PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASAR TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 NAGARI PADANG LUA KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM SKRIPSI Ditulis sebagai salah satu syarat untuk dimunaqasahkan pada Prodi Sosiologi Agama Strata 1 (S-1) Disusun Oleh: YUSRAN ASMAR NIM. 4615.043 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI 2019 M/ 1440 H
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASAR TRADISIONAL DALAM
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 NAGARI PADANG LUA
KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
SKRIPSI
Ditulis sebagai salah satu syarat untuk dimunaqasahkan pada Prodi Sosiologi
Agama Strata 1 (S-1)
Disusun Oleh:
YUSRAN ASMAR
NIM. 4615.043
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2019 M/ 1440 H
ABSTRAK
Skripsi atas Nama Yusran Asmar NIM. 46150.43 Berjudul “Perubahan Sosial
Masyarakat Pasar Tradisional Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Nagari Padang Lua, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam”. Program
studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama
Islam Negeri Bukittinggi 2019.
Pasar Tradisional Padang Lua merupakan tempat transaksi jual beli yang
tercipta antas unsur nilai budaya, norma dan agama yang bersifat tradisional.
Pasar Tradisional yang berada di Padang Lua merupakan pasar yang dikelola oleh
Nagari Padang Lua dan berdasarkan UU yang ada. Dalam perkembangan zaman
yang semakin cepat telah merubah pola pikir manusia yang ditandai dengan
kemunculan teknologi diberbagai bidang kehidupan. Ini ditanadai dengan
munculnya Revolusi Industri yang pertama kali terjadi di Eropa tepatnya Negara
Inggris dan Prancis. Revolusi Industri 4.0 merupakan pengembangan tercanggih
dari Revolusi Industri sebelumnya. Akan tetapi Revolusi Industri 4.0 membawa
dampak yang akan membuat perubahan tersendiri di tengah masyarakat.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Pasar Tradisional
menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan perubahan yang terjadi pada Pasar
Tradisional Padang Lua
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data
observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam
pengumpulan data kualitatif ini peneliti menjadikan masyarakat pasar yang terdiri
pengurus Pasar Tradisional sebagai informan kunci dan pedagang dan pembeli
sebagai informan pendukung. Teknik anaisis data dilakukan dengan cara reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yaitu masyarakat Pasar Tradisional Padang Lua menerima
kemajuan yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 karena bagi masyarakat Pasar
Tradisional Padang Lua kemajuan dari Revolusi Industri 4.0 sangat memudahkan
pekerjaan dan mempercepat jual-beli. Dibalik kemudahan yang diberikan
Revolusi Industri 4.0 yang mengusung kemajuan teknologi sangat berdampak
kepada masyarakat Pasar Tradisional Padang Lua diantaranya muncul
Kapitalisme, Perubahan Sosial dan Penggunaan Teknologi sehingga masyarakat
tidak menyadari dampak perubahan yang terjadi di Pasar Tradisional Padang Lua.
Kata Kunci : Pasar Tradisional, Revolusi Industri 4.0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
selalu menganugerahkan kekuatan lahir dan bathin, petunjuk, serta keridhoan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sikripsi ini.Salawat beserta salam
Penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
meninggalkan dua pedoman hidup bagi umat yang dicintainya sebagai bekal
dunia akhirat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terimakasih buat
Ayah ASMAR dan Ibu MARDIANIS serta adik SYARIFAH AINI, serta
segenap keluarga dan seluruh famili yang telah membesarkan, mendidik dan
memberikan dorongan moril dan materil dalam mewujudkan cita-cita penulis.
Dalam penulisan skiripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih juga kepada:
1. Ibuk Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
2. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi beserta jajarannya.
3. Ibuk Yulia Rahmi, S.Th.I, M.Ag sebagai Ketua Jurusan
Sosiologi Agama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
4. Ibuk Dra. Hj. Hasramita sebagai Penasehat Akademik
5. Bapak Dr. Darul Ilmi, M.Pd selaku pembimbing I dan serta
Bapak Noor Fadli Marh, MA selaku pembimbing II. Terima
kasih atas waktu, tenaga, llmu, nasehat serta bimbingannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Dan lain-lain yang dianggap mempunyai andil dalam
menyelesaikan skripsi. Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang
Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Terakhir penulis mendoa’akan mudah-mudahan seluru bentuk
bantuan yang telah penulis terima dari semuanya, semoga dibalas oleh
Allah SWT dengan kebaikan yang berlibat ganda Amin. Dan penulis
menyadari skripsi ini tidak luput dari kekurangan untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca semoga skripsi ini dapat menambah ilmu pembaca, dan akhirnya
kepada Allah SWT dikembalikan segala urusan dan dipertanggung
jawabkan oleh penulis di akhir zaman nanti, semoga menjadi amal baik
bagi pembaca dan penulis.
Bukittinggi, 30 April 2019
Penulis
YUSRAN ASMAR
4615.043
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………. ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR…… ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI……………… .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR……. ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Fokus Masalah ................................................................................................ 8
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
F. Kegunaan Hasil Penelitian .............................................................................. 9
G. Penjelasan Judul .............................................................................................. 10
H. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Tradisional
1. Pengertian Pasar tradisional ......................................................................... 13
2. Ciri-ciri Pasar Tradisional ............................................................................ 14
3. Sistem Pasar Tradisional .............................................................................. 16
4. Pasar Tradisional menghadapi Revolusi Industri ......................................... 17
B. Revolusi Industri 4.0
1. Sejarah Revolusi Industri 4.0 ...................................................................... 20
2. Dampak Revolusi Industri 4.0 ..................................................................... 22
Pasar tradisional yang ada di Padang Lua, kec. Banuhampu ini
merupakan tradisional yang khusus menjual sayur-mayur dalam jumlah
besar dan pengelolaan pasar masih bersifat tradisional dan berpedoman
kepada norma dan nilai tertentu yang ada dalam pasar itu sendiri. Padang
Lua rata-rata berumat muslim sangatlah berpegang teguh kepada ajaran
agama islam itu sendiri dan menjadi landasan dalam transaksi atau segala
kegiatan yang ada di pasar Padang Lua tersebut.
Eksistensi pasar sangat mempengaruhi perkembangan proses sosial
dari masyarakat tersebut. Proses sosial yang terjadi berupa integrasi, yakni
menerima pasar sebagai bagian dari aktifitas sosial dengan konsekuensi
bahwa kebiasaan dan tradisi beradaptasi dalam pasar, berupa resistensi
yakni menolak pasar atau menolak dalam mengadaptasikan pasar dalam
kebiasaan dan tradisi sosial masyarakat setempat. Operasional pasar
tradisional dalam jangka waktu yang lama menandakan telah terjadinya
integrasi pasar dalam sistem sosial.1
Pasar tradisional menjadi tolak ukur tingkat perkembangan ekonomi
suatu masyarakat yang heterogen, dengan melihat kepada produk dan
tingkat aktifitas ekonomi dalam pasar. Contoh kongkrit, pasar tradisional
1Nursyiwan Effendi, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Provinsi Sumatera Barat,
dalam Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2, hal 115
tidak selalu menjualkan kebutuhan pokok seperti beras, sayur dan
sebagainya, tetapi pasar juga menjual kebutuhan lainnya.
Perubahan pasar tradisional merupakan salah satu bentuk realitas
sosial. Dan keberadaan dari pasar tradisional itu sendiri akan terancam
baik dari segi fisik/tempat keberadaan maupun budaya yang mendasari.
Ancaman yang paling utama adalah perkembangan revolusi industri 4.0
yang sangat signifikan karena dapat memudarkan nilai-nilai tradisional
yang ada pada pasar tradisional tersebut.
Perkembangan dan kemajuan yang dimiliki manusia akan selalu
membentuk suatu perubahan yang akan terjadi pada masyarakat itu
sendiri. hal ini juga dipengaruhi oleh pola pikir manusia yang ingin
kemajuan dan perubahan. Revolusi Industri berkembang dari 1.0 sampai
pada 4.0 yang berkembang sangat pesat. Istilah revolusi industri 4.0 lahir
di Jerman tepatnya saat diadakan Hannover Fair pada tahun 20112
“Kemajuan dunia bagaikan kuda balap yang menderap kencang. Apa
saja tak dapat mengubah dirinya dengan cekatan dan apa saja yang maju
bersama dunia maka akan disisihkan oleh seleksi alamiah” ini kata dari
Chen Tu hsiu kepada pemuda China di tahun 1915. Seruan ini masih
diteruskan kepada kekuatan sejarah, kita harus menyadari bahwa tugas itu
2 Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riseti,dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal 18
rumit dan banyak syaratnya dan manusia harus bertindak dalam suasana
yang tengah berubah dengan cepat.3
Perubahan keadaan masyarakat dari tradisional ke modern ataupun
sebaliknya tersebut sudah menjadi sunnatullah. Allah telah membuat
aturan-aturan baku di alam ini, siapapun yang dapat menjalankan aturan-
aturannya ini maka ia telah berhasil merengkuh sunnatullah.
Dan ayat yang berbunyi tentang jual beli yang baik terdapat dalam
surah al fathir ayat29:
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.4
Surah ini mengajak kaum muslimin untuk melakukan transaksi jual
beli yang baik dan berlandaskan keimanan kepada Allah SWT. Dalam
surah ini juga menyerukan untuk bersedekah agar mendapat ridho dari
Allah SWT. Karena sejatinya manusia tidak meninginkan kerugian dalam
berniaga atau jual-beli.
Sekarang dunia telah memasuki era baru revolusi industri 4.0 dimana
kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Dalam abad ini,
3Robert H. Lauer, Perspektif tentang perubahan sosial, terj. Alimandan (Jakarta : PT
RINEKA CIPTA, 2003), hal 475 4Al-quran Terjemah Tajwid Warna Ar-Rafi’, 2016 Q.S Al-Fathir : 29, Kamil Jaya ilmu
revolusi industri ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga
kita melihat suatu area baru yang terdiri dari bidang ilmu yang independen
dan terfokus pada era digital.5
Revolusi industri 4.0 menawarkan banyak mamfaat, namun juga
memiliki tantangan yang dihadapi ketika mulai menerapkan Revolusi
Industri 4.0 akan munculnya resistensi terhadap perubahan demografi dan
aspek sosial, ketidakstabilan kondisi politik, keterbatasan sumber daya,
resiko bencana alam dan tuntutan penerapan teknologi yang ramah
lingkungan.6
Pandangan ini menyatakan bahwa semua institunsi sosial, termasuk
agama, didirikan atas infrastruktur ekonomi dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan-tuntutan dan persyaratan-persyaratan yang dimiliki infrastruktur
ekonomi tersebut.7
Castells memeriksa kemunculan masyarakat, kultur, dan ekonomi yang
baru dari sudut pandang revolusi teknologi informasi (televisi, komputer,
dan sebagainya) yang dimulai di Amerika pada tahun 1970-an. Revolusi
ini mengakibatkan rekronstruksi fundamental terhadap sistem kapitalis
yang dimulai 1980-an dan memunculkan apa yang disebut oleh Castells
dengan “kapitalisme informasional”.8
5 Raymod R. Tjandrawinata, Industri 4.0 : Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya
pada bidang kesehatan dan bioteknologi, dalam jurnal Medicinus, Vol.29, No. 1, hal 31 6Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset, dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal 18 7Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta : Kencana, 2016), hal 115 8George Ritzel, Teori Sosiologi Modern, terj.Triwibowo B.S. (Jakarta : Kencana, 2014)
,Hal 529
Adanya perubahan transaksi jual beli juga disampaikan dalam Al-
quran yang di jelaskan dalam surah Ar-rad ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan
tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(QS : 13 ayat 11)9
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia senantiasa akan
mengalami perubahan dan dimana setiap perubahan akan memberikan
dampak kepada kehidupan manusia itu sendiri dan pada kehidupan saat ini
manusia telah mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam
kehidupan saat ini. Manusia di tuntut untuk dapat menfilter setiap
perubahan yang baik dan buruk dalam kehidupan saat ini sehingga tidak
terjerumus kedalam perbuatan mungkar.
Akibat dari revolusi industri 4.0 lahir perubahan diberbagai bidang
kehidupan. Perubahan dapat terjadi dibidang demografi, sistem stratifikasi,
pemerintahan, pendidikan, sistem kekeluargaan dan nilai, sikap
kepribadian.
9Al-quran Terjemah Tajwid Warna Ar-Rafi’, 2016, QS. AL-Ra’ad : 11, Kamil Jaya Ilmu
Di dalam masyarakat modern, dimana orang tidak perlu saling
mengenal, orang mempunyai kecendrungan menilai seseorang dari apa
yang nampak, khususnya dibidang materi. Di dalam masyarakat
tradisional dimana orang saling mengenal dan saling tergantung, maka
orang cendrung menilai seseorang dari sifat-sifatnya yang sangatlah
subyektif, karena kaitanya subyek sedangkan masyarakat modern kaitanya
pada obyeknya.10
Salah satu aspek yang tergerus oleh perubahan adalah pasar
tradisional. Untuk mengatasi persaingan di zaman modern ini, pasar
tradisional perlu adanya inovasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya
inovasi yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah pada pasar
tradisional akan berakibat terjadinya perubahan sosial.11
Ditengah kemajuan dari pengembangan revolusi industri 4.0 pada saat
ini pasar tradisional harus dapat bertahan. Karena pasar tradisional bukan
saja menjadi tempat transaksi jual beli tetapi melainkan representasi
budaya ekonomi suatu masyarakat. Pasar tradisional juga menyajikan
aktifitas yang khas karena dilatarbelakangi oleh seperangkat nilai tertentu,
dikelola oleh norma etika serta dilembagakan dalam suatu proses sosial
konteks budaya. Dengan demikian, pasar tradisional bernuansa unik yakni
10Soedjito Sosrodiharjo, Transformasi Sosial, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana, 1986) hal
5 11Nur Indah Ariyani dan Okta Hadi Nurcahyono, Digitalisasi Pasar Tradisional,
Prespektif Teori Perubahan Sosial, dalam Jurnal Analisa Sosiologi, Vol 3, No 1, 2014 hal 1-2
karakter sosial budaya masyarakat lokal dimana pasar tersebut
terselenggara.12
Perubahan sosial dapat terjadi pada satu tingkatan tertentu atau
menggunakan kawasan studi dan satuan analisis. Jelaslah bahwa
perubahan sikap ini penting dan logisnya dengan perubahan
institusuionalnya. Namun perlu diperhatikan adalah bahwa perubahan
penting pada satu tingkatan tertentu tidak harus penting pula pada
tingkatan lain. Perubahan mungkin mencerminkan perubahan hubungan
antar individu antar organisasi atau instuisi, atau ada faktor lain yang
mempengaruhi perubahan.13
Dengan begitu keberadaan pasar tradisional semakin terancam dengan
adanya perubahan yang terjadi pada saat ini. Ancaman yang paling
mendasari adalah perkembangan ekonomi global pada titik puncak
perubahan besar yang sebanding besarnya dengan munculnya revolusi
industri. Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi
hampir di semua bidang . Hal ini sangat mempengaruhi bagaimana terjadi
perubahan gaya hidup yang berbeda dari sebelumnya.
Untuk melihat perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang sangat pesat
dihadapkan dengan budaya pasar tradisional Padang Lua yang sangat
menjujung nilai lokal seperti budaya, sosial, agama dan sebagainya dalam
setiap aktifitas. Perubahan apakah yang akan terjadi? bergeserkah nilai dan
12Nursyiwan Effendi, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Provinsi Sumatera Barat,
dalam Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2, hal 107-108 13Robert H. Lauer,Perspektif Tentang Perubahan Sosial, terj. Alimandan, (Jakarta : PT
RINEKA CIPTA, 2003) hal 5
tata cara mayarakat pasar padang lua, ketika Revolusi Industri 4.0 masuk
ketengah masyarakat cendrung bersifat bebas. Tentu hal inilah yang perlu
disoroti untuk mengetahui pola masyarakat di pasar Padang Lua ketika
menghadapi perubahan besar dalam revolusi industri 4.0.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diidentifikasi beberapa
fokus penelitian yang ada sebagai berikut :
1. Peranan pasar tradisional Pasar Padang Lua.
2. Perubahan sosial masyarakat yang ada di pasar Padang Lua.
C. Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam skripsi ini adalah mendeskripsikan pasar
tradisional merupakan suatu pengendali masyarakat baik secara ekonomi,
sosial, budaya dan agama. Dan pasar tradisional hingga saat ini masih
bertahan ditengah perkembangan zaman yang sudah maju, juga hal ini
berdampak pada pasar tradisional itu sendiri seperti adanya perubahan
yang disebabkan oleh perkembangan revolusi industry 4.0 pada saat ini.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan permasalahan yang
akan dibahas lebih lanjut, diantaranya :
1. Bagaimana pasar tradisional menghadapi revolusi industri 4.0.?
2. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 pada masyarakat pasar Padang Lua.?
E. Tujuan Penelitian
Adanya tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dampak revolusi industri 4.0 yang ada di tengah
Pasar Tradisional Padang Lua.
2. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada masyarakat Pasar
Tradisional Padang Lua.
F. Kegunaan Penelitan
1. Bagi Peneliti
a. Untuk memperkaya pengetahuan dalam megembangkan ilmu
pengetahuan di bidang sosiologi agama.
b. Sebagai salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program
Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
IAIN Bukittinggi.
2. Bagi Institut
a. Sebagai bahan tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam
menyerap ilmu yang diperoleh selama kuliah terutama pada
mata kuliah Teori Sosiologi Modren dan bagaimana diterapkan
dan diamalkan baik di dalam masyarakat maupun di dunia
kerja sesuai dengan bidang keilmuan.
b. Sebagai referensi bagi usaha-usaha penelitian untuk
dikembangkan lebih lanjut.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat mengetahui fenomena budaya modern yang
berkembang saat ini.
b. Untuk memahami keberadaan pasar tradisional di tengah
budaya modern yang berkembang saat ini.
G. Penjelasan Judul
1. Pasar tradisional : merupakan pasar yang dikelola dengan
manajemen yang lebih tradisional.
2. Perubahan sosial : perubahan yang terjadi mempengaruhi sistem
sosial di masyarakat.
3. Revolusi Industri 4.0 : kemajuan pada bidang teknologi dan
jaringan digital.
H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini tersusun secara sistematis dan terarah dari pokok
permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis menyusunnya dalam
sistematika sebagai berikut :
Bagian awal berisi Halaman, Sampul Depan, Abstrak, Halaman
Pengesahan, Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar IsiDan
Daftar Lampiran.
Bab I : membahas pendahuluan terdiri dari (a) Latar Belakang (b)
Identifikasi Masalah (c) Batasan Masalah (d) Rumusan Masalah (e)
Tujuan Penelitian (f) Kegunaan Penelitian (g) Penjelasan Judul (h)
Sistematika Penulisan.
Bab II : membahas tinjauan pustaka dari (a) Tinjuan Pustaka (b) Penelitian
Relevan (c) Kerangka Berfikir
Bab III : membahas metode penelitian dari (a) jenis penelitian (b) Lokasi
Penelitian (c) Informan Penelitian (d) Teknik Pengumpulan Data (e)
Teknik Analisis Data (f) Teknik Keabsahan Data.
Bab IV : membahas hasil penelitian terdiri dari temuan umum (a) sejarah
Pasar Tradisional Padang Lua, (b)monografi, (c)demografi (d)jumlah
penduduk sesuai mata pencaharian, (e)tingkat pendidikan (f)letak
geografis, (g)struktur pengurus Pasar Tradisional Padang Lua, (h)sarana
dan prasarana Pasar Tradisional Padang Lua
temuan khusus (a)Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
(b)perubahan sosial masyarakat terhadap Revolusi Industri 4.0
(c)pembahasan dari temuan khusus
Bab V : penutupan dari keseluruhan pembahasan yang terdiri dari
kesimpulan dan saran, fungsinya sebagai sumbangan informasi yang teruji
kebenaran penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Tradisional
1. Pengertian Pasar Tradisional
Dalam teori sosiologi, pasar mulai bangkit pada abad 20 sebagai
buktinya adalah muncul adanya subdisiplin ilmu sosiologi, yaitu
sosiologi ekonomi. Secara sosiologis, menurut Greetz, pengertian
pasar sebenarnya tidak menyangkut aspek-aspek ekonomi atau proses
jual beli barang saja, tetapi pasar merupakan pranata ekonomi
sekaligus cara hidup. Dilihat dari struktur sosial suatu pasar, hubungan
antara penjual dan pembeli, membentuk suatu jaringan sosial. Jaringan
tersebut merupakan hasil dari hubungan sosial antara individu dan
individu atau kelompok. Dan proses produksi, distribusi, dan konsumsi
dipengaruhi oleh keterlekatan orang dalam suatu hubungan sosial.14
Menurut Perpres No.112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah
pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang
kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha
14Nur Indah Ariyani dan Okta Hadi Nurcahyono, Digitalisasi Pasar Tradisional,
Prespektif Teori Perubahan Sosial, dalam Jurnal Analisa Sosiologi, Vol 3, No 1, 2014 hal 5
skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan
melalui tawar menawar.38
Dalam penelitian S.Leksono menemukan bahwa pasar tradisional
adalah sebagai modus interaksi sosial-budaya bahkan pasar juga
mengandung fungsi religius sebagai sarana ibadah. Selain itu pasar
tradisional dengan harga luncurnya, padanya terkandung transaction
cost dan bahkan asymmetric information. Dari korbanan waktu, proses
tawar-menawar adalah merupakan biaya transaksi, akan tetapi jika
didalamnya berlangsung pula proses komunikasi yang dapat
menunjukkan kejelasan tentang karakter obyek barang yang diperjual-
belikan serta terjadi proses penyesuaian harga maka asymmetric
information akan menyusut jauh. Disini proses transaksi mempunyai
peluang akan berkelanjutan berdasarkan interaksi sosial yang terjadi
karena diantara keduanya menjadi saling kenal.39
2. Ciri-ciri Pasar Tradisional
Ciri-ciri pasar tradisional yang paling mudah diamati menunjukkan
tempat yang digunakan bagi kegiatan yang bersifat indigenous market
trade sebagaimana telah dipraktekkan sejak lama menjadi tradisi juga
merupakan asset budaya yang mempunyai peran yang penting dalam
38Anung Pramudyo, Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta, (Yogyakarta :
JBMA Maret 2014),Vol. II, No. 1, hal 82 39Siti Fatimah Nurhayati, Pengelolaan Pasar Tradisional Berbasis Musyawarah untuk
kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah ciri-ciri lain pasar tradisional
yaitu sebagai berikut:
1. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh
pemerintah daerah.
2. Sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Tawar
menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk didalam
pasar. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara
pedagang dan pembeli yang lebih dekat.
3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barag yang
berbeda-beda. Selain itu juga terdapat pengelompokan dagangan
sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang
ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging.
4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.
Barang dagangan yang dijual dipasar tradisional ini adalah hasil
bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah lain
yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai
mengimport hingga keluar pulau atau negara.dan sebagian besar
komoditi yang diperdagangkan adalah komoditi kebutuhan hidup
sehari-hari.
5. Letaknya yang strategis, dimana sebagian besar pasar tradisional
terletak dekat wilayah permukiman.40
Berdasarkan hal tersebut maka budaya pasar dapat dipahami dalam
empat wujud yaitu :
a. Eksistensi fisik tempat dimana suatu pasar tradisional itu
berlangsung.
b. Seperangkat aktifitas yang berpola dan kontinyu dari berbagai
pelaku pasar serta variasi peran dan fungsi
c. Sistem gagasan yang melatarbelakangi berlangsungnya eksistensi
aktifitas pelaku pasar untuk menjalankan fungsi dan peran mereka.
d. Nilai yang menjadi dasar bagi sistem penyelenggara budaya pasar
tradisional tersebut, seperti nilai persaudaraan, solidaritas, nilai
keakraban dan lain-lain.41
3. Sistem Pasar Tradisional
Sistem yang terdapat pada pasar tradisional adalah pedagang
melayani pembeli yang datang ke stan atau tempat usaha mereka,
kemudian melakukan tawar menawar untuk menentukan kata sepakat
pada harga dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya. Pasar
seperti ini umumnya dapat ditemukan dikawasan permukiman agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Di pasar tradisional inmi
40 Yulia Nurliani Lukito, Revitalisasi Pasar Tradisional Melalui Pendekatan Desain dan
Interaksi Pengguna Ruang, (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 17-18. 41Nursyiwan Effendi, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Provinsi Sumatera Barat,
dalam Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2, hal 107
orang dapat berjual beli, dan melakukan aktifitasnya para pedagang dan
pembeli masih berpegang pada norma dan kebiasaan yang ada srcara
turun-temurun.42
Pasar tradisional merupakan pasar yang paling efektif untuk sarana
interaksi dan berkumpulnya orang-orang dari berbagai suku di tanah air
sebagai sarana yang penting untuk berinteraksi dan berkreasi.
Terciptanya suasana damai dan harmonis antara penjual dan pembeli di
dalam pasar tradisional.
Dalam pasar tradisional penjual memiliki kesadaran tinggi akan
pentingnya menjaga agar para pelanggan merasa betah berbelanja dan
merasa terpanggil untuk selalu berbelanja dipasar tradisional. Tidak
terjadinya penipuan dalam hal penggunaan timbangan serta alat ukur
lainnya. Harga yang kompetitif sesuai dengan kualitas dan jenis barang
yang dijual, serta selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan pelanggan.43
4. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Pada sisi lainnya pasar tradisional sekarang masih tetap
memainkan peran penting. Pasar harian atau mingguan pada banyak
daerah sebagai contoh menciptakan hubungan sosial yang lebih kuat.
Pilihan untuk berbelanja pada penjual yang mana dan komunikasi di
pasar tidak mengenai barang yang diperdagangkan. Kebutuhan untuk
42 Yulia Nurliani Lukito, Revitalisasi Pasar Tradisional Melalui Pendekatan Desain dan
Interaksi Pengguna Ruang, (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 17. 43 I Made Puja, “ Analisis Kelayakan Investasi Pasar Tradisional Desa Padang Sambian di
Denpasar Bali”, dalam Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya, Vol. 8 No. 1, hal. 79-94.
bertemu dan memperoleh informasi merupakan salah satu motivasi
orang untuk datang ke pasar.44
Pasar tradisional adalah cermin dari keberadaan kehidupan sosial
di dalam satu wilayah tertentu. pasar tradisional merupakan pusat
kebudayaan, dimana segala macam ekspresi dan prilaku nilai yang
melekat dalam masyarakat terekspresikan di dalamnya. Intensitas
interaksi di dalam pasar tradisional sangat memiliki ciri khas
tersendiri. Pasar tradisional tidak hanya menjadi ruang jual beli tetapi
lebih dari itu, pasar tradisional menjadi ruang ekspresi sosial-budaya.45
Beberapa kesatuan sosial tentu akan mempunyai perubahan dalam
hubungan antar kesatuan di dalam suatu masyarakat, maka
keseimbangan yang terdapat di dalamnya itu untuk waktu tertentu akan
terganggu, karena suatu perubahan sikap dan kesatuan sosial yang satu
minta perubahan sikap pula pada kesatuan sosial lainnya, dan berakibat
akan terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut. Dalam
perubahan multi komplek ini mempunyai dua kemungkinan akibat
yaitu :
a. Manusia menemukan sistem penilaian dan filsafat hidup baru.
44Adri Febrianto dan Erianjoni, Buku Ajar Sosiologi Ekonomi, (Padang : Kegiatan Forum
HEDS, 2006), hal 76 45Mulyadi , Model Pengelolaan Pasar Tradisional Dalam Prespektif Kemandirian
Daerah Kota Surakarta. (Surakarta : STIE AUB, 2012) hal 21
b. Manusia tenggelam dalam persoalan yang dihadapi tetapi tidak
dapat mengambil suatu sikap.46
Tahap pertama tingkat perubahan adalah suatu kecepatan yang
dipengaruhi berbagai unsur struktur budaya, dan sosial muncul,
sehingga melenyapkan unsur-unsur lain. Suatu perbedaan sangat
penting di dalam perubahan. Hal itu dapat dinyatakan dengan sejumlah
inovasi-inovasi teknologis dan sosial yang dilaksanakan dalam waktu
tertentu. Ini di awali dengan periode awal dimana adanya penemuan-
penemuan baru yang dilaksanakan pada masyarakat tertentu.
Tahap kedua, pada bagian ini di golongkan pada tingkat perubahan
subjektif dan relatif.
Pada tingkat ini sangat cocok untuk mengukur intensitas antara
lingkungan sosial dan benar-benar dirasakan oleh aktor sosial tersebut.
Pada tingkat ini menghasilkan konsekuensi-konsekuensi sosial yang
nyata dari pada perubahan yang murni secara kuantitatif.47
Selanjutnya, pada awalnya pasar tradisional ini, tentunya, hanya
terbatas dipahami, dimengerti, dinikmati oleh masyarakat di sekitar
situ saja. Dalam perkembangannya, secara sosial masyarakat
dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka tidak hanya berada di
46Buddy L. Worang, Pengantar Sosiologi Suatu Ringkasan, (Yogyakarta : Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 1983) hal 158 47Mustafa O. Attir, Burkart Holzner dan Zdenek Suda, Sosiologi Modrenisasi, terj
Hartono Hadikusumo, (TIARA WACANA YOGYA : Yogyakarta, 1989), hal 200
lingkungannya saja yang terbatas. Lambat laun dengan sifat sosialnya
masyarakat akan berubah seiring perubahan zaman.
B. Revolusi Industri 4.0
1. Sejarah Revolusi Industri 4.0
Kehadiran teknologi modern, mula mula perlahan kemudian
semakin cepat, secara radikal mengubah situasi. Teknologi mengubah
realita manusia begitu cepat dan tak pernah terjadi sebelumnya. Jadi
ungkapan konvensional “revolusi industri” adalah benar-benar cepat.48
Tahun 1784 merupakan tonggak sejarah dimulainya sistem baru
dengan kehadiran sebuah mesin yang disebut mechanical weaving
loom. Pada saat itu cara kerja menenun semula dengan tangan
(manual), diganti dengan mesin. Tahun 1784 merupakan akhir abad 18
yang digunakan sebagai tanda dimulainya revolusi industri pertama,
suatu babak baru yang menjadi bagian awal yang dihasilkannys
produk-produk baru dengan bantuan mesin-mesin canggih.49
Revolusi industri kedua terjadi pada akhir abad 19 dimana mesin-
mesin produksi ditenagai oleh listrik yang digunakan untuk kegiatan
produksi secara massal.50 Sementara itu pada tahun 1776 Adam Smith
48Peter L Berger, Revolusi Kapitalis, terj. Mohammad Oemar, (Jakarta : LP3ES, 1990)
,hal. 45 49Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementrian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, (Jakarta : Ristekdikti, 2017) hal 58 50 Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 :Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset,dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal. 17
dalam bukunya The Wealth of Nation dan pada tahun 1832 Charles
Babbage dalam bukunya On Economy of Machinery and
Manufacturers, membuahkan konsep untuk meningkatkan
produktifitas dengan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi atau
keahlian dan efesiensi penggunaan tenaga kerja.51
Selanjutnya pada tahun 1969 tercipta programmable logic dan ini
menandai revolusi industri ketiga. Dengan aplikasi dan teknologi
informasi, melalui program tersebut, proses produksi menjadi semakin
canggih dan otomatis.52 Sedangkan Revolusi Industri ketiga yang
dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi
informasi untuk otomatisasi proses produksi.53
Revolusi industri 4.0 atau revolusi industri keempat adalah suatu
era yang memandang teknologi informasi menjadi basis dalam
kehidupan manusia. Penggunaan daya komputasi dan data yang tidak
terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital yang masif
sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan
mesin menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas.
51Yustina Tritularsih dan Wahyu Sutopo, Peran Keilmuan Teknik Industri Dalam
Perkembangan Rantai Pasokan Menuju Era Industri 4.0,Surakarta, Seminar dan Konferensi
Nasional IDEC 2017, hal. 2 52 Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementrian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, (Jakarta : Ristekdikti, 2017) hal 58 53 Raymond R. Tjandrawinata, Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya
pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi, dalam jurnal MEDICINUS, Vol. 29, No. 1, April
2016, hal. 31
2. Dampak Revolusi Industri 4.0
a. Muncul Kapitalisme
Kapitalisme dari awal sampai waktu tertentu merupakan konsep
ekonomi. Ide tentang masyarakat kapitalis merupakan hubungan antara
ekonomi dan sosial masyarakat. Namun demikian, tidak semua unsur
ekonomi dapat disatukan dengan nilai sosial. Dalam menjelaskan
sosial dan ekonomi yang muncul akibat revolusi industri, Marx
menekankan kepada kepemilikan secara pribadi alat-alat produksi,
para buruh menjual jasa mereka, penciptaan nilai dan mekanisme
produksi.54
Menurut Marx, setiap masyarakat ditandai oleh suatu infrastruktur
dan supratruktur. Infrastruktur menurutnya bagian dari ekonomi.
Supratruktur meliputi ideologi, hukum, pemerintahan, keluarga dan
agama. Struktur ekonomi merupakan landasan tempat membangun
semua basis kekuatan lainnya. Dengan demikian perubahan secara
produksi menyebabkan perubahan dalam sosial manusia.55
Dalam pembahasan Marx tentang perubahan sosial, ia tidak
membahas dalam konteks mikro, namun masih berpegang kepada
pembahasan sebelumnya tentang stratifikasi sosial. Marx dapat
mengetahui penyebab dari perubahan sosial kembali kepada pola-pola
struktur sosial. Menurut Marx pertentangan sosial bukan kejadian yang
54Ralf Dahrendrof, Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri, terj.Ali Mandan,
tidak dapat diramalkan, pertentangan sosial ini merupakan hasil
pertumbuhan penting dari struktur masyarakat tertentu dan terutama
merupakan hasil pertumbuhan dari struktur masyarakat kapitalis.56
Bentuk kapitalis terdiri atas tiga tahapan. Seperti sudah kami
gambarkan dalam Buku I, ini merupakan rangkaian berikut ini:
a. Tahapan pertama:
Kapitalis muncul di pasar barang-dagangan dan kerja sebagai
seorang pembeli; uangnya diubah menjadi barang-dagangan.
b. Tahapan kedua:
Konsumsi produktif oleh kapitalis atas barang-dagangan yang
dibeli. Ia berfungsi sebagai kapitalis produsen barang-dagangan;
kapitalnya melalui proses produksi. Hasilnya: barang-dagangan
bernilai lebih besar ketimbang unsur-unsur produksinya.
c. Tahapan ketiga:
Kapitalis kembali ke pasar sebagai seorang penjual; barang-
dagangannya ditransformasi menjadi uang.57
Persyaratan penting dalam menentukan cara produksi di suatu
zaman, oleh karena itu yang menyediakan unsur-unsur pokok kelas
maupun momentum perubahan sosial, adalah kekayaan.
Oleh karena kapitalisme didasarkan atas persaingan dalam hal
pengejaran keuntungan, maka peningkatan teknologi, terutama
mekanisme produksi yang semakin berkembang, merupakan senjata
56 Ralf Dahrendrof, Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri, terj.Ali Mandan,
(Jakarta, CV Rajawali, 1986) hal, 153 57Karl Marx, Kapital II, terj. Oey Hay Djoen, (Yogyakarta : Hasta Mitra, 2007), hal, 4
ampuh bagi setiap kapitalis di dalam perjuangannya untuk
mempertahankan hidup di pasaran sehingga seorang pengusaha dapat
mencari keuntungan sebesar-besarnya.58
Selanjutnya, atas dasar cara produksi kapitalis, sebagai cara yang
berlaku semua barang-dagangan harus merupakan kapital barang-
dagangan di dalam tangan para penjual mereka. Mereka terus seperti
itu di dalam tangan para saudagar, atau mereka menjadi seperti itu jika
mereka sebelumnya tidak seperti itu. Sebagai kemungkinan lain,
mereka adalah barang-dagangan seperti barang-barang impor, yang
menggantikan kapital barang-dagangan orisinil, karena itu sekadar
memberinya suatu bentuk keberadaan lain.59
Masyarakat yang hidup di zaman kapitalisme adalah masyarakat
konsumen. Masyarakat seperti demikian sebenarnya adalah masyarakat
yang telah menjadi hamba dari ciptaannya sendiri, yaitu kapitalisme
global. Kemajuan yang diusung dalam revolusi 4.0 telah membawa
masyarakat dalam situasi terkungkung dalam jerat-jerat dan “rayuan”
kapitalisme, tatanan yang menawarkan berbagai kemudahan,
keindahan, dan pemenuhan kebutuhan yang serba instan. Dengan
budaya konsumsi yang dipegangnya, masyarakat konsumen
sebenarnya merupakan hasil kreasi kapitalisme global.60
58Anthony Giddens, Kapitalisme dan Teori Sosial Modern, terj Soeheba Kramadibrata,
(Jakarta : Universitas Indonesia PRESS, 1986), hal. 65 59Karl Marx, Kapital II, terj. Oey Hay Djoen, (Yogyakarta : Hasta Mitra, 2007), hal, 71 60Selu Margaretha Kushendrawati, Masyarakat Konsumen Sebagai Ciptaan Kapitalisme
Global: Fenomena Budaya Dalam Realitas Sosial,dalam Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol.
10, NO. 2, Desember 2006, hal 53
b. Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang
terjadi di dalam suatu sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan
antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan.
Untuk itu konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga
hal, yaitu : pertama, studi mengenai perbedaan, kedua studi dilakukan
diwaktu yang berbeda, ketiga pengamatan sosial yang sama.61
Bicara mengenai perubahan, kita membayangkan sesuatu yang
terjadi setelah jangka waktu tertentu, kita berurusan pada perbedaan
diantara sebelum dan sesudah dalam jangka tertentu. Perubahan sosial
merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus
menerus dan tidak pernah berhenti, karena tidak ada masyarakat yang
akan berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa.62
Ahli berpendapat lain bahwa perubahan sosial terjadi karena
adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsure-
unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian, ada
pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat
periodik dan non periodik. Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya
menyatakan bahwa perubahan lingkaran kejadian-kejadian.63
61Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Prespektif Klasik, Modren, Postmodren
dan Postkolonial, (Depok : PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012) hal 2 62Nur Djazifah ER, Modul pembelajaran Sosiologi,(Yogyakarta : LP2M UNY, 2012), hal
5 63Soejoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012) hal 263
Teori-teori kecendrungan dalam perkembangan ini yang dipahami
dalam rangka “semangat suatu zaman” yang unik, paling tidak
memiliki alasan untuk dihindari. Ketika berhenti berbicara dalam
metafora, tidaklah mudah untuk segera merumuskan jenis-jenis
kejadian-kejadian, yang biasanya merupakan rujukan bagi ungkapan
revolusi sosial. Sementara revolusi sosial kelihatannya mengandung
gagasan tentang kontiniunitas, dalam pengertian dimana kita telah
merujuk pada suatu perubahan yang kasar, maka pengertian
sederhananya hilang takkala kita berhenti mengekspresikan dalam
analogi-analogi ruang waktu. Sekali lagi, karena revolusi semacam itu
jelas mencakup gagasan tentang percepatan tempo perubahan,
pengertiannya tidak dibatasi waktu.64
Sumber energi membentuk sifat peradaban. Mulai dari bagaimana
energi itu dimanajemen, bagaimana hasil diperdagangkan dan
perdagangan didistribusikan, bagaimana kekuasaan politik dan
hubungan sosial dilakukan. Untuk mememahami bagaimana
infrastruktur Revolusi Industri bisa secara dramatis mengubah
distribusi kekuatan ekonomi di abad ke 21.65
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi sosial yang
primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misal kondisi
ekonomis, teknologi, geografi atau biologis menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya.
64M. Dawan Raharjo, Kapitalisme Dulu dan Sekarang, (Jakarta : LP3ES, 1987), hal 46 65Astrid Savitri ,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019), hal 48-49
Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut
sama pentingnya, satu atau semua akan menelularkan perubahan-
perubahan sosial.66
Ringkasnya, proses diferensiasi yang dikupas diatas cendrung
memperkuat keraguan legitimasi tatanan sosial lewat akumulasi
sumber-sumber teknologi dan komunikasi, dan munculnya komponen-
komponen sub-sistem kelembagaan yang relatif otonom. Kemungkinan
bagi tumbuhnya perubahan yang disebabkan oleh proses diferensiasi,
diperkuat oleh kemunculan berbagai tipe usahawan yang menjadi
pengerak dalam tatanan sosial, kebudayaan maupun solidaritas
kolektif.67
c. Penggunaan Teknologi Era 4.0
Revolusi Industri memicu pergeseran budaya, sosial, agama dan
ekonomi secara signifikan dari pertanian tradisional dan kegiatan pasar
tradisional perlahan berubah menuju kegiatan berbasis teknologi dan
digital. Sistem tersebut melibatkan penggunaan kemajuan teknologi
berkelanjutan dan sarana transportasi. Ketika Revolusi Industri 4.0
berlangsung, perhatian masyarakat beralih dari kehidupan tradisional
menuju modern.68
66Soejoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012) hal 262 67S.N Eisenstadt, Revolusi dan Transformasi Masyarakat, terj. Chandra Johan, (Jakarta :
CV. Rajawali, 1968), hal 72 68Astrid Savitri ,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019), hal 5
E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan atau
pertukaran barang/jasa dan informasi melalui jaringan komputer
termasuk internet. Bagi sebagian perusahaan besar E-commerce
menjadi bagian dalam pengembangan, pemasaran, penjualan,
pengiriman, pelayanan dan pembayaran para pelanggan dengan
dukungan dari jaringan para mitra bisnis di seluruh dunia.69
Membangun infrastruktur digital artinya membangun jaringan dan
platform digital. Dan dibutuhkan usaha untuk mewujudkannya karena
itu akan mengarah ke dampak sosial masyarakat. Karena adanya
platform ini akan mempermudah pekerjaan manusia pada saat
sekarang. Sebagai contoh, terdapatnya aplikasi belanja online yang
mempertamukan pembeli dan penjual di dunia maya. 70
Sebelumnya, hubungan antara teknologi digital dengan sosial
innovation yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan jaringan,
seperti handphone, website, dan media. Selanjutnya muncul pula
platform sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya
yang mengubah berbagai aspek kehidupan. Seiring waktu,
berkembangnya teknologi di masa revolusi industri 4.0 memungkinkan
69Hoga Saragih dan Rizky Ramdhany, Pengaruh Iintensi Pelangan Dalam Berbelanja
Online Kembali Melalui Media Teknologi Informasi Forum Jual Beli (FJB), dalam jurnal Kaskus,
Journal of Inf ormation Systems,Volume 8, Issue 2,Oktober 2012, hal 101 70FORKOMSI FEB UGM, Revolusi Industri 4.0, (Sukabumi : CV Jejak, 2019), hal 43
perkembangan e-commercedan social marketing dengan berbagai
macam model dan inovasi.71
Defenisi mengenai Revolusi Industri 4.0 beragam karena masih
dalam tahap penelitian dan pengembangan. Kanselir Jerman, Angela
Merkel berpendapat bahwa keseluruhan aspek produksi di industri
melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional. Unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu
sebuah lingkaran industri dimana seluruh entisitasnya selalu terhubung
dan mampu membagi informasi satu dengan yang lain.72
Produksi yang terus meningkat selama beberapa dekade dan
adanya peningkatan permintaan secara proposional. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia agar memiliki lebih banyak, maka tumbuhlah
siklus konsumsi dan juga banyak produksi sehingga menyebabkan
munculnya matrealisme dan konsumerisme.73
Penggunaan gadget, komputer, mesin industri, teknologi
transportasi dan lain sebagainya yang serba online pada akhirnya
menuntut gerak manusia semakin dinamis dan cepat tanggap. Apa
yang dulu hanya sebatas kebutuhan, sekarang bergeser menjadi gaya
hidup, begitu pula sebaliknya. Efektifitas waktu, tenaga dan biaya juga
71Nitia Agustini Kala Ayu, Peluang Social Innovation dalam Revolusi Industri 4.0:
Bagaimana Perkembangannya di Indonesia, (Yogyakarta : Forbil Institute, 2017), hal 7-9 72 Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 :Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset,dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal. 19 73 Astrid Savitri ,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019), hal 24
kemudian menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh invasi yang
berkembang saat ini.74
C. Penelitian Relevan
Penelitian relevan sangat penting sekali untuk mengetahui letak
perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
yang akan diteliti, selain itu kajian terdahulu juga berguna sebagai
perbandingan sekaligus landasan dalam penelitian ini. Adapun hasil
penelitian terhadap sumber yang mempunyai kaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Pertama dari jurnal Nursyirwan Effendi yang berjudul Studi
Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup Masyarakat
Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Propinsi
Sumatera Barat pada tahun 2017. Penelitian ini mencari jawaban
tentang perubahan yang terjadi di tengah pasar tradisional dan
penyebab-penyebab perubahan yang ada pada pasar tradisional
tersebut.
Kedua Nur Indah Ariyani dan Hadi Nurcahyono dalam jurnal
Digitalisai Pasar Tradisional ; Prespektif Teori Perubahan Sosial pada
tahun 2014. Di dalam jurnal ini menjawab perubahan sosial yang
74Dini Amalia, Dinamika Konvergensi Peran Perempuan Di Era Ekonomi Digital, dalam
jurnal Al-Musthofa : Journal of Sharia Economics, Volume 1 Nomor 2 Desember 2018, hal 80
terjadi disebabkan oleh kemajuan teknologi dan era digital yang sangat
pesat pada saat ini.
Dalam jurnal tersebut menjelaskan ada unsur-unsur penting yang
berubah di dalam pasar tradisional tersebut yang disebabkan oleh
kemajuan teknologi yang ada pada saat sekarang. Pengadaan teknologi
dari yang ringan sampai virtual dijadikan sebagai pemenuhan
kebutuhan yang berusaha membantu pekerjaan masyarakat pasar
tradisional.
Persamaan dari penelitian ini adalah membahas perubahan yang
terjadi di tengah pasar tradisional yang disebabka oleh kemajuan
teknologi tersebut. Dan metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif. Berdasarkan teknik pengumpulan data melalui
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Persamaan metode analisis
data menggunakan triangulasi sumber dengan tahap pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada lokasi dan bidang
kajiannya. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Datar.,
Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan penelitian dilakukan di Pasar
Tradisional Padang Lua. Perbedaan yang lain terdapat pada kajiannya
yang terfokus pada perubahan gaya hidup dan digitalisasi. Sedangkan
peneliti melakukan penelitian mengenai “Perubahan Sosial masyarakat
Pasar Tradisional menghadapi Revolusi Industri 4.0 Padang Lua Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat.
D. Kerangka Berfikir
Penelitian ini dilakukan untuk melihat seperti apa perubahan sosial
pasar tradisional dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 di
masyarakat dan bagaimana posisi Pasar Padang Lua, Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Prov Sumatera Barat dapat bertahan dan
tetap menjadi pengendali ekonomi, sosial, budaya dan nilai agama
Skema : kerangka berpikir
Pasar Tradisional
Padang Lua
Revolusi Industri
4.0
Pasar tradisional
menghadapi
revolusi industri 4.0
Perubahan yang terjadi di pasar
tradisional menghadapi
Revolusi Industri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah upaya mengungkap Perubahan Pasar
Tradisional dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Padang Lua, Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat. Adapun jenis penelitian
yang dilakukan adalah penelitian kulitatif dengan menggunakan metode
deskriptif analisis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan
dengan latar belakang yang wajar dan alamiah serta menyeluruh.
Penelitian kualitatif berusaha melihat, mencermati, dan menghayati
masalah yang akan diteliti sebagai fenomena yang kompleks yang harus
diteliti secara menyeluruh.75
Menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskritif, ucapan atau tulisan dan
prilaku yang dapat diamati dari orang- orang (subjek) itu sendiri.76
Sementara itu menurut Lodico, Spaulding, dan Voegtle mengatakan
penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian
lapangan adalah suatu metodologi yang di pinjam dari disiplin ilmu seperti
sosiologi dan antropologi dan diadaptasi kedalam setting pendidikan.
75Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja