BABPENGERTIAN DAN URGENSI INTEGRITAS A. Pengertian Integritas Integritas berasal dari bahasa Latin “ integrate“ yang artinya komplit. Kata lain dari komplit adalah tanpa cacat, sempurna, tanpa kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati dan yang kita ucapkan, yang kita pikirkan dan yang kita lakukan adalah samaIntegritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Dengan kata lain, integritas berarti satunya kata dengan perbuatan maksudnya konsisten antara apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat. Orang yang berintegritas akan mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain. Integritas mengacu kepada kepatuhan yang konsisten terhadap prinsip-prinsip moral, intelektual, profesional atau keindahan meskipun ada godaan untuk meninggalkan prinsip-prinsip tersebut. Secara sederhana, integritas menunjukkan keteguhan sikap, menyatunya perbuatan dan nilai-nilai moral yang dianut oleh seseorang. Orang yang memiliki integritas tidak akan tegoyahkan oleh godaan- godaan untuk mengkhianati nilai-nilai moral yang diyakininya. Pribadi berintegritas adalah pribadi yang mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam perkataan dan tindakannya sehari ‐hari. Mereka adalah orang‐orang yang kompeten, secara teliti dan handal berperilaku dengan cara yang 16 Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengerian integritas dan pentingnya integritas untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
tersebut akan sesuai dengan sistem norma. Integritas diri membentuk komitmen
yang nantinya, prestasi yang kita raih dalam kehidupan akan dihargai oleh orang
lain.
Oprah Winfrey, ratu acara Talk Show berkata, “integritas yang sebenarnya
adalah melakukan sesuatu dengan benar di saat Anda tahu dan orang lain tidak tahu
bahwa Anda telah melakukannya dengan benar”
Aspek-aspek karakter menurut Henry Cloud (20XX, 33-34) sebagai berikut:
1. Kemampuan terhubung secara autentik (yang mengarah pada rasa percaya).
2. Kemampuan berorientasi pada kebenaran (yang mengarah pada penemuan
kenyataan dan bekerja sesuai kenyataan).
3. Kemampuan bekerja dengan cara yang menghasilkan dan selesai dengan baik
(yang mengarah pada pencapaian sasaran, laba, atau misi).
4. Kemampuan merangkul terlibat dan menghadapi hal negatif (yang mengarah
pada penyelesaian atau perubahan masalah).
5. Kemampuan untuk berorientasi pada pertumbuhan (yang mengarah ada
peningkatan).
6. Kemampuan untuk menjadi transenden (yang mengarah pada perluasan
gambaran yang lebih besar dan diri sendiri).
Menurutnya pula, kunci keenam aspek di atas adalah melihat “integritas” sebagai
“integritas seluruh bagian”.
Teori yang dicetuskan oleh Stephen Covey yaitu “begin with the end mind ”
mencoba bertanya, “apa yang Anda inginkan agar orang lain tetap mengingat Anda
setelah Anda meninggal dunia?” Tentu saja kita ingin nama baik menjadi hal yang
tersisa di dunia setelah kita meninggal. Menurut Billy Boen (2009, 18), image ,
reputasi atau nama baik adalah hal penting yang diincar yang ingin sukses dalam
pekerjaan. Ada banyak cara untuk menjaga supaya nama baik akan selalu “di atas”.Yang diperlukan adalah memperlihatkan diri sendiri yang sesungguhnya. Tidak
bermuka dua, artinya mengatakan satu hal kepada seseorang, lalu mengatakan hal
yang bertolak belakang denga apa yang dikatakan itu kepada orang lain. Cara lain
misalnya, adalah dengan mengucapkan dan melakukan apa yang diyakini benar.
Jangan katakan dan bertindak apa yang sudah diyakini salah. Cara seperti ini
Integritas harus dibangun dan dilestarikan sepanjang hidup. Integritas
merupakan suatu bangunan di dalam hati seseorang, dimulai ketika orang itu masih
muda. Integritas harus dipelihara terus menerus, jika tidak maka bangunan yang
sudah dibuat selama hidup dapat runtuh dalam waktu singkat.
4. Sebagai benih
Integritas ibarat sebuah benih yang ditanam sejak kecil, disirami dan akan
berbunga di saat dewasa. Semakin rajin dirawat, akan lebih cepat tumbuh dan
berbunga. Jika tanaman kita mati, harus segera menanam yang baru dan disirami
tiap hari. Perlu diingat bahwa tanaman tidak bisa langsung berbunga, perlu waktu
untuk kembali seperti semula.
Bagi seorang akuntan, integritas merupakan hal yang sangat penting untuk
menjaga pengakuan profesionalnya. Akuntan yang tidak berintegritas berarti dia
tidak profesional dalam menjalankan profesi akuntannya. Profesi akuntan memaknai
integritas sebagai unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke dalam
kenyataan. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan
publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota profesi dalam menguji
semua keputusan yang diambilnya. Sebagai elemen karakter moral, integritas
mengharuskan seorang akuntan untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa
harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
Dengan demikian, karena akuntan mengemban tanggung jawab, maka integritas
merupakan prinsip moral yang sangat penting. Pengkhianatan terhadap prinsip
integritas adalah sumber dari keruntuhan akuntan, baik sebagai pribadi maupun
sebagai profesi. Berkaitan dengan prinsip integritas ini kode etik Akuntan Indonesia(IAI), manyatakan bahwa untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,
setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas
setinggi mungkin.
Mungkin kita berpikir sulit menjadi pribadi yang berintegritas pada zaman ini.
Pendapat ini tidak salah, karena memang hal tersebut tidaklah mudah namun bisa
diterapkan. Untuk menjadi pribadi berintagritas, seseorang harus berkomitmen kuat
untuk terus konsisten berperiaku sesuai dengan nilai-nilai moral, kode etik dan
Keteladanan orang tua, baik ayah dan ibu, yang paling dibutuhkan seorang
anak adalah integritasnya. Dalam arti, bersikap jujur terhadap anak dan
melaksanakan apa yang diucapkan sama dengan apa yang dilakukan. Orang tua
yang memiliki integritas tentu akan dihormati oleh anak-anaknya. Hal itu akan
membekas terus hingga sang anak tumbuh dewasa. Sebaliknya, orang tua yang
kurang atau tidak memiliki integritas, akan sulit untuk mendidik anaknya dengan baik.
Jika sang orang tua malah menggunakan kekerasan dalam mendidik anak, hal ini
akan berdampak buruk bagi anak. Anak akan meniru tindakan orang tua yang suka
melakukan kekerasan.
2. Kejujuran Itu Bernama Siami.
Ketika William Shakespeare mengatakan, honesty is the best policy,
kejujuran adalah kebijakan terbaik, tentu maksudnya tak sekadar memerkarakan
bahwa kebohongan adalah sesuatu yang buruk, atau dalam bahasa lebih religius,
sebuah dosa.
Frase ini punya makna literer jelas: kejujuran memang pilihan terbaik. Karena
itu, kejujuran tidaklah sama dengan kebenaran (truthfulness). Ia terhubung dengan
integritas dan lebih menyiratkan ketulusan: kebenaran untuk diri. Tentu ini tak selalu
berarti ”tidak bohong”, tetapi lebih pada jalan lurus integritas seseorang. Karena itu,
mungkin sulit bagi sebagian orang memahami mengapa untuk kesetiaan terhadap
integritas, perempuan seperti Siami rela menempuh jalan terjal demi tegaknya
kebenaran yang ia yakini. Ia rela terusir dari rumahnya karena lebih memilih nurani
daripada memanipulasi kejujuran.
Siami adalah potret langka. Ia membukakan hati dan pikiran kita bahwa
menjadi perempuan sekaligus ibu sungguh tak mudah di negeri ini. Apalagi ketikabeban kultural mendidik generasi ini diserahkan sepenuhnya pada tanggung jawab
ibu, yang kerap berhadapan dengan institusi pendidikan yang ironisnya justru
menggerus nilai itu.
Siami dihujat dan diusir warga dan wali murid lantaran melaporkan kasus
mencontek massal saat ujian nasional SD, Mei silam. Anaknya, Alif, adalah murid
pintar di sekolahnya dan mewarisi integritas dirinya. Namun, di negeri ini kombinasi
keduanya ternyata tak melulu berkah, kadang justru mendatangkan musibah.
Kita perlu bertanya, jika kejujuran adalah kebijakan terbaik, untuk siapa dan
dalam hal apa kita anggap yang terbaik? Mungkin kebijakan terbaik adalah
perencanaan yang memungkinkan banyak orang hidup dalam harmoni satu dengan
yang lain, yang memungkinkan kepentingan pribadi dan kebenaran mutlak bukan
menjadi kepentingan utama. Mencontek massal dalam kasus Siami memperlihatkan
fakta sebaliknya. Ia menunjukkan produk kebijakan yang mencoba memanipulasi
argumen dalam membangun ”kebenaran” yang menyesatkan.
Citra tentang prestasi sekolah, peringkat tertinggi, dan mutu terbaik adalah
salah satu alasan mengapa statistik begitu digandrungi di negeri ini. Statistik hanya
menyajikan kuantitas, bukan kualitas. Untuk meraihnya, para pengajar, orangtua
murid, dan siswa tak segan-segan bekerja sama, bahu-membahu, mewujudkan citra
yang semu itu dengan menggadaikan kejujuran.
Inilah yang dilawan Siami!
3. Laporan Kekayaan Pegawai Ditjen Pajak Naik 300%
Ditjen Pajak mencatatkan tidak kurang dari tiga kali lipat kenaikan pegawai
yang wajib menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur
Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak N Euis Fatimah pada jumpa pers di
kantor pusat DJP, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (24/6/2011).
"Ini karena dari sebelumnya pejabat eselon I dan eselon II yang wajib
menyerahkan LHKPN, sekarang para eselon III dan IV juga diwajibkan menyerahkan
LHKPN," tutur dia. Sebelumnya hanya, sekira 4.866 orang wajib melaporkan LHKPN
namun pada tahun ini LHKPN meningkat menjadi 16 ribu pegawai. Jumlah ini
menjadikan hampir setengah dari seluruh jumlah pegawai Ditjen Pajak sebanyak 32
ribu orang di seluruh Indonesia wajib menyerahkan LHKPN. Euis menambahkan,kewajiban para pejabat menyerahkan LHKPN ini guna meningkatkan integritas dan
komitmen kerja dalam bidang penerimaan perpajakan. "Ini kami lakukan untuk
meningkatkan disiplin, karena sebagai Direktorat yang memiliki pegawai banyak
dengan tugas luar biasa besar. Kami mengharapkan pegawai mempunyai integritas
yang lebih baik di masa mendatang," ujarnya. Dikatakannya, penyerahan LHKPN
kepada KPK ini secara tidak langsung juga akan meningkatkan transparansi dan
akuntanbilitas khususnya bagi para pegawai Ditjen Pajak. "Kita memiliki kemauan
keras untuk memperbaiki diri setelah banyaknya kasus-kasus pelanggaran pajak
yang melibatkan oknum pegawai pajak,"tambahnya.
Dia menjelaskan sebelumnya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
(KMK) 996/2006 para penyelenggara negara yang wajib menyerahkan LHKPN
adalah para eselon I, eselon II, fungsional pemeriksa pajak serta pejabat pembuat
komitmen dan bendaharawan. Namun berdasarkan KMK 38/2011 semua eselon III
dan IV, fungsional penilai PBB, panitia PBJ, juru sita pajak, account representative
dan penelaah keberatan juga diwajibkan menyerahkan LHKPN. "Nantinya setiap
pejabat yang baru mengalami kenaikan jabatan maupun berpindah tempat juga
diwajibkan untuk segera menyerahkan LHKPN ini," ujarnya. Untuk memudahkan
penyampaian LHKPN, Ditjen Pajak bekerja sama dengan KPK untuk membuka
pelayanan drop box hingga batas waktu sesuai KMK 38, yaitu 25 Juni 2011.
Komentar:
Keharusan melaporkan kekayaan pegawai Ditjen Pajak adalah salah satu
bentuk nyata Ditjen Pajak dalam menerapkan nilai integritas. Dengan melihat
kenyataan apakah harta yang dimiliki wajar atau tidak wajar, Ditjen Pajak dapat
menilai apakah pegawainya sudah menjunjung integritas dengan baik atau belum.
Pegawai yang memang menjunjung integritas pastilah tidak akan memiliki rekening-
rekening yang dapat dicurigai aliran dananya. Oleh karena itu dapat dipastikan
bahwa pegawai yang menjunjung integritas pasti tidak akan mau terlibat dalam
praktek korupsi. Ditjen Pajak yang bebas dari praktek korupsi sudah sangat lama
dinantikan oleh masyarakat.
Diharapkan dengan adanya remunerasi sudah mampu membuat Ditjen Pajak
untuk meningkatkan performa kinerja mereka, terutama dalam meningkatkan
integritas mereka sebagai pegawai Ditjen Pajak. Dengan adanya peningkatan
integritas diharapkan dapat terwujudnya transparansi dan akuntabilitas. Denganbegitu Ditjen Pajak diharapkan mampu menjadi contoh yang baik sehingga dapat
terwujud pemerintahan yang menjunjung integritas, transparan, memiliki
akuntabilitas, dan bebas dari korupsi.
4. Kasus Hakim syarifuddin, Salah Satu Tumpukan PR MA
Hakim Syarifuddin Umar tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) terkait dugaan suap dalam proses kepailitan perusahaan garmen, PT
Skycamping Indonesia (SCI). Kasus ini memperlihatkan masih lemahnya
pengawasan pada hakim. Hal ini menjadi salah satu tumpukan pekerjaan rumah
(PR) MA.
KPK telah resmi menetapkan Syarifuddin dan kurator bernama PW sebagai
tersangka dugaan suap dalam proses kepailitan perusahaan garmen, PT
Skycamping Indonesia (SCI). Keduanya dijerat pasal berlapis UU Tipikor.
Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, selain menyita uang Rp 250 juta dan
uang mata asing, KPK juga menyita ponsel dari tangan Syarifuddin. KPK menjerat
Syarifuddin dengan pasal 12 a atau b atau c pasal 6 ayat 2 dan atau pasal 11 UU No
31/1999 sebagaimana diubah menjadi UU No 20/2001. Sementara PW dijerat pasal
6 ayat 1 a dan atau pasal 5 ayat 1 huruf a atau b dan pasal 13 UU No 31/1999
sebagaimana diubah menjadi UU No 20/2001.
Komentar:
Seorang hakim merupakan sosok yang menjunjung tinggi integritas. Seorang
hakim yang berintegritas berarti seorang hakim yang jujur, lurus hati, tidak curang,
tulus dan ikhlas dalam melakukan pengabdiannya sebagai hakim. Di samping itu
tentu sebagai hakim dia juga harus pandai, memiliki keberanian, teguh pendirian
dalam kebenaran, menjunjung integritas, arif dan bijaksana. Seorang hakim
seharusnya mampu menunjukkan keteladanan untuk memberikan keadilan terhadap
rakyat, bukan justru melanggar hukum.
Kasus Syarifuddin ini sangat mencoreng citra hakim di mata masyarakat.
Peristiwa ini merupakan pukulan berat bagi lembaga peradilan karena di tengah
upaya Mahkamah Agung menegakkan kebenaran dan keadilan, masih saja ada
oknum hakim yang melakukan tindakan yang memalukan dan tercela seperti ini.
Syarifuddin bukan contoh hakim yang baik karena sudah melupakan integritasnya
sebagai penegak keadilan. Diharapkan kasus ini dapat menjadi pembelajarantersendiri bagi MA dan lembaga peradilan lainnya dalam memilih hakim-hakim yang
benar-benar mampu menegakkan keadilan dan kebenaran serta menjunjung tinggi
benchmark : sebuah metode peningkatan kinerja secara sistematis dan logismelalui pengukuran dan perbandingan kinerja dan kemudian menggunakannya
untuk meningkatkan kinerja
conflict of interest : situasi di mana keputusan-keputusan pejabat publik
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi resmi
integritas : konsistensi antara tindakan dan nilai
konsep diri positif : memiliki pandangan dan perasaan yang positif mengenai diri
kita sendiri yang akan membuat seseorang menjadi manusia yang optimis dalam
menyelesaikan masalah
korupsi : penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb)
untuk keuntungan pribadi atau orang lain
risk avoider : bersifat selalu menghindari risiko
risk taker : bersifat berani dalam mengambil risiko
middle management : lapisan manajemen dalam sebuah organisasiyangbertanggung jawab untuk memantau kegiatan bawahan dan melaporkankepada upper management