o Se/asa • Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu Pikiran Rakyat 456 7 20 21 22 8 9 10 11 23 24 25 26 12 13 27 28 o Mar OApr OMei OJun OJul • Ags OSep OOkt "Nyanyian Angsa", 'Monolog Sunyi S'ang Aktor S EBATANG lilin, buku-buku yang ditumpuk me,ngganjal kursi, seorang lelaki tua ringkih dengan ,vo~a di tang~, dan warna biru buram panggung. Lelaki tua itu sesekali duduk, berdiri, dan bergumam mengenai perjalanannya. Begitu- lah rupa pentas saat Mohamad Sonjaya memainkan perannya sebagai Vasily Vasilych Svetiovidov dalam "Nyanyian An~sa". , Naskah "Nyanyian Angsa" karya Anton Chekhov dan ~lt~r- jemahkanoleh Teguh Karya itu dipentaskan Actors Unlu~llted (AUL) untuk memperingati 75 tahun n:-iaMohama~ Sonjaya . atau akrab dipanggil Kang Yoyon sekaligus me~~enngab han . jadi AUL yang ketiga belas di Bale Rumawat Pajajaran, Jalan Di- patiUkur Nomor 35 Bandung, Sel~s.a(28/8).. . Pentas berdurasi hanya 48 memt itu seakan mgm menyat~ kesetiaan AULkepada pemirsa pencinta teatemya bahwa senap tahun AUL akan hadir menyampaikan bahasa pentasnya kepada masyarakat. Kebetulan, kali ini bertepatan dengan usia Kang Yoyon yang 75 tahun. . Namun tentu tidak sebatas itu, "Nyanyian Angsa" yang disu- guhkan notabene merupakan potret kompleks dari sebuah masyarakat yang dapat terbaca dari sosok seorang Vasily. Aktor tua berusia 68 tahun yang sedang mengenang dan menyuarakan kembali masa-masa suksesnya. Ada frustrasi dalam karya ini. Frustrasi seorang aktor atas re- alitas dirinya. Frustrasi atas perlakuan masyarakat terhadap dirinya. Frustrasi atas segala apa yang telah dilaluinya. Seperti yang disampaikan dalam dialog berikut, "Akutidak punya rumah. Aku sendirian. Tidak punya istri, anak. Milik siapa aku?" Namun meskipun suara Vasily itu lantang, itu hanya menjadi nyanyian yang sepi sendiri. Nyanyian yang gaun??~a bisa.terde- ngar keras ke mana-mana, tetapi suaranya sendiri tidak disam~ but kawan-kawan untuk membangun kebersamaan. Suara Vasily hanya suara seekor angsa yang parau. Pun demikian saat sosok Nikita Ivanich hadir. Sebagai sosok yang hanya berperan sebagaijuru bisik, pertemuan Vasily de- ngan Nikita mengundang keharuan. Walau keduanya pernah Kllplnl Humas Unpad 2012 sukses, tetapi hanya sukses saat itu. Dalam pertemuannya ini, Nikita justru lebih sering menganjurkan Vasily untuk pulang, beristirahat, lalu tidur. Tak percuma penonton duduk meluber sampai ke tangga saat menonton "Nyanyian Angsa" itu. Soal- nya, mereka bisa menikmati kejadian-kejadian sosial, keja- dian-kejadian psikologis atau bahkan keduanya dari Vasily. Sosok yang tentu saja dapat dialami oleh aktor siapa pun yang merasakan kesendirian di masa tuanya. Sebuah kenyataan yang tidak bisa ia mungkiri. "Tidak ada usia ketuaan. Tidak ada namanya hari tua. Aku sudah bisa mengatasinya. Kita telah mengatasinya," ujarnya lirih. Seperti permainan Kang Yoyon dalam pentas-pentas sebelumnya, ia menyatu seba- gai sosok Vasily. Dalam ketua- annya. Dalam dialog dengan "PR" Kang Yoyon pernah mengatakan, "Aku dalam sisa usiaku ingin tetap bernyanyi. Membawakan lagu-lagu kehi- dupan agar jiwaku dan jiwa masyarakat menjadi har- moni," ujarnya. Perjalanan panjang Kang . Yoyon di dunia pentas, dalam penilaian kritikus seni Prof Dr Jakob Sumardjo, merupakan dedikasi yang tiada henti. Se- buah kesetiaan yang tanpa lelah mengabdikan seluruh hidupnya untuk teater. Bagi Jakob, Kang Yoyon adalah "Seorang aktor tempat aktor lain belajar sebagai ak- tor". (Eriyanti/"PR")***