Top Banner

of 6

pestisida golongan organoklorin

Mar 01, 2016

Download

Documents

organoklorin adalah bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh karena zat aktifnya dapat berakumulasi di dalam tubuh. dan di lingkungan sulit terurai
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • RESIDU PESTISIDA ORGANOKLORIN SERTA KEMUNGKINAN BAHAYANYA PADATERNAK DAN MANUSIA

    PENDAHULUAN

    Peningkatan penggunaan pestisida dalamberbagai bentuk sejak akhir perang dunia keduatelah menimbulkan problema baru terhadap lingkungan . Penggunaan pestisida dalam bidangpertanian yang mencakup tanaman pangan, per-kebunan dan kehutanan merupakan ciri khaspertanian modern . Selain itu pestisida juga digu-nakan di bidang kesehatan terutama untukmemberantas hama ataupun vektor penyebabpenyakit . Penggunaan pestisida di bidang perta-nian di Indonesia dapat memperkecil kerugianterhadap serangan hama dan penyakit padatanaman padi dari 19,4-24,1% menjadi 2,4-3,4% (ARDIWINATA et al., 1996) .

    Secara garis besar, pestisida dibagi dalamtiga kelompok besar yaitu pestisida organoklorin(hidrokarbon berklor), organofosfat (fosfat organik) dan karbamat . Pestisida golongan organo-fosfat dan karbamat bersifat lebih toksik diban-dingkan pestisida golongan organoklorin sertaberefek akut sehingga sering menimbulkan kera-cunan pada hewan . Sedangkan pestisida go-longan organoklorin bersifat persisten yaitu ti-dak mudah terurai dan berefek kronik sertamenyebabkan bioakumulasi di dalam rantaimakanan .

    Di Indonesia pads saat ini telah beredarlebih dari 500 jenis pestisida baik dari golonganorganoklorin, fosfat organik ataupun karbamat,yang mengandung satu atau lebih bahan aktifyang diijinkan beredar di pasaran (DEPARTEMENPERTANIAN, 1997) . Pada tahun 1996 sebanyak28 jenis bahan aktif termasuk didalamnya em-pat jenis pestisida golongan organoklorin yaitudiklorvos, endosulfan, klorpirifos, klorpirifos me-til dihentikan penggunaannya melalui Surat Ke-putusan Menteri Pertanian nomor 473/Kpts/TP.270/6/96 tentang Penghentian Pendaftarandan Izin Pestisida (LIPTAN, 1997) menyusuldieldrin, klordan, lindan dan dichloro diphenyltrichloroethan (DDT) yang telah dilarang sebe-lumnya. Namun sejauh ini dampak negatif yangditimbulkan akibat penggunaan pestisida berupa

    INDRANINGSIH dan RAPHAELLA WIDIASTUTI

    Balai Penelitian VeterinerMan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 151, Bogor 16114

    adanya residu pestisida pada produk pertanianyang dapat mempengaruhi kesehatan ternakdan menyebabkan keracunan, serta timbulnyaresidu pada produk peternakan di Indonesiabelum banyak dilaporkan .

    Beberapa laporan penelitian di Indonesiamengenai terdeteksinya residu pestisida organo-klorin pada berbagai produk hasil pertanian diantaranya adalah terdeteksinya residu endo-sulfan pada kedelai ' (NUGRAHA et al., 1989) .Residu endosulfan pada limbah pertanian(INDRANINGSIH et al., 1990), residu lindan dandieldrin yang terdeteksi di bawah ambang batasyang diijinkan dari biji kedelai di Jawa Barat(SAMUDRA et al ., 1992) . Residu heptaklor padaberas yang melebihi ambang batas, disampingresidu lainnya yaitu lindan dan aldrin, sampeltersebut berasal dari beberapa pasar di DKIJakarta serta residu lindan dan endosulfan padaberas di beberapa daerah di Jawa Barat(ARDIWINATA et al ., 1994) . Disamping itu residuDDT, endosulfan, lindan dan aldrin yang melam-paui ambang batas juga terdeteksi pada sayuranwortel dari beberapa daerah di Jawa Barat danJawa Tengah (FAEDAH et al ., 1993) . Hal itumembuktikan bahwa pestisida organoklorin ma-sih digunakan secara intensif dalam jenis, dosisdan frekuensi penggunaannya oleh petani diIndonesia, meskipun beberapa jenis pestisida initelah dilarang dan dibatasi penggunaannya .

