Perubahan Fungsi Mental Pada Lansia BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasa lansia bukan hanya dihadapkan pada
permasalahan kesehatan jasmaniah saja, tapi juga permasalahan
gangguan mental dalam menghadapi usia senja. Sejalan dengan semakin
baiknya status kesehatan masyarakat, usia harapan hidup masyarakat
Indonesia juga semakin tinggi, sehingga mengakibatkan jumlah lansia
juga semakin bertambah.Saat ini, jumlah lansia yang ada di
Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencapai 18,7 juta
orang (8,5%) dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini akan
menjadikan Indonesia menempati urutan ke-4 terbanyak negara
berpolulasi lansia setelah Cina, India dan Amerika. Berdasarkan
Survei Kesehatan Depkes RI, menyatakan, gangguan mental pada usia
55-64 tahun mencapai 7,9%, sedangkan yang berusia di atas 65 tahun
12,3%. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat pada
tahun-tahun berikutnya. Karenanya pengenalan masalah mental sejak
dini merupakan hal yang penting, sehingga beberapa gangguan masalah
mental pada lansia dapat dicegah, dihilangkan atau dipulihkan.Jika
tidak didiagnosis dan diobati tepat waktu kondisi tersebut dapat
mengalami perburukan dan membutuhkan penanganan yang kompleks.
Kepandaian menyiasati dapat menjadikan masa tua yang menyenangkan,
produktif dan energik tanpa harus merasa tua dan tidak
berdaya.Dengan penjelasan di atas, kami tertarik untuk membahas
gangguan fungsi mental pada lansia lebih lanjut. Kami sebagai calon
perawat tertarik untuk membahas tentang asuhan keperawatan gangguan
fungsi mental pada lansia.
B. Tujuan1. Tujuan UmumTujuan umum penulisan makalah ini adalah
untuk untuk mendapatkan pengetahuan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia dengan gangguan mental dengan menggunakan
proses keperawatan.2. Tujuan Khususa) Mahasiswa mengetahui mengenai
gangguan fungsi mental pada lansia.b) Mahasiswa mampu melakukan
pengkajian pada lansia dengan masalah mental.c) Mhasiswa mampu
membuat rencana keperawatan yang telah disusun.d) Mahasiswa mampu
melaksanakan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.e)
Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan mental.
C. Sistematika PenulisanMakalah ini terdiri dari empat bab : BAB
I Pendahuluan terdiri dari latar belakang , Tujuan penulisan,
Sistematika penulisan. BAB II Pembahasan terdiri dari pengertian
mental, aspek-aspek mental, Masalah di bidang psikogeratri,
Pendekatan Perawatan Lanjut Usia. BAB III Asuhan Keperawatan
terdiri dari pengkajian, analisa data, rencana keperawatan. BAB IV
Penutup terdiri dari simpulan dan saran.
BAB IITINJAUAN TEORI
A. Pengertian MentalLansia atau lanjut usia merupakan kelompok
umur (usia 60 tahun ke atas) pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada kelompok yang
dikategorikan lansi ini akan terjadi suatu proses yang disebut
aging proses.Mental berasal dari kata latin yaitu mens, mentis yang
artinya: jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat (Kartini Kartono,
1987:3). Sedangkan dalam kamus psikologi Kartini Kartono,
(1987:278) mengemukakan: mental adalah yang berkenaan dengan jiwa,
batin ruhaniah. Dalam pengertian aslinya menyinggung masalah:
pikiran, akal atau ingatan. Sedangkan sekarang ini digunakan untuk
menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan dan secara
khusus menunjuk penyesuaian yang mencakup fungsi-fungsi simbolis
yang disadari oleh individu.Pengertian mental dalam kamus besar
bahasa Indonesia, (1991:647) adalahBerkenaan dengan batin dan watak
manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga, Bukan bersifat
badan atau tenaga: bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan
melainkan juga pembangunan batin dan watak.Mental secara istilah
dapat diartikan dengan semangat jiwa yang tegar, yang aktif, yang
mempengaruhi perilaku hidup dan kehidupan manusia (Mawardi Labay
El- Sulthani, 2001:2). Melihat dari pernyataan diatas, maka mental
bisa diartikan sesuatu yang berada dalam tubuh (fisik) manusia yang
dapat mempengaruhi perilaku, watak dan sifat manusia di dalam
kehidupan pribadi dan lingkungannya.
B. Aspek-aspek MentalManusia adalah makhluk yang pada dasarnya
baik dan selalu ingin kembali pada kebenaran yang sejati, karena
pada diri manusia mempunyai. Aspek-aspek jiwa yang bisa
mempengaruhi segala sikap dan tingkah laku manusia. Bertolak dari
pernyataan maka aspek-aspek manusia dapat dijabarkan sebagai
berikut:1. Kartini Kartono (2000:6) mengemukakan bahwa aspek mental
yang ada dalam diri manusia adalah keinginan, tindakan, tujuan,
usaha-usaha, dan perasaan.Keinginan : perihal yang
diinginkan.Tindakan : perbuatan; sesuatu yang dilakukan. Sesuatu
yangdilaksanakan untuk mengatasi sesuatu.Tujuan : arah yang dituju,
maksud atau tuntutan.Usaha : kegiatan untuk mengarahkan tenaga,
pikiran atau badanuntuk mencapai suata maksud.Perasaan : hasil/
perbuatan merasa dengan panca indera. Rasa/keadaan batin dalam
menghadapi sesuatu.2. Zakiah Darajat (1990:32) berpendapat bahwa
aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah kehendak, sikap,
dan tindakan.Kehendak : kemauan, keinginan dan harapan yang
keras.Sikap : posisi mental (perasaan terhadap bahasa
sendiri/bahasaorang lain).Tindakan : perbuatan; sesuatu yang
dilakukan. Sesuatu yangDilaksanakan untuk mengatasi sesuatu.3.
Mawardi Labay El-Shuthani (2001:3) memandang bahwa aspek mental
yang ada dalam diri manusia adalah segala sesuatu yang menentukan
sifat dan karakter manusia.Sifat : rupa/keadaan yang nampak pada
suatu benda/lahiriahKarakter : sifat-sifat kejiwaan, akhlak/budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak,
dan mempunyai kepribadian.4. Ibnu Sina (1996:116) berpendapt bahwa
aspek mental yang ada dalam diri manusia adalah kesadaran diri,
amarah, dan keinginan.Kesadaran diri : kesadaran seseorang/keadaan
dirinya sendiri.Amarah : sangat tidak senang.Keinginan : perihal
yang diinginkan.5. Al Ghazali (1989:7)mengemukakan bahwa aspek
mental yang ada dalam diri manusia adalah yang merasa, yang
mengetahui dan yang mengenal.Merasa : mengalami rangsangan yang
mengenai (menyentuh) indra (seperti yang dialamu lidah,
kulit/badan).
6. Hanna Djuhamham Bastaman (2001:64) memandang bahwa aspek
mental yang ada dalam diri manusia adalah berpikir, berkehendak,
merasa, dan berangan-angan.Berpikir : menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkandan memutuskan sesuatu,
menimbang-nimbang.Berkehendak : kemauan, keinginan dan harapan yang
keras.Merasa : mengalami rangsangan yang mengenai (menyentuh)indra
(seperti yang dialamu lidah, kulit/badan).Berangan-angan :
mempunyai angan-angan (pikiran/ingatan).
C. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Mental Pada
LansiaMasalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4
aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut
dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa
dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak
berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami
gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis
(kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan
mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut
karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat,
bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.Aspek psikologi
merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang dan menjadi
semakin penting dalam kehidupan seorang lansia. Aspek psikologis
ini lebih menonjol daripada aspek materiil dalam kehidupan seorang
lansia. Pada umumnya, lansia mengharapkan: panjang umur, semangat
hidup, tetap berperan sosial, dihormati, mempertahankan hak dan
hartanya, tetap berwibawa, kematian dalam ketenangan dan diterima
di sisi-Nya, dan masuk surga. Keinginan untuk lebih dekat kepada
Allah merupakan kebutuhan lansia. Proses menua yang tidak sesuai
dengan harapan tersebut, dirasakan sebagai beban mental yang cukup
berat.Aspek sosial yang terjadi pada individu lanjut usia, meliputi
kematian pasangan hidupnya/teman-temannya, perubahan peran seorang
ayah/ibu menjadi seorang kakek/nenek, perubahan dalam hubungan
dengan anak karena sudah harus memerhitungkan anak sebagai individu
dewasa yang dianggap sebagai teman untuk dimintai pendapat dan
pertolongan, perubahan peran dari seorang pekerja menjadi pensiunan
yang sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah. Aspek ekonomi
berkaitan dengan status sosial dan prestise. Dalam masyarakat
sebagai seorang pensiunan, perubahan pendapatan karena hidupnya
tergantung dari tunjangan pensiunan. Kondisi-kondisi khas yang
berupa penurunan kemampuan ini akan memunculkan gejala umum pada
individu lanjut usia, yaitu perasaan takut menjadi tua.Pada
umumnya, perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau
jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan
sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status, dan harga
diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung
dari model kepribadiannya dan sangat tergantung pada sikap mental
individu dalam menghadapi masa pensiun. Dalam kenyataan ada yang
menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang
memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah pasrah
terhadap pensiun.Pernyataan di atas menunjukkan bahwa aspek mental
yang ada pada diri manusia adalah aspek-aspek yang dapat menentukan
sifat dan karakteristik manusia itu sendiri. Perbuatan dan tingkah
laku manusia sangat ditentukan oleh keadaan jiwanya yang merupaka
motor penggerak suatu perbuatan. Oleh sebab itu aspek-aspek mental
tersebut bisa manusia kendalikan melalui proses pendidikan.
D. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Mental1. Perubahan
fisik, a. Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh
menurun, dan cairan interseluler menurunb. Kardiovaskuler: katup
jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun
(menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah
menurun, serta meningkatnya retensi pembuluh darah perifer sehingga
tekanan darah meningkatc. Persarafan: saraf pancaindera mengecil
sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan waktu
bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurang atau
hilangnya lapisan mielin akson, sehingga menyebabkan berkurangnya
respon motorik dan reflekd. Pendengaran: membran timpani atrofi
sehingga terjadi gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran
mengalami kekakuan.e. Penglihatan: respon terhadap sinar menurun,
adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang
menurun, katarakf. Belajar dan memori: kemampuan belajar masih ada
tetapi relatif menurun. Memori menurun karena proses encoding
menurung. Intelegensi: secara umum tidak berubah
2. Kesehatan umumKeadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga
harus bergantung pada orang lain. Terjadi banyak perubahan dalam
penampilan lansia, seperti pada bagian kepala dengan rambut yang
menipis dan berubah menjadi putih atau abu-abu, tubuh yang
membungkuk dan tampak mengecil, bagian persendian dengan pangkal
tangan menjadi kendur dan terasa berat, sedangkan ujung tangan
tampak mengerut.Selain itu, fungsi pancaindera terjadi perubahan
seperti ada penurunan dalam kemampuan melihat objek, kehilangan
kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi, penurunan
sensitivitas papil-papil pengecap (terutama terhadap rasa manis dan
asin), penciuman menjadi kurang tajam, dan kulit yang semakin
kering dan mengeras menyebabkan indra peraba di kulit semakin
peka.Pada kemampuan motorik, lansia mengalami penurunan kekuatan
yang paling nyata, yaitu pada kelenturan otot-otot tangan bagian
depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh, lansia pun cepat
merasa lelah. Terdapat juga penurunan kecepatan dalam bergerak dan
lansia cenderung menjadi kaku. Hal ini menyebabkan sesuatu yang
dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh.
3. LingkunganBerkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti
keluarga dan teman. Lansia tidak jarang merasa emptiness
(kesendirian, kehampaan) ketika keluarganya tidak ada yang
memperhatikannya. Selain itu, ketika ada lansia lainnya meninggal,
maka muncul perasaan pada lansia kapan ia akan meninggal.
E. Masalah Di Bidang Psikogeratri1. Kecemasana.
PengertianGangguan kecemasan pada lansia adalah berupa gangguan
panik, fobia, gangguan obsesif kondlusif, gangguan kecemasan umum,
gangguan stress akut, gangguan stress pasca traumatikb. Gejala
kecemasan1) Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional
terhadap kejadian yang akan terjadi2) Sulit tidur sepanjang malam3)
Rasa tegang dan cepat marah4) Sering mengeluh akan gejala yang
ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang berat, misalnya
kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya5)
Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan6) Merasa panic terhadap
masalah yang ringanc. Tindakan untuk mengatasi kecemasan1) Cobalah
untuk mendapatkan dukungan keluarga dengan rasa kasih saying2)
Bicaralah tentang rasa khawatir lansia dan cobalah untuk menentukan
penyebab mendasar (dengan memandang lansia secara holistic).3)
Cobalah untuk mengalihkan penyebab dan berikan rasa aman dengan
penuh empati4) Bila penyebabnya tidak jelas dan mendasar, berikan
alas an-alasan yang dapat diterima olehnya5) Konsultasikan dengan
dokter bila penyebabnya tidak dapat ditentukan atau bila telah
dicoba dengan berbagai cara tetapi gejala menetap.
2. Depresia. Pengertian Depresi adalah suatu jenis keadaan
perasaan atau emosi dengan komponen psikologis seperti rasa sedih,
susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau
berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (Afda
Wahywlingsih dan Sukamto). Depresi adalah kondisi umum yang terjadi
pada lansia dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada
saat mengkaji kondisi sosial, kejadian hidup, dan masalah fisik
pada lansia. Memang, depresi sering disalahartikan sebagai
demensia. Kemampuan mental klien dengan depresi tetap utuh,
sedangkan pada klien demensia, terjadi peningkatan kerusakan
kognitif.
b. Tipe depresiTerdapat 2 tipe depresi yaitu eksogen atau
depresi reaktif dan deprsesi endogen.1) Depresi endogen mungkin
akan terjadi pada awitan awal dalam hidupnya. Individu dengan
depresi endogen betul-betul dapat mengalami gangguan mental bahkan
mengalami delusi, dan sering kali mencoba bunuh diri. Bunuh diri
adalah pengalaman yang biasa pada lansia, terutama laki-laki. Oleh
karena itu, semua ancaman ini harus ditangani dengan serius.2)
Klien dengan depresi eksogen biasanya mendapat dukungan yang cukup
pada stuasi depresi, seperti setelah berduka karena kehilangan atau
selama tinggal di rumah sakit. Kadang-kadang dapat dilakukan
sesuatu terhadap penyebab depresi yang dialami lansia yang
ketakutan untuk kembali ke rumah setelah tinggal dirumah sakit. Hal
yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan bahwa mereka mendapat
cukup dukungan di rumah.c. Penyebab depresi pada lansia:1) Penyakit
fisik2) Penuaan3) Kurangnya perhatian dari pihak keluarga4)
Gangguan pada otak (penyakit cerebrovaskular)5) Faktor psikologis,
berupa penyimpangan perilaku oleh karena cukup banyak lansia yang
mengalami peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau cukup
berat.6) Serotonin dan norepinephrine7) Zat-zat kimia didalam otak
(neurotransmitter) tidak seimbang. Neurotransmitter sendiri adalah
zat kimia yang membantu komunikasi antar sel-sel otak.
d. Factor pencetus depresi pada lansia:1) Faktor biologic,
misalnya faktor genetik, perubahan struktural otak, faktor risiko
vaskular, kelemahan fisik.2) Faktor psikologik yaitu tipe
kepribadian, relasi interpersonal, peristiwa kehidupan seperti
berduka, kehilangan orang dicintai, kesulitan ekonomi dan perubahan
situasi, stres kronis dan penggunaan obat-obatan tertentu.e. Gejala
depresi pada lansia:1) Secara umum tidak pernah merasa senang dalam
hidup ini. Tantangan yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak
rnemberikan kesenangan.2) Keluhan fisik biasanya terwujud pada
perasaan fisik seperti:a.) Distorsi dalam perilaku makan. Orang
yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan secara
berlebihan, namun berbeda jika. kondisinya telah parah seseorang
cenderung akan kehilangan gairah makan.b.) Nyeri (nyeri otot dan
nyeri kepala).c.) Berat badan berubah drasticd.) Gangguan tidur.
Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu,
sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak
banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.e.)
