahan pecahan.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team
Achievement Division (STAD) dilakukan di kelas V SD Kanisius
Klepu Sleman
dengan jumlah siswa 28 pada mata pelajaran matematika semester
genap dengan
kompetensi dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai
bentuk
pecahan. Materi yang digunakan yaitu penjumlahan pecahan
berpenyebut sama,
penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, penjumlahan pecahan
biasa dengan
pecahan campuran, dan penjumlahan pecahan campuran dengan
pecahan
campuran.
Kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu dibatasi
sampai
proses mengaplikasikan (C3) menggunakan taksonomi kognitif
menurut Bloom
yang telah direvisi oleh Anderson and Krathwohl. Sikap toleransi
yang diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
melalui lima indikator yaitu menghargai siswa yang mengalami
kesulitan; saling
menghargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya ,
kemampuan;
dapat menerima hal-hal berbeda dengan yang dipercayai;
menumbuhkan sikap
bekerjasama dan bersinergi; mengenali potensi diri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan sikap toleransi
dan
kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu?
2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team
Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan sikap toleransi
dan
kemampuan kognitif pada mata pelajaran matematika siswa kelas V
SD
Kanisius Klepu?
D. Pemecahan Masalah
Berdasar permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang
dan
rumusan masalah, peneliti menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan
sikap toleransi
dan kemampuan aspek kognitif mata pelajaran matematika. Model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD memuat langkah-langkah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
1. Siswa mengerjakan pre tes untuk memperoleh skor awal.
2. Guru menyampaikan materi pembelajaran.
3. Siswa diskusi kelompok dengan anggota kelompok yang heterogen
terdiri
dari 4 sampai 5 siswa.
4. Siswa membuat rangkuman materi.
5. Siswa mengerjakan kuis secara individu.
6. Siswa menghitung poin kemajuan secara berkelompok.
7. Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing
kelompok.
E. Batasan Pengertian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, peneliti
menguraikan
batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Student Team Achievement Division (STAD)
STAD adalah kegiatan pembelajaran yang mengelompokkan siswa
berdasarkan kemampuan, gender, dan ras agar siswa terlibat serta
memiliki
tanggung jawab untuk saling membantu dan mendorong satu sama
lain dalam
memahami materi yang diajarkan oleh guru.
2. Sikap Toleransi
Toleransi adalah sikap yang menghormati martabat, hak semua
orang , dapat
menerima dari hal yang berbeda dengan yang dilakukan diri
sendiri atau hal-hal
yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri sendiri.
3. Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif adalah suatu proses yang berhubungan dengan
daya
ingat, wawasan atau pengetahuan guna menambah perolehan hasil
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
4. Pecahan
Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang ditulis dalam
bentuk
, a
dan b termasuk bilangan bulat, b tidak sama dengan 0 (nol) dan
bilangan a bukan
kelipatan bilangan b.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan yang ingin dicapai
dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement
Division (STAD) pada siswa kelas V SD Kanisius Klepu.
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
sikap
toleransi dan kemampuan kognitif pada mata pelajaran matematika
siswa
kelas V SD Kanisius Klepu.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement
Division (STAD) untuk mata pelajaran matematika materi
penjumlahan pecahan.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan atau
alternatif
model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
toleransi dan kemampuan kognitif siswa mata pelajaran matematika
pada materi
penjumlahan bilangan pecahan.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung
dalam
mata pelajaran matematika khususnya pada materi penjumlahan
bilangan pecahan
serta memiliki pengalaman baru dalam kegiatan belajar.
4. Bagi Pihak Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah
melalui nilai
yang diperoleh siswa dan dapat mengetahui penggunaan model
pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah
salah satu
upaya untuk meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif
siswa pada
mata pelajaran matematika.
5. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
referensi bagi
peneliti, sehingga dapat menambah wawasan dalam penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) pada
suatu kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dipaparkan empat hal yaitu kerangka teori,
penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Keempat
hal tersebut
akan diuraikan dalam subbab-subbab berikut.
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement
Division (STAD)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pengertian STAD yaitu kegiatan pembelajaran yang mengelompokkan
siswa
dengan mencampurkan siswa yang memiliki tingkat kemampuan, jenis
kelamin,
dan suku yang berbeda-beda agar terlibat dalam pengakuan tim
serta tanggung
jawab kelompok atas pembelajaran masing-masing anggota kelompok
(Suyatno,
2009: 52). Pengertian lain mengenai STAD yaitu kegiatan
pembelajaran yang
mengelompokkan siswa secara beragam berdasarkan kemampuan, jenis
kelamin,
dan suku untuk saling membantu dan mendorong satu sama lain
dalam menguasai
keterampilan yang diajarkan oleh guru (Rusman, 2010: 214). Siswa
dapat
membantu siswa lain dalam satu kelompok dan menafsirkan
kelebihan atau
kekurangan untuk membantu agar bisa berhasil mengerjakan kuis
atau
menyelesaikan tugas. Kegiatan pembelajaran STAD memberikan waktu
kepada
siswa untuk bekerja sama setelah pelajaran yang diberikan guru
tetapi tidak saling
membantu ketika mengerjakan kuis sehingga setiap siswa harus
menguasi materi
pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Berdasarkan uraian pengertian STAD dapat ditarik kesimpulan
yaitu kegiatan
pembelajaran yang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan,
jenis
kelamin, dan ras agar siswa terlibat serta memiliki tanggung
jawab untuk saling
membantu dan mendorong satu sama lain dalam memahami materi yang
diajarkan
oleh guru.
2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Komponen-komponen STAD terdiri dari presentasi kelas, tim, kuis,
skor
kemajuan individu, dan rekognisi tim (Slavin, 2005: 143).
Presentasi kelas yaitu pengajaran langsung seperti yang sering
dilakukan atau
berdiskusi tentang materi pelajaran yang dipimpin oleh guru.
Guru dalam
melakukan presentasi kelas harus benar-benar difokuskan pada
unit STAD. Hal
ini diperlukan supaya siswa menyadari harus memperhatikan penuh
karena skor
kuis menentukan skor tim siswa.
Tim dalam STAD terdiri dari empat sampai lima siswa yang
terbagi
berdasarkan kinerja akademik, jenis kelamin, ataupun ras. Tim
ini memiliki fungsi
utama untuk memastikan bahwa semua anggota tim sungguh-sungguh
belajar dan
mempersiapkan anggota tim agar dapat mengerjakan kuis dengan
baik.
Guru memberikan kuis setelah selesai melakukan presentasi dan
setelah siswa
melakukan kerja kelompok. Setiap siswa mengerjakan kuis secara
individual
artinya para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu
dalam
mengerjakan kuis sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara
individual
untuk memahami materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Skor kemajuan individual diberikan kepada siswa supaya siswa
dapat
mencapai kinerja yang diinginkan. Setiap siswa akan memiliki
skor awal yang
diperoleh dari rata-rata kinerja siswa sebelumnya, baik hasil
kuis pada pertemuan
sebelumnya atau dari hasil pre tes. Setiap siswa akan
mengumpulkan poin untuk
tim mereka dengan melihat tingkat kenaikan skor kuis dan
dibandingkan dengan
skor awal. Pedoman pemberian poin kemajuan setiap siswa
tercantum di Tabel
2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1 Perhitungan Skor Perkembangan
Skor Kuis Poin Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin
10 sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 poin
Sumber : Slavin, (2005: 159)
Siswa mendapatkan penghargaan apabila mencapai skor rata-rata
kriteria
tertentu, inilah yang disebut rekognisi tim. Rekognisi tim atau
pemberian
penghargaan dilakukan dengan menentukan tim yang paling baik.
Penentuan tim
ini dapat dilakukan dengan penghitungan skor tim. Cara
penghitungan setiap poin
kemajuan anggota tim dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
anggota tim yang
hadir. Sebagai contoh kelompok yang beranggotakan 5 siswa ingin
mendapatkan
penghargaan tertinggi dari guru, maka kelompok harus mencapai
rata-rata
kelompok sebesar 30. Setiap anggota kelompok harus mendapatkan
nilai
sempurna atau mendapatkan nilai lebih dari 10 poin di atas skor
awal pada hasil
kuis, maka siswa akan mendapatkan poin kemajuan sebanyak 30.
Setiap poin
kemajuan yang didapatkan anggota kelompok akan dijumlahkan dan
dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
dengan jumlah anggota kelompok. Jika setiap anggota kelompok
mendapatkan
poin kemajuan 30, maka jumlah poin kemajuan 150 kemudian dibagi
5 sesuai
jumlah anggota kelompok. Kelompok mendapatkan rata-rata kelompok
sebesar 30
dan mendapatkan penghargaan tertinggi dari guru.
Penjabaran komponen STAD juga diutarakan oleh Taniredja, dkk
meliputi
presentasi kelas, tim atau tahap kerja kelompok, kuis atau tahap
tes individu,
tahap perhitungan skor kemajuan individu, dan tahap pemberian
penghargaan
(2011: 74). Penjelasan masing-masing komponen sebagai
berikut.
