PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN PRIVATISASI BUMN Kesi Widjajanti Fakultas Ekonomi Universitas Semarang Abstract This researh investigates the effect of privatization the “state owned government”(BUMN) focus to evaluation the level successful privatization related with firm finance performance. The objective of this research are measure financial performance privatized through the compare between performance before and after privatized.This study uses financial ratio to measure performance financial of privatization. To measure financial performance this research use financial ratio analisis base on characteristic profitability, effectivity operation, effektivity asset, leverage and efficiency operation. The result showed that financial performance increase after privatization. Ratio of profitability operation (ROS) experienced increase, meanwhile efficciency operation and decreasing debt ratio to asset. This result imply that the BUMN in Indonesian can improve financial performance through privatization with indicate efficciency operation. Keyword : privatization, efficciency, performance,financial ratio PENDAHULUAN Privatisasi suatu badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia dilakukan diantaranya adalah untuk menciptakan efisiensi ekonomi serta membuka pintu bagi persaingan yang sehat dalam perekonomian. Badan Usaha Milik Negara yang dapat diprivatisasi adalah BUMN yang berada di dalam mekanisme pasar, yaitu BUMN dengan kriteria: pemilikan saham pemerintah minoritas, bergerak dalam bidang usaha yang kompetitif seperti bidang properti, konstruksi, perkebunan, pertambangan, perdagangan, keuangan, dan investasi, serta BUMN yang menghasilkan produk dengan basis teknologi cepat usang (Master Plan BUMN Tahun 2002-2006). Sejak tahun 1990-an, BUMN- BUMN di Indonesia mulai diprivatisasi. Metode privatisasi yang paling banyak dipilih adalah menjual saham ke publik. 1
24
Embed
PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN PRIVATISASI BUMN (PDF ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN PRIVATISASI BUMN
Kesi WidjajantiFakultas Ekonomi Universitas Semarang
Abstract
This researh investigates the effect of privatization the “state owned
government”(BUMN) focus to evaluation the level successful privatization related with
firm finance performance. The objective of this research are measure financial
performance privatized through the compare between performance before and after
privatized.This study uses financial ratio to measure performance financial of privatization.
To measure financial performance this research use financial ratio analisis base on
characteristic profitability, effectivity operation, effektivity asset, leverage and efficiency
operation. The result showed that financial performance increase after privatization. Ratio
of profitability operation (ROS) experienced increase, meanwhile efficciency operation
and decreasing debt ratio to asset. This result imply that the BUMN in Indonesian can
improve financial performance through privatization with indicate efficciency operation.
Keyword : privatization, efficciency, performance,financial ratio
PENDAHULUAN
Privatisasi suatu badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia dilakukan
diantaranya adalah untuk menciptakan efisiensi ekonomi serta membuka pintu bagi
persaingan yang sehat dalam perekonomian. Badan Usaha Milik Negara yang dapat
diprivatisasi adalah BUMN yang berada di dalam mekanisme pasar, yaitu BUMN dengan
kriteria: pemilikan saham pemerintah minoritas, bergerak dalam bidang usaha yang
kompetitif seperti bidang properti, konstruksi, perkebunan, pertambangan, perdagangan,
keuangan, dan investasi, serta BUMN yang menghasilkan produk dengan basis teknologi
cepat usang (Master Plan BUMN Tahun 2002-2006). Sejak tahun 1990-an, BUMN-
BUMN di Indonesia mulai diprivatisasi. Metode privatisasi yang paling banyak dipilih
adalah menjual saham ke publik.
1
Perbaikan kinerja BUMN diharapkan akan tercapai setelah di lakukan privatisasi.
Untuk mengukur keberhasilan privatisasi, umumnya menggunakan metode MNR yang
diperkenalkan tiga peneliti privatisasi terkemuka, yaitu William L Megginson, Robert C
Nash, dan Matthias van Randenborg. Perbaikan kinerja keuangan BUMN merupakan salah
satu motivasi perusahaan melakukan privatisasi. Namun terdapat perbedaan temuan
tentang kinerja perusahaan setelah dilakukan privatisasi. Beberapa peneliti
menyebutkan bahwa setelah privatisasi kinerja perusahaan tidak meningkat (Peng, 2000;
Nellis, 1998; Kay dan Thompson, 198; Wortzel,1989; Mandel, 2002; Park, 1997; Mc
Donald, 1993; dan Wright 1997). Sebaliknya beberapa peneliti lain, seperti Megginson,
Nash dan Randenborg (1994) menyatakan bahwa kinerja perusahaan setelah privatisasi
meningkat.
Bertitik tolak pada latar belakang, dan hasil penelitian terdahulu yang kontrakdiksi
Mardjana (1995) dan Iriawanto (2000) mengungkapkan bahwa masih relatif sedikit
penelitian yang mengkaji evalusi kinerja keuangan perusahaan yang berkaitan dengan
keberhasilan privatisasi BUMN di Indonesia maka permasalahan kinerja privatisasi
menarik untuk dianalisis. Adapun rumusan masalah penelitiannya adalah apakah
privatisasi mempunyai dampak pada kinerja keuangan BUMN di Indonesia? Dampak
kinerja tersebut diukur dengan menggunakan Metode MNR. Namun karena keterbatasan
data, tidak semua indikator yang dipakai pada Metode MNR untuk meneliti keberhasilan
privatisasi dapat disajikan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
pengembalian hasil terhadap penjualan atau return on sales (ROS), tingkat pengembalian
hasil terhadap asset atau return on assets (ROA), tingkat pengembalian hasil terhadap
ekuitas atau return on equity (ROE), rasio utang terhadap asset atau debt to assets
(leverage) dan rasio efektivitas aset dalam kontribusinya terhadap penjualan atau output..
TINJAUAN PUSTAKA
Privatisasi dan Efisiensi
Motif privatisasi tidak hanya untuk merubah kepemilikan saja, tetapi lebih
menekankan pada pengaruh ke peningkatan efisiensi (Sheifer dan Visny,1994) dan
(Boardman dan Vining,1989)
2
Pendapat ini didukung oleh (Galal,Jones, Tandon dan Vogelsang,1992) dan (Meyer
& Zucker, 1989) bahwa untuk meningkatkan optimalisasi aset perusahaan milik
pemerintah , maka privatisasi dapat dipertimbangkan sebagai strategi untuk meningkatkan
efisiensi perusahaan.Pendapat yang mendukung pernyataan tersebut adalah Brian McBeth,
1996 mengemukakan bahwa secara umum privatisasi dapat meningkatkan efisiensi. Yang
mendasari pendapat ini adalah teori property right yang berpandangan bahwa kepemilikan
pemerintah kurang efisien dibandingkan kepemilikan swasta (Riphat, 2000). Sementara
Star (1988) dan Bozeman (1987:520) mengemukakan bahwa kepemilikan merupakan
input yang produktif yang berfungsi mengatasi risiko dan mengatur aktivitas manajerial.
Privatisasi dan Kinerja Perusahaan
Kinerja BUMN merupakan faktor yang sangat menentukan penilaian keberhasilan
pengelolaan BUMN. Untuk mengukur kinerja ini maka harus dibuat perbandingan antara
kinerja masa lalu (sebelum privatisasi) dan kinerja saat ini (pasca privatisasi), sehingga
akan diketahui perubahan yang dihasilkan dari dua periode yang berbeda tersebut. Secara
umum, ukuran dari efektiveness privatisasi adalah kinerja perusahaan dan strategic
competitiveness. Mereka berpandangan bahwa kinerja perusahaan yang diprivatisasi
kinerjanya lebih baik daripada perusahaan milik negara dan mereka lebih competitive jika
dibandingkan pada kondisi semula saat perusahaan tersebut dikendalikan oleh pemerintah
Tabel 7. di atas menunjukkan bahwa dari ke tiga belas indikator yang dipakai
untuk mengukur kinerja BUMN hanya efisiensi operasi yang meningkat secara signifikan
setelah privatisasi dilakukan. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan sales/number of
employee yang meningkat secara signifikan.
Pembahasan
Kinerja BUMN secara keseluruhan setelah privatisasi menunjukkan peningkatan,
hal ini dapat dilihat pada peningkatan indikator indikator sebagai berikut : peningkatan
jaminan utang menduduki tempat utama (TE/TL naik sebesar 115.6 %). Hal ini
mengindikasikan bahwa pasca privatisasi rasio utang terhadap aset BUMN menurun,
artinya bahwa bertambahnya nilai utang diikuti bertambahnya nilai aset. Selain itu juga
diikuti dengan peningkatan efisiensi operasional (S/Number of employee 4.36%) yang
berarti bahwa peningkatan penjualan disertai jumlah karyawan yang berkurang.
1
Sementara tingkat pengembalian pendapatan atas penjualan meningkat ratio (ROS
dengan NI/S meningkat sebesar 3.4%) . Artimya bahwa jumlah penjualan bertambah
disertai pendapatan yang bertambah pula.
Perhitungan hasil analisis perubahan profitabilitas berdasar ROS yang diukur
dengan indikator rasio EBIT/S dan NI/S menunjukkan peningkatan setelah privatisasi.
Sementara analisis perubahan profitabilitas berdasar ROA yang diukur dengan indikator
EBIT/TA dan NI/TA serta profitabilitas berdasar ROE yang diukur dengan indikator
NI/E justru mengalami penurunan setelah privatisasi.Untuk hasil analisis perubahan
efektivitas berdasar rasio S/TA,S/FA dan S/CA , menunjukkan penurunan setelah
privatisasi. Hal ini mengindikasikan bahwa setelah dilakukan privatisasi daya saing
manajemen mengalami penurunan.Hasil analisis perubahan leverage berdasar rasio
LTD/E dan D/TA menunjukkan penurunan. Peningkatan jaminan keamanan utang
berdasar rasio TE/TL terjadi setelah privatisasi. Analisis kinerja perubahan efisiensi
operasi berdasar rasio NI/Number of employee dan S/Number of employee mengalami
peningkatan sesudah privatisasi.
Secara keseluruhan dengan menggunakan ke tiga belas indikator keuangan, hasil
penelitian ini menemukan bahwa privatisasi berperan dalam meningkatkan
profitabilitas (ROS) dan efisiensi operasional dan menurunkan leverage. Penemuan ini
mendukung penelitian Meginson dkk, 1944 yang mengemukakan bahwa privatisasi
akan berdampak pada peningkatan profitabilitas, efisiensi dan penurunan leverage.
Namun demikian hasil penelitian ini juga menemukan adanya penurunan profitabilitas
(ROA dan ROE) serta efektivitas aset. Sesuai pendapat Irwanto, 2006 bahwa privatisasi
berpotensi menurunkan profitabilitas. Hasil ini juga mendukung (Marwah, 2003) yang
mengemukakan bahwa daya saing BUMN masih tergolong rendah sehingga tidak
memilki kemampuan untuk berkompetisi pada persaingan bisnis dalam pasar domestik
maupun global.
Hasil penelitian ini memberikan penjelasan mengapa setelah privatisasi ratio
profitabilitas mengalami kenaikan tetapi belum mampu menaikkan daya saingnya . Hal
ini dapat dijelaskan bahwa dalam jangka pendek, privatisasi belum mampu
meningkatkan efektivitas asetnya dalam menghasilkan penjualan dan keuntungan.
