BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, mulai dari tingkat pendapatan tinggi hingga rendah. Tingkat pendapatan ini mempengaruhi kualitas hidup masyarakat tersebut. Hal ini membuat penggolongan dalam masyarakat, yakni pendapatan tinggi disebut masyarakat kaya dan pendapatan rendah disebut masyarakat miskin. Perbedaan kualitas hidup ini, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan gaya hidup. Di kota Makassar sendiri, nampak jelas perbedaan tingkat pendapatan dan kualitas hidup masyarakat kota Makassar. Mengenai kualitas hidup yang rendah, tampak di pinggirian kota, sekitar perumahan mewah, ataupun di tanah-tanah belum terbangun. Bentuk dari kualitas hidup rendah di Indonesia, khususnya kota Makassar adalah hadirnya pemukiman kumuh atau pemukiman dengan lingkungan tidak tertata. Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945, pemerintah untuk mensejahterakan penduduknya, tampak hal ini belum terealisali. Karena kenyataan yang ada memberikan fakta yang berbeda dengan UUD ’45. Selain itu, undang-undang yang dirancangkan oleh pemerintah melalui DPR mengenai peningkatan taraf hidup tersebut, belum ada yang nyata, ataupun tidak semua merasakan dampak positif dari peraturan itu. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, mulai dari tingkat
pendapatan tinggi hingga rendah. Tingkat pendapatan ini mempengaruhi kualitas hidup
masyarakat tersebut. Hal ini membuat penggolongan dalam masyarakat, yakni
pendapatan tinggi disebut masyarakat kaya dan pendapatan rendah disebut masyarakat
miskin. Perbedaan kualitas hidup ini, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan gaya hidup.
Di kota Makassar sendiri, nampak jelas perbedaan tingkat pendapatan dan kualitas
hidup masyarakat kota Makassar. Mengenai kualitas hidup yang rendah, tampak di
pinggirian kota, sekitar perumahan mewah, ataupun di tanah-tanah belum terbangun.
Bentuk dari kualitas hidup rendah di Indonesia, khususnya kota Makassar adalah hadirnya
pemukiman kumuh atau pemukiman dengan lingkungan tidak tertata.
Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945, pemerintah untuk mensejahterakan
penduduknya, tampak hal ini belum terealisali. Karena kenyataan yang ada memberikan
fakta yang berbeda dengan UUD ’45. Selain itu, undang-undang yang dirancangkan oleh
pemerintah melalui DPR mengenai peningkatan taraf hidup tersebut, belum ada yang
nyata, ataupun tidak semua merasakan dampak positif dari peraturan itu.
Di kota Makassar, khususnya kecamatan Tamalate, lebih khusus lagi kelurahan
Balang Baru, belum mendapatkan dampak positif dari program dan peraturan pemerintah
yang mementingkan kepentingan masyarakat miskin. Sebagai contoh, program
Perumahan Swadaya, yang telah lama dicanangkan pemerintah, sebagian besar dari
masyarakat di Balang Baru belum mengetahui program ini. Fakta yang ada di lapangan,
pemerintah melalui perangkat desa tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai program ini. Sehingga, taraf hidup dan lingkungan hidup masyarakat di Balang
Baru sangat memprihatinkan.
Program Perumahan Swadaya yang berupa bantuan stimulan berupa pembangunan
rumah baru, perbaikan kualitas rumah, dan perbaikan prasarana, sarana, dan utilitas
belum dinikmati oleh masyarakat kelurahan Balang Baru, khususnya kawasan kumuh di
Jalan Tanggul Patompo. Karena pendapatan rendah sehingga masyarakat di dareah
tersebut hidup dengan prasarana, sarana, dan rumah yang jauh dari kategori layak huni.
1
Akibat perangkat desa yang tidak melakukan sosialisasi juga, masyarakat di daerah
tersebut tidak dapat merasakan program pemerintah yang dapat membantu mereka.
Keadaan buruk yang mereka hadapi adalah sarana MCK dan prasarana air bersih.
MCK dan air bersih yang layak belum dinikmati oleh semua masyarakat di tempat
tersebut. Dapat dilihat dari rumah sebagian besar penduduk yang tidak memiliki kamar
mandi dan belum ada perbaikan dengan kamar mandi umum di daerah tersebut. Hal lain
yang ditemukan bahwa walaupun ada pipa air bersih di dekat tanggul, masyarakat
setempat tidak menikmati air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan masak. Dan
karena sebagian besar masyarakat tidak mengetahui mengenai program Perumahan
Swadaya, sehingga mereka yang memperbaiki rumah harus berhenti di tengah jalan
akibat tidak ada biaya. Inilah masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat miskin di Jl.
Tanggul Patompo, Balang Baru, Tamalate, Makassar.
B. BATASAN MASALAH
Untuk menghindari pelebaran topic yang akan diteliti, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai fasilitas MCK dan air bersih di kawasan
masyarakat berpenghasilan rendah, kelurahan Balang Baru, kecamatan Tamalate, kota
Makassar.
C. RUMUSAN MASALAH
Bagimana fasilitas MCK dan air bersih di kelurahan Balang Baru, kecamatan
Tamalate, kota Makassar?
Bagaimana tindakan perencanaan pemerintah setempat untuk menyelesaikan masalah
MCK dan air bersih?
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui alasan dan pengaruh bagi kawasan
masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan Balang Baru, kecamatan Tamalate,
kota Makassar memiliki fasilitas MCK dan air bersih yang buruk. Namun, lebih lanjut
dari penelitian ini adalah solusi yang diberikan untuk menyelesaikan masalah ini.
2. Manfaat Penelitian
2
Melalui penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran mengenai penyelesaian
masalah MCK dan air bersih di daerah tersebut.
Hasil penelitan dapat memberi manfaat bagi pemerintah, khususnya perangkat
desa, untuk dijadikan bahan evalusi dalam melaksanakan tugasnya menyalurakan
program pemerintah untuk meingkatkan taraf hidup masyarakat miskin di daerah
tersebut.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSATAKA
Berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.
BAB III : TINJAUAN KHUSUS
Berisi informasi dan keadaaan nyata lokasi penelitian, yaitu letak lokasi
penelitian, jumlah penduduk setempat, dan sanitasi yang akan ditinjau.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi hasil dari penelitian, yakni fakta yang ditemukan di lokasi penelitian
dan pembahasan MCK dan Air bersih di lokasi tersebut.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. SARANA DAN PRASARANA
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses
upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia
maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai
dengan rencana. Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis
peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan
dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah
bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu
proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan
utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki
fungsi utama sebagai berikut :
Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.
Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.
Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.
Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.
Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.
Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya.
Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang dimaksud di atas berikut ini
akan diuraikan istilah sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi kegunaan menurut
Moenir ( 2000 : 120) membagi sarana dan prasarana sebagai berikut :
Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat
produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang yang
berlainan fungsi dan gunanya.
Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat pembantu
tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkit dan menambah
kenyamanan dalam pekerjaan.
4
Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang berfungsi membantu
kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya mesin ketik, mesin pendingin ruangan,
mesin absensi, dan mesin pembangkit tenaga.
B. MCK (MANDI, CUCI, DAN KAKUS)
1. PENGERTIAN MCK
MCK berfungsi untuk melayani masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki
tempat mandi, cuci dan kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap
kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci, dan kakus. Lokasi MCK jenis ini
idealnya harus ditengah para penggunannya dengan radius sekitar 50 m. Desain MCK
sangat terkait dengan kebiasaan atau budaya masyarakat setempat sehingga desain
tersebut perlu dimusyawarahkan dengan masyarakat pengguna dengan tetap menjaga
kaidah MCK yang sehat. Komponen MCK terdiri dari: bilik MCK (bilik mandi, cuci dan
keperluan buang air besar atau kakus). Pengolahn limbah yang terdiri dari, tangki septic,
aneorobik bafel reactor, dan resapan. Pembuatan MCK wajib dilengkapi dengan:
Penyediaan air bersih
Pembuatan saluran pembuangan
Septic tank dan peresapan
2. TUJUAN MCK KOMUNAL
Tujuan dibangun MCK dengan sistem komunal di pemukiman padat adalah, sebagai
berikut: (Soenarto, 1992)
Mengkomunalkan sarana mandi, cuci, dan kakus agar limbahnya mudah dikendalikan
dan pencemaran lingkungan dapat dibatasi
Memudahkan pengadaan air bersih.
Melestarikan budaya mandi bersama, seperti di daerah asal mereka.
Kawasan yang padat penduduknya, umumnya luas rumah di bawah luas hunian baku
per jiwa. Hal ini mengakibatkan sulitnya mencari ruang untuk lokasi sumur maupun
kakus. Kawasan tersebut terutama dihuni oleh warga masyarakat yang berpenghasilan
rendah, yang cenderung tidak dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk
membangun kakus atau kamar mandi sendiri. Apalagi jika mereka belum
mendapatkan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan, yang mempunyai kaitan erat
dengan kualitas air tanah.
5
3. BILIK/ RUANG MCK
Desain bilik/ ruang MCK dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebiasaan dan
budaya masayarakat pengguna sehingga perlu dimusyawarahkan. Hal tesebut biasanya
tekait dengan tata letak, pemisahan pengguna laki-laki dan perempuan, jenis jamban dan
lain-lain. Perlu dipertimbangkan desain untuk pengguna yang menggunakan kursi roda
(defabel). Untuk kapasitas pelayanan, semua ruangan dalam satu kesatuan dapat
menampung pelayanan pada waktu palik sibuk dan banyaknya ruang pada setiap satu
kesatuan MCK untuk jumlah pemakai tertentu tercantum pada table 2.1
Tabel 2.1 Jumlah Pengguna MCK dan Banyak Bilik yang Dibutuhkan
Jumlah PemakaiJumlah Bilik/ Ruangan
Mandi Cuci Kakus
10 – 20 2 1 2
21 – 40 2 2 2
41 – 80 2 3 4
81 – 100 2 4 4
101 – 120 4 5 4
121 - 160 4 5 6
161 - 200 4 6 6
Sumber: Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK komunal/umum -SNI 03 - 2399 -
2002
a. Kamar Mandi
Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak licindengan
kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu,ukuran: lebar 0,6 - 0,8 dan
tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda (defabel) digunakan lebar pintu yang sesuai dengan
lebar kursi roda. Bak mandi/ bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi
atap dan plafond yang bebas dari material asbes. (Proyek REKOMPAK – JRF, 2008).
a. Sarana Tempat Cuci
Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan
kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Tempat menggilas pakaian dilakukan dengan
6
jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai
dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m x 0,80 m. (Proyek REKOMPAK – JRF, 2008).
b. Kakus
1) Pengertian Jamban
Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang
tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan sarana pembuangan
kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran pencernaan.
Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan
dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan
Suparmin, 2002).
Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan bahwa 1 toilet
digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara lakilaki dan permpuan. Namun
untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang dapat
dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa.Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi sistem
komunal adalah toilet tuang siram (jamban leher angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-
20 liter/orang/ hari (G.J.W de Kruijff, 1987).
Jamban dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu : (Azwar, 1990)
Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun
dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Jenis jamban ini, kotoran
langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah,
kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).
Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun diatas empang,
sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang
biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.
Jamban kimia (chemical toilet) adalah model jamban yang dibangun ditempattempat
rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Pada
model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti causticsoda dan pembersihnya
dipakai kertas tisue (toilet paper).
Jamban kimia ada dua macam, yaitu :
Tipe lemari (commode type)
Pada tipe ini terbagi lagi menjadi ruang-ruang kecil, seperti pada lemari.
Tipe tangki (tank type)
7
Pada tipe ini tidak terdapat pembagian ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri
dari satu ruang.
Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang closet
berbentuklengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat
sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil.
Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan
lingkungan (Warsito, 1996).
2) Syarat-Syarat Jamban
Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
(Depkes RI, 2004)
Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari
sumber air bersih,
Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,
Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah
sekitarnya,
Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya,
Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna,
Cukup penerangan,
Lantai kedap air,
Ventilasi cukup baik,
Tersedia air dan alat pembersih.
Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain : (Chandra, 2007)
Topografi tanah: Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut
kemiringan tanah.
Faktor hidrologi: yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain kedalaman air tanah, arah
dan kecepatan aliran tanah, lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini
diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah
yang lapisan tanahnya terbentuk dari tanah liat.
Faktor Meteorologi: di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari
kakus.
Jenis mikroorganisme: Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat
disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat
8
bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang
kering dapat bertahan selam 1 bulan.
Faktor Kebudayaan: Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi
dengan dinding sumur.
Frekuensi Pemompaan: Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan
orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra,
2007).
3) Manfaat dan Fungsi Jamban
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan
memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,
Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman,
Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit,
Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.
Pemeliharaan Jamban
4) Pencahayaan & Ventilasi
Pencahayaan alami diupayakan optimal agar pada siang hari pengguna MCK tidak perlu
menyalakan lampu penerangan listrik, demikian juga lubang ventilasidirancang sedemikian rupa agar
mendapatkan pergantian udara dari dua arah.
5) Bahan Bangunan
Bahan yang dapat dipergunakan adalah: kemudahan penyedian bahan bangunan, awet/
berkualitas dan mudah dilaksanakan, juga dapat diterima oleh masyarakat pemakai.
4. PENGOLAHAN LIMBAH
a. Tangki Septik Komunal
Proses pengolahan limbah domestik yang terjadi pada tangki septik adalah proses
pengendapan dan stabilisasi secara anaerobik. Tangki septik bisa dianggap sebagai proses
pengolahan awal (primer). Tangki septik tidak efektif untuk mengurangi jumlah bakteri dan virus
yang ada pada limbah domestik. Jarak antararesapan dan sumber air untuk keamanannya disyaratkan
minimal 10 m. (tergantungaliran air tanah dan kondisi porositas tanah).
9
1) Konstruksi Tangki Septik
Terdiri dari dua buah ruang. Ruang pertama merupakan ruang pengendapan
lumpur. Volume ruang pertama ini memiliki volume 40–70% dari keseluruhan
volume tangki septik. Pada ruang kedua merupakan ruang pengendapan bagi
padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Panjang ruangan pertama
dari tangki septik sebaiknya dua kali panjang ruangan kedua, dan panjang ruangan
kedua sebaiknya tidak kurang dari 1 m dan dalamnya 1,5 m atau lebih, dapat
m. Sedangkan celah udara antara permukaan air dengan tutup tangki (free board)
sebaiknya antara 0,3 sampai 0,5 m . Tangki septik harus dilengkapi dengan lubang
ventilasi (dipakai pipa Tee) untuk pelepasan gas yang terbentuk dan lubang
pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan kedalaman lumpur serta
pengurasan.
Gambar 2.1 Tipikal Septic Tank
Sumber: www.google.com
2) Material Tangki Septik
Material untuk tangki septik harus kedap air untuk itu material yang bisa
digunakan adalah sebagai berikut:
pasangan batu bata dengan campuran spesi 1 : 2 (semen : pasir). Material
ini sesuai untuk daerah dengan ketinggian air tanah yang tidak tinggi dan
tanah yang relatif stabil sehingga saat pelaksanaan pembuatannya tidak
sulit untuk menghasilkan konstruksi yang kedap air.
10
Beton bertulang. Material dari beton bertulang relatif sesuai untuk semua
kondisi. Pada lokasi dengan muka air tanah tinggi bisa digunakan beton
pracetak.
Material plastik atau fiberglass sangat baik dari segi karakteristik kedap
airnya namun rendah dalam kemampuan menahan tekanan samping tanah
dan yang perlu diperhatikan adalah ketinggian muka air tanah yang yang
bisa memberikan tekanan apung yang besar pada tangki jenis ini pada saat
tangki kosong.
3) Kapasitas Tangki Septik
Tabel 2.2 Jumlah Pemakai MCK dan Kapasitas Tangki Septik yang Diperlukan
Jumlah
Pengguna
(Jiwa)
Kapasitas
Tangki
Septik
(m3)
Ukuran Tangki Septik
Dalam
freeboard
(m)
Lebar (m)Panjang
(m)
10 1,0 1,8 0,60 1,20
15 1,5 0,70 1,40
20 2,0 0,80 1,60
25 2,4 0,90 1,80
30 2,9 1,00 2,00
35 3,4 1,00 2,10
40 3,9 1,20 2,30
45 4,4 1,20 2,40
50 4,8 1,30 2,60
55 5,3 1,30 2,70
60 5,8 1,40 2,80
65 6,3 1,40 2,90
70 6,8 1,50 3,00
75 7,2 1,50 3,00
80 7,7 1,60 3,20
85 8,2 1,60 3,30
90 8,7 1,70 3,40
95 9,1 1,70 3,50
11
100 9,6 1,80 3,60
110 10,5 1,80 3,75
120 11,5 1,90 3,90
130 12,4 1,90 4,00
140 12,4 2,00 4,20
` Tabel tersebut diatas dihitung berdasarkan asumsi sebagai berikut: Rata-rata lumpur terkumpul , untuk air limbah dari KM/WC. (IKK Sanitation
Improvenment Programme, 1987)= 40 l/orang/tahun Waktu pengurasan direncanakan setiap 2 tahun Air limbah yang dihasilkan (tangki septik hanya untuk menampung limbah
Dari table 3.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar kepala keluarga menggunakan air dari PDAM sebagai sumbet air bersih. Dari data sebanyak 27.809 KK menggunkan iar PDAM, sedangkan sisanya 3.096 KK menggunakan sumur dangkal, 18 KK menggunakan sumur dalam, dan 4 KK membeli air bersih.
Dari 33.629 KK, terdapat 59 KK yang menggunakan depo sebagai sarana sumber air
bersih. Di Kecamatan Tamalate sendiri terdapat fasilitas MCK yang sesuai standar. Dalam
arti, jumlah unit limbag tinja sebanding dengan jumlah KK pengguna. Dari 118 KK
pengguna MCK Umum ada enam unit MCK, untuk 100 KK pengguna IPAL Komunal
terdapat satu unit IPAL Komunal, dan untuk 118 KK pengguna tangki septic terdapat enam
unit tangki septic bersama. Hanya saja, tidak terdapat saluran pembuangan limbah mandi,
cuci, dan dapur. (Lihat Tabel 3.5)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. MASYARAKAT DI KELURAHAN BALANG BARU
27
Sebagian besar masyarakat di kelurahan Balang Baru merupakan masyarakat
ekonomi rendah. Dari data yang didapatkan, ada sekitar 1.408 KK yang merupakan
masyarakat dengan ekonomi rendah. Masyarakat ini umumnya berkumpul pada satu
kawasan, yang menyebabkan kawasan ini tampak kumuh. Tempat tinggal masyarakat
MBR di kelurahan Balang Baru, banyak terdapat di RW 09.
Namun, kelas social menengah dan atas juga ada di kelurahan ini. Hal ini dapat dilihat
dari bentuk rumah yang lebih mencolok dibandingkan masyarakat lain disekitarnya. Dari
warga kelas menengah ini, masyarakat MBR mendapatkan air bersih (akan dibahas
selanjutnya).
Karena tingkat ekonomi yang rendah, banyak pemuda usia produktif menjadi
pengganguran. Mereka lebih senang untuk berkumpul atau melakukan hal-hal yang tidak
berguna daripada bekerja mencari nafkah. Walaupun demikian, semua anak-anak usia
sekolah tetap bersekolah, terlebih lagi terdapat sebuah sekolah dasar di RW ini.
1. UMUR
Dari 16.679 jiwa terdapat laki-laki 8.212 jiwa dan perempuan 8.468 jiwa.
Masing-masing terbagi dalam kelompok umur dengan batas lima tahun. (lihat table
4.1).
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kelurahan Balang Baru Tahun 2011
Kelompok
Umur
Jenis KelaminJumlah
Laki-Laki Perempuan
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
45-39
40-44
45-49
869
892
870
912
919
729
612
539
506
418
829
820
870
933
970
740
682
643
568
394
1698
1712
1740
1844
1889
1469
1294
1182
1074
812
28
50-54
55-59
60-64
>65
356
206
190
194
352
207
193
267
709
413
383
460
Jumlah 8212 8464 16680
Sumber: BPS tahun 2011
Jumlah usia wajib belajar adalah 5.296 jiwa. Penilaian ini diambil dari jumlah
penduduk usia dua hingga sembilan belas tahun. Untuk usia produktif, yaitu 15 tahun
sampai 64 tahun. Untuk penduduk kelurahan Balang Baru sendiri, usia produktif
berjumlah 11.069 jiwa.
2. HUNIAN
Bentuk rumah dari MBR sebagian besar semipermanen. Baik telah berdiri
dengan dinding bermaterial dari batu bata, maupun dengan dinding bermaterial seng.
Status sosial mempengaruhi bentuk rumah di dan fasilitas hidup yang dimiliki. Bagi
masyarakat dengan status social menengah ke atas telah memiliki rumah permanen
dan layak huni.
gambar 4.1 a. rumah keluarga menegah, b. rumah keluarga miskin, c. rumah keluarga kaya
Sedangkan untuk kepemilikan tanah, ada yang milik pribadi, ada membangun
di tanah orang lain, dan juga ada yang mengontrak.
3. PENDIDIKAN
29
Dari data yang ada, terdapat dua belas sekolah di kelurahan Balang Baru, baik
negeri maupun swasta. Di Balang Baru terdapat satu TK dengan tiga kelas, 73 murid,
dan enam guru, terdapat enam SD negeri dengan 39 kelas, 2714 murid, dan 103 guru,
terdapat pula satu SD swasta dengan enam kelas, 140 murid, dan sembilan guru,
terdapat juga satu SMP swasta dengan tujuh kelas, dan terdapat tiga SMA swasta
dengan 21 kelas. Murid dan guru tidak hanya berdomisili di kelurahan Balang Baru,
tetapi di seluruh kota Makassar.
Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan tertinggi sebagian besar
masyarakat di kelurahan Balang Baru adalah SMA. Masyarakat berpenghasilan
rendah lebih mengutamakan mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari dibandingkan bersekolah ke perguruaan tinggi.
4. PENGHASILAN
Penduduk berpenghasilan rendah di kelurahanBalang Baru memiliki mata
pencaharian beragam, seperti tukang becak, nelayan, dan pekerja serabutan. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup, mereka harus bekerja keras. Dari kerja keras, sehari
mereka dapat membawa pulang uang sekitar dua puluh ribu rupiah sehari. Selain itu,
mereka juga mencari uang tambahan dengan membuka warung-warung kecil di
rumah mereka.
B. MCK DI KELURAHAN BALANG BARU
Keberadaan MCK di RW 09, kelurahan Balang Baru, dimiliki baik secara pribadi
maupun secara komunal. Secara pribadi, berada di rumah warga masing-masing,
sedangkan secara komunal berada di lingkungan tempat tinggal.
Awalnya, MBR yang tidak memiliki MCK pribadi melakukan kegiatan MCK di
sungai. Sungai ini terletak di belakang lingkungan ini. Khususnya kakus yang dimiliki
secara komunal keberdaannya sangat memprihatinkan. Sedangkan kegiatan cuci dan
mandi dilakukan di rumah masing-masing, dimana sumber airnya dibeli atau diambil di
sember-sumber air yang ada
1. MCK PRIBADI
a. Kamar Mandi Pribadi
Secara umum, masyarakat menengah ke atas di kelurahan Balang Baru
memiliki fasilitas MCK pribadi, juga dengan sebagian kecil masyarakat
30
berpenghasilan rendah di kelurahan ini. Kamar mandi di rumah masyarakat
menengah ke atas telah masuk dalam kategori sehat dengan area mandi, kakus,
area cuci piring dan pakaian yang sesuai standar.
gambar 4.2 a. kamar mandi masyarakat MBR, b. kamar mandi sederhana masyarakat menegah
Ukuran kamar mandi mereka paling kecil berukuran 1,5 m x 2 m dan tempat
cuci piring dan pakaian yang berbeda dengan kamar mandi. Tetapi berbeda
dengan kamar mandi kecil yang dimiliki masyarakat berpenghasilan, ukuran
kamar mandi ada yang hanya 1 m x 1 m, dan semua kegiatan MCK dilakukan di
kamar mandi tersebut.
b. Air Bersih
Untuk setiap MCK pribadi sebagian besar telah dilengkapi dengan
ketersediaan air bersih sebagai kebutuhan pokok. Ada langsung dari PDAM, dari
air tanah, maupun membeli air tersebut.
Keberadaan air bersih secara pribadi bagi tiap-tiap rumah belum dirasakan
oleh semua masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan Balang Baru. Karena
sebagian besar dari MBR tersebut harus membeli air bersih, mengambil di
penampungan PDAM, atau meneruskan selang ke rumah mereka masing-masing
dari rumah warga lainnya/ tetangga mereka.
2. MCK KOMUNAL
a. Kamar Mandi dan Ruang Cuci Komunal
Dua buah kamar mandi komunal berdiri di kelurahan Balang Baru sebagai
fasilitas MCK bagi MBR yang tidak memiliki kamar mandi sendiri. Kamar mandi
31
ini telah menyediakan air bersih untuk kegiatan MCK. Air bersih sendiri
bersumber dari PDAM dengan dua reservoir di atas kamar mandi.
Keberadaan MCK ini memiliki tujuan mengkomunalkan sarana mandi, cuci,
dan kakus agar limbahnya mudah dikendalikan dan pencemaran lingkungan dapat
dibatasi, memudahkan pengadaan air bersih, melestarikan budaya mandi bersama,
seperti di daerah asal mereka, dan mendidik masyarakat berpeghasilan rendah
mengenai pentingnya MCK yang sehat.
gambar 4.3 kamar mandi komunal
Keberadaan MCK komunal ini sangat membantu warga dalam
memenuhi kebutuhan MCK mereka. Ukuran kamar mandi ini juga sesuai
dengan standar yang diterapkan pemerintah, yaitu 1 m x 1,2 m. Selain kamar
mandi, MCK komunal ini juga dilengkapi dengan fasilitas cuci bersama yang
juga sesuai standar, yaitu tidak licin dan dekat dengan sumber air PDAM.
b. Tangki Septik
Kamar mandi komunal ini dilengkapi dengan jamban di masing-masing bilik
kamar mandi. Pengolahan limbah ini diteruskan ke tangki septic yang berada di
bawah tanah. Tanki septik ini berada pada kedalam 1,8 m dari permukaan tanah.
32
Tangki septik ini memiliki dari dua buah ruang. Ruang pertama merupakan
ruang pengendapan lumpur. Volume ruang pertama ini memiliki volume 40–70%
dari keseluruhan volume tangki septik. Pada ruang kedua merupakan ruang
pengendapan bagi padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Ukuran
tangki septic ini sekitar 1,8 m x 3,6 m. Material dari tangki septic ini adalah
pasangan batu bata, beton bertulang, dan fiber glass.
c. Air Bersih
Untuk MCK komunal, telah dilengkapi dengan sarana air bersih. Dari MCK
itu terdapat dua reservoir atas. Reservoir ini yang akan mengalirkan air sebagai ke
kamar mandi komunal dan ke tempat cuci. Untuk memperoleh air bersih dari
MCK komunal ini tidak sulit lagi, karena telah dilengkapi dengan dua buah kran
air yang terletak di luar kamar mandi.
Namun, keberadaan kamar mandi komunal ini belum memadai. Hal ini terjadi
karena, hanya ada di satu lokasi kamar mandi komunal, sedangkan sepanjang
tanggul patompo banyak warga yang tidak memiliki MCK pribadi. Berdasarkan
pereturan pemerintah, fasilitas MCK komunal harus berjarak sekitar lima puluh
meter dari rumah warga. Dan hal ini belum terealisasi.
C. SUMBER AIR BERSIH BALANG BARU
Di Kelurahan Balang Baru, terdapat beberapa sumber air bersih, yaitu PDAM, sumur,
dan air tampungan.
1. AIR BERSIH DARI PDAM
Salah satu sumber air bersih di kelurahan Balang Baru adalah air yang
bersumber dari PDAM. Air bersih ini disalurkan melalui pipa-pipa saluran air bersih
yang ada di rumah warga sendiri. Tetapi tidak semua warga memiliki pipa saluran air
bersih di rumah masing-masing, hal ini dialami oleh masyarakat berpenghasilan
rendah di keluarahan Balang Baru
33
Gambar 4.4 a. pipa air PDAM, b. penampungan air PDAM
Seperti di RW 09, banyak cara warga untuk mendapat air dari PDAM. Warga
yang aliran air PDAM tidak dilalui air tersebut melakukan berbagai upaya, seperti
menggunakan selang dari sumber air PDAM menuju ke rumah warga, pembelian air
bersih, dan mengambil sendiri dari penampungan air PDAM di sekitar rumah mereka.
Air bersih dari PDAM mereka fungsikan untuk memasak dan sebagai air minum.
2. AIR BERSIH DARI SUMUR
Sumur di kelurahan Balang Baru menjadi hal penting untuk memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat. Sumur tersebut digunakan sebagi sumber air bersih.
Gambar 4.5 sumur
Beberapa warga, khususnya warga kelas menegah memiliki sumur air tanah
sendiri. Dari sumur inilah warga MBR mengambil air. Air dari sumur ini,
difungsikan sebagai air untuk cuci dan mandi.
34
3. AIR BERSIH DARI AIR TANAH
Sudah menjadi kebutuhan pokok sebuah mesin air tanah. Sebagian rumah dari
kelas menengah dan atas memiliki mesin ini untuk memenuhi kebutuhan akan air
bersih. Karena tidak bisa dipungkiri susahnya aliran air bersih dari PDAM menjadi
salah satu factor penggunaan air tanah.
Masyarakat berpenghasilan rendah di Balang Baru tidak memiliki mesin untuk
air tanah. Sehingga mereka tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih.
Jika mereka tidak memiliki saluran air bersih, untuk keperluan minum dan mencuci
sayuran mereka membeli air bersih dengan harga lima ratus rupiah per jergen.
Walaupun sangat memprihatinkan, untuk mengatasi masalah air bersih di Balang
Baru, khususnya di RW 09, pemerintah belum melakukan tindakan yang maksimal
dan berdampak bagi MBR di kelurahan ini.
D. UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGADAKAN MCK DAN AIR BERSIH
1. MCK KOMUNAL
Pemerintah telah melakukan kegiatan swadaya khususnya PSU (prasaran,
sarana, dan utilitas) di kelurahan Balang Baru. Salah satu yang telah terealisasi adalah
keberadaan kamar mandi komunal. MCK komunal ini belum dapat difungsikan sebab
baru selesai dari tahap pembangunan sekitar sebulan yang lalu.
Yang masih menjadi masalah adalah pembuangan air kotor dari kegiatan
mandi dan cuci. Saluran ini masih belum jelas diarahkan ke mana, baik ke kanal
ataupun ke tanggul. Tetapi dalam perencanaan pemerintah sendiri, akan menjadikan
tanggul sebagai sumber air baku di kota Makassar. Oleh karena itu, bila masalah ini
belum terselesaikan, maka akan menimbulkan masalah baru bagi masyarakat
setempat, khususnya yang menggunakan MCK komunal ini.
2. SALURAN AIR KOTOR
Saat ini, sedang berlangsung pengerjaan pemasangan pipa saluran air kotor.
Pipa-pipa ini dipasang di rumah masing-masing warga. Kemudian nantinya saluran
pembuangannya akan di arahkan ke Tanggul Patompo. Sebelum pembuangan ke
tanggul, air akan di saring terlebih dahulu.
35
gambar 4.6 a. penyediaan material, b. galian perletakan pipa,
c. penyaringan air kotor, d. pembuangan akhir air kotor
Dalam pengerjaannya, pemasangan pipa-pipa tersebut dilakukan oleh
masyarakat setempat sendiri. Mereka memulainya dengan pengerjaan di rumah
masing-masing dan selanjutnya dikerjakan bersama untuk pemasangan pipa ke
pembuangan tanggul. Sedangkan bahan baku untuk penyediaan pipa diberikan dari
pihak pemerintah.
3. SALURAN AIR BERSIHDalam penyelenggaraannya, saluran air bersih masih dalam perencanaan
pemerintah. Dikatakan bahwa pemasangan pipa saluran air bersih akan dilakukan
setelah pipa saluran iar kotor telah selesai dikerjakan. Pengerjaan ini juga akan
dilakukan oleh warga setempat sendiri dan material disediakan oleh pemerintah.
Dengan adanya saluran air bersih ke seluruh rumah warga, maka warga akan
menikmati air bersih dengan lebih mudah. Air bersih ini akan bersumber dari PDAM
sendiri.
36
E. PROSES PENGADAAN MCK DAN AIR BERSIH YANG SESUAI STANDAR
Pengadaan MCK komunal yang ada di kelurahan Balang Baru merupakan hasil dari
kerja sama pemerintah kota Makassar dengan organisasi social dunia, yaitu United States
Agency for International Development (USAID), CARE, dan United Nations
International Children's Emergency Fund (UNICEF). Ketiga organisasi dan lembaga ini
merupakan organisas social yang melakukan kerja sama dengan pemerintah atau swasta
dalam pengadaan pembangunan bagi masyarakat miskin.
Untuk pengadaan pipa saluran air kotor dan pipa saluran air bersih merupakan proyek
pemerintah sendiri. Dalam hal ini untuk merealisasikan kebijakan perumahan swadaya
dengan cara pengadaan PSU (prasarana, sarana, dan utilitas). Dalam pelaksanaan di
lapangan, pemerintah sebagai penyedia bahan material untuk pelaksanaan proyek,
sedangkan yang mengerjakaan proyek itu sendiri adalah warga sekitar yang dipimpin oleh
kepala proyek.
Berkaitan dengan SNI (standar nasional Indonesia), MCK komunal telah
direncanakan pemeerintah sesuai standar. Baik dalam ukuran bilik kamar mandi yaitu 1 m
x 1,2 m, untuk jumlah pemakai seratus orang diperlukan dua kamar mandi, ruang untuk
cuci yang memenuhi syarat tidak licin dengan luas minimal 0,8 m x 0,75 m, dan tangki
septic yang dalamnya 1,8 m dengan ukuran 1,8 m x 3,6 m. Namun, yang belum sesuai
dengan standar adalah jumlah kakus untuk pelayanan seratus orang yang harus empat
buah, dan pada kenyataannya hanya dua buah.
Mengenai air bersih, hal ini belum terlaksana dengan baik. Menurut Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX/1990 distribusi air bersih harus sampai kepada konsumen. Pada
kenyataannya air bersih memang sampai kepada konsumen, namun konsumen, dalam hal
ini MBR, harus berusaha sendiri untuk mendapatkan air bersih tersebut.
37
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
MCK dan air bersih di kelurahan Balang Baru masih dalam proses menuju
pemenuhan bagi semua warga tanpa terkecuali. Karena pemerintah sendiri telah dan
sedang melaksanakan proyek bagi pemenuhan kebutuhan MCK dan air bersih. Proyek
yang sesesui denga keputusan pemerintah mengenai pengadaan PSU. Walaupun belum
dapat dinikmati secara maksimal, dengan adanya MCK komunal, penampungan air
PDAM, dan pengerjaan saluran air bersih telah mampu membantu masyarakat
berpenghasilan rendah untuk menikmatinya.
Baik MCK pribadi maupun MCK komunal telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan pemerintah. Namun yang masih menjadi masalah pokok adalah ketersediaan
air bersih sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat Balang Baru. Oleh karena
itu, pemerintah setempat harus memikirkan cara yang maksimal untuk mengadakan air
bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah secara lebih mudah dan murah.
B. SARAN
Setelah melakukan survey di kelurahan Balang Baru, hal yang harus pemerintah
setempat perhatikan adalah kebersihan lingkungan, khususnya di lingkungan masyarakat
berpenghasilan rendah. Kebersihan yang perlu diperhatikan adalah sarana MCK yang
sesuai standar harus disediakan lebih dari satu area, karena sarana yang telah disediakan
belum mempu memenuhi keperluan semua warga. Hal yang harus diperhatikan
pemerintah adalah penyediaan air bersih di kelurahan ini, khususnya di lingkungan MBR.
Penyediaan air bersih dapat dalam bentuk penampungan yang air bersihnya terus
mengalir ataupun menyediakan di semua rumah warga.
38
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Perencanaan MCK (Mandi Cuci Kakus) Komunal Untuk Proyek REKOMPAK – JRF. Disajikan dalam NMC CSRRP DI Yogyakarta, Central Java and West Java
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
sanitasimakassar.blogspot.com
Makassar Dalam Angka 2012. 2012. Makassar: Badan Pusat Statistik