Presentasi kelas dimulai dengan guru menyampaikan indikator yang
harus
dicapai dan memotivasi siswa sehingga tumbuh rasa ingin tahu
tentang materi
yang akan dipelajari hari ini. Langkah selanjutnya, guru
memberikan apersepsi
untuk membantu siswa menghubungkan materi yang disajikan
dengan
pengetahuan yang dimiliki.
Tim atau tahap kerja kelompok dimulai dengan membentuk tim yang
terdiri
empat sampai lima siswa menurut kinerja akademik, jenis kelamin,
ras maupun
etnis. Guru pada tahap ini bertugas sebagai fasilitator dan
motivator.
Kuis atau tahap tes individu diadakan pada akhir pertemuan kedua
atau ketiga
kira-kira 10 menit yang bertujuan untuk mengetahui yang telah
dipelajari siswa
secara individu selama proses kerja kelompok. Dalam kuis ini
siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu ketika mengerjakan soal
kuis.
Tahap perhitungan skor kemajuan individu yang dihitung
berdasarkan skor
awal yang telah ditentukan. Tahapan ini dilakukan agar siswa
termotivasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
memperoleh skor terbaik. Pedoman pemberian skor perkembangan
individu
berpedoman pada Slavin (2005: 159).
Tahap pemberian penghargaan atau rekognisi tim dilakukan
dengan
memberikan penghargaan sertifikat atau bentuk penghargaan yang
lain apabila
skor rata-rata siswa mencapai kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya.
Penjelasan komponen-komponen STAD menurut Slavin maupun
Taniredja,
dkk dapat disimpulkan komponen-komponen STAD terdiri dari
presentasi kelas,
tim atau kerja kelompok, kuis atau tes individu, skor kemajuan
individu, dan
rekognisi tim atau pemberian penghargaan.
3. Persiapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam menggunakan STAD
yaitu
(Trianto, 2009: 69) perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP,
buku siswa,
LKS beserta lembar jawabnya. Persiapan selanjutnya membentuk
kelompok
kooperatif. Guru dalam menentukan anggota kelompok harus
heterogen yaitu
campuran dari tingkat prestasi, jenis kelamin, suku tetapi
kemampuan antar satu
kelompok dengan lainnya homogen. Siswa terlebih dahulu
dirangking kemudian
dibagi menjadi kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok
bawah.
Kelompok atas terdiri 25% siswa dari keseluruhan siswa diambil
dari siswa
ranking satu. Kelompok tengah terdiri 50% siswa dari keseluruhan
siswa diambil
dari urutan setelah siswa yang termasuk kelompok atas. Kelompok
bawah terdiri
25% siswa dari keseluruhan siswa diambil dari urutan setelah
siswa yang
termasuk kelompok atas dan tengah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Setelah menentukan kelompok, guru menentukan skor awal setiap
siswa.
Penentuan skor awal dapat diambil dari nilai ulangan sebelumnya
atau setelah
mengadakan kuis. Guru juga harus mengatur tempat duduk siswa.
Hal ini untuk
mendukung keberhasilan pembelajaran karena sebagai pencegahan
timbulnya
kegaduhan. Guru selanjutnya membuat lembar kerja yang dikerjakan
siswa secara
berkelompok.
Persiapan berikutnya guru menghitung skor kelompok dengan
membuat rata-
rata skor perkembangan anggota kelompok dengan menjumlah
skor
perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan
jumlah anggota
kelompok. Guru kemudian memberikan predikat kepada setiap
kelompok
berdasarkan rata-rata skor perkembangan kelompok. Selanjutnya
guru
memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai
dengan
predikat yang diperoleh masing-masing kelompok. Pedoman
pemberian predikat
dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut (Trianto, 2009: 72).
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata tim Predikat
0 ≤ x ≤ 5 -
5 ≤ x ≤ 15 Tim Baik
15 ≤ x ≤ 25 Tim Hebat
25 ≤ x ≤ 30 Tim Super
Sumber : Trianto, (2009: 72)
Persiapan yang diperlukan guru dalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD
juga dijelaskan oleh Slavin (2005: 147) yaitu : materi, dan
pembagian kelompok.
Pertama yaitu materi. Materi yang disiapkan cukup dengan materi
yang
disebuat sendiri dengan dilampirkan sebuah lembar kegiatan,
lembar jawaban, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
sebuah kuis untuk setiap unit yang ingin diajarkan. Setiap unit
harus terdiri dari
tiga sampai lima instruksi.
Kedua yaitu membagi para siswa ke dalam tim. Kelompok terdiri
dari empat
sampai lima siswa yang terdiri dari siswa perempuan dan siswa
laki-laki, seorang
siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Level kinerja
setiap tim harus
setara. Pembagian tim berdasarkan prestasi dapat dilakukan
seperti Tabel 2.3
berikut ini.
Tabel 2.3 Contoh Pembagian Siswa ke Dalam Tim
Pretasi Siswa Peringkat Nama Tim
Siswa berprestasi tinggi
1
2
3
4
5
6
A
B
C
D
E
F
Siswa berprestasi sedang 7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
F
E
D
C
B
A
A
B
C
D
E
F
Siswa berprestasi rendah 24
25
26
27
28
29
F
E
D
C
B
A
Sumber : Slavin, (2005: 152)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Pada tabel di atas, siswa peringkat 13 sampai 17 belum
mendapatkan tim,
maka siswa peringkat 13 sampai 17 akan dimasukkan ke dalam
kelompok A
sampai F secara merata. Guru dalam menambahkan anggota tim harus
melihat
keseimbangan tim baik prestasi maupun jumlah jenis kelamin dari
setiap tim yang
akan ditambah jumlah anggotanya.
Ketiga adalah menentukan skor awal pertama. Skor awal dapat
menggunakan
rata-rata kuis sebelumnya atau nilai terakhir siswa dari tahun
lalu. Keempat yaitu
membangun tim. Sebelum guru memulai kegiatan pembelajaran
menggunakan
kegiatan kelompok, diperlukan latihan pembentukan tim hanya
untuk memberikan
kesempatan kepada anggota tim untuk saling mengenal satu sama
lain.
Persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam menggunakan STAD
yang
diuraikan oleh Trianto ataupun Slavin dapat disimpulkan (1) guru
mempersiapkan
perangkat pembelajaran beserta materi, (2) guru mempersiapkan
kelompok atau
membentuk kelompok, (3) guru menentukan skor awal, (4) guru
mengatur tempat
duduk, (5) guru memberikan penghargaan kepada setiap
kelompok.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Langkah-langkah dalam STAD menurut Rusman (2010: 215) yaitu: (1)
guru
menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memberikan
motivasi
belajar kepada siswa, (2) siswa dibagi ke dalam kelompok yang
terdiri dari 4
sampai 5 siswa secara heterogen (jenis kelamin, tingkat
kemampuan dan suku),
(3) guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu yang
dapat dibantu
dengan penggunaan media atau demonstrasi, siswa belajar dalam
kelompok untuk
mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru, (4)
siswa mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
kuis secara individu sebaga bentuk evaluasi, (5) guru memberikan
penghargaan
kepada prestasi tim.
Penjelasan lain langkah-langkah STAD (Fawaid dan Anam, 2009:
235) yaitu
: (1) guru meminta siswa untuk mengerjakan pre test, pre test
dapat berbentuk
ujian atau pre test tentang unit-unit sebelumnya, (2) siswa
dibagi dalam
kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa yang
terdiri dari siswa
yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah dan kelompok
tersebut juga
beragam dalam hal gender dan etnis. (3) guru menyajikan konten
materi
pembelajaran hari ini, (4) guru membagikan lembar kerja yang
telah dipersiapkan
dan fokus konten yang akan dipelajari bersama. (5) guru
memeriksa kelompok-
kelompok untuk kemajuan pembelajaran pembelajaran. (6) siswa
bersama guru
mengelola kuis-kuis individu untuk setiap siswa. (7) guru
memberikan skor
kelompok berdasarkan pada skor-skor yang diperoleh secara
perorangan.
Secara ringkas pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD
menurut
Suyatno (2009:53) yaitu mengajar, belajar tim, kuis dan
penghargaan tim.
Langkah pembelajaran STAD menurut beberapa ahli di atas
dapat
disimpulkan (1) siswa mengerjakan pre tes untuk menentukan skor
awal, (2) guru
mempresentasikan konten yang akan dipelajari, (3) guru membagi
siswa ke dalam
kelompok secara heterogen, (4) siswa mnegerjakan tugas secara
kelompok,(5)
siswa mengerjakan kuis secara individu, (6) siswa mendapatkan
penghargaan tim.
5. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin
(2005:
103) yaitu : (1) setiap siswa memiliki kesempatan untuk
memberikan kontribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
kepada kelompoknya dan posisi anggota kelompok setara, (2) Siswa
bekerja sama
mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru, (3) Siswa
aktif membantu dan memotivasi untuk berhasil bersama, (4) siswa
aktif berperan
sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
Kelebihan STAD juga diutarakan oleh Rusman (2010: 203) yaitu (1)
siswa
memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar untuk diri sendiri
dan membantu
anggota kelompok, (2) siswa belajar dengan cara tutor sebaya
yang lebih efektif
daripada pembelajaran oleh guru, (3) siswa dapat mengurangi
sikap individualistis
dan mau menerima kelebihan atau kelemahan orang lain.
Kelebihan STAD yang dipaparkan oleh Slavin dan Rusman dapat
disimpulkan (1) setiap siswa mempunyai kontribusi di dalam
kelompok, (2) siswa
belajar dengan cara tutor sebaya yang lebih efektif daripada
pembelajaran oleh
guru, (3) siswa mempunyai tanggung jawab untuk memahami materi
dan
membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan, (4) siswa
mampu
bekerja sama sehingga mengurangi sikap individualistis dan
menerima kelebihan
atau kekurangan siswa lain.
6. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Rusman
(2010: 204) yaitu pembelajaran menggunakan tipe ini membutuhkan
waktu yang
relatif lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD seperti
penyajian materi
dari guru, kerja kelompok dan tes individual atau kuis.
Kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lain dipaparkan oleh
Isjoni (2010: 62)
yaitu guru dituntut sebagai fasilitator, mediator, motivator dan
evaluator, padahal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
tidak semua guru mampu menjadi fasilitator, mediator, motivator
dan evaluator
dengan baik.
Kekurangan STAD menurut Rusman dan Isjoni dapat disimpulkan
bahwa
pembelajaran menggunakan STAD memerlukan waktu yang relatif lama
dan tidak
semua guru dapat menjadi fasilitator, mediator, motivator dan
evaluator dengan
baik.
B. Ranah Kemampuan yang Dicapai Siswa dalam Kegiatan
Pembelajaran
1. Ranah Kognitif
a. Pengertian Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah suatu proses yang memiliki sifat menambah
wawasan
atau pengetahuan guna menambah hasil belajar (Harjanto, 2006:
91). Pengertian
yang lain tentang ranah kognitif yaitu berhubungan dengan daya
ingat mengenai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual yang
terpusat melalui
penilaian tes (Kuswana, 2012: 11).
Kedua pengertian tentang ranah kognitif ini dapat disimpulkan
suatu proses
yang berhubungan dengan daya ingat, wawasan atau pengetahuan
guna
menambah perolehan hasil belajar.
b. Tingkatan taksonomi Ranah Kognitif
Taksonomi kemampuan ranah kognitif menurut Bloom telah direvisi
oleh
Anderson and Krathwohl. Sebelum direvisi oleh Anderson and
Krathwohl
taksonomi ranah kognitif Bloom terdiri dari pengetahuan,
pemahaman, aplikasi,
analisa, sintesa, dan evaluasi (Muslich, 2011: 39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Taksonomi ranah kognitif setelah direvisi terdiri dari
mengingat, mengerti,
memakai, menganalisis, menilai dan mencipta. Ulasan mengenai
taksonomi
Bloom yang telah direvisi (Siregar, 2010: 9) yaitu: Pertama
yaitu mengingat.
Tahap mengingat adalah meningkatkan ingatan tentang materi yang
disajikan
dalam berbagai bentuk. Kedua yaitu mengerti. Tahap mengerti
adalah mampu
membangun arti dari pesan pembelajaran dalam bentuk komunikasi
lisan, tulisan
ataupun grafis. Ketiga yaitu memakai. Tahap memakai artinya
penggunaan suatu
prosedur untuk mengerjakan latihan ataupun menyelesaikan suatu
permasalahan.
Keempat yaitu menganalisis. Tahap menganalisis adalah suatu
proses
memecahkan permasalahan ke dalam unsur-unsur pokoknya dan
menentukan
bagaimana hubungan satu sama lain. Kelima yaitu menilai. Tahap
menilai adalah
pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
tertentu. Keenam
adalah menciptakan. Tahap menciptakan adalah pembuatan produk
baru dengan
mengatur kembali unsur-unsur atau bagian ke dalam suatu pola
yang belum
pernah ada sebelumnya.
Penjelasan yang lain mengenai taksonomi Bloom yang telah
direvisi
Anderson dan Krathwohl sebagai berikut (Anderson and Krathwohl,
2010: 99).
Proses kognitif yang pertama yaitu mengingat. Proses mengingat
adalah
aktivitas menarik kembali pengetahuan yang nyata atau relevan
dari ingatan
jangka panjang seorang siswa. Siswa memiliki dua proses
mengingat yaitu
menyadari dan mengingat kembali. Proses menyadari maksudnya
proses untuk
menyadari aktivitas menarik kembali informasi yang relevan dari
ingatan untuk
membandingkan informasi dengan informasi lain yang sedang
disajikan. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
mengingat kembali berarti proses yang mencakup aktivitas
penarikan kembali
informasi yang relevan dari ingatan saat didesak.
Proses kognitif yang kedua yaitu memahami. Proses memahami
memiliki arti
siswa mampu mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran
dari suatu
pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk soal atau guru. Petunjuk
dapat berupa
komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik (gambar).
Siswa dapat
memahami jika mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan
sebelumnya yang telah siswa miliki dengan diintegrasikan
skema-skema atau
kerangka kerja yang telah siswa kenali sebelumnya.
Proses kognitif yang ketiga yaitu mengaplikasikan. Proses
mengaplikasi
meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu untuk
mengerjakan suatu
latihan atau menyelesaikan suatu masalah. Proses kognitif yang
keempat yaitu
menganalisis. Proses menganalisis artinya usaha untuk mengurai
suatu materi
menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan materi
secara
keseluruhan. Proses kognitif yang kelima yaitu mengevaluasi.
Proses
mengevaluasi dapat diartikan sebagai tindakan yang membantu
suatu penilaian
didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria dapat
berupa kualitas,
efisiensi, dan konsistensi dimana dapat ditentukan oleh guru
atau siswa. Proses
kognitif yang keenam menciptakan. Proses menciptakan adalah
proses
membentuk sesuatu yang baru dan koheren untuk membuat prosuk
yang asli.
Siswa harus memiliki pola pikir kreatif pada proses mencipta
ini.
Taksonomi Bloom yang telah direvisi yang diulas oleh Siregar dan
Anderson
and Krathwohl memiliki pengertian yang sama walaupun menggunakan
istilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
yang berbeda. Taksonomi Bloom yang telah direvisi dari kedua
ahli dapat
disimpulkan terdiri dari mengingat, mengerti atau memahami,
memakai atau
menerapkan, menganalisis, menilai atau mengevaluasi dan mencipta
atau
menciptakan.
Tahap taksonomi Bloom penelitian ini menggunakan tahap mengingat
sampai
tahap menerapkan. Hal ini dikarenakan pada usia sekolah dasar
(6-12 tahun)
kemampuan kognitif anak sudah mampu mereaksi rangsangan
intelektual dan
melaksanakan tugas belajar (Yusuf, 2009: 178). Tahapan ini
ditandai dengan tiga
kemampuan baru yaitu mengelompokkan, menyusun, dan menghubungkan
atau
menghitung angka-angka atau bilangan. Kemampuan baru ini sesuai
dengan
kemampuan kognitif tahap mengingat, memahami, dan menerapkan.
Mengingat
merupakan tahap mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang,
memahami merupakan tahapan untuk menyusun arti dari suatu materi
atau
persoalan, dan menerapkan merupakan tahapan untuk menggunakan
suatu
prosedur dalam menyelesaikan suatu persoalan.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan
nilai
(Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat
pada siswa dalam
berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran,
perhatiannya terhadap
mata pelajaraan, menghormati guru, disiplin dalam mengikuti
pelajaran.
Pengertian ranah afektif yang lain yaitu siswa memiliki karakter
atau sikap
terhadap mata pelajaran yang membantu mencapai ketuntasan
belajar secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
maksimal (Haryati, 2006: 38). Penilaian aspek afektif dapat
dilakukan dengan
menggunakan observasi, angket, dan wawancara.
Pengertian ranah afektif dapat ditarik kesimpulan yaitu
berkaitan dengan
sikap, karakter atau nilai dalam berbagai tingkah laku untuk
membantu mencapai
ketuntasan belajar secara maksimal. Dalam penelitian ini,
peneliti selain
meningkatkan kemampuan kognitif juga meningkatkan kemampuan
afektif siswa
khususnya pada sikap toleransi.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah proses pengetahuan yang lebih banyak
didasarkan
pada pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan
membentuk
keterampilan siswa. Pengembangannya dalam pendidikan mencakup
proses yang
menggerakkan otot, juga berkembang dengan pengetahuan yang
berkaitan dengan
keterampilan hidup (Sukardi, 2008: 76). Penjelasan yang lain
mengenai ranah
psikomotorik adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan
keterampilan yang
bersifat manual atau motorik (Hamzah, 2006: 38).
Pengertian ranah psikomotorik menurut Sukardi dan Hamzah
dapat
disimpulkan bahwa ranah psikomotorik yaitu proses pengetahuan
yang berkaitan
dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik seperti
aspek otot dan
keterampilan siswa.