Jumlah dana yang diinvestasikan untuk perluasan kapasitas produksi, pembenahan
jaringan pemasaran, pengembangan dan penyempurnaan infrastruktur,dimana dalam
1
jangka pendek belum dapat menghasilkan manfaat maupun keuntungan . Untuk dapat
bertahan di lingkungan yang lebih kompetitif, dilakukan reformasi BUMN dengan
merubah misi perusahaan ke arah orientasi pasar. BUMN akan menjadi perusahaan
baru yang dituntut selalu melakukan inovasi baru untuk meningkatkan pelayanan
pelanggan. Untuk dapat mewujudkan inovasi baru tersebut dibutuhkan investasi besar
yang konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya operasi yang sangat tinggi,
baik yang berkaitan dengan pembelanjaan perusahaan maupun yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk investasi jangka panjang.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pengelolaan sebagian besar
BUMN tidak efektif sehingga mengalami kerugian, diantaranya kurang optimalnya
pemanfaatan aset perusahaan, hal ini dapat dilihat pada tabel.7 bahwa indikator
efektivitas aset yang menurun secara signifikan setelah privatisasi dilakukan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa efektivitas aset yang diukur dengan Sales/Total Aktiva
setelah privatisasi menurun secara signifikan.
Indikasi daya saing belum meningkat ditunjukkan pada rasio penjualan terhadap
aset justru turun. Hal ini bermakna bahwa bertambahnya penjualan tetapi nilai aset
tetap, atau penjualan tetap tetatpi nilai aset berkurang. Pada tabel diatas Efektivitas
pengelolaan aset strategis ditunjukkan pada penurunan Sales/ Total aset (21.84%);
Sales /Fixed Aset turun 41% dan sales/ curent Aset turun 69.75%.
Peningkatan profitabilitas setelah privatisasi diindikasikan adanya efisiensi
operasional yang meningkat. Perubahan indikator efisiensi setelah privatisasi
meningkat secara signifikan. Berkurangnya jumlah tenaga kerja justru dapat
meningkatkan penjualan. Pasca privatisasi kemampuan tenaga kerja dalam
menghasilkan penjualan semakin baik. Ini berarti bahwa privatisasi mendorong
peningkatan produktivitas dalam memberikan sumbangan terhadap peningkatan
keuntungan. Jika produktivitas tenaga kerja tinggi maka biaya operasi perusahaan dapat
diturunkan. Biaya operasi perusahaan akan mempengaruhi tingkat profit. Dengan
berkurangnya biaya operasional akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan.
Sebagaimana ditunjukkan pada hasil penelitian ini bahwa ratio return on sales (ROS)
mengalami peningkatan.
1
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Secara keseluruhan dari lima BUMN yang diteliti yaitu (PT. Semen Gresik, PT
Telkom, PT Indosat, PT Timah dan PT Antam) memiliki kinerja keuangan yang lebih baik
pasca privatisasi, dengan perincian sebagai berikut : profitabilitas operasi (ROS) dan
efisiensi operasi naik, dan rasio utang terhadap aset menurun.
Satu-satunya indikator kinerja yang meningkat secara signifikan pasca privatisasi
adalah efisiensi operasi yang dilihat pada peningkatan sales per number of employee secara
signifikan.Walaupun privatisasi dapat meningkatkan kinerja keuangan yang diindikasikan
adanya peningkatan profitabilitas operasi, efisiensi operasi dan turunnya leverage namun
setelah privatisasi perusahaan belum mampu meningkatkan daya saingnya yang
diindikasikan adanya penurunan efektivitas operasi (ROA dan ROE) serta efektivitas aset
dalam kontribusinya terhadap penjualan . Penurunan efektivitas aset pasca privatisasi
ditunjukkan pada rasio sales per total aktiva yang menurun secara signifikan. Sedangkan
peningkatan profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
dalam memperoleh penjualan dengan biaya serendah rendahnya atau dengan arti lain
bahwa profitabilitas pasca privatisasi meningkat, karena perusahaan mampu meningkatkan
efisiensinya dengan mengurangi jumlah tenaga kerja dan biaya biaya operasi lainnya.
Penurunan leverage pada perusahaan privatisasi menandai adanya peran privatisasi
yang dapat menurunkan biaya. Hasil ini memberikan signal bahwa privatisasi dapat
menghasilkan peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Peningkatan efisensi akan
menstimulasi peningkatan daya saing , karena dapat memberikan harga lebih murah pada
konsumen.
Implikasi penelitian ini adalah untuk dapat meningkatkan efisiensi yang
menjadi permasalahan umum pada perusahaan BUMN, hendaknya perusahaan
meningkatkan keunggulan daya saing. Keunggulan daya saing meningkat ditandai
adanya pengurangan biaya operasional dan adanya pengelolaan aset yang optimal.
Keunggulan daya saing ini akan terwujud jika didukung adanya akses finansial yang
besar untuk pengembangan usaha perusahaan yang mendorong peningkatan volume
penjualan.
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah pada
kebijakan privatisasi dalam meningkatkan kinerja keuangan BUMN yang berbasis
2
efisiensi berdasar justifikasi”karakteristik rasio keuangan” perusahaan. Hasil penelitian
ini dapat memberikan penjelasan yang lebih baik dan spesifik tentang keberhasilan
privatisasi dalam memecahkan masalah berdasar fenomena yang terkait dengan tingkat
daya saing dan kinerja keuangan perusahaan privatisasi BUMN di Indonesia. Untuk
dapat meningkatkan posisi kompetitifnya diperlukan pembenahan BUMN agar dapat
memberdayakan aset perusahaan sebagai sumber keunggulan
DAFTAR PUSTAKA
Abeng, T. 2003. “Badan Usaha Milik Negara: Privatisasi, Tantangan dan Harapan”. Konggres XV Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Batu Malang
Ainun Na’im. 1999. ”Bagaimana Manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menghadapi Arus Privatisasi Dan Restrukturisasi”. MEB. Vol XI No 1-2.
Bacelius Ruru,2002, “Privatisasi BUMN: Antara Kepentingan Pemerintah dan Publik”. Kementrian BUMN Indonesia
Bacelius Ruru . Nopember 1998 . Reorientasi Pengelolaan BUMN Dalam Upaya Mencari Format Baru Pengelolaan Yang Efisien dan Modern: http://home.indo.net.id/~hirasps/BUMN/Br230798.html [ 23 Nopember 2005]
Bastian Indra. 2002. ”Privatisasi di Indonesia”. Teori dan Implementasi. PPA-FE-UGM-Salemba Empat
Boardman , and Aidan R.Vining, 1989, Ownership and performance in competitive environments : A comparison of the performance of private, mixed, and state-owned enterprises, Journal of Law and Economics 32, 1-33
Bradley, Michael, Gregg Jarrel, dan E.Han Kim, 1984, On the existence of an optimal capital structure: Theory and evidence, Journal of Finance 39, 857_878
Brian McBeth, 1996, Privatization A Strategic Report , Published by Euromoney Publications in association with Goldman Sachs, Printed in England by Clifford Press Ltd, Coventry
D’Souza, J and Megginson, W. L. 1999. “The Financialsand Operating Performance of Privatized Firms during the 1990” The Journal of Finance Vol LIV No4.
D’Souza, J. “Determinants of Performance Improvements in Privatized Firms : The Role of Restructuring and Corporate Governance”. AFA 2001 New Orleans
D’Souza, J., & Megginson, W. L. 1999. The financial and operating performance of privatized firms during the 1990s. journal of Finance. 54: 1397-1438.
Dharwadkar Ravi, George G, Brandes P 2000. “Privatization in Emerging Economies”. An Agency Theory Perspective. Academy of Management Review,.
Firmanzah. 2003. “Perubahan Organissai dalam Post Privatisasi” Usahawan No.05 Th XXXII.
Frydman,R.,Gray,C.,Hessel,M.,Rapaczynski,A. 1997. Private Ownership And Corporate Performance: Some Lesson From Transition Economies. J E L Classification.
Galal, Ahmed, Leroy Jones, Pankaj Tandon, dan Ingo Vogelsang, 1992, Welfare Consequences of Selling Public Enterprises (The World Bank, Washington,DC)
George, G., and Prabhu,G. N. 2000, Developmental Financial Institutions As Catalysts Of
Enterpreneurship In Emerging Economies, Academy Of Management Review, Vol.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Program Magister Akutansi,Program Magister Manajement Universitas Diponegoro.
Ghozali, I dan Castellan J, 2002. Statistik Non-Parametrik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indonesia.
Henry,J. 1999, Property rights, markets and economic theory: Keynes` versus Neoclassicsm-again, Review of Political Economy, vol 11, pp 151-170
Irwanto Ferry, 2006. Masalah Privatisasi BUMN, Kompas , 1 Februari 2006
Jensen, M.C. (1987), Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance and Takeovers, American Economic Review, Vol 76, pp 323_329
Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN. 1998. “Master Plan Reformasi BUMN”. Jakarta.
Marwah, M .Diah. 2003. ”Restrukturisasi BUMN Di Indonesia : Privatisasi atau Korporatisasi ?”. Literata Lintas Media,
Megginson, W., Nash, R., Netter, J., and Schwartz, A. 2000, The long run return to investor in share issue privatization, Financial Management, pp. 67-77.
Megginson, W.L. dan J. M. Netter .2001, “From State to Market: A Survey of Empirical Studies on Privaization”, Jounal of Economic Literature Vol XXXIX, June, pp. 321-389.
Megginson, W. L, Robert C. Nash, and Matthias Van Randenborgh . 1994 .The Financial
and Operating Performance of Newly Privatized Firms : An International Empirical Analysis”. The Journal of Finance. Vol XLIX No.2.
2
Megginson, W. L dan Netter Jeffry M, 2001, “From State to Market : A Survey of Empirical Studies on Privatization, Jurnal of Economic Literature Vol XXXIX (June 2001) pp.321-389
Osborne,D, dan T..Gaebler .1995, Reinventing Government (Mewirausahakan Birokrasi) Jakarta : PPM
Osborne, David dan Gaebler, Tedd. 2003. Mewirausahakan Birokrasi Reinventing Government : Mentrasformasi Semangat Wirausaha Ke Dalam Sektor Publik PPM. Jakarta.
Osborne,David., dan Plastrik, Peter. 2004. Memangkas Birokrasi. PPM. Jakarta.
Qian Sun and Wilson H.S.Tong. 2002. “Malaysia Privatization : A Comprehensive Study”. Financial Management,
Ramamurti, Ravi. 2000. “A Multilevel Model Of Privatization In Emerging Economies” Academy of Management Review, Vol.25.No.3.525-550
Sappington, D, and Singlitz, J. 1987, Privatization, Information and Incentives, Journal of Policy Analysis and Management, Vol. 6, pp. 567-582.
Shane, S and Venkataraman, S. 2000. “The Promise Of Entrepreneurship AS A Field Of Research” Academy of Management Review,
Starr, P. 1988 .”The Meaning of Privatization”, Yale Law and Policy Review 6, pp.6-41
Stiglitz, J .2002. Globalization and Its Discontents. Allen Lane & Penguin Books
Suhud, M. 2002. “Privatization: A Review on the Power Sector Restructuring in Indonesia”. INFID, Jakarta
Supraktikno, H. 2003. “Privatisasi BUMN : How Far Can We Go ?” Makalah Seminar Nasional ISEI, Batu, Malang
Wei Z, Varela O, D’Souza Juliet, dan Hasan Kabir H, 2003 ”The Financial and operating Performance of China’s Newly Privatized Firms, Financial Management Summer 2003 pages 107-126
Wiryawan, N, J., dan Wiryawan, Z. Z. 2003. “Program Privatisasi Di Indonesia Dilihat Dari Pengalaman Privatisasi Di Beberapa Negara lain” Usahawan No.03 Th XXXII Maret 2003
Wright M,S ,Thomson ,K Robbie and P.Wong (1995), Management Buy –outs in the Short and Long Term, Journal of Business Finance & Accounting, Vol 22, pp 461-482
Zahra, S. (1995), Corporate Entrepreneurship and Financial Performance: The Case`of Management Leverages Buy-outs, Journal of Business Venturing, Vol 10.No.3,225-247