Substansi Materi Pembelajaran Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Bahasa Indonesia di SD. Substansi berasal dari bahasa Inggris Substansi berasal dari bahasa Inggris “substance” dan bersumber dan bahasa latin “substance” dan bersumber dan bahasa latin “substantia” yang berarti bahan hakekat, inti “substantia” yang berarti bahan hakekat, inti atau isi (Bagus, 2002:LOSI) atau isi (Bagus, 2002:LOSI)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Substansi Materi Pembelajaran Substansi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD.Bahasa Indonesia di SD.
Substansi berasal dari bahasa Inggris Substansi berasal dari bahasa Inggris “substance” dan bersumber dan bahasa latin “substance” dan bersumber dan bahasa latin “substantia” yang berarti bahan hakekat, inti “substantia” yang berarti bahan hakekat, inti
atau isi (Bagus, 2002:LOSI)atau isi (Bagus, 2002:LOSI)
Menurut KUBI, 1989:862 : Substansi berarti isi, pokok, inti, watak yang sebenarnya dari sesuatu.
Mengkaji substansi materi ajar Bahasa Indonesia di SD berarti menyelidiki dengan pikiran apa yang menjadi isi pokok atau inti dari materi ajar tersebut.
Substansi materi ini diperlukan:Adanya pengetahuan pendukung:a. Pengetahuan tentang kebahasaanb. Kemampuan berbahasac. Kesastraan
Kemampuan berbahasa : tatanan pemahaman (menyimak & membaca) atau penggunaan (berbicara & menulis).
Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif.
Keterampilan menulis dan berbicara merupakan keterampilan yang bersifat produktif.
Kesastraan : tatanan puisi, prosa atau drama
Pembelajaran bahasa diarahkan untuk:1. Meningkatkan kemampuan
berkomunikasi Bahasa Indonesia secara lisan tulis peserta didik.
2. Menimbulkan apresiasi terhadap karya sastra Indonesia dan karya intelektual bangsa sendiri.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD selain dapat menunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi yang diajarkan di sekolahnya, juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik.
Melalui aspek mendengarkan diharapkan mampu memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra yang berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat.
Melalui aspek berbicara diharapkan:1. Dapat menggunakan wacana lisan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, deskripsi, peristiwa dan benda sekitar.
2. Memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan.
3. Memahami isi buku, dan berbagai karya sastra untuk anak yang berbentuk dongeng, pantun, drama dan puisi.
Melalui aspek membaca diharapkan:1. Dapat menggunakan berbagai jenis
membaca.2. Memahami wacana berupa petunjuk,
teks panjang dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama dan puisi.
Melalui aspek menulis diharapkan dapat melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi dan pantun.
Strategi Pengembangan Kemampuan Berbahasa Indonesia SD
Strategi Siasat Perang→Strategi pembelajaran diartikan sebagai
rencana yang cermat mengenai suatu kegiatan untuk mencapai tujuan (KUBI,1989:859). Strategi pembelajaran erat skali hubungannya dengan pendekatan, metode dan teknik.
I. Pendekatan cara umum memandang →sesuatu yang bersifat asiomatik artinya kebenarannya tidak perlu diperdebatkan. Pendekatan menunjukkan suatu pandangan atau filsafat yang diyakini walaupun tidak selalu dapat dibuktikan kebenarannya.Pendekatan dipengaruhi oleh perkembangan teori dalam ilmu psikologi.
Teori tersebut:1. Behaviorisme Teori yang →
beranggapan bahwa kunci pelaku belajar adalah peniruan model / teori pemodelan.Teori ini mengajarkan adanya :1. stimulus / rangsangan2. respon / pemahaman3. reinsfacenent / tanggapan
2. Kognitivisme Teori pembelajaran yang →beranggapan bahwa setiap anak mempunyai peranan aktif dalam belajar. Artinya peserta didik akan belajar dengan baik jika pengatur kemajuan belajar dipresentasikan dengan baik dan tepat.
Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika peserta didik diberi kesempatan untuk menemukan suatu aturan.
3. Kontruktivisme Teori pembelajaran →yang beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil kontruksi / bentukan manusia. Bagi teori kontruktivisme aktifitas keingintahuan peserta didik harus dimotivasi dan dipupuk karena sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
II. MetodeMetode bersifat prosedural artinya metode merupakan penerapan teori-teori pembelajaran yang penyajiannya ditentukan oleh berbagai faktor seperti usia peserta didik, tujuan pembelajaran, pengalaman kebahasaan peserta didik sebelumnya, bahasa ibu.
Hamid (1987) menyatakan bahwa tidak ada satupun metode terbaik untuk segala situasi. Oleh sebab itu para guru tidak usah terlalu fanatik terhadap metode yang dianutnya. Campuran beberapa metode dapat saja menjadi sajian yang lebih sedap dan menarik.
III. TeknikAntony (1965) menyatakan bahwa teknik bersifat implementasional artinya sesuatu yang benar-benar terjadi di kelas.Teknik tingkat penguraian prosedur →tersendiri dan terperinci tentang cara pembelajaran bahasa dalam kelas.
Teknik pembelajaran harus konsisten dengan metode, dan selaras dengan pendekatan.
Rancangan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Rancangan pembelajaran disusun untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Strateginya dilandasi oleh teori-teori yang dalam pembelajaran lazim disebut pendekatan, metode dan teknik.
Menurut Permen nomer 27 th 2006 tentangstandar isi pelaksanaannya menggunakanprinsip-prinsip:1. Peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Peserta didik harus mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan percepatan sesuai dengan potensi didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik.
Rancangan dengan
Metode Whole Language
Pendekatan Whole Language didasari oleh faham konstruktivisme.
Peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga dalam proses pembelajaran, aktivitas keingintahuan anak harus dimotivasi dan dipupuk karena sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Karakteristik Whole LanguageWhole Language pendekatan pembelajaran →
bahasa yang penyajiannya secara utuh (Weaver,1992). Artinya substansi materi yang berada pada tatanan kebahasaan(lafal, ejaan, tanda baca, kosa kata, struktur, paragraf, wacana)
Bahasa merupakan kesastraan yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajiannya.
Penentuan bahan ajar dalam Whole Language diarahkan oleh konsepsi tentang kebahasaan dan nilai fungsionalnya bagi peserta didik dalam kehidupan sosial masyarakat.