Top Banner
Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ayam ras petelur dimulai dengan sejarah singkat ayam ras petelur, sentra budidaya ayam ras petelur, jenis-jenis ayam ras petelur, manfaat ayam ras petelur, persyaratan lokasi budidaya ayam ras petelur, pedoman teknis budidaya ayam ras petelur, hama dan penyakit ayam ras petelur dan lain-lain. 1. SEJARAH SINGKAT Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul. Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila
31

Peternakan ayam petelur

Mar 12, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Peternakan ayam petelur

Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ayam ras petelur dimulai dengan sejarah singkat ayam ras petelur, sentra  budidaya ayam ras petelur, jenis-jenis ayam ras petelur, manfaat ayam ras petelur, persyaratan lokasi budidaya ayam raspetelur,  pedoman teknis budidaya ayam ras petelur, hama dan penyakit ayam ras petelur dan lain-lain.

1. SEJARAH SINGKAT

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahunayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh parapakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayampetelur unggul.

Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antaraayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri (kala itumasih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketikaitu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila

Page 2: Peternakan ayam petelur

telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun,pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya.

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode iniadalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yangmemang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulaiterpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dandagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwigunaini memang berbeda jauh. Ayam kampung dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi keduaayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar diAsia dan Afrika.

2. SENTRA PERIKANAN

Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentrapeternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.

3. JENIS

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

Page 3: Peternakan ayam petelur

1. Tipe Ayam Petelur Ringan.Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.

2. Tipe Ayam Petelur Medium.Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayambroiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelurmedium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

4. MANFAAT

Page 4: Peternakan ayam petelur

Ayam-ayam petelur unggul yang ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroanayam dapat dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.

5. PERSYARATAN LOKASI

1. Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.2. Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.3. Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1. Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelurmeliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.i. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya

dibagi menjadi dua: 1. Sistem kandang koloni, satu kandang untuk

banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;

Page 5: Peternakan ayam petelur

2. Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.

ii. Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1. kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;

2. kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantuatau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;

3. kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untukalas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).

2. Peralatan

1. Litter (alas lantai)Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Teballitter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

2. Tempat bertelurPenyediaan tempat bertelur agar mudah mengambiltelur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan

Page 6: Peternakan ayam petelur

dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar daribesar telur pada dasar sarang.

3. Tempat bertenggerTempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur,dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angindan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

4. Tempat makan, minum dan tempat gritTempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

2. Penyiapan Bibit

o Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:

1. Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.

2. Pertumbuhan dan perkembangan normal.3. Ayam petelur berasal dari bibit yang

diketahui keunggulannya.o Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih

bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:1. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang

sehat.2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik

pertumbuhannya .3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.4. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.5. Ukuran badan normal, ukuran berat badan

antara 35-40 gram.6. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Page 7: Peternakan ayam petelur

3. Pemilihan Bibit dan Calon IndukPenyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:

1. Konversi Ransum.Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya.Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelursedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikutini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiappromosi penjualan bibit ayamnya.

2. Produksi Telur.Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapimakannya banyak juga tidak menguntungkan.

3. Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihatpada data di bawah ini. – Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.

Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280,ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.

Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89gram/dosin telur.

Page 8: Peternakan ayam petelur

H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.

Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.

Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.

Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.

Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.

Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.

Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.

Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna,produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.

Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.

Warren sex sal link: berbulu cokelat, typeDwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.

3. Pemeliharaan 1. Sanitasi dan Tindakan Preventif

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosissesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.

2. Pemberian PakanUntuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

Page 9: Peternakan ayam petelur

1. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor;minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

2. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jaditotal jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

1. Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi padamasing-masing minggu, yaituminggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;

Page 10: Peternakan ayam petelur

minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor danminggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.Jadi jumlah air minum yang dibutuhkansampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaituminggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor danminggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

3. Pemberian Vaksinasi dan ObatVaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.Macam-macam vaksin:

1. Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna

Page 11: Peternakan ayam petelur

2. Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)

3. Vaksin NCD HB-1/Pestos.4. Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.5. Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:

6. Ayam yang divaksinasi harus sehat.7. Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.8. Sterilisasi alat-alat.

4. Pemeliharaan KandangAgar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Penyakit karena Bakteri 1. Berak putih (pullorum)

Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobatidengan antibiotika

2. Foel typhoidSasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.

3. ParathyphoidMenyerang ayam dibawah umur satu bulan.Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.

4. KoleraPenyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkundan burung merpati.Penyebab: pasteurella multocida.

Page 12: Peternakan ayam petelur

Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).