C. Hakikat Toleransi
1. Pengertian Sikap Toleransi
Sikap toleransi termasuk karakter yang dikembangkan dalam
pendidikan
karakter. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter sekolah dasar
terdiri dari amanah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
menghormati atau menghargai, tanggung jawab, adil, jujur dan
sportif, peduli
serta kewarganegaraan (Samani dan Hariyanto, 2012: 55).
Berdasarkan nilai-nilai
di atas maka dapat dikembangkan sikap-sikap seperti religius,
jujur, disiplin, kerja
keras, toleransi, jujur, berani, mandiri dan lain sebagainya
(Samani dan Hariyanto,
2012 : 116). Sikap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sikap toleransi.
Sikap toleransi adalah menghormati martabat dan hak semua orang
meskipun
keyakinan dan perilaku mereka berbeda dengan kita (Zubaedi,
2011: 63).
Pengertian lain, sikap toleransi yaitu dapat menerima
penyimpangan dari hal yang
dipercayai atau praktik-praktik yang berbeda dengan yang
dilakukan diri sendiri
atau menerima hal-hal yang berbeda dengan apa yang menjadi
keyakinan diri
(Samani dan Hariyanto, 2012: 54).
Pengertian sikap toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap
yang
menghormati martabat, hak semua orang, dapat menerima dari hal
yang berbeda
dengan yang dilakukan diri sendiri atau hal-hal yang berbeda
dengan apa yang
menjadi keyakinan diri sendiri.
2. Karakteristik Sikap Toleransi
Karakteristik sikap toleransi terdiri dari dua karakteristik
(Zubaedi, 2011: 64)
yaitu saling menghargai tanpa membedakan suku, gender,
penampilan, budaya,
keyakinan, kemampuan, dan dapat menghargai orang lain meskipun
berbeda
pandangan. Karakteristik sikap toleransi yang lain (Suyadi,
2013: 66) yaitu saling
menghargai siswa yang mengalami kesulitan, saling bekerja sama
dan bersinergi
bersama, mengenal potensi diri, saling mengagumi dan memahami,
serta
menghargai tanpa berupaya memalsukan diri menjadi orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Karakteristik toleransi dapat ditarik kesimpulan yaitu saling
menghargai
tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, keyakinan,
kemampuan,
dapat menghargai orang lain meskipun berbeda pandangan, saling
menghargai
siswa yang mengalami kesulitan, saling bekerja sama dan
bersinergi bersama,
mengenal potensi diri, saling mengagumi dan memahami, serta
menghargai tanpa
berupaya memalsukan diri menjadi orang lain
D. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
1. Hakikat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran yang dibangun
oleh
guru dalam mengembangkan kreativitas untuk meningkatkan
kemampuan berpikir
dan kemampuan membangun konsep pengetahuan baru sebagai upaya
memahami
materi matematika dengan baik (Susanto, 2013: 186).
Menurut Bourne dalam Fathani (2009: 19) mengatakan bahwa
matematika
sebagai konstruktivisme sosial yang menekankan pada knowing how,
maksudnya
manusia dipandang sebagai makhluk yang aktif dalam
mengkonstruksi ilmu
pengetahuan dengan lingkungannya. Sebagai contoh manusia dalam
kehidupan
sehari-hari melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan
uang. Mata
pelajaran matematika membantu memahami menggunakan uang, hal
ini
ditunjukkan dengan adanya kompetensi dasar (KD) di kelas 3 yang
membahas
tentang penggunaan uang yaitu KD 1.5 memecahkan masalah
perhitungan
termasuk yang berkaitan dengan uang.
Hakikat pembelajaran menurut Susanto dan Bourne dalam Fathani
dapat
disimpulkan bahwa matematika yaitu proses mengkonstruksi ilmu
pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
dengan lingkungannya dengan menekankan cara menyelesaikan
persoalan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan membangun
konsep
pengetahuan baru.
2. Karakteristik Matematika
Karakteristik Matematika yang dikemukakan oleh Fathani (2009:
59) sebagai
berikut.
a. Memiliki objek kajian abstrak
Pada dasarnya matematika memiliki objek kajian yang sifatnya
abstrak,
meskipun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat
objek kajian
matematika, yaitu fakta, operasi, konsep, dan prinsip. (Fathani,
2009: 59)
1) Fakta
Fakta adalah konvensi dalam matematika yang biasanya
diungkapkan
melalui simbol-simbol tertentu, sebagai conoth simbol “5” secara
umum sudah
dipahami sebagai bilangan “lima”, sebaliknya kalau seseorang
mengucapkan
“lima” dengan sendirinya dapat menuliskan simbol “5”. Contoh
lain simbol “ + ”
secara umum sudah dipahami bahwa simbol tersebut untuk tanda
menjumlahkan.
