I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pestisida merupakan terjemahan bahasa inggris pesticide yang berasal dari bahasa latin pestis dan cedo yang biasa diterjemahkan menjadi racun untuk mengendalikan jasad pengganggu. Istilah jasad pengganggu pada tanaman sering juga disebut dengan organisme pengganggu tanaman (OPT). Pestisida digunakan sebagai pilihan utama pemberantasan organisme pengganggu tanaman. Sebab pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah, dan hasilnya cepat diketahui. Namun bila aplikasi kurang bijaksana dapat menyebabkan dampak yang berbahaya bagi pengguna maupun linggkungan. Dampak buruk tersebut antara lain: mengakibatkan keracunan bagi pengguna secara cepat ataupun lambat, meracuni inang, resistensi pada hama akibat penggunaan pestisida yang berbahan aktif atau kelompok senyawa yang sama secara terus menerus dengan dosis yang tidak tepat, terjadi resurjensi, yaitu populasi hama generasi berikutnya meningkat setelah aplikasi pestisida, karena ikut terbunuhnya musuh alami saat dilakukan aplikasi pestisida. Bisa juga terjadi perangasangan produksi telur hama akibat penggunaan dan ntingkat dosis tertentu, munculnya hama sekunder. Dengan dibasminya hama utama, musuh alami hama utama dan bahkan musuh alami sekunder LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pestisida merupakan terjemahan bahasa inggris pesticide yang berasal dari bahasa
latin pestis dan cedo yang biasa diterjemahkan menjadi racun untuk mengendalikan jasad
pengganggu. Istilah jasad pengganggu pada tanaman sering juga disebut dengan organisme
pengganggu tanaman (OPT).
Pestisida digunakan sebagai pilihan utama pemberantasan organisme pengganggu
tanaman. Sebab pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah, dan
hasilnya cepat diketahui. Namun bila aplikasi kurang bijaksana dapat menyebabkan dampak
yang berbahaya bagi pengguna maupun linggkungan. Dampak buruk tersebut antara lain:
mengakibatkan keracunan bagi pengguna secara cepat ataupun lambat, meracuni inang,
resistensi pada hama akibat penggunaan pestisida yang berbahan aktif atau kelompok
senyawa yang sama secara terus menerus dengan dosis yang tidak tepat, terjadi resurjensi,
yaitu populasi hama generasi berikutnya meningkat setelah aplikasi pestisida, karena ikut
terbunuhnya musuh alami saat dilakukan aplikasi pestisida. Bisa juga terjadi perangasangan
produksi telur hama akibat penggunaan dan ntingkat dosis tertentu, munculnya hama
sekunder. Dengan dibasminya hama utama, musuh alami hama utama dan bahkan musuh
alami sekunder ikut terbunuh. Akibatnya hama sekunder berkembang pesat dan menjadi hama
utama, merusak mahluk berguna misalnya serangga penyerbuk, predator, parasit, dan
pathogen, mencemari lingkungan, misalnya perairan, udara, dan sebagainya.
Patut dicatat bahwa pestisida diperkenalkan untuk pertamakalinya oleh bangsa
Cina pada tahun 900 M , dengan memakai senyawa arsenat, sudah dipakainya pestisida ultra
tradisional ini menunjukkan bahwa bangsa Cina sudah maju dibidang pertanian, terbukti
dengan kenyataan pengenalan pestisida yang pertama sekali oleh manusia.
Karena belum ada penemuan-penemuan baru, bahan arsenat ini bertahan cukup
lama. Meskipun hama-hama juga sudah menunjukkan segala kekebalan. Pada akhirnya secara
tidak disengaja seperti lazimnya penemuan yang lain, racun tembakau mulai diperkenalkan
pada masyarakat mulai tahun 1960 diEropa.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO1
Metodenya masih sederhana Pembuatan pun cukup sederhana, karena pada masa
itu belum dikenal alat-alat industri dan pengetahuan yang cukup. Tembakau direndam
didalam air selama satu hari satu malam, baru kemudian dipakai untuk menyemprot atau
disiramkan.
Ternyata racun nikotin ini cukup efektif pula sebagai obat sekaligus racun
pembasmi hama. Berbeda didaratan eropa, di Malaysia dan sekitarnya lebih mengenal bubuk
pohon deris, yang mengandung bahan aktif Rotenon sebagai zat pembunuh. Disamping itu
juga dipakai bahan aktif Pirenthin I dan II, dan Anerin I dan II, yang diperoleh dari bunga
Pyrentrum Aneraria Forium.
Semenjak diketemukannya bahan-bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan tersebut,
perkembangan pestisida semakin melonjak.Berbagai upaya pemikiran mulai dilontarkan
untuk mendapatkan jenis-jenis pestisida baru yang lebih ampuh. Barulah kemudian
diketemukan pestisida sintetis dari senyawa Dinitro dan Thiosianat.
Namun ternyata sangat dirasakan, bahwa zat-zat pembasmi yang terdahulu belum
begitu memuaskan. Maka tercipta DDT (Dicholro Diphenil Trichloroetana) pada tahun 1874
oleh seorang warga negara Jerman, Zeidler. Pada akhirnya pembuatan DDT merupakan
babak baru dalam perkembangan industri pestisida. Dan semenjak itu makin banyak pestisida
sintetis buatan manusia, baik yang betul-betul berbeda dengan DDT, maupun derivat-
derivatnya.
Karena pestisida merupakan bahan racun maka penggunaanya perlu kehati-hatian,
dengan memperhatikan keamanan operator, bahan yang diberi pestisida dan lingkungan
sekitar. Perhatikan petunjuk pemakaian yang tercantum dalam label dan peraturan-pearturan
yang berkaitan dengan penggunaan bahan racun, khususnya pestisida.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai
alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi
subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak
menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta
terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan
benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida,
tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO2
I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum acara kali ini, adalah :
1. Untuk mengetahui penggolongan pestisida berdasarkan jasad sasarannya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari formulasi yang terdapat pada setiap kemasan
pestisida.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO3
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pestisida dan Teknik Aplikasi dilaksanakan pada hari senin, tanggal 18 April
2011, pukul 09.00 WIB. Bertempat di Labolatorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis pestisida yang sudah disiapkan
di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Palangka Raya.
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat tulis dan sejenisnya.
2.3. Cara Kerja
Menginventarisasikan golongan pestisida masing-masing sesuai dengan jenis sasarannya,
kemudian masing-masing nama umum, nama dagang dan nama kimianya. Selanjutnya membuat
dalam bentuk tabel yang telah disediakan.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Penggolongan Dan Formulasi Pestisida
NO GOLONGAN PESTISIDA
NAMA PESTISIDA
FORMULASI
CARA APLIKASI
OPT SASARAN
1 Insektisida DURSBAN * 20 EC
Emulsifiable Concentrate
Disemprot 1. Ulat grayak (Spodoptera exiqua).
2. Kutu daun (Myzus persicae).
3. Belalang (Locusta migratoria)
2 Insektisida DHARMABAS 500 EC
Emulsifiable Concentrate
Disemprot 1. Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
2. Walang sangit ( Leptocorisa oratorius)
3. P engisap daun (Helopeltis sp)
3 Insektisida INDOVIN 85 SP
Soluable Powder
Disemprot 1. Ulat grayak (Spodoptera exiqua).
2. Pengisap daun (Helopeltis sp)
4 Insektisida SUPRACIDE 25 WP
Wettable Powder
Disemprot 1. Kutu daun(Aphis porni)
2. Kumbang pemakan daun (Aulocophara sp)
3. Perusak daun
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO5
(Spodoptera spp)
5 Insektisida BANCOL 5O WP
Wettable Powder
Disemprot 1. Perusak daun (Plutella xylostella)
2. Lalat daun ( Hydrellia sp)
3. Kutu daun (Myzus persicae).
6 Fungisida DACONIL 75 WP
Wettable Powder
Disemprot 1. Penyakit embun bul
2. Penyakit bercak ungu
3. Penyakit bercak daun
7 Fungisida RIDOMIL 35 SD
Seed Dressing Disemprot Penyakit bulan jagung
8 Fungisida ANTRACOL 70 WP
Wettable Powder
Disemprot 1. Penyakit bercak daun
2. Penyakit bercak ungu
3. Penyakit busuk daun
9 Fungisida BENLATE WP Wettable Powder
Disemprot 1. Penyakit bercak daun
2. Penyakit karat daun
10 Fungisida DITHANE 430 F
Fumigan Disemprot Penyakit pada tanaman kakao dan kentang