PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP AKSESIBILITAS DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (DPAD) KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh : MAISA FAJRIAH NIM. 11140251000079 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1441 H/2020 M
130
Embed
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP AKSESIBILITAS DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51317/... · 2020. 7. 14. · i ABSTRAK Maisa Fajriah (11140251000079). Persepsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP AKSESIBILITAS
DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (DPAD)
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
MAISA FAJRIAH
NIM. 11140251000079
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 1441 H/2020 M
i
ABSTRAK
Maisa Fajriah (11140251000079). Persepsi Pemustaka Terhadap
Aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD)
Kota Tangerang Selatan di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS.
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2020.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pemustaka
terhadap aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif dan metode pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner. Populasi dari penelitian ini merupakan pemustaka
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan yang
berjumlah 450 orang, kemudian penulis menarik sampel sebanyak 10% dari
populasi tersebut yang berjumlah 45 orang. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik Insidential Sampling. Hasil penelitian
menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap lokasi perpustakaan adalah
positif, dengan memperoleh skor 2,86. Persepsi pemustaka terhadap
prasarana lokasi perpustakaan adalah positif, dengan memperoleh skor 2,92.
Persepsi pemustaka terhadap gedung perpustakaan adalah positif, dengan
memperoleh skor 2,87. Persepsi pemustaka terhadap tata ruang perpustakaan
adalah positif, dengan memperoleh skor 2,95. Berdasarkan hasil penelitian,
persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan
secara keseluruhan adalah positif dengan skor 2,90 skor ini berada pada skala
interval 2,52 – 3,27.
Kata Kunci: persepsi, pemustaka, perpustakaan umum, aksesibilitas
ii
ABSTRACT
Maisa Fajriah (11140251000079). User Perception of The Accessibility
South Tangerang Department Library and Regional Archives
(DPAD) guided of Nuryudi, MLIS. Science Library, Faculty
Literature and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, 2020.
The purpose of this study was conducted to determine the user's perception
of the accessibility South Tangerang Department Library and Regional
Archives (DPAD). This research uses descriptive research with a quantitative
approach and data collection methods using a questionnaire. The population
of this study is library users and the DPAD of South Tangerang, amounting
to 450 peoples, then the writer draws a sample of 10% of the population of
45 peoples. The sample used in this study used the technique of Insidential
Sampling. The results showed that the user's perception of the library location
was positive, with a score of 2.86. The perception of users to the library
location infrastructure is positive, with a score of 2.92. The perception of
users to the library building is positive, with a score of 2.87. The perception
of visitors to the library layout is positive, with a score of 2.95. Based on the
results of the study, users perceptions of the accessibility of DPAD South
Tangerang as a whole are positive with a score of 2.90, this score is on an
interval scale of 2.52 - 3.27.
Keywords: perception, user, public library, accessibility
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis haturkan puji syukur yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Persepsi Pemustaka Terhadap
Aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang
Selatan” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Hal tersebut didasari pada keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengetahuan dari
penulis. Akan tetapi penulis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan
yang terbaik kepada pembaca khususnya Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Bantuan dan partisipasi telah diberikan oleh berbagai pihak
dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, Lc, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Saiful Umam, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak Amir Fadhilah, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan.
5. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku dosen pembimbing penulis yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu mengarahkan,
dan memberi masukan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis melaksanakan
perkuliahan.
7. Pihak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian dan
memberikan data yang penulis butuhkan.
8. Orang tua penulis, Bapak Ahmad Yani dan Ibu Listati yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat dan doa setiap saat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak dan adik penulis, Manarul dan Randa yang selalu memberi dukungan
dan keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada para sahabat, Marisya, Oka, Fidya, Amalia, Fitry, Meri, Tika, Yully,
Lia, Indah, Inna, Ria dan Shintya. Terima kasih untuk kebersamaan, doa,
semangat dan keceriaan yang kita lalui bersama selama menyusun skripsi
ini.
11. Kepada teman-teman KKN 53 Liga Cerdik, terima kasih atas waktu dan
pengalaman yang berharga selama satu bulan mengabdi.
12. Kepada teman-teman kelas C Indah dan Jurusan Ilmu Perpustakaan
angkatan 2014. Semoga setiap langkah dipermudah sampai akhir masa
perkuliahan dan sukses di masa depan.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Hanya
doa dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah Swt
membalas semua kebaikan kalian. Amin.
Jakarta, Januari 2020
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 6
C. Perumusan Masalah .............................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
F. Definisi Istilah ....................................................................................................... 7
G. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 7
H. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 11
A. Perpustakaan Umum ........................................................................................... 11
1. Pengertian Perpustakaan Umum .................................................................. 11
2. Tujuan Perpustakaan Umum ......................................................................... 12
3. Fungsi Perpustakaan Umum ......................................................................... 14
4. Tugas Perpustakaan Umum .......................................................................... 15
B. Perpustakaan Kabupaten/Kota .......................................................................... 16
Tabel 4. 18 Fasilitas Akses Pengguna Disabilitas ....................................................... 76
Tabel 4. 19 Ruang Baca Perpustakaan ........................................................................ 77
Tabel 4. 20 Ruang Koleksi Perpustakaan ................................................................... 78
Tabel 4. 21 Tata Ruang Perpustakaan ......................................................................... 79
Tabel 4. 22 Tata Letak Rak Koleksi ........................................................................... 80
Tabel 4. 23 Tata Letak Meja dan Kursi....................................................................... 81
Tabel 4. 24 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Lokasi DPAD Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 82
Tabel 4. 25 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Prasarana Lokasi DPAD
Kota Tangerang Selatan ........................................................................... 83
Tabel 4. 26 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Gedung DPAD Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 84
Tabel 4. 27 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang DPAD Kota
Tangerang Selatan ................................................................................... 85
Tabel 4. 28 Rekapitulasi Skor Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas DPAD
Kota Tangerang Selatan ........................................................................... 86
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi DPAD Kota Tangerang Selatan ............................. 53
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
Lampiran 2 Surat Tugas Dosen Pembimbing
Lampiran 3 Surat Ganti Judul
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, literasi memiliki fungsi
penting dalam kehidupan. Bangsa yang memiliki kesadaran tentang pentingnya
literasi akan tumbuh menjadi bangsa yang mampu menghadapi tantangan
zaman. Sebaliknya, bangsa yang tidak memiliki kesadaran berliterasi tentu
akan menjelma menjadi sebuah bangsa yang lemah dan tidak akan mampu
menghadapi tantangan dan rintangan di masa depan. Secara sederhana literasi
sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Membaca
berarti mengeja lambang-lambang bahasa hingga diperoleh sebuah pengertian.
Menulis berarti mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan lambang-
lambang bahasa hingga membentuk sebuah pengertian.1 Jadi, dapat diartikan
bahwa literasi merupakan kemampuan mendapatkan, memahami dan
menggunakan pemikiran untuk memperoleh informasi dan mengembangkan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang lain.
Untuk membentuk masyarakat yang selalu sadar akan pentingnya
literasi, hendaknya setiap individu memiliki keinginan dan tekad kuat untuk
belajar secara berkesinambungan agar pengetahuan yang sudah dimiliki tidak
mudah tergerus oleh perkembangan zaman. Oleh karena itu, masyarakat perlu
melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat atau yang lebih dikenal
1 Agustina Rahma Damayantie, “Literasi Dari Era Ke Era,” Universitas Negeri Yogyakarta,
2018. h. 3.
dengan sebutan life long learn. Pada masa sekarang dan yang akan datang life
long learn merupakan aspek yang penting sebagai bekal seseorang dalam
bertahan hidup agar tidak bergantung kepada orang lain.2 Konsep belajar ini,
sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan, terlebih
lagi umat Islam sudah mengenal belajar sepanjang hayat sebagai mana
dinyatakan oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
اطُْلبُوُا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.”
Belajar sepanjang hayat itu merumuskan suatu dasar bahwa proses
belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus-menerus, dari
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia, atau dapat dikatakan bahwa
tidak ada batas usia. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena
dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk
mempertahankan kehidupannya dalam menghadapi tantangan dari alam sekitar
yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia dituntut untuk mampu
menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan
kemajuan zaman.
Selain itu, mengenai belajar sepanjang hayat sesungguhnya sudah
tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 5 Ayat 5 yang menyatakan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
2 Muh. Azwar Muin, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi Online
(Makassar: Alauddin University Press, 2014). h.11.
pendidikan sepanjang hayat. Kemudian dalam Pasal 13 Ayat 1 menegaskan
bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal dan non formal yang
dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dapat diperoleh dengan dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah
dan jalur pendidikan di luar sekolah.3 Pendidikan di luar sekolah
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pembelajaran sepanjang hayat, hal tersebut
dapat ditemukan melalui perpustakaan.
Terdapat berbagai jenis perpustakaan, salah satunya yang berperan
penting dalam menunjang kebutuhan informasi masyarakat tersebut ialah
perpustakaan umum. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 43
tahun 2007 Pasal 1 bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status
sosial-ekonomi.4 Perpustakaan juga mempunyai posisi yang strategis dalam
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan tujuan utama didirikannya perpustakaan
umum ialah untuk memberi akses seluas-luasnya kepada seluruh lapisan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi yang mungkin tidak
ditemukan di tempat lain.5 Kehadiran perpustakaan umum merupakan tuntutan
3 “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional” (Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2003). 4 “Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007” (Dewan Perwakilan Rakyat
RI, 2007). 5 Pawit M.Yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi Dan Kepustakaan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009). h. 352
mutlak bagi seluruh masyarakat. Melalui perpustakaan umum diharapkan
masyarakat dapat berubah dan berkembang dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa dan dari terampil menjadi lebih terampil lagi.
Berdasarkan kemampuan mengubah inilah maka akan terbentuk masyarakat
yang berliterasi, berkualitas dan demokratis.6
Namun, tidak semua komponen masyarakat mampu memanfaatkan
perpustakaan secara optimal. Untuk itu, diperlukan sejumlah kebijakan agar
tujuan perpustakaan umum dapat tercapai. Sesuai dengan Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) 003: 2011 tentang perpustakaan umum tingkat kabupaten
atau kota, salah satu yang menjadi persyaratan penyelenggaraan perpustakaan
umum ialah sarana dan prasarana, seperti gedung, ruangan, serta lokasi
perpustakaan.7
Perpustakaan umum dapat berperan lebih besar untuk mendukung
peningkatan kualitas hidup masyarakat apabila fasilitas perpustakaan mudah
dijangkau, memiliki daya tarik, dan menyediakan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain perpustakaan umum dapat
berperan optimal apabila memiliki aksesibilitas yang tinggi dari masyarakat
penggunanya. Sebuah perpustakaan hendaknya memiliki gedung dan ruangan
yang memadai agar dapat menampung koleksi serta dapat menunjang segala
kegiatan yang ada, termasuk pengolahan bahan pustaka dan pelayanan
6 Dian Sinaga, “Perpustakaan Umum Di Indonesia Sebagai Agen Perubahan Sosial,”
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaram Vol.6 6 (March 2004). h. 79. 7 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011 (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011). h. 5-6
perpustakaan.8 Sehingga baik pengguna maupun pegawai perpustakaan akan
merasa nyaman. Selain itu, lokasi yang dipilih hendaknya merupakan lokasi
yang strategis, yaitu lokasi yang sering dan mudah dikunjungi oleh masyarakat.
Misalnya untuk menuju perpustakaan dapat dijangkau menggunakan angkutan
umum.9 Lokasi yang strategis menjadi salah satu faktor penting keberhasilan
sebuah perpustakaan. Pemilihan lokasi yang tepat tentunya akan memberikan
pengaruh positif dalam menumbuhkan antusiasme masyarakat agar senantiasa
mau datang dan memanfaatkan seluruh layanan perpustakaan dengan berbagai
macam koleksi yang tersedia.
Penulis melihat keberadaaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Raya Ciater, Serpong.
Gedung perpustakaan tersebut terdiri dari 3 lantai. Pada lantai 1 atau lantai
dasar digunakan untuk ruang koleksi sekaligus ruang baca anak, meja sirkulasi,
loker. Lantai 2 untuk ruang staf perpustakaan dan lantai 3 untuk ruang rapat
atau serbaguna. Perpustakaan tersebut merupakan pusat pendidikan bagi
masayarakat dan memiliki peran penting dalam mewujudkan masyarakat
Tangerang Selatan yang berkualitas sebagaimana tersirat dalam motto Kota
Tangerang Selatan yaitu cerdas, modern dan religus.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan
8 Wiji Suwarno, Pengetahuan Dasar Kepustakaan (2010: Ghalia Indonesia, 2010). h.80-81. 9 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993).
h.37
menjadi judul skripsi “Persepsi Pemustaka Terhadap Aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan.”
B. Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal dan sesuai dengan
masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka untuk menghindari penafsiran
yang lebih luas dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai
persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas perpustakaan yaitu terkait lokasi,
prasarana lokasi, gedung dan tata ruang perpustakaan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis membuat rumusan
masalah yaitu: Bagaimana persepsi pemustaka terhadap aksesibilitas Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulisan ini
memiliki tujuan, yaitu untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang Selatan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
a. Dapat memperkaya penelitian dalam bidang perpustakaan, khususnya
mengenai sarana dan prasarana perpustakaan.
b. Dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang memiliki
kemiripan tema atau topik dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan untuk Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
(DPAD) Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan sarana dan
prasarana perpustakaan.
F. Definisi Istilah
1. Persepsi adalah suatu pandangan atau penilaian seseorang mengenai objek
tertentu yang diterima dan dirasakan oleh panca inderanya.
2. Pemustaka adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan layanan
perpustakaan.
3. Aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang dapat dicapai oleh orang,
terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini terinspirasi dari penelitian yang dilakukan beberapa tahun
sebelumnya, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta oleh Suci Rahmawati pada tahun 2017 yang berjudul
“Persepsi Pemustaka Terhadap Fasilitas Gedung Layanan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap fasilitas
gedung layanan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota
Tangerang.
Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama merupakan
penelitian kuantitatif deskriptif serta dilakukan pada perpustakaan umum.
Namun yang membedakan adalah pada penelitian yang dilakukan oleh
Suci Rahmawati ingin melihat persepsi pemustaka mengenai fasilitas
layanan gedung perpustakan, sedangkan pada penelitian kali ini ingin
melihat persepsi masyarakat sekitar permustakaan mengenai pengetahuan
dan pemahaman mereka tentang keberadaan perpustakaan umum di
wilayah tersebut.
2. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta oleh Ghassan Al Hazmi pada tahun 2015 yang
berjudul “Pandangan dan Harapan Masyarakat Kelurahan Karang
Pawitan Terhadap Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Karawang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dan
harapan masyaraka terhadap Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten
Karawang.
Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama merupakan
penelitian kuantitatif deskriptif serta dilakukan pada perpustakaan umum.
Namun yang membedakan adalah pada penelitian yang dilakukan oleh
Ghassan Al Hazmi ingin mengetahui pandangan dan harapan masyarakat
mengenai koleksi, layanan dan pustakawan yang ada di perpustakaan
tersebut, sedangkan pada penelitian kali ini, penulis ingin melihat persepsi
dari masyarakat tentang pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap
keberadaan sebuah perpustakaan umum.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan
ini, penulis akan menguraikan secara sistematis mulai dari Bab I sampai Bab
V dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal
seputar penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah,
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang
digunakan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yang diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian
yang relevan dengan topik penelitian, meliputi: pengertian, buku
pedoman dan sejenisnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan yaitu jenis
dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Peneltian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang gambaran umum Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan yaitu sejarah, visi
dan misi, dan hal lain yang berkaitan dengannya. Hasil temuan
penelitian dan pembahasan terkait persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan akhir dari penelitian, yang meliputi: penarikan
kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran. Baik
kesimpulan dan saran wajib menjawab tujuan penelitian secara
singkat dan padat.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perpustakaan Umum
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan adalah sebuah tempat berupa ruangan atau bagian
sebuah gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang disimpan dengan sistem atau tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca.10 Sedangkan perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diperuntukan bagi masyarakat umum sebagai tempat pembelajaran
sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama,
dan status sosial-ekonomi. 11 Perpustakaan umum juga dapat didefinisikan
sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan
berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya sebagai
sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan
bagi seluruh lapisan masyarakat.12
Dari definisi-definisi di atas, dapat diartikan bahwa perpustakaan
umum merupakan perpustakaan yang diperuntukkan kepada seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi,
gender, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai sarana pembelajaran
10 Sulistyo Basuki. h.3 11 “Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007.” 12 Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003). h.32
agar masyarakat memperoleh informasi dan mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
umum dijelaskan bahwa:
a. Perpustakaan umum diselenggarakan oleh pemerintah (provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan) serta dapat diselenggarakan oleh
masyarakat.
b. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya
mendukung pelestarian hasil budaya masing-masing daerah serta
memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
c. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah
mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
d. Masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk
memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
e. Pemerintah (provinsi, kabupaten/kota) menyediakan layanan
perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau oleh
layanan perpustakaan menetap.13
2. Tujuan Perpustakaan Umum
Sulistyo Basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu
13 “Undang-Undang Perpustakaan: UU RI No. 43 Tahun 2007.”
Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan umum memegang
peranan penting dalam usaha pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga
pada tahun 1972 UNESCO mengeluarkan Manifesto Perpustakaan
Umum. Dalam Manifesto tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan
umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk
memperoleh informasi dari bahan pustaka agar dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup mereka.
b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan terjangkau
bagi seluruh masyarakat.
c. Membantu masyarakat untuk mengembangkan kemampuan yang
telah dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi masyarakat
lingkungannya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan
dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan
berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup.
d. Bertindak sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat
sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya,
ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat
meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat
terhadap segala bentuk seni dan budaya.14
14 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. h.6
3. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan suatu lembaga yang berperan
penting dalam memajukan, mencerdaskan dan meningkatkan sumber
daya manusia memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan menyediakan berbagai jenis bahan bacaan, baik tercetak
atau terekam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar agar
menambah informasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara
mandiri. Budaya mandiri itulah yang akan membentuk masyarakat
untuk terus belajar dan gemar membaca sepanjang hayat.
b. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan bacaan yang bersisi
informasi penting, seperti buku-buku referensi, bacaan ilmiah, serta
data-data penting lainnya yang dibutuhkan oleh pemustaka.
c. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil
budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak atau terekam.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya
berbagai karya budaya manusia yang selalu diikuti perkembangannya
melalui koleksi perpustakaan.
d. Fungsi Rekreatif
Perpustakaan umum juga menghimpun berbagai bahan bacaan yang
sifatnya sebagai hiburan bagi para pembacanya, seperti buku-buku fiksi,
majalah hiburan anak-anak, remaja serta dewasa. Bacaan fiksi dapat
menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan
akan digemari oleh anak-anak hingga dewasa.15
4. Tugas Perpustakaan Umum
Tugas perpustakaan umum adalah mengumpulkan, menyimpan
dan menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemakai, maka tugas pokok
perpustakaan umum adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah untuk melayani
kebutuhan bahan bacaan bagi seluruh lapisan masyarakat.
b. Perpustakaan umum menyediakan bahan bacaan yang dapat
menumbuhkan ketertarikan dan keinginan masyarakat untuk belajar
dan membaca sedini mungkin.
c. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai
dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk
menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.
d. Menyediakan aneka ragam bahan bacaan yang bermanfaat yang layak
sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.16
15 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996).
h.21 16 Taslimah Yusuf. h.18
B. Perpustakaan Kabupaten/Kota
1. Pengertian Perpustakaan Kabupaten/Kota
Perpustakaan kabupaten/kota adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten atau kota yang
bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan di wilayah kabupaten atau
kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan
jenis kelamin. Perpustakaan Umum Kabupaten dimaksudkan untuk
menetapkan peraturan manajemen perpustakaan yang berlaku pada
pepustakaan umum yang berada di wilayah kabupaten.17
2. Tugas Perpustakaan Kabupaten/Kota
Adapun pemaparan tugas perpustakaan umum kabupaten/kota dalam
Standar Nasional Indonesia 7495:2009 tentang perpustakaan umum
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan sarana pengembangan minat membaca sejak usia dini
b. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup
c. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal
d. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat
e. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang
dengan baik
17 Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Kabupaten/Kota 7495:2009 (Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional, 2009). h. 2
f. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi
perpustakaan lain serta berbagai situs Web
g. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi
h. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca
i. Memfasilitasi pengembangan literasi informasi dan computer
j. Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan
keliling.
3. Fungsi Perpustakaan Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan perpustakaan menerapkan fungsi perpustakaan
yang meliputi:
a. Mengembangkan bahan pustaka
b. Menghimpun dan merawat koleksi muatan local
c. Mengorganisasi bahan pustaka
d. Mendayagunakan bahan pustaka yang tersedia
e. Menyelenggarkan pendidikan pemustaka
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
g. Merawat bahan pustaka
h. Membantu meningkatankan sumber daya perpustakaan di wilyahanya
i. Mengkoordinasikan kampanye Gerakan Pembudayaan Gemar
Membaca di wilayahnya.18
18 Standar Nasional Indonesia: Perpustakaan Kabupaten/Kota 7495:2009. h.3
C. Aksesibilitas Perpustakaan
Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi semua orang
termasuk penyandang disabilitas dan lansia guna mewujudkan kesamaan
kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.19 Aksesibilitas
merupakan salah satu bagian dari analisis interaksi kegiatan dengan sistem
jaringan transportasi yang bertujuan untuk memahami cara kerja sistem
tersebut dan menggunakan hubungan analisis antara komponen system untuk
meramalkan dampak lalu lintas beberapa tata guna lahan atau kebijakan
transportasi yang berbeda. Aksesibilitas sering dikaitkan dengan jarak, waktu
tempuh dan biaya perjalanan.20 Perpustakaan umum dapat berperan optimal
apabila memiliki aksesibilitas yang tinggi dari masyarakat penggunanya.
Aksesibilitas tinggi pada suatu perpustakaan tergantung pada beberapa faktor,
yaitu:
1. Lokasi Perpustakaan
Sebuah perpustakaan harus memperhatikan dan memperhitungkan
semua aspek, baik konstruksi, bentuk, kekuatan, lokasi, daya tampung
koleksi dan perlengkapan yang akan dipergunakan, lingkungan, keamanan,
keindahan, kenyamanan dan kemudahan akses bagi pemustaka, serta
19 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas
Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan (Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum RI, 2006). h.2 20 Putu Alit Suthayana, “Analisis Aksesibilitas Penumpang Angkutan Umum Menuju Pusat
Kota Denpasar Di Provinsi Bali,” Universitas Udayana, Ganec Swara, Vol. 3 (Desember 2009).
h.87
kemungkinan pengembangan pada waktu yang akan datang.21 Lokasi yang
dipilih hendaknya merupakan lokasi yang strategis, yaitu lokasi yang sering
dan mudah dikunjungi oleh masyarakat. Misalnya untuk menuju
perpustakaan dapat dijangkau dengan mudah menggunakan angkutan
umum.22
Keterkaitan antara perpustakaan dengan fungsi lain juga dapat
dijadikan sebuah strategi untuk menarik masyarakat agar lebih banyak
mengunjungi perpustakaan. Penempatan perpustakaan umum berdekatan
dengan pusat kegiatan masyarakat yang lain diharapkan dapat menarik
masyarakat untuk mampir ke perpustakaan di samping melakukan kegiatan
lainnya. Misalnya, perpustakaan yang berada di sekitar sekolah, kampus
atau pun daerah perkantoran dapat mendorong para pelajar dan pekerja
kantor untuk berkunjung di luar jam belajar atau jam kerja mereka.
Perpustakaan yang ditempatkan di sekitar pusat perbelanjaan atau tempat
rekreasi juga dapat menjadikan masyarakat memandang perpustakaan
sebagai salah satu alternatif rekreasi yang juga menarik untuk dikunjungi.23
Dalam memilih lokasi lahan perpustakaan daerah mempunyai beberapa
kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Berada di tempat yang mudah dilihat, dikenal, dan di jangkau oleh
masyarakat.
21 Sri Sumekar, Menurut Standar Perpustakaan Nasional Bidang Perpustakaan Umum Dan
Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011). h.4 22 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. h.37 23 Paramita Atmodiwirjo and Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang Dan Perabot
Perpustakaan Umum (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009). h.5
b. Di bawah kepemilikan atau kekuasaan pihak pemerintah daerah.
c. Memiliki status hukum yang jelas.
d. Jauh dari lokasi rawan bencana.24
Lokasi perpustakaan adalah letak perpustakaan yang berkaitan
dengan jarak tempat tinggal, tempat bekerja, sekolah, atau kampus
pengguna dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi.
Berikut ini adalah aspek mengenai lokasi perustakaan:
a. Jarak adalah jarak dalam kilometer dari tempat tinggal, tempat
bekerja, sekolah, atau kampus pengguna dengan lokasi
perpustakaan. Menurut Siregar, perpustakaan memiliki jarak ideal ≤ 3
km. Sebuah perpustakaan umum juga hendaknya mudah dijangkau oleh
masyarakat, baik dalam segi keterjangkauan dengan berjalan kaki
maupun menggunakan transportasi umum, jauh dekatnya dari tempat
tinggal, tempat kerja, sekolah atau kampus.25
b. Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjangkau
lokasi perpustakaan dari tempat tinggal, tempat bekerja, sekolah,
atau kampus pengguna. Berkaitan dengan waktu, Siregar menjelaskan
bahwa waktu tempuh ideal maksimal 30 menit. Hal ini juga dipertegas
Koontz yang mengatakan bahwa pernah ada penelitian sebelumnya di
Amerika Serikat dengan waktu tempuh 20-30 menit.26
24 Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum Dan Perpustakaan
Khusus 003:2011. h.11 25 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (Yogyakarta: Andi, 2004). h. 92 26 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah Perkotaan
(Medan: USU Press, 2011). h.86
2. Prasarana
Prasarana secara sederhana berarti alat yang digunakan tidak secara
langsung untuk mencapai sebuah tujuan, misalnya lokasi atau tempat,
sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagaianya. Sedangkan sarana
berarti alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai sebuah tujuan,
misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.27
Prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini ialah prasarana
pendukung lokasi. Prasarana pendukung lokasi adalah seluruh alat yang
mendukung untuk mencapai lokasi perpustakaan yang termasuk dalam
prasarana pendukung lokasi yaitu sebagai berikut:
a. Trayek angkutan umum adalah moda transportasi yang tersedia dari
tempat tinggal, bekerja, sekolah, atau kampus pengguna untuk
menjangkau lokasi perpustakaan.
b. Fasilitas jalan utama adalah jalan yang langsung menuju lokasi dari
tempat tinggal, bekerja, sekolah, kampus pengguna. Jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas. Jalan dapat dikelompokkan berdasarkan spesifikasi penyediaan
prasarana jalan, yaitu jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang,
dan jalan kecil. Spesifikasi jalan bebas hambatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) meliputi pengendalian jalan masuk
secara penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang
27 Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). h.51
milik jalan, dilengkapi dengan median, paling sedikit mempunyai 2 lajur
setiap arah, dan lebar lajur paling sedikit 3,5 m. Spesifikasi jalan raya
yaitu jalan umum untuk lalu lintas secara menerus dengan pengendalian
jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling
sedikit 2 lajur setiap arah, lebar lajur paling sedikit 3,5 m. Spesifikasi
jalan sedang yaitu jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 lajur untuk 2
arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 m. Spesifikasi jalan kecil yaitu
jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 lajur
untuk 2 arah dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 m. 28
c. Kondisi prasarana jalan adalah kualitas prasarana jalan untuk
menjangkau lokasi perpustakaan.
d. Trotoar adalah fasilitas bagi pengguna yang berjalan kaki untuk
menjangkau lokasi perpustakaan. Lebar efektif lajur trotoar berdasarkan
kebutuhan satu orang adalah 60 cm dengan lebar ruang gerak tambahan
15 cm untuk bergerak tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan total
lajur untuk dua orang pejalan kaki bergandengan atau dua orang pejalan
kaki berpapasan tanpa terjadi persinggungan sekurang-kurangnya 150
cm.29
e. Koridor adalah bangunan penghubung dari tempat pemberhentian
kendaraan umum dan pribadi menuju lokasi perpustakaan.
28 “Peraturan Pemerintah RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan,” 2006. 29 Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa Sipil, Perencanaan Teknis Fasilitas
Pejalan Kaki, 02/SE/M/2018 (Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI,
2018). h.6
f. Petunjuk jalan adalah sistem petunjuk yang dapat digunakan untuk
memandu pengguna menuju lokasi perpustakaan.
g. Peta lokasi adalah petunjuk yang dapat memudahkan pengguna untuk
mengetahui lokasi perpustakaan.30
3. Karakteristik Demografi
Karakteristik demografi adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki
oleh pengguna perpustakaan umum seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan, bahasa, suku, agama, kebangsaan, pendapatan, jenis
pekerjaan, gaya hidup dan keterbatasan fisik. Berikut ini
penjelasannya:
a. Umur adalah usia pengguna.
b. Jenis kelamin adalah gender pengguna yang terdiri dari laki-laki
dan perempuan.
c. Pendidikan adalah tingkat pendidikan pengguna yang terdiri dari
tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah
lanjutan tingkat atas, dan perguruan tinggi.
d. Keterbatasan fisik adalah cacat fisik dan keterbatasan fisik
pengguna perpustakaan.
4. Motivasi
Motivasi pengguna adalah dorongan atau keinginan seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat antusiasmenya dalam
30 A. Ridwan Siregar, Perencanaan Lokasi Pepustakaan Umum Spasial Di Wilayah
Pekantoan. h.86
menggunakan perpustakaan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik).
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri
pengguna sangat berperan dalam penggunaan perpustakaan
umum.
b. Motivasi ekstrinsik adalah yang bersumber dari luar diri
pengguna adalah dorongan menggunakan perpustakaan karena
faktor dari luar diri pengguna.31
Motivasi tidak dapat dinilai secara langsung namun harus diukur.
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu sebagai berikut:
a. Tes proyektif, salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah
Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut klien diberikan
gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut.
b. Kuesioner, yaitu dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.
Sebagai contoh adalah EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule).
c. Observasi prilaku, yaitu dengan membuat situasi sehingga klien dapat
memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. 32
5. Spesifikasi Fisik Fasilitas
Fasilitas perpustakaan adalah segala peralatan dan perabotan
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Metode deskriptif
adalah riset yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas
data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa
penelitian berlangsung atau masa sekarang. Metode deskriptif bertujuan untuk
meggambarkan karakter suatu variabel, kelompok gejala sosial yang terjadi di
masyarakat.57 Metode ini untuk menjabarkan persepsi pemustaka terhadap
aksesibilitas DPAD Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
merupakan salah satu model menemukan kebenaran konsep, hubungan konsep-
konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan populasi atau menggunakan
sampel. Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang
berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis
untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut.58
Pendekatan kuantitatif yang dilakukan ialah dengan cara penulis memberikan
kuesioner kepada pemustaka. Dalam penilitan ini, penulis hanya memfokuskan
pada pengunjung DPAD Kota Tangerang Selatan.
57 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011). h.16. 58 Nanang Martono. h.20.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.59 Populasi
diambil dari data rata-rata jumlah pengunjung setiap harinya selama satu bulan
yaitu pada Januari 2020. Perhitungannya adalah 15 pengunjung/hari x 30 = 450
pengunjung/bulan.
Sampel adalah prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri
yang dikehendaki dari suatu populasi.60 Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah Insidential Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan
(insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan
karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.61
Jika populasi melebihi 100 orang, maka sampel dapat diambil 10%-
15% atau 20%-25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti.62 Berdasarkan
teori tersebut, penulis mengambil sampel sesuai kemampuan yaitu 10% dari
jumlah populasi pengunjung tersebut. Maka jumlah sampel pada penelitian ini
adalah 10% x 450 = 45 responden.
59 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: PT. Alfabet,
2016). h.80 60 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013). h.30 61 Suryani and Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam (Jakarta: Prenamedina Group, 2015). h.202 62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). h.120
C. Sumber Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuikan dengan fokus tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan bersumber dari data-data sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diambil secara langsung, tanpa
perantara atau langsung dari sumbernya.63 Data diperoleh melalui
penelitian langsung di lapangan dengan observasi dan penyebaran
angket/kuesioner secara tercetak.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya.64 Data diperoleh melalui tinjauan literatur yang kemudian
diolah.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati objek secara langsung
di lapangan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian kepada suatu objek dengan
menggunakan indera.65 Dalam hal ini penulis datang ke Dinas Perpustakaan
Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang Selatan untuk memperoleh data yang
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Tabulasi
dimaksudkan untuk memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.68
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Data yang telah diperoleh dari
tabulasi dengan menyusunnya ke dalam tabel kemudian dihitung
persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = f/N x 100%
P = Angka Persentase untuk setiap katagori
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden / banyaknya individu.69
Setelah semua data tersebut diperoleh dalam bentuk presentase,
kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Data yang telah
dihitung persentasenya kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
pengskalaan yaitu skala likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert
yang paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
68 Burhan Bungin, Metodelogi Penulisan Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 168. 69 Anas Sudijodo, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997).
h.46
responden terhadap suatu objek. Setiap pilihan jawaban memiliki bobot
yang berbeda, dan seluruh jawaban responden dijumlahkan berdasarkan
bobotnya sehingga menghasilkan suatu skor tunggal mengenai suatu topik
tertentu.70 Pada penelitian ini menggunakan skala 1 sampai 4 dengan rincian
sebagai berikut:
1. Sangat Setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak Setuju 2
4. Sangat Tidak Setuju 1
Setelah itu, untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu
objek maka dicari skor rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
X = [(S4xF)+(S3xF)+(S2xF)+(S1xF)]
N
Keterangan:
X : Rata-rata
(S4-S1): Skor pada skala 1 sampai 4
F : Frekuensi jawaban suatu skala
N : Jumlah sampel
Skala di atas merupakan skala ordinal dimana terdapat keterbatasan
dalam menganalisa. Penulis mengubah skala ordinal dengan menggunakan
skala interval untuk memperluas hasil analisa. Skala interval adalah skala
70 Husaini Usman and Purnomo Setiadi Akbar, Metedologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008). h.56
variabel yang dimaksudkan untuk membedakan, mempunyai tingkatan dan
jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori yang lain dalam satu
variabel atau objek yang diukur.71 Dengan skala interval ini dapat diketahui
apakah perilaku responden sangat positif, positif, negatif, dan sangat
negatif. Untuk mengukur jarak interval digunakan rumus berikut:72
Interval = a (m-n)
b
Keterangan:
a : Jumlah atribut
m : Skor tertinggi
n : Skor terendah
b : Jumlah skala penilaian yang dibentuk
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor
terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, maka skala interval dapat
dihitung sebagai berikut:
Interval = 1 (4-1)
4
= 0,75
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui skala interval atau jarak
setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut:
1. Sangat positif 3,28 – 4,03
2. Positif 2,52 – 3,27
71 Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku (Jakarta: Bumi Aksara,
Uji validitas merupakan sebuah pengujian terhadap angket agar
dapat diketahui valid atau tidaknya angket tersebut untuk suatu
penelitian agar dapat tercapainya tujuan penelitian.73
Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan cara
menyebar angket kepada 30 responden untuk mengetahui kevalidan
dari masing-masing pernyataan. Suatu pernyataan dinyatakan valid jika
nilai r hitung > r tabel. Untuk batasan r tabel dengan n = 30 maka
didapat r tabel sebesar 0,361. Artinya jika nilai korelasi lebih dari
batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid, dan
sebaliknya jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item tersebut
dianggap tidak valid.74 Untuk menguji validitas pada instrumen penulis
menggunakan bantuan dari program IBM SPSS V23. Berikut adalah
hasil uji validitas dari 30 responden:
Tabel 3. 1 Hasil Uji Validitas
No.
Pernyataan Nilai korelasi Nilai r Keterangan
1 0,644 0,361 Valid
2 0,761 0,361 Valid
3 0,663 0,361 Valid
73 Duwi Priyanto, SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis (Yogyakarta: Andi, 2014). h.51 74 Duwi Priyanto, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan
SPSS Dan Tanya Jawab Ujian Pendadara (Yogyakarta: Gava Media, 2010). h.21
4 0,711 0,361 Valid
5 0,668 0,361 Valid
6 0,619 0,361 Valid
7 0,590 0,361 Valid
8 0,610 0,361 Valid
9 0,717 0,361 Valid
10 0,382 0,361 Valid
11 0,492 0,361 Valid
12 0,690 0,361 Valid
13 0,417 0,361 Valid
14 0,512 0,361 Valid
15 0,458 0,361 Valid
16 0,685 0,361 Valid
17 0,590 0,361 Valid
18 0,683 0,361 Valid
19 0,582 0,361 Valid
20 0,717 0,361 Valid
2. Uji Reliabilitas
Uji Realiabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran akan tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
ukur yang sama pula.75 Berikut ini adalah kriteria hasil uji reliabilitas
dengan teknik Cronbach’s Alpha:
Cronbach’s alpha ≤ 0,39 : reliabilitas rendah
Cronbach’s alpha 0,4 – 0,59 : reliabilitas sedang
Cronbach’s alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas tinggi
Cronbach’s alpha 0,8 – 1 : reliabilitas sangat tinggi76
75 Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan