Top Banner
PETUNJUK TEKNIS ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PROYEK IRIGASI RAWA 1990
31

PETUNJUK TEKNIS.doc

Dec 13, 2014

Download

Documents

MeddyDanial
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PETUNJUK TEKNIS.doc

PETUNJUK TEKNIS

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PROYEK IRIGASI RAWA

1990

Page 2: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Petunjuk Teknis

1. UU No 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, antara lain mengemukakan bahwa setiap rencana kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No 29 tahun 1986 (PP. 29/1986).

Pelaksanaan dari PP. 29/1986 tersebut diatur melalui kep Men KLH No 49, 50, 52, dan 53 th 1987 yang mencakup:

Pedoman penentuan dampak penting

Pedoman penyusunan AMDAL

Pedoman mengenai batas waktu penyusunan Studi Evaluasi mengenai Dampak Lingkungan

Pedoman susunan keanggotaan dan tata kerja komisi

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dikemukakan pula bahwa mengingat beraneka ragamnya jenis kegiatan, maka dengan mengacu kepada Pedoman Umum dari KLH, setiap instansi dapat menyusun Pedoman Teknis AMDAL, sesuai dengan jenis kegiatannya.

2. Pedoman teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan proyek-proyek bidang Pekerjaan Umum yang ditetapkan oleh PERMEN PU No. 46/PRT/1990 tanggal 30 Agustus 1990 digunakan untuk penyusunan, penilaian, dan evaluasi dokumen AMDAL proyek-proyek bidangn Pekerjaan Umum.

Secara spesifik, Pedoman ini mengemukakan keterkaitan antara pelaksanaan AMDAL dengan kegiatan proyek pada setiap tahapan, yang mensyaratkan dimasukkannya aspek lingkungan dalam setiap tahapan proyek.

Hal ini berarti bahwa aspek teknis dan lingkungan harus dianalisis pada saat yang bersamaan dan merupakan masukan bagi analisis ekonomi proyek.

Dengan demikian pelaksanaan AMDAL merupakan kesatuan dan terintegrasi dalam siklus kegiatan proyek seperti uraian sebagai berikut:

Dalam tahap Perencanaan Umum dilaksanakan:

Penyaringan proyek yang memerlukan AMDAL.

Dalam tahap Pra Studi kelayakan mencakup:

1

Page 3: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

PIL dan RKL/RPL

Dalam menyusun KA-Studi kelayakan mencakup:

KA-Studi ANDAL

Dalam tahap studi kelayakan mencakup:

Studi ANDAL dan RKL/RPL

Dalam tahap Perencanaan Teknis dilaksanakan:

Perwujudan RKL dan RPL dalam gambar-gambar desain, spesifikasi teknis proyek, metoda konstruksi dan operasi.

Dalam tahap Konstruksi dilaksanakan:

RKL dan RPL

Dalam tahap Operasi dan Pemeliharaan dilaksanakan:

RKL dan RPL

Dalam tahap penilaian Pascakontruksi dilaksanakan:

Evaluasi RKL/RPL untuk proyek mendatang

Selain itu Pedoman Teknis AMDAL proyek bidang Pekerjaan Umum tersebut juga mengemukakan pelaksanaan AMDAL yang dilakukan secara terpisah dengan tahap studi yang sedang berjalan (AMDAL susulan).

Petunjuk Teknis ini juga mengacu pada Pedoman Penyaringan AMDAL proyek bidang Pekerjaan Umum yang ditetapkan oleh Kepmen PU No. 351/KPTS/1989 dan Petunjuk Tata Laksana AMDAL Dep. PU yang ditetapkan oleh Kepmen PU No. 557/KPTS/1939.

I.2. Maksud dan Tujuan Petunjuk Teknis.

Petunjuk Teknis AMDAL Proyek Rawa merupakan petunjuk teknis untuk proyek Pengembangan Daerah Rawa yang dimaksudkan untuk memberikan petunjuk yang lebih rinci dalam menyusun dokumen-dokumen AMDAL dalam upaya untuk mempertajam analisis dampak yang terbawa serta oleh kegiatan proyek.

Selain itu, Petunjuk Teknis ini dimaksudkan pula untuk memberikan arahan kepada pemrakarsa dan konsultan dalam menyusun dokumen-dokumen AMDAL untuk proyek-proyek Pengembangan Daerah Rawa dalam upaya melaksanakan kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

I.3. Penggunaan Petunjuk Teknis

2

Page 4: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

1. Petunjuk Teknis AMDAL Proyek Rawa ini merupakan Pedoman Umum pelaksanaan AMDAL yang ditetapkan KLH dan merupakan bagian dari pedoman Teknis AMDAL Proyek Bidang Pekerjaan Umum.

2. Sistimatika Petunjuk Teknis AMDAL Proyek Rawa disusun untuk memberi arahan tentang hal-hal sebagai berikut:

(Perhatikan Matriks pada Lampiran -1):

Kegiatan proyek Pengembangan Daerah Rawa yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan,

Komponen lingkungan yang terkena dampak,

Perkiraan dan evaluasi dampak *)

Penanganan dampak sisa (pengelolaan dan pemantauan lingkungan) yang dapat dilakukan untuk memperkecil dan/atau mencegah dampak sisa.

Keterkaitan diantara unsur-unsur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

*) Evaluasi dampak termasuk pula usaha-usaha untuk mengatasi dampak yang terjadi.

3. Bab II dari buku Petunjuk Teknis ini menguraikan tentang komponen kegiatan, tata cara pelaksanaan, dan uraian kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan dampak, serta komponen lingkungan yang terkena dampak.

Bab III menguraikan secara garis besar tentang perkiraan dampak yang terbawa serta oleh kegiatan proyek, baik pada pra konstruksi, konstruksi, maupun tahap operasi dan pemeliharaan.

Selain itu pada bab ini dijelaskan pula tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperkecil dan/atau mencegah dampak yang terjadi.

3

Kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan dampak

Komponen lingkungan yang terkena dampak

Perkiraan dan evaluasi dampak

Penanganan dampak

Page 5: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Bab IV memberi arahan tentang ruang lingkup penyusunan dokumen-dokumen AMDAL seperti penyusunan PIL/PEL, Kerangka Acuan ANDAL/SEL, ANDAL/SEL, maupun RKL dan RPL, baik untuk AMDAL yang berintegrasi dengan Pra studi kelayakan atau studi kelayakan maupun untuk AMDAL susulan.

II. PEMERIAN PROYEK DAN KONDISI LINGKUNGAN

II.1. Penjelasan Umum Proyek:

Asas dan Tujuan proyek pengembangan daerah rawa adalah bahwa:

1.1.%3%. Dalam pengaturan rawa dipergunakan asas kemanfaatan umum keseimbangan dan kelestarian.

2.1.%3%. Pengaturan rawa sebagaimana dimaksud dalam butir (1) bertujuan agar rawa sebagai sumber air dan sumber lahan serta sumber daya lainnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3.1.%3%. Untuk tercapainya tujuan sebagaimana dimaksud butir (2), perlu dilakukan pembinaan atas awa yang mencakup usaha-usaha perlindungan, pengembangan, dan penggunaannya.

Kegiatan proyek Pngembangan Daerah Rawa mencakup pembangunan jaringan reklamasi rawa yang didasarkan pada rencana teknis, termasuk kegiatan untuk mewujudkan, merehabilitasi, dan meningkatkan jaringan reklamasi.

Kegiatan lainnya berupa pemukiman/penempatan transmigrasi dan pencetakan sawah dilaksanakan oleh instansi terkait dan tidak dibahas dalam petunjuk teknis.

Untuk mengetahui besarnya dampak yang mungkin timbul, perlu diperinci seluruh tahapan dan jenis kegiatan Proyek Pengembangan Daerah Rawa yang meliputi:

Jenis rencana kegiatan

Lokasi dan luasan proyek

Jadwal dan pelaksanaan kegiatan proyek

Komponen proyek yang mencakup:

Jenis dan dimensi dari saluran

Jenis dan dimensi dari tanggul dan jalan lingkungan

4

Page 6: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Jenis dan dimensi bangunan-bangunan pintu air serta bangunan-bangunan lainnya.

Cara pelaksanaan proyek yang mencakup:

Metoda konstruksi

Metoda operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa.

Keterkaitan dengan proyek-proyek lain disekitarnya

II.2. Uraian kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak

Kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak pada Proyek Pengembangan Daerah Rawa adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Konstruksi:

Kegiatan penentuan lokasi, survai, dan studi yang mencakup identifikasi, reconnaissance, studi kelayakan serta pembuatan pra rencana dan rencana teknis detail.

2. Tahap Konstruksi:

a. Kegiatan penyiapan prasarana pembangunan jaringan reklamasi rawa.

b. Kegiatan pengukuran jalur jaringan reklamasi rawa

c. Kegiatan pembangunan jaringan reklamasi rawa

3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan

a. Kegiatan pengoperasian jaringan reklamasi rawa

b. Kegiatan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa

II.3. Kondisi Lingkungan

Lingkungan yang berpotensi terkena dampak kegiatan Proyek Pengembangan Daerah Rawa yang perlu diketahui dan dikaji antara lain:

1. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

Sosial Ekonomi ialah:

Persepsi dan respons masyarakat

Keselamatan kerja

Kelancaran/kelangsungan aktivitas kegiatan masyarakat dan pemakai air.

Sosial budaya ialah:

Kelestarian suaka budaya

5

Page 7: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

2. Sumber Daya Lahan

Ketetapan status pencadangan dan kesesuaian lahan

Pencemaran oleh hasil galian

Perubahan penggunaan lahan, penurunan muka tanah (subsidence) dan muka air tanah

Penurunan kualitas flora dan fauna

Kesesuaian pola pemanfaatan lahan

Keracunan tanah

Penurunan muka air tanah yang berlebihan

Banjir

3. Sumber Daya Air

Ketetapan status tata guna air

Pencemaran air

Kualitas dan kuantitas air

4. Sumber Daya Hayati

Berkurangnya habitat

Hama dan penyakit tanaman

III. DAMPAK KEGIATAN PROYEK TERHADAP LINGKUNGAN

Dampak negatif yang dapatb terbawa serta oleh kegiatan Proyek Pengembangan Daerah Rawa baik rawa pasang surut maupun non pasang surut merupakan dampak terhadap lingkungan setempat.

Pembahasan penanggulangan dampak diutamakan untuk mencegah atau memperkecil dan menanggulangi dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya proyek.

3.1. Tahap Pra Konstruksi

Penyusun diwajibkan memperkirakan/menduga kemungkinan timbulnya dampak negatif serta upaya pencegahannya akibat kegiatan pra konstruksi.

Dampak negatif yag mungkin timbul:

a. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya berupa:

Persepsi dan respons masyarakat berupa keresahan sosial, yaitu kekhawatiran bahwa sebagian/seluruh tanah miliknya

6

Page 8: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

akan terkena proyek, berubahnya/hilangnya mata pencaharian atau kemungkinan dipindahkan ke lokasi lain.

Upaya penanggulangan/pencegahan timbulnya dampak negatif yang dapat dilakukan:

Memberikan penyuluhan dan upaya pendekatan kepada masyarakat di daerah proyek sehingga tidak timbul persepsi masyarakat yang keliru dan diusahakan agar diperoleh respons yang positif dari masyarakat.

Penanggulangannya dengan jalan pelestarian yaitu menghindari daerah suaka budaya atau melestarikan adat istiadat serta kepercayaan masyarakat yang bersifat positif, misalnya gotong royong.

b. Sumber Daya Lahan:

Dampak yang mungkin timbul adalah mengenai ketetapan status pencadangan dan kesesuaian lahan, misalnya daerah konsesi HPH, pertambangan, daerah suaka margasatwa, suaka alam, dan lain sebagainya.

Pencegahan atau penanggulangan dampak negatif anatara lain dengan cara menyesuaikan rencana pengembangan daerah rawa dengan tata ruang yang telah disepakati bersama serta mengkoordinasikannya dengan instansi terkait.

c. Sumber Daya Air

Dampak negatif yang mungkin timbul berupa ketetapan status tata guna air, misalnya: rawa yang telah ditetapkan sebagai sumber (mata) air hendaknya tidak diganggu kelestariannya (rawa konservasi).

Upaya penanggulangannya ialah menyesuaikan dengan ketetapan tata guna air yang telah ada dan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

3.2. Tahap Konstruksi

Penyusun diwajibkan memperkirakan dampak negatif yang mungkin timbul pada tahap konstruksi antara lain:

3.2.1. Penyiapa prasarana pembangunan jaringa reklamasi rawa yang terdiri dari:

a. Pembuatan dermaga, emplasemen pool, base camp, dan eccess road.

Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain: komponen sumber daya biologi berupa hilangnya vegetasi penutup dan fungsi lahan semula

7

Page 9: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Upaya menanggulanginya ialah membatasi seminimum mungkin penebangan pohon (hanya pada jalur/areal yang betul-betul diperlukan) dan penanaman tanaman pada lokasi tanah kosong dilokasi proyek.

b. Mobilisasi alat, tenaga kerja, dan material

Dampak pada komponen lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya misalnya berupa timbulnya keresahan sosial, dalam bentuk antara lain: kecemburuan sosial dan interaksi negatif antara karyawan proyek dengan masyarakat setempat.

Upaya penanggulangannya antara lain dengan cara pendekatan dan penyuluhan, bila mungkin memanfaatkan tenaga kerja setempat yang positif dan mendukung terlaksananya proyek.

3.2.2. Pengukuran jalur jaringan reklamasi rawa:

Dampak pada komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya berupa timbulnya persepsi dan respons masyarakat, misalnya dalam bentuk kekhawatiran terhadap kemungkinan hilangnya lahan miliknya akibat terkena jalur jaringan reklamasi rawa.

Upaya penanggulangannya antara lain memberi penyuluhan kepada masyarakat agar mengerti maksud dan tujuan dilaksanakannya proyek, sehingga pada akhirnya masyarakat akan mendukung terlaksananya proyek.

Upaya untuk menanggulangi ancaman terhadap keselamatan kerja antara lain dengan memberikan perlindungan keselamatan kerja berupa peralatan pengaman, asuransi, dan tata tertib pada waktu melaksanakan tugas.

3.2.3. Pembangunan jaringan reklamasi:

a. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

Komponen yang mungkin terkena dampak antara lain berupa timbulnya persepsidan respons masyarakat, misalnya karena merasa terganggu kegiatannya akibat adanya penggalian saluran sehingga menimbulkan menurunnya tingkat pendapatan.

Sedangkan bagi karyawan proyek antara lain berupa kekhawatiran akan terjadinya bahaya kecelakaan pada saat bekerja.

Upaya penanggulangan dampak terhadap persepsi dan respons masyarakat seperti ada uraian diatas dengan cara pendekatan, penyuluhan, dan pemberian informasi sedini mungkin, sedangkan untuk tenaga kerja proyek misalnya dilakukan dengan memberikan penyuluihan tentang arti penting menggunakan peralatan pengaman dan tata tertib pada saat bekerja serta

8

Page 10: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

memberikan perlindungan keselamatan bekerja berupa peralatan pengaman dan asuransi.

b. Sumber Daya Lahan:

Dampak yang mungkin timbul antara lain berupa pencemaran oleh hasil galian, misalnya: pembuangan/penimbunan hasil galian yang akan digunakan sebagai tanggul kemungkinan tercecer dan masuk ke areal persawahan penduduk terutama apabila tanah hasil galian mengandung racun bagi tanaman (tanah berpotensi sulfat masam). Penanggulangannya ialah dengan penyesuaian metoda kerja serta pengawasan yang ketat agar tidak terjadi pencemaran.

Perubahan penggunaan lahan, penurunan muka tanah (subsidence) dan muka air tanah, misalnya:

Lahan penduduk yang terkena jalur jaringan reklamasi rawa.

Penurunan muka tanah dan muka air tanah akibat penggalian saluran. Penanggulangannya terhadap hal yang disebut pertama dapat ditempuh antara lain melalui penyesuaian penggunaan lahan dengan memberikan kompensasi kepada masyarakat yang ladangnya terkena jalur jaringan reklamasi rawa.

Sedangkan penanggulangan atas hal yang disebut terakhir, dapat ditempuh dengan penguluhan untuk penyesuaian pola tanam dan atau penyesuaian metoda kerja dan pengawasan yang baik agar dapat mencegah penurunan muka tanah dan muka air tanah.

Penurunan kualitas flora dan fauna, misalnya: adanya habitat yang berkurang, hilangnya tempat persinggahan burung-burung rawa yang langka. Pencegahannya antara lain misalnya dengan menyesuaikan metoda kerja dan pengawasan yang baik. Apabila didalam melaksanakan pembangunan menemukan jenis flora dan fauna langka harap dilaporkan untuk kemudian dilakukan tindak pelestariannya.

c. Sumber Daya Air:

Pencemaran air akibat adanya pembangunan jaringan reklamasi rawa, misalnya kekeruhan meningkat.

Pencegahannya antaralain melalui penyesuaian metoda kerja dan pengawasan yang baik agar dapat menekan timbulnya dampak.

3.3. Tahap Operasi dan Pemeliharaan

Penyusun diwajibkan memperkirakan dampak yang mungkin timbul pada setiap kegiatan pada tahapan ini, antara lain:

3.3.1. Kegiatan pengoperasian jaringan reklamasi rawa:

9

Page 11: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak pada kegiatan ini ialah:

a. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya:

Dampak pada komponen ini berupa persepsi dan renpons masyarakat, misalnya: belum terbiasanya mereka hidup didaerah lahan basah karena berasal dari daerah lahan kering. Upaya penanggulangannya antara lain dengan memberikan penyuluhan dan penerangan agar mereka bersedia dan mampu menyesuaikan tata cara hidup didaerah lahan basah.

b. Sumber Daya Lahan:

Kesesuaian pola pemanfaatan lahan, misalnya: tidak/kurang cocoknya jenis tanaman dan pola tanam tertentu. Penanggulangan dampak adpat ditempuh antara lain dengan pola pemanfaatan lahan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat dengan terlebih dahulu memberikan penyuluhan dan penerangan kepada para petani.

Keracunan tanah, misalnya: terungkapnya pirit kepermukaan tanah akibat pengolahan tanah yang tidak disesuaikan dengan kondisi lahan setempat atau akibat pencemaran oleh hasil galian tanah beracun pada waktu pekerjaan pemeliharaan dilakukan.

Pencegahannya dapat dilakukan antara lain dengan memberikan penyuluhan tentang cara bercocok tanam di daerah rawa serta menyesuaikan metoda kerja operasi dan pemeliharaan agar dapat dicegah terjadinya pencemaran oleh unsur racun tanah.

Penurunan muka air tanah yang berlebihan, yang mungkin terjadi akibat dari pola pengoperasian yang kurang dapat disesuaikan dengan kondisi lahan setempat yang sangat bervariasi sifat-sifatnya.

Upaya pencegahannya antara lain dengan menyesuaikan metoda pengoperasian dan pengawasan.

c. Sumber Daya Air:

Dampak yang mungkin terjadi misalnya antara lain berupa penurunan kualitas air, karena peredaran air segar kurang lancar, sedangkan penurunan kuantitas misalnya, bisa terjadi karena kurang/tidak terluapinya lahan pada saat air pasang (untuk rawa pasang surut) justru untuk kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya mekanisme itu.

10

Page 12: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Upaya penanggulangannya ialah dengan menerapkan metoda pengoperasian dan pengawasan yang benar.

d. Sumber Daya Hayati:

Dampak yang mungkin timbul berupa timbulnya hama dan penyakit tanaman, misalnya: hama tikus, dan walang sangit.

Upaya penanggulangannya antara lain dapat dengan cara melaksanakan pola tanam secara serentak dengan memberlakukan metoda pengoperasian dan pengawasan yang benar untuk mendukung maksud itu.

3.3.2. Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa:

Komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak pada kegiatan ini:

a. Sosial ekonomi berupa terganggunya kelancaran/kelangsungan aktivitas masyarakat dan pencemaran air yang mengakibatkan turunnya produktivitas kegiatan masyarakat yang berpangkal dari penggunaan air.

Upaya penanggulangannya antara lain dengan menyesuaikan metoda pemeliharaan dan pengawasan, misalnya: penentuan jadwal pemeliharaan pada saat setelah panen.

b. Sumber daya lahan berupa tercemarnya lahan oleh hasil galian pada saat pemeliharaan saluran.

Upaya penanggulangannya antara lain dengan metoda pemeliharaan yang disertai dengan pengawasan, misalnya dengan cara pembuangan hasil galian pada jalur yang benar dan jangan sampai tercecer mencemari lahan penduduk.

c. Sumber daya air berupa penurunan kualitas air, misalnya kekeruhan, dan penurunan kuantitas air akibat adanya kegiatan pemeliharaan.

Upaya penanggulangannya antara lain dengan menyesuaikan metode pemeliharaan yang disertai pengawasan, misalnya, pelaksanaan jadwal waktu pemeliharaan sesudah masa panen.

IV. PENYUSUNAN DOKUMEN-DOKUMEN AMDAL

IV.1. Penjelasan Umum

11

Page 13: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Dalam Pedoman Penyaringan AMDAL proyek bidang pekerjaan umum, ditetapkan bahwa AMDAL untuk Proyek Pengembangan Daerah Rawa disusun berdasarkan pengkategorian sebagai berikut:

Kategori I

(ANDAL)

Kategori II

(PIL/ANDAL)

Kategori III

(PIL/Tanpa ANDAL)

Kategori IV

(Bebas ANDAL)

Pengairan Pasang Surut > 10.000 ha

Reklamasi Rawa Pedalaman > 5.000 ha

Pengairan Pasang Surut 5.000 – 10.000 ha

Reklamasi Rawa Pedalaman 2.000 – 5.000 ha

Peningkatan Pengairan Pasang Surut 10.000 – 60.000 ha

Peningkatan Reklamasi Rawa Pedalaman 5.000 – 30.000 ha

Pengairan Pasang Surut < 5.000 ha

Reklamasi Rawa Pedalaman < 2.000 ha

Peningkatan Pengairan Pasang Surut < 10.000 ha

Peningkatan Reklamasi Rawa Pedalaman < 5.000 ha

Pemeliharaan Jaringan Pengairan

Arahan tersebut diatas menjelaskan bahwa lingkup dokumen AMDAL sangat dipengaruhi oleh jenis, besar, dan atau intensitas dampak yang terjadi. Sementara itu, intensitas dampak sangat dipengaruhi oleh sistem pelaksanaan dan volume kegiatan.

Karena kegiatan proyek tidak selalu sama antara satu proyek dengan proyek lainnya, maka langkah-langkah penyusunan dokumen AMDAL harus dilakukan sebagai berikut:

a. Langkah-1:

Memeriksa kegiatan proyek, dan komponen lingkungan, sesuai dengan matriks lampiran-1.

b. Langkah-2:

Memperkirakan dampak dan upaya mengatasi dampak yang dapat dilakukan.

c. Langkah-3:

Memeriksa dan menilai kelengkapan data yang tersedia untuk mengevaluaasi dampak seperti perkiraan intensitas dampak dan penilaian derajat dampak penting.

12

Page 14: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

d. Langkah-4:

Upaya penanganan dampak sisa yang masih ada berupa pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.

e. Langkah-5

Menyusun dokumen AMDAL dengan memperhatikan:

AMDAL terintgrasi dengan kegiatan studi yang sedang berjalan atau AMDAL susulan.

IV.2. Penyusun PIL/PEL

1.2.%3%. PIL yang terintegrasi dengan Pra Studi Kelayakan

a. Kegiatan penyusunan PIL dilaksanakan bersamaan waktunya dengan kegiatan pra studi kelayakan.

b. Kedalaman data yang diperlukan untuk menunjang analisis dampak lingkungan disesuaikan dengan kedalaman data untuk analisis aspek teknis.

c. Kedalaman analisis yang dipakai untuk memperkirakan besarnya dampak lingkungan, disesuaikan dengan kedalaman analisis yang digunakan untuk perhitungan aspek-aspek teknis.

d. Perkiraan dan penilaian dampak kegiatan, langsung menjadi masukan dalam mengembangkan dan memilih sistim, baik dalam Perencanaan, Pelaksanaan Konstruksi, maupun pada saat Operasi dan Pemeliharaan.

e. Karena kaidah-kaidah lingkungan telah diaplikasikan pada proses pengembangan dan pemilihan sistem tersebut pada (d), maka laporan PIL yang menyeluruh secara terpisah tidak diperlukan, dan sistematika laporan disesuaikan dengan sistematika laporan studi kelayakan, namun ringkasan PIL yang memberikan informasi tentang kegiatan yang berpotensial menimbulkan dampak dan upaya penanganannya perlu dibuat untuk membantu komisi AMDAL dalam proses pengambilan keputusan.

f. Laporan studi kelayakan harus memberikan masukan-masukan mengenai aspek-aspek teknis, lingkungan dan ekonomi, penyusunan esain, tata cara konstruksi dan operasi serta memberikan gambaran laporan kelayakan proyek untuk pengambilan keputusan.

Laporan studi kelayakan ini harus dilengkapi usaha-usaha untuk mengolah dan pemantauan dampak yang masih terjadi.

g. Bila dalam pra studi kelayakan ternyata tidak mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, maka dalam kegiatan studi selanjutnya, aspek-aspek lingkungan tidak perlu dikaji kembali, tapi mengacu pada hasil pra studi kelayakan.

13

Page 15: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

h. Bila dalam Pra Studi Kelayakan ternyata terdapat dampak penting, maka perlu disusun arahan untuk Kerangka Acuan dimana hal-hal yang menimbulkan dampak penting tersebut merupakan issue-issue penting yang harus diperhatikan.

2.2.%3%. PIL susulan (melengkapi pra studi kelayakan):

a. Bila pra studi kelayakan telah selesai dibuat, tetapi belum memasukkan aspek-aspek lingkungan, maka perlu disusun laporan PIL susulan.

b. Analisis dilaksanakan berdasarkan data dari informasi yang telah tersedia dalam laporan-laporan yang ada.

Tambahan data dengan tujuan untuk memperjelas besarnya dampak yang terjadi khususnya yang terkait dengan penduduk dan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan budaya, dapat dilaksanakan dengan mengunjungi lapangan secara singkat.

c. Hasil analisis ini ditujukan untuk menilai kembali alternatif sistem yang telah dikembangkan dan dipilih, dengan mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan.

d. Laporan PIL disusun secara singkat dan langsung pada permasalahan serta menjelaskan tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani dampak yang perlu PIL ini harus dilengkapi dengan dokumen RKL dan RPL.

Sistimatikanya dapat mengacu kepada pedoman KLH yang disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Mengemukakan latar belakang, tujuan, dan ruang lingkup studi, metode analisis, dan identitas pemrakarsa/penyusun PIL.

2. Rencana Kegiatan Proyek

Mengemukaakn gambaran umum proyekm dan uraian kegiatan yang berpotensial menimbulkan dampak serta keterkaitan dengan kegiatan lain.

3. Rona Lingkungan Awal

Mengemukakan komponen lingkungan yang terkena dampak dan terlihat adanya keterkaitan dengan uraian kegiatan.

4. Perkiraan dampak dan usaha-usaha untuk mengatasinya.

5. Besarnya dampak yang terjadi serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam upaya penanganan dampak sisa.

6. Kesimpulan dan saran.

14

Page 16: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

e. Bila data yang diperlukan untuk menunjang pernyataan adanya dampak penting tidak cukup lengkap, maka keperluan data tersebut dicatat dan merupakan bagian dari studi lanjutan.

Keperluan data tersebut dinyatakan dalam kerangka acuan studi berikutnya.

3.2.%3%. PEL untuk proyek yang sedang berjalan atau sudah selesai.

a. Bila proyek telah mulai dibangun atau telah dioperasikan, maka laporan PEL perlu dibuat dengan tujuan:

1. Memberi informasi yang jelas tentang status kegiatan proyek dan kondisi lingkungan pada saat PEL dibuat.

2. Bila hasil analisis menyimpulkan bahwa ada dampak penting, maka perlu dilanjutkan dengan SEL.

3. Bila hasil analisis menyimpulkan bahwa tidak ada dampak penting, maka perlu disusun dokumen RPL damal upaya memantapkan pelaksanaan kegiatan yang berwawasan lingkungan.

b. Seperti halnya pada PIL laporan PEL dibuat secara singkat dan langsung pada permasalahannya, serta menjelaskan tentang upaya-upaya utnuk memantapkan kegiatan pembangunan agar lebih berwawasan lingkungan.

Sistematikanya dapat mengacu kepada pedoman KLH, tetapi diseduaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum seperti pada laporan PIL.

IV.3. Penyusunan KA-ANDAL/SEL

1.3.%3%. KA-ANDAL yang terintegrasi dalam KA studi kelayakan

a. Aspek-aspek lingkungan yang perlu dikaji dalam studi kelayakan dan menjadi bagian penting utnuk mendukung pemilihan alternatif sistem kegiatan proyek, sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan KA-Studi Kelayakan.

b. Dengan masuknya kaidah-kaidah lingkungan dalam KA Studi Kelayakan, maka dokumen KA ANDAL tidak perlu disusun secara terpisah. Dan hal-hal yang menimbulkan dampak penting seperti dikemukakan dalam laporan pra studi kelayakan menjadi issue-issue utama yang perlu mendapat perhatian, namun .

2.3.%3%. Penyusunan KA ANDAL susulan

a. Bila KA-studi kelayakan telah dibuat tetapi belum dilaksanakan, maka aspek-aspek lingkungan yang perlu dikaji utnuk menunjang pemilihan alternatif kegiatan dan belum dinyatakan sebelumnya dapat segera ditambahkan.

15

Page 17: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

b. Manfaat, lingkup kajian, jadwal dan kebutuhan tenaga ahli hendaknya dinyatakan secara jelas dan menjadi bagian tak terpisahkan dengan lingkup pekerjaan yang telah disusun.

Selain itu harus dikemukakan bahwa konsultan diminta untuk membuat dokumen RKL dan RPL yang merupakan satu kesatuan dengan dokumen ANDAL.

Lingkup kajian dapat mengacu pada hasil penyaringan tahap ketiga yang dilanjutkan sebelum penyusunan KA studi kelayakan.

c. Bila studi kelayakan sedang berjalan, maka tambahan kegiatan studi lingkungan tersebut dapat dilakukan melalui tata cara administrasi yang berlaku (misalnya membuat adendum terhadap kontrak yang berjalan).

Kedalam tambahan atau adendum studi tersebut perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap jadwal pelaksanaan studi dan pengerahan tenaga yang ada.

d. Hasil yang diharapkan RKL/RPL.

e. Sistematika KA-ANDAL mengacu pada pedoman umum KLH, yang disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Mengemukakan tentang tujuan dan manfaat proyek, dampak penting yang mungkin terjadi serta perauran perundangan bidang lingkungan yang berlaku.

2. Tujuan studi

Mengemukakan maksud, tujuan, dan manfaat dai studi tersebut.

3. Ruang lingkup studi

Mengemukakan batasan studi untuk mempertajam analisis, baik dalam batasan wilayah, kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak serta komponen lingkungan yang terkena dampak.

4. Metodologi

Mengemukakan tata cara pelaksanaan studi, seperti pengumpulan dan analisis data, perkiraan dan cara evaluasi dampak.

5. Tim Pelaksana Studi

16

Page 18: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

Mengemukakan susunan anggota tim studi termasuk jumlah man month dan kualifikasi tenaga ahli.

6. Waktu pelaksanaan mengemukakan jadwal pelaksanaan dan waktu penyampaian laporan.

7. Pelaporan

Mengemukakan jenis dan jumlah laporan yang harus disampaikan.

8. Daftar Pustaka

Mengemukakan sumber data dan informasi yang dipakai.

3.3.%3%. Penyusunan KA-SEL

a. KA-SEL disusun untuk memberi arahan tentang lingkup studi evaluasi lingkungan (SEL) yang harus dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi dari PEL, ataupun dari hasil penyaringan proyek.

b. Masalah lingkungan yang harus dikaji lebih lanjut dalam SEL diperoleh dari hasil PEL, terutama ha-hal yang belum dapat dirumuskan, ataupun dari hasil studi sebelumnya.

c. Kedalam KA-SEL perlu dijelaskan secara singkat latar belakang diperlukannya SEL, status kegiatan proyek hasil PEL dan hasil-hasil yang diharapkan dapat dicapai dalam SEL.

d. Kedalam KA-SEL perlu diuraikan secara jelas dan rinci tugas-tugas yang masih perlu dilakukan (khususnya pengumpulan data primer) untuk menjawab hal-hal yang belum berhasil dirumuskan dalam PEL.

Oleh karena itu, KA-SEL hendaknya secara jelas menginformasikan hasil-hasil studi yang telah dilakukan terdahulu, sehingga kemungkinan pengulangan kegiatan yang telah dilakukan dapat dihindari.

Selain itu, konsultan diharapkan menyusun dokumen REL dan RPL yang merupakan satu kesatuan dengan laporan SEL.

e. Sistematika laporan KA-SEL dapat mengacu kepada pedoman umum KLH tetapi disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum, seperti dalam KA-ANDAL.

IV.4. Penyusunan ANDAL/SEL

1.4.%3%. ANDAL yang terintegrasi dengan studi kelayakan:

a. Kegiatan penyusunan ANDAL dilaksanakan bersamaan waktunya dengan kegiatan studi kelayakan.

17

Page 19: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

b. Kedalaman data yang diperoleh untuk menunjang analisis dampak lingkungan disesuaikan dengan kedalaman data untuk analisis aspek teknis.

c. Kedalaman analisis yang dipakai untuk memperkirakan besarnya dampak penting, disesuaikan dengan kedalaman analisa yang digunakan untuk perhitungan aspek-aspek teknis.

d. Perkiraan dan penilaian dampak kegiatan proyek langsung menjadi masukan dalam mengembangkan dan memilih alternatif sistem jaringan reklamasi rawa beserta bangunan pelengkapnya.

e. Karena kaidah-kaidah lingkungan telah diaplikasikan pada proses pengembangan dan pemilihan alternatif sistem tersebut dalam butir d, maka laporan ANDAL secara terpisah tidak diperlukan dan sistematika laporan disesuaikan dengan sistematika laporan studi kelayakan.

Namun ringkasan ANDAL yang memberi informasi tentang kegiatan yang menimbulkan dampak penting, lingkungan yang terkena dampak dan arahan penanganannya, perlu dibuat untuk membantu komisi ANDAL dalam proses pengambilan keputusan serta usaha untuk pengelolaan dan pemantauan dampak yang masih terjadi.

2.4.%3%. ANDAL susulan (melengkapi STUDI KELAYAKAN)

a. Bila studi kelayakan telah selesai dibuat tetapi dalam mmilih alternatif sistem belum memasukkan aspek-aspek lingkungan, maka perlu dibuat laporan ANDAL untuk melengkapi laporan studi kelayakan tersebut.

b. Analisis dilaksanakan berdasarkan data dan informasi yang telah tersedia dalam laporan studi kelayakan.

Tambahan data dengan tujuan untuk memperjelas besarnya dampak yang mungkin terjadi, khususnya yang terkait dengan penduduk dan aspek sosial-ekonomi-budaya dapat dilaksanakan dengan mengunjungi lapangan secara lebih terinci.

c. Hasil analisis pada ANDAL ditujukan untuk menilai kembali alternatif sistem yang telah dikembangkan dan dipilih, dengan mampertimbangkan aspek-aspek lingkungan.

d. Laporan disusun secara singkat dan langsung pada permasalahannya serta menjelaskan tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani dampak yang perlu dipertimbangkan dalam Perencanaan Detail.

Sistematikanya dapat mengacu kepada pedoman KLH, namun harus disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum sebagai berikut:

18

Page 20: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

1. Pendahuluan, menguraikan latar belakang, tujuan, kegunaan, dan ruang lingkup studi serta identitas pemrakarsa dan penyusun ANDAL.

2. Metodologi yang dipergunakan untuk pengumpulan dan analisis data serta memperkirakan dan mengevaluasi dampak.

3. Rencana kegiatan, menguraikan gambaran umum kegiatan, dan uraian kegiatan yang menimbulkan dampak penting, baik pada tahap pra konstruksi, koknstruksi, maupun tahap operasi dan pemeliharaan.

4. Rona lingkungan awal, menguraikan komponen lingkungan yang terkena dampak dan komponen lingkungan yang mempunyai arti penting disekitar proyek.

5. Perkiraan dampak penting, yang terjadi dan usaha-usaha untuk mengatasinya.

6. Evaluasi dan penanganan dampak, menguraikan besarnya dampak sisa yang masih terjadi, luas sebaran dampak serta arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

7. Daftar Pustaka, mengemukakan sumber data dan informasi yang diakai.

8. Lampiran, berisikan antara lain diagram peta, gambar, dan foto yang dapat menjelaskan uraian.

3.4.%3%. Sel untuk proyek yang sedang berjalan atau sudah selesai.

4.1. Bila proyek telah mulai dibangun atau telah dioperasikan maka laporan SEL perlu dibuat dengan tujuan utama ”memberi informasi tentang upaya memantapkan pelaksanaan kegiatan yang berwawasan lingkungan yang dituangkan dalam saran tidandak lanjut penangan dampak (arahkan RKL dan RPL)”, berdasarkan hasil studi yang dilakukan.

4.2. Seperti halnya pada ANDAL, laporan SEL dibuat secara singkat dan langsung pada permasalahan serta menjelaskan tentang upaya-upaya untuk memantapkan kegiatan pembangunan agar lebih berwawasan lingkungan. Sistimatikanya dapat mengacu kepada pedoman KLH, namun harus sesuai dengan ciri khas proyek bidang pekerjaan umum, seperti laporan ANDAL.

4.3. Pengkajian SEL sebagai lanjutan dari pada PEL difokuskan pada issu-issu utama/komponen lingkungan yang terkena dampak dan belum dapat dikaji secara mendalam dalam PEL, sedangkan pengkajian SEL langsung, difokuskan pada komponen lingkungan yang terkena dampak sesuai dengan skoping pada penyaringan proyek.

19

Page 21: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

4.4. Penanganan dampak penting diutamakan terhadap dampak yang masih berlangsung dan dampak yang diperkirakan akan terjadi, sedangkan dampak sesaat yang telah berlangsung tidak perlu dikaji kembali secara mendalam. Dalam melakukan evaluasi dampak, harus dikemukakan adanya dampak penting yang terjadi, dampak yang dapat diatasi dengan cara teknologi serta dampak sisa yang harus dilakukan penanggulangannya.

4.5. Penyusunan RKL dan RPL

4.5.1. RKL dan RPL yang terintegrasi dengan pra studi kelayakan atau studi kelayakan

a). Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) pada kategori ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan pengembangan sistim terpilih pelaksanaan proyek.

b). Upaya pengelolaan dampak kegiatan proyek terhadap lingkungan dijabarkan dalam bentuk kriteria disain dan syarat-syarat teknis pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan. Kriteria dan syarat-syarat tersebut hendaknya dinyatakan secara tegas dalam Dokumen Pelaksanaan pekerjaan dan merupakan dokumen yang operasional.

c). Rencana Pemantauan (RPL) hendaknya berupa syarat pengawasan terhadap rencana pengelolaan lingkungan yang dalam hal ini adalah realisasi terhadap kriteria desain, syarat pelaksanaan pekerjaan, Operasi dan pemeliharaan.

Syarat-sayarat atau ketentuan pengawasan tersebut hendaknya dinyatakan secara tegas dalam Dokumen pelaksanaan pekerjaan dan merupakan dokumen yang operasional.

Selain dari pada itu, sistem pengawasan hendaknya disebutkan pula pakah dengan sistem pelaporan biasa, pemotretan, observasi langsung, pengukuran insite dan pemeriksaan laboratorium, inspeksi mendadak atau kombinasi dari sistem-sistem tersebut.

d). Karena kaidah-kaidah lingkungan telah diaplikasikan pada proses penyusunan pra Studi Kelayakan atau Studi Kelayakan, maka meskipun laporan PIL atau ANDAL secara terpisah tidak diperlukan, namun dokumen RKL dan RPL tetap diperlukan, namun dokumen RKL dan RPL tetap diperlukan dan menjadi bagian dalam laporan Pra Studi Kelayakan atau Studi Kelayakan.

e). Sistematika laporan RKL dan RPL mengacu pada Pedoman Umum KLH, yang disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum, sebagai beriku: Sistematika laporan RKL.

20

Page 22: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

1. Pendahuluan , menguraikan maksud, tujuan dan manfaat dari pada pengelolaan lingkungan serta lokasi dan waktu pelaksanaan pengelolaan.

2. Pendekatan yang diambil dalam pengeloaan lingkungan, baik pendekatan teknologi, ekonomi maupun pendekatan institusi.

3. Rencana pengelolaan lingkungan, menguraikan untuk tiap tahap kegiatan, kegiatan yang menimbulkan dampak, komponen lingkungan yang terkena dampak, besarnya dampak yang terjadi serta upaya pengelolaan lingkungan.

4. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan, emnguraikan institusi yang mengelola lingkungan dan sumber serta besarnya pembiayaan.

Sistematika laporan RPL

1. Pendahuluan, menguraikan maksud, tujuan dan manfaat pemantauan lingkungan serta pendekatan yang dipakai.

2. Rencana pemantauan lingkuangan, menguraikan untuk tahap kegiatan, komponen lingkungan yang terkena dampak, jenis dampak yangdipantau, kegiatan yang menimbulkan dampak, besarnya dampak, serta waktu, lokasi dan periode pemantauan.

3. Pelaksanaan pemantauan, menguraikan institusi yang melakukan pemantauan dan yang memanfaatkan hasil pemantauan.

4.5.2. RKL dan RPL susulan

a). RKL dan RPL susulan dapat dibuat sejalan dengan penyusunan PIL atau ANDAL susulan yaitu yang ditujukan untuk melengkapi pra studi kelayakan atau Studi Kelayakan

b). Dokumen RKL dan RPL susulan hendaknya merupakan penjabaran lebih lanjut dari saran tindak lanjut yang dituangkan dalam dokumen PIL atau ANDAL susulan yang mencakup:

b-1. Alternatif pengelolaan lingkungan yang dipilih beserta penjelasannya (misalnya ketentuan tambahan dalam rencana bangunan intake, metoda pelaksanaannya dan metoda pengoperasiannya).

b-2. Petunjuk pengawasan yang paling ekonomis untuk dilaksanakan, baik selama pembangunan maupun pengoperasian sistem yang dipilih

21

Page 23: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

c). Sistematika laporan RKL dan RPL dapat mengacu kepada pedoman KLH, yang disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum.

4.5.3. RKL dan RPL untuk proyek yang sedang berjalan atau sudah selesai.

a). Dokumen RKL dan RPL pada kategori ini hendaknya merupakan penjabaran dan saran tindak lanjut yang dtuangkan dalam dokumen PEL dan SEL yaitu yang mencakup:

a-1. Tambahan terhadap ketentuan dan syarat pelaksanaan pekerjaan dalam dokumen kontrak pelaksanaan proyek yang sedang berjalan

a-2. Tambahan terhadap ketentuan dan syarat atau prosedur standar operasi dan pemeliharaan sistem yang telah dioperasikan

a-3. Penjelasan tentang kegiatan yang perlu dilaksanakan secara terpadu untuk mengamankan sistem yang telah dioperasikan.

b). Sistematika laporan RKL dan RPL dapat mengacu kepada pedoman KLH, yang disesuaikan dengan ciri khas proyek pekerjaan umum.

4.5.4. Pemanfaatan dokumen-dokumen RKL dan RPL

a). Pada tahap perencanaan teknis: dokumen RKL dan RPL hasil PIL/ANDAL yang disusun sebelum tahap ini, dapat dijadikan masukan dan dijabarkan lebih lanjut dalam pembuatan gambar teknis syarat dan spesifikasi teknis pelaksanaan kegiatan. Sedangkan dokumen RKL dan RPL hasil PIL/ANDAL yang disusun setelah tahap ini atau hasil PEL/SEL dapat dijadikan masukan untuk menyempurnakan desain, syarat dan spesifikasi teknis kegiatan

b). Pada tahapan pra-konstruksi. Dokumen RKL dan RPL dapat digunakan, dijabarkan dan dimanfaatkan dalam mempersiapkan dan atau menyempurnakan kebijakan dalam melaksanakan dan memantau proses kegaitan pembebasan tanah, ganti rugi dan pemindahan penduduk.

c). Pada tahap konstruksi, dokumen RKL dan RPL hendaknya dapat dijabarkan dan dimanfaatkan dalam mempersiapkan atau menyempurnakan:

c-1. Metode dan spesifikasi terhadap pelaksanaan pekerjaan dan atta cara konstruksi

c-2. Syarat-syarat kuantitas dan kualitas prasarana yang dibangun

22

Page 24: PETUNJUK TEKNIS.doc

PT. PUSER BUMI

Modul Petunjuk Teknis

c-3. Pedoman standar operasi pemeliharaan dan pengelolaan (SOPP)

c-4. Pembuatan gambar ”As built drawing”

d). Pada tahap operasi dan pemeliharaan, dokumen RKL dan RPL hendaknya dapat dijabarkan dan dimanfaatkan dalam mempersiapkan/menyempurnakan kegiatan operasi dan pemeliharaan yang mengacu pada pedoman SOPP

V.

23