22
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Transplantasi Karang Teasering sebagai Upaya Merehabilitasi
Ekosistem Terumbu Karang (Studi Kasus Pulau Biawak Indramayu Jawa
Barat)
BIDANG KEGIATANPKM Penelitian (PKM-P)
Disusun Oleh:Heri Abrianto230210110050
Ridwan Fatturochman230210110026
Ali Ridha270110130134
Resna Ajeng Andiani230210130189
Athena Dinanty140410110067
UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2014
i
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman PENGESAHAN PKM-P iiDAFTAR ISI iiiRINGKASAN ivI.
PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2.Tujuan Kegiatan 21.3.Rumusan
Masalah 21.4.Luaran 21.5.Manfaat Kegiatan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 32.1 Biologi Karang 32.2Faktor Pembatas
32.3Ikan Karang 42.4Transplantasi Karang 4
III.METODE PENELITIAN 53.1 Waktu dan Tempat Penelitian 53.2
Penentuan Stasiun Pengamatan 53.3 Fragmen Karang 53.4 Konstruksi
Rak Transplantasi 53.5 Pengamatan Pertumbuhan Karang 53.6
Pengamatan Ikan Karang 63.7 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia
63.8 Analisa Data 6IV.BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 84.1 Anggaran
Kegiatan 84.2 Jadwal Kegiatan 9
V.DAFTAR PUSTAKA10IV.LAMPIRAN11
iv
RINGKASAN
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem terbesar yang
memiliki tingkat varietas yang tinggi dan paling beragam. Beberapa
peran penting bagi ekosistem ini adalah peran dari segi estetika,
sebagai pelindung fisik, dan sebagai produk yang menghasilkan nilai
ekonomi. Seiring dengan laju pembangunan dan industrialisasi,
terumbu karang semakin banyak di eksploitasi dan dirusak. Kerusakan
terumbu karang dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor
biologis, faktor fisika dan faktor aktifitas manusia. Berbagai cara
dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah
rusak, diantaranya dilakukan melalui pembuatan terumbu karang
buatan, budidaya terumbu karang, pembuatan daerah perlindungan laut
dan transplantasi karang. Transplantasi karang merupakan suatu
upaya untuk pencakokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam
ditempat yang mengalami kerusakan (Sadarun, 1999 dalam Subhan,
2003). Transplantasi karang terasering merupakan sebuah penelitian
tentang transplantasi karang dengan menggunakan metode
transplantasi karang yang diletakan bertingkat berdasarkan
kedalaman untuk mendapatkan hasil laju pertumbuhan dan tingkat
keberhasilan transplantasi karang yang optimal.BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTerumbu karang adalah sekelompok hewan dari
ordo scelartina yang bersimbiosis dengan zooxanthellae dimana
simbiosis dari kedua organisme tersebut akan menghasilkan kapur
(CaCO3) (Supriharyono, 2007). Terumbu karang merupakan salah satu
ekosistem terbesar yang memiliki tingkat varietas yang tinggi dan
paling beragam. Beberapa peran penting bagi ekosistem ini adalah
peran dari segi estetika, sebagai pelindung fisik, dan sebagai
produk yang menghasilkan nilai ekonomi. Terumbu karang juga
merupakan ekositem yang paling rentan terhadap kerusakan, baik
kerusakan yang berasal dari makhluk hidup ataupun dari faktor alam
(Nybakken, 1992).Seiring dengan laju pembangunan dan
industrialisasi, terumbu karang semakin banyak di eksploitasi dan
dirusak. Kerusakan terumbu karang dapat disebabkan oleh tiga
faktor, yaitu faktor biologis, faktor fisika dan faktor aktifitas
manusia. Faktor biologis dapat disebabkan oleh adanya predasi dari
jenis karang ataupun biota karang yang bersifat aktif dan agresif
dalam mendapatkan makanan, adanya penyakit yang disebabkan oleh
bakteri, serta adanya bio-erosi. Faktor fisik seperti stress akibat
temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet, pasang surut
air laut, penurunan salinitas, adanya aktifitas gunung berapi,
gempa bumi, dan tsunami serta badai dan topan yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang. Faktor yang
disebabkan oleh aktifitas manusia yang dapat menyebabkan kerusakan
terumbu karang seperti penambangan karang, pengeboman, penggunaan
cyanida atau potas, serta penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan. Selain itu, adanya sedimentasi serta pencemaran baik
yang berasal dari limbah kota ataupun yang berasal dari penambangan
minyak bumi (oil mining) juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem
terumbu karang (Herianto, 2007).Pulau Biawak adalah salah satu
pulau kecil yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa, termasuk
dalam wilayah Kabupaten Indramayu Jawa Barat dan merupakan aset
bangsa Indonesia yang memiliki potensi besar. Seperti yang telah
ditetapkan dalam SK Bupati Indramayu No.556/ kep.528 Diskanla/ 2004
Pulau Biawak merupakan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD).
Kawasan konservasi laut merupakan kawasan perairan yang dilindungi,
dikelola melalui sistem zonasi, sesuai dengan Perda Kabupaten
Indramayu No. 14 tahun 2006 pasal 12 wilayah pengelolaan kawasan
konservasi laut Pulau Biawak, Gosong, dan Pulau Candikian dibagi
menjadi kawasan lindung (zona inti), kawasan penyangga (zona
penyangga) dan kawasan pemanfaatan/budidaya (zona budidaya). Zona
inti sebagaimana yang disebut dalam pasal 12 mencakup zona-zona
yang dilindungi diantaranya adalah Zona Lindung Terumbu karang
meliputi kawasan terumbu karang meliputi perairan Pulau Biawak,
Pulau Gosong, Pulau Candikian sampai pada radius 2 mil dari garis
pantai. Berbagai cara dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem
terumbu karang yang telah rusak, diantaranya dilakukan melalui
pembuatan terumbu karang buatan, budidaya terumbu karang, pembuatan
daerah perlindungan laut dan transplantasi karang. Transplantasi
karang merupakan suatu upaya untuk pencakokan atau pemotongan
karang hidup untuk ditanam ditempat yang mengalami kerusakan
(Sadarun, 1999 dalam Subhan, 2003). Sehingga diperlukannya
penelitian-penelitian lebih lanjut tentang transplantasi karang
ini. Transplantasi karang terasering merupakan sebuah penelitian
tentang transplantasi karang dengan menggunakan metode
transplantasi karang yang diletakan bertingkat berdasarkan
kedalaman untuk mendapatkan hasil laju pertumbuhan dan tingkat
keberhasilan transplantasi karang yang optimal.
1.2 TujuanTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju
pertumbuhan dan keberhasilan transplantasi karang dengan metode
terasering yang ditransplantasikan pada kedalaman yang berbeda,
untuk mengetahui struktur komunitas ikan yang ada pada lokasi
transplantasi karang dan untuk mengetahui faktor-faktor
fisika-kimia perairan yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan karang di Pulau Biawak Indramayu Jawa Barat.
1.3 Rumusan MasalahRumusan masalah untuk diadakannya kegiatan
penelitian ini adalah :1. Bagaimana cara merehabilitasi ekosistem
terumbu karang yang rentan karena faktor fisika, biologi dan
kimia?2. Mengapa kegiatan transplantasi karang terkadang memiliki
tingkat keberhasilan yang rendah?
1.4 Luaran yang DiharapkanDengan adanya kegiatan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas
tentang pentingnya menjaga ekosistem laut terutama ekosistem
terumbu karang dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pemerintah, terutama Pemerintah Kabupaten Indramayu Jawa Barat
tentang transplantasi karang dengan metode terasering di Pulau
Biawak
1.5 ManfaatManfaat dari kegiatan penelitian ini adalah
merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang rusak dan lahan-lahan
kosong perairan Pulau Biawak yang rusak dan dapat memberikan
informasi khususnya tentang transplantasi terumbu karang sebagai
upaya merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah rusak.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi KarangTerumbu karang merupakan kumpulan komunitas
karang, yang hidup di dasar perairan, berupa batuan kapur (CaCO3),
dan mempunyai kemampuan untuk menahan gaya gelombang laut. Terumbu
karang (coral reef) merupakan suatu ekosistem, sedangkan karang
(reef coral) merupakan individu organisme. Karangmerupakan hewan
dari Filum Cnidaria (Supriharyono, 2007).2.2 Faktor PembatasFaktor
pembatas adalah faktor- faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan suatu individu di dalam habitatnya. Pertumbuhan
dan perkembangan karang dipengaruhi oleh :1. CahayaKarang umumnya
hidup di perairan dangkal, dengan penetrasi cahaya matahari yang
masuk hingga ke dasar perairan. Hasil proses fotosintesis
zooxanthellae dimanfaatkan sebagai salah satu sumber makanan bagi
karang (Supriharyono, 2007). Oleh karena itu, distribusi vertikal
terumbu karang dibatasi oleh kedalaman efektif sinar matahari yang
masuk ke perairan (Nybakken 1988).Kedalaman berhubungan erat dengan
intensitas cahaya. Semakin dalam perairan, semakin berkurang
intensitas cahaya yang masuk. Umumnya karang dapat tumbuh baik pada
kedalaman kurang dari 20 m (Kinsman 1964 dalam Supriharyono,
2007).2. SuhuSuhu merupakan salah satu faktor pembatas kehidupan
karang. Umumnya karang membutuhkan suhu perairan yang hangat, yaitu
antara 25-32 C. Suhu di atas 33 C dapat menyebabkan karang
mengalami pemutihan (bleaching). Pemutihan karang yaitu keluarnya
alga zooxanthellae dari polip karang yang dapat mengakibatkan
kematian (Tomascik et al.1997).3. SalinitasSalinitas ialah berat
garam dalam gram per kilogram air laut. Salinitas air laut di
daerah tropis berkisar antara 35 . Karang dapat hidup subur pada
kisaran salinitas antara 34-36 (Kinsman, 1964 dalam Supriharyono,
2007). 4. Nutrien Alga zooxanthellae membutuhkan nutrien untuk
melakukan proses fotosintesis. Selain hidrogen, karbon, dan oksigen
terdapat elemen esensial lain yang dibutuhkan fitoplankton untuk
berfotosintesis dan tumbuh, yaitu nitrogen dan fosfor.5.
SedimentasiSedimentasi dapat menyebabkan kematian pada karang, hal
ini terjadi apabila laju sedimentasi lebih tinggi dibandingkan
dengan kemampuan karang untuk membersihkan diri. Dengan demikian,
karang dapat tumbuh secara optimal pada tempat yang jernih dan
penetrasi cahaya yang cukup (Suharsono, 2008). 6. ArusArus
merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan karang. Arus
dibutuhkan untuk membawa makanan, serta dapat membersihkan karang
dari endapan-endapan. Oleh karena itu, pertumbuhan karang pada
daerah yang berarus cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan
pertumbuhan karang pada daerah yang tenang (Nontji, 1987 dalam
Suhendra, 2002).
2.3 Ikan KarangIkan karang merupakan sekumpulan ikan yang berada
di daerah tropis dan kehidupanya berkaitan erat dengan terumbu
karang (Sale, 1991). Ikan-ikan tersebut memanfaatkan terumbu karang
secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan hidupnya.
Dalam kaitanya sebagai bagian dari ekosistem terumbu karang,
masing-masing jenis ikan karang mempunyai peran yang berbeda dalam
ekosostem tersebut. 2.4 Transplantasi KarangFitriani (2007)
menyatakan bahwa teknologi transplantasi karang adalah usaha
mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan
karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang
karangnya telah mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau
pembentukan terumbu karang alami. Tujuan utama dari transplantasi
karang adalah untuk memperbaiki kualitas terumbu karang seperti
meningkatnya tutupan karang hidup, keanekaragaman hayati dan
keunikan topografi karang (Clark dan Edwards, 1998).Soedharma dan
Arafat (2006) mengemukakan bahwa manfaat transplantasi karang
adalah:1. Mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak.2.
Rehabilitasi lahan-lahan kosong atau yang rusak.3. Menciptakan
komunitas baru dengan memasukkan spesies baru kedalam ekosistem
terumbu karang di daerah tertentu.4. Konservasi plasma nutfah,
disebut juga konservasi dari sumber keanekaragaman hayati. 5.
Keperluan perdagangan.Beberapa kegiatan transplantasi dan
penelitian mengenai transplantasi karang terhadap beberapa jenis
karang telah banyak dilakukan. Karang yang ditransplantasikan
mempunyai kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda. Supriharyono
(2007) menyatakan bahwa karang dengan life form branching umumnya
mempunyai tingkat pertumbuhan sangat cepat yaitu bisa mencapai
>2 cm/bulan sedangkan coral massive tumbuhnya sangat lambat
yaitu hanya