1 KARYA ILMIAH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP ENERGI BUNYI DI KELAS IV SDN 9 MAGINTI KABUPATEN MUNA LA DUMANSA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ KENDARI
83
Embed
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi di kelas iv sdn 9 maginti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KARYA ILMIAH
PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP
ENERGI BUNYI DI KELAS IV SDN 9 MAGINTI KABUPATEN MUNA
LA DUMANSA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ KENDARI
2014
2
PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP
ENERGI BUNYI DI KELAS IV SDN 9 MAGINTIKABUPATEN MUNA
KARYA ILMIAH
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Terbuka untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Oleh:
LA DUMANSANIM. 822 181 319
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ KENDARI
2014
3
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : LA DUMANSA
NIM : 822 181 319
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 9 Maginti
Tempat dan Tanggal Pelaksanaan : SDN 9 Maginti tanggal 1 – 10 Mei 2014
Masalah yang merupakan fokus perbaikan untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam adalah :
1. Guru dalam membentuk kelompok hanya berdasarkan urutan nama siswa yang
ada di dalam daftar hadir, tanpa memperhatikan cara-cara pembagian kelompok
2. Guru kurang melibatkan siswa secara langsung dalam memanipulasi benda-benda
konkret pada proses pembelajaran,
3. Dalam belajar kelompok siswa mengerjakan tugasnya tidak mendapatkan
bimbingan langsung dari guru,
4. Kurangnya motivasi yang diberikan guru kepada siswa agar dapat belajar dalam
kelompok
5. Guru dalam menyampaikan materi hanya dengan menggunakan metode yang
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 1. Identifikasi Masalah ............................................................. 22. Analisis Masalah ................................................................... 23. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ........................ 3
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4D. Manfaat Hasil Penelitian.............................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 62. Konsep dalam Sains 73. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses dalam Sains 84. Pentingnya Pendekatan Ket. Proses dalam Pembelajaran Sains 95. Materi Pembelajaran Energi bunyi 126. Konsep Energi bunyi 13
B. Kerangka Pikir 15C. Hipotesis Tindakan 15
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
7
A. Setting Penelitian 16B. Sabjek Penelitian 16C. Data dan Sumber 17D. Teknik Pengumpulan Data 17E. Unit Analisis 17F. Prosedur Penelitian 18G. Analisis dan Validasi Data 21H. Indikator Keberhasilan 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian 22B. Pembahasan 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 30B. Saran-saran 30
DAFTAR PUSTAKA 32
8
DAFTAR BAGAN
Bagan halaman 2.1. Kerangka Pikir Penelitian 15 3.1. Alur Tindakan Penelitian 19
9
ABSTRAK
La Dumansa, 2014 Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi di Kelas IV SDN 9 Maginti Kabupaten Muna. Karya Ilmiah, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka. Pembimbing La Rama, S. Pd, M. Si.
Dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah dengan pembelajaran pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi di Kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna. Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru. Jenis data yang diperoleh adalah kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari tes hasil belajar, hasil observasi, evaluasi, refleksi dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan yang berarti baik pada aktivitas guru dan siswa pada saat proses belajar maupun hasil belajar memahami konsep energi bunyi.
Peningkatan itu dapat terlihat pada setiap siklus kesiklus. Siklus satu tingkat penguasaan siswa cukup (C), siklus dua tingkat penguasaan siswa baik (B). Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pengajaran konsep energi bunyi di SDN 9 Maginti adalah sebagai berikut: (a) Mengamati, (b) Menggolongkan/mengkalsifikasi, (c) Menafsirkan, (d) Merencanakan penelitian, (e) Meramalkan, dan (f) Menerapkan, (g) Mengkomunikasikan, dan (h) Evaluasi. Saran Peneliti adalah kepada guru SD, agar menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai salah satu alternatif meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran energi bunyi di SD.
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta yang empiral pada hasil percobaan
dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan oleh Powder (dalam Wina Putra, 1992: 122) bahwa Sains merupakan
ilmu yang berhubugan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen serta data yang lebih nyata.
Berdasarkan hal di atas, yang terpenting dalam pembelajaran Sains di SD
adalah bagaimana menggali berbagai pengetahuan baru pada diri anak didik terutama
dalam mengembangkan kognitif, afektif, psikomotor dan kreatifitas. Hal ini sejalan
dengan Abruscato (1992) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran Sains di SD
mengembangkan, 1) kognitif siswa, 2) mengembangkan afektif sisiwa, 3)
mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa, 5)
melatih siswa untuk berpikir kritis.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sains kelas IV Sekolah
Dasar, ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa sekolah dasar. Salah
satu mengembangkan keterampilan Sains bagi siswa yang diperlukan kemampuan
11
aktivitas pembelajaran dalam bentuk keterampilan proses sains, diantaranya adalah
mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan.
Namun pada kenyataannya untuk pembelajaran Sains di SD belum sesuai
harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang konvensional (ceramah
dan tanya jawab).
Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan
apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, selain itu guru lebih
banyak menggunakan metode ceramah tanpa melakukan pendekatan dan percobaan-
percobaan secara langsung.
1. Identifikasi Masalah
Di sekolah SDN 9 Maginti di jumpai masalah-masalah, yaitu siswa
mendapakan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu menerapkan
pemerolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam
kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima
hanya melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri
pengetahuan atau informasi dalam kehidupan nyata”.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
guru dan siswa di SDN 9 Maginti , khususnya pada kelas IV. ditemukan salah satu
konsep yang masih sulit dipahami siswa adalah konsep energi bunyi. Selama ini
dalam mengajarkan materi tentang energi bunyi (1) guru kebanyakan menggunakan
metode ceramah, (2) guru kurang melibatkan siswa dihadapkan pada lingkungan
12
belajar yang konkrit, (3) guru kurang memahami arti pendekatan keterampilan proses
seperti menggamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian,dan menggkomunukasikan, sehingga tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya. (4) rendahnya pemahaman siswa
pada materi energi bunyi, ini terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam
menyelesaikan soal latihan pada tes awal (lampiran 1 halaman) materi energi bunyi.
Hasil tes awal lihat pada lampiran 2 (Data hasil tes awal sebelum tindakan.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Masalah
Memperhatikan cara pengajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan
energi bunyi pada kelas IV SDN 9 Maginti maka perlu dicarikan solusi
pemecahannya. Adapun solusi pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa
kelas IV SDN 9 Maginti dalam meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi
adalah melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan alat
peraga untuk melakukan percobaan yang cocok diterapkan pada materi energi bunyi,
agar motivasi belajar siswa meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan
efesien.
Berdasarkan temuan-temuan masalah pembelajaran konsep energi bunyi
tersebut di atas maka penulis sebagai pelaksana penelitian akan melakukan tindakan
perbaikan pembelajaran denga judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Konsep Energi Bunyi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 9
Maginti Kab. Muna”.
13
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut “Apakah pembelajaran konsep energi bunyi dapat
meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan keterampilan proses di kelas IV
SDN 9 Maginti Kab. Muna”.
2. Pemecahan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah kurangnya pemahaman konsep belajar Sains siswa kelas IV
SDN 9 Maginti dipecahkan dengan mengunakan pendekatan keterampilan proses.
Alasan menggunakan pemahaman konsep agar siswa dalam proses belajar
mengajar tidak bingung dengan penjelasan yang diajarkan oleh guru.
C. Tujuan Penelitian
Bedasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah
Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi melalui
pendekatan keterampilan proses di kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna.
14
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
a. Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru kelas IV SDN 9 Maginti dan
peneliti memiliki pengetahuan tentang teori pendekatan keterampilan proses
untuk pemahaman konsep energi bunyi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan guru kelas IV SDN 9 Maginti memiliki teori
pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan proses dan
hasil belajar pemahaman konsep energi bunyi.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan guru kelas IV mendapatkan pengalaman
langsung dalam menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi terhadap
pembelajaran IPA di sekolah dasar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti mendapatkan pengalaman yang
nyata dan dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep energi bunyi dalam
mengajar di sekolah dasar.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam
semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu
yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang
rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro
Darmojo,1992: 3)
Selanjutnya, Nash 1993 (dalam Hendro Darmojo,1992: 3) dalam bukunya The
Nature Of Sciences, menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini
bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan
fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu persepektif yang baru
tentang obyek yang diamatinya.
Aspek pokok dalam pembelajaran Sains adalah anak dapat menyadari
keterbatasan pengetahuan, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai
pengetahuan baru, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, dan ini
sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara
anak mengkaji informasi, mengambil keputusan, dan mencari bentuk aplikasi yang
paling diterapkan dalam diri dan masyarakatnya.
16
2. Konsep dalam Sains
Sains memiliki karakteristik tertentu dan salah satu karakteristiknya adalah
objeknya bersifat abstrak. Konsep merupakan salah satu ciri dari objek Sains.
Beberapa pengertian konsep dibawah ini beserta contohnya dalam Sains.
“Konsep adalah pengertian (ide) abstrak yang memungkinkan seseorang
menggolong-golongkan objek atau kejadian dan menentukan apakah suatu objek atau
kejadian merupakan contoh atau bukan contoh”, Depdikbud (1995: 2). Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia Poerwadarminta (1988: 456), “dijelaskan bahwa konsep
adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret”. Menurut Rosser
(Bahar, 1989: 80) “konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu satu kelas
objek, kejadian, kegiatan atau hubungan yang memiliki atribut sama”. Konsep
merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman dua orang tidak sama
Farrel dan Farmer (Sugianto, 1990: 15) mendefenisikan konsep sebagai suatu
klasifikasi dari objek-objek, sifat-sifat objek atau kejadian-kejadian yang ditentukan
dengan cara mengabstrasikannya. Misalnya seorang siswa telah memahami konsep
sumber energi bunyi maka siswa tersebut akan dapat membedakan pemaantulan
bunyi dan penyerapan bunyi.
Dalam penelitian ini digunakan defenisi konsep yang merupakan inti sari dari
defenisi konsep yang dikemukakan oleh Gagne, Farrel dan Farmer, yaitu suatu ide
abstrak yang dapat mnggolong-golongkan contoh dan bukan contoh dari suatu obyek
tertentu.
17
3. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Sains
Penyelenggara kegiatan pengajaran di sekolah secara operasional adalah
membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap bagi diri siswa. Untuk mampu memproses, membentuk
sikap, dan memiliki keterampilan bagi siswa diperlukan suatu pendekatan yang
berorientasi keterampilan. Salah satu pendekatan yang sesuai adalah pendekatan
proses. Hal ini seperti yang diungkapkan berikut :
Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memendang ini diterjemahkan dalam kegiatan mengajar yang sekaligus memperhatikan pengembangan dan pengetahuan , nilai dan sikap serta keterampilan (Purba dan Wartono, 1991: 10).
Berdasarkan ungkapan di atas, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan
keterampilan proses sangat diperlukan dalam pembelajaran Sains karena dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi yang dimilikinya
dengan cara melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar. Selain
itu menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat menjadi roda penggerak
untuk menggiring siswa menemukan, pengembangan fakta konsep, dan nilai yang
diperlukan dalam kehidupannya.
Pendekatan proses memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun
Keunggulan dari pendekatan proses yaitu
1. Tidak ada kesulitan dengan proses pengembangan ilmu dan perubahan-perubahan
konsep yang mungkin terjadi.
18
2. Siswa terlatih dalam hal kegiatan yang diperlukan dalam dunia pengetahuan alam,
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para ahli Sains.
3. Keterampilan yang dimiliki siswa akan berfaedah juga dalam kehidupan sehari-
hari walaupun masalah yang dihadapinya bukan Sains.
4. Tidak ada masalah dengan lingkungan tempat belajar di kota maupun di desa,
modifikasi bahan pelajaran dapat dilaksanakan dengan mudah.
Adapun kelemahan dari Pendekatan Proses yaitu sangat sulit untuk menyusun bahan
pelajaran yang berpangkal pada keterampilan tersebut di atas, tetapi memenuhi
tuntutan bahan pelajaran yang diperlukan siswa dan sesuai dengan lingkungannya
serta memberi aktivitas keterampilan proses Sains berdampak positif bagi siswa
4. Pentingnya Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang bertujuan membekali
siswa dengan keterampilan tertentu. Membekali siswa keterampilan Sains maka ada
alasan yang jelas. Seniawan dkk. (1986: 14-5) mengemukakan beberapa alasan
yang melandasi perlunya pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu
(1) Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat, sehingga tak mungkin lagi guru mengajarkan siswa semua fakta dan konsep kepada siswa, (2) penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif, suatu teori mungkin terbantah dan tertolak setelah orang lain mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang diamati. (3) dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik; dan (4) konsep disatu pihak serta sikap dan nilai dilain pihak harus disatukan. Jika ditekankan adalah pengembangan konsep tanpa memadukannya dengan pengembangan sikap dan nilai, akibatnya adalah intelektualisme yang gersang tanpa humanisme.
19
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan
proses diperlukan dalam pembelajaran Sains karena: (1) Anak didik akan berperan
serta secara aktif dalam kegiatan belajarnya, (2) Anak didik mengalami sendiri proses
untuk mendapatkan rumusan atau konsep maupun keterangan tentang sesuatu
sehingga ia dapat memahaminya, (3) Memungkinkan anak didik mengembangkan
sikap ilmiahnya dan merangsang rasa ingin tahu pada diri anak, (4) Anak didik akan
memperoleh pengertian yang dihayatinya benar-benar karena anak didik sendiri yang
menemukan konsep atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri, (5) Pengertian
anak didik lebih mantap sehingga memungkinkannya untuk dapat menerapkannya
kedalam masalah lain yang relevan, dan (6) Memungkinkan anak didik untuk bekerja
dengan leluasa dan menggurangi ketergantungan kepada orang lain.
Implementasi pembelajaran Sains dengan pendekatan keterampilan proses:
1. Perencanaan Pengajaran Sains dengan Menggunakan Pendekatan
Keterampilan Proses.
Dalam merencanakan pengajaran, guru harus berorientasi kepada tujuan yang
akan dicapai. Tujuan pengajaran harus jelas dan berorientasi untuk membentuk
kepribadian siswa. Menyusun rencana pengajaran dengan menerapkan keterampilan
proses harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Tentukan kelas dan satuan waktu untuk membuat perencanaan, (2) Pengajaran,
tentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip Sains yang akan diajarkan, (3) Tentukan
metode arti pendekatan mengajar yang akan digunakan untuk mengajarkan setiap
konsep Sains (4) Tentukan keterampilan proses atau sub keterampilan proses Sains
20
yang akan dikembangkan, (5) Setiap konsep atau prinsip Sains yang akan diajarkan
dengan metode yang telah ditentukan, dan (6) Susunlah persiapan mengajar untuk
setiap konsep Sains.
2. Pelakasanaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
di Sekolah Dasar
Melaksanakan pendekatan keterampilan proses dengan baik, perencanaan
guru sangat menentukan. Peran guru dalam hal ini adalah : (1) guru hendaknya
memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan proses dan (2)
guru hendaknya memberikan bimbingan pada siswa dalam mengembangkan
keterampilan proses Depdikbud (1996: 28).
Agar guru dapat memainkan perannya dengan baik dalam menerapkan setiap
keterampilan yang ada pada keterampilan proses, maka guru perlu memiliki hal-hal
sebagai berikut: (1) guru mempunyai pengertian yang tepat pada keterampilan proses,
(2) guru menggunakan keterampilan proses keterampilan dalam suatu kegiatan, (3)
guru mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengembangkan
keterampilan proses, (4) guru mampu membimbing siswa dalam mengembangkan
keterampilan proses, (5) guru mampu mengadakan penelitian
Dengan memahami kompetensi dasar, ini maka guru diharapkan mampu
melaksanakan pendekatan keterampilan proses utamanya dalam mata pelajaran Sains
di Sekolah Dasar. Pada dasarnya peranan guru dalam menerapkan setiap keterampilan
adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan Proses Mengamati
21
b. Menafsirkan (mengintepretasikan)
c. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan
d. keterampilan berkomunikasi atau mengkomunikasikan
e. keterampilan merencanakan penelitian
f. keterampilan berhipotesis
g. keterampilan melakukan suatu penyelidikan
5. Materi Pembelajaran Energi Bunyi dengan Menggunakan Pendekatan
Keterampilan Proses
Adapun pembahasan energi bunyi dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga
tahap yaitu: Tahap eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Tahap
eksplorasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasan yang mungkin bertentangan dan dapat menimbulkan perdebatan serta suatu
analisis. Tahap pengenalan konsep, dimana memperkenalkan suatu konsep atau
konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki dan didiskusikan
dalam kontek yang telah diamati setelah tahap eksplorasi. Tahap aplikasi konsep,
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsep yang telah
dikenalkannya untuk melatih keterampilan memahami konsep energi bunyi.
Pada kegiatan tahap eksplorasi, guru dapat melakukan penilaian awal yang
berkaitan dengan materi energi bunyi. Langkah kedua pengenalan konsep energi
bunyi kepada siswa melalui kegiatan kelompok. Pada kegiatan ini guru membagi
siswa dalam empat kelompok dan setiap kelompok dibagikan kaleng dan tali.
22
Langkah terakhir adalah tahap aplikasi konsep. Pada tahap ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memantapkan konsep dengan menyelesaikan soal-
soal energi bunyi sesuai dengan konsep yang dipelajari. Dari tiga tahap ini,
keterlibatan guru dalam memberikan arahan dan bimbingan diminimalkan.
Tiga tahap yang jelas di atas guru memberikan kesempatan yang kepada siswa
untuk megolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisa, dan akhirnya yang
terpenting merangkumnya sebagai suatu kontruksi pengetahuan berdasarkan pada
pengalaman atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Pada kegiatan ini, siswa
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru kedalam skema baru
yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga
cocok dalam rangsangan tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk melacak tingkat
pemahaman siswa terhaddap materi yang sedang dipelajarinya
6. Konsep Energi Bunyi
pengenalan konsep energi bunyi bagi siswa sekolah dasar dimulai dari yang
sederhana yang sudah dikenal sebelumnya dan mudah dijumpai disekitar siswa atau
didalam kelas.
Urutan penyajian konsep enegi bunyi di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Sumber energi bunyi, kita dapat mendengar bunyi dari alat musik. Alat musik
yang akan mengeluarkan bunyi jika dimainkan. Dalam keadaan diam, alat musik
tidak mengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut dihasilkan oleh getaran. Semua benda
yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber energi bunyi.
23
2. Contoh pemantulan bunyi, pemantulan bunyi terjadi apabila bunyi tersebut dalam
perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras. Benda keras
tersebut dapat berupa batu, kayu, besi, seng, kaca dan sebagainya. Bunyi pantul
yang memperkeras bunyi asli (jika jarak antara sumber bunyi dan dinding
pemantul dekat, maka bunyi pantul terdengar hampir bersamaan dengan bunyi
asli sehingga akan memperkeras suara asli. Bunyi pantul yang hanya sebagian
tiba bersamaan dengan bunyi asli menjadi tidak jelas disebut gaung atau kerdam.
Bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli disebut gema. Gema
sering terjadi digua-gua, lembah-lembah, dan bukit-bukit yang jaraknya jauh dan
permukaannya keras dan rapat.
3. Penyerapan bunyi, selain dapat dipantulkan, bunyi juga dapat diserap. Benda-
benda yang dapat menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak.
Benda yang demikian disebut peredam bunyi, misalnya karet, karpet, goni,
kertas, kain dan sebagainya.
24
B. KERANGKA PIKIR
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah jika dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses maka dapat
meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi pada siswa kelas IV SDN 9 Maginti
Kab. Muna.
MASALAH ENERGI BUNYI
ASPEK GURU
Kurang memahami penggunaan pendekatan keterampilan prosesKurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
ASPEK SISWA
Pemahaman tentang materi rendahKurang dilibatkan dalam proses pembelajaran
Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karena
belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu kualifikasi cukup (C) sejalan
dengan teori-teori pembelajaran Dalam bab IV pada paparan data dan temuan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep energi
Bunyi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDN 9 Maginti ”.
Paparan data dan temuan penelitian, berkaitan dengan rumusan masalah yaitu Apakah
pembelajaran konsep energi bunyi dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui
pendekatan keterampilan proses di kelas IV SDN 9 Maginti Kab. Muna ?
1. Data siklus 1
Perencanaan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan revleksi. Perencanaan siklus satu
kompetensi dasar pembelajaran adalah “menjelaskan perubahan energi melalui alat
penggunaan alat musik” dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses
32
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Perencanaan siklus 2 dilaksanakan satu kali
tindakan yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan revleksi.
Perencanaan siklus 2 dengan kompetensi dasar masih yang sama dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan alokasi waktu 2 x 35 menit,
dengan 8 indikator.
Data Siklus 1 Aspek Guru dan Siswa
Tindakan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan yang terdiri dari 8
tahap yaitu mengamati, menggolongkan/mengkalsifikasi, menafsirkan, merencanakan
penelitian, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan evaluasi, yang
dilaksanakan pada hari Kamis 1 Mei 2014 pukul 7.00 – 9.00 WITA yang dihadiri 18
orang siswa. Tindakan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan dengan 8
indikator yang diharapkan.
Dari perencanaan tersebut diimplemantasikan dalam pembelajaran secara nyata
di kelas IV dengan data sebagai berikut, temuan penelitian tentang keberhasilan guru
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran energi
bunyi pada siklus pertama menunjukan bahwa, dari 8 indikator yang harus dicapai
guru pada siklus pertama ini direncanakan, terdapat 4 (50%) indikator yang
dilaksanakan dengan baik oleh guru, sehingga dikategorikan kurang (K). 4 (50%)
indikator yang belum dilakukan guru adalah (1) guru tidak membimbing siswa untuk
menerapkan peristiwa antara energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari, (2) guru tidak
membimbing siswa untuk menafsirkan setiap kelompok untuk mencatat hasil
pengamatan siswa, (3) guru tidak membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
33
setelah melakukan percobaan setiap perkelompok, (4) guru tidak membimbing siswa
untuk melakukan tanya jawab. Secara rinci keberhasilan. Berdasarkan refleksi data
pada siklus peratama dapat disimpulkan bahwa pencapaian implementasi rencana
pembelajaran konsep energi bunyi aspek guru adalah kurang (C). Penyebab guru
kurang mencapai indikator yang diharapkan yaitu guru kurang melakukan semua
kegiatan yang direncanakan, yaitu langkah-langkah kegiatan mengajar, guru kurang
membimbing siswa dalam pembagian kelompok, guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan guru kurang menggali pengetahuan
awal siswa
Berdasarkan refleksi data aktivitas pada siklus pertama dapat disimpulkan
bahwa pemahaman konsep energi bunyi melalui pendekatan keterampilan proses
dikategorikan cukup (C).
Kurangnya indikator yang dicapai dalam siklus pertama ini dalam proses
aktivitas siswa, hal ini disebabkan guru belum mengimplementasikan rencana
pembelajaran energi bunyi dalam suatu pendekatan keterampilan proses masih belum
sesuai yang ditetapkan. Keberhasilan siklus satu tindakan pembelajaran energi bunyi
ini dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses disebabkan kemampuan
kerjasama siswa dalam kelompok masih kurang, siswa masih kurang menerapkan
pembelajaran tentang energi bunyi, siswa kurang meramalkan apa yang terdapat
dalam masalah, siswa kurang mengerti dengan apa yang mereka rencanakan dalam
proses pembelajaran, siswa kurang bertanya kepada guru apa yang mereka pelajari.
34
Hasil kerja mereka masih banyak yang salah dalam menjawab soal tes yang diberikan
oleh guru.
Data hasil tes formatif 1 tindakan siklus 1 yang diberikan, yakni lima orang
siswa memperoleh nilai 50, lima orang siswa memperoleh nilai 60, lima orang
memperoleh nilai 70, dan tiga orang memperoleh nilai 80. Dari yang diperoleh siswa
dipresentasikan dengan nilai rata-rata 63,88 %.
Berdasarkan tindakan 1 siklus pertama dapat disimpulkan peningkatan
pemahaman siswa dalam memahami materi konsep energi bunyi rata-rata
dikategorikan cukup. Hal ini guru belum mengimplementasikan rencana
pembelajaran dengan baik, maka pembelajaran diulangi pada siklus dua.
2. Data Siklus 2
Perencanaan siklus 2 direncanakan satu kali pertemuan yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan evaluasi dengan 8 indikator tetapi 4
indikator sudah berhasil, yang belum berhasil 4 indikator lalu diulangi disiklus 2.
Temuan Siklus 2 Aspek Guru dan Siswa
Tindakan siklus 2 dilaksanakan 1 kali pertemuan yang terdiri dari 8 tahap yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Mei 2014 pukul 9.30 – 9.10 WITA yang dihadiri
18 orang siswa. Materi yang disajikan yaitu mengulangi materi pada tindakan siklus
1 dengan beberapa perbaikan.
Pada siklus 2 ini peneliti bertindak sebagai guru, yang melaksanakan
pembelajaran di kelas, sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai pengamat
35
teman sejawat. Selanjutya pembelajaran dilanjutkan pada siklus 2 masih materi
yang sama yaitu energi bunyi.
Dilihat dari siklus pertama tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses,
yang terdiri dari 8 tahap ini, masih banyak yang ditemukan kekurangan-kekurangan
yang belum disampaikan secara jelas kepada siswa, dan guru meninjau kembali
kekurangan yang belum dicapai semua kegiatan yang direncanakan dalam 8 tahap
pendekatan keterampilan proses.
Hasil kerja siswa pada tindakan siklus 2, menunjukan bahwa peningkatan
pemahaman konsep siswa dalam memahami materi sudah sesuai dengan yang
ditentukan, sebagaimana dilihat dari tes formatif 2 dalam menjawab soal yang
diberikan secara tertulis memperoleh nilai rata-rata 96,11%, sudah sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70% dengan nilai paling rendah 6. Dari
data hasil jawaban siswa tersebut terungkap bahwa siswa sudah dapat memahami
materi dengan baik sehingga peningkatan konsep meningkat.
Hasil observasi dan hasil tes siswa dianalisis bahwa pelaksanaan pembelajaran
energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, sesuai dengan
yang direncanakan dan memenuhi standar indicator yang ditetapkan dengan hasil
refleksi sebagai berikut :
1. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran terutama pada
penggunaan alat peraga.
36
2. Guru sudah lebih memperhatikan siswa-siswa yang pemahamannya rendah
dengan cara mendekati dan membimbing siswa saat belajar ataupun setelah
pembelajaran.
3. Guru sudah melaksanakan keseluruhan dari rencana pembelajaran yang telah
direncanakan sebelumnya dengan baik.
4. Peningkatan pemahaman siswa dari siklus pertama kesiklus 2 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan.
B Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa dalam meningkatkan
pemahaman siswa dalam memahami materi konsep energi bunyi dalam menggunakan
pendekatan keterampilan proses dari siklus pertama sampai kedua mengalami
peningkatan yang signifikan.
Hasil tindakan siklus pertama belum mencapai hasil yang diharapkan karena
belum sejalan dengan teori-teori pembelajaran konsep energi bunyi. Pemahaman
siswa tentang konsep energi bunyi, dalam siklus 1 masih banyak siswa ditemukan
belum mengerti, ketidak mengertian siswa diakibatkan guru dalam membawakan
materi pembelajaran masih banyak indikator yang belum disampaikan.
Guru dalam menyampaikan pembelajaran belum mencapai indikator yang
ditetapkan diantaranya guru belum menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
yang jelas.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep
energi bunyi adalah melaksanakan pembelajaran pada tahap inti melalui tiga tahap
37
seperti yang telah dikemukakan di atas. Hal ini sesuai pendapat Hedriani (1995: 5)
sebagai berikut:
Keterampilan proses adalah keterampilan intelektual sosial maupun sosok yang diperlukan untuk dapat mengembangkan lebih lanjut pengetahuan atau konsep yang dimiliki, yang melalui tiga tahap yang diawali dari tahap eksplorasi, kemudian tahap pemahaman konsep dan terakhir tahap aplikasi konsep. Melalui 8 tahap tersebut, siswa dibimbing untuk membentuk dirinya agar memperoleh pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari.
Dalam pembelajaran ini siswa berpendapat bahwa cara guru mengajar di kelas
dapat dimengerti dengan mudah dan sangat menyenangkan. Siswa merasa bahwa
langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mengajar dapat memotivasi siswa untuk
cepat mengerti dan memahami materi pembelajaran. Selain itu, siswa juga merasa
tidak terbebani dalam mempelajari, karena merasa tidak terbebani dalam mempelajari
materi, karena merasa kebebasan berfikirnya dihargai. Di samping itu, semua
aktivitas yang dilakukan siswa, hanya diarahkan dan diberikan bimbingan seperlunya.
Hal ini sesuai pendapat Suparno (2001: 44) “bahwa pengetahuan yang diperoleh
siswa selama pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri”.
Dengan memahami kompetensi dasar, ini maka guru diharapkan mampu
melaksanakan pendekatan keterampilan proses utamanya dalam mata pelajaran Sains
di Sekolah Dasar.
Dalam pembelajaran tindakan siklus pertama guru belum mampu
melaksanakan pembelajaran secara optimal, ketiga tahapan pembelajaran konsep
energi bunyi dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses belum mampu
38
diaplikasikan dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan pemahaman siswa
dalam memahami materi belum sesuai yang diharapkan, sebagaimana dilihat dari
pemahaman siswa dalam mengemukakan jawaban dari soal yang diberikan secara
tulisan, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70% dengan
nilai paling rendah 6.
Pada tindakan siklus 2 keberhasilannya sudah mencapai target yang
diinginkan, hal ini dilihat dari jawaban siswa pada LKS, dan tes formatif sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan, dimana dalam pembelajaran pada
tindakan siklus 2 ini juga menerapkan pendekatan keterampilan proses sebagai upaya
meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi konsep energi bunyi,
dengan langkah-langkah pembelajaran yakni (1) mengenalkan kepada siswa tentang
materi atau permasalahan yang akan dikerjakan, (2) mengelolah pengetahuan awal
siswa terhadap materi dengan melakukan apersepsi, (3) membimbing siswa untuk
menyelidiki baik secara individu maupun kelompok, dan (4) mengingatkan kembali
kepada siswa tentang kegiatan yang dilakukan serta melakukan evaluasi, serta
menyimpulkan isi pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat (Nurhadi, 2006: 14)
mengemukakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa
dalam memahami materi, yaitu dengan menerapkan pembelajaran pendekatan
keterampilan proses kepada siswa dengan langkah-langkah pembelajaran.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam proses pembelajaran
konsep energi bunyi pada SDN 9 Maginti mengalami peningkatan. Hal ini terbukti
adanya perkembangan aktifitas siswa dari siklus pertama dengan kualifikasi cukup(C)
pada siklus 2 menjadi kualifikasi baik (B). Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan,
pengamatan, evaluasi, dan refleksi maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep pada siswa kelas IV
SDN 9 Maginti . Pencapaian pemahaman konsep energi bunyi pada siswa sudah
sesuai yang diharapkan sebab telah memenuhi aspek tingkat penguasaan siswa dalam
ketulusan belajar siswa.
B. SARAN-SARAN
1. Kepada guru SD, agar menggunakan pendekatan keterampilan proses sebagai
salah satu alternatif meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran
energi bunyi di SD.
2. Kepada pihak guru yang menerapkan pendekatan keterampilan proses
disarankan selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa didudukan
dalam kelompoknya, sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi ketika disajikan dapat segera memperoleh bantuan dari
40
teman kelompoknya. Hal ini lebih menguntungkan karena siswa sering tidak
berani bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan.
3. Kepada semua calon guru diharapkan dalam melakukan pembelajaran di SD
agar diperhatikan memilih pendekatan yang cocok sehingga dalam proses
pembelajaran sesuai dengan indikator yang dicapai.
41
DAFTAR PUSTAKA
Abruscato. 1992. Instrumen Ilmu Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Bima Cipta.
Arikunto Suharsimi, dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT Bumi Aksara
Depdikbud. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Moedjino, dkk. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Ketenagaan.
Nurkanca, 1986. Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Purba dan Wartono, 1991. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Sains. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Seniawan, dkk. 1986. Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugianto, dkk. 1990. Pendidikan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Taggart. 1998. Theaction Research Plamer. Deaking Universitas Press.
Wina Putra, 1992. Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal.
42
Lampiran 1
SOAL TES AWAL
Nama : .............
Kelas : ..............
Waktu : 30 menit
Petunjuk
1) Tulislah nama, dan kelas pada tempat yang telah disediakan!
2) Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Apakah semua benda dapat mengeluarkan bunyi ?
2. Apa yang sesungguhnya terjadi pada saat alat musik dimaikan sehingga dapat
timbul bunyi ?
3. Apa yang terjadi bunyi yang kita keluarkan ketika kita berbicara didalam ruang
kosong yang tertutup ?
4. Apa yang terjadi pada bunyi yang kita keluarkan ketika kita berdiri dan berteriak
diantara tebing ?
5. Berilah tanda ceklis (√) untuk benda yang dapat menyerap bunyi ?
No Benda
Menyerap bunyi
Ya Tidak
1.
2.
3.
4.
Batu
Goni
Plastik
Karet
43
Lampiran 2
Tabel 1.1 Data hasil tes awal sebelum tindakan.
No Nama Siswa
Hasil Tes Jumlah
Skor Soal
1
(10)
2
(10)
3
(20)
4
(20)
5
(40)
1. Asri Johan 10 10 0 20 10 50
2. Amir Marsudin 10 10 10 20 10 50
3. Ahiruddin 10 10 0 0 0 20
4. Andi Hamit 10 0 0 20 30 60
5. Muhamad Saban Alianto 10 0 0 0 20 30
6. Ehar 10 0 0 20 20 50
7. Efendi 10 0 20 20 20 70
8. Laode Umar 10 0 0 0 20 30
9. Guslan 10 0 0 20 30 60
10 Nisban 10 10 20 20 20 80
11. Farman 10 0 20 20 20 70
12. Laode Kamrin 10 0 0 0 30 40
13. Laode Damrin 10 10 0 20 30 70
14. Sahadin 0 0 20 0 20 40
15. Sitti Salmida 10 10 0 20 30 70
16 Fatmawati 10 0 20 0 30 60
17 Dewi Anggraini 10 0 0 0 0 30
18. Malinda 10 10 20 0 20 60
Jumlah 940
Rata-rata Kelas 52,22
% Ketuntasan =
27,77%
% Ketidak tuntasan =
72,22%
44
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
Sekolah : SD. Negeri 9 Maginti Mata Pelajaran : SainsMateri pokok : Energi BunyiKelas/semester : IV/IIAlokasi waktu : 2x35 menitHari/ tanggal :
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan perubahan energi melalui penggunaan alat musik
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan sumber energi bunyi
2. Menyebutkan macam-macam bunyi
I. Tujuan pembelajaran
1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan pengertian energi bunyi
dengan benar.
2. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan 3 macam bunyi dengan baik.
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3 contoh sumber energi
bunyi dengan benar. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan fungsi
pemantulan bunyi dengan benar.
4. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan 3 contoh benda yang dapat
menyerap bunyi pada permukaan lunak dengan benar
II. Materi pokok
“Energi Bunyi”
III. Metode pembelajaran
1. Ceramah
45
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
IV. Langkah-langkah pembelajaran
A. Persiapan Pembelajaran
1. Memberi salam
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa
4. Apersepsi
5. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran
B. Kegiatan Awal
1. Mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
C. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang digunakan
yaitu mengenai materi energi bunyi
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimegerti, serta meminta
siswa untuk mengemukakan pertanyaan gagasan untuk memecahkan
masalah
3. Guru membimbing siswa didalam kelas baik secara individual maupun
dalam kelompok dalam kegiatan:
a. Mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk
mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi energi
bunyi
b. Menggolongkan(mengklasifikasi) yaitu guru membimbing siswa
untuk mengolong-golongkan dan mengklasifikasi masalah
berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan yaitu
46
mana yang termasuk sumber energi bunyi, macam bunyi, dan contoh
yang dapat menyerap bunyi.
c. Menafsirkan yaitu guru membimbing siswa untuk mengemukakan
pemahaman sementara terhadap materi energi bunyi yang terkumpul
berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkan
dalamkehidupan sehari-hari
d. Meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau
menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan
menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman
terhadap materi
e. Menerapkan yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan
pemahamannya dalam bersikap dan bertingkahlaku
f. Mengkomunikasikan yaitu guru membimbing siswa untuk
mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya,
menjelaskan, serta laporan.
g. Guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa.
D. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
2. Memberi saran dan motivasi yang menyenagkan
3. memberikan tindak lanjut
4. Menutup peajaran
V. MEDIA DAN SUMBER
1. Media : Gambar benda-benda yang dapat mengeluarkan sumber bunyi
2. Sumber : KTSP 2006
Buku sains kelas IV hal 152-160 Penerbit ERLANGGA
VI. PENILAIAN
- Penilaian : Tes awal, tes proses(LKS), tes akhir
- Aspek yang dinilai :
47
1. Proses : Kerja sama, keaktifan dan kebenaran
2. Jenis penilaian : Lisan tertulis
3. Bentuk : Essay tes
4. Alat penilaian : Soal-soal/evaluasi
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian sumber bunyi!
2. Sebutkan macam-macam bunyi!
3. Sebutkan 3 contoh energi bunyi!
4. Jelaskan manfaat dari pemantulan bunyi!
5. Sebutkan 4 contoh benda yang dapat menyerap bunyi pada permukaan lunak!
Kunci Jawaban
1. Sumber energi bunyi adalah semua benda yang dapat menghasilkan bunyi.
2. 3 macam-macam bunyi yaitu energi bunyi, energi panas, dan energi gerak
3. contoh energi bunyi yaitu gitar, pianika, dan suling
1. Manfaat dari pemantulan bunyi yaitu untuk memperkuat dan memperkeras bunyi
asli
2. 4 contoh benda yang dapat menyerap bunyi pada permukaan lunak yaitu karet,
goni, kertas, dan kain dll
48
Lampiran 4
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi MelaluiPendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDN 9 Maginti
(Aspek Guru)
NAMA GURU : .............................. HARI/TANGGAL : SIKLUS KE : PETUNJUK :
1. Mengamati pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh guru 2. Mengisi kolom pengamatan sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan!3. Memberikan kualifikasi pada kolom yang tersedia
No Indikator/Deskriptor Pengamat Kualifikasi SkorYa Tidak SB B C K SK
A. Kegiatan Awal (skor 5)1. Mengucapkan salam2. Guru melakukan persiapan
kegiatan belajar mengajar 3. Pengelolaan kelas4. Guru menyampaikan apersepasi5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaranB. KEGIATAN INTI(Skor 10)Menggamati
1. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi energi bunyi
2. Guru membimbing siswa untuk mengamati benda-banda yang mengeluarkan bunyi
3. Guru membentuk kelompok 4-5 orang untuk mereka diskusikan apa yang mereka amati
4. Guru memberikan LKS5. Guru memberikan komentar-
komentar positif kepada siswa terhadap hasil pengamatannya
Menggolongkan 1. Guru membimbing siswa untuk
menggolong-golongkan dan menglasifikasikan masalah baerdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan terhadap materi,
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Menafsirkan 1. guru menyuruh siswa untuk
mencatat hal-hal yang penting setelah melakukan pengamatan
2. Guru menyuruh siswa untuk
49
mengumpulkan hasil yang telah dikerjakan setelah pengamatan
Meramalkan1. Guru membimbing siswa untuk
meramalkan yang harus diketahui dalam pembelajaran energi bunyi.
2. Guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan percobaan untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah
Menerapkan1. Guru menjelaskan peristiwa baru
dengan menerapkan konsep energi bunyi yang telah dimiliki
2. Guru menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
Merencanakan Penelitian1. Guru menjelaskan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam mengerjakan soal LKS
2. Guru menentukan cara dalam melakukan percobaan
Mengkomunikasikan 1. Guru membimbing siswa untuk
mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku
2. Guru mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan,
Evaluasi1. Guru mengevaluasi dan menilai
hasil kerja siswa2. Guru menyimpulkan materi
pelajaran.C. Kegiatan Akhir(Skor 5)1. Memberikan penilaian2. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi3. Memberi saran dan motivasi yang
menyenagkan4. Menutup pelajaran
Sangat baik (SB), jika semua indikator muncul.Baik jika (B), jika hanya 1 indikator yang munculCukup (C) jika hanya 3 indikator yang munculSangat Kurang (SK), jika hanya satu indikator yang muncul.
50
Lampiran 6
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses di Kelas IV SDN 9 Maginti
(Aspek Siswa)
NAMA SISWA :.............................. HARI/TANGGAL : SIKLUS KE:
PETUNJUK :1. Mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung !2. Mengisi kolom sesuai kenyataan yang terjadi dilapangan selama proses belajar
mengajar berlangsungada dilapangan3. Memberikan kolom kualifikasi yang tersedia
No Indikator/DeskriptorPengamat Kualifikasi
SkorYa Tidak SB B C K SK
A. Kegiatan Awal (skor 5)1. Mengucapkan salam2. Berdoa untuk memulai pelajaran3. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran4. apersepasi5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaranB. KEGIATAN INTI(Skor 5)
1. Siswa melakukan kegiatan mengamati masalah yaitu mengumpulkan data informasi yang sesuai dengan materi energi bunyi
2. Siswa menggolongkan dan mengklasifikasi masalah berdasarkan informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah yaitu menggolongkan 3 macam bunyi dan energi bunyi
3. Menafsirkan: siswa mencatat hal-hal yang penting setelah melakukan pengamatan, dan mengumpulkan hasil yang telah dikerjakan setelah pengamatan
4. Meramalkan: siswa meramalkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan yaitu berupa pemahaman terhadap materi energi bunyi
5. Menerapkan: siswa mengaplikasikan pemahamannya
51
dalam bersikap dan bertingkahlaku serta mampu menerapkan konsep yang dipelajari dalam energi bunyi
6. Merencanakan penelitian: siswa menyelidiki masalah dengan melakukan percobaan untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap materi energi bunyi
7. Tahap mengkomunikasi: siswa mengkomunikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta menyusun laporan, dari proses-proses mereka lakukan
8. Evaluasi C. Kegiatan Akhir(Skor 5)
1. Menyampaikan keberhasilan secara umum
2. Mengenal kesalahan dalam mengerjakan tes
3. Dapat menyimpulkan materi pelajaran saat itu
4. menutup pelajaran
52
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I
Hari / Tanggal : Tindakan / Siklus : I / IMateri Pokok : Sumber energi bunyiWaktu : 30 menit
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
4.
Petunjuk : a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu
b. Periksa kembali pekerjaanmu apabila telah selesai
dikerjakan
1. Untuk mengetahui terbentuknya bunyi, untuk membuktikannya lakukan
kegiatan berikut ini
a. Alat dan bahan
1) Kaleng bekas
2) Karet gelang
b. Cara kerja
1) Rentangkan karet gelang hingga tegang pada mulut kaleng
2) Petiklah karet gelang, perhatikan apa yang terjadi.
c. Pertanyaan
1) Apakah karet gelang menghasilkan bunyi sebelum dipetik?
2) Apakah karet gelang menghasilkan bunyi saat dipetik?
3) Apa kesimpulan yang dapat kamu tarik berdasarkan percobaan yang telah