Page 1
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 4%
Date: Wednesday, June 10, 2020
Statistics: 312 words Plagiarized / 8629 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
PENGENALAN DASAR DAN TUNTUNAN PRAKTIS BELAJAR BAHASA SANSKERTA DAN
HURUP DEWANÀGARÌ
Page 3
LEARNING BY PRAYING (Belajar Sambil Berdoa) PENGENALAN DASAR DAN TUNTUNAN
PRAKTIS BELAJAR BAHASA SANSKERTA DAN HURUP DEWANÀGARÌ Penerbit PÀRAMITA
Surabaya
Page 4
__ PENGENALAN DASAR DAN TUNTUNAN PRAKTIS BELAJAR BAHASA SANSKERTA DAN
HURUP DEWANÀGARÌ Ni Putu Winanti, S.Ag Editor dan pengetikan Dewanàgarì oleh
Ary Penerbit &Percetakan : “PÀRAMITA” email :info@paramitapubl isher.com
http://www.paramitapublisher.com Jl.
Menanggal III No. 32 Telp. (031) 8295555. 8295550, 8295500 Surabaya 60234 Fax : (031)
8295550 Pemasaran “PÀRAMITA” Jl. Letda Made Putra 16 Telp. (0361 )226445 Denpasar
Fax : (0361)226445
Page 5
Sambutan Ketua Lembaga Dharma Duta PHDI Pusat Oý Swasti Astu, Kita patut
bersyukur kehadapan Ida Sang Hyang Perama Kawi, Tuhan yang Maha Esa, karena di
tengah- tengah minimnya perhatian terhadap Bahasa Sanskerta muncul penulis wanita
yang mengetengahkan buku “BELAJAR SAMBIL BERDOA” Pengenalan Dasar Dan
Tuntunan Praktis Belajar Bahasa Sanskerta Dan Hurup Dewanàgarì, merupakan langkah
praktis untuk selanjutnya dapat memahami ajaran agama lebih mendalam serta
penghayatan makna yang terkandung di dalamnya.
Selain itu Learning By Praying ini memuat hal-hal yang praktis tentang doa sehari-hari
serta makna filosofis yang mendalam. Tindakan yang positif ini sekaligus sebagai
wahana peningkatan pemahaman ajaran agama dan pendidikan Agama Hindu
khususnya generasi muda Hindu di masa depan. Lembaga Dharma Duta PHDI Pusat
tentu sangat bangga dan gembira menyambut tulisan ini, dan tulisan-tulisan lainnya
sebagai lembaga siar pengembangan keumatan yang kita cintai bersama.
Langkah pencerahan ini semestinya tidak berhenti sampai disini saja, namun terus
menerus dilakukan
Page 6
dan dikembangkan mengikuti perkembangan jaman yang cepat berubah. Sekali lagi
terima kasih kepada Penulis yang disamping sebagai seorang ibu rumah tangga dan
staff pengajar STAH Negeri Denpasar di tengah-tengah dinamika kehidupan bangsa
yang mengalami berbagai krisis multidimensional dapat tampil memberikan pencerahan
agama kepada umat.
Mudah-mudahan langkah ini diikuti oleh warga seumat dan sedharma, semoga pikiran
yang baik datang dari segala penjuru. “Oý Oý à no bhadràá kratavo yantu viúvataá Oý
Úàntiá Úàntiá Úàntiá Oý. Denpasar, 17 Maret 2004 Prof. Dr. dr. Ketut Sukardika, MSDK
Page 7
SAMBUTAN DARI KETUA PHDI PROPINSI BALI Oý Swasti Astu, inyt' kuä kmR Tv' kmR
Jyayo ökmR," - xr¢rya]a_i p c te n p[is?yedkmR," --8-- “niyataý kuru karma tvaý karma
jyàyo hyakarmaóaá, úarìra-yàtràpi ca te na prasiddhyed akarmaóaá”. (Bhagawadgìtà,
III.8) Lakukanlah tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, sebab berbuat lebih baik
dari pada tidak berbuat, Dan bahkan tubuhpun tidak akan berhasil terpelihara tanpa
bekerja.
Page 8
Seiring ucapan puji dan syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, kaini menyambut
baik dengan disusunnya buku dengan judul “Learning By Praying (Belajar Sambil
Berdoa) Pengenalan Dasar Dan Tuntunan Praktis Belajar Bahasa Sanskerta dan Hurup
Dewanàgarì” karena melihat realita yang ada masih banyak permasalahan yang dihadapi
Umat Hindu dalam hal pemahaman terhadap ajaran agamanya.
Permasalahan tersebut salah satunya adalah belum semua Umat Hindu mengenal
Bahasa Sanskerta dan hurup Dewanàgarì, yang merupakan bahasa yang dipakai di
dalam menyusun Weda dan Weda adalah kitab suci Agama Hindu, Bahasa Sanskerta
dan hurup Dewanàgarì ini merupakan suatu yang sangat penting, dan harus diketahui
oleh Umat Hindu agar tidak kehilangan jati diri sebagai Umat Hindu di dalam
pemahaman terhadap ajaran agamanya.
Di era globalisasi dan modernisasi Karena menghayati, memahami ajaran agama Hindu
hendaknya dimulai dari mengetahui/memahami hal-hal yang kecil dan sederhana, baru
pada pemahaman yang bersifat inti/ tattwa. Berkenaan dengan itu maka kami
menyambut baik dengan disusunnya buku pengenalan terhadap Bahasa Sanskerta ini,
walaupun sangat sederhana
Page 9
namun diharapkan dapat menyentuh semua lapisan masyarakat dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi, sebagai tahap pengenalan saja, dimasa depan diharapkan
materi Bahasa Sanskerta dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah formal.
Kehadiran buku ini diharapkan minimal dapat memperkuat Sraddha dan Bhakti umat
Hindu, sehingga tidak kehilangan jati diri dalam memahami ajaran Agama Hindu dalam
kehidupan yang sangat heterogen dan berdampingan secara damai. Begitu pula kami
menyambut baik dan mengharapkan muncul lagi ide-ide positif yang mengarah
pada/dapat memperkuat Sraddha dan Bhakti Umat kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa
mari bersama dengan PHDI Bali menjaga keajegan Bali melalui aktivitas-aktivitas
keagamaan yang disertai dengan hati yang tulus.
Dalam kesempatan ini kami ketua PHDI Propinsi Bali tentunya bersama para Dermawan
lainnya mendorong dan ikut berpartisipasi dalam menyebarkan Buku ini agar sampai
kepada seluruh Umat Hindu. Demikian sambutan kami semoga buku ini bermanfaat
bagi Umat dalam usaha pemahaman terhadap ajaran agamanya. Semoga Tuhan
membuka
Page 10
jalan Dharma untuk kita berbuat dalam menuju keajegan Agama Hindu. Oý Úàntiá
Úàntiá Úàntiá Oý.
Denpasar, 1 5 Maret 2004 Ketua PHDI Propinsi Bali, I Made Artha, B.A.E
Page 11
Sepatah Kata Dari Penulis SATYAM EVAM JAYATE” Oý Swasti Astu, Seiring
perkembangan jaman yang begitu pesat sampai memasuki era globalisasi dan
modernisasi, kita sebagai Umat Hindu pun dihadapkan dengan berbagai permasalahan
yang sangat kompleks dalam usaha pemahaman terhadap ajaran agama Hindu,
permasalahan-permasalahan tersebut sangat mengganggu keimanan atau Sraddha dan
Bhakti Umat Hindu.
Umat Hindu yang hidup dalam kemajemukan dalam pergaulan di masyarakat akan
dihadapkan dengan berbagai pertanyaan, yang mencakup masalah praktek
keagamaannya, pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti : mana kitab suci Agama Hindu?
mana mantra orang meninggal bagi umat Hindu? mana mantra makan bagi Umat
Hindu? mana mantra untuk mengucapkan salam kepada orang yang sukses dalam
jabatannya? Dan sebagainya.
Dari berbagai pertanyaan tersebut kalau yang ditanya tidak bisa menjawab dan
memang tidak tahu, tentu saja akan rnenimbulkan rasa minder atau rendah diri
terhadap ajaran agama yang dipeluknya, timbullah kehampaan terhadap agama yang
dianutnya, serta muncullah niat-niat yang negatif lainnya dan berkata oh ... bukit yang
disana
Page 12
serasa lebih indah dan lebih bagus, padahal hasilnya akan sama kalau umat manapun
akan tetap merasa hampa kalau tidak ada usaha untuk memahami ajaran agamanya.
Dampak/kasus-kasus seperti ini banyak terjadi, dikalangan Umat Hindu, yang sekaligus
menjadi tantangan bagi kita Umat Sedliarma di dalam membangun keajegan Umat
Hindu. Berdasarkan fenomena itu, tentunya kami secara pribadi dan sebagai pengurus
Parisada Bali (PHDI Bali) merasa prihatin dan tidak ingin fenomena tersebut tumbuh
subur ditengah-tengah kehidupan beragama Hindu, apalagi Umat Hindu sekarang ini
sudah mulai memahami ajaran agamanya tidak sekedar menerima begitu saja
melainkan sudah menggali berdasarkan sastra-sastra/kitab suci Weda, serta mengarah
pada pemahaman makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya, sehingga
pemahaman terhadap ajaran agamanya terasa mantap siap berargumentasi berdasarkan
sastra-sastra yang ada, bukan kehampaan.
Berdasarkan rasa perhatian kami terhadap umat dan merenung sejenak, pasti akan
muncul permasalahan- permasalahan baru lagi. Diantaranya “Bahasa dan hurup apa
yang dipakai dalam Weda”. Kalau kita melihat umat lain sejak dini/umur lima tahun telah
mengenal hurup yang dipakai dalam kitab sucinya, seperti hurup Arab yang dipakai
dalam alquran, di
Page 13
Umat Hindu mana? Dan kapan akan tahu Bahasa Sanskerta dan hurup Dewanagarinya?
Pertanyaan ini akan bisa dijawab oleh kaum intelektual dan beberapa orang yang
pernah belajar di PGAH tempo dulu dan sekolah di STAH sekarang.
Karena kurikulum Bahasa Sanskerta belum masuk ke dalam pendidikan formal SD, SMP,
dan SMA, hanya baru masuk pada kurikulum di perguruan tinggi di STAH dan ada
beberapa sekolah swasta lainnya. Harapan kami belum masuknya kurikulum Bahasa
sanskerta dalam pendidikan formal hendaknya bukan menjadi halangan bagi Umat
Hindu untuk mengenal Bahasa Sanskerta dan hurup Dewanàgari, yang merupakan
bahasa yang dipakai dalam Weda dan “Umat Hindu harus mengenal dan
mengetahuinya” walaupun tidak pintar dan ahli minimal dikenal dan diketahui dari
kalangan awam sampai pada kalangan intelektual. lebih-lebih bisa memahami itu lebih
baik.
Berkenaan dengan itu, kami mengajak semua umat untuk belajar, mengenal Bahasa
Sanskerta dan Hurup Dewanàgari melalui inisiatif kami dengan menyusun buku yang
berjudul “Learning By Praying (Belajar Sambil Berdoa) Pengenalan Dasar dan tuntunan
Praktis Belajar Bahasa Sanskerta dan Hurup Dewanàgari” Buku ini sebagai tuntunan
pengenalan saja sambil menunggu diperjuangkannya Bahasa sanskerta masuk ke dalam
kurikulum formal dari tingkat SD sampai perguruan tinggi.
Page 14
Ide-ide untuk memperkenalkan Bahasa Sanskerta dan hurup Dewanàgari ini bukannya
gagasan baru melainkan sudah dilakukan/dipelopori oleh para tokoh Hindu pendahulu
kita seperti oleh Bapak Almarhum I Gede Pudja, Bapak Ketut Semadiastra, Prof. Tjok Rai
Sudharta dan sebagainya, namun terangkum dalam kitab-kitab seperti Åg Veda, Yajur
Veda, Bhagawadgìtà dan sebagainya yang memakai hurup Dewanàgari.
Namun berdasarkan realita, tampak ada keengganan umat dari kalangan bawah/awam
untuk membaca kitab- kitab tersebut/ kitab-kitab tersebut belum tersentuh oleh umat
sampai pada kalangan bawah. Oleh karena itu kami hanya meneruskan perjuangan
pendahulu- pendahulu kami dalam pola pikir yang sangat sederhana dengan menyusun
buku ini.
Perlu diketahui buku tidak bersifat mengkhusus, terpisah, dan mendalam, mengenai
Bahasa Sanskerta, melainkan sangat sederhana sebagai langkah awal memperkenalkan
kepada Umat, yang diselipkan dalam doa sehari-hari, sloka-sloka Hindu, dengan
harapan, agar buku ini praktis dan mau dibaca oleh umat. Pendeknya mari kita belajar
sambil berdoa dan melantunkan Ayat-Ayat Suci Weda, sehingga akan terasa nikmat, dan
penuh kedamaian dengan membaca buku ini.
Selanjutnya setelah umat tertarik dan ingin memahami Bahasa sanskerta lebih dalam
baru menginjak ke buku-buku yang lebih mengkhusus dan mendalam yang membahas
tentang Bahasa Sanskerta.
Page 15
Umat sedharma yang berbahagia sering ide- ide yang baik, tidak terealisasi karena
terhambat oleh dana, maka untuk merealisasikannya kami harapkan para Dermawan,
Donator-Donatur yang budiman mengulurkan tangan bekerjasama dengan PHDI Bali
untuk menerbitkan dan menyebarkan buku ini kepada Umat yang membutuhkannya.
Sebagai akhir kata puja puji dan syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, karena atas
asung kerta waranugraha-Nya kami dapat menyusun buku ini, dan buku ini kami
persembahkan kepada seluruh Umat Hindu disamping itu juga untuk memenuhi
harapan Bapak Kapolda Bali Bapak Mangku Pastika kepada PHDI Bali dalam acara
“musyawarah antar Umat Beragama dengan Pemerintah”. Harapan Beliau, yakni agar
PHDI Bali beraktivitas sesuai dengan permasalahan dan tuntutan masyarakat yang
berkembang.
Umat sedharma yang kami hormati, dengan menyadari keterbatasan pemikiran penulis,
maka melalui kesempatan ini kami mohon maaf bila ada kekeliruan dalam penyusunan
buku ini, ide, kritik, dan saran pembaca tetap kami harapkan, demi menuju yang lebih
baik. Buku ini kami susun atas bimbingan senior-senior kami dan kerjasama beberapa
tokoh melalui referensi beberapa buku.
Walaupun buku ini dengan pemikiran yang sangat sederhana, namun diiringi dengan
niat yang sangat tulus dalam membagi rasa kepada Umat. Demikian semoga buku ini
ada manfaatnya bagi pembaca dan semoga Ida
Page 16
Hyang Widhi Wasa selalu memberkati, karya-karya positif Umat-Nya. Dan kami akhiri
prakata ini dengan menghaturkan Parama Santi, Oý Úàntiá Úàntiá Úàntiá Oý.
Denpasar, 8 Maret 2004 Hormat kami Penulis
Page 17
DAFTAR ISI Sambutan Ketua Lembaga Dharma Duta PHDI Pusat..... v
Page 18
Sambutan Dari Ketua PHDI Propinsi Bali vii Sepatah Kata Dari Penulis xi Daftar isi xvii
Gambaran Umum Tentang Bahasa Sanskerta..... 1 II. Hurup Dewanàgari
................................................. 4 A. Hurup swara/vokal ............................................... 4 1. Vokal
tunggal .................................................. 4 2. Vokal rangkap .................................................
5 3. Vokal Perubahan ............................................. 6 B. Hurup Wyanjana/Konsonan
................................. 7 1. Tanda Wirama ................................................. 8 2. Awagraha
........................................................ 9 3. Tanda Penyingkatan........................................ 9 4. Tanda (.)
.......................................................... 9 5.
Tanda (,) 10 Penggabungan Konsonan 10 Penggabungan secara bersebelahan 10
Penggabungan secara bersusun 11 Penggabungan Ú Palatal 11 Penggabungan semi
vokal r (r() 12 Penggabungan dua, tiga/lebih Konsonan 13 Cara menulis hurup
Devanagari 14 Pedoman membaca Hurup Dewanàgari 15 Cara Membaca Vokal 1 5 Cara
Membaca Konsonan 16 Cara Membaca Konsonan Cerebral 16 Angka dan Bilangan
Dalam Bahasa Sanskerta... 19 A. Angka 19 B.
Bilangan 19 DOA SEHARI HARI 28 Penyucian tangan 28 Panganjali dan Parama Santih
28 Memulai suatu pekerjaan 29 Bangun pagi 29 Membersihkan Diri 30 Cuci tangan 30
Cuci kaki 30 Berkumur 30 Menggosok gigi 30 Mandi 31 keramas atau cuci rambut 31
Potong Ternak 31 Yajna sesa 32 Mantra makan 33 Menghadapi makanan 33 Mulai
makan 33 Sesudah Makan 33 Selesai bekerja 34 Puja Mantra/Doa Dalam Sembahyang
34 Sikap sempurna (asana) 34 Pranayama (mengatur nafas) 35 Puraka (tarik nafas) 35
Kumbhaka (tahan nafas) 35 Recaka (keluarkan nafas) 35 Mantra untuk Dupa 35
Menyucikan bunga/kembang dengan Puja 36 Keramaning Sembah 36 Sembah
puyung/tangan kosong 36 Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
dengan bunga 36 Menyembah Tuhan sebagai Ista Dewata dengan kembang/Kewangen
37 Menyembah Tuhan sebagai pemberi anugrah dengan kewangen 37 Sembah puyung
38 Pemercikan tirtha wasuhpada 39 Memasang bija 40 Bija untuk di dahi 40 Bija
dibawah tenggorokan 40 Bija untuk ditelan 40 Meninggalkan tempat suci 41 Puja
Mantra/Doa Menghaturkan Sesajen 41 Pemeriksaan air suci/tirta 41 Puja Padmasana 41
Puja Dewa Pratistha 42 Menghaturkan bunga menurut warna 42 Penyucian sesajen 42
Ngayaban sesajen untuk para Dewa/ Tuhan Yang MahaEsa 42 Menghaturkan sesajen
untuk leluhur 43 Menghaturkan segehan 43 Puja Mantra/Untuk Tujuan Tertentu 43
Memohon perlindungan 43 Mengunjungi orang sakit 44 Mendengar orang
meninggal/berkunjung ke tempat orang meninggal 44 Untuk pertemuan/rapat 45
Penyumpahan pejabat/pegawai 47 Doa mulai membaca kitab agama (Weda).
48 Doa untuk apel kerja/Upacara bendera 48 Mantra mohon inspirasi 50 Mantra untuk
pedagang 50 Beberapa Sloka Dalam Sastra Hindu 51 Beberapa Arti Kata 58 Kata-kata
Page 19
Benda Maskulinum 58 Kata-kata Benda Netrum 61 Kata-kata benda Feminim 64 Kata
Sifat/Ajektive 67 Adverbia 71 Buku referensi 74 Riwayat Hidup Penulis 76
Page 20
GAMBARAN UMUM TENTANG BAHASA SANSKERTA Sebagai awal dalam penulisan ini
akan dikemuka- kan sedikit tentang keberadaan dari pada Bahasa Sanskerta.
Kata sanskerta di Indonesia adalah bentuk serapan dari kata Saýskåta dalam bahasa
Sanskerta. Secara etimologis Saýskåta berasal dari unsur-unsur Saý-s-kå (akar kata kerja
kelas I), dan menjadi krta adalah bentuk participium pervectum passif dari akar kata “kå”,
kå artinya membuat, mengerjakan, menyusun. Preposisi Sam pada hakekatnya berarti
lengkap, bersama-sama.
Akar kata kerja Kå kadang-kadang menggunakan konsonan awal S apabila diawali
dengan preposisi sam, pari, upa, nis. Misalnya saýskàra artinya penyucian, pariskåta
artinya telah disiapkan, terhiasai, dikelilingi atau disertai oleh, niskåta artinya
dipindahkan dikeluarkan, dibuang dan upaskåta dilengkapi dengan, diatur dipersiapkan,
dihiasi (cf. upakara, m pertolongan bantuan, persiapan) (cf. Whitney, 1964).
Jadi bahasa Saýskåta adalah “bahasa yang telah dikerjakan, disusun secara lengkap dan
sempurna” (cf.Monier, Williams, 1986; Mac Donell,1974).
Page 21
Bahasa Sanskerta inilah yang dipakai di dalam kitab suci Agama Hindu yaitu Weda,
terutama dalam menghimpun Catur Weda yakni Åg Weda, Sàma Weda, Yajur Weda dan
Atharwa Weda. Dan bahasa Sanskerta ini dipakai pertama dalam kitab Ràmàyaóa bagian
Sundarakàóða sloka 30,17,18.
Ketika Sang Hanùmàn menghadap Dewi Sìtà Sebagai utusan Sang Ràma. Agar Sang
Hanùmàn tidak dicurigai oleh Dewi Sìtà maka Sang Hanùmàn memutuskan untuk
menggunakan bahasa Sanskerta akhirnya Sang Hanùmàn dapat berkomunikasi dengan
baik dengan Dewi Sìtà.
Istilah/nama Bahasa Sanskerta dipopulerkan oleh Mahàrûi Pàóini, Beliau menulis sebuah
buku tata bahasa Sanskerta yang merupakan buku Tata Bahasa yang pertama, bernama
Wyàkaraóa yang terdiri-dari 8 adhyàya yang dikenal dengan nama Aûþàdhyayi. Dalam
perkembangan selanjutnya para ahli membedakan Bahasa Sanskerta menjadi 3
kelompok yaitu: Vedic Sanskrit (bahasa sanskerta veda), yaitu bahasa yang digunakan
dalam Veda yang umurnya jauh lebih tua dibandingkan dengan bahasa yang dipakai
dalam susastra Hindu seperti Itihàsa, Puràóa, Saýhità dan sebagainya.
Page 22
Classical Sanskrit (bahasa sanskerta klasik) yaitu bahasa sanskerta yang digunakan dalam
sastra-sastra Hindu seperti Puràóa Itihàsa, kitab-kitab hukum/ Saýhità. Hybrida Sanskrit
(bahasa sanskerta campuran) disebut juga bahasa kepulauan/Archipelago Sanskrit, yaitu
Bahasa Sanskerta yang sudah mendapat pengaruh dari bahasa yang berkembang.
Seperti Stuti dan Stava para pendeta di Bali merupakan bahasa sanskerta yang sudah
bercampur dengan bahasa Nusantara.
Demikianlah sedikit pengetahuan umum tentang bahasa Sanskerta cukup membuat kita
tidak asing lagi dengan keberadaan dari Bahasa Sanskerta yang merupakan bahasa yang
dipakai di dalam kitab suci Umat Hindu yaitu Weda. Dan selanjutnya akan dibahas
tentang hurup dalam Bahasa Sanskerta, bahasanya disebut dengan Bahasa Sanskerta
sedangkan hurupnya disebut dengan hurup Dewanàgari.
Untuk lebih jelasnya, selanjutnya akan dibahas sedikit tentang hurup Dewanàgari.
Page 23
HURUP DEWANAGARI Hurup Dewanàgari berjumlah 48 buah yang digolongkan
menjadi : Hurup swara /vokal sebanyak 15 buah Hurup wyañjana /konsonan sebanyak
33 buah Hurup swara/vokal jumlahnya 15 hurup yang dibedakan menjadi : vokal
tunggal, vokal rangkap dan vokal perubahan: Vokal tunggal a = A bila digabung dengan
konsonan berbentuk a = Aa bila digabung dengan konsonan berbentuk ..a ma = ma i =
— bila digabung dengan konsonan berbentuk ..i
i m = mi ì = ¡ bila digabung dengan konsonan berbentuk ..I kI = ki
Page 24
u = £ bila digabung dengan konsonan berbentuk ..u bu = bu ù = ¤ bila digabung
dengan konsonan berbentuk ..U bU = bù å = ¨ bila digabung dengan konsonan
berbentuk ..* k* = bù æ = © bila digabung dengan konsonan berbentuk ..F kF = kæ í =
¬ bila digabung dengan konsonan berbentuk ..¬
³ = kí vokal rangkap : e = E bila digabung dengan konsonan berbentuk ..e ne = ne ai =
Ee bila digabung dengan konsonan berbentuk ..W BO = bai o = Ao bila digabung
dengan konsonan berbentuk ..o go = go
Page 25
au = AO bila digabung dengan konsonan berbentuk ..O kO = kau Vokal Perubahan
anuswara ý bila digabung dengan konsonan berbentuk ...' d' = daý wisarga á bila
digabung dengan konsonan berbentuk .."
v" = waá Hurup Wyañjana/Konsonan Hurup konsonan jumlahnya 33 buah, dibagi men-
jadi 4 kelompok yaitu: Hurup Pañca Walimukha berjumlah 25 buah yang dibedakan lagi
menjadi konsonan tajam konsonan lembut dan konsonan nasal. Hurup Antaásthaá/semi
vokal berjumlah 4 buah Hurup usmanaá/sibilan/desis berjumlah 3 buah Hurup aspirat
berjumlah 1 buah.
Lihatlah pembagian tersebut seperti dalam tabel!
Page 26
HURUP DEWANÀGARI No _DASAR UCAPAN _WARGA _ _HURUF WIAÑJANA _ _ _ _ _ _ _
_ _ _(1) _ _ _(2) _(3) _(4) _ _ _ _ _PAÑCA WALIMUKHA _ANTAH- STAÁ/ SEMIVOKAL
_USMA- NAÁ DESIS _ASPI- RAT _ _ _ _ _TAJAM _LEMBUT _NASAL _ _ _ _ _1. _GUTURAL _k
_k _% _g _` _; _ _ _ _ _ _Kanthya _KA _ka _kha _ga _gha _na _ _ _ _ _2.
_PALATAL _c _c _^ _Ja _& _Å _y _x _ _ _ _Talawya _CA _ca _cha _ja _jha _ña (nya) _ya _úa _
_ _3. _LINGUAL _$ _$ _# _@ _! _, _r _z _ _ _ _Murdhanya _ÞA _þa _þha _ða _ðha _óa _ra _ûa
_ _ _4. _DENTAL _t _t _q _d _/ _n _l _s _ _ _ _Dantya _TA _ta _tha _da _dha _na _la _sa _ _ _5.
_LABIAL _p _p _F _b _.
_m _v _ _ _ _ _Ostya _PA _pa _pha _ba _bha _ma _wa _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _h _ _ _ _ _ _ _ _ _
_ _ _ha _ _ Tanda Wirama Setelah memperhatikan tabel hurup tersebut, bahwa tiap
bentuk hurup telah mengandung unsur vokal “a” maka untuk membentuk konsonan
murni/ konsonan tanpa vokal “a” pakailah tanda yang disebut tanda wirama yang
berbentuk (..(...) yang diletakan dibawah suatu konsonan.
Tanda wirama
Page 27
ini berfungsi untuk membentuk konsonan murni pada akhir suatu kata atau pada akhir
suatu kalimat. Tidak boleh memakai tanda wirama ditengah-tengah kata,
penggunaannya sama seperti penggunaan adeg- adeg dalam Bahasa Bali, namun
kadang-kadang tanda wirama dipakai ditengah-tengah kata untuk menghindari
terjadinya penggabungan konsonan yang samar.
Contoh: 1) (k) = ka (k() = k perk( = perak 2) (g) = ga (g() = g gerobg( = gerobak 3) (d) =
da (d() = d Abd ( = abad untuk menghindari penggabungan kon- sonan yang samar
boleh memakai tanda wirama ditengah-tengah kata, contoh: 4) libdhiá = ilb(/" Setelah
Anda membaca hurup vokal dan konsonan secara berulang-ulang sekarang perhatikan
bagaimana bentuk hurup konsonan setelah digabung dengan hurup konsonan lainnya.
Perhatikan baik- baik !
Page 28
Awagraha Awagraha dipergunakan untuk menandai hilangnya vokal a (A) pada suatu
kata dibelakang suku akhir bersuara e (E) dan o (Ao) pada kata yang mendahuluinya.
Awagraha berbentuk _ latinnya ditulis dengan tanda koma atas ' Contoh : wane atra
wane'tra vne A] vn_] aswo atra aswo'tra ASvae A] ASvae_] Tanda Penyingkatan Tanda
penyingkatan ini dipergunakan untuk menandai hilangnya suku kata yang mudah
dimengerti, bentuknya “O” latinnya ditulis “-”.
Contoh: gataá gataý gatena gataá -taý -tena gt" gt' gten gt" 0t' 0ten - Tanda titik (.)
Tanda -- berfungsi sebagai titik dibelakang suatu kata/kalimat. Contoh : aswah wane
wasati. ASv" vne vsit --
Page 29
Tanda koma (,) Tanda - berfungsi sebagai koma dibelakang suatu kata/kalimat. Contoh :
ramaá lakûmanaá ca, dasaratasya putraá.
rm" l+mn" c - dsrtSy pu]" -- Penggabungan Konsonan Bentuk penggabungan konsonan
dengan konsonan disebut dengan samyukta wyanjana, penggabungan konsonan ada
dua cara secara bersusun dan secara bersebelahan. Penggabungan secara bersebelahan,
Apabila penggabungan dua buah konsonan/ lebih digabung secara bersebelahan, maka
garis vertikal hurup di depan dihilangkan hurup yang dibelakang tampak lebih
sempurna.
Bila definisi masih membuat anda bingung perhatikan contoh berikut : penggabungan g
+ g Gg = gga penggabungan p + y Py = pya penggabungan n + m Nm = nma
penggabungan $ + # É = þþha penggabungan z + , Z, = ûóa penggabungan j + j Jj = jja
Page 30
Panggabungan secara bersusun, Apabila dua buah konsonan/lebih digabung secara
bersusun, maka garis horisontal di bawahnya dihilangkan hurup yang diatas nampak
lebih sempurna, Bila definisi ini masih membuat anda bingung perhatikan contoh
berikut: penggabungan Å Ç = ñja j penggabungan c  = cca c penggabungan k ´ = kka
k penggabungan t Ó = tna n Perhatikan Penggabungan Perhatikan Penggabungan Ú
(palatal) atau sesage didalam menulis, Ú (palatal) atau Sesage umumnya berubah
menjadi è kalau diikuti suatu konsonan/tanda suara yang diletakkan dibagian bawah
konsonan tersebut.
Contoh : 1) Sla êmt( = slamat 2) Sri iè{kiNd = Srikandi
Page 31
Penggabungan semi vokal r (r() Disamping Ú (palatal) atau Sesage perlu juga dipahamai
cara penulisan semi vokal r (r() dalam bentuk gabungan, sebagai berikut: Apabila semi
vokal r (r() mendahului sebuah konsonan ditulis (...R.) di atas konsonan yang
mengikutinya Contoh: Rpa, ditulis pR Rtha, ditulis qR Parwa, ditulis pvR Rka, ditulis kR
Dharma, ditulis /mR Sarwa,ditulis svR Apabila konsonan yang mengikuti semi vokal r (r()
mempunyai tanda suara, maka r ditulis dalam bentuk (...R.) namun diletakkan pada
posisi paling kanan sukukata yang mengikuti.
Contoh: rkau, ditulis kOR Rbhim, ditulis imRm( Rkaýsi, ditulis k'isR Semi vokal r (r() juga
ditulis dalam bentuk (...R.) jika digabung dengan r (©) Contoh : niråti, ditulis in©itR
Page 32
Apabila semi vokal r (r() diucapkan dibelakang sebuah konsonan ditulis dalam bentuk ...[
dibawah konsonan yang mendahului.
Contoh: gra, ditulis Ga[ tpra, ditulis Tp[ praja, ditulis p[j Penggabungan dua, tiga/lebih
Konsonan Untuk lebih memperlancar menulis dan membaca hurup devanagari
perhatikan pula beberapa bentuk gabungan 2, 3 atau lebih konsonan, karena dalam
bahasa Sanskerta sering kita jumpai bentuk gabungan-gabungan seperti ini. sthya SQy
8) stha Sq rtsya TSyR 9) dbha Ù tsmya TSMy 10) kûa = rtsnya TSNyR 11) tra ] þþha É 12)
ððha Í ñja Ç 13) dma Ú sthya SQy 14) bdya BÛ
Page 33
Cara menulis hurup Devanàgari, Cara menulis ini akan dicontohkan beberapa hump saja
untuk lebih lengkapnya akan disajikan dalam buku khusus kamus Bahasa sanskerta
dalam bentuk kaligrafi.
Perhatikan beberapa contoh berikut, ikuti petunjuk tanda panah, atau sebagai awal
belajar lakukanlah seni anda masing-masing asalkan menghasilkan hurup yang sama,
perlahan- lahan sampai mendekati cara yang tepat. Contoh Menulis hurup
Page 34
“a” “ca” _“ma” “å”
Page 35
“ja” “ha” dst ...
Page 36
Pedoman membaca Hurup Dewanagari Cara Membaca Vokal a - dibaca seperti a dalam
kata apa. à - dibaca seperti a dalam kata gelar (dua kali lebih panjang dari a).
i - dibaca seperti i dalam kata detik. ì - dibaca seperti i dalam kata pasir (dua kali lebih
panjang dari i). u - dibaca seperti u dalam kata aduk. ù - dibaca seperti u dalam kata
kasur (dua kali lebih panjang dari u). r - dibaca seperti ri dalam kata tarik. æ - dibaca
seperti ri dalam kata ria (lebih panjang dari r). í - dibaca seperti l disusul dengan r (lri). e
- dibaca seperti e dalam kata jahe.
ai - dibaca seperti ai dalam kata ramai. o - dibaca seperti o dalam kata kota au - dibaca
seperti au dalam kata engkau.
Page 37
Cara Membaca Konsonan k - dibaca seperti keras. kh - seperti k disusul dengan h yang
diembus (bukan seperti kh Bahasa Indonesia). g - dibaca seperti garuda. gh - seperti g
disusul dengan h yang diembus. ò - seperti bangku. c - seperti catur. ch - seperti e
disusul dengan h yang diembus j - seperti raja.
jh - seperti j disusul dengan h yang, diembus. ñ - seperti nyonya. Cara Membaca
Konsonan Cerebral Huruf huruf cerebral (langit-langit lembut) dibaca dengan daun lidah
ke atas menyentuh langit-langit. Huruf-huruf Dental (gigi) dibaca dengan daun lidah
menyentuk kaki gigi atas. þ - dibaca seperti t dalam kata tutuk (B. Jawa).
þh - dibaca seperti t disusul dengan h yang
Page 38
dihembus. d - dibaca seperti d dalam kata dahar (B. Jawa). ðh - dibaca seperti d disusul
dengan dengan h yang diembus. ó - dibaca seperti rna (siap membaca kemudian
membaca na). t - dibaca seperti t dalam kata tangan (daun lidah menyentuh kaki gigi
atas). th - dibaca seperti t disusul dengan dengan h yang diembus. d - dibaca seperti d
dalam kata dadi (B. Jawa). dh - dibaca seperti dh dalam kata dharma (h diembus).
n - dibaca seperti n dalam kata nanas (daun lidah menyentuh kaki gigi atas). p - dibaca
seperti dalam kata pita. ph - dibaca seperti p disusul dengan dengan h yang dihembus
(pahala). b - dibaca seperti b dalam kata baris.
Page 39
Bh - dibaca seperti bh dalam kata bhakti. m - dibaca seperti m dalam kata makan. y -
dibaca seperti y dalam kata ya. r - dibaca seperti r dalam kata roda. l - dibaca seperti 1
dalam kata lampu.
v - dibaca seperti v dalam kata vandel. ú - (langit-langit) seperti sprcchen (B. Jerman). û -
(langit-langit) lembut) seperti shift (B. Ingris). s - dibaca seperti s dalam kata sabun. h -
dibaca seperti h dalam kata hati m - (anusvara) - sepert ong (B. Bali). h - (visarga) - tidak
pada akhir baris: seperti k dalam kata tidak: pada akhir baris: menggemakan vokal
sebelumnya.
Misalnya, ah dibaca seperti aha, ih dibaca seperti ihi, dsb.
Page 40
ANGKA DAN BILANGAN DALAM BAHASA SANSKERTA Angka : 0 _1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8
_9 _ _0 _1 _2 _3 _4 _5 _6 _7 _8 _9 _ _ Bilangan : 1 = eka Ek 2 = dvi iÜ 3 = tri i] 4 = catur
ctur( 5 = pañca pÆ 6 = ûaû zz( 7 = sapta sß 8 = aûþa Aì 9 = nava nv 10 = daúa dXa
Page 41
11 = _ekàdaúa _EkadXa _ _12 = _dvàdaúa _ÜadXa _ _13 = _trayodaúa _]yodXa _ _14 =
_caturdaúa _ctudRXa _ _15 = _pañcadaúa _pÆdXa _ _16 = _ûoðaúa _zodXa _ _17 =
_saptadaúa _sßdXa _ _18 = _aûþadaúa _AìadXa _ _19 = _navadaúa/ _nvdXa _ _
_ekonaviýúati/ _Ekoniv'xit _ _ _ùnaviýúati _¤niv'xit _ _20 = _viýúati _iv'xit _ _21 =
_ekaviýúati _Ekiv'xit _ _22 = _dvàviýúati _Üaiv'xit _ _23 = _trayoviýúati _]yoiv'xit _ _
Page 42
24 = _caturviýúati _catuiv|xit _ _25 = _pañcaviýúati _pÆiv'xit _ _26 = _sadviýúati _ziÏ'xit _
_27 = _saptaviýúati _sßiv'xit _ _28 = _aûþaviýúati _Aìiv'xit _ _29 = _ekonatriýúati
_Ekoni]'xit _ _30 = _triýúat _i]'xt( _ _31 = _ekatriýúat _Eki]'xt( _ _32 = _dvàtriýúat _Üai]'xt( _
_33 = _trayastriýúat _]yiï'xt( _ _34 = _catuûtriýúat _ctuiï'xt( _ _35 = _pañcatriýúat _pÆi]'xt(
_ _36 = _ûaþtriýúat _z$(i]'xt( _ _37 = _saptatriýúat _sßi]'xt( _ _38 = _aûþàtriýúat _Aìai]'xt( _
_
Page 43
39 = ekonacatvariýúat EkoncTvair'xt( 40 = catvàriýúat cTvair'xt( 41 = ekacatvàriýúat
EkcTvair'xt( 42 = dvicatvàriýúat iÜcTva'ir'xt( 43 = tricatvàriýúat i]cTvair'xt( 44 =
catuúcatvàriýúat ctuéTvair'xt( 45 = pañcacatvàriýúat pÆcTvair'xt( 46 = ûaþcatvàriýúat
z$(cTvair'xt( 47 = saptacatvàriýúat sßcTvair'xt( 48 = aûþacatvàriýúat AìcTvair'xt( 49 =
ekonapañcàúat EkonpÆaxt( 50 = pañcàúat pÆaxt( 51 = ekapañcàúat EkpÆaxt( 52 =
dvipañcàúat iÜpÆaxt( 53 = tripañcàúat i]pÆaxt(
Page 44
54 = _catuûpañcàúat _ctuZpÆaxt( _ _55 = _pañcapañcàúat _pÆpÆaxt( _ _56 =
_ûaþpañcàúat _z$(pÆaxt( _ _57 = _saptapañcàúat _sßpÆaxt( _ _58 = _aûþapañcàúat
_AìpÆaxt( _ _59 = _ekonaûaûþi _Ekonziì _ _60 = _ûaûþi _ziì _ _61 = _ekaûaûþi _Ekziì _ _62
= _dviûaûþi _iÜziì _ _63 = _triûaûþi _i]ziì _ _64 = _catuáûaûþi _ctu"ziì _ _65 = _pañcaûaûþi
_pÆziì _ _66 = _ûaþûaûþi _z$(ziì _ _67 = _saptaûaûþi _sßziì _ _68 = _aûþaûaûþi _Aìziì _ _
Page 45
69 = _ekonasaptati _Ekonsßit _ _70 = _saptati _sßit _ _71 = _ekasaptati _Eksßit _ _72 =
_dvisaptati _iÜsßit _ _73 = _tri saptati _i]sßit _ _74 = _catuásaptati _ctu"sßit _ _75 =
_pañcasaptati _pÆsßit _ _76 = _ûaþsaptati _z$(sßit _ _77 = _saptasaptati _sßsßit _ _78 =
_aûþasaptati _Aìsßit _ _79 = _ekonàúìti _EkonXa¢it _ _80 = _àúìti _AXa¢it _ _81 = _ekàúìti
_EkaXa¢it _ _82 = _dvyàúìti _Ü)Xa¢it _ _83 = _tryàúìti _}yXa¢it _ _84 = _caturàúìti
_cturXa¢it _ _
Page 46
85 = _pañcàúìti _pÆaXa¢it _ _86 = _ûaðàúìti _z@Xa¢it _ _87 = _saptàúìti _aXa¢it _ _88 =
_aûþàúìti _AìaXa¢it _ _89 = _navàúìti/ekonanavati _nvaXa¢it _ _90 = _navati _nvit _ _91 =
_ekanavati _Eknvit _ _92 = _dvinavati _iÜnvit _ _93 = _trinavati _i]nvit _ _94 = _caturnavati
_ctunRvit _ _95 = _pañcanavati _pÆnvit _ _96 = _ûaóóavati _z<,vit _ _97 = _saptanavati
_sßnvit _ _98 = _aûþanavati _Aìnvit _ _99 = _navanavati _nvnvit _ _100 = úata _xt _ _
Page 47
10 = _daúa _dXa _ _20 = _viýúati _iv'xit _ _30 = _triýúat _i]'xt( _ _40 = _catvàriýúat
_cTvair'xt( _ _50 = _pañcàúat _pÆaxt( _ _60 = _ûaûþi _ziì _ _70 = _saptati _sßit _ _80 =
_àúìti _AXa¢it _ _90 = navati 100 = úata _nvit xt _ _
Page 48
10 pangkat 8 _= _arbuda _AbuRd _ _10 pangkat 9 _= _mahàrbuda _mhabuRd _ _10
pangkat 10 _= _kharva _rvvR _ _10 pangkat 11 _= _nikharva _inrvvR _ _ Catatan: setelah
memperhatikan dan menghapal beberapa bentuk hurup, bentuk gabungan vokal,
dengan konsonan bentuk-bentuk gabungan konsonan tersebut, selanjutnya dalam
menulis pergunakanlah bentuk-bentuk gabungan yang telah ada.
Demikianlah beberapa petunjuk praktis dalam menulis dan membaca hurup Devanagari
minimal dapat membantu anda dalam menulis dan membaca hurup Devanagari. Untuk
memantapkan pema-haman dan bagaimana aplikasinya dalam kalimat, marilah dilatih
lagi sambil membaca doa- doa berikut ini :
Page 49
DOA SEHARI HARI Penyucian tangan: Tangan kanan di atas tangan kiri oý úuddhamaý
swaha xu×m' Svh -- artinya: Om Hyang widhi semoga tangan hamba bersih.
Tangan kiri di atas tangan kanan Oý hati úuddhamaý swaha hit xu×m' Svh -- Oh Hyang
Widhi semoga tangan hamba bersih. Panganjali dan Parama Santih Om Swasti astu SviSt
AStu -- Oý Hyang Widhi semoga hamba selalu dalam keadaan selamat atas
karunia-Nya.
Page 50
Oý Úàntiá Úàntiá Úàntiá Oý xaiNt" xaiNt" xaiNt" • -- Oh Hyang Widhi semoga damai
dihati, damai di dunia, damai selalu.
Memulai suatu pekerjaan atau untuk mengucapkan selamat atas prestasi baru yang
akan dicapai. Oý Awighnam astu namo úiddham Aiv`{mStu nmo xi×m( -- Oý Hyang
Widhi, semoga tiada halangan, semoga tujuan tercapai. Oý Sidhirastu Tatastu swaha
isi`rStu ttStu Svh -- Oh Hyang Widhi hormat kami semoga semua berhasil dan sukses
dengan baik.
Bangun pagi Oý utedànìý bhagavantaá syàmota pràpitva uta madhye ahnàm, utodità
maghavan sùryasya vayaý devànàý sumatau syàma. ÅgvedaVII.41.4 £tedan¢' .gvNt"
Syamot p[ai pTv £t m?ye Aôam( - £toidta m`vNsUyRSy vy’ devana’ sumtO Syam --
Page 51
Oh Hyang Widhi, hamba memuja Mu, bahwa hamba telah bangun pagi dalam keadaan
selamat. Membersihkan Diri Cuci tangan: Oý Ang Argha dwaya ya namaá A' A`R Üy y
nm" -- Oh Hyang Widhi semoga kedua tangan hamba bersih.
Cucikaki: Oý Pang pada dwaya ya namaá p;(pd Üy y nm" -- Oh Hyang Widhi semoga
kedua kaki hamba bersih. Berkumur: Oý Jang Jihwaya ya namaá j;( ijwwwwwwøy y nm"
-- Oh Hyang Widhi semoga mulut (lidah) hamba bersih. Menggosok gigi: Oý Úrì Dewì
Bhatrisma rogini ya namaá è[¢ dev¢ .i]Sm roigin y nm" -- Oh Hyang Widhi, Dewì Úrì
Bhatrisma Yogini semoga gigi hamba bersih.
Page 52
Mandi : Oý Gaòga amåta ya namaá g½ Am*t y nm" -- Oh Hyang Widhi semoga air
(Gangga) ini mem- berikan kehidupan. Oý Úarìra parúuddhamaý swaha xrIr pirxuÜm'
Svh -- Oh Hyang Widhi semoga badan hamba menjadi bersih. Keramas atau cuci
rambut: Oý Gaòga namurteya namaá Oý Griò Úiwagriwa ya namaá g½ nmuteRy nm" -
ig[' ixvig[v y nm" -- Oh Hyang Widhi semoga air (Gangga) ini menjadi amerta dan
membersihkan segala kekotoran kepala hamba. Potong Ternak: Oý Pasu pasaya wimahe
siraúca daya dhìmahi, tanno jìwah pracodayàt, Oý Úàntiá, Úàntiá, Úàntiá.
Page 53
pxu psy ivmhe - isré dy i/mih - tn{o j¢v p[codyat( - xaiNt" xaiNt" xaiNt" • -- Oh Hyang
Widhi ternak ini hamba ikat dan hamba potong lehernya untuk hamba persembahkan
dengan pikiran suci, semoga jiwa/rohnya mendapat supat (peningkatan), semoga
damai, damai, damai selalu. Yajna sesa: Yajña úeûa untuk para bhùta Oý sarwa bhùta
sukkha pretebhyaá swaha svR .ut suKrv p[ete>y" Svh -- Yajña úeûa untuk para bhùta Oý
buktiantu pitara dewam, bukti mukti wara swadaá, Ang, Aá.
buiµANtu iptr devm( - buiµ muiµ vr Svd" - A' A" Yajña úeûa untuk Para dewata Oý dewa
amukti, sukham bhawantu, purnam bhawantu, sriyam bhawantu, nama namah swaha
dev Amuiµ - su%m( .vNtu - punRm( .vNtu - iðym( .vNtu - nm .vNtu Svh -- Oý Sarwa
bhùta sukkha pretebhyah swaha svR .ut suKrv p[ete>yh Svh --
Page 54
Oh Hyang Widhi, semoga para bhùta senang menikmati makanan ini dan sesudahnya
supaya pergi, tidak mengganggu.
Mantra makan: Menghadapi makanan; Oý aý kham khaûolkàya ìsànàya namaá swaha,
swasti swasti sarwa dewa bhùta pradhàna puruûa sang yogya ya namaá. A' rv' rvzoLkay
—xanay nm" Svh - SviSt SviSt svR dev .ut p[/un puäz s;(yoGy y nm" -- Oh Hyang Widhi
yang bergelar Ìúàna (bergerak cepat) para Dewa Bhùta, unsur pradhàna puruûa, para
yogi, semoga senang berkumpul menikmati makanan ini. Mulai makan Oý Amåtadi
Sañjiwani ya namaá swaha Am*tid siÇvin y nm" Svh -- Oh hyang Widhi, semoga
makanan ini menjadi amerta yang menghidupkan hamba.
Sesudah Makan: Oý moghamannaý vindate apra-cetàá satyaý bravìmi vadha itsa tasya,
nàryamaóaý puûyati no sakhàyaý kevalàgho bha-vati kevalàdì Rgveda X.I 17.6
Page 55
mo`mn{' ivNdte Ap[ceta" sTy' b[v¢imv/ —Ts tSy - nayRm,' puZyit nos%ay' kwvla`o .vit
kwvlad¢ -- Orang yang tidak bijaksana memanfaatkan makanan sebaik-baiknya. Aku
katakan terus terang, ia sama saja dengan orang mati.
la tidak membagikan makanan kepada rekan-rekannya, dan orang yang makan sendiri,
akan menanggung dosa sendiri pula. Selesai bekerja: Oý dewa sukûma paramàcintyàya
namaá swaha. Sarwa karya prasidhatam. Oý úàntiá, úàntiá, úàntiá Oý. dev su+m prm
aicNTyay nm" Svh svR kyR p[is/Ntm( xaiNn" xaiNn" xaiNn" • Oh Hyang Widhi, Parama
acintyta Yang maha gaib, atas anugrah-Mu, Segala pekerjaan hamba senantiasa
mengarah kepada-Mu yang baik itu. Pùjà Mantra/Doa Dalam Sembahyang: Sikap
sempurna (àsana) Oý, prasàda sthiti úarìra úiwa suci nirmalàya namaá swaha.
p[sad iSqit xr¢r ixv xuic inmRlay nm" Svh --
Page 56
Oh Hyang Widhi dalam wujud Úiwa suci tak ternoda, hormat hamba, hamba telah
duduk dengan tenang. Pràóàyàma (mengatur nafas) Pùraka (tarik nafas) Oý Ang namaá.
A' nm" -- Oh Hyang Widhi dalam akûara Ang Pencipta, hamba hormat. Kumbhaka
(tahan nafas) Oý Ung namaá. £' nm" -- Oh Hyang Widhi dalam akûara Ung Pemelihara,
hamba hormat. Recaka (keluarkan nafas) Oý Mang namaá.
m' nm" -- Oh Hyang Widhi dalam akûara Mang Pelebur, hamba hormat. Mantra untuk
Dupa. Oý Ang dhùpa dipastra ya namaá. A' /Up idpS] y nm" -- Oh Hyang Widhi, hamba
persembahkan dupa
Page 57
Menyucikan bunga/kembang dengan Pùjà Oý puûpa-dantàya namaá swàhà puZp dNtay
nm" Svaha -- Oh Hyang Widhi, semoga puspa ini menjadi suci. Keramaning Sembah
Sembah puyung/tangan kosong: Oý àtma tatwàtmà úuddha màý swàhà.
Aam tTvaTma xuÜ m a' Svaha -- Oý Atma, Atmanya kenyataan ini, sucikanlah hamba.
Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya dengan bunga. Oý
àdityasya paraý jyoti rakta teja namo’stute sveta paòkaja màdhyastha bhàskàràya
namo’stute AaidTySy pr' Jyoit rKt tej nmo_Stute - Svet p»j m a?ySq .aSkaray nmo_Stute
-- Om, Sinar surya yang maha hebat, Engkau bersinar merah, hormat pada-Mu, Engkau
yang berada di tengah teratai putih, hormat pada-Mu pembuat sinar.
Page 58
Menyembah Tuhan sebagai Ìsta Dewata dengan kembang/Kewangen. Oý nama dewa
adhisthanàya sarwa wyàpi waisiwaya, padmasana ekapratisthaya ardhanareswari ya
namo’namah. nm dev Ai/Sqnay svR Vyi p vWixvay - pÚasn Ekp[itîay A/RnreXir y
nmo_nm" -- Oý, Kepada Dewa yang bersemayam yang tinggi pada tempat yang sangat
luhur, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada dimana- mana, kepada Dewa yang
bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada
Ardhanareswari hamba menghormat.
Menyembah Tuhan sebagai pemberi anugrah dengan kewangen Oý anugraha
manohara deva dattànugrahaka, arcaóaý sarwa pùjanaý namaá sarwànugrahaka.
Page 59
dewa dewì mahàúiddhi yajñàòga nirmalàtmaka lakûmì úiddhiúca dìrghàyuá nirwihna
sukha wåddiúca. AnuGa?h mnohr dev dTaanug?hk - AcR,' svR pujn' nm" svaRnug[hk --
dev dev¢ mhaixi× yDa½ inmRlaTmk - l+m¢ ixi×Æ d¢`ayuR" inivR?n su% v*iÖÆ -- Oý
Anugrah yang menarik hati, anugrah yang diberikan para dewa pujaan semua pujaan,
hormat pada-Mu pemberi semua anugrah.
Dewa Dewi yang sangat berhasil yang berbadan Yajña berpribadi suci, Kebaha- giaan
kesempurnaan panjang umur, tiada rintangan gembira dan kemajuan, (demikian
dianugrahkan-Nya). Sembah puyung Oý dewa sùksma paramàcintyàya namaá swàhà
dev su+m prmaicNTyaya nm" Svaha -- Oý, hormat pada Tuhan yang gaib, tak terpikir-
kan.
Page 60
Pemercikan tirtha wasuhpada: Pemercikan tiga kali Oý ang Brahma amåta ya namaá, Oý
Ung Wiûóu amåta ya namaá, Oý Mang Ìúwara amåta ya namaá A' b[õ Am*t y nm" - £'
ivZ,u Am*t y nm" - m' —Rër Am*t y nm" -- Oh Hyang Widhi bergelar Brahma, Wiûóu,
Ìúwara, hamba memuja-Mu semoga dapat memberi kehidupan (dengan tirtha ini).
Minum tirtha tiga kali Oý úarìra paripùrna ya namaá, Oý Ang Ung Mang úarìra úuddha,
Pramantya ya namaá, Oý uý ang samo sampùróàya namaá. xr¢r pirpu, R y nm" - A' £' m'
xr¢r xu× - p?mNTy y nm" - £' A' smo sMpU,aRy nm" -- Meraup, percikan tirtha ke muka
Oý úiwa amåta ya namaá, Oý sadàúiwa amåta ya namaá, Oý parama úiwa amåta ya
namaá.
Page 61
A' b[õ Am*t y nm" - £' ivZ,u Am*t y nm" - m' —Rër Am*t y nm" -- Oh Hyang Widhi
(Siwa, Sadàúiwa, Parama-úiwa) hamba memuja-Mu semoga memberi amerta pada
hamba. Memasang bija Bija untuk di dahi oý úrìyaý bhawantu è[¢y' .vNtu Oh Hyang
Widhi, semoga kebahagiaan meliputi hamba. Bija dibawah tenggorokan oý sukhaý
bhawantu su%' .vNtu Oh Hyang Widhi semoga kesenangan selalu hamba peroleh.
Bija untuk ditelan oý pùróàý bhawantu, oý kûàmasampùróàya namaá swaha. pu,a| .vNtu
- • =amsMpu,aRy nm" Svh -- Oh Hyang Widhi semoga kesempurnaan meliputi hamba,
oh Hyang Widhi semoga semuanya menjadi bertambah sempurna.
Page 62
Meninggalkan tempat suci oý kûamaswamàý mahàdewaá sarwapràói hitàòkaraá, màý
moca sarva pàpebhyaá pàlayasva sadàúiva.
• =mSvma' mhadev" svRp[ai, ihta»r" - m a' moc svR pape>y" palySv sdaixv -- Oh Hyang
Widhi (Mahadewa) Pencipta segala mahluk, ampunilah dosa hamba, bebaskan hamba
dari segala macam dosa, lindungilah dan tuntunlah hamba kejalan yang benar, oh
Hyang Widhi Sadàúiwa. Pùjà Mantra/Doa Menghaturkan Sesajen: Pemeriksaan air
suci/tirta Oý mang parama úiwa amåta ya namaá swaha m' prmixv Am*t y nm" Svh Oh
Hyang Widhi Parama Úiwa dalam aksara Mang pelebur mala, menganugrahkan amerta.
Pùjà Padmàsana Oý anantasana padmàsana ya namaá AnNtsn pÚasn y nm"
Page 63
Oh Hyang Widhi yang bersingasana di padmasana/ lambang teratai suci/yang tiada
terbatas, hamba memujaMu. Pùjà Dewa Pratiûþha Oý ang dewa pratiûþhàya namaá A'
dev p?itîay nm" Oh Hyang Widhi, semoga Hyang Widhi beristana dalam kesucian bhakti
hamba dalam, ucapan Ang pencipta alam. Menghaturkan bunga menurut warna
Umpama dengan bunga 5 warna: Oý puûpa pañca waróa ya namaá swaha.
puZp pÆ v,R y nm" Svh -- Penyucian sesajen Oý kàra murcyate, pras-pras pranamya ya
namaá swaha. kar muCyRte p[Sp[Sp[nMy y nm: Svh -- Oh Hyang Widhi, Engkau adalah
oýkara bentuk aksara suci, semoga upacara hamba menjadi sempurna, sempurna,
sempurna untuk bhakti hamba kepadaMu. Ngayaban sesajen untuk para Dewa/Tuhan
Yang Maha Esa
Page 64
Oý Dewa Amukti, Sukhaý bhawantu, Pùróàý bhawantu, Úrìyaý Bhawantu, nama namaá
swaha.
dev Amuiµ su%' .vNtu pu,| .vNtu è[¢y' .vNtu nm nm" Svh -- Menghaturkan sesajen untuk
leluhur Oý buktiantu pitara dewam, bukti mukti wara swadhàá, ang aá. buiµANtu iptr
devm( - buiµ muiµ vr Sv/a" A' A" Menghaturkan segehan Oý buktiantu durga katara,
buktiantu kalamewaca, buktiantu bhùta butaòaá. buiµANtu dugR ktr - " buiµANtu
klmevc - buiµANtu .Ut butn" Oh Hyang Widhi, hamba menyuguhkan sesajen kepada
Durga kepada kalamawaca dan kepada bhuta butangah.
Puja Mantra/Untuk Tujuan Tertentu Memohon perlindungan tryambakaý yajàmahe
sugandhiý puûþivardhanam, urvàrukam iva bandhanàn måtyor mukûìya mamåtat.
(RgVeda VII.59.12)
Page 65
}yMbk' yjamhe sugiN/' puiìv/Rnm( - ¤vaRäkimv bN/naNm*TyomuR=Iy mam*tt( --12--
Oh Hyang Widhi, hamba memuja-Mu Rudra (treyabhakha) yang menyebarkan
keharuman dan memperbanyak makanan, hindarkanlah hamba dari keraguan. Bebaskan
hamba dari penderitaan dan keterikatan.
Mengunjungi orang sakit Oý sarwa lara wighna sarwa kleúa, Sarwa roga winasa ya
namaá. svR lr iv`{ svR ºwx - svR rog ivns y nm" -- Oh Hyang Widhi, semoga segala
halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan, sirna binasa semuanya.
Mendengar orang meninggal/berkunjung ke tempat orang meninggal. Oý àtma
tattvàtma naryàtma swadhàá, Aò, Aá. Oý swargantu, mokûantu, Sunyantu murcantu.
Oý kûàma sampùróàya namaá swaha. AaTm tTvaTm nyaRTm Sv/a" - A' A" -- SvgRNtu -
mo=Ntu - suNyNtu mucRNtu -- • =am sMpu,ay nm" Svh --
Page 66
Oh Hyang Widhi, semoga atma sianu (yang meninggal) mendapat alam sorga, alam
moksa, mencapai keheningan, tanpa derita, ampunilah segala dosanya, semoga ia
mencapai kesempurnaan, demikian puja hamba. Untuk pertemuan/rapat.
Pembukaan rapat Oý saý gacchadhvaý saý vadadhvaý saý vo manàýsi jànatàm, devà
bhàgaý yathà purve saýjànànà upàsate (Ågveda X.191.2) s' gC^?v' s' vd?v' s' vo mna'is
jantam( - deva .ag' yqa pUv eR sÇanana £paste -- Oh Hyang Widhi, kami berkumpul
ditempat ini, hendak berbicara satu sama lain untuk menyatukan pikiran sebagaimana
halnya para dewa selalu bersatu. samànì va àkùtiá samànà hådayàni vaá, samànam aûþu
vo mano yathà vah susahàsati (ÅgvedaX.191.4) sman¢ v Aak§it" sm ana òdyain v" -
shanmStu vo mno yqa v" sushasit --
Page 67
Oh Hyang Widhi.
tuntunlah kami agar sama dalam tujuan, sama dalam hati bersaru dalam pikiran hingga
dapat hidup bersama dalam keadaan sejahtera dan bahagia. Oý à no bhadràá kratavo
yantu viúvataá,.... (Ågveda 1.89.1) Aa no .d–a" ¹tvo yNtu ivët" Oh Hyang Widhi, semoga
pikiran yang baik datang dari segala penjuru Penutupan rapat Oý Mantrahinani
kryahinam, Bhakti-hinam parameswara tad Pujitam mahadewa, paripùróa tad astu me,
Oý dirghayur nirwighnam, Sukkha wådhi nugrahakam. mN]ihnm( ¹)ihnm( - .iµihnm(
prmeSvr td( - puijtm( mhdev - pirpU,R tdStu me - id`RyuinRivR`{m( - suK% v*i/ nug[hkm(
-- Oh Hyang Widhi, doa kami kurang, perbuatan kami tiada sempurna bhakti hamba
juga tiada sempurna maka itu kami memuja Mu Iswara yang agung, semoga dapat
menganugrahkan kesempurnaan/kemampuan melakukan ke- wajiban.
Oý Hyang Widhi semoga kami
Page 68
senantiasa sukses tanpa halangan dan mem- peroleh kebahagiaan. Penyumpahan
pejabat/pegawai Awal teks sumpah bersumpah Oý Ataá Paramawisesa, At"
Page 69
prmivses - Oh Hyang Widhi yang maha memerintah saya bersumpah Pengukuhan
sumpah oleh Rohaniwan oý tat sat paramawisesa oý huý raá phat astràya namaá, oý
àtma tattvàtmà úuddha màý svàhà, oý oý kûamà sampùróàya namaá svàhà, oý úrì
paúupataye huý phaþ oý úrìyam bhawantu.
oý ûàntiá, ûàntiá, ûàntiá oý tTst( prmivses hu' r" f$( AS]ay nm" - AaTm tTvaTma xu× pa'
Svaha - • =ma sMpu,aRy nm" Svaha - è[¢ pxuptye hu' f$( è[¢ym( .vNtu - xaiNt" xaiNt"
xaiNt" • Oý Tat Sat Maha memerintah, Oý Uý sujud kepada Raá Phaþ Astra, Oý Engkau
Widhi Raja mahluk yang mulia, Engkau adalah Huý Phaþ semoga dianugrahi
kesejahteraan, kebahagiaan dan kesempurnaan (semoga kami yang
Page 70
bersumpah dapat melaksanakan kewajiban sesuai sumpah dengan sempurna).
Oý Hyang Widhi semoga damai, damai, damai selalu. Doa waktu mulai membaca kitab
agama (Weda) Oý Nàràyaóa, Oý Saraswatì Jaya. naray, - • srSvt¢ jy -- Om Hyang Widhi
(Nàràyaóa), Oh Hyang Widhi (Saraswati) semoga hamba menang (berhasil) jaya. Doa
untuk apel kerja/Upacara bendera Oý kûamaswamàý jagatnàtha, sarwa pàpa hitaòkaraá,
sarwa kàrya siddhaý dehi, praóamya suryeúwaram • =mSvm a' jgTnaq - svR pap iht»r -
svRkayR is×' deih p[,My suyeRërm( -- Oh hyang Widhi pelindung alam semesta pencipta
semua mahluk ampunilah hamba, anugrahilah hamba dengan keberhasilan atas semua
karya hamba ini. Hamba memuja-Mu.
Page 71
twaý sùrya twaý úiwàkaraá twaý rudro bahni lakûanaá, twaý hi sarwàgatàkàraá mama
kàryaý prajayate.
Tv' suyR Tv' ixvakr" Tv' äd–o biô l=," - Tv' ih svaRgtakar" mm kayR p[jayte -- Hyang
Widhi adalah Surya, Maha suci Rudra, Laksana api, meresap meliputi semua, semoga
(upacara yang hamba laksanakan berkenan dan berhasil baik). kûamaswa màý
mahàúakte hy aûþaiúwarya guóàtmakaá, nàúayet satataý pàpaý sarwam àloka
darpaóam. oý ûàntiá, ûàntiá, ûàntiá oý.
=mSvma' mhxµw öìWëyR gu,aTmk" - naxyeTstt' pap' svRm alaek dpR,m( -- xaiNt" xaiNt"
xaiNt" • -- Ampunilah hamba, Hyang Widhi Maha kuasa, memiliki delapan sifat ke Maha
kuasaan, semoga hamba Mu bebas dari dosa, karena semua itu laksana cermin (bagi
hamba-Mu). (Upacara mi adalah sarana bhakti hamba, jalan utama memuja Hyang
Widhi) semoga damai, damai, damai selalu.
Page 72
Mantra mohon inspirasi Oý pra no devì sarasvatì vàjebhir vàjinìvatì, dhìnàm avitry avatu.
Rg. Veda. VI .61.4 p[ ,o dev¢ srSvt¢ vajei.vaRijn¢vt¢ - /¢namiv}yvyu -- Ya Tuhan Saraswati
Yang Maha. Agung dan kuasa! Semoga Engkau yang merupakan sumber ilmu
pengetahuan memelihara kecerdasan kami
Page 73
Mantra untuk pedagang Oý À viúvàni amåta úaubhagàni Aa ivëain Am*t xO.gain -- _
Rg.VedaV.76.5
Page 74
Ya Tuhan Maha Pemurah, semoga Engkau menganugrahkan segala kebemntungan
yang memberikan kebahagiaan kepada kami
Page 75
BEBERAPA SLOKA DALAM SASTRA HINDU Satyam Ewa Jayate Nanåtam. (Muóðaka
Upaniûad, III, 1.6) sTymev jyte nn*tm( -- Kebenaran pasti akan menang, bukan ketidak-
benaran. Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (Kakawin Sutasoma) n{ek
tuËilk tNhn /mR m½R -- Berbeda-beda tetapi tetap satu tak ada kebenaran/ Dharma
yang kedua Eko nàràyaóo na dvitìyo asti kaúcit Ekam sat viprà bahudhà vadanti.
(Tri Saòdhyà bait II) Eko naray,o n iÜt¢yo AiSt kiét( - Ek' siTvp[a bhu/a vdtNt -- Tuhan itu
hanya satu sama sekali tidak ada duanya, namun orang bijaksana menyebut berbagai
banyak nama
Page 76
Nàsti vidyà samo mitraá natSt ivÛa smo tm]" -- Tidak ada sahabat yang menyamai ilmu
pengetahuan Nàsti krodhaá samo åpuá naiSt ¹o/" smo ¨pu" -- Tidak ada musuh yang
menyamai kemarahan Nàsti putràá samo sneyaá naiSt pu]a" smo ñey" -- Tidak ada cinta
kasih yang melebihi /menyamai cinta kasih pada seorang anak. Nàsti daivaý balam naiSt
dWv' blm( -- Tidak ada sesuatu kekuatan yang melebihi/menyamai nasib/takdir
Page 77
Bràhmaóo ‘wà manuûyaóàý.
b[aõno va mnuZy,am( -- _ (Slokàntara, S.1)
Page 78
Diantara manusia Bràhmaóa yang paling utama
Page 79
Àdityo wàpi tejàsam. AaidTyo vai p tejasm( -- Diantara yang bersinar matahari yang
paling utama Úiro wà sarwagàtreûu. ixro va svRga]ezu -- Diantara anggota badan kepala
yang paling utama Dharmeûu satyam uttamam.
/meRzu sTymuÑamm( -- Diantara kebajikan satya /kejujuran yang paling utama
Page 80
Nàsti satyàt paro dharmo. naiSt sTyaTpro /meR -- Tidak dharma lebih tinggi dari satya.
Nànåtàt pàtakam param. nan*taTptkMprm( -- _ (Slokàntara.7) (Slokàntara.7)
Page 81
Tidak ada dosa yang lebih rendah dari dusta
Page 82
Triloke ca hi dharnia syàt. i]lokw c ih /mR Syat( -- Harus dilaksanakan di ketiga dunia ini.
Page 83
Tasmàt satyam na lopayet. tSm aTsTyMn lopyet( -- _ (Slokàntara.7)
Page 84
Oleh karena itu satya harus tidak dilanggar.
Page 85
Yadà yadà hi dharmasya yda yda ih /mRSy -- _ (Bhagawadgìtà. IV.
7)
Page 86
Manakala dharma hendak sirna
Page 87
Glànir bhavati bhàrata, Glain.Rvit .art -- _ (Bhagawadgìtà. IV. 7)
Page 88
Dan adharma hendak merajalela
Page 89
Abhyutthànam adharmasya A>yuTqanm/mRSy -- _ (Bhagawadgìtà. IV.7)
Page 90
Saat itu wahai ketiimnan Bharata
Page 91
Tadàtmànaý srjàmy aham tdaTm an' s*jaMyhm( -- aku sendiri turun menjelma _
(Bhagawadgìtà. IV.7)
Page 92
Àtmànamàkhyati kulì nayo naraá svaúìlacàritra kåtaiá úubhodayaiá,
pranastamapyàtmakulam tathà naraá punaá prakàúam kurute svaûìlataá.
(Sàrasamuccaya.
163) AaTmanma:yit k¦lI nyo nr" Svx¢lcir] ²tW" xu.odyW" - p[nStmPyaTmk¦lm( tqa nr"
pun" p[kaxm( k¦äte Svz¢lt" -- Tingkah laku yang baik sesungguhnya merupakan sebab
orang dikenal berkelahiran mulia, Biarpun silsilah keturunannya sudah tidak ada lagi,
asalkan orang itu berkelakuan susila akan diketahui pula akan asal keturunan orang itu.
Tvàm hy agne sadam it samanyavo devàso devam aratim nyerira iti kratvà nyerire,
amartyaý yajata martyeûv à devam àdevaý janata pracetasaý viúvam àdevaý janata
pracetasam. ÅgvedaIVI.1-2
Page 93
Tva' ög{e sdimTsmNyvo devaso devmåt' Nyeirr —it ¹Tva Nyeirree - AmTy| yjt mTyeRZva
devm adev' jnt p[cets' ivëmadev’ jnt p[cetsm( -- Wahai api Ilahi universal yang
cemerlang dan ber- gerak cepat, kekuatan kosmis Ilahi selalu mendorong dan
mendesakmu dengan pengabdiannya guna perwujudan ini.
Wahai yang cemerlang, abadi dan patut dipuja, mereka membangkitkanmu sebagai
kekuatan abadi diantara yang fana, sebagai Yang Mahakuasa; mereka
membangkitkanmu sebagai kedermawanan Ilahi yang maha-kuasa dan maha- ada.
manumekàgramàsìnam abhigamya maharûayaá, pratipùjya yathànyàyam idaý vacanan
abruvan. Mànavadharmaúàstra 1.1-1 mnumekag[m as¢nmi.gMy mhzRy" - p[itpUJy
yqaNyayimd' vcnnb[uvn( --1-- Setelah para maharûi mendekati Manu yang duduk
beimeditasi, dengan bersembah sujud berkata sebagai berikut:
Page 94
bhagavan sarva varóànàý yathàvadanu pùrvaúaá, antara prabhàvànàm ca
dharmànnovaktumarhasi. Mànavadharmaúàstra 1.1-2 .gvNsvR v,aRna' yqavdnu pUvRx" -
ANtr p[.avanMc /maRn{ovµumhRis --2-- “Bhagavàn, jelaskanlah kepada kami, aturan
yang tepat tentang kewajiban golongan masyarakat dan juga antar masing-masing
golongan itu.
tvameko hyasya sarvasya vidhànasya svayambhuvaá, acintyasyà prameyasya kàrya
tattvàrthavit prabho. Mànavadharmaúàstra 1.1-3 Tvmeko õSy svRSy iv/anSy SvyM.uv" -
AicNTyaSya p[meSySy kayR tÑvaqRivp[.o --3-- Sesungguhnya hanya Engkau lah yang
maha mengetahui, tentang makna upacara dan Veda yang muncul dengan sendirinya,
yang tak kami pahami dan tak terjamah.”
Page 95
BEBERAPA ARTI KATA Kata-kata Benda Maskulinum Danda = tongkat d‹@ Durjana =
orang jahat dujRn Dewa = Dewa, raja dev Bàla = anak laki-laki bal Bala = kekuatan bl
Màrga = jalan m agR Suta = anak sut Suta = kusir sut
Page 96
Siýha = singa is'h Gaja = gajah gj Anda = telur A‹@ Uraga = ular £rg Kùpa = sumur k¦p
artha = tujuan, arti, kekayaan AqR Àcàrya = guru AacayR Kapota = burung merpati kpot
Kara = tangan, pajak, sinar kr
Page 97
Karóa = telinga k,R Kama = nafsu, keinginan kam Kùpa = sumber air, sumur k¦p Gopa =
gembala gop Paûu = hewan untuk upacara korban pzu Wàta = angin vat Satru = musuh
x]u Bhànu = matahari .anu Parwata = gunung pvRt Pawaka = api pvk
Page 98
Janaka = ayah jnk Jaya = kemenangan jy Kata-kata Benda Netrum Anna = makanan An{
Indhana = bahan bakar —N/n Kanaka = emas knk Kûira = susu i=r Phala = buah fl Gåha
= rumah g*h Jala = air jl
Page 99
Tûóa = rumput t*, Úìla = kelakuan yang baik x¢l Patra = daun p] Pàtra = perahu,
mangkok pa] Pustaka = buku puStk 13 Kamala = teratai kml Amåta = air/zat kehidupan
Am(t Àsana = tempat duduk, kursi Aasn Astra = panah, senjata AS] Udyàna = taman,
kebun £Ûan
Page 100
Upanayana = inisiasi, pelantikan £pnyn Kàwya = syair kaVy Gìta = nyanyian g¢t Dhirya =
ketabahan hati i/yR Paòka = lumpur, rawa-rawa p» Wiúa = racun ivz Úarìra = badan xr¢r
Puûpa = bunga puZp Pustaka = buku, manuskrip puStk Nayana = mata nyn
Page 101
Kûira = susu i=r Jala = air jl Kata-kata Benda Feminim Abhaya = tanpa takut, selamat A.y
arcà = pemujaan AcaR alàbu = labu Alabu avanì = bumi Avin avarti = (nasib jelek,
keadaan yang sukar, AvitR kemelaratan) kebutuhan, kelaparan avidyà = kebodohan
AivÛa asani = petir Asin
Page 102
asatì = wanita nakal Ast¢ 9 asiknì = malam Ais¸I asmåti = lupa ASm*it ahiýsà = tidak
melukai semua mahluk Aih'sa àpti = pencapaian Aaiß àli = teman wanita Aail Kathà =
cerita, fabel.
