Top Banner
RAPAT PARIPURNA DPR RI 17 DESEMBER 2013 PENETAPAN PERUBAHAN UUJN PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN OLEH: DR. WIDHI HANDOKO, SH., SPN. NOTARIS-PPAT SMG DOSEN PRODI MKN UNDIP PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS
21

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Feb 22, 2016

Download

Documents

kohana

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS. RAPAT PARIPURNA DPR RI 17 DESEMBER 2013 Penetapan perubahan UUJN Penafsiran dan pembahasan oleh : Dr. widhi handoko , sh., sPn . notaris-ppat smg Dosen prodi mkn undip. Notaris - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

RAPAT PARIPURNA DPR RI 17 DESEMBER 2013

PENETAPAN PERUBAHAN UUJN

PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN OLEH:

DR. WIDHI HANDOKO, SH., SPN.NOTARIS-PPAT SMG

DOSEN PRODI MKN UNDIP

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004

TENTANG JABATAN NOTARIS

Page 2: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan Undang-Undang lainnya.

Page 3: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Ketentuan Pasal 1 angka 1, angka 2, angka 5, angka 6, angka 7, angka 8, angka 9, angka 10, angka 11, angka 12, angka 13, dan angka 14 diubah, serta angka 4 dihapus catatan: Pertama: penulisan angka 1 s/d 14 tidak mengikuti tatacara penulisan baku secara akademis, Kedua: belum terdapat ketentuan umum tentang Majelis Kehormatan Notaris

Page 4: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 33

(1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris adalah warga negara Indonesia yang berijazah sarjana hukum dan telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut.

Catatan: Bandingkan antara S1

(notaris pengganti/notaris sementara) dan S2 (notaris)….dari sisi tugas, tanggungjawab dan kewenangan apa bedanya ?????

Pasal 3

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah:

c. berumur paling sedikit 27 (dua puluh tujuh) tahun;

f. telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan berturut-turut pada kantor Notaris atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris setelah lulus strata dua kenotariatan;

Page 5: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 7 (1)c. menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan cap atau stempel jabatan Notaris berwarna merah kepada Menteri dan pejabat lain yang bertanggung jawab di bidang pertanahan, Organisasi Notaris, Ketua Pengadilan Negeri, Majelis Pengawas Daerah, serta Bupati/Walikota di tempat Notaris diangkat.

(2) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi berupa:a. peringatan tertulis;b. pemberhentian sementara;c. pemberhentian dengan hormat; ataud. pemberhentian dengan tidak hormat.

Page 6: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 15

f. membuat Akta yang berkaitan dengan pertanahan; ataug. membuat Akta risalah lelang.

Page 7: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Teori stufenbau adalah teori mengenai sistem hukum oleh Hans Kelsen, yang menyatakan bahwa sistem hukum merupakan sistem anak tangga dengan kaidah berjenjang dimana norma hukum yang paling rendah harus berpegang pada norma hukum yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang tertinggi (seperti konstitusi) harus berpegang pada norma hukum yang paling mendasar (grundnorm), menurut kelsen norma hukum yang paling mendasar (grundnorm) bentuknya tidak konkrit (abstrak), contoh norma hukum paling dasar dan abstrak (nilai-nilai) adalah pancasila.

Mana yg harus dilaksanakan ? UUJN atau KMNA/KBPN ?

Page 8: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Stufenbau Teory lahir jauh hari sebelum Indonesia lahir, namun hierarki yang dimaksud masih relevan menjadi acuan dan diterapkan dalam sistem perundang-undangan di Indonesia. Hal mana dapat dilihat dari Undang-undang No. 11 tahun 2012, perubahan dari UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan. Sebelumnya, hierarki perundangan telah diatur dalam Tap MPR No. III Tahun 2000 dan Tap MPR No I Tahun 2001

Page 9: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Berdasarkan teori tersebut, struktur tata hukum Indonesia adalah:

1)    Staatsfundamentalnorm: Pancasila (Pembukaan UUD 1945).2)   Staatsgrundgesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR, dan Konvensi Ketatanegaraan 3)  Formell gesetz: Undang-Undang.4)   Verordnung en Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai dari Peraturan Pemerintah hingga Keputusan Gubernur, Bupati atau Walikota.

Page 10: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 16(1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib: a. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

c. melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta;Catatan: 1. Amanah, jujur, seksama, mandiri (lebih bersifat nilai-

nilai moral/pd kajian norma abstrak)2. Akan lebih tepat jika notaris wajib menjaga

prefesionalisme dan integritasnya sebagai pejabat negara

3. Point c sangat kental dengan semangat positivistic law (legal formatistic), tidak sesuai dengan semangat negara modern, dimana hukum sekarang sdh jauh pada tataran post modern yg lebih mengedepankan nilai2 keadilan (ferpect justice)

Page 11: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 16 (13) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n dapat dikenai sanksi berupa peringatan tertulis. (siapa pemberi sanksinya ?....pada peringatan tertulis tsb berupa apa dan sp batas apa…?)

Di a n t a r a pa s a l 16 da n p a s a l 17 d i s i s ip ka n 1 ( s a tu ) p a s a l , y a k n i p a s a l 16A s eh ing ga be r buny i s eba ga i be r iku t :

 PASAL 16A

(1) calon notaris yang sedang melakukan magang waj ib melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf a .

(2) se la in kewaj iban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , calon notar is juga waj ib merahasiakan

segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna

pembuatan akta .

Page 12: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 17 (1) Notaris dilarang:

  g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah dan/atau Pejabat Lelang Kelas II di luar tempat kedudukan Notaris;

Catatan :Psl 17 ayat (1) huruf g : inkonsistensi terhadap penegasan Notaris sebagai PPAT/Pejabat Lelang Kelas II….(psl 15) dan juga psl 7 (1) huruf c, mestinya terintegrasi dalam satu jabatan yang dipangku/ditugaskan kewenangannya oleh Notaris, shg tdk diperlukan lagi pengakuan pemisahan jabatan tsb.

Page 13: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 19(1) Notaris wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di tempat kedudukannya.(2) Tempat kedudukan Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah wajib mengikuti tempat kedudukan Notaris.Catatan: Selain in-konsisten kalimat “mengikuti” menunjukkan adanya ambigu dalam tugas kewenangan jabatan Notaris, seakan-akan terdapat lebih dari satu tugas kewenangan jabatan, mestinya tugas kewenangan jabatan notaris berdasarkan UUJN sudah meliputi keseluruhan tugas kewenangan jabatan PPAT dan Pejabat Lelang Kelas II (yg mana tugas kewenangan tsb telah diberikan scr syah oleh Kemenkumham berdasarkan UUJN yg scr politis telah dipertegas pada konsideran UUJN dan psl terkait)

Page 14: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 43(1) Akta wajib dibuat dalam bahasa Indonesia.(2) Dalam hal penghadap tidak mengerti bahasa yang digunakan dalam Akta, Notaris wajib menerjemahkan atau menjelaskan isi Akta itu dalam bahasa yang dimengerti oleh penghadap.(3) Jika para pihak menghendaki, Akta dapat dibuat dalam bahasa asing.(4) Dalam hal Akta dibuat sebagaimana dimaksud pada ayat 3, Notaris wajib menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.(5) Apabila Notaris tidak dapat menerjemahkan atau menjelaskannya, Akta tersebut diterjemahkan atau dijelaskan oleh seorang penerjemah resmi (catatan: tdk substantif: siapa penerjemah resmi..? Pembuktiannya bagaimana ? Scr hukum siapa yg ditunjukan sbg penterjemah resmi ? Ada dasarnya atau tidak ?

Page 15: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Sanksi-sanksi pada Pasal 44 s/d 54 lebih bersifat Perdata

Catatan: jika tidak terdapat niatan atau kesengajaan untuk terjadinya

tindak pidana maka seluruh penyelesaian pelanggaran yang

dilakukan Notaris cukup melalui sanksi perdata, kecuali terbukti

sebaliknya

Page 16: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 66 (pasal siluman)(1)Untuk kepentingan proses peradilan, penyidik,

penuntut umum, atau hakim dengan persetujuan majelis kehormatan Notaris berwenang:

a. mengambil fotokopi Minuta Akta dan/atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan

b. memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan Akta atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris.

(2) Pengambilan fotokopi Minuta Akta atau surat-surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibuat berita acara penyerahan.(3) Majelis kehormatan Notaris dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permintaan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan jawaban menerima atau menolak permintaan persetujuan. (4) Dalam hal majelis kehormatan Notaris tidak memberikan jawaban dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), majelis kehormatan Notaris dianggap menerima permintaan persetujuan.

Page 17: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 66A(1)Dalam melaksanakan pembinaan,

Menteri membentuk Majelis Kehormatan Notaris.(2) Majelis Kehormatan Notaris berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri atas unsur: a. Notaris sebanyak 3 (tiga) orang; b. Pemerintah sebanyak 2 (dua) orang; dan c. Ahli atau akademisi sebanyak 2 (dua) orang. (catatan Ahli…hrs dimaknai….. ?)(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi, syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian, struktur organisasi, tata kerja, dan anggaran Majelis Kehormatan Notaris diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 18: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 67Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perilaku (integritas) Notaris dan pelaksanaan jabatan Notaris.

Page 19: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Integritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran.” Kesatuan yang dimaksud yaitu adanya konsistensi antara apa yang kita katakan dengan apa yang diperbuat.

Integritas menurut John C. Maxwell, integritas adalah faktor kepemimpinan, profesionalisme, etika dan moral yang paling penting dalam kinerja seseorang.

Page 20: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 82(1) Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi Notaris.(2) Wadah Organisasi Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat adalah Ikatan Notaris Indonesia.(3) Organisasi Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu-satunya wadah profesi Notaris yang bebas dan mandiri yang dibentuk dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi Notaris.(4) Ketentuan mengenai tujuan, tugas, wewenang, tata kerja, dan susunan organisasi ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Notaris.(5) Ketentuan mengenai penetapan, pembinaan, dan pengawasan Organisasi Notaris diatur dengan Peraturan Menteri.Catatan:Jika terjadi penyimpangan siapa yang berhak memberi sanksi ?Apa bentuk sanksi terhadap oraganisasi ?Bagaimana dg pengakuan jika terjadi perpecahan spt KONI ?

Page 21: PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

Pasal 91AKetentuan mengenai tata cara penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), Pasal 16 ayat (11) dan ayat (13), Pasal 17 ayat (2), Pasal 19 ayat (4), Pasal 32 ayat (4), Pasal 37 ayat (2), Pasal 54 ayat (2), dan Pasal 65A diatur dalam Peraturan Menteri….bagaimana ketentuan sanksi terhadap pasal 82….catatan (penjatuhan sanksi terhadap organisasi tidak mungkin dengan Peraturan Menteri….krn Organisasi tsb ditetapkan dengan UU) Pasal 91BPeraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. (bagaimana jika dalam waktu satu tahun belum terdapat PP nya ?)