BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndustry perminyakan padat
akan modal, beresiko tinggi dengan memerlukan teknologi yang
canggih, oleh sebab itu dibutuhkan penguasaan teknologi yang tepat
untuk mengurangi resiko kesalahan dalam perencanaan yang berkaitan
dalam dunia perminyakan. Hal inilah yang perlu dicermati oleh para
akademis, calon-calon professional muda untuk selalu meningkat
kemampuan dan kertampilannya sehingga mampu bersaing di dunia kerja
yang kian hari kian kompetetif.Kerja Praktek merupakan salah satu
mata kuliah prasyarat di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas
School of Petroleum Studies dengan bobot akademis 2 SKS yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan Program Strata-1 (S-1)
Universitas Dili Institute of Technology, Timor Leste. Dengan Kerja
Praktek, Mahasiswa diharapkan selain memahami dan mengerti tentang
pelaksanaan kerja secara teori dalam perkuliahan tetapi juga secara
praktek dilapangan. Dengan mengambil judul Tinjauan Umum Peralatan
System Sirkulasi Di Laboratorium Simulasi Pengeboran Area PUSDIKLAT
MIGAS, Cepu dalam Kerja Praktek ini dedasarkan fasilitas
penunjang.1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari kerja praktek
mahasiswa teknik perminyakan adalah: 1. Untuk memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan pada
fakultas School of Petroleum Studies. 2. Mengenal alat-alat yang
termasuk dalam sirculation system secara langsung di lapangan. 3.
Menambah wawasan objek secara langsung. 4. Memahami struktur
organisasi dalam managemen perusahan khususnya mengenai peralatan
pengeboran di laboratorium PUSDIKLAT MIGAS.
Manfaat dari kerja praktek ini adalah:1. Dapat mengenal secara
dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja.2. Dapat menambah
pengetahuan kita tentang peralatan-peralatan pemboran terutama
peralatan system sirkulasi.3. Dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap perusahaan tempat mahasiswa kerja praktek.1.3
Ruang LingkupBatasan-batasan permasalahan dari penelitian ini
adalah agar penulis tidak keluar dari tujuannya sehingga penulis
dapat meneliti permasalahan dari sudut pandang yang luas menuju
satu topik tertentu yang hendak di teliti. Pada kerja praktek ini
dilakukan penelitian terutama Tinjauan Umum Peralatan System
Sirkulasi Di Laboratorium Simulasi Pengeboran Area PUSDIKLAT MIGAS
CEPU. Dalam penulisan laporan kerja praktek ini masalah yang
debahas adalah salah satu proses yang berkaitan dengan kegiatan
Pusdiklat Migas tentang proses penerapan system sirkulasi
(sirculation system) selama masa operasi pemboran berlangsung.
1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUANBerisi uraian singkat
mengenai latar belakang masalah, Tujuan dan Manfaat, ruang lingkup
dan sistematika penulisan.BAB II PROFIL PUSDIKLAT MIGAS CEPUPada
bab ini berisikan sejarah Pusdiklat Migas,Visi dan Misi,Tugas
pokok,Fungsi,Struktur Organisasi,Sarana dan Fasilitas.BAB III
TINJAUN UMUM PEMBORANPada bab ini membahas secara umum mengenai
peralatan pemboran.
BAB IV TINJAUAN UMUM PERALATAN SISTEM SIRKULASI DI LABORATORIUM
PEMBORAN PUSDIKLAT MIGAS CEPUBab ini bersisikan mengenai
konsentrasi pada judul praktek yaitu System Sirkulasi (Sirculation
System)BAB V PENUTUPKesimpulan dan saranDAFTAR PUSTAKA
BAB II PROFIL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS
BUMIPusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bum Cepu adalah
salah satu wadah dalam melaksanakan pelatihan dibidang minyak dan
gas bumi. Meliputi. Kursus-kursus, penataran dan pertemuan ilmiah
serta pelayanan jasa teknologi, sertifikasi kompetensi kerja tenaga
teknik kursus pertambangan minyak dan gas bumi serta pengusahaan
panas bumi. Pusdiklat Migas Cepu telah lama beroperasi dan untuk
lebih jelasnya berikut ini penjelasan mengenai tinjauan umum
Pusdiklat Migas Cepu.
2.1.Sejarah Singkat Pusdiklat Migas CepuSejak berdiri sampai
sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
(PUSDIKLAT MIGAS) Cepu mengalami beberapa pergantian nama. Pada
perkembangannya, lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelola
(dieksploitasikan) oleh beberapa perusahaan dan instansi. Umur
kilang minyak di Cepu telah mencapai seratus tahun lebih dan
pengelolanya mengalami beberapa periode pengolahan, yaitu :2.1.1
Jaman Hindia Belanda (1886-1942)Pada tahun 1886 seorang sarjana
tambang Mr. Adrian Stoop berhasil mengadakan penelitian minyak bumi
di jawa yang kemudian menderikan DPM (Dutsche Petroleum
Maatschppij), pada tahun 1887. Pengeboran pertama dilakukan di
Surabaya dan kemudian pada tahun 1890 didirikan penyaringan minyak
di daerah Wonokromo, selain di Surabaya, Mr. Adrian Stoop juga
menemukan minyak di daerah Rembang.
2.1.2 Jaman Jepang (1942-1945)Perang di Eropa merangsang
pemerintah Jepang untuk memperluas kekuasaan di Asia. Pada tanggal
8 Desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di Hawai dibon oleh
Jepang. Pengebonan ini menyebabkan meluasnya peperangan di kawasan
Asia. Pemerintah Belanda di Indonesia merasa terancam kedudukannya,
sehingga untuk menghambat laju serangan jepang mereka menghancurkan
instalasi atau kilang minyak yang menunjang perang, karena
pemerintah Jepang sangat memerlukan minyak untuk diangkat ke
negerinya. Perusahaan minyak terakhir yang masih dikuasai oleh
Belanda yang terdapat di pulau Jawa yaitu di sekitar Surabaya, Cepu
dan Cirebon. Penghasilan minyak yang paling besar pulau Jawa yaitu
di sekitar Surabaya, Cepu dan Cirebon. Cepu yang paling besar
produksinya pada waktu itu yaitu dengan total produksi 5,2 juta
barrel/tahun.Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak
akan merugikan diri sendiri sehingga perebutan daerah minyak jangan
sampai menghancurkan fasilitas lapangan dan kilang minyak. Meskipun
sumber-sumber minyak dan kilang minyak sebagian besar dalam keadaan
rusak akibat taktik bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar
minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai
kemampuan di bidang perminyakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan
tersebut tentara Jepang mendapat bantuan tenaga sipil Jepang yang
pernah bekerja diperusahaan minyak Belanda, kemudian
menyelenggarakan pendidikan di Indonesia.Kehadiran Lembaga
Pendidikan Perminyakan di Cepu di awali oleh Belanda bernama
Midlebare Petroleum School dibawah bendera N V.Bataafsche Petroleum
Maatschappij (BPM). Setelah Belanda menyerah dan Cepu di duduki
Jepang maka lembaga itu di buka kembali dengan nama Shokko
Gakko
2.1.3 Masa Indonesia Merdeka terima kekuasan dari Jepang
dilaksanakan oleh pimpinan setempat kepada bangsa Indonesia. Untuk
membenahi daerah minyak di cepu, segera diadakan penerbitan
tugas-tugas operasional dan pertahanan. Berdasarkan Maklumat
Menteri Kemakmuran No.5 Perusahaan minyak di cepu disiapkan sebagai
perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN). Adapun daerah kekuasaan
meliputi lapangan-lapangan minyak didaerah sekitar Cepu, Kilang
Cepu dan lapangan di daerah Bongas ( Jawa Barat ). Pada Bulan
Desember 1948 Belanda menyerbu Cepu. Pabrik minyak PTMN Cepu dibumi
hanguskan. Pada akhir tahun 1949 dan tahun 1950 setelah adanya
penyerahan kedaulatan, maka pabrik minyak Cepu dan Lapangan minyak
Kawengan diserahkan dan di usahakan kembali oleh BPM.2.1.4 Periode
Tahun 1950-1951 (BPM/SHEEL)Perusahaan BPM sebelum Perang Dunia II
menguasai kilang minyak di Cepu dan setelah Agresi Militer Belanda
II berubah nama menjadi SHEEL. Selanjutnya SHEEL melakukaan
perbaikan perbaikan seperlunya di lapangaan minyak Kawengan dan
kilang Cepu.Tingkat produksi kurang menguntungkan, sedangkan biaya
yang di butuhkan besar sehingga merugikan perusahan SHEEL
sendiri.2.1.5 Periode Tahun 1951-1957 (Perusahaan Tambang Minyak
RI)Pada tahun 1951 pengesahaan minyak di Lapangan Ledok, Nglobo dan
Semanggi oleh ASM diserahkan pada pemerintah sipil, untuk
kepentingan tersebut di bentuk panitia kerja yaitu Badan
Penyelenggara Perusahaan Negara di bulan Januari 1951 yang kemudian
melahirkan Perusahaan Minyak RI (PTMRI). Produk yang di hasilkan
PTMRI berupa besin, kerosin, solar, dan residu. Pada tahun 1957
PTMRI di ganti menjadi Tambang Minyak Nglobo CA Combie Anexis )
2.1.6 Periode Tahun 1957-1961 (Tambang Minyak Nglobo CA) Pada
tahun 1961 tambang minyak Nglobo CA di ganti menjadi PN. Perusahaan
Minyak dan Gas Nasional (PN. PERMIGAN).Instalasi pemurnian minyak
di lapangan Ledok dihentikan. Setelah tahun 1962 kilang minyak Cepu
dan Lapangan Kawengan di beli oleh pemerintah RI dari SHEEL dan di
limpahkannya kepada PN. PERMIGAN 2.1.7 Periode Tahun 1961 1965 (PN.
PERMIGAN )Pada tahun 1961 berdasarkan UU no. 19/1960 dan UU no.
40/1960 maka didirikan 3 perusahan minyak :1.PN.Pertambangan Minyak
Indonesia (PN.PERTAMIN), sebagai perusahaan modal campuran antara
pemerintah RI dengan BPM atas dasar 50% : 50%.2.PN.Pertambangan
Mnyak Nasional (PN. PERTAMINA), sebagai penjelmaan dari PT.
PERTAMINA yang didirikan pada tahun 1957 dengan PP
no.198/1961.3.PN. Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (PN.PERMIGAN),
sebagai penjelmaan dari tambang Minyak Nglobo CA (dahulu PTMRI)
dengan PP no. 199 tanggal 14 Juni 1961
Dari ketiga perusahaan tersebut PN. PERMIGAN adalah yang
terkecil, dimana kapasitas produksinya adalah 175 350 m /
hari.2.1.8 Periode Tahun 1965-1978 (LEMIGAS)Pada tahun 1963 biro
minyak berubah menjadi Direktorat Minyak dan Gas Bumi (DGMB). Di
dalam organisasi DGMB terdapat bagian laboratorium untuk persiapan
penelitian dalam industri perminyakan di Indonesia. Menteri
Perindustrian dan Perdagangan menginstruksikan agar DGMB
meningkatkan kemampuannya dalam aspek teknis minyak dan gas bumi.
Untuk keperluan di atas, maka dibentuk kepanitiaan yang terdiri
dari unsur-unsur Pemerintah, Pertamina dan Permigan. Panitia
mengusulkan agar dibentuk badan yang bergerak dalam bidang riset
dan pendidikan minyak dan gas bumi. Dengan surat keputusan menteri
di lingkungan Departemen Urusan Minyak dan Gas Bumi
No.17/M/MIGAS/1965 ditetapkan organisasi urusan minyak dan gas bumi
adalah LEMIGAS (Lembaga Minyak dan Gas Bumi).Berdasarkan peraturan
pemerintah No.27 tanggal 20 Agustus 1968, dalam rangka meningkatkan
dan melancarkan produksi munyak dan gas bumi, terjadi penggabungan
antara PN.Pertamin dengan PN.Permina menjadi satu perusahaan negara
dengan nama Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional ( PN.
PERTAMINA ).Upaya LEMIGAS untuk meningkatkan fungsi kilang Cepu
sebagai sarana operasi pengolahan dan sebagai sarana diklat proses
dan aplikasi sudah cukup memadai, namun kilang Cepu sebagian besar
merupakan eks pembuatan dan pemasangan tahun 1930-an dan pernah
mengalami pembumihangusan waktu tentara Jepang masuk Cepu.Karena
banyaknya kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam kegiatan minyak
dan gas bumi, maka tenaga-tenaga muda Indonesia banyak dikirim
keluar negeri pada tanggal 7 februari 1967 di Cepu diresmikan
AKAMIGAS ( Akademi Minyak dan Gas Bumi ) angkatan pertama. Pada
tanggal 4 Januari 1966 industri minyak mulai membangun kembali
dengan ditetapkannya Cepu sebagai pusat pendidikan dan latihan
lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi ( Pusdik Migas) dengan
SK Menteri urusan Minyak dan Gas Bumi No.5/M/Migas/1966 .2.1.9
Periode Tahun 1978-1984 ( PPTMGBLEMIGAS)Dengan surat keputusan
Menteri Pertambangan dan Energi No.646 tanggal 26 Desember 1977,
LEMIGAS diubah menjadi bagian Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi dan namanya diganti menjadi Pusat Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS, (PPTMGBLEMIGAS).
Sejak dikelola PPTMGB LEMIGAS produksi minyak lapangan Cepu
29.500-36000 m tahun sehingga kilang hanya beroperasi 120 hari per
tahun dengan kapasitas kilang 250-300 m/hari. Produksi BBM seperti
kerosin dan solar diserahkan pada depot Cepu.Dalam memasarkan
produksi naphta, filter oil dan residu, PPTMGB LEMIGAS mengalami
kesulitan sehingga kadang-kadang kilang harus berhenti beroperasi
karena semua tangki penuh. Pada tahun 1979 spesifikasi yang
ditetapkan pemerintah lebih tinggi, sehingga pemasaran produksi
Cepu lebih sulit.2.1.10Periode Tahun 1984-2001 (PPT
MIGAS)Berdasarkan surat Keppres No.15 tanggal 6 Maret 1984,
organisasi Pertambangan dan Energi dikembangkan dan PPTMGB LEMIGAS
menjadi Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT
MIGAS).2.1.11 Periode Tahun 2001-Sekarang (PUSDIKLAT
MIGAS)Berdasarkan surat Keputusan Menteri ESDM No.150/2001 tanggal
2 Maret 2001, PPT MIGAS diganti menjadi PUSDIKLAT MIGAS dan telah
diperbaharui dengan peraturan Menteri ESDM No. tahun 2010 tanggal
22 November 2010.
2.2 Sekilas Tentang PUSDIKLAT MIGAS Cepu PUSDIKLAT MIGAS Cepu
salah satu tempat yang melaksanakan pendidikan dan pealatihan
dibidang minyak dan gas bumi serta membantu menciptakan SDM (sumber
daya manusia) yang unggul dalam bidang perminyakan.2.2.1 Tugas
Pokok PUSDIKLAT MIGAS CepuTugas pokok PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah
melaksanakan pendidikan dan pelatihan dalam bidang minyak dan gas
bumi. Dalam melaksanakan tugas PUSDIKLAT MIGAS Cepu bertanggung
jawab langsung kepada kepala badan Diklat Energi dan Sumber Daya
Mineral dan Peraturan Mentri ESDM No. 18 tahun 2010 tanggal 22
November 2010.Untuk melaksanakan tugas tersebut disusun program
kegiatan pokok yang meliputi:a. Program Diklat Non Regulerb.
Program Kursus-Kursusc. Mendidik untuk melatih tenaga kerja di
dalam kelas, kerja praktek dan latihan lapangan berupa:1. Bimbingan
untuk melatih kaderasi dan prajabatan2. Penataran, kursus yang
bersifat up grading kepada karyawan3. Meningkatkan keahlian program
DPKKPUSDIKLAT MIGAS juga mneyelenggarakan kursus-kursus yang
meliputi:a). Kursus prajabatanb). Kursus singkat bidang MIGAS
(Crash Programe Training)c). Kursus singkat bidang
penunjang/umumd).Technical Cooperation Among Development Countries
(TCDC).2.2.2Visi dan Misi PUSDIKLAT MIGAS Cepu1. VisiMenjadi Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan
mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan dan
terbuka.2. MisiMeningkatkan kapasitas aparatur Negara dan PUSDIKLAT
MIGAS untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik.a.Meningkatkan
kompetisi tenaga kerja sub sektor migas untuk kompetensi melalui
mekanisme ekonomi pasar.b.Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak
dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui pengembangan Sumber
Daya Manusia.2.3.1 2.3.2 2.2.3Fungsi PUSDIKLAT MIGASUntuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka berdasarkan Peraturan
Menteri ESDM Nomor 18 tahun 2010 tanggal 22 November 2010 adalah
:1. penyiapan penyusunan kebijakan teknis,rencana dan program di
bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.2.pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas
bumi.3.pemantaun,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.4.pelaksanaan
administrasi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.2.
2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.2.4 Program KegiatanPusdiklat Migas
menyelenggarakan kursus-kursus yang meliputi berbagai disiplin ilmu
dan ketrampilan antara lain berupa:1. Kursus Prajabatan
(Pre-Employment Traning)2. Kursus Singkat (Crash Program
Training)3. Kursus penyegaran untuk Sertifikasi Tenaga Teknik
Khusus (STTK) Bidang Migas.Sejak tahun 1984 sampai dengan 1998
Pusdiklat Migas telah dipercaya untuk melaksanakan kursus-kursus di
bidang teknik pengeboran dan produksi dalam rangka kerjasama teknik
antar negara berkembang yang biasa disebut Technical Cooperation
Among Developing Countries (TCDC). Peserta kursus-kursus tersebut
berasal dari 20 negara berkembang antara lain Afrika, Amerika Latin
dan Asia serta Oceania sejak tahun 1998 program TCDC diganti dengan
program CLMV ( Cambodia, Leopor, Myanmar, Vietnam).a. Sertifikasi
Tenaga Teknik Khusus (STTK) Bidang MigasPemberian tanda pengakuan
oleh pemerintah melalui lembaga sertifikasi profesi atas tingkat
keahlian atau ketrampilan khusus di bidang pertambangan minyak dan
gas bumi serta pengusahaan panas bumi.b. Jasa TeknologiDalam bentuk
melaksanakan jasa pengelolaan crude oil menjadi Bahan Bakar Minyak
(BBM) dan pemasaran hasil sampingnya, mengikut sertakan
tenaga-tenaga ahli pada penelitian-penelitian terapan, studi-studi
proses rancang bangun dan sebagainya.2.3 LOKASI PUSDIKLAT MIGAS
CepuPusdiklat Migas berlokasi di :Desa: KarangboyoKecamatan:
CepuKabupaten: BloraPropinsi: Jawa TengahTepatnya di jalan Sorogo
No.1 CepuDitinjau dari segi teknis maupun ekonomis maka lokasi
tersebut cukup strategis karena adanya beberapa faktor yang
mendukung antara lain:a. Bahan BakuSumber bahan baku berasal dari
lapangan Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi yang dioperasikan
oleh PT Pertamina EP ASSET 4 Cepu serta Wonocolo yang merupakan
pertambangan rakyat yang dikelola oleh KUD Bogosasono dibawah
pengawasan PT Pertamina EP ASSET 4 Cepu.b. AirSumber air berasal
dari sungai Bengawan Solo yang berdekatan dengan kilang sehingga
kebutuhan air baik untuk proses pengolahan maupun untuk air minum
lebih mudah terpenuhi.c. TransportasiLetak kilang berada tidak jauh
dari jalan kereta api maupun jalan-jalan raya yang menghubungkan
kota-kota besar sehingga dapat memperlancar distribusi hasil
produksi.d. Tenaga KerjaLetak kilang berada tidak jauh dari
kota-kota pendidikan sehingga mudah untuk memperoleh atau
mendatangkan tenaga-tenaga kerja yang terdidik dan terampil.
e. Fasilitas PendidikanFasilitas yang di sediakan untuk
pendidikan cukup memadai meskipun peralatan sarananya sudah tua.
Misalnya : kilang, laboratorium, bengkel dan lain-lain.
2.4 Kualifikasi Lapangan yang Terletak di Daerah CepuMenurut
tingkat pengeksploitasiannya dewasa ini, maka lapangan Cepu dapat
dibagi menjadi 3 Pengusahaan, yaitu:2.4.1 Lapangan-Lapangan Status
ProduksiLapangan status produksi adalah lapangan-lapangan yang
masih memproduksi minyak dan gas bumi yaitu: lapangan Kawengan,
Ledok Nglobo, Semanggi, Wonocolo dan Gas Balun.2.5.1 2.4.2
Lapangan-Lapangan Status Semi EksploitasiYang dikategorikan pada
status ini adalah lapangan yang telah dipelajari mempunyai cadangan
awal, tetapi masih belum diproduksi atau dikembangkan lebih lanjut
seperti: lapangan Balun, Tobo, Ngasem dan Dander, serta lapangan
Alas Dara dan Kemuning Mobil Cepu Limited / Exxonmobil.2.4.3
Lapangan-Lapangan Status Ditinggalkan SementaraLapangan-lapangan
dengan status ditinggalkan sementara adalah lapangan-lapangan yang
ditinggalkan sementara karena ada masalah teknis dan nonteknis.
Terdaftar sekitar 15 lapangan, yaitu: lapangan Metes, Banyuasin,
Banyuabang, Ketringan, Tungkul, Kedinding, Ngraho, Tambi, Kadewan,
Dandangilo, Kidangan, Petak, Kluwih dan Gabus.2.5 Struktur
Organisasi dan KepegawaianSejak ditetapkan Peraturan Materi dan
Sumber Daya Mineral no.18 tahun 2010 tanggal 22 Nopember 2010,
Pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan Gas Bumi dipimpin oleh
seorang kepala pusat pendidikan dan pelatihan yang dalam
melaksanakan tugasnya di bantu 3 orang kepala bidang dan 1 orang
kepala bagian tata usaha serta kelompok fungsional.2.5.1 Bagian
Tata Usaha Bagian tata usaha terdiri dari 2 sub bidang, yaitu :1.
Sub bagian kepegawaian dan umum2. Sub bagian keuangan.2.5.2 Bidang
sarana dan prasarana TeknisBidang sarana dan prasarana Teknis
terdiri dari 2 sub bidang, yaitu :1. Sub bidang kilang dan
Utilitas2. Sub Bidang Laboratorium dan Bengkel2.5.3 Bidang
Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan PelatihanBidang
Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari
2 sub bidang, yaitu :1. Sub bidang penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan 2. Sub bidang Evaluasi pendidikandan pelatihan2.5.4
Bidang Program dan Kerja SamaBidang Program dan Kerja sama terdiri
dari 2 sub bidang yaitu :1. Sub bidang rencana dan Program2. Sub
Bidang Kerja Sama dan Informasi.2.5.5 Jabatan Fungsional
WidyaswaraWidyaswara adalah PNS yang diberitugas oleh pejabat yang
berwenang pada unit pendidikan latihan instalasi pemerintah untuk
pendidik, mengajar dan melatih secara penuh. Berdasarkan ruang
lingkup bidang tugasnya, maka kelompok ini terbagi atas beberapa
bidang : Widyaswara Bidang Pendidikan Widyaswara Bidang Technologi
Industri Widyaswara Bidang Manajemen/Umum.
2.6 Orientasi UmumSebelum melaksanakan praktek kerja industria,
kami mengikuti orientasi umum selama 3 (tiga) hari. Beberapa tempat
yang kami kunjungi di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, yaitu:
Pusdiklat Migas Cepu Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik PerminyakanDili Institute of Tecknology 39
Unit keamanan Unit keselamatan kerja Unit pemadam api dan
keselamatan kerja(Fire and Safety) Unit kilang Unit power plant
Unit wter treatment Laboratorium Perpustakaan
2.6.1 Unit keamananBagian keamanan Pusdiklat Migas Cepu memiliki
empat macam objek,yaitu:a) Pengamanan personil yang meliputi
seluruh karyawan peserta didik,peserta kerja praktek,maupun
tamu.Hal ini karena orang-orang yang berada di wilayah pusdiklat
migas cepu berasal dari berbagai daerah dan suku budaya,supaya
tidak terjadi cullture crash.b) Pengaman materialpengaman material
meliputi seluruh benda yang berada pada pusdiklat migas cepu.dalam
penganman material ini di khususkan pada 3 hal;antara
lain,Pagar,pintu gerbang dan pencahayaannya.c) Pengaman
informasiyang ,meliputi,dokumen-dokutmen penting negara atau
perusahaan yang sangat perlu untuk di amankan.d) Pengaman
operasionalpengaman operasional meliputi beberapa area/zona,yaitu1.
zona pengawasan pada zona ini meliputi pintu gerbang/pos satpam
jika ada tamu atau peserta di wajibkan untuk melapor terlebih
dahulu. 2. zona terbatasPada zona ini meliputi area Laboratorium
perpustakaan,instrumentasi dan kalibrasi,laboratorium elektronika
dan telekomunikasi,dan unit fire & safety. 3. zona terlaranPada
zona ini meliputi area kilang,dimana tidak setiap orang diijinkan
untuk memasuki area ini,kecuali mendapatkan ijin dari kepala
security dan pembimbing.
2.6.2 Unit keselamatan kerjaPengetian dari keselamatan kerja dan
kesehatan kerja adalah:segala daya upaya atau pemikiran yang di
tunjukkan untuk menjamin kebutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani,tenaga kerja menuju masyarakat adil dan
makmur.Tugas-tugas umum dari unit ini adalah:a) Menjamin kesehatan
kerja yang ada di lokasi kerjab) Mendata masalah kecelakaan kerja
yang menjadi segai laporan ke depnaker dan Dirjen Mgas di
Jakarta.c) Melaksanakan tugas rutin,untuk menguasai pekerja yang
ada di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu.d) Mengadakan pengarahan dan
bimbingan kepada para praktikum,mahasiswa Akamigas maupun perguruan
lainnya.e) mengadakan imspeksi kerja di seluruh lokasi Pusdiklat
Migas Cepu.f) Mengadakan pengarahan kepada para pekerja yang akan
melakukan atau melaksanakan pekerjaan di daerah-daerah rawan atau
berbahaya.
2.6.1 Unit Pemadam Api Dan Keselamatam Kerja(Fire and Safety)1.
Pengertian keselamatan kerja.Keselamatan kerja dan kesehatan kerja
adalah: segala daya upaya atau pemikiran yang di tunjukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani,tenaga kerja khususnya pada manusia dan pada umumnya untuk
meningkatkan kesejateraan tenaga kerja menuju masyiarakat adil dan
makmur.
2. Kecelakaan kerja.Merupakan suatu kejadian yang tidak di duga
dan tidak di kehendaki yang dapat mengganggu suatu proses dari
aktivitas yang di tentukan dan dapat mengakibatkan kerugian dimani
kerugian tersebut dapat meninpah manisianya ataupun peralatan kerja
dan bangunan.3. Struktur organisasi pemadam api dan keselamatan
kerja.Seksi ini mempunyai tugas di antaranya:a. menyusung rencana
pencegahan,antara lain:menyusung peraturan,instruksi,petunjuk atau
prosedur dan meningkatkan keterampilan.b. mengadakan penyeledikan
terhadap keselamatan kerja dan penanggulangannya,kelompok ini di
bagi menjadi beberapa unit, Unit operational fire/pemadam api Unit
pendidikan dan latihan fire & safety Unit lindungan linkungan
Unit keselamatan kerja
2.6.4 Unit KilangSebelum kami memasuki wilayah kilang kami
diwajibkan untuk menggunakan peralatan keselamatan (safety) sesuai
dengan prosedur yang ditentukan. Dalam kunjungan tersebut kami
mempelajari proses pengetahuan pengolahan minyak.Pada unit kilang
minyak berfungsi sebagai unit untuk proses destilasi crude oil
dengan pemisahan fraksi-fraksi crude oil tersebutberdasarkan titik
didihnya sesuai dengan spesifikasi yang di kehendaki seperti
pertasol(CA,CB,CC) kerosn.solar.PH solar (parafin high solar).
Sistem pengolahan yang di lakukan oleh pusdiklat migas cepu adalah
menggunakan cara destilasi atmosferik.crude oil yang di olah dari
pusdiklat migas ceou berasal dari lapangan
kawengan,ledok,Ngbolo,dan semanggi yanh berada di bawah naungan
pertamina UEP II lapangan cepu.minyak mentah yang berasal dari
lapangan tersebut di bedakan menjadi dua jenis yaitu HPPO (High
Pour Point Oil) yang hanya berasal dari lapangan kawengan,dan jenis
LPPO( Low Pour Point Oil) yang berasal dari lapangan lainnya.minyak
mentah yang di olah merupakan campuran antara 80% HPPO dan 20%
LPPO.pemcampuran minyak mentah tersebut dilakukan di tempat
penimbung minyak mentah di menggung.kapasitas yang terpasang adalah
600 m3 /hari,sedangkan kapasitas operasinya mencapai
550m3/hari.
2.6.2 Unit Power PlantUnit power plant adalah uniyt kerja
pusdiklat migas yang menyediakan pasokan listrik ke semua bagian
perusahan.pada Pusdiklat Migas Cepu,pembangkit tenaga listrik
menggunakan tenaga Diesel (PLTD) dengan jumlah generator yang
terdiri dari 4 buah dan kapasitas totalnya sebesar 3670 kVA.Bahan
bakar utama dari mesin diesel ini adalah berupa solar dan jika unit
kilang beroperasi,maka bahan bakar di peroleh dari hasil produksi
sendiri.merk-merk genset yang terdapat di unit Power Plant tersebut
adalah genset Cummins,antara lain:a) Genset Cummins KTA3865,dengan
kapasitas 1000kVA/400vb) Genset Cummins KTA3865,dengan kapasitas
1030kVA/400vc) Genset Cummins KTA3865,debgan kapasitas
1000kVA/400vd) Genset Cummins VTA 2865,dengan kapasitas
640kVA/400v
2.6.6 Unit Water TreatmentMerupakan tempat untuk pengolahan air
dari Bengawan Solo. Mulai dari menjernihkan sampai menampung air
yang akhirnya diteruskan di Boiler Plant. Air ini juga digunakan
oleh pihak internal PUSDIKLAT MIGAS Cepu. Pengolahan air ini lebih
bersih dari pada PDAM.Penyediaan air yang diolah oleh unit
pengolahan air di pusdiklat migas cepu terdiri dari: 1. penyediaan
air minum2. air pendingin3. air untuk umpan ketel (boiler)4. air
untuk pemadam kebakaran
2.6.7 LaboratoriumTugas dan fungsiLaboratoium merupakan sarana
yang sangat penting dalam sebuah industri. Begitu pula dengan
laboratorium yang ada di pusdiklat migas cepu. Laboratorium ini
bertugas untuk memeriksa kualitas produk dari minyak bumi agar
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan Dirjer migas dan memeriksa
feed yang akan diolah.Dengan fungsinya diatas laboratorium penguji
produksi menjalangkan tugas, antara lain: a. Melakukan pengujian
kualitas minyak (minyak bumi dan produk-produknya) dari unit
destilasi, baik ruting maupun non rutingb. Melakukan pemeriksaan
kualitas wax (umpan dan produk-produknya) dari unit wax plant, baik
ruting maupun non ruting c. Melakukan pemeriksaan kualitas bahan
kimia yang di lakukan dalam proses treatment dari unit destilasi
dan utilasi.d. Melakukan pemeriksaan kualitas air, baik air untuk
keperluan proses maupun untuk keperluan non proses (rumah tangga)e.
Melayani permintaan pengujian contoh dari unit lain dan mitra
kerja
2.6.8 Unit Perpustakaan a. Tugas dan fungsiDalam perkembangan
pelayanan perpustakaan meliputi:1. Pelayanan reguler (mahasiswa Aka
migas, pegawai, dosen, widyaiswara)2. Pelayanan non reguler
(peserta kursus, mahasiswa praktikan)b. Koleksi Dan Sarana1.
koleksi bahan tercetak (print collection)2. koleksi bahan terekam
(recorder materials)3. laboratorium bahasa 4. saranac. Jenis,
Sistem Pelayanan dan Pengolahan Bahan Pustaka1. Jenis perpustakaan
khusus minyak dan gas bumi (special library of oil and gas)2.
Layanan sirkulasi memakai: sistem terbuka (open access)3. Program
otomasi memakai user manual Windows DUTA VIPOP4. Katalogisasi
memakai sistem subject heading Library of Congress volumen I dan
II.
BAB IIITINJAUAN UMUM PEMBORAN
3.1 Operasi Pemboran Pemboran adalah suatu kegiatan atau
pekerjaan membuat lubang dengan diameter kedalaman yang sudah
ditentukan. Dalam pembuatan lubang untuk mencapai kedalaman
tertentu. byang harus diperhatikan adalah mempertahankan ukuran
diameter lubang. Perkerjaan terpenting yang lain adalah membawa
serpihan batuan (cutting) ke permukaan. Dalam dunia perminyakan
kegiatan pemboran sangat kompleks, dimana dalam kegiatan pemboran
mempunyai dua buah parameter yaitu: a) Parameter tidak dapat diubah
parameter ini tidak dapat diubah dalam kegiatan pemboran karena
berhubungan dengan kondisi fisik dari lokasi pemboran tersebut,
sehingga kita harus menyesuaikan. Parameter ini meliputi: 1.
kondisi formasi, yang meliputi tekanan dan temperature suatu
formasi 2. Sifat dan jenis formasi.
b) Parameter yang dapat diubah parameter ini dapat diubah-ubah
sesuai dengan formasinya atau sesuai dengan keefektifan kegiatan
pemboran. Parameter ini meliputi:1. Rate of Penetration2. Weight on
Bit Kegiatan pemboran dalam dunia perminyakan meliputi: 1.
Penambahan kedalaman2. Mempertahankan diameter lubang bor3.
Mengangkat hasil pemboran ke permukaan
3.2 Perencanaan pemboranUntuk mendapatkan efisiensi yang besar
dan hasil yang optimum, perlu adanya perencanaan yang sangat matang
dan cermat dalam suatu kegiatan pemboran. Perencanaan yang
dimaksudkan meliputi perencanaan peralatan pemboran yang akan
digunakan, perencanaan sistem lumpur dan hidrolika, perencanaan
casing, perencanaan penyemenan dan lain sebagainya.
3.3Perencanaan tempat dan lokasi Sebelum melakukan perencanaan
pemboran, kita harus menentukan dareah eksploitasi terlebih dahulu.
Hal ini dapat diketahui dengan melakukan kegiatan eksplorasi di
daerah yang disinyalir memiliki kandungan hidrokarbon. Selain itu
faktor lingkungan juga harus dipertimbangkan. Daerah yang menjadi
tempat eksploitasi biasanya harus jauh dari daerah pemukiman
penduduk. Karena hal ini akan memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan sekitar. Oleh karena itu setiap kegiatan industri baik
di bidang migas maupun di bidang lain biasanya harus memiliki AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
3.4 Perencanaan peralatan pemboranMenurut fungsinya peralatan
pemboran dapat dibagi menjadi lima sistem peralatan utama, yaitu:
sistem tenaga,sistem angkat, sistem putar, sistem sirkulasi dan
sistem pencegah sembur liar (BOP). 3.4.1 System tenaga. Sistem
tenaga pada operasi pemboran terdiri dari dua sub-komponen utama,
yaitu: a). Power Supply Equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin
besar yang dikenal sebagai Prime Mover (penggerak utama). b).
Distribution Equipment (transmition), meneruskan tenaga yang
diperlukan untuk operasi pemboran. Sistem transmisi dapat
dikerjakan dengan salah satu dari sistem, yaitu sistem transmisi
mekanis atau sistem transmisi listrik.
Sistem transmisi dapat dikerjakan dengan salah satu dari sistem,
yaitu sistem transmisi mekanis atau sistem transmisi listrik.1.
Prime Mover UnitHampir semua rig menggunakan Internal Combution
Engines. Penggunaan mesin ini ditentukan besarnya tenaga pada sumur
yang didasarkan pada casing program dan keadaan sumur.Tenaga yang
dihasilkan prime mover berkisar antara 500 sampai dengan 5000 hp.2.
Distribusi Tenaga Pada RigRig tidak berfungsi dengan baik bila
distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi.Sebagian besar
tenaga yang dihasilkan mesin didistribusikan untuk drawwork, rotary
table dan mud pump. Disamping itu juga diperlukan untuk penerangan,
instrumen rig, engines fans, air conditioner, tenaga
transmisi.Tenaga transmisi oleh suatu mesin atau lebih harus
diteruskan ke komponen-komponen utama rig, yaitu sistem
pengangkatan, sistem pemutar dan sistem sirkulasi.Tenaga transmsi
diperoleh dari salah satu metode sebagai berikut Mechanical power
transmission dan Electrical power transmission3. Mechanical Power
TransmisionMechanical Power Transmision (transmisi tenaga mekanik)
berarti tenaga yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan
secara mekanis.4. Electrical Power TransmissionSebagian besar
drilling rig sekarang telah menggunakan sistem transmisi tenaga
listrik yang harus dialirkan melalui kabel.Pada sistem ini mesin
diesel memberikan tenaga mekanik dan diubah menjadi listrik oleh
generator listrik, yang dipasang didepan block.Generator
menghasilkan arus listrik, yang dialirkan melalui kabel ke suatu
Control Unit (kontrol kabinet).
3.4.2 Sistem Pengangkatan (Hoisting System)Operasi pemboran
dengan rotary drilling, lubang bor dibuat dengan cara memutar
lubang bor dengan memutar bit (pahat) dengan diberi tekanan dari
atas sehingga bit mampu melubangi batuan yang dilaluinya. Bit yang
berputar ini digerakkan oleh drillstring (rangkaian pipa
bor).Kemajuan teknologi sudah demikian pesat sehingga kegiatan
pemboran minyak dapat dilakukan di darat, rawa-rawa, lepas pantai
maupun laut dalam. Semua operasi pemboran ini dapat dimungkinkan
dan ditunjang oleh peralatan yang saling menunjang satu dengan yang
lain.Sistem peralatan yang terdapat pada suatu rotary drilling
terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem utama dan penunjang.Khusus
untuk sistem pengangkatan (hoisting system) merupakan salah satu
komponen peralatan pemboran, yang berfungsi untuk memberikan ruang
kerja yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan drill string dan
casing kedalam lubang bor selama operasi pemboran
berlangsung.Sistem pengangkatan memegang peranan penting mengingat
bahwa sistem ini adalah sistem yang mendapat atau mengalami beban
yang paling besar, baik beban secara vertikal maupun beban
horizontal.Beban vertikal berasal dari beban menara, drillstring
(drill pipe dan drill collar), casing string, tegangan dead line,
tegangan dari fast line serta tegangan dari block-block. Sedangkan
beban horizontal berasal dari tiupan angin serta drill pipe yang
disandarkan pada menara. Beban yang disebabkan oleh tiupan angin
ini sangat mempengaruhi beban sistem pengangkatan pada saat
pemboran berlangsung di lepas pantai (offshore), seperti di
lapangan laut utara dimana kecepatan angin sangat besar
sekali.Sistem pengangkatan ini terdiri dari dua sub komponen utama,
yaitu :1.Struktur Penyangga (Supporting Structure) yang dikenal
dengan nama rig yang meliputi antara lain :
a. Drilling tower (Derick atau Mast).b. Substructure.c. Rig
floor.2. Peralatan Pengangkatan (Hoisting equipment).a. Overhead
tool (Drawwork, Crown Block, Travelling Block, Hook, Elevatore).b.
Drilling line.
1. Struktur Penyangga (Supporting Structure)Struktur penyangga
(rig) adalah konstruksi menara kerangka baja yang ditempatkan
diatas titik bor, berfungsi untuk menyangga perlatan pemboran.
Struktur penyangga terdiri dari :a. Substructure.b. Lantai bor
(floor).c. Menara pemboran (drilling tower) yang ditempatkan diatas
struktur dan lantai bor.a. SubstructureSubstructure adalah
konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang langsung
diatas titik bor. Substructure memberikan ruang kerja bagi
peralatan dan pekerja diatas dan dibawah lantai bor. Tinggi
substructure ditentukan oleh jenis rig dan ketinggian blow out
preventer stock. Substructure mampu menahan beban yang sangat besar
yang ditimbulkan oleh derrick atau mast, peralatan pengangkatan
meja putar, rangkaian pipa bor (drill pipe, drill collar dan
sebagainya) dan beban casing.
b. Lantai Bor (rig)Lantai bor diatas substructure yang berfungsi
untuk :a. Menampung peralatan-perlatan pemboran yang kecil-kecilb.
Tempat berdirinya menara.c. Mendudukan drawwork.d. Tempat driller
dan rotary helper (roughneck).Bagian ini penting dalam perhitungan
kedalaman sumur karena titik nol pemboran dimulai dari lantai bor.
Alat-alat yang berada pada lantai bor terdiri dari :a. Rotary table
memutar rangkaian pipa bor (drillpipe, drill collar, bit).b. Rotary
drive meneruskan (memindahkan) daya dari drawwork ke meja putar
(rotary table).c. Drawwork merupakan hoisting mechanism pada rotary
drilling rig.d. Drillers console : merupakan pusat instrumentasi
dari rotary drilling rig.e. Make-up and break-out tongs :
kunci-kunci besar yang digunakan untuk menyambung/melepas
bagian-bagian drill pipe dan drill collar.f. Mouse hole : lubang
dekat rotary table pada lantai bor, dimana drill pipe ditempatkan
pada saat dilakukan penyambungan dengan kelly dan rangkaian pipa
bor.g. Rat hole lubang dekat kaki menara pada lantai bor dimana
kelly ditempatkan pada saat berlangsung cabut pasang pipa (round
trip).h. Dog house : merupakan rumah kecil yang digunakan sebagai
ruang kerja driller dan penyimpanan alat-alat kecil lainnya.i. Pipe
ramp (V-ramp) : merupakan jembatan penghubung antara catwalk dengan
rig floor, berfungsi sebagai lintasan pipa bor yang ditarik ke
lantai bor.j. Cat walk : merupakan jembatan penghubung antara pipe
rack dengan pipe ram, berfungsi untuk menyiapkan pipa yang akan
ditarik ke lantai bor lewat pipe ramp.k. Hydraulic cat head :
digunakan untuk menyambung dan melepas sambungan jika dipasang
drillpipe yang besar atau drill collar akan ditambahkan atau
dikurangkan dari drill stem pada saat perjalanan masuk atau keluar
dari sumur bor.
c. Menara Pemboran (Rig Tower)Fungsi utama menara adalah untuk
mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk menaikkan dan
menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam lubang bor selama
operasi pemboran berlangsung.Oleh karena itu tinggi dan kekuatannya
harus disesuaikan dengan keperluan pemboran.Menara ini jika dilihat
dari keempat sisinya, konstruksi berbeda.Sisi dimana drawwork
berada selalu berlawanan dengan pipe ramp maupun pipe rack.
L.C.Moore, Ideco Worl Field, National Card Well, mengemukakan bahwa
ada dua tipe menara :a. Tipe standart Derrick.b. Tipe Portable
Mast.
Bagian-bagian menara yang penting :1. Gine pole merupakan tiang
berkaki dua atau tiga yang berada di puncak menara, berfungsi untuk
memberikan pertolongan pada saat menaikkan dan memasang crown block
(gine pole hanya dipasang menara tipe standard)2. Water table
merupakan lantai di puncak menara yang berfungsi untuk mengetahui
bahwa menara sudah berdiri tegak.3. Cross bracing berfungsi untuk
penguat menara, ada yang berbentuk K dan X4. Tiang menara merupakan
empat tiang yang berbentuk menara, berbentuk segi tiga sama kaki,
berfungsi sebagai penahan terhadap semua beban vertikal dibawah
menara dan beban horizontal (pengaruh angin dsb).5. Girt merupakan
sabuk menara, berfungsi sebagai penguat menara.6. Monkey board
platform, berfungsi sebagai : a) Tempat kerja bagi para derrickman
pada waktu cabut atau menurunkan rangkaian pipa bor. b) Tempat
menyandarkan bagian rangkaian pipa bor yang kebetulan sedang tidak
digunakan (pada saat dilakukan cabut pipa).
Menara Tipe Standart (Derrick)Jenis menara ini tidak dapat
didirikan dalam satu unit, tetapi sistem pendiriannya disambung
satu-persatu (bagian-bagian).Demikian jika dipindah harus melepas
dan memasang bagian-bagian tersebut, kecuali untuk jarak yang tidak
terlalu jauh dapat digeserkan. Menara jenis ini banyak digunakan
untuk pemboran dalam, dimana membutuhkan lantai yang luas untuk
tempat pipa, pemboran ditengah- tengah kota, daerah pegunungan dan
pemboran di lepas pantai dimana tidak tersedia cukup ruang untuk
mendirikan satu unit penuh. Menara Tipe Portable (Mast) Jenis
menara ini posisi berdirinya dapat vertikal atau hampir vertikal,
terdiri dari bagian yang dikaitkan satu sama lain dengan las atau
sekrup (biasanya terdiri dari dua tingkat), tipe menara ini dapat
didirikan sebagai unit menara penuh, menara ditahan oleh
teleskoping dan diperkuat oleh tali yang ditambatkan secara
tersebar. Tipe menara ini jika dibandingkan dengan menara standart
mempunyai kelebihan, karena lebih murah, mudah dan cepat untuk
mendirikannya, serta biaya transportnya murah, tetapi penggunaannya
terbatas pada pemboran yang dangkal
2 Peralatan Pengangkatan (Hoisting Equipment)a. DrawworkDrawwork
merupakan otak dari suatu unit pemboran, karena melalui drawwork
ini seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran,
sebenarnya drawwork merupakan suatu sistem transmisi yang kompleks,
sebagai gambaran adalah seperti sistem transmisi pada mobil (gear
bock). Drawwork akan berputar bila dihubungkan dengan prime mover
(mesin penggerak).Konstruksi drawwork tergantung dari beban yang
harus dilayani, biasanya didesain dengan horse power (HP) dan
kedalaman pemboran, dimana kedalaman disini harus disesuaikan
dengan ukuran drill pipenya.Drawwork biasanya ditempatkan dekat
meja putar, fungsi utama drawwork adalah untuk:a) Meneruskan tenaga
dari prime mover (power system) ke rangkaian pipa bor selama
operasi pemboran berlangsung.b) Meneruskan tenaga dari prime mover
ke rotary drive.c) Meneruskan tenaga dari prime mover ke catheads
untuk menyambung atau melepas bagian-bagian rangkaian pipa bor.
Komponen-komponen utama drawwork terdiri dari :a) Revolling drum
merupakan suatu drum untuk menggulung kabel bor (drilling line).b)
Breaking system terdiri dari rem mekanis utama dan rem pembantu
hidrolis atau listrik,berfungsi untuk memperlambat atau
menghentukan gerakan kabel bor.c) Rotary drive berfungsi untuk
meneruskan tenaga dari drawwork ke meja putar.d) Catheads berfungsi
untuk mengangkat atau menarik beban-beban ringan pada rig floor dan
juga berfungsi untuk menyambung atau melepas sambungan pipa
bor.
b. Overhead ToolsOverhead Tools meliputi :a) Crown Block
merupakan kumpulan roda yang ditempatkan pada puncak menara
(sebagai block yang diam).b) Traveling Block merupakan kumpulan
roda yang digantung di bawah crown block, di atas lantai bor
(sebagai block yang bergerak naik-turun).c) Hook berfungsi untuk
menggantungkan swivel dan rangkaian pipa bor selama operasi
pemboran berlangsung.d) Elevator merupakan klem (penjepit) yang
ditempatkan (digantungkan) pada salah satu sisi travelling block
atau hook dengan elevator links, berfungsi untuk menurunkan atau
menaikkan pipa bor dari lubang bor.e) Link menjepit dan memegang
elevator yang berperan saat round trip/ pemasangan dan pelepasan
drillstring.c. Drilling LineDrilling line sangat penting dalam
operasi pemboran karena berfungsi untuk menahan atau menarik beban
yang diderita oleh hook. Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin
terjadi karena keausan maka dibuat cut off program. Cut of program
ini dibuat berdasarkan kekuatan kabel terhadap tarikan dan
dinyatakan dengan ton line yang diderita kabel Beban-beban berat
yang diderita oleh drilling cable terjadi pada saat :a. Cabut dan
masuk drill string (round trip).b. Pemasangan casing (running
casing).c. Operasi pemancingan (fishing job). Susunan drilling line
terdiri dari :a) Reveed drilling line tali yang melewati roda-roda
crown block dan roda-roda travelling block.b) Dead line tali tidak
bergerak yang ditambatkan pada substructure (tali mati).c) Dead
line anchor biasanya ditempatkan berlawanan (berseberangan dengan
drawwork, diklem pada substructure).d) Storage or supply biasanya
ditempatkan pada jarak yang dekat dengan rig3.4.3 Sistem Pemutar (
Rotating System )Fungsi utama sistem pemutar adalah untuk memutar
rangkaian pipa bor dan memberikan keberatan diatas pahat member
lubang. Sistem pemutar terdiri dari tiga sub-komponen :a.Peralatan
putar (rotary assembly)b.Rangkaian pipa borc.Mata bor Peralatan
putar berfungsi untuka. Memutar rangkaian pipa bor selama operasi
pemboran berlangsungb. Menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu
dengan slip yang dipasang (dimasukkan) pada rotary table ketika
disambung atau melepas bagian-bagian drill pipe. Rangkaian pipa bor
menghubungkan antara swivel dan mata bor berfungsi untuk:a.
Menaik-turu nkan mata borb. Memberikan beban diatas pahat untuk
penembusan.c. Meneruskan putaran ke mata bor, dand. Menyalurkan
fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor. Mata bor merupakan
peralatan yang langsung menyentuh formasi, berfungsi untuk
menghancurkan dan menembus formasi.a. Peralatan Putar (Rotary
Assembly)Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown
block diatas lubang, peralatan putar terdiri dari :1. Meja putar
(Rotary Table)2. Master bushing3. Dua alat penting yaitu, kelly
bushing (digunakan untuk memutar rangkaian pipa bor) dan rotary
slip (digunakan untuk menggantungkan rangkaian pipa bor). Kunci
utamanya adalah meja putar.Meja putar, master bushing dan kelly
bushing digunakan bersama-sama untuk memutar rangkaian pipa bor.
Meja putar, master bushing dan rotary table digunakan untuk
menggantung rangkaian pipa bor di dalam lubang pada saat
menyambung/melepas section drill pipe dengan bantuan make up dan
breakout tongs.1 Meja PutarMeja putar berfungsi untuk :a.
Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui
Kelly bushing dan Kelly.b. Menahan pipa bor dalam lubang pada saat
penyambungan atau pelepasan pipa bor dilakukan. Kecepatan meja
putar dapat diatur oleh seorang drillerman dengan beberapa handle
yang ada di drawwork (driller console).2 Master BushingMaster
bushing merupakan alat yang dapat dilepas dari rotary table. Master
bushing berfungsi untuk meneruskan putaran rotary table ke kelly
bushing dan sebagai dudukan (penempatan) Kelly bushing atau rotary
slip.
3 Kelly BushingKelly bushing selama operasi pemboran berlangsung
berfungsi untuk meneruskan putaran dari rotary table ke rangkaian
pipa bor dan juga memberikan gaya vertikal bagi drill string.4
Rotary SlipJika rotary slip dimasukkan ke dalam master bushing,
maka rotaryslip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa
bor pada saat dilakukan penyambungan atau pelepasan section
rangkaian pipa bor.b. Rangkaian Pipa Bor1 SwivelSwivel adalah ujung
teratas rangkaian pipa bor, yang berfungsi untuk :a. Memberikan
kebebasan kepada rangkaian pipa bor untuk berputar dimana swivelnya
sendiri tidak ikut berputar.b. Memberikan tenaga perpaduan gerak
vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja bersama-sama.c.
Sebagai penghubung antara rotary hose (pipa karet) dengan Kelly
sehingga memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami
kebocoran.2 KellyKelly merupakan rangkaian pipa bor yang paling
atas dimana bentuk barisan luarnya dapat berbentuk segitiga,
segiempat, segienam. Kelly ini dimasukkan ke dalam kelly bushing.
Dalam hal ini, kelly bushing harus lebih panjang dari pada drill
pipe.3 Drill pipe (DP)Drill pipe merupakan bagian rangkaian pipa
bor yang terpanjang, artinya jumlahnya paling banyak dalam satu
rangkaian pipa bor untuk mencapai kedalaman lubang bor yang
diinginkan. 4 Drill Collar (DC)Drillcollar berbentuk seperti DP,
tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama
dengan diameter luar tooljoint DP. Jadi dindingnya lebih tebal dari
pada DP. 5 Mata Bor (Bit)Mata bor merupakan peralatan yang langsung
menyentuh formasi, berfungsi untuk menghancurkan dan menembus
formasi, dengan cara memberi beban dan tenaga putar pada mata
bor.3.4.4 Sistem Sirkulasi (Circulating System)Sistem sirkulasi
terdiri dari empat sub-komponen utama, yaitu :1 Fluida Pemboran
(drilling fluid) Ada tiga jenis fluida pemboran, yaitu :a.Water
based mudb.Oil based mudc.Air or gas based mud
Fungsi utama lumpur pemboran adalah :a. Memberikan hydraulic
horse power pada bit untuk membersihkan serbuk bor (cutting) dari
dasar lubang bor.b. Mengangkat cutting ke permukaan.c. Mengontrol
tekanan formasi.d. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud
cake.e. Mendinginkan dan melumasi bit dan rangkaian pipa bor.f.
Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila
sirkulasi dihentikan sementara.g. Menahan sebagian berat drill pipe
dan casing (Boyancy effect)2. Tempat Persiapan (Preparation
area)Ditempatkan pada sistem sirkulasi yaitu dekat dengan pompa
lumpur. Tempat persiapan ini meliputi :a. a.Mud houseb.Steel mud
pits/tanksc.Mixing hopperd.Chemical mixing barrel e.Bulk mud
storage bins f. Water tank dan reserve pit
3.Peralatan sirkulasi (Circulation equipment) Ditempatkan pada
tempat yang strategis disekitar rig. Peralatan sirkulasi ini
meliputi a.Mud pit f.Swivelb.Mud pumpg.Kellyc.Flow line h.Drill
piped.Stand pipe i.Drill Colare.Rotary hose j.Return
line4.Conditioning Area,ditempatkan di dekat rig (bisa disamping
rig floor), meliputi :a.Setting tanksb.Mud gas Separator, dipakai
juga saat terjadi kickc.Shale Shakerd.Degasser, bisa juga
ditempatkan setelah desandere.Desanderf.Desilter3.4.5 Sistem
Pencegahan Semburan Liar (Bop System)Fungsi utama dari blowout
prevention system adalah menutup lubang bor ketika terjadi kick.
Blowout merupakan suatu aliran fluida formasi yang tak
terkendalikan sampai kepermukaan.Blowout biasanya diawali dengan
adanya kick yang merupakan suatu intrusi fluida bertekanan tinggi
kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout
bila tidak segera diatasi.Blowout prevention system terdiri dari
dua sub komponen utama, yaitu :1. BOP stack dan
AccumulatorDitempatkan pada kepala casing atau kepala sumur
langsung dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack meliputi
:a.Annular preventerb.Pipe ram preventerc.Drilling spoold.Blind ram
preventere.Casing headAccumulator biasanya ditempatkan agak jauh
dari rig dengan pertimbangan keselamatan, fungsi utamanya adalah
menutup dengan cepat valve BOP Stack pada saat terjadi
bahaya.2.Supporting system Supporting system ini terdiri dari
a.Choke manifold.b.Kill line
BAB IVTINJAUAN UMUM PERALATAN SISTEM SIRKULASI DI LABORATORIUM
PEMBORAN PUSDIKLAT MIGAS CEPU
4.1 Sistem sirkulasi (Circulation System) Pada dasarnya sistem
sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran (drilling
fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material pahatan
(cutting) hasil dari mata bor (drillbits) dari dasar sumur ke atas
permukaan melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic
pressure) dengan tekanan formasi (formation pressure) agar fluida
reservoir tidak masuk kedalam lubang bor selama kegiatan
pemboran.4.2.Komponen-Komponen Sistem Sirkulasi
4.2.1. Fluida Pemboran Fluida pemboran merupakan suatu campuran
cairan dari beberapa komponen yang dapat terdiri dari : air (tawar
atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia, gas,
udara, busa maupun detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai
"lumpur" (mud).Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting serta
sangat menentukan dalam mendukung kesuksesan suatu operasi
pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya
pemboran sangat tergantung pada kinerja lumpur pemboran.1.Komposisi
Lumpur PemboranKomposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi
lubang bor dan jenis formasi yang ditembus mata bor. Ada 2 (dua)
hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :
a.Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar
laju perembesan b. Semakin berat dan kental suatu Lumpur pemboran,
semakin mudah untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan, seperti
masuknya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai kick).
Bila keadaan ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya
semburan liar (blowout).2.Jenis-Jenis Fluida Pemboran (drilling
fluid)Fluida pemboran (drilling fluid) pada umumnya dapat di bagi
menjadi tiga(3) jenis,yaitu: Water Based MudLumpur pemboran yang
paling banyak digunakan adalah water-base mud (80%). Komposisi
lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical
additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
Pedoman operasional secara umum :1. Surface drilling operations
: digunakan lumpur biasa dengan sedikit additive. 2. Hard
subsurface drilling operations : bila menembus formasi keras
(porositas tinggi) digunakan lumpur berat. 3. Soft subsurface
drilling operations : bila menembus formasi bertekanan tinggi
(porositas tinggi), digunakan lumpur berat. Water base mud
merupakan jenis lumpur yang paling banyak umum digunakan karena
murah, mudah pengunaannya dan membentuk filter cake (kerak lumpur)
untuk mencegah runtuhnya dinding lubang bor.
Oil Based MudDigunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi
shale dan sebagainya. Lumpur bor ini lebih mahal, tetapi akan
mengurangi terjadinya korosi pada rangkaian pipa bor.
Air or Gas Based MudKeuntungan dari lumpur jenis ini terutama
adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena
menggunakan kompresor, maka kebutuhan peralatan dan ruang lebih
sedikit.3.Fungsi Lumpur Pemboran
Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara lain adalah
sebagai berikut : Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk
membersihkan serbuk bor (cutting) dari dasar lubang bor. Mengangkat
cutting ke permukaan. Mengontrol tekanan formasi. Memberi dinding
pada lubang bor dengan mud cake. Mendinginkan dan melumasi bit dan
rangkaian pipabor. Membawa cutting dan material-material pemberat
pada suspensi bila sirkulasi dihentikan sementara. Menahan sebagian
berat drill pipe dan casing (Boyancy effect)
4.2.2. Preparation Area
Ditempatkan pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat
persiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang
diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau treatment lumpur
bor. Mud House: Merupakan gudang tempat penyiapan aditif Steel Mud
Pit: Merupakan bak penampung lumpur di permukaan dan terbuat dari
baja Mixing Hooper: Merupakan peralatan yang digunakan untuk
menambah aditif ke dalam lumpur Chemical Mixing Barrel: Merupakan
peralatan untuk menambahkan bahan kimia ke dalam lumpur Bulk
Storage Tank: Merupakan tanki yang berukuran besar digunakan untuk
menambah aditif dalam jumlah yang banyak Water Tank: Merupakan
tanki penyimpanan air digunakan pada tempat persiapan lumpur
4.2.3. Peralatan sirkulasi (cyrculating equipment)Peralatan
sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi.
Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi,
turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat serbuk
bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke mud
pit untuk sirkulasi kembali.Peralatan sirkulasi terdiri dari
beberapa komponen khusus, yaitu :a) Mud Pit, merupakan bak
penampung lumpur di permukaan yang terbuat dari baja.b) Mud Pump,
merupakan mesin yang akan memompakan mud ke sumurc) Flow line,
merupakan tempat yang akan dilalui oleh lumpurd) Stand Pipe,
merupakan pipa baja yang dijepit secara vertical disamping dari
Derrick atau mast dan menghubungkan Discharge Line dengan Rotary
Hosee) Rotary Hose,merupakan selang karet bertulang anyaman baja
yang lemas dan sangat kuat, yang menghubungkan stand Pipe dengan
Swivel.f) Swivel, merupakan alat berbentuk khusus yang digantung
pada Hook dibawah Traveling Block.g) Kelly, merupakan suatu pipa
baja yang sangat kuat yang badannya berbentuk segi-segi, untuk
memungkinkan dapat diangkat naik turun dan diputar oleh Rotary
Tableh) Drill pipe, merupakan pipa baja yang dibuat khusus untuk
mengebor, merupakan sambungan pipa terpanjang dalam susunan
rangkaian pipa pemboran,terletak diantara Kelly dan Drill Collari)
Drill Collar, merupakan pipa baja yang tebal dan relatif sangat
berat dalam susunan rangkaian pemboran terletak diantara Pahat bor
dan Drill Pipej) Nozzle Bit, merupakan lubang yang terdapat pada
bit yang didesain sebaik mungkin untuk menyemprot lumpur secara
kuat kearah bawah sehingga membantu membersihkan dasar lubang Bor
k) Return line,merupakan tempat yang akan dilalui lumpur pada saat
sirkulasi mulai dari tangki lumpur kemudian kembali ke tangki
lumpur. 4.2.4 Conditioning area.
Conditioning Area,pada umumnya di tempatkan dekat rig.Area ini
terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang digunakan untuk Clean
up (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi
utama peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur bor
dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang terikut.Serbuk bor
(cutting) dan gas yang terikut di dalam lumpur bor dapat di pisakan
dengan menggunakan metode sebagai berikut: Menggunakan prinsip
gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker dan
settling tanks Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus
yang dipasang pada mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.Secara
umum Peralatan pada Conditioning area terdiri dari : Settling
tanks
Gbr1;sittling tanks Merupakan bak terbuat dari baja.Berfungsi
untuk menampung lumpur bor selama conditioning. Reserve pits
Gbr2;Reserve pits
Merupakan kolom besar. Berfungsi untuk menampung cutting dari
dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk menampung kelebihan lumpur
bor.
Shale shaker
Gbr3;Shale shaker
Fungsi : Untuk mengeluarkan potongan-potongan besar dan bagian
dari lapisan tanah yang patah dari dalam lumpur.Letak : di samping
rig / di dekat conditioning areaMekanisme : Fluida pemboran
disalurkan melalui saringan-saringan yang bergetar yang memisahkan
potongan-potongan(cutting) yang berukuran besar yang tidak
diperlukan. Desander
Gbr4;DesanderFungsi : Memisahkan padatan berukuran pasir (Sand)
dari lumpur pemboranLetak : di dekat rig / di conditioning
areaMekanisme : Desander memisahkan padatan berukuran pasir yang
dilewatkan oleh saringan Shale Shaker yaitu dengan memaksa masuk
fluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui silinder, kemudian
bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan
dibuang melalui dasar silinder
Desilter
Gbr5; DesilterFungsi : Memisahkan partikel-partikel cutting yang
berukuran paling halus dari lumpur bor. Letak : di dekat rig / di
conditioning areaMekanisme : Lumpur masuk ke dalam desilter
kemudian dipisahkan dari partikel cutting yang paling halus.
Degasser
Gbr6;Degasser
Fungsi : Mengeluarkan gas-gas terlarut dari dalam lumpur secara
terus-menerus (continue).Letak : di dekat rig/di conditioning
areaMekanisme : Lumpur yang masuk dipisahkan dari gas secara terus
menerus.
Mud Gas Separator
Gbr7;Mud gas separator
Fungsi : Merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang
terlarut dalam lumpur pemboran dalam jumlah yang besar, biasanya
dipakai saat terjadi kick.Letak : di samping rig / di dekat
conditioning areaMekanisme : Prinsip kerja mud gas separator hampir
sama dengan degasser, yaitu gas yang terikut dalam lumpur
dipisahkan dalam mud gas separator. Merupakan alat Conditioning
Area pertama dalam sistem sirkulasi.
Trip Tank
Gbr8;Trip Tank
Fungsi : Tempat penyimpanan lumpur sementara.Letak : di dekat
rigMekanisme : Lumpur yg berasal dari sumur bor dialirkan dan
disimpan sementara di tempat ini dahulu, kemudian dialirkan lagi ke
tempat lain untuk dibersihkan dari cutting dan gas.
Mud Agitator
Gbr9;Mud Agitator
Fungsi : Mengaduk lumpur di trip tank.Letak : di dekat rig / di
dekat trip tankMekanisme : Lumpur yg berasal dari sumur bor
dialirkan dan disimpan sementara di tempat ini dahulu, kemudian
lumpur diaduk sebelum dialirkan.
Mixing hopper
Gbr10;Mixing HopperFungsi : sebagai tempat untuk menambah
additives ke dalam lumpur.Letak : di dekat rig. Mekanisme : Mixing
Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong. Melalui
corong ini, additives padat ke dalam zat cair pengeboran pada waktu
perawatan di dalam kolam lumpur. kemudian lumpur yang sudah
dicampur additive ini digunakan untuk disirkulasikan
4.3 Peralatan Sirkulasi dan Spesifikainya Mud Pit Nama Alat:Mud
Pit Fungsi:Menampung lumpur pemboran.Mekanisme: Setelah lumpur
pemboran disirkulasikan keseluruh rangkaian pipa bor,maka lumpur
tersebut akan ditampung di Mud Pit (kolam lumpur).Gambar alat
:(From Pusdiklat Migas Cepu.)
Mud Pit
Mud PumpNama Alat : Mud Pump ( 2 Unit) Fungsi : Memompakan
Lumpur Mekanisme : Lumpur yang dipompakan akan masuk ke lubang
sumur melaui flow line
Gambar Alat : ( From Pusdiklat Migas Cepu)
Spesifikasi: 1. Mud Pump (Daihatsu Diesel Engine ) No Engine :
620050 Type : 6 PSHT . 20 LFS Tahun : 1964 Putaran : 1000 Rpm Out
put : 420 ps Kondisi : Baik1. Mud Pump (Deltarsu Diesel Engine) ii
(Pompa 3.1962) No Engine : 620147 (Engine pompa feb 1961) Type : 6
PSHT 20 LFS Tahun : 1961 Putaran : 1000 Rpm Out put : 420 PS
Kondisi : Baik Flow lineNama Alat:Flow lineFungsi:Untuk melaluikan
fluida pemboran ke stand pipe.Mekanisme: Lumpur yang dipompakan
akan dialirkan melalui flow line menuju stand pipe. Gambar alat :(
From Pusdiklat Migas Cepu)
Flow Line
Stand Pipe Dan Rotary HoseNama Alat:Stand Pipe dan Rotary
HoseFungsi:Menyalurkan lumpur pemboran dari mud pump ke
swivel.Mekanisme : Lumpur yang dipompa mengalir melewati stand pipe
menuju rotary hose selanjutnya ke swivel.Gambar alat :(From
Pusdiklat Migas Cepu)
Rotary HoseStand Pipe
Spesifikasi : Stand Pipe
Tabel 3.2.4. Spesifikasi Stand Pipe
Swivel Dan Kelly Upper CookNama Alat : Swivel dan Kelly Upper
CookFungsi : Swivel (Menyalurkan Fluida,sebagai penghubung antara
yang bergerak dan yang tidak bergerak) dan Kelly Upper Cook sebagai
penyalur dan sebagai penghubung antara Kelly dengan SwivelMekanisme
: Swivel, lumpur yang masuk dari stand pipe akan melewati swivel
dan Kelly upper cook menuju Kelly
Gambar Alat :
Kelly Upper CookSwivelGooseneck KellyNama Alat : KellyFungsi :
Sebagai pegangan meja putar untuk memutar drill string dan sebagai
media fluidaMekanismes : Kelly mendapat putaran dari meja putar
sambil menyalurkan fluida pemboranGambar Alat :(from pusdiklat
cepu)
Spesifikasi: Kelly Standar segi 4 (37 X 11 3/26) Drill PipeNama
Alat : Drill PipeFungsi: Sebagai alat untuk menerus Putaran
Sekaligus sebagai Media yang dilalui oleh fluida Mekanisme:
Meneruskan putaran dan menyalurkan fluida pemboran melalui inside
DpGambar Alat:
Spesifikasi: DP (Drill Pipe) 3 DP 3 IF : 47L : OD: ID :
2 3/8 DP 2 3/8 IF : 54L: OD: ID: 3 DP 3 FH : 22L: OD: ID:
4 DP 4 FH.L: 30,2 FtOD: 4 ID: 3
Drill CollarNama Alat: Drill CollarFungsi: Sebagai Pemberat
sekaligus sebagai media menyalurkan LumpurMekanisme: Meneruskan
Putaran,member WOB dan mengalirkan Lumpur melalui inside DC
Gambar Alat:
Spesifikasi: DC (Drill Collar) 8 : 6 5/8 R Jumlah : 7 bh 5 : 3
FH jumlah : 2 bh 4 : 3 FH Jumlah : 3 bh 6 DC : Jumlah : 21 bh
Return LineNama Alat : Return LineFungsi:Menyalurkan Lumpur
pemboran dari annulus menuju ke peralatan Conditioning
Equipment.Mekanisme: Setelah Lumpur pemboran tersirkulasi di dalam
rangkaian drill string, lalu ke annulus (mengangkat cutting), maka
Lumpur akan masuk ke return line, untuk kembali menuju ke Mud
Pit.Gambar alat :(From Pusdiklat Migas Cepu)
BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanDari pembahasan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa System sirkulasi merupakan salah satu system yang
sangat penting dalam kegiatan pemboran minyak dan gas bumi. 1.
sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran
(drilling fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material
pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drillbits) dari dasar sumur
ke atas permukaan melalui annulus.2. System sirkulasi ini terdiri
dari empat sub komponen, yaitu: fluida pemboran,preparation
area,peralatan sirkulasi dan conditioning area.5.2 Saran Setalah
melakukan praktek di lapangan terutama di laboratorium pemboran
maka ada beberapa saran yang dapat di sampaikan,antara lain: Perlu
adanya peningkatan pemeliharaan terhadap peralatan
pemboran,terutama peralatan system sirkulasi Sebaiknya peralatan
yang mulai rusak segara diperbaiki atau di ganti untuk mencegah
kerusakan yang lebih parah
DAFTAR PUSTAKA
http://naldoleum.blogspot.com/2014/01/drilling-rig-sistem-sirkulasi.html
http://leacupcakebegins.blogspot.com/2011/06/cyrculating-system-sistem-sirkulasi.html
Lapeyrouse,J,Norton,Formula and Calaulations for
Drilling,Production and Workover, 2002, Elsevies Science (USA)
L.C.Moore, Ideco Worl Field, National Card Well Ferron, J. Daniel
(Dan) et.al,Lost Circulation Guide,January,26, 2005, Oklahoma
Rogers,D. John et.al,Assessments of Technologies for
Environmentally Friendly Drilling Project; Land-Based
Operations,March 22, 2006 Standard operating procedures operasi
pemboran,Juni,28,2004, BAB X Diposkan 7th January 2012 oleh Indah
Tirtya 1101