Top Banner
Pertemuan 2 ETIKA PROFESI Dwi hartanto, S.Kom
44

Pertemuan 2

Mar 21, 2016

Download

Documents

curtis balboni

Pertemuan 2. ETIKA PROFESI. Pembahasan. Pengertian Profesi Etika Profesi Etika Komputer Profesional & Profesionalisme Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional. I. Pengertian Profesi. - PowerPoint PPT Presentation
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pertemuan 2ETIKA PROFESI

Page 2: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pembahasan1. Pengertian Profesi2. Etika Profesi3. Etika Komputer4. Profesional & Profesionalisme5. Prinsip-prinsip yang menjadi

tanggung jawab seorang Profesional

Page 3: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

I. Pengertian ProfesiBelum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan.

Page 4: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

I. Pengertian Profesi• Profesi merupakan kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa

Inggris “Profess”, yang dalam bahasa Yunani adalah “Επαγγελια”, yang bermakna: “Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”.

• Profesi dalam bahasa latin professus yang berarti mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, biasanya meliputi pekerjaan mental yang ditunjang oleh kepribadiaan dan sikap profesional.

• Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh Profesi pada bidang Hukum, Kedokteran, Keuangan, Militer, Teknik, dan Desainer.

Page 5: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

I. Pengertian ProfesiDidalam kode etik profesi telematika disebutkan Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, didalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin

Nilai moral profesi (Franz Magnis Suseno,1975) :

• Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi

• Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi

• Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi

Page 6: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Karakteristik Profesi• Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.

• Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya.

• Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi.

• Karakteristik suatu profesi, seperti yang dirumuskan oleh Abraham Flexner (1915) adalah Aktivitas intelektual, Berdasarkan ilmu dan belajar, Untuk tujuan praktik dan pelayanan, Dapat diajarkan, Terorganisasi secara internal, Altruistik.

• Sedangkan disebutkan oleh Greenwood, E (1957) lima karakteristik suatu profesi, yaitu: Teori yang spesifik (systematic theory), Otoritas (authority), Wibawa/martabat (prestige), Kode etik (code ofethics), Budaya profesional (professional culture).

Page 7: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Karakteristik ProfesiMenurut Edgar Schein (1974), karakteristik profesi adalah:

1. Para profesional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber penghasilan utama.

2. Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan karier profesionalnya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap kariernya.

3. Profesional memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan yang lama.

4. Profesional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori.

5. Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien

Page 8: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Karakteristik Profesi6. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan

objektif klien.

7. Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri. Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan tindakannya.

8. Profesional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan, standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan batasan peraturan untuk profesi.

9. Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan mereka dianggap khusus.

10. Profesional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan mengadakan advertensi atau mencari klien.

Page 9: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Karakteristik ProfesiKarateristik profesi secara umum:• Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis :Professional

dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik

• Asosiasi professional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.

• Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi

• Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.

Page 10: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Karakteristik Profesi• Pelatihan institusional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk

mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

• Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

• Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

• Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 11: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Karakteristik Profesi• Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur

organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi

• Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat

• Status dan imbalan yang tinggi :Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

Page 12: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Ciri-ciri Profesi :Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesimendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5.Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Page 13: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :• Melibatkan kegiatan intelektual.• Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.• Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar

latihan.• Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.• Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.• Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.• Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.• Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

Page 14: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

II. Etika Profesi• Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu

sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

• MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN) Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Kode etik :• Untuk menjunjung tinggi martabat profesi• Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.• Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.• Untuk meningkatkan mutu profesi.• Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.• Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.• Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.• Menentukan baku standarnya sendiri.

Page 15: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

II. Etika ProfesiTiga Fungsi dari Kode Etik Profesi

1.Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan

2.Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan

3.Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi

Page 16: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

II. Etika Profesi• Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah

sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

• Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.

• Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

• Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

Page 17: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

II. Etika ProfesiPrinsip – prinsip dasar didalam etika profesi:a. Prinsip standar teknis: Setiap anggota profesi harus

melaksanakan jasa profesional yang relevan dengan bidang profesinya.

b. Prinsip Kompetensi: Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan.

c. Prinsip Tanggung Jawab Profesi: Dalam melaksanakan tanggungjawabnya, setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional.

d. Prinsip Kepentingan Publik: Setiap anggota berkewajiban senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik.

Page 18: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

II. Etika Profesie. Prinsip Integritas : Harus menjunjung tinggi nilai tanggungjawab

profesional dengan integritas setinggi mungkin

f. Prinsip Obyektifitas: Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajibannya

g. Prinsip Kerahasiaan : Harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

h. Prinsip Prilaku Profesional: Harus berprilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendeskreditkan profesinya

Page 19: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan

orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya

Page 20: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Nilai Moral Profesi (Frans Magnis Suseno, 1975) :

• Berani berbuat memenuhi tuntutan progesi• Menyadar kewajiban yang harus depenuhi selama menjalankan

profesi• Idealisme sebagai perwujudan makna organisasi profesi

Prinsip Etika Profesi :• Tanggung jawab

Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain

atau masyarakat pada umumnya.• Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa

saja apa yang menjadi haknya.• Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki

dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Page 21: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

III. Etika KomputerEtika komputer adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer.

Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas.

Menurut Moor (1985) dalam bukunya “What is Computer Ethics”

• Etika komputer diartikan sebagai bidang ilmu yang tidak terkait secara khusus dengan teori ahli filsafat manapun dan kompatibel dengan pendekatan metodologis yang luas pada pemecahan masalah etis.

Page 22: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

III. Etika Komputer

Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer. Jika dilihat dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data.

Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data.

Page 23: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

III. Etika Komputer

Isu-isu Pokok Etika Komputer :1. Kejahatan Komputer

Pesatnya perkembangan teknologi komputer membawa dampak positif juga membawa dampak negatif terutama bagi pihak-pihak yang menyalah gunakan dan mencari keuntungan dengan cara yang tidak dibenarkan. Hal ini memunculkan suatu anggapan tentang kejahatan di dunia komputer yang sering disebut “Computercrime”. Kejahatan komputer juga dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Hal tersebut terjadi karena banyaknya orang yang melakukan kejahatan komputer mengabaikan adanya etika dalam penggunaan komputer.

Page 24: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

III. Etika Komputer2. Cyber Ethics (Netiket)

Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan dunia bisnis, pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet, interaksi manusia dapat dilakukan dari berbagai belahan dunia tanpa harus saling bertatap muka.Tingginya penggunaan internet melahirkan aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiker merupakan etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet.Standar netiket ditetapkan oleh IETF(The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional ynag terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengopersian internet.

Page 25: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

III. Etika Komputer3. E-Commerce

Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian dan perdagangan negara. Melalui internet transaksi perdagangan menjadi lebih cepat dan efisien. Namun perdagangan melalui internet ini memunculkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani hal tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.

Page 26: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

III. Etika Komputer4. Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual

Kemudahan-kemudahan yang diberikan internet menyebabkan terjadinya pelanggatan HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduha ilegal.

5. Tanggung Jawab ProfesiSeiring perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien dengan profesional, profesional dengan profesional lain, serta masyarakat dengan profesional.

Page 27: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

IV. Profesional Dan ProfesionalismeProfesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi.

Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak.

Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiilduniawi

Page 28: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian ProfesionalUntuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut.

Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki.

Selain itu, seorang profesional juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Page 29: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian ProfesionalBerikut ini adalah pengertian dan definisi profesional

# KUSNANTO : Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dala suatu pekerjaan tertentu

# KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA : Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya

# DARYL KOEHN : Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien

# AHOLIAB WATLOLY : Profesional adalah orang yang berdisiplin dan menjadi "kerasan" dalam pekerjaannya

# OERIP S. POERWOPOESPITO : Profesional merupakan sikap yang mengacu pada peningkatan kualitas profesi

Page 30: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian Profesional # LISA ANGGRAENY : Profesional merupakan suatu tuntutan bagi seseorang yang sedang mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal

# BUDY PURNAWANTO : Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output, dan berorientasi ke customer

# HARY SUWANDA : Profesional adalah seorang yang benar-benar ahli di bidangnya dan mengandalkan keahliannya tersebut sebagai mata pencahariannya

# A. PRASETYANTOKO : Profesional adalah elemen individuao yang meletak dalam rangkaian besar mesin kapitalisme

# TANRI ABENG (2002) : Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi

Page 31: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian ProfesionalKelompok profesional merupakan : kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.

Tiga watak kerja seorang Profesional

1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil.

2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.

3. Kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi

Page 32: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian Profesional

Sifat – sifat pelaku profesi:a. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnyab. Mampu mengonversikan ilmu menjadi keterampilanc. Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

Page 33: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian ProfesionalismeProfesionalisme adalah : menunjukan ide, aliran, isme yang bertujuan pengembangkan profesi, agar profesi dilaksanakan oleh profesional dengan mengacu kepada norma-norma standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien.

Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.

Disamping istilah profesionalisme, ada istilah yaitu profesi. Profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” terpaku juga suatu “panggilan”.

Dengan begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsure keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi “profesional”. Kedua-duanya harus menyatu.

Page 34: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut– dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan(Wignjosoebroto, 1999).

Page 35: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Ciri-ciri Profesionalisme:

1. Mempunyai keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang di perlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidangnya

2. Memunya ilmu dan pengalaman serat kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan

3. Mempunyai sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya

4. Mempunyai sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain , namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya

Page 36: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Sikap Seorang Profesionalisme:1. Komitmen Tinggi: Seorang profesional harus mempunyai

komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya.

2. Tanggung Jawab: Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri.

3. Berpikir Sistematis : Seorang yang profesional harus mampu berpikir sitematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

4. Penguasaan Materi : Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan / materi pekerjaan yang sedang dilakukannya.

5. Menjadi bagian masyarakat profesional Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya.

Page 37: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Profesionalisme (Cont)Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland :

a. Pendekatan berorientasi Filosofis :Pendekatan lambang profesional,pendekatan sikap individu dan pendekatan electic

b. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul → mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu → membentuk organisasi profesi → membuat kesepakatan persyaratan profesi → menentukan kode etik → merevisi persyaratan

c. Pendekatan berorientasi karakteristik : etika sebagai aturan langkah, pengetahuan yang terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal,sertifikasi keahlian.

d. Pendekatan berorientasi non-tradisional : mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi

Page 38: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

V. Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional

1. Prinsip 1 – Holistic (Keseluruhan) : Profesional memperhatikan keseluruhan sistem komponen-kompenen darijasa/praktek yang diberikannya agar dapat menghindari dampak negatif terhadap salah satu atau beberapa komponen yang terkait dengan sistem tersebut.

2. Prinsip 2 – Optimal (Terbaik) : Profesional selalu memberikan jasa/prakteknya yang terbaik bagi perusahaan.

3. Prinsip 3 - Life Long Learner (Belajar sepanjang hidup) : Profesional selalu belajar sepanjang hidupnya untuk menjaga wawasan dan ilmu pengetahuan sekaligus mengembangkannya sehingga dapat memberikan jasa/prakteknya yang lebih berkualitas daripada sebelumnya.

Page 39: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

V. Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional

4. Prinsip 4 – Integrity (Kejujuran): Profesional menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran serta bertanggung jawab atas integritas (kemurnian) pekerjaan atau jasanya.

5. Prinsip 5 – Sharp (Berpikir Tajam) : Profesional selalu cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada dalam jasa/praktek yang diberikannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah tersebut secara cepat dan tepat.

6. Prinsip 6 – Team Work (Kerjasama): Profesional mampu bekerja sama dengan Profesional lainnya untuk mencapai suatu obyektifitas.

Page 40: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

V. Prinsip-prinsip yang menjadi tanggung jawab seorang Profesional

7. Prinsip 7 – Innovation (Inovasi) : Profesional selalu berpikir ataupun belajar untuk mengembangkan kreativitasnya agar dapat mengemukakan ide-ide baru sehingga mampu menciptakan peluangpeluang yang baru atas jasa/praktek yang diberikannya.

8. Prinsip 8 – Communication (Komunikasi) Profesional mampu berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga dapat menyampaikan obyektifitas pembicaraan yang dimaksudkan secara tepat.

Kedelapan prinsip tersebut dapat disingkat menjadi “HOLISTIC”, yaitu: Holistic,Optimal, Life long learner, Integrity, Sharp, Team work, Innovation, dan Communication

Page 41: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

Terima Kasih

Page 42: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

1. Kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi, disebut dengan …

a.Kerjab.Kursusc.Profesid.Magange.Latihan

2. Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari, adalah definisi dari…

a.Kode etik profesib.Kode etik komunikasic.Kode etik kedokterand.Kode etik telekomunikasie.Kode etik IT

Latihan soal Pertemuan II

Page 43: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

3. Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan dengan bidang profesinya, adalah salah satu prinsip – prinsip dasar didalam etika profesi, yaitu…a. Prinsip standar teknisb. Prinsip Kompetensic. Prinsip Tanggung Jawab Profesid. Prinsip Kepentingan Publike. Prinsip Kerahasiaan

4. Pekerja yang menjalankan profesi. Disebut dengan...a. Profesib. Profesionalc. Profesionalismed. Profesore. Provokator

Latihan soal Pertemuan II

Page 44: Pertemuan  2

Dwi hartanto, S.Kom

5. Yang bukan termasuk empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland , yaitu:a. Pendekatan berorientasi Filosofisb. Pendekatan perkembangan bertahapc. Pendekatan berorientasi karakteristikd. Pendekatan berorientasi non-tradisionale. Pendekatan moralitas

Latihan soal Pertemuan II