5. Pilek ayam (Coryza)Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.

6. CRDCRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja.Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).

7. Infeksi synovitisPenyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.Pengendalian: dengan antibiotika.

2. Penyakit karena Virus 1. Newcastle disease (ND)

ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.

2. Infeksi bronchitisInfeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada

Page 13: Peternakan ayam petelur

ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

3. Infeksi laryngotracheitisInfeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.Pengendalian:

1. belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;2. pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan

sanitasi yang ketat.4. Cacar ayam (Fowl pox)

Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.Penyebab: virus Borreliota avium.Pengendalian: dengan vaksinasi.

5. MarekPenyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.Pengendalian: dengan vaksinasi.

6. GumboroPenyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.

3. Penyakit karena Jamur dan ToksinPenyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :

1. Muntah darah hitam (Gizzerosin)Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.Pengendalian: belum ada.

2. Racun dari bungkil kacangMinyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil

Page 14: Peternakan ayam petelur

kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

4. Penyakit karena Parasit 1. Cacing

Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.

2. KutuBanyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibakakan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisisamping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.

5. Penyakit karena ProtozoaPenyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.

8. PANEN

1. Hasil UtamaHasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isitlur yang disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-

Page 15: Peternakan ayam petelur

14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.

2. Hasil TambahanHasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.

3. PengumpulanTelur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal.Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.

4. PembersihanSetelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.

9. PASCAPANEN

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

1. Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya ayam petelur buras (150 ekor)tahun 1998 di Bintaro, Jakarta.

1. Biaya produksi 1. Modal tetap (investasi)

Kandang dan atap——————————-Rp. 225.000,- Induk 150 ekor @ Rp. 17.500,—————–Rp.

2.626.000,-Jumlah biaya modal tetap—————————-Rp. 2.850.000,-

2. Modal kerja/variabel Pakan 90 gr x 150 x Rp. 1.210,-/kg x 30——–

Rp. 490.000,-

Page 16: Peternakan ayam petelur

Penyusutan kandang (4tahun)——————– Rp. 4.700,-

Penyusutan induk (umur produktif 2 tahun)——- Rp. 109.375,-

Obat-obatan————————————- Rp. 1.000,- Resiko kematian 3% per tahun——————- Rp.

6.565,-Jumlah biaya modal kerja—————————- Rp. 611.640,-Jumlah biaya produksi——————————- Rp. 611.640,-

2. Pendapatan 1. Telur 60 x Rp. 650,- x 30 —————————-Rp.

1.170.000,-2. Ayam afkir 141 ekor x Rp. 10.000,—————— Rp.

58.750,-Jumlah pendapatan ————————————— Rp. 1.228.750,-

3. Keuntungan 1. Rp. 1228.750,- – Rp. 611.640,- =——————— Rp.

617.110,-4)4. Parameter kelayakan usaha

a. B/C ratio = 2,0Keterangan :

Perhitungan biaya dan pendapatan dilakukan dalam 1 bulan

Harga-harga diperhitungkan pada bulan November 1998

Diperlukan luas tanah 40 m 22. Gambaran Peluang Agribisnis

Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola hidup manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur. Selain itu juga adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat tidak diimbangidengan produksi telur yang besar sehingga terjadilah kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal. Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang menjanjikanbila di kelola secara intensif dan terpadu.

Page 17: Peternakan ayam petelur

11. DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. PenerbitPenebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.

2. Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

12. KONTAK HUBUNGAN

1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829, Fax. 021 390 9829

2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,Situs Web: http://www.ristek.go.id

Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Persiapan kandang dan peralatan

Persiapan kandang dan peralatan pada ayam layer prinsipnya sama sepertipersiapan pada ayam broiler. Persiapan kandang dan peralatan dapat Andalihat pada artikel kami Manajemen Pemeliharaan Broiler (bagian 1):Persiapan Alat dan Kandang.