2) Operasi
Operasi adalah melakukan perhitungan, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan
matematika lainnya, misalnya operasi “penjumlahan”,
“pengurangan”,
“perkalian”, pembagian dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
3) Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau
mengkategorikan sekumpulan objek. Misalnya menggolongkan
berbagai benda ke
dalam bangun ruang atau bangun datar.
4) Prinsip
Prinsip adalah hubungan diantara berbagai objek dasar
matematika. Misalnya
sifat distributif dan sifat asosiatif dalam perkalian bilangan
matematika. Prinsip
pada matematika, pertama yaitu bertumpu pada kesepakatan.
Simbol-simbol dan
istilah dalam matematika adalah kesepakatan bersama yang penting
dan telah
disepakati dalam matematika, sehingga dapat memudahkan
pembahasan dan
pemahaman matematika.
Kedua yaitu konsisten dalam sistemnya. Matematika mempunyai
berbagai
macam sistem yang dibentuk dari beberapa teori. Suatu definisi
teori harus
menggunakan istilah atau konsep yang sudah disepakati terlebih
dahulu, sehingga
tidak terjadi perselisihan antara sistem yang satu dengan yang
lain. Ketiga yaitu
memiliki simbol yang kosong arti. Secara umum simbol dalam
matematika tidak
memiliki arti atau kosong. Simbol akan bermakna jika kita
mengkaitkannya
dengan konteks tertentu. Misal a - b = c tidak selalu a,b dan c
adalah bilangan,
tetapi selalu mengaitkan simbol tersebut dengan
bilangan-bilangan yang real.
Penjelasan lain mengenai karakteristik matematika dikemukakan
oleh
Soewandi dan Sinduningrum yaitu (2011: 58) perlunya menggunakan
penalaran
dengan menggunakan metode deduktif yang mampu menghasilkan
kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Matematika merupakan hal yang sangat simbolis, artinya
simbol-simbol
matematika singkat dan mudah dipahami.
Berdasarkan penjelasan karakteristik matematika menurut Fathani
dan
Soewandi&Sinduningrum dapat disimpulkan bahwa karakteristik
matematika
terdiri dari objek kajian yang abstrak, simbol, perlunya
penalaran, bertumpu pada
kesepakatan, konsisten dalam sistemnya, dan memerhatikan semesta
pembicaraan.
3. Tujuan Matematika
Tujuan matematika secara umum yaitu siswa dapat dan terampil
menggunakan matematika. Siswa yang terampil menggunakan
matematika akan
berguna dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 189).
Menurut Ibrahim dan Suparni (2008: 36) tujuan pembelajaran
matematika
sekolah adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
b. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
c. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau
media lain
yang memperjelas keadaan atau masalah.
d. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
e. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi
yang diperoleh.
Tujuan matematika di sekolah dasar menurut Susanto dan
Ibrahim&Suparni
dapat disimpulkan yaitu siswa dapat terampil dalam menggunakan
matematika di
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan penalaran, mampu
memahami
konsep, mampu mengkomunikasikan gagasan dan miliki sikap
menghargai
kegunaan matematika dikehidupan sehari-hari.
4. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
Menurut Depdiknas dalam Susanto (2001: 9) kompetensi umum
dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu : pertama,
melakukan operasi
hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan
operasi hitung
campuran termasuk pecahan.
Kompetensi kedua menentukan sifat dan unsur berbagai bangun
datar dan
bangun ruang sederhana termasuk penggunaan sudut, keliling,
luas, dan volume.
Kompetensi yang ketiga, menentukan sifat simetris, kesebangunan,
dan sistem
koordinat. Kompetensi keempat, menggunakan pengukuran satuan,
kesetaraan
antarsatuan, dan penaksiran pengukuran. Kompetensi kelima,
menentukan dan
menafsirkan data sederhana seperti ukuran tertinggi, terendah,
rata-rata, modus,
mengumpulkan, dan menyajikan data. Kompetensi keenam yaitu
menyelesaikan
masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan gagasan
secara
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Dalam penelitian ini kompetensi yang digunakan yaitu kompetensi
pertama
mengenai operasi hitung penjumlahan, khususnya mengenai operasi
hitung
berbagai bentuk pecahan di kelas V. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar
materi pecahan di kelas V tertuang dalam Tabel 2.4 sebagai
berikut.
Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum
2006
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bila