PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU STANDAR KOMPETENSI MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: NUR MUTROHMAH NIM : 09402244035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
176
Embed
PERSEPSI SISWA TERHADAP KET ERAMPILAN DASAR … · Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ... Pemberian Penguatan Non -Verbal ... Pie Chart Penggunaan Contoh dan Ilustrasisesuai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU STANDAR KOMPETENSI
MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
NUR MUTROHMAH NIM : 09402244035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas
Judul
:
:
:
:
:
Nur Mutrohmah
09402244035
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Ekonomi
Persepsi Siswa Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Yogyakarta
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
cara ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 1 Juli 2013
Yang menyatakan,
Nur Mutrohmah
NIM. 09402244035
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku.” (QS. At-Thaha: 25-28)
“Man Jadda Wa Jada,
Barang siapa bersungguh – sungguh,
maka dia akan berhasil”
(Pepatah Arab)
“Tak ada Kesuksesan tanpa kerja keras. Tetap berusaha dan berdoa”
(Penulis,2013)
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karya sederhana ini saya
persembahkan kepada:
Alm. Ayahanda Ahsanun dan Ibunda Umi Muzamah Ahziyah.
Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.
PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
GURU STANDAR KOMPETENSI
MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI
DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA
Oleh:
Nur Mutrohmah
NIM. 09402244035
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap keterampilan dasar mengajar guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Yogyakarta. Untuk mengetahui persepsi siswa maka permasalahan dibatasi melalui sub variabel yaitu : 1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 2) keterampilan menjelaskan. 3) keterampilan bertanya. 4) keterampilan memberikan penguatan. 5) keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar, media dan pola interaksi. 6) keterampilan mengelola kelas. 7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan data dengan menggunakan angket dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap keterampilan dasar mengajar meliputi aspek-aspek yang diteliti yaitu: 1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran tergolong baik dengan hasil rata-rata 2,52. 2) keterampilan menjelaskan tergolong baik dengan hasil rata-rata 2,56. 3) keterampilan bertanya tergolong baik dengan hasil rata-rata 2,57. 4) keterampilan memberikan penguatan tergolong tidak baik dengan hasil rata-rata 2,48. 5) keterampilan mengadakan variasi tergolong tidak baik dengan hasil rata-rata 2,49. 6) keterampilan mengelola kelas tergolong baik dengan hasil rata-rata 2,55. 7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil tergolong tidak baik dengan hasil rata-rata 2,44. Hasil rata-rata persepsi siswa terhadap keterampilan dasar mengajar seluruhnya yaitu 2,52. Berdasarkan hasil rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi termasuk kategori baik.
Kata Kunci: Persepsi, Keterampilan Dasar Mengajar
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Guru Standar
Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1
Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui tulisan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Sugiharsono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan rekomendasi untuk keperluan
penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Moerdiyanto, M.Pd., M.M.,Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk
keperluan skripsi ini.
4. Bapak Joko Kumoro, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi, Kaprodi
Pendidikan Administrasi Perkantoran yang memberi izin untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Rosidah, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
dan ilmu dari awal pembuatan proposal hingga penyusunan skripsi ini selesai.
6. Bapak Sudaryanto, M.Si., Narasumber yang telah memberikan ilmu dan
masukan-masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak Sutirman, M.Pd, Ketua Penguji yang telah memberikan ilmu dan
masukan-masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
telah memberikan ilmunya selama kuliah.
9. Bapak Drs. Rustamaji, Kepala SMK Negeri 1 Yogyakarta yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
10. Seluruh siswa kelas X AP 1 dan X AP 2 yang memberikan bantuannya dalam
memperoleh data penelitian.
11. Guru – guruku di Al-Ma’had Tholabul ‘Ilmi, terima kasih atas ilmu yang
diberikan selama ini.
12. Adik-adikku (Mukmin dan Annafi’) yang selalu menghibur dan memberikan
semangat.
13. Teman-teman Pendidikan Administrasi Perkantoran 2009 (Avi, Latifah, Ita,
Yuanita, Reisha, dan Retno), dan teman-teman lainnya yang selalu
memberikan semangat dan dorongan selama penyusunan skripsi ini.
6. Surat Izin dan Surat Keterangan Penelitian .....................................................
Halaman
126
130
136
146
153
157
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kesiapan sumber
daya manusia agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang
ada. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut harus diimbangi
dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu melalui pendidikan.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pendidikan
merupakan salah satu aspek dalam pembangunan sumber daya manusia.
Semakin rendah pendidikan seseorang, akan berpengaruh terhadap
produktivitas seseorang di masa akan datang. Dengan demikian, keberhasilan
suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikan yang berkualitas karena dari
pendidikan yang berkualitas dapat menciptakan pembangunan yang lebih
maju.
Pembangunan akan maju jika didukung oleh pendidikan yang bermutu.
Melalui pendidikan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Hal ini sesuai
dengan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 2 Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
1
2
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pendidikan tidak terlepas dari pendayagunaan sumber daya manusia.
Pengelolaan pendidikan oleh sumber daya manusia yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
pendidikan memerlukan perencanaan yang baik dalam setiap aspeknya. Salah
satunya adalah proses pembelajaran di kelas.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang mendominasi ketika di kelas.
Pembelajaran di sekolah sangat penting diperhatikan dalam setiap aspeknya.
Setiap pembelajaran mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Dalam
pencapaian tujuan pembelajaran perlu didukung kualitas pembelajaran yang
baik. Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah guru.
Guru mempunyai peran besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas. Hal ini didukung hasil penelitian Murphy dalam E. Mulyasa (2008)
mengemukakan bahwa keberhasilan pembaharuan sekolah sangat ditentukan
oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan
sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran diperlukan berbagai
keterampilan. Keterampilan sangat diperlukan agar guru dapat bersikap
profesional dalam mengelola kegiatan pembelajaran, sehingga dapat tercipta
pembelajaran yang efektif dan efisien.
3
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen
pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam konteks tersebut,
maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk
memangku jabatan guru sebagai profesi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
di atas, dapat diketahui bahwa guru harus memiliki keterampilan yang
menunjang dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya
adalah keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar bagi guru
diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
Persepsi siswa terhadap ketrampilan dasar guru dalam mengajar
memerlukan penilaian. Penilaian ini akan berbeda antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain tergantung aspek psikologis masing-masing siswa.
Penilaian/interpretasi selanjutnya akan berpengaruh pada cara atau perilaku
siswa terhadap guru. Semakin baik persepsi siswa akan berpengaruh pula
terhadap sikap siswa kepada gurunya.
Berdasarkan hasil pra survey di SMK Negeri 1 Yogyakarta, ditemukan
fakta beberapa kelemahan guru dalam hal keterampilan dasar mengajar
antara lain: guru kurang bisa mengelola kelas dengan baik terbukti dengan
banyaknya siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebangku, guru belum
4
menggunakan berbagai variasi media, siswa tidak aktif dalam pembelajaran,
dan guru tidak mengondisikan peserta didik ketika akan memulai
pembelajaran.
Pada Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi, guru dalam menyampaikan materi sering menggunakan metode
ceramah, sehingga membuat siswa terkadang bosan mengikuti pelajaran.
Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru tidak
menggunakan berbagai variasi media pembelajaran, guru terkadang tidak
menegur siswa yang ramai sendiri, guru sesekali tidak berpindah – pindah
tempat ketika mengajar. Terkadang siswa tidak mendengarkan penjelasan dari
guru atau sibuk berbicara dengan teman. Hal ini sangat mempengaruhi
kondisi pembelajaran di kelas. Kondisi pembelajaran yang baik akan
berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Kondisi
pembelajaran yang menyenangkan akan membuat siswa bergairah untuk
mengikuti pembelajaran. Jika sebaliknya, akan membuat siswa tidak
berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik mengadakan
penelitian mengenai “Persepsi siswa terhadap Keterampilan Dasar Mengajar
Guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi
di SMKN 1 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut
5
1. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2. Guru terkadang tidak menegur siswa yang ramai sendiri.
3. Terdapat siswa yang berbicara dengan temannya saat guru menjelaskan
materi.
4. Guru tidak mengkondisikan siswa ketika awal pembelajaran.
5. Dalam menutup pelajaran guru tidak mengecek kembali tentang hal – hal
penting yang terdapat dalam bahan pelajaran.
6. Guru tidak menggunakan berbagai variasi media.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang telah diuraikan, terdapat
permasalahan yang terkait dengan kurangnya penguasaan keterampilan dasar
mengajar guru. Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti akan
waktu, biaya, dan tenaga serta agar penelitian dapat mencapai sasaran yang
diharapkan maka penelitian ini dibatasi pada ”persepsi siswa terhadap
keterampilan dasar mengajar guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan
yaitu: “Bagaimana persepsi siswa terhadap keterampilan dasar mengajar guru
Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di
SMK Negeri 1 Yogyakarta?”
6
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa
terhadap keterampilan mengajar guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi di SMKN 1 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan di SMKN 1
YOGYAKARTA, maka manfaat penelitian yang dapat diperoleh adalah:
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis yaitu
melalui sumbangan teori analisisnya untuk kepentingan penelitian dimasa
yang akan datang yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan
perkuliahan di program studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
FE UNY.
b. Bagi SMKN 1 YOGYAKARTA
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
gambaran umum kepada penyelenggara atau pelaksana pendidikan
terutama para guru mengenai ketrampilan dasar mengajar guru.
Selain itu juga diharapkan berguna bagi mereka yang tertarik
meneliti masalah ini lebih lanjut.
7
c. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta
Penelitian ini dapat menambah koleksi pustaka untuk bahan
bacaan dan kajian mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak pernah terlepas dari
adanya persepsi. Istilah persepsi sering disebut juga dengan pandangan,
gambaran, atau anggapan. Persepsi sangat penting dalam membentuk
pandangan seseorang terhadap suatu hal atau objek. Persepsi menurut
Jalaluddin Rakhmad (2007: 51) adalah “pengalaman objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan”. Sedangkan persepsi menurut Miftah
Thoha (2011: 123) adalah “proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”.
Menurut Walgito (2003:46) “persepsi itu merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima
oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu”. Menurut
Slameto (2010: 102), “persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu. Pandangan tersebut
8
9
muncul setelah sesorang menerima informasi atau stimulus yang telah
dialami sebelumnya untuk dijadikan suatu referensi dalam bertindak.
Dari beberapa penjelasan di atas yang dimaksud dengan persepsi
pada penelitian ini adalah proses pengamatan, pengenalan, penarikan
kesimpulan dan penilaian yang dilakukan oleh siswa.
b. Proses Terjadinya Persepsi
Pembentukan persepsi seseorang tidak timbul secara tiba - tiba,
terdapat proses yang membentuk persepsi seseorang terhadap sesuatu.
Menurut Miftah Thoha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi
didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
1) Stimulus atau rangsangan Terjadianya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
2) Registrasi Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya. Kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
3) Interprestasi Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yangditerimanya. Proses interprestasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya
persepsi didahului oleh penginderaan yaitu ketika alat penginderaan
seorang individu menerima stimulus. Stimulus kemudian diteruskan ke
pusat susunan syaraf dan terjadilah proses dimana otak mengolah
stimulus hingga individu dapat menyadari apa yang dia lihat, dengar,
10
maupun dirasakan. Dalam hal ini persepsi sudah terbentuk dimana
individu dapat mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan
stimulus yang diterima inderanya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi berpengaruh terhadap tindakan seseorang terhadap sesuatu.
Positif atau negatif persepsi seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi
beberapa faktor. Menurut Miftah Thoha (2011: 147) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan persepsi seseorang, antara
lain:
1) Psikologi Persepsi seseorang mengenai sesuatu sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.
2) Famili Pengaruh yang paling besar terhadap anak – anak adalah keluarga. Keluarga merupakan orang – orang terdekat yang banyak mengajarkan kepada anak – anak bagaimana memandang suatu.
3) Kebudayaan Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami sesuatu.
Menurut Bimo Walgito (2003: 54) faktor yang berpengaruh
terhadap persepsi seseorang adalah:
Faktor internal yaitu apa yang ada di dalam individu seperti aspek psikologis antara lain tentang pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang dapat berasal faktor internal dan faktor
11
eksternal. Faktor internal berasal dari individu itu sendiri, sedangkan faktor
eksternal berasal dari lingkungan. Faktor yang mempengaruhi persepsi
tersebut akan menentukan sikap seseorang dalam bertindak. Orang yang
mempunyai persepsi positif terhadap suatu objek atau tingkah laku tertentu
akan berusaha menyesuaikan diri pada objek atau tingkah laku tersebut.
Yang dimaksud persepsi siswa dalam penelitian ini adalah anggapan
yang diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran. Siswa dapat
mengungkapkan secara realistis apa yang telah didapatkan setelah
mengikuti proses pembelajaran.
2. Guru
a. Pengertian Guru
Proses pembelajaran melibatkan dua komponen utama, yaitu siswa
dan guru. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah
pembelajaran. Guru harus berperan aktif dan menempatkan dirinya
sebagai tenaga profesional.
Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman A.M (2009: 125)
menyatakan bahwa pengertian guru sebagai berikut:
Guru adalah satu-satunya komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang potensial di bidang pembangunan. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Pengertian guru menurut Undang – Undang No. 14 Tahun 2005
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
12
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Suparlan (2008: 12), “guru dapat diartikan sebagai orang
yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, dan
aspek lainnya”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru adalah pendidik dan pengajar di
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, maupun pendidikan
menegah yang memiliki tugas utama mendidik, mengajar,
Dalam proses pendidikan, tugas seorang guru pada dasarnya adalah
mendidik dan mengajar peserta didik. Tugas guru tidak hanya terikat
pada tugas kedinasan saja, guru memiliki tugas lain dalam bentuk
pengabdian kepada masyarakat.
Menurut H Peters yang dikutip oleh Nana Sudjana (2004: 15)
mengemukakan tugas dan tanggung jawab guru yaitu sebagai berikut:
Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini, guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada peserta didik dalam pemecahan
13
masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para peserta didik. Sedangkan tugas sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Namun demikian, ketatalaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru.
Tugas guru menurut Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 20 adalah:
1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang – undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai – nilai agama dan etika.
5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas guru adalah
mengajar, melatih dan mendidik. Tugas guru sebagai pengajar berarti
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dan membuat siswa
paham terhadap materi yang disampaikan, Tugas guru sebagai pendidik
berarti guru harus memberikan contoh dan menjadi teladan dalam
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup siswa.
14
c. Peran Guru
Guru memiliki peranan penting dalam pendidikan. Salah satunya
yaitu peran guru dalam proses pembelajaran. Guru berperan dalam
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berikut ini pendapat menurut E. Mulyasa (2008: 19), peran guru
adalah sebagai berikut:
1) Sebagai pendidik dan pengajar, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.
2) Sebagai anggota masyarakat, setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat.
3) Sebagai pemimpin. 4) Sebagai administrator, guru akan dihadapkan pada berbagai
tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah. 5) Sebagai pengelola pembelajaran, setiap guru harus mampu dan
menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas.
Berikut adalah pendapat tentang peran guru menurut Oemar
Hamalik (2011: 9):
1) Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan – kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
2) Sebagai pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran.
3) Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan yang menantang siswa agar melakukan kegiatan belajar.
4) Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa dan masyarakat.
5) Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar berperilaku baik.
6) Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar siswa.
7) Sebagai inovator, yang turut menyebarluaskan usaha- usaha pembaruan kepada masyarakat.
15
8) Sebagai agen moral dan politik, yang turut membina moral masyarakat, peserta didik, serta menunjang upaya – upaya pembangunan.
9) Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan masyarakat.
10) Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil.
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran penting bagi
kemajuan dan perkembangan peserta didik, guru harus berperan sebagai
perencana, pengelola, motivator, inovator, dan menjadi komunikator
yang baik dalam proses pembelajaran. Guru yang menyadari akan
pentingnya peran tersebut akan berusaha sebaik – baiknya untuk
mengoptimalkan perannya dalam proses pembelajaran.
3. Keterampilan Dasar Mengajar
a. Pengertian Mengajar
Tugas utama seorang guru adalah mengajar. Mengajar selalu
berlangsung dalam suatu proses pembelajaran dan membutuhkan seni
dalam pelaksanaannya, selain itu keterampilan mengajar juga
diperlukan.
Dalam buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam terbitan
Depag RI dalam buku Suryosubroto (2002:1), “proses belajar mengajar
sebagai proses dapat mengandung dua pengertian yaitu rentetan tahapan
atau fase dalam mempelajari sesuatu, dan dapat pula berarti sebagai
rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai
evaluasi dan program tindak lanjut”. Menurut Mohammad Uzer Usman
16
(2002: 4), “proses belajar mengajar adalah suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu pengajaran.
Menurut Nana Sudjana (2004: 29), “mengajar pada hakikatnya
adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada
tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar”.
Menurut Nasution seperti dikutip Suryosubroto (2002: 8), “mengajar
merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur
lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkannya dengan anak,
sehingga terjadi belajar mengajar”.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar
adalah bukanlah hanya proses memberikan pengetahuan kepada siswa,
namun bagaimana membelajarkan siswa sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
17
Konsep mengajar lebih menekankan pada penyampaian
pengetahuan (transfer of knowledge). Mengajar merupakan suatu
perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat
diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah
komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk
menyampaikan pesan pengajaran. Komponen tersebut berupa
pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Hakikat mengajar
adalah hakekat belajar yang membantu siswa memperoleh informasi,
ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan juga cara-cara belajar tentang bagaimana
belajar.
b. Macam – macam Keterampilan Dasar Mengajar
Seorang guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar yaitu
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus
dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang
cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh.
Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan dalam
pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu
komponen yang menentukan kualitas pembelajaran. Seorang guru yang
mempunyai keterampilan dasar mengajar baik, mampu menciptakan
18
pembelajaran yang efektif dan efisien. Terdapat 7 keterampilan dasar
mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran.
Keterampilan dasar mengajar tersebut terdiri dari:
1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Setiap awal pembelajaran, guru selalu melakukan kegiatan
membuka pelajaran. Menurut Zainal Asril (2011: 70) pengertian
keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah:
Usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar”.
Menurut Ali Mudlofir (2012: 83) “ keterampilan membuka
pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya”. Menurut
Wahid Murni,dkk (2010: 55) “Keterampilan membuka pelajaran
adalah kegiatan guru untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan
‘menimbulkan perhatian’ siswa agar terarah pada hal – hal yang
akan dipelajari”.
Menurut Daryanto (2009: 266), “ keterampilan membuka
pelajaran adalah kegiatan guru untuk menciptakan suasana yang
menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkan menjadikan
siswa siap mental sekaligus menimbulkan perhatian siswa terpusat
pada hal – hal yang akan dipelajari. Menurut Uzer Usman (2006:
19
91) “Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang
dilakukan oleh para guru dalam kegiatan pembelajaran untuk
menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian
terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan
mudah mencapai kompetensi yang diharapkan”. Dengan kata lain,
membuka pelajaran adalah mempersiapkan mental dan perhatian
siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan rutin yang dilakukan
oleh guru dalam setiap awal pembelajaran untuk mempersiapkan
prakondisi siswa agar perhatian siswa terfokus pada hal – hal yang
akan dipelajari. Dalam membuka pelajaran, guru harus bisa
membuat awal pelajaran yang menarik agar siswa berminat dalam
mengikuti pembelajaran. Jika siswa sudah tertarik pada awal
pelajaran, maka akan mempermudah siswa dalam menyerap materi
yang dipelajari.
Keterampilan membuka pelajaran mempunyai tujuan yang
hendak dicapai. Menurut E. Mulyasa (2007: 87), secara garis besar
tujuan membuka pelajaran adalah :
a) Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan: (1) Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar
yang akan dilakukan berguna untuk dirinya. (2) Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa,
misalnya dengan menggunakan alat bantu. (3) Melakukan interaksi yang menyenangkan.
b) Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
20
(1) Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan.
(2) Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
(3) Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
c) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan: (1) Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas
yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
(2) Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.
(3) Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2006: 74) tujuan membuka
pelajaran adalah:
a) Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas – tugas yang akan dihadapi.
b) Memungkinkan siswa mengetahui batas – batas tugasnya yang akan dikerjakan.
c) Siswa dapat mengetahui pendekatan – pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian – bagian pelajaran.
d) Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman – pengalaman yang dikuasai dengan hal – hal baru yang akan dipelajari.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
keterampilan membuka pelajaran adalah:
a) Menarik perhatian siswa supaya siswa fokus pada saat awal
pembelajaran.
b) Menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat agar
dapat mencapai prestasi.
c) Memberikan acuan tentang pembelajaran yang akan dilakukan
supaya siswa mengetahui tugas – tugas yang harus dilakukan.
21
Setiap keterampilan mempunyai komponen atau aspek yang
penting diperhatikan. Menurut Ali Mudlofir (2012: 84), komponen
dalam keterampilan membuka pelajaran adalah:
a) Menarik perhatian siswa, diantaranya dengan cara: (1) Melakukan variasi dalam mengajar. (2) Menggunakan alat bantu mengajar. (3) Melakukan variasi dalam pola interaksi
b) Memotivasi siswa, diantaranya dengan cara: (1) Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan (2) Menimbulkan rasa ingin tahu (3) Mengemukakan ide yang bertentangan (4) Memerhatikan minat siswa.
c) Memberi acuan, diantaranya dengan cara: (1) Mengemukakan tujuan dan batas – batas tugas. (2) Mengajukan pertanyaan – pertanyaan. (3) Menyarankan langkah – langkah yang harus ditempuh
siswa dalam kegiatan pembelajaran. (4) Membuat kaitan, dengan cara menghubungkan minat,
pengalaman, dan hal – hal yang dikenal oleh siswa ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan Buku Panduan Pengajaran Mikro (2012: 10),
komponen keterampilan membuka pelajaran adalah:
a) Menarik perhatian siswa. b) Memotivasi siswa. c) Memberi acuan. d) Memberi kaitan (apersepsi)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen
keterampilan membuka dan menutup pelajaran terdiri dari
melakukan apersepsi, memberikan motivasi, memberikan acuan,
dan mengaitkan pelajaran. Awal pembelajaran yang baik adalah
apabila guru bisa mengkondisikan perhatian siswa agar terfokus
pada materi yang akan dipelajari.
22
Setelah selesai pembelajaran, guru selalu melakukan kegiatan
menutup pelajaran. Menurut Uzer Usman (2006: 92) pengertian
menutup pelajaran adalah:
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran”.
Menurut E.Mulyasa (2007: 84) “Menutup pelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian
tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran”.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2006: 73), “menutup
pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti
pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
belajar mengajar”. Menurut Ali Mudlofir (2012: 84),
“keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri pelajaran”.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri sebuah pembelajaran dengan maksud supaya peserta
didik mampu memahami apa yang sudah dipelajari. Menutup
pelajaran yang baik harus membuat siswa mengetahui gambaran
23
utuh mengenai materi. Penguasaan materi yang baik berpengaruh
terhadap pencapaian prestasi siswa. Selain itu, tingkat keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi bisa dilihat pada saat menutup
pelajaran.
Dalam menutup pelajaran perlu diperhatikan komponen –
komponennya agar siswa memahami atas apa yang telah dipelajari.
Menurut E. Mulyasa (2007: 89), hal yang dapat dilakukan dalam
menutup pelajaran yaitu:
a) Meninjau kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b) Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
c) Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.
d) Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi.
Menurut Wahid Murni, dkk (2010: 74), pada setiap akhir
pelajaran guru harus menutup pelajaran agar siswa mendapat
gambaran utuh tentang pokok – pokok materi yang sudah
dipelajari. Komponen keterampilan menutup pelajaran antara lain:
a) Meninjau kembali Guru perlu meninjau kembali apakah inti pelajaran yang telah dikuasai siswa atau belum. Cara meninjau kembali sebagai berikut:
(1) Merangkum inti pelajaran. (2) Membuat ringkasan.
b) Mengevaluasi Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan penilaian atau evaluasi. Bentuk – bentuk evaluasi adalah sebagai berikut:
(1) Mendemonstrasikan keterampilan
24
(2) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain (3) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. (4) Guru dapat memberikan soal – soal tertulis atau lisan.
c) Memberi dorongan psikologi atau sosial
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan komponen
keterampilan menutup pelajaran terdiri dari memberikan
rangkuman dan evaluasi. Kegiatan ini penting diberikan untuk
mempermudah siswa memahami materi pelajaran dan untuk
mengetahui seberapa jauh penguasaan materi oleh siswa
2) Keterampilan Menjelaskan
Dalam setiap pembelajaran, guru tidak terlepas dari kegiatan
menjelaskan materi. Menurut Buchari Alma (2008: 35),
“menerangkan berarti memberi penjelasan atau pengertian pada
seseorang, agar menjadi jelas”. Menurut Daryanto (2009: 266),
“keterampilan menjelaskan adalah usaha penyajian materi
pembelajaran yang diorganisasikan secara sistematis”.
Pengertian keterampilan menjelaskan menurut Uzer Usman
(2006: 88) adalah:
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Hasibuan & Moedjiono (2006: 70), “menjelaskan
berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara
sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan”. Menurut
E.Mulyasa (2007: 80) “menjelaskan adalah mendeskripsikan secara
25
lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan
waktu dan hokum-hukum yang berlaku”. Menjelaskan merupakan
suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian
besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan.
Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar
dapat mencapai hasil yang optimal.
Dari beberapa pengertian keterampilan menjelaskan para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar merupakan
kegiatan menerangkan tentang suatu pengetahuan ataupun
informasi kepada peserta didik supaya peserta didik bisa
memahami pelajaran dengan baik. Keterampilan menjelaskan
sangat penting untuk menyampaikan informasi secara jelas. Dalam
menjelaskan harus sistematis agar siswa mudah menerima alur
pemikiran informasi yang diberikan oleh guru. Jika informasi yang
diberikan tidak sistematis akan membuat siswa bingung tentang
urutan mata pelajaran yang harus dipelajari terlebih dahulu.
Keterampilan menjelaskan mempunyai tujuan dalam setiap
penerapannya. Menurut Ali Mudlofir (2012: 87), tujuan
keterampilan menjelaskan adalah:
a) Membimbing murid memahami materi yang dipelajari. b) Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan
masalah – masalah. c) Untuk memberikan balikan kepada murid mengenai tingkat
pemahamannya dan untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta menggunakan bukti – bukti dalam pemecahan masalah.
26
d) Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip – prinsip umum secara objektif dan bernalar.
Menurut Buku Panduan Pengajaran Mikro UNY (2013: 10),
tujuan keterampilan menjelaskan adalah:
a) Membantu siswa dalam memahami dengan jelas semua permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
b) Membantu siswa untuk memahami suatu konsep. c) Melibatkan siswa untuk berpikir. d) Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat
pemahamannya.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
keterampilan menjelaskan adalah untuk membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran dengan jelas, melibatkan siswa untuk
aktif berpikir, membantu siswa dalam memahami suatu konsep
atau dalil, dan untuk mendapatkan balikan dari siswa tentang
seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap konsep tertentu.
Penerapan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran perlu
memperhatikan komponen – komponennya. Menurut E.Mulyasa
(2007: 81) penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki
beberapa komponen yang harus diperhatikan. Komponen-
komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Perencanaan Guru perlu membuat suatu perencanaan yang baik untuk memberikan penjelasan. Sedikitnya ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penjelasan, yaitu isi pesan yang akan disampaikan dan peserta didik. Yang berhubungan dengan isi pesan (materi standar):
(1) Tentukan garis besar materi yang akan dijelaskan. (2) Susunlah garis besar materi tersebut secara sistematis
dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik.
27
(3) Siapkan alat peraga untuk memberikan contoh (ilustrasi) yang sesuai dengan garis besar materi yang akan dijelaskan.
Yang berhubungan dengan peserta didik:
Memberikan suatu penjelasan harus dipertimbangkan siapa yang akan menerima penjelasan tersebut, bagaimana kemampuannya, dan pengetahuan dasar apa yang telah dimilikinya. Ketika merencanakan penjelasan harus sudah terbayang kondisi penerima pesan, karena penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, dan lingkungan belajar.
b) Penyajian Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam penyajiannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Bahasa yang diucapkan harus jelas dan enak didengar, tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan, tapi dapat didengar oleh seluruh peserta didik.
(2) Gunakanlah intonasi sesuai dengan materi yang dijelaskan.
(3) Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. (4) Bila ada istilah-istilah khusus atau baru, berilah
definisi yang tepat. (5) Perhatikanlah, apakah semua peserta didik dapat
menerima penjelasan, dan apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami serta menyenangkan dan dapat membangkitkan motivasi belajar mereka.
Menurut Buku Panduan Pengajaran Mikro UNY (2013: 11),
komponen keterampilan menjelaskan adalah:
a) Menguasai materi. b) Menerangkan materi dengan jelas (bahasa mudah dipahami
dan tidak berbelit – belit). c) Mendemonstrasikan. d) Berkomunikasi dengan isyarat, baik verbal maupun non –
verbal. Vokal atau suara jelas dan memadai. e) Menggunakan bahasa yang baik dan benar. f) Menyajikan suatu penjelasan. g) Kejelasan, penggunaan contoh atau ilustrasi, pemberian
tekanan dan balikan.
28
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen
keterampilan menjelaskan terdiri dari kejelasan menggunakan
kalimat, penggunaan bahasa yang baik dan benar, penggunaan
ilustrasi atau contoh – contoh, penekanan pada butir – butir
penting, dan penggunaan balikan.
3) Keterampilan Bertanya
Dalam pembelajaran, bertanya kepada siswa merupakan hal
yang penting. Hasibuan dan Moedjiono (2006: 62) “bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan
sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir”. Menurut Wahid Murni (2010: 99) “keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain”. Menurut
Daryanto (2009: 266), “keterampilan bertanya adalah usaha guru
untuk mengoptimalkan kemampuan menjelaskan melalui
pemberian pertanyaan kepada siswa”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk
mendorong kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap tahap
pembelajaran, guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan.
29
Kualitas pertanyaan yang diajukan menentukan kualitas jawaban
peserta didik.
Keterampilan bertanya mempunyai tujuan dalam setiap
penerapannya. Menurut Uzer Usman (2006: 74), tujuan dari
keterampilan bertanya yaitu:
a) Bisa meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.
b) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya.
c) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban.
d) Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.
Menurut Hasibuan & Moedjiono (2006: 62), tujuan
keterampilan bertanya adalah:
a) Merangsang kemampuan berpikir siswa. b) Membantu siswa dalam belajar. c) Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang
mandiri. d) Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang
dirumuskan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan terdapat berbagai
tujuan dari keterampilan bertanya yang dapat diterapkan dalam
proses belajar mengajar. Keterampilan bertanya digunakan oleh
guru untuk menarik perhatian siswa, membangkitkan rasa ingin
tahu terhadap siswa, memusatkan perhatian siswa. Keterampilan ini
sangat penting dalam pembelajaran, guna mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Guru dituntut untuk mengajukan berbagai jenis pertanyaan
kepada siswa. Terdapat berbagai jenis pertanyaan yang dapat
30
diberikan kepada siswa. Menurut Wahid Murni (2010) secara garis
besar penggolongan pertanyaan terdiri atas:
a) Pertanyaan Menurut Maksudnya
(1) Pertanyaan Permintaan, yaitu pertanyaan yang
mengharapkan agar mematuhi perintah yang diucapkan
dalam bentuk pertanyaan.
(2) Pertanyaan Retoris, yaitu pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban, tetapi akan dijawab sendiri oleh
guru.
(3) Pertanyaan Mengarahkan Menuntut, yaitu pertanyaan yang
diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses
berpikirnya.
(4) Pertanyaan Menggali, yaitu pertanyaan lanjut yang aka
mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya
terhadap pertanyaan sebelumnya.
b) Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
(1) Pertanyaan Pengetahuan, yaitu pertanyaan yang hanya
mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan.
(2) Pertanyaan Pemahaman, yaaitu pertanyaan yang menuntut
peserta didik untuk menginterpretasikan informasi yang
didapatkannya dengan kata – kata sendiri.
(3) Pertanyaan Penerapan, yaitu pertanyaan yang menuntut
siswa menjawab dengan cara menerapkan.
31
(4) Pertanyaan Analisis, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa
berpikir kritis dengan menganalisis suatu masalah tertentu.
(5) Pertanyaan Sintesa, yaitu pertanyaan yang jawabannya
tidak hanya satu.
(6) Pertanyaan Evaluasi, yaitu pertanyaan yang menghendaki
murid memberikan penilaian terhadap topik tertentu.
c) Pertanyaan Menurut Luas Sempitnya Sasaran
(1) Pertanyaan Sempit, yaitu pertanyaan yang membutuhkan
jawaban yang tertutup.
(2) Pertanyaan Luas, yaitu pertanyaan yang jawabannya lebih
dari satu.
(3) Pertanyaan Luas Menilai, yaitu pertanyaan yang meminta
siswa mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif atau
sikap.
Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran perlu
diperhatikan komponen – komponennya. Menurut E. Mulyasa
(2007: 73) komponen-komponen yang termasuk dalam
keterampilan bertanya meliputi:
a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. b) Pemberian acuan; Supaya siswa dapat menjawab dengan
tepat, dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi - informasi yang menjadi acuan pertanyaan.
c) Pemindahan giliran menjawab: Pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.
d) Penyebaran pertanyaan: Untuk maksud tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa
32
tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang lain.
e) Pemberian waktu berpikir: dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merespons pertanyaannya.
f) Pemberian tuntunan: Bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
Menurut Ali Mudlofir (2012: 91), komponen keterampilan
bertanya adalah:
a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata – kata yang mudah dipahami siswa.
b) Pemberian acuan. Guru perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban.
c) Pemindahan giliran. Apabila ada pertanyaan yang belum memadai jawabannya, guru perlu memberikan pertanyaan yang sama kepada siswa lain.
d) Penyebaran. Guru perlu menyebarkan pertanyaan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan.
e) Pemberian waktu berpikir. Guru perlu memberikan waktu berpikir sebelum siswa menjawab pertanyaan.
f) Pemberian tuntunan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
komponen keterampilan bertanya terdiri dari pengungkapan
pertanyaan, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntunan.
Guru harus bisa mengaplikasikan berbagai komponen keterampilan
di atas agar pembelajaran bisa berjalan efektif dan efisien.
33
4) Keterampilan Memberikan Penguatan
Pemberian penguatan kepada siswa sangat penting diperhatikan
agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Menurut Uzer Usman (2006: 80) “reinforcement dapat juga berarti
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan
tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau
membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi
dalam interaksi pembelajaran”. Menurut E. Mulyasa (2007: 77),
“penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu
perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya
kembali perilaku tersebut”.
Menurut Daryanto (2009: 266), “keterampilan memberikan
penguatan adalah suatu respons positif yang diberikan guru kepada
siswa yang melakukan perbuatan baik atau kurang baik”.
Dari pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan memberikan penguatan adalah keterampilan guru
yang mendukung untuk membesarkan hati siswa agar lebih terpacu
dalam interaksi pembelajaran. Guru dapat memberikan
penghargaan berupa pujian atau hadiah yang dapat memacu
semangat siswa dalam belajar.
34
Penerapan keterampilan memberikan mempunyai beberapa
tujuan. Menurut E. Mulyasa (2007: 78) menyebutkan tujuan dari
keterampilan dasar memberikan penguatan yaitu:
a) Meningkatkan perhatian siswa b) Melancarkan atau memudahkan proses belajar c) Membangkitkan dan mempertahankan motivasi d) Mengontrol atau mengubah sikap yang menganggu ke arah
tingkah laku belajar yang produktif e) Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar f) Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik/ divergen dan
inisiatif pribadi
Menurut Buku Panduan Pengajaran Mikro UNY (2013: 12),
tujuan keterampilan memberikan penguatan adalah:
a) Menumbuhkan perhatian siswa. b) Memelihara motivasi siswa. c) Memudahkan siswa belajar. d) Meminimalkan perilaku negatif dan mendorong tumbuhnya
perilaku positif.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
keterampilan memberikan penguatan adalah supaya siswa tetap
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, memudahkan
siswa dalam belajar, menumbuhkan perhatian siswa pada saat
pembelajaran, dan mendorong siswa untuk berperilaku positif.
Fungsi keterampilan penguatan ini adalah untuk memberikan
ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan
meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Menurut Uzer Usman (2006: 51) ada dua jenis penguatan yang bisa
diberikan oleh guru, yaitu:
35
a) Penguatan Verbal Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung dan berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif belajar. Misalnya, bagus, hebat, tepat sekali, hampir tepat, dan lain sebagainya.
b) Penguatan Nonverbal Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu, misalnya penguatan dengan melakukan sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respons yang bagus.
Menurut Ali Mudlofir (2012: 94) komponen keterampilan
memberikan penguatan adalah:
a) Penguatan verbal Penguatan verbal diutarakan dengan menggunakan kata – kata pujian, penghargaan, dan sebagainya. Misalnya “bagus”, “betul”, “tepat sekali”.
b) Penguatan non verbal Penguatan ini berupa isyarat, meliputi gerakan mimik dan badan seperti acungan jempol, senyuman, selain itu penguatan ini bisa dengan cara mendekati.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen
keterampilan memberikan penguatan terdiri dari penguatan verbal
dan penguatan non verbal. Guru wajib memberikan penguatan
untuk mendorong siswa berperan secara aktif dalam pembelajaran.
Kedua penguatan di atas bisa digunakan secara bersama agar lebih
memperkuat stimulus yang disampaikan kepada siswa.
36
5) Keterampilan Mengadakan Variasi (Gaya Mengajar, Media
dan Pola Interaksi)
Variasi sangat diperlukan dalam sebuah pembelajaran agar
suasana pembelajaran lebih menyenangkan. Menurut Zainal Asril
(2010: 86), pengertian keterampilan mengadakan variasi adalah:
Suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh partisipasi. Inti tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuh kembangkan perhatian dan minat peserta didik agar belajar lebih baik”.
Menurut Uzer Usman (2006: 84) “Variasi stimulus adalah
keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap
menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa
menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran”.
Menurut E. Mulyasa (2007: 78), “keterampilan mengadakan
variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam
pembelajaran, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi”.
Menurut Hasibuan & Moedjiono (2006: 64), “keterampilan
menggunakan variasi adalah menggunakan variasi diartikan
sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar
yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses
belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan,
serta berperan serta secara aktif”. Menurut Daryanto (2009: 266)
37
“keterampilan memberi variasi adalah usaha guru untuk
menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran
melalui gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan
siswa dan komunikasi verbal (suara, mimik,kontak mata, dan
semangat)”.
Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan mengadakan variasi adalah keterampilan yang harus
dikuasai oleh guru agar pembelajaran bisa menyenangkan. Siswa
akan mengalami kejenuhan jika pembelajaran hanya bersifat
monoton, oleh karena itu dibutuhkan berbagai variasi agar
pembelajaran bisa efektif dan efisien. Variasi salah satunya
digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa, perhatian siswa
terhadap materi pelajaran mempengaruhi daya serap siswa terhadap
bahan pelajaran.
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi dalam
pembelajaran mempunyai beberapa tujuan. Menurut E. Mulyasa
(2007: 78) variasi dalam pembelajaran bertujuan:
a) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap meteri standar yang relevan.
b) Memberikan kesempatan bagu perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran.
c) Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran.
d) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Menurut Buku Panduan Pengajaran Mikro UNY (2013: 14),
tujuan keterampilan mengadakan variasi adalah:
38
a) Menjadikan proses pembelajaran lebih hidup. b) Menjadikan proses pembelajaran lebih menarik. c) Memotivasi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
keterampilan mengadakan variasi adalah mengatasi kebosanan
siswa dengan memberikan pembelajaran yang lebih menarik,
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan
menimbulkan minat atau perhatian siswa dalam pembelajaran.
Penerapan keterampilan mengadakan variasi dalam
pembelajaran perlu memperhatikan komponen – komponennya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dkk (2006: 167-171), secara
garis besar komponen keterampilan mengadakan variasi dalam
proses belajar mengajar meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu variasi dalam
gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa:
a) Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota
badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. variasi
dalam gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
(1) Variasi Suara
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras
menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat
berubah menjadi lambat. Suara guru dapat bervariasi
dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.
39
(2) Penekanan
Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu
aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat
menggunakan “penekanan secara verbal”; misalnya,
“perhatikan baik – baik. Nah ini yang penting, ini adalah
bagian yang sukar, dengarkan baik – baik!”.
(3) Pemberian Waktu.
Guru perlu memberikan waktu selang dalam
pembicaraannya sebelum melanjutkan ke materi
berikutnya.
(4) Kontak Pandang
Apabila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak
didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh
kelas.
(5) Gerakan Anggota Badan
Gerakan anggota badan dalam memberikan bahan
pelajaran sangat besar peranannya untuk memperjelas atau
menegaskan hal – hal yang penting. Variasi dalam mimik,
gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang
penting dalam komunikasi. Ekspresi wajah misalnya
tersenyum, mengerutkan dahi, menaikkan alis mata untuk
menunjukkan kagum, tercengang, atau heran. Gerakan
kepala dapat dilakukan dengan bermacam – macam,
40
seperti mengangguk, menggeleng, mengangkat atau
merendahkan kepala untuk menunjukkan sikap setuju.
(6) Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat
membantu menarik perhatian anak didik. Perpindahan
posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari
sisi kiri ke sisi kanan, dan dapat pula dilakukan dengan
posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk.
b) Variasi Media dan Bahan Mengajar
Setiap anak didik mempunyai kemampuan indera yang
tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya,
demikian juga kemampuan berbicara. Ada dua komponen
dalam variasi penggunaan media, yaitu:
(1) Variasi Media Pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai
penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk
komunikasi seperti buku, power point.
(2) Variasi Media Dengar
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di
kelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi.
Ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai seperti
pembicaraan siswa, video.
41
c) Variasi Pola Interaksi
Variasi pola interaksi adalah frekuensi atau banyak-
sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa
siswa dengan siswa secara tepat.
Penggunaan keterampilan mengadakan variasi dalam
pembelajaran perlu memperhatikan komponen – komponennya.
Menurut Ali Mudlofir (2012: 101) komponen keterampilan
mengadakan variasi adalah:
a) Variasi dalam gaya mengajar, meliputi penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru di dalam kelas.
b) Variasi dalam penggunaan media pembelajaran, meliputi media yang dapat dilihat, media yang dapat didengar, media yang dapat diraba, serta media yang dapat didengar, dilihat dan diraba.
c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen
keterampilan memberikan variasi terdiri dari variasi dalam gaya
mengajar guru (mimik, suara, pandangan, posisi, waktu senyap,
memusatkan), variasi penggunaan media, dan variasi pola
interaksi. Penggunaan berbagai variasi dalam pembelajaran akan
mempermudah siswa dalam menyerap materi yang diberikan guru.
Selain itu, pembelajaran akan lebih hidup dan menyenangkan.
6) Keterampilan Mengelola Kelas
Guru dituntut untuk dapat menciptakan kondisi pembelajaran
yang nyaman agar siswa lebih konsentrasi dalam mengikuti
42
pembelajaran. Menurut Sardiman (2011: 169), “untuk mengajar
suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas, yaitu
menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses
belajar mengajar”.
Menurut E. Mulyasa (2007: 91), “pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran”. Menurut Daryanto (2009: 266),”keterampilan
mengelola kelas adalah kegiatan guru untuk menciptakan siklus
belajar yang kondusif”.
Menurut Uzer Usman (2006: 97) “Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang
dapat menganggu suasana pembelajaran”. Menurut Hasibuan dan
Moedjiono (2006: 82), “keterampilan mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang
optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan
ataupun melakukan kegiatan remidial”.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mengelola kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang kondusif agar pembelajaran bisa
optimal. Jika terdapat hal yang mengganggu, maka konsentrasi
43
siswa akan terpecah. Oleh karena itu, guru perlu mengelola kelas
yang baik untuk memberikan rasa nyaman dalam belajar bagi
peserta didik. Sikap disiplin disini sangat diperlukan agar siswa
bisa tertib dalam mengikuti pembelajaran. Guru harus bisa
mendisiplinkan siswa yang ramai agar tidak mengganggu siswa
yang lain.
Penggunaan keterampilan mengelola kelas dalam pembelajaran
mempunyai beberapa tujuan. Menurut Ali Mudlofir (2012: 99),
tujuan keterampilan mengelola kelas adalah:
a) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan pembelajaran.
b) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
c) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2006: 83), tujuan
keterampilan mengelola kelas adalah:
a) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
b) Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, bukan kemarahan.
c) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
keterampilan mengelola kelas adalah mendorong siswa untuk
menyesuaikan tingkah lakunya ketika di dalam kelas,
44
menimbulkan rasa ingin melibatkan diri dalam tugas dan
bertingkah laku yang sesuai dengan peraturan, dan membantu
siswa untuk mengetahui arah tingkah laku yang sesuai.
Setiap keterampilan mempunyai komponen yang wajib
diperhatikan. Komponen-komponen dalam mengelola kelas
menurut Uzer Usman (2006: 98) adalah sebagai berikut:
a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan (reinforcement).
b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Guru dapat menggunakan strategi:
(1) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah/kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
(2) Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama di antara siswa dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
(3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Menurut Buku Panduan Pengajaran Mikro UNY (2012: 16),
komponen keterampilan mengelola kelas adalah:
a) Keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini terkait dengan kemampuan guru untuk berinisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran. keterampilan ini meliputi:
(4) Menuntut tanggung jawab siswa. (5) Memberikan petunjuk yang jelas. (6) Menegur siswa. (7) Memberikan penguatan.
b) Keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini terkait dengan tanggapan guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan komponen
keterampilan mengelola kelas terdiri dari menunjukkan sikap
tanggap, membagi perhatian, memberi petunjuk yang jelas,
menegur siswa, dan menuntut tanggung jawab siswa. Guru sangat
penting menjaga kondisi siswa agar pembelajaran bisa berlangsung
kondusif. Jika pembelajaran kondusif, maka akan berpengaruh
terhadap daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Suasana
pembelajaran yang gaduh akan membuat siswa merasa tidak
nyaman karena tidak bisa mengikuti penjelasan guru secara
maksimal.
7) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok sangat penting diberdayakan dalam kelas
untuk mengasah cara berpikir siswa agar lebih kritis. Menurut
Mulyasa (2007: 89) “Diskusi kelompok adalah suatu proses yang
teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap
muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah”.
Berdasarkan Buku Panduan Pengajaran Mikro UNY (2012: 14)
“Diskusi adalah suatu proses interaksi verbal secara teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
46
informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi,
mengkonstruksi konsep, mengambil suatu keputusan, atau
memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat di atas keterampilan membimbing
diskusi kelompok adalah keterampilan guru dalam melaksanakan
kegiatan membimbing diskusi kelompok agar diskusi berjalan
secara efektif dan efisien.
Diadakannya diskusi mempunyai beberapa tujuan.
Membimbing diskusi kelompok bertujuan agar diskusi berlangsung
secara baik. Menurut Ali Mudlofir (2012: 97), tujuan keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil adalah:
a) Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
b) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.
c) Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah
membantu siswa dalam memecahkan masalah diskusi,
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir siswa, dan
melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan atau pemecahan
masalah.
Menurut Uzer Usman (2006: 94) menyebutkan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai
berikut:
47
a) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi,
b) Memperluas masalah atau urunan pendapat, c) Menganalisis pandangan peserta didik, d) Meningkatkan partisipasi peserta didik, e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, f) Menutup diskusi.
Dalam membimbing diskusi kelompok, perlu diperrhatikan
beberapa komponen. Menurut Ali Mudlofir (2012: 98), komponen
keterampilan dalam membimbing diskusi adalah:
a) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topic diskusi
b) Memperluas masalah atau urunan pendapat, c) Menganalisis pandangan peserta didik d) Meningkatkan partisipasi peserta didik e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi f) Menutup diskusi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil terdiri dari
memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi, memberikan
kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi. Diskusi dalam
kelas perlu diorganisir dengan baik agar tujuan dari diskusi
tercapai.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan berjudul “Persepsi Siswa Kelas XI SMA N 1
Depok Sleman Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani
Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukan persepsi siswa
kelas XI SMA N 1 Depok Sleman tahun pelajaran 2010/2011 terhadap
proses kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani berdasarkan faktor
48
materi pelajaran sebesar 27,45 %, berdasarkan faktor guru sebesar 26,61
%, berdasarkan faktor sarana dan prasarana sebesar 20,44 % dan
berdasarkan faktor perhatian siswa sebanyak 25,50%. Hasil tersebut dapat
disimpulkan berdasarkan persepsi siswa bahwa faktor yang paling baik
dalam kegiatan belajar mengajar adalah faktor materi pelajaran.
Penelitian relevan lain yang dilakukan oleh Lia Santi Pratiwi (2011)
dalam skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri Kabupaten Sleman”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat penguasaan keterampilan
dasar mengajar guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri Kabupaten
Sleman termasuk dalam kategori tinggi, di mana rata-rata
kecenderungannya sebesar 95,7%. Sedangkan untuk penilaian siswa
terhadap keterampilan dasar mengajar guru mata pelajaran ekonomi di
SMA Negeri Kabupaten Sleman termasuk dalam kategori tinggi, yaitu
persentase rata-rata sebesar 97,8%. (2) Usaha-usaha yang dilakukan oleh
guru ekonomi di SMA Negeri Kabupaten Sleman dalam meningkatkan
keterampilan mengajarnya antara lain: berusaha menguasai materi,
berusaha menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, berusaha
melaksanakan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa
ikhlas, mengikuti berbagai kegiatan yang menunjang profesi guru
(MGMP, seminar, lokakarya, penataran). Selain itu guru juga diharapkan
memahami konsep keterampilan dasar mengajar sebagai acuan untuk
meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru.
49
C. Kerangka Pikir
Kualitas suatu pembelajaran yang baik dipengaruhi salah satunya oleh
faktor guru. Salah satu faktor dari dalam guru yang harus diperhatikan
adalah keterampilan. Guru harus memiliki keterampilan yang menunjang
untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu
keterampilan dasar mengajar.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang mutlak
ada jika ingin menjadi seorang guru yang baik. Keterampilan mengajar
dalam penelitian ini yang diamati adalah keterampilan bertanya, membuka
dan menutup pelajaran, keterampilan memberikan penguatan,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, dan keterampilan
mengelola kelas.
Penerapan keterampilan dasar mengajar dalam proses pembelajaran
sangat penting. Jika keterampilan dasar mengajar diterapkan dengan baik
pada proses pembelajaran akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran.
Kualitas pembelajaran yang baik akan berpengaruh terhadap pandangan
siswa terhadap guru. Persepsi siswa terhadap guru menuntut penilaian.
Penilaian ini yang membuat bagaimana siswa bersikap terhadap guru
tergantung aspek psikologis masing – masing siswa. Semakin baik
persepsi siswa terhadap guru akan membuat siswa semakin giat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
50
Skema Persepsi Siswa
D. Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah persepsi siswa terhadap keterampilan dasar mengajar
guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi di SMK Negeri 1 Yogyakarta berdasarkan hal-hal berikut:
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2. Keterampilan menjelaskan?
3. Keterampilan bertanya?
4. Keterampilan memberikan penguatan?
5. Keterampilan mengadakan variasi?
6. Keterampilan mengelola kelas?
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil?
Keterampilan dasar mengajar: 1. Keterampilan bertanya 2. Keterampilan membuka dan
untuk memperoleh informasi terkait dengan persepsi siswa terhadap
keterampilan mengajar guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi. Bentuk angket dari penelitian ini
adalah check list, artinya responden tinggal membubuhkan tanda chek (√)
pada kolom yang sesuai.
53
Tabel 2. Kisi – kisi Pengembangan Instrumen Variabel Indikator No
item 1. Keterampilan
bertanya a. Pengungkapan pertanyaan dengan jelas dan singkat b. Pengarahan Jawaban Siswa c. Pemindahan giliran pertanyaan d. Penyebaran Pertanyaan e. Pemberian Waktu Berpikir f. Pemberian Tuntunan dalam Menjawab Pertanyaan
1 2 3 4 5 6
2. Keterampilan
dasar memberikan penguatan
a. Pemberian penguatan verbal b. Pemberian penguatan non verbal
18 19
3. Keterampilan dasar variasi stimulus
a. Variasi dalam gaya mengajar guru 1) Mimik Wajah 2) Suara 3) Pandangan 4) Posisi 5) Waktu senyap 6) Memusatkan Perhatian
b. Variasi penggunaan media c. Variasi pola interaksi
20 21 22 23 24 25 26 27
4. Keterampilan menjelaskan
a. Penggunaan kalimat yang jelas b. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar c. Penggunaan contoh dan ilustrasi sesuai topik pelajaran d. Penekanan pada butir – butir pelajaran yang penting e. Penggunaan balikan
7 8 9 10 11
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Melakukan apersepsi b. Memberikan motivasi c. Memberi Bahan Acuan Pelajaran d. Kaitan pelajaran e. Guru Memberikan Rangkuman f. Guru Melakukan Evaluasi
12 13 14 15 16 17
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
a. Pemusatan perhatian siswa b. Memberikan Kesempatan berpartisipasi c. Menutup diskusi
28 29 30
7. Keterampilan mengelola kelas
a. Membagi perhatian b. Bersikap tanggap c. Menuntut tanggung jawab Siswa d. Menegur siswa e. Memberikan petunjuk yang jelas
31 32 33 34 35
Sumber: E. Mulyasa, Guru Profesional
54
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sejarah berdirinya
sekolah. Dalam dokumentasi ini, peneliti melakukan pencarian dan
mengkaji secara langsung dokumen yang sudah ada dalam bentuk arsip
maupun buku, misalnya Rencana Program Pembelajaran (RPP), silabus
dan informasi tercatat dalam bentuk lainnya yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi butir
– butir pertanyaan dan pernyataan tertutup yang akan diberikan pada
responden untuk diberi jawaban guna mengetahui persepsi siswa terhadap
keterampilan mengajar guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penskoran instrumen menggunakan skala Likert sebagai alternatif jawaban
pada pertanyaan positif dan negatif adalah:
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban
No.
Alternatif Jawaban
Skor Item Pertanyaan
Positif Negatif
1 Sangat Baik (SB) 4 1
2 Baik (B) 3 2
3 Cukup (C) 2 3
4 Kurang Baik (KB) 1 4
55
Untuk uji validitas instrumen menggunakan validitas konstruk,
berdasarkan pendapat dari para ahli. Setelah instrumen dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori, selanjutnya dikonsultasikan
dengan pembimbing.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabulasi yaitu
mengelompokkan data ke dalam tabel frekuensi untuk mempermudah
analisis. Kegiatan tabulasi menggunakan pemberian skor atau jawaban
responden untuk memperoleh data kuantitatif. Pada penelitian ini untuk
penentuan skor menggunakan skala Likert.
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi siswa
terhadap keterampilan dasar mengajar guru mata pelajaran mengaplikasikan
keterampilan dasar komunikasi di SMKN 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh
dikumpulkan dan diolah, selanjutnya dianalisis sesuai dengan data yang
dibutuhkan dalam menjawab permasalahan penelitian.
Berdasarkan nilai maksimum dan minimum tersebut dapat diketahui
bagaimana persepsi siswa. Adapun rumus Mean (Suharsimi Arikunto, 2010:
284) sebagai berikut:
𝑋𝑋 = ∑x𝑁𝑁
Keterangan:
X = Rata – rata hitung
∑x = Jumlah semua nilai kuesioner
N = Jumlah responden
56
Grand Mean (X) = total rata – rata hitung
Jumlah pertanyaan
Skala Interval = (m-n) b Keterangan:
m = skor tertinggi yang mungkin terjadi
n = skor terendah yang mungkin terjadi
b = jumlah skala penilaian (Simamora, 2004: 220)
Skala Interval : m=4, n=3, dan b=4
Jadi: 4-1 = 0,75
4 Berdasarkan rumus interval yang dikemukakan oleh Simamora
(2004: 220) didapat nilai interpelasi skor persepsi siswa bahwa nilai rata
– rata hitung :
1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik
1,76 – 2,50 Tidak Baik 2,51 – 3,25 Baik
3,26 – 4,00 Sangat Baik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tempat Penelitian
a. Sejarah SMK Negeri 1 Yogyakarta
SMK Negeri 1 Yogyakarta pada awalnya adalah SD Tionghoa yang
kemudian menjadi SMEA Koperasi Berbantuan Sekolah. Sejak tanggal
1 Agustus 1961 sekolah ini berganti nama menjadi SMEA Negeri II
Yogyakarta dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pariwisata
dan Kebudayaan. Saat itu yang menjabat sebagai Kepala Sekolah
adalah R. Soedjono. Pada tahun 1996 SMEA Negeri II Yogyakarta
berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Yogyakarta.
SMK Negeri 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemetiran Kidul
35, Pringgokusuman, Gedongtengen, Yogyakarta ini adalah tempat
yang strategis karena terletak di pusat kota dan jalur tersebut mudah
dilalui transportasi. Kondisi bangunan masih baik dan kokoh meskipun
sempat terguncang gempa di tahun 2006.
b. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Yogyakarta
1) Visi :
Mewujudkan Sekolah Menengah Kejuruan yang mampu
menghasilkan tamatan untuk bersaing dalam era global, berbudaya,
beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
57
58
2) Misi :
a) Melaksanakan manajemen ISO 9001 : 2009.
b) Menerapkan dan mengembangkan kurikulum SMK Negeri 1
dengan mengacu pada profil Sekolah Berstandar
Internasional.
c) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang
kompetitif.
d) Menanamkan nilai-nilai budaya, beriman, dan bertaqwa
dalam setiap kegiatan sekolah.
3) Tujuan :
a) Menciptakan struktur organisasi dan analisa tugas yang
proporsional untuk menumbuhkan etos kerja tinggi.
b) Melaksanakan manajemen ISO 9001 : 2009
c) Mempersiapkan peserta didik yang kompeten dan profesional
untuk memasuki lapangan kerja atau melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
d) Meningkatkan kerjasama dengan DU/DI yang relevan untuk
menjadi Institusi Pasangan.
e) Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik dan
kependidikan.
f) Melaksanakan kegiatan sekolah berdasarkan nilai-nilai
budaya, iman, dan taqwa.
59
c. Kondisi Fisik Sekolah
SMK Negeri 1 Yogyakarta berdiri di atas lahan seluas 3.200 m2
dan luas bangunannya sekitar 2.800 m2. Bangunan terdiri dari
berbagai ruangan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Bangunan SMK Negeri 1 Yogyakarta termasuk ke dalam cagar
budaya yang menyebabkan bentuk asli dari bangunan tersebut harus
tetap dijaga keasliannya juga tidak boleh dirubah sehingga bangunan
lama tetap dipertahankan dan hanya diperbaiki saja, selebihnya
dilakukan pembangunan ruangan baru. Pembangunan tidak
dilakukan secara terus-menerus hanya bertahap tetapi
pemeliharaannya dilakukan secara continue. Kondisi fisik sekolah
berada dibawah tanggung jawab wakil kepala sekolah sarana
prasarana.
Sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar yang
terdapat di SMK Negeri 1 Yogyakarta antara lain :
1) Pos Keamanan 2) Aula 3) Ruang kepala sekolah 4) Ruang wakil kepala sekolah 5) Ruang guru 6) Ruang tata usaha 7) Ruang kelas (18 ruang) 8) Ruang praktik komputer 9) Ruang ketrampilan mengetik 10) Ruang praktik akuntansi 11) Ruang multimedia 12) Ruang bimbingan dan konseling
13) Ruang perpustakaan 14) Ruang UKS 15) Ruang OSIS 16) Ruang Penggandaan 17) Gudang tata usaha 18) Gudang umum 19) Musholla 20) Koperasi Siswa 21) Kantin 22) Kamar mandi guru 23) Kamar mandi siswa 24) Dapur minum
Halaman tengah sekolah dibangun sebagai aula yang dijadikan
tempat untuk upacara bendera, tempat olahraga senam, dan kegiatan
60
lainnya. Halaman depan bagian barat terdapat musholla di lantai dua
dan parkir kendaraan bermotor untuk guru dan karyawan di lantai
bawahnya. Halaman depan bagian timur dibangun untuk lahan parkir
siswa yang terdiri dari dua lantai. Pada pintu gerbang sekolah
terdapat pos satpam sebagai tempat pos penjagaan keamanan.
d. Kegiatan Akademik
SMK Negeri 1 Yogyakarta saat ini dijabat oleh Drs. Rustamaji,
M.Pd sebagai kepala sekolah, didukung oleh kurang lebih 56 orang
tenaga pengajar dan 30 orang karyawan. Pelaksanaan kegiatan
akademik di SMK Negeri 1 Yogyakarta dapat berjalan lancar dan
disesuaikan dengan aturan tata tertib sekolah yang berlaku.
Penyelenggaraan pendidikan menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
pada hari Senin sampai dengan Kamis dan Sabtu mulai pukul 07.15
sampai 13.40 WIB, khusus hari Jumat mulai pukul 07.15 sampai
dengan 11.40 WIB. SMK Negeri 1 Yogyakarta merupakan salah satu
sekolah kejuruan yang terdapat di Kota Yogyakarta dengan tiga
konsentrasi, yaitu Program Keahlian Akuntansi, Administrasi
Perkantoran, dan Pemasaran. Setiap Program Keahlian terdiri dari
sejumlah mata pelajaran khusus sesuai dengan programnya.
Kegiatan akademik di SMK Negeri 1 Yogyakarta juga diimbangi
dengan fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar. Sekolah
menyediakan fasilitas seperti tempat belajar, untuk kelas terdapat 18
61
ruangan kelas, papan tulis whiteboard beserta alat tulisnya
(penghapus dan spidol), dan masing-masing ruangan diberikan
fasilitas kipas angin agar siswa merasa nyaman dalam proses belajar
mengajar.
Media pembelajaran yang disediakan sekolah untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar antara lain berupa LCD projector dan
laptop. Walaupun belum terdapat di setiap kelas, tetapi media ini
sudah tersedia di setiap jurusan. Untuk guru jika ingin mengajar
dengan menggunakan LCD, sebelumnya melakukan izin pinjam
terlebih dahulu melalui kepala jurusan masing-masing dan tanggung
jawab pemeliharaannya menjadi tanggung jawab bersama.
2. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa terhadap
keterampilan dasar mengajar mata pelajaran Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Yogyakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan angket kepada
seluruh siswa kelas X kompetensi keahlian administrasi perkantoran.
Persepsi siswa dapat dideskripsikan dengan tujuh sub variabel yaitu:
keterampilan bertanya, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengadakan variasi, dan keterampilan mengelola kelas. Di bawah ini
akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan deskripsi data penelitian.
62
a. Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran
Berikut ini data kuesioner persepsi siswa berdasarkan sub
variabel keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang
digambarkan dalam 6 indikator yaitu:
1) Melakukan Apersepsi
Untuk mengetahui rata-rata hitung pada sub variabel guru
melakukan apersepsi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Melakukan Apersepsi
No. Kategori Nilai Jumlah responden
Nilai kuesioner
Rata-rata hitung
1 Sangat Baik 4 8 32 = 183 72 = 2,54
2 Baik 3 26 78 3 Cukup 2 34 68 4 Kurang Baik 1 4 4 72 183
Sumber : Olah Data Primer, Juni 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui 8 siswa menjawab sangat
siswa menjawab kurang baik. Dengan demikian dari perhitungan
rata-rata hitung dapat diperoleh 2,44. Berdasarkan dari perhitungan
rata-rata hitung tersebut maka dapat diketahui bahwa persepsi
siswa terhadap pemberian evaluasi oleh guru tergolong tidak baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai
berikut:
Gambar 6. Pie Chart Melakukan Evaluasi
Selanjutnya untuk keseluruhan nilai rata-rata persepsi siswa
terhadap keterampilan membuka dan menutup pelajaran akan
dijelaskan pada tabel berikut:
Sangat baik14%
Baik24%
Cukup55%
Kurang Baik7%
69
Tabel 10. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran No. Indikator Nilai
Rata-rata Kategori
1 Melakukan Apersepsi 2,54 Baik 2 Memberikan Motivasi 2,58 Baik 3 Memberi acuan bahan pelajaran 2,57 Baik 4 Kaitan Pelajaran 2,51 Baik 5 Guru memberikan rangkuman 2,37 Tidak Baik 6 Guru melakukan evaluasi 2,44 Tidak Baik Total 15,01
Sumber: Olah Data Primer, Juni 2013
Grand Mean (X) dari tabel di atas adalah:
2,54 + 2,58 + 2,57 + 2,51 + 2,37 + 2,44= 2,52 6
Berdasarkan keseluruhan skor sub variabel keterampilan
membuka dan menutup pelajaran diperoleh nilai rata-rata 2,52.
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka persepsi siswa terhadap
keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat dikategorikan
baik.
b. Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Menjelaskan
Berikut ini data kuesioner persepsi siswa berdasarkan sub
variabel keterampilan menjelaskan yang digambarkan dalam 5
indikator yaitu:
1) Penggunaan Kalimat yang Jelas
Untuk mengetahui rata-rata hitung pada sub variabel kejelasan
penggunaan kalimat oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut:
70
Tabel 11. Penggunaan Kalimat yang Jelas
No. Kategori Nilai Jumlah responden
Nilai kuesioner
Rata-rata hitung
1 Sangat Baik 4 8 32 = 170 72
= 2,36 2 Baik 3 20 60 3 Cukup 2 34 68 4 Kurang Baik 1 10 10 72 170
Sumber : Olah Data Primer, Juni 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui adalah 8 siswa menjawab
sangat baik, 20 siswa menjawab baik, 34 siswa menjawab cukup,
dan 10 siswa menjawab kurang baik. Dengan demikian dari
perhitungan rata-rata hitung dapat diperoleh 2,36. Berdasarkan dari
perhitungan rata-rata hitung tersebut maka dapat diketahui bahwa
persepsi siswa terhadap kejelasan kalimat yang digunakan guru
tergolong tidak baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai
berikut:
Gambar 7. Pie Chart Penggunaan Kalimat yang Jelas
Sangat baik11%
Baik28%
Cukup47%
Kurang Baik14%
71
2) Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Untuk mengetahui rata-rata hitung pada sub variabel guru
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 12. Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
No. Kategori Nilai Jumlah responden
Nilai kuesioner
Rata-rata hitung
1 Sangat Baik 4 7 28 = 191 72
= 2,65 2 Baik 3 35 105 3 Cukup 2 28 56 4 Kurang Baik 1 2 2 72 191
Sumber : Olah Data Primer, Juni 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui adalah 7 siswa menjawab
sangat baik, 35 siswa menjawab baik, 28 siswa menjawab cukup,
dan 2 siswa menjawab kurang baik. Dengan demikian dari
perhitungan rata-rata hitung dapat diperoleh 2,65. Berdasarkan dari
perhitungan rata-rata hitung tersebut maka dapat diketahui bahwa
persepsi siswa terhadap penggunaaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar oleh guru tergolong baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai
berikut:
72
Gambar 8. Pie Chart Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar
3) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi Sesuai Topik Pelajaran
Untuk mengetahui rata-rata hitung pada sub variabel
penggunaan contoh dan ilustrasi sesuai topik pelajaran oleh guru
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13. Penggunaan Contoh dan Ilustrasi Sesuai Topik Pelajaran
No. Kategori Nilai Jumlah responden
Nilai kuesioner
Rata-rata hitung
1 Sangat Baik 4 4 16 = 190 72
= 2,64 2 Baik 3 44 132 3 Cukup 2 18 36 4 Kurang Baik 1 6 6 72 190
Sumber : Olah Data Primer, Juni 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui adalah 4 siswa menjawab
sangat baik, 44 siswa menjawab baik, 18 siswa menjawab cukup,
dan 6 siswa menjawab kurang baik. Dengan demikian dari
perhitungan rata-rata hitung dapat diperoleh 2,64. Berdasarkan dari
perhitungan rata-rata hitung tersebut maka dapat diketahui bahwa
Sangat baik10%
Baik48%
Cukup39%
Kurang Baik3%
73
persepsi siswa terhadap pemberiaan contoh atau ilustrasi yang
sesuai dengan topik pelajaran tergolong baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai
berikut:
Gambar 9. Pie Chart Penggunaan Contoh dan Ilustrasi Sesuai
Topik Pelajaran
4) Penekanan pada Butir – butir Pelajaran yang Penting
Untuk mengetahui rata-rata hitung pada sub variabel penekanan
pada butir – butir pelajaran yang penting oleh guru dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 14. Penekanan Pada Butir – butir Pelajaran yang Penting
No. Kategori Nilai Jumlah responden
Nilai kuesioner
Rata-rata hitung
1 Sangat Baik 4 2 8 = 169 72
= 2,34 2 Baik 3 28 84 3 Cukup 2 35 70 4 Kurang Baik 1 7 7 72 169
Sumber : Olah Data Primer, Juni 2013
Berdasarkan tabel di atas diketahui 2 siswa menjawab sangat
siswa menjawab kurang baik. Dengan demikian dari perhitungan
rata-rata hitung dapat diperoleh 2,60. Berdasarkan dari
perhitungan rata-rata hitung tersebut maka dapat diketahui bahwa
persepsi siswa terhadap penggunaan variasi pola interaksi oleh
guru tergolong baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai
berikut:
Gambar 27. Pie Chart Variasi Pola Interaksi
Sangat baik8%
Baik50%
Cukup35%
Kurang Baik7%
96
Selanjutnya untuk keseluruhan nilai rata-rata persepsi siswa
terhadap keterampilan mengadakan variasi akan dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel 35. Keterampilan Mengadakan Variasi Gaya Mengajar, Media, dan Pola Interaksi
No.
Indikator Nilai Rata-rata
Kategori
1 Variasi Mimik Wajah 2,47 Tidak Baik 2 Variasi Suara 2,43 Tidak Baik 3 Variasi Pandangan 2,52 Baik 4 Variasi Posisi 2,58 Baik 5 Variasi Waktu Senyap 2,26 Tidak Baik 6 Variasi Pemusatan Perhatian 2,67 Baik 7 Variasi Penggunaan Media 2,46 Tidak Baik 8 Variasi pola interaksi 2,60 Baik Total 19,99
siswa menjawab kurang baik. Dengan demikian dari perhitungan
rata-rata hitung dapat diperoleh 2,42. Berdasarkan dari perhitungan
rata-rata hitung tersebut maka dapat diketahui bahwa persepsi
siswa terhadap penutupan diskusi oleh guru tergolong tidak baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai
berikut:
Gambar 35. Pie Chart Menutup Diskusi
Sangat baik7%
Baik33%
Cukup54%
Kurang Baik6%
107
Selanjutnya untuk keseluruhan nilai rata-rata persepsi siswa
terhadap keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil akan
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 45. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil No.
Indikator Nilai Rata-rata
Kategori
1 Memusatkan perhatian siswa diskusi
2,35 Tidak Baik
2 Memberikan kesempatan berpartisipasi
2,55 Baik
3 Menutup diskusi 2,42 Tidak Baik Total 7,32
Sumber: Olah Data Primer, Juni 2013
Grand Mean (X) dari tabel di atas adalah:
2,35 + 2,55 + 2,42= 2,44 3
Berdasarkan keseluruhan skor sub variabel keterampilan
menjelaskan diperoleh nilai rata-rata 2,44. Berdasarkan nilai rata-
rata tersebut maka persepsi siswa terhadap keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil dapat dikategorikan tidak
baik.
108
Berikut ini adalah rata-rata keseluruhan persepsi siswa terhadap
keterampilan dasar mengajar guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Yogyakarta.
Tabel 46. Penafsiran Rata-rata Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Dasar Mengajar Guru Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Yogyakarta
giliran, penyebaran pertanyaan, dan pemberian waktu berpikir,
sedangkan untuk indikator pemberian tuntunan tergolong tidak baik.
121
122
4. Keterampilan memberikan penguatan guru tergolong tidak baik
meliputi indikator pemberian penguatan verbal, sedangkan indikator
pemberian penguatan non – verbal tergolong tidak baik.
5. Keterampilan mengadakan variasi tergolong tidak baik meliputi
indikator: variasi pandangan, variasi posisi, pemusatan perhatian, dan
variasi pola interaksi, sedangkan untuk indikator variasi mimic, variasi
suara, variasi waktu senyap, dan variasi penggunaan media tergolong
tidak baik.
6. Keterampilan mengelola kelas tergolong baik meliputi indikator:
membagi perhatian, menuntut siswa bertanggungjawab, dan menegur
siswa, sedangkan untuk indikator bersikap tanggap, dan pemberian
petunjuk yang jelas tergolong tidak baik.
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil tergolong tidak
baik meliputi indikator: pemberian kesepatan berpartisipasi,
sedangkan untuk indikator pemusatan perhatian siswa dan menutup
diskusi tergolong tidak baik.
8. Nilai rata-rata persepsi siswa seluruhnya termasuk baik, dengan nilai
rata-rata 2,52. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan
bahwa persepsi siswa terhadap keterampilan dasar mengajar guru
Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi di SMKN 1 Yogyakarta tergolong baik. Meskipun nilai
rata-rata keseluruhannya hanya 2,52. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa keterampilan dasar mengajar guru belum optimal.
123
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dapat disarankan
sebagai berikut:
1. Bagi guru Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi,
diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar dengan
harapan dapat memberikan persepsi yang positif tentang tata cara
mengajar yang diterapkan kepada para siswa seperti:
a. Menambah referensi buku untuk memperkaya pengetahuan dan
penguasaan materi.
b. Menambah pengetahuan yang ada dan menguasai materi dengan
mengambil bahan dari berbagai sumber diantaranya majalah,
internet, televisi dan koran.
c. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar
pembelajaran lebih efektif.
d. Mengikuti seminar dan lokakarya.
e. Mengikuti penataran dan pelatihan.
f. Berlatih menggunakan media elektronik (komputer, internet)
untuk keperluan pembelajaran dan pengembangan diri.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian
ini diharapkan untuk mengembangkan pelatihan yang berkaitan
dengan keterampilan dasar mengajar agar kualitas mengajar guru
semakin meningkat.
124
DAFTAR PUSTAKA
Agung Wardana. (2011). Persepsi Siswa Kelas XI SMA N 1 Depok Sleman Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. UNY.
Ali Mudlofir. 2012. Pendidik Profesional. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
STANDAR KOMPETENSI : MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI
KODE KOMPETENSI : 118.DK.SK.2
ALOKASI WAKTU : 67 X 45 menit
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI WAKTU SUMBER
BELAJAR TM PS PI
1. Identifikasi proses komunikasi
• Mengidentifikasi Persyaratan kemampuan berkomunikasi ditempat kerja melalui bantuan orang lain dengan cermat dan teliti (nilai cermat dan kerjasama)
• Mengidentifikasi sambungan untuk berkomunikasi dengan penyelia dan rekan kerja (nilai kerjasama)
• Pengertian komunikasi, unsur-unsur, jenis-jenis komunikasi
• Proses komunikasi
• Prasyarat kemampuan berkomunikasi
• Berkomunikasi dengan penyelia dan rekan kerja
• Membaca buku-buku yang berkenaan dengan persyaratan berkomunikasi di tempat kerja sehingga dapat diterapkan dalam kerjasama
• Mempraktikan sambungan berkomunikasi dengan penyelia
• Tes tertulis • Tes perbuatan
10
3(6) 2(8) Modul Buku Referensi
146
147
2. Menerima dan menyampaikan informasi
• Teknik bertanya efektif dengan mendengarkan secara aktif dan keterampilan komunikatif dalam berbicara dipergunakan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi (nilai cermat dan komunikatif)
• Menggunakan bahasa verbal/non verbal yang sesuai (nilai cermat dan teliti)
• Memakai umpan balik yang membangun dan berkreatif dan berinovatif dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi (nilai kreatif dan inovatif)
• Teknik bertanya • Teknik
berbicara • Teknik
membaca • Teknik menulis • Bahasa verbal
dan nonverbal
• Mempraktikan teknik bertanya efektif dengan cermat dalam memilih teknik bertanya dan mendengarkan sehingga tercipta suasana yang komunikatif
• Menggunakan bahasa non verbal yang sesuai, cermat dan teliti di dalam memilih bahasa verbal/non verbal sesuai dengan lawan bicara
Tes tertulis Tes Perbuatan
12 3(6) Modul Buku Referensi
3. Memilih • Meminta saran • Pengertian • Mempraktikan untuk Tes tertulis 12 3(6) Modul
148
media komunikasi
terhadap peralatan komunikasi yang paling sesuai dan sesuai dengan rasa ingin tahu untuk berupaya mengetahui apa yang harus dipelajari dari orang lain (nilai rasa ingin tahu)
• Meminta umpan balik yang membangun dan bersikap ulet untuk tidak mudah meyerah (nilai ulet)
media komunikasi
• Macam-macam media komunikasi
• Umpan balik yang membangun
• Keuntungan/kelemahan media komunikasi
mendapatkan umpan balik yang berhubungan berhubungan dengan komunikasi
• Mempraktikan penggunaan media komunikasi dengan tepat
Demonstrasi
Buku referensi
4. Melakukan komunikasi melalui telepon
• Menjawab panggilan secara cepat, tepat, jelas dan sopan sesuai dengan standar perusahaan dan berdisiplin tinggi terhadap pekerjaan (nilai cermat dan disiplin)
• Menawarkan bantuan kepada penelepon
• Sopan dan ramah dalam melayani pembicaraan melalui telepon
• Tanggap dalam memberi-kan bantuan yang di-butuhkan oleh penelepon
• Cepat dan akurat dalam menyampaikan pesan
• Tenang dan
• Menyebutkan dasar-dasar telekomunikasi
• Menyebutkan cara menyampaikan informasi secara singkat, padat dan jelas
• Mempraktikan tugas dan tanggung jawab
• Mempraktikan system operasi peralatan kantor
• Menerapkan tugas dan tanggung jawab sebagai petugas telepon
• Mengoperasikan berbagai peralatan telepon secara benar
• Menangani panggilan telepon (telepon masuk)
• Tes lisan • Tes tertulis • Study kasus • portofolio
20 2 (4) Modul Buku referensi Telepon Audio Visual
149
secara bersahabat dan tujuan panggilan tertentu secara cepat dan berkomunikatif yang memeperlihatkan rasa senang berbicara dan bergaul terhadap penelepon (nilai komunikatif)
• Mengulang panggilan telepon secara rinci untuk mem-perkuat pengertian isi pesan (nilai cermat dan teliti)
• Menjawab/mentrasfer pertanyaan keterangan pene-lepon secara tepat kepada orang yang dituju (nilai cermat dan teliti)
• Mencatat secara akurat permohonan/permintaan dan menyampaikan kepada departe-
cepat dalam menangani panggilan yang bernada mengan-cam dan mencurigakan
• Pengenalan peralatan telepon
• Penanganan telepon masuk
• Cara mencatat pesan dengan menggunakan format penerimaan telepon
• Mendistribusikan pesan kepada orang-orang yang dituju
• Tanggap dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh penelepon
• Memahami system operasi peralatan telepon
• Menerapkan tugas dan tanggung jawab sebagai pertugas telepon
• Mengoperasikan berbagai peralatan telepon secara benar
• Menangani panggilan telepon (telepon masuk)
• Cara mencatat pesan dengan menggunakan format penerimaan telepon
• Mendistribusikan pesan kepada orang yang dituju
• Sopan dan ramah dalam melayani pembicaraan melalui telepon
• Cepet dan akurat dalam menyampaikan pesan
• Tenang dan cepat dalam menangani panggilan yang beranada mengancam dan mencurigakan
• Melayani panggilan telepon denagn cepat, tepat dan akurat
• Sopan santun bertelepon diterapkan dalam melayani panggilan
• Memahami layanan telepon ke luar
150
men/orang yang tepat untuk ditindaklanjuti dan berperilaku jujur sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakannya (nilai cermat dan jujur)
• Jika memungkinkan, kesempatan diambil untuk menjelaskan produk-produk dan servis-servis perusahaan dan bersikap ulet untuk tidak menyerah dalam menawarkan produk perusahaan (nilai ulet dan kerja keras)
• Menyampaikan pesan secara tepat kepada orang pilihan dengan batas/tenggang waktu (nilai disiplin)
• Mencatat panggilan telephon yang
• Mendiskripsikan pengetahuan direktori telepon
• Mengidentifikasi berbagai macam informasi telepon (di dalam maupun di luar)
• Memahami tata cara menggunakan telepon
• Membedakan jenis-jenis panggilan telepon
• Menggunakan telepon direktori sesuai keperluan
• Mencari nomor telepon yang diperlukan
• Menggunakan pesawat telepon dengan baik dan benar
• Membuat panggilan keluar
151
mengancam dan mencurigakan secara tepat untuk orang yang tepat umtuk orang yang tepat sesuai dengan prosedur perusahaan (nilai jujur)
• Mencatat nomor telepon secara benar (nilai cermat dan disiplin)
• Merancang tujuan dari menelepon secara tepat sebelum menelepon/memanggil (nilai cermat dan teliti)
• Menggunakan alat/sarana secara tepat untuk membentuk/merancang hubungan (nilai disiplin)
• Menyampaikan nama perusahaan dan alasan menelepon
152
secara tepat (nilai jujur dan disiplin)
Yogyakarta, 23 Januari 2013
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMKN 1 Yogyakarta Guru Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan : SMKN 1 Yogyakarta Program Studi Keahlian : Bisnis Manajemen Kompetensi Keahlian : Admistrasi Perkantoran Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Kelas/Semester : X AP/I Tahun Pelajaran : 2012/2013 Alokasi Waktu : 2 @ 45 menit Kode Kompetensi : 118.DKK.SK.2 KKM : 70 Standar Kompetensi : Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi Kompetensi Dasar :Mengidentifikasi Proses Komunikasi Indikator : 1. Menjelaskan pengertian komunikasi
2. Menyebutkan unsur-unsur komunikasi
I. Tujuanpembelajaran
A. Siswa kelas Xmampu memahamipengertian komunikasi dengan benar
B. Siswa kelas Xmampu menjelaskan pengertiankomunikasi dengan benar setelah
memahami pengertian komunikasi
C. Siswa kelas Xmampu menyebutkan unsur-unsur komunikasi dengan benar setelah
memahami pengertian komunikasi
Nilai Karakter yang dikembangkan :
• Religius • Disiplin • Rasa ingin tahu • Gemar membaca • Ulet • Kerja keras • Jujur • Tanggung Jawab • Demokratis
II. Materi Pembelajaran
A. Mengetahui Pengertian Komunikasi
B. Unsur-unsur Komunikasi
153
154
III. Metode Pembelajaran
A. Ceramah
B. Tanya jawab
IV. KegiatanPembelajaran
PERTEMUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGORGANISASIAN
KELAS
PESERTA WAKTU
I
1. Pendahuluan
a. Pengkondisiankelas(Disiplin, Religius)
b. Penyampain tujuan pembelajaran
c. Apersepsidanmotivasi
2. Kegiataninti
Eksplorasi
a. Siswa memberikan pendapat tentang
komunikasi (Ulet, Kerja Keras, Demokratis)
b. Guru menjelaskan materi pengertian
komunikasi dan unsur-unsur komunikasi
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
materi pengertian komunikasi dan unsur-unsur
komunikasi (Rasa Ingin Tahu)
d. Siswa membuat catatan tentang materi
pengertian komunikasi dan unsur-unsur
komunikasi
Elaborasi
a. Siswamembaca buku
b. Siswa mengajukanpertanyaan (Tanya
jawabantarasiswadan guru) materi
Guru
Individu
Kelas
Individu
Individu
Individu
10menit
50 menit
155
pengertian komunikasi dan unsur-unsur
komunikasi
c. Siswa menulis hasil eksplorasi
Konfirm
a. Siswamenjelaskan kembali tentang hasil
materi pengertian komunikasi dan unsur-
unsur komunikasi yang telah dipelajari
b. Guru menanyakan materi yang telah diberikan
dan menyimpulkan.
3. Penutup
a. Gutu menutup pelajaran dan memberikan
salam
Individu
Kelas
Kelas
10menit
V. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR
A. Alat/bahan :
1. Papantulis
2. Spidol
B. Sumberbelajar :
1. Honiarti Euis.(2009).Mengaplikasikan Ketrampilan Dasar Komunikasi.Bandung :
Armico
2. Artikel tentang pengertian Komunikasi dan unsur-unsur komunikasi.
VI. PENILAIAN
A. Prosedur test: • Test awal : ada • Test Proses : ada • Test akhir : ada
B. Jenis test : • Test awal : lisan • Test proses : pengamatandanhasilakhir • Test akhir : ada
C. Kriteriapenilaian • Proses : 10 • Hasilkerja : 80