Top Banner
Sabtu Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat O·Minggu 3 4 5 6 7 8 9 10 11 17 18 @ 20 21 22 23 24 25 26 12 13 27 28 14 15 29 30 31 OSep OOId ONov ODes OJan OPeb o Mar OApr .Mei OJun OJul 0 Ags Men Refleksi 14 Tahun Reformasi bah Indonesia arr an EMPAT belas tahun lalu, gemuruh ribuan mahasiswa dan rakyat berbaris teratur tnenuju Lapangan Gasibu dan Gedung Sate dari berbagai penjuru Bandung untuk bergabung dengan ratusan ribu massa. Mereka menyuarakan tuntutan reformasi ekonomi politik yang bermuara pada tuntutan pergantian kepemimpinan na- sional. Gerakan ma- hasisuia Bandung yang kemudian disokong oleh masyarakat ini menjadi salah satu kekuatan moral dalam penumbangan rezim Orde Baru. T RADISI gerakan mahasiswa Ban- dung semula terpolarisasi oleh sentimen kampus besar seperti Unpad dan ITB yang memiliki tradisi gerakan mahasiswa yang kuat. Kampus gurem semula tak rela berada di bawah bayang-bayang kepemimpinan kampus besar. Namun, semua itu menguap ma- nakala semangat untuk menumbangkan .rezim Soeharto sudah begitu menggelora. Lebih dari 85 kampus se-Bandung raya bersatu dalam semangat dan irama yang sama dalam Forum Mahasiswa Bandung (FMB), dengan menjadikan Aula Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, sebagai sekretariat bersama. Pilihan Un- pad sebagai sekretariat bersama salah sa- tunya dikarenakan dianggap paling dekat dengan Lapangan Gasibu dan Gedung Sate dibandingkan dengan kampus lain- nya. Bersatunya mahasiswa Bandungjuga membawa pengaruh positifbagi masyarakat Bandung ketika itu, di mana Bandung menjadi satu-satunya kota besar yang tidak dilanda kerusuhan dan pen- jarahan. Slogan "Anak Bandung Cinta Damai" yang disuarakan ketika itu menja- di magnet penyatu mahasiswa dan ma- syarakat untuk menjaga agar Bandung tetap aman dan kondusif. Karakteristik gerakan mahasiswa Ban- dung yang mampu memberikan sinergi perbedaan demi perubahan menuju In- donesia yang lebih baik yang membeda- kan dengan kota-kota lainnya. Semangat itu tak lepas dari posisi kota Bandung se- bagai persemaian gerakan perubahan di Indonesia, sejak era pergerakan nasional. Tak heran, apabila dalam proses koreksi dan penumbangan rezim, baik Orde Lama maupun Orde Baru, gerakan mahasiswa Bandung selalu menjadi pionir. Akan tetapi, masihkah tradisi gerakan mahasiswa Bandung tersebut tetap ada? Pertanyaan yang tidak s.ulituntuk di jawab apabila melihat polarisasi gerakan mahasiswa di Bandung saat ini yang sa- ngat kompleks. Menjelang Soeharto tum- bang dan awal reformasi gerakan maha- siswa Bandung terpolarisasi hanya pada kampus besar dan kampus gurem. Na- mun, saat ini, polarisasinya terbelah oleh Kllplng Humas Unpad 2012
2

Pikiran Rakyat - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/... · rawat Indonesia sebagai satu kesatuan. Membangun Indonesia sebagai sebuah

Jun 30, 2019

Download

Documents

Ngo Ngo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pikiran Rakyat - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/... · rawat Indonesia sebagai satu kesatuan. Membangun Indonesia sebagai sebuah

• Sabtu

Pikiran Rakyato Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat O·Minggu

3 4 5 6 7 8 9 10 1117 18 @ 20 21 22 23 24 25 26

12 1327 28

14 1529 30 31

OSep OOId ONov ODesOJan OPeb oMar OApr .Mei OJun OJul 0 Ags

MenRefleksi 14 Tahun Reformasi

bah Indonesia•arr an

EMPAT belas tahunlalu, gemuruh

ribuan mahasiswadan rakyat berbaris

teratur tnenujuLapangan Gasibudan Gedung Sate

dari berbagaipenjuru Bandunguntuk bergabung

dengan ratusan ribumassa. Merekamenyuarakan

tuntutan reformasiekonomi politik yang

bermuara padatuntutan pergantian

kepemimpinan na-sional. Gerakan ma-

hasisuia Bandungyang kemudian

disokong olehmasyarakat ini

menjadi salah satukekuatan moral

dalam penumbanganrezim Orde Baru.

T RADISI gerakan mahasiswa Ban-dung semula terpolarisasi olehsentimen kampus besar seperti

Unpad dan ITB yang memiliki tradisigerakan mahasiswa yang kuat. Kampusgurem semula tak rela berada di bawahbayang-bayang kepemimpinan kampusbesar. Namun, semua itu menguap ma-nakala semangat untuk menumbangkan.rezim Soeharto sudah begitu menggelora.

Lebih dari 85 kampus se-Bandung rayabersatu dalam semangat dan irama yangsama dalam Forum Mahasiswa Bandung(FMB), dengan menjadikan Aula SanusiHardjadinata, Universitas Padjadjaran,sebagai sekretariat bersama. Pilihan Un-pad sebagai sekretariat bersama salah sa-tunya dikarenakan dianggap paling dekatdengan Lapangan Gasibu dan GedungSate dibandingkan dengan kampus lain-nya. Bersatunya mahasiswa Bandungjugamembawa pengaruh positifbagimasyarakat Bandung ketika itu, di manaBandung menjadi satu-satunya kota besaryang tidak dilanda kerusuhan dan pen-jarahan. Slogan "Anak Bandung CintaDamai" yang disuarakan ketika itu menja-di magnet penyatu mahasiswa dan ma-syarakat untuk menjaga agar Bandungtetap aman dan kondusif.

Karakteristik gerakan mahasiswa Ban-dung yang mampu memberikan sinergiperbedaan demi perubahan menuju In-donesia yang lebih baik yang membeda-kan dengan kota-kota lainnya. Semangatitu tak lepas dari posisi kota Bandung se-bagai persemaian gerakan perubahan diIndonesia, sejak era pergerakan nasional.Tak heran, apabila dalam proses koreksidan penumbangan rezim, baik Orde Lamamaupun Orde Baru, gerakan mahasiswaBandung selalu menjadi pionir.

Akan tetapi, masihkah tradisi gerakanmahasiswa Bandung tersebut tetap ada?Pertanyaan yang tidak s.ulituntuk dijawab apabila melihat polarisasi gerakanmahasiswa di Bandung saat ini yang sa-ngat kompleks. Menjelang Soeharto tum-bang dan awal reformasi gerakan maha-siswa Bandung terpolarisasi hanya padakampus besar dan kampus gurem. Na-mun, saat ini, polarisasinya terbelah oleh

Kllplng Humas Unpad 2012

Page 2: Pikiran Rakyat - Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/... · rawat Indonesia sebagai satu kesatuan. Membangun Indonesia sebagai sebuah

kepentingan partai politik dan ideologipragmatisme, baik yang berdasarkan aga-ma maupun kepentingan praktis semata.Kenyataan itu tetap terjadi meski ada ru-mus yang sulit dibantah bahwa gerakanmahasiswa tidak akan memiliki efek poli-tis yang besar apabila kampus-kampusbesar belum turun ke jalan.

Hal yang samajuga berlaku di Ban-dung. Uniknya, kampus-kampus besarpasca-Orde Barn justru menjadi basis ge-rakan mahasiswa berlatar belakangkeagamaan, sebagaimana terjadi di Un-pad, ITB, dan juga UPI. Dengandemikian, meski mahasiswa dari kampus-kampus besar tersebut turun ke jalan,efek politiknya tidak terlalu besar, karenakerap kali aktivitas gerakan mahasiswaberlabel keagamaan tersebut diasosi-asikan dengan agenda salah satu partaipolitik keagamaan. Hal inilah sesungguh-nya yang membedakan antara gerakanmahasiswa 1998, dengan gerakan maha-siswa saat ini.

Satu-satunya pilihanTentu saja sulit membangun gerakan

mahasiswa apabil.a ideologi gerakan yangterbangun pamrih dan berorientasi ke-kuasaan semata. Semangat merajut se-mangat kerakyatan tanpa pamrih dantidak berorientasi kekuasaan menjadisatu-satunya pilihan bagi gerakan maha-siswa Bandung apabila masih ingin me-mosisikan diri sebagai agen perubahan.Tawaran politik yang menggoda danmenggiurkan harus dilihat sebagai sebuahpilihan lain, di luar esensi untuk menjagakemumian gerakan mahasiswa. Dalampengertian bahwa dalam konteks saat de-mokratisasi berjalan massif, gerakan ma-hasiswa Bandung harus mampu menjadibagian yang menarik dari pilihan-pilihantersebut. Saat partai-partai politik memili-ki organisasi sayap di mahasiswa, demi-kian juga organisasi masyarakat yang me-miliki seksi kemahasiswaannya, makagerakan mahasiswa Bandung harus me-miliki altematif dan tidak terjebak padapilihan dan tawaran menggiurkan itu.

Membangun gerakan mahasiswa yangtak terjebak kepentingan praktis dan tidak

pamrih sebagai satu-satunya pilihan un-tuk menjaga agar Bandung tetap sebagaibarometer gerakan mahasiswa di Indone-sia. Selain itu, satu-satunya kepentinganagar gerakan mahasiswa Bandung tetapeksis adalah untuk tetap menjaga dan me-rawat Indonesia sebagai satu kesatuan.Membangun Indonesia sebagai sebuahentitas yang memiliki harga diri dan ber-pengaruh di antara bangsa-bangsa lain-nya.

Pilihan tersebut berimplikasi padaupaya bagaimana memperkuat basis ge-rakan mahasiswa, yakni memastikan bah-wa kampus-kampus di Bandung harusterbebas dari kepentingan politik praktispartai politik dan elite politik. Mata rantaiantara gerakan mahasiswa dan partai ser-ta elite politik harus diputus agar gerakanmahasiswa kembali bersemai sebagai ge-rakan moral semata, yang berbasis padamoralitas, kejujuran, dan kebenaran.

Selain itu, tradisi intelektual dan forum-forum diskusi kampus harus kembali di-jadikan basis pemikiran mahasiswa untukmemetakan masalah bangsa dan masya-rakat, dan kemudian menyuarakannya.Harus diakui, lebih dari satu dekade, tra-disi intelektual dan forum kritis maha-siswa di kampus telah langka dan digan-tikan dengan aktivisme yang cenderungmereproduksi pemikiran dangkal. Mem-baca dan diskusi menjadi aktivitas yangsulit ditemukan di kampus, karenabanyak dari mahasiswa cenderungmemilih aktivitas kreatif.

Mengacu pada uraian tersebut di atas,Bandung sebagai barometer gerakan ma-hasiswa dapat tetap terjaga, Kekhasandan kolektivitas gerakan mahasiswa Ban-dung berbasis kampus sebagaimana yangterjadi pada empat belas tahun lalu daparkembali disemai dan diwujudkan. Denganbegitu, upaya untuk merawat danmembangun Indonesia dapat terus di-lakukan. Dan sebutarr "Mereka dari Ban-dung" kepada aktivis gerakan mahasiswaBandung sejak era tahun 196o-an hinggasaat ini masih relevan disandang.(Muradi, aktivis mahasiswa 1998,dosen Ilmu Pemeriniahan FisipUnpad)***