NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Oleh FARIH LIDINNILLAH NIM 3103210 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
131
Embed
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
FARIH LIDINNILLAH NIM 3103210
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2010
ii
iii
iv
ABSTRAK Farih Lidinnillah (3103210). Nilai-nilai Edukatif dalam Film Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan Islam. Skripsi, Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam film Laskar Pelangi ditinjau dari Pendidikan Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian dokumen (documentary research) dengan pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik digunakan untuk mendiskripsikan isi yang tersurat maupun yang tersirat dalam film. Peneliti menggunakan penafsiran prospective dan kategorisasi sebagai teknik analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode dokumentasi melalui penelusuran dokumen film, majalah atau koran (media massa), dan buku.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Laskar Pelangi mengandung nilai-nilai edukatif. Nilai-nilai yang terkandung di antaranya adalah kerjasama, kemerdekaan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahhatian, kasih sayang, kedamaian, rasa hormat, tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi, dan kesatuan. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam dialog dan gambar adegan. Dialog-dialog yang disajikan film, sebagian bersumber pada ajaran-ajaran Islam. Film juga memperlihatkan gambar adegan mengenai sosok teladan, praktik keagamaan dan proses pendidikan di lembaga pendidikan.
Materi dialog dan gambar adegan film memberikan pesan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran Islam. Misalnya pada episode ketika Muslimah mengingatkan Kucai agar melaksanakan tugasnya sebagai ketua kelas. Ia dimintai pertanggungjawaban. Sahara menghampirinya kemudian mengingatkan bahwa setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat. Hal ini sesuai dengan hadits yang menyatakan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Pada dasarnya, film Laskar Pelangi memberikan pesan nilai yang mendorong penonton untuk melakukan perubahan menjadi individu yang lebih baik, yakni berakhlak mulia. Hal ini dibuktikan dari materi cerita yang disajikan melalui dialog dan gambar dalam bentuk adegan.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pengajar, para peneliti dan masyarakat, terutama penonton film agar dapat memanfaatkan film sebagai sarana untuk mengambil pelajaran dan hikmah dalam rangka perbaikan diri dan lingkungan sekitar.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2010
Deklarator,
Farih Lidinnillah 3103210
vi
MOTTO
خريالناس أنفعهم للناس…
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain” (HR. Ath-Thabrani)1
“Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk
menerima sebanyak-banyaknya.” --- Novel Laskar Pelangi.2
1Abu Al Qasim Sulaiman, kitab al-Kabir, (Beirut: Dar al-Kitab al-Islam, tt), hlm. 463. Nomor
hadits 13646. Hadits diriwayatkan oleh Muhammad bin Adullah Al-Kadlrami dari Ali bin Bahram dari Abdul Malik bin Abi Kariimah dari Ibnu Juraij dari Atha' dari Jaabir.
12. Kesatuan .................................................................. 107
C. Implikasi Nilai-Nilai Edukatif Dalam Film Laskar Pelangi
Terhadap Pendidikan Agama ........................................ 108
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................... 110
B. Saran ............................................................................... 113
C. Penutup ........................................................................... 114
xiii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern nan global, media massa telah menjadi kebutuhan
hampir setiap orang. Pengaruhnya besar. Jangkauannya luas dan gerakannya
juga cepat.
Perkembangan media massa bak jamur di musim hujan. Terutama
The Big Five of Mass Media (lima besar media massa), yaitu: surat kabar,
majalah, radio, televisi, dan film. Kelimanya berusaha merebut minat
masyarakat dengan memberikan pelayanan yang terbaik.
Berkat kecanggihan teknologi komunikasi, segala informasi dapat
diperoleh dengan mudah. Pesan komunikator pun sampai dengan mudah oleh
pikiran khalayak. Munculnya beragam jenis teknologi komunikasi dan
bergulirnya keterbukaan, berbuah kebebasan untuk memilih media untuk
dikonsumsi. Konsumsi atas media tertentu dengan segala unsur menghiburnya
menjelma menjadi kebutuhan.
Bagi masyarakat, bukan hanya pesan yang menjadi daya tarik. Jenis
media juga sangat menentukan. Akhirnya, media audio visual dengan berbagai
kelebihannya berhasil menarik mayoritas khalayak. Bahkan, sekarang ini,
muncul istilah televisi telah menjadi "agama baru"3. Hampir seluruh aspek
kehidupan dapat ditemukan dan ditirukan melalui program televisi.
3Televisi menjadi “agama baru”, karena dalam kenyataannya memang sudah terlalu sering
peran dan fungsi agama diambil alih oleh televisi. Sebagaimana diyakini bersama bahwa peran agama dalam kehidupan dipandang sebagai hal yang sangat dipentingkan dan menjadi pedoman dalam menjalani segala aspek kehidupan. Setidaknya, selama ini, agama berfungsi sebagai pelipur lara di kala duka, pedoman dan cermin dalam bertingkah laku dalam menjalani ritme kehidupan. Jadwal kehidupan senantiasa harus disesuaikan dengan agenda ritual keagamaan. Akan tetapi, apabila merenungkan apa yang telah dan sedang terjadi di sekitar, saat ini tidak bisa disangkal bahwa peran dan fungsi keagamaan tersebut sebagian besar telah diambil alih oleh televisi. (http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=8004. Diakses pada 29 April 2009, pukul 14;00 WIB).
2
Film juga memiliki kelebihan daya tarik sebagaimana televisi.
Pasalnya, keduanya tergolong dalam media audio visual. Keduanya saling
mendukung, karena film juga menjadi bagian dari program televisi.
Sekarang ini, berkat keberhasilan persuasifnya, konsumsi akan film
sudah menjadi kebutuhan, bahkan gaya hidup. Khalayak dengan mudah
terbujuk oleh sajian isi dengan tema aktual yang digarap film. Selain itu,
penyerapan informasi yang melibatkan indera-indera audio visual,
mempermudah pesan sampai di kepala pemirsa.
Di tanah air, perkembangan industri perfilman selama lima tahun
terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat luar biasa. Film Indonesia telah
menjadi tuan rumah di negeri sendiri.4 Akan tetapi, banyaknya produksi film
belum memberikan kontribusi bagi pencerahan bagi masyarakat. Indonesia
masih kering dari produksi film yang edukatif.
Harold D. Laswell menyatakan terdapat tiga fungsi media massa.
Ketiganya adalah untuk menginformasikan (to inform), untuk mendidik (to
educate) dan untuk menghibur publik (to entertain).5
Berbekal pemahaman atas tiga hakekat fungsi media di atas,
masyarakat, apalagi para pendidik, mempunyai hak mempergunakan media
massa untuk kepentingan dunia pendidikan. Pendidik, terlebih dahulu, perlu
dibekali pemahaman bagaimana memanfaatkan media film terkait proses
pendidikan mengingat peserta didik juga belajar dari lingkungan luar sekolah.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke
penerima pesan.6 Komunikasi adalah elemen terpenting dalam proses
pendidikan.
4Sambutan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (8/10/2008) dalam acara
nonton bareng film "Laskar Pelangi", di Blitz Megaplex, Komplek Grand Indonesia, Jakarta.http://tv.kompas.com/content/view/6383/109/. Diakses pada 31 Maret pukul 20;00 WIB.
5http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=11154. Diakses pada 31 Maret pukul 20;00 WIB.
6Arif S. Sadiman, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), Cet. 1, hlm. 12.
3
Dalam kaitan dengan massa, komunikasi telah beralih dari motif
mencari pesan lewat media, ke arah motif penikmatan kesenangan yang
disediakan oleh media itu sendiri. Saat ini, media telah mengambil alih pesan,
bahkan telah berubah menjadi pesan itu sendiri.7 Unsur menarik harus
terpenuhi terlebih dahulu sebelum pesan itu disampaikan. Dan kecanggihan
teknologi yang mampu memenuhinya dengan menyajikan materi menghibur
diri sambil memperoleh ilmu.
Film tidak hanya sebagai media hiburan. Sebagaimana fungsinya,
seharusnya, ia memberikan fungsi edukasi. Pesan-pesan yang disampaikan,
selayaknya juga berkontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang terdidik;
selain ditujukan untuk menghibur juga dipergunakan sebagai sarana mencapai
tujuan pendidikan. Oleh karenanya, muncul istilah film edutainment. Hal ini
tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan dunia pendidikan dalam kaitannya film
sebagai media pendidikan.
Akhir 2008, keinginan untuk menikmati film yang menghibur dan
mencerahkan terjawab. Laskar Pelangi muncul dengan tawaran tema menarik.
Film dibuat setelah kesuksesan novel di pasar. Fokus utama film ini adalah
pada semangat memajukan dunia pendidikan meski dalam kondisi yang serba
terbatas. Tema langka dan jarang ditampilkan ke dalam film-film Indonesia.
Masyarakat merespon positif dengan sambutan dan antusiasme besar
atas film Laskar Pelangi. Ia berhasil meraih jumlah 4,6 juta penonton.8
Sejumlah penghargaan diraih dalam Indonesian Movie Award (IMA) 2009.
Film sukses memborong 4 piala IMA.9 Tidak hanya di negeri sendiri. Film
Laskar Pelangi juga go Asia dan diputar oleh bioskop-bioskop di Asia.10
xvii. 8Suara Merdeka, Kamis, 9 Maret 2009. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyambut peluncuran film Laskar Pelangi dan mengapresiasi dengan ikut menonton bersama keluarga dan beberapa Menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu jilid I.( http://www.kapanlagi.com/h/0000255099.html. Diakses 31 Maret 2009 pukul 20;00 WIB)
9Ibid., Senin, 18 Mei 2009. 10Ibid., Kamis, 9 Maret 2009. Di Hong Kong International Film Festival, Laskar Pelangi
dianugerahi penghargaan khusus SIGNIS Award, sebagai film yang sukses mengangkat nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4
Laskar Pelangi (dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi The
Rainbow Troops) juga bergaung di lingkup internasional. Festival film
Berlinale ke-59, Berlin, Jerman, 5-15 Februari 2009 juga menjadi saksi
kesuksesan film Laskar Pelangi. Laskar Pelangi menjadi salah satu film
Indonesia yang terpilih dan ditayangkan dengan sambutan yang
menggembirakan dari para pengunjung, bahkan sampai melebihi studio yang
disediakan. Selain itu, penyelenggara juga memberikan perhatian khusus
kepada film ini, dengan memasang gambar kover film Laskar Pelangi dalam
sampul buku program Berlinale 2009, mewakili film-film Asia.11
Di satu sisi, tidak dapat disangsikan lagi urgensi media film. Namun,
mengingat bermacam warna isi dan pesan dalam film, jika tidak hati-hati hal
ini justru akan menimbulkan masalah baru mengingat tidak semua isi media
massa bermanfaat bagi khalayak. Banyak di antaranya yang tidak mendidik
dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik/pengelola media untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Film Laskar Pelangi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini
tergolong dalam film edukatif. Film yang bukan hanya memberikan unsur
hiburan, akan tetapi juga menyisipkan nilai-nilai yang mendidik. Penonton
secara tidak sengaja akan menerima pesan-pesan tentang nilai-nilai edukatif
yang bersifat kebaikan, terutama dipandang dari kacamata Islam.
Proses pendidikan melalui film ini dikemas apik dengan
menampilkan pembelajaran yang tidak hanya di ruang kelas. Kondisi miskin,
terbatas dan sederhana mampu dimanfaatkan secara maksimal. Nilai-nilai
edukatif terselip dalam adegan-adegan yang ditampilkan. Beberapa pesan nilai
yang sekilas tampak di antaranya kasih sayang, kesungguhan, kerja keras,
kejujuran, dan tanggung jawab.12 Pendekatan untuk mengukur kualitas
pendidikan, sebagaimana dikatakan tokoh utama dalam film itu, Harfan
Effendy Noor, bahwa nilai-nilai, masalah kecerdasan tidak diukur dengan
angka-angka, tapi dengan hati yang memancarkan kasih sayang.
11http://www.hidayatullah.com/index.php?. Diakses 31 Maret 2009 pukul 20;00 WIB. 12Riri Riza dan Mira Lesmana, Film Laskar Pelangi, (Jakarta: Miles Films, 2008).
5
Pada episode ketika dilaksanakan lomba cerdas cermat juga terselip
pesan nilai kejujuran dan tanggungjawab. Kecurigaan juri mengenai
ketidakjujuran. Lintang, misalnya, dibuktikan dengan kemampuannya,
mempertanggungjawabkan dengan menguraikan rumus-rumus matematika
sehingga diperoleh jawaban yang menurut Pak Mahmud adalah benar.
Akhirnya, sang juri pun mengakui kejujuran Lintang, sehingga SD yang
diwakilinya menjadi pemenang.
Nilai kerja keras dan kesungguhan dalam mencari ilmu juga nampak
ketika sekolah dihadapkan pada keputusasaan. Salah satu guru, Bakri berhenti
mengajar, sementara kepala sekolah, Harfan, meninggal dunia. Kelas sempat
kosong tanpa aktivitas. Kesungguhan dan kerja keras terlihat ketika Lintang
bersepeda dari rumah-hingga sekolah dengan jarak 40 klilometer. Lintang
bersama Ikal juga harus mengajak teman-teman di rumah menuju ke sekolah
untuk belajar. Lintang menggantikan Muslimah yang seharusnya bertugas
mengajar. Muslimah pun akhirnya tegar dengan kembali mengajar murid-
murid.
Penggunaan media massa sebagai sumber belajar untuk bidang
pengajaran agama memerlukan pengolahan, karena umumnya
pengomunikasian melalui mass media untuk kehidupan keagamaan masih
relatif sedikit.13
Kemampuan film dalam melukiskan gambar secara hidup dan suara
memberinya daya tarik besar. Film sebagaimana media massa lainnya
memiliki tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang
rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan
mempengaruhi sikap.14
13Usman Said, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama
1985), Cet. 2, hlm. 148. 14Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. 2, hlm.
48.
6
Film lebih dianggap sebagai hiburan ketimbang media pembujuk.
Kekuatan bujukan atau persuasi yang besar perlu dimanfaatkan.15 Kekuatan
dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmen sosial, memiliki
potensi untuk pendidikan massa.16 Akhirnya, daya tarik dan persuasi film
berperan sebagai referensi audien bersosialisasi dan transmisi nilai
(transmission of values) secara massal. Dalam hal ini, media menjadi sebuah
alat kontrol yang mampu mempengaruhi bahkan mengatur isi pikiran dan
keyakinan-keyakinan masyarakat.17
Media masa merupakan sumber informasi yang berisi hal-hal aktual
dan serba baru dari berbagai penjuru dunia serta digunakan untuk berbagai
kepentingan, sehingga penggunaannya perlu selektif18.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tema di atas dengan judul "Nilai-Nilai Edukatif dalam Film Laskar
Pelangi Perspektif Pendidikan Islam".
B. Penegasan Judul
Menindaklanjuti dari prolog diatas, penulis akan menegaskan dan
mendeskripsikan istilah-istilah yang terdapat pada judul; Nilai-Nilai Edukatif
dalam Film Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan Islam.
Untuk memperjelas dan mempertegas serta menghindari dari
kesalahpahaman terhadap judul, maka akan dijelaskan secara kongkret dan
lebih bersifat operasional.
1. Nilai Edukatif
Nilai edukatif merupakan esensi yang melekat pada suatu yang
sangat berarti bagi kehidupan manusia.19 Sidi Gazalba mengungkapkan
bahwa ”Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Nilai bukan benda
15William L. Rivers, et al., Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media,
Banyak istilah untuk menyebut pendidikan dalam Islam. Istilah-
istilah yang berasal dari terminologi dalam bahasa arab, di antaranya al-
tarbiyah, al-ta’lim, al-ta’dib, al-tadrib, dan al-riyadhoh.
Istilah pendidikan dalam konteks Islam lebih banyak dikenal
dengan menggunakan istilah “at-Tarbiyah, at-Ta’lim, at-Ta’dib dan ar-
Riyadloh”. Setiap istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda,
karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, walaupun dalam hal-hal
tertentu mempunyai kesamaan makna.33
Kelima istilah di atas, oleh para pemikir, yang sering digunakan
untuk menyebut praktik Pendidikan Islam adalah terminologi al-
tarbiyah. Menurut Imam al-Baidlawi, al-Tarbiyyah memiliki makna
menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit hingga sempurna.34
Pengertian secara luas, pendidikan dapat diartikan suatu
aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia
yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain bahwa pendidikan tidak
berlangsung hanya di dalam kelas, tapi berlangsung pula di luar kelas.
Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi menyangkut pula yang
non formal35.
33Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka
Dasar Operasionalnya), (Bandung: PT. Trigenda Karya, 1993), hlm. 127. 34Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, (Bandung: CV.
Diponegoro, 1989), Cet. 1, hlm. 31. 35Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 2, hlm. 149.
14
Bagi umat Islam, agama merupakan dasar utama dalam
mendidik anak-anaknya melalui sarana pendidikan. Karena dengan
menanamkan nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya
sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang diarahkan kepada
pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau
suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat
berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggungjawab sesuai dengan
nilai-nilai Islam.36 Dalam hal ini, Islam menjadi tumpuan dalam
pelaksanaannya.
Oleh karenanya, Pendidikan Islam dapat diartikan segala usaha
untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber
daya manusia yang ada menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan
kamil) sesuai dengan norma Islam.37
b. Tujuan Pendidikan Islam
Berdasarkan uraian di atas tergambar bahwa tujuan yang ingin
dicapai dari interaksi dalam proses pendidikan adalah untuk
membentuk manusia yang sempurna. Manusia sempurna dalam Islam
digambarkan sebagai manusia yang memiliki akhlak mulia (akhlakul
karimah).
Konsep manusia seutuhnya dalam pandangan Islam dapat
diformulasikan secara garis besar sebagai pribadi muslim. Yakni
manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki berbagai
kemampuan yang teraktualisasi dalam hubungannya dengan tuhan,
dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya secara baik, positif
dan konstruktif. Demikianlah kualitas manusia produk Pendidikan
Islam yang diharapkan pantas menjadi khalifatullah fil al-ardl.38
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Surat Adz-Dzariyaat: ayat 56)40.
Merujuk dari uraian di atas, yang dimaksud tujuan Pendidikan
Islam adalah untuk merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam
kehidupan manusia, baik individu maupun secara sosial. Tujuan yang
akan diraih sejalan dengan keberadaan penciptaan manusia, yakni
pengembangan nalar, penataan perilaku serta emosi manusia yang
dilandaskan dengan Islam.41
39Ismail SM dan Abdul Mukti (penyunting) Mahfud dkk, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan
Masyarakat Madani, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang kerjasama Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 70-71.
40Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 862. 41Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995), hlm. 117.
16
Syarat manusia yang pantas menjadi khalifah di dunia adalah
dengan menjadi pribadi dengan akhlak mulia. Dalam Islam, akhlak
mulia tercipta melalui proses penanaman nilai-nilai yang sejalan dengan
sumber ajaran-ajaran agama. Hal inilah yang diharapkan dari proses
pendidikan.
Oleh karenanya, Islam memandang pendidikan sebagai sesutau
yang penting dan harus selalu berjalan. Pendidikan menjadi proses
transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri
anak didik sehingga tumbuh dan berkembang potensi fitrahnya,
sehingga kemudian tercipta keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam
segala aspeknya.42
Proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai dilakukan secara
bertahap, berjenjang dan kontinu dengan upaya pemindahan,
penanaman, pengarahan, pengajaran, pembimbingan sesuatu yang
dilakukan secara terencana, sistematis dan berstruktur dengan
menggunakan pola dan sistem tertentu.
2. Nilai-nilai Edukatif dalam Islam
a. Pendidikan Nilai
Kehidupan manusia tidak lepas dari nilai, dan nilai itu
selanjutnya perlu diinstitusikan. Institusionalisasi nilai yang terbaik
adalah melalui upaya pendidikan.
Nilai (value/qamah) dalam pandangan Brubacher tak terbatas
ruang lingkupnya. Nilai sangat erat dengan pengertian-pengertian dan
aktivitas manusia yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya.
Meskipun demikian, upaya untuk memformulasikannya telah
dilakukan dan perlu dihargai. Nilai dapat didefinisikan sebagai
konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat,
mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap
buruk dan salah. Misalnya nilai agama. Maksudnya adalah konsep
42Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 136.
17
mengenai penghargaan yang diberikan oleh warga masyarakat kepada
beberapa masalah pokok dalam kehidupan beragama yang bersifat suci
sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan warga masyarakat
bersangkutan.
Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca
indera. Sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah
laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan berbentuk fakta
dan kenyataan yang konkret. Oleh karena itu, masalah nilai bukan soal
benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau
tidak, sehingga bersifat subjektif. Nilai tidak mungkin diuji, dan
ukurannya terletak pada diri yang menilai. Konfigurasi nilai dapat
berwujud kebenaran yakni nilai logika yang memberi kepuasan rasa
intelek, atau berwujud kegunaan yang diperoleh dari suatu barang. Hal
ini karena barang tidak memiliki kegunaan, sehingga tidak bernilai
yakni nilai pragmatis (guna).43
Dalam kaitannya dalam pendidikan, nilai menjadi sebuah
sistem. Hal ini dikarenakan keseluruhan tatanan dalam pendidikan,
satu sama lain saling mempengaruhi atau bekerja dalam satu kesatuan
atau keterpaduan yang bulat dengan orientasi kepada nilai Islami.
Nilai yang menjadi rujukan cara berperilaku lahiriah dan
rohaniah manusia muslim adalah nilai yang diajarkan oleh agama
Islam sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada utusannya
Muhammad SAW.44
Institusionalisasi nilai yang terbaik adalah melalui upaya
pendidikan. Pandangan Freeman Butt menyatakan bahwa hakikat
pendidikan adalah proses transformasi dan internalisasi nilai, proses
pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai, serta penyesuaian
terhadap nilai.45
43Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 110. 44M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. 1, hlm. 139. 45Dikutip dalam Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 124.
18
Dalam lembaga pendidikan formal atau semi formal
pengorganisasian pendidikan sering disebut kurikulum. Sedangkan,
dalam pendidikan informal seperti pendidikan dalam keluarga dan
masyarakat tidak memerlukan pengorganisasian seperti di lembaga
pendidikan formal, tetapi lebih ditekankan pada proses internalisasi
dan transformasi nilai melalui interaksi edukatif antara orang tua
dengan anak atau sesama anggota keluarga.46
Sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia
dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu47:
1. Nilai Ilahi
Nilai yang dititahkan tuhan memalui wahyu yang diberikan
kepada rasul. Nilai ini bersifat statis dan kebenarannya mutlak.
Nilai-nilai ilahi ini biasanya berbentuk taqwa, iman, adil.
Nilai-nilai ilahi yang fundamental mengandung kemutlakan bagi
kehidupan manusia selaku pribadi dan selaku anggota masyarakat,
serta berkecenderungan untuk tidak berubah mengikuti selera hawa
nafsu manusia dan berubah-ubah sesuai dengan tuntutan perubahan
sosial dan tuntutan individual. Konfigurasi dari nilai-nilai ilahi
mungkin dapat mengalami perubahan, namun secara intrinsiknya
tetap tak berubah. Hal ini karena bila intrinsik nilai tersebut
berubah, maka kewahyuan dari sumber nilai yang berupa kitab suci
al-Qur’an akan mengalami kerusakan.
2. Nilai Insani
Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup
dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai bersifat dinamis,
sedangkan keberlakuan dan kebenarannya relatif yang dibatasi oleh
ruang dan waktu. Nilai-nilai insani yang kemudian melembaga
menjadi tradisi-tradisi yang diwariskan turun-menurun dan
mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya.
46Achmadi, Op.Cit., hlm. 119. 47Muhaimin dan Abdul Mujib, Op.Cit., hlm. 112.
19
Dalam pandangan Islam, tidak semua nilai yang telah
melembaga dalam suatu tata kehidupan masyarakat akan diterima, atau
sebaliknya ditolak. Sikap Islam dalam menghadapi tata nilai
masyarakat adalah menggunakan lima macam klasifikasi yaitu:48
1. Memelihara unsur-unsur nilai dan norma yang sudah mapan dan
positif.
2. Menghilangkan unsur-unsur nilai dan norma yang sudah mapan
tetapi negatif.
3. Menumbuhkan unsur-unsur nilai dan norma baru yang belum ada
Islam menganjurkan kerjasama, dalam arti masyarakat yang
bergotong royong dan tolong-menolong satu sama lain dalam
kebaikan.51 Corak makhluk sosial seperti inilah yang menjadi
tujuan perintah Allah sebagaimana disebutkan al-Qur'an dalam
surat Al-Maidah, ayat 2 yang berisi anjuran tolong menolong dalam
mengerjakan kebaikan, dan melarang yang sebaliknya.
49http://info.g-excess.com/id/info/Meneladani_Perjuangan_Nabi.info. Diakses pada 19 Mei 2009
pukul 14;00 WIB. 50http://en.wikipedia.org/wiki/Living_Values. Diakses pada 19 Mei 2009 pukul 14;00 WIB. 51J Suyuti Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah Ditinjau dari
Adapun “hormat” dalam prespekif KBBI ialah perbuatan
yang mencerminkan menghargai lebih terhadap seseorang. Taat
ataupun hormat berkait hubungan secara vertikal dan horizontal.
Kesinambungan dari sebuah penghormatan akan melahirkan
kepatuhan dan ketaatan. Sebagai perwujudan Islam yang rahmatan
lil’alamin, rasa hormat kepada yang tua atau muda, seagama atau
lain agama, harus ditumbuh-kembangkan.60
i. Tanggung jawab (responsibility)
Kata tanggung jawab berkait erat dengan kata “jawab”.
Bertanggung jawab berarti dapat menjawab. Orang bertanggung
jawab adalah orang yang dapat diminta penjelasan tentang tingkah
lakunya dan tidak mengelak, baik langsung ataupun melalui
perantara.61 Jawaban diberikan kepada dirinya sendiri, masyarakat
luas dan Tuhan. Islam mengajarkan untuk menjaga, memelihara,
dan mempertanggungjawabkan amanat dan menjauhkan diri dari
perbuatan penyelewengan. Tanggungjawab merupakan urat nadi
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.62
j. Kesederhanaan (simplicity)
Islam mengajarkan kesederhanaan dalam segala bidang
sebagai keutamaan. Allah memberikan predikat bagi orang yang
sederhana sebagai ibadurrahman. Islam memiliki istilah Qana’ah,
dalam arti bahasa merasa cukup atas apa yang dimilikinya. Sikap
qana’ah didefinisikan sebagai sikap merasa cukup dan ridha atas
karunia dan rezeki yang diberikan Allah SWT. Menurut Abdullah
Yusuf Ali dalam tafsirnya "The Holy Qur'an" menyatakan bahwa
60Http://Www.Hidayahlirboyo.Co.Cc/2009/04/Antara-Patuh-Dan-Hormat.Html. Diakses 25 Mei
2009 pukul 14;00 WIB. 61Zahruddin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Grafika, 2004), Hlm. 131. 62M. Yunan Nasution, Islam dan Problema-problema Kemasyarakatan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1988), hlm. 256.
24
sikap mental sederhana adalah satu peraturan yang penuh
mengandung hikmat dan kebijaksanaan (a wise rule).63
k. Toleransi (tolerance)
Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan.
Adapun toleransi adalah suatu sikap tenggang rasa kepada
sesamanya. Islam menyebut toleransi dengan kata ikhtimal,
tasamuh, yang dipahami sebagai sikap membiarkan, lapang dada,
murah hati. Jadi toleransi (tasamuh) beragama dapat diartikan
sebagai sikap menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan
atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.64 Islam kemudian
merumuskan tri ukhuwah yang harus dikembangkan, yakni
ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah
wathaniyyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyyah
(persaudaraan sesama manusia).65
l. Kesatuan (unity)
Islam dengan perangkat syari’ah yang ada telah
mewajibkan seluruh umatnya untuk membentuk suatu sistem sosial
yang berkiblat pada kebenaran agama. Jadi jelasnya, agama (Islam)
harus dijadikan sebagai suatu wadah yang menampung dan
mempersatukan seluruh manusia yang mempunyai latar belakang
berbeda, baik secara kultur, ekonomi, status sosial ataupun pola
pikir. Suatu perintah yang tegas dari Allah agar kaum muslimin
bersatu padu dalam tali atau wadah Islam. Dengan menjadikan
Islam sebagai sentral pemersatu, maka apapun atribut yang dipakai
dan organisasi manapun yang diikuti tetap akan tercipta suasana
kondusif.66
63Dikutip dari M. Yunan Nasution, Op.Cit., hlm. 154 64Http://www.Jamaahmuslimin.Com/Risalah/113/Wawasan3.Htm. Diakses pada 25 Mei 2009
Film sebagai media komunikasi massa pandang-dengar sebagaimana
disebutkan dalam UU 8/1992 tentang perfilman, mempunyai fungsi
penerangan, pendidikan, pengembangan budaya bangsa, hiburan, dan
ekonomi.69
Adapun jenis-jenis film, menurut Heru Effendy, dapat dibedakan
menurut sifatnya, yang umumnya terdiri dari jenis-jenis sebagai berikut :70
1. Film Cerita (Story Film)
Film cerita adalah film yang mengisahkan suatu cerita yang
biasanya dikarang secara kreatif atau ditulis berdasarkan pengalaman
seseorang. Tujuan dibuatnya film ini sering sebagai hiburan yang didapat
dari kisah dan atau pengalaman yang dibumbui agar menarik. Cerita
biasanya mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia,
sehingga dapat membuat publik terpesona. Film jenis ini biasanya diambil
dari kisah-kisah dari sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari-hari, atau
juga khayalan untuk kemudian diolah menjadi film. Film cerita lazim
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang filmnya
yang tenar.
2. Film Berita (Newsreel)
Film berita adalah film yang menggambarkan tentang suatu
peristiwa atau fakta yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka
film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news
value). Film jenis ini digunakan untuk menyampaikan informasi yang
bersifat fakta yang benar-benar terjadi. Misalnya, tsunami dan lumpur
Lapindo yang filmnya diambil dari video-video amatir yang dikemas
untuk diinformasikan kepada masyarakat umum.
3. Film Dokumenter (Documentary Film)
Istilah documentary mula-mula dipergunakan oleh seorang
sutradara (director) Inggris, John Grierson, untuk menggambar suatu jenis
khusus film yang dipelopori oleh seorang Amerika bernama Robert
69http://ilmea.depperin.go.id/sk/uu199208.htm. Diakses 19 Mei 2009 pada pukul 14;00 WIB. 70http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?. Diakses 19 Mei 2009 pada pukul 14;00 WIB.
27
Flaherty, seorang seniman besar dibidang film. Grierson mendefinisikan
film dokumenter sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative
treatment of actuality). Film yang menggambarkan mengenai sebuah
peristiwa atau gejala alam yang didokumentasikan.
Film dokumenter memiliki titik berat pada fakta atau peristiwa
yang terjadi. Dalam pembuatan film ini diperlukan pemikiran dan
perencanaan yang matang. Adapun yang membedakan film dokumenter
dengan film berita adalah di mana film berita mempunyai titik tekan pada
nilai berita dan diproduksi dengan singkat agar dapat dengan segera
dinikmati oleh penonton. Sedangkan pada film cerita juga diimbuhi
dengan seks atau kejahatan dan semacamnya. Adapun film dokumenter
seringkali berkisar mengenai manusia dan alam.
4. Film Kartun (Cartoon Film)
Film kartun merupakan film yang dalam penggunaan medianya
menggunakan gambar hasil lukisan atau gambar. Hal yang terpenting
dalam film kartun adalah pada seni lukis. Gambar-gambar hasil lukisan
selanjutnya akan dirangkai dengan diberi efek musik dan suara.
Lukisan-lukisan itu dapat menimbulkan hal menarik dan lucu,
karena dapat digunakan untuk memerankan apa saja yang tidak mungkin
diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi
ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar, menjadi kecil secara tiba-
tiba dan lainnya.
C. Film sebagai Media Pendidikan
Media massa dapat dijadikan sumber belajar bagi anak maupun orang-
orang yang memerlukannya. Ia telah menjadi kebutuhan hampir setiap orang.
Pengaruhnya besar dan sering sensitif. Jangkauannya luas sampai ke desa-
desa. Karena kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Gerakannya cepat
seolah-olah dunia ini semakin mengecil.71
71Usman Said, Op.Cit., hlm. 148.
28
Gerlach & Ely mengatakan bahwa, media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
dan membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar-mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.72
Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-
pesan pengajaran.
Menurut Hamalik media pendidikan terkadang kadang disandingkan
dengan media komunikasi, dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi
akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat
bantu yang disebut media komunikasi. Secara implisit, Gagne dan Briggs
mangatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."(QS. Yusuf ; 111)80.
Dari firman Allah di atas memberikan pesan bahwa dalam setiap kisah
(al-Qish-shah) terdapat teladan atau pelajaran. Kisah-kisah para nabi yang
terdahulu dalam al-Qur’an oleh Allah digunakan sebagai teladan bagi generasi
yang akan datang.81 Sebaliknya, pada kisah-kisah tentang mereka yang
khianat terhadap-Nya dapat diambil hikmahnya.
Transformasi sebuah nilai membutuhkan variasi agar tidak terjadi
kejenuhan pada peserta didik sehingga diperlukan media pembelajaran yang
menarik untuk digunakan membangkitkan emosional mereka, salah satunya
melalui cerita atau kisah.82
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran agama dipenuhi dengan berbagai
kisah. Melalui cerita-cerita itu, Allah menghendaki agar hal itu menjadi
pendidikan bagi umat Islam, baik generasi ketika al-Qur’an diturunkan
maupun generasi setelahnya.83
Cerita dan kisah-kisah dapat dijadikan sebagai bahan materi
pembelajaran. Dalam penyampaian kisah, pada zaman dahulu, ia disampaikan
secara lisan dan dalam perkembangannya ditambah dengan media tulisan dan
gambar agar lebih memberikan unsur menarik untuk kemudian pesan dari
80Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1992), hlm.
366. 81Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi; Mengungkap Pesan al-Qur’an Tentang Pendidikan,
(Yogyakarta: Teras, 2008), hlm. 163. 82Ibid. 83Abdurrahman Umairah, Metode Al-Qur’an Dalam Pendidikan, (Surabaya: Mutiara Ilmu, tt),
hlm. 247.
33
kisah akan mudah diterima oleh khalayak. Para wali juga menggunakan cerita
sebagai bahan pengajaran agama. Sunan Kalijaga misalnya, menggunakan
media wayang untuk menggambarkan kisah-kisah yang di dalamnya
diselipkan nilai Islam.
Sekarang ini, kemajuan teknologi komunikasi semakin pesat. Cerita-
cerita dapat dikonstruksi ulang sedemikian rupa. Film adalah arsip sosial yang
menangkap jiwa zaman masyarakat saat itu. Media film lebih efektif untuk
menyampaikan pesan pendidikan. Melalui gambar, suara dan dialog yang ada
di dalam film, kisah yang ditampilkan seolah seperti dalam kehidupan nyata,
sehingga mudah dipahami oleh penontonnya.
Film sebagai salah satu produk dari kemajuan teknologi komunikasi
memiliki berbagai kelebihan. Zaman modern ini, konsumsi akan film sudah
menjadi kebutuhan. Daya persuasi film dapat dengan mudah dapat dipahami
oleh pemirsanya. Hal itu dikarenakan isi yang disajikan adalah tema-tema
aktual. Selain itu, penyerapan terhadapnya melibatkan juga melibatkan indrea-
indera audio visual, sehingga pesan dengan mudah ditangkap.
Film sebagai bagian dari media komunikasi massa mempunyai peran
yang besar dalam terbentuknya masyarakat yang baik. Oleh karena itu, tiga
fungsi media; menghibur, menginformasikan dan mendidik, selayaknya tidak
hanya berhenti pada salah satu titik. Film tidak semata berisi hiburan,
melainkan juga sebagai media pendidikan dalam arti luas. Untuk mencapai
tujuan itu, materi-materi yang bersifat mendidik menjadi keniscayaan untuk
disajikan.
Oleh karenanya, peneliti memandang film Laskar Pelangi layak untuk
diteliti. Selain menghibur, film ini juga memiliki pesan-pesan yang mendidik,
bahkan materi ajaran-ajaran Islam juga ditampilkan. Sehingga film Laskar
Pelangi ini dapat digolongkan dalam jenis film edutainment dan religi.
34
BAB III
TINJAUN UMUM
TENTANG FILM LASKAR PELANGI
A. Biografi Pengaran
a. Biografi Andrea Hirata
Andrea Hirata, pengarang novel terkenal Laskar Pelangi, oleh
orang tuanya diberi nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun. Ia
lahir pada 24 Oktober 1967 di Pulau Belitong, Provinsi Bangka
Belitung.84
Terlahir sebagai anak keempat dari pasangan N.A. Masturah dan
Seman Said Harun, Andrea Hirata menghabiskan masa kecilnya di
Belitong. Setamat sekolah menengah atas (SMA) Negeri Manggar, ia
merantau ke Jawa, melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Setelah menyelesaikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Andrea mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk
studi Master Of Science di Universite de Paris, Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University, Inggris.
Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia
sangat menggemari sains -fisika, kimia, biologi, astronomi- dan juga
sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi
dan backpacker. Mimpinya yang belum menjadi kenyataan adalah tinggal
di Kye Gompa, desa di Himalaya.
Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat
penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude.
Sampai tahun 2010 ini, Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di
kantor pusat PT Telkom.85
84http://id.wikipedia.org/wiki/Andrea_hirata. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB. 85Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), Cet. 17, halaman belakang
kover.
35
Akan tetapi, tidak buku ekonomi telekomunikasi tersebut yang
menjadikan Andrea dikenal. Ia malah terkenal sebagai penulis fiksi, lewat
novel pertamanya berjudul Laskar Pelangi.
Awalnya, Andrea tidak pernah meniatkan naskah Laskar Pelangi
untuk dikomersilkan lewat industri buku. Ia menulis memoar itu untuk
dipersembahkan sebagai kado ulang tahun bagi gurunya tercinta,
Muslimah Hafsari Hamid. Akan tetapi, sahabat di masa kecilnya, Arai
secara bersembunyi-sembunyi menyerahkan naskah itu kepada Penerbit
Bentang.
Kesuksesan Laskar Pelangi juga terlihat dari penjualan buku
tersebut di negeri Malaysia. Dalam edisi bahasa Melayu di Malaysia, buku
itu menjadi best seller.
Laskar Pelangi juga telah membuat Andrea layaknya semacam
selebritis di jagad sastra. Ia sering diundang untuk mengisi seminar dan
diskusi di masyarakat umu dan juga perguruan tinggi.86
b. Karya-karya Andrea Hirata
Perjalanan riwayat kepenulisannya, Andrea telah menghasilkan
lima karya tulisan dalam bentuk buku. Buku pertama yang ditulis Andrea
adalah buku ilmiah berjudul The Science of Business pada tahun 2003.
Buku tersebut merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama
yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku yang diadaptasi dari tesisnya ke
dalam Bahasa Indonesia itu telah beredar dan menjadi referensi Ilmiah.87
Menurutnya, buku ilmiah tersebut menjadi semacam pembayar
kewajiban moralnya kepada Uni Eropa, lembaga yang memberinya
beasiswa kuliah di Sorbonne (Prancis) dan Sheffield (Inggris).
Tidak hanya karya buku ilmiah. Andrea juga menuliskan karya
tulisan fiksi berupa novel yang dikenal dengan sebutan tetralogi Laskar
86http://penerbitanbuku.wordpress.com/2007/11/23/profil-andrea-hirata/. Diakses pada 6 Juni
2010 pukul 11:00 WIB. 87Andrea Hirata, Op.Cit., halaman belakang kover.
36
Pelangi. Adapun tetralogi novel tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Laskar Pelangi
Novel pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi merupakan
buku pertama dari Tetralogi novel-novelnya. Novel yang ditulis
berdasarkan memoar masa kecilnya itu diterbitkan oleh Bentang
Pustaka pada tahun 2005. Laskar Pelangi termasuk novel yang ada di
jajaran best seller untuk tahun 2006 - 2007. Buku ini tercatat sebagai
buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.88 Laskar Pelangi
bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang
bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di
Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Laskar Pelangi adalah
sebutan yang diberikan oleh gurunya kepada kesepuluh anak tersebut
yang gemar memandangi pelangi. Anggota Laskar Pelangi bertambah
seoarang yang bernama Flow, seorang murid pindahan.89
Keterbatasan tidak membuat mereka putus asa, tetapi malah
membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih
baik.
Novel ini menceritakan sekolah dasar di desa Gantung,
Belitung Timur yang terancam dibubarkan jikalau tidak memperoleh
10 siswa baru. Pada hari akhir pendaftaran, baru sembilan anak yang
mendaftar. akan tetapi tepat ketika sang kepala sekolah hendak
berpidato menutup sekolah, seorang anak datang menyelamatkan
sekolah dari ancaman penutupan.
Di kelas miskin itu ditemukannya bakat luar biasa Mahar dan
kecerdasan Lintang. Pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan
nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 kilometer pulang-pergi dari
rumahnya ke sekolah menjadi bagian menarik dalam novel.
88http://id.wikipedia.org/wiki/Laskar_Pelangi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB. 89Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 13.
dan menangis bersama. Kisah sedih terjadi ketika Bakri, salah seorang
guru di sekolah tersebut memutuskan berhenti mengajar, wafatnya
kepala sekolah, Harfan. Dalam keadaan penuh keterbatasan dan
kendala, anak-anak Laskar Pelangi mampu mengharumkan nama
sekolah, yaitu menjuarai lomba karnaval 17 Agustus dan lomba cerdas
cermat antar sekolah. SD Muhammadiyah berhasil mengalahkan
kualitas sekolah kaya, Sekolah Dasar PN Timah yang terkenal.
Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah
Lintang, sehingga ia terpaksa putus sekolah. Dua belas tahun
kemudian, Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke
kampungnya. Ia berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri,
Prancis.
Pada tahun 2008, naskah Laskar Pelangi diadaptasi menjadi
sebuah film yang berjudul sama. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh
Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri
Riza. Skenario adaptasi ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri
Riza dan Mira Lesmana. Film ini penuh dengan nuansa lokal Pulau
Belitong, baik dialek, lokasi syuting maupun aktornya.90
2. Sang Pemimpi
Sukses menghadirkan novel Laskar pelangi, Andrea
kemudian menuliskan sekuelnya, Sang Pemimpi. Sang Pemimpi
adalah novel kedua dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Juli 2006. Dalam
novel ini Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan
persaudaraan antara Ikal dan Arai.
Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan
ketika masa-masa sekolah menengah atas (SMA). Tiga tokoh
utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Arai adalah saudara jauh
yang yatim piatu yang disebut simpai keramat karena anggota keluarga
90http://id.wikipedia.org/wiki/Laskar_Pelangi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.
38
terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat Ikal.
Sementara Jimbron adalah seorang yatim piatu yang terobsesi dengan
kuda dan gagap apabila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika
gugup.
Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil
sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama
yang berdiri di Belitung bagian timur. Hidup mandiri terpisah dari
orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas
namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari
latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi. Di pagi
hari, mereka bersekolah, dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan
pada dini harinya. Jimbron, Ikal, dan Arai berpisah setelah lulus SMA.
Mereka berpisah ketika meneruskan kuliah di Jakarta. Akan tetapi,
ketika di Prancis Ikal kembali bertemu salah satu dari mereka, Arai.
Naskah Sang Pemimpi juga diadaptasi menjadi film dengan
judul yang sama. Film kembali diproduksi oleh tim yang sama dengan
film Laskar Pelangi yaitu Miles Films dan Mizan Production. Film di
rilis tahun 2010.91
3. Edensor
Edensor adalah buku novel ketiga karya Andrea Hirata yang
diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Mei tahun 2007. Novel ketiga
dari Tetralogi Laskar Pelangi ini masuk nominasi penghargaan
nasional sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) tahun 2007.
Berbeda dengan seting cerita Laskar Pelangi dan Sang
Pemimpi, Edensor mengambil kisah dan seting saat tokoh-tokoh
utamanya di luar negeri, Ikal dan Arai mendapat beasiswa dari Uni
Eropa untuk kuliah strata dua (S2) di Prancis. Di novel Edensor,
Andrea tetap dengan ciri khasnya, yakni menulis kisah ironi menjadi
parodi dan menertawakan kesedihan dengan balutan pandangan
intelegensia tentang shock culture ketika keduanya yang berasal dari
91http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Pemimpi. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.
39
pedalaman Melayu di Pulau Belitong tiba-tiba berada di Paris. Mimpi-
mimpi untuk menjelajah Eropa sampai Afrika dan menemukan
keterkaitan yang tidak terduga dari peristiwa-peristiwa dari masa lalu
mereka berdua. Pencarian akan cinta sejati menjadi motivasi yang
menyemangati penjelajahan mereka dari bekunya musim dingin di
daratan Rusia di Eropa sampai panas kering di gurun Sahara.92
4. Maryamah Karpov
Maryamah Karpov adalah novel keempat karya Andrea
Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada November 2008.
Novel yang merupakan buku terakhir dari Tetralogi Laskar Pelangi
ini bercerita tentang Arai, Lintang, A Ling dan beberapa pertanyaan
yang belum sempat terjawab di tiga novel sebelumnya.93
Secara umum, buku ini menceritakan hidup Ikal setelah
pulang menuntut ilmu dari luar negeri. Setelah menyelesaikan Strata
dua (S2) Master di bidang Ekonomi Telekomunikasi di Sorbone
Perancis, Ikal kembali ke Belitong. Namun, karena ilmu yang
dipelajarinya tidak sesuai dengan kondisi kampung halamannya maka
ia terpaksa menganggur.
Cerita kemudian berlanjut pada pencarian A Ling yang
dikaguminya sedari kecil. Ikal bertekad mencari Aling menyeberang
ke kawasan Batuan yang bernama Tambok, dekat Singapura. Lintang
dan membantunya dengan rumus-rumus matematika dan fisikanya
untuk membuat perahu. Sebagai penghargaan terhadap Lintang maka
perahunya tersebut diberi nama , “Mimpi-mimpi Lintang”.
Maryamah Karpov yang dalam epilog buku novel Sang
Pemimpi diungkapkan akan membahas tentang penghormatan kepada
kaum perempuan, belum ditampilkan.
Maryamah Karpov dibuat menjadi dua jilid. Jilid pertama (
yang telah terbit) tidak membicarakan Maryamah Karpov karena di
92http://id.wikipedia.org/wiki/Edensor. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB. 93http://id.wikipedia.org/wiki/Maryamah_Karpov. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00
WIB.
40
jilid ini Andrea bermaksud membangun karakter tokoh-tokoh yang
kelak akan dimatangkan di jilid keduanya. Dan di jilid keduanya,
Maryamah Karpov baru akan berperan banyak.94
Selain tetralogi Laskar Pelangi di atas, pada Juni 2010 ini
Andrea meluncurkan dua novel terbarunya yang berjudul Cinta Dalam
Gelas dan Padang Bulan.95
Tokoh utama dalam kedua novel tersebut adalah Maryamah
yang diceritakan sangat suka bermain catur. Novel Padang Bulan lebih
bercerita mengenai percintaan dan novel Cinta Dalam Gelas cerita
mengenai Maryamah yang kesal terhadap suaminya dengan bentuk
perlawanan berupa main catur menjadi kisah utamanya.
Novel yang merupakan karya kelima dan keenam Andrea
tersebut masih dengan latar belakang Belitung dan budayanya.
B. Film Laskar Pelangi
a. Setting Sosial Laskar Pelangi
Film Laskar Pelangi merupakan adaptasi atas novel Laskar
Pelangi karangan Andrea Hirata. Laskar Pelangi ditulis berdasarkan kisah
nyata penulis.
Novel Laskar Pelangi meraih kesuksesan terkait banyaknya
jumlah eksemplar buku yang terjual. Novel yang terbit pada 2006 ini
mendapat predikat buku best seller. Novel kemudian difilmkan.
Pada 2008, film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films dan
Mizan Production. Tema utama film ini adalah pendidikan. Film berkisah
tentang persahabatan sepuluh siswa SD Muhammadiyah Gantong di
Belitung, yakni Ikal (Andre Hirata), Mahar (Mahar Ahlan bin Jumadi
Ahlan bin Zubair bin Awam), Lintang (Lintang Samudra Basara bin
(Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz), A Kiong (Chau Chin Kiong
94http://bukuygkubaca.blogspot.com/2009/01/maryamah-karpov-mimpi-mimpi-lintang.html. Diakses pada 6 Juni 2010 pukul 15:00 WIB.
95Kompas, Edisi 17 Juni 2010 pada rubrik Pendidikan dan Kebudayaan.
41
atau Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman), Borek (Samson), Harun
(Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan), Trapani
(Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari), dan Sahara (N.A.
Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah).96 Guru SD
Muhammadiyah, Muslimah menyebut kesepuluh siswa tersebut dengan
panggilan Laskar Pelangi.97
Laskar Pelangi mengambil setting suasana desa Gantong,
Belitong di tahun 1974, 1979, dan 1999.98 Fakta yang kontras. Belitong
sebagai pulau kaya dengan melimpahnya sumber daya alam berupa timah,
tetapi penduduk aslinya didera kemiskinan.
Perusahaan timah di Belitong hanya memberikan bagi warga
pendatang. Sementara penduduk aslinya hanya menjadi buruh miskin.
Ketimpangan ekonomi tersebut mempengaruhi penduduk belitong dalam
mengakses pendidikan. Ketimpangan akses pendidikan dan diskriminasi
antara kelompok berpunya dan kelompok papa menjadi setting sosial yang
melingkupi film ini. Lemahnya ekonomi sering memunculkan mindset
putus asa dan kalah bagi mayoritas masyarakat, tidak terkecuali penduduk
Belitong ketika itu. Namun, tidak bagi kesepuluh anggota Laskar Pelangi.
Keterbatasan dan diskriminasi dalam mengakses pendidikan
tidak mematahkan semangat kesepuluh siswa di atas dalam menuntut ilmu.
Persoalan itulah yang diurai oleh pengarang cerita dalam novel dan film
Laskar Pelangi. Hal inilah yang menyebabkan film ini diminati oleh
masyarakat. Di Indonesia, sampai saat ini, permasalahan mengenai
keterbatasan dan diskriminasi dalam dunia pendidikan tidak kunjung
terurai, sehingga film tersebut dapat menjadi referensi dalam menghadapi
persoalan-persoalan pendidikan di atas.
96Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 13-14. 97Kami sangat menyukai pelangi. Bagi kami pelangi adalah lukisan alam semesta, sketsa
Tuhan yang mengandung daya tarik mencengangkan. Oleh sebab kegemaran kolektif mereka terhadap pelangi, maka Bu Mus menamai kelompok kami Laskar Pelangi.(Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), hlm. 159-160).
98http://shavaat.wordpress.com/2008/09/26/film-laskar-pelangi-nontonlah/. Diakses 18 Mei 2010 pukul 13:00 WIB.
42
Permasalahan dan pesan moral seperti di atas yang menjadi
grand tema dalam film Laskar Pelangi. Hal itu tertangkap dari prolog
ketika menyimak film itu. “Pulau terkaya di Indonesia dengan urat timah
melimpah ruah mengoda bangsa lain untuk menguras. Setelah merdeka
rakyat Belitong pun belum bisa menikmati kekayaan alam tersebut karena
tembok-tembok birokrasi yang mengkotak-kotakkan kesempatan dan
harapan. Namun tembok tak bisa mematahkan semangat kami.”99
Atribut diskriminasi yang ditampilkan oleh film adalah Sekolah
Dasar (SD) Perusahaan Negara (PN) Timah dan SD Muhammadiyah.100
Dua institusi pendidikan yang kontras; SD PN Timah sebagai wakil kaum
kaya dan SD Muhammadiyah sebagai wujud dari kemiskinan dan
keterbelakangan. Diskriminasi, dalam film ini, dilatarbelakangi oleh
ekonomi yang timpang antara si kaya dan miskin yang selanjutnya
berpengaruh pada akses pendidikan.
Pada 1970-an, di Gantong Belitong, hanya anak berasal dari
keluarga tergolong ekonomi "mampu" yang dapat bersekolah di SD PN
Timah. Sekolah PN adalah sebutan untuk sekolah milik Perusahaan
Negara Timah, sebuah perusahaan yang paling kaya di Belitong. SD
PN merupakan SD favorit karena didukung oleh modal sumber daya
manusia (SDM) dan materi yang melimpah. Sekolah ini selalu menduduki
prestasi teratas. Butuh biaya besar untuk bersekolah di sekolan ini.
Sehingga, hanya mereka anak petinggi perusahaan timah yang dapat
memenuhi kriteria untuk dapat layanan pendidikan di sekolah tersebut.
Sementara, pada lokasi yang berdekatan, terdapat SD
Muhammadiyah. Sekolah ini menjadikan ajaran Islam sebagai sumber
materi pengajaran. Sekolah termiskin di Belitong ini terancam oleh ajal.101
Sekolah terancam dibubarkan apabila tidak memperoleh minimal sepuluh
99Back sound pada prolog film Laskar Pelangi. 100Andrea Hirata, Op.Cit., hlm. 41. 101Ibid., hlm. 4.
43
siswa.102 Syarat yang tidak gampang untuk dibayar oleh SD yang lebih
layak disebut sebagai kandang kambing103. Pengelola sekolah berjuang
keras untuk mendapat sepuluh siswa tersebut.
Pemisahan dan pengambilan jarak tampak nyata ketika
Peringatan yang terpampang “Dilarang masuk bagi yang tidak memiliki
hak”. Hal itu menjadi simbol semakin kukuhnya dominasi si kaya dan gap
status sosial.104 Di balik kawat teralis itu, anggota Laskar Pelangi yang
miskin menahan air liur karena hanya dapat menyaksikan siswa-siswi SD
PN Timah bermain sepatu roda. Petugas keamanan mengusir mereka
ketika mereka mencoba masuk ke komplek SD PN Timah. Laskar Pelangi
memberikan pelajaran mengenai perjuangan dalam kegetiran hidup.
Pada masa itu, kesadaran masyarakat Belitong akan pentingnya
pendidikan juga terhitung minim. Sebenarnya, penduduk setempat lebih
memilih untuk mempekerjakan anak mereka dari pada menyerahkan
kepada institusi pendidikan. SD Muhammadiyah berhasil mendapatkan
sepuluh siswa baru. Hal itu tidak lepas dari peran perangkat desa Gantong
agar warga menyekolahkan anak-anak mereka.105
Perjalanan pendidikan sepuluh siswa banyak menuai rintangan.
SD Muhammadiyah tidak memiliki fasilitas standar dan hanya ditopang
sumberdaya manusia seadanya.
102Film diawali dengan situasi genting penantian sepuluh murid karena Pengawas Sekolah dari
Depdikbud Sumatera Selatan telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh anak maka sekolah akan ditutup (Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: Bentang, 2008), Cet. 17, hlm. 4).
103Kandang Kambing, istilah untuk menggambarkan kondisi SD Muhammadiyyah Gantong yang serba terbatas. Hampir roboh dan kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak. (Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta; Bentang, 2008, Cet. Ke-17, hlm. 20)
104Ibid., hlm. 36. 105Sebenarnya, tidak mudah bagi buruh tambang beranak banyak bergaji kecil untuk
menyerahkan anak-anaknya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar untuk menjadikannya tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Mereka juga terpaksa menyekolahkan anaknya agar terhindar dari celaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak-anaknya.(Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta; Bentang, 2008, Cet. Ke-17, hlm. 2-3)
44
Ketidakpunyaan yang dialami oleh warga Gantong perlahan
membentuk watak menyerah dan kalah. SD Muhammadiyah tidak
mendapat perhatian dari warga Gantong. Penyandang dana, Zulkarnaen,
pun menyarankan agar kepala sekolah, Harfan Effendy Noor (Harfan),
membubarkan sekolah tersebut. Sekolah dengan penghuni anak-anak
kumal benar-benar hampir bubar ketika Bakri memilih hengkang. Ia
pindah mengajar di SD Negeri I Bangka. Bahkan, sekolah sempat kalang
kabut paska wafatnya Harfan. Selama lima hari, kelas kosong tanpa
kehadiran guru, Muslimah. Sementara, Muslimah sebagai satu-satunya
sisa guru di SD Muhammadiyah tidak memberi keputusan pembubaran.
Akan tetapi, watak menyerah tidak mengalahkan semangat
menggebu anggota Laskar Pelangi. Aktivitas belajar-mengajar berlanjut
dengan hanya Lintang sebagai pengganti peran yang seharusnya
dijalankan oleh satu sisa guru, Muslimah Hafsari Hamid.106 Muslimah
kembali menemukan tekad untuk tetap mengajar di sekolah. Kerja yang
tidak sia-sia, karena dalam lomba karnaval dan cerdas cemat, SD
Muhammadiyah berhasil menjadi juara. Cobaan kembali datang
menghambat, Lintang sebagai bintang kelas harus mengucapkan
perpisahan. Ayahnya wafat. Lintang putus sekolah.
Cerita terputus. Di akhir film, cerita berlanjut pada tahun 1999.
Dari perantauan Ikal kembali ke kampung halaman menemui Lintang. Ikal
mengabarkan bahwa cita-citanya telah terkabul. Ia mendapat beasiswa
belajar di Paris Prancis.107
Jadi, latar sosial yang melingkupi Gantong ketika kisah Laskar
Pelangi berjalan sangat komplek. Secara sosial geografis, Laskar Pelangi
lahir pada kaum pinggiran yang serba terbatas. Selain jauh dari pusat kota,
Gantong juga berpenduduk miskin.
Dipandang dari sudut budaya, kesadaran akan pentingnya
pendidikan masih minim. Keterbatasan secara ekonomi menjadi
106Film Laskar Pelangi. 107Ibid.
45
penyebabnya. Fenomena ini tampak dari novel yang mengisahkan bahwa
sebenarnya warga lebih mudah untuk mempekerjakan anaknya dibanding
menyekolahkan mereka. Dilihat dari kaca mata pendidikan, rata-rata
kualitas sumber daya manusia warga Gantong masa itu masih rendah oleh
karena minimnya institusi pendidikan yang ada.
Di Gantong, hanya terdapat dua sekolah. SD PN Timah hanya
dapat diakses kelompok minoritas yang memiliki jabatan dan ekonomi
tinggi. Dan hanya satu sekolah untuk warga tidak berpunya, sekolah
miskin bernama SD Muhammadiyah.
Pemerintah sebagai wujud peran politik penguasa melalui
perangkat desa ikut berperan mendorong tetap terlaksananya pendidikan.
Akan tetapi di lain sisi keberadaan penguasa, Pengawas Sekolah dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Selatan malah kurang
kooperatif. Mereka mengeluarkan surat peringatan akan dilakukannya
penutupan.
Akan tetapi, semua kendala di atas dapat diatasi dengan agama
memegang ajaran agama. Dilihat dari tahun didirikannya, SD yang berdiri
tahun 1929 ini, tidaklah muda. Ia menjadi sekolah pertama di Belitong,
yang mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam, bahkan di Sumatera Utara. Misi
sekolah adalah menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar.108
Selain itu, agama juga menjadi motivasi bagi orang tua anggota
Laskar Pelangi untuk menyekolahkan anak-anaknya di SD
Muhammadiyah. Anak-anak mereka dianggap memiliki karakter mudah di
sesatkan oleh iblis sehingga sejak usia muda harus mendapat pendadaran
Islam yang tangguh.109
Di Gantong Belitong, perbedaan suku dan ras besar (Melayu dan
Tionghoa) tidak menimbulkan permasalahan. Seolah mereka telah sepakat
Maksud ibu anak itu curang? Dengan apa? Mencuri soal!?” kata Pak Zul
mempertanyakan alasan.
“SD Muhammadiyah sangat terhormat. Dan ndak mungkin
curang,” kata Mahmud memberi alasan.
“Aku bisa menjelaskannya,” kata Lintang ingin
mempertanggungjawabkan sikapnya.
“Boleh saya bacakan soalnya?” tanya pembaca soal.
“Ndak usah, aku masih ingat soalnya,” kata Lintang
Lintang memandang Muslimah, kemudian menuliskan
penjelasan atas jawabannya di papan tulis yang disediakan oleh panitia.
“Maaf kami melakukan kesalahan, jawaban anak ini benar. Jadi
pemenangnya adalah dari SD Muhammadiyah.” kata juri melihat uraian
Lintang dan mengakhiri perlombaan.
“Hore!!!” begitu kata murid-murid yang menyaksikan.Mereka
menyambutnya dengan sorak tepuk tangan kemenangan.
Lintang pulang bersepeda dengan muka riang. Adiknya
menyambut di depan rumah.
“Bang, ayah belum balik,” kata adik Lintang.
Siang berganti malam. Dua piala menghiasi lemari SD
Muhammadiyah.
75
Lintang tidak kunjung muncul di sekolah paska kemenangan itu.
Berhari-hari murid-murid belajar tanpa Lintang. Suasana sekolah berbeda
seolah terasa ada yang hilang.
Back sound bercerita, “Setelah hari bersejarah itu Lintang tidak
kunjung muncul di sekolah,”
Di rumah, Lintang memasak dan merawat adik-adiknya.
“Berhari-hari kami menanti sahabatku yang cerdas dan aku
kagumi itu. Tapi tak ada kabar berita,” lanjut back sound menjelaskan.
Di kelas Muslimah terdiam duduk di kursi guru menyaksikan
muridnya kurang satu. Arai belajar bersama Mahar dan teman lainnya.
Di bibir pantai, Lintang memandangi laut, seolah menanti
kemungkinan ayahnya kembali.
Di hari ke lima, Muslimah dan murid-murid berencana untuk
pergi menemuinya di Tangjung Kelimpang. Datang seorang laki-laki
dengan sepucuk surat.
Surat di terima Muslimah. Di depan teman-temannya, surat
dibacakan oleh Ikal.
“Surat Lintang sangat singkat. Ibunda guru, ayahku telah
meninggal. Nanti aku akan ke sekolah untuk mengucapkan salam
perpisahan terakhirku kepada ibu dan teman-teman. Salamku, Lintang.”
“Kami semua sadar, Lintang tidak punya peluang untuk
meneruskan sekolahnya. Seorang laki-laki tertua keluarga pesisir miskin
yang tidak memiliki ibu dan kini ditinggal ayahnya, haruslah menanggung
nafkah keluarganya. Ditanggung sepenuhnya oleh anak sekecil itu.” suara
diselingi gambar Ikal yang sedih dan bersandar di pundak Muslimah.
Lintang terdiam menyaksikan teman dan gurunya berkumpul di
depan sekolah.
“Kami harus melepas seorang jenius didikan alam. Murid
pertama Bu Mus. Orang yang ingin sekolah ini tetap ada, orang yang
selalu berusaha datang lebih pagi. Sekarang harus lebih dulu
76
meninggalkan sekolah ini.” pungkas back sound menjelaskan gambar-
gambar proses perpisahan.
Selepas menyampaikan ucapan perpisahan, Lintang kemudian
pulang bersepeda. Murid-murid dan Muslimah menyaksikan kepergian
Lintang. Ikal lari mengejarnya.
“Lintang!!!” kata Ikal berteriak seolah tidak rela melepas Lintang
meninggalkan mereka semua.
Episode 12:
Belitong 1999. Bekas bangunan PN Timah terlihat kosong dan
lusuh tanpa penghuni.
“Belitong sekarang sudah berubah. Di akhir tahun 1980-an harga
timah jatuh di pasaran. Dalam sekejap PN Timah runtuh. Tembok-tembok
yang dulu mengkotak-kotakkan kesempatan dan harapan itu, kini sudah
runtuh.” suara back sound mengiringi bus yang sedang berlari kencang di
alam Belitong
Seperti dari perantauan, Ikal yang sudah dewasa sedang berada di
dalam bus melihat pemandangan alam di sekelilingnya. Ia seolah
membayangkan masa kecil yang pernah disimpan di memorinya.
“Namun masa kecilku itu telah menyihir kepercayaan diriku
sampai saat ini. Membuatku berani bermimpi, berani memiliki cita-cita.
Sekian lama aku meninggalkan Belitong untuk mengejar mimpi itu. Hari
ini aku kembali.”
“Ikal,” kata Lintang keluar dari rumahnya menemui seseorang
yang sedang berdiri di depan rumahnya.
Keduanya saling berhadapan seolah tidak kenal dan heran. Lama,
keduanya tidak bertemu.
“Apakabar kau Lintang?” kata Ikal mengawali percakapan
sambil menepuk pundak Lintang.
Percakapan berlanjut di padang rumput di sebelah sebuah gedung
sekolah.
77
“Masih kau simpan kotak dari A Ling?” tanya Lintang.
“Iya masih,..heheh,” jawab Ikal.
“Ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan kepada kau, Kal,” kata
Lintang.
“Apa kang?” tanya Ikal.
“Itu anakku,” kata Lintang dari luar kaca jendela sambil
menunjukkan seorang anak yang sedang menjelaskan sesuatu di dalam
kelas.
“Lintang, semangatnya tidak pernah luntur. Semangat yang telah
ia tularkan kepadaku. Kini juga pada anaknya.” Suara back sound.
“Kau balik untuk menghadiri peluncuran novel Mahar..heh.
Pulau hantu itu menjadi seniman jiwa. Aku pikir kau perlu bantu lah dia,
jadi dukun..heheh” kata Lintang.
“Tujuan aku pulang, sebenarnya ingin berterima kasih kepada
kalian semua. Terutama kepada kau,” kata Ikal.
“Aku akan berangkat ke Sorbon. Prancis Kang. Aku dapat
beasiswa,” lanjut Ikal memberi kejutan.
“Sorbon, Paris, Prancis,” kata Lintang seolah bangga dan heran.
Ikal berangkat ke Prancis dengan pesawat terbang.
Anak Lintang menerima kiriman kertas bergambar menara Eifel.
Kemudian menyerahkan kepada ayahnya, Lintang yang berada di dalam
rumah.
“Kejar pelangimu sampai ke ujung dunia nak, macam Pak Cik
Ikal. Jangan pernah menyerah!” kata Lintang kepada anaknya sambil
menunjukkan isi surat itu.
“Sesunguhnya iman itu ada enam perkara, pertama,
mengimankan pada Allah yang kuasa, kedua malaikat, ketiga kitab-kitab,
ke empat para rasul, ke lima hari kiamat, ke enam mengimankan takdir
baik dan buruk, itu semua dari Allah,” suara yang berlanjut dengan kertas
bergambar menara Eifel dan papan dinding SD Muhammadiyah yang di
78
dalamnya sedang terdapat Muslimah mengajarkan materi rukun iman
dengan bernyanyi.
79
BAB IV
NILAI EDUKATIF DALAM FILM LASKAR PELANGI
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
A. Apresiasi atas film Laskar Pelangi perspektif Pendidikan Islam
Film Laskar Pelangi merupakan film yang berbeda dari tren film-
film yang selama ini beredar di masyarakat. Film ini tidak menampilkan unsur
seksualitas, kriminal, glamor dan juga irasionalitas (misteri) yang dijual
sebagai daya tarik kebanyakan film saat ini. Film ini tidak sekadar menjual
hiburan, tetapi juga unsur edukatif.
Daya tarik dan kekuatan dari film Laskar Pelangi adalah pada cerita
dan permasalahan yang diangkat. Masyarakat sudah tertarik oleh cerita dalam
novel yang terlebih dahulu disambut oleh khalayak umum. Laskar Pelangi
hadir menawarkan pesan nilai yang mendorong penontonnya untuk menjalani
hidup dengan semangat menuju arah yang lebih baik. Melalui film, nilai-nilai
kebaikan yang dikemas menghibur, diharapkan dapat menginspirasi
penontonnya. Penonton dituntun melalui tontonan yang mendidik individu
menjadi mulia. Oleh karenanya, layak ketika Laskar Pelangi mendapatkan
apresiasi dari jutaan masyarakat yang menonton, sehingga kemudian meraih
penghargaan, baik pada tingkat nasional, regional dan internasional.
Film Laskar Pelangi dapat dikatakan film berjenis edutainment
karena pesan dan unsur yang ditonjolkan dalam film adalah isi cerita edukatif
yang dikemas dengan menarik. Film juga tergolong film religi karena seting
dan nilai-nilai yang disajikan bersumber dari ajaran Islam. Film ini juga
termasuk film dokumenter karena disusun berdasarkan fakta-fakta sejarah
pendidikan di Gantong Belitong pada tahun 1970-an.
Film Laskar Pelangi dilihat dari perspektif pendidikan, secara
tersirat, dari isi cerita memiliki misi pendidikan. Hal itu tidak hanya
dikarenakan seting film mengambil suasana lembaga pendidikan (sekolah),
80
tetapi juga oleh sebab materi pesan yang disajikan mengajarkan nilai-nilai
kebaikan (akhlakul karimah). Di antara manfaat dari film Laskar Pelangi bagi
dunia pendidikan dapat dilihat dari alasan-alasan sebagai berikut:
Cerita dalam film merupakan salah satu media pendidikan yang
efektif. Dalam Pendidikan Islam, dampak edukatif cerita (kisah) sulit
digantikan oleh bentuk-bentuk bahasa lainnya. Kisah memiliki dampak
psikologis dan edukatif yang baik dan cenderung mendalam sampai kapan
pun. Pendidikan melalui kisah dapat menggiring peserta didik pada
kehangatan perasaan, kehidupan, dan kedinamisan jiwa yang mendorong
manusia untuk mengubah perilaku dan memperbaharui tekad agar selaras
dengan tuntutan, penghargaan dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah
tersebut.112 Cerita dan visualisasi mengenai kegigihan, perjuangan, keikhlasan,
kasih sayang dan tangung jawab yang disajikan dari film Laskar Pelangi
sangat menarik. Menariknya isi cerita dalam film bagi masyarakat juga dapat
diukur melalui penjualan novel sehingga menjadi novel best seller.
Watak dan karakter tokoh yang digambarkan oleh tokoh-tokoh
dalam cerita juga akan lebih nyata karena disajikan melalui gambar yang
bergerak (audio visual) atau film. Pelibatan indera pendengar dan penglihatan
diharapkan dapat menumbuhkan empati, sehingga pesan edukatif dalam film
dengan mudah diterima oleh masyarakat dan berdampak baik pada sikap
hidupnya. Akhirnya watak dan karakter tokoh dalam film dapat menjadi sosok
inspirasi dan teladan bagi penontonnya.
Laskar Pelangi menawarkan warna kehidupan yang warna-warni
dengan menampilkan ketegangan, humor, dan permaian-permainan yang
sering dijumpai dalam kehidupan anak. Unsur humor dan cara berfikir anak
dalam cerita juga menjadikan film ini menarik dan menghibur, tanpa
mengurangi pesan eduaktif dalam film.
Dilihat dari tema dan seting yang ditampilkan, anak menjadi segmen
penontonnya. Dari seluruh isi film, dunia anak mendapat porsi yang sangat
dominan. Problem-problem dunia anak dan pendidikan yang tersaji kemudian
112Abdurrahman An-Nahlawi, Op.Cit., hlm. 239.
81
diberikan alternatif solusi yang sesuai dengan cara berpikir atau perspektif
anak. Anak-anak dihadapkan pada situasi permasalahan hidup yang tidak kecil
dan diselesaikan dengan cara pandang anak-anak. Film menawarkan gambaran
cara mendidik dan memahami karakter anak. Meskipun begitu, film juga
diharapkan untuk ditonton oleh masyarakat secara umum, karena persoalan
pendidikan dan kesenjangan ekonomi menjadi masalah bersama.
Misi pendidikan dari film tersebut sangat nyata dilihat dari gambar
yang menampilkan bagaimana proses belajar mengajar berjalan dan bagimana
hubungan antara guru, murid, dan masyarakat.
Perspektif pendidikan, film Laskar Pelangi memiliki dampak positif
bagi masyarakat umum karena pesannya yang memengaruhi untuk hidup
dengan akhlak terpuji. Film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga
pendidikan anak dan orang tua. Bagi anak, tokoh dalam film dapat dijadikan
teladan. Sementara bagi orang tua, film dapat menjadi referensi cara
memotivasi dan mendidik anak.
B. Nilai-nilai Edukatif Dalam Film Laskar Pelangi Perspektif Pendidikan
Islam
Nilai-nilai edukatif dalam film Laskar Pelangi merupakan nilai-nilai
sebagai derivasi dari misi baik yang tersurat atau tersirat dari ide cerita dalam
film. Ia menyampaikan pesan yang dapat disimpulkan dari visualisasi gambar
dengan komunikasi yang ditampilkan.
Film ini juga tidak sekadar menghibur, tetapi juga memiliki unsur
mendidik. Nilai-nilai yang terkait dengan persoalan hidup manusia diurai dan
ditawarkan alternatif solusi oleh pengaran dan sutradara. Film lahir oleh situasi
pendidikan pengarang (Andrea Hirata) dan sutradara (Riri Riza). Melalui film,
audien diharapkan dapat mengambil teladan dari gambaran watak, tingkah laku
dan karakter tokoh yang telah disajikan lewat cerita dalam film.
Melalui metode analisis proyeksi dan kategorisasi, maka nilai-nilai
edukatif yang terkandung dalam film Laskar Pelangi ditinjau dari perspektif
Pendidikan Islam, di antaranya adalah sebagai berikut:
82
1. Kerjasama
Nilai-nilai kerjasama dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 4, di mana kelas dipenuhi oleh air hujan dan beberapa
kambing. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan.
Supaya pendidikan tetap berjalan, Harfan mengusulkan agar Muslimah
melaksanakan pembelajaran di luar kelas.
Murid-murid bersama Muslimah membersihkan ruang kelas. Harfan datang mendekatinya kemudian menyarankan, “Mus, kau ajak anak-anak itu belajar di luar kelas saja, ya?”
“Biar kita bersihkan bersama-sama.” pinta Muslimah. “Pergilah... nanti Bakri bisa bantu aku…. pergilah, ya?” kata
Harfan membujuk Muslimah agar mengikuti permintaannya. Muslimah bersama murid-murid belajar di luar sekolah.
Bersama Bakri, Harfan kemudian memperbaiki atap yang bocor dan dinding yang rusak.
Episode 5, SD yang miskin fasilitas dan dana mendapat dukungan
dari Zulkarnaen. Ia belum dapat mendedikasikan tenaganya untuk
mengajar dan mengelola sekolah. Ia membantu sesuai dengan
kelebihannya, yaitu menyumbangkan materi sebagai modal sekolah
beroperasi.
“Baiklah, kalau begitu aku akan coba terus membantu... semampuku,” kata Zulkarnaen kepada Harfan.
“Si Widi besok akan datang membawa beras. Insyaallah bisa cukup untuk dua bulan,” tambahnya sambil berpamitan.
Episode 8, di bawah pohon depan sekolah, Harfan bercerita kepada
murid-murid.
“313 tentara Islam itu mengalahkan ribuan tetara Quraisy bersenjata lengkap. Anak-anakku, kekuatan itu dibentuk oleh iman, bukan jumlah tentara. Jadi ingatlah anak-anakku teguhkan pendirianmu, kalian harus punya ketekunan, harus punya keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita. Kalian harus punya keberanian dan pantang menyerah menghadapai tantangan macam apapun. Dan ingat, hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.” kata Harfan menceritakan
83
kisah Perang Badar kepada murid-murid dan menunjukkan pelajaran darinya.113
Episode 11, Muslimah dan murid-murid mempersiapkan diri untuk
mengikuti lomba cerdas cermat antar sekolah. Meskipun wakil yang
ditunjuk adalah Ikal, Mahar dan Lintang, semua murid ikut berlatih.
Muslimah melontarkan berbagai soal. “Salah satu wakil Indonesia dalam perjanjian Meja Bundar
adalah?” tanya Bu Mus kepada Lintang, Ikal dan Mahar. Ketiganya lama berfikir dan tidak kunjung memberikan
"Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (al-Maidah: 2).116
Kata birr dalam kalimat berarti segala kebaikan yang kemudian
dipahami sebagai kerelaan orang banyak. Dan kata takwa dipahami
sebagai ridha Allah. Sehingga kebaikan yang dimaksud dalam ayat
tersebut dapat disimpulkan kerelaan banyak manusia lainnya akan secara
tidak langsung juga akan membuat Allah ridha.117
113Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., pada CD 1. 114Ibid., CD 2. 115J Suyuti Pulungan, Op.Cit., hlm. 195. 116Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 157. 117Abdul Halim Hasan, Tafsir Al-Ahkam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 334.
84
Dalam beberapa episode di atas, pada episode 8, misi agama dan
kemaslahatan menjadi tujuan proses kerjasama yang dilakukan. Kerjasama
sebagai wujud dedikasi atas misi ketuhanan. Sementara pada Episode 11,
kerjasama antara guru dan murid dimaknai secara umum, yakni untuk
bekal menuju masa depan dan cita-cita agar memperoleh yang terbaik,
terutama nama baik sekolah.
Tujuan kerja sama adalah manfaat timbal balik di dalam interaksi-
interaksi manusia yang berjalan berdasarkan prinsip rasa saling hormat.
Kerjasama mengajarkan sikap untuk saling memahami dan menerima satu
sama lain dengan saling mendukung dan menguatkan.
2. Kemerdekaan
Nilai-nilai kemerdekaan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 2, ketika hari pendaftaran siswa baru di sekolah. Harun
yang memiliki kelainan psikologis diterima oleh sekolah tersebut.
Seorang ibu sedang mengiringkan anaknya, Harunmenuju sekolah.
“Seorang anak yang sangat istimewa telah menyelamatkan kami dan menghadiahkan senyum bahagia bagi di wajah Bu Mus. Dan senyum-senyum itu akan berganti-ganti dengan banyak hal. Menemani tahun-tahun kami ke depan. Tahun-tahun yang tidak akan pernah bisa terlupakan.” back sound film.
Episode 7, di ruang guru, Harfan bercakap-cakap dengan
Muslimah
”Mus, mestinya kau jangan merasa terbebani hanya karena ayah kau ada dalam foto itu bersamaku. Sudah dua bulan ya gaji kau dan Bakri tertunda. Mus, kau tu masih muda, cantik pula. Kenapa tu kau tolak lamaran anak Haji Mahdun. Lah jadi istri saudagar kau di Jawa.” kata Harfan mengawali percakapan dengan Muslimah di ruang guru.
Muslimah merespon pernyataan itu dengan berkata, “Mimpi aku ini bukan jadi istri saudagar. Mimpi aku jadi guru. Dan bapak adalah orang yang langsung percaya bahwa aku bisa jadi guru.
85
Sudah lima tahun ini kita menghadapi macam-macam masalah pak. Tapi kita tetap bertahan kan pak. Soal uang, aku dapat dari menjahit, pak.”
“Alhamdulillah,” respon Harfan.
Episode 7, Muslimah mendengarkan komentar dari murid-murid
mengenai keputusan bahwa murid-murid harus melaksanakan ulangan di
SD PN Timah.
“Ndak begitu bu, biasanya kita kan ulangan di sini,” protes Ikal.
“Pake sandal ketubruk gini bu, apalah kata-kata anak-anak SD PN,” kata Kucai memprotes keputusan itu sambil mengangkat seolah menunjukkan sendal lusuhnya.
Akhirnya, murid-murid pun mengikuti perintah dari gurunya untuk mengikuti ulangan di sekolah lain.
Episode 8, Harfan dan Muslimah juga memberikan kebebasan
memilih kepada Bakri yang mendapat tawaran mengajar di sekolah SDN 1
Bangka Belitung.
“Aku dapat tawaran mengajar dari SD 1 Bangka,” ungkap Bakri kepada Harfan dan Bu Mus di ruang Guru.
“Bakri… ndak mungkinlah, Mus mengajar semua mata pelajaran itu sendirian. Sebentar lagi anak-anak itu kelas enam. Setidaknya apa kau tidak ingin tinggal dan mendampingi mereka hingga lulus. Tunggulah sebentar lagi,” pinta Harfan kepada Bakri.
“Yaah... Tapi tawarn dari SD bangka juga tidak bisa menunggu pak,” kata Bakri menegaskan sikapnya.
Episode 9, Harfan meminta persetujuan murid-muridnya mengenai
rencana keikutsertaan sekolah dalam lomba karnaval.
Di kelas Muslimah bersama Harfan berkata kepada murid-murid, “Anak-anak, bapak dan ibu lah memutuskan tahun ini kita akan ikut karnaval. Karena ibu melihat, kawan kita Mahar selalu dapat nilai tinggi dalam mata pelajaran kesenian dia menjadi ketua kelompok yang tugasnya adalah menentukan kesenian apa yang akan kita tampilkan dalam karnaval. Apa kau setuju mahar?”
Mahar menyatakan siap. “Yang lain setuju?” tanya Bu Mus. Murid-murid menjawab secara serentak, “Setuju, setuju.”.118
118Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.
86
Islam memerintahkan umatnya untuk menjamin hak-hak dasar
setiap individu. Islam merumuskan hak-hak dasar yang harus dijamin
dalam hukum Islam, yakni dikenal dengan istilah ushul al-khams atau al-
druriyyat al-khams (lima prinsip pokok yang menjadi kebutuhan primer),
yaitu menjaga jiwa, agama, akal, harta dan keturunan.
Prinsip kebebasan (al-huriyyah) dapat diartikan sebagai suatu
jaminan bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya dengan cara
yang baik, bertanggung jawab dan perilaku yang mulia (al-akhlaq al-
karimah).119 Pada dasarnya, kemerdekaan adalah suatu jaminan bagi
rakyat (umat) agar dapat melaksanakan hak-hak mereka.
Kebebasan yang dibutuhkan manusia adalah kebebasan beragama,
kebebasan dari perbudakan, kebebasan dari kekurangan, kebebasan dari
rasa takut, kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan bergerak,
kebebasan dari penganiayaan dan lain-lain.120
Sebagai hak dasar, kebebasan membuat setiap orang atau golongan
merasa terangkat eksistensinya dan dihargai harkat kemanusiaannya di
Wujud nilai kemerdekaan dalam beberapa episode di atas beragam.
Kemerdekaan dalam arti jaminan untuk mendapatkan hak pendidikan
terdapat pada episode episode 2. Di mana Harun sebagai anak yang
cacatsecara psikologis tetap diberi tempat sama dengan anak-anak lain di
sekolah.
Kemerdekaan dalam arti jaminan untuk berpendapat terdapat pada
episode 7, ketika Muslimah mendengarkan komentar dari murid-murid
atas keputusan yang terkait dengannya, yakni ulangan.
Selain itu kemerdekaan berpendapat terdapat pada sikap Harfan
yang memberi kekebasan Muslimah untuk menyatakan pendapat dan
memilih jalan hidup sebagai guru. Pada episode 9, ketika Harfan meminta
persetujuan dari murid-murid mengenai keikutsertaan dalam lomba
karnaval. Kemudian juga pada episode 8, ketika Bakri mengeluarkan
alasan untuk berhenti mengajar di SD Muhammadiyah.
Kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih, terdapat pada
episode 7, yakni Muslimah memilih jalan hidupnya sebagai guru dan pada
episode 8, Bakri memilih pindah mengejar di SDN 1 Bangka.
3. Kebahagiaan
Nilai-nilai kebahagiaan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 3, di mana Harfan menawarkan cerita kepada murid-murid
yang sedang ditegur oleh Muslimah karena tidak ada di kelas pada jam
pelajaran.
Dari jarak tidak jauh, Harfan datang. “Hai anak-anak, siapa yang mau mendengarkan cerita Nabi
Nuh yang membuat perahu kayu terbesar yang pernah dibuat oleh manusia.” katanya dengan nada agak lantang.122
Murid-murid yang sedang bermain di tanah lapang mendadak berhamburan lari menuju kelas untuk mendengarkan cerita Harfan.
122Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.
88
Dalam Islam, menurut Ibnu Khaldun, bahagia adalah tunduk dan
patuh mengikuti garis-garis yang ditentukan Allah dan
perikemanusiaan.123 Bagi orang yang berpegang teguh dengan agama,
kebahagiaan adalah pada meninggalkan sesuatu yang terlarang, mengikuti
yang disuruh, menjauhi yang jahat, dan mendekati yang baik. Bahagia
adalah pada mengerjakan agama.
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali, kebahagiaan adalah
kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendaknya yang
berlebih-lebihan. Itulah yang bernama peperangan besar dan nilainya lebih
dari segala kemenangan. Kebahagiaan merupakan segala yang mengarah
pada kebaikan untuk bersama.124
Nilai kebahagiaan yang diajarkan dalam episode 3 di atas
terkandung pada sikap Harfan. Harfan sebagai kepala sekolah menjalankan
tugasnya agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Ia memberikan
contoh cara megajar agar sesuai dengan perkembangan peserta didik,
yakni melalui cerita dan materi agama. Murid-murid yang berhamburan
dengan senang mengikuti pelajaran. Harfan melakukan pendekatan lebih
halus dari pada Muslimah yang tersulut oleh kemarahan.
4. Kejujuran
Nilai-nilai kejujuran dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 2, pada hari penerimaan siswa baru, Harfan selaku kepala
sekolah dengan jujur mengatakan kepada wali murid bahwa sekolah akan
ditutup karena syarat untuk mendapatkan sepuluh siswa baru tidak
terpenuhi. Harfan mengatakan itu dalam sambutannya.
"Syukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah SWT, karena kehadiran bapak-bapak dan ibu-ibu di sini adalah untuk menyelamatkan pendidikan di SD Islam tertua di tanah Belitong ini, sekolah dengan dasar budi pekerti demi tegaknya akhlakul
123Hamka, Op.Cit., hlm. 12. 124Ibid., hlm. 16.
89
karimah, akhlak yang baik. Namun demikian, kalau kita tidak bisa memperoleh sepuluh orang murid baru, maka kita tidak bisa membuka kelas baru. Sebaiknya semua ini kita terima dengan hati yang ikhlas.”125
Episode 11, ketika lomba cerdas cermat berlangsung, juri tidak
menerima jawaban dari Lintang atas pertanyaan yang dilontarkan karena
tidak menjalankan aturan main.
“Soal pertama, siapakah yang menemukan mesin uap?” tanya pembaca soal.
“James Watt,” jawab Lintang tanpa memencet bel. “James Watt,” jawab regu A sambil memencet bel. “Seratus regu A,” puji pembaca soal tanda benarnya jawaban. “Kalau mau jawab dipencet dulu belnya, Ntang,” kata Ikal
memberikan pengertian.
Episode 11, pada lomba cerdas cermat, juri menerima kebenaran
jawaban Lintang. Pada akhir pertanyaan, kelompok Lintang dikurangi 100
karena jawaban Lintang dinilai salah. Salah satu guru SD PN Timah,
Mahmud, menginterupsi karena menurutnya jawaban Lintang adalah
benar.
“Sebentar, tunggu dulu. Hasil hitungan aku sama dengan anak itu. Menurutku hitungan anak itu benar,” kata Pak Mahmud menginterupsi.
“Kau meragukan kami? Lagi pula dari tadi aku melihat anak itu ndak pernah menghitung,” tanya Salah satu Juri dan memberi alasan kecurigaannya.
“Ini bukan masalah meragukan. Bapak-bapak dan ibu yang terhormat tapi hitungan anak itu benar. Bagaimana kalau kita hitung lagi bersama!?” kata Pak Mahmud menyarankan.
“Aku bisa menjelaskannya,” kata Lintang ingin mempertanggungjawabkan sikapnya.
Lintang menjelaskan jawabannya dengan cara menguraikanya di papan tulis yang disediakan oleh panitia.
“Maaf kami melakukan kesalahan, jawaban anak ini benar. Jadi pemenangnya adalah dari SD Muhammadiyah.” kata juri melihat uraian Lintang dan mengakhiri perlombaan.126
Islam memerintahkan pemeluknya agar bersikap jujur.
Sebagaimana firman Allah:
125Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 126Ibid., CD 2.
mereka menjawab setelah Lintang dan jawabannya sama dengan jawaban
dari Lintang.
Selain itu pada episode 11 juga, juri menerima kebenaran jawaban
Lintang karena sesuai dengan logika dan terbukti. Sikap itu kemudian
diikuti penerimaan secara terbuka dengan menyatakan telah berbuat keliru
.
5. Kerendahhatian
Nilai-nilai kerendahhatian dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 4, Harfan sebagai kepala sekolah membersihkan dan
memperbaiki gedung sekolah yang berantakan akibat air hujan. Ia tidak
segan meminta Muslimah dan anak-anak untuk belajar di luar kelas.
Anak-anak Laskar Pelangi bersama Muslimah membersihkan ruangan kelas yang dipenuhi oleh air hujan dan mengusir tiga kambing dari dalamnya.
Harfan datang mendekati Muslimah kemudian menyarankan, “Mus, kau ajak anak-anak itu belajar di luar kelas saja, ya?”
“Biar kita bersihkan bersama-sama.” pinta Muslimah. “Pergilah... nanti Bakri bisa bantu aku…. pergilah, ya?” kata
Harfan membujuk Muslimah agar mengikuti permintaannya. Akhirnya, Muslimah membawa murid-murid belajar keluar kelas. Sementara, Harfan membersihkan ruang kelas, dan menuntup lobang dindingnya.129
Islam mengajarkan pemeluknya untuk bersikap rendahhati kepada
siapapun. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
"…dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendahdirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (al-Hijr: 88).130
Rendah hati (tawadhu’) adalah sifat merendahkan diri, baik di
hadapan Allah SWT maupun terhadap setiap makhluk. Tawadhu’ lawan
kata dari takabur (sombong). Orang yang bertawadhu’ berarti orang yang
129Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 130Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 399.
92
selalu rela terhadap kedudukan yang lebih rendah, mau menerima
kebenaran, serta rendah hati terhadap siapapun.131
Dengan demikian nilai rendah hati pada episode 4 itu terkandung
dalam sikap Harfan. Harfan yang sebagai kepala sekolah tetap pada
keinginannya untuk membersihkan kelas. Padahal, seharusnya tugas
membersihkan dan memperbaiki adalah tugas orang yang berjabatan di
bawahnya. Meskipun, sebenarnya Muslimah yang menginginkan bersama
membersihkan sekolah,
Sikap Harfan tersebut mengandung nilai rendah hati sebagai sarana
penyucian jiwa dengan cara menjauhkan jiwa dari keangkuhan dan ujub
oleh sebab jabatan.
6. Kasih sayang
Nilai-nilai kasih sayang dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 1, ibu Ikal menenangkan anaknya, ketika Ikal diganggu
kakak-kakaknya. Ikal diejek karena sepatu yang akan dikenakannya lebih
cocok dikenakan oleh anak perempuan.
“Heh heh heh.. kau ini, kakaknya bisanya ngacau saja. Kal pakailah itu dulu, nanti kalau ada rezeki, umak beli lagi yang lebih bagus,” kata Ibu Ikal memperingatkan kakak-kakal Ikal dan membelanya.
Episode 1, untuk dapat mendaftarkan Ikal di SD Muhammadiyah,
ayah Ikal meminta ijin kepada tempatnya bekerja.
“Jadi kau minta ijin untuk ngantar ikal?” kata Ibu Ikal sembari memasak.
“Jadi, aku ijin setengah hari,” jawab Ayah Ikal sambil berdandan di depan cermin.
Episode 1, ibu Ikal menitipkan salam melalui suaminya kepada
Harfan.
“Aku pergi dulu.” kata Ayah Ikal menuju sepeda.
131Sa'id Hawwa, Op.Cit., hlm. 167.
93
“Sampaikan salamku buat Pak Harfan,” kata Ibu Ikal meresponnya.
Episode 7, Muslimah mengajarkan kepada murid-murid mengenai
peta Belitung.
Saat itu, Muslimah mengajar peta Belitong. “Lenggang, di mana Harun, Lenggang, Harun,” tanya
Muslimah. Harun menuju papan tulis tempat peta ditempelkan kemudian
ia menunjukkan posisi Lenggang di dalam peta tersebut. “Iya betul, pandai kau Harun,” puji Muslimah atas jawaban
Harun.
Episode 10, Muslimah bertamu ke rumah pamannya, Harfan yang
sedang sakit. Perbincangan mengenai obat untuk kesembuhan antara
Muslimah dan bu Haran seolah menjadi wujud kepedulian mereka kepada
Harfan.
“Dia cuma perlu istirahat Mus,” kata Bu Harfan kepada Muslimah.
Episode 10, ayah Lintang melarang anaknya ikut melaut. Ketika
melihat ayahnya yang mengemasi barang-barang untuk pergi melaut,
Lintang mengutarakan maksudnya untuk ikut membantu mencari ikan di
laut.
“Mau ape kau!? esok kau sekolah,” kata ayah Lintang dengan tegas seolah melarang kemauan Lintang. 132
Episode 11, ayah Lintang yang pergi melaut sejak pagi. Sampai
Lintang pulang dari mengikuti lomba, ayahnya belum juga pulang.
“Setelah hari bersejarah itu Lintang tidak kunjung muncul di sekolah,” kata back sound bercerita diiringi gambar penantian Lintang. Di rumah, Lintang memasak dan merawat adik-adiknya.
“Berhari-hari kami menanti sahabatku yang cerdas dan aku kagumi itu. Tapi tak ada kabar berita,” lanjut back sound menjelaskan.
Episode 11, ayah Lintang telah tiada. Lintang akan mengucapkan
salam perpisahan kepada teman-teman dan gurunya di sekolah.
132Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1.
94
Suasana haru ketika murid-murid dan Muslimah melepas kepergian Lintang.
“Lintang!!!” kata Ikal berteriak sambil mengejar Lintang yang pergi mengayuh sepedanya. Ia seolah tidak rela melepas Lintang meninggalkan mereka semua.
Episode 12, Ikal dari perantauan pulang ke kampung halaman
untuk menemui Lintang.
“Tujuan aku pulang, sebenarnya ingin berterima kasih kepada kalian semua. Terutama kepada kau,” kata Ikal kepada Lintang.133
Islam mengajarkan pemeluknya untuk menebarkan kasih sayang.
Islam menuntut kasih sayang tidak hanya yang berdimensi pribadi. Kasih
sayang tidak hanya wajib bagi warga se-agama, tetapi wajib pula bagi
pemeluk agama lain. Kasih sayang juga merupakan tali pengikat yang
menghubungkan seluruh manusia, yang menjadi norma Islam maupun
agama-agama lain. Hal ini sesuai denga misi agama Islam.134 Allah
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” ( QS. al-Anbiya’; 107).135
Dalam al-Qur’an, hanya Muhammad SAW yang disifati Allah
dengan sifat kasih sayang (ar-rahim). Perilaku nabi merupakan menifestasi
dari kasih sayang Allah kepada hambanya.136
Islam menegaskan cinta dan kasih sayang sebagai prinsip dasar
seluruh hubungan kemanusiaan. Islam memandangnya sebagai tali
penghubung segenap manusia di bumi ini, baik karena ikatan keluarga,
atau karena perjumpaan dalam masyarakat kecil atau besar, atau bahkan
dalam masyarakat manusia secara universal. Faktor-faktor inilah yang
membuat nabi Muhammad SAW memandang ucapan salam dan menjamu
tamu sebagai syiar Islam. Islam menganjurkan bagi muslim untuk
133Ibid., CD 2. 134Muh Abu Zahrah, Op.Cit., hlm. 51. 135Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 508. 136M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 519.
95
mengucapkan salam kepada orang yang telah dikenal atau belum dikenal
agar menimbulkan kasih sayang dalam dirinya.137
Dengan demikian nilai kasih sayang yang terkandung dalam
episode di atas bermacam-macam. Tali kasih yang disebabkan oleh ikatan
keluarga, yakni antara ibu dan anak atau adik dan kakak, terdapat pada
beberapa episode. Pada episode 1, kasih sayang jenis ini terlihat ibu dan
ayah Ikal kepada Ikal dengan cara menenangkan ketika diejek dan
mendaftarkan anaknya ke sekolah. Pada episode 10, kasih sayang terlihat
dari kepedulian Muslimah dan bu Harfan kepada Harfan yang sedang
sakit. Kasih sayang hubungan darah juga terlihat ketika ayah Lintang
melarangnya untuk ikut melaut dengan alasan Lintang besok akan sekolah.
Sementara pada episode 11, tali kasih antara kakak-adik terlihat dari sikap
Lintang menggantikan tugas ayahnya untuk merawat adik-adiknya.
Kasih sayang yang bersifat amanah terdapat pada episode 7 karena
terdapat hubungan struktural guru-murid. Muslimah sebagai guru
memperlakukan dan mendidik Harun sebagaimana murid lain. Dalam
makna yang lebih dalam, keadilan lahir dari kasih sayang.
Sedangkan, kasih sayang dalam arti dorongan kemanusiaan,
terdapat pada episode 1 ketika ibu Ikal menitipkan salam untuk Harfan.
Pada episode 11 dan 12, di mana Lintang mengucapkan salam perpisahan
kepada teman dan gurunya, serta kepulangan Ikal ke Gantong untuk
mengucapkan terima kasih kepada temannya, Lintang.
7. Kedamaian
Nilai-nilai kedamaian dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 10, pencarian Tuk Bayan menyebabkan perpecahan pada
sepuluh murid anggota Laskar Pelangi. Sahara tidak setuju karena
menganggap hal itu sebagai perbuatan syikir.
137Muh Zahrah, Op.Cit., hlm. 47.
96
Mahar dan teman-temannya menemukan mantra dari Tuk Bayan Tula.
“Kalau nak pintar belajar kalau nak berhasil usaha,” kata Mahar membaca mantra tersebut bersama teman-temannya.
Sebagian murid anak merasa kecewa dan terjadi perselisihan dan adu mulut di antara mereka.
“Ku cekik kau Mahar,” kata Arai sambil mendorong badan Mahar.
Ikal yang tidak jauh dari kerumunan tersebut, mendekat kemudian menangahi perseteruan itu. Ia mengingatan, “Sudahlah!! Benar pesan itu, kita lah yang bodoh, sampai ke dukun segala,”.
Mahar menghampiri mereka berdua kemudian berucap, “Maafkan aku, boy.”138
Episode 11, pada acara lomba cerdas cermat, perselisihan terjadi
antara Mahmud dan juri lomba. Perselisihan terjadi disebabkan jawaban
Ikal yang dinilai salah, padahal menurut hitungan Mahmud adalah benar.
“Sebentar, tunggu dulu. Hasil hitungan aku sama dengan anak itu.” kata Mahmud menginterupsi.
“Maksudmu ape?” pertanyaan salah satu juri. “Ya menurutku hitungan anak itu benar,” komentar Pak
Mahmud. “Kau meragukan kami? Lagi pula dari tadi aku melihat anak
itu ndak pernah menghitung,” tanya Salah satu Juri dan memberi alasan kecurigaannya.
“Ini bukan masalah meragukan. Bapak-bapak dan ibu yang terhormat tapi hitungan anak itu benar. Bagaimana kalau kita hitung lagi bersama!?” kata Pak Mahmud menyarankan.
“Tidak perlu. Untuk ape? Dari tadi aku sudah curiga, jangan-jangan anak itu sudah tahu jawabannya,” kata juri.
“Aku bisa menjelaskannya,” kata Lintang ingin mempertanggungjawabkan sikapnya.139
Perdamaian dalam syariat Islam sangat dianjurkan, sehingga akan
terhindar dari kehancuran silaturahmi (hubungan kasih sayang) dan
permusuhan. Perintah Isalam untuk mendamaikan pihak yang berselisih
138Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 139Ibid., CD2.
97
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Qs. Al-Hujurat : 10)140.
Dalam ayat di atas Allah menjelaskan bahwa meskipun tidak
memiliki garis darah, umat mukmin adalah bersaudara oleh sebab
kesamaan kepercayaan agamanya. Persamaan dalam bentuk apapun dapat
menjadikan tali persaudaraan. Persaudaraan seperti ini dapat menjadi jalan
menuju perdamaian pihak yang berselisih.141
Perdamaian (Ash-Shulh) dapat dipahami penghentian perselisihan,
penghentian peperangan. Seluruh orang mukmin harus bersatu dan
mengambil bagian yang sama dalam rangka perdamaian. Hal ini bertujuan
untuk memelihara kesatuan dan persaudaraan suatu umat yang memiliki
persamaan hak dan kewajiban.142
Dengan demikian, nilai kedamaian yang terkandung dalam episode
10 dan 11 dari film ini. Pada episode 10, perdamaian terlihat dari sikap
Ikal dengan cara menenangkan pihak yang berselisih. Ikal tidak membela
atau menyalahkan Mahar karena telah mengajak teman-temannya ke
dukun. Ia mengingatkan bahwa hikmah atau pelajaran dari kejadian itu
lebih penting untuk disikapi.
Sedangkan pada episode 11, nilai perdamaian terdapat pada sikap
Lintang. Jawabannya mengakibatkan perselisihan antara Mahmud, juri dan
Zulkarnaen. Sehingga, Lintang mengambil langkah mendamainkan
mereka dengan jalan menjelaskan jawabannya. Karena uraian yang dibuat
Lintang dapat diterima akal, akhirnya juri menerimanya. Pelajaran yang
dapat diperoleh dari kejadian tersebut adalah bahwa perselisihan dapat
terjadi karena terjadi ketidaksepahaman dan sebaliknya, perdamaian akan
Rasa hormat dalam film Lakar Pelangi terdapat pada beberapa
episode sebagai berikut:
Episode 1, ketika Muslimah berpapasan Lintang di jalan depan
sekolah.
“Siapa nama kau nak?” kata Muslimah dengan memegang sepedanya.
“Aku Lintang dari dari Tanjung Kelimpang.” jawab Lintang. “Sejauh ini kau naik kereta angin sendiri?” kembali
Muslimah bertanya seolah heran dengan semangat Lintang. Sambil menyerahkan surat kepada Muslimah Hafsari Hamid
atau Bu Mus, Lintang berkata, “Ayahku harus ke laut, jadi ndak bisa datang.”
Episode 7, meski terhalang oleh kawat berduri, salah satu murid
SD PN Timah, Flow tetap melakukan komunikasi dengan anak-anak
miskin seperti anggota Laskar Pelangi.
“Kau punya banyak majalah macam ini,” tanya Mahar. “Aku punya banyak…. Ambillah ini,” kata Flow sembari
tangannya mengulurkan majalah kepada anak-anak Laskar Pelangi. Satpam komplek perumahan karyawan PN Timah kemudian
mengusir mereka dari kawasan tersebut. “Pergi, pergi!!” kata Satpam mengusir Ikal dan kawan-
kawannya.143
Rasa hormat adalah perbuatan yang mencerminkan menghargai
lebih terhadap seseorang. Taat ataupun hormat tidak hanya terkait
hubungan secara vertikal namun juga horizontal. Manifestasi dari sebuah
rasa hormat adalah dalam bentuk kepatuhan dan ketaatan. Islam
mengajarkan pemeluknya untuk menumbuhkembangkan rasa hormat baik
kepada yang tua atau muda, seagama atau lain agama. Hal itu menjadi
wujud Islam yang rahmatan lil’alamin.144
Nilai hormat terkandung dalam kedua episode di atas. Pada episode
1, rasa hormat terdapat pada sikap Muslimah dalam menyambut
kedatangan Lintang. Muslimah merasa terhormat atas perjuangan yang
143Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 144http://www.hidayahlirboyo.co.cc/2009/04/antara-patuh-dan-hormat.html. Diakses 25 Mei
2009 pukul 14;00 WIB.
99
dilakukan Lintang bersepeda dengan jarak 40 kilometer untuk
mendaftarkan diri di sekolahnya. Rasa hormatnya tidak didasari oleh status
tetapi karena semangat dan tanggungjawab Lintang yang masih kanak-
kanak.
Sedangkan pada episode 7, rasa hormat terdapat pada sikap Flow
sebagai seorang anak keturunan keluarga kelas atas memperlakukan
dengan baik anak-anak yang berstatus jauh di bawahnya. Diskriminasi
berdasarkan ekonomi yang terjadi tidak membuatnya merendahkan anak-
anak miskin. Meskipun dipisahkan oleh tembok dan kawat berduri, Flow
tetap mau berkomunikasi dengan anggota Laskar Pelangi. Mereka juga
berbagi pengetahuan tentang suku Asmat.
9. Tanggung jawab
Nilai-nilai tanggung jawab dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 3, Muslimah meminta tanggung jawab Kucai sebagai
ketua kelas. Kucai tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagai ketua
kelas, di mana di saat jam pelajaran semua murid malah bermain di luar
kelas.
Muslimah berkata kepada Kucai “Kucai, menjadi seorang pemimpin itu adalah tugas yang mulia.”
Sahara yang sedang berlari menuju kelas, menghampiri Kucai dan berpesan, “Hai Kucai, al-Qur'an mengingatkan bahwa kepemimpinan seorang itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akherat,”
Episode 7, Muslimah memilih untuk memotong percakapannya
dengan Mahmud untuk menunaikan tugasnya sebagai guru.
“Kenapa kau tolak mengajar di SD PN Mus? Ape yang kau cari dari sekolah yang hampir roboh itu. Anak-anak yang ndak jelas. Tak cerah masa depannya. Tawaran itu masih ada Mus. Aku bisa bicara dengan...” kata Mahmud.
“Maaf Pak Mahmud. Murid-muridku yang rajin menungguku dalam kelas,” jawa Muslimah.
100
Episode 8, meskipun Bakri berhenti mengajar di SD
Muhammadiyah, Muslimah bertahan. Bahkan, ia membulatkan tekad
untuk bekerja lebih keras.
“Iya… yang penting kita. Kita ndak boleh putus asa. Tugas kita adalah meyakini anak-anak ini bahwa mereka harus berani punya cita-cita,” kata Harfan menyemangati Muslimah.
“Iya. Iya, kita berdua harus bekerja lebih keras lagi, pak. Biar orang-orang percaya bahwa sekolah ini ada dan pantas untuk dibertahankan. Kita berdua harus bekerja lebih keras lagi,,, lebih keras lagi,” kata Muslimah optimis sambil menganggukkan kepala.
Episode 9, Mahar berusaha dengan keras atas tugasnya yang
ditunjuk untuk mempersiapkan konsep lomba karnaval.
“Ada yang tau dimana Mahar?” tanya Bu Mus kepada murid-murid di kelas.
Tiba-tiba, dari luar kelas Mahar datang dan berkata, “Akulah lah tau apa yang harus kita tampilkan waktu karnaval.”
Episode 10, Muslimah mempertanyakan hasil ulangan yang
menurun. Muslimah khawatir atas kedatangan Flow.
“Kehadiran Flow merubah sikap anak-anak,” kata Muslimah. “Jangan takut dulu lah Mus yang penting kau temani
mereka,” komentar Harfan. Di kelas, Muslimah menegur murid-murid karena hasil
ulangan meraka menurun. “Mahar Flow nilai ulangan kalian paling buruk. Apa kalian tidak mau lulus ujian,” tanya Bu Mus.145
Episode 11, Lintang bertanggung jawab ketika jawabannya atas
soal dari panitia yang mengakibatkan perdebatan panjang antara juri
lomba cerdas cermat, Mahmud, dan Zulkarnaen. Lintang bertanggung
jawab dengan menguraikan jawabannya.
“Aku bisa menjelaskan,” kata Lintang menengahi perdebatan. Lintang kemudian menuliskan uraian mengenai jawabannya
di papan tulis yang disediakan oleh panitia.146
Islam memerintahkan sikap tanggung jawab sebagaimana hadits:
145Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 146Ibid., CD 2.
101
: يقول موسل عليه اهللا صلى اهللا رسول سمعت يقول عمر ابن عبداهللا عناإلمام راع ومسئول عن : كلكم راع وكلكم مسئول عن راعيته
)147 البخارى رواه(راعيته
Dari Abdullah Ibnu Umar mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tiap-tiap orang adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab terhadap orang yang dipimpinnya. Penguasa bertanggung jawab terhadap rakyatnya." (HR. Bukhari).
Agama Islam mengajarkan kepada setiap muslim untuk menjaga,
memelihara, dan mempertanggungjawabkan amanat dan menjauhkan diri
dari perbuatan khianat dan penyelewengan. Ia merupakan urat nadi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.148
Tanggung jawab adalah mampu memberikan penjelasan atas
perbuatan yang telah dilakukan. Orang yang bertanggung jawab tidak
hanya dapat memberikan penjelasan atau jawaban tetapi juga mampu tidak
mengelak. Penjelasan atau jawaban tersebut diberikan kepada dirinya
sendiri, kepada masyarakat luas dan Tuhan. Kata tanggung jawab juga
mengandung makna penyebab, yaitu mempertanggungjawabkan sesuatu
yang disebabkan olehnya.
Menurut K Bertens, tanggung jawab terkait erat dengan kebebasan,
karena kebebasan adalah syarat mutlak untuk tanggungjawab.
Konsekuensi dari kebebasan itu adalah pertanggungjawabannya terhadap
kebebasannya dari pilihan yang ditempuhnya. Semakin tinggi tingkat
kedudukan seseorang, semakin banyak tanggung jawab yang ada
padanya.149
Menunaikan amanah dan tanggung jawab merupakan sesuatu yang
tidak mudah sehigga harus dikerjakan dengan memaksimalkan seluruh
kemampuan.
147Abu Abdullah Muhammad, Shahih Bukhari (Juz awal), (Beirut: Dar al-Kitab al Islam, tt),
hlm. 160. 148M. Yunan Nasution, Op.Cit.,hlm. 256. 149Dikutip dari Zahruddin, Op.Cit., hlm. 131.
102
Pertanggungjawaban dapat dilakukan secara horizontal dan
vertikal. Horizontal dalam arti sesama manusia atau orang yang
berkedudukan sama. Sementara vertikal dimaknai pertanggung jawaban
kepada atasan atau kepada sang khalik. Pertangungjawaban juga tidak
mengenal waktu, karena meskipun pertanggungjawaban dapat dilakukan
di dunia, di akherat nanti pertanggungjawaban juga harus dilakukan.
Nilai tanggung jawab terdapat pada beberapa episode di atas.
Tanggung jawab disebabkan amanah dan tugas terdapat pada episode 3,
Muslimah memeringatkan agar Kucai menjalankan amanahnya. Karena
posisi ketua kelas merupakan tugas mulia dan harus di
pertanggugjawabkan. Pada episode 7, di mana ketika di jalan berpapasan
dengan Mahmud, Muslimah lebih memilih untuk menunaikan tugasnya
menuju sekolah untuk mengajar dari pada membicarakan tawaran
mengajar di SD PN Timah. Pada episode, meskipun Bakri berhenti
mengajar, Muslimah tetap bertanggung jawab untuk mendidik murid-
murid, bahklan dengan usaha lebih giat. Pada episode 9, tanggung jawab
terlihat dari usaha keras Mahar untuk menunaikan tugasnya
mempersiapkan lomba karnaval. Pada episode 10, pertanggungjawaban
dilakukan Muslimah dengan mempertanyakan hasil ulangan. Sedangkan
pada episode 11, tanggung jawab terdapat pada sikap Lintang dengan cara
memberikan uraian atas jawabannya.
Tanggung jawab merupakan sebuah hal pokok dalam kepribadian
seseorang, orang yang tidak memiliki (atau lari dari) tanggung jawab
adalah orang yang tidak memiliki kepribadian.
10. Kesederhanaan
Nilai-nilai kesederhanaan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 1, pada hari pertama masuk sekolah, Ikal memanfaatkan
sepatu bekas kakaknya.
103
“...Kal pakailah itu dulu, nanti kalau ada rezeki, umak beli lagi yang lebih bagus,” kata Ibu Ikal memarahi kakak-kakaknya.
Episode 4, Harfan memperbaiki dinding kelas yang berlubang. Ia
menutupnya dengan poster bergambar Rhoma Irama. Kepala sekolah
tersebut juga menjemur kapur tulis yang basah akibat terkena air hujan.
Episode 6, ketika pelajaran berhitung, di SD PN Timah, Mahmud
membagikan satu kalkulator untuk setiap anaknya. Sementara di SD
Muhammadiyah Muslimah memanfaatkan media pembelajaran seadanya.
“Sekarang kita akan belajar berhitung. Ayo keluarkan lidi-lidimu. Ibu akan membacakan soal, dua belas ditambah empat kali min lima sama dengan (12+4x-5=)... Ayo dihitung sekarang!”.
“Minus 80,” jawab Lintang. Sahara bermain dengan harun di depan kelas. “Run, Run, jadi anak kucing kau tu ada anak tiga,
bilangannya tiga lahirnya juga ditanggal tiga, run ya.” tanya Sahara kepada Harun.
Harun menjawab dengan isyarat jari tangannya. “Pintar sekarang kau Run, ya.” komentar Sahara atas jawaban
Harun.
Episode 9, di pasar, Muslimah menyaksikan bahwa SD PN Timah
akan mempersiapkan karnaval dengan fasilitas mewah.
“Bu Fatimah, kok belanja kain banyak sekali?” tanya Muslimah.
“Oh, seragam anak SD PN. Kan sebentar lagi perayaan 17-an. Ada Lomba karnaval kan. Seragamnya dibuat baru lagi. Juara bertahan harus tampil prima kan Mus,” kata Fatimah, seorang orang tua murid SD PN yang sedang membelikan kain baru untuk persiapan anaknya ikut karnaval 17-an.
Harfan dan Muslimah memutuskan sekolahnya akan ikut lomba karnaval dengan menunjuk Mahar sebagai koordinatornya.
“Mahar Bapak harus ingatkan kau kite ndak ada dana,” pesan Harfan kepada Mahar.
“Setuju. Serahkan saja pada Mahar dan alam,” kata Mahar percaya diri.150
Islam mengajarkan pola hidup sederhana dalam segala bidang
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.".151
Islam (Qana’ah) dipahami sebagai sikap merasa cukup atas apa
yang dimilikinya dengan mengharap ridha atas karunia dan rezeki yang
diberikan Allah SWT. Orang yang hidup qana’ah bisa saja memiliki harta
yang sangat banyak, namun bukan untuk menumpuk kekayaan.
Qana’ah mempunyai korelasi erat dengan syukur. Syukur
membuahkan qana’ah dan sebaliknya. Syukur sebagai tanda hamba
menikmati keadaan yang mungkin kurang. Qana’ah merupakan buah
kesyukuran yang membuat pelakunya tenang dan stabil dengan menerima
keadaan tanpa keluhan atau bahkan menggugat keadaan yang tidak sesuai
keinginan. Akan tetapi, sesuatu yang diterima itulah menjadi keberkahan
dari Allah.152 Kesederhaan menjadi wahana menyucikan jiwa karena
menghindarkan dari sifat mubadzir atau membuang-buang.
Kesederhaan terdapat pada episode 1 adalah ketika ikal
memanfaatkan sepatu bekas kaknya yang masih dapat difungsikan. Hal
sama dilakukan Harfan pada episode 4. Harfan memanfaatkan barang yang
cacat dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat
dimanfaatkan kembali. Wujud rasa syukur dalam hal ini dipahami dengan
mengambil nilai manfaat meskipun barang bekas atau cacat.
Kesederhanaan di sini diartikan memaksimalkan nilai guna sebuah barang.
Pada episode 6, kesederhaan terdapat pada pemanfaatan media
pembelajaran menghitung, yakni Muslimah memanfaatkan lidi. Sedangkan
pada episode 9, alasan Muslimah untuk memutuskan mengikuti lomba
karnaval adalah satu, yakni sumber daya manusia. Mahar selalu mendapat
nilai bagus pada mata pelajaran kesenian. Berbeda dengan SD PN Timah
yang mengandalkan dana dan fasilitas untuk bekal utama lomba karnaval.
151Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 568. 152M Yunan Nasution, Op.Cit., hlm. 154.
105
11. Toleransi
Nilai-nilai toleransi dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
Episode 1, yaitu ketika ia menuju sekolah untuk mendaftarkan
anaknya. Ayah Ikal mendiamkan komentar para karyawan perusahaan.
“Kemana kau? nganter anak ke sekolah miring itu. Yang pasti, dari sekolah miring itu apa yang akan kau dapatkan. Percuma kuliah akhirnya jadi kuli jua,” komentar para pekerja yang sedang melihat Ikal dan ayahnya melintas di depan perusahaan.
Episode 7, anak-anak Laskar Pelangi mengikuti ujian di SD PN
Timah. Pengawas ujian meremehkan Harun karena kertas jawaban yang
seharusnya digunakan untuk menjawab soal malah digambari kucing.
“Anak itu malah menggambar kucing,” kata seorang pengawas sambil tertawa menunjukkan lembar jawaban Harun kepada pengawas lain.
Sekembalinya di SD Muhammadiyyah, Muslimah mengungkapkan ketidaksukaannya atas sikap pengawas kepada Harfan.
“Ndak usah terlalu kau fikirkan Mus. Kau siapkan rapot anak-anak itu lalu biarkan mereka berlibur. Kau pun perlu pergi berlibur kan,” kata Harfan meredam emosi Muslimah.
“Si Harun akan kau buatkan rapot khusus lagi kan?” tanya Harfan.
“Iya pak.” jawab Bu Mus.153
Islam menganjurkan pemeluknya untuk bersikap toleran. Firman
Allah:
ö/ä3s9 ö/ä3ãΨƒ ÏŠ u’Í<uρ È⎦⎪ÏŠ
"Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku."(Qs Al-Kafirun: 6)154
Dalam ayat di atas berpesan untur membiarkan masing-masing
agama berdiri sendiri sesuai dengan bangunannya sehingga tidak perlu
dicampuradukkan. Masing-masing agama memiliki keyakinan tersendiri.
153Riri Riza dan Mira Lesmana, Op.Cit., CD 1. 154Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 1112.
106
Allah juga akan membalas hamba yang tidak memegang teguh agama-Nya
dengan balasan yang sesuai.155
Unsur toleransi dalam ayat tersebut, meskipun tidak sependapat
dengan keyakinan, Rasulullah, menghargai keyakinan kaum Qurays untuk
menyembah berhala. Islam menghargai sikap atau keyakinan orang-orang
di luar Islam. Dan Allah pun tidak melarang berbuat baik kepada mereka
yang tidak memusuhi Islam. Sehingga, muncullah tiga rumusan konsep tri
ukhuwah yang harus dikembangkan oleh umat Islam, yakni ukhuwah
Islamiyyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyyah
(persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyyah (persaudaraan sesama
manusia).156
Toleran (tasamuh) adalah sikap tenggang rasa kepada sesamanya.
Toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, membiarkan,
lapang dada, dan murah hati. Jadi toleransi (tasamuh) beragama dapat
diartikan sebagai sikap menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan
atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain.157
Nilai toleran terkandung pada episode 1. Ayah Ikal yang
mendiamkan komentar negatif dilontarkan oleh salah satu karyawan
terhadap sekolah Ikal. Hal itu sebagai wujud penghormatan atas pendapat
mereka yang meyakini mengenai pendidikan sehingga tidak dapat
dipersalahkan. Sikap toleran terdapat episode 7. Di mana Harfan memilih
menyarankan Muslimah untuk membuatkan rapor dari pada Muslimah
berfikir mengenai sikap pengawas ujian mengolok Harun.
12. Kesatuan
Nilai-nilai kesatuan dalam film Lakar Pelangi terdapat pada
beberapa episode sebagai berikut:
155M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 581. 156Zudi Setiawan, Op.Cit., hlm. 127. 157http://www.jamaahmuslimin.com/risalah/113/wawasan3.htm. Diakses pada 25 Mei 2009
pukul 14;00 WIB.
107
Episode 11, seluruh pihak di sekolah disatukan agar untuk
mempersiapkan lomba cerdas cermat dengan harapan dapat
menyumbangkan nama baik sekolah. Meskipun, yang menjadi wakil
adalah Ikal, Lintang, dan Mahar, akan tetapi semua murid mengikuti
latihan-latihan secara terus-menerus. Begitu juga ketika berangkat menuju
lokasi pelaksanaan lomba, mereka saling berbagi tugas. Lintang yang
rumahnya jauh ditunggu di sekolah oleh Zulkarnaen dengan mobilnya.
Muslimah dan murid-murid lain dipersilahkan untuk berangkat terlebih
dahulu. Dan ketika Lintang tidak kunjung datang, Muslimah menyiapkan
Sahara untuk menggantikannya.
”Sahara, kau siap-siap gantikan Lintang,” kata Muslimah. Perjuangan akhirnya membuahkan hasil. Pada akhir
perlombaan, juri mengumumkan pemenangnya adalah SD Muhammadiyah.
”Jadi pemenangnya adalah dari SD Muhammadiyah.” kata juri mengakhiri perlombaan.158
Islam memerintahkan agar pemeluknya bersatu. Firman Allah
Ismail SM dan Abdul Mukti (penyunting), Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang kerjasama Pustaka Pelajar, 2000,
Kompas, Edisi 17 Juni 2010 pada rubrik Pendidikan dan Kebudayaan.