Pikiran Rakyat OSenin o Selasa 0 Rabu O·Minggu o Kamis • Jlimat o Sabtu 4 5 67 20 21 22 8 23 9 1011 24 25 26 12 13.' 27 28 14 15 2930 31 OPeb o Mar OApr • Me; OJun OJulOAgs OSep OOId ONov ODes "Wangsit Siliwangi" "Sing saha anu nga- gunakeun ngaran Siliwangi, atawajadi sekeseler Siliwangi, manehna bakal nanjung hirupna, bakal mulia qu- melarna, kawangu- keun sabuana Panca Tengah, lamun manehna jujur, sinatria, teneng, gumathi ka sileutik, nyaah ka rakyat sarta wibawa ka sasama, sabalikna hirupna moal panggihjeung kesenangan, bakal lara balangsak saendengna, lamun inqkar tina patokan anu tadi." S etiap tanggal 20 Mei, Kodam III/Siliwangi memperingati harijadi- nya dan tahun 2012 ini meru- pakan hari jadi Kodam III/Sili- wangi yang ke-66, dalam hari jadinya tersebut Kodam III/ Siliwangi menggelar berbagai bentuk kegiatan seperti olah ra- ga, bakti sosial, saresehan, an- jang sana dan lain-lain di wila- yah Jawa Barat dan Banten se- bagai aktualisasi kemanung- galan TNI dengan rakyat seir- ing dengan motto "Siliwangi adalah rakyat Jawa Barat dan Banten, Rakyat J awa Barat dan Banten adalah Siliwangi" Siliwangi secara resmi men- jadi simbol kebesaran Kodam III/Siliwangi sejak tanggal 20 Mei 1946 ketika pimpinan ten- tara melakukan pertemuan di Yogyakarta, dalam pertemuan tersebut perwakilan perwira dari Jawa Barat mengusulkan dua nama untuk satuan yang akan dibentuk di Jawa Barat yaitu Siliwangi dan Taruma Ne- gara sebagai nama divisi yang akan dibentuk oleh pemerintah Indonesia pad a saat itu dan akhirnya disepakati nama Sili- wangi sebagai nama Divisi 1/- Siliwangi yang ketika itu berke- dudukan di Tasikmalaya de- ngan Panglima pertama Mayor Jenderal AH Nasution. Nama Siliwangi itu sendiri sejatinya dimaksudkan untuk menghidupkan kebesaran, ke- jayaan, dan kepemimpinan Prabu Siliwangi yang sudah dikenal dan melegenda dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat dalam "Ngaheuyeuk da- yeuh, ngalola nagara" yang menghadirkan kesejukan dan memberi rasa aman, tent ram, makmur dan sejahtera bagi rakyat Jawa Barat dalam sua- sana yang "Baldatun toyibatun wa robbun qhofur". Wangsit Siliwangi dalam kehidupan prajurit- Kodarn III/Siliwangi hakikatnya adalah pengejawantahan dan aktual- isasi karakter kepemimpinan Prabu Siliwangi yang megede- , pankan lima prinsip dasar ke- pemimpinan yaitu : Pertama, jujur. Karakter ke- pemimpinan Prabu Siliwangi , yang mengedepankan kejuju- ran, berani berkata benar, ber- sikap dan bertindak atas dasar kejujuran karena kejujuran me- rupakan nilai moral yang uta- ma dalam setiap strata kepe- mimpinan, pemimpin yang ju- jur akan mampu menghadir- kan keteladanan dan pada gili- rannya akan melahirkan kewi- bawaan. Dengan kewibawaan, pemimpin akan mampu men- gendalikan satuan/organisasi yang dipimpinnya secara efek- tif karena didukung, disegani, dan dihormati oleh seluruh rakyat/bawahannya, Kedua, kesatria. Artinya bah- wa kepemimpinan Siliwangi mengedepankan kesederhana- an, ulet, tabah, tahan terhadap segala cobaan, teguh pendirian, menghargai sesama manusia, rendah hati serta senantiasa membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan, merni- liki rasa senasib dan sepenang- gungan dengan seluruh elemen masyarakat sebagai habitat uta- ma yang mengakar dalam kul- tur masyarakat Jawa Barat dan Banten, berm ental baja dan berbudi luhur serta mengayo- mi, percaya dan yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa, tunduk kepada semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya dalam setiap melaksanakan tu- gas dan pengabdian kepada bangsa dan negara. Ketiga, berani membela rak- yat kecil. Konsep kepemimpin- an tersebut diaktualiasikan da- lam moto Siliwangi dan meng- ilhami doktrin kemanunggalan TNI dengan rakyat. Pemimpin harus senantiasa bermanfaat bagi masyarakat dan mencintai serta memperhatikan rakyat kecil, kepemimpinan diformu- lasikan dalam dua arah untuk mewujudkan hubungan yang erat dan kuat antara prajurit Siliwangi dengan rakyat Jawa Barat dan banten khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya serta terjadinya ke- manunggalan antara pimpinan dan seluruh elemen masya- rakat sebagai tolak ukur keber- hasilan sebuah kepemimpinan. Keempat, sayang kepada rak- yat. Hal ini diformulasikan da- lam budaya "sabatur, sadulur, dan salembur" yang memberi- kan spirit dan impirasi kepada prajurit Siliwangi. Manunggal- nya prajurit Siliwangi dengan rakyat dimanapun bertugas menjadikan ciri dan identitas prajurit Siliwangi yang sekali- gus merupakan kunci penentu keberhasilan dalam mengha- dapi berbagai tugas. Melalui budaya "Ngadu bako. Saba lembur dan Saba dulur", pra- jurit Siliwangi menemukan makna hakiki bahwa dengan dukungan dan kekuatan ma- syarakat Jawa Barat dan Ban- ten serta selalu menyatu de- ngan kultur budaya masyarakat dimana prajurit Siliwangi ditu- gaskan, Kodam III/Siliwangi mampu mencatat berbagai ke- berhasilan dalam penugasan baik didalam maupun diluar negeri seperti pertempuran Bandung Lautan Api (12 Okto- ber 1945 - 24 Maret 1946), Peristiwa Bojong Kokosan (13 Desember 1945), pertempuran Gunung Masigit (17 Desember 1945), penumpasan pemberon- takan PKI di Cirebon (1946), pertempuran Cileungsi, Cijoho, Kiangroke, Karawang, Sume- dang, Cikampek, dan Cirebon dalam menghadapi agresi mi- liter 'Belanda I, penumpasan PKI Muso di Madiun, penum- pasan APRA, peristiwa hijrah dan long march prajurit Sili- wangi ke Yogyakarta, penum- pasan DI/TII dan berbagai peristiwa heroik dan momu- mental yang mengantarkan keberhasilan tentara Siliwangi yang selalu manunggal dengan rakyat, demikian pula peran Siliwangi dalam pembangunan masyarakat di wilayah Jawa Barat dan Banten. Kelima, wibawa kepada sesa- ma. Ini mengandung arti bah- wa salah satu aspek kepemim- pinan senantiasa mengedepan- kan kewibawaan yang berakar pada kemampuan memotivasi melalui ketauladanan seorang pemimpin dan tidak mengede- pankan tradisi pemaksaan, ke- kerasan dan kewenangan kare- na kewibawaan seorang pe- mimpin pada hekikatnya ada- ' lah wujud pengakuan dan penghargaan dari bawahan di- sertai kecintaan, loyalitas, ker- jasama dan kesetiaan dalam megaktualisasikan nilai-nilai hakiki wangsit Siliwangi seba- gai simbol, karakter, tabiat dan watak kepemimpinan Siliwangi dari masa-kemasa. Wangsit Siliwangi sekaligus merupakan karakter yang diadopsi dalam kepemimpinan prajurit Sili- wangi yang harus terejawan- ,tahkan dalam akar dansejarah di mana tentara Siliwangi lahir dan dibesarkan dalam kultur kerakyatan yang memiliki nilai- nilai luhur dalam tatanan ke-