Page 1
MAKALAH
PIROGEN DAN METODE PENGUJIAN PIROGEN
KELOMPOK:
WALIT UKHRI M. 15020120001
ARIYANTO BAHRIN 15020120121
SUKMA PUTRA 15020120180
FAHZLURAHMAN P. 15020120182
AKHIRUDIN 15020120228
MUJAIS MUMEN 15020120248
AHMAD FAHREZA 15020120285
MUHAMMAD SUBHAN 15020120286
AHMAD FIRDAUS 15020120369
MUH. AKBAR HARSITA 15020120379
LA CEMMANG 15020120425
MUHAMMAD SHALEH HM 15020120454
MUHAMMAD SABIR 15020120477
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Page 2
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak zaman purbakala, demam telah dikenal sebagai
tanda utama penyakit,tetapi pengertian tentang
patofisiologi demam tergolong relatif masih baru.
Substansiyang dapat menimbulkan demam disebut pirogen.
Ada dua macam pirogen, yaitu pirogen endogen yang
dibentuk oleh sel-sel tubuh sebagai respons terhadap
stimulusdari luar (misal: toksin), dan pirogen eksogen
yang berasal dari luar tubuh. Pada1948, dr. Paul Beeson
menemukan bahwa demam timbul karena adanya produk
sel peradangan hospes yang merupakan pirogen endogen.
Belakangan ini, terbukti bahwa fagosit mononuklear
merupakan sumber utama pirogen endogen dan
bahwa bermacam-macam produk sel mononuklear dapat menjadi
mediator timbulnyademam.Dewasa ini diduga bahwa pirogen
adalah suatu protein yang identik denganinterleukin-1. Di
Page 3
dalam hipotalamus zat ini merangsang penglepasan asam
arakidonatserta mengakibatkan peningkatan sintesis
Prostaglandin E2 yang langsung dapatmenyebabkan suatu
pireks.
Pembuatan air untuk obat suntik harus menggunkan
cara-cara yang sesuai untuk menghilangkan pirogen dari
produknya. Karena pirogen adalah senyawa organic, maka
satu cara yang lebih umum dalam memudahkan pemusnahan
pirogen adalah dengan mengoksidasi pirogen menjadi gas
yang mudah dibuang atau menjadi padatan yag tidak mudah
menguap, keduanya dapat dipisahkan dengan mudah dari air
dengan penyulingan bertingkat. Kalium permanganate adalah
zat pengoksid yang biasa dipakai, efisiensinya akan
ditingkatkan oleh penambhansejumlah kecil barium
hidroksida yang menyebabkan larutan bersifat basa dan
membentuk garam-garam barium yang tidak mudah menguap,
dengan senyawa-senyawa asam yang ada. Kedua pereaksi ini
ditambahkan ke air yang sebelumnya telah disuling
Page 4
beberapa lama, dan proses penyulingan dilindungi lagi,
hasil pelindungan yang bebas dari zat kimia ditampung
dengan kondisi yang benar-benar aseptis. Bila cara ini
diikuti dengan tepat, metode ini menghasilkan air yang
kemurniannya tinggi, steril, dan bebas pirogen. Akan
tetapi, pada setiap keadaan uji pirogen yang ditentukan
harus dilakukan untuk menjamin tidak adanya senyawa-
senyawa yang menimbulkan demam.
Page 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pyrogen
Pirogenes didefinisikan sebagai produk metabolism
mikroorganisme hidup, atau mikroorganisme mati
menyebabkan respon spesifi khusus pada injeksi. Mereka
terjadi dimanapun mikroorganisme yang diizinkan untuk
tumbuh. Terlepas dari sumber mikroba, mereka tampaknya
memiliki sifat yang mirip. Pada kimia, mereka dianggap
sebagai lipopolisakarida, larut dalam air tapi tidak
larut dalam pelarut organic. Mereka dapat menjadi
padatan makromolekul filterable dengan berat molekul
dilaporkan serendah 15.000 atau setinggi 4 juta. Karena
mereka larut dalam air, baik sterilisasi dengan
panas lembab di bawah tekanan atau filtrasi melalui
filter sterilisasi untuk menghilangkan
pirogen, walaupun proses ini
menghilangkan mikroorganisme hidup. Pirogen dihasilkan
Page 6
oleh mikroorganisme gram negatif yang paling ampuh.
Pirogen ekstrak kering tampaknya stabil selama jangka
waktu yang lama, bahkan larutan pyrogenic kehilangan
sedikit aktivitas mereka selama bertahun-tahun. (SDF,
1974).
Page 7
B. Efek Farmakologi
Pengaruh pemberian pirogen bervariasi tidak hanya
dengan sumber mikrobial dari pirogen tetapi juga dengan
spesies hewan yang menerima suntikan. Kelinci yang
paling sensitif terhadap pirogen, dan untuk alasan
ini telah digunakan sebagai hewan uji dalam
tes resmi untuk mendeteksi pirogen (SDF, 1974).
Jenis lain dalam penanggulangan pirogen
adalah cara pemberian dan volume larutan yang
diberikan. Pirogen mengasumsikan kepentingan yang
lebih besar dalam pemberian obat secara intravena
dari pada pemberian secara subcutaneus atau
intramuskular. Hal ini disebabkan tidak hanya untuk
rute pemberian tetapi juga kenyataan bahwa volume
yang lebih besar diberikan secara intravena dari
pada rute lainnya (SDF, 1974).
Pada manusia reaksi pyrogenic dimanifestasikan
dengan demam dan menggigil. Setelah di injeksikan
Page 8
sekitar 45-90 menit, kemudian terjadi kenaikan suhu
tubuh, diikuti dengan menggigil, sakit
kepala dan malaise. Dingin berlangsung 10 sampai 20
menit dan mencapai puncaknya pada jam kedua atau
ketiga. Biasanya efeknya dapat dikontrol dengan
pemberian obat antypiretic, tetapi dapat dibayangkan
bahwa kenaikan suhu pada pasien yang sakit dapat
memiliki konsekuensi yang parah pada penyakitnya (SDF,
1974).
Ketika pirogen memang terjadi dalam produk
parenteral, mereka datang dari salah satu dari tiga
sumber: air yang digunakan sebagai pelarut, wadah
dengan larutan yang telah datang ke contac selama
persiapan, pengemasan, penyimpanan, atau administrasi,
atau bahan kimia yang digunakan dalam persiapan
dari larutan (SDF, 1974).
C. Uji Pirogen
Page 9
Untuk mendukung fakta bahwa larutan
parenteral, perangkat serta untuk administrasi
mereka, bebas dari jumlah kontaminan berbahaya dari
pyrogenic, Sampel diambil dari setiap batch produksi
dikenakan tes resmi untuk pirogen. Tes ini adalah
tes biologis menggunakan kelinci sebagai hewan uji,
karena kelinci sangat sensitif terhadap pirogen (SDF,
1974).
Uji pirogen menggunakan kelinci sehat yang telah
dijaga dalam keadaan lingkungan dan makanan yang tepat
sebelum dilakukan uji. Temperature normal atau
temperature control diukur untuk tiap hewan yang akan
digunakan. Temperatur ini digunakan sebagai dasar
penentuan setiap kenaikan temperature yang ditimbulkan
akibat dari penyuntikan larutan yang akan diuji.
Kelinci-kelinci yang digunakan temperaturnya tidak
boleh berbeda lebih dari 1o, satu dengan yang lainnya,
dan temperature tubuh tersebut diperkirakan tidak akan
Page 10
meningkat. Ringkasan prosedur uji tersebut adalah
sebagai berikut (Ansel, 1989).
Jadikanlah alat suntik, jarum dan alat gelas bebas
pirogen dengan cara memanaskan pada temperature 250oC
selama tidak kurang dari 30 menit atau dengan cara lain
yang sesuai. Hangatkan produk yang akan diuji sampai
temperature 37oC ± 2oC. (Ansel, 1989).
Suntikkan produk yang akan diuji pada vena telinga
setiap kelinci sebanyak 10 ml per kg berat badan,
selesaikan tiap suntikan dalam waktu 10 menit dihitung
dari awal pemberian. Catat temperature pada 1,2, dan 3
jam sesudah penyuntikan. Bila masing-masing kelinci
tidak ada ynag temperaturnya meningkat 0,6oC atau lebih
dari temperature control masing-masing, dan jika hasil
penjumlahan kenaikan temperature dari 3 kelinci tidak
lebih dari 1,4oC. Maka zat yang diuji memenuhi
persyaratan bebas pirogen. Jika kelinci-kelinci
menunjukkan kenaikan temperature 0,6oC atau lebih atau
Page 11
hasil penjumlahan kenaikan temperature 3 kelinci lebih
dari 1,4oC, ulangi dengan menggunakan 5 kelinci lain.
Jika tidak lebih dari 3 dari 8 kelinci, masing-masing
menunjukkan kenaikan temperature 0,6oC atau lebih dan
jumlah kenaikan temperature 8 kelinci tidak lebih dari
3,7oC, maka larutan memenuhi persyaratan bebas pirogen
(Ansel. 1989)
Baru-baru ini telah ditemui bahwa ekstrak sel darah
ketam sepatu kuda (Limulus polyphemus) mengandung system
enzim dan protein yang menggumpal bila ada liposakarida
dalam jumlah kecil. Penemuan ini, merangsang
perkembanga uji Limulus amebocyte lysate (LAL) untuk
mengetahui adanya pirogen dalam kerja penelitian dan
pengawasan selama proses berlangsung. Usulan-usulan
untuk uji produk akhir obat dengan LAL sedang
dipertimbangkan oleh FDA (Ansel, 1989).
Uji LAL adalah metode spesifik untuk bakteri
endotoksin, hanya untuk pirogen yang signifikan pada
Page 12
kebanyakan pabrik farmasetikal dan peralatan medis.
Test didasarkan pada mekanisme primitive penggumpalan
darah dari kepiting sepatu Kuda Amerika
(Limulus polyphemus). Berberapa enzim diletakkan pada sel
darah amoeba kepiting yang dipicuh oleh endotoksin
perpanjangan koagulasi enzimatik yang di akhiri dengan
produksi di gel protenose (Pharmaceutical Practice,
1990).
Test harus dihindarkan dari kontaminasi antimikroba
sebelum dihindarkan, test ini penting untuk memastikan
bahwa tidak ada factor campuran dalam sediaan,
peralatan tidak menyerap endotoksin (seperti pada
beberapa plastic) dan sensitifitas dari lisat diketahui
(Pharmaceutical Practice, 1990).
Reagen test LAL disediakan dengan lyopilisasi sel
di mubasit limulus. Volume setara reagen LAL dan
larutan test (0,1 mikron per masing-masing) dicampurkan
dalam gelas tube test elipirogenasi. Tube diinkubasikan
Page 13
pada suhu 37oC selama 1 jam, setelah test wadah
diamati. Tube diambil dari incubator dan berubah.
Bekuan oleh yang rusak mengandung energy padatan
merupakan factor dari test positif. Ketika digunakan
pada bagian ini bekuan gel uji awalnya, melewati test
kegagalan dibatasi dan reagen sensitive LAL
(Pharmaceutical Practice, 1990).
Test LAL tambahan test ini dapat digunakan dalam
laboratorium farmaseutikal. Test ini spesifik untuk
endotoksin gram negative, dimana test pirogen kelinci
sensitive untuk semua pirogen endotoksin dan sumber
lain dsbanding gram negative (Pharmaceutical Practice,
1990).
D. Eliminasi (Penghilangan) Pirogen
Menjadi senyawa organik, pirogen dapat
dihancurkan dengan panas tinggi yaitu oksidasi
atau membakar pada suhu tinggi 250oC selama 30
sampai 45 menit atau 170o-180oC selama 3 sampai 4
Page 14
jam. Meskipun metode ini
efektif untuk pirogen mencemari gelas dan kontainer
logam, tidak praktis untuk larutan. Pirogen dalam
larutan dieliminasi kimia oleh
oksidasi dengan peroksida, asam, bahan kimia lain dalam
larutan. Penyerapan pirogen dalam larutan oleh
asbes dan arang juga telah dilaporkan efektif, tetapi
obat dan bahan kimia lainnya dalam larutan
juga sebagian atau seluruhnya diubah (SDF, 1974).
Absorpsi dari pyrogen dalam larutan oleh asbes dan
arang juga melaporkan efektif, tapi beberapa obat dan
bahan kimia lain dalam larutan juga partikel atau
komplikasi lengkap. Berat molekul yang mempunyai
perbandingan puncak yang relative agar beberapa obat
dalam larutan, media filter sintetik mungkin memberikan
cara untuk menghilangkan pirogen dalam larutan. Pada
pemberian, bagaimanapun, media tidak dapat memberikan
cara praktis untuk eliminasi pirogen dari kontaminasi
Page 15
larutan parenteral. Cara yang baik, maksud dari praktis
adalah mencegah terjadinya larutan parenteral dibuat
dari bahan kimia bebas pirogen. Air untuk injeksi, dan
equipmen bebas pirogen dan wadah. (SDF, 1974)
Page 16
BAB III
PEMBAHASAN
Pirogen adalah senyawa organic yang menyebabkan
demam, berasal dari pencemaran mikroba dan bertanggung
jawab untuk banyak reaksi febril yang timbul pada
penderita sesudah penyuntikan. Diduga, materi penyebab
demam ini adalah lipopolisakarida dari dinding luar sel
bakteri. Karena materi ini tahan panas, maka akan tetap
ada dalam air, bahkan sesudah disterilkan dengan autoklaf
atau penyaring bakteri.
Pada manusia reaksi pyrogenic dimanifestasikan dengan
demam dan menggigil. Setelah di injeksikan sekitar 45-
90 menit, kemudian terjadi kenaikan suhu tubuh, diikuti
dengan menggigil, sakit kepala dan malaise.
Dingin berlangsung 10 sampai 20 menit dan
mencapai puncaknya pada jam kedua atau ketiga.
Biasanya efeknya dapat dikontrol dengan pemberian obat
antypiretic, tetapi dapat dibayangkan
Page 17
bahwa kenaikan suhu pada pasien yang sakit dapat
memiliki konsekuensi yang parah pada penyakitnya.
Ketika pirogen memang terjadi dalam produk
parenteral, mereka datang dari salah satu dari tiga
sumber:
a. Air yang digunakan sebagai pelarut
b. Wadah dengan larutan yang telah datang ke contac
selama persiapan, pengemasan, penyimpanan, atau
administrasi
c. Bahan kimia yang digunakan dalam persiapan
dari larutan
Ada 2 metode pengujian pyrogen, yaitu :
1. Uji pyrogen menggunakan kelinci
2. Uji pyrogen dengan Limulus amebocyte lysate (LAL)
Menjadi senyawa organik, pirogen dapat
dihancurkan dengan panas tinggi yaitu oksidasi
atau membakar pada suhu tinggi 250oC selama 30 sampai 45
menit atau 170o-180oC selama 3 sampai 4 jam. Meskipun
Page 18
metode ini efektif untuk pirogen mencemari gelas
dan kontainer logam, tidak praktis
untuk larutan. Pirogen dalam
larutan dieliminasi kimia oleh oksidasi dengan peroksida,
asam, bahan kimia lain dalam larutan.
Page 19
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pirogen adalah senyawa organic yang menyebabkan
demam, materi penyebab demam ini adalah
lipopolisakarida dari dinding luar sel bakteri.
2. Sumber-sumber pirogen
a. Air yang digunakan sebagai pelarut
b. Wadah dengan larutan yang telah datang ke contac
selama persiapan, pengemasan, penyimpanan, atau
administrasi
c. Bahan kimia yang digunakan dalam persiapan
dari larutan
3. Metode uji pirogen
a. Uji pyrogen menggunakan kelinci
b. Uji pyrogen dengan Limulus amebocyte lysate (LAL)
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1989. “Pengantar Bentuk SediaanFarmasi”. Penerbit UI Press : Jakarta
Aulton, Michael. 1990. “ Pharmaceutical Practice”. OriticLivingston : London, New York
Turco, Salvatore dan Robert E. 1974. “Sterile DosageForms”. Published in Great Britain by Henry KimptonPublishers : London