Pemasangan pembatas

Pembatas berfungsi sebagai pelindung bagi anak ayam agar tidak bergerakterlalu jauh dari pemanas serta tempat pakan/minum. Pembatas dapatberbentuk lingkaran atau persegi dengan ketinggian ± 45 cm, terbuat dariseng atau papan. Setiap minggu pembatas diperlebar. Pembatas hanyadigunakan sampai anak ayam berumur 4 minggu.

Pemberian litter

Litter dapat berupa sekam padi atau serbuk gergaji. Pada  minggu pertama,litter yang berada di dalam pembatas ditutup koran sebanyak 7 lapis. Setiaphari koran diambil 1 lembar pada bagian paling atas. Tujuan pemakaian koran

Page 18: Peternakan ayam petelur

ini adalah agar anak ayam tidak mematuk sekam karena daya pengenalanterhadap makanan masih terbatas.

Persiapan pemanas

Pemanas hanya digunakan selama 4 minggu. Biasanya pemanas yang dipakaiadalah lampu pijar 60-75 watt untuk kandang box. Pemanas dinyalakan 2-3 jamsebelum DOC tiba agar suhu ruangan sudah menjadi stabil ketika DOC masuk.

 Pemanas diatur sebagai berikut:

Minggu I          : 95° F atau 35°C Minggu II        : 90° F atau 32°C Minggu III      : 85° F atau 29°C Minggu IV      : 80° F atau 27°C

Pengaturan tempat pakan/minum

 Jenis Umur Perbuah Untuk

Feeder tray (nampan)Tempat pakan gantung 1 kgTempat pakangantung 3 kg

Tempat minum 1 liter

Tempat minum 1 galon

0 – 10 hari

10 – 30 hari

30 – 60 hari

0 – 10 hari

0 – 10 hari

100 ekor

50 ekor

30 ekor

20 ekor

100 ekor

Pengaturan ventilasi

Kandang harus mendapatkan udara segar  agar kesehatan DOC tidak terganggu. Ventilasi kandang dapat diatur sebagai berikut:

Minggu I         : Terpal tertutup rapat Minggu II        : Terpal terbuka sepertiga Minggu III      : Terpal terbuka duapertiga Minggu IV      : Terpal terbuka penuh.

Pengaturan pencahayaan

Lampu digunakan pada anak ayam umur 0 hingga 8 minggu. Anak ayam yangdibesarkan menggunakan pemanas lampu pijar tidak perlu diberi penerangan

Page 19: Peternakan ayam petelur

tambahan. Namun untuk anak ayam yang dibesarkan menggunakan pemanas gasatau batu bara, setelah lepas dari pemanas (4 minggu) harus diberipenerangan tambahan hingga umur 8 minggu.

Pengaturan kepadatan DOC

Kepadatan yang terlalu tinggi akan menyebabkan:

Pertumbuhan tidak seragam Kanibalisme (menyerang/mematuk ayam yang lain) Kadar ammonia dan kelembaban tinggi

Umur DOC Kepadatan

0 – 1 minggu 50 ekor per m2

1 – 2 minggu 40 ekor per m2

2 – 3 minggu 30 ekor per m2

3 – 4 minggu 20 ekor per m2

Pemberian pakan dan minum

Pemberian air minum

Anak ayam yang baru menetas bisa bertahan tanpa makan dan minum sekitar 48-72 jam. Oleh karena itu DOC yang baru tiba tidak harus cepat-cepat diberipakan atau air minum. Akan lebih baik jika DOC ditenangkan terlebih dahulu.Setelah tenang baru diberi air minum larutan gula 2%. Pakan tidak bolehdiberikan sebelum DOC diberi air minum.

Pemberian pakan

Pakan pertama diberikan 2 jam setelah pemberian air minum. Pakan disebarkandi atas koran atau diletakan pada feeding plate. Kadang anak ayam harusdirangsang untuk makan dengan mengetuk tempat pakan seolah induk memanggilanaknya untuk makan.

Umur(minggu)

Kebutuhan Pakan (gram)

Per Hari Per Minggu Komulatif Jenis Pakan

1 8 56 56 511

2 16 112 168 511

3 19 133 301 511

4 23 161 462 511

Page 20: Peternakan ayam petelur

5 25 175 637 512

6 29 203 840 512

7 33 231 1071 512

8 36 252 1323 512

Tabel kebutuhan nutrisi periode starter

Zat makanan Periode starter

Protein (%) 19-21

Lemak (%) 3-5

Serat kasar (%) 3-4

Garam (%) 2

Kalsium (%) 1

Phospor (%) 0.6

Kalori (Kcal/kg) 2850

MASA GROWER(8-18 Minggu)

Pada periode ini pemanas sudah tidak digunakan, pemisahan antara jantan danbetina juga dilakukan pada periode ini.

Persiapan kandang

Kandang yang digunakan merupakan kelanjutan dari kandang koloni pada masastarter. Namun jika DOC dipelihara dalam kandang box, pada periode ini ayamharus dipindahkan ke kandang koloni yang lebih besar.

Persiapan kandang (kepadatan 14-15 ekor/m2)

Kandang litter: kandang dibuat langsung menempel pada lantai dan diatasnya diberi sekam padi atau serbuk kayu setebal 5-10 cm.

Kandang panggung (slat): kandang yang lantainya terbuat dari bambubercelah sehingga kotoran dapat langsung jatuh ke tanah.

Page 21: Peternakan ayam petelur

 Persiapan peralatan kandang

Untuk 100 ekor dibutuhkan 4 tempat pakan 5 kg dan 4 tempat minum 1galon.

Tinggi tempat pakan dan minum diatur setinggi punggung ayam. Pengaturan ventilasi

Pada periode ini tirai sudah dibuka penuh, kecuali jika hujan deras atauangin yang masuk ke dalam kandang terlalu besar (ayam bergerombol disudut ruangan) ada baiknya tirai dipasang sebagian.

Seleksi dan pindah kandang

Proses seleksi dan pindah kandang sebaiknya dilakukan pada saat udara tidakterlalu panas yaitu pagi atau sore hari agar ayam tidak stres.

Seleksi ayam jantan

Kepadatan ayam jantan adalah 8-10 ekor/m2. Ayam jantan dibesarkan sebagai ayam potong, untuk itu diberi pakan

dengan kadar protein 19-20% secara tidak terbatas.Seleksi ayam betina

Ayam betina yang dibesarkan haruslah sehat dan memiliki pertumbuhan yangbaik. Oleh karena itu ayam yang tidak memenuhi persyaratan harus disingkirkan.

Pemberian pakan dan air minum

Peralihan pakan

Peralihan pakan  dilakukan setelah ayam berumur 8 minggu. Peralihan pakan harus dilakukan secara bertahap agar ayam tidak stres:

Hari  pertama               : 75 % pakan lama dan 25% pakan baru. Hari  kedua                    : 50 % pakan lama dan 50% pakan baru. Hari  ketiga                    : 25 % pakan lama dan 75% pakan baru. Hari  keempat               : 100 % pakan baru.Jumlah pakan yang diberikan

Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai standar. Agar ayam tidak terlalu gemuk atau tidak terlalu kurus, karena dapat mempengaruhi masa produksinya.

Umur(minggu)Kebutuhan Pakan

Per Hari Per Minggu Komulatif **

9 41 287 1610

Page 22: Peternakan ayam petelur

10 43 301 1911

11 44 308 2219

12 46 322 2541

13 47 329 2870

14 51 357 3227

15 54 378 3605

16 56 392 3997

17 59 413 4410

18 63 441 4851

** Komulatif dari periode starter

 Tabel Kebutuhan nutrisi periode grower

Zat makanan Periode grower

Protein % 14.5-15

Lemak % 4-5

Serat kasar % 3-5

Garam % 0.2

Kalsium % 0.9

Phospor % 0.5

Kalori (Kcal/kg) 2800

Pemberian air minum

Air minum yang disukai oleh ayam adalah air bersih yang segar, tidak berbaudan tidak berwarna. Air minum diberikan secara tidak terbatas.

Penyinaran

Mulai umur 8-18 minggu, intensitas dan durasi penyinaran tidak perluditingkatkan. Penerangan pada masa ini cukup dengan cahaya matahari alamisekitar 12 jam. Jika intensitas maupun durasi penyinaran ditambah maka di

Page 23: Peternakan ayam petelur

kemudian hari akan mempengaruhi proses bertelur ayam menjadi lebih cepat.Pencahayaan akan merangsang sekresi hormon yang merangsang ovulasi danpeneluran serta hormon pertumbuhan. Jika hal ini terjadi maka  ayam akanmenghasilkan telur yang kecil dengan masa produksi yang pendek.

MASA LAYER(18 Minggu – Akhir)

Manajemen layer diperlukan untuk meningkatkan produktivitas layer dalammenghasilkan telur. Semakin tinggi persentase jumlah telur yang dihasilkanper ayam layer yang dipelihara akan semakin baik dan semakin menguntungkanbagi peternak.

Pemberian pakan

Jumlah pakan/ekor ayam

Jumlah pakan yang diberikan sangat mempengaruhi kemampuan bertelur ayamlayer. Jumlah yang diberikan sekitar 80-85 gr/ekor/hari (tergantungjenis ayam). Beberapa pakar juga menyebutkan pemberian pakan 110 – 120gram/ekor/hari.

Jika jumlah pakan yang diberikan kurang akan berdampak buruk pada jumlahtelur yang dihasilkan.

Kandungan serat, protein, lemak dan karbohidrat Protein yang terkandung dalam konsentrat sangat bervariasi tergantung

dari pabriknya (gunakan ataurai pakai sesuai rekomendasi pabrik pakan).Jumlah protein yang diberikan berpengaruh terhadap kemampuan bertelurayam layer. Minimal kandungan protein yang ada dalam pakan adalah 18%.

Tabel  Kebutuhan nutrisi pada periode layerZat makanan Periode layer

Protein % 17-18

Lemak % 2-3

Serat kasar % 3 – 3.5

Garam % 0.25

Kalsium % 2 – 4

Phospor % 0.6

Kalori (Kcal/kg) 2800

Penggantian jenis konsentrat

Page 24: Peternakan ayam petelur

Perlu untuk diketahui bahwa penggantian konsentrat dapat menyebabkanayam menjadi stress. Catatan penting yang harus diperhatikan adalahjangan mengganti konsentrat secara langsung. Jika hal ini dilakukan akanterjadi penurunan produksi yang signifikan.

Pencahayaan

Panjang gelombang atau warna cahaya

Ayam mengenali adanya cahaya melalui mata (retinal photoreceptors) dan melaluiphotosensitive cells di otak (extra-retinal photoreceptors). Cahaya dengangelombang cahaya yang panjang lebih mudah penetrasi memalui kulit dan batokkepala dibandingkan cahaya dengan panjang gelombang yang pendek. Dengandemikian, pertumbuhan dan perilaku ayam berhubungan dengan retinalphotoreception (gelombang cahaya  pendek) sedangkan reproduksi berhubungandengan extra-retinal photoreceptors. Melalui penelitian tersebut didapatkan cahayaberwarna biru membuat ayam menjadi lebih tenang, merah mengurangikanibalisme dan pencabutan bulu oleh ayam lain, cahaya berwarna hijau-birumenstimulasi pertumbuhan sedangkan orange-merah menstimulasi reproduksi.

Pada saat ini tersedia beberapa macam lampu yang digunakan dalam bisnis poultry yaitu Incandescent, Fluorescent, Metal Halide dan High-Pressure.

1. Incandescent bulb lamp. Lampu standart yang sering digunakan dalampeternakan.

2. Fluorescent lamp. Lampu jenis ini lebih baik daripada lampu incandescentbulb untuk digunakan pada Leghorn layers.

3. High Pressure Sodium (HPS). Lampu ini terbukti sukses digunakan sebagaifasilitas dalam dunia poultry, terutama pada breeder houses dan turkey

4. Metal Halide (MH). Karena lampu ini harus dihitung orientasi spesifiknya(vertical atau horizontal) maka lampu ini jarang digunakan padachicken house, tetapi digunakan pada area warehouse dan egg handlingrooms.

Cahaya

Intensitas cahaya diukur dengan alat photometer dan mempunyai satuanfootcandle atau lux. Untuk mudahnya dapat diterangkan bahwa penggunaanlampu 25 watt tipe pijar (polos, bukan warna susu) adalah mencukupi untukluasan kandang 16 m2. Penempatannya dengan mengatur jarak antar lampusejauh 4 m dengan ketinggian 2,5 – 3 meter.

Lama Waktu Pencahayaan

Ada 2 aturan dalam stimulasi pencahayaan :

Page 25: Peternakan ayam petelur

1. Jangan menaikkan lama pencayaan dan intensitasnya selama peride pembesaran

2. Jangan mengurangi lama pencayaan dan intensitasnya selama peride produksi

Lama pencahayaan berhubungan dengan umur ayam dan tipe kandang yang digunakan.1. DOC memerlukan 21 – 23 jam penerangan secara terus menerus. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu memperkenalkan ayam pada lingkungan yang baru. Penerangan dapat diturunkan secara bertahap dan menjadi 15 – 16 jam perhari.

2. Pada usia 3 minggu, penerangan dapat mengikuti penerangan alamiah yaitu selama 12 jam sehari.

3. Bila berat badan sudah mencukupi atau ayam memasuki usia pre-layer (16minggu), stimulasi penerangan dapat mulai diterapkan dengan 13 jam pencahayaan per hari dan setiap minggunya ditambah 30 menit sampai pencahayaan mencapai 16 jam perhari (puncak produksi).

Gambar. Contoh jadwal pencahayaan pada ayam layer (Ralph A.Ernst, http://animalscience.ucdavis.edu/avian/pfs13.htm)

Bentuk Kandang

Kandang untuk layer adalah kandang terbuka tanpa dinding. Arah kandangadalah arah Utara ke Selatan agar kandang mendapatkan sinar matahari pagi

Page 26: Peternakan ayam petelur

dan sore. Kandang utama berukuran 5×15 meter dengan tinggi sekitar 3.5 m(1000 ekor ayam). Masing-masing ayam dimasukkan dalam kandang baterai.

Sedangkan ukuran kandang baterai adalah sbb:

Panjang kandang baterai adalah 110 cm yang dibagi menjadi 4 ruangan yangsama luas. Masing-masing kandang baterai dapat memuat maksimal 2 ekor ayamlayer yang siap bertelur.

Catatan:

Kemungkinan permasalahan  yang timbul diluar sisi penyakit

Mengeram adalah masalah yang sering timbul. Ada beberapa ciri untukmengetahui ayam tersebut sedang mengeram antara lainnya adalah:

1. ayam tersebut terus menerus mendekam

2. ayam akan menegakkan bulunya saat didekati

3. ayam akan mematuk tangan anda jika anda berusaha untuk mendekatinya.

Cara penanggulangan untuk ayam yang sedang mengeram ini sangat mudah namunmembutuhkan ketelatenan. Ayam tersebut diambil dari kandangnya kemudiandimandikan dan dijemur. Ayam tersebut dimandikan pagi dan sore hari sekitarjam 08.00 dan 15.00. Hal ini dilakukan kurang lebih 3-5 hari hingga sifatmengeram ayam menjadi hilang.

Sumber:

Page 27: Peternakan ayam petelur

http://royalpoultry.co/blog/2013/02/09/manajemen-pemeliharaan-layer-ayam-petelur/

Label: ayam layer, ayam petelur, kandang, layer, layer management, manajemen pemeliharaan ayam layer, manajemen pemeliharaan ayam petelur, minum, pakan, pencahayaan, peralatan, telur, ventilasi

inShare 604

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Follow @#

Page 28: Peternakan ayam petelur

Sample Widget

Popular Posts Manajemen Brooding

Pondasi yang baik dan kuat akan menghasilkan konstruksi yang kokoh. Hal ini berlaku juga pada pemeliharaan ayam broilerdimana kesuksesan...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 3): Periode Starter

A.  PAKAN DAN AIR MINUM Pemberian pakan starter dilakukan sampai dengan umur 21 hari. Pemberian pakan pada periode starter menggunakan p...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler : Resume (Ringkasan)

Sebelum DOC datang harus dipersiapkan biosekuritas dan perkandangan yang baik. Untuk mencegah menyebarnya penyakit dibuat sistem single ag...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur / Layer (Bagian 1): Manajemen Pemeliharaan

Persiapan kandang dan peralatan Persiapan kandang dan peralatan pada ayam layer prinsipnya sama seperti persiapan pada ayam broiler. Per...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur / Layer (Bagian 2): Biosecurity dan Vaksinasi

Page 29: Peternakan ayam petelur

BIOSECURITY Biosekuritas ( biosecurity ) adalah perlindungan dari penyebaran penyakit infeksius, parasit, dan hama ke unit produksi. Bio...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 1): Persiapan Alat dan Kandang

A.  PENCUCIAN PERALATAN KANDANG Tempat pakan dan minum dikeluarkan dari kandang. Tempat pakan dan minum dicuci dengandetergen lalu di...

Indikator Keberhasilan Peternakan Broiler

Manajemen memegang peranan penting dalam kesuksesan peternakanbroiler mulai dari persiapan kandang, brooding , pakan, biosekuriti ( bios...

Ayam Kampung (2): Permasalahan Bisnis Ayam Kampung dan Solusi

Upaya untuk memenuhi permintaan daging ayam kampung terus dilakukan. Tetapi, upaya tersebut terkendala oleh beberapa masalah. Yang  perta...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 2): Chick In dan persiapannya

C.  PERSIAPAN SEBELUM DOC DATANG Sekam ditaburkan secara merata ke seluruh permukaan lantai dengan ketebalan 3-5 cm (ada juga yang samp...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 5): Vaksinasi dan Biosecurity

Page 30: Peternakan ayam petelur

VAKSINASI A. PENYIMPANAN VAKSIN Vaksin harus disimpan dalam refrigerator bersuhu 2-8˚C (bukan freezer), terhindar dari panas dan sin...

Blog Archive ▼   2014 (39)

o ▼   Januari (39) IMUNO FORTE - Prebiotik (Prebiotic) untuk

Meningka... ROYAL POULTRY - Suplemen Ternak Unggas Pilihan

Pet... IMMUNO FORTE - Prebiotik untuk Menjaga Kesehatan

d... ROYAL POULTRY - Suplemen Organik untuk Performa

Un... Chronic Respiratory Disease (CRD) / SNOT / Ngorok Gumboro (Infectious Bursal Disease / IBD) RESPIREX : Obat Gejala Ngorok dan Mata Bengkak

pad... Nutrisi dan Sistem Imun (Nutrition and Immune

Syst... Komitmen Kami Melindungi Ternak Anda Sejak Chick

I... Performa Tangguh Untuk Bisnis Peternakan Anda Untuk Semua Jenis Unggas, Cukup Satu Suplemennya

-... Potensi Besar Peternakan Itik atau Bebek Ayam Pedaging Harus Tumbuh Cepat dan Terjaga

Keseh... Pencegahan Penyakit pada Unggas dan Peternakan:

Me... Vaksin dan Vaksinasi (Vaccine and Vaccination) Unggas Pedaging : Cocok Suplemennya, Besar

Untungn... Prospek Cerah Beternak Ayam Pedaging Organik Manajemen Brooding Pembuatan Program Vaksinasi pada Ayam Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur / Layer

(Bagia... Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur / Layer

(Bagia... Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler : Resume

(Ring...

Page 31: Peternakan ayam petelur

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 5): Va...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 4): Pe...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 3): Pe...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 2): Ch...

Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler (Bagian 1): Pe...

Bau Kandang : Obati Masalahnya, Bukan Gejalanya Wabah (Outbreak) Unggas di Penghujung Tahun 2012 Begitu Kuat Alasan Mengapa Broiler Perlu

Mendapatk... PEMACU PERTUMBUHAN (GROWTH PROMOTER) BAGIAN 2:

KEL... PEMACU PERTUMBUHAN (GROWTH PROMOTER) BAGIAN 1:

IST... PREBIOTIK (5): MENGURANGI PRODUKSI AMMONIA PREBIOTIK (4): MENCEGAH PERLEKATAN/KOLONISASI

BAKT... PREBIOTIK (3): MEMAKSIMALKAN KINERJA BAKTERI

BAIK ... PREBIOTIK (2): SOLUSI TEPAT OPTIMALISASI

PENYERAPA... PREBIOTIK/PREBIOTIC (1): PENDAHULUAN MIKOTOKSIN / MYCOTOXIN MENGAPA BROILER MUDAH SAKIT?