Sulit berkonsentrasi. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan
jernih dan untuk mernecahkan masalah secara efektif. Orang yang
mengalami depresi merasa kesulitan untuk memfokuskan perhatiannya
pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang
sering terjadi adalah, "saya tidak bisa berkonsentrasi".f.)
Keluarnya keringat yang berlebihan.g.) Sesak napas.h.) Kejang usus
atau kolik.i.) Muntah.j.) Diare.k.) Berdebar-debar.l.) Gangguan
dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami depresi
mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap
usaha untuk mengkomunikasikan idenya. Dilain pihak, seseorang
lainnya yang mengalami depresi mungkin akan gampang letih dan
lemah.m.) Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung
untuk mengatakan atau merasa, "saya selalu merasah lelah" atau
"saya capai".3) Secara biologik dipacu dengan perubahan
neurotransmitter, penyakit sistemik dan penyakit degeneratif.4)
Secara psikologik gejalanya:a.) Kehilangan harga diri/ martabat.b.)
Kehilangan secara fisik prang dan benda yang disayangi.c.) Perilaku
merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan alkohol/
narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya, makan berlebihan, terutama
kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya
menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga
diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri
sendiri secara tidak langsung.d.) Merasa putus asa dan tidak
berarti. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak
berguna, tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya
diri. Pemikiran seperti, "saya menyia-nyiakan hidup saya" atau saya
tidak bisa rncncapai banyak kemajuan", seringkali terjadi.e.)
Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri.5) Gejala social ditandai oleh
kesulitan ekonomi seperti tak punya tempat tinggal.
3. Insomniaa. PengertianKebiasaan atau pola tidur lansia dapat
berubah, yang terkadang dapat mengganggu kenyamanan anggota
keluarga lain yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur dapat
berubah tiak bisa tidur sepanjang malam dan sering terbangun pada
malam hari, sehingga lansia melakukan kegiatannya pada malam
hari.b. Penyebab insomnia pada lansia1) Kurangnya kegiatan fisik
dan mental sepanjang hari sehingga mereka masih semangat sepanjang
malam2) Tertidur sebentar-sebentar sepanjang hari3) Gangguan cemas
dan depresi4) Tempat tidur dan suasana kamar kurang nyaman5) Sering
berkemih pada waktu malam karena banyak minum pada malam hari6)
Infeksi saluran kemih
4. Paranoida. PengertianLansia terkadang merasa bahwa ada orang
yang mengancam mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai
atau mencuri barang miliknyab. Gejala Paranoid1) Perasaan curiga
dan memusuhi anggota keluarga, teman-teman, atau orang-orang di
sekelilingnya2) Lupa akan barang-barang yang disimpannya kemudian
menuduh orang-orang di sekelilingnya mencuri atau menyembunyikan
barang miliknya3) Paranoid dapat merupakan manifestasi dari masalah
lain, seperti depresi dan rasa marah yang ditahanTindakan yang
dapat dilakukan pada lansia dengan paranoid adalah memberikan rasa
aman dan mengurangi rasa curiga dengan memberikan alas an yang
jelas dalam setiap kegiatan. Konsultasikan dengan dokter bila
gejala bertambah berat.
5. Demensiaa. Pengertian Demensia ialah kemunduran fungi mental
umum, terutama intelegensi, disebabkan oleh kerusakan jaringan otak
yang tidak dapat kembali lagi (irreversible) (Maramis, 1995).
Demensia adalah gangguan progresif kronik yang dicirikan dengan
kerusakan berat pada proses kognitif dan disfungsi kepribadian
serta perilaku (Isaac, 2004). Menurut Roger Watson, demensia adalah
suatu kondisi konfusi kronik dan kehilangan kemampuan kognitif
secara global dan progresif yang dihubungkan dengan masalah
fisik.b. Jenis demensia:1) Demensia jenis alzheimera.)
Patofisiologi: Otopsi menunjukkan adanya plak amiloid (plak senil
atau neuritik) di jaringan otak atau adanya kekusutan neurofibriler
(akumulasi simpul filamen saran pada neuron. Adanya plak dan
kekusutan tersebut berkaitan dengan sel saraf, hilangnya sambungan
antar neuron dan akhimya atrofi serebral.b.) Penyebab
Genetika:Adanya gen abnormal saja tidak cukup untuk memprediksi
demensia jenis alzheimer. Penyakit alzheimer familial memiliki
awitan sangat dini (usia 30-40 th) dan bertanggung jawab atas 20%
dari semua kasus demensia jenis ini. Penyakit ini berkaitan denga
gengen abnormal dikromosom 1, 14 dan 21. Adanya apolipoprotein E 4
(apo, E 4) dikromosom 19 terjadi 2 kali lebih banyak pada penderita
demensia jenis alzheimer dibanding populasi umum.Modal
toksin:Sebagian peneliti meyakini bahwa akumulasi alumunium pada
otak akibat pajanan alat-alat dan produk alumunium dapat
menyebabkan demensia jenis alzheimer. Bukti untuk teori ini masih
sedikit.Abnormalitas neurotransmiter atau reseptor :Kehilangan
asetil kolin (neurotransmiter kolinergik mayor) berkaitan dengan
gejala-gejala gangguan kognitif (demensia). (peningkatan kadar
asetin kolin merupakan dasar untuk terapi obat yang disetujui FDA
untuk demensia).
Tahap Perilaku Afek Perubahan KognitifRingan Sulit menyelesaikan
tugas Penurunan aktivitas yang mengarah pada tujuan Kurang
memperhatikan penampilan pribadi dan aktivitas sehari-hari Menarik
diri dari aktivitas social yang biasa Sering mencari benda-benda
karena lupa meletakannya; dapat menuduh orang lain telah mencurinya
Cemas Depresi Frustasi Curiga Ketakutan Kehilangan ingatan tentang
peristiwa yang baru saja terjadi (lupa akan janji temu dan
percakapan) Disorientasi waktu Berkurangnya kemampuan konsentrasi
Sulit mengambil keputusan Kemampuan penilaian burukSedang
Perilakunya tidak pantas secara sosial Kurang perawatan diri (misal
mandi, toileting, berpakaian, berdandan) Berkeluyuran atau
mondar-mandir Senang menimbun barang-barang Hiperoralitas Mengalami
gangguan siklus tidur-bangun Mood labil Datar Apatis Agitasi Katas
tropi Paranoia Kehilangan ingatan tentang hal-hal yang baru atau
lama (amnesia) Konfabulasi Disprientasi waktu, tempat dan orang
Sedikit agnosia, apraksia dan afasiaBerat Penurunan kemampuan
ambulasi dan aktivitas motorik lainnya Penurunan kemampuan menelan
Sama sekali tidak bisa mengurus diri (misalnya membutuhkan
perawatan yang konstan) Tidak mengenali lagi keberadaan pemberi
asuhan Datar, apatis Reaksi Katastropik occasional dapat berlanjut.
Semua perubahan kognitif berlanjut sejalan dengan meningkatnya
amnesia, agnosia, aprasia dan afasia.
2) Demensia vaskular (multi-infark) ditandai dengan
gejala-gejala demensia pada tahun pertama terjadinya gejala
neurologik fokal. Klien diketahui mengalami faktor resiko penyakit
vaskuler (misalnya hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes).3) Jenis
demensia yang lain berkaitan dengan kondisi medis umum, seperti
penyakit parkinson, penyakit pick, koreahuntingtown dan penyakit
Creutzfeldt-jakob. Demensia yang disebabkan kondisi-kondisi
tersebut dicatat sesuai penyakitnya yang spesifik.c. Gejala
demensia:1) Afasia: kehilangan kemampuan berbahasa; kemampuan
berbicara memburuk dan klien sulit "menemukan" kata-kata.2)
Apraksia: rusaknya kemampuan melakukan aktivitas motorik sekalipun
fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan.3) Agnosia: kegagalan
mengenali atau mengidentifikasi objek atau benda urnurn walaupun
fungsi sensoriknya tidak mengalami kerusakan.4) Konfabulasi:
mengisi celah-celah ingatannya dengan fantasi yang diyakini oleh
individu yang terkena.5) Sundown sindrom: memburuknya disorientasi
di malam hari.6) Reaksi katastrofik: respon takut atau panik dengan
potensi kuat inenyakiti diri sendiri atau orang lain.7)
Perseveration phenomenon: perilaku berulang, meliputi mengulangi
kata-kata orang lain.8) Hiperoralitas: kebutuhan untuk mencicipi
dan mengunyah benda-benda yang cukup kecil untuk dimasukkan ke
mulut.9) Kehilangan memori: awalnya hanya kehilangan memori tentang
hal-hal yang baru terjadi, dan akhirnya gangguan ingatan masa
lalu.10) Disorientasi waktu, tempat dan orang.11) Berkurangnya
kemampuan berkonsentrasi atau mempelajari materi baru.12) Sulit
mengambil keputusan.13) Penilaian buruk: individu ini mungkin tidak
mempunyai kewaspadaan lingkungan tentang keamanan dan
keselamatan.d. Etiologi demensiaFaktor-faktor yang berkaitan dengan
demensia adalah:1) Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat
disembuhkan. Bila kondisi akut yang menyebabkan delirium tidak atau
tidak dapat diobati, terdapat kemungkinan bahwa kondisi ini akan
menjadi kronik dan karenanya dapat dianggap sebagai demensia.2)
Penyakit vaskuler, seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan
aterosklerosis dapat menyebabkan stroke. 3) Penyakit parkinson:
demensia menyerang 40% dari pasien-pasien ini.4) Gangguan genetika:
koreahuntington atau penyakit pick.5) Penyakit prior (protein yang
terdapat dalam proses infeksi penyakit Creutzfeldt-jakob).6)
lnfeksi Human Imunodefisiensi Virus (HIV) dapat menyerang Sistem
saraf pusat (SSP), menyebabkan ensefalopati HIV atau kompleks
demensia AIDS.7) Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan
normal, hidrocephalus dan cidera akibat trauma kepala.
F. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia Dalam pendekatan pelayanan
kesehatan pada kelompok lanjut usia sangat perlu ditekankan
pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual
dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja
tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang
membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah
yang dalam bidang kesehatan jiwa (mental health) disebut pendekatan
eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada
pasien semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan
lingkungan yang menyertainya. Pendekatan Holistik adalah pendekatan
yang menggunakan semua upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
lanjut usia, secara utuh dan menyeluruh.
1. Pendekatan fisikPerawat mempunyai peranan penting untuk
mencegah terjadinya cedera sehingga diharapkan melakukan pendekatan
fisik, seperti berdiri disamping klien, menghilangkan sumber bahaya
dilingkungan, memberikan perhatian dan sentuhan, bantu klien
menemukan hal yang salah dalam penempatannya, memberikan label
gambar atau hal yang diinginkan klien.
2. Pendekatan psikologisDisini perawat mempunyai peranan penting
untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia,
perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi
dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki
kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang
cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para
lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip
Tripple, yaitu sabar, simpatik dan service.Hal itu perlu dilakukan
karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin
lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala,
seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi,
berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan,
perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran
diwaktu siang, dan pergeseran libido.Perawat harus sabar
mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan
menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan
kesalahan . Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan
untuk tujuan tertentu. Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan
pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bila melakukannya
secara perlahan lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung
mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman
yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di
masa lanjut usia ini mereka puas dan bahagia.
3. Pendekatan spiritualPerawat harus bisa memberikan ketenangan
dan kepuasan batin dalam hubungan lansia dengan Tuhan atau agama
yang dianutnya dalam keadaan sakit atau mendeteksi kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang
menghadapi kematian. Seorang dokter mengemukakan bahwa maut sering
kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai
macam faktor, seperti ketidakpastian akan pengalaman selanjutnya,
adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi dengan keluarga dan
lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap klien
lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari
kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini. Adapun
kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga,
perawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun keluarga
tadi ditinggalkan , masih ada orang lain yang mengurus mereka.
Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut usia.
4. Pendekatan socialMengadakan diskusi, tukar pikiran, dan
bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan
social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama
klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan
social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang
dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para
lanjut usia untuk mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi,
misal jalan pagi, nonton film, atau hiburan lain. Tidak sedikit
klien tidak tidur terasa, stress memikirkan penyakitnya, biaya
hidup, keluarga yang dirumah sehingga menimbulkan kekecewaan,
ketakutan atau kekhawatiran, dan rasa kecemasan.Tidak jarang
terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini
dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan
kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan
komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara
langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
lanjut usia di Panti Werda.
BAB IIIAsuhan Keperawatan
A. Pengkajian1. RiwayatPernah mengalami perubahan fungsi mental
sebelumnya?2. Kaji adanya demensia. Dengan alat-alat yang sudah
distandardisasi, meliputi1.) Mini Mental Status Exam (MMSE)
MMSE(Menurut Flostein, MS. Dkk, 1995)I. ORIENTASI (skor maksimal =
10) tanyakan hari ini tanggal berapa? Kemudian tanyakan hal-hal
terkait, misalnya sekarang ini musim apa?
Tanyakan : kita di rumah sakit mana sekarang?dilantai berapa
?Kita berada di kota apa?Kabupaten apa?Propinsi apa?
POINTanggal 1 Tahun 2 Bulan 3 Hari 4 Musim 5 Rumah sakit 6
Lantai 7 Kota 8 Kabupaten 9 Propinsi 10
II. REGISTRASI (Skor maksimal = 3)Bila memungkinkan beri
pertanyaan untuk menguji daya ingatnya (memori).
Ucapkan dengan jelas dan perlahan kata-kata seperti BOLA,
BENDERA, POHON. Dengan jarak per kata 1 detik. Sesudah itu minta
pasien untuk mengulanginya. Jawaban pertama menentukan skornya,
tetapi mintalah pasien untuk mencoba terus (misalnya hingga 6 kali)
bila gagal tes ini kurang bermakna.
POINBola 11 Bendera 12 Pohon 13 Berapa kali mencoba
III. PERHATIAN DAN PERHITUNGAN (SKOR MAKSIMAL = 5)Minta pasien
untuk menghitung mundur dari 100 dengan selisi 7. Berhenti setelah
5 jawaban. Berilah skor 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Bila dia tidak mampu menghintung, mintakan padanya untuk mengeja
suatu kata dari arah belakang (misalnya RUMAH--------H-A-M-U-R),
beri skor satu untuk setiap huruf yang ditempatkan benar. Catatlah
jawaban pasien ____
POIN93 14 86 15 79 16 72 17 65 18
Jumlah huruf yang ditempatkan sesuai 19
IV. DAYA INGAT (skor maksimal =3)Minta pasien unutk mengingat
kembali ketiga kata yang ditanyakan kepadanya diatas tadi.
POINBola 20 Bendera 21 Pohon 22
V. BAHASA (skor maksimal =9)Menyebutkan : perlihatkan arloji
anda sambil menanyakan : apa ini?Ulangi hal yang sama untuk pensil.
Beri skor satu untuk setiap jawaban yang benar
Pengulangan : minta pasien untuk mengulangi : bukan, itu bukan!,
tetapi itu dan! Beri skor 1 point bila pengulangan benar.
Perintah tiga langkah. Beri pasien secarik kertas kosong dan
katakana : ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipat dua, dan
letakan dilantai. Beri skor 1 poin untuk setiap langkah yang
benar
POINBola 20 Bendera 21 Pohon 22 Jam 23 pensil 24 Pengulangan 25
Ambil dengan tangan kanan 26 Lipat jadi dua 27 Letakan dilantai ..
28
Membaca : pada kertas yang tercetak kalimat : pejamkan mata anda
dengan huruf yang cukup besar. Minta pasien untuk membacanya dan
melakukan apa tertulis. Skor benar hanya bila pasien memang
memejamkan matanya.
Menulis dengan secarik kertas minta pasien menulis sebuah
kalimat yang harus ditulisnya secara spontan. Kalimat harus
mengandung subyek dan kata kerja serta berarti. Tata bahasa dan
tanda baca dikecualikan.
Meniru gambar :Pada secarik kertas kosong yang menggambar dua
segi lima yang saling bersentuhan seperti berikut ini, tiap sisi
berukuran 2 cm.
Minta pasien untuk menirukannya dengan tepat. Kesepuluh sudut
harus Nampak dimana dua sudut saling bersebelahan untuk memperoleh
satu poin. POINPejamkan mata 29
Menulis kalimat 30
Menggambar segi lima 31
SKORING : jumlahkan semua skor yang benar. Pada ad. III, masukan
butir 14-18 atau 19, jangan keduanya. Total skor minimal 30Derajat
kesadaran____KOMA_____STUPOR_____DROWSY_____ALERT/Waspada.
2.) Short portable mental status questionnaire Kuesioner Status
Mental Portabel-Singkat (Short Portables Mental Status Quesionnaire
[SPMSQ])(disesuaikan untuk Inggris)1. Tanggal berapa sekarang?2.
Hari apa sekarang?3. Apa nama tempat ini?4. Nomor telepon Anda
berapa?5. Berapa umur Anda?6. Kapan Anda lahir?7. Siapakah Presiden
sekarang?8. Siapakah Presiden sebelumnya?9. Siapa nama ibu Anda
semasa gadis?10. Kurangi tiga dari 20 dan tiap kurangi 3 dari nomor
yang baru, semuanya dilakukan dengan cara ke bawah.
Kesalahan 0-2 Fungsi mental utuhKesalahan 3-4 Kerusakan
intelektual ringanKesalahan 5-7 Kerusakan intelektual
sedangKesalahan 8-10 Kerusakan intelektual berat
3. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang
tepat, seperti geriatric depresion scale.Skala Depresi Pada
LansiaNO Pililah jawaban yang sesuai sebagaimana yang Anda rasahkan
dalam seminggu terakhir. 1. Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup
Anda saat ini? Ya Tidak*2. Apakah anda membatalkan banyak dari
rencana kegiatan/minat anda? Ya* Tidak3. Apakah anda merasa hidup
anda ini hampa? Ya* Tidak4. Seringkah anda merasahkan kebosanan?
Ya* Tidak5. Apakah anda memiliki suatu harapan di masa depan? Ya
Tidak*6. Apakah anda terganggu dengan memikirkan kesulitan anda
tanpa jalan keluar? Ya* Tidak7. Apakah anda sering kali merasa
bersemangat? Ya Tidak*8. Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal
buruk bakal menimpa anda? Ya* Tidak9. Apakah anda sering kali
merasa gembira? Ya Tidak*10. Apakah anda sering kali merasa tak
terbantukan? Ya* Tidak11. Apakah anda sering kali merasa gelisah
dan resah? Ya* Tidak12. Apakah anda lebih menyukai tinggal di rumah
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu hal baru? Ya* Tidak13.
Apakah anda sering kali mengkhawatirkan masa depan anda? Ya*
Tidak14. Apakah anda merasa kesulitan dengan daya ingat anda? Ya*
Tidak15. Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup saat ini? Ya
Tidak*16. Apakah anda sering kali merasa kelabu dan berputus asa?
Ya* Tidak17. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? Ya* Tidak
18. Apakan anda sering menyesalkan masa lalu anda? Ya* Tidak19.
Apakah menurut anda hidup ini penuh tantangan yang menyenangkan? Ya
Tidak*20. Apakah anda merasa kesulitan untuk mengawali suatu
kegiatan tertentu? Ya* Tidak21. Apakah anda merasa penuh daya
(energi)? Ya Tidak*22. Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi
tanpa harapan? Ya* Tidak23. Apakah menurut anda keadaan orang lain
lebih baik dari anda? Ya* Tidak 24. Apakah anda sering kali marah
hanya karena alas an sepeleh? Ya* Tidak25. Apakah anda sering
merasa bagaikan menangis? Ya* Tidak26. Apakah anda sulit
berkonsentrasi? Ya* Tidak27. Apakah anda bangun pagi dengan
perasaan menyenangkan? Ya Tidak*28. Apakah anda lebih suka
menghindari acara atau sosialisasi? Ya* Tidak29. Apakah mudah bagi
anda dalam menganmbil keputusan? Ya Tidak*30. Apakah anda
berpikiran jernih sebagaimana biasanya? Ya Tidak*Ket : Tanda(*)
tiap jawaban yang bertanda bintang (*) dihitung satu poin. Skor
diantara 15 dan 22 menunjukkan depresi ringan, dibawah 22 depresi
berat. Soal 1-4, 7-10, 12, 14, 17, 21-23 adalah 15 soal berbentuk
pendek, di mana untuk skor diantara 5 dan 0 menujukkan SUSPEK
depresi, sedangkan diatas 9 umumnya menunjukkan depresi.
4. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan Evaluasi
Kesehatan Lansia KomprehensifNama : Tanggal Pemeriksaan :Keluhan
Utama :
Dari kuesioner berikut, berilah tanda (+) bila benar dan (-)
bila salah.Tes fungsi kognitif :1. Hari apa sekarang ? (______)2.
Tanggal berapa sekarang ? (______)3. Di mana anda sekarang ini ?
(______)4. Berapa nomor telepon/sejenis /alamat ? (______) 5.
Berapa umur anda ?(dicatat) (______)6. Berapa tanggal lahirnya ?
(bila tidak menjawab, catat dari rekam medic yang ada) (______)7.
Siapa presiden sekarang ? (______)8. Siapa presiden sebelumnya ?
(______)9. Siapa nama orang tua anda ? (______)10. Berapakah 30 3 ?
dan seterusnya setiap kali hasilnya dikurangi 3 jumlah jawaban
salah= (______)Dari 10 pertanyaan di atas bila . 4 jawaban salah
lanjutkan ke pertanyaan no 11.11. Apakah anda memiliki pengasuh
yang melayani anda dengan baik ? termasuk pengaturan keuangan ? dan
pernahkah mambuat surat wasiat ? apakah anda menginginkannya
sekarang ?a. Tidakb. Ya, tapi tidak terikat kontrak.c. Ya, terikat
kontrakd. Ya/tidak jelaskan
DATA DEMOGRAFI1. Ras dan suku apa ?2. Jenis kelamin laki
perempuan3. Pernah sekolah sampai ?a. Strata 2b. Strata 1c. Program
diplomad. SMA/ Sederajate. SMA (tidak tamat)f. SMP ke bawah
DUKUNGAN SOSIAL (kekerabatan/teman)4. Status perkawinan anda ?a.
Kini menikahb. Duda/Jandac. Ceraid. Membujang/Lajang5. Anda tinggal
bersama siapa ?a. Pasanganb. Kerabat/teman (sebutkan)6. Dalam
seminggu ini pernahkah anda menelpon kerabat/teman ?Ya. . . . . .
Tidak. . . . . . . . 7. Apakah anda senang dikunjungi kerabat/teman
?a. Merasa puas (bila ya lanjutkan ke no. 8)b. Tidak merasa puas
(bila ya lanjutkan)Apakah anda menginginkan bergabung dengan
kelompok lansia/ kegiatannya1. Tidak2. Ya (ingin)3. Sudah
(sebutkan)8. Adakah tersedia seseorang yang merawat anda sepanjang
yang anda butuhkan bilasakit/invalid ? a. Ya (lanjutkan ke ad. C)b.
Tidak (lanjutkan ke ad. A)A. Adakah tersedia seseorang yang akan
merawat anda (dalam jangka pendek)a. Ya (lanjutkan ke ad. C)b.
Tidak (lanjutkan ke ad.B)B. Adakah tersedianya seseorang yang akan
merawat anda untuk seterusnya.a. Ya (lanjutkan ke ad.C)b. Tidak
(lanjutkan ke ad.C)C. Siapa yang akan kami hubungi dalam keadaan
emergensi (catat nama dan nomor telepon).
DATA KEUANGAN9. Apakah anda memiliki rumah sendiri ?a. Ya
(lanjutkan ke nomor 10)b. Tidak (lanjutkan berikut ini)A. Apakah
anda memerlukan bantuan tempat tinggal ?1. Tidak2. Sudah mendapat
subsidi /bantuan tempat tinggal3. Perlu (sebutkan)B. Sebelum ini
tinggal di mana ?
10. Apakah anda peserta ASKES/sejenis ?a. Asuransi swasta
(sebut, dan lanjutkan ke no. 11)b. ASKESc. ASABRId. Tidak adae.
