UNIVERSITAS INDONESIA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Disusun Sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Mata Ajar Sistem Informasi Manajemen Koordinator: Rr.Tutik Haryati, MARs DISUSUN OLEH: SARWINANTI NIM : 0906594740 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA Page 1 of 35
35
Embed
pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/sim wins 10,uts.doc · Web viewNamun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNIVERSITAS INDONESIA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Disusun Sebagai Tugas Ujian Tengah Semester Mata Ajar Sistem Informasi Manajemen
Koordinator: Rr.Tutik Haryati, MARs
DISUSUN OLEH:
SARWINANTINIM : 0906594740
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA
2010
Page 1 of 23
A. LATAR BELAKANG
Pada era keterbukaan ini masyarakat Indonesia memiliki kebebasan dalam
menyampaikan pendapatnya, termasuk dalam masalah pelayanan kesehatan. Apabila
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak baik dan bermutu maka
masyarakat akan menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Akan tetapi kondisi
keterbukaan pada masyarakat saat ini sepertinya belum didukung oleh adanya system
pendukung dalam kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi
ketersediaan dokumentasi yang lengkap di pelayanan kesehatan, khususnya di rumah
sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum
secara luas dimanfaatkan dengan baik khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama
pelayanan keperawatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian yang penting dari dokumentasi
klinis. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih
bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhnologi
yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih
manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya
kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian
asuhan yang lebih canggih dengan memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi.
Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan
membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkualitas.
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada
kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang
berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural
yang ada dalam keseluruhan sistem suatu rumah sakit. Pelayanan rumah sakit setidaknya
terbagi menjadi dua bagian besar yaitu pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-
medis, sebagai contoh pelayanan medis dapat terdiri dari pemberian obat, pemberian
makanan, asuhan keperawatan, diagnosa medis, dan lain-lain. Ada pun pelayanan yang
bersifat non medis seperti proses penerimaan, proses pembayaran, sampai proses Page 2 of 23
administrasi yang terkait dengan klien yang dirawat merupakan bentuk pelayanan yang
tidak kalah pentingnya. Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan
pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan
keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap ( Hariyati, RT., th
1999). Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang
dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan
kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja
yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar
( Hariyati, RT., 2002).
Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar
terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan
pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol
pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada klien akan
cenderung kurang baik, dan dapat merugikan klien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta masih menggunakan pendokumentasian secara tertulis.
Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus
menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak
untuk mengisinya. Pendokumentasian yang dilakukan secara tertulis dan manual
mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-
lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu
pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu dokumentasi tersebut
diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan
merugikan perawat karena apabila doumentasi tersebut hilang, tidak dapat menjadi bukti
legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang
lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Page 3 of 23
B. TINJAUAN TEORI
a. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang
tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang . Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah
satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan
keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996).
Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat
ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan
asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991).
b. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah prasyarat dalam
melaksanakan perawatan yang baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan
komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan professional.
Dokumentasi keperawatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan
disiplin ilmu lain untuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi
diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam perawatan klien .
( Brunt/Serangan et al. 1999 dalam Gapko dawn yang diakses dari
http://www.hhdev.psu.edu/nurs/).
Dokumentasi keperawatan yang akurat dan lengkap telah sesuatu yang
penting ketika berhadapan dengan pembayaran dan kwalitas pelayanan.
Griffiths dan Hutching menuliskan bahwa perawat merasakan bahwa
dokumentasi tertulis mereka tidak dihargai. termasuk komunikasi verbal
dengan profesi lain karena komunikasi yang tida tertulis pada dokumentasi
juga tidak dibayar. Alasan yang lain terhadap pentingnya dokumentasi ilmu
perawatan yang akurat dan lengkap adalah berkaitan dengan urusan hokum
dan pengadilan.
c. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Computer.
Page 4 of 23
Computerized nursing documentation adalah suatu modul keperawatan
yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat.
Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke
laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi,
fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational
therapies.
Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di
buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan
keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat
waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping klien . Dengan
dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan
lengkap,( Gapko dawn yang diakses dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/).
Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based
documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga
berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain
terhadap profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut Griffiths dan
Hutchings (1999 dalam Gapko Dawn yang diakses dari
http://www.hhdev.psu.edu/nurs/), perawat yang menyatakan alasan terhadap
dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan
permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan
juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.
d. Manfaat Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi
Suatu studi idiselenggarakan di University medical center Heidelberg
selama 18 bulan . Hasil dari studi menunjukkan adanya suatu peningkatan
yang penting tentang kwantitas dan kwalitas dokumentasi . Aspek positif
meliputi kelengkapan dari dokumentasi keperawatan , aspek yang formal dan
peningkatan kwalitas hubungan antar perawat. Aspek yang negatif adalah
berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan (Cornelia,et all ,2007).
Dokumentasi keperawatan memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :
1) Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan