Top Banner
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT TENTANG PERAWATAN LUKA DAN PEMBERIAN NUTRISI SELAMA PROSES PENYEMBUHAN LUKA DI RUMAH SAKIT DAN DI RUMAH Disusun oleh kelompok 19: Rizky Zulfia Rahma 131513143020 Ika Ayu Dianty 131513143027 Christina Dita Wijaya 131513143029 Dwi Indah Prasetia 131513143082 Retno Baiq Furianto 131513143094 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015
41

Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Dec 07, 2015

Download

Documents

rahma_

PKRS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT TENTANG

PERAWATAN LUKA DAN PEMBERIAN NUTRISI SELAMA PROSES

PENYEMBUHAN LUKA

DI RUMAH SAKIT DAN DI RUMAH

Disusun oleh kelompok 19:

Rizky Zulfia Rahma 131513143020Ika Ayu Dianty 131513143027Christina Dita Wijaya 131513143029Dwi Indah Prasetia 131513143082Retno Baiq Furianto 131513143094

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA

2015

Page 2: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Perawatan Luka dan Nutrisi untuk Proses Penyembuhan Luka

Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Rawat Inap Lantai 4 RS Unair

Hari/tgl : Jumat/ 18/09/15

Tempat : R. Rawat Inap Lantai 4 RS Unair

Pelaksana : Kelompok 19 Program Profesi Pendidikan Ners angkatan 2011

Waktu : 09.30-11.00

1. Tujuan Instruksional Umum

Sasaran mengetahui tentang perawatan luka dan nutrisi untuk proses

penyembuhan luka

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang perawatan luka dan nutrisi

untuk proses penyembuhan luka, sasaran dapat meningkatkan pengetahuan

tentang perawatan luka dan pemberian asupan nutrisi untuk proses penyembuan

luka baik di RS maupun di rumah

3. Materi

a. Pengertian dan jenis-jenis luka

b. Fase penyembuhan luka

c. Kondisi yang mudah menimbulkan luka

d. Perawatan luka di RS dan di rumah

e. Nutrisi selama proses penyembuhan luka

4. Metode

Ceramah dan tanya jawab

5. Media

Power point, Leaflet

6. Pengorganisasian

Pemateri :

Moderator :

Page 3: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Fasilitator :

Notulen :

7. Pelaksanaan

No

.

Tahap dan Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta

1. Pendahuluan 5 menit Pembukaan:

1. Mengucapkan salam dan

memperkenalkan diri

2. Menjelaskan kontrak

waktu dan mekanisme

kegiatan

3. Menyampaikan tujuan dan

maksud dari kegiatan.

4. Menyebutkan kegiatan

yang akan dilakukan

1. Menjawab salam

dan memfokuskan

perhatian pada

peneliti

2. Mendengarkan

kontrak kegiatan

3. Mendengarkan

tujuan dari

kegiatan

4. Ikut serta dalam

kegiatan

2. Kegiatan inti 50

menit

Pelaksanaan:

1. Menggali pengetahuan

pasien dan keluarga

tentang perawatan luka dan

nutrisi selama proses

penyembuhan luka.

2. Menyampaikan materi

tentang :

Pengertian dan jenis luka

Fase penyembuhan luka

Kondisi yang muda

menimbulkan luka

Perawatan luka di RS dan

di Rumah

Nutrisi selama proses

1. Aktif

mengemukakan

pendapat

2. Peserta

mendengarkan

penjelasan dengan

baik

3. Peserta

mengajukan

pertanyaan

tentang materi

yang kurang

dipahami

4. Peserta dapat

Page 4: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

penyembuhan luka

3. Memberikan kesempatan

untuk mengajukan

pertanyaan untuk materi

yang belum dipahami.

4. Menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh

sasaran.

memahami

penjelasan

tentang

materi yang

kurang dipahami

3. Penutup

5 menit

Evaluasi:

1. Menanyakan kembali

beberapa point tentang

materi yang telah

disampaikan

1. Peserta

memaparkan

beberapa point

yang ditanyakan

telah sesuai

meteri yang telah

didiskusikan

8. Evaluasi

1) Kriteria struktur

Setting tempat dan persiapan media sebelum pelaksanaan intervensi.

2) Kriteria Proses

(1) Sasaran antusias terhadap materi.

(2) Sasaran mendengarkan dan memahami materi.

(3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana program.

3) Kriteria Hasil

(1) Sasaran ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhann

(2) Sasaran mampu memahami materi tentang perawatan luka dan

nutrisi selama proses penyembuhan luka baik di RS maupun di

rumah.

9. Lampiran Materi

Page 5: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

PERAWATAN LUKA DAN NUTRISI UNTUK PROSES PENYEMBUHAN

LUKA

1. Definisi luka

Luka adalah rusaknya kontinuitas normal jaringan baik dari segi struktural

maupun fisiologis (Wong 2003). Keparahan yang dapat ditimbulkan akibat luka

yang tidak ditangani dengan benar adalah luka bertambah lebar karena trauma

melebar. Selain itu pada luka juga dapat terjadi infeksi akibat luka yang tidak

bersih lalu terkena mikroba (Andryawan 2013). Tujuan dari penanganan dan

perawatan luka adalah sebagai berikut :

1. Menjaga luka dari trauma yang lebih parah

2. Mecegah timbulnya infeksi

3. Meningkatkan rasa nyaman.

2. Luka berdasarkan waktu

2.1. Luka akut

Luka akut adalah diskontinuitas atau kerusakan jaringan (kulit, fascia, otot,

tendon, dan tulang) yang terjadi kurang dari 8 jam (RSOP 2012). Luka akut

juga didefinisikan sebagai luka dengan waktu penyembuhan yang sesuai

dengan fisiologis luka.

2.2. Luka kronis

Luka kronik adalah luka yang berlangsung lama yang tidak sembuh dalam

waktu yang seharusnya atau sering rekuren seperti pressure sore (ulkus

dekubitus), gangren diabet dan lainnya. Pasien dengan luka kronik biasanya

mempunyai masalah multifaktor yang berpengaruh dalam penyembuhan

luka (Perdanakusuma 2005).

3. Luka berdasarkan kondisi visual

3.1. Luka terbuka

Luka terbuka yaitu luka dengan adanya kontak dari dalam tubuh keluar

tubuh (Morison 2004).

a). Luka robek yang memiliki tepi luka tidak teratur dan jaringan kulit di

sekitar luka mengalami kerusakan (Mohammad 2005).

Page 6: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Gambar 1 Luka robek (Crisp 2012)

b). Luka tusuk yang mengakibatkan banyak jaringan di bagian dalam

rusak karena merusak jaringan hingga ke dalam lapisan kulit

(Mohammad 2005).

c). Luka penetrasi dengan contoh masuknya peluru ke dalam kulit

d). Luka lecet adalah permukaan kulit yang terkelupas akibat pergeseran

dengan benda yang keras dan kasar (Mohammad 2005).

Gambar 2 Luka lecet (Korb 2014)

e). Luka iris adalah luka yang memanjang dan bertepi lurus dan tidak

merusak jaringan di sekitar luka (Mohammad 2005).

Gambar 3 Luka iris (Crisp 2012)

f). Luka terputus yang disebut luka amputasi.

3.2. Luka tertutup

Luka tertutup yaitu jenis luka dengan tidak adanya kontak dari dalam

tubuh ke luar tubuh (Morison 2004).

a). Memar adalah kerusakan jaringan di bawah kulit yang ditandai

dengan kulit yang biru dan bengkak (Mohammad 2005).

Page 7: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Gambar 4. Luka memar (Peate 2015)

b). Terkilir adalah ligamen atau sendi yang mengalami gerak tarikan dan

berisiko menimbulkan perlukaan apabila gerak tarikan yang

berlebihan (Suratun 2008).

4. Luka berdasarkan kelembapan

4.1. Luka lembap

Kondisi kelembapan luka akan menurunkan intensitas dan durasi dari

respon dalam proses penyembuhan luka (Peate 2015).

Gambar 5. Ilustrasi lingkungan terhadap luka lembap (Peate 2015).

4.2. Luka kering

Luka kering adalah luka dengan tidak mengeluarkan cairan dan

menimbulkan rasa kebas dan nyeri apabila mendapat gaya tarik.

Penyembuhan luka berlangsung lama karena proses granulasi dan

Page 8: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

epitelisasi sel terhambat dengan tidak adanya mediator cairan pada luka

(Peate 2015).

Gambar 6. Ilustrasi lingkungan terhadap luka lembap (Peate 2015).

4.3. Luka basah

Luka basah adalah luka dengan pengeluaran cairan banyak dan kondisi

yang paling memungkinkan untuk terjadinya proses infeksi pada luka.

Proses penyembuhan luka terhambat dengan pertumbuhan bakteri yang

cepat karena bakteri tumbuh pada tempat dengan kelembapan tinggi

(basah) (Peate 2015).

Gambar 7. Ilustrasi lingkungan terhadap luka lembap (Peate 2015)

5. Luka berdasarkan higienitas

5.1. Luka bersih, tanpa adanya benda atau pertikel asing di dalam ataupun di

sekitar luka.

5.2. Luka kotor, perlukaan dengan disertai benda atau partikel asing di dalam

ataupun di sekitar area luka.

Page 9: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

6. Luka berdasarkan penyebab

6.1. Luka fisika atau mekanik

a). Luka akibat trauma benda tumpul, misalnya batu, alat elektronik,

kendaraan bermotor, balok kayu, dan lain sebagainya. Luka ini

memiliki bentuk tidak beraturan pada tepinya dengan kedalaman luka

yang berbeda pada tepi dan tengah luka.

b). Luka akibat trauma benda tajam, misalnya pisau, paku, bambu

runcing, dan lain sebagainya. Luka ini berbentuk tegas pada tepinya

dan merusak jaringan kulit dalam.

6.2. Luka kimiawi

a). Luka bakar, akibat cairan kimia, dan tersengat listrik

Gambar 8. Ilustrasi penampang kulit dengan luka bakar (Tambayong 2000)

Cairan kimia yang mengiritasi kulit manusia biasanya memiliki respon

sensitifitas tinggi dengan menunjukkan tanda dan gejala seperti terbakar.

Tersengat listrik atau tersambar petir juga menimbulkan efek terbakar pada

tubuh. Derajat kedalaman luka bakar terdiri atas luka bakar ketebalan parsial

dan penuh. Luka bakar ketebalan parsial mencakup luka bakar derajat 1 dan

2, sedangkan untuk luka bakar ketebalan penuh mencakup luka bakar

derajat 3 hingga merusak tulang.

Page 10: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

7. Luka berdasarkan tingkat kedalaman

Gambar 7 Lapisan kedalaman kulit (National Pressure Ulcer Advisory Panel

Washing DC (2012) dalam Crisp (2012))

1. Luka derajat 1 (superficial wound) adalah luka yang terbatas pada epidermis

2. Luka derajat 2 (partial-thickness wound) yaitu luka yang sudah terjadi pada

lapisan epidermis dan dermis

3. Luka derajat 3 (full-thickness wound) yaitu luka dengan kerusakan sampai

pada lapisan yang terdalam jaringan yaitu pada subkutaneus atau bahkan

sampai pada fasia dan jaringan dibawahnya seperti otot, tendon dan tulang.

Page 11: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

8. Proses penyembuhan luka

Menurut Morison (2004) luka mengalami 4 fase penyembuhan. Fase

pertama yang dilalui adalah inflamasi akut (respon keseimbangan/hemostatis),

yaitu proses pelepasan histamin dan mediator dari sel-sel rusak yang terjadi

selama 10-30 menit setelah terjadi cedera luka. Selain itu dalam fase ini sel darah

putih seperti leukosit polimorfonuklear dan makrofag dikirimkan ke bagian luka.

Fase kedua adalah fase dekstruktif. Leukosit dalam fase ini membersihkan

jaringan yang mati dan yang mengalami devitalisasi selama 4-6 hari. Fase

selanjutnya adalah fase poliferatif luka yang difiltrasi oleh pembuluh darah baru

serta diperkuat oleh jaringan ikat. Fase ini terjadi kurang lebih sealam 2 minggu

setelah terjadi luka dan benar-benar sembuh lengkap setelah 1-2 tahun tergantung

jenis luka. Fase terakhir yaitu fase maturasi adalah fase di mana terjadi re-

epitelisasi, kontraksi luka serta pembaruan jaringan ikat. Fase ini terjadi sekitar 3

minggu setelah luka serta benar-benar lengkap penyembuhannya setelah 2 tahun,

tergantung karakteristik luka.

Page 12: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

9. Penanganan pertama pada luka

9.1 Prosedur mencuci tangan

a). Membasahi tangan dengan air

b). Mengambil sabun secukupnya

c). Menggosokkan kedua telapak tangan.

d). Menaruh telapak tangan di atas pungggung lalu menggosok punggung

tangan, melakukan pada kedua tangan.

e). Jari-jari kedua tangan saling diselipkan dan dogosokkan.

f). Kedua tangan menggenggam dan menggosok-gosok ujung jari.

g). Menggosok pangkal ibu jari tangan kanan dengan tangan kiri, kemudian

melakukan sebaliknya.

h). Ujung-ujung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri,

kemudian melakukan sebaliknya.

i). Membilas tangan dengan air mengalir sampai bersih

j). Mengeringkan tangan dengan handuk bersih (WHO 2009).

k). Menutup kran dengan tisu tanpa menyentuh kran

l). Tangan bersih

Page 13: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Gambar 8 Alur cuci tangan yang baik dan benar (WHO, 2009)

9.2 Berikut ini penanganan luka trauma (lecet, iris/sobek, dan robek) menurut

Potter dan Perry’s dalam Crisp (2012) serta British Red Cross (2005) :

a). Jelaskan prosedur kepada korban

b). Jaga privasi korban

c). Lakukan cuci tangan dengan benar

d). Atur posisi korban sampai luka terpapar jelas

e). Bersihkan luka dengan cairan normal salin atau air mengalir

f). Berikan antiseptik

g). Tutup luka dengan kasa steril

h). Balut dengan plester

i). Cuci tangan setelah merawat luka.

9.3 Penanganan luka memar menurut Mohammad (2005) adalah dengan

mengompres jaringan kulit yang memar dengan es atau air dingin dan dibalut

tekan apabila diperlukan.

9.4 Berikut ini penanganan luka bakar yang akan diajarkan menurut Farida

(2009) dan Harnowo (2013) :

a). Memindahkan korban dari sumber luka bakar

b). Melepaskan semua perhiasan dan pakaian yang menempel pada tubuh

korban untuk mewaspadai adanya kemungkinan pembengkakan

c). Tidak memecahkan lepuhan

d). Menyiram dengan air dingin (bukan air es) selama 3-10 menit untuk

mengurangi rasa sakit atau merendam bagian luka ke dalam baskom atau

ember berisi air

e). Jika lepuhan pecah bersihkan dengan air mengalir kemudian ditutup

dengan kasa steril

f). Tidak mengoleskan bahan-bahan yang dipercaya dapat mengurangi luka

bakar seperti pasta gigi atau bedak

g). Menutup daerah luka dengan perban atau kain steril

h). Dibawa ke tempat pertolongan medis.

Page 14: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

9.5 Penanganan luka memar

a). Mengompres dengan air dingin atau air es untuk mengurangi perdarahan

dan pembengkakan

b). Bila terjadi pada alat gerak (tangan atau kaki) posisikan luka lebih tinggi

dari jantung

c). Luka memar setelah 24 jam dikompres luka air hangat untuk

melancarkan sirkulasi darah pada area luka

d). Bila memar semakin parah segera bawa ke pertolongan medis (Harnowo

2013).

10. Proses Terjadinya ulkus :

Terdapat beberapa alasan yang mendasari mengapa gangren diabetic ini

terjadi pada bagian tubuh terutama extremitas bawah.di antaranya di karenakan 3

sebab yang mendasarinya.di antara lain di karenakan oleh pertama, berkurangnya

sensasi rasa nyeri setempat (neuropati) membuat pasien tidak menyadari bahkan

sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Luka timbul

spontan sering disebabkan karena trauma misalnya kemasukan pasir, tertusuk

duri, lecet akibat pemakaian sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras.

Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam waktu yang tidak begitu lama.

Luka akan menjadi borok dan menimbulkan bau yang disebut gas gangren. Jika

tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang yang mengakibatkan infeksi

tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk mencegah perluasan infeksi

terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan tulang).

Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel

pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara

lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama).

Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan

bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian

dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak

jarang memerlukan tindakan amputasi.

Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah

dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi

dari serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu,

Page 15: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat

munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri

patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh

subur terutama bakteri anaerob.

Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik

mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi

melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan

luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak.

Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum

penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan

sel darah putih memfagositosis dan membunuh kuman berkurang pada kondisi

kadar gula darah diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila kadar gula

darah menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius

karena penyebaran kuman akan menambah persoalan baru pada borok. Kuman

pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang

bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis.

Dari faktor-faktor pencetus mekanisme faktor utama yang paling berperan

dalam timbulnya ganren diabetik adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Infeksi

sendiri sangat jarang merupakan faktor tunggal untuk terjadinya gangren diabetik.

Infeksi lebih sering merupakan komplikasi yang menyertai gangren diabetik

akibat iskemia atau neuropati. Secara praktis mekanisme gangren diabetik

dikategorikan menjadi 2 golongan yaitu gangren diabetik akibat

angiopathi/iskemik dan gangren diabetik akibat neuropati.

Gangren diabetik angiopathi/iskemik ini di sebabkan oleh karena

terjadinya angiopathy diabetic yang dipengaruhi oleh factor genetik, faktor

metabolik, dan faktor penunjang lain seperti kebiasaan merokok, hipertensi, dan

keseimbangan insulin. Faktor genetik seperti tipe HLA tertentu pada penderita

diabetes, walaupun dengan kadar gula darah rendah, sudah cukup untuk

menimbulkan mikroangiopathy diabetik yang luas serta memacu timbulnya

mikrotrombus yang akhirnya menyumbat pembuluh darah.

Sedangkan pada gangren diabetik akibat neuropati di sebabkan oleh karena

insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan

Page 16: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut,

lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas.

Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi

dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.

Pencegahan terjadinya ulkus:

1. Setiap hari rajin memeriksa kaki dan sela-sela jari kaki, meskipun tidak ada

kejadian apa-apa.

2. Cuci kaki setiap hari, atau sewaktu-waktu bila kaki dianggap kotor kemudian

keringkan dengan hati-hati. Jangan menggosoknya dengan keras, karena akan

menimbulkan lecet atau luka.

3. Hindari air yang mempunyai suhu terlalu panas atau terlalu dingin karena

dapat menyebabkan kaki menjadi lecet tanpa merasa sakit

4. Jangan berjalan di halaman atau jalan yang berbatu tanpa memakai alas kaki

Kondisi yang menyebabkan terjadinya luka yaitu terjadinya imobilisasi sehingga

terjadi penekanan pada kulit yang terlalu lama.

Gambar 9 bagian tubuh yang sering terjadi penekanan

Page 17: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Gambar 10 bagian tubuh yang sering terjadi penekanan

11. Perawatan Luka Iris di Rumah

Luka iris adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam dengan pinggir2 luka

yang rapi, sedangkan Luka serut (gesek/abrasi) adalah suatu cedera pada

permukaan kulit yang disebabkan oleh permukaan kasar yang bergesekan dengan

kulit. Adapun gejala2 yang ditimbulkan yakni; sobekan pada kulit yang mugkin

membuat cedera jaringan kulit di bawahnya, terjadi perdarahan yang sedikit

sampai sedang yang akan berhenti sendiri, serta timbul rasa sakit/nyeri.

Komplikasi kemungkinan dapat terjadi jika luka terbuka, perdarahan banyak (bila

mengenai pembuluh darah besar), infeksi bakteri (demam, radang, pembentukan

nanah).

Hal yang dapat dilakukan antara lain:

a. Luka iris:

  Cuci luka di air mengalir (di bawah kran) dan keringkan dengan tisu bersih.

  Bersihkan kotoran atau partikel lain pada luka dengan menggunakan pengait yang

bersih (pengait terlebih dahulu dicuci dengan sabun atau dilewatkan di atas api

kecil dan biarkan dingin sebelum digunakan).

  Hentikan perdarahan dengan cara menekan bagian atas luka dengan kasa, tahan

selama beberapa menit.

  Oleskan cairan antiseptic.

  Bila luka kecil, biarkan terbuka supaya cepat pulih. Bila luka besar, balut dengan

kasa.

Page 18: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

  Pembekuan darah yang terbentuk (permukaan luka yang mengering) jangan

dibersihkan karena akan menyebabkan perdarahan kembali.

  Periksakan ke dokter bila terjadi komplikasi. Segera ke unit gawat darurat rumah

sakit terdekat bila terjadi perdarahan hebat (darah memancar dari luka, perdarahan

tidak berhenti dengan tekanan, atau sudah kehilangan sekitar 1-2 cangkir darah).

  Selalu utamakan kebersihan dalam merawat luka, cuci tangan sebelum dan sesudah

merawat luka.

b. Luka memar:

  Dengan mendinginkan luka memar selain dapat memperlambat perdarahan di

bawah kulit, juga dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan.

     Memar pada lengan atau kaki bisa didinginkan dengan meletakkannya di bawah

kran air.

    Memar pada kepala dan dada atau daerah lain dapat didinginkan dengan

memberikan kompres dingin/es.

     Cara membuat kompres es:

  Isi setengah dari kantong plastik dengan es. Tambahkan garam untuk meningkatkan

efek dingin dan ikat kantong plastik setelah mengeluarkan udara dari kantong

terlebih dahulu.

  Bungkus kantong dengan handuk tipis dan letakkan di atas bagian yang memar

selama ± 30 menit.

  Bila tidak tersedia es, bisa digunakan lipatan handuk atau kain katun tebal yang

dicelupkan ke dalam air dingin untuk dijadikan kompres.

  Luka memar biasanya sembuh setelah 3-6 hari.

12. Perawatan Luka Bakar di Rumah (Adithia Kwee, 2008) :

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan segera di rumah sesaat setelah

kecelakaan tersebut sebelum dibawa ke klinik terdekat.

1. Pertama, dengan membilas kulit yang terkena panas.

2. Bilaslah kulit yang terkena panas dengan air hingga tidak terasa nyeri lagi.

Biasanya, pembilasan selama 15–30 menit dapat menghentikan nyerinya.

Page 19: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

3. Air yang digunakan dapat menurunkan temperatur kulit dan menghentikan

proses pembakaran yang terus terjadi di kulit sehingga dapat mencegah

terjadinya kerusakan jaringan yang lebih parah.

4. Anda dapat meletakkan daerah yang terkena panas ke dalam ember berisi

air. Namun jangan digunakan es atau air es karena dapat menyebabkan

kerusakan jaringan.

5. Lepaskan perhiasan yang digunakan supaya bila kulit yang terkena panas

tersebut membengkak atau melepuh, perhiasan tersebut tidak mengganggu

pengobatan.

6. Setelah nyeri hilang, luka bakar yang terjadi harus dicuci.

7. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum mencuci luka.

8. Jangan menyentuh lentingan yang sudah pecah karena dapat timbul

infeksi.

9. Untuk lentingan yang belum pecah, jangan dipecahkan.

10. Bersihkan dengan sabun dan air. Lalu keringkan perlahan.

11. Setelah itu dapat diberikan salep antibiotik pada kulit yang terluka.

12. Jangan meletakkan benda-benda asing seperti mentega atau odol pada kulit

yang terluka karena dapat menyebabkan infeksi.

13. Perawatan Luka Lecet di Rumah (Salma, 2013)

Cara merawat luka lecet di ruma antara lain:

1. Cuci tangan Anda

Sebelum melakukan perawatan, basuh kedua tangan Anda dengan air

bersih dan sabun. Hal ini mencegah penularan kuman dari tangan Anda.

2. Bersihkan luka

Bila jatuh di tanah atau tempat berpasir, kemungkinan lukanya kotor.

Bersihkan luka dengan air agar semua pasir dan tanah yang mengotori

terbasuh sepenuhnya untuk mencegah infeksi. Lakukan dengan perlahan

dari bagian dalam luka ke luar. Air yang digunakan bisa air jernih dari

kran atau lebih baik lagi bila air matang yang steril. Anda dapat

membuang kotoran yang tersisa menggunakan kasa steril yang dibasahi.

3. Terapkan antiseptik

Page 20: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Setelah luka benar-benar bersih, terapkan cairan antiseptik pada luka.

Antiseptik yang biasa dipakai umumnya adalah yang berbasis povidone

iodine. Sebaiknya tidak memakai antiseptik yang mengandung alkohol

karena dapat membuat luka terasa lebih perih.

4. Perban luka bila perlu

Luka biasanya lebih cepat sembuh jika dibiarkan terbuka. Namun,

seringkali luka perlu juga ditutup untuk menghindari terkena kotoran,

terutama bila Anda sangat aktif dan lingkungannya banyak debu dan

kotoran. Gunakan perban yang tidak lengket pada luka agar mudah

dilepaskan dan diganti tanpa menimbulkan luka baru. Perban yang kedap

air dapat membuat tetap bisa mandi. Perban harus diganti minimal setiap

dua hari sekali agar tidak kotor dan lembab/basah.

5. Biarkan luka mengering

Jaga luka dari benturan. Jangan mencabut atau menggaruk keropeng

setelah terbentuk, meskipun penampilannya terlihat jelek. Itu adalah

lapisan steril yang melindungi luka dari infeksi ketika dalam proses

penyembuhan. Gatal di sekitar luka adalah hal yang baik, karena

menandakan bahwa proses penyembuhan sedang berlangsung.

6. Bawa ke dokter bila infeksi

Keenam langkah di atas biasanya sudah cukup untuk menyembuhkan luka.

Namun, ada kalanya perlu dibawa ke dokter untuk perawatan lebih lanjut

bila menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti:

Pembengkakan di daerah luka

Nanah terbentuk di daerah luka

Kulit kemerahan yang menyebar di sekitar luka

Peningkatan rasa sakit pada luka

Penampilan lesu dan kurang sehat

Suhu tubuh tinggi (demam ) yaitu 38 ° C atau lebih

Kelenjar limfa membengkak

Luka yang terinfeksi biasanya dapat disembuhkan dengan pemberian

antibiotik untuk beberapa hari.

7. Waspada tetanus

Page 21: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Meskipun kini sudah semakin langka, ancaman bahaya tetanus masih tetap

ada. Bakteri tetanus (clostridium tetani) dapat masuk ke dalam luka yang

tidak terawat dengan baik. Setelah berkembang biak, mereka

mengeluarkan racun yang membuat otot-otot menjadi kejang. Otot

pertama yang kejang adalah di bagian rahang, sehingga mulut tidak dapat

dibuka. Itulah mengapa tetanus sering disebut sebagai “kejang mulut “.

Otot-otot lain dalam tubuh juga akan kejang sehingga penderita tidak bisa

bergerak. Bahaya mengancam ketika kejang membuat organ-organ vital

tubuh gagal berfungsi.

Bila Anda mendapati tanda-tanda infeksi tetanus, segeralah membawa

korban ke rumah sakit. Tetanus perlu dirawat secara intensif di rumah

sakit yang memiliki alat bantu pernapasan dan peralatan penunjang

lainnya.

14. Cara Perawatan Luka Gangren di Rumah

Cara merawat luka gangren di rumah antara lain:

1. Sebelumya wadah/rantang direbus sampai mendidih kemudian di

keringkan bagian dalam jangan disentuh biarkan kering sendiri.

2. Masukkan kassa steril ke wadah yang di keringkan kemudian siram

dengan NaCl.

3. Simpan kassa di pinggir luka tapi jangan menyentuh luka. Tekan pinggir

luka untuk mengeluarkan PUS / nanah.

4. Bila ada PUS usap dengan sekali usapansaja dengan kassa yang telah

diberi cairan NaCl teruskan sampai bersih dari atas sampai bawah.

5. Setelah selesai keringkan luka dengan kassa kering.

6. Luka kering (tidak mengeluarkan cairan) dibersihkan dengan teknik tekan,

pakai kassa steril.

7. Luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu

disemprot lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air

matang) atau NaCl 0,9 %. Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan,

kecuali jika terdapat infeksi,

Page 22: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

8. Pemilihan balutan : mencegah infeksi, menyerap cairan berlebih.

9. Bereskan alat-alat,cuci tangan dengan sabun sampai bersih.

10. Sebelum dan sesudah tiindakan cuci tangan.

15. Kerugian Tidak Melakukan Perawatan Luka

a.       Infeksi berat.

b.      Kecacatan.

c.       Gangguan terhadap sistem tubuh yang lain.

d.      Kematian.