    Tulisan ini bertujuan untuk memberi gam-baran mengenai dampak negatif dari residu pes-tisida golongan organoklorin pada lingkungan,ternak dan manusia .

    PERMASALAHAN YANG TIMBUL AKIBATRESIDU PESTISIDA

    Pencemaran lingkungan

    Sumber utama terjadinya pencemaran daripestisida adalah pestisida yang dipakai untukmemberantas hama tanaman dan pemeliharaankesehatan masyarakat dan limbah industri pesti-sida . Disamping itu secara tidak disengaja tim-

    55

  • INDRANINGSIH dan RAPHAELLA WIDIASTUTI : Residu Pestisida Organoklorin Serra Kemungkinan Bahayanya pada Temak

    bul dari tumpahan-tumpahan yang terjadi se-waktu pengangkutan, distribusi dan penyim-panan .

    Di alam, pestisida diserap oleh berbagaikomponen lingkungan yang kemudian terangkutke tempat lain oleh air, angin atau oleh jasadhidup yang berpindah tempat . Dengan masihterdeteksinya residu di alam maka akan menim-bulkan ketidakseimbangan ekosistem yang me-nyebabkan kematian pada beberapa spesiesseperti cacing tanah, ular sawah, katak danberbagai jenis serangga yang sebenarnya bukansasaran untuk dibunuh . Residu tersebut jugaakan membahayakan hewan yang mengkon-sumsi hijauan yang tumbuh di daerah tersebutyang menjadi sumber pakan . Hal lainnya adalahterakumulasinya residu tersebut pada hewan-hewan air (ikan) seperti yang dilaporkan didaerah Lembang dan Pangalengan dan residuturunan DDT pada udang, kepiting dan ikan didaerah Cimanuk (FAEDAH et al., 1993) .

    Penyerapan residu pestisida oleh tanahsangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antaralain kemampuan absorpsi pestisida oleh partikelpartikel tanah, adanya air hujan sebagai pencucitanah, penguapan air tanah, kemampuan degra-dasi tanah oleh jasad renik serta dekomposisisecara fisikokimia dan cahaya matahari . Selainitu sifat-sifat pestisida sendiri juga merupakanpenentu, sebagai contoh pestisida yang sulituntuk larut di dalam air dan sulit menguapsehingga sulit untuk terdegradasi. Sifat tersebutsebagian besar dimiliki oleh pestisida golonganorganoklorin (TARUMINGKENG, 1992) . Hal inidibuktikan dengan adanya laporan mengenaiadanya residu heptaklor, aldrin dan dieldrindengan konsentrasi di atas ambang batas dariair sawah dan kolam serta residu lindan danendosulfan pada tanah di beberapa daerah diJawa Barat akibat penggunaan pestisida yangintensif dimasa silam (ARDIWINATA dan DJAZULI,1992; ARDIWINATA et al. 1994), juga pada tanahbekas tanam kedelai residu endosulfan terdetek-si hingga kedalaman 21 cm dari permukaantanah (INDRANINGSIH et al., 1990) .

    Air dan udara berperan penting dalam me-mindahkan pestisida dari satu tempat ke tempatlain . Untuk itulah Environmental ProtectionAgency pada tahun 1973 dan American Confe-rence of Governmental Industrial Hygienist padatahun 1986, keduanya di Amerika Serikatmenetapkan ambang batas residu beberapapestisida organoklorin dalam air minum dan nilaikonsentrasi maksimum beberapa insektisida

    56

    organoklorin dalam udara (OSWEILIER et a/ .,1976; TARUMINGKENG, 1992) seperti yang ter-cantum dalam Tabel 1 . Namun demikian hinggasaat ini belum ada batasan yang aman residupestisida dalam air dan udara untuk hewan .

    Tabel 1 .

    Ambang batas aman residu pestisida yangaman untuk dikonsumsi manusia dalam airminum dan nilai maksimum konsentrasiinsektisida dalam udara yang diperkenan-kan di sekitar lingkungan kerja

    Jenis pestisida

    Konsentrasi maksimum

    Di air (mg/L) (1)

    Di udara (Mg/M3)(2)

    Aldrin

    0,001

    25

    DDT

    0,05

    1

    Dieldrin

    0,001

    0,25

    Endrin

    0,0002 0,1

    Heptaklor 0,0001 0,5

    Klordan 0,003 0,5

    Lindan 0,004-0,1 0,5

    Metoksiklor 0,005

    15

    SumberI1I OSWEILER et al. (1976)Iz

    TARUMINGKENG (1992)

    Pengaruh residu pestisida golonganorganoklorin terhadap hewan dan manusia

    Ikan adalah hewan yang peka terhadap pes-tisida organoklorin sedangkan jenis unggas lebihtahan terhadap pestisida golongan organoklorin.BARTIK (1981) melaporkan bahwa mamalia yangpeka terhadap DDT adalah tikus putih, tikus ru-mah, anjing, kelinci, kera, marmot, babi, kuda,sapi, domba dan kambing .

    Pengaruh terhadap hewan ternak

    Kasus keracunan pada ternak yang disebab-kan oleh pestisida golongan organoklorin sangatjarang terjadi . Salah satu kasus keracunan pestisida organoklorin di Indonesia adalah kasuskriminal yang menyebabkan kematian ternaksapi dan kerbau milik rakyat di Lampung Utaradan Lampung Selatan pada tahun 1982 dan1983 yang dilaporkan oleh SOESILo et al .(1985) .

    GLASTONBURY , et al . (1987) melaporkan ka-sus kematian dan kegagalan sistem reproduksidomba Merino di Australia yang disebabkan

  • oleh dieldrin yang menyebabkan depresi padasistem saraf pusat. Pada pemberian enclosulfan1 mg/kg bobot badan per hari selama 28 haripada kambing ternyata menyebabkan terdetek-sinya residu pada jaringan lemak clan organ lain,namun demikian residu tersebut suclah ticlakterdeteksi lagi pada hewan yang dibunuh padahari ke-21 setelah perlakuan (INDRANINGSIH eta/., 1993) .

    Tabel2 .

    Dosis minimum dari beberapa pestisidaorganoklorin yang menimbulkan toksisitaspada ternak (pemberian secara oral)

    Pestisida

    Hewan

    Dosis minimum(mg/kg berat

    badan)

    DDT

    Anak sapi

    250

    Sapi dewasa

    500

    Kambing/Domba 250

    Endrin Domba

    25

    Heptaklor

    Anak sapi

    20

    Kambing

    50

    Lindan

    Anak sapi

    5

    Kambing

    25

    Dieldrin

    Anak sapi

    10

    Sapi

    25

    Kambing

    100

    Sumber : OSWEILER et al. (1976)

    Pengaruh pestisida golongan organoklorin(DDT) terhadap ternak unggas juga telah ditelitioleh beberapa peneliti, SELL clan DAVIDSON(1973) melaporkan bahwa pemberian 200 ppmDDT pada ayam pedaging menyebabkan pem-bengkakan hati clan kenaikan protein mikro-somal. CECIL et al. (1971) melaporkan bahwakontaminasi residu insektisida golongan organo-klorin pada pakan menimbulkan residu pada or-gan dengan hasil residu yang lebih tinggi dari-pada dosis pemberiannya, clan residu yang ter-deteksi pada telur besarnya 10% dari_ residupada organ .

    Demikian pula pengaruhnya terhadap telurburung antara lain adalah penipisan kulit telur(CHAMBERS clan NORRIS, 1983), sebagai contohadalah pemberian 10-30 ppm dichloro diphenylethan (DDE) yaitu salah satu bentuk metabolitdari DDT akan menyebabkan penurunan kete-

    WARTAZOA Vol. 7 No . 2 Th. 1998

    balan kulit telur sebesar 15-25% (CISWEILER eta/ ., 1976) serta menurunnya daya tetas(ROMANOFF clan ROMANOFF, 1972) . Tabel 2memuat dosis minimum pestisida golonganorganoklorin pada ternak yang menimbulkantoksisitas pada pemberian secara oral .

    Diagnosis keracunan pestisida golonganorganoklorin pada hewan

    Diagnosis untuk keracunan pestisida go-longan organoklorin sulit ditentukan karena pes-tisida ini bersifat kumulatif dalam jaringan tubuhclan kejadiannya memerlukan waktu yang lama(kronik) . Kematian dapat terjadi bila dosis yangtermakan oleh hewan jauh melampaui dosistoksik (akut), namun kejadian ini jarang terjadi.

    Beberapa peneliti melaporkan gejala-gejalakeracunan DDT pada ayam diantaranya kelum-puhan dari bagian lidah clan bibir, sangat pekaterhadap rangsangan, gemetar, kejang-kejangclan sempoyongan (SEAWRIGHT, 1982 ; CASARETclan DOULL, 1975) .

    Residu pada produk hewani clan kaitannyadengan manusia

    Efek residu pestisida golongan organoklorinyang ditimbulkan bersifat kronik yang dapatmenyebabkan gangguan pada fungsi hati clanadrenal clan juga clapat menimbulkan efek karsi-nogenik, teratogenik, mutagenik clan imuno-supresif (GOEBEL et al., 1982) . Apabila manusiamengkonsumsi produk hewani yang terkontami-nasi residu pestisida golongan organoklorin,maka akan berakibat yang sama pula terhadapmanusia . LATIMER clan SIEGEL (1977) melaporkanbahwa konsentrasi tertinggi dari residu yangterdeteksi pada organ ayam pedaging adalahpada kelenjar adrenal, hati clan otak .

    Residu organoklorin dijumpai pada dagingyang dipotong di rumah potong hewan diAustralia (CORRIGAN clan SENEVIRATNA, 1990)clan susu sapi di Yunani (FYTIANOS et al ., 1985) .Sedangkan di Indonesia, residu pestisida orga-noklorin dijumpai pada susu sapi, telur burungliar clan burung puyuh, telur itik, telur ayam rasclan ayam kampung serta pada daging sapi(ILJAS et al ., 1986 ; INDRANINGSIH et al ., 1988 ;INDRANINGSIH et al., 1993) . Masuknya residupestisida ke dalam tubuh manusia sebagianbesar melalui rantai makanan clan akan tertim-bun dalam jaringan lemak termasuk susu . Susu

    57

  • INDRANINGSIH dan RAPHAELLAWIDIASTUTI : Residu Pestisida Organoklorin Serta Kemungkinan Bahayanya pada Temak

    merupakan salah satu produk hewani yangdikonsumsi paling sedikit namun menimbulkanresiko cukup besar jika pada susu tersebutmengandung residu pestisida . RASYID et a/.(1983) melaporkan adanya residu DDT dengankonsentrasi rata-rata 0,173 ppm dan pp-DDE0,320 ppm dalam air susu ibu di daerahPangandaran, jika ibu itu menyusui bayinyatanpa disadari bayi akan tercemar oleh pestisidayang dikeluarkan melalui air susu ibu .

    Tabel 3 memuat ambang batas dan .dosismaksimal residu harian (ADI, Acceptable DailyIntake) pestisida organoklorin pada daging sapimaupun ayam, telur dan susu yang aman dikon-sumsi manusia .

    Keamanan produk hewani yang dihasilkantersebut erat kaitannya dengan perkiraan biolo-gis waktu paruh dari beberapa pestisida organoklorin di dalam tubuh hewan seperti terlihatpada Tabel 4 . Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwawaktu paruh dari pestisida organoklorin terse-but cukup lama, yaitu berkisar antara 14 hingga245 hari . Sehingga seandainya pakan ternakterkontaminasi oleh pestisida tersebut dandikonsumsi oleh ternak, maka residunya akanbertahan pada jaringan lemak minimal sampai14 hari . CLARKE dan CLARKE (1970) melaporkanbahwa residu yang tertinggal pada lemak dapatbertahan sampai 3 bulan .

    Tabel 3.

    SumberFAO/WHO (1985)" Nilai AOI (Acceptable Daily Intake) dalam satuan mg/kg berat badan

    58

    Tabel4 . Perkiraan biologis waktu paruh dari pestisidaorganoklorin pada ternak

    Insektisida

    Hewan

    Organ deposit

    Waktu paruh(hari)

    Dieldrin

    Babi betina

    Lemak

    85

    Anak babi

    Lemak

    245

    Ayam betina

    Lemak

    49

    Babi jantan

    Lemak

    28

    Sapi perah

    Susu dan

    22-30lemak

    DDT

    Sapi perah

    Susu dan

    14-20lemak

    DDE

    Sapi perah

    Susu dan

    52lemak

    Sumber : OSWEILER et al ., (1976)

    USAHA PENCEGAHAN DANPENANGGULANGAN RESIDU PESTISIDA

    ORGANOKLORIN

    Berbagai upaya telah dilakukan untuk me-ngurangi residu pestisida yang telah masuk kedalam jaringan tubuh . Beberapa cara yangdisarankan oleh MENDER dan JOHN (1971) danOSWEILER et al. (1976) untuk menghilangkanresidu organoklorin dalam lemak adalah

    Nilai ambang dan nilai ADI beberapa jenis pesitisida golongan organoklorin yang aman dikonsumsimanusia

    Ayam betina

    Lemak

    49-56

    Jenis

    pestisida Daging sapi

    Nilai maksimum residu (mg/kg)

    Daging ayam Telur SUSU Nilai ADI"

    Aldrin/Dieldrin 0,2 - 0,1 0,15 0,0001

    Klordan 0,05 0,05 0,02 0,05 0,0001

    Klorpirifos 0,2 0,1 0,01 0,01 0,001

    DDT 7 7 0,5 1,25 0,005

    Endosulfan 0,2 - - 0,5 0,0075

    Endrin 0,1 1 0,2 0,02 0,0002

    Heptaklor 0,2 0,2 0,05 0,15 0,0005

    Undan 2 0,7 0,1 0,2 0,01

  • 1 .

    mengandung yodium .

    2 .

    Meningkatkan degradasi metabolik hidrokar-bon organoklorin dengan cara pemberiansenyawa kimia yang dapat merangsangrespon enzim xenobiotik yang berhubungansebagai contoh yaitu pemberian pheno-barbiton .

    Sementara itu INDRANINGSIH (1985) mela-porkan bahwa degenerasi lemak pada organ hatidan pertumbuhan ganda sel-sel saluran empedupada ayam jantan akibat pemberian DDT (10ppm) selama 12 minggu dapat dikurangi denganpemberian vitamin A yang melebihi kebutuhannormal (40000 IU/kg pakan) . Alternatif lainnyaadalah penggunaan senyawa pengikat sepertiarang aktif (activated charcoal) dengan dosis 5g/kg bobot badan yang dapat diaplikasikan padaternak ruminansia untuk mempercepat eliminasipestisida melalui feces (INDRANINGSIH danMCSWEENEY, 1995) .

    Untuk mengurangi bahaya dari residu pesti-sida yang terdapat pada pakan ternak (hijauan)yang berasal dari limbah pertanian maka dianjurkan untuk melakukan pencucian atau penjemur-an hijauan tersebut sebelum diberikan padaternak .

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Perlu diwaspadai akibat yang ditimbulkandari residu pestisida golongan organoklorin me-ngingat bahayanya yang ditimbulkan bersifatkronik yang tidak hanya membahayakan ternaknamun juga manusia yang mengkonsumsi pro-duk ternak tersebut karena kumulatif dariresidu .

    Sebagai saran kepada para peternak sekali-gus petani, untuk tidak menggunakan pestisidagolongan organoklorin yang sudah dilarang . Halini tentunya membutuhkan pengawasan terpaduantara instansi yang terkait untuk mengurangiadanya pencemaran lingkungan oleh pestisidagolongan organoklorin .

    DAFTAR PUSTAKA

    ARDIWINATA, A. N. dan M DJAZULI . 1992. Dampakpenggunaan insektisida organoklorin di masasilam di daerah Jawa Barat . Prosiding SimposiumPenerapan Pengendalian Hama Terpadu. Perhim-

    ntomologi Indonesia Cabang Bandung,ndi : 313-317 .

    ARDIWINATA, A.N., N. UMAR dan N . HANDAYANI . 1996 .Residu insektisida dalam beras dan kedelai dibeberapa pasar DKI Jakarta . Makalah yangdisampaikan pada Seminar Tantangan Ento-mologi Pada Abad XXI, Perhimpunan Ento-mologiIndonesia Cabang Bogor .

    BARTIK, M. 1981 . Veterinary Toxicology . ElsevierScientific Publishing Comp. Amsterdam : 137-143 dan 317-318 .

    CASARETT, L.J . and J . DOULL. 1975 . Toxicology. TheBasic Science of Poisons. New York. Mac Millan .Publ . Co . Inc . : 329-330 .

    CECIL, H.C ., G .F . FRIES, J . BITMAN, and S.J . HARRIS .1971 . Dietary pp-DDT, op-DDT, or pp-DDE andchanges in eggshell characteristics and pesticides accumulation in egg Content and body fatof caged White Leghorn . Poult. Sci. 51 : 130-139 .

    CHAMBERS, P.L . and D.W . NORRIS . 1983 . Chlorinatedhydrocarbons in birds and mammals . Arch.Toxicol. Suppl.6 : 206-212 .

    CLARKE, E.G .C . and M.L . CLARKE . 1970 . Garner'sVeterinary Toxicology . 3rd ed . London . BailllersTindal and Caastell : 226-230 .

    CORRIGAN, P.J . and P . SENEVIRATNA. 1990 . Occurenceof organochlorine residues in Australia meat .Aust . Vet. J. 67, (2) : 56-58 .

    DEPARTEMEN PERTANIAN . 1997 . Pestisida untuk Perta-nian dan Kehutanan. Komisi Pestisida . Depar-temen Pertanian : 3-130 .

    FAEDAH, A., GAYATRI, KOENADI, dan Y . CHAN. 1993 .Awas pestisida ngendon dalam makanan kita .Terompet (Teroong Masalah Pestisida) Edisi 4 : 6-10 .

    FAO[WHO . 1985 . Codex Alimentarius Commision:Guide to Codex Recommendations ConcerningPesticide Residues. Part 2. Maximum Limits forPesticide Residues FAO/WHO, Rome .

    FYTIANOS, K ., G . VASILIKIOTIS, L . WEIL, E . KAVLENDIS,and L . LASKARIDIS . 1985 . Perliminary study oforganochlorine compounds in milk products,human mulk and vegetables . Bull. Environ.Contam . Toxicol 34 :504-508 .

    GLASTONBURY, J.R.W., R.I . WALKER, D.J . KENEDDY,P.A . GILL, K.W . MCDOUGALL, and A .G . SHARROCK .1987 . Dieldri n toxicity in housed merino sheep .Aust.Vet . J. 64 (5) : 145-148 .

    GOEBEL, H.S . GORBACH, W. KNAUF, R.H . RIMPAU, andH . HUTTENBACH. 1982 . Properties, effect, resi-

    59

    WARTAZOA Vol. 7 No . 2 Th . 1998

    Mengurangi ukuran depot lemak hewan punandengan membuat keadaan lapar atau Sukamdengan pemberian senyawa casein yang

  • INDRANINGSIH dan RAPHAELLAWIDIASTUTI : Residu Pestisida Organoklorin Serta Kemungkinan Bahayanya pada Temak

    dues, and analytics of insecticides endosulfan .Residue Review. 83 : 56-88 .

    IWAS, J ., K . WIDODO, I . PRANAYA, dan K . SUPARNO .1986 . Penelitian kadar residu pestisida dalamsusu sapi perah dari daerah Jawa Tengah .Medika 12 (12) : 1097-1100 .

    INDRANINGSIH . 1985 . Pengaruh Interaksi Vitamin A danDDT pada Ayam Jantan . Tesis Pasca SarjanaJurusan Sain Veteriner Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta .

    INDRANINGSIH, R . MARYAM, R . MILTON, and R.B .MARSHALL . 1988 . Organochlorin e pesticide resi-dues in bird eggs . Penyakit Hewan. vol . XX, No.36 : 98-100 .

    INDRANINGSIH, C.S . MCSWEENEY, S . BAHRI, andYUNINGSIH . 1990 . Residu insektisida endosulfanpada tanah bekas kedelai dan limbah pertaniannya serta kemungkinan pengaruhnya padaternak . Penyakit Hewan. vol XXIL No .40 : 133-137 .

    INDRANINGSIH, C.S . MCSWEENEY, and P.W . LADDS.1993 . Residues of endosulfan in the tissues oflactating goats . Australian Vet. J. 70 (2) : 59-62.

    INDRANINGSIH dan C.S . MCSWEENEY . 1995 . Stud ipenanggulangan keracunan insektisida endosul-fan pada kambing dengan arang aktif . ProsidingSeminar Nasional Teknologi Vetedner untukmeningkatkan kesehatan hewan dan penga-manan bahan pangan asal ternak . Cisarua,Bogor, 22-24 Maret 1994 417-421 .

    LATIMER, J .W . and H .S . SIEGEL . 1977. DDT and meta-bolites accumulation in adrenal, liver and brain inbroiler chickens . Poult. Scf 56 : 1622-1626 .

    LIPTAN . 1997 . Penghentian pendaftaran dan izin pes-tisida . Loka Pengkajian Teknologi Pertanian(LPTP) Banda Aceh . Agustus 1997 . BadanLitbang Pertanian .

    MENZIER, R.E . dan A .R . JOHN. 1971 . Effect of enzym-inducing agents on fat storage and toxicology ofinsecticides in Insecticides, Resistance, Synergism, Enzyme Induction . vol II . Gordon andBreash Science Publisher, New York .

    NUGRAHA, A., I.M . SAMUDRA, SUTRISND dan A.A .PURNOMO . 1989. Analisis residu endosulfandalam biji kedelai . Seminar Hasil Penelitian Tan-,aman Pangan Bogor tahun 1989 376-382 .

    OSWEILER, G .D ., T.L . CARSON, W.B . BUCK, and G.A .van GELDER. 1976 . Clinical and DiagnosticVeterinary Toxicology. 3rd ed . Kendall/HuntPublishing Comp.

    RASYID, R ., S . ATMAWIDJAJA, dan ZULHARMITA . 1983.Deteksi dan penentuan sisa pestisida pp-DDTdan metabolitnya pp-DDE dalam air susu ibu .Acta Phamaceutica IndonesiaVlll (4) : 183-196 .

    ROMANOFF, A.L . and A.J . ROMANOFF . 1972 . Patho-genesis of the avian embryo. Wiley Interscience211-212 .

    SAMUDRA, I .M . SUTRISNO, dan A . NUGRAHA . 1992.Residu insektisida dalam biji kedelai di beberapalokasi di Jawa Barat . Edisi Khusus No . 4 .Balittan : 110- 113 .

    SEAWRIGHT, A.A . 1982 . Animal Health in Australia .vol II . Chemical and Plant Poisons. AustralianGovernment Printing Services, Canberra : 204-207.

    SELL, J .L . and K.L. DAVIDSON . 1973 . Changes in theactivities of hepatic microsomal enzymes causedby DDT and dieldrin . Fed. Proc ., 32 : 2003-2009.

    SOESILO, F.X., I.M . SUASTAWA, H. PRABOWO, dan D .HUSIN . 1985 . Gambaran kelainan patologikanatomik dan histopatologik pada sapi dankerbau akibat keracunan pestisida dan garamsianida di Propinsi Lampung . Hemera Zoa 72 (1) :24-29 .

    TARUMINGKENG, R.C . 1992. Insektisida: Sifat,Mekanisme Kerja dan Dampak Penggunaanya .Penerbit Ukrida, Jakarta .