Top Banner

of 14

Pgsd 0905313 Chapter2x

Feb 14, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    1/14

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

    (MI) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dan

    dikembangkan di Sekolah Dasar. Matematika yang diajarkan di SD/MI terdiri dari

    bagian-bagian matematika yang dipilih dan dirancang sesuai dengan kemampuan dan

    kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal.

    Mata pelajaran matematika berfungsi sebagai :

    1.

    Alat untuk memahami atau menyampaikan informasi

    2. Pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam

    penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian

    3.

    Ilmu pengetahuan (MKKBM, Tim, 2001:55-56)

    Tujuan utama mata pelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 adalah

    agar siswa dapat mengenal konsep matematika dan menggunakan penalarannya

    dalam memecahkan masalah, dapat mengkomunikasikannya dengan menggunakan

    berbagai macam media, sehingga siswa memiliki sikap menghargai dan

    menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    2/14

    Mata pelajaran matematika berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP) perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah

    dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

    sistematis, kritis, dan kreatif. Serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut

    diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,

    dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

    berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

    Standar kompetensi dan kompetensi dasar dimaksudkan untuk

    mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah

    dan mengkomunikasikan idea tau gagasan dengan menggunakan symbol, tabel,

    diagram, dan media lain.

    Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang

    sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual,

    peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.

    Guru sebagai pengembang kurikulum dapat mengembangkan kurikulum ini

    sesuai dengan tingkat perkembangan nalar siswa, kemampuan daya serap siswa,

    suasana pembelajaran yang kondusif, serta sarana dan prasarana yang tersedia dalam

    pengembangan materi pembelajaran.

    Dalam kurikulum tahun 2006, guru diharapkan agar dapat mandiri,mau dan

    mampu menentukan sendiri pendekatan, metode dan alat evaluasi yang disesuaikan

    dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi. Peran guru sebagai perencana dan

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    3/14

    pelaksana kegiatan belajar mengajar sangat penting dan keterlibatan secara aktif

    kedua belah pihak yaitu guru dan siswa akan mewarnai kegiatan belajar mengajar

    yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

    Materi matematika Sekolah Dasar tidak tampak secara nyata, namun tertata

    secara terpadu dalam standar kompetensi mulai dari kelas satu sampai dengan kelas

    enam. Materi matematika SD/MI terdiri dari materi bilangan, geometri, pengukuran,

    dan pengolahan data. Pembelajaran matematika SD/MI kelas satu sampai kelas tiga

    dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan kelas empat sampai kelas enam

    dilaksanakan melalui pendekatan pelajaran. Ketercapaian kompetensi dasar dari

    standar kompetensi yang dipersyaratkan pada tiap kelas lebih ditekankan dalam

    kurikulum SD/MI Tahun 2006 (KTSP).

    Adapun tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran matematika untuk SD/MI

    berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah :

    1.

    Tujuan

    Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran

    matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

    1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

    mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

    tepat, dalam pemecahan masalah

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    4/14

    2)

    Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dan pernyataan matematika

    3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

    merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

    yang diperoleh

    4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain

    untuk menjelaskan keadaan atau masalah

    5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

    memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

    serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

    2.

    Ruang Lingkup

    Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-

    aspek sebagai berikut :

    1)

    Bilangan

    2) Geometri dan pengukuran

    3) Pengolahan data

    B. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

    menerima pengalaman belajarnya. (Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    5/14

    Proses Belajar). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui

    kegiatan belajar. Benyamin S Bloom (1966:7) mengemukakan, ada tiga ranah

    (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar

    merupakan fugsi dari masukan pribadi dan masukan yang berasal dari lingkungan.

    Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak.

    R.Gagne mengemukakan bahwa hasil belajar harus didasarkan pada

    pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respon dan hasil belajar bersyarat. Sebagai

    pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah terjadinya

    perubahan perilaku tersebut misalnya dapat berupa; Dari tidak tahu sama sekali

    menjadi samar samar, dan kurang mengerti menjadi mengerti, dan tidak biasa

    menjadi terampil dan anak pembangkang menjadi penurut, dan pembohong menjadi

    jujur, dan kurang takwa menjadi takwa, dan lain lain.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

    perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses pembelajaran diri sendiri dan

    pengaruh lingkungan, baik perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor dalam diri

    siswa.

    Hasil belajar mencakup kompetensi yang meliputi tiga aspek yaitu kognitif,

    afektif dan psikomotor. Aspek aspek tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakan

    satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ketiga aspek tersebut adalah sebagai hasil

    belajar siswa. Oleh karena itu, aspek aspek di atas dipandang sebagai hasil belajar

    siswa berdasarkan proses pembelajaran.

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    6/14

    Gagne (Olivia, 2005:12) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi lima

    kategori yaitu ;

    1. Informasi verbal

    2. Kemahiran intlektual

    3. Strategi kognitif yang termasuk ranah kognitif

    4.

    Sikap dari ranah afektif

    5. Keterampilan motorik dari ranah psikomotor

    Hasil belajar ranah kognitif dari Gagne dipilah menjadi tiga, yaitu :

    1. Informasi verbal

    2.

    Keterampilan intlektual

    3.

    Strategi kognitif

    Hasil belajar motorik berhubungan dengan melakukan gerakan tubuh dengan

    lancar dan tepat. Sedangkan hasil belajar sikap merupakan suatu kondisi mental yang

    mempengaruhi pemilihan perilaku.

    C. Konsep Bangun Datar yang Simetris

    Bangun datar yang simetris adalah bangun/benda/bidang yang permukaannya

    datar yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk

    maupun besarnya. Sedangkan bangun yang tidak simetris disebut bangun asimetris.

    Garis lipat yang menentukan benda simetris disebut garis simetri atau sumbu simetri

    (Mustaqim, 2008:219).

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    7/14

    Agar siswa menguasai konsep bangun datar yang simetris lebih cepat

    sebaiknya dikembangkan latihan mengerjakan soal, tujuannya untuk mengaktifkan

    proses belajar siswa dalam pembelajaran, siswa berpikir kritis dan pada akhirnya

    diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Pengajaran akan lebih

    menarik perhatian siswa menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih

    jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami siswa, dan memungkinkan siswa

    menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

    D. Alat Peraga

    1. Pengertian Alat Peraga

    Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda, demikian pula

    dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar

    yang berbeda. Namun ada suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata

    dengan menggunakan benda-benda nyata sebagai perantaranya. Bahkan tidak sedikit

    orang dewasa telah memahami konsep abstrak pada situasi tertentu masih

    memerlukan benda benda perantara. Setiap proses belajar mengajar di tandai

    dengan adanya beberapa unsur antara lain : tujuan, bahan, metode dan alat evaluasi.

    Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya

    yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar

    sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau alat

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    8/14

    peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan

    dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

    Brownell dalam teorinya yang didasarkan pada keyakinan bahwa anak anak

    pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau

    secara terus menerus untuk waktu yang lama. Salah satu cara bagi anak anak

    untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah dengan menggunakan

    benda benda tertentu ketika mereka mempelajari konsep matematika (dalam

    Yuningsih Suwangsih dan Tiurlina, 2006a : 2006b). Selanjutnya, Bruner (dalam

    Yuningsih, 2004:16) dalam teorinya menyatakan bahwa dalam proses belajar, siswa

    sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda benda (alat peraga).

    Gunawan (dalam Carjani, 2006:12) mengungkapkan bahwa alat peraga

    pengajaran adalah alat alat yang digunakan untuk guru oleh guru pada saat

    mengajar untuk memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme

    pada siswa. Pembelajaran yang verbal tentu akan menimbulkan kebosanan pada diri

    siswa, sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang tepat akan

    menimbulkan minat, membangkitkan motivasi, serta memperbesar perhatian siswa

    terhadap pembelajaran yang dilangsungkan karena mereka terlibat dengan aktif dalam

    pembelajaran yang dilaksanakan, Ruseffendi (2005:383) mengatakan bahwa dengan

    dipergunakan alat peraga maka anak anak akan lebih tertarik dalam matematika .

    Natiwijaya (dalam Winggowati, 2006:12) mendefinisikan bahwa alat peraga

    adalah alat bantu atau perlengkapan yang digunakan guru dalam berkomunikasi

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    9/14

    dengan para siswa. Selanjutnya Ruseffendi (dalam Carjani, 2006:12)

    mengungkapkan bahwa alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau

    mewujudkan konsep matematika di dalam kegiatan mendidik atau mengajar supaya

    yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.

    2. Manfaat Alat Peraga

    Ruseffendi (dalam Winggowati, 2006:12) mengungkapkan bahwa fungsi alat

    peraga yaitu untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika yang dapat

    berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagram. Ada beberapa fungsi

    alat peraga dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan Sudjana (1987: 99-

    100) diantaranya sebagai berikut :

    a)

    Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran bukan merupakan fungsi

    tambahan melainkan mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk

    mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

    b)

    Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan

    situasi mengajar, ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur

    yang harus dikembangkan guru.

    c)

    Alat peraga dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan

    isi pelajaran

    Selanjutnya, Ruseffendi (2005, 384-388) mengemukakan beberapa macam

    alat peraga, di antara lain sebagai berikut :

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    10/14

    a.

    Mainan anak anak, digunakan untuk menanam pengertian tentang

    bilangan, himpunan, anggota himpunan, arti lebih besar/kecil dan sama.

    b. Papan flannel, digunakan untuk menanamkan konsep himpunan, pecahan,

    perkalian, penjumlahan.

    c. Batang berwarna, digunakan untuk menanamkan konsep bilangan,

    pengerjaan pengerjaan hitung serta sifat sifatnya .

    d. Benda benda geometri, digunakan untuk menanamkan konsep geometri

    e. Abakus, digunakan untuk macam macam konsep

    f. Mistar geser, digunakan untuk bermacam macam bilangan dasar

    3. Prinsip Penggunaan Alat Peraga

    Menyadari pentingnya alat peraga dalam meningkatkan pemahaman siswa

    dalam matematika, guru dituntut untuk menguasai keterampilan dalam pemilihan,

    pembuatan dan penggunaan alat peraga. Dalam hal ini guru harus memahami konsep-

    konsep apa saja yang terkandung dalam materi pembelajaran matematika yang akan

    diajarkan.

    Menurut Winggowati (2006:13) di dalam menggunakan alat peraga sebagai

    sarana pendidikan untuk kegiatan proses pembelajaran kita perlu mengetahui prinsip-

    prinsip penggunaannya. Prinsip-prinsip itu diantaranya :

    a.

    Tidak satupun alat peraga dan alat praktek yang dapat sesuai untuk segala

    macam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu guru sebaiknya

    melakukan pendekatan multi media, artinya berbagai sarana atau alat

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    11/14

    dapat diupayakan untuk menanamkan konsep sesuai dengan kemampuan

    siswa.

    b. Sarana atau alat tertentu cenderung untuk lebih tepat menyajikan suatu

    pelajaran tertentu daripada sarana lainnya.

    c. Penggunaan sarana atau alat yang terlalu banyak secara bersamaan belum

    tentu akan memperjelas konsep, baik sebaliknya dapat mengalihkan

    perhatian siswa.

    d. Sarana atau alat pelajaran yang akan digunakan harus merupakan bagian

    yang integral dari pelajaran yang akan disajikan.

    e.

    Sarana atau alat pelajaran yang canggih belum tentu akan dapat

    mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, siswa diperlukan sebagai peserta

    yang aktif.

    f. Penggunaan sarana alat pelajaran bukan hanya sekedar selingan atau

    pengisi waktu melainkan untuk memperjelas konsep dan meningkatkan

    keterampilan siswa.

    4. Langkah langkah Penggunaan Alat Peraga

    Langkah langkah penggunaan alat peraga papan berpaku pada kelas IV

    adalah sebagai berikut :

    a.

    Pengenalan nama alat peraga

    b. Menjelaskan fungsi alat peraga

    c. Menjelaskan cara menggunakan alat peraga

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    12/14

    d.

    Guru mendemonstrasikan cara penggunaan alat peraga

    e.

    Siswa mendemonstrasikan cara penggunaan alat peraga

    E. Upaya Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Konsep

    Bangun Datar yang Simetris Melalui Penggunaan Alat Peraga

    Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan

    belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan

    potensi peserta didik. Tanggung jawab pendidikan berada di tangan seorang guru,

    artinya seorang guru harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur proses

    pembelajaran sedemikian rupa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

    optimal. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar

    mengajar adalah tersedianya media pembelajaran yang memadai.

    Kegiatan belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran atau alat

    bantu belajar/alat peraga, hasilnya akan jauh lebih berkesan dan bermakna, khususnya

    pada konsep bangun datar yang simetris. Penggunaan alat peraga dapat menarik

    perhatian, minat, dan kreatifitas belajar. Kegiatan belajar siswa menjadi lebih aktif,

    kreatif, efektif dan menyenangkan.

    Alat peraga dapat digolongkan ke dalam media pembelajaran untuk

    meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Media

    pembelajaran atau alat peraga dapat memperlancar proses belajar siswa dalam

    pembelajaran dan pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    13/14

    dicapainya. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

    dipahami siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

    Metode mengajar akan lebih bervariasi , tidak semata-mata komunikasi verbal

    melalui penuturan kata-kata guru (ceramah), sehingga siswa tidak bosan dan guru

    tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. Siswa

    lebih banyak melakukan kegiatan belajar,sebab tidak hanya mendengarkan kegiatan

    uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, dan

    mendemonstrasikan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan dan

    kehadiran alat peraga sangat penting dan dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.

    Sedangkan upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada

    konsep bangun datar yang simetris melalui penggunaan alat peraga adalah dengan

    cara membuat benda-benda atau gambar-gambar bangun datar yang simetris dan

    asimetris dari bahan kertas lipat, kertas karton, dan papan berpaku. Siswa mengamati

    benda-benda atau gambar-gambar bangun datar yang simetris dan asimetris,

    kemudian mempraktikannya sesuai petunjuk guru. Tujuannya untuk mendorong

    lahirnya proses kegiatan belajar siswa, meningkatkan kadar proses dan hasil kegiatan

    belajar siswa dan membantu kelancaran, kemudahan, pemahaman dan keberhasilan

    proses belajar siswa.

  • 7/23/2019 Pgsd 0905313 Chapter2x

    14/14

    F.

    HIPOTESIS TINDAKAN

    Berdasarkan uraian teoritis di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu

    jika pembelajaran konsep benda benda dan bangun datar yang simetris diajarkan

    dengan menggunakan alat peraga yang optimal maka pemahaman dan hasil belajar

    siswa akan meningkat.