Tanda dan Gejala infeksi :

• Merasa panas pada daerah luka atau suhu badan panas

• Merasa sakit atau nyeri pada daerah luka

• Ada kemeraha pada kulit didaerah luka

• Terjadi bengkak pada daerah luka

• Gangguan fungsi gerak pada daerah luka

• Luka berbau tidak sedap

• Terdapat cairan nanah pada luka

Cara Pencegahan infeksi

1. Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena

air atau basah karena dapat meninkatkan kelembaban pada kulit yang

terbungkus sehingga dapat menjadi tempat berkembang biak kuman

dan bakteri

2. Makanan yang dibutuhkan makanan yang mengandung protein atau

tinggi kalori tinggi protein (TKTP). Makanan yang mengandung

protein misalnya : susu, telur, madu, roti, ikan laut, kacang-kacangan.

3. Ganti balutan minimal satu kali sehari, mencuci tangan sebelum dan

sesudah mengganti balutan, alat dan bahan yang akan digunakan untuk

mengganti balutan harus dalam keadaan stril atau bersih, minum obat

sesuai anjuran misalnya obat antibiotic untuk mencegah infeksi.

15. Nutrisi yang baik untuk proses penyembuhan luka

a. Karbohidrat

Page 23: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Karbohidrat berperan sebagai bagian dari proses penyembuhan tubuh pada

saat memasuki fase hipermetabolik, di mana terjadi peningkatan penggunaan

karbohidrat. Aktivitas selular didorong oleh adenosin trifosfat (ATP) yang berasal

dari glukosa, yang berguna untuk menyediakan energi pada saat respon inflamasi

terjadi. Jika intake karbohidrat berkurang maka tubuh akan memecah protein

untuk dijadikan kalori. Hal tersebut akan mengganggu fungsi utama protein

sebagai pembentuk jaringan baru pada luka.

b. Protein

Protein adalah dasar untuk membentuk kulit baru dan memperbaiki sel yang

rusak. Protein terdiri dari empat pecahan protein mayor dan enam pecahan protein

minor. Empat pecahan protein mayor tersebut adalah beta-lactoglobulin, alpha-

lactalbumin, bovine serum albumin dan immunoglobulin. Masing-masing dari

keempat pecahan protein tersebut mempunyai efek pencegah penyakit yang sangat

penting bagi tubuh manusia. Karena itulah, protein sering diproduksi sebagai

suplemen untuk memacu pertumbuhan otot dan mempercepat proses

penyembuhan

Sumber bahan makanan: keju, dan jenis-jenis kacang

c. Lemak

Lemak merupakan pelarut vitamin (A,D,E danK), sebagai pembentuk struktur

membran sel dan fungsi (sintesis sel baru). Di jumpai dalam asam lemak esensial

(ALE) yaitu omega 3 dan omega 6.

Sumber makanan: sunflower oil, zaitun , canola oil, alpukat, ikan perairan dalam :

tuna, bass, dll; ikan perairan dingin: salmon

d. Vitamin

Vitamin A juga terlibat dalam silang kolagen dan proliferasi sel epitel.

B-Kompleks vitamin adalah co-faktor atau co-enzim dalam berbagai fungsi

metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka, terutama dalam rilis energi

dari karbohidrat.

Vitamin C memiliki peran penting dalam sintesis kolagen, dalam pembentukan

ikatan antara helai serat kolagen, membantu memberikan kekuatan ekstra dan

stabilitas. Ada banyak bukti yang menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk

Page 24: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

vitamin C selama cedera, stres dan sepsis, tetapi tidak ada bukti bahwa dosis mega

meningkatkan hasil klinis (Gray dan Cooper 2001).

Vitamin K adalah terlibat dalam pembentukan trombin, dan kekurangan dengan

adanya luka dapat menyebabkan hematoma.

e. Mineral

Seng/zinc dibutuhkan untuk sintesis protein dan juga merupakan co-faktor

dalam reaksi enzimatik. Ada peningkatan permintaan untuk seng selama

proliferasi sel dan sekresi protein. Seng juga memiliki efek penghambatan pada

pertumbuhan bakteri, dan terlibat dalam respon imun.

Sumber makanan: daging merah(sapi,kambing) ikan dan hasil laut, kacang-

kacangan, susu

Zat Besi/Fe adalah co-faktor dalam sintesis kolagen, jika terjadi defisiensi fe maka

berpengaruh terhadap penundaan penyembuhan luka. Tembaga juga terlibat dalam

sintesis kolagen.

Sumber makanan : ikan dan hasil laut, daging merah, kacang, telur ( dalam

penyerapan nya diperlukan vitamin c , dan menghindari asupan tannin dan cafein)

Page 25: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Tabel 1. Fungsi nutrisi bagi Penyembuhan Luka : Modifikasi Schumann 14, 683,

1979 dalam Molnar (2007)

NutrienKomposisi

spesifikEfek Kerja Contoh

Makronutrien

Karbohidrat Glukosa Substrat energi bagi

leukosit dan fibroblas

Gandum, roti,

kentang, nasi, pasta,

dan biskuit.

Protein Asam amino Kebutuhan vaskularisasi,

pembentukan formasi

limfosit, proliferasi

fibroblas, sintesis kolagen,

dan remodelling luka.

Daging, ssu, sereal,

putih telur, ikan,

kacang, dna biji-

bijian

Lemak

Asam lemak Sumber energi bagi

beberapa tipe sel

Daging, susu, keju,

mentega, kream,

yoghurt, ice-cream,

minyak goreng.

Kolesterol Terdiri dari trigliserida yang

terdapat pada seluler dan

sub seluler membran.

Mikronutrien

Vitamin Vitamin A Meningkatkan epitelisasi

sel membran dan sintesis

kolagen.

Susu, keju, telor,

ikan, daun hijau,

jeruk, buah warna

merah (buah naga,

strawberry, buah bit

), dan sayur-

sayuran.

Vitamin B

komplex

Pembentukan antibodi dan

leukosit, dan metabolisme

asam nukleat.

Sereal, daging,

telur, daun hijau,

ikan, unggas,

kacang, pisang,

salmon.

Vitamin C Ketahanan tubuh terhadap Buah-buahan,

Page 26: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

infeksi dan sintesis kolagen

serta penangkal radikal

bebas.

sayur-sayuran,

kentang.

Vitamin D Diperlukan dalam absorpsi,

transpor, dan metabolisme

kalsium.

Mentega, telur,

susu, daging, sereal.

Vitamin E Penangkal radikal bebas Minyak, sereal,

buah, kacang tanah,

telur, dan apukat.

Vitamin K Sintesis protrombin dan

faktor pembekuan darah

VII, IX, X

Sayuran (brokoli,

gubis, bayem), buah

peas, dan teh.

Mineral Zinc Stabilisasi membran sel dan

dibutuhkan dalam mitosis

sel dan proliferasi sel

Daging merah

(salmon, kakap

merah), ikan, susu,

unggas, dan telor.

Iron Hidroksilasi prolin dan lisin

dalam sintesis kolagen,

menghambat pertumbuhan

bakteria, dan transpor

oksihemoglobin

Daging merah, ikan,

telor, kacang tanah.

Copper Katlisator kolagen Makanan nabati.

Page 27: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

DAFTAR PUSTAKA

Adithia Kwee, 2008. 12 Hal Penting Penanganan Luka Bakar di Rumah. Diakses

dari http://klikdokter.com/healthnewstopics/health-topics/12-hal-penting-

penanganan-luka-bakar-di-rumah/pertolongan-luka-bakar-di-rumah/1 pada

16/09/15

Andryawan, Teguh Prakoso 2013, ‘Pertolongan pertama pada kecelakaan', diakses

16 September 2015,

<http://andryawanbisnis.files.wordpress.com/2013/02/prinsip-dan-tujuan-

pertolongan-pertama.html>.

Crisp, J. D 2012, Potter and perry's : Fundamental of nursing, edisi 4, Elsevier,

Mosby Australia.

Farida, N 2009, First aid for kid, Pertolongan pertama di saat gawat, Grasindo,

Jakarta.

Harnowo, P. A 2013, P3K : Pertolongan pertama dan penanganan darurat.

Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat.

Korb, Juna 2014, Tujuh langkah mengobati luka lecet pada anak, diakses pada 23

Mei 2015, <http://www.lintas.me/go/tipsunik-kesehatan.blogspot.com/7-

langkah-mengobati-luka-lecet-pada-anak>.

Maharani IF 2012, ‘Perawatan Luka Akut’, News Rumah Sakit Ortopedi

Purwokerto (RSOP), diakses pada 16 September 2015 pukul 15:04 WIB

melalui https://rsop.co.id/perawatan-luka-akut/

Mohammad K 2005, ‘Pertolongan Pertama’, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Molnar J 2007, ‘Nutrition and Wound Healing’, CRC Press, USA.

Morison, Moya J 2004, Sari pedoman praktis manajemen luka, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Peate I 2015, ’Wound Care at A Glance’, John Wiley & Sons Ltd., England.

Perdanakusuma DS 2005, ‘Penatalaksanaan Perawatan Luka Terkini’, Penelitian,

diakses pada 16 September 2015 pukul 15:12 WIB melalui

http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_Penatalaksanaan%20Perawatan

%20Luka%20Terkini_4021_2929

Page 28: Pkrs Rsua -Luka Dan Perawatannya

Salma, 2013. 7 Langkah Mengobati Luka Lecet. Majalah Kesehatan. Diakses dari

http://majalahkesehatan.com/7-langkah-merawat-luka-lecet-pada-anak/

16/09/2015

Suratun 2008, ‘Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal : Seri Asuhan

Keperawatan’, EGC, Jakarta.

Tambayong J 2000, ‘Patofisiologi untuk Keperawatan’, EGC, Jakarta.

Wong 2003, Wong's nursing care of infants and children, edisi 7, Mosby, inc, St.

Louis.