PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN ANALISIS SWOT Studi Kasus Pada PT. Waringin Puspanusa Lestari Jakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Disusun Oleh: Frederick Reginald Andries NIM : 002214109 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
127
Embed
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN ANALISIS SWOTrepository.usd.ac.id/13344/2/002214109_Full.pdf · i PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN ANALISIS SWOT Studi Kasus Pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN
ANALISIS SWOT
Studi Kasus Pada PT. Waringin Puspanusa Lestari Jakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh: Frederick Reginald Andries
NIM : 002214109
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN
ANALISIS SWOT
Studi Kasus Pada PT. Waringin Puspanusa Lestari Jakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
studi Kasus Pada PT. Waringin Puspanusa kstari, Jal€fia
DipersiaPkan dan ditulis oleh
Frederick Reginald AndriesNIM z 0O2214109
Telah dipertahanken di depan Penitia PenguiiPada Tanggal23 Maret 2fi17
den dinYetekan memenuhi sYerat
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Susunan Prnitia Penguji
Nama LengkaP
A. Yudi Yuniarto, SE., MBA
Drs. Th. Sutadi, MBA
Ilra. Diah Utari BR., M.Si
Drs. A Triwanggono, M.S
Dr. H. Herry Maridjo, M'Si
Yogyakarta 30 Maret 2007.Fakultas Ekonomi
iii
Drs. Alex Katru [.antum, M.S.
PERI\TYA TAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tetah turis initidak memuat karya orang lain, kecuari yang terah disebutkan daram kutipan dan daftarpustaka sebagai mana layakn yakuyailmiah.
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN ANALISIS SWOT
Studi Kasus Pada PT.Waringin Pusapanusa Lestari, Jakarta
Frederick Reginald Andries Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi pemasaran apa yang sesuai bagi PT. Waringin Puspanusa Lestari pada tahun 2007. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan pengamatan. Teknik analisis data menggunakan konsep Fred R.David melalui 3 tahap perumusan strategis yaitu input stage,matching stage dan decision stage. Pada input stage menggunakan Internal Strategic Analysis Summary (IFAS) Matrix dan External Strategic Analysis Summary (EFAS) Matrix. Tahap selanjutnya menggunakan SWOT Matrix dan Internal-External (IE) Matrix. Pada tahap akhir menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix. Berdasarkan hasil IFAS dan EFAS, dapat diketahui total nilai untuk IFAS adalah sebesar 2,5758 sedangkan EFAS adalah sebesar 3,289. Pada matching stage pada matrik SWOT didapatkan beberapa kemungkinan alternatif strategi dengan cara menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman dan meminimalisasikan kelemahan dan menghindari ancaman. Pada matrik Internal Eksternal (IE) diketahui PT. Waringin Puspanusa Lestari berada pada posisi tumbuh dan bina, strategi yang cocok pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar dan strategi pengembangan produk. Pada decision stage dari hasil QSPM dapat diperoleh alternatif strategi utama yaitu strategi pengembangan produk dengan Total Nilai Daya Tarik (TAS) sebesar 7. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar suatu produk melalui usaha melakukan perbaikan, peningkatan dan pengembangan.
viii
ABSTRACT
MARKETING STRATEGY FORMULATION BASED ON SWOT ANALYSIS
A case study on PT.Waringin Puspanusa Lestari, Jakarta
Frederick Reginald Andries Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
The purpose of this research is to find the appropriate of marketing strategy
for PT. Waringin Puspanusa Lestari for 2007. This research collects data using interviews and observation. The data analysis
technique is that of Fred R. David’s concept consisting the three levels of strategic formulation of input stage, matching stage and decision stage. On the level of input stage, the Internal Strategic Analysis Summary (IFAS) Matrix and the External Strategic Analysis Summary (EFAS) Matrix are used. On the next level, the SWOT Matrix and Internal-External (IE) Matrix are used. On the last level, the Quantitative Strategic Planning Matrix is used. Based on the results of IFAS and EFAS, it can be found that the total summary for IFAS is 2.5758 while for EFAS is 3.289. On the level of matching stage using the SWOT matrix, there are a few alternative strategy possibilities of using strengths to seize opportunities, using opportunities to handle weaknesses, using strengths to avoid threats and to minimalize the weaknesses. Based on the Internal External matrix (IE) it is found that PT. Waringin Puspanusa Lestari is at the level of growth and establishment. The appropriate strategy on this position is the market penetration, market development and product development strategies. Based on the result of QSPM, the companies decision stage should employ the main alternative strategy, which is the product development strategy with the total amount of interest (TAS) is 7. Such a strategy is an attempt to increase the market share of a product through correction, improvement and development effects.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah Bapa disurga, Putra Nya yang Tunggal Yesus
Kristus, Bunda Maria dan seluruh Orang Kudus di Surga atas Rahmat dan Berkah kepada
penulis dalam menjalani hidup ini.
Selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menerima banyak
bantuan, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak,. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasaa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Latum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Diah Utari BR, M.Si, Selaku Pembimbing 1 yang telah membantu
penulis memberikan saran dan ide-ide dalam penyusunan skripsi dari awal sampai
akhir.
4. Bapak Drs. A.Triwanggono, M.S, selaku Pembimbing 2 yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu dan mendampingi
penulis dalam penyusunan proposal sampai dengan skripsi.
5. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dosen penguji.
6. Para Manajer dan pihak-pihak lain dari PT Waringin Puspanusa Lestari yang telah
membantu dalam pengumpulan data serta informasi yang dibutuhkan penulis pada
saat penyusunan skripsi ini.
x
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu yang tidak ternilai selama masa
kuliah.
8. Seluruh staf administrasi dan sekretariat yang telah membantu penulis dalam
pengurusan administrasi selama masa kuliah
9. Orang Tua, kakak-kakak dan adik-adik penulis yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, dukungan, pengertian dan perhatian kepada penulis.
10. Saudara-saudara saya khususnya opa Prayitno, oma Prayitno (alm), oma Suci dan
mba Trimah yang mengurus, mendukung dan mendoakan penulis dengan kasih
berdasarkan pada kondisi yang ada dalam perusahaan.
• Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
• Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotan dihitung.
42
• Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Bobot ditentukan sebagai berikut :
Bobot Keterangan Rating Keterangan
> 0,20 Sangat kuat 4 Major strenght
0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 Minor strenght
0,06 - 0,10 kekuatan rata-rata 2 Minor weakness
0,01 - 0,05 kekuatan dibawah rata-rata 1 major weakness
Tabel 3.2 Matrik IFAS
Faktor-faktor
Strategi Internal
Bobot
Rating
Bobot X Rating
Kekuatan :
1.
2.
Kelemahan :
1.
2.
Total 1,00
43
2. Pencocokan yang berfokus pada strategi alternatif menggunakan matrik
SWOT dan matrik internal dan eksternal (IE)
a. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Langkah-langkah dalam melakukan analisis SWOT adalah sebagai
berikut:
• Buatlah daftar peluang eksternal dari perusahaan.
• Buatlah daftar ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan.
• Setelah membuat seluruh daftar faktor eksternal perusahaan,
kemudian kita membuat daftar kekuatan internal yang dimiliki
oleh perusahaan.
• Buat juga daftar kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan.
• Kemudian kita membuat sekumpulan strategi yang mungkin bagi
perusahaan, berdasarkan kombinasi tertentu dari empat kumpulan
faktor strategi tersebut. Kita menghasilkan strategi SO dengan
memikirkan cara-cara tertentu yang perusahaan dapat gunakan
44
untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sebagai
perbandingan, kita mempertimbangkan kekuatan-kekuatan
perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman dengan
menggunakan strategi ST. Kita mengembangkan strategi WO
untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dengan cara
mengatasi berbagai kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Akhirnya kita menyusun strategi WT sebagai strategi difensif
untuk meminimalisasi kelemahan dan menghindari segala
ancaman yang ada.
Tabel 3.3 Matrik SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
KEKUATAN-S 1. 2. 3. Daftar Kekuatan 4. 5.
KELEMAHAN-W 1. 2. 3. Daftar Kelemahan 4. 5.
PELUANG-O 1. 2. 3. Daftar Peluang 4. 5.
SO STRATEGI Strategi menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
WO STRATEGI Strategi memanfaatkan
peluang untuk mengatasi kelemahan
ANCAMAN-T 1. 2. 3. Daftar Ancaman 4. 5.
ST STRATEGI Strategi menggunakan
kekuatan untuk menghindari ancaman
WT STRATEGI Strategi meminimalisasi
kelemahan dan menghindari ancaman
45
b. Pencocokan Matrik Internal dan Eksternal (IE)
Untuk merumuskan strategi yang akan digunakan selanjutnya
dicocokkan dengan matrik IE (Fred R.David 2002). Matrik ini
didasarkan pada dua dimensi kunci. IFAS pada sumbu X dan EFAS
pada sumbu Y. Untuk sumbu X skor ada tiga, yaitu :
1. Skor 4,0 – 3,0 = posisi internal kuat.
2. Skor 2,99 – 2,0 = posisi internal rata-rata.
3. Skor 1,99 – 1,0 = posisi internal lemah.
Untuk sumbu Y dengan cara yang sama, yaitu :
1. Skor 4,0 – 3,0 = posisi eksternal kuat.
2. Skor 2,99 – 2,0 = posisi eksternal rata-rata.
3. Skor 1,99 – 1,0 = posisi eksternal lemah.
Matrik IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang mempunyai
dampak strategi berbeda. Divisi yang masuk sel I, II atau IV dapat
disebut tumbuh dan bina, strategi-strategi yang cocok adalah strategi
intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar dan
pengembangan produk. Divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII
dapat menggunakan strategi pertahanan dan pemeliharaan. Penetrasi
pasar dan pengembangan produk dapat digunakan untuk divisi ini.
Divisi yang masuk kedalam sel VI, VIII atau IX adalah panen atau
devestasi. Perusahaan yang paling sukses adalah perusahaan yang
mampu menghasilkan bisnis yang berada di posisi sel I.
46
Tabel 3.4 Matrik IE
Total nilai IFAS yang diberi bobot
Kuat Rata-rata Lemah
4,0-3,0 2,99-2,0 1,99-1,0
4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi
4,0-3,0
Tabel nilai 3,0
Sedang
EFAS diberi 2,99-2,0
2,0
bobot Rendah
1,99-10
1,0
(Fred R.David, 2002 : 195)
3. Tahap keputusan yang menguntungkan menggunakan QSPM. Selanjutnya
analisis dengan Perumusan Quantitative Strategi Planning Matrixs
(QSPM) (Fred R.David 2002) yang merupakan tahap 3 merumuskan
strategi QSPM dengan menggunakan input dari analisis matriks EFAS dan
IFAS dan pencocokan dari analisis SWOT dan IE. QSPM adalah alat yang
Sel I
Sel II
Sel III
Sel IV
Sel V
Sel VI
Sel VII
Sel VIII
Sel IX
47
memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara
objektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan
internal yang dikenali sebelumnya.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
• Mendaftar ancaman/peluang kunci eksternal dan
kelemahan/kekuatan internal dari perusahaan dalam kolom kiri
QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks IFAS dan
EFAS. Minimal 10 faktor sukses kritis eksternal dan 10 faktor
sukses internal harus dimasukkan dalam QSPM.
• Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan
internal. Bobot ini sama dengan yang dipakai dalam matriks EFAS
dan IFAS. Bobot dituliskan dalam kolom sebelah kanan faktor
sukses kritis eksternal dan internal.
• Pencocokan matriks dan indentifikasi strategi alternatif yang harus
dipertimbangkan perusahaan yang mempengaruhi keputusan
strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah total nilai daya tarik
dalam set alternatif strategi tertentu menunjukkan seberapa besar
sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lainnya.
• Menetapkan Nilai Daya Tarik (AS), tentukan nilai numerik yang
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif
set tertentu. Nilai Daya Tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap
48
faktor sukses kritis eksternal dan internal satu per satu dan
mengajukan pertanyaan, “ Apakan faktor ini memperngaruhi
strategi pilihan yang akan dibuat ?”. bila jawaban atas pertanyaaan
ini ya, maka strategi itu harus dibandingkan relati pada faktor
kunci. Secara spesifik, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada
setiap strategi yang lain, mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai
Daya Tarik itu adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3=
cukup menarik, 4= amat menarik. Bila jawaban diatas tidak
menunjukkan bahwa faktor sukses kritis yang bersangkutan tidak
mempengaruhi pada pilihan spesifik yang akan dibuat, tidak perlu
memberikan Nilai Daya Tarik pada strategi dalam set tersebut.
• Menghitung Total Nilai Daya Tarik. Total Nilai Daya Tarik di
tetapkan sebagai hasil perkalian bobot (langkah 2) dengan Nilai
Daya Tarik (langkah 4) dalam setiap baris. Total Nilai Daya Tarik
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif, hanya
mempertimbangkan dampak dari faktor kritis eksternal atau
internal di baris tersebut. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik,
semakin menarik alternatif strategi tersebut (hanya
mempertimbangkan faktor sukses kritis di baris tersebut).
• Menghitung jumlah Total Daya Tarik. Menjumlahkan Total Daya
Tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah Total Daya
49
Tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam
setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi itu
semakin menarik, mempertimbangkan semua faktor sukses kritis
ekternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan
strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah Total Daya Tarik
dalam suatu set alternatif strategi tertentu menunjukkan seberapa
besar sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain.
50
Tabel 3.5 QSPM
Faktor-faktor
Sukses Kritis
Altenatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
Bobot AS TAS Bobot AS TAS Bobot AS TAS
Peluang
1.
2.
3.
Ancaman
1.
2.
3.
Kekuatan
1.
2.
3.
Kelemahan
1.
2.
3.
Jumlah Total
Nilai Daya Tarik
AS = Nilai Daya Tarik TAS = Total Nilai Daya Tarik
Nilai Data Tarik : 1= tidak menarik ; 2= agak menarik ; 3= menarik ; 4= sangat
menarik Sumber : Fred R. David (2002)
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat PT. Waringin Puspanusa Lestari
PT. Waringin Puspanusa Lestari didirikan pada tanggal 15 Februari
1995 di Jakarta. Perusahaan ini mempunyai lahan seluas 12.500 Ha yang
terletak di kecamatan Lamandau dan Nangabulik kabupaten Kotawaringin
Barat Propinsi KalimantanTengah. Kegiatan perusahaan ini yaitu menjalankan
usaha dalam bidang pengolahan hasil bumi( perkebunan dan pertanian ),
menjalankan dan mendirikan usaha biro perencanaan, teknik dan
pembangunan dan juga bertindak sebagai kontraktor dari pekerjaan tersebut.
Perusahaan ini juga ini ikut serta mengsukseskan program pemerintah dalam
pemerataan pembangunan dan peningkatan ekspor non migas di Indonesia,
khususnya Propinsi Kalimantan Tengah.
Pada mulanya perusahaan didirikan oleh 4 orang yang masing-masing
memiliki saham yang dibagi berdasarkan modal yang mereka keluarkan untuk
membuat PT. Waringin Puspanusa Lestari. Seperti perusahaan-peusahaan
lainnya yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, untuk modal
perusahaan untuk melakukan investasi mereka menggunakan sistem kredit
bank dan biaya sendiri. Perusahaan ini sendiri baru mulai berjalan pada tahun
1996 dan mengalami pasang surut, dimana sempat terjadi beberapa musibah
seperti kerusuhan yang terjadi di hampir seluruh daerah Kalimantan Tengah.
Tetapi hal itu tidak menyebabkan kegiatan pada PT. Waringin Puspanusa
52
Lestari berhenti. Peusahaan ini sampai sekarang tetap bergerak di bidang
perkebunan tersebut dan berusaha untuk memperluas lahan mereka.
B. Struktur Pasar
Bentuk pasar PT. Waringin Puspanusa Lestari adalah berbentuk pasar
oligopoly karena :
• Dalam industri perkebunan kelapa sawit terdapat perusahaan besar lainnya
yang sudah lama bergerak di bidang ini dan juga banyak perusahaan-
perusahaan lain yang akan terjun dalam bisnis ini.
• Barang-barang yang diproduksi hanya berbentuk minyak sawit mentah dan
minyak inti sawit.
Dengan mengetahui struktur pasar yang dihadapi, maka dapat diketahui
kedudukan PT. Waringin Puspanusa Lestari dalam pasar dan tipe-tipe
persaingan yang dihadapi. Hal ini tentunya akan memungkinkan perusahaan
menyusun strategi bauran pemasaran apa yang sesuai dengan keadaan yang
dihadapi guna meningkatkan penjualan.
C. Struktur Organisasi
Organisasi dan manajemen adalah dua hal yang tidak terpisahkan,
keduanya hanya dapat dibedakan. Organisasi merupakan alat bagi manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan. Organisasi sangat diperlukan karena
kemampuan orang sangat terbatas, sehingga perlu diadakan suatu
pendelegasian pekerjaan agar seluruh kegiatan berjalan dengan efektif dan
53
efisien. Struktur organisasi secara umum dapat dibedakan menjadi empat
bentuk yaitu:
• Struktur Fungsional : Struktur fungsional mengelompokan tugas dan
aktivitas menurut fungsi bisnis seperti produksi/operasi, pemasaran,
keuangan/akuntansi, litbang, dan sistem informasi komputer.
• Struktur Divisional : Struktur divisional dapat diorganisasikan dalam satu
dari empat cara: menurut wilayah geografi, menurut produk atau jasa,
menurut pelanggan, atau menurut proses.
• Struktur Unit Bisnis Strategis (UBS): Struktur UBS mengelompokan divisi
yang serupa menjadi unit bisnis strategis dan mendelegasikan wewenang
serta tanggung jawab dari setiap unit kepada seorang eksekutif senior yang
melaporkan langsung kepada CEO.
• Struktur Matriks : Struktur matriks adalah desain yang paling kompleks
karena ini tergantung pada arus wewenang dan komunikasi baik vertikal
maupun horisontal (maka disebut matriks).
Berdasarkan uraian singkat di atas mengenai struktur organisasi formal
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi yang dimiliki
oleh PT. Waringin Puspanusa Lestari adalah struktur organisasi fungsional,
karena perusahaan memproduksi, minyak kelapa sawit dan inti sawit dimana
pembagian tugas di dalam perusahaan lebih efektif dilakukan berdasarkan
wewenang dan tanggungjawab.
Dalam jalannya perkebunan kelapa sawit PT. Waringin Puspanusa Lestari
dipimpin seorang Direktur dan ditunjang oleh adanya Dewan Komisaris.
54
Disamping itu juga untuk mempelancar kegiatan, Direktur dibantu oleh
beberapa manajer yang masing-masing menangani bidang produksi/tanaman,
administrasi, keuangan dan perdagangan.
Kegiatan operasional dikebun akan dipimpin oleh kepala bagian administrator.
Kegiatan administrator dibantu oleh kepala Bagian Tata Usaha, Kepala
Afdeling. Kepala Bagian Pengolahan dan kepala Bagian Umum/Logistik yang
masing-masing membawahi sub bagian. Areal kebun dibagi didalam beberapa
afdeling, tiap afdeling akan dipimpin oleh seorang kepala afdeling yang
masing-masing kepala afdeling ini akan membawahi asisten tanaman dan
asisten lapangan. Kepala bagian pengolahan bertanggung-jawab terhadap
kegiatan pada tingkat pasca panen. Untuk itu kepala bagian ini akan dibantu
oleh asisten pengolahan dan pengendalian mutu. Administarsi akan ditangani
oleh kepala Tata Usaha yang membawahi sub bagian keuangan dan
pembukuan. Kebutuhan akan material lapangan, administrasi dan kegiatan
umum lainnya akan ditangani oleh kepala bagian umun/logistik.
55
Gambar 4.1 struktur organisasi Perkebunan kelapa sawit PT. Waringin
Puspanusa Lestari
Sumber : PT. Waringin Puspanusa Lestari
Direktur
Manajer Pemasaran Manajer Produksi Manajer Keuangan
Administrator
Kepala TU Kepala Afdeling
Kepala Pabrik Kepala Logistik
keuangan
Pembukuan
Asisten Tanaman
Asisten Lapangan
Pengawas Tanaman
As.Teknik Bengkel
As.Pengolahan
As.Kendali Mutu
Manajer Personalia
Karyawan Tetap dan Karyawan Tidak Tetap
56
Tenaga Kerja
I . kantor pusat Jumlah
1. Direktur 1
2. Staf Direktur
- Manajer 4
- Staf Manajer 8
II . Lapangan
1. Administrasi 1
2. Kebun
- Kepala Kebun 1
- Asisten Afdeling 1
- Mandor 1 16
- Mandor 2/kerani 75
3. Tata Usaha
- Kepala Tata Usaha 1
- Kepala Bagian 3
- Staf Tata Usaha 8
4. Pabrik
- Kepala Pabrik 1
- Kepala Bagian 3
- Staf Pabrik 20
5. Logistik
- Kepala logistik 1
57
- Kepala logistik 4
D. Produk
Telah diketahui bahwa PT. Waringin Puspanusa Lestari memproduksi
hasil perkebunan yang berupa minyak sawit mentah dan minyak inti sawit.
Dalam menghasilkan minyak sawit mentah dan minyak inti sawit
membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan mesin-mesin
pengolahannya. Untuk menjaga kualitas dari produk tersebut perusahaan
membutuhkan pembiayaan pemeliharan pohon dengan cara pemupukan yang
menbutuhkan biaya sebesar 50-70% dari biaya pemeliharaan tanaman secara
keseluruhan. Hal dilakukan karena untuk meningkatkan produksi dan menjaga
stabilitas tanaman. Dalam pemeliharaan tanaman diperlukan beberapa hal
yang harus dilakukan seperti berikut :
• Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dengan dosis
rekomendasi sesuai umur tanaman hingga umur 3 - 4 tahun. Pemupukan
pada tanaman menghasilkan diberikan pada umur lebih dari 4 tahun
dengan dosis 400 – 1000 KG/Ha tahun yang terdiri dari pupuk yang
mengandung N, P, K dan Mg. Jenis pupuk yang umumnya digunakan
adalah pupuk tunggal seperti Urea sebagai N, TSP sebagia sumber P, KCL
sebagia sumber K dan Kieserit sebagai sumber Mg.
• Pengapuran diberikan mengingat lokasi tersebut mempunyai PH yang
rendah. Kapur yang diberikan pada saat tanam dengan dosis 1 Kg/lubang
tanaman. Kapur yang digunakan adalah kapur Dolomit.
58
• Pengendalian Hama dilakukan dengan menberikan insektisida bahan aktif
metamidofos 200 g/l atau 600 g/l. hama ulat api dengan insektisida bahan
aktif permentrin 20 g/l dan monokrofos 600 g/l. Penyakit Marasmius sp
dikendalikan dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafor dengan
interval aplikasi 2 minggu.
Dengan cara-cara diatas maka minyak kelapa sawit dan inti sawit dapat
terjamin kualitasnya.
E. Harga
Penetapan harga dalam industri ini dilakukan oleh masing-masing
perusahaan berdasarkan harga pasar. Harga yang berlaku didasarkan pada
kekuatan permintaan dan penawaran pada suatu saat tertentu.
F. Promosi
Dalam kebijakan promosinya PT. Waringin Puspanusa Lestari
melakukan pendekatan melalui promosi secara langsung kepada perusahaan-
perusahan yang bergerak dibidang pengelolaan minyak nabati. Cara
melakukan promosinya dengan cara memberikan data-data mengenai kualitas
minyak kelapa sawit dan inti sawit deangan menggunakan standard ISO 900.
Tetapi sekarang dalam menentukan kebijakan promosinya sekarang
perusahaan tidak begitu dilakukannya karena permintaan yang tinggi minyak
sawit mentah maupun minyak inti sawit.
59
G. Distribusi
Produk kelapa sawit setelah berada dalam tangki penyimoanan siap di
distribusikan kepada konsumen. Dalam pendistribusiannya, sebelum produk
samapai ketangan konsumen harus melalui tahap pengiriman, penimbunan,
dan pengapalan.
• Pengiriman
Pengiriman tidak langsung ketangan konsumen, tetapi membawa atau
mengeluarkan produk kelapa sawit dari pabrik ke unit berikutnya. Unit ini
berupa stasiun penimbunan atau langsung pengapalan. Untuk keperluan
pengiriman produk, dilakukan pembongkaran dan pemuatan ke
alat/kendaraan pengangkut. Dari tangki penyimpanaan, produk kelapa
sawit baru bisa dibongkar dan dimuat kealat pengangkut jika sudah ada
surat perintah pengiriman. Untuk kelancaran pengiriman produk harus
berpedoman kepada prosedur pengiriman yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan melengkapi dokumen yang diperlukan. Prosedur
pengiriman yang dilakukan sebagai berikut :
1. kantor perwakilan membuat delivery order (DO) dan diserahkan
kepada pihak pabrik dan jasa.
2. Jasa angkutan mengirimkan kendaraan pengangkut ke pabrik yang
telah ditunjuk dengan membawa dokumen yang diperlukan.
3. Pengemudi kendaraan lapor kepada petugas keamanan pabrik dan
menyerahkan dokumen yang diperlukan.
60
4. Pihak keamanan mengkonfirmasikan dan menyerahkan dokumen
kepada yang berwenang.
5. Pihak berwenang memeriksa dokumen dan melakukan disposisi.
6. Dokumen yang telah diposisi diserahkan kepada kerani timbang.
7. Angkutan dipanggil lalu dilakukan penimbangan kosong. Dokumen
diserahkan kepada pengemudi.
8. Pengemudi menyerahkan dokumen kepada operator pengisian.
9. Operator melakukan pengisian\pemuatan produk ke kendaraan
pengangkut.
10. Setelah selesai pemuatan \pengisian operator mencatat dan menyegel
kendaraan.
11. Dilakukan penimbangan ke dua kali.
12. Selama pemuatan\pengisisan dilakukan analisis laboratorium
mengenai kualitas produk.
13. Kerani produksi memindahkan data dan mengisikan juga surat
pengantar ke bulking station.
• Penimbunan
Penimbunan dilakukan di bulking station, peruses penimbunan dilakuakan
dengan prosedur ;
1. Pengemudi kendaraan harus menberikan surat pengantar barang ke
petugas keamanan.
2. Setelah dilakuakan pemeriksaan kendaraan masuk ke jembatan
penimbangan untuk penimbangan berat bruto.
61
3. Petugas keamanan menunjukkan lokasi untuk pembongkaran.
4. Pengemudi kendaraan memberikan surat pengantar kepada operator
pembongkaran.
5. Sebelum pembongkaran terlebih dahulu dilakukan analisis
laboratorium mengenai kualitas dari produk yang akan dibongkar.
6. Jika kualitas produk telah sesuai dengan standar bulking pembingkaran
dilakuakan. Namun jika kualitas produk tidak sesuai dengan standar
maka pihak bulking station mengkonfirmasikan dan mengembalikan
ke pabrik.
7. Operator melakuakan pencatatan.
8. Setelah pembongkaran kendaraan ditimbang kembali.
• Pengapalan
Dalam pengapalan perusahana berkewajiban menyediakan dan
memasukan produk ke kapal dalam kuantitas, kualitas dan tempat yang
disepakati. Pengapalan adalah titik peralihan pemilik, tanggungjawab,
biaya dan lain-lain dari pihak penjual dan pembeli.
H. Poses Produksi
Proses produksi dari perusahaan ini adalah dengan sistem labor
intensive, dengan menekankan pada kualitas dari tenaga kerja. Keterampilan
bekerja dengan tangan adalah penting dimana juga didukung dengan mesin.
Teknik pemanenan, pemotongan buah dan pengolahan dari kelapa sawit
sebagai berikut :
62
• Pemanenan
Saat buah masak, kandungan minyak dalam daging buah meningkat cepat .
Hal ini disebabkan adanya proses konversi karbohidrat menjadi lemak
dalam buah. Setelah kadar minyak dalam buah mencapai maksimum, buah
akan lepas dari tandannya. Asam lemak bebas dalam buah akan terus naik.
Ciri dari tandan buah yang akan masak ditentukan oleh angka kematangan,
yaitu jumlah buah yang lepas dari tandannya, tidak ditentukan dari warna.
• Pemotongan buah
Cara pemotongan buah kelapa sawit berbeda-beda,tergantung jenis
buahnya. Jenis buah kelapa sawit ada dua, yaitu buah dodos dan buah
normal. Pemotongan buah dodos tidak diperbolehkan memotong daun
songgo buahnya. Alat yang digunakan untuk memotong buah dodos
berupa pisau dodos kecil yang lebar mata tajamnya sekitar 7-8 cm.
Pemotongan buah normal dilakukan dengan menggunakan alat seperti
pisau dodos besar yang diberi tangkai kayu sepanjang 2 meter untuk
pemotongan buah yang mencapai tinggi 2,5 meter atau dengan
menggunakan pisau malaysia yang diberio bambu untuk memotong buah
yang tinggi pohonnya lebih dari 2,5 meter. Sambil melakukan pemotongan
para pekerja akan berjalan di jalan antara dua baris tanaman. Setelah itu
buah dari kebun akan diangkut ke pabrik. Pengangkutan buah dari pabrik
harus dilakukan secepatnya. Setelah sampai pabrik buah hasil panen
dipindahkan kekeranjang baja sekitar 2,5 ton.
63
• Pengolahan
Buah kelapa sawit yang telah di keranjang baja harus disterilkan dahulu
dengan cara dimasukan kedalam ketel uap lalu ditutup rapat dengan
tekanan 2 atm dan diberi uap panas selama 90 menit. Setelah itu buah
dilepas dari tandannya menggunakan mesin pelepasan buah. Mesin itu
berupa tromel yang memiliki garis tengah 180 cm panjang 3-4 meter.
Buah yang sudah terpisah dari tandan dimasukan kedalam mesin digestor.
Kegunaan mesin ini untuk membuat buah menjadi bubur homogen yang
didalamnya terdapat biji-biji sawit. Bubur itu dimasukan dalam pemeras
dengan alat ini minyak yang berada di tengah-tengah bubur akan keluar.
Setelah itu menggunakan mesin yang berguna untuk memisahkan biji dari
ampas. Biji-biji yang sudah bebas dari ampas akan dikeringkan dalam silo.
Cairan minyak yang keluar dari mesin pemeras keadannya masih belum
murni sehingga harus dilakukan proses klarifikasi. Setelah proses
penyaringan minyak sawit yang dihasilkan sudah siap untuk dikirim.
64
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Selama penelitian, data-data yang diperoleh dari PT. Waringin
Puspanusa Lestari dipelajari dan diolah untuk kemudian dianalisis. Dalam
penganalisisan data-data tersebut akan ditemukan permasalahan dan
pemecahan atas permasalahan tersebut. Permasalahan yang diketengahkan
mengenai strategi pemasaran apa yang sebaiknya dilakukan PT. Waringin
Puspanusa Lestari pada tahun 2007 berdasarkan analisis SWOT.
Adapun data-data yang diperoleh dan dianalisis sebagai berikut :
a. Aspek Internal
Aspek internal digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal
perusahaan didapatkan dengan cara mewawancarai para manajer. Data
dan informasi diberikan oleh para manajer dengan melihat apa saja aspek
yang menurut mereka mempengaruhi perkembangan dari PT. Waringin
Puspanusa Lestari.
Berikut ini merupakan aspek-aspek internal
1) Biaya Produksi dan Harga Produk
Konsumsi minyak nabati setiap tahun mengalami peningkatan 4,9
persen, sehingga banyak perusahaan yang mulai menginvestasikan
65
dana mereka. Ada 4 minyak nabati yang mendominasi yaitu minyak
kedelai, minyak kelapa sawit, minyak lobak dan minyak bunga
matahari (sumber: CIC). Melihat itu perusahaan tentu
menginvestasikan dana mereka ke produk minyak nabati yang
memiliki biaya produksi yang rendah dibandingkan dengan harga
produknya dan menguntungkan untuk jangka panjang.
2) Kadar Hasil Minyak Nabati
Kadar minyak nabati yang dihasilkan dari tiap tanaman yang
mendominasi pasaran dunia (minyak bunga matahari, minyak kedelai,
minyak lobak dan minyak kelapa sawit) sangat penting peranannya
karena semakin tinggi kadar minyak nabati yang dihasilkan akan
berpeluang untuk peningkatan produksi dan keuntungannya.
3) Daya Substitusi
Daya substitusi dari tiap minyak nabati sangat penting karena semakin
tinggi daya substitusinya maka pengembangan kedepan minyak nabati
tersebut akan semakin baik. Hal ini bertujuan agar pemenuhan
kebutuhan serta perbaikan akan kualitas minyak nabati tersebut dapat
dilakukan dan juga untuk mengganti produk-produk lain yang kiranya
hasilnya terbatas.
4) Formulasi Produk
Formulasi produk yang dapat ditampilkan tiap minyak nabati sangat
penting karena jika minyak nabati tersebut dapat di formulasikan untuk
66
beragam hal maka kebutuhan akan minyak nabati tersebut akan
semakin meningkat.
5) Hasil Produksi
Pengadaan dari produksi minyak nabati yang di hasilkan harus
berkelanjutan dikarenakan kebutuhan minyak nabati sangat tinggi dan
tiap tahun mengalami peningkatan. Jika pengadaan minyak nabati
tersebut tersendat atau tidak dapat berkelanjutan maka yang terjadi
konsumen akan mencari pengganti produk minyak nabati yang
pengadaannya lebih bekelanjutan
6) Upah dan Jumlah Tenaga Kerja
Upah dan jumlah tenaga kerja dilokasi perusahaan sangat
mempengaruhi jalannya perusahaan, karena jika upah yang diberikan
terlalu tinggi akan menyebabkan semakin tinggi biaya yang
dikeluarkan perusahaan. Untuk jumlah tenaga kerja pun sangat penting
karena jika tenaga kerja kurang maka produktifitas perusahaan pun
akan mengalami penurunan.
7) Luas Lahan
Kebutuhan akan lahan penanaman (satu perkebunan besar maksimal
20.000 HA) untuk memproduksi sangat penting, karena jika semakin
luas lahan yang dapat ditanami maka produksi minyak nabati akan
semakin besar pula.
67
8) Kampanye ASA
Kampanye yang dilakukan ASA dapat menyebabkan permintaan
minyak nabati khususnya minyak kelapa sawit akan mengalami
penurunan, sehingga mempengaruhi jumlah permintaan dibeberapa
negara.
9) Tangki Penyimpanan
Tangki-tangki penyimpanan diperlukan untuk menyimpan minyak
nabati sangat dipenting, karena jika tempat penyimpanan kurang maka
akan menghambat penyaluran minyak-minyak yang dihasilkan ke
produsen. Hal ini juga mempengaruhi banyaknya minyak nabati yang
dapat di sediakan.
10) Biaya Investasi
Besar kecilnya biaya investasi untuk perkebunan sangat
mempengaruhi apakah individu atau perusahaan-perusahaan akan
menginvestasikan uang mereka karena jika investasi yang dibutuhkan
untuk jalannya produksi terlalu tinggi akan mengurangi minat individu
atau perusahaan-perusahaan itu mengeluarkan dana mereka.
11) Sarana Pemasaran
Sarana pemasaran sangat penting agar produk yang dihasilkan dapat
dikenal produsen maupun produk dapat cepat sampai ketangan
produsen. Karena makin cepat hasil produk dapat dikirim atau produk
68
dikenal produsen, maka keuntungan yang di dapat makin semakin
besar.
12) Segmentasi Pasar Ekspor
Segmentasi pasar eksport yang semakin membaik dikarenakan nilai
jual keluar negeri lebih baik dibandingkan nilai jual dalam negeri, dan
juga permintaan akan minyak nabati diluar negeri lebih besar
dibandingkan dalam negeri.
b. Aspek Eksternal
Aspek eksternal digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman
yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan
didapatkan dengan cara mewawancarai para manajer. Data dan informasi
diberikan oleh para manajer dengan melihat apa saja aspek yang menurut
mereka mempengaruhi perkembangan dari PT. Waringin Puspanusa
Lestari. Berikut ini merupakan aspek-aspek eksternal.
1) Pertumbuhan Produksi
Meningkatnya permintaan akan minyak nabati di dunia juga
menyebabkan perusahaan-perusahan penghasil minyak nabati
meningkatkan jumlah produksi mereka. Permintaan akan minyak
nabati yang semakin tinggi menyebabkan semakin banyak individu
maupun perusahaan menginvestasikan uang mereka pada tanaman
yang dapat menghasilkan minyak nabati paling banyak.
69
2) Perkembangan Konsumsi
Perkembangan konsumsi minyak nabati dunia yang semakin tinggi
yang tiap tahun mengalami pertumbuhan rata-rata 8% tiap tahunnya
(CIC). Hal ini juga dikarenakan tingkat kelahiran yang tiap tahun
semakin meningkat.
3) Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin maju dapat membantu dalam
penemuan atau perkembangan dari minyak-minyak nabati, sehingga
dimasa-masa yang akan datang minyak-minyak nabati dapat di
kembangkan bukan hanya sebagai bahan-bahan makanan dan non
makanan tetapi juga digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
4) Harga Pokok Pangan
Kebutuhan pangan yang semakin meningkat sehingga menyebabkan
harga pun semakin tinggi, hal ini tentu akan menarik bagi pengusaha
untuk meginvestasikan uang mereka terutama di bidang industri
perkebunan.
5) Pengembangan Industri Hilir
Pengembangan indusri hilir semakin meningkat, hal ini dilihat dari
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pemenuhan kebutuhan
pangan, alat-alat kecantikan, farmasi dan lain-lain.
70
6) Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan sangat mempengaruhi produktifitas dari perusahaan.
Di Indonesia kebakaran hutan hampir selalu terjadi tiap tahun,
pembukaan lahan dengan cara membakar hutan yang dilakukan
masyarakat dan perusahaan dapat menghancurkan tanaman-tanaman
penghasil minyak nabati dan juga menggangu kesehatan manusia yang
menghisap asap.
7) Kampanye ASA
Kampanye anti minyak sawit oleh American Soybean Association
(ASA) yang mengaitkan kolesterol dengan kesehatan (sumber: CIC).
8) Kondisi Alam
Kondisi alam sering tidak diperhatikan oleh perusahaan, padahal jika
kondisi alam yang kurang mendukung akan menyebabkan
berkurangnya produktivitas hasil produksi mereka. Hal ini juga
berkaitan dengan bisakah perusahaan memenuhi permintaan konsumen
yang tiap tahun semakin meningkat.
9) Penyediaan Dana
Penyediaan dana untuk jalannya perusahaan sangat penting karena
banyak terjadi perusahaan kehabisan dana karena perusahaan merugi
dan menjual perusahaan mereka. Hal ini kadang kurang di
perhitungkan oleh perusahaan sehingga mereka sudah mengeluarkan
71
dana yang besar tetapi mereka harus merugi karena terlalu mininal
dana yang bisa mereka sediakan.
10) Hama dan Penyakit Tanaman
Hama dan penyakit tanaman (kumbang tanduk, ulat api, ulat kantong,
penyakit busuk pangkal, penyakit tajuk, penyakit busuk buah dan
sebagainya) yang biasanya menyerang tanaman kelapa sawit sangat
mempengaruhi kualitas tanaman dan juga merusak tanaman tersebut,
sehingga produktivitas tanaman akan menurun.
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Perumusan dari Matrik IFAS dan Matrik EFAS, tahap ini meringkas
informasi input dasar.
2. Pencocokan yang berfokus pada strategi alternatif menggunakan Matrik
SWOT dan matrik internal dan eksternal (IE).
3. Tahap keputusan yang menguntungkan menggunakan QSPM. Selanjutnya
analisis dengan Perumusan Quantitative Strategi Planning Matrixs
(QSPM) (Fred R.David 2002) yang merupakan tahap 3 merumuskan
strategi QSPM dengan menggunakan input dari analisis matriks EFAS dan
IFAS dan pencocokan dari analisis SWOT dan IE.
72
Tabel 5.1 EFAS
PT. Waringin Puspanusa Lestari
Faktor-faktor strategi Eksternal
Bobot Rating Nilai
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
Peluang
1. Pertumbuhan produksi
2. Pekembangan konsumsi
3. Perkembangan teknologi
4. Harga pokok pangan
5. Pengembangan industri hilir
Ancaman
1. Kebakaran hutan
2. Kampanye ASA
3. Kondisi alam
0,15
0,1
0,1
0,1
0,05
0,13
0,11
0,07
0,20
0,08
0,12
0,04
0,08
0,08
0,03
0,05
0,11
0,14
0,6
0,09
0,05
0,12
0,05
0,13
0.11
0,12
0,04
0,1
0,1
0,1
0,06
0,15
0,1425
0,11
0,08
0,0825
0,07
0,1075
0,0625
0,1
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
2
4
3
4
2
3
3
4
1
2
3
3
2
2
2
3
2
2
4
4
3
3
3
4
2
3
0,57
0,44
0,24
0,248
0,21
0,43
0,125
0,3
73
4. Penyediaan dana
5. Hama dan penyakit tanaman
0,12
0,08
0,14
0,15
0,18
0,04
0,15
0,08
0,1475
0,0875
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
0,443
0,263
Total 1,00 1,00 1,00 1,00 3,269
Keterangan : M1 = Manajer Pemasaran M2 = Manajer Produksi M3 = Manajer Keuangan M4 = Manajer Personalia Bobot Keterangan Rating Keterangan > 0,20 Sangat kuat 4 The respon is superior 0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 The respon is above average 0,06 - 0,10 Kekuatan rata-rata 2 The respon is average 0,01 - 0,05 Kekuatan dibawah rata-rata 1 The respon is poor
74
Tabel 5.2 IFAS
PT. Waringin Puspanusa Lestari
Faktor-faktor strategi Internal
Bobot Rating Nilai
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
Kekuatan
1. Biaya produksi dan harga produk
2 Kadar hasil minyak nabati
3 Daya substitusi
4. Formulasi produk
5. Hasil produksi
6 Upah dan jumlah tenaga kerja
7. Luas lahan
Kelemahan
1 Kampanye ASA
0,08
0,08
0,03
0,05
0,08
0,04
0,04
0.1
0,08
0,12
0,05
0,1
0,13
0,09
0,14
0,06
0,11
0,06
0,04
0,07
0,07
0,16
0,08
0,08
0,06
0,07
0,06
0,05
0,09
0,21
0,18
0,05
0,0825
0,0825
0,045
0,0675
0,0925
0,125
0,11
0,0725
3
4
3
3
4
2
2
4
4
3
3
3
4
2
4
2
4
2
2
1
2
3
2
1
2
2
2
1
2
4
4
2
3
3
3
2
3
3
3
2
0,248
0,248
0,135
0,135
0,2775
0,375
0,33
0,145
75
2. Tangki-tangki penyimpanan
3. Biaya investasi
4 Sarana pemasaran
5. Segmentasi pasar eksport
0,11
0,12
0,03
0,18
0,16
0,1
0,1
0,03
0,03
0,05
0,16
0,08
0,07
0,04
0,1
0,05
0,03
0,0775
0,0975
0,085
0,0725
3
1
4
4
3
3
3
1
3
3
3
3
1
3
1
1
3
3
3
2
0,2325
0,293
0.255
0,145
Total 1,00 1,00 1,00 1,00 2.5958
Keterangan : M1 = Manajer Pemasaran M2 = Manajer Produksi M3 = Manajer Keuangan M4 = Manajer Personalia Bobot Keterangan Rating Keterangan > 0,20 Sangat kuat 4 Major strenght 0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 Minor strenght 0,06 - 0,10 kekuatan rata-rata 2 Minor weakness 0,01 - 0,05 kekuatan dibawah rata-rata 1 major weakness
76
Keterangan :
• Bobot
Pemberian bobot dilakukan oleh prusahaan (bobot rata-rata dari para
manajer) untuk masing-masing faktor yang ada.
a. Kekuatan
1) Biaya produksi dan harga produk
Bobot 0,0825 : Biaya produksi maupun harga produk relatif lebih
rendah bila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Karena
tingkat produksi per HA tinggi serta berproduksi dalam jangka
waktu lama (25-30 tahun).
2) Kadar hasil minyak nabati
Bobot 0,0825 : Untuk kadar hasil minyak nabati untuk tanaman
kelapa sawit lebih tinggi yaitu sebesar 90% untuk setiap HA tanah
yang ditanami dibandingkan dengan komoditi minyak nabati
lainnya yang mendominasi (biji bunga matahari yaitu 40%, minyak
kedelai 18% dan minyak lobak 70% (CIC)).
3) Daya substitusi
Bobot 0,045 : Daya substitusi minyak sawit tinggi berkat penerapan
teknologi maju, sehingga mutu, bau dan rasanya dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan.
77
4) Formulasi produk
Bobot 0,0675 : Minyak sawit dapat ditampilkan dalam berbagai
formulasi sehingga kegunaannya meluas baik untuk pangan (minyak
goreng, margarin, es krim, penyedap dan lain-lain) maupun non
pangan (sabun dan deterjen, minyak pendingin untuk pabrik besi
baja, biodiesel dan pembangkit listrik).
5) Hasil produksi
Bobot 0,0,925 : Minyak kelapa sawit pengadaannya lebih
berkelanjutan baik untuk eksport maupun pemenuhan kebutuhan
konsumsi dalam negeri.
6) Upah dan jumlah tenaga kerja
Bobot 0,125 : Untuk Indonesia, upah buruh diperkebunan lebih
rendah dibandingkan negara-negara lain (Malaysia, Kolombia,
Thailand, Nigeria dan lainnya) dan jumlah tenaga kerjanya pun
melimpah.
7) Luas lahan
Bobot 0,011 : Lahan yang tersedia di Indonesia cukup luas (sekitar
5.447.563 HA (sumber : pusat data dan informasi, departemen
pertanian (2005)) untuk perkembangan perkebunan dan perluasan
lahan perkebunan sehingga hasil produksi minyak kelapa sawit
dapat lebih ditingkatkan.
78
b. Kelemahan
1) Kampanye ASA
Bobot 0,0725 : Kampanye ASA selama ini sangat menyebabkan
banyak negara MEE berpikir untuk mengeksport minyak kelapa
sawit, sehingga permintaan minyak kelapa sawit kurang diminati di
Amerika Serikat dan beberapa negara MEE.
2) Tangki penyimpanan
Bobot 0,0775 : Sampai sekarang tangki-tangki penyimpanan
minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia masih sangat terbatas,
padahal produksi pada tahun-tahun mendatang akan mengalami
peningkatan yang pesat.
3) Biaya investasi
Bobot 0,0975 : Besarnya biaya investasi untuk pabrik (pabrik
dengan kapasitas 30-40 ton TBS/jam menbutuhkan biaya kuarang
lebih Rp. 44 milyar) dan tanaman sampai dengan tanaman mulai
menghasilkan adalah USD. 2.030 per HA. Tingginya suku bunga
kredit investasi mengakibatkan meningkatnya harga pokok minyak
dawit di Indonesia.
4) Sarana pemasaran
Bobot 0,085 : Sarana-saran pemasaran di Indonesia belum memadai
(tangki timbun, pompa, pelabuhan, kapal maupun jaringan
pemasaran didalam negeri dan luar negeri)
79
5) Segmentasi pasar eksport
Bobot 0,0725 : Segmentasi pasar eksport yang belum terbina
dengan baik karena belum adanya konsisten segmentasi pemasaran
dalam beberapa tahun terakhir ini kecuali eropa barat.
a. Peluang
1) Pertumbuhan produksi
Bobot 0,01425 : Pertumbuhan produksi minyak sawit jauh lebih
cepat bila dibandingkan minyak nabati lainnya, sehingga akan
menambah pangsa pasar baik didalam negeri maupun diluar negeri.
2) Pekembangan konsumsi
Bobot 0.11 : Perkembangan konsumsi minyak kelapa sawit di
beberapa negara meningkat dengan pesat seperti India, Indonesia,
RRC, Kenya, Timur Tengah dan lain-lain. Diperkirakan bahwa
konsumsi negara-negara tersebut meningkat terus, karena tingkat
konsumsi pada saat sekarang ini masih relatif rendah bila
dibandingkan negara-negara industri.
3) Perkembangan teknologi
Bobot 0,08 : Perkembangan teknologi sangat membantu dalam
perkembangan atau peningkatan dari minyak sawit contohnya
pengembangan minyak sawit sebagai biodesel.
80
4) Harga pokok
Bobot 0,0825 : Harga pokok yang cukup besar untuk berbagai
kebutuhan, sehingga keuntungan yang akan didapat pun akan
tinggi.
5) Pengembangan industri hilir
Bobot 0,07 : Pengembangan industri hilir sekarang ini sangat
memberikan harapan yang baik dikarenakan harga produk hasil
industri hilir cukup baik dipasaran.
b. Ancaman
1) Kebakaran hutan
Bobot 0,1075 : Kebakaran hutan di Indonesia pada khususnya
sangat mempengaruhi karena luasnya penyebaran api, sulitnya
pemadamannya dan juga memperhambat pemanenan hasil buah
tanaman kelapa sawit, juga menggangu aktivitas perusahaan dalam
mengirim hasil buah ke pabrik pengolahan.
2) Kampanye ASA
Bobot 0,0625 : Kampanye anti minyak sawit oleh American
Soybean Association (ASA) yang mengaitkan kolesterol dengan
kesehatan. Apabila masalah ini tidak segera dipecahkan akan
menimbulkan pandangan negatif terhadap minyak sawit dipasaran
internasional.
81
3) Kondisi alam
Bobot 0,1 : Kondisi alam yang tidak menentu sangat mengancam
kualitas dari buah yang dihasilkan tanaman dan juga jika lahan
yang di dapat terlalu berbukit-bukit dan banyak rawa-rawa maka
banyaknya tanaman yang dapat di tanam pun akan berkurang.
Curah hujan juga mempengaruhi, jika curah hujan terlalu tinggi
maka kebutuhan pupuk untuk tanaman akan semakin tinggi.
4) Penyediaan dana
Bobot 0,1475 : Penyediaan dana untuk perkebunaan kelapa sawit
sangat besar karena kebutuhan dana untuk pemupukan tanaman
kelapa sawit 70% sampai dengan 75% dari total investasi.bila
penyediaan dana untuk pemupukan kurang bisa terjadi tanaman
kelapa sawit akan mengalami penurunan buah dan juga mengalami
penurunan kualitas minyak dan juga dapat menyebabkan tanaman
mati.
5) Hama dan penyakit tanaman
Bobot 0,0875 : Hama dan penyakit tanaman yang menyerang
tanaman kelapa sawit telah banyak menimbulkan masalah yang
berkepanjangan, hal ini menyebabkan daun tanaman menjadi rusak
sehingga berdampak langsung terhadap penurunan produksi.
Kehilangan daun yang mencapai hampir 100% pada tanaman
berdampak langsung pada penurunan produksi hingga 70% dalam
1 kali serangan dan 93% dalam serangan ulangan dalam tahun
82
yang sama. Hal ini menyebabkan betapa sangat seriusnya serangan
hama dan penyakit tanaman tersebut jika tidak dapat dikendalikan.
Keterangan :
• Rating
Pemberian Rating dilakukan oleh perusahaan (bobot rata-rata dari para
manajer) untuk masing-masing faktor yang ada
a. Kekuatan
1) Biaya produksi dan harga produk
Rating 3 : Cukup besar kekuatannya dibandingkan dengan tanaman
penghasil minyak nabati yang lain yang mendominasi (bunga
matahari, kedelai dan lobak), kelapa sawit memiliki biaya
produksiyang rendah dan harga produk yang tinggi.
2) Kadar hasil minyak nabati
Rating 3 : Cukup besar kekuatannya karena untuk kadar hasil
minyak sawit (90%) lebih tinggi dibandingkan tanaman yang
penghasil minyak nabati lainnya yang mendominasi pasaran dunia.
3) Daya substitusi
Rating 3 : Cukup besar kekuatannya dikarenakan mutu dari minyak
kelapa sawit dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
4) Formulasi produk
Rating 2 : Cukup kuat karena untuk kedepan minyak kelapa sawit
meluas kegunaannya baik untuk pangan (minyak goreng, margarin,
es krim, penyedap dan lain-lain) maupun non pangan (sabun dan
83
deterjen, minyak pendingin untuk pabrik besi baja, biodiesel dan
pembangkit listrik).
5) Hasil produksi
Rating 3 : Cukup besar kekuatannya dikarenakan umur produktif
tanaman yang lama (25-30 tahun) sehingga pemenuhan dan
pengadaannya lebih berkelanjutan untuk eksport maupun
kebutuhan dalam negeri.
6) Upah dan jumlah tenaga kerja
Rating 3 : Cukup Besar kekuatannya Karena upah buruh
diperkebunan lebih rendah dan jumlah tenaga kerjanya pun
melimpah dibandingkan negara lain.
7) Luas lahan
Rating 3 : cukup besar kekuatannya karena masih banyak lahan
yang masih bisa ditanami di Indonesia.
b. Kelemahan
1) Kampanye ASA.
Rating 2 : respon rata-rata karena masih ada negara yang
membutuhkan minyak kelapa sawit seperti India, Cina, Pakistan
dan beberapa negara lainnya.
2) Tangki penyimpanan
Rating 3 : Kelemahan cukup besar karena untuk menjaga kualitas
dan agar minyak kelapa sawit tidak rusak, minyak kelapa sawit
84
harus segera disimpan didalam tangki-tangki khusus dan dijaga
suhunya.
3) Biaya investasi
Rating 3 : Kelemahan cukup besar karena besarnya biaya investasi
untuk pabrik (pabrik dengan kapasitas 30-40 ton TBS/jam
menbutuhkan biaya kurang lebih Rp. 44 milyar) dan tanaman
sampai dengan menghasilkan adalah USD. 2.030 per HA.
Tingginya suku bunga kredit investasi mengakibatkan
meningkatnya harga pokok minyak sawit di Indonesia.
4) Sarana pemasaran
Rating 3 : Ancaman cukup besar karena sarana-saran pemasaran di
Indonesia belum memadai (tangki timbun, pompa, pelabuhan, kapal
maupun jaringan pemasaran didalam negeri dan luar negeri)
5) Segmentasi pasar eksport
Rating 2 : Segmentasi pasar eksport yang belum terbina dengan
baik karena belum adanya konsisten segmentasi pemasaran dalam
beberapa tahun terakhir ini kecuali eropa barat.
a. Peluang
1) Pertumbuhan produksi
Rating 4 : Besar peluangnya karnea pertumbuhan produksi minyak
sawit jauh lebih cepat bila dibandingkan minyak nabati lainnya,
sehingga akan menambah pangsa pasar baik didalam negeri
maupun diluar negeri.
85
2) Pekembangan konsumsi
Rating 4 : Cukup besar peluangnya karena perkembangan
konsumsi minyak sawit di beberapa negara meningkat dengan pesat
seperti India, Indonesia, RRC, Kenya, Timur Tengah dan lain-lain.
3) Perkembangan teknologi
Rating 3 : Cukup besar peluangnya karena perkembangan teknologi
semakin mutahir sehingga dapat membantu dalam perkembangan
dari minyak kelapa sawit.
4) Harga pokok pangan
Rating 3 : Cukup besar peluangnya disebabkan harga pokok
pangan semakin tinggi, sehingga tingkat permintaan minyak kelapa
sawit semakin meningkat juga khususnya di RRC, India dan
Pakistan (sumber: CIC).
5) Pengembangan industri hilir
Rating 3 : Cukup besar peluangnya dikarenakan pengembangan
industri hilir sekarang ini sangat memberikan harapan yang baik
dikarenakan harga produk hasil industri hilir cukup baik dipasar
b. Ancaman
1) Kebakaran hutan
Rating 4 : Respon sangat mengancam karena kebakaran yang
hampir setiap tahun terjadi dapat mengancurkan tanaman yang telah
ditanam dan juga menyebabkan perusahaan mengeluarkan
86
tambahan dana untuk melakukan pemadaman dan penanaman
kembali.
2) Kampanye ASA
Rating 2 : Kampanye anti minyak sawit oleh American Soybean
Association (ASA) yang mengaitkan kolesterol dengan kesehatan,
menimbulkan pandangan negatif terhadap minyak sawit dipasaran
khususnya Amerika Serikat dan beberapa Negara MEE.
3) Kondisi alam
Rating 3 : Respon diatas rata-rata karana kondisi alam yang tidak
menentu sangat mengancam kualitas dari buah yang dihasilkan
tanaman dan juga jika lahan yang di dapat terlalu berbukit-bukit
dan banyak rawa-rawa maka banyaknya tanaman yang dapat di
tanam pun akan berkurang.
4) Penyediaan dana
Rating 3 : respon diatas rata-rata karena penyediaan dana untuk
perkebunaan kelapa sawit sangat besar karena kebutuhan dana
untuk pemupukan tanaman kelapa sawit 70% sampai dengan 75%
dari total investasi.bila penyediaan dana untuk pemupukan kurang
bisa terjadi tanaman kelapa sawit akan mengalami penurunan buah
dan juga mengalami penurunan kualitas minyak dan juga dapat
menyebabkan tanaman mati.
87
5) Hama dan penyakit tanaman
Rating 3 : respon diatas rata-rata karena hama dan penyakit
tanaman sangat merugikan dan merusak tanaman dan
menyebabkan produktivitas tanaman menurun.
• Matrik SWOT
Matrik SWOT merupakan alat untuk membantu para manajer untuk
menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan. Strategi-strategi yang digunakan dalam
matriks SWOT yaitu :
- Strategi SO (Strengths-Opportunities), yaitu strategi menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang .
- Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), yaitu strategi memanfaatkan
peluang untuk mengatasi kelemahan.
- Strategi ST (Strength-Threats), yaitu strategi menggunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman.
- Strategi WT (Weaknesses-Threats), yaitu strategi meminimalisasi
kelemahan dan menghindari ancaman.
Dilihat dari aspek-aspek internal (kekuatan dan kelemahan) maupun aspek-
aspek eksternal (peluang dan ancaman) yang telah dibahas sebelumnya
maka dapat dirumuskan beberapa strategi bagi perusahaan.
88
Tabel 5.3 Matrik SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan - S 1.Biaya produksi dan harga produk
2 Kadar hasil minyak sawit
3 Daya substitusi
4. Formulasi produk
5. Hasil produksi
6 Upah dan jumlah tenaga kerja
7. Luas lahan
Kelemahan - W 1.kampanye ASA
2.Tangki-tangki penyimpanan
3.Biaya investasi
4.sarana pemasaran
5.segmentasi pasar eksport
Peluang – O
1. Pertumbuhan produksi
2. Pekembangan konsumsi 3. Perkembangan teknologi
4. Harga pokok pangan.
5. Pengembangan industri hilir
Ancaman - T 1. Kebakaran hutan
2. Kampanye ASA
3. Kondisi alam
4. Penyediaan dana
5. Hama dan penyakit tanaman
SO Strategi 1.Teknologi semakin dikembangkan sehingga kadar minyak sawit,formulasi dan hasil produksi semakin baik dan meningkat. 2.Melakukan perluasan lahan perkebunan untuk menghasilkan pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit. 3.Membatu pengembangan industri hilir dengan melakukan pelatihan dan pendidikan masyarakat disekitar lingkungan perusahaan.
ST Strategi 1.Peningkatan pengawasan lahan perkebunan akan ancaman-ancaman yang akan mengganggu(kebakaran hutan, ancaman hama dan penyakit dan lainnya). 2.Mencari lahan yang baik kondisisnya untuk melakukan penanaman tanaman 3.melakukan formulasi produk sehingga kualitas dapat lebih baik dan tingkat kejernihan minyak yang dihasilkan jauh lebih jernih.
WO Strategi 1.Pemanfaatan teknologi untuk mengatasi kampanye ASA mengenai kolesterol 2.Pemanfaatan dari tingkat harga pokok pangan, perkembangan konsumsi dan industri hilir untuk mengatasi besarnya biaya investasi. 3.Memanfaatkan pertumbuhan produksi yang semakin meningkat sehingga sarana dan perasaran akan dapat semakin ditingkatkan juga.
WT Strategi 1.Peningkatan promosi akan keunggulan-keunggulan minyak kelapa sawit. 2.Peningkatan kerjasama dengan negara-negara pengeksport minyak kelapa sawit (Cina, India, Pakistan dan beberapa Negara lain). 3.Mengurangi pengeluaran biaya terlalu besar (biaya untuk pemadaman api, penggantian tanaman yang rusak karena hama dan penyakit tanaman)untuk menghindari terlalu tingginya investasi dengan cara peningkatan pengawasan dan pengendalian perkebunan. 4.Melakukan kerjasama dengan perusahaan perkebunan lain dalam memasarkan minyak kelapa sawit serta penyediaan alat-alat pendukung(tangki-tangki penyimpanan minyak sawit, sarana transportasi dan lainnya)
89
• Pencocokan Matriks Internal dan Eksternal
Matrik IE digunakan untuk merumuskan strategi yang telah digunakan yaitu
matrik internal dan eksternal. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi kunci
yaitu IFAS pada sumbu X dan EFAS pada sumbu Y. PT.Waringin
Puspanusa Lestari memiliki nilai total 2,5958 pada faktor internal dan nilai
total 3,269 pada faktor eksternal. PT.Waringin Puspanusa Lestari berada
pada posisi sel IV, yang dapat menggunakan strategi penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk.
90
Tabel 5.4 Matrik IE
Total nilai IFAS yang diberi bobot
Kuat Rata-rata Lemah
4,0-3,0 2,99-2,0 1,99-1,0
4,0 3,0 2,0 1,0
4,0
Tinggi
4,0-3,0
Tabel nilai 3,0
Sedang
EFAS diberi 2,99-2,0
2,0
bobot Rendah
1,99-10
1,0
Sel I
Sel II
Sel III
Sel IV
Sel V
Sel VI
Sel VII
Sel VIII
Sel IX
91
• Perumusan Keputusan QSPM
Sebagai tahap keputusan yang menguntungkan, tahap ini menggunakan
QSPM. Tahap ini menggunakan input yang didapatkan dari analisi matrik
IFAS dan EFAS dan pencocokan dari analisis SWOT dan IE, sehingga
dapat menevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasarkan pada
faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali
sebelumnya.
92
Tabel 5.5 QSPM
PT. Waringin Puspanusa Lestari
Faktor-faktor Sukses Kritis
Altenatif Strategi
Penetrasi Pasar Pengembangan pasar
Pengembangan Produk
Bobot AS
1
AS
2
AS
3
AS
4
TAS AS
1
AS
2
AS
3
AS
4
TAS AS
1
AS
2
AS
3
AS
4
TAS
Faktor-faktor eksternal
Peluang
1. Pertumbuhan produksi
2. Pekembangan konsumsi
3. Perkembangan teknologi
4. Harga pokok pangan
5. Pengembangan industri hilir
0,1425
0,11
0,08
0,0825
0,07
3 4 4 3 3
4 3 3 2 3
3 3 3 3 3
3 3 3 2 3
0,46
0,36
0,26
0,21
0,21
4 3 3 3 3
4 4 4 2 3
3 3 3 3 3
3 3 2 4 4
0,5
0,36
0,24
0,25
0,23
3 3 4 4 4
4 3 4 3 4
3 3 3 3 3
4 3 3 3 3
0,5
0,33
0,26
0,27
0,25
93
Ancaman
1. Kebakaran hutan
2. Kampanye ASA
3. Kondisi alam
4. Penyediaan dana
5. Hama dan penyakit tanaman
Faktor-faktor internal
Kekuatan
1. Biaya produksi dan harga
produk
2 Kadar hasil minyak nabati
3 Daya substitusi
4. Formulasi produk
5. Hasil produksi
6 Upah dan jumlah tenaga kerja
0,1075
0.0625
0,1
0,1475
0,0875
0,0825
0,0825
0,045
0,0675
0,0925
0,125
1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2
2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3
0,19
0,16
0,28
0,52
0,31
0,27
0,25
0,34
0,22
0,28
0.31
4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2
4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4
0,38
0,19
0,3
0,44
0,31
0,29
0,29
0,15
0,24
0,30
0,41
1 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2
1 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3
2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4
0,16
0,20
0,25
0,52
0,26
0,27
0,33
0,15
0,25
0,35
0,41
94
7. Luas lahan
Kelemahan
1 Kampanye ASA
2. Tangki-tangki penyimpanan
3. Biaya investasi
4 Sarana pemasaran
5. Segmentasi pasar eksport
0,11
0.0725
0,0775
0,0975
0,085
0,0725
3
3 3 4 3 4
3
3 3 3 3 3
2
3 3 3 3 3
3
2 2 3 2 2
0,30
0,20
0,21
0,32
0,23
0,22
4
3 3 3 4 4
4
3 3 3 3 3
2
2 3 3 3 3
3
2 2 3 2 2
0,36
0,18
0,21
0,29
0,26
0,22
3
4 3 4 4 4
3
4 4 4 3 3
3
3 4 4 4 4
3
4 2 3 3 3
0,33
0,27
0,25
0,37
0,3
0,25
Total
6,11
6,4
6,53
Keterangan : Pilihan AS : 1 = Tidak menarik Responden : AS 1 = Manajer Pemasaran 2 = Agak menarik AS 2 = Manajer Produksi 3 = Menarik AS 3 = Manajer Keuangan 4 = Sangat menarik AS 4 = Manajer Personalia
95
Pada QSPM menghasilkan strategi-strategi yang didapatkan dari
menggunakan input analisis matrik EFAS dan IFAS serta pencocokan dari
analisis SWOT dan IE. Diketahui sebagai berikut :
1) Strategi penetrasi pasar yang memiliki TAS sebesar 6,11 yang berarti
perusahan perlu untuk melakukan penempatan produksinya ke pangsa
pasar yang paling menarik dalam jangka guna meningkatkan penjualan.
2) Strategi pengembangan pasar yang memiliki TAS 6,4 yang berarti
perusahaan perlu melakukan ekspansi atau pengenalan produk ke
pembeli-pembeli baru secara geografis termasuk memasuki pasar yang
lain.
3) Strategi pengembangan produk yang memiliki TAS 6,53 yang berarti
perusahaan perlu melakukan perbaikan, seperti meningkatkan kadar
minyak sawit yang ada dan juga perkembangan produk dengan
menggunakan teknologi yang baru.
Dari hasil QSPM diketahui bahwa strategi pengembangan produk memiliki
Total Nilai Daya Tarik paling besar yaitu 6,53 dibandingkan dengan strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk, oleh karena itu sebaiknya
perusahaan menggunakan strategi pengembangan produk. Perusahaan juga
dapat mengkombinasikan strategi pengembangan produk dengan strategi hasil
QSPM lainnya (strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan pasar).
96
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
penulis, maka penulis akan menarik suatu kesimpulan secara umum atas
uraian dari bab-bab sebelumnya, sebagai berikut:
1. PT. Waringin Puspanusa Lestari merupakan salah satu produsen
penghasil minyak sawit mentah dan minyak inti sawit. Jika dillihat
dari jenisnya minyak sawit mentah dan minyak inti sawit merupakan
produk yang tergolong barang industri.
2. Berdasarkan banyaknya jumlah produsen minyak sawit mentah dan
minyak inti sawit yang mendominasi pasar, maka penulis dapat
mengatakan bahwa PT. Waringin Puspanusa Lestari berada pada suatu
pasar yang berbentuk oligopoli. Penarikan kesimpulan ini didasarkan
atas alasan-alasan sebagai berikut:
a. Adanya perusahaan-perusahaan lain yang berada dalam industri
minyak sawit mentah dan minyak inti sawit.
b. Adanya hambatan untuk masuk ke dalam industri dikarenakan
modal yang dibutuhkan besar.
c. Keputusan mengenai penentuan harga tergantung pada harga pasar
dunia.
97
d. Produk yang beredar di pasaran dapat dibedakan berdasarkan
kualitas dari produk yang dijual.
3. Ada 4 komoditi minyak nabati yang mendominasi pasaran dunia yaitu
minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak kelapa sawit dan
minyak lobak.
4. Kadar minyak kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan minyak nabati
yang mondominasi yaitu 90% (biji bunga matahari yaitu 40%, minyak
kedelai 18% dan minyak lobak 70% (CIC)).
5. Kampanye anti minyak kelapa sawit American Soybean Association
(ASA) yang mengaitkan kolestrol dengan kesehatan, dapat
mempengaruhi tingkat pertumbuhan permintaan minyak kelapa sawit
terutama di Amerika Serikat dan beberapa negara MEE.
6. Dengan semakin tingginya perkembangan teknologi maka minyak
kelapa sawit dapat terus dikembangkan kualitas maupun kegunaannya
(contoh sebagai bahan bakar, obat-obatan, kosmetik dan sebagainya)
dan juga hasil produksi yang dihasilkan.
7. Strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan untuk mengatasi
persaingan dengan perusahaan lain adalah dengan mengutamakan
kualitas, disertai dengan pengembangan produk, serta memperluas
jaringan pemasaran ke luar negeri.
8. Lahan yang ada di Indonesia untuk pembukaan maupun perluasaan
perkebunan masih sangat luas yaitu sekitar 5.447.563 HA.
98
9. Biaya investasi untuk pembuatan pabrik dengan kapasitas 30-40 ton
TBS/jam cukup besar, sehingga diperlukan dana yang cukup besar.
10. Sarana-sarana pemasaran ( tangki timbun, pompa, pelabuhan dan
lainnya) belum cukup mendukung.
11. Perkembangan konsumsi untuk minyak kelapa sawit cukup tinggi dan
meningkat pesat dibeberapa negara (Cina, RRC dan sebagainya)
12. Kebakaran hutan yang hampir setiap tahun, hama dan penyakit pada
tanaman kelapa sawit mempengaruhi produksi dan perkembangan
perusahaan.
13. Upah dan jumlah tenaga kerja di Indonesia lebih murah dan banyak
dibandingkan negara lainnya.
14. Industri hilir industri hasil setengah (minyak goreng,lemak makanan
dan produk kimia)dan industri barang jadi (kue, roti, cokelat,
kosmetik, tinta cetak, lilin dan lainnya)terus berkembang.
15. Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis dengan menggunakan
matriks IE, perusahaan berada pada posisi tumbuh dan bina. Strategi
yang cocok yaitu strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar
dan strategi pengembangan produk.
99
B. Saran
1. Teknologi semakin dikembangkan sehingga kadar minyak
sawit,formulasi dan hasil produksi semakin baik dan meningkat.
2. Melakukan perluasan lahan perkebunan untuk menghasilkan
pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit.
3. Pemanfaatan teknologi untuk mengatasi kampanye ASA mengenai
kolesterol.
4. Pemanfaatan dari tingkat harga pokok pangan, perkembangan
konsumsi dan industri hilir untuk mengatasi besarnya biaya investasi.
5. Memanfaatkan pertumbuhan produksi yang semakin meningkat
sehingga sarana dan prasaran akan dapat semakin ditingkatkan juga.
6. Peningkatan pengawasan lahan perkebunan akan ancaman-ancaman
yang akan mengganggu(kebakaran hutan, ancaman hama dan penyakit
dan lainnya).
7. Mencari lahan yang baik kondisisnya untuk melakukan penanaman
tanaman.
8. Melakukan formulasi produk sehingga kualitas dapat lebih baik dan
tingkat kejernihan minyak yang dihasilkan jauh lebih jernih.
9. Peningkatan promosi akan keunggulan-keunggulan minyak kelapa
sawit.
10. Peningkatan kerjasama dengan negara-negara pengeksport minyak
kelapa sawit (Cina, India, Pakistan dan beberapa Negara lain).
100
11. Mengurangi pengeluaran biaya terlalu besar (biaya untuk pemadaman
api, penggantian tanaman yang rusak karena hama dan penyakit
tanaman)untuk menghindari terlalu tingginya investasi dengan cara
peningkatan pengawasan dan pengendalian perkebunan.
12. Melakukan kerjasama dengan perusahaan perkebunan lain dalam
memasarkan minyak kelapa sawit serta penyediaan alat-alat
pendukung(tangki-tangki penyimpanan minyak sawit, sarana
transportasi dan lainnya).
13. Pada hasil QSPM strategi pengembangan produk merupakan strategi
yang terbaik yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan dengan
Total Nilai Daya Tarik sebesar 6,53.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis banyak menemui kekurangan, hambatan
dan kelemahan. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan waktu, hambatan dalam
pengumpulan data, jawaban yang diberikan oleh para manajer dan
kelengkapan data. Oleh karena itu analisis ini hanya didasarkan dari apa yang
penulis dapatkan ketika melakukan penelitian di dalam perusahaan.
Daftar Pustaka
Azahari, D.H. 2005. Diversifikasi Produk dan Pengembangan Infrastruktur
Kelapa Sawit, Jakarta: PT ISMac Indonesia.
Daft, Richard L. 2000. Management, Fifth edition. Orlando : The Dryden Press.
David, R.Fred. 1998. Strategic Management, 7th Edition. London : Prentice Hall
International Limited.
David, R.Fred. 2002. Manajemen Strategis, konsep. Edisi ketujuh. Alih bahasa
Drs. Alexander Sindoro. Jakarta : PT INDEKS.
Jauch, Lawrence R dan William F Gluech.1996. Manajemen Strategi dan
Kebijakan Perusahaan. Edisi Ke-3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kothler, Philip., Gaty Amstrong. 1994. Principles of Marketing, 7th Edition. New
York: Prentice-Hall, Inc.
Kothler, Philip. 2000. Marketing Management, Millennium Edition. Prentice Hall
International, Inc.
Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl McDaniel. 2003. Essentials of Marketing,
3rd Edition. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co.
Rangkuti, Freddy.1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Thompson, Arthur A., Strickland A.J. 2001. Strategic Management, Concepts
and Cases, Twelfth Edition. International Edition. McGraw-Hill
Companies, Inc.
Wachjudi, B. 2005 Arah Pengembangan Industri Kelapa Sawit Bidang Pangan
dan Non-pangan. Jakarta : PT ISMaC Indonesia.
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan PT. Waringin Puspanusa Lestari?
2. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?
3. Bagaimana proses pengiriman produk?
4. Jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan proses produksinya?
5. Apa saja yang menjadi kekuatan bagi jalannya perusahaan?
6. Apa saja yang menjadi peluang bagi jalannnya perusahaan?
7. Apa saja yang menjadi kelemahan bagi jalannya perusahaan?
8. Apa saja yang menjadi ancaman bagi jalannya perusahaan?
9. Produk apa saja yang merupakan pesaing bagi produk perusahaan?
10. Bagaimana perkembangan produksi minyak kelapa sawit dan inti sawit di
pasaran?
74
Tabel EFAS
PT. Waringin Puspanusa Lestari
Faktor-faktor strategi Eksternal
Bobot Rating Nilai
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
Peluang
1. Pertumbuhan produksi
2. Pekembangan konsumsi
3. Perkembangan teknologi
4. Harga pokok pangan
5. Pengembangan industri hilir
Ancaman
1. Kebakaran hutan
2. Kampanye ASA
3. Kondisi alam
0,15
0,1
0,1
0,1
0,05
0,13
0,11
0,07
0,20
0,08
0,12
0,04
0,08
0,08
0,03
0,05
0,11
0,14
0,6
0,09
0,05
0,12
0,05
0,13
0.11
0,12
0,04
0,1
0,1
0,1
0,06
0,15
0,1425
0,11
0,08
0,0825
0,07
0,1075
0,0625
0,1
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
2
4
3
4
2
3
3
4
1
2
3
3
2
2
2
3
2
2
4
4
3
3
3
4
2
3
0,57
0,44
0,24
0,248
0,21
0,43
0,125
0,3
75
4. Penyediaan dana
5. Hama dan penyakit tanaman
0,12
0,08
0,14
0,15
0,18
0,04
0,15
0,08
0,1475
0,0875
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
0,443
0,263
Total 1,00 1,00 1,00 1,00 3,269
Keterangan : M1 = Manajer Pemasaran M2 = Manajer Produksi M3 = Manajer Keuangan M4 = Manajer Personalia Bobot Keterangan Rating Keterangan > 0,20 Sangat kuat 4 The respon is superior 0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 The respon is above average 0,06 - 0,10 Kekuatan rata-rata 2 The respon is average 0,01 - 0,05 Kekuatan dibawah rata-rata 1 The respon is poor
76
Tabel IFAS
PT. Waringin Puspanusa Lestari
Faktor-faktor strategi Internal
Bobot Rating Nilai
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
M1 M2 M3 M4 Rata-
rata
Kekuatan
1. Biaya produksi dan harga produk
2 Kadar hasil minyak nabati
3 Daya substitusi
4. Formulasi produk
5. Hasil produksi
6 Upah dan jumlah tenaga kerja
7. Luas lahan
Kelemahan
1 Kampanye ASA
0,08
0,08
0,03
0,05
0,08
0,04
0,04
0.1
0,08
0,12
0,05
0,1
0,13
0,09
0,14
0,06
0,11
0,06
0,04
0,07
0,07
0,16
0,08
0,08
0,06
0,07
0,06
0,05
0,09
0,21
0,18
0,05
0,0825
0,0825
0,045
0,0675
0,0925
0,125
0,11
0,0725
3
4
3
3
4
2
2
4
4
3
3
3
4
2
4
2
4
2
2
1
2
3
2
1
2
2
2
1
2
4
4
2
3
3
3
2
3
3
3
2
0,248
0,248
0,135
0,135
0,2775
0,375
0,33
0,145
77
2. Tangki-tangki penyimpanan
3. Biaya investasi
4 Sarana pemasaran
5. Segmentasi pasar eksport
0,11
0,12
0,03
0,18
0,16
0,1
0,1
0,03
0,03
0,05
0,16
0,08
0,07
0,04
0,1
0,05
0,03
0,0775
0,0975
0,085
0,0725
3
1
4
4
3
3
3
1
3
3
3
3
1
3
1
1
3
3
3
2
0,2325
0,293
0.255
0,145
Total 1,00 1,00 1,00 1,00 2.5958
Keterangan : M1 = Manajer Pemasaran M2 = Manajer Produksi M3 = Manajer Keuangan M4 = Manajer Personalia Bobot Keterangan Rating Keterangan > 0,20 Sangat kuat 4 Major strenght 0,11 - 0,20 Kekuatan diatas rata-rata 3 Minor strenght 0,06 - 0,10 kekuatan rata-rata 2 Minor weakness 0,01 - 0,05 kekuatan dibawah rata-rata 1 major weakness
95
Tabel QSPM
PT. Waringin Puspanusa Lestari
Faktor-faktor Sukses Kritis
Altenatif Strategi
Penetrasi Pasar Pengembangan pasar
Pengembangan Produk
Bobot AS
1
AS
2
AS
3
AS
4
TAS AS
1
AS
2
AS
3
AS
4
TAS AS
1
AS
2
AS
3
AS
4
TAS
Faktor-faktor eksternal
Peluang
1. Pertumbuhan produksi
2. Pekembangan konsumsi
3. Perkembangan teknologi
4. Harga pokok pangan
5. Pengembangan industri hilir
Ancaman
1. Kebakaran hutan
0,1425
0,11
0,08
0,0825
0,07
0,1075
3
4
4
3
3
1
4
3
3
2
3
2
3 3 3 3 3 2
3
3
3
2
3
2
0,46
0,36
0,26
0,21
0,21
0,19
4
3
3
3
3
4
4
4
4
2
3
3
3 3 3 3 3 4
3
3
2
4
4
3
0,5
0,36
0,24
0,25
0,23
0,38
3
3
4
4
4
1
4
3
4
3
4
1
3 3 3 3 3 2
4
3
3
3
3
2
0,5
0,33
0,26
0,27
0,25
0,16
96
2. Kampanye ASA
3. Kondisi alam
4. Penyediaan dana
5. Hama dan penyakit tanaman
Faktor-faktor internal
Kekuatan
1. Biaya produksi dan harga
produk
2 Kadar hasil minyak nabati
3 Daya substitusi
4. Formulasi produk
5. Hasil produksi
6 Upah dan jumlah tenaga kerja
7. Luas lahan
0.0625
0,1
0,1475
0,0875
0,0825
0,0825
0,045
0,0675
0,0925
0,125
0,11
3
3
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
2
3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
0,16
0,28
0,52
0,31
0,27
0,25
0,34
0,22
0,28
0.31
0,30
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
2
3
3
4
4
4
3
4
4
2
4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
0,19
0,3
0,44
0,31
0,29
0,29
0,15
0,24
0,30
0,41
0,36
4
2
4
3
3
4
3
4
4
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
4
3
0,20
0,25
0,52
0,26
0,27
0,33
0,15
0,25
0,35
0,41
0,33
97
Kelemahan
1 Kampanye ASA
2. Tangki-tangki penyimpanan
3. Biaya investasi
4 Sarana pemasaran
5. Segmentasi pasar eksport
0.0725
0,0775
0,0975
0,085
0,0725
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3 3 3 3 3
2
2
3
2
2
0,20
0,21
0,32
0,23
0,22
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2 3 3 3 3
2
2
3
2
2
0,18
0,21
0,29
0,26
0,22
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3 4 4 4 4
4
2
3
3
3
0,27
0,25
0,37
0,3
0,25
Total
6,11
6,4
6,53
Keterangan : Pilihan AS : 1 = Tidak menarik Responden : AS 1 = Manajer Pemasaran 2 = Agak menarik AS 2 = Manajer Produksi 3 = Menarik AS 3 = Manajer Keuangan 4 = Sangat menarik AS 4 = Manajer Personalia
wAW illilPiililLP.T. WARINGIN PUSPANUSA LESTARIGRAHA GROUP
Yang brtandatangan di bawah ini :
Nama
Jabatan
Alamat
: Donny Sunandar
: Marketing Manager
: Jl. Letjen. Soeprapto No. 8 A-B, Galur, Jakarta Pusat
Jl. Letfen. Soeprapto No. 8 A-8. Galur. Jakarta Pusat 10530. INDONESIAPhone : (02114242612 (HUNTING)
Fax.: (021)4203011
SURAT KETERANGANRef. No: 167 IWPL-SK / XII / 06
Dengan ini menerangkan batrwa Sdr. Frederick Reginald Andries mahasiswa
Universitas Sanata Dharma dengan NIM 002214109 telah melakukan riset &
penelitian di PT Waringin Puspanusa Lestari sejak bulan November 2006 sampai
dengan bulan Desember 2006.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagai