Top Banner
DAYA ANTI – INFLAMASI SEDUHAN JAMU ”T” SERBUK PADA MENCIT PUTIH BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Keke Sakti Damayanti NIM : 048114051 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI11. Aras, Ega, dan Asti sebagai saudara sekaligus sahabat sejak kecil bagi penulis. Persahabatan yang telah diberikan kepada penulis menjadi

Feb 09, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • DAYA ANTI – INFLAMASI SEDUHAN JAMU ”T” SERBUK PADA MENCIT PUTIH BETINA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh :

    Keke Sakti Damayanti

    NIM : 048114051

    FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2008

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    DAYA ANTI – INFLAMASI SEDUHAN JAMU ”T” SERBUK PADA MENCIT PUTIH BETINA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh :

    Keke Sakti Damayanti

    NIM : 048114051

    FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2008

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    I realize that vagaries of life are not easy to be passed There are many obstacles would come

    However, any obstacle is not something we should avoid but we must solve it and find the best solution

    The process of finding a solution is a maturation process for us I believe when God close the door, He will open the other window

    I dedicate this work for :

    My Savior Jesus Christ who always gives me miracles

    For my mother and my father who give me love and supports

    For my sister Naomi Ratrianti

    For Daniel Pitoko Aji who entered my life with love

    For my beloved almamater

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PRAKATA

    Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan,

    kekuatan, dan kasihNya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga

    penulis dapat melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Daya

    Anti-inflamasi Seduhan Jamu ”T” Serbuk Pada Mencit Putih Betina” sebagai

    salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas

    Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan baik dan lancar.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan,

    arahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak dalam menghadapi hambatan

    dan kesulitan yang ditemui penulis. Dalam kesempatan ini, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma.

    2. Bapak Ipang Djunarko, S. Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah

    memberi banyak bantuan, bimbingan dan arahan selama penelitian dan

    penyusunan skripsi ini.

    3. Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt., yang telah memberikan kesediaannya

    sebagai dosen penguji dan memberikan saran, masukan, serta kritik yang

    membangun.

    4. Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan

    saran, masukan, serta kritik yang membangun.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    5. IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi atas kerja sama yang telah

    diberikan melalui penyediaan jamu ”T” yang digunakan pada penelitian ini.

    6. Romo Sunu yang telah membantu penulis dalam mengolah data sehingga

    penulis dapat mengerti arti dari data yang diperoleh.

    7. Mas Heru, Mas Parjiman, dan Mas Kayat yang telah menyediakan mencit dan

    membantu penulis melakukan penelitian serta tak pernah berhenti bergosip

    sehingga dapat menceriakan suasana.

    8. Staf pengajar dan segenap dosen Fakultas Farmasi, Universitas Sanata

    Dharma, Yogyakarta.

    9. Ibu, Bapak, dan adikku Naomi yang telah memberikan dukungan dan cinta

    yang luar biasa kepada penulis. Terkhusus untuk ibu tercinta yang telah

    banyak membantu penulis. Kasihnya menjadi kekuatan bagi penulis dalam

    menyelesaikan skripi ini.

    10. Daniel Pitoko Aji yang banyak mendukung penulis dengan segala cinta dan

    kesabaran yang diberikan sehingga penulis mampu menghadapi setiap

    permasalahan yang ada.

    11. Aras, Ega, dan Asti sebagai saudara sekaligus sahabat sejak kecil bagi penulis.

    Persahabatan yang telah diberikan kepada penulis menjadi motivasi tersendiri.

    12. Seluruh keluarga dari ibu dan bapak yang telah banyak membantu dan

    memberikan cinta dan dukungan kepada penulis.

    13. Sahabat penulis : Angel, Dika, dan Nana (yang juga teman seperjuangan

    penulis dalam melakukan penelitian) yang telah bersama-sama berjuang di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    farmasi. Terima kasih atas dukungan, keceriaan, dan persahabatan yang telah

    diberikan pada penulis selama di fakultas farmasi.

    14. Teman seperjuangan penulis, Asyen dan Avi yang telah berjuang bersama,

    suka duka bersama tidak akan pernah terlupakan. Terima kasih untuk kerja

    samanya.

    15. Nur, Rissa, Christina Ika, Ari, Erlin, Andri, Nina, Dipta, Heti, Yudi, dan

    Maduma sebagai teman seperjuangan dalam praktikum, tanpa kalian penulis

    tidak mungkin mencapai ini semua. Teman-teman kelas B semester 1-3 dan

    FKK, yang dalam suka duka bersama penulis bersama-sama menempuh

    semua mata kuliah selama ini. Berkat kalian semua penulis akhirnya dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    16. Flora dan Hana sebagai sahabat penulis yang telah memberi dukungan dan

    semangat bagi penulis.

    17. Teman-teman KKN, Bayu yang telah membantu penulis dalam

    menerjemahkan literatur, Indri, Vina, Bunda Reena, Wawan, Ciput, dan Rieke

    yang telah mengajari penulis bagaimana hidup dalam bermasyarakat.

    18. Seluruh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma angkatan

    2004, adik kelas, kakak kelas penulis dan semua pihak yang telah memberikan

    kontribusi dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

    kekurangan. Penulis selalu membuka diri atas masukkan, saran, dan kritik yang

    bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini

    menjadi bagian pengetahuan dan berguna bagi semua.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    INTISARI

    Gerakan kembali ke alam (back to nature) telah mendorong peningkatan pemakaian bahan alam sebagai obat. Hal ini menjadi alasan dilakukannya penelitian tentang daya anti-inflamasi dari jamu “T”. Jamu “T” terdiri dari tanaman Angelicae sinansis radix, Chuanxiong rhizoma, Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae herba, dan Trichosanthis semen. Di dalam jamu ”T” terkandung senyawa beta sitosterol yang memiliki daya anti-inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat dari Jamu ”T” sebagai anti-inflamasi, besarnya persentase respon anti-inflamasi, dan persentase potensi relatif daya anti-inflamasi dari jamu ”T”.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan metode induksi udema oleh Langford yang dimodifikasi. Subjek uji yang digunakan berjumlah tiga puluh ekor mencit betina galur Swiss, umur 2 – 3 bulan, berat badan 20 – 30 g. Hewan uji berjumlah 30 ekor dan dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Tiap kelmpok mendapat 5 ekor hewan uji. Kelompok I – III merupakan kelompok kontrol. Kelompok IV – VI diberi seduhan jamu ”T” dengan dosis berturut-turut 1,516, 4,55 dan 13,65 g/kg BB. Setelah 90 menit hewan uji diberi zat peradang berupa karagenin. Setelah 3 jam, hewan uji dikorbankan dan kedua kakinya dipotong pada sendi torsocrural, kemudian ditimbang. Data bobot udema dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusinya, dilanjutkan analisis varian pola satu arah dan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antarkelompok dengan taraf kepercayaan 95 %.

    Hasil menunjukkan bahwa seduhan jamu ”T” tidak memiliki daya anti-inflamasi, namun hanya dapat menurunkan bobot udem pada dosis 1,516 g/kg BB dan 4,55 g/kg BB berturut-turut sebesar 14,30% dan 19,16%. Nilai potensi relatif yang dihasilkan pada dosis 1,516 g/kg BB dan 4,55 g/kg BB berturut-turut adalah 20,59% dan 27,59%.

    Kata kunci : daya anti-inflamasi, seduhan jamu ”T”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    ABSTRACT

    Go back to nature have increased the use nature material as medicine. This fact becomes the reason why the research of anti-inflammation effect from jamu “T” decoction had been done. Jamu “T” consists of Angelicea radix, Chuanxiong rhizome, Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae herba, and Trichosnthis cement. Jamu “T”contains some compounds whose have effect as anti-inflammation. One of them is beta sitosterol whose work to decrease the activity of siklooksigenase and lipoksigenase enzyme. The goals of the research want to know the benefit of jamu “T” as anti-inflammation, the percentage of anti-inflammation response, and the percentage of relative potency anti-inflammation effect of jamu “T”.

    This research is experimental research with randomized controlled design. The subjects of this experiment were seventy-five Switzerland white female mice whose age 2-3 months and weight 20-30 gram. Those thirty small mice were randomly divided into six groups. Group I – III were control group. Group IV – VI were given jamu “T” decoction with dose 1.516 g/kg BB, 4.55 g/kg BB and 13.65 g/kg BB. Successively after 90 minutes, those small mice were given inflammatory substance in form of karagenin. Then, 3 hours later those small mice were killed and its two legs were cut at torsocrural joint. Data about oedema weight was analyzed with Kolmogorov-Smirnov test to see its distribution. After that, this research was continued with one-way variant analysis and Scheffe test to see the different between groups with trust standard 95%.

    The result of this analysis shows that jamu “T” decoction with dose 1.516 g/kg BB and 4.55 g/kg BB has the persecentage of oedema’s weight reducing was successively 14.30% and 19.16%. Relative potency value in dose 1.516 g/kg BB and 4.55 g/kg BB was successively 20.59% and 27.59%.

    Keyword: anti-inflamation effect, jamu “T” decoction

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………...……

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….

    HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….

    HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..

    PRAKATA ......................................................................................................

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................

    INTISARI ………….………………………………………………………..

    ABSTRACT ………………………………………………...………………..

    DAFTAR ISI ...………………………………………………………………

    DAFTAR TABEL ..………………………………………………………….

    DAFTAR GAMBAR ….……………………………………...……………..

    DAFTAR LAMPIRAN ..…………………………………………………….

    BAB. I PENGANTAR .……………………………………………………..

    A. Latar Belakang …………………………….………………………...

    1. Permasalahan ……………………….……………………….

    2. Keaslian penelitian .................................................................

    3. Manfaat penelitian .…………….…………………………….

    B. Tujuan Penelitian ………………….………………………..............

    BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …….………………………………...

    A. Obat Tradisional………….. ……………….………………………...

    B. Angelicae sinensis Radix .....................................................................

    Hal

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    x

    xi

    xii

    xiii

    xix

    xxi

    xxiii

    1

    1

    4

    4

    4

    5

    6

    6

    6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    1. Klasifikasi umum……………………………………………

    2. Nama……….………………………………………………..

    3. Morfologi tanaman………………………………………….

    4. Kandungan kimia……………………………………………

    5. Kegunaan……………………………………………………

    C. Chuanxiong Rhizoma .........................................................................

    1. Klasifikasi umum…………………………………………….

    2. Nama……….………………………………………………...

    3. Morfologi tanaman…………………………………………..

    4. Kandungan kimia…………………………………………….

    5. Kegunaan…………………………………………………….

    D. Glycyrrhizae Radix .............................................................................

    1. Klasifikasi umum…………………………………………….

    2. Nama……….………………………………………………...

    3. Morfologi tanaman…………………………………………..

    4. Kandungan kimia…………………………………………….

    5. Kegunaan…………………………………………………….

    E. Scutellariae barbatae Herba ...............................................................

    1. Klasifikasi umum……………………………………………

    2. Nama……….………………………………………………..

    3. Morfologi tanaman………………………………………….

    4. Kandungan kimia……………………………………………

    5. Kegunaan…………………………………………………….

    6

    6

    7

    7

    8

    8

    8

    8

    8

    9

    9

    9

    9

    10

    10

    10

    12

    13

    13

    13

    13

    13

    13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    F. Trichosanthis Semen ...........................................................................

    1. Klasifikasi umum…………………………………………….

    2. Nama……….………………………………………………...

    3. Kandungan kimia…………………………………………….

    4. Kegunaan…………………………………………………….

    G. Piperis Folium .....................................................................................

    1. Klasifikasi umum…………………………………………….

    2. Nama……….………………………………………………...

    3. Morfologi tanaman…………………………………………...

    4. Kandungan kimia…………………………………………….

    5. Kegunaan…………………………………………………….

    H. Aktivitas Senyawa Aktif …………………………………………….

    1. Beta sitosterol ………………………………………………..

    2. Carvacrol ……………………………………………………

    3. Linoleic-acid …………………………………………………

    4. Magnesium salisilat…………………………………………..

    I. Inflamasi ……...……………………………………………………..

    1. Definisi ….…………………………………………………...

    2. Penyebab …………………………………………………….

    3. Respon….…………………………………………….............

    4. Mekanisme…………………………………………………...

    5. Gejala………………………………………………………...

    14

    14

    14

    14

    15

    15

    15

    15

    15

    16

    16

    17

    17

    17

    18

    18

    19

    19

    19

    20

    21

    25

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    6. Mediator……………………………………………………...

    J. Obat Anti-inflamasi ..………………………………………………...

    1. Kortikosteroid.…………………………………………….....

    2. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS)……….…………

    K. Natrium Diklofenak ………………..………………………………..

    L. Metode Uji Anti-inflamasi…………………………………………...

    1. Uji eritrema ............................................................................

    2. Radang telapak kaki belakang ................................................

    3. Tes granuloma ........................................................................

    4. Radang sendi ..........................................................................

    5. Tes radang selaput dada (pleurisy) .........................................

    6. Uji permeabilitas pembuluh darah .........................................

    7. Penghambatan adhesi leukosit terhadap venula mesentrik

    tikus ........................................................................................

    8. Edema telinga terinduksi oksazolon pada mencit ..................

    9. Edema telinga oleh minyak kroton pada tikus dan mencit ....

    10. Synovitis terinduksi urat ........................................................

    11. Percobaan in vitro ..................................................................

    M. Landasan Teori…… …………………………………………………

    N. Hipotesis..….…………………………………………………………

    BAB III. METODE PENELITIAN ……….………………………………...

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………..

    B. Variabel dan Definisi Operasional ………..........................................

    27

    29

    30

    31

    34

    36

    36

    37

    39

    39

    40

    40

    41

    42

    43

    43

    44

    44

    45

    46

    46

    46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    1. Variabel penelitian ….……………………………………….

    2. Definisi operasional …………………………………………

    C. Bahan Penelitian …...…………………………………......................

    D. Alat Penelitian ...………...…………………………………………...

    E. Tata Cara Penelitian ..………………………………………………..

    1. Penyiapan hewan uji………………...…...…………………...

    2. Perhitungan dan penetapan dosis…………………………….

    3. Pembuatan suspensi karagenin 1 %.........................................

    4. Pembuatan larutan Na diklofenak ….…..……………………

    5. Penetapan dosis sediaan seduhan jamu ”T”………………….

    6. Uji pendahuluan.................................................……………..

    7. Perlakuan hewan uji………………………………………….

    8. Perhitungan persentase daya anti-inflamasi………………….

    9. Perhitungan potensi relatif daya anti-inflamasi.....................

    F. Analisis Hasil………………………………………………………...

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………….......................………...

    A. Hasil Orientasi Seduhan Jamu ”T”..…………………………….........

    B. Hasil Orientasi Percobaan.................………………………………..

    1. Hasil orientasi penetapan selang waktu pemotongan kaki.....

    2. Hasil orientasi penetapan selang waktu pemberian natrium

    diklofenak...............................................................................

    C. Hasil Perlakuan Pemberian Kontrol dan Seduhan Jamu ”T” Pada

    Hewan Uji ....................................………...……..…………………..

    46

    47

    48

    49

    49

    49

    50

    51

    51

    53

    56

    57

    58

    58

    58

    60

    60

    61

    61

    66

    72

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …….………………………………

    A. Kesimpulan ..…………………………………………………………

    B. Saran ...……………………………………………………………….

    DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………………………..

    LAMPIRAN ………...……………………………………………………….

    BIOGRAFI PENULIS …..………………………………………………….

    91

    91

    91

    93

    99

    124

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%

    subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan

    kaki..……...............................................................................................

    Tabel II. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok selang waktu

    pemotongan kaki setelah injeksi karagenin …………………………...

    Tabel III. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit

    akibat injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang

    waktu pemotongan kaki …………………………………….……..….

    Tabel IV. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat

    injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

    pemotongan kaki ……………………………………………………...

    Tabel V. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%

    subplantar setelah pemberian natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kg

    BB dengan selang waktu tertentu ………………………….…………

    Tabel VI. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok waktu pemberian

    natrium diklofenak dengan dosis efektif ……………………………..

    Tabel VII. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit

    pada kelompok orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan

    dosis efektif …………………………………………………...............

    Tabel VIII. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat

    injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

    Hal

    62

    63

    64

    64

    66

    68

    69

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    pemotongan kaki ……………………………………………………...

    Tabel IX. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%

    subplantar pada tiap kelompok kontrol dan

    perlakuan..….………………………………………………………….

    Tabel X. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok selang waktu

    pemotongan kaki setelah injeksi karagenin......….…….........................

    Tabel XI. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit

    akibat injeksi karagenin 1% subplantar pada tiap kelompok kontrol

    dan perlakuan……………………………...…………………………..

    Tabel XII Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat

    injeksi karagenin 1% subplantar pada tiap kelompok kontrol dan

    perlakuan ……………………………………………………...............

    Tabel XIII. Rata-rata persentase daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan

    perlakuan………………………………………………………………

    Tabel XIV. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok rata-rata

    persentase daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan .

    Tabel XV. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data rata-rata persentase daya

    anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan ………………...

    Tabel XVI. Rangkuman hasil uji Scheffe data rata-rata persentase daya anti-

    inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan...................................

    Tabel XVII. Potensi relatif kelompok perlakuan Jamu ”T” terhadap kelompok

    kontrol Natrium diklofenak....................................................................

    70

    75

    77

    77

    78

    80

    81

    82

    83

    85

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1

    Gambar 2.

    Gambar 3.

    Gambar 4.

    Gambar 5.

    Gambar 6.

    Gambar 7.

    Gambar 8

    Gambar 9.

    Gambar 10.

    Gambar 11.

    Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam

    arakhidonat dan titik tangkap kerja obat anti-inflamasi........….

    Patogenesis dan tanda suatu peradangan....................................

    Mekanisme kerja obat anti-inflamasi.........................................

    Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) ............

    Struktur diklofenak ……........................………………………

    Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi

    karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu

    pemotongan kaki........................................................................

    Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi

    karagenin 1% subplantar setelah pemberian natrium

    diklofenak dengan selang waktu tertentu……………………...

    Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi

    karagenin 1% subplantar pada tiap kelompok kontrol dan

    perlakuan...............................................................................….

    Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi

    karagenin 1% subplantar pada kelompok kontrol dan

    perlakuan ……………..….........................................................

    Angelicae sinensis ……………………….................................

    Chuanxiong rhizoma ……….....................................................

    Hal

    24

    27

    30

    33

    36

    62

    67

    75

    80

    99

    100

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxii

    Gambar 12.

    Gambar 13.

    Gambar 14.

    Gambar 15.

    Gambar 16.

    Gambar 17.

    Gambar 18.

    Glycyrrhizae radix…………………........……………………..

    Scutellariae barbatae Herba.......................……………………

    Trichosanthis semen..................................…………………….

    Piperis folium …………………………………………………

    Timbangan neraca analitik ........................................................

    Serbuk jamu ”T” ........................................................................

    Seduhan jamu ”T” .....................................................................

    101

    102

    103

    104

    105

    106

    107

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1.

    Lampiran 2.

    Lampiran 3.

    Lampiran 4.

    Lampiran 5.

    Lampiran 6.

    Lampiran 7.

    Lampiran 8.

    Lampiran 9.

    Lampiran 10.

    Lampiran 11.

    Lampiran 12.

    Lampiran 13.

    Lampiran 14

    Lampiran 15.

    Gambar Angelicae sinensis radix ..................…………..……..

    Gambar Chuanxiong Rhizoma ………………………..............

    Gambar Glycyrrhizae Radix...........……………………………

    Gambar Scutellariae barbatae Herba.........................................

    Gambar Trichosanthis Semen ……….......................................

    Gambar Piperis folium ....……………………..........................

    Foto timbangan neraca analitik .................................................

    Foto serbuk jamu “T”.................................................................

    Foto seduhan jamu “T”...............................................................

    Skema kerja uji pendahuluan ................................................….

    Hasil dan analisis hasil uji pendahuluan waktu pemotongan

    kaki setelah injeksi karagenin 1%….....……………………….

    Hasil dan analisis hasil uji pendahuluan waktu pemberian

    natrium diklofenak dengan dosis efektif....................................

    Skema kerja uji perlakuan hewan uji...........................………...

    Hasil dan analisis hasil bobot udema pada kelompok

    perlakuan ……………………………………………………...

    Hasil dan analisis hasil persentase daya anti-inflamasi pada

    kelompok perlakuan ................................................…………..

    Hal

    99

    100

    101

    102

    103

    104

    105

    106

    107

    108

    109

    112

    115

    116

    119

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxiv

    Lampiran 16.

    Lampiran 17.

    Hasil perhitungan potensi relatif seduhan jam “T” terhadap

    kontrol positif natrium diklofenak …………………………….

    Surat pernyataan komposisi jamu “T” dari IOT Sari Sehat PT.

    Capung Indah Abadi ..................................................................

    122

    123

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar Belakang

    Saat ini di pasaran telah banyak beredar berbagai macam obat, akan

    tetapi obat-obatan tersebut kebanyakan memberikan efek samping yang berkaitan

    dengan saluran pencernaan. Oleh karena itu muncul banyak penelitian untuk

    mengembangkan bahan-bahan alam sebagai obat. Krisis dalam bidang ekonomi

    secara langsung berdampak terhadap harga obat dan biaya untuk pelayanan

    kesehatan meningkat. Secara nyata ada pergeseran dari penggunaan obat modern

    ke penggunaan obat tradisional karena masalah kesehatan yang semakin mahal.

    Pemanfaatan obat tradisional sebagai salah satu metode pengobatan dari waktu ke

    waktu semakin banyak diminati masyarakat (Soedibyo,1998).

    Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa saat ini

    penggunaan dan popularitas dari obat tradisional meningkat. WHO

    merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam

    pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,

    terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga

    mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat

    tradisional (Anonim, 2003).

    Budaya bangsa Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan alam

    untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit dilaksanakan berdasarkan

    pengalaman secara turun-temurun (Soedibyo,1998). Namun perkembangan obat

    tradisional di Indonesia memiliki kendala yaitu belum adanya regulasi pemerintah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    mengenai obat tradisional dan sosialisasi mengenai obat tradisional kepada

    masyarakat belum merata. Di Indonesia, untuk obat herbal yang dapat diresepkan

    oleh dokter mengharuskan adanya bukti ilmiah. Oleh karena itu perlu adanya

    perkembangan penelitian mengenai obat tradisional. Berdasarkan Surat Keputusan

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI No. HK.00.05.4.2411

    tanggal 17 Mei 2004, obat bahan alami Indonesia dikelompokkan menjadi tiga,

    yakni: Jamu, Obat Herbal Terstandar (lolos uji praklinik), dan Fitofarmaka (lolos

    uji klinik) (Anonim, 2008 a). Dengan demikian pengembangan obat tradisional,

    khususnya jamu, sebaiknya diarahkan pada pembuktian empiris. Kemudian, obat

    tradisional itu diuji pra klinik (toksisitas dan farmakodinamik) dengan bahan baku

    terstandar agar berubah jadi obat herbal terstandar. Selanjutnya, obat tradisional

    diuji klinik untuk dapat menjadi fitofarmaka dan dapat digunakan pada pelayanan

    kesehatan formal.

    IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi merupakan pabrik obat bahan

    alam (obat tradisional). Berdasarkan alasan di atas, IOT Sari Sehat – PT. Capung

    Indah Abadi ingin meningkatkan produknya dengan melakukan uji praklinik. Uji

    praklinik merupakan salah satu evaluasi mengenai kualitas, keamanan dan efikasi

    dari obat-obat tradisonal. Pengembangan produk ini bertujuan untuk

    meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mutu dari produk IOT Sari Sehat

    – PT. Capung Indah Abadi.

    Salah satu produk dari IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi yang

    diuji adalah jamu “T”. Jamu ”T” terdiri dari tanaman Angelicae sinansis radix,

    Chuanxiong rhizoma, Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    herba, dan Trichosanthis semen. Tanaman Angelicae sinansis radix mengandung

    alpha-pinene, bergapten, beta-sitosterol, karvakrol, copper, asam ferulat,

    magnesium, asam oleat, dan scopoletin. Tanaman Chuanxiong rhizoma

    mengandung asam ferulat, asam vanilat, proto-catechuic acid, dan asam linoleat.

    Tanaman Glycyrrhizae radix mengandung anethole, apigenin, beta-sitosterol,

    carvacrol, eugenol, glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid, glycyrrhizic-acid,

    glycyrrhizin, licochalcone-a, linalool, liquiritic-acid, liquiritigenin, magnesium,

    neoliquiritin, salicylic-acid, stigmasterol, dan umbelliferone. Tanaman Piperis

    folium mengandung eugenol, karvakrol, dan sineol. Tanaman Scutellariae

    barbatae herba mengandung flavonoid. Tanaman Trichosanthis semen

    mengandung alpha-spinasterol, beta-sitosterol, linoleic-acid, linolenic-acid,

    oleic-acid, dan stigmasterol. Menurut Duke (2008) kesemua senyawa kimia ini

    dapat digunakan sebagai obat anti-inflamasi. Radang atau inflamasi adalah reaksi

    dari suatu jaringan hidup yang mempunyai vaskularisasi terhadap trauma (injury)

    lokal. Reaksi ini dapat disebabkan oleh infeksi mikrobial, zat fisik, zat kimia,

    jaringan nekrotik, dan reaksi imunologik (Robbins dan Kumar, 1995).

    IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi bekerja sama dengan

    Universitas Sanata Dharma melakukan uji pra klinik yaitu uji daya anti-inflamasi

    sediaan seduhan jamu ”T” untuk membuktikan apakah jamu “T” memiliki daya

    anti-inflamasi. Uji ini dilakukan pada mencit putih betina dengan menggunakan

    metode Langford, Holmes dan Emele (1972) yang telah dimodifikasi sehingga

    dapat diketahui pengaruhnya terhadap inflamasi yang terjadi dan juga untuk

    mengetahui besarnya efek anti-inflamasi yang dimiliki. Diharapkan dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    adanya penelitian ini, dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya

    tentang pengembangan jamu ”T” sebagai obat anti-inflamasi.

    1. Permasalahan

    Beberapa permasalahan yang muncul antara lain adalah sebagai berikut :

    a. Apakah sediaan seduhan Jamu ”T” memiliki efek anti-inflamasi?

    b. Berapa persentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh Jamu

    ”T”?

    c. Berapa persentase potensi relatif daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh

    sediaan seduhan Jamu ”T”?

    2. Keaslian penelitian

    Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian mengenai ekstrak

    Scutellaria barbata pada sel kanker paru-paru manusia (Yin, Zhou, Jie, Xing,

    Zhang, 2004). Dalam penelitian ini mengatakan bahwa Scutellaria barbata

    digunakan sebagai obat anti-inflamasi dan diuretik di Cina. Scutellaria barbata

    dapat menghambat pertumbuhan kanker. Ekstrak etanol Scutellaria barbata

    mampu menghambat pertumbuhan sel kanker A549 pada nilai IC50 0,21 mg/ml.

    Mekanisme utama penghambatan sel oleh Scutellaria barbata yaitu dengan

    apoptosis sel dan efek sitotoksik.

    3. Manfaat penelitian

    a. Manfaat teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang khasiat

    tanaman obat terutama sediaan seduhan jamu ”T” sebagai anti-inflamasi

    sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kefarmasian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    b. Manfaat praktis

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

    mengenai kebenaran, keefektifan daya anti-inflamasi dari sediaan

    seduhan jamu ”T” kepada masyarakat.

    B. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang pasti bahwa

    Jamu ”T” memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi.

    2. Tujuan khusus

    Penelitian ini memiliki beberapa tujuan khusus antara lain untuk :

    a. Mengetahui khasiat dari jamu ”T” sebagai anti-inflamasi.

    b. Mengetahui besarnya persentase respon daya anti-inflamasi dari jamu “T”.

    c. Mengetahui besarnya persentase potensi relatif daya anti-inflamasi dari

    jamu ”T”.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Obat Tradisional

    Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

    tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran

    dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk

    pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1991).

    Pengujian obat tradisional dilakukan untuk mencapai pelayanan

    kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan khasiat, keamanan, dan standar

    kualitasnya. Pengujian obat tradisional meliputi uji praklinik dan uji klinik. Data

    hasil uji praklinik merupakan persyaratan dasar pertimbangan dapat tidaknya

    dipertanggungjawabkan suatu obat tradisional dalam pengembangan (obat

    tradisional yang diuji) masuk dalam tahap uji klinik obat tradisional. Uji praklinik

    merupakan penelitian eksperimental yang dapat dikerjakan sevara in vivo dan in

    vitro dengan berbagai spesies hewan uji (Anonim, 2000 a).

    B. Angelicae sinensis Radix

    1. Klasifikasi umum

    Tanaman ini termasuk dalam familia Apiaceae dengan genus Angelicae.

    Nama latin dari tanaman ini adalah Angelicae sinensis (Anonim, 2008 b).

    2. Nama

    Sinonim : dong quai, dang gui, tang-kuei (Anonim, 2004 a)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    3. Morfologi tanaman

    Berbentuk silinder, 3 – 5 atau lebih dahan pada bagian bawah, panjang

    15 – 25 cm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan hingga kuning. Batang akar

    berdiameter 1,5 – 4 cm, pada puncak tampak tumpul dan bulat, berwarna ungu

    atau hijau kekuningan pada batang dan daun. Akar utama (Guishen) halus pada

    permukan, cabang akar (Guiwei) berdiameter 0,3 – 1 cm, bagian atas tebal dan

    bagian bawah tipis, kebanyakan membelit (Anonim, 2006 a).

    4. Kandungan kimia

    Angelicae sinensis memiliki kandungan sebagai berikut alpha-pinene,

    aluminum, asam arakidonat, asam askorbat, ash, bergapten, beta-karoten, beta-

    sitosterol, beta-sitosterol-glucoside, biotin, cadinene, kalsium, karbohidrat,

    karvakrol, choline, kromium, cobalt, copper, eo, falcarindiol, falcarinol,

    falcarinone, asam ferulat, folacin, asam folinat, fruktosa, glukosa, besi, isosafrole,

    ligustilide, asam linoleat, magnesium, manganese, myristic-acid, n-

    butylidenphthalide, n-butylphthalide, n-dodecanol, n-valero-phenone-o-carbonic-

    acid, n-valerophenone-o-carboxylic-acid, nico-tinamide, nicotinic-acid, asam

    oleat, p-cymene, palmitic-acid, pantothenic- acid, phosphorus, phthalides,

    potassium, protein, riboflavin, safrole, scopoletin, sedanoic-acid, selenium,

    sesquiterpene, silikon, sodium, stearic-acid, thiamin, tin umbelliferone, asam

    vanilat, vit-b12, vit-e, zinc (Anonim, 2004 a).

    Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-

    inflamasi adalah alpha-pinene, bergapten, beta-sitosterol, karvakrol, copper,

    asam ferulat, magnesium, asam oleat, dan scopoletin (Duke, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    5. Kegunaan

    Digunakan terutama untuk mengobati nyeri abdominal, luka traumatik,

    dan radang di bawah kulit dikarenakan darah yang membeku. Juga digunakan

    untuk terapi kekurangan darah dengan obstruksi kronik (anonim, 2004 a)

    Tanaman ini juga memiliki efek analgesik, anti-inflamasi, antispasmodik

    dan sedatif (Anonim, 2008 b).

    C. Chuanxiong Rhizoma

    1. Klasifikasi umum

    Tanaman ini termasuk dalam familia Apiaceae dengan genus

    Lingusticum. Nama latin dari tanaman ini adalah Lingusticum wallichii (Anonim,

    2008 c).

    2. Nama

    Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Szechuan lovage root (Inggris),

    ch'onkung (korea), dan senkyu (Jepang).

    3. Morfologi tanaman

    Akar tidak rata dan berbentuk nodular, potongan satu kepalan tangan dari

    akar rata-rata memiliki diaemeter 2-7 meter. Permukaan luar tampak pudar

    berwarna coklat kekuningan, kasar dan berkerut, dengan banyak tonjolan. Akar

    berbentuk padat dan keras dan tidak mudah dipatahkan. Ketika dipatahkan

    permukaan akan tampak putih kekuningan atau hijau kekuningan, dengan cincin

    kambium yang berombak (Anonim, 2008 d).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    4. Kandungan kimia

    Di dalam tanaman chuanxiong rhizoma ini terdapat kandungan kimia

    yaitu: Naphtha; asam ferulat; 4-hydroxy-3-butylphthalide; senkyunolide;

    ligustilide; tetramethylpyrazine; chuanxiongol; sedanic acid; cnidiumlactone; 5-

    hydroxy-3-butylidene phthalide;3-butylidene phthalide; 3-buty phthalide; 7-

    hydroxy-3-butylidene phthalide; adenine; trimethylamine; kolin; sedanonic acid;

    asam folat; asam vanilat; palmitc acid; proto-catechuic acid; asam linoleat;

    chrysophanol; methyl phenylacetate; methyl pentade canoate (Anonim, 2008 d).

    Dari beberapa kandungan tersebut yang memiliki efek anti-inflamasi

    yaitu asam ferulat, asam vanilat, proto-catechuic acid, dan asam linoleat (Duke,

    2008).

    5. Kegunaan

    Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati ketidak teraturan

    menstruasi, amenorrhea, dysmenorrhea, nyeri abdominal, nyeri tusukan pada dada

    dan daerah costal, bengkak dan nyeri yang disebabkan karena luka traumatik,

    sakit kepala, dan rheumatic arthralgia (Anonim, 2001 a).

    D. Glycyrrhizae Radix

    1. Klasifikasi umum

    Tanaman ini termasuk dalam familia Fabaceae dengan genus Glycyrrhia.

    Nama latin dari tanaman ini adalah Glycyrrhia uralensis (Anonim, 2008 e).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    2. Nama

    Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Licorice, Gan Cao, Iriqsus, Kan

    T'Sao, Kan Ts'Ao, Liquirita, Madhuka, Meyankoku, Mi Ts'Ao, Regaliz, Sus Maikik

    (Anonim, 2004 b).

    3. Morfologi tanaman

    Akar dari Glycyrrhia uralensis berbentuk silinder, panjang 25 – 100 cm,

    dengan diameter 0,6 – 3,5 cm. Kulit luar bisa longgar atau rapat, berwarna coklat

    kemerahan atau coklat keabu-abuan, berkerut, beralur, dan dengan goresan-

    goresan pada akar yang tipis. Jaringan tersusun rapi, berserat, warna putih

    kekuningan, cincin kambium jelas, memancarkan sinar, beberapa dengan

    membelah. Rhizoma berbentuk silinder, dengan goresan pada kuncup (Anonim,

    2006 b).

    4. Kandungan kimia

    Di dalam tanaman Glycyrrhia radix ini terdapat kandungan kimia yaitu :

    acetic-acid, acetoin ,acetol, acetophenone, alpha-terpineol aluminum, anethole,

    apigenin, ascorbic-acid, asparagine, benzaldehyde, benzoic-acid, benzyl-alcohol,

    beta-sitosterol, butan-1-ol-2-one, butan-1-ol-3-one, butane-2,3-diol, butanoic-

    acid, butylphthalate, butyric-anhydride, calcium, camphor, caproic-acid,

    carvacrol, choline, chromium, cobalt, cumic-alcohol, decane, decanoic-acid,

    difurfuryl-ether, dihydro-5,5-dimethyl-2(3h)-furanone, dimethyl-phenylethyl-

    alcohol, docosane, dodecane, dodecanoic-acid, eicosane, eo, estragole, estriol,

    ethyl-linoleate, ethyl- linolenate, ethyl-palmitate, ethyl-phenol ,ethyl-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    phenylacetate, eugenol, fenchone formononetin, fructose, furfural, furfuryl-

    acetate, furfuryl-alcohol, furfuryl-butyrate, furfuryl-formate,f urfuryl-propionate,

    furyl-methyl-ketone, gamma-butyrolactone, gamma-heptalactone,g amma-

    hexalactone, gamma-nonalactone, gamma- octalactone, geraniol, glabrene,

    glabric-acid, glabridin, glabrol, glabrolide, glabrone, glucose, glycocoumarin,

    glycyrin, glycyrol, glycyrram, glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid,

    glycyrrhetol,g lycyrrhisoflavanone, glycyrrhisoflavone, glycyrrhizic-acid,

    glycyrrhizin, glyzaglabrin, glyzarin, guaiaco, hederasaponin-c, henicosane,

    heptadecane ,heptane-1,2-diol, heptanoic-acid, heranol, herniarin, hex-trans-3-

    en-ol, hexadecane, hexadecanoic-acid, hexadecyl-acetate, hexan-1-ol, hexanoic-

    acid, hexanol, hexyl-formate, hispaglabridin-a ,hispaglabridin-b, indole, iron,

    isobutyladipate, isoglabrolide, soglycyrol, isoliquiritin, isomucronulatol,

    isoneoliquiritin, isoschaftoside, isoviolanthin, kumatakenin, lavandolol,

    licochalcone-a, licochalcone-b, licoflavonol, licoisoflavanone, licoisoflavones,

    licoric-acid, licuraside, licuroside, lignin, linalool, linalool-oxides, liqcoumarin,

    liquirazide, liquiritic-acid, liquiritigenin, liquoric-acid, magnesium, maltose,

    manganese, methyl-ethyl-ketone, methyl-hexa-decanoate, methyl-hexanoate,

    myrtenal, n-methyl-2-pyrrolidone, n-nonacosane, n- tetradecane, neoliquiritin,

    neosoliquiritin, nonadecane, nonanoic-acid, o-acetyl-salicylic-acid, o-cresol, o-

    methoxy-phenol, o-tolunitrile, octacosan-1-ol, octadecane, octanoic-acid, p-

    cymenol, p-methoxy-phenol, palmitic-acid, pentadecane, pentadecanoic-acid

    pentan-1-ol, pentanoic-acid, phaseollinisoflavan, phenethyl-alcohol, phenol,

    phenyl-acetaldehyde, phenylpropionic-acid, phosphorus, propionic-acid,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    pyrazole, rhamnoisoliquiritin, rhamno-liquiritin, salicylic-acid, schaftoside,

    silicon, stigmasterol, sucrose, sugar, terpin-1-en-4-ol, tetracosan-1-ol,

    tetracosane, tetradecanoic-acid, tetramethyl-pyrazine, thiamin, thujone, thymol,

    tiglaldehyde, tin, tricosane, tridecane, tridecanoic-acid, trimethyl-pyrazine,

    umbelliferone, undecane, undecanoic-acid, dan zinc (Anonim, 2004 b).

    Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-

    inflamasi adalah anethole, apigenin, beta-sitosterol, karvakrol, eugenol,

    glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid, glycyrrhizic-acid, glycyrrhizin,

    licochalcone-a, linalool, liquiritic-acid, liquiritigenin, magnesium, neoliquiritin,

    asam salisilat, stigmasterol, dan umbelliferone (Duke, 2008).

    5. Kegunaan

    Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati kelemahan pada limpa

    dan lambung, palpitasi cardiac (jantung berdebar-debar) dan kesusahan bernafas,

    batuk dengan banyak dahak, nyeri spasmodik pada epigastrum, abdomen dan

    lengan, radang di bawah kulit dan luka. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk

    mengurangi toksisitas dari obat-obat lainnya (Anonim, 2006 b).

    Glycyrrhiae radix yang diproses dengan madu dapat digunakan untuk

    mengobati limpa dan lambung yang mengalami penurunan fungsi dan arrhythmia

    (Anonim, 2006 b).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    E. Scutellariae barbatae Herba

    1. Klasifikasi umum

    Tanaman ini termasuk dalam familia Lamiaceae dengan genus

    Scutellaria. Nama latin dari tanaman ini adalah Scutellaria barbatae (Anonim,

    2008 f).

    2. Nama

    Tanaman ini juga dikenal dengan nama barbed skullcap, ban zhi lian

    (Anonim, 2002).

    3. Morfologi tanaman

    Panjang tanaman 15 – 35 cm, akar terlihat ramping, untaian tangkai

    relatif kurus, warnanya ungu gelap atau hijau kecoklatan. Daun saling berhadapan,

    lapisan kebanyakan menggumpal, saat utuh, triangular-ovate atau lanceolate

    memiliki panjang 1,5 – 3 cm, lebar 0,5 – 1 cm, lapisan atas berwarna hijau gelap,

    sedangkan lapisan bawah berwarna abu-abu kehijauan. Bunga, terletak pada

    lapisan atas dari ranting (dahan), berwarna kuning kecoklatan dengan panjang

    sekitar 1,2 cm. Buah berwarna coklat muda (Anonim, 2006 c).

    4. Kandungan kimia

    Scutellariae barbatae herba mengandung flavonoid yang memiliki efek

    sebagai anti-inflamasi (Anonim, 2004 c).

    5. Kegunaan

    Scutellariae barbatae herba dapat digunakan dalam pengobatan bisul

    atau borok, luka, bengkak dan nyeri pada tenggorokan, gigitan bisa ular, luka

    traumatik, edema, dan jaundice (Anonim, 2006 c).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    F. Trichosanthis Semen

    1. Klasifikasi umum

    Tanaman ini termasuk dalam familia Cucurbitaceae dengan genus

    Trichosanthes. Nama latin dari tanaman ini adalah Trichosanthes kirilowii

    (Anonim, 2008 g).

    2. Sinonim

    Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Snakegourd, Chinese

    Cucumber, Karo, To-Karasu-Uri, Kua Lou, T'Ien Kua (Anonim, 2004 d).

    3. Kandungan kimia

    Di dalam tanaman Trichosanthis semen ini terdapat kandungan kimia

    yaitu : 7-stigmasterol, 24-ethyl-5alpha-cholesta-5,25-dien-3-beta-ol, 24-ethyl- 5-

    alpha -cholesta-7,22,25-trien-3-beta-ol, 24-ethyl- 5alpha-cholesta-7,25- dien-3-

    beta-ol, 24-ethylcholesta-7,24(25)-dien-3-beta-ol, alpha-spinasterol, alpha-

    spinasterol-6'-(z,z)-9,12-octadecadienoyl-beta-d-glucopyranoside, alpha-

    spinasterol-6'-palmityl-beta-d-glucopyranoside, alpha-spinasterol- palmitate,

    alpha-spinasteryl-beta-d-glucoside, alpha-trichosanthin, beta-sitosterol,

    campesterol, compound-q, delta-7-campesterol, delta-7- stigmastenol, delta-7-

    stigmastenol-6'-(z,z)-9,12-octadecadienoyl-beta-d-glucopyranoside, delta-7-

    stigmastenol-6'-palmityl-beta-d- glucopyranoside, linoleic-acid, linolenic-acid,

    oleic-acid, saponins, stigmasta-7,22-dien-3beta-ol, stigmasterol, dan

    trichosanthin (Anonim, 2004 d)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-

    inflamasi adalah Alpha-spinasterol, Beta-sitosterol, asam linoleat, asam linolenat,

    asam oleat, dan Stigmasterol (Duke, 2008).

    4. Kegunaan

    Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati batuk kering, nyeri dada,

    nyeri dan sensasi lemas pada dada disebabkan karena akumulasi dahak, berak

    kering dan konstipasi yang disebabkan karena panas pada lambung dan usus

    besar, bengkak bernanah pada usus dan payudara, luka tidak bernanah, dan radang

    di bawah kulit (bisul) (Anonim, 2006 d).

    G. Piperis Folium

    1. Klasifikasi umum

    Tanaman ini termasuk dalam familia Piperaceae dengan genus Piper.

    Nama latin dari tanaman ini adalah Piper betle (Anonim, 2008 h).

    2. Nama

    Sinonim :

    Chavica auriculata Miq. dan Chavica betle Miq. (Soedibyo, 1998)

    3. Morfologi tanaman

    Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna

    coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.

    Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-

    seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya

    sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan

    panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang

    pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga

    sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni

    berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan

    berwarna coklat kekuningan (Anonim, 2008 h).

    4. Kandungan kimia

    Di dalam tanaman Piperis folium ini terdapat kandungan kimia yaitu

    minyak atsiri (eugenol, metil eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol,

    sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin,

    gula, pati, dan asam amino (Soedibyo, 1998).

    Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti-

    inflamasi adalah eugenol, karvakrol, sineol, dan vitamin C (asam askorbat) (Duke,

    2008).

    5. Kegunaan

    Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol),

    seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya

    mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat

    menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih

    juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan

    saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak,

    meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan (Anonim, 2008 h).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Daun sirih dapat digunakan untuk pengobatan batuk, sariawan,

    bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang (daunnya), demam

    berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan (daun dan

    minyaknya), gusi bengkak (getahnya) (Anonim, 2008 h).

    H. Aktivitas Senyawa Aktif

    1. Beta sitosterol

    Beta sitosterol merupakan senyawa yang paling dominan dalam jamu

    ”T”, karena terkandung dalam tiga tanaman penyusun jamu ”T” yaitu Angelicae

    sinensis radix, Glycyrrhizae radix dan Trichosanthis semen. Aktivitas beta

    sitosterol dapat dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan oleh Delporte,

    Bachouse, dan Erazo (2005). Penelitian yang dilakukan oleh Delporte dkk (2005)

    yaitu menguji aktivitas anti-inflamasi dari spesies Proustia pyrifolia. Spesies ini

    diekstrak untuk mendapatkan ekstrak aktif beta sitosterol. Aktivitas anti-inflamasi

    diperoleh dari quercetin and dihydroquercetin yang terkandung dalam ekstrak beta

    sitosterol. Aktivitas ekstrak beta sitosterol sebagai anti inflamasi yaitu dengan

    menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase dan lipoksigenase, yang

    menyebabkan sintesis substansi endogenous proinflammatory seperti

    prostaglandin E2 dan leukotrien.

    2. Carvacrol

    Karvakrol terkandung dalam Angelicae sinensis radix, Glycyrrhizae

    radix, dan Piperis folium. Karvakrol dalam penggunaanya digunakan sebagai obat

    tumor. Karvakrol memicu pergerakan intracelular Ca2+ pada jurkat T-sel dan sel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    monocytic THP-1. Karvakrol juga mampu menstimulasi proses fosforilasi aktif

    dari subgrup p38 dari mitogen-aktif protein kinase (MAPKs). Karvakrol secara

    selektif mengaktivasi subkelompok ERK pada sel T dan menstimulasi

    subkelompok c-Jun N-terminal kinase (JNK) pada sel monocytic THP-1. Nilai

    EC50 Karvakrol untuk induksi pergerakan Ca2+ dan aktivitas MAPK sekitar 10-30

    microM. Karvakrol bekerja sebagai agen yang efektif mengatur fungsi sel

    immunoresponsive dengan intracellular signaling pathways (Chan, Pang, Yip,

    Tam, Wong, 2005).

    3. Linoleic-acid

    Asam linoleat terkandung dalam Chuanxiong rhizoma dan Trichosanthis

    semen. Mekanisme asam linoleat sebagai anti-inflamasi yaitu dengan

    mempengaruhi fungsi imun yang dapat menyebabkan pengaturan sintesis

    mediator lipid, dan / atau pengaturan gene-expression oleh proliferator

    peroksisom reseptor γ teraktivasi. Namun penjelasan ini belum sepenuhnya

    diterima karena kekurangan dari penelitian molekular yang dilakukan secara in

    vivo (Bassaganya-Riera, Hontecillas, Wannemuehler, 2007).

    4. Magnesium salisilat

    Magnesium salisilat terkandung dalam Angelicae sinensis radix dan

    Glycyrrhizae radix. Magnesium salisilat merupakan turunan dari asam salisilat

    yang bekerja sebagai anti-inflamasi dengan menurunkan sintesis prostaglandin

    dan menghambat sintesis mediator lainnya. Salisilat menghambat migrasi

    leukosit, pelepasan enzim lisosomal, dan mengubah komposisi, sintesis dan

    metabolisme mukopolisakarida pada jaringan (Anonim, 2008 i).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    I. Inflamasi

    1. Definisi

    Peradangan atau inflamasi merupakan salah satu reaksi jaringan ikat

    pembuluh dengan pengaruh-pengaruh yang merusak (noksius). Jaringan dapat

    dirusak oleh infeksi mokroorganisme, trauma, bahkan racun kimiawi dan fisika

    (Gibson, 1996). Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati,

    selama hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup di

    sekitarnya. Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Yang lebih khusus

    peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,

    zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial

    pada daerah cedera atau nekrosis (Price and Wilson, 1992). Peradangan

    merupakan suatu mekanisme penting untuk melindungi badan dari serangan

    organisme penginvasi tetapi peradangan juga menyebabkan ketidakmampuan

    yang menyertai berbagai kelainan (Shearn, 1986).

    2. Penyebab

    Penyebab utama dari radang akut ialah infeksi mikrobial (bakteri,

    virus,dll), agen fisik (trauma, radiasi pengion, panas, dingin, dll), atau kimiawi

    (korosif, asam, basa, dll) (Underwood, 1996). Inflamasi dan infeksi tidak sama.

    Infeksi (adanya mikroorganisme hidup dalam jaringan) merupakan salah satu

    penyebab inflamasi. Sementara itu, banyak inflamasi terjadi pada keadaan steril

    sempurna, seperti sewaktu sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah.

    Oleh karena itu tidak semua inflamasi disebabkan oleh infeksi (Price and Wilson,

    1992).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    3. Respon

    Inflamasi (radang) biasanya dibagi dalam 3 fase, yaitu: inflamasi akut,

    respons imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respons awal

    terhadap cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta

    pada umumnya didahului pembentukan respons imun (Furst dan Munster, 2002).

    Respons imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan

    kekebalan diaktifkan untuk merespons organisme asing atau substansi antigenik

    yang terlepas selama respons terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari

    respons imun bagi tuan rumah mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia

    menyebabkan organisme penyerang menjadi difagositosis atau dinetralisir.

    Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus kepada

    inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses cedera yang mendasarinya (Furst

    dan Munster, 2002).

    Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak

    menonjol dalam respons akut. Mediator-mediator tersebut seperti interferon,

    platelet-derived growth factor (PDGF), dan interleukin-1,2,3. Salah satu dari

    kondisi yang paling penting yang melibatkan mediator-mediator ini adalah artritis

    reumatoid, dimana inflamasi kronis menyebabkan sakit dan kerusakan pada tulang

    dan tulang rawan yang bisa menjurus kepada ketidakmampuan untuk bergerak

    dimana terjadi perubahan-perubahan sistemik yang bisa memperpendek umur

    (Furst dan Munster, 2002).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    4. Mekanisme

    Menurut Furst dan Munster (2002), kerusakan sel yang menyertai

    peradangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari leukosit dan senyawa

    prekusor oleh fosfolipase. Selanjutnya fosfolipase melepaskan asam arakidonat

    yang akan diubah menjadi endoperoksida oleh enzim siklooksigenase. Senyawa

    ini cepat diubah menjadi prostaglandin dan tromboksan. Lipoksigenase adalah

    enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi leukotrien. Leukotrien memiliki

    efek kemotaktik yang kuat atas eosinofil, neutrofil dan makrofag serta

    meningkatkan bronkokonstriksi dan permeabilitas vaskular. Kinin dan juga

    histamin juga dilepaskan pada tempat jaringan cedera seperti juga komponen

    komplemen serta produk leukosit lainnya dan trombosit. Perangsangan membran

    neutrofil menghasilkan rantai bebas yang memberikan oksigen. Anion

    superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekular reaktif lain seperti hidrogen

    peroksida dan rantai hidroksil. Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat

    menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik sehingga meninggalkan proses

    peradangan.

    Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan

    mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami

    kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim

    fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di situ menjadi

    asam arakidonat (Tjay dan Rahardja, 2002) dan lyso-glyseril-fosforilkolin yang

    kemudian diubah lagi menjadi Platelet Activating Factor (PAF) (Rang, Dale,

    Ritter, Moore, 2003). Platelet Activating Factor menyebabkan agregasi dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    pelepasan trombosit, vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler,

    peningkatan adhesi leukosit, dan kemotaksis leukosit (Robbins, Cotran, Kumar,

    1995).

    Asam arakidonat sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi

    asam endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin (PG),

    prostasiklin (PGI2), dan tromboksan (TXA2, TXB2). Prostaglandin (PG) dapat

    dibentuk oleh semua jaringan. Yang terpenting adalah PGE2 dan PGF2 yang

    berdaya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan

    membran sinovial sehingga terjadi radang dan nyeri. Prostasiklin terutama

    dibentuk di dinding pembuluh dan berdaya vasodilasi. Tromboksan khusus

    dibentuk dalam trombosit dan berdaya vasokonstriksi (antara lain di jantung) serta

    menstimulasi agregasi pelat darah (trombotis) (Tjay dan Rahardja, 2002).

    Bagian lain dari arakidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi zat-

    zat leukotrien (LT). Selanjutnya leukotrien dimetabolisme menjadi LTB4, LTC4,

    LTD4 dan LTE4. LTC4, LTD4 dan LTE4 terutama dibentuk di granulosit eosinofil

    dan berfungsi vasokonstriktif di bronchi dan mukosa lambung, juga memperkuat

    hiperreaktivitas bronchi dan permeabilitas pembuluh darah dengan menimbulkan

    udema. LTB4 khusus di sintesis di makrofage dan neutrofil alveolar, bekerja

    kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit. Leukosit yang tertarik oleh

    leukotrien menginvasi daerah peradangan dan mengaktifkan banyak gejala radang

    (Tjay dan Rahardja, 2002).

    Jalur lipoksigenase dari arakhidonat menghasilkan leukotrien yang

    mempunyai efek kemotaksis yang kuat pada eosinofil, neutrofil, dan makrofag

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    serta meningkatkan bronkokonstriksi dan perubahan-perubahan dalam

    permeabilitas pembuluh darah (Furst dan Munster, 2002). Stimulasi membran

    neutrofil menghasilkan free radicals derivat oksigen. Anion superoksida dibentuk

    oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain yang

    reaktif seperti hidrogen peroksida (H2O2), serta radikal hidroksil (OH*) (Wibowo

    dan Gofir, 2001). Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat menghasilkan

    pembentukan senyawa kemotaktik yang selanjutnya secara berkesinambungan

    meneruskan proses inflamasi (Furst dan Munster, 2002).

    Siklooksigenase terdiri dari dua isoenzim, yaitu siklooksigenase-1 (COX-

    1) dan siklooksigenase-2 (COX-2), dengan berat molekul dan daya enzimatis yang

    sama. COX-1 (dalam keadaan normal maupun terjadi peradangan) terdapat di

    kebanyakan jaringan antara lain di pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna. Zat

    ini berperan pada pemeliharan perfusi ginjal, homeostase vaskuler, dan

    melindungi lambung dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir, serta

    menghambat produksi asam. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di

    jaringan, tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang dan

    kadarnya dalam sel meningkat sampai 80 kali (Tjay dan Rahardja, 2002).

    Sejumlah substansi yang dihasilkan oleh sel memiliki sifat-sifat yang

    juga penting dalam peradangan. Dalam daftar ini terdapat metabolit oksigen yang

    dihasilkan oleh neutrofil dan makrofag (Price and Wilson, 1992). Radikal bebas

    turunan oksigen yang dihasilkan terdiri dari H2O2, superoksida (O2 •¯), dan radikal

    hidroksil (OH*). Radikal oksigen ini menyebabkan kerusakan sel endotel yang

    akhirnya meningkatkan permeabilitas vaskuler (Robbins dkk, 1995)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Gambar 1. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakhidonat dan titik tangkap kerja obat anti-inflamasi (Rang dkk, 2003)

    Keterangan: OAINS = Obat Anti-Inflamasi Non Steroid PAF = Platelet Activating Factor LT = leukotrien ↓ = diubah

    = dihambat = enzim = obat anti-inflamasi

    Fosfolipid

    Fosfolipase A2

    Glukokortikoid (menginduksi

    lipokortin)

    Liso-gliseril-fosforilkolin

    PAF (vasodilator,

    meningkatkan permeabilitas

    vascular, bronkokonstriktor,

    kemotaksin)

    ¯

    Asam arakidonat

    5-HPETE

    LTA4

    LTB4 (kemotaksin)

    LTC4 LTD4 LTE4

    (bronkokonstriktor; meningkatkan permeabilitas

    vaskular)

    Antagonis reseptor

    leukotrien (mis,

    zafirukas, montelukas)

    ¯

    5-Lipoksigenase

    Inhibitor 5-Lipoksigenase (mis, zileutin)

    ¯Siklik

    endoperoksid

    NSAIDs

    ¯

    Siklo-oksigenase

    TXA2 (trombotik;

    vasokonstriktor)

    Antagonis TXA2

    ¯PGI2

    (vasodilator; hiperalgesik; menghentikan

    agregasi platelet)

    PGE2 (vasodilator; hiperalgesik)

    PGD2 (menghambat

    agregasi platelet; vasodilator)

    PGD2α (bronkokonstriktor

    ; kontraksi miometrial)

    Antagonis PG

    ¯

    Lipoksin A & B

    Glukukortikoid menghambat

    induksi

    12-HETE (kemotaksin)

    12-Lipok signase

    15-Lipoksige

    nase

    Inhibitor TXA2 sinthase

    ¯

    PAF antagonis

    ¯

    ¯

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    5. Gejala

    Gambaran peradangan yang dikenal dengan tanda-tanda pokok

    peradangan mencakup kemerahan (rubor), rasa sakit (dolor), panas (kalor),

    pembengkakan (tumor), dan perubahan fungsi (functiolaesa) (Price dan wilson,

    1992).

    a. Rubor (kemerahan)

    Merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan.

    Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah

    tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke dalam

    mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian

    saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini

    yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal

    karena peradangan akut (Price dan Wilson, 1992).

    b. Kalor (panas)

    Terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.

    Sebenarnya panas hanyalah merupakan sifat reaksi peradangan pada

    permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal suhunya lebih rendah dari

    suhu di dalam tubuh (37o). Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas

    dari sekelilingnya, sebab darah (pada suhu 37o C) yang disalurkan tubuh ke

    permukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke

    daerah normal. Fenomena ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena

    radang jauh dalam tubuh karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai

    suhu inti 37o C (Price dan Wilson, 1992).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    c. Dolor (rasa nyeri)

    Dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi

    lokal ion-ion tertentu dan pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau

    zat kimia bioktif lainnya dapat merangsang ujung-ujung saraf menimbulkan

    rasa nyeri. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan

    peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa sakit (Price dan

    Wilson, 1992).

    d. Tumor (pembengkakan)

    Merupakan hal yang paling menyolok ditimbulkan oleh pengiriman cairan

    dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Peningkatan

    permeabilitas vaskular disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel darah

    putih kedalam jaringan disebut eksudasi (Robbins dkk, 1995). Campuran dari

    cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat, yang

    pada keadaan dini reaksi peradangan, merupakan cairan yang timbul dengan

    cepat dalam luka melepuh pada kulit setelah luka bakar kecil. Selanjutnya sel-

    sel darah putih meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari

    eksudat (Price dan Wilson, 1992).

    e. Functiolaesa (perubahan fungsi)

    Yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami peradangan (Sander,

    2003). Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat

    cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi mobilitas pada

    daerah yang terkena (Kee and Hayes, 1996). Gerakan yang terjadi pada

    daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    mengalami hambatan oleh rasa sakit; pembengkakan yang hebat secara fisik

    mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan (Underwood, 1996).

    Gambar 2. Patogenesis dan tanda suatu peradangan (Mutschler, 1986)

    6. Mediator

    Sebagai akibat trauma ataupun perangsangan, sel yang terkena akan

    mengaktifkan suatu sistem yang cukup rumit. Sistem dalam sel akan melepaskan

    berbagai mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, faktor

    Hageman, enzim lisosom, prostaglandin, dan leukotrien (Wilmana, 1986).

    Mediator-mediator nyeri mengalami 3 tahap yaitu vasodilatasi (perubahan

    penampang pembuluh darah dengan akibat meningkatnya aliran darah),

    permeabilitas vaskuler meningkat (perubahan struktural pada pembuluh darah

    mikro yang memungkinkan protein plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi

    darah), dan eksudasi leukosit (agregasi leukosit di lokasi jelas). Ketiga tahap

    tersebut terjadi secara bersamaan (Mutschler, 1986; Robbins dkk, 1995).

    noksius

    Kerusakan sel

    Pembebasan bahan mediator

    Emigrasi leukosit

    Proliferasi sel

    eksudasi Perangsangan reseptor nyeri

    Gangguan sirkulasi lokal

    Pemerahan panas Pembeng kakan

    Gangguan fungsi

    nyeri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Kenaikan permeabilitas kapiler disertai dengan kebocoran banyak sekali cairan ke

    dalam ruang interstitial, pembekuan cairan dalam ruang tersebut yang disebabkan

    oleh sejumlah kebocoran fibrinogen dan protein lainnya yang berlebihan (Guyton,

    1993).

    a. Histamin

    Amina vasoaktif yang paling penting adalah histamin yang mampu

    menghasilkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler. Sejumlah

    besar histamin disimpan dalam sel mast, sel basofil, dan trombosit. Banyak

    cedera fisik menyebabkan degranulasi sel mast dan melepaskan histamin

    (Price and Wilson, 1992). Histamin mempunyai efek biologis dengan cara

    menggabungkan reseptor seluler spesifik yang berlokasi di dalam membran

    permukaan. Histamin mempunyai efek yang kuat pada otot polos dan jantung,

    pada sel endotel dan saraf tertentu, dan pada sel skretorik di lambung (Furst

    dan Munster, 2002). Histamin dan bradikinin dapat meningkatkan

    permeabilitas vaskular, tetapi efek vasodilatasinya tidak besar (Wilmana,

    1995).

    b. Eicosanoid (prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien)

    Mediator yang dianggap mempunyai peranan dalam inflamasi adalah

    prostaglandin yang menyebabkan terjadinya edema, rasa nyeri, dan

    vasodilatasi. Prostaglandin merupakan hasil pemecahan dari asam arakidonat

    oleh enzim fosfolipase sebagai respon terhadap berbagai rangsangan. Asam

    arakidonat ini disimpan atau tersedia sebagai bentuk ester dari struktur

    fosfolipida di membran sel dari kebanyakan jaringan, tetapi dapat juga berasal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    dari ester trigliserida atau ester kolesterol. Prostaglandin tidak disimpan

    secara intraseluler, prostaglandin baru terbentuk bila telah ada pelepasan

    asam arakidonat dari membran sel (Tjay dan Rahardja, 2002). Secara in vitro

    terbukti bahwa prostaglandin E2 (PGE2) dan prostasiklin (PGI2) dalam jumlah

    nanogram, menimbulkan eritem, vasodilatasi dan peningkatan aliran darah

    lokal (Wilmana, 1995).

    J. Obat Anti-inflamasi

    Pengobatan yang diberikan pada penderita dengan peradangan

    mempunyai dua sasaran utama yang meliputi : pertama menghilangkan rasa nyeri

    yang menyertai pada gejala yang ada dan keluhan utama yang kontinyu pada

    penderita; kedua perlambatan atau pengistirahatan proses kerusakan jaringan

    (Furst dan Munster, 2002).

    Obat anti-inflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas

    menekan atau mengurangi peradangan. Tujuan utama pengobatan pasien dengan

    anti-inflamasi yakni meringankan rasa nyeri, yang sering kali merupakan gejala

    awal yang terlihat dan keluhan utama pasien; dan memperlambat atau membatasi

    proses perusakan pada jaringan (Furst dan Munster, 2002). Obat anti-inflamasi

    berdasarkan mekanisme kerjanya secara umum dibagi menjadi dua golongan yaitu

    golongan steroid (kortikosteroid) dan golongan non steroid (OAINS) (Wilmana,

    1995). Mekanisme kerja obat anti-inflamasi dapat dilihat pada gambar 8.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Gambar 3. Mekanisme kerja obat anti inflamasi (Wilmana, 1995)

    1. Kortikosteroid

    Mekanisme kerja golongan steroid sebagian besar berdasar atas rintangan

    sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan menghambat fosfolipase. (Wilmana,

    1995). Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala inflamasi lebih baik daripada

    golongan non steroid. Tetapi golongan kortikosteroid mempunyai efek samping

    yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan penggunaan lama (Tjay dan Rahardja,

    2002).

    Obat anti-inflamasi golongan steroid efeknya tergantung pada pelepasan

    kortisol. Kortisol adalah salah satu hormon yang dihasilkan kortek adrenal yang

    punya khasiat fisiologis utama, antara lain efek glukokortikoid, efek

    mineralokortikoid, efek anti flogistik, anti alergi, efek kalsiprive, dan efek

    imunosupresi. Sebagai hormon yang memiliki efek anti flogistik, kortisol mampu

    Trauma/ luka pada sel

    Gangguan pada membran sel

    Fosfolipid Enzim fosfolipase Dihambat kortikosteroid

    Asam arakidonat

    Hidroperoksid

    Leukotrien

    enzim lipoksigenase enzim siklooksigenase

    Enderoperoksid PGG2/PGH

    Tromboksan A2

    PGE2, PGF2, PGD2 Prostasiklin

    Dihambat oleh OAINS

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    mencegah dan melawan semua macam peradangan terutama dari selaput lendir,

    terlepas dari penyebabnya, misalnya trauma, infeksi, alergi, atau reaksi auto imun

    (Wilmana, 1995). Kortikosteroid mengurangi produksi mediator inflamasi

    (prostaglandin, leukotrien, tromboksan dan platelet activating factor), mencegah

    produksi dan pelepasan histamin dari basofil dan sel mast, menghambat produksi

    berbagai sitokin (Rengganis, 2006).

    Reseptor kortikosteroid ditemukan pada berbagai jenis sel (limfosit,

    monosit, osteoblast, sel hati, sel otot, sel lemak dan fibroblast) sehingga

    memberikan efek biologik terhadap begitu banyak sel (Rengganis, 2006).

    Pemakaian lama dari obat-obatan ini mengarah pada efek toksik yang serius dan

    membuat pasien cacat, seperti patah tulang, infeksi, dan katarak. Pada pasien yang

    rentan dapat terjadi diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung atheroskelorik yang

    dipercepat (Furst dan Munster, 2002). Sebagai anti-inflamasi kortikosteroid

    digunakan dalam dosis yang beragam untuk berbagai penyakit dan beragam untuk

    individu yang berbeda, agar dapat dijamin rasio manfaat/resiko yang setinggi-

    tingginya (Anonim, 2000).

    2. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS)

    Mekanisme kerja OAINS untuk sebagian besar berdasarkan

    penghambatan pada sintesis prostaglandin, dimana kedua jenis cyclooxygenase

    (COX) dihambat. OAINS yang ideal adalah yang hanya menghambat COX-2

    (peradangan) tetapi tidak pada COX-1 (perlindungan mukosa lambung) (Tjay dan

    Rahardja, 2002).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    OAINS membentuk kelompok yang berbeda-beda secara kimia, tetapi

    semuanya mempunyai kemampuan untuk menghambat COX. Dan inhibisi sintesis

    prostaglandin yang sangat berperan untuk efek terapeutiknya. Tetapi inhibisi

    sintesis prostaglandin dalam mukosa gaster sering menyebabkan kerusakan

    gastrointestinal (dispepsia, mual, dan gastritis). Efek samping yang paling serius

    adalah pendarahan gastrointestinal dan perforasi. COX terdapat pada jaringan

    sebagai isoform konstitutif (COX-1), tetapi sitokin pada lokasi inflamasi

    menstimulasi induksi isoform kedua (COX-2). Inhibisi COX-2 diduga

    bertanggung jawab untuk efek anti-inflamasi OAINS, sementara inhibisi COX-1

    bertanggung jawab untuk toksisitas gastrointestinalnya (Neal, 2005).

    Efek anti-inflamasi dari OAINS diyakini melalui hambatan terhadap

    COX-2 karena aktivasi COX-2 merupakan jawaban terhadap stimulus inflamatif

    maupun sitokin berbagai sel termasuk migratory cells. Efek samping yang tidak

    diinginkan seperti gastrotoksisitas dan nefrotoksisitas diakibatkan oleh efek

    penghambatan pada COX-1 (Kasjmir, 2002).

    Pada inflamasi prostaglandin berperan dalam menyebabkan vasodilatasi

    dan meningkatkan permeabilitas vaskular. Akan tetapi, inhibisi sintesis

    prostaglandin oleh OAINS lebih bersifat mengurangi inflamasi daripada

    menghilangkan karena obat ini tidak menghambat mediator inflamasi lainnya.

    Meskipun demikian, pada sebagian besar pasien dengan artritis reumatoid, efek

    antiinflamasi OAINS lebih ringan yaitu mengurangi nyeri, kekakuan dan

    pembengkakan. Tetapi OAINS tidak mengubah penyakit (Neal, 2005).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    OAINS

    ASAM KARBOKSILAT ASAM ENOLAT

    Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Derivat Asetat Salisilat Propionat Fenamat Pirazolon Oksikam

    Aspirin As. Tiaprofenat As. mefenamat Azapropazon Piroksikam

    Benorilat Fenbufen Meklofenamat Fenilbutazon Tenoksikam Diflunisal Fenoprofen Oksifenbutazon Salsalat Flurbiprofen

    Ibuprofen Ketoprofen

    Naproksen Derivat Asam Fenilasetat Derivat Asam asetat Inden/indol: Diklofenak Indometasin Fenklofenak Sulindac Tolmetin

    Gambar 4. Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) (Wilmana, 1995)

    Metabolisme sebagian besar obat OAINS berlangsung melalui enzim

    CYP450 dalam hati. Sekalipun ekskresi ginjal adalah rute yang paling penting

    untuk eliminasi terakhir, hampir semuanya melalui berbagai tingkat ekskresi

    empedu dan penyerapan kembali (sirkulasi enterohepatitis) (Furst dan Munster,

    2002). Sejumlah efek samping berkaitan dengan penghambatan sintesis

    prostaglandin dan terutama terjadi pada lambung, ginjal, dan fungsi trombosit

    (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek samping yang tidak diinginkan dari OAINS pada

    lambung terutama terjadi karena inhibisi COX-1. Enzim COX-1 bertanggung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    jawab untuk sintesis prostaglandin yang berguna untuk menghambat sekresi asam

    lambung dan melindungi mukosa lambung (Rang dkk, 2003). Obat OAINS dapat

    menyebabkan gangguan fungsi ginjal karena menghambat prostaglandin yang

    berguna untuk memelihara volume darah yang mengalir melalui ginjal (perfusi).

    Obat OAINS juga menyebabkan agregasi trombosit dikurangi sehingga masa

    pendarahan dapat diperpanjang (Tjay dan Rahardja, 2002).

    K. Natrium Diklofenak

    Natrium diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas

    analgesia, anti-inflamasi dan antipiretik. Aktivitas natrium diklofenak yaitu

    dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin

    terhambat. Natrium diklofenak memiliki indikasi untuk pengobatan akut dan

    kronik gejala-gejala rheumatoid arthritis, ostecarthritis. Obat ini kontraindikasi

    untuk penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau menderita asma,

    urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau OAINS lainnya, serta penderita

    tukak lambung. Jika digunakan bersamaan dengan aspirin dapat menurunkan

    konsentrasi plasma dan AUC natrium diklofenak. Natrium diklofenak dapat

    meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin, dan litium

    sehingga meningkatkan tosisitasnya. Selain itu, diklofenak dapat menurunkan

    aktivitas obat-obat diuretik (Hardjasaputra, Budipranoto, Sembiring, Kamil,

    2002).

    Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap.

    Obat ini terikat 99% pada protein plasma dan mengalami efek lintas awal sebesar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    40-50%. Walaupun waktu paruh singkat yaitu 1-3 jam, natrium diklofenak

    diakumulasi di cairan sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi lebih lama

    dari waktu paruh obat tersebut (Wilmana, 1995). Bioavaibilitas sistemik dari

    diklofenak antara 30-70% karena metabolisme lintas pertama. Metabolisme

    berlangsung dengan CYP3A4 dan CYP2C9 menjadi metbol