kqa Kanyakà = gadis kNyka Kanyà = gadis, anak perempuan kNya Kìrti = kemasyuran,
pujian kIitR
Page 103
Chàyà = bayangan, tempat teduh ^aya Jati = kasta, jenis/golongan kelahiran jait Devì =
dewi, ratu, permaisuri dv¢ Dhira = berani, teguh /¢r Nau = perahu nO Papa nO Putrì =
anak perempuan pu]¢ Prthiwì = tanah, bumi p*iqv¢ Buddhi = budi, akal bui× Bhùmi =
tanah,bumi .uim
Page 104
Bhrù = kening, alis .[U Makûika = lalat mi=k Rati = kesenangan rit Màtà = ibu m ata Silà
= batu, karang isla Mukti = kelepasan muiµ Kata Sifat/Ajektive Anaga = tanpadosa Ang
Anadi = tidakberawal Anid Anamaya = tidak mati, sehat, baik Anmy
Page 105
Sìta = sejuk s¢t Kåûóa = hitam ²Z, Sùnya = kosong, sepi sUNy Nirmala = suci, bersih
inmRl Kutila = bengkok k¦itl Úweta = putih ëet Ewam = demikian Evm( Rakta = merah rµ
Nirdhana = miskin in/Rn Gudha = tersembunyi gU/
Page 106
Cira = lama icr Càru = bagus, cantik caä Nìcà = rendah, hina n¢ca Prati = kebalikan
kembali kepada, pada, di p[it Bahu = banyak bhu Mùkha = gila, bodoh mU% Måta =
mati, meninggal m*t Måûà = bohong m*za Andha = buta AN/ Lubdha = loba luB/
Page 107
Wigulpha = berlimpah ivguLf Wibhù = sangat berkuasa iv.u
Wyàdhita = sakit Vyai/t Samànì = sama serupa sm an¢ Sàdhu = baik, saleh sa/u Sàúru =
menangis saè[u Dirgha = panjang d¢`R Aputra = tidak berputra Apu] Carûaói = sibuk
czRi,
Page 108
E. 1. _Adverbia Api _ = juga _ _ _Ai p _ _ _2. _Na n _= tidak _ _3. _Wina ivn _= tanpa _ _4.
_Adyà AÛa _= hari ini _ _5. _Adhunà AÛuna _= sekarang _ _6. _Atra A] _= disini, kemari _
_7. _Iha —h _= disini, kemari _ _8.
_Sarwatra svR] _= dimana-mana _ _
Page 109
Antarà = di antara, di dalam ANtra Sarwataá = sekeliling svRt" Paritaá = sekitar pirt"
Yathà = bagaimana yta Tataá = karena itu tt" Kadà = kapan kda Yadi = apabila yid Sam
= bersama-sama sm( Sahasà = tiba-tiba shsa
Page 110
Iti = demikian —it Yatra = dimana, kemana y] Tatra = disana t] Upa = dekat £p Samayà
= dekat smya Kwa = kemana, dimana Kv Yatah = dari mana karena itu sebab apa? yt"
Page 111
BUKU REFERENSI A.
C Bhakti Vedanta Swami Prabhu Pada, Bhagawadgita Menurut Aslinya The Bhakti
Vedanta Book Trust:2000 Antoine R., S. J. M.A, Part I Sanskrit Manual, Calcutta 16: 1956
Anonim, Kamus Bahasa Sanskreta Kajeng, I Nyoman, dkk Sarasamuccaya, Hanuman
Sakti,1994. Michael Coulson, Sanskrit. A Complete Course For Beginners, Chicago:2002
Mac Donell, Arthur Anthony, 1974. A Practical Sanskrit Dictionary. Oxford: The University
Press.
Maswinara, Rg Veda 1,11,111, Paramita Surabaya: 1999 Ngurah I Gst Made, Wardhana,
SH, I B Rai, Doa Sehari-hari, Jakarta: 2002. Samadiastra, dkk, Bahasa Sanskerta 1,1981
Page 112
Semadi Astra, I Cede, dan Dalem, I Gusti Ketut, Mated Pokok Bahasa Sanskerta, Modul
1-6, Dirjen Bimas Hindu Dan Budha: 1992 Sura, I Cede Pengendalian Diri Dan Etika
Dalam Ajaran Agama Hindu, Hanuman Sakti: 2001 Sanskrit Word Book, A Tri Langual
Word Book, 2000 Titib, Dr I Made, Doa Sehari-hari, Surabaya: 2003 Pemda Tk. I Bali.
Kamus Sanskerta Indonesia (A-A, n), 1983/1984.
Pudja Cede Dan Maswinara, Yajur Veda (Veda iff; Sruti), Paramita Surabaya: 1995, Pudja,
Gede Bhagawadgita (Pancama Weda), Maya Sari Jakarta: 1981 Pudja Gede, M.a, S.H,
Bahasa Sanskerta, Depag: 1983. Ringga Natha, Jro Gede Pasek, Agem-ageman
Kepemangkuan, Surabaya: 2003.
Page 113
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Ni putu Winanti, S. Ag. Tempat dan Tanggal Lahir,
Mengwi, 20 Januari 1968 Riwayat Pendidikan SD 2 Mengwi, Tahun 1982 SMP Negeri
Mengwi, Tahun 1985 PGAH Dharma CasanaTabanan, Tahun 1988 PGAH Negeri
Denpasar, Tahun 1996 STAH Parama Dharma Denpasar, Tahun 1998 Mahasiswa
Program Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Semester IV, IKIP Negeri
Singaraja, Tahun 2004.
Riwayat Pekerjaan Sebagai Karyawati di Super Market Tiara Dewata Tahun 1989-1993
Sebagai Guru Honor Taman Kanak-Kanak, TK Handayani II Tahun 1993 s/d 1997 Sebagai
Personalia/Pengembangan SDM Super Ekonomi DenpasarTahun 1997 s/d 1999 Sebagai
Guru Honor Taman Kanak-Kanak, TKTiti Dharma Denpasar, Tahun 1999 s/d 2000
Sebagai Dosen STAH Negeri Denpasar dari Tahun 2000 Pengalaman Organisasi Sebagai
Sekretaris Dasa Wisma PKK Br Lumintang Denpasar
Page 114
Sebagai Anggota Pengurus Balitbang PHDI Pusat Sebagai Sekretaris III PHDI Propinsi
Bali Ikut aktif dalam kegiatan Musyawarah Musyawarah Intern Umat Beragama Dan
Musyawarah Antar Umat Beragama Propinsi Bali Hoby : Olah Raga, Musik, Diskusi. Moto
: Jujur dan Disiplin dalam segala hal adalah jalan 9.
menuju kesuksesan Berdebat untuk mencari kebenaran/Dharma adalah kerinduan
sepanjang masa.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://romlahsuhadi.blogspot.com/
<1% -
https://sutrisnoetseul.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-nilai-dasar-kehidupan.h
tml
<1% - https://rimarahmawatie92.blogspot.com/2012/12/makalah-pmii.html
<1% - https://batikananta.blogspot.com/2009/01/tutorial-menulis-hingga-mener.html
<1% - https://www.narayanasmrti.com/2010/07/tuhan-yang-setaraf-dewa/
<1% -
https://sajjacob.blogspot.com/2015/01/media-massa-tentang-toleransi-beragama.html
<1% -
http://www.bsd.pendidikan.id/data/SD_4/Pendidikan_Agama_Hindu_untuk_SD_Kelas_IV_
Kelas_4_Kartika_Kusno_Murtaji_2011.pdf
<1% - https://semangathindu.blogspot.com/2018/08/
<1% - https://zahiraccounting.com/id/blog/8-tips-sukses-dalam-bisnis/
<1% - https://dharmasastra3.wordpress.com/tag/hindu/page/5/
<1% - https://umathindu.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% -
https://id.123dok.com/document/6qm0n4wy-etika-dan-kekuasaan-pemikiran-niccolo-m
achiavelli-atas-etika-dan-kekuaasaan-dalam-ranah-politik.html
<1% -
https://www.slideshare.net/suardiyanti/pengaruh-model-pembelajaran-ikrar-berorientas
i-kearifan-lokal-dalam-pembelajaran-matematika-terhadap-kemampuan-berpikir-kritis-
siswa-kelas-v-sd-sekelurahan-dauhwaru-negara-skripsi-oleh-suardiyanti
<1% - https://diptaprana.wordpress.com/mantra-belajar-memantra/
<1% -
https://warta-hindu.blogspot.com/2010/06/6-doa-mulai-membaca-kitab-agama-weda.h
tml
<1% - https://hindualukta.blogspot.com/2015/05/mengenal-veda-makalah.html
<1% -
https://madurapost.blogspot.com/2013/04/analisa-perbandingan-quran-dan-veda.html
Page 115
<1% - https://blackbali.blogspot.com/2008/
<1% -
https://kampungilmu45.blogspot.com/2018/07/peran-pancasila-dan-agama-dalam_10.h
tml
<1% - https://hindualukta.blogspot.com/2015/01/kitab-suci-agama-hindu.html
<1% - https://khambali.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://zombiedoc.com/kelas-x0632d315e3f28176322a56969d3313e180971.html
<1% - https://serbaserbihindubali.blogspot.com/2012/07/
1% -
https://pamerajancandi-manggis.blogspot.com/2010/06/c-sikap-sembahyang-dan-doa-
sehari-hari_02.html
<1% - https://cahayawhyra.blogspot.com/2014/09/panca-sembah.html
<1% -
https://warta-hindu.blogspot.com/2010/06/puja-mantradoa-dalam-sembahyang.html
<1% - http://www.puniatrimurti.or.id/2013/02/kumpulan-mantra.html
<1% - https://artayahonest.wordpress.com/2011/07/page/4/
<1% - https://warta-hindu.blogspot.com/2010/06/4-doa-pertemuan-rapat.html
<1% - https://blogkusukai.blogspot.com/2014/06/manusia.html
<1% -
https://warta-hindu.blogspot.com/2010/06/doa-penyumpahan-pejabat-pegawai.html
<1% - https://suyadnya.wordpress.com/puja-mantram-untuk-tujuan-tertentu/
<1% - https://gede-prad.blogspot.com/2012/10/