Lain-lain (sebutkan)A. Apakah anda memerlukan bantuan untuk
asuransi kesehatan ?a. Yab. tidak11. Mana dari pertanyaan berikut
ini yng sesuai dengan kondisi keuangan anda ?a. Tagihan bagi saya
tidak masalah.b. Saya merasa tagihan memberatkan (lanjutkan ke ad.
A)A. Apakah anda merasa memerlukan bantuan keuangan ?1. Food
stamps2. Jamsos/tunjangan cacat3. ABD/tagihan listrik4. Lain-lain
(jelaskan)
DATA KESEHATAN MENTAL12. Apakah keseharian dalam anda terisi
dengan suasana yang menyenangkan ? (______)13. Pernahkah di suatu
saat anda merasa kesal dan ingin minggat ? (______)14. Apakah hal
itu akibat mereka (orang serumah) tidak memahami Anda ? (______)15.
Apakah anda sering sekali merasa bahagia ? (______)16. Apakah anda
sering kali merasa tidak berdaya ? (______)17. Apakah tidur anda
terganggu ? (______)18. Bila memiliki segala sesuatunya bagaimana
anda menjelaskan kepuasan anda dalam hidup ini secara umum pada
saat ini ?a. Enakb. Cukupc. Buruk.
19. Apakah anda merasa memerlukan bantuan kesehatan jiwa,
misalnya dari seorang konselor atau psikiater ?a. Tidakb. Sudah
punya (sebutkan)c. Ya
KESEHATAN FISIK20. Selama sebulan terakhir anda mengalami sakit
berapa hari, yang mengganggu aktivitas harian anda ?21. Bila anda
bandingkan dengan orang lain seusia anda, bagaiman tingkat
kesehatan anda saat ini ?a. Istimewa (lanjuitkan ke no. 22)b.
Sangat baik (lanjutkan ke no. 22)c. Baik (lanjutkan ke ad.A)d.
Cukup (lanjutkan ke ad.A)e. Buruk (lanjutkan ke ad.A)A. Apakah anda
merasa memerlukan terapi tambahan dari dokter/perawat/sioterapis
?1. Dokter2. Perawat3. Sioterapis4. tidak22. Apakah anda
menggunakan kursi roda atau alat bantu untuk berjalan (tongkat) ?
(lingkari yang bisa digunakan)a. Kursi Rodab. Lain-lain
(sebutkan)c. Pembantud. Tongkat.
23. Seberapa besar gangguan kesehatan anda berperan dalam
melakukan aktivitas anda yang diinginkan ?a. Tidak ada (lanjutkan
ke no.24 )b. Sedikit (lanjutkan ke soal A)c. Cukup banyak
(lanjutkan ke soal A)A. Apakah menurut anda perlu pembantu untuk
beraktivitas harian ? Sepenuhnya (pembantu tetap) Pembantu tidak
tetap Sudah tersedia (sebutkan . . . . . . . . . . .) Tidak
perlu24. Pernahkah anda atau saat ini sedang mengalami gangguan
kesehatan dibawah ini ? bila ya tandai v pada kotak yang sesuai
(dapat diisi dengan bantuan rekam medik)NO Penyakit Pernah Sedang
Ket.a. Arthritis/rematik b. Gangguan paru c. Hipertensi d. Gangguan
jantung e. Gangguan vask (tangan/kaki) f. DM/hipoglikemi g.
Maag/ulkus h. Gangguan pencernaan lain i. Keganasan j. Anemia k.
Komplikasi stroke l. Gangguan saraf lain (sebutkan) m. Gangguan
endokrin (sebutkan) n. Gangguan kulit/dekubitus o. Gangguan bicara
p. Gangguan dengar q. Gangguan peglihatan r. Penyakit
ginjal,perkemihan s. Jatuh/akibat-2 nya t. Gangguan menelan/BB
(sebutkan) u. Depresi v. Gangguan perilaku w. Gangguan aktivitas
seksual x. Alkaholik y. Gangguan nyeri z. Lain-lain (sebutkan)
Riwayat Imunisasi
25. Obat apa yang sekarang/ pernah digunakan dalam sebulan
terakhir ?(check list bekal obat pasien) tanyakan pula kategori a-r
di bawah ini disertai dosis dan cara pakai (dapat dibantu rekam
medik)Alergi . . . . . . . . . . . . . . . . . .Rx/dosis/schedulea.
Obat arthritis. . . . . . . . . . .b. Obat nyeri. . . . . . . . . .
. .c. Obat hipertensi . . . . . . . . . .d. Obat diuretic. . . . .
. . . . . .e. Obat jantung . . . . . . . . . . .f. Obat paru-paru .
. . . . . . . . .g. Obat antipembekuan darah . . . .h. Obat
sirkulasi . . . . . . . . . . . . .i. Insulin/OAD. . . . . . . . .
. . . .j. Obat anti kejang . . . . . . . . . . . . .k. Pil tiroid .
. . . . . . . . . . . .l. Steroid . . . . . . . . . . . . .m.
Hormon . . . . . . . . . . . n. Antibiotik. . . . . . . . . . . .
.o. Antidepresi . . . . . . . . . . . . .p. Obat tidur . . . . . .
. . . . . .q. Obat resep lainnya . . . . . . . . .r. Obat nonresep
lainnya . . . . . .26. Banyak lansia yang sulit mengingat pemakaian
obatnya, terutama obat-obat yang dipakai untuk jangka lama, dalam
hal ini apakah anda sering lupa memakai obat ? tandailah
sering/kadang-kadang/jarang/tidak pernah.a. Tidak pernahb. Jarangc.
Kadang-kadangd. Sering.
ADL27. Apakah aktivitas di bawah ini anda lakukan tanpa bantuan
sama sekali ? atau dengan bantuan? Beri penjelasan bil memerlukan
bantuan.NO Kegiatan Ya Tidak Ket. Termasuk kebutuhana. Menggunakan
telepon b. Berjalan mencpai tempat jauh (termasuk menggunakan
angkot) c. Belanja (baju/makanan) d. Melakukan pekerjaan di rumah
e. Mengatur keuangan f. Makan sendiri g. Berpakaian sendiri h.
Dandan sendiri i. Naik turun tempat tidur j. Mandi (bath
tub/shower) k. Menghidangkan makanan l. Ke toilet pada waktunya
28. Selama 6 bulan terakhir adakah anda memperoleh bantuan dalam
hal belanja, pekerjaan rumah, mandi, berpakaian, mondar-mandir, di
rumah ?a. Ya (jelaskan)b. Tidak
Tanda Tangan Pemeriksa
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga. Lakukan
observasi langsung terhadap :1.) Perilaku. Bagaimana kemampuan
klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas hidup
sehari-hari? Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat
diterima secara sosial? Apakah klien sering mengluyur dan
mondarmandir? Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau
perseveration phenomena?2.) Afek. Apakah kilen menunjukkan
ansietas? Labilitas emosi? Depresi atau apatis? lritabilitas?
Curiga? Tidak berdaya? Frustasi?3.) Respon kognitif. Bagaimana
tingakat orientasi klien? Apakah klien mengalami kehilangan ingatan
tentang halhal yang baru saja atau yang sudah lama terjadi? Sulit
mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan? Kurang
mampu membuat penilaian? Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,
apraksia?
6. Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga1.)
Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia
sudah menjadi pemberi asuhan dikeluarga tersebut. (demensia jenis
alzheimer tahap akhir dapat sangat menyulitkan karena sumber daya
keluarga mungkin sudah habis).2.) ldentifikasi sistem pendukung
yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota keluarga yang lain.3.)
Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber
daya komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).4.)
Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.5.)
Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran
pemberi asuhan tentang dirinya sendiri.
B. Diagnosa Keperawatan 1.) Gangguan pola tidur b.d ansietas2.)
Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreversible.3.) Risiko cedera berhubungan dengan
penurunan fungsi fisiologis daan kognitif. 4.) Perubahan persepsi
sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi dan atau
integrasi sensori ( defisit neurologist).5.) Kurang perawatan diri
: hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.6.) Potensial
terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan
pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit
C. Intervensi Keperawatan 1. Gangguan pola tidur b.d
ansietas.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan sebanyak 3x
kunjungan klien memiliki pola tidur yang teratur.
Kriteria Hasil:a.) Klien mampu memahami factor penyebab gangguan
pola tidur.b.) Klien mampu menentukan penyebab tidur inadekuat.c.)
Klien mampu memahami rencana khusus untuk menangani atau mengoreksi
penyebab tidur tidak adekuat.d.) Klien mampu menciptakan pola tidur
yang adekuat dengan penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang
(melamun).e.) Klien tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang
cukup.
Intervensia.) Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang
apabila berakibat efek negative terhadap tidur pada malam
hari.Rasional: irama sikardian (siklus tidur bangun) yang
tersinkronisasi disebabkan oleh tidur siang yang singkat.b.)
Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur.Rasional:
derangement psikis terjadi bila terdapat penggunaan kortikosteroid
termasuik perubahan mood, insomnia.c.) Tentukan kebiasaan dan
rutinitas waktu tidur malam dengan kebiasaan klien (member susu
hangat).Rasional: mengubah pola yang sudah terbiasa dari asupan
makan klien pada malam hari terbukti mengganggu tidur.d.) Berikan
lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur.Rasional: hambatan
kortikal pada formasi retikuler akan berkurang selama tidur,
meningkatkan respon otomatik, karenanya respon kardiovaskuler
terhadap suara meningkat selama tidur.e.) Buat jadwal intervensi
untuk memungkinkan waktu tidur lebih lama.Rasional: gangguan tidur
terjadi dengan seringnya tidur dan mengganggu pemulihan sehubungan
dengan gangguan psikologis dan fisiologis, sehingga irama sikardian
terganggu.f.) Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi,
dan massage punggung.Rasional: meningkatkan relaksasi dengan
perasaan mengantuk.g.) Putarkan music yang lembut atau suara yang
jernih.Rasional: menurunkan stimulasi sensori dengan menghambat
suara lain dari lingkungan sekitar yang akan menggaggu tidur.h.)
Berikan obat sesuai indikasi seperti amitriptilin.Rasional: Efektik
menangani pseudodemensia atau depresi menigkatkan kemampuan untuk
ttidur, tetapi antikolinergik dapat mencetuskan bingung,
memperburuk kognitif an efek samping hipertensi ortostatik.
2. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreversible.Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan sebanyak 3x kunjungan klien dapat berpikir
rasional.
Kriteria hasil :a. Klien mampu memperlihatkan kemampuan kognitif
untuk menjalani konsekuensi kejadian yang menegangkan terhadap
emosi dan pikiran tentang dirib. Klien mampu mengembangkan strategi
untuk mengatasi anggapan diri yang negativec. Klien mampu mengenali
perubahan dalam berfikir atau tingkah laku dan factor penyebabd.
Klien mampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak
diinginkan, ancaman, dan kebingungan.
Intervensi:a.) Kembangkan lingkungan yang mendukung dan hubungan
klien-perawat yang terapeutikRasional: mengurangi kecemasan dan
emosional, seperti kemarahan, meningkatkan pengembanagan evaluasi
diri yang positif dan mengurangi konflik psikologis.b.) Kaji
derajat gangguan kognitif, seperti perubahan orientasi, rentang
perhatian, kemampuan berfikir. Bicarakan dengan keluarga mengenai
perubahan perilaku.Rasional: memberikan dasar perbandingan yang
akan datang dan memengaruhi rencana intervensi. Catatan: evaluasi
orientasi secar berulang dapat meningkatkan risiko yang negative
atau tingkat frustasi.c.) Pertahankan lingkungan yang menyenangkan
dan tenang.Rasional: kebisingan merupakan sensori berlebihan yang
meningkatkan gangguan neurond.) Tatap wajah klien ketika sedang
berbicara dengan klienRasional: menimbulkan perhatian, terutama
pada klien dengan gangguan perceptual.e.) Gunakan distraksi.
Bicarakan tentang kejadian yang sebenarnya saat klien mengungkapkan
ide yang salah, jika tidak meningkatkan kecemasan.Rasional: lamunan
membantu dalam meningkatkan disorientasi. Orientasi pada realita
meningkatkan perasaan realita klien, penghargaan diri dan kemuliaan
(kebahagiaan personal).f.) Hormati klien dan evaluasi kebutuhan
secara spesifik.Rasional: klien dengan penurunan kognitif pantas
mendapatkan penghormatan, penghargaan, dan kebahagiaan.g.) Bantu
klien menemukan hal yang salah dalam penempatannya. Berikan label
gambar atau hal yang diinginkan klien. Jangan menentang.Rasional:
menurunkan defensive jika klien menyadari kesalahan. Membantah
klien tidak akan mengubah kepercayaan dan menimbulkan kemarahan.h.)
Berikan obat sesuai indikasi seperti, siklandelat.Rasional ;
meningkatkan kesadaran mental.
3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis
dan kognitif.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
sebanyak 3x kunjungan klien tidak mengalami cedera.
Kriteria hasil :a.) Klien mampu meningkatkan tingkat
aktivitas.b.) Klien dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk
mengurangi risiko trauma atau cederac.) Klien tidak mengalami
trauma atau cederad.) Keluarga mampu mengenali potensial di
lingkungan dan mengidentifikasi tahap-tahap untuk
memperbaikinya.
Intervensi:a.) Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku
impulsive dan penurunan persepsi visual. Bantu keluarga
mengidentifkasi risiko terjadinya bahaya yang mungkin
timbul.Rasional: mengidentifikasi risiko di lingkungan dan
mempertinggi kesadaran perawat akan bahaya. Klien dengan tingkah
laku impulsive berisiko trauma karena kurang mampu mengendalikan
perilaku. Penurunan persepsi visual berisiko terjatuhb.) Hilangkan
sumber bahaya lingkungan.Rasional: klien dengan gangguan kognitif,
gangguan persepsi adalah awal terjadi trauma akibat tidak
bertanggung jawab terhadap kebutuhan keamanan dasar.c.) Alihkan
perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti memanjat
pagar tempat tidur.Rasional: mempertahankan keamanan dengan
menghindari konfrontasi yang meningkatkan risiko terjadinya
trauma.d.) Gunakan pakaian sesuai dengan lingkungan fisik atau
kebutuhan klien.Rasional: perlambatan proses metabolism
mengakibatkan hipotermia. Hipotalamus dipengaruhi proses penyakit
yang menyebabkan rasa kedinginan.e.) Kaji efek samping obat, tanda
keracuna (tanda ekstrapiramidal, hipotensi ortostatik, gangguan
penglihatan, gangguan gastrointestinal).Rasional: klien yang tidak
dapat melaporkan tanda/gejala obat dapat menimbulkan kadar
tolsisitas pada lansia. Ukuran dosis/penggantian obat diperlukan
untuk mengurangi gangguan.f.) Hindari penggunaan restrain
terus-menerus. Berikan kesempatan keluarga tinggal bersama klien
selama periode agitasi akut.Rasional: membahayakan klien,
meningkatkan agitasi dan timbul risiko fraktur pada klien lansia
(berhubungan dengan penurunan kalsium tulang).
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologis
).Tujuan: setelah dilakukan dilakukan keperawatan sebanyak 3x
kunjungan tidak terjadi penurunan lebih lanjut pada persepsi
sensori klien
Kriteria hasil :a. Klien mengalami penurunan halusinasi.b. Klien
mampu mengembangkan strategi psikososial untuk mengurangi stress
atau mengatur perilaku.c. Klien mampu mendemonstrasikan respon yang
sesuai stimulasi.
Intervensi:a.) Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi dan
bagaimana hal tersebut mempengaruhi klien termasuk penurunan
penglihatan atau pendengaran.Rasional : keterlibatan otak
memperlihatkan masalah yang bersifat asimetris menyebabkan klien
kehilangan kemampuan pada salah satu sisi tubuh. Klien tidak dapat
mengenali rasa lapar atau haus.b.) Anjurkan memakai kacamata atau
alat bantu dengar sesuai kebutuhanRasional : meningkatkan masukan
sensori, membatasi atau menurunkan kesalahan intepretasi
stimulasi.c.) Pertahankan hubungan orientasi realita. Memberikan
petunjuk pada orientasi realita dengan kalender, jam, atau
catatan.Rasional : menurunkan kekacauan mental dan meningkatkan
koping terhadap frustasi karena salah persepsi dan disorientasi.
Klien menjadi kehilangan kemampuan mengenali keadaan sekitar.d.)
Ajarkan strategi mengatasi stress. Rasional : menurunkan kebutuhan
akan halusinasie.) Libatkan dalam aktivitas sesuai indikasi dengan
keadaan tertentu, seperti satu ke satu pengunjung, kelompok
sosialisasi pada pusat demensia, terapi okupasi.Rasional : memberi
kesempatan terhadap stimulasi partisipasi dengan orang lain.
5. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau
psikologis.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x
kunjungan klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
dengan tingkat kemampuan.
Kriteria hasil :a.) Klien mampu mengidentifikasi dan menggunakan
sumber pribadi atau komunitas yang dapat memberikan bantuan.
Intervensi:a.) Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/
perawatan diri.Rasional: memahami penyebab yang mempengaruhi
intervensi. Masalah dapat diminimalkan dengan menyesuaikan atau
memerlukan konsultasi dari ahli.b.) Identifikasi kebutuhan akan
kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.Rasional:
seiring perkembangan penyakit kebutuhan kebersihan dasar mungkin
dilupakan.c.) Lakukan pengawasan dan berikan kesempatan untuk
melakukan sendiri sesuai kemampuan.Rasional: mudah sekali terjadi
frustasi jika kehilangan kemandirian.
d.) Beri banyak waktu untuk melakukan tugasRasional: pekerjaan
yang tadinya mudah sekarang menjadi terhambat karena penurunan
motorik dan perubahan kognitif.e.) Bantu mengenakan pakaian yang
rapi dan indah.Rasional: meningkatkan kepercayaan hidup.
6. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga
berhubungan dengan pengaruh penyimpngan jangka panjang dari proses
penyakit.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x
kunjungan koping keluarga efektif.
Kriteria hasil :a. Klien mampu mengidentifikasi atau
mengungkapkan sendiri untuk mengatasi keadaan.b. Keluarga mampu
menerima kondisi orang yang dicintai dan mendemonstrasikan tingkah
laku koping positif dalam mengatasi keadaan.c. Klien mampu
menggunakan system pendukung yang ada secara efektif.
Intervensi:a.) Bantu keluarga mengungkapkan persepsinya tentang
mekanisme koping yang digunakan.Rasional: keluarga dengan
keterbatasan pemahaman tentang strategi koping memerlukan informasi
akibat konflik.b.) Libatkan keluarga dalam pendidikan dan
perencanaan perawatan dirumah.Rasional: memudahkan beban terhadap
penanganan dan adaptasi dirumah.c.) Fokuskan pada masalah spesifik
sesuai dengan yang terjadai pada klien.Rasional: penurunan penyakit
mengikuti perkembangan yang tidak menentu .d.) Realistis dan tulus
dalam mengatasi semua permasalahan.Rasional: menurunkan stress yang
menyelimuti harapan yang keliru.e.) Anjurkan untuk tidak membatasi
pengunjung.Rasional: kontak kekeluargaan merupakan dasar dari
realitas, terbebas dari kesepian.f.) Rujuk pada sumber pendukung
seperti perawatan lansia, pelayanan dirumah, berhubungan dengan
asosiasi penyakit demensia.Rasional: memberikan tanggung jawab pada
tempat perawatan, mengurangi kejenuhan dan resiko terjadinya
isolasi social dan mencegah kemarahan keluarga.
D. EVALUASI1. Gangguan pola tidur b.d ansietas.Evaluasi:a. Klien
mampu memahami factor penyebab gangguan pola tidur.b. Klien mampu
menentukan penyebab tidur inadekuat.c. Klien mampu memahami rencana
khusus untuk menangani atau mengoreksi penyebab tidur tidak
adekuat.d. Klien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan
penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun).e. Klien
tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang cukup.
2. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori,
degenerasi neuron irreversible.Evauasi:a. Klien mampu
memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani konsekuensi
kejadian yang menegangkan terhadap emosi dan pikiran tentang dirib.
Klien mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri
yang negativec. Klien mampu mengenali perubahan dalam berfikir atau
tingkah laku dan factor penyebabd. Klien mampu memperlihatkan
penurunan tingkah laku yang tidak diinginkan, ancaman, dan
kebingungan.
3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis
dan kognitif.Evalulasi:a. Klien mampu meningkatkan tingkat
aktivitas.b. Klien dapat beradaptasi dengan lingkungan untuk
mengurangi risiko trauma atau cederac. Klien tidak mengalami trauma
atau cederad. Keluarga mampu mengenali potensial di lingkungan dan
mengidentifikasi tahap-tahap untuk memperbaikinya.
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologis
).Evaluasi:a. Klien mengalami penurunan halusinasi.b. Klien mampu
mengembangkan strategi psikososial untuk mengurangi stress atau
mengatur perilaku.c. Klien mampu mendemonstrasikan respon yang
sesuai stimulasi.
5. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan fisiologis dan atau
psikologis.Evaluasi: Klien mampu mengidentifikasi dan menggunakan
sumber pribadi atau komunitas yang dapat memberikan bantuan.
6. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga
berhubungan dengan pengaruh penyimpngan jangka panjang dari proses
penyakit.Evaluasi:a. Klien mampu mengidentifikasi atau
mengungkapkan sendiri untuk mengatasi keadaan.b. Keluarga mampu
menerima kondisi orang yang dicintai dan mendemonstrasikan tingkah
laku koping positif dalam mengatasi keadaan.c. Klien mampu
menggunakan system pendukung yang ada secara efektif.
BAB IVPENUTUP
A. SimpulanLansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur (usia
60 tahun ke atas) pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya. Mental dapat diartikan sesuatu yang berada
dalam tubuh (fisik) manusia yang dapat mempengaruhi perilaku, watak
dan sifat manusia di dalam kehidupan pribadi dan lingkungannya.
Pada lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahan kesehatan
jasmaniah saja, tapi juga permasalahan gangguan mental dalam
menghadapi usia senja. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
mental pada lansia seperti perubahan fisik, kesehatan umum dan
lingkungan. Pada lansia sering muncul masalah-masalah yang
berkaitan dengan perubahan fungsi mental seperti kecemasan,
depresi, insomnia, paranoid, dan demensia. Masalah-masalah tersebut
dapat berdampak pada kelangsungan hidup lansia sehingga penting
bagi perawat untuk menanganinya. Berdasarkan masalah diatas dapat
muncul beberapa diagnose keperawatan seperti : gangguan pola tidur
b.d ansietas; gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan
memori, degenerasi neuron irreversible; risiko cedera berhubungan
dengan penurunan fungsi fisiologis daan kognitif; perubahan
persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi
dan atau integrasi sensori ( defisit neurologist); kurang perawatan
diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.Berdasarkan diagnosa
diatas perlu diberikan intervensi yang tepat seperti memberikan
lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur; pertahankan
lingkungan yang menyenangkan dan tenang; hilangkan sumber bahaya
lingkungan; kaji derajat sensori atau gangguan persepsi;
identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
B. Saran1. Untuk pembaca makalah dapat menambah pengetahuan
terkait gangguan fungsi mental pada lansia dan dapat
mengimplementasikannya.2. Untuk penulis dapat mengimplementasikan
intervensi-intervensi untuk menangani lansia dengan gangguan
perubahan fungsi mental.3. Diharapkan institusi dapat mengembangkan
fungsi mental dan mengetahui bagaimana cara mengatasi maslah
gangguan pada lansia dengan gangguan fungsi mental.4. Diharapkan
pemda dapat mengetahui masalah yang ada pada lansia terkait
penurunan fungsi mental, memahami maslah dan dapat mengatasi
gangguan fungsi mental pada lansia dengan memberikan perhatian
khusus pada lansia dengan gangguan fungsi mental di dinas
terkait.5. Diharapkan panti werda dapat mengatasi dan memahami
masalah pada lansia dengan penurunan fungsi mental dan
berkoordinasi dengan dinas pemda terkait.
Daftar Pustaka
Kusharyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia.
Jakarta: Salemba MedikaMaryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usi Lanjut
dan Perawatannya. Jakarta: Salemba MedikaNugroho, Wahjudi. 1995.
Perawatan Lanjut Usia.Jakarta: EGCTamher, S., Noorkasiani. 2009.
Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan asuhan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia.
Jakarta: EGC