MAKALAH PERSIAPAN PENYEMPURNAANSTUDI TENTANG KELEBIHAN WAKTU
BACAM PADA PROSES PENGHILANGAN KANJI KAIN KAPAS MENGGUNAKAN ENZIM
(TINOZYM L-40) CARA RENDAM PERAS BACAMBUTAR-BUTAR, SALONIKA LIDYA
(13020011)FANNY RIZKIA (13020044)INDRA PRATAMA (13020023)MUTIAH
NIDA HAIFA (130020049)
Grup : 2K1/2K2Dosen :
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTILBANDUNG2014
AbstrakProses penghilangan kanji adalah pemecahan kanji menjadi
maltose dan selanjutnya menjadi glukosa yang mudah larut dalam air,
dipengaruhi oleh jenis, sifat jumlah kanji, dan proses yang
dilakukan. Pengerjaan proses penghilangan kanji dipengaruhi oleh
konsntrasi enzim, suhu, pH dan lamnya proses.Untuk proses
penghilangan kanji yang menggunakan metoda pad-batch dengan
menggunakan enzim, dan enzim yang digunakan adalah enzim Tinozym
L-40 yang terbuat dari bakteri alfa amylase dengan konsentrasi 8
g/l. setelah kain direndam peras dengan larutan penghilangan kanji,
proses selanjutnya adalah pembacaman dengan waktu 8 jam. Stelah
dilakukan proses penghilangan kanji nantinya akan dilakukan
pengujian, pengujian yang dilakukan adalah uji kadar kanji
menggunakan KI + I2, penurunan berat kain, daya serap, kekuatan
tarik, dan kerusakan serat (oksiselulosa) menggunakan uji biru
terumbul.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahPersiapan penyempurnaan merupakan
proses yang dilakukan pada kain mentah menjadi kain setengah jadi.
Proses ini dilakukan agar pada proses selanjutnya seperti
pencelupan, pencapan dan penyempurnaan diperoleh hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu tahapan demi tahapan proses
persiapan penyempurnaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin.Dalam
hal ini kain yang diproses adalah kain dari serat kapas. Pada saat
ini proses persiapan penyempurnaan meliputi pembakaran bulu,
penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan. Proses persiapan
ini dapat dilakukan secara bertahap maupun simultan.Pada proses
pertenunan kain kapas benang lusinya terlebih dahulu dikanji agar
memberikan kekuatan pada benang dalam menahan gesekan-gesekan yang
dialami selama proses. Kanji yang menempel pada kain apabila tidak
dihilangkan atau penghilangan kanjinya tidak dilakukan secara
sempurna kemungkinan besar akan menghalangi dan menghambat masuknya
zat-zat yang digunakan pada proses pencelupan. Hal ini dapat
menyebabkan keratin hasil celupnya kurang baik. Untuk menghindari
hal diatas proses penghilangan kanji harus dilakukan sebaik mungkin
agar kain terbebas dari kanji yang masih menempel.Salah satu cara
penghilangan kanji adalah dengan menggunakan enzim. Metoda
penghilangan kanji dapat dilakukan dengan enzim adalah perendaman
(exhaust), pad-steam, dan pad-batch.Dalam proses penghilangan kanji
ini dilakukan dengan menggunakan enzim ( Tinozym L-40) cara
pad-batch (rendam, peras, dan bacam). Metode ini dilakukan sesuai
dengan mesin-mesin dan penunjang produksi yang tersedia.Setelah
kain mengalami perendaman dan pemerasan dengan menggunakan larutan
penghilangan kanji selanjutnya dilakukan pembacaman pada rol-rol
bacam, dengan waktu bacam yang biasa dilakukan adalah 8 jam. Hal
ini mungkin akan mempengaruhi besar kecilnya proses penghilangan
kanji dan mempunyai pengaruh pada kain yang diproses. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut maka dilakukan
percobaan dengan judul STUDI TENTANG KELEBIHAN WAKTU BACAM PADA
PROSES PENGHILANGAN KANJI KAIN KAPAS MENGGUNAKAN ENZIM (TINOZYM
L-40) CARA RENDAM PERAS BACAM. Dari percobaan ini diharapkan dapat
diketahui sejauh mana pengaruh kelebihan waktu bacam pada proses
penghilangan kani.1.2 Identifikasi MasalahPada proses penghilangan
kanji dengan menggunakan enzim cara rendam peras bacam, hal yang
memegang peranan penting selain dari zat penghilang kanji yang
digunakan adalah lamanya waktu bacam. Hal ini disebabkan waktu
bacam sangat berpengaruh terhadap degradasi kanji yang dilakukan
oleh enzim.Dalam hal ini waktu bacam yang digunakan adalah 8 jam
tetapi karena keterbatasan alat, proses pembacaman sering melebihi
waktu yang ditentukan. Untuk waktu bacam yang kurang dari waktu
yang ditetapkan akan berpengaruh pada besar kecilnya hilangnya
kanji dari kain, tetapi dengan waktu bacam yang berlebihan dapat
berpengaruh pada kain yang diproses. Berdasarkan hal ini perlu
diketahui pengaruh waktu bacam terhadap hilangnya kanji dan kain
sehingga bisa didapatkan rentang kelebihan waktu yang masih bisa
dilakukan pada proses penghilangan kanji tersebut.
1.3 Maksud dan TujuanMaksud dari percobaan yang dilakukan adalah
untuk menghetahui seberapa besar pengaruh kelebihan waktu bacam
terhadap hasil proses penghilangan kanji pada kain.Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menetukan kelebihan waktu bacam yang
masih dapat dilakukan pada proses penghilangan kanji.
BAB IITEORI PENDEKATAN2.1. Serat Kapas2.1.1. Sejarah Serat
KapasMenurut perkiraan kapas telah dikenal orang sejak +5000 tahun
sebelum masehi. Sukar untuk dipastikan negeri mana yang
pertama-tama menggunakan kapas, akan tetapi para ahlli sependapat
bahw anegara India adalah yang pertama-tama mempergunakan
kapas.Pada tahun +500 sebelum masehi, Alexander the Great membawa
kapas dari india ke Mesir dan beberapa Negara disekitar laut
tengah.Herodatus menerangkan bahwa pada tahun 425 sebelum masehi
orang-orang india telah membuat pakaian dari kapas. Kapas india ini
diperkenalkan ke Tiongkok dan Jepang.Marcopolo juga menerangkan
bahwa tahun 1298 India telah menghasilkan kapas terbaik di
dunia.Colombus pada waktu menemukan amerika (1492) mengatakan bahwa
kapas telah ditanam didaerah itu dan ditenun menjadi bahan
tekstil.Magelhaln juga menerangkan bahwa orang-orang Brazilia dan
Peru pada tahun 1522 telah mempergunakan bahan pakaian dari kapas.
Pada waktu itu kapas sudaj tersebar diseluruh dunia.
2.1.2. Morfologi Serat Kapasa. Pandangan MembujurBentuk
memanjang serat kapas adalah pipih seperti pita yang terpuntir.
Dasar nya berbentuk kerucut pendek yang selama pertumbuhan serat
tetap tertanam diantara sel-sel epidermis. Bagian utama serat kapas
kira-kira samapi panjang serat dimana bagian ini mempunyai
mempunyai diameter yang sama, dinding tebal dan lumen yang sedikit.
Dan ujung serat merupakan bagian yang lurus dan mulai mengecil yang
pada umumnya kurang dari bagian panjang serat.
b. Pandangan MelintangPada umumnya bentuk serat kapas berbentuk
ginjal. Kutikula merupakan lapisan terluar serat yang halus dan
tahan air serta melindungi bagian dalam serat. Dinding primer
tersusun dari benang yang sangat halus dengan membentuk spiral
sudut 65-70o mengelilingi sumbu serat. Dinding sekunder membentuk
lapisan spiral pada sudut 20o yang mengelilingi sumbu serat. Lumen
merupakan dinding kosong dalam serat yang berisi zat padat sisa
protoplasma yang sudah kering, komposisinya sebagian besar terdiri
dari nitrogen.
2.1.3. Struktur Kimia Serat Kapas
Selulosa (terdiri dari monomer glukosa)2.1.4. Komposisi Searat
KapasKomponenKadar (%)
SelulosaProteinPektatLilin AbuPigmen dan zat
lain941,31,20,61,21,7
2.1.5. Sifat Serat Kapasa. Sifat Kimia1. Serat kapas tahan
terhadap penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal, tetapi
zat oksidasi dapat menurunkan kekuatan serat1. Asam kuat dapat
menyebabkan penurunan kekuatan, sedangkan asam encer dapat
menyebabkan kekuatan serat berkurang1. Alkali dapat
menggelembungkan kapas dengan konsentrasi lebih besar 18%1. Kapas
mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama pada keadaan lembab
dan pada suhu yang hangatb. Sifat Fisika1. Warna serat kapas tidak
putih akan tetapi sedikit cream. Warnanya akan semakin tua setelah
penyimpanan 2-5 tahun1. Kekuatan serat kapas umumnya menurun pada
saat kering dan meningkat pada saat basah1. Mulur serat kapas antar
4-13% dengan mulur rata-rata 7% bergantung pada jenis serat kapas
nya1. Keliatan serat kapas relative tinggi tetapi disbanding serat
seluloasa yang diregenerasi1. Moisture regain serat kapas pada
kondisi standar antar 7 - 8,5%1. Berat jenis kapas 1,50 - 1,56
2.1.6. Kerusakan Serat KapasSetelah mengalami berbagai proses,
ada kemungkinan selulosa mengalami kerusakan baik secara mekanik
maupun secara kimia.1. HidroselulosaAsam akan menghidrolisa
selulosa menjadi hidroselulosa1. OksiselulosaPada oksidasi
sederhana misalnya oleh NaoCl dalam suasana asam, tidak terjadi
pemutusan rantai tetapi hanya terjadi pembukaan cincin glukosa.
Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali, sudah pasti akan
mengakibatkan pemutusan rantai molekul. Dengan demikian kekuatan
tarik akan turun. Kedua jenis senyawa ini mempunyai daya reduksi
karena mempunyai gugus aldehida. Bila pengerjaan dengan alkali
tersebut berhubungan dengan udara, maka oksidasi terjadi serentak
memberikan hasil yang mempunyai gugus COOH, sehinggga mempunyai
daya absorbsi terhadap Metylene-blue.
2.2. KanjiKanji yang umum digunakan untuk penganjian serat
selulosa adalah kanji alam yang berasal dari tumbuhan makanan pada
tumbuhan yang tersimpan pada biji, batang dan akar. Kanji alam
merupakan polimer dari unit glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n
dan terdiri dari dua buah polimer (polisakarida) yang berbeda yaitu
amilosa (larut dalam air dan dengan larutan iodium memberikan warna
biru) dan amilopektin ( tidak larut dalam air dan dengan larutan
iodium memberikan warna ungu sampai warna merah) dengan
perbandingan 25:75 %. Amilosa mempunyai rantai molekul glukosa yang
tersusun linier dengan ikatan antara molekul glukosa yang satu
dengan yang lain terjadi diantara gugus OH pada atom C kesatu
dengan gugus OH pada atom C keempat (1,4 linkage). Sedangkan
amilopektin rantai molekul bercabang dengan ikatan cabang terjadi
pada OH pada atom C kesatu molekul glukosa yang satu dengan gugus
OH pada atom C keenam glukosa lain(1,6 linkage). Zat kanji dengan
amilopektin tinggi dapat menimbulkan masalah pada proses
penghilangan kanji, bahkan dengan enzim amylase sekalipun.Beberapa
kanji yang memiliki sifat khusus misalnya: tepung kanji Kristal
akan sulit larut, kanji PVA akan sensitive terhadap alkali, kanji
poliakrilat dapat dihilangkan dengan ammonia pada kondisi alkali,
dan kanji CMC akan larut dalam air panas. Zat penganji terbagi
dalam 3 golongan:1. Kanji yang mudah terdegradasi1. Kanji yang
larut dalam air1. Kanji yang tidak larut dalam air dan tahan
airKarakteristik kanji dapat dilihat pada tabel berikut ini:Jenis
kanjikarakteristikzat penghilang kanji
starchmudah didegradasiEnzim
modifikasi starchOksidator
akrilat,PVA,CMC,spac,modifikasi starchlarut dalam
airpenggelembungan dalam air panas
modifikasi akrilat/PESyahan airnetralisasi dan disperse
2.3. Penghilangan KanjiProses penghilangan kanji bertujuan untuk
menghilangkan kanji yang terdapat pada bahan yang berasal dari
pertenunan. Proses ini merupakan proses awal dalam industry
penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenunh biasanya dikanji
untuk menambah kekuatannya agar permukaan benang licin, tahan
gesekan dan tarikan. Pemilihan jenis kanji yang dipakai oleh jenis
serat, sedangkan cara penghilangan kanji sendiri tergantung pada
jenis kanji dan sifat serat. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya
diharapkan memiliki sifat daya serap terhadap air dan zat warna
yang baik.Proses penghilangan kanji dilakukan dengan merendam bahan
selulosa, sintetik atau campuran dengan suatu larutan yang
mengandung zat yang dapat menghidrolisa kanji. Mekanisme
penghlangan kanji dengan asam encer adalah asam encer dapat
mengubah kanji dengan cara hidrolisa. Sedangkan penghilangan kanji
dengan menggunakan alkali adalah proses hidrolisa. Sedangkan
penghilangan kanji dengan pemakaian enzim dan oksidator akan
mendegradasi kanji, kondisi proses seperti pH, suhu dan waktu,
serta metoda yang digunakan.Proses penghilangan kanji dapat
dilakukan dengan cara:1. penghilangan kanji dengan enzim1.
penghilangan kanji dengan oksidator (hidrogen peroksida), amonium
persulfat, kalium persulfat.1. penghilangan kanji dengan
asam(HCl,H2SO4)1. penghilangan kanji denga alkali (NaOH)1.
penghilangna kanji dengan perendaman dalam air Metoda penghilangan
kanji19. Metode perendaman/ExhaustPada metoda ini kain direndam
dalam larutan penghilangan kanji pada suhu danwaktu tertentu,
metoda ini merupakan proses kontinyu.1. metoda
rendam-peras-bacam/Pad-batchingmetoda ini termasuk metoda
semi-kontinyu. Pada larutan dalam mesin padder kemudian diperas dan
digulung pada rol, kemudian dibungkus plastik dan dibacam/diperam
sambil diputar selama waktu tertentu.1. metoda
rendam-peras-kukus/pad- steammetoda ini termasuk metoda kontinyu,
pada metoda ini kain setelah direndam pada larutan dalam mesin
padder kemudian diperas dan di kukus pada suhu 1050C selama kurang
lebih 10 menit.
2.4. Penghilangan Kanji dengan EnzimEnzim adalah suatu senyawa
protein yang dihasilkan oleh jasad renik tertentu yang mampu
menghidrolisa kanji pati, protein dan lemak. Enzim untuk
menghidrolisa kanji pati disebut enzim amylase yang dapat
dihasilkan oleh malt (gandum), pancreas dan bakteri. Enzim amylase
menghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin kemudian menjadi
glukosa yang larut dalam air.
Pemakaian enzim sangat cocok untuk proses penghilangan kanji
alam yang terbuat dari kanji pati yang biasa digunakan pada bahan
serat selulosa, karena enzim tidak akan merusak merusak serat dan
kerja enzim sangat spesifik yaitu menghidrolisa kanji pati saja.
Metode proses ini biasanya metode rendam-peras-bacam. Faktor yang
berpengaruh dalam proses ini adalah pH, waktu peram, konsentrasi
enzim, suhu, dan wet pick up (WPU).Enzim yang digunakan adlah
Tinozym L-40. Merupakan enzyme alfa amylase produk Kapo Kimia,
sebagai penghilang kanji turunan selulosa atau campuran kanji lain
dengan kanji alam yang akan merubah kanji menjadi dekstrin yang
larut. Tynozym L-40 merupakan produk yang stabil dalam panas tinggi
sekitar 90-95oC, tetapi lebih mengunrungkan bila digunakan pada
suhu yang lebih rendah.
BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH
3.1 Percobaan3.1.1 Maksud dan TujuanMaksud dari percobaan ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kelebihan waktu
bacam terhadap hasil proses penghilangan kanji dan sifat kain
kapas, metode rendam peras bacam dengan enzim.Tujuan dari percobaan
ini adalah untuk menentukan rentang kelebihan waktu bacam yang
dapat diterima pada proses penghilangan kanji.
3.1.2 BahanBahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kain
mentah kapas, dengan konstruksi sebagai berikut : Nomor benang
lusi: 33,8 tex Nomor benang pakan : 33,8 tex Teal lusi per cm: 38
helai Tetal pakan per cm: 23 helai Berat kain : 216 g/m2 Anyaman:
polos 1/1
3.1.3 AlatPercobaan dilakukan dalam skala laboratorium,
menggunakan alat-alat sebagai berikut: Neraca analitik Piala gelas
100 mL Piala gelas 200 mL Pengaduk Padder laboratorium Pipet
volumje 5 dan 10 mL Lembar plastik Eksikator
3.1.4 Zat zat yang digunakan1. Tinozym L-40 (enzim)2. Sandozym
MRN (zat pembasah)3. Sirrix AS (sequestering agent)
3.1.5 Diagram alir, Resep, Fungsi Zat dan Cara Kerjaa. Diagram
AlirKain kapas siap proses penghilangan kanjiProses penghilangan
kanjiR/ Tinozym L 40: 8 g/l Sadozym MRN: 2 g/l Sirix AS: 2 g/l PH:
7 8 WPU: 80 % Suhu larutan: 90oC Variasi waktu bacam: 10 24 jam
rentang 2 jam
Penimbangan berat awal
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Pengeringan dengan cara di angina-angin
Pengujian : Identifikasi kanji Pengurangan berat Daya serap
Kekuatan Tarik Kerusakan serat
evaluasi
b. Resepresp yang digunakan dalam proses penghilangan kanji cara
rendam peras bacam adalah sebagai berikut :Rendam peras :Proses
penghilangan kanji Tinozym L 40: 8 g/l Sadozym MRN: 2 g/l Sirix AS:
2 g/l PH: 7 8 WPU: 80 % Suhu larutan: 90oC Kecepatan mesin: 40
m/menit
Pembacam : Waktu bacam divariasikan: 10, 12, 14, 16, 20, 22, 24
jam Suhu: suhu kamar
c. Fungsi Zat Tinozym L 40 : enzim sebagai zat penghilang kanji
jenis bakteri alfa amylase. Sandozym MRN: berfungsi sebagai zat
pembasah untuk mempercepat dan meratakan pembasahan kain dengan
cara menurunkan tegangan aktif permukaan antara kain dan larutan.
Sirrix AS: sequestering sebagai zat pembasah untuk mengikat
logam-logam dan garam-garam yang menyebabkan kesadahan.d. Cara
Kerja Sebelum proses penghilangan kanji berlangsung, kain mentah
kapas ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan berat awal kain
Kain dimasukkan kedalam larutan yang mengandung zat penghilang
kanji sesuai resep diatas, kemudian diperas setelah itu kain
dibungkus lembaran plastic dan selanjutnya dilakukan pembacaman.
Waktu bacam divariasikan 8,10,12, 14, 16, 18, 20, 22, dan 24 jam
Setelah dilakukan proses pembacaman kain dicuci dengan air panas
dan air dingin kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan,
setelah itu dimasukan kedalam eksikator dan selanjutnya dilkukan
penimbangan akhir untuk mendapatkan berat akhir kain. Terakkhir
dilakukan pengujian kain, meliputi:1. Pengujian kanji secara
kualitatif2. Pengujian penurunan berat 3. Pengujian daya serap4.
Pengujian kekuatan Tarik5. Pengujian kerusakan serat
3.2. Pengujian3.2.1. Pengujian kanji pada kain secara
kualitatif1. MaksudPengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui
adanya kanji yang masih tersisa pada bahan setelah proses
penghilangan kanji2. PrinsipPrinsip pengujian ini adalah mengamati
hasil tetesan larutan KI + I2 pada kain. Warna yang ditimbulkan
menunjukan adanya sisa kanji pada kain.3. Alat dan bahan Pipet
tetes Larutan KI + I24. ProsedurKain ditetesi denganlarutan KI dan
I2 setelah beberapa saat warna yang timbul dievaluasi5. Evaluasi
Warna biru gelap menunjukan adanya kanji (amilum) Warna ungu
(violet) menunjukan dekstrin yang terdegradasi sebagian Warna
coklat kemerahan menunjukan dekstrin yang terdegradasi sempurna
Warna coklat kekuningan menunjukan sudah tidak ada lagi
dekstrin3.2.2. Pengujian penurunan berat kain1. MaksudPengujian ini
dillakukan untuk mengetahui berkurangnya beratkain karena
prosespenghilangan kanji yang telah dilakukan2. PrinsipContoh uji
ditimbang sebelum dan sesudah proses . penuurunan berat yang
terjadi dinyatakan dalam %, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
% pengurangan berat = Dimana a: berat sebelum proses B: berat
sesudah proses3. Alat dan bahan Timbangan analitis Eksikator4.
ProsedurKain sebelum proses dikeringkan terlebih dahulu, dimasukkan
kedalam eksikator selama kurang lebih 15 menit setelah itu
ditimbang menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan berat
sebelum proses. Untuk mendapatkan berat sesudah proses kain yang
telah diproses dikeringkan terlebih dahulu, dimasukkan kedalam
eksikator lalu dtimbang. Setelah pengambilan contoh uji tersebut,
dengan memakai perhitungan pengurangan berat, didapat persentase
pengurangan berat kain.5. EvaluasiMakin besar pengurangan berat
menunjukan makin banyak kanji yang hilang sesudah proses.
3.2.3. Pengujian daya serap (SNI-08-0279-1989)1. MaksudPengujian
ini bertujuan untuk menentukan kemampuan kain untuk menyerap air,
setelah proses penghjilangan kanji2. Prinsip pengujianSetetes air
dijatuhkan pada permukaan kain yang ditegangkan. Pada saat tetesan
jatuh dan menghilang dari permukaan dicatat sebagai waktu
pembasahan3. Alat dan Bahan Lingkaran penyulam Stopwatch Buret4.
ProsedurKain dipasang dengan tegang menggunakan lingkaran penyulam,
kemudian diletakan dibawah buret dengan jarak tertentu (1 cm) dan
ditetesi air dari buret. Setelah itu waktu serap kain terhadap air
diukur.5. EvaluasiMakin singkat waktu serap dari bahan yang diuji,
makin cepat bahan tersebut menyerap air
3.2.4. Pengujian kekuatan Tarik (SNI-08-0279-1989)1.
MaksudPengujian ini dilakukan untuk menentukan kekuatan tarik
kainberdasarkan standar cara uji kekuatan tarik kain tenun.2.
PrinsipKekuatan Tarik adalah beban maksimal yang dapat ditahan oleh
suatu contoh uji kain hingga kain tersebut putus.3. alat dan bahan
Penggaris Gunting Alat uji kekeuatan Tarik kain, dynamometer.4.
prosedurPengujian cara pita potong dimana kain contoh uji dijepit
simetris pada jepitan atas alat uji dengan arah bagian yang panjang
searah dengan arah tarikan. Ujung bawah contoh uji diberi tegangan
awal dan dijepit simetris pada jepitan bawah alat uji. Mesin
dijalankan sehingga contoh uji mengalami tarikan hingga kain putus.
Mesin dihentikan dan besarnya kekuatan kain dibaca pada skala .
jumlah contoh yang diuji adalah 5 buah, masing-masing untuk arah
lusi dan pakan.Hasil rata-rata kelima pengujian merupakan kekuatan
Tarik kain dinyatakan dalam kg.
3.2.5. Pengujian biru turnbul untuk identifikasi oksiselulosa1.
MaksudMenunjukan adanya gugus karboksil pada serat selulosa yang
rusak karena zat kimia2. PrinsipLarutan uji biru turnbul tidak
mempunyai afinitas terhadap selulosa, tetapi dengan adanya gugus
karboksilat pada oksi selulosa menyebabkan serat mengadsorpsi
larutan uji tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda tergantung dari
tingkat kerusakan seratnya. 3.Alat dan pereaksi Gelas Erlenmeyer
100ml Gelas piala 250 ml Pengaduk kaca Larutan FeSO4 1% 10g/L
Laruutan K3Fe(CN)6 10g/L4. ProsedurContoh uji kain dimasukan dalam
gelas Erlenmeyer yang berisi larutan FeSO4 selama 10 menit pada
suhu kamar, setelah itu dicuci dengan air panas 70oC, lalu
dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer berisi larutan K3Fe(CN)6 selama
5 menit pada suhu kamar, dicuci air panas 70oC kemudian dikeringkan
dan dilakukan evaluasi.5. EvaluasiWarna biru gelap menunjukan
adanya gugus-gugus karboksil
3.3. Hasil Pengujian3.3.1. Hasil pengujian kanji pada kain
secara kualitatifHasil pengujian kanji pada kain kapas setelah
mengalami proses penghilangan kanji menggunakan enzim (tinozym
L-40) dapat dilihat pada table berkut ini:Variasi waktu bacamKadar
kanji
8-
10-
12-
14-
16-
18-
20-
22-
24-
Keterangan: +++ : warna biru gelap menunjukan adanya kanji
(amilum)++: warna ungu (violet) menunjukkan dekstrin yang
terdegradasi sebagian+: warna coklat kemerahan menunjukkan dekstrin
yang terdegradasi sempurna Warna coklat kekuningan menjukkan sudah
tidak ada lagi dekstrin3.3.2 Hasil pengujian penurunan berat
kainHasil uji pengurangan berat kain setelah proses penghilangan
kanji dapat dilihat pada table dan grafik berikut ini
Waktu bacamRata-rata penurunan berat
88.75 %
108.82 %
129.04 %
149.12 %
169.32 %
189.38 %
209.38 %
229.40 %
249.41 %
3.3.3 pengujian daya serap air kainData hasil pengujian daya
serap kain setelah penghilangan kanji dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Waktu bacamRata-rata daya serap
85.25
104.98
124.77
144.56
164.23
183.94
203.86
223.81
243.77
3.3.4 Pengujian Kekuatan Tarik KainHasil pengujian kekuatan
Tarik kain arah lusi dan arah pakan setelah proses penghilangan
kanji masing-masing dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Waktu bacamRata-rata kekuatan Tarik arah lusi (kg)
838.20
1037.98
1237.88
1437.70
1637.62
1837.58
2037.56
2237.54
2437.52
Hasil pengujian kekuatan Tarik kain arah pakan
Waktu bacamRata-rata kekuatan Tarik arah pakan (Kg)
834.24
1033.96
1233.76
1433.62
1633.52
1833.46
2033.38
2233.32
2433.30
3.3.5 Hasil Pengujian Biru Turnbul Untuk Identifikasi
OksiselulosaHasil pengujian bitu turnbul untuk mengidentifikasi
adanya kerusakan serat jenis oksiselulosa setelah proses
penghilangan kanji terlihat pada tabel dibawah ini :
Variasi waktu bacamAbsorpsi serat terhadap larutan uji
8-
10-
12-
14-
16-
18-
20-
22-
24-
Keterangan : + warna biru tua, menunjukkan adanya gugus
karboksil kain Tidak ada warna biru tua, menunjukkan tidak adanya
gugus karboksil pada kain.
BAB IVDISKUSIDari data hasil percobaan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh kelebihan waktu bacam terhadap hasil proses
penghilangan kanji dan pengaruhnya terhadap kain yang diproses,
dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Sisa kanji pada
bahanBerdasarkan hasil pengujian , perubahan warna larutan K1 + 12
yang diteteskanpada kain menunjukan besar kecilnya kadar kanji yang
terkandung dalam kain. Warna biru larutan K1 + I2 menunjukan kain
masih mengandung kanji. Berkurangnya kandungan kanji dapat dilihat
dari makin memudarnya perubahan warna larutan K1 + I2 yang
diteteskan pada bahan. Berdasarkan hasil pengujian kanji secara
kualitatif yang dapat dilihat pada tabel , menjelaskan pengaruh
kelebihan waktu pembacaman yang dilakukan pada bahan hasil
penghilanghan kanji menujukan warna coklat kekuningan (-) yang
menunjukan sudah tidak ada kanji yang terkandung dalam kain ,begitu
pula untuk waktu bacam yang melebihi waktu lebih dari 8 jam. Hasil
identifikasi menunjukan warna yang sama dengan waktu pembacaman 8
jam. Dari data tersebut terlihat kelebihan waktu bacam tidak
mempunyai pengaruh terhadap hilangnya kanji dikain. Dengan waktu
bacam 8 jam diperkirakan degradasi kanji oleh enzim telah
berlangsung sempurna.
Penurunan BeratData hasil pengujian penurunan berat kain (%)
dapat dilihat pada tabel serta gambar. Dari data dan grafik
diketahui bahwa waktu pembacaman berpengaruh terhadap persen (%)
penerunan berat kain. Terjadinya pengurungan berat tersebut erat
kaitannya dengan hilangnya kanji yang terkandung pada bahan selama
proses penghilangan kanji.Dengan bertambahnya waktu bacam yang
dilakukan , maka akan semakin besar pula kemampuan enzim untuk
mendegradasi kanji yang tidak larut menjadi maltosa, selanjutnya
menjadi glukosa yang larut dalam pencucian. Pada grafik ditunjukan
pengurangan berat yang makin naik, hal ini menjelaskan besarnya
kandungan kanji yang hilang. Akan tetapi apabila waktu bacam
diperpanjang terus, maka setelah mencapai batas tertentu, persen
(%) pengurangan berat hamper tidak bertambah, terlihat dari waktu
bacam yang dilakukan 16 jam keatas. Data kuaintitatif persen (%)
pengurangan bacam dari waktu bacam 8-16 jam sekitar 6,11 %
sedangkan dari waktu bacam 16- 24 jam sekitar 0,96 % data tersebut
menjelaskan pengaruh kelebihan waktu bacam terhadap persen (%)
pengurangan berat makin kecil dikarenakan kanji yang terkandung
dalam kain makin hilang.
Daya serapUntuk mendapatkan kain yang mempunyai daya serap yang
baik , maka zat-zat yang akan menghalangi penyerapan harus terlebih
dahulu dihilangkan misalnya kanji. Dengan adanya kanji pada bahan
menyebabkan tertutupnya permukaan serat, sehingga daya serap kurang
baik.Pengaruh waktu pembacaman terhadap daya serap dapat dilihat
pada tabel. Dari data tersebut dapat dilihat makin lamanyab waktu
bacam yang dilakukan menunjukan daya serap yang makin baik. Dilihat
dari grafik , kelebihan waktu bacam terhadap daya serap naik tetapi
setelah setelah batas waktu tertentu day serap hampir sama. Hal
tersebut menjelaskan waktu bacam selanjutnya tidak terlalu
berpengaruh terhadap daya serap. Dilihat dari data kuantitatif daya
serap dari 0-8 jam kenaikan daya serap sekitar 35,34% darib 8-16
jam kenaikan daya serap sekitar 19,42% sedangkan dari 16 -24 jam
kenaikan daya serap sekitar 10,82%. Hal tersebut dapat dipahami
karena dengan kelebihan waktu bacam kandungan kanji makin
hilang,sehingga pori-pori serat terbuka.
Kekuatan TarikKekuatan Tarik kain menunjukan kemampuan untuk
menahan tarikan denga beban maksimal hingga kain putus , sehingga
makin tinggi kekuatan tarik kain maka kekuatan kain semakin baik.
Pengaruh waktu pembacaman terhadap kekuatan tarik kain dapat
dilihat pada tabel. Makin lama waktu pembacam maka kekuatan tarik
makin menurun.Penurunan kekuatan tarik tersebut terjadi karena
hilangnya lapisan kanji yang melekat pada serat-serat dan
benang-benang penyusun kain. Penurunan kekuatan tarik benang lusi
lebih besar jika dibandingkan dengan kekuatan benang pakan, sesuai
dengan data kuantitaif penurunan kekuatan tarik lusi dari kain
sebelum penghilangan kanji dan sesudah penghilangan kanji,
penurunan benang lusi sekitar 8,53 % sedangkan benang pakan sekitar
4,30% hal ini dapat dipahami karena proses penanjian dilakukan pada
benang lusi , sehingga benang lusi akan mempunyai kekuatan tarik
yang lebih tinggi oleh sebab adanya lapisan kanji pada benang
benang tersebut.Dilihat dari kedua tabel tersebut penurunan
kekuatan tarik lusi dan pakan dari 8-16 jam memberikan angka
penurunan kekuatan tarik dengan data kuantitatif sekitar 1,52% dan
2,10% tetapi setelah 16 jam keatas penurunan kekuatan tarik hampir
sama data kuantitatif sekitar 0,26% dan 0,65% , sehingga walaupun
waktu bacam dilakukan terus menurus penurunan kekuatan tarik
relative kecil. Dengan melihat acuan tersebut penurunan kekuatan
tarik kain kemungkinan bukan disebabkan oleh adanya kerusakan serat
akibat proses penghilangan kanji tetapi lebih disebabkan oleh
hilangnya kanji pada bahan.
Kekuatan SeratKekuatan serat selusa dapat disebabkan oleh
zat-zat kimia atau secara mekanik , dimana kerusakan serat ini
bergantung pada jenis zatnya, konsentrasi , suhu, dan waktu
pengerjaanya. Kerusakan yang terjadi pada serat selulosa karena
oksidasi dapat dilihat dengan pengujian secara kualitatif uji biru
tumbul. Pada dasarnya larutan uji biru tumbul tidak mewarnai
selulosa tetapi dengan adanya oksiselulosa dapat menyebabkan serat
mengabsorsi larutan tersebut.Dari tabel dapat dilihat hasil
pengujian ketusakan serat secara kualitatif. Data tersebut tidak
menunjukan warna biru setelah serat dicelupkan kedalam larutan uji.
Hal ini menunjukan tidak adannya kerusakan serat yang terjadi
selama proses penghilangan kanji dengan kelebihan waktu bacam.
Dengan data tersebut terlihat bahwa enzim bekerja secara spesifik
pada subtratnya (kanji) dan enzim tidak kerja pada subtract lain
(serat kapas)
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanDari data hasil percobaan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kelebihan waktu bacam
terhadap hasil proses penghilangan kanji dan pengaeuhnya terhadap
kain yang diproses, dapat daimbil kesimpulan sebagai berikut 1.
Kelebihan waktu bacam tidak berpengaruh terhadap besar kecil
hilangnya kanji yang terkandung pada kain. Waktu bacam 8 jam sampai
dengan waktu bacam 24 jam menunjukkan hasil penghilangan kanji yang
sama, yaitu kanji telah hilang sempurna.2. Pada waktu bacam 8 jam
sampai dengan 16 jam persentase (%) pengurangan berat kain naik,
dengan persentase kenaikan sekitar 6,11%, tetapi setelah waktu
bacam 16 jam, persentase pengurangan berat kain relative kecil
dengan kenaikan sekitar 0,96%.3. Persentase peningkatan daya serap
pada waktu bacam 8 jam sampai 16 jam sebesar 19,42%, setelah waktu
bacam 16 jam persentase peningkatan daya serap relative kecil hanya
sekitar 10,87%.4. Penurunan kekuatan tarik lusi sebesar 8,53%,
sedangkan penurunan kekuatan tarik pakan sebesar 4,30% , penurunan
kekuatan tarik terbesar terjadi pada lusi. Dengan kelebihan waktu
bacam penurunan kekuatan terus terjadi, sampai batas waktu bacam
tertentu penurunan kekuatan tarik relative sama, dengan data
kuantitatif penurunan kekuatan tarik lusi dan pakan dari 8-16
jamsekitar 1,52 dan 2,10% dari 16-24 jam sekitar 0,26-0,65%.5.
Kelebihan waktu bacam dari 8-24 jam pada proses penghilangan kanji
tidak menimbulkan oksiselulosa pada serat.
5.2 Saran1. Sampai batas kelebihan waktu bacam 24 jam, penuruan
berat kain dan daya serap kain meningkat, dengan peningkatan
tersebut mempunyai dampak yang baik terhadap kain.2. Kelebihan
waktu bacam berpengaruh terhadap penurunan kekuatan tarik benang,
walaupun penurunan kekuatan tarik benang relatif kecil dengan
kelebihan waktu bacam yang makin lama pengaruhnya terhadap kain
kurang baik.3. Kelebihan waktu bacam dapat mengakibatkan kain
menumpuk hal ini menyebabkan tertundanya produksi, untuk itu agar
proses produksi dapat berjalan lancer kelebihan waktu bacam harus
dihindari.
LAMPIRAN TABEL PERCOBAAN
Data berat kain dengan waktu bacamWaktu Bacam (Jam)Berat Kain
Awal (g)Berat Kain Akhir (g)
832,7529,88
1032,7529,84
1232,7529,79
1432,7529,76
1632,7529,69
1832,7529,68
2032,7529,68
2232,7529,67
2432,7529,67
Data hasil pengujian daya serap kain (detik) dengan kelebihan
waktu bacam (jam)Waktu bacamDaya Serap Rata-rata
IIIIII
85,205,365,185,25
105,094,964,904,98
124,744,954,634,77
144,364,784,634,56
164,274,324,114,23
183,983,913,943,94
203,893,823,893,86
223,823,813,793,81
243,813,793,703,77
Grey / 08,128,127,988,07
Data Kekuatan Tarik Lusi dan Pakan (Kg) dengan Kelebihan Waktu
Bacam (Jam)Waktu BacamKekuatan Tarik LusiRata-rata
IIIIIIIVV
838,238,338,238,138,238,20
1037,938,238,137,937,837,96
1237,837,837,938,137,837,88
1437,837,637,737,837,637,70
1637,637,737,637,737,537,62
1837,737,537,537,737,537,58
2037,437,537,437,837,737,56
2237,737,437,637,437,637,54
2437,537,537,637,637,437,52
Grey / 041,741,741,641,741,841,74
Waktu BacamKekuatan Tarik PakanRata-rata
IIIIIIIVV
834,234,334,234,334,234,24
103433,833,934,134,033,96
1234,033,633,733,733,833,76
1433,633,733,833,533,533,62
1633,533,433,533,633,633,52
1833,333,533,633,433,533,46
2033,533,433,433,333,333,38
2233,333,433,333,433,233,32
2433,233,333,333,433,333,30
Grey / 035,735,735,835,835,835,76
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/septianraha/kanji-27144318 Suprapto,
Agus. Ichwan, Muhammad. 2005. Teknologi Persiapan Penyempurnaan.
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.Bandung. Sofyandhi,
Adhhi.2004.Studi tentang Kelebihan Waktu Bacam pada Proses
Penghilangan Kanji Kain Kapas Menggunakan Enzim (Tinozym L-40) Cara
Rendam Peras Bacam.Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.Bandung