BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Negara kita yaitu Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 4 Sukabanjar Kecamatan Sidomulyo, hasil tes tertulis, siswa kurang berhasil perti data tesaji dibawah ini :. Tabel I : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sukabanjar NO INTERVAL JUMLAH SISWA ( %) 1 …… < 64 13 50 2 65 – 100 13 50 26 100 % Dilihat dari daftar nilai siswa kelas V SD negeri 4 Sukabanjar yaitu siswa yang mencapai ketuntasan diatas KKM hanya 50 % atau 13 siswa dari jumlah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Negara kita yaitu Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan
konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh
komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi
penerus. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran PKn di
kelas V SD Negeri 4 Sukabanjar Kecamatan Sidomulyo, hasil tes tertulis, siswa
kurang berhasil perti data tesaji dibawah ini :.
Tabel I : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 4
Sukabanjar
NO INTERVAL JUMLAH SISWA ( %)
1 …… < 64 13 50
2 65 – 100 13 50
26 100 %
Dilihat dari daftar nilai siswa kelas V SD negeri 4 Sukabanjar yaitu siswa
yang mencapai ketuntasan diatas KKM hanya 50 % atau 13 siswa dari jumlah
2
26 siswa. Berdasarkan data tersebut terdiidentifikasi masalah sebagai berikut
Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, Siswa kurang
memperhatikan pembelajaran, Siswa cenderug tidak begitu tertarik dengan
materi pelajaran , PKn dianggap sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan
semata, Rendahnya minat siswa belajar PKn , Rendahnya hasil belajar siswa
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru
dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang
mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa, memberika
pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam
kehidupan nyata dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
dari itu guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu
mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun
psikomotorik siswa.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dapat menciptakan
suasana menyenangkan sangat diperlukan untuk peningkatkan aktifitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Dengan demikian penulis
memilih model yang tepat untuk mengatasi masalah ini yaitu menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan aktifitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw di SDN 4 Sukabanjar kecamatan Sidomulyo
Kabupaten Lampung Selatan diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa
meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan dalam pembelajaran PKn
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan
topik Menjaga Keutuhan Negara Indonesia aktivitas siswa SD Negeri 4
Sukabanjar meningkat pada pembelajaran PKn ?
3
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD negeri 4
Sukabanjar terhadap pembelajaran Pkn dengan topik Menjaga Keutuhan
Negara Indonesia terhadap pada pembelajaran PKn melalui penggunaan
model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa Pendidikan
Kewarganegaraan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw”.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada Pendidikan
Kewarganegaraan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw”.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Meningkatkan kreativitas guru untuk menggunakan metode yang
sesuai pada mata pelajaran tertentu sehingga mendapatkan hasil yang
diharapkan.
b. Meningkatkan Profesional guru
c. Menambah wawasan dan menambah pemahan konsep bahwa
pemberian materi secara verbal dapat diaplikasikan secara langsung
kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
2. Bagi Siswa
a. Memberi suasana belajar yang mendorong siswa untuk lebih aktif dan
berkreatifitas yang sesuai dengan usia anak sehingga dapat
meningkatkan kemampuan anak pada pembelajaran.
b. Melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam diskusi
kelompok.
4
3. Bagi Sekolah
Penelitian dapat dijadikan sebagai tolak ukur serta inovasi dalam
pengelolaan Pendidikan di sekolah, serta sebagai motivasi untuk kemajuan
dan perkembangan pendidikan di sekolah, selain itu juga sebagai suatu
usaha dalam rangka mencapai tujuan kurikulum seperti yang telah
dirumuskan dalam kurikulum sekolah.
5
BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia,
untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang
dilandasi oleh UUD 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Depdiknas (2005: 34) bahwa :
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum
bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia,
sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang
memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan
bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Berfikir secara kritis, rasional kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti
korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa -bangsa lain dalam percturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan tehnologi informasi
dan komunikasi.
6
B. Strategi Pembelajaran PKn
Strategi pembelajaran adalah perpaduan secara keseluruhan dan
pengorganisasian secara kronologis dari metode-metode dan bahan-bahan
yang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Strategi juga diartikan sebagai
suatu rangkaian tindakan yang bertalian secara konsisten dan tindakan-
tindakan tersebut secara konseptual terpadu dengan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai. Secara spesifik Raka Joni (1980) berpendapat bahwa strategi adalah
pola umum perbuatan guru dan siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa strategi
pembelajaran adalah pola umum pembeajaran yang disusun secara sistimatis
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psihologi, didaktik, dan komunikasi
dengan mengintegrasikan struktur (urutan kegiatan) pembelaajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, pengolahan kelas, dan waktu yang
diperlukan agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
C. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang membantu
siswa dalam pengembangan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan
kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama
diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan Motivasi ,
produktifitas dan perolehan belajar (solihatin,2007).
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif pengembangan
kualitas diri siswaterutama aspek afektif dapat dilakukan secara bersama-
sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif baik digunakan
untuk mencapai tujuan belajar, baik yang fungsinya kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi saling
percaya terbuka, dan rileks diantara anggota kelompok memberikan
7
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh dan memberi masukan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan moral serata keterampilan
yang ingin dikembangkan. (sholihatin,2007).
D. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn
Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu
dijelaskan tentang Aktivitas dan Belajar. Menurut Anton M. Mulyono (2001 :
26), Aktivitas artinya “kegiatan / keaktifann”. Jadi segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik,
merupakan suatu aktivitas. Belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 28),
adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,
jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar akan
terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku
tersebut.
Selanjutnya Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar sebagai suatu
proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dalam proses interaksi ini
terkandung dua maksud yaitu:
1. Proses Internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.
2. Proses ini dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut
berperan.
Dari uraian tentang belajar di atas peneliti berpendapat bahwa dalam belajar
terjadi dua proses yaitu 1. perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
sedang belajar, 2. interaksi dengan lingkungannya, baik berupa pribadi, fakta,
dsb.
Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah
segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam
8
rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang
dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, 2005 : 31, belajar
aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktivan
siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil
belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.
Berdasarkan pengertian aktivitas tersebut di atas, bahwa dalam belajar sangat
dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan
sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Tujuan
pembelajaran PKn tidak mungkin tercapai tanpa adanya aktivitas siswa
apalagi dalam pembelajaran PKn antara lain tujuannya adalah untuk
menjadikan manusia kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Dalam rangka membentuk manusia yang
kreatif dan bertanggung jawab ini peneliti berusaha melatih dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, sebab dalam model
pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif dan bertanggung jawab baik
secara individu maupun kelompok.
E. Hasil Belajar
Hamalik (2001) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari pada hal itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan merupakan
suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan.
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Winkel (1990) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Selanjutnya Sukirin mengatakan
9
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk merubah tingkah
laku sehingga diperoleh kecakapan baru (dalam Rahayu, 2009). Sedangkan
pendapat tersebut di atas mengenai belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu
perubahan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan, dan perubahan tersebut
dilakukan secara berkesinambungan.
Berkaitan dengan hal di atas, Gagne (dalam Rahayu, 2009) mengatakan
bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar
berupa keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan, nilai, dan sikap. Jadi, hasil belajar dapat menunjukkan suatu
kemampuan actual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan