Top Banner
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA Dosen : Ravianty Dony, Psikolog
48

Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Feb 23, 2016

Download

Documents

刘辰哲SPIKE

Dosen : Ravianty Dony , Psikolog. Pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pengertian P ertumbuhan dan P erkembangan . Pertumbuhan adalah perubahan fisik dengan bertambah berat, panjang, dan pematangan fungsi-fungsi psikologis lainnya. - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN MANUSIA

Dosen : Ravianty Dony, Psikolog

Page 2: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah perubahan fisik

dengan bertambah berat, panjang, dan pematangan fungsi-fungsi psikologis lainnya.

Perkembangan adalah perubahan dan kompleksitas fungsi-fungsi fisik dan psikis.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tumbuh artinya bertambah besar, dan kembang artinya tambah pintar.

Page 3: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Perkembangan Perkembangan berhubungan dengan

berbagai perubahan menuju taraf kematangan (maturation).

Perubahan saat ini dipengaruhi oleh perubahan sebelumnya, dan perubahan saat ini akan mempengaruhi perubahan berikutnya.

Page 4: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Ciri-ciri perkembangan1) Perkembangan mengikuti proses kontinu

dan diskontiniu. Kontinu adalah perkembangan tingkah laku

secara terus menerus bertambah, sedikit demi sedikit, dan bersifat kuantitatif. Contoh: bertambahnya perbendaharaan kosakata pada anak bayi.

Diskontiniu adalah proses perkembangan yang terjadi lompatan dan bersifat kualitatif. Contoh: keterampilan bayi mulai merangkak berubah menjadi keterampilan berjalan.

Page 5: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Ciri-ciri perkembangan (lanjutan)2) Perkembangan mengikuti pola teratur, dimana

proses perkembangan mengikuti alur satu tahap ke tahap berikutnya, seperti perkembangan tengkurap babyhood, semula diawali dengan mengangkat kepala, kemudian mengangkat dada.

3) Dalam perkembangan ada diferensiasi, dimana setiap perkembangan memiliki ciri-ciri khusus di setiap perkembangannya, seperti keterampilan tangan babyhood, semula menyentuh, memegang, dan menggenggam, kemudian menjepit dengan jari-jari.

Page 6: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Ciri-ciri perkembangan (lanjutan)4) Perkembangan bersifat progresif, dimana setiap

kegiatan dalam tugas perkembangan mengalami kemajuan perkembangan dari tahap perkembangan sebelumnya, misalnya tahap-tahap perkembangan babyhood mulai dari tidur telentang, tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan.

5) Perkembangan mengikuti fase-fase tertentu, dimana proses perkembangan mengikuti fase-fase tertentu dan memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Namun, terkadang ada proses perkembangan terjadi lebih cepat dari periode perkembangan lainnya dan ada yang lamban dari periode perkembangannya.

Page 7: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Perkembangan dan Kematangan Monks, dkk (1984) mengatakan

kematangan adalah berfungsinya aspek fisik dan psikis tertentu.contoh: sia-sia untuk melatih bayi usia 7 bulan untuk berjalan, karena belum sampai kematangan dalam berjalan.

Kematangan adalah sejauh mana individu menjadi lebih dewasa dalam mengembangkan kemampuan dirinya.

Page 8: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan:1) Faktor biologis, yaitu faktor yang

berkaitan dengan kematangan fisik atau keturunan. Contoh: menstruasi pada wanita.

2) Faktor sosio-kultural, yaitu faktor yang berkaitan dengan situasi lingkungan sosial, nilai-nilai atau norma lingkungan. Contoh: kematangan balita membedakan baik atau buruk stimulus sosial.

Page 9: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Ciri-ciri Kematangan1) Ketergantungan menjadi kemandirian;2) Kesenangan ke arah realitas (pengendalian

diri);3) Ketidaktahuan menjadi ke arah

pengetahuan;4) Inkompetensi menjadi ke arah kompetensi;5) Seksualitas kabur menjadi ke arah

seksualitas diferensiasi;6) Amoral ke arah moral;

Page 10: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Fase-fase Perkembangan Fase perkembangan artinya tahap-tahap

perkembangan manusia mulai dari dalam kandungan sampai meninggal dunia.

Tugas perkembangan adalah sejumlah tugas atau kemampuan fisik dan psikis tertentu yang harus dilakukan atau diselesaikan pada periode/fase perkembangan tertentu. Contoh: usia remaja awal (12-15 th) tugas-tugas perkembangan (kemampuan fisik dan psikis) apa saja yang sudah bisa dijalaninya.

Tugas-tugas perkembangan tersebut sesuai dengan norma-norma masyarakat dan nilai-nilai budaya setempat.

Page 11: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tahap-tahap Perkembangan Manusia Hurlock (1978) menyebutkan tahap-tahap

perkembangan manusia sebagai berikut:1) Masa pre-natal: masa dalam kandungan ibu (9 bulan).2) Masa natal: masa setelah lahir, terdiri dari: (a) infansi

atau neonatus yaitu masa baru lahir sampai dengan 14 hari, (b) masa bayi: 2 minggu - 2 tahun, (c) masa anak: 2 -12 tahun.

3) Masa remaja: (12-20 tahun), terdiri dari: (a) remaja awal (12-15 tahun), remaja tengah (16-18 tahun), remaja akhir (19-20 tahun).

4) Masa dewasa (21 – akhir hayat) yang, terdiri dari 3 tingkatan: (a) dewasa awal (21-40 th), (b) dewasa tengah (41-60 th), dan dewasa akhir (61-akhir hayat).

Page 12: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tahap-tahap Perkembangan Manusia Menurut Saam & Wahyuni (2012), fase-fase

perkembangan manusia sebagai berikut:1) Fase prenatal: fase dalam kandungan ibu.2) Fase bayi (umur 0 - 2 tahun).3) Fase anak-anak (2 - 12 tahun).4) Fase remaja (13 - 20 tahun) yaitu: remaja awal (13-

15 tahun), remaja tengah (16 - 18 tahun), remaja akhir (19 - 20 tahun).

5) Fase dewasa (21 - 60 tahun) yaitu: dewasa awal (21 - 35 tahun), dewasa tengah (36 - 50 tahun), dewasa akhir (51 - 60 tahun).

6) Masa lanjut usia (61 tahun sampai akhir hayat).

Page 13: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tugas Perkembangan Masa Infasi (0 - 14 hari)1) Fase penyesuaian diri dengan

lingkungan baru;2) Belajar menyusu air susu ibu (ASI);3) Belajar minum susu dengan botol.

Page 14: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tugas Perkembangan Masa Bayi (3 minggu - 2 tahun)1. Melatih fungsi motorik tangan, kaki,

badan.2. Tengkurap.3. Merespons rangsangan.4. Merangkak.5. Belajar berdiri dan berjalan.6. Belajar berbicara mengucapkan satu

suku kata, dan seterusnya.

Page 15: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tugas Perkembangan Masa Anak-anak (2 - 12 tahun)1) Belajar kontak/komunikasi dengan orang lain;2) Belajar bicara dua, tiga kata, dst;3) Belajar meloncat, jongkok, dan berlari;4) Mulai bergaul dengan teman sebaya;5) Belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungan rumah, sosial,

dan masyarakat;6) Adanya keinginan untuk mandiri, seperti memasang baju,

sepatu, mandi, dan makan sendiri;7) Pada masa anak adalah masa menyelesaikan prasekolah dan

sekolah dasar. Pada masa ini keinginan rasa tahu semakin lebih besar, ingin mencoba, dan anak mulai menemukan diri sendiri. Usia sekitar 3 tahun adalah masa anak banyak bertanya dan mulai membangkang atau menantang.

Page 16: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

1) Mencarikan, memantapkan identitas diri;2) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya;3) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita;4) Mencapai perkembangan fisik dan menggunakan secara

efektif;5) Mencapai kemandirian emosional;6) Mempersiapkan kelanjutan studi atau karir;7) Mulai tertarik pada lawan jenis;8) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab;9) Mengembangkan keterampilan intelektual;10) Memperoleh seperangkat nilai dan norma-norma hidup;11) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan;12) Mencapai kematangan fungsi seksual.

Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja

Page 17: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa1) Mencapai kemandirian ekonomi atau

bekerja;2) Menjalani kehidupan berkeluarga;3) Mencapai kematangan emosi;4) Menjalani pengembangan karir;5) Menjalani kehidupan sosial di luar

pekerjaan sehari-hari;6) Meningkatnya keimanan dan ketakwaan

kepada Tuhan.

Page 18: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tugas-tugas Perkembangan Masa Usia Lanjut1) Menikmati masa pensiun;2) Meningkatnya aktivitas sosial;3) Menjalin hubungan sosial yang mantap

dengan keluarga;4) Meningkatnya persiapan hidup di

akhirat;5) Meningkatnya keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan.

Page 19: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan1) Teori nativisme berpendapat bahwa

perkembangan manusia ditentukan oleh natives (pembawaan) atau keturunan. Jika pembawaan atau keturunan baik, maka baik pula perkembangannya, dan sebaliknya. Namun, sifat-sifat lain yang diperoleh oleh orangtua karena pengalaman dan pendidikannya tidak dapat diturunkan kepada anak.

Page 20: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan2) Teori empirisme / lingkungan

mengemukakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh empiris (pengalaman) atau lingkungan.

3) Teori konvergensi berpendapat bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan, yang keduanya sama-sama mempunyai peran yang penting.

Page 21: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Perkembangan Psikososial Teori perkembangan psikososial

dikembangkan oleh Erik Erikson yang menggambarkan dampak pengalaman sosial di seluruh fase kehidupan manusia yang dimulai setelah kelahiran sampai dengan lanjut usia.

Jadi, tahapan perkembangan psikososial memiliki ciri utama setiap tahap, yaitu bagian bersifat biologis dan sosial.

Page 22: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tahapan Perkembangan Psikososial Erik Erikson: Tahap-tahap perkembangan psikososial

disertai oleh krisis, yaitu dalam bentuk masalah yang harus diselesaikan.

Dalam perkembangan tersebut mungkin terjadi kegagalan melewati satu tahapan, sehingga akan mengakibatkan maladaptasi dan malignasi (kecurigaan).

Page 23: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Tahapan Perkembangan Psikososial Erik Erikson:TAHAP PERKEMBANGAN KOMPONEN-KOMPONEN DASARBAYI (0 – 1 TAHUN) PERCAYA VS TIDAK PERCAYA

/CURIGAANAK USIA DINI (1 – 3 TAHUN) OTONOMI VS RASA MALU DAN

KERAGUANUSIA PRA SEKOLAH (4 – 5 TAHUN) INISIATIF VS MERASA BERSALAH

USIA SEKOLAH (6 – 11 TAHUN) RAJIN VS INFERIORITAS

REMAJA (12 – 18 TAHUN) IDENTITAS VS KRISIS IDENTITAS

DEWASA MUDA (21 – 40 TAHUN) INITIMASI VS ISOLASI

DEWASA (41 – 65 TAHUN) GENERATIVITAS VS STAGNASI

LANJUT USIA (65 TAHUN KEATAS) INTEGRITAS EGO VS KEPUTUSASAAN

Page 24: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Percaya vs Kecurigaan Tahap ini berkembang pada fase oral

yakni pada usia 0 - 1 atau 1,5 tahun. Tugas perkembangan yang harus

dicapai pada fase ini ialah kemampuan untuk percaya.

Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan pancaindra.

Page 25: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Percaya vs Kecurigaan (lanjutan) Kepercayaan akan terbina baik apabila dorongan oralis

pada bayi terpuaskan, seperti tidur dengan nyaman dan tenang, makan tercukupkan dan tepat waktu, serta dapat membuang kotoran dengan sepuasnya. Rasa hangat dan dekat, yang diberikan secara terus menerus, berkesinambungan, serta adanya pengalaman yang ada kesamaannya dengan “kepercayaan” dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orangtuanya, akan mengakibatkan anak berpendapat bahwa dunianya (lingkungannya) dapat dipercaya.

Selain itu kepuasan terhadap sikap ibunya akan menimbulkan rasa aman, dicintai dan terlindungi hingga akhirnya bayi belajar menggantungkan diri dan kepercayaan kepada mereka.

Page 26: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Percaya vs kecurigaan (lanjutan) Sebaliknya, apabila pengasuhan yang diberikan

oleh orangtua kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif anak akan mudah cemas, mengembangkan rasa tidak percaya dan mencurigai lingkungannya.

Implementasi teori ini adalah perawat harus menganjurkan kepada ibu agar memberi kehangatan kepada bayi, makanan/minuman yang cukup, serta memerhatikan buang airnya.

Page 27: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan Tahap ini adalah tahap anus-otot, yang

berlangsung mulai usia 18 bulan - 3 tahun. Tugas perkembangan yang harus

diselesaikan pada fase ini ialah otonomi (kemandirian) dan mengurangi perasaan malu dan ragu-ragu.

Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan.

Page 28: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan (lanjutan)

Perkembangan otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya, dan lingkungannya.

Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya, misalnya kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu, anak menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak atau mengambil keputusan.

Rasa otonomi ini perlu dikembangkan agar terbentuk rasa percaya diri dan harga diri pada usia berikutnya.

Pada masa ini anak diajarkan toilet training, dan kenikmatan pada anak didapatkan lewat melepaskan atau menahan faeces.

Page 29: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan (lanjutan) Orangtua yang terlalu membatasi ruang gerak

anak dalam mengeksplorasi lingkungan dan kemandirian, menyebabkan anak menjadi pemalu dan ragu-ragu. Akibatnya, anak mudah putus asa karena menganggap dirinya tidak mampu.

Implementasi dalam keperawatan hendaknya memberi kepercayaan, kemandirian, dan kreativitas anak dalam mengasuh anak.

Perlakuan yang harus dihindari dalam mendidik anak, yaitu: celaan, permusuhan, katekutan, rasa iba, olok-olokan, iri hati, dan mempermalukan.

Page 30: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Inisiatif vs Merasa Bersalah Disebut juga sebagai tahap kelamin –

lokomotor atau tahap bermain. Berada pada usia 3 – 6 tahun.

Tugas perkembangan pada masa ini ialah anak belajar mengusul gagasan (inisiatif) atau menuntut untuk melakukan tugas tertentu, dan diikutsertakan dalam kegiatan tertentu, seperti merapikan tempat tidur atau membantu orangtua di dapur.

Page 31: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Inisiatif vs Merasa Bersalah (lanjutan) Pada tahap ini, anak belum bisa

membedakan perbuatan yang baik dan tidak baik. Apabila pada masa ini mengalami hambatan, misalnya: anak diberi hukuman fisik dan adanya pengalaman buruk, maka kritikan dan hukuman yang diterima akan dimaknai anak bahwa ia tidak baik, merasa tingkah lakunya buruk, akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah. Hal inilah yang membentuk gambaran diri dan citra diri anak.

Page 32: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Inisiatif vs merasa bersalah (lanjutan) Pada tahap ini perkembangan orangtua adalah

melibatkan diri dalam permainan kreatif, mengajari anak agar lebih berhati-hati, dan menunjukkan konsekuensinya.

Peran ayah sudah mulai nampak, dan hubungan segitiga antara ayah-ibu-anak sangat penting untuk membina kemantapan identitas diri. Anak-anak mengidentifikasikan diri kepada ayah atau ibunya sebagai ekspresi harapan dan fantasinya sebagai orang dewasa. Orangtua dapat melatih anak untuk mengintegrasikan peran-peran tersebut.

Page 33: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Kompetensi vs Inferioritas Tahap ini terjadi pada usia sekolah dasar antara

umur 6 - 11 tahun yang dikatakan juga sebagai tahap laten.

Tugas perkembangan yang harus dicapai adalah mengembangkan kemampuan kompetensi dan menghindari perasaan rendah diri (inferioritas).

Pada tahap ini anak-anak belajar kemampuan yang dihargai masyarakat, menggunakan tenaganya, tanggung jawab, bekerjasama, serta menyesuaikan diri dengan orang lain.

Page 34: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Kompetensi vs Inferioritas (lanjutan) Bila usaha dalam berbagai bidang kegiatan

berhasil, maka anak merasa kompeten, sedangkan usaha yang gagal akan membentuk perasaan inferior.

Kemampuan melewati krisis pada fase ini akan mencapai nilai-nilai kompetensi, yang akan mendorong anak untuk tumbuh, dan berkembang lebih baik.

Peran orangtua dan guru sangat penting karena anak meniru orangtua atau guru sebagai idola.

Page 35: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Identitas vs Krisis Identitas Tahapan identitas dimulai pada usia 12 - 18 tahun

yang merupakan masa transisi dari masa kecil ke masa dewasa.

Tugas perkembangan pada masa ini adalah pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda. Pencarian identitas untuk menjawab pertanyaan “Siapakah saya?” dan “Ke manakah saya?”

Pada tahap ini, seseorang sudah dapat mengembangkan sikap yang baik dalam kehidupan dan memahami bahwa dirinya merupakan bagian dari kehidupan orang lain.

Page 36: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Identitas vs Krisis Identitas (lanjutan)

Ciri-ciri utama remaja: (a) sangat memperhatikan penampilan, (b) ingin menyampaikan ide, mode, dan tingkah laku, (c) mulai merasa dorongan seksual, perasaan romantik, dan kebutuhan terhadap lawan jenis, (d) mengalami ambivalensi dan ketidakstabilan emosi, (e) ingin menampilkan jati dirinya, (f) memerlukan bantuan dalam mengembangkan potensi diri.

Sumber nilai dan standar moral adalah dari orangtuanya, perasaan harga diri terutama berasal dari pandangan orangtua terhadap dirinya.

Pada saat ini nilai kelompok sebaya menjadi penting. Remaja membutuhkan teman, kelompok sebaya, dan tokoh idola.

Page 37: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Identitas vs Krisis Identitas (lanjutan) Apabila terjadi perbedaan pandangan dan nilai

orangtua dengan nilai teman sebaya serta tokoh penting lain, kemungkinan remaja mengalami konflik peran. Kegagalan dalam menemukan identitas diri akan membuat remaja tidak dapat mengembangkan tanggung jawab dan loyalitas.

Nilai yang dapat dicapai pada fase ini ialah kesetiaan; artinya penyesuaian hidup berdasarkan standar yang berlaku di tengah masyarakat. Peran tersebut perlu mendapat dukungan terutama oleh orang-orang yang berarti dalam kehidupan seseorang.

Page 38: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Intimasi vs Isolasi Tahapan ini berlangsung pada usia 19 - 35 tahun. Tugas perkembangan yang harus diselesaikan

adalah kecenderungan intimasi dan isolasi. Pada tahap sebelumnya, remaja lebih memilih

ikatan dengan teman sebaya, namun pada masa ini mereka lebih selektif membina hubungan akrab dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Keakraban berarti kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.

Page 39: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Intimasi vs Isolasi (lanjutan) Individu yang tidak dapat menjalin ikatan

dengan oranglain secara baik, misalnya merasa takut disakiti atau tidak mampu berbagi pengalaman akan merasa terisolasi.

Kesulitan penyesuaian yang dapat timbul pada periode ini adalah rasa acuh tak acuh, artinya tidak peduli atau tidak tergantung pada bentuk hubungan baik dengan orang lain seperti sahabat, tetangga, maupun orang yang dicintai.

Page 40: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Intimasi vs Isolasi (lanjutan) Apabila pada tahap ini terjadi

keseimbangan, maka nilai yang diperoleh adalah rasa cinta dan kasih sayang.

Kegagalan pada fase ini adalah mengisolasi dari rasa cinta, persahabatan, dan lingkungan masyarakat.

Page 41: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

G. Generativitas vs stagnasi Fase ini pada usia 36 – 65 tahun (masa

paling produktif; individu telah mencapai puncak perkembangan segala kemampuannya).

Tugas perkembangannya adalah mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat mewarisi sesuatu ke generasi yang akan datang (generativitas) dan jika tidak berbuat apa-apa disebut stagnasi.

Page 42: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Generativitas vs stagnasi (lanjutan) Generativitas pada masa usia dewasa adalah suatu

kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan bagi generasi yang akan datang.

Perasaan puas pada tahapan ini timbul apabila mampu mengantarkan seseorang menjadi dewasa, memberikan bantuan kepada oranglain, dan kepada masyarakat tentang sesuatu yang bermanfaat.

Perasaan putus asa mungkin akan timbul ketika menyadari apa yang dilakukan belum mencapai tujuan dan tidak penting bagi oranglain seperti yang diinginkan semasa usia dewasa.

Page 43: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Generativitas vs stagnasi (lanjutan) Kegagalan pada masa ini menimbulkan rasa tidak

produktif, tidak ingin terlibat dan tidak ingin peduli. Individu menjadi stagnasi yaitu fokus pada dirinya sendiri dan tidak peduli pada siapapun dan kondisi sekitarnya. Hal lain yang dapat timbul adalah otoritisme dimana individu merasa memiliki kemampuan yang lebih berdasarkan pengalaman yang dialami sehingga memaksakan segala peraturan yang ada untuk dilaksanakan,

Nilai yang bisa dicapai apabila kondisi keseimbangan tercapai adalah rasa kepedulian.

Page 44: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Integritas Ego vs Keputusasaan Pada usia 65 tahun keatas. Ditandai dengan pencapaian integritas diri

yang berusaha menghilangkan rasa putus asa .

Pada fase ini berkenaan dengan cara seseorang menghadapi suatu proses akhir kehidupan.

Usia lanjut adalah masa untuk merenungkan kembali seluruh peristiwa yang terjadi dalam hidup.

Page 45: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Integritas Ego vs Keputusasaan (lanjutan) Apabila individu berhasil menangani masalah

yang timbul pada setiap tahapan kehidupan sebelumnya, maka individu tersebut akan mendapatkan perasaan senang dari seluruh kehidupan yang dijalaninya.

Sebaliknya, apabila seluruh kehidupannya dirasakan sebagai serangkaian kegagalan dan kesedihan akan timbul rasa keputusasaan.

Keseimbangan antara integritas ego dan keputusasaan ini akan membuat individu mampu mencapai solusi dalam hidupnya.

Page 46: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Integritas Ego vs Keputusasaan (lanjutan) “Perhatian” yang besar diperlukan karena

pada fase ini individu mengalami penurunan kekuatan fisik yang membatasi kegiatan mereka, penyakit yang melemahkan, masa pensiun yang membuat banyaknya waktu luang, yang akhirnya dapat menimbulkan perasaan kurang berguna dan kurang dihargai, kehilangan anggota keluarga dan jauh dari orang yang disayangi menyebabkan timbul rasa kesepian.

Page 47: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Peran Perawat dalam Perkembangan Psikososial Perawat dapat menggunakan perannya sebagai

pemberi asuhan keperawatan, rehabilitator, edukator, dan konsultan untuk membantu individu memperoleh keseimbangan dalam pencapaian tiap tahap perkembangan psikososial.

Melalui proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian sampai evaluasi, perawat diharapkan dapat memahami tiap tahapan perkembangan psikososial, hingga akhirnya perawat dapat menentukan masalah praktis yang dialami individu pada pencapaian tugas perkembangan.

Page 48: Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Peran Perawat dalam Perkembangan Psikososial (lanjutan) Perawat mampu mengembangkan

strategi pengajaran sesuai dengan tahapan perkembangan psikososial tersebut. Sebab pencapaian nilai positif yang difasilitasi oleh perawat akan dapat mengurangi terjadinya resiko krisis yang menggagalkan pencapaian tujuan di tiap tahapan tumbuh kembang.