PEMBERDAYAAN REMAJA MELALUI PROGRAM EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DI RT 05 RW 03 DESA LORAM WETAN, KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS LAPORAN PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT” SKM PENGGERAK DESA Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Disusun oleh: Mayditania Intan Bunga Pratiwi NIM 6411417052 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
165
Embed
PERSETUJUAN · Web view2020/12/30 · Program kegiatan tentang sosialisasi dna edukasi Covid-19, Adaptasi Kebiasaan Bau, dan Penyemprotan disinfektan serta penyediaan hand sanitizer
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBERDAYAAN REMAJA MELALUI PROGRAM EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DI RT 05 RW 03 DESA LORAM
WETAN, KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS
LAPORAN PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT” SKM PENGGERAK DESA
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Disusun oleh:
Mayditania Intan Bunga Pratiwi NIM 6411417052
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PEMBERDAYAAN REMAJA MELALUI PROGRAM EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DI RT 05 RW 03 DESA LORAM
WETAN, KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS
LAPORAN PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT” SKM PENGGERAK DESA
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Disusun oleh:
Mayditania Intan Bunga Pratiwi NIM 6411417052
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
PERSETUJUAN
Laporan Program “Menggerakkan Masyarakat” SKM Penggerak Desa yang
berjudul “Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi Pencegahan Covid-
19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus”
telah disetujui untuk diujikan di hadapan Penguji pada Ujian Praktik Kerja
Lapangan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang Tahun 2020.
Pembimbing Akademik,
Dr. dr. Mahalul Azam, M. Kes. NIP 197511192001121001
Kudus,29 September 2020 Pembimbing Lapangan,
Rumisih
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang
Dr. Irwan Budiono, M.Kes.(Epid) NIP 197512172005011003
PENGESAHAN
Laporan Program “Menggerakkan Masyarakat” SKM Penggerak Desa yang
berjudul “Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi Pencegahan
Covid-19 di RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten
Kudus” telah dipertahankan dihapadapan Penguji dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima sebagai Laporan Akhir Praktik Kerja
Lapangan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang Tahun 2020 yang dilaksanakan pada 14
Agustus 2020.
Pembimbing Akademik,
Dr. dr. Mahalul Azam, M. Kes. NIP 197511192001121001
Pembimbing Lapangan,
Rumisih
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang
Dr. Irwan Budiono, M.Kes.(Epid) NIP 197512172005011003
ABSTRAK
Pendahuluan: Pandemi Covid-19 terjadi di berbagai belahan dunia, hingga saat ini ada 216 negara yang terinfeksi Covid-19. Menurut data WHO per tanggal 20 Agustus 2020, di dunia terdapat 22,256,220 kasus terkonfirmasi, dengan angka kematian mencapai 782.456. Sedangkan data di Indonesia menurut Gugus Tugas Percepatan Covid-19 terdapat 144.945 kasus terkonfirmasi dengan angka kematian sebanyak 6.346. Kabupaten Kudus telah tercatat sebanyak 928 kasus terkonfirmasi dengan angka kematian sebanyak 112. Selama pandemi Covid-19 sedang berlangsung, begitu banyak individu yang terinfeksi dengan tingkat keparahan yang beragam. Akan tetapi, begitu banyak masyarakat yang mengabaikan himbauan pemerintah untuk memutus penularan Covid-19. Desa Loram Wetan sendiri telah terdapat 17 kasus positif Covid-19 per bulan Agustus, dan 1 kasus Covid-19 yang meninggal dunia. Di RT 05 RW 03 juga sering dijumpai penduduk yang menganggap remeh Covid-19 dan abai akan protokol kesehatan, serta minimnya fasilitas cuci tangan hand sanitizer di tempat ibadah.
Metode: Program edukasi dan sosialisasi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru menggunakan pretest dan posttest untuk mendapatkan data pengetahuan sikap dan perilaku. Program pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan penyediaan fasilitas hand sanitizer dilaksanakan dengan pendekatan observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat, kepala desa.
Hasil: Dalam melakukan pemberdayaan remaja guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku seputar Covid-19 dan Adaptasi kebiasaan baru. Pelaksanaaan edukasi secara daring di grup whatsapp menggunakan media leaflet, poster dan booklet. Sampel yang digunakan sebanyak 28 responden dengan rentang 12-24 tahun.
Simpulan: Remaja RT 05 RW 03 mengalami peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku tentang Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Untuk kegiatan edukasi Covid-19 pada pengetahuan saja yang nilainya berbeda sangat signifikan antara prettest dan post test. Sedangkan untuk edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru, pengetahuan dan perilaku memiliki nilai yang berbeda sangat signifikan antara prettest dan post test Kegiatan pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan penyediaan hand sanitizer mendapatkan respon positif dari penduduk setempat dan pihak terkait.
Kata kunci : Covid-19, Edukasi, Pemberdayaan, Remaja
ABSTRACT
Introduction: Pandemic Covid-19 has occurred in various parts of the world, to date there are 216 countries infected with Covid-19. According to data World Health Organization in August 20, 2020, in the world there were 22,256,220 confirmed cases, with the death rate reaching 782,456. Meanwhile, data in Indonesia, according to Gugus Tugas Covid-19 there are 144,945 confirmed cases with a death rate of 6,346. In Kudus has recorded 928 confirmed cases with 112 case died. During Covid-19 pandemic, many individuals have been infected with various severity. But, too much peoples ignore the government's regulation to use health protocols. Loram Wetan Village per August has 17 positive cases of Covid-19, and one case died. In RT 05 RW 03, residents often underestimate Covid-19 and ignore health protocols, as well as the lack of hand sanitizer facilities in mosque.Methods: Covid-19 education and socialization program and Adaptasi Kebiasaan Baru using a pretest and posttest to obtains data on knowledge of attitudes and behaviors. Program for organizing disinfectant spraying and providing hand sanitizer facilities was carried out by using the approach of observation and interviews with community leaders, village heads.Results: In empowering adolescents to increase knowledge, attitudes and behavior around Covid-19 and Adaptasi Kebiasaan Baru. Implementation of education is online in the WhatsApp group uses leaflets, posters and booklets. The sample used was 28 respondents ranging from 12-24 years.Conclusion: Youth in RT 05 RW 03 have increased knowledge of attitudes and behaviors about Covid-19 and Adaptasi Kebiasaan Baru. Result of education of Covid-19, knowledge has a very significant difference between pre-test and post-test. Meanwhile, education of Adaptasi kebiasaan Baru, knowledge and behavior has a very significant difference between pre-test and post-test. Organizing activities for spraying disinfectants and providing hand sanitizers have received positive responses from local residents and related parties.
Keywords: Covid-19, Education, Empowerment, Youth
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah menganugrahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan PKL Menggerakkan Masyarakat dengan Judul
“Pemberdayaan Remaja Melalui Program Edukasi Pencegahan Covid-19 di RT 05
RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus” sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian tugas mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Penulis menyadari bahwa laporan PKL Menggerakkan Masyarakat ini
masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan dan kelemahannya serta
hambatan. Namun berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,
Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat:
1. Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayat-Nya kami dapat
melaksanakan dan menyelesaikan program-program PKL dengan
baik.
2. Bapak Irwan Budiono, SKM., M.Kes (Epid) selaku Ketua Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat atas izin PKL yang diberikan.
3. Bapak Eko Apri Kusdianto selaku Kepala Desa Loram Wetan, telah
menyambut dan memberikan izin untuk pelaksanaan kegiatan PKL.
4. Bapak Jasri selaku Ketua RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, telah
memberikan izin untuk pelaksanaan kegiatan PKL..
5. Ibu Rumisih selaku pembimbing lapangan, yang telah memberikan
dukungan moral, saran, bimbingan serta pengarahan selama
pelaksanaan kegiatan PKL.
6. Bapak dr. Mahalul Azam, M.Kes. Selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
pelaksanaan kegiatan PKL.
7. Segenap Tim SKM Penggerak Desa Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Tahun 2020, atas dukungannya.
8. Bapak, ibu, dan kakakku atas perhatian, kasih sayang, semangat dan
doa yang tak pernah putus dalam pelaksanaan kegiatan hingga
penyelesaian penulisan laporan PKL ini.
9. Teman-teman remaja RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan dan Tim
KKN BMC yang telah membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan
PKL.
10. Sahabat seperjuanganku dan seluruh keluarga besar IKM 2017, yang
senantiasa mengingatkan tentang program kegiatan dan penyusunan
laporan program PKL.
11. Seluruh warga RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan yang secara
langsung ataupun tidak langsung membantu secara material dan moral
dalam pelaksanaan program PKL.
Segala kritik dan saran akan penulis nantikan untuk kesempurnaan dalam
penulisan selanjutnya. Akhirnya semoga bantuan yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amalan baik serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah
SWT. Penulis berharap semoga Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan ini dapat
bermanfaat dikemudian hari.
Kudus, 29 Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN.....................................................................................................iiiPENGESAHAN......................................................................................................ivABSTRAK...............................................................................................................vABSTRACT............................................................................................................viPRAKATA.............................................................................................................viiDAFTAR ISI...........................................................................................................ixDAFTAR TABEL...................................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiiBAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................11.2 Rumusan Masalah........................................................................................31.3 Tujuan...........................................................................................................41.4 Manfaat.........................................................................................................4
1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL.....................................................................41.4.2 Manfaat bagi Jurusan IKM UNNES............................................................51.4.3 Manfaat bagi Desa Loram Wetan................................................................51.4.4 Manfaat bagi Masyarakat RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan..................5
1.5 Ruang Lingkup.............................................................................................61.5.1 Ruang Lingkup Tempat................................................................................61.5.2 Ruang Lingkup Waktu..................................................................................61.5.3 Ruang Lingkup Materi..................................................................................6
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN.....................................................................72.1 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah.................................................72.2 Prioritas Masalah..........................................................................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................133.1 Perencanaan................................................................................................13
3.1.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19.....................133.1.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru..................................143.1.3 Pengorganiasian penyemprotan desinfektan dan penyediaan hand sanitizer..................................................................................................................15
3.2 Pelaksanaan................................................................................................163.2.1 Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi Mengenl Lebih Dekat Covid-19. 183.2.2 Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru............183.2.3 Pelaksanaan Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand Sanitizer...................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................204.1 Hasil Pelaksanaan Program........................................................................20
4.1.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19.....................204.1.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru..................................304.1.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand Sanitizer..................................................................................................................40
4.2 Pembahasan................................................................................................424.2.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19.....................434.2.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru..................................474.2.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand Sanitizer..................................................................................................................51
BAB V PENUTUP.................................................................................................565.1 Simpulan.....................................................................................................565.2 Saran ..........................................................................................................58
5.2.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL...................................................................585.2.2 Bagi Warga RT 05 RW 03..........................................................................585.2.3 Bagi Desa Loram Wetan.............................................................................585.2.3.Bagi Jurusan IKM FIK UNNES................................................................58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Identifikasi alternatif pemecahan masalah.............................................7Tabel 2. 2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan............................10Tabel 3. 1 Planning of Action Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat
Covid-19..............................................................................................13Tabel 3. 2 Planning of Action Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.........................14Tabel 3. 3 Planning of Action pengorganisasian penyemprotan dan penyediaan
hand sanitizer......................................................................................15Tabel 3. 4 Jadwal pelaksanaan kegiatan................................................................17Tabel 4. 1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin...............................21Tabel 4. 2 Distribusi Responden berdasarkan Usia..............................................22Tabel 4. 3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan......................23Tabel 4. 4 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan........................23Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19..............................................................................................24
Tabel 4. 6 Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Covid-19.........................................25Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19.....26Tabel 4. 8 Hasil Uji Wilcoxon Sikap Covid-19....................................................27Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid 19.....28Tabel 4. 10 Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Terhadap Covid-19..............................29Tabel 4. 11 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin.............................31Tabel 4. 12 Distribusi Responden berdasarkan Usia............................................32Tabel 4. 13 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan....................32Tabel 4. 14 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan......................33Tabel 4. 15 ..... Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Sebelum dan Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.....................................................................................................34
Tabel 4. 16 Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Adaptasi Kebiasaan Baru.............35Tabel 4. 17 ........ Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.................36Tabel 4. 18 Hasil Uji Wilcoxon Sikap Adaptasi Kebiasaan Baru........................37Tabel 4. 19 .... Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Sebelum dan
Sesudah Sosialiasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru.................38Tabel 4. 20 Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Terhadap Adaptasi Kebiasaan Baru....39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Berita Acara.......................................................................................61
a. Wilcoxon Signed Ranks Testb. Based on negative ranks.
Pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa p-value uji wilcoxon lebih kecil dari
pada α (0,05) sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada nilai perilaku remaja RT 05 RW 03 antara sebelum dan sesudah diberikan
sosialisasi dan edukasi seputar Adaptasi Kebiasan Baru yang menggunakan media
digital. Artinya remaja menjadi memiliki perilaku yang positif padamasa adaptasi
kebiasaan baru setelah adanya sosialisasi dan edukasi.
40
Terdapat 10 responden yang mengalami perubahan nilai perilaku yang
lebih baik dari sebelum sosialisasi, dan 18 memiliki nilai yang sama baiknya
dengan sebelum sosalisasi.
4.1.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand
Sanitizer
Program kegiatan pengorganisasian penyemprotan disinfektan dan
penyedian hand sanitizer memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan
dan mencegah penyebaran infeksi Covid-19. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
tentu membutuhkan sumber daya media sebagai panduan, grup whatsapp dan
sumber daya manusia yaitu remaja dan bapak-bapak desa Loram Wetan. Sebelum
pelaksanaan kegiatan tentu membutuhkan persiapan sumber daya yang diperlukan
dalam kegiatan disinfektan dan penyediaan hand sanitizer, seperti
1. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan tokoh masyarakat.
Membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan hand sanitizer.
2. Pembuatan cairan hand sanitizer menurut panduan WHO bersama remaja
RT 05 RW 03.
3. Mempersiapkan media yang dibutuhkan untuk panduan disinfektan dan
mencuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer, sekaligus
digunakan sebagai luaran dari fokus target.media cuci tangan ditempel di
lokasi yang akan dituju.
Sebelum melakukan penyemprotan saya dan tim KKN BMC Unnes
melakukan diskusi dengan Kepala Desa yang membahas kapan remaja dan bapak-
bapak dapat membantu pelaksanaannya serta dimana saja lokasi yang hendak
dilakukan penyemprotan disinfektan.
Program pengorganisasian penyemprotan disinfektan berhasil
dilaksanakan di 2 tempat, yang pertama kali dilaksanakan pada tanggal 19 Juli di
warung dan rumah warga RT 05 RW 03 pada pagi hari. Kemudian pelaksanaan
kedua di rumah penduduk satu Desa Loram Wetan, penyemprotan keliling
menggunakan mobil pada malam hari.
Kedua pelaksanaan penyemprotan dilakukan mahasiswa PKL dengan
bekerja sama mahasiswa KKN BMC Unnes, bapak RW serta remaja setempat
41
serta dibawah pengawasan Kepada desa Loram Wetan. Untuk fasilitas dan biaya
telah disediakan oleh pemerintah desa Loram Wetan.
Kemudian untuk program pembuatan dan penyediaan hand sanitizer
dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Juli 2020. Adapun kegiatan ini dilaksanakan di
rumah salah satu remaja RT 05 RW 03, Desa Loram Wetan. Waktu pelaksanaan
mulai pukul 14.00 WIB-selesai. Remaja yang dapat hadir mengikuti kegiatan
pembuatan hand sanitizer hanya 3 orang saja, mengingat masih dalam keadaan
Covid-19 sehingga meminimalisir untuk mengumpulkan massa banyak terlebih
remaja yang lain belom bisa hadir dikarenak memiliki agenda yang lain. Remaja
dengan antusias mengikuti pembuatan hand sanitizer sesuai dengan panduan
WHO.
Setelah hand sanitizer berhasil dibuat, maka pada tanggal 27 Juli 2020
diberikan di tempat ibadah yang belum memiliki fasilitas hand sanitizer.
Penyerahan fasilitas hand sanitizer dilakukan kepada pengurus Masjid Alfalah
dan Mushola Nurul Hidayah. Bapak Pengurus Masjid dan Mushola dengan
senang hati menerima bantuan tersebut, karena ditempat ibadah tersebut belum
terdapat hand sanitizer. Selain itu saya juga memberikan panduan mencuci tangan
dan langkah penggunaan hand sanitizer dan poster cuci tangan.
Dalam pelaksanaan program pengorganisasian penyemprotan disinfektan
terdapat beberapa kendala saat pelaksanaan, antara lain kegiatan yang tidak sesuai
dnegan jadwal yang telah ditentukan. Sebab beberapa dari pihak remaja dan
bapak-bapak memiliki kepentingan yang berbeda, sehingga waktu pelaksanaan
mundur. Kemudian saya dan remaja yang melakukan penyemprotan hanya
menggunakan baju biasa, selain APD yang terbatas. Menurut salah satu remaja
mengatakan jika menggunakan baju APD saat penyemprotan membuat
berkeringat dan relatif panas.
Sedangkan untuk penyediaan hand sanitizer saya hanya melakukan
kunjungan 1 kali untuk memantau apakah fasilitas tersebut berguna dan
digunakan sebagaimana mestinya. Menurut pengurus masjid dan mushola,
mengatakan bahwa fasilitas yang diberikan sangat bermanfaat untuk pengunjung.
42
Terlebih saat hari raya Idul Adha, karena pengunjung yang datang ke tempat
ibadah sangat banyak sehingga membutuhkan fasilitas hand sanitizer.
4.2 Pembahasan
Bab ini akan menjelaskan tentang interpretasi hasil program yang sudah
terlaksanana, hambatan dan keterbatasan program. Pembahasan interpretasi hasil
dilakukan dengan membandingkan hasil dari temuan peneltian dengan tinjauan
pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya..
Dalam program pemberdayaan remaja melalui edukasi pencegahan Covid-
19 di RT 05 RW 03 di desa Loram Wetan, sasaran utamanya ialah remaja.
Menurut World Health Organization (WHO) remaja yaitu penduduk yang masih
tergolong dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun Remaja menurut Depkes RI tahun 2009, remaja yaitu mereka yang berusia
12-25 tahun. Adapun remaja menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) remaja yaitu mereka yang digolongkan dalam usia
10-24 tahun dan berstatus belum menikah (Kemenkes, 2017).
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual,
dimana remaja mengalami masa kritis dan rentan dan jika pada usia remaja
mengalami kegagalan kemungkinan besar remaja mengalami kegagalan dalam
perjalanan hidup sebaliknya jika remaja mengalami keberhasilan maka sangat
baik dalam memasuki tahapan selanjutnya (Irianto, 2015).
Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan
yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam
perilaku berisiko dan mungkin harus menanggung akibat jangka pendek dan
jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik dan psikososial.
Desa Loram Wetan memiliki jumlah penduduk yang berusia 12-24 tahun
relatif banyak atau sekitar 2500 penduduk. Sedangkan untuk penduduk remaja di
RT 05 RW 03 sekitar 42 penduduk yang berusia 12-24 tahun dan dan belum
43
menikah, dengan beragam latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Berikut
merupakan pembahasan menurut ketiga program kegiatan yang telah dilakukan
bersama remaja RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan.
4.2.1 Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-19
Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana yang
disebabkan oleh pandemi Covid-19. Bahkan pemerintah dengan sigap
mengeluarkan langkah dan aturan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
Salah satunya dengan mensosialisasikan gerakan Social dan Physical Distancing.
Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata
rantai infeksi Covid-19, maka seseorang harus menjaga jarak aman dengan
manusia lainnya minimal 2 meter, tidak melakukan kontak langsung dengan orang
lain, dan menghindari pertemuan secara massal.
Akan tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik,
contohnya ketika pemerintah telah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk
tidak berkuliah dan bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah,
justru kondisi ini dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk pergi berlibur
(Malik, 2020). Meski Indonesia dalam keadaan darurat, namun masih saja banyak
menggelar kegiatan yang mengumpulkan banyak massa. Kegiatan tersebut dapat
menjadi mediator terbaik bagi penyebaran virus corona dalam skala yang jauh
lebih besar (Hariyadi, 2020). Selain itu masih banyak masyarakat Indonesia yang
menganggap remeh virus ini, dengan tidak mengindahkan himbauan-himbauan
pemerintah.
Perilaku yang tidak normal yang ditunjukan oleh fenomena diatas
menegaskan bahwa masyarakat Indonesia belum mengenal tentang Covid-19,
sehingga memicu banyak pihak untuk melakukan edukasi dan penjelasan
informasi kepada masyarakat tentang apa itu Covid-19, bagaimana cara
penularannya, berasal dari apa, siapa saja yang memiliki risiko tinggi terinfeksi
Covid-19, serta bagaimana cara pencegahan untuk memutus rantai penularan.
Sehingga masyarakat, khususnya remaja menjadi lebih paham tentang Covid-19
serta dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang positif dalam menyikapinya
44
Perlu dilakukan upaya edukasi dan sosialisai agar dapat meningkatkan
pengetahuan remaja serta menjadikan sikap dan perilaku yang lebih positif.
Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan tentang Covid-19 bagi remaja sangat
penting dilakukan karena angka penularan Covid usia remaja mengalami
peningkatan dan seringnya tidak menunjukkan gejala. Masalah Covid-19
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian yang
serius, ini terlihat dari penyebaran penyakit yang sangat cepat tanpa mengenal
batas negara dan masyarakat di dunia. (Fitriani, 2011)
Edukasi yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan penjelasan
terkait COVID-19 dari mulai definisi, gejala, cara penularan, pencegahan, dan
lain-lain. Metode berbagi cerita dan tanya jawab di grup Whatsapp serta
dilengkapi dengan media digital berupa poster bergambar, leaflet serta booklet
yang berisi tentang informasi Covid-19. Tujuan akhir yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan diatas adalah mengurangi atau menghilangkan sumber infeksi
COVID-19, memutus rantai penularan COVID-19.
Dalam program ini dilaksanakan dengan sasaran remaja RT 05 RW 03.
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji diketahui bahwa 17 (60,7%) responden dari remaja
RT 05 RW 03 memiliki tingkat skor pengetahuan Covid-19 dengan kategori
kurang. Akan tetapi pada tabel 4.7 dan 4.9 untuk tingkat skor sikap dan perilaku
sebagian besar sudah dalam kategori baik, hanya terdapat 3-4 remaja yang
memiliki sikap dan perilaku kurang. Hal ini menunjukan informasi yang diterima
oleh siswa tentang asal usul dan bagaimana penularan Covid-19 sangat sedikit.
Setelah dilakukannya proses edukasi dan sosialisasi selama 4 kali
pertemuan dalam waktu 1 minggu dengan menggunakan media poster leaflet dan
booklet, didapatkan perbedaan hasil skor pengetahuan, sikap dan perilaku. Tabel
4.6 menunjukkan sebanyak 23 responden (82,1%) memiliki pengetahuan katergori
baik, dan tentang penyebab, penularan, dan pencegahan Covid-19. Pada tabel 4.8
dan tabel 4.9 menunjukkan terdapat sebanyak 25 responden (96.4%) memiliki
sikap dan perilaku yang baik, lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya
sosialisasi edukasi.
45
Perubahan nilai pengetahuan pada remaja pada saat pre-test dan post-test
cukup tinggi, dari hanya 11 responden (39,3%) yang memiliki kategori baik
menjadi 23 responden (82,1%) terjadi peningkatan (42,9%) dari pengetahuan
awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan nilai
pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan karena beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
Perubahan nilai sikap pada remaja pada saat pre-test dan post-test tidak
terlalu tinggi, dari 24 responden (85,7%) yang memiliki kategori baik menjadi 27
responden (96,4%) terjadi peningkatan (10,7%) dari sikap awal. Meski tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test namun tetap
memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya memiliki sikap dengan
kategori kurang.
Perubahan nilai perilaku pada remaja pada saat pre-test dan post-test tidak
terlalu tinggi, dari 25 responden (89,3%) yang memiliki kategori baik menjadi
27responden (96,4%) terjadi peningkatan (7,1%) dari perilaku awal. Meski tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test namun tetap
memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya memiliki perilaku dengan
kategori kurang.
Hal ini terbukti bahwa penyuluhan kesehatan tentang penyakit Covid-19
cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan
pengetahuan remaja dalam jangka waktu yang singkat dan sesuai teori yang sudah
ada, selain itu tampilan materi yang menarik, cara penyampaian materi dan bahasa
penyampaian yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan, umur berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan. Dimana semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir,
bertambahnya umur akan berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan
seseorang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahdini (2013), yang
meneliti pengaruh penyuluhan oleh tenaga pelaksana gizi dengan metode ceramah
disertai media poster dan leaflet terhadap perilaku ibu dan pertumbuhan balita gizi
46
kurang dikecamatan Tanjung Beringin, dengan kesimpulan bahwa penyuluhan
dengan metode ceramah disertai media poster dan penyuluhan dengan metode
ceramah disertai media lieflet dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu
balita. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Utama, 2014) yang menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan media booklet terhadap
peningkatan pengetahuan.
Berdasarkan hasil, peningkatan kategori nilai pengetahuan, sikap, perilaku
setelah pemberian penyuluhan kesehatan tentang Covid-19 dikarenakan
pemberian edukasi dan sosialisasi dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah secara daring disertai media leaflet, booklet, dan poster sehingga segala
pesan atau informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan jelas oleh
pendegar.
Notoatmojo, mengemukakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan
yang baik tentang penularan dan cara pencegahan Covid-19 akan mempengaruhi
perilaku masyarakat dalam mencegah penularan Covid-19. Dengan meningkatkan
pengetahuan responden Covid-19 diusahakan kasus-kasus penyakit malaria bisa
dikurangi bahkan dapat di cegah (Notoadmodjo, 2005).
Hal ini mendasari pengetahuan yang baik dapat dipengaruhi oleh
faktor,baik faktor internal (keluarga) maupun eksternal (kampus dan lingkungan
sekitar). Faktor internal misalnya faktor keluarga, guru, dan teman sebaya (peer
group), sangat mendukung dalam memberikan informasi pada remaja mengenai
Covid-19 dan secara khusus tentang cara penyebab Covid-19 baik berdiskusi
secara langsung maupun melalui seminarseminar kesehatan, meningkatkan
pengetahuan siswa tentang pencegahan Covid-19.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan di luar kampus/sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Sedangkan sikap ddipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya setempat, media
massa, lembaga pendidikan / lembaga agama, dan faktor emosional.
47
Menurut Notoatmodjo (2010), upaya intervensi terhadap faktor perilaku
dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendidikan atau paksaan/tekanan,
dan pendekatan pendidikan adalah yang paling tepat sebagai upaya untuk
memecahkan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor perilaku. Salah satu
upaya dalam bentuk pendidikan kesehatan yang memungkinkan untuk merubah
perilaku adalah dengan penyuluhan.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi
baik orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang Covid-19.
Hal ini sejalan dengan tujuan dari dilakukannya penyuluhan kesehatan
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), yakni peningkatan pengetahuan
masyarakat di bidang kesehatan, tercapainya perubahan perilaku, individu,
keluarga, dan masyarakat sebagai sasaran utama penyuluhan kesehatan dalam
membina perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan konsep sehat
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan kategori
nilai sikap meski sejak awal remaja telah memiliki nilai sikap yang baik. Namun
perubahan sikap remaja di RT 05 RW 03 karena adanya pemberian informasi,
dimana didalamnya terdapat proses belajar yang dapat merubah sikap dari yang
kurang baik menjadi lebih baik. Meski terdapat beberapa hambatan, namun secara
keseluruhan remaja mengalami peningkatan skor pada pengetahuan, sikap dan
perilaku.
4.2.2 Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru
Sejak bulan Juni, pemerintah Indonesia telah memberlakukan New
Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru. Sebagian masyarakat ternyata belum
begitu memahami tentang konsep Adaptasi Kebiasaan Baru sehingga pada
awal diberlakukannya New Normal, masih banyak yang mengabaikan
protokol kesehatan. Justru dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru ini
48
masyarakat seharusnya menjadi lebih disiplin dalam mematuhi protokol
kesehatan. Maka dari itu, pemerintah tidak henti-hentinya
mengkampanyekan untuk rajin cuci tangan atau pake hand sanitizer, pakai
masker, dan jaga jarak. Juga menyarankan agar masyarakat menjaga
kesehatan dan imunitas lingkungan.
Sementara pelaksanaan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru memliki
tantangan yang tidak mudah. Diantaranya seperti, kepatuhan masyarakat untuk
melaksanakan protokol kesehatan, kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi
secara dekat, ketidakpahaman tentang bahaya virus yang tidak kasat mata, serta
munculnya berbagai pendapat melalui media sosial yang kurang mendukung
upaya pencegahan.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
mansyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisah
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Fitriani,
2011).
Media yang dapat digunakan antara lain adalah poster dan leaflet yang
berisi informasi terkait Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan protokol kesehatan.
Menurut Amisani (2009), leaflet dan poster sangat efektif dalam meningkatkan
efektifitas penyuluhan dengan metode ceramah, karena leaflet selain merangkum
dari keseluruhan materi penyuluhan, juga menyajikan gambar menarik yang
memudahkan seseorang memahami isi materi.
Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru yang diikuti
oleh 28 remaja RT 05 RW 03 dilaksanakan selama satu minggu secara daring di
whatsapp grup dengan waktu yang fleksibel. Sebelum pelaksanaan edukasi,
dilakukan pengisian kuesioner pretest, dan pada pertemuan terakhir edukasi
melakukan pengisian kuesioner posttest yang diisi oleh responden dengan tujuan
untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Pemberian
informasi meliputi materi pengertian, apa dan dimana saja protokol kesehatan
digunakan, tips produktif, tips menjaga kesehatan mata dan meningkatkan
imunitas tubuh.
49
Dalam program ini dilaksanakan dengan sasaran remaja RT 05 RW 03.
Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji diketahui bahwa 17 (60,7%) responden dari
remaja RT 05 RW 03 memiliki tingkat skor pengetahuan Adaptasi Kebiasaan
Baru dengan kategori kurang, menunjukan bahwa informasi yang diterima oleh
siswa tentang asal usul dan bagaimana penularan Covid-19 sangat sedikit. Pada
tabel 4.17 untuk skor sikap sebagian besar sudah dalam kategori baik, hanya
terdapat 2 remaja yang memiliki sikap dengan kategori kurang. Sedangkan pada
tabel 4.19 untuk skor perilaku sebanyak 10 responden (35,7%) memiliki kategori
kurang.
Setelah dilakukannya proses edukasi dan sosialisasi selama 3 kali
pertemuan dalam waktu 1 minggu dengan menggunakan media poster dan leaflet
didapatkan perbedaan hasil skor pengetahuan, sikap dan perilaku. Tabel 4.15
menunjukkan sebanyak 24 responden (85,7%) memiliki pengetahuan katergori
baik, dan tentang kebiasaan Baru dan Protokol kesehatap. Pada tabel 4.17 dan
menunjukkan terdapat sebanyak 28 responden (100%) memiliki sikap yang baik,.
Pada tabel 4.19 terdapat sebanyak 28 responden (100%) memiliki perilaku yang
kategori baik.
Perubahan nilai pengetahuan pada remaja pada saat pre-test dan post-test
cukup tinggi, dari hanya 11 responden (39,3%) yang memiliki kategori baik
menjadi 24 responden (85,7%) terjadi peningkatan (46,9%) dari pengetahuan
awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan nilai
pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan karena beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
Perubahan nilai sikap pada remaja pada saat pre-test dan post-test cukup
tinggi, dari 26 responden (92,9%) yang memiliki kategori baik menjadi 28
responden (100%) terjadi peningkatan (7,1%) dari sikap awal. Meski tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test namun tetap
memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya memiliki sikap dengan
kategori kurang.
50
Perubahan nilai perilaku pada remaja pada saat pre-test dan post-test
cukup tinggi, dari hanya 18 responden (64,3%) yang memiliki kategori baik
menjadi 28 responden (100%) terjadi peningkatan (35,7%) dari perilaku awal.
Hal ini terbukti bahwa penyuluhan kesehatan tentang Adaptasi Kebiasaan
Baru cukup efektif dan efisien serta memberikan pengaruh untuk meningkatkan
pengetahuan remaja dalam jangka waktu yang singkat dan sesuai teori yang sudah
ada, selain itu tampilan materi yang menarik, cara penyampaian materi dan bahasa
penyampaian yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan, umur berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan. Dimana semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir,
bertambahnya umur akan berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan
seseorang.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan di luar kampus/sekolh dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi
baik orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang Adaptasi kebiasaan Baru
di berbagai tempat.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan kategori
nilai sikap meski sejak awal remaja telah memiliki nilai sikap yang baik. Namun
perubahan sikap remaja di RT 05 RW 03 karena adanya pemberian informasi,
dimana didalamnya terdapat proses belajar yang dapat merubah sikap dari yang
kurang baik menjadi lebih baik. Meski terdapat beberapa hambatan, namun secara
keseluruhan remaja mengalami peningkatan skor pada pengetahuan, sikap dan
perilaku.
51
4.2.3 Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan Penyediaan Hand
Sanitizer
Masyarakat masih banyak berpikir bahwa penularan Covid-19 masih bisa
dihindari hanya dengan menjauhkan diri dari penderita saja, padahal penyakit ini
dapat menyebar melalui partikel-partikel yang menempel pada barang-barang
disekitarnya. Virus dapat ditularkan dari 1 hingga 2 meter melalui batuk atau
bersin. Cara transmisi virus yang lain adalah melaui kontak tangan, ataupun
lingkungan yang terkena virus seperti gagang pintu, meja dan kursi. Sanitasi yang
dapat dilakukan salah satunya adalah mencuci tangan serta muka dengan teratur
(Van Doremalen, et al., 2020) .
Apabila sanitasi tidak diperhatikan, maka penyebaran akan semakin luas.
Dapat dimisalkan seseorang yang terjangkit virus covid bersin dan tidak ditutup
baik dengan tisu ataupun diseka menggunakan lengan bagian dalam, dapat
menularkan ke orang-orang disekitarnya, atau jika seseorang yang terjangkit
bersin lalu tanggannya memegang suatu benda yang ada di tempat umum dan
orang lain memegangnya, dapat menimbulkan adanya transmisi penyakit (Larasati
& Haribowo, 2020).
Untuk mencegah penyebaran Covid-19 akibat droplet yang mungkin
menempel pada permukaan, maka perlu dilakukan desinfeksi lingkungan. Salah
satu cara untuk mencegah penularan dan penyebarannya adalah dengan senantiasa
menjaga kebersihan dari diri dan lingkungan. Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara menggunakan antiseptik dan desinfektan.
Antiseptik merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme tanpa harus membunuh mikroorganisme tersebut
di jaringan hidup. Antiseptik biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine, dan
anilides. Desinfektan merupakan zat yang dapat membunuh patogen di
lingkungan (Marie, 2020). Desinfektan biasanya mengandung glutaraldehid dan
formaldehid. Penggunaan zat-zat tersebut sebelumnya lebih menjadi
tanggungjawab tenaga medis, namun untuk sekarang penggunaan zat-zat tersebut
dapat digunakan tidak hanya di rumah sakit, namun di rumah pun akan sering
digunakan (Larasati & Haribowo, 2020).
52
Namun, saat ini di masyarakat muncul fenomena penyemprotan
disinfektan secara masif di berbagai tempat, bahkan dilakukan langsung ke tubuh
manusia. Peneliti Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer. nat., Endang Lukitaningsih,
S.Si., M.Si., Apt., menjelaskan disinfektan adalah bahan kimia yang dipakai untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur
kecuali spora bakteri pada permukaan benda mati seperti lantai, furniture, dan
ruangan. Disinfektan tidak digunakan pada kulit ataupun selaput lendir karena
berisiko mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan
antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan
membran mukosa (Ika, 2020).
Disinfektan juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda
dengan mengusap larutan disinfektan di bagian yang terkontaminasi. Misalnya,
pada lantai, dinding, tombol lift, permukaan meja, daun pintu, dan lainnya.
Pemakaian disinfektan dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk
mengendalikan jumlah antimikrobia dan virus di ruangan yang berisiko tinggi.
Sementara pada ruangan yang sulit dijangkau biasanya digunakan sinar UV
dengan panjang gelombang tertentu. Proses ini akan mencegah penularan
mikroorganisme patogen dari permukaan benda ke manusia.
Apabila menggunakan disinfektan, ada beberapa produk yang
direkomendasikan untuk disinfeksi. Contohnya, sodium hipoklorit, amonium
kuartener (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 persen dan hidrogen peroksida.
Kendati begitu dia mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan petunjuk
penggunaan pada label agar produk dapat digunakan dengan aman dan efektif.
Konsentrasi disinfektan yang dipakai perlu diperhatikan. Selain itu waktu kontak
antara objek dengan disinfektan antara 1-10 menit tergantung jenisnya, serta
gunakan sarung tangan dan pastikan ventilasi yang baik untuk mengurangi
paparan saat penggunaan.
Menurut beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya, pelaksanaan dari
hygene yang mampu untuk dilakukan yaitu mengaplikasikan mencuci tangan baik
menggunakan sabun antiseptik selama 20 detik, ataupun bila sulit menemukan air
dapat dilakukan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol (Israel, 2020).
53
Menurut Jordan dan vanessa rekomendasi untuk mencuci tangan baik itu dengan
sabun antiseptik ataupun yang berbasis alkohol, dari 7 case control memberikan
hasil efektif, 2 studi cohort menunjukkan tidak efektif, dan 2 studi cohort lainnya
menunjukkan efektif (Jordan & Vanessa, 2020).
Langkah cuci tangan yang baik menurut WHO terdapat 7 tahapan yaitu :
1. Tuang cairan antiseptik ataupun sabun antiseptik ke telapak tangan
kemudian usap dan gosokkan kedua telapak tangan secara perlahan-
lahan secara lembut dengan gerakan memutar.
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosokkan sela-sela jari hingga bersih.
4. Gosok kedua punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling
mengunci.
5. Gosok ibu jari dengan diputar dalam genggaman tangan kanan, lakukan
pada kedua tangan secara bergantian.
6. Usapkan ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan
kiri, lakukan pula pada tangan satunya.
7. Bilas dengan bersih jika menggunakan sabun antiseptik.
Selain itu, Data studi klinis tentang efektivitas secara khusus perlu
menunjukkan bahwa bahan aktif dalam produk cuci antiseptik konsumen lebih
unggul daripada sabun non antibakteri dalam mencegah penyakit atau mengurangi
infeksi. FDA telah mengeluarkan aturan final yang mensyaratkan penghapusan
bahan aktif tertentu dari sabun tangan antibakteri konsumen OTC dan pencucian
tubuh termasuk triclosan dan triclocarban yang paling umum digunakan.
Beberapa antiseptik adalah germisida sejati yang mampu menghancurkan
mikroba. Sedangkan yang lain bersifat bakteriostatik dan hanya mencegah atau
menghambat pertumbuhannya. Antiseptik sering digunakan untuk membersihkan
luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan
sterilitas, misalnya povidon iodin, kalium permanganat, hidrogen peroksida, dan
akohol. Hand sanitizer umumnya adalah mengandung antiseptik seperti alkohol
60-70 persen. Kadar bahan aktif pada antiseptik jauh lebih rendah daripada
disinfektan.
54
Tim peneliti Fakultas Farmasi lainnya, Dr. Ika Puspita Sari, S.Si., M.Si.,
Apt., memaparkan virus Covid-19 memiliki lapisan dinding virus yang tersusun
dari amplop glikoprotein yang membungkus RNA di bagian dalamnya. Supaya
virus ini bisa mati maka dibutuhkan bahan yang mampu merusak amplop dan
material di dalamnya. Amplop ini tidak akan hancur dengan air saja sehingga
perlu bahan lain yakni alkohol atau srufaktan (sabun) sesuai saran WHO.
Ika menjelaskan bahwa Enviromental Protection Agencies (EPA) telah
merilis 351 sediaan yang dapat digunakan sebagai disinfektan untuk membunuh
virus termasuk virus corona dengan waktu kontak yang efektif. Salah satu sediaan
yang dimaksud adalah etanol dengan konsentrasi minimal 60 persen. Dengan
konsentrasi tersebut diketahui dapat melarutkan bagian apolar dari dinding virus
sehingga virus akan rusak (Ika, 2020).
Selain itu, bahan golongan klorin (klorin dioksida, sodium hipoklorit, dan
asam hipoklorit) bisa membunuh virus dengan jalan masuk menembus dinding
virus dan akan merusak bagian dalam virus. Contoh sediaan lainnya adalah
benzalkonium klorida yang termasuk dalam golongan surfaktan kationik yang saat
ini banyak digunakan pada cairan disinfektan. Kendati begitu, kedua bahan ini
mudah menguap sehingga berisiko mengganggu pernafasan jika terhirup.
WHO pun telah mengeluarkan panduan pembuatan Hand-Sanitizer dengan
menggunakan bahanbahan yaitu etanol atau isopropil alkohol, hidrogen peroksida
3%, Gliserol 95%, dan air destilasi atau air yang sudah di rebus dan didinginkan
30 Selain itu pemakaian desinfektan perlu diperhatikan dari segi takaran
pembuatannya. Sebelum memulai mencampurkan bahan, pastikan menggunakan
sarung tangan dan pakaian lengkap untuk menghindari kesalahan saat proses
pencampuran. Jika keadaan pencampuran sudah aman, bisa dicampurkan pemutih
pakaian sebanyak 1 sendok teh dengan 1 liter air. Takaran atau perbandingan ini
dinilai aman digunakan untuk disemprotkan kepada benda mati yang akan
disterilkan, serta tidak berbahaya dari segi bahan yang digunakan.
Dari beberapa penelitian yang ada memang menunjukkan bahwa efektif
penggunaan antiseptik dan desinfektan untuk membunuh virus, namun jika tidak
diikuti dengan pembatasan jarak antara penderita maupun pembawa, maka tetap
55
saja penularan akan semakin banyak dan tidak bisa dihindari. Perilaku individu
dan aturan umum kebersihan pribadi sangat penting untuk mengendalikan
penyebaran dari Covid-19 ini, seperti solasi diri secara dini, serta menjaga jarak
sosial.
Program penyemprotan disinfektan merupakan salah satu kegiatan yang
sudah ada di Desa Loram Wetan namun berjalan secara berkala 1 bulan sekali.
Hal ini dikarenakan, sumber daya manusia yang melakukan kegiatan tersebut
sangat terbatas dan memiliki kesibukkan masing-masing serta dampak dari
penggunaan disinfektan pada lingkungan.
Mahasiswa PKL SKM Penggerak Desa dan KKN BMC Unnes diminta
untuk menjalankan program tersebut serta di bantu oleh bapak-bapak dan remaja
setempat. Pada awalnya jadwal kegiatan akan dilaksanakan pada sore hari, akan
tetapi dalam pelaksanaannya program ini tidak sesuai dengan rencana awal dan
melebihi perkiraan waktu yang ada.
Faktor pendukung dalam program pengorganisasian penyemprotan
disinfektan ini didanai oleh pemerintah desa, sehingga tidak memerlukan biaya
tambahan lagi. Selain itu program mendapat dukungan dan respon positif dari
warga dan perangkat Desa dan RW, karena sebelumnya program ini sudah lama
tidak dilakukan sejak awal muncul Covid-19 di Desa Loram Wetan. Kekurangan
dari proses penyemprotan ini yaitu pada tahap pelaksanaan yang hanya dilakukan
di pinggir jalan, dengan menyemprot jendela pagar dan pintu rumah sambil
kendaraan jalan. Hal tersebut sangat tidak efisien dan cukup berbahaya jika ada
pengguna jalan atau pemilik rumah ikut tersemprot disinfektan.
Sedangkan untuk program penyediaan Hand Sanitizer, pelaksanaannya
berjalan dengan lancar dibantu oleh Remaja RT 05 RW 03 dalam pembuatan
cairan hand sanitizer sesuai dengan panduan WHO dengan kandunga alkohol
70%. Setelah berhasil dibuat, Hand Sanitizer disertai sabun cuci tangan cair
langsung diberikan kepada pengurus Masji Jami Alfalah dan Mushola Nurul
Hidayah. Kedua pihak bersangkutan mengatakan jika barang tersebut sangat
bermanfaat dan digunakan saat acara Idul Adha, serta digunakan ketika jamaah
akan melakukan solat di mushola atau masjid tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil program kegiatan dan pembahasan mengenai
Pemberdayaan remaja melalui program edukasi pencegahan Covid-19 di
RT 05 RW 03 Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Dengan meliputi 3 program kegiatan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan ketiga program berjalan dengan baik dan lancar, akan tetapi
masih memiliki beberapa kekurangan
2. Perubahan nilai pengetahuan remaja pada saat pre-test dan post-test mengenal
lebih dekat Covid-19 cukup tinggi, dari 11 responden (39,3%) yang memiliki
kategori baik menjadi 23 responden (82,1%) terjadi peningkatan (42,9%) dari
pengetahuan awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan
nilai pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
3. Perubahan nilai sikap remaja pada saat pre-test dan post-test mengenal lebih
dekat Covid-19 tidak terlalu tinggi, dari 24 responden (85,7%) yang memiliki
kategori baik menjadi 27 responden (96,4%) terjadi peningkatan (10,7%) dari
sikap awal. Meski tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan
post-test namun tetap memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya
memiliki sikap dengan kategori kurang.
4. Perubahan nilai perilaku remaja pada saat pre-test dan post-test mengenal
lebih dekat Covid-19 tidak terlalu tinggi, dari 25 responden (89,3%) yang
memiliki kategori baik menjadi 27responden (96,4%) terjadi peningkatan
(7,1%) dari perilaku awal. Meski tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara pre-test dan post-test namun tetap memiliki dampak perubahan pada
remaja yang awalnya memiliki perilaku dengan kategori kurang.
56
57
5. Perubahan nilai pengetahuan remaja pada saat pre-test dan post-test Adaptasi
Kebiasaan Baru cukup tinggi, dari hanya 11 responden (39,3%) yang memiliki
kategori baik menjadi 24 responden (85,7%) terjadi peningkatan (46,9%) dari
pengetahuan awal. Akan tetapi terdapat 2 remaja yang mengalami penurunan
nilai pengetahuan, hal ini mungkin diakibatkan beberapa faktor seperti tidak
fokus dalam mengikuti sosialisasi secara daring, kemudian adanya jadwal
kegiataan lain sehingga mengabaikan kegiatan sosialisasi.
6. Perubahan nilai sikap remaja pada saat pre-test dan post-test Adaptasi
Kebiasaan Baru tidak terlalu tinggi, dari 26 responden (92,9%) yang memiliki
kategori baik menjadi 28 responden (100%) terjadi peningkatan (7,1%) dari
sikap awal. Meski tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan
post-test namun tetap memiliki dampak perubahan pada remaja yang awalnya
memiliki sikap dengan kategori kurang.
7. Perubahan nilai perilaku remaja pada saat pre-test dan post-test Adaptasi
Kebiasaan Baru cukup tinggi, dari hanya 18 responden (64,3%) yang memiliki
kategori baik menjadi 28 responden (100%) terjadi peningkatan (35,7%) dari
perilaku awal.
8. Evaluasi dari program Sosialisasi dan Edukasi Mengenal Lebih Dekat Covid-
19 dan program Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan baru adalah
kegiatan sosialisasi hanya diikuti oleh remaja saja dan dilakukan secara
fleksibel yang kadang berubah dari jadwal waktu yang direncanakan,
mengingat kesibukan yang berbeda dari remaja, kemudian respon dan
tanggapan di grup dari remaja tidak mencapai 50 % dari jumlah total
responden.
9. Evaluasi dari program Pengorganisasian Penyemprotan Disinfektan dan
Penyediaan Hand Sanitizer yaitu dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk
ikut serta dalam kegiatan penyemprotan disinfektan daan melakukan
pemantauan untuk tetap menyediakan fasilitas Hand Sanitizer dan cuci tangan
sebagai upaya pencegahan Covid-19 yang berkelanjutan.
58
5.2 Saran
5.2.1 Manfaat bagi Mahasiswa PKL
Diharapkan mahasiswa teliti ketika mengolah data perubahan dan
menganalisis hasil kegiatan yang diperoleh. Tetap menjaga jarak saat
melakukan kegiatan diluar dan di tempat ramai. Mahasiswa selalu
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang tidak terdapat di
bangku perkuliahan sebagai bekal pengetahuan yang dapat digunakan
untuk persiapan masa studi selanjutnya.
5.2.2 Bagi Warga RT 05 RW 03
Diharapkan warga mengaplikasikan ilmu dan informasi yang
didapatkan dari kegiatan sosialisasi dan edukasi. Selalu menggunakan
protokol kesehatan selama berkegiatan di luar, tetap menjaga kekebalan
tubuh, serta selalu berpikir positif.
5.2.3 Bagi Desa Loram Wetan
Diharapkan semakin fokus untuk menghadapi berbagai
permasalahan kesehatan terutama Covid-19. Lebih tegas lagi jika ada
penduduk yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Semakin aktif dalam
menjalankan satgas covid, diharapkan dapat memberikan sosialisasi
lanjutan yang lebih intensif pada warga RT, melakukan pendataan
penduduk rentan terinfeksi Covid-19 di seluruh Desa. Serta terus
mengembangkan berbagai macam inovasi dalam pelaksanaan programnya.
5.2.3. Bagi Jurusan IKM FIK UNNES
Diharapkan untuk terus memberikan kesempatan dan berbagai
inovasi bagi mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan PKL serta
diharapkan kegiatan PKL semakin terorganisir dengan baik untuk ke
depannya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Amisani, D. (2009). Pengaruh Leaflet Dan Penyuluhan Terhadap Perilaku Kader Kesehatan Di Kecamatan Jati Luhur. Skripsi.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. SALAM Jurnal Sosial dan Budaya Syar'i , 1-13.
Detiknews. (2020). Detikcom. Retrieved Agustus 2020, from Saat WHO Anggap Penyemprotan Disinfektan di Jalanan Sebuah Banyolan: https://news.detik.com/berita/d-4969071/saat-who-anggap-penyemprotan-disinfektan-di-jalanan-sebuah-banyolan?single=1
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020). Retrieved Agustus 2020, from Ketahui: Adaptasi Kebiasaan Baru: https://covid19.go.id/edukasi/apa-yang-harus-kamu-ketahui-tentang-covid19/adaptasi-kebiasaan-baru
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020). Retrieved Agustus 20, 2020, from Data Sebaran di Indonesia: https://covid19.go.id
Hariyadi, D. (2020). Tempo.co. Retrieved Agustus 2020, from Pandemi Corona, Ribuan Orang Ikut Tabligh Akbar se-Asia di Gowa: https://nasional.tempo.co/read/1321285/pandemi-corona-ribuan-orang-ikut-tabligh-akbar-se-asia-di-gowa
Ika. (2020). UGM. Retrieved Agustus 2020, from Pakar UGM Paparkan Penggunaan Disinfektan Yang Tepat Cegah Penyebaran Covid-19: https://ugm.ac.id/id/berita/19232-pakar-ugm-paparkan-penggunaan-disinfektan-yang-tepat-cegah-penyebaran-covid-19
Irianto, K. (2015). Seksologi Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Israel. (2020). Covid-19: An International Public Health Concern. Central Journal of GlobalHealth , 9 (1).
Jordan, & Vanessa. (2020). Coronavirus (Covid-19): infection control and prevention measures. J.Prime Helath Care , 12 (1).
Kemenkes. (2017). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Retrieved 2020, from Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja:
Kudus, P. (2020, Agustus 20). Pemerintah Kabupaten Kudus. Retrieved Agustus 20, 2020, from Data Sebaran Covid: corona.kuduskab.go.id
Larasati, A. L., & Haribowo, C. (2020). Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik pada Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat. Majalah Farmasetika , 5 (3), 137-145.
Malik, D. (2020). Viva News. Retrieved August 2020, from Anies Tutup Lokasi Wisata di Jakarta, Wisatawan Pindah ke Puncak Bogor: https://www.vivanews.com/berita/nasional/40497-anies-tutup-lokasi-wisata-di-jakarta-wisatawan-pindah-ke-puncak-bogor?medium=autonext
Marie, J. (2020). Antiseptics and Disinfectans. Springer nature Switzerland Dermatology .
Notoadmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
RI, K. (2015). Infodatin: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.
Utama, Y. A. (2014). Keputihan di SMA N 1 Pagaralam tahun 2014. Skripsi.
Van Doremalen, N., T, B., DH, M., MG, H., A, G., BN, W., et al. (2020). Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2 as compared with SARSCoV-1. New England Journal of Medicine .
Wahdini. (2013). Pengaruh Penyuluhan Oleh Tenaga Pelaksana Gizi dengan Metode Ceramah Disertai Media Poster dan Leaflet Terhadap Perilaku Ibu dan Pertumbuhan Balita Gizi Kurang di Kecamatan Tanjung Beringin. Skripsi.
WHO. (2020). Guide to Local Production. WHO.
WHO. (2020, Agustus). World Health Organization. Retrieved from Coronavirus disease (Covid-19) Pandemic: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Lampiran 1. Berita Acara
Lampiran 2. Dokumentasi
Peijinan kepada Kepala Desa dan RT 05 RW 03
Pengorganisasian Dan Musyawarah Dengan Tokoh Masyarakat Untuk Penyemprotan Disinfektan
Pelaksanaan Penyemprotan Disinfektan yang Pertama di Rumah Warga dan Warung bersama KKN BMC Unnes
Pelaksanaan Penyemprotan Disinfektan yang Pertama di Rumah Warga dan Warung bersama KKN BMC Unnes
Pelaksanaan Penyemprotan Disinfektan yang Kedua di Desa
Loram Wetan bersama KKN BMC Unnes
Pembuatan Hand Sanitizer bersama Remaja RT 05 RW 03 dan Penyerahan Hand Sanitizer kepada Pengurus Mushola Nurul Hidayah dan Masjid Jami Alfalah
Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi tentang Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru Melalui Grup Whatsapp Remaja RT 05 RW 03
Curah Pendapat, Evaluasi serta Testimoni dari Remaja RT 05 RW 03 dan Pembagian Masker
Curah Pendapat Bersama Kepala Desa Loram Wetan dan KKN BMC Unnes
Lampiran 3. Instrumen
Kuesioner Adaptasi Kebiasaan Baru Selama Pandemi Covid-19Identitas RespondenNama :Umur :Jenis Kelamin :Pendidikan/Pekerjaan :No.Hp (WA)* :*untuk informasi edukasi lanjutan di grup Whatsapp
Tingkat PengetahuanNo. Pertanyaan Benar Salah
1.
Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung dan kanker, sebaiknya dirumah saja karena memiliki risiko tinggi terinfeksi Covid-19.
2.Covid-19 ditularkan melalui droplet atau percikan air ludah yang dikeluarkan ketika berbicara, batuk, bersin
3.Menyentuh wajah (mata, hidung, dan mulut) dengan tangan kotor dapat mencegah dari paparan virus
4. Adaptasi Kebiasaan Baru / New Normal berarti bebas dan aman dari virus.
5.
Etika batuk dan bersin dapat dilakukan dengan menutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam, jika tidak terdapat tisu.
6. Menggunakan masker saja dapat membuat tubuh bebas dari infeksi Covid-19
7.
Covid-19 tidak dapat ditularkan melalui orang yang tidak memiliki gejala. Maka, tidak perlu menjaga jarak 1-2 meter ketika berada di tempat umum.
8.
Di era Adaptasi Kebiasaan Baru dianjurkan untuk membawa perlengkapan pribadi (alat ibadah, botol minum, dll) saat bepergian sebagai upaya cegah penularan Covid-19.
9.Adaptasi Kebiasaan Baru wajib untuk tingkatkan daya tahan tubuh, menjaga pola tidur dan pola konsumsi.
10.Cuci tangan hanya mengunakan air, sudah cukup untuk mencegah orang terinfeksi Covid-19.
Sikap RespondenNo. Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju1. Penting untuk selalu memakai
masker ketika di luar rumah baik keadaan sehat maupun sakit.
2. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Selalu menjaga jarak minimal 1-2 meter dengan orang lain dimanapun saya berada.
4. Selama Pandemi Covid-19, saya tidak memperhatikan pola tidur.
5. Saat batuk dan bersin, saya menutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam, jika tidak ada tisu
Perilaku RespondenNo. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda segera membersihkan
diri, pakaian perlengkapan lainnya jika pulang dari bepergian?
2. Apakah anda rutin berolahraga minimal 30 menit, mengonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup?
3. Apakah anda memiliki persediaan handsanitizer sebagai pengganti cuci tangan jika tidak terdapat sabun dan air?
4. Apakah anda selalu menggunakan masker dengan benar (menutup hidung, mulut dan dagu) ketika keluar rumah untuk mencegah penularan virus?
5. Apakah anda membawa peralatan makan dan perlengkapan ibadah jika sedang bepergian ?
Kuesioner Edukasi Covid-19I. Identitas Responden
Nama :Umur :Jenis Kelamin :Pendidikan/Pekerjaan :No.Hp (WA)* :*untuk informasi edukasi lanjutan di grup Whatsapp
II. Tingkat PengetahuanNo. Pertanyaan Benar Salah
1. Covid-19 disebabkan oleh coronavirus jenis lama yang berasal dari kota Wuhan, China
2. Coronavirus Disease 2019 merupakan penyakit tidak menular
3.Covid-19 disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
4. Masa inkubasi Covid-19 rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
5. Virus corona bersifat zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia)
6. Antibiotik dapat membunuh Covid-19
7.Kelompok risiko tinggi terinfeksi Covid-19 adalah lansia saja
8.Demam tinggi (>38C) dan gangguan pernapasan merupakan salah satu gejala klinis Covid-19
9.Kontak Erat merupakan istilah baru untuk menggantikan istilah OTG(Orang Tanpa Gejala)
10. Covid-19 sama dengan SARS dan MERS
III. Sikap RespondenNo. Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju1. Saya akan memberitahu keluarga dan
masyarakat sekitar, apabila saya positif Covid-19 untuk upaya pencegahan penularan
2. Saya keluar rumah jika ada kepentingan yang sangat mendesak saja.
3. Saya tidak akan melakukan pemeriksaan diri ke tenaga kesehatan apabila saya
mengalami gejala-gejala Covid-194. Covid-19 merupakan penyakit
berbahaya, karena tingkat penyebarannya tinggi dan cepat sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan
5. Saya akan berusaha mencari sumber informasi tentang covid dan pencegahannya
IV. Perilaku RespondenNo. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda akan tinggal dirumah
jika merasa sakit dengan gejala seperti flu?
2. Apakah anda mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari menyentuh bagian wajah (mata, hidung, mulut)?
3. Apakah anda menerapkan jaga jarak fisik sejauh 1-2 meter di tempat umum?
4. Apakah anda selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan aktivitas?
5. Apakah anda melakukan isolasi mandiri di rumah setelah bepergian dari luar kota dan mendapati gejala demam dan batuk-batuk?
Lampiran 4. Luaran
1. Leaflet Panduan Kesehatan AKB (A3)
2. Leaflet Serba-Serbi Covid-19 (A2)
3. Poster 6 Langkah CTPS (A3)
4. Booklet Mengenal lebih dekat Covid-19 (A2)
5. Panduan Disinfektan (A12)
6. Poster Apa itu Virus Corona (A2)
7. Panduan Disinfektan (A12)
8. Poster 3 Langkah penggunaan Hand Sanitizer (A12)
9. Hasil Musyawarah (A12)
Lampiran 5. Logbook Kegiatan
Lampiran 6. Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI
PROGRAM “MENGGERAKKAN MASYARAKAT”
SKM PENGGERAK DESA
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Nama : Mayditania Intan Bunga PratiwiNIM : 6411417052Institusi : Dinas Kesehatan Kabupaten KudusPembimbing Akademik : Dr. dr. Mahalul Azam, M.KesPembimbing Lapangan : Rumisih
No Hari/ Tanggal Materi Konsultasi Paraf Pembimbing
1. Rabu, 15 Juli 2020 Konsultasi kepada PL tentang kondisi RT
2. Senin, 20 Juli2020 Konsultasi kepada PL tentang program yang bisa dilakukan di RT
3. Rabu, 22 Juli 2020 Membahas Program kepada PL dan mengkonsultasikan untuk mengumpulkan beberapa remaja dalam pembuatan hand sanitizer
4. Rabu, 15 Juli 2020 Konsultasi kepada PL tentang Progja Edukasi Co vid dan AKB dengan sasaran Remaja RT di WAG
5. 15 Agustus 2020 Konsultasi dengan PL terkait temu langsung anak remaja RT