PETUNJUK KESELAMATAN LABORATORIUM (LABORATORY SAFETY MANUAL) PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PETUNJUK
KESELAMATAN
LABORATORIUM (LABORATORY SAFETY MANUAL)
PROGRAM STUDI FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
1
Petunjuk Keamanan
Laboratorium
(Laboratory Safety Manual)
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
2
DaftarIsi
Pendahuluan ................................................................................................ 5 I.
Tujuan .................................................................................................. 5 I.1.
Ruang Lingkup ...................................................................................... 5 I.2.
KETENTUAN UMUM AKSES LABORATORIUM DAN SARANA PRODI LAINNYAII.
7
Tujuan .................................................................................................. 7 II.1.
Ruang Lingkup ...................................................................................... 7 II.2.
Akses ke Laboratorium di lingkungan Prodi Fisika ............................... 8 II.3.
Akses Fasilitas Prodi Fisika untuk Kegiatan Kemahasiswaan ............... 8 II.4.
KETENTUAN UMUM WAKTU KEGIATAN ................................................ 10 III.
Tujuan ................................................................................................ 10 III.1.
Ruang Lingkup .................................................................................... 10 III.2.
Aturan Umum Waktu Untuk Beraktivitas di Lab Pendidikan ............. 10 III.3.
Aturan Umum Waktu Untuk Beraktivitas di Lab Penelitian............... 11 III.4.
Bekerja di luar jam kerja .................................................................... 11 III.5.
ATURAN KESELAMATAN LAB ................................................................. 12 IV.
Tujuan ................................................................................................ 12 IV.1.
Ruang Lingkup .................................................................................... 13 IV.2.
Aturan Umum Untuk Keselamatan Bekerja di Laboratorium ............ 13 IV.3.
Rambu-rambu K3L yang terkait ......................................................... 14 IV.4.
KETENTUAN UMUM BERAKTIVITAS DI LABORATORIUM TERKAIT K3L ...... 15 V.
Tujuan ................................................................................................ 15 V.1.
Ruang Lingkup .................................................................................... 15 V.2.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
3
Aturan Umum Penggunaan Lab Pendidikan Terkait K3L ................... 16 V.3.
PENGENALAN BAHAYA DI DALAM LABORATORIUM DAN VI.
PENCEGAHANNYA .............................................................................................. 18
Tujuan ................................................................................................ 18 VI.1.
Ruang Lingkup .................................................................................... 18 VI.2.
Beberapa jenis bahaya di dalam laboratorium .................................. 18 VI.3.
PENGENALAN BAHAYA DAN PENANGANAN BAHAN KIMIA .................. 21 VII.
Tujuan ............................................................................................ 21 VII.1.
Ruang Lingkup ................................................................................ 21 VII.2.
Beberapa jenis bahaya dari bahan kimia ....................................... 21 VII.3.
Aturan Umum Penyimpanan Bahan Kimia .................................... 22 VII.4.
Aturan umum penyimpanan bahan kimia berbahaya ................... 23 VII.5.
Aturan umum pembuangan limbah bahan kimia .......................... 27 VII.6.
VII.6.a. Ketentuan Pembuangan Limbah B3 Cair ................................... 27
VII.6.b. Ketentuan Pembuangan Limbah B3 Padat ................................ 28
VII.6.c. Ketentuan Pembuangan Limbah Medis/Biomedis .................... 29
Alat Pelindung Diri (APD) ............................................................... 29 VII.7.
TINDAK KEDARURATAN ......................................................................... 31 VIII.
Tujuan ............................................................................................ 31 VIII.1.
Ruang Lingkup ................................................................................ 31 VIII.2.
Perlengkapan P3K .......................................................................... 31 VIII.3.
Kecelakaan fisis .............................................................................. 32 VIII.4.
VIII.4.a. Pingsan (sincope) ................................................................... 34
VIII.4.b. Perdarahan ............................................................................. 34
VIII.4.c. Luka bakar oleh api ................................................................ 34
Kecelakaan akibat bahan kimia ...................................................... 35 VIII.5.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
4
VIII.5.a. Keracunan gas ........................................................................ 35
VIII.5.b. Keracunan cairan ................................................................... 35
VIII.5.c. Luka bakar pada mata ............................................................ 36
VIII.5.d. Luka bakar pada kulit ............................................................. 36
Kebakaran ...................................................................................... 36 VIII.6.
Gempa bumi ................................................................................... 37 VIII.7.
VIII.7.a. Selama gempa bumi ............................................................... 37
VIII.7.b. Pasca gempa bumi ................................................................. 38
Pelaporan ....................................................................................... 39 VIII.8.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
5
Pendahuluan I.
Tujuan I.1.
Manual ini ditujukan untuk memberikan informasi singkat kepada sivitas akademi
di lingkungan Prodi Fisika tentang hal-hal yang terkait dengan persyaratan minimum
untuk bekerja dengan aman di laboratorium. Di dalam laboratorium terdapat banyak
peluang untuk terjadinya kecelakaan, yang bisa berdampak membahayakan pengguna
lab itu sendiri ataupun pengguna lain yang berada di sekitarnya. Oleh karena itu,
manual ini dibaca dan diterapkan oleh mereka yang bekerja baik di lab pendidikan
maupun lab penelitian (Kelompok Keahlian, KK). Selain itu, penerapan standar-standar
keselamatan ini bisa jadi titik awal untuk menumbuhkan budaya K3L di kalangan
peserta didik.
Ruang Lingkup I.2.
Manual Keselamatan Laboratorium ini menguraikan hal-hal dasar untuk diketahui
dan dipatuhi oleh semua laboran atau teknisi, mahasiswa, dosen, dan asisten peneliti
agar dapat bekerja dengan aman, yang meliputi:
1. aturan umum bekerja di dalam laboratorium
2. pengenalan akan resiko kecelakaan dan pencegahannya
3. prosedur kedaruratan
4. pelanggaran dan sangsi
Laboratorium adalah ruang yang digunakan untuk kegiatan praktikum dan/atau
percobaan, baik merupakan kegiatan pembelajaran dan/atau penelitian, yang di
dalamnya terdapat peralatan-peralatan dan/atau bahan kimia. Peralatan-peralatan
tersebut dapat berupa peralatan listrik, peralatan mekanik, peralatan optik, perlatan
vakum dan gas, yang umumnya memiliki resiko untuk terjadinya kecelakaan, baik
karena cara penggunaan yang keliru ataupun karena hal lainnya. Bahan-bahan kimia
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
6
juga memiliki potensi menimbulkan kecelakaan baik dalam kondisi penyimpanan, saat
pengunaan maupun saat kedaruratan (saat kebakaran, banjir atau gempa bumi).
Manual ini dapat dibaca juga secara online di
http://fi.itb.ac.id/k3l/category/safety-manual/ atau di download di
http://fi.itb.ac.id/k3l/wp-content/uploads/2015/01/Safety-Manual-Lab-Prodi-
Fisika.pdf.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
7
KETENTUAN UMUM AKSES II.
LABORATORIUM DAN SARANA
PRODI LAINNYA
Tujuan II.1.
Prodi Fisika memiliki beberapa laboratorium, bengkel, ruang pertemuan dan
sarana pendukung lainnya, yang pada prinsipnya dapat digunakan oleh seluruh sivitas
akademik. Bagian ini menjelaskan ketentuan umum dalam penggunaan fasilitas Prodi
tersebut.
Ruang Lingkup II.2.
Fasilitas Prodi yang dimaksud di atas sudah cukup jelas. Khusus untuk
laboratorium, di dalam Prodi Fisika ada dua jenis laboratorium, yakni
5. laboratorium pendidikan, yang berfungsi menyelenggarakan praktikum-
praktikum rutin terkait dengan mata kuliah tertentu, yakni Laboratorium Fisika
Lanjut, Laboratorium Elektronika, Laboratorium Komputasi, Laboratorium Listrik
Magnet dan Laboratorium Termodinamika.
6. laboratorium penelitian (KK), yang berfungsi untuk melaksanakan penelitian
dosen dan penelitian tugas akhir (skripsi, tesis dan disertasi).
Akan tetapi, dengan adanya kegiatan praktikum Eksperimen Fisika II dan Research
Based Learning, maka dapat terjadi pula kegiatan praktikum di dalam laboratorium
penelitian (KK).
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
8
Akses ke Laboratorium di lingkungan Prodi II.3.
Fisika
Pada dasarnya semua laboratorium yang ada di lingkungan prodi Fisika dapat
diakses baik oleh siapa saja baik yang berada dilingkungan prodi FMIPA maupun
seseorang yang berasal dari luar lingkungan tersebut. Bagi seseorang yang hendak
menggunakan laboratorium pendidikan dan laboratorium penelitian, harap
memperhatikan ketentuan-ketentuan ini:
1. Bagi seseorang yang berasal dari Prodi Fisika, yang bersangkutan dapat menemui
masing-masing Kepala Lab atau teknisi atau laboran dari lab tersebut untuk
mendapatkan ijin masuk ke dalam lab dan penjelasan aturan umum serta SOP
dari lab tersebut.
2. Jika penggunaan Lab tersebut terkait dengan kegiatan praktikum, maka yang
bersangkutan harus merujuk kepada petunjuk praktikum dan jadwal praktikum
yang telah dikeluarkan oleh lab tersebut.
3. Bagi seseorang yang berasal dari luar Prodi Fisika, maka seseorang tersebut
terlebih dahulu harus sudah mendapatkan ijin dari Fakultas MIPA ITB.
4. Untuk seseorang yang berasal dari luar ITB, seseorang tersebut terlebih dahulu
harus sudah mendapatkan ijin dari ITB.
5. Seseorang yang akan mengakses laboratorium diharapkan minimum 3 hari
sebelumnya sudah menghubungi Kepala Lab atau penanggung jawab dari
laboratorium tersebut.
6. Seseorang diharapkan menuliskan deskripsi singkat menjelaskan tujuan dan
rencana penggunaan laboratorium tersebut.
7. Kebersihan dan segala kerusakan yang terjadi saat melaksanakan kegiatan di
dalam laboratorium menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.
Akses Fasilitas Prodi Fisika untuk Kegiatan II.4.
Kemahasiswaan
Pada prinsipnya, Prodi Fisika akan mendukung kegiatan kemahasiswaan sepanjang
kegiatan tersebut bersesuaian dengan semua peraturan yang berlaku di ITB. Hal ini
dapat dilihat pada Standard Operating Procedure yang telah dibuat oleh UPK K3L ITB.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
9
Selain itu, panitia dari kegiatan kemahasiswaan harap memperhatikan ketentuan-
ketentuan di bawah ini:
1. Setelah memperoleh ijin kegiatan dari UPT K3L ITB, maka ijin tersebut diberikan
kepada ketua prodi Fisika dan pejabat UPT K3L prodi Fisika dan minimal 1 hari
sebelum pelaksanaannya.
2. Panitia diharapakan menuliskan proposal singkat yang tidak melebih dari 4
halaman yang menjelaskan rencana dan maksud tujuan dari kegiatan tersebut
kepada pejabat UPT K3L prodi Fisika dan penanggung jawab ruangan.
3. Kebersihan dan segala kerusakan yang terjadi saat melaksanakan kegiatan di
dalam daerah/ruangan yang menjadi menjadi tanggung jawab bersangkutan.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
10
KETENTUAN UMUM WAKTU III.
KEGIATAN
Tujuan III.1.
Laboratorium adalah ruang untuk melaksanakan kegiatan praktikum atau
percobaan yang berlangsung dalam selang waktu tertentu, bisa dalam hitungan jam
atau bahkan dalam hitungan hari. Manual ini memberikan aturan umum terkait waktu
yang diijinkan untuk melakukan aktivitas di dalam laboratorium.
Ruang Lingkup III.2.
Di dalam Prodi Fisika, laboratorium dibedakan menjadi
4. laboratorium pendidikan, yang berfungsi menyelenggarakan praktikum-
praktikum rutin terkait dengan mata kuliah tertentu, yakni Laboratorium Fisika
Lanjut, Laboratorium Elektronika, Laboratorium Komputasi, Laboratorium Listrik
Magnet dan Laboratorium Termodinamika.
5. laboratorium penelitian (KK), yang berfungsi untuk melaksanakan penelitian
dosen dan penelitian tugas akhir (skripsi, tesis dan disertasi).
Akan tetapi, dengan adanya kegiatan praktikum Eksperimen Fisika II dan Research
Based Learning, maka dapat terjadi pula kegiatan praktikum di dalam laboratorium
penelitian (KK).
Aturan Umum Waktu Untuk Beraktivitas di III.3.
Lab Pendidikan
1. Ijin untuk masuk dan beraktivitas di dalam laboratorium dibedakan berdasarkan
status pengguna, yang terdiri dari:
i. Laboran/karyawan
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
11
ii. Asisten
iii. Praktikan
iv. Dosen
v. Pengguna umum
2. Detil akses untuk kelima laboratorium pendidikan tersebut ditentukan oleh
Koordinator Lab-nya masing-masing.
3. Penggunaan laboratorium untuk kegiatan praktikum dibatasi hanya pada hari
kerja dari jam 07.00 hingga 18.00.
4. Penggunaan laboratorium untuk kegiatan lainnya, seperti persiapan praktikum,
perawatan peralatan dll. dibatasi hanya pada hari kerja dari jam 06.00 hingga
23.00.
Aturan Umum Waktu Untuk Beraktivitas di III.4.
Lab Penelitian
1. Telah mendapatkan ijin bekerja dari Kepala/Penanggung Jawab Lab yang
bersangkutan. List Kepala/Penanggung Jawab Lab dapat dilihat di Appendix dari
manual ini.
2. Waktu bekerja yang normal dari jam 07.00 hingga 18.00.
3. Penggunaan laboratorium untuk kegiatan lainnya, seperti persiapan praktikum,
perawatan peralatan dll. dibatasi hanya pada hari kerja dari jam 06.00 hingga
23.00.
Bekerja di luar jam kerja III.5.
Kegiatan di luar jam kerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh perorangan
maupun kelompok, yang dilakukan di dalam lingkungan prodi Fisika baik kegiatan
penelitian, kemahasiswaan dan lainnya dimana kegiatan tersebut berlangsung di luar
waktu : 06.00 sampai dengan 23.00 WIB. Hal ini seperti yang telah ditetapkan oleh UPT
K3L ITB.
Setiap orang/kelompok yang hendak melakukan kegiatan di luar jam kerja, maka
harus memperhatikan Standard Operating Procedure yang telah dibuat oleh UPK K3L
ITB dan K3L Prodi Fisika. Selain hal tersebut, seseorang/kelompok yang hendak
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
12
melakukan kegiatan di luar jam kerja, harap memperhatikan ketentuan-ketentuan di
bawah ini:
1. Bagi yang akan bekerja lewat waktu jam kerja, yakni jam 18.00 hingga jam 23.00
atau pada hari libur, yang bersangkutan harus mendaftarkan diri di TU Fisika atau
laman K3L Prodi Fisika (silahkan akses http://fi.itb.ac.id/k3l/?p=15)
2. Penggunaan laboratorium di luar jam kerja melewati jam 23.00 atau pada saat
libur panjang harus mendapatkan ijin dari UPT K3L mengikuti SOP Kegiatan di luar
jam kerja dari UPT K3L (http://uptk3l.itb.ac.id/wp-content/uploads/SOP-
Kegiatan-di-luar-jam-kerja.pdf)
3. Setelah memperoleh ijin dari UPT K3L ITB, maka ijin tersebut diberikan kepada
pejabat UPT K3L prodi Fisika dan penanggung jawab ruangan yang akan
digunakan minimal 1 hari sebelum pelaksanaannya.
4. Seseorang/kelompok diharapakan menuliskan proposal singkat yang tidak
melebih dari 4 halaman yang menjelaskan rencana dan maksud tujuan dari
kegiatan tersebut kepada pejabat UPT K3L prodi Fisika dan penanggung jawab
ruangan .
5. Kebersihan dan segala kerusakan yang terjadi saat melaksanakan kegiatan di
dalam daerah/ruangan yang menjadi menjadi tanggung jawab bersangkutan.
ATURAN KESELAMATAN LAB IV.
Tujuan IV.1.
Bagian ini memberikan pedoman untuk keamanan dan keselamatan di
laboratorium yang berlaku untuk semua staf ITB dan mahasiswa yang bekerja di
laboratorium dan area sekitarnya. Pedoman ini juga bermanfaat bagi pengunjung
(visitor) yang datang ke laboratorium tertentu untuk tujuan khusus. Dalam hal ini akan
disertakan pula aturan untuk pengelolaan kesehatan dan keselamatan di laboratorium.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
13
Ruang Lingkup IV.2.
Laboratorium adalah tempat, bangunan atau bagian dari bangunan yang
digunakan untuk keperluan ilmiah dan pekerjaan terkait yang mungkin bersifat
berbahaya. Pekerjaan yang dapat dilakukan di laboratorium antara lain adalah belajar-
mengajar, penelitian dan pengujian.
Aturan Umum Untuk Keselamatan Bekerja di IV.3.
Laboratorium
1. Hanya individu yang berkepentingan yang diperbolehkan untuk masuk ke
laboratorium.
2. Kenakan pakaian pribadi yang sesuai, termasuk pakaian untuk melindungi kulit.
Sepatu harus yang mencakup penuh bagian kaki.
3. Dilarang (membawa, menyimpan) makan atau minum dan peralatannya di
laboratorium. Air di laboratorium tidak boleh diminum.
4. Gunakan jas laboratorium dan alat pelindung diri yang sesuai ketika di
laboratorium.
5. Setiap individu yang bekerja di laboratorium harus mengetahui lokasi kit untuk
pertolongan pertama, pemadam kebakaran, alarm bahaya, pintu/jalan keluar
darurat.
6. Gunakan pelindung mata yang sesuai di laboratorium (kacamata keselamatan,
kacamata, pelindung wajah, kacamata untuk memblokir UV atau sinar dengan
panjang gelombang tertentu (untuk penggunaan laser)). Jika Anda memakai lensa
kontak, dilarang melakukan perawatan lensa kontak selama di laboratorium.
7. Gunakan sarung tangan, ruang asam bila bekerja dengan bahan kimia.
8. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan, dan sebelum meninggalkan
laboratorium.
9. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko terbawanya zat radioaktif, biologi,
atau lainnya bahaya dari area kerja Anda ke daerah lain. Pemakaian sarung
tangan tidak akan menjamin bahwa tangan Anda tidak terkontaminasi.
10. Lepas sarung tangan dan jas laboratorium sebelum meninggalkan laboratorium.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
14
11. Kunci pintu laboratorium ketika anda meninggalkan tempat, walaupun hanya
dalam waktu yang singkat.
12. Limbah kimia tidak boleh dibuang secara langsung ke lingkungan. Pembuangan
limbah harus sesuai dengan aturan K3L.
Rambu-rambu K3L yang terkait IV.4.
Untuk mengingatkan baik pengguna rutin maupun pengguna baru, maka di pintu
masuk dan di dalam laboratorium dipasangi rambu-rambu K3L. Rambu-rambu di pintu
masuk laboratorium dipasang dalam bentuk plakat. Di dalam plakat tersebut terdapat
4 macam jenis peringatan yang tidak hanya berguna dalam keadaan normal, tetapi juga
dalam keadaan darurat. Keempat jenis peringatan itu adalah
1. Peringatan bahaya (hazard)
Berisi peringatan bahaya dari bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko-resiko
seperti yang telah diuraikan di atas. Selain itu, bagian ini juga memberi
peringatan lain yang beresiko pada keselamatan, seperti adanya tabung-tabung
bertekanan tinggi, kehadiran tegangan tinggi atau kehadiran radiasi laser.
2. Peringatan larangan (prohibition)
Berisi peringatan larangan melakukan sesuatu karena dapat berbahaya terhadap
keselamatan atau kesehatan. Makan dan minum di dalam laboratorium tidak
diperkenankan khususnya di dalam laboratorium yang menggunakan bahan-
bahan kimia.
3. Peringatan perlengkapan perlindungan diri (protective equipment)
Berisi peralatan yang diperlukan saat bekerja di dalam atau area tertentu di
dalam lab tersebut.
4. Peringatan peralatan yang beroperasi 24 jam.
Berisi informasi peralatan apa saja yang bekerja secara kontinyu atau 24 jam di
dalam lab tersebut. Informasi bisa berguna jika terjadi situasi kedaruratan,
seperti menentukan kemungkinan sumber kebakaran, tindakan apa yang harus
diambil jika terjadi listrik padam, atau bencana seperti banjir atau gempa bumi.
Macam dan arti rambu-rambu K3L terkait di atas dapat dilihat di
http://fi.itb.ac.id/k3l/rambu-rambu-k3l-dan-artinya/.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
15
KETENTUAN UMUM BERAKTIVITAS V.
DI LABORATORIUM TERKAIT K3L
Tujuan V.1.
Bagian ini menjelaskan aspek-aspek keselamatan dan kemananan kerja saat
beraktivitas di dalam laboratorium.
Ruang Lingkup V.2.
Manual ini ditujukan untuk pengguna laboratorium, yakni dosen,
laboran/karyawan, mahasiswa ataupun asisten peneliti. Manual ini hanya
menyinggung aspek-aspek Kesehatan, Kelamatan dan Keamanan Lingkungan (K3L)
yang bersifat umum. Aspek-aspek lain yang terkait dengan administrative dan teknis
harus mengacu pada manual masing-masing laboratorium, yang bersifat unik sesuai
dengan karakteristik dari masing-masing laboratorium. Secara umum, di Prodi Fisika
ada dua macam laboratorium, yakni
1. laboratorium pendidikan, yang berfungsi menyelenggarakan praktikum-
praktikum rutin terkait dengan mata kuliah tertentu, yakni Laboratorium Fisika
Lanjut, Laboratorium Elektronika, Laboratorium Komputasi, Laboratorium Listrik
Magnet dan Laboratorium Termodinamika.
2. laboratorium penelitian (KK), yang berfungsi untuk melaksanakan penelitian
dosen dan penelitian tugas akhir (skripsi, tesis dan disertasi).
Akan tetapi, dengan adanya kegiatan praktikum Eksperimen Fisika II dan Research
Based Learning, maka dapat terjadi pula kegiatan praktikum di dalam
laboratorium penelitian (KK).
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
16
Aturan Umum Penggunaan Lab Pendidikan V.3.
Terkait K3L
3. Akses laboratorium dibedakan berdasarkan status pengguna, yang terdiri dari:
i. Laboran/karyawan
ii. Asisten
iii. Praktikan
iv. Dosen
v. Pengguna umum/ tamu
Detil akses untuk kelima laboratorium pendidikan tersebut ditentukan oleh
Koordinator Lab-nya masing-masing dan dapat ditanyakan sebelum memasuki
laboratorium.
4. Pada saat pertama kali akan memsuki laboratorium, bacalah informasi K3L
seperti plakat rambu K3L di pintu masuk laboratorium dan denah rute
kedaruratan (emergency evacuation route). Plakat rambu K3L di pintu masuk
memberikan informasi tentang:
vi. peringatan kemungkinan bahaya (hazards warning)
vii. larangan melakukan hal tertentu (prohibition warning)
viii. alat perlindungan diri (APD) yang mungkin harus dikenakan
(protection equipment)
ix. alat yang beroperasi 24 jam (24 hours equipment)
Detil penjelasan tentang plakat ini dapat di akses di
5. Pahami rambu-rambu K3L yang terpasang di pintu masuk dan di dalam
laboratorium tersebut. Makna dari masing-masing rambu dapat dilihat di .
6. Perhatikan daerah yang boleh dimasuki dan tidak sesuai dengan statusnya. Jika
pada area tertentu terdapat rambu alat perlindungan diri (APD), maka pengguna
wajib menggunakan APD tersebut.
7. Pelajari SOP dari peralatan yang digunakan.
8. Pelajari MSDS dan protocol (jika ada) jika menggunakan bahan kimia. Penjelasan
untuk akses MSDS dapat dilihat di .
9. Pelajari prosedur pembuangan limbah jika menggunakan bahan kimia.
Penjelasannya dapat dilihat di .
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
17
10. Selama melakukan praktikum atau percobaan, pengguna wajib berada di dalam
laboratorium. Jika praktikum atau percobaan melewati waktu kerja, pengguna
wajib berkonsultasi kepada Kepala Lab atau Penanggung Jawab Lab.
11. Ikuti prosedur atau protokol yang ada untuk mematikan peralatan dan
membersihkan meja kerja. Pastikan bahwa ruang kerja dapat digunakan oleh
pengguna setelahnya dalam kondisi aman dan bersih.
12. Melapor ke Laboran/Teknisi dan/atau mengunci Lab. Sebelum mengunci lab,
pastikan bahwa semua peralatan dalam keadaan mati, demikian juga dengan
aliran air dan gas (jika ada). Jika ada peralatan yang akan dibiarkan tetap hidup,
tuliskan atau centang nama peralatan tersebut pada bagian 24 hours equipment
pada plakat pintu masuk.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
18
PENGENALAN BAHAYA DI DALAM VI.
LABORATORIUM DAN
PENCEGAHANNYA
Tujuan VI.1.
Bagian ini untuk menjelaskan beberapa resiko yang dapat berupa kecelakaan
dan/atau gangguan kesehatan yang mungkin bisa terjadi dan cara-cara pencegahannya
atau mengurangi resiko tersebut.
Ruang Lingkup VI.2.
Manual ini ditujukan untuk pengguna laboratorium, yakni dosen,
laboran/karyawan, mahasiswa ataupun asisten peneliti. Manual ini hanya
menyinggung aspek-aspek Kesehatan, Kelamatan dan Keamanan Lingkungan (K3L)
yang bersifat umum. Aspek-aspek yang lebih detil harus mengacu pada manual masing-
masing laboratorium.
Beberapa jenis bahaya di dalam laboratorium VI.3.
Secara sederhana, bahaya (hazard) di laboratorium adalah segala sesuatu yang
dapat menyebabkan cedera, kerugian atau kerusakan. Bahaya yang terdapat di
laboratorium cukup banyak dan bervariasi dan dapat mengakibatkan efek kesehatan
jangka pendek atau jangka panjang jika individu terkena bahaya ini. Ketika
merencanakan pekerjaan di laboratorium, risiko paparan bahaya laboratorium
merupakan hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan oleh setiap individu. Ada
lima kategori bahaya laboratorium yang bersifat
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
19
1. Biologi, yang berasal dari mikroorganisme patogen seperti hewan, jaringan
biologis, darah dan cairan tubuh lainnya
2. Kimiawi, yang berasal dari bahan korosif, beracun dan karsiogenik, dll
3. Fisik, yang berasal dari peralatan mekanik, peralatan berat, peralatan suhu tinggi
dll
4. Kelistrikan, yang berasal dari peralatan kondisi jaringan listrik, sumber tegangan
tinggi, sumber arus besar, dll.
5. Bahaya cahaya dan radiasi, yang berasal dari sumber cahaya tinggi, sinar-X, laser,
bahan radioaktif dll.
6. Psikologis, yang terkait dengan stres emosional akibat keterbatasan waktu,
kondisi ruang kerja dll.
Peralatan-peralatan laboratorium yang dipergunakan dalam praktikum atau
percobaan secara khusus juga memiliki potensi bahaya yang berujung pada terjadinya
suatu kecelakaan, seperti:
1. kecelakaan fisik dalam penggunaan peralatan mekanik
2. sengatan listrik (electric shock) dalam penggunaan peralatan mekanik
3. sengatan panas dalam penggunaan peralatan pemanas atau furnace chamber
4. ledakan gas dalam penggunaan peralatan bertekanan tinggi atau peralatan
vakum
Kemungkinan terjadinya kecelakaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal,
yang perlu dipahami dan diingat guna menghindari atau meminimalkan dampak
kecelakaan itu. Beberapa hal tersebut adalah:
1. Kegagalan peralatan/instrument
Kegagalan peralatan/instrumen dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya
karena tidak adanya perawatan rutin. Perawatan rutin diperlukan karena
beberapa komponen dari peralatan tersebut memiliki usia pakai tertentu yang
lebih pendek. Khususnya apabila komponen tersebut adalah sensor atau aktuator
yang terlibat dalam proses pengontrol kerja atau keluaran dari peralatan
tersebut. Beberapa penyebab lainnya bisa karena ketidak stabilan sumber
tegangan listrik, termakan korosi dll.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
20
2. Kelalaian dan ketidak-pedulian
Faktor kelalaian dan ketidak-pedulian merupakan salah satu faktor yang sering
menjadi penyebab kecelakaan. Kelalaian untuk mengikuti prosedur seperti yang
telah dijelaskan dalam SOP dari perlatan tersebut. Oleh karena itu, pastikan
membaca SOP peralatan dengan baik, seperti yang telah ditaruh di
http://fi.itb.ac.id/k3l/category/sop/sop-instrument/. Ketidakpedulian ada
terhadap spesifikasi peralatan, seperti memberikan beban atau tekanan secara
berlebih, juga sering menjadi penyebabnya. Pada peralatan yang menggunakan
motor atau gas, misalnya, suara atau vibrasi yang tidak normal bisa menjadi
indikasi adanya sesuatu yang tidak beres. Akan tetapi, indikasi tersebut sering
tidak bermanfaat karena ketidak-pedulian sampai akhirnya terjadi kerusakan
atau kecelakaan. Setelah perlatan bekerja, walaupun secara otomatis, pengguna
kerap melakukan pengecekan pada indikator-indikator proses yang tersedia.
3. Kesalahan perhitungan
Kesalahan perhitungan dalam memasukkan parameter proses dapat berakibat
fatal. Jika kesalahn tersebut mengakibatkan penarikan arus listrik dalam jumlah
besar, beberapa hal seperti perlatan terbakar atau hubung singkat bisa terjadi.
4. Hal yang tidak terduga dan ketidaktahuan.
Dalam percobaan penelitian, karena tahapan kerja kerap tidak baku karena
belum pernah dilakukan sebelumnya, bisa saja terjadi suatu peristiwa yang
memang tidak terduga sebelumnya. Oleh karena itu, untuk percobaan yang baru
pertama kalinya, tidak diperkenankan melakukan percobaan seorang diri.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
21
PENGENALAN BAHAYA DAN VII.
PENANGANAN BAHAN KIMIA
Tujuan VII.1.
Bagian ini untuk menjelaskan beberapa potensi bahaya dari bahan kimia dan
penanganannya, termasuk cara penyimpanan dan pembuangan limbahnya.
Ruang Lingkup VII.2.
Manual ini ditujukan untuk pengguna laboratorium, yakni dosen,
laboran/karyawan, mahasiswa ataupun asisten peneliti. Manual ini hanya
menyinggung aspek-aspek umum bahaya dari bahan kimia dan penanganannya.
Detilnya harus merujuk ke Material Safety Data Sheet (MSDS) dari bahan kimia
tersebut.
Beberapa jenis bahaya dari bahan kimia VII.3.
Tidak semua bahan kimia bersifat berbahaya. Meskipun suatu bahan kimia
bersifat berbahaya, kita masih bisa menggunakannya dengan mengikuti petunjuk cara
penyimpanan, penggunaan dan pembuangan yang telah ditentukan. Petunjuk secara
rinci untuk suatu bahan dapat dilihat pada Material Safety Data Sheet (MSDS) dari
bahan tersebut, yang biasanya dikeluarkan oleh produsernya. Secara umum, bahan
kimia dapat dibedakan berdasarkan potensi atau resiko bahayanya menjadi:
1. Bahan kimia yang memiliki efek physiochemical (physical hazards).
Bahan kimia kategori ini dapat memberikan dampak kerusakan secara fisik baik
bagi peralatan maupun orang yang bekerja di sekitarnya, misalnya bahan kimia
yang mudah meledak, mudah terbakar, bersifat korosif atau cenderung bereaksi
secara tak terkendali dalam kondisi tertentu.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
22
2. Bahan kimia yang memiliki efek negatif untuk kesehatan.
Bahan kimia ini dapat menimbulkan efek negatif yang terjadi melalui inhalasi,
kontak kulit atau tertelan. Efek kesehatan dapat bersifat akut (jangka pendek)
atau kronis (jangka panjang). Efek kesehatan akut misalnya termasuk sakit
kepala, mual, muntah dan kerusakan kulit, sementara efek kesehatan kronis
dapat meliputi asma, dermatitis, kerusakan saraf atau kanker.
3. Bahan kimia yang memiliki efek negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, untuk memudahkan pengguna, produsen bahan kimia telah
mencantumkan rambu-rambu peringatan bahaya tersebut pada wadahnya (botol,
kaleng dll), mengikuti aturan label GHS (Globally Harmonized System of Classification
and Labeling of Chemicals). Contoh dari rambu-rambu tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Produsen bahan kimia lokal banyak yang belum mencantumkan
label tersebut. Oleh karena itu, pengguna harus mencari sendiri pada MSDS dari bahan
yang sejenis pada website produsen internasional yang telah online.
Aturan Umum Penyimpanan Bahan Kimia VII.4.
Bahan kimia harus disimpan menurut aturan berikut.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
23
1. Bahan kimia fase cairan harus dipisahkan dari bahan fase padatan.
2. Bahan kimia dikelompokkan menurut klasifikasi kimia: bahan kimia berbahaya,
bahan tidak berbahaya.
3. Bahan kimia berbahaya dikelompokkan lagi oleh kelas: cairan mudah terbakar,
zat beracun, bahan korosif.
Berikut ini pedoman penting tentang penyimpanan bahan kimia yang aman:
1. Bacalah label bahan kimia dan MSDS-nya lebh dahulu untuk menentukan
kategori bahan kimia tersebut sesuai aturan di atas.
2. Bahan kimia harus disimpan dalam wadah kontainer yg sesuai dengan
spesifikasinya.
3. Simpanlah bahan kimia di tempat yang memiliki ventilasi cukup baik (jangan
simpan bahan kimia di dalam lemari asam (fumehood)).
4. Aturlah persediaan semua bahan kimia di laboratorium agar mencukupi semua
keperluan pengguna laboratorium.
5. Berilah label pada tempat penyimpanan dengan label peringatan yang sesuai.
6. Kembalikan wadah bahan kimia yang telah dipakai ketempat semula.
7. Tempatkan wadah gelas bahan kimia ditempat yang aman untuk menghidari
pecah.
8. Lemari penyimpanan bahan kimia tidak boleh diposisikan satu di atas yang lain
atau di area yang akan membahayakan jalur keluar darurat.
Aturan umum penyimpanan bahan kimia VII.5.
berbahaya
Sebagai tambahan dari aturan umum diatas, ada beberapa aturan tambahan
untuk bahan kimia berbahaya seperti:
1. Tempatkan semua bahan kimia berbahaya dibawa tingkat/level mata.
2. Tidak diperbolehkan menyimpan bahan kimia berbahaya di tempat umum atau
koridor.
3. Tidak diperbolehkan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar di koridor
luar atau pada jarak 1.5 m dari pintu.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
24
4. Pisahkan asam dari basa. Simpanlah bahan kimia ini dekat lantai, tapi tidak
dilantai.
5. Pisahkan bahan asam dari bahan mudah terbakar.
6. Jangan simpan bahan mengandung peroxide lebih dari 12 bulan.
7. Jika bahan kimia mudah terbakar perlu disimpan ditempat yang dingin, simpanlah
didalam mesin pendingin khusus laboratorium.
8. Pisahkan bahan kimia sangat beracun dari bahan kimia yang lain. Tempat
penyimpanannya harus diberi label peringatan dan harus dikunci.
9. Zat cair mudah terbakar harus disimpan didalam laci penyimpanan khusus untuk
bahan mudah terbakar.
Bahan kimia berbahaya dalam jumlah/volume kecil dapat disimpan di tempat
penyimpanan khusus di dalam area kerja. Tempat penyimpanan khusus ini harus
memiliki kriteria:
1. ventilasi yang baik
2. terpisah dari sumber api
3. terlindungi dari sinar matahari langsung
4. cukup sulit/jauh dari jangkauan orang luar
Persyaratan untuk lemari penyimpanan zat kimia cair yang mudah terbakar:
1. Semua sumber api, termasuk semua lemari es dan peralatan listrik lainnya harus
berjarak minimal 3m dari lemari penyimpan dan minimal 1,5 m di atas lemari.
2. Jika terjadi tumpahan zat kimia cair yang mudah terbakar tersebut, maka semua
peralatan listrik harus segera dipadamkan atau emergency power shut-off harus
segera diaktifkan.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
25
Metoda penyimpanan yang dianjurkan
KLASIFIKASI
BAHAN KIMIA
METODA PENYIMPANAN
YANG DIANJURKAN
CONTOH BAHAN KIMIA TIDAK KOMPATIBEL
DENGAN (LIHAT
MSDS UNTUK
SEMUA KASUS)
Gas yang
terkompresi-
mudah
terbakar
Simpan di tempat yang dingin
dan kering, jauhi dari gas
oksida. Ikatlah tabung silinder
gas ke tembok.
Methane, acetylene,
propane
Gas terkompresi
pengoksidasi dan
beracun
Gas yang
terkompresi-
pengoksidasi
Simpan di tempat yang dingin
dan kering, jauhkan dari gas
dan cairan yang mudah
terbakar. Ikatlah tabung gas
ke tembok.
Oksigen, chlorine,
bromine
Gas yang mudah
terbakar
Gas yang
terkompresi-
beracun
Simpan di tempat yang dingin
dan kering, jauhkan dari gas
dan cairan yang mudah
terbakar. Ikatlah tabung ke
tembok.
Carbon monoxide,
hydrogen sulfide (H2S)
Gas yang mudah
terbakar dan
pengosidasi.
Korosif- asam Simpan di lemari kabinet
khusus asam yang terpisah.
Mineral acid--
hydrochloric acid,
sulfuric acid, nitric acid,
perchloric acid, chromic
acid, phosphoric acid,
formic acid.
Cairan dan padatan
yang mudah terbakar,
basa dan
pengoksidasi yang
mudah terbakar.
Korosif- basa Simpan di lemari kabinet yang
terpisah.
Ammonium hydroxide,
sodium hydroxide,
potassium hydroxide,
Cairan yang mudah
terbakar, pengosidasi,
bahan beracun dan
asam.
Mudah
meledak
(explosive)
Simpan di tempat yang aman
jauh dari semua bahan kimia.
Ammonium nitrate,
trinitrobenzene,
trinitrobenzenesulphonic
acid, trinitrobenzoic acid,
trinitrochlorobenzene,
trinitrophenol,
trinitrotoluene
Cairan mudah
terbakar,
pengoksidasi, bahan
beracun, asam dan
basa.
Cairan mudah
terbakar
Simpan di lemari kabinet di
bagian paling bawah
Acetone, benzene,
diethyl ether, methanol,
Asam, basa, bahan
pengoksidasi dan
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
26
(grounded). ethanol, toluene,
tetrahydrofuran,
chloroform,
trimethoxyphenylsilane,
tert-butanol, N,N,
dimethylformamide,
chlorobenzene, ethylene
glycol, acetonitril, 2-
isopropoxyethanol, 2-
methoxyethanol, 2-
propanol.
beracun.
Padatan
mudah
terbakar
Simpan di tempat terpisah
yang dingin dan kering, dan
jauhkan dari bahan
pengoksidasi, korosif dan
bahan yang mudah terbakar.
Phosporus Asam, basa, bahan
pengoksidasi dan
beracun.
Bahan kimia
umum – tidak
reaktif
Simpan di laci umum
laboratorium atau disimpan
dilemari kaca dan tempat
penyimpanan sebaiknya
dibawa level mata.
Sodium Chloride, sodium
bicarbonate, barium
carbonate, potassium
carbonate, ethylene
carbonate, propylene
carbonate, 3-
(trimethoxysilyl)propyl
metacrylate, [3-
(methacryloylamino)pro
pyl] dimethy(3-
sulfopropy) ammonium
hydroxide inner salt,
kebanyakan garam tidak
reaktif
Lihat MSDS
Pengoksidasi Simpan di tempat yang aman
dan tidak mudah tumpah
didalam lemari kabinet yang
terpisah dari bahan yang
mudah terbakar
Sodium hypochlorite,
benzoyl peroxide,
potassium
permanganate,
potassium chlorate,
potassium dichromate,
neodymium (III) oxide,
strontium nitrate,
cobalt(II) nitrate
hexahydrate, Cerium (IV)
oxide, Potassium
Pisahkan dari bahan
pereduksi dan mudah
terbakar
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
27
chloride, titanium (IV)
oxide. Berikut ini
merupakan bahan
pengoksidasi umum yang
harus diperhatikan:
peroxides, perchlorates,
chlorates, nitrates,
bromates, superoxides
Beracun Simpan secara terpisah di
tempat yang berventilasi baik,
dingin dan kering. Bahan
kimia ditempatkan didalam
kontainer anti pecah dan
tahan kimia.
Cyanides, campuran
logam berat seperti
Cadmium, Mercury,
Osmium, natrium
fluoride, potassium
peroxodisulfate,
Cairan mudah
terbakar, asam, basa
dan pengoksidasi.
Bahan kimia
yang reaktif
terhadap air
Simpan di tempat yang kering
dan dingin, jauhkan dari
sistem yang melibatkan air.
Logam sodium, logam
pottasium, logam
lithium, lithium
alumunium hydride,
calcium chloride
hexahydrate, nickel(II)
chloride hexahydrate,
lithium hydroxide,
Pisahkan dari semua
larutan mengandung
air dan pengoksidasi.
Aturan umum pembuangan limbah bahan VII.6.
kimia
Setiap laboratorium harus menyimpan sementara limbahnya di dalam
laboratorium dan tidak diperbolehkan melakukan pengenceran limbah, membuang
limbah B3 di tempat sampah umum, di sekitar gedung atau di lahan umum. Pada
jadwal tertentu, pihak UPT K3L ITB akan melakukan pengambilan limbah tersebut.
VII.6.a. Ketentuan Pembuangan Limbah B3 Cair
1. limbah asam dikumpulkan dalam jerigen plastik ukuran 20 L (tidak diperkenankan
menyimpan limbah asam dalam wadah logam),
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
28
2. limbah basa dikumpulkan dalam jerigen plastik ukuran 20 L (tidak diperkenankan
menyimpan limbah basa dalam wadah logam),
3. limbah organik dikumpulkan dalam wadah jerigen plastik ukuran 20 L,
4. bahan kimia kadaluwarsa yang bersifat asam/ basa/ organik tetap disimpan
dalam wadah masing-masing, lalu dikumpulkan dalam labpack berupa drum
plastik ukuran 30 L, dipadatkan dengan tanah/ pasir/ vermiculite yang berfungsi
sebagai bahan peredam getaran dan penyerap. Ketika dikumpulkan dalam drum,
pastikan Iimbah dikumpulkan dengan yang sejenis (Iimbah asam dengan asam,
basa dengan basa, organik dengan organik)
5. wadah harus dalam keadaan baik, tidak pecah, bocor atau mengalami kerusakan
lainnya.
6. wadah harus memiliki tutup yang dapat menutup dengan baik (tidak boleh miring
atau longgar atau sekedar menempel).
7. wadah harus mempunyai label sesuai ketentuan.
VII.6.b. Ketentuan Pembuangan Limbah B3 Padat
1. Limbah padat berupa bubuk atau sludge atau tanah dikumpulkan dalam drum
plastik ukuran 30 L. Bila volume limbah mencapai 30 L maka tidak perlu
dipadatkan dengan tanah atau pasir namun bila volume limbah kurang dari 30 L
maka harus dipadatkan dengan tanah atau pasir.
2. Limbah padat berupa sisa atau pecahan kaca peralatan laboratorium
dikumpulkan dalam drum plastik ukuran 30 L yang cukup tebal, sehingga limbah
yang tajam tidak dapat menembus keluar dari wadah. Wadah harus dipadatkan
dengan tanah atau pasir.
3. Botol-botol utuh bekas bahan kimia harus dikosongkan lalu disimpan dalam
wadah berupa kotak berukuran panjang ± 37 cm, lebar ± 37 cm, tinggi ± 33 cm.
Kotak harus kokoh dan kuat. Dalam satu kotak hanya dapat dikumpulkan botol-
botol bekas bahan kimia yang kompatibel. Botol bekas bahan kimia yang barsifat
asam dikumpulkan dalam satu wadah, bekas bahan kimia yang bersifat basa
dikumpulkan dalam satu wadah, bekas bahan kimia yang bersifat organik
dikumpulkan dalam satu wadah. Botol bekas bahan kimia yang bersifat asam,
basa dan organik tidak boleh disimpan daiam 1 wadah.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
29
4. Wadah harus menutupi seluruh limbah atau botol bekas limbah. Tidak boleh ada
bagian limbah atau botol bekas limbah yang terlihat setelah disimpan dalam
wadah.
5. Wadah harus dalam keadaan baik, tidak robek, pecah, bocor atau mengalami
kerusakan lainnya,
6. Wadah harus memiliki tutup yang yang dapat menutup dengan baik (tidak boleh
miring atau longgar atau sekedar menempel).
7. Wadah harus mempunyai label sesuai ketentuan.
VII.6.c. Ketentuan Pembuangan Limbah Medis/Biomedis
Yang dimaksud Iimbah medis/ biomedis (menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit) adalah:
1. limbah infeksius, patologi, sitotoksis,
2. kultur mikroorganisme atau materi biologis,
3. darah dan produk darah manusia dan hewan,
4. bangkai hewan, bagian tubuh hewan, kotoran hewan, kandang hewan, tumbuhan
atau bagian tumbuhan yang terkontaminasi B3 atau telah digunakan untuk riset
atau praktikum,
5. limbah berupa benda tajam seperti pisau bedah, jarum suntik, pecahan kaca yang
terkontaminasi darah, jaringan tubuh, mikroorganisme atau materi biologis
lainnya,
6. limbah seperti kapas, sarung tangan, lap, kasa, air, tanah dan lain-lain (selain
benda tajam) yang terkontaminasi darah, jaringan tubuh, mikroorganisme atau
materi biologis lainnya.
7. Limbah medis/ biomedis tidak boleh dibuang ke Iingkungan dan tidak dapat
diangkut pada pengangkutan ini sehingga harus dikelola oleh masing-masing
laboratorium penghasil limbah biomedis agar tidak menimbulkan risiko bahaya
kepada manusia dan lingkungan.
Alat Pelindung Diri (APD) VII.7.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
30
Untuk mengurangi resiko dari bahan kimia berbahaya, pelaku percobaan harus
mengenakan alat pelindung diri (APD) yang baku, untuk mengurangi resiko jika
kecelakaan yang tidak terduga terjadi. Beberapa APD yang baku adalah:
1. sarung tangan
2. baju pelindung
3. pelindung mata (google)
4. pelindung wajah
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
31
TINDAK KEDARURATAN VIII.
Tujuan VIII.1.
Bagian ini untuk menjelaskan beberapa tindakan yang harus segera dilakukan
ketika terjadi kecelakaan fisis, kecelakaan bahan kimia, kebakaran, dan gempa bumi
saat berada di dalam laboratorium.
Ruang Lingkup VIII.2.
Manual ini ditujukan untuk pengguna laboratorium, yakni dosen,
laboran/karyawan, mahasiswa ataupun asisten peneliti.
Perlengkapan P3K VIII.3.
Untuk meringankan korban kecelakaan sebelum menerima bantuan medis perlu
dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Jenis alat-alat P3K dan
fungsinya yang harus dimiliki oleh setiap laboratorium di antaranya adalah
1. Kasa steril untuk menutupi luka yang telah dibersihkan
2. Perban untuk membalut luka yang sudah ditutup dengan kasa steril
3. Plester untuk merekatkan luka yang telah ditutupi dengan kasa atau perban
4. Plester cepat (misalnya hansaplast, tensoplast) untuk menutupi luka kecil
5. Kapas untuk membersihkan luka
6. Kain segitiga atau mittelauntuk membalut luka pada kepala atau sebagai
gendongan tangan yang cedera
7. Gunting untuk menggunting perban, plester ataupun yang lainnya agar sesuai
dengan ukuran yang diinginkan
8. Peniti adalah untuk merapikan balutan
9. Sarung tangan untuk melindungi tangan petugas P3K agar tidak terjadi kontak
langsung dengan luka korban dan terhindar dari bahaya terkena bahan kimia
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
32
10. Masker untuk melindungi pernafasan dari bahan yang berbahaya
11. Pinset untuk mengambil alat steril atau benda asing (kotoran) pada luka
12. Lampu senter untuk memperjelas dalam melihat luka atau pupil mata korban
yang pingsan
13. Gelas diperlukan untuk mencuci mata dari kotoran atau bahan kimia
14. Kantong plastik untuk menampung bekas-bekas perawatan luka
15. Aquades (dengan 100 ml larutan Saline) untuk membersihkan luka pada mata
dan kulit
16. Povidon Iodin adalah obat antiseptik untuk mengobati luka tersayat atau tergores
yang tidak dalam
17. Alkohol 70% sebagai antiseptik luka atau perangsang korban agar tersadar dari
pingsan
18. Obat-obatan antinyeri, antimulas, atau antialergi, norit, tetes mata, salep mata
berantibiotik, salep sulfa, balsam
Kecelakaan fisis VIII.4.
Kecelakaan fisis dapat disebaban olehtergelincir, tersandung,terjatuh, listrik,
bising, getaran, radiasi, panas, dingin, dan api. Berikut adalah tabel yang memuat
beberapa jenis sumber kecelakaan fisis dan efeknya terhadap kesehatan.
Sumber dan efek kecelakaan fisis
Jenis Sumber Efek Pencegahan dan tindakan
Bising Mesin bising Gangguan
pendengaran, stres
Gunakan pelindung telinga
Getaran tangan Peralatan yang
dipegang tangan
White finger, Hand-
Arm Vibration
Syndrome (HAVS)
Gunakan bahan peredam getaran
Lingkungan
panas
Tungku, cuaca
panas di lapangan
terbuka
Kepanasan, pingsan Gunakan pakaian longgar,
minumlah banyak air walaupun
tidak haus, beristirahatlah di tempat
sejuk jika kepanasan, carilah
bantuan medis jika terkena heat
stroke
Lingkungan Tempat Sakit otot dan Siapkan peralatan dan latihan yang
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
33
bertekanan
tinggi
menyelam persendian karena
dekompresi,
gangguan pernapasan
dan telinga
memadai
Radiasi
terionisasi
Peralatan sinar-X,
nuklir, tambang
uranium,
Sakit kena radiasi,
kanker
Jagalah jarak agar tidak terlalu dekat
dengan sumber radiasi, gunakan
celemek, sarung tangan, pelindung
radiasi dari timah
Radiasi tak
terionisasi
Gelombang EM,
cahaya, dan laser.
Bahan kimia tubuh
tidak dapat
menghasilkan ion
Jagalah jarak agar tidak terlalu dekat
dengan sumber radiasi, gunakan
pelindung yang disarankan, lakukan
P3K dan carilah bantuan medis
Ultraviolet Sinar matahari,
Arc welding,
Blacklight lamps,
Germicidal lamps
Kanker kulit,
kerusakan retina
mata
gunakan pelindung UV
Cahaya, Laser Laser, las kerusakan retina
mata
Janganlah mengarahkan mata kita
pada laser
Gelombang
mikro dan
Frekuensi-
radio (RF)
Oven MW,
transmisi radio
dan TV , radar,
antena, telepon
selular
Efek panas pada
tubuh, kerusakan
sistem saraf pusat
Jagalah jarak agar tidak terlalu dekat
dengan sumber radiasi, gunakan
pelindung yang memadai, pastikan
bahwa peralatan tidak bocor
Sumber listrik
PLN
Kabel transmisi
listrik
Leukemia pada anak Do not work or play under the
power lines or near power
distribution transformers.
Tergelincir,
tersandung,
dan terjatuh
Jalan yang licin,
lantai tidak rata
Luka pada tubuh,
patah tulang
Gunakan pengaman ketika bekerja
di tempat tinggi, ikuti peraturan,
jagalah lantai agar bersih dari benda
yang menghalangi jalan dan dari
tumpahan zat cair, bersihkan segera
tumpahan zat cair
Api Reaksi kimia,
pemanas,
pengapian,
korsleting, listrik
statik, gesekan
Luka bakar,
terhirupnya gas
beracun
Ikuti peraturan pencegahan,
kebakaran, bunyikan alarm lalu
tinggalkan gedung
Berikut adalah tindakan untuk akibat dari kecelakaan fisis yang mungkin terjadi.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
34
VIII.4.a.Pingsan (sincope)
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Lentangkanlah korban di tempat datar dengan posisi kaki
ditinggikan
iii. Rangsanglah kesadaran korban dengan cara menepuk pipi,
menggoyangkan bahu, memberi wewangian di depan hidungnya.
Jika korban mau muntah, miringkan kepalanya.
iv. Longgarkan pakaian atau ikat pinggangnya
v. Sekalah keringatnya di wajahnya dengan lap yang dibasahi air panas
dan dingin secara bergantian
vi. Jika sudah pulih kesadarannya, tenangkan korban lalu berilah minum
vii. Jika dirasa perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
viii. Laporkan kepada petugas terkait
VIII.4.b. Perdarahan
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Lentangkanlah korban di tempat datar dengan posisi bagian yang
berdarah ditinggikan
iii. Tekanlah bagian yang berdarah dengan kasa steril menggunakan jari
tangan
iv. Tekan pula pembuluh nadi yang terletak di antara bagian yang
berdarah dan jantung hingga perdarahan berkurang
v. Bersihkan darahdan kotoran yang melekat dengan air hangat, lalu
balutlah luka dengan perban
vi. Jika perdarahan berlangsung lebih dari 30 menit, carilah bantuan
medis
vii. Laporkan kepada petugas terkait
VIII.4.c. Luka bakar oleh api
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Lentangkanlah korban di tempat datar dengan posisi bagian yang
luka ditinggikan
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
35
iii. Siramkan air biasa padabagian yang luka hingga rasa sakit berkurang
iv. Jika ada bagian yang melepuh pecah, oleskan salep minyak ikan
padanya
v. Tutuplah luka dengan kasa steril, dan carilah bantuan medis jika luka
bakarnya berat
vi. Laporkan kepada petugas terkait
Kecelakaan akibat bahan kimia VIII.5.
Kecelakaan akibat bahan kimia dapat berupa keracunan akibat terhirupnya atau
tertelannya, luka bakar pada mata dan kulit akibat terperciknya. Berikut adalah
tindakan untuk kecelakaan tersebut yang mungkin terjadi saat bekerja di laboratorium.
VIII.5.a.Keracunan gas
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Lentangkanlah korban di lantai datar
iii. Jika korban tidak bernafas, berilah bantuan pernapasan buatan
dengan cara menekan dadanya atau melalui mulut atau bantuan
oksigen
iv. Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
v. Laporkan kepada pihak terkait
VIII.5.b. Keracunan cairan
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Lentangkanlah korban di lantai datar
iii. Berilah minum 2 sampai 4 gelas air atau susu jika korban dalam
keadaan sadar
iv. Usahakan agar korban dapat muntah kecuali jika tertelan minyak
tanah, bensin, larutan asam atau basa
v. Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
vi. Laporkan kepada pihak terkait
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
36
VIII.5.c. Luka bakar pada mata
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Cucilah mata dengan air bersih, yang mengalir, paling sedikit selama
15 menit
iii. Cucilah mata dengan larutan 1 % Na2CO3 jika terkena larutan asam
atau larutan 1 % asam borat jika terkena larutan basa menggunakan
gelas pencuci mata
iv. Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
v. Laporkan kepada pihak terkait
VIII.5.d. Luka bakar pada kulit
Terkena larutan asam
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Lepaskan pakaian yang terkena percikan bahan kimia
iii. Cucilah bagian yang luka dengan air bersih, yang mengalir, paling
sedikit selama 15 menit
iv. Cucilah bagian yang luka dengan larutan 1 % Na2CO3 lalu keringkan
v. Olesilah bagian yang luka dengan salep minyak ikan
vi. Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
vii. Laporkan kepada pihak terkait
Terkena logam natrium atau kalium
i. Bawalah korban ke tempat yang aman
ii. Bersihkan logam yang menempel pada bagian yang luka dan pakaian
iii. Cucilah bagian yang luka dengan air bersih, yang mengalir, paling
sedikit selama 15 menit
iv. Cucilah bagian yang luka dengan larutan 1 % asam asetat lalu
keringkan
v. Olesilah bagian yang luka dengan salep minyak ikan
vi. Jika perlu, selanjutnya carilah bantuan medis
vii. Laporkan kepada pihak terkait
Kebakaran VIII.6.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
37
Ketika terjadi kebakaran, pengguna lab harus segera melakukan kontak darurat
dengan pihak terkait. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sambil
menunggu petugas pemadam kebakaran.
1. Jika Anda terlatih menggunakan apar, semprotkan apar pada nyala api dari posisi
yang Anda dapat meloloskan diri dari bahaya terbakar.
2. Jika pakaian Anda terbakar, rebahkan badan sambil berguling di lantai untuk
mematikan nyala api. Gunakan safety shower segera setelahnya.
3. Jika nyala api meluas, aktifkan alarm kebakaran untuk memperingatkan orang-
orang yang ada di dalam gedung untuk melakukan evakuasi. Jika alarm tidak
bekerja atau tidak tersedia, peringatkan secara lisan. Jika mungkin, matikan
semua peralatan yang dapat menambah sumber kebakaran. Jangan matikan
hoods dan tutup pintu di belakang Anda untuk menghindari nyala api meluas.
4. Ketika petugas pemadam kebakaran datang, beritahukan lokasi kebakaran
beserta kondisinya.
5. Jangan memasuki kembali gedung hingga petugas menyatakan aman
Gempa bumi VIII.7.
Gempa bumi sering terjadi tanpa peringatan dini. Untuk mengurangi risiko terluka
pada pengguna lab atau kerusakan pada aset lab, berikut adalah beberapa hal yang
harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi dan pasca gempa bumi.
VIII.7.a.Selama gempa bumi
i. Jauhilah nyala api, tabung gas, bahan gelas, tungku,
lemari asam, jendela, lemari, rak, dan benda-benda lain
yang dapat terjatuh/terguling
ii. Masuklah ke kolong meja yang statik
iii. Berlindunglah di sana sambil berpegangan pada kaki
meja hingga gempa berhenti. Jika kaki meja bergerak
maka bergeraklah sesuai dengannya
iv. Jangan keluar dari lab hingga gempa dipastikan sudah
berhenti
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
38
Petunjuk tambahan jika Anda sedang:
i. di dalam gedung tinggi dan berada jauh dari meja, bergeraklah
melawan dinding gedung sambil melindungi kepala Anda dengan
tangan, menjauhlah dari jendela, dan jangan menggunakan elevator
serta waspadalah terhadap apa-apa yang akan terjadi di sekeliling
Anda
ii. di luar gedung, bergeraklah ke arah lapangan yang terbuka,
menjauhlah dari pepohonan, bangunan, dan kabel listrik yang
tergeletak sepanjang jalan
iii. di trotoar dekat bangunan bertingkat, masuklah ke pintu sebuah
bangunan untuk melindungi diri dari batu bata, gelas, dan puing-
puing bangunan
iv. mengendarai mobil, menepilah ke pinggir jalan dan matikan mesin
mobil
v. di dapur, menjauhlah dari lemari es, kompor, lemari
dinding/gantung
VIII.7.b. Pasca gempa bumi
i. Matikan katup gas
ii. Segera periksa benda yang terbakar atau bahan kimia yang tumpah
iii. Evakuasikan orang yang terluka secara fisik ke tempat berkumpul di
luar lab dengan membawa perlengkapan P3K dan senter
iv. Tutuplah pintu lab ketika meninggalkannya
v. Bergeraklah dengah perlahan dan hati-hati sambil memastikan tidak
ada benda yang akan jatuh atau peralatan listrik atau peralatan gas di
sekitar ruang gerak
vi. Laporkan semua hal yang terjadi kepada pihak yang terkait.
Petunjuk Keselamatan Laboratorium
Prodi Fisika
Prodi Fisika
39
Pelaporan VIII.8.
Setiap kejadian kecelakaan atau kondisi kedaruratan wajib dilaporkan ke Kepala
Lab atau penanggung jawab Lab dan ke UPT K3L ITB, khususnya jika adanya korban
luka yang memerlukan tindakan medis dan/atau kerusakan fasilitas. Pelaporan dapat
dilakukan cukup dengan menelpon nomor kedaruratan/emergency UPT K3L ITB:
022-2500204 Kantor UPT K3L ITBJl Ganesha No.10
Gedung Laboratorium Pengujian Doping
Lantai 1
Telp/Fax (022) 251-0456 Layanan DaruratTelp (022) 250-0204