BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka konvergensi dengan International Accounting Standards (IAS) dan International Financial Reporting Standards (IFRS), sejak Desember 2006 sampai dengan pertengahan tahun 2007 kemarin. Bank Indonesia mewajibkan bank menggunakan laporan keuangan dengan mengacu pada revisi PSAK 50/2006 dan PSAK 55/2006 rencana semula mulai 2009 sementara standar akuntansi internasional akan diadopsi penuh pada 2010. Namun Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) menunda penghapusan PSAK 31/2000 hingga akhir 2009, menyusul penangguhan setahun penerapan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 50/2006 dan PSAK 55/2006. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah merevisi dan mengesahkan lima Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Tiga dari revisi PSAK tersebut berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008 yaitu PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi, PSAK No. 16 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka konvergensi dengan International Accounting Standards (IAS)
dan International Financial Reporting Standards (IFRS), sejak Desember 2006
sampai dengan pertengahan tahun 2007 kemarin. Bank Indonesia mewajibkan
bank menggunakan laporan keuangan dengan mengacu pada revisi PSAK
50/2006 dan PSAK 55/2006 rencana semula mulai 2009 sementara standar
akuntansi internasional akan diadopsi penuh pada 2010.
Namun Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK-IAI) menunda penghapusan PSAK 31/2000 hingga akhir 2009,
menyusul penangguhan setahun penerapan laporan keuangan sesuai dengan
PSAK 50/2006 dan PSAK 55/2006. Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah merevisi dan mengesahkan
lima Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Tiga dari revisi PSAK tersebut berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008
yaitu PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi, PSAK No. 16
(revisi 2007) tentang Aset Tetap serta PSAK No. 30 (revisi 2007) tentang
Sewa.
Sedangkan dua PSAK lainnya, yaitu masing-masing PSAK No. 50 (revisi
2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan yang
menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu serta PSAK No. 55 (revisi
2006) tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran yang
menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Adapun PSAK No. 50 (revisi 2006) sebagian besar sudah sesuai dengan
International Accounting Standards (IAS) No. 32 : Financial Instrument :
1
Presentation (Revised 2005) sedangkan PSAK No. 55 (revisi 2006) sebagian
besar sudah sesuai dengan IAS No. 39 :Financial Instrument : Recognition
and Measurement (Revised 2005).
Bank Indonesia mewajibkan bank menyajikan laporan keuangan dengan
mengacu pada PSAK No. 50 (revisi 2006) serta PSAK No. 55 (revisi 2006)
tersebut mulai tahun 2009 seperti yang ditulis dalam harian Bisnis Indonesia
terbitan 18 Januari 2008 kemarin.
Deputi Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI I Gde Made Sadguna
menjelaskan pada harian Bisnis Indonesia bahwa sebagian besar standar
akuntansi untuk laporan keuangan bank disesuaikan dengan standar
internasional.
“PSAK 50 dan 55 sudah sesuai dengan International Financial Reporting
Standards (IFRS) dan berlaku 1 Januari 2009. Pada 2010 akan dilakukan
adopsi penuh tanpa diskresi,” katanya, seperti yang ditulis dalam harian Bisnis
Indonesia terbitan 18 Januari 2008 tersebut.
Adapun beberapa pengaturan dalam PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 revisi
2006 tersebut secara mendasar merubah metode pengakuan dan pencatatan
yang diterapkan selama ini dan dampaknya akan merubah sistim pencatatan
bank khususnya, sehingga secara tidak langsung akan memerlukan
penyesuaian pada sistim internal bank.
Diharapkan dengan penerapan PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 revisi 2006
tersebut secara tepat dan konsisten, laporan keuangan bank dapat disajikan
secara wajar dan memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi pembaca
laporan keuangan.
Namun, berkaitan dengan krisis finansial global yang melanda dunia dan turut
berdampak pada perekonomian di Indonesia, menyebabkan ketatnya likuiditas
2
perbankan sehingga beberapa waktu yang lalu pihak perbankan telah
mengajukan penundaan penerapan PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 tersebut
kepada pemerintah (Bank Indonesia), dengan tujuan agar perbankan bisa lebih
bergerak dan likuiditas sedikit longgar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan
permasalahan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah “bagaimana persepsi
perbankan terhadap PSAK 50 dan PSAK 55”.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sejauh mana kesiapan perbankan dalam
menerapkan PSAK 50 dan PSAK 55.
1.4 Kegunaan Penulisan
1. Diharapkan dapat berguna sebagai penambah wawasan oleh pihak
perbankan dalam kesiapan penerapan PSAK 50 dan PSAK 55.
2. Bagi kalangan akademisi diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat
sebagai bahan referensi mengenai PSAK 50 dan PSAK 55.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan
menggunakan panca indera (Dreverdalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima
individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh
melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal
dari dalam diri individu.
Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan
manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya
melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan
individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Proses persepsi
terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan
diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi
pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi.
Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan
seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan
dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga
mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan,
pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh
faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek
psikologis. Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi
juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor
fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu,
pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang
bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain:
lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam
4
masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor
personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses
belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-
faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku,
nilai-nilai dalam masyarakat.
Pelaku orang lain dan menarik kesimpulan tentang penyebab perilaku tersebut
atribusi dapat terjadi bila: 1). Suatu kejadian yang tidak biasa menarik
perhatian seseorang, 2). Suatu kejadian memiliki konsekuensi yang bersifat
personal, 3). Seseorang ingin mengetahui motif yang melatarbelakangi orang
lain (Shaver, 1981; Lestari, 1999).
Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial
memiliki beberapa elemen, yaitu:
a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang
untuk meniiai sesuatu.
c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua
pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
1) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak
pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan
cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
2) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang
mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis
secara lengkap terhadap person, situasional, dan behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi
suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek
yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan
objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek
tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan
5
atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna
merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).
2.2 Definisi Perbankan
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
lainnya.Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupaka kegiatan
pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan
pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya
sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai
rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menghimpun dana, berupa pemberian
pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya
diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Menurut undang-undang pokok perbankan no.14 tahun 1967, bank adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam bentuk lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Bank adalah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menyediakan jasa
intermediasi dan jasa keuangan lainnya kepada perusahaan dan rumah tangga,
dengan tujuan untuk memaksimumkan kekayaan pemilik.
Pengertian bank menurut fungsinya sebagai berikut :
Fungsi utama bank :
- agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
- agent of development
